4. ANALISA DATA 4.1. Gambaran Umum Proyek 4.1.1. Data ... · 4. ANALISA DATA 4.1. Gambaran Umum...

25
26 Universitas Kristen Petra 4. ANALISA DATA 4.1. Gambaran Umum Proyek Gedung yang saat ini telah selesai dibangun bukan merupakan hasil kerja beberapa orang tetapi merupakan hasil kerja sama dari banyak pihak. Berikut ini adalah sedikit mengenai data-data yang ada dalam pembangunan apartemen yang saat ini menjadi Apartemen Puncak Permai. 4.1.1. Data Utama Proyek Nama Proyek : Apartemen Puncak Permai Alamat Proyek : Jl. Darmo Permai 3 No.62, Surabaya Pemilik Proyek : PT. Surya Bumimegah Sejahtera Manajemen Konstruksi : CV. Manajemen Konstruksi Utama Arsitek : PT. Megatika International Konsultan Struktur : PT. Wijaya Karya Gedung Kontraktor Pancang : PT. Tenno Tract Indonesia Kontraktor Pelaksana : PT. Wijaya Karya Gedung Project Manager MK : Ir. Atria Meyko Lakhsono Jumlah Lantai (untuk satu Tower): 21 lantai (19 tingkat) + 1 lantai atap Luas Tanah : ± 3.9 ha Jenis Struktur : Portal Beton Bertulang + shearwall Jenis Pondasi : Tiang pancang (40x40cm) & (35x35cm) Jenis Atap : Pelat dak beton 4.1.2. Pihak-pihak Yang Terlibat Sub Con Plumbing : PT. Wijaya Karya Gedung Sub Con Electrical : PT. Wijaya Karya Gedung Supplier Besi beton : PT. Ispat Indo Supplier Tiang Pancang : PT. Beton Prima Indoneisa Supplier Readymix : PT. Beton Indotama Surya PT. Holcim

Transcript of 4. ANALISA DATA 4.1. Gambaran Umum Proyek 4.1.1. Data ... · 4. ANALISA DATA 4.1. Gambaran Umum...

Page 1: 4. ANALISA DATA 4.1. Gambaran Umum Proyek 4.1.1. Data ... · 4. ANALISA DATA 4.1. Gambaran Umum Proyek Gedung yang saat ini telah selesai dibangun bukan merupakan hasil kerja beberapa

26 Universitas Kristen Petra

4. ANALISA DATA

4.1. Gambaran Umum Proyek

Gedung yang saat ini telah selesai dibangun bukan merupakan hasil kerja

beberapa orang tetapi merupakan hasil kerja sama dari banyak pihak. Berikut ini

adalah sedikit mengenai data-data yang ada dalam pembangunan apartemen yang

saat ini menjadi Apartemen Puncak Permai.

4.1.1. Data Utama Proyek

Nama Proyek : Apartemen Puncak Permai

Alamat Proyek : Jl. Darmo Permai 3 No.62, Surabaya

Pemilik Proyek : PT. Surya Bumimegah Sejahtera

Manajemen Konstruksi : CV. Manajemen Konstruksi Utama

Arsitek : PT. Megatika International

Konsultan Struktur : PT. Wijaya Karya Gedung

Kontraktor Pancang : PT. Tenno Tract Indonesia

Kontraktor Pelaksana : PT. Wijaya Karya Gedung

Project Manager MK : Ir. Atria Meyko Lakhsono

Jumlah Lantai (untuk satu Tower): 21 lantai (19 tingkat) + 1 lantai atap

Luas Tanah : ± 3.9 ha

Jenis Struktur : Portal Beton Bertulang + shearwall

Jenis Pondasi : Tiang pancang (40x40cm) & (35x35cm)

Jenis Atap : Pelat dak beton

4.1.2. Pihak-pihak Yang Terlibat

Sub Con Plumbing : PT. Wijaya Karya Gedung

Sub Con Electrical : PT. Wijaya Karya Gedung

Supplier Besi beton : PT. Ispat Indo

Supplier Tiang Pancang : PT. Beton Prima Indoneisa

Supplier Readymix : PT. Beton Indotama Surya

PT. Holcim

Page 2: 4. ANALISA DATA 4.1. Gambaran Umum Proyek 4.1.1. Data ... · 4. ANALISA DATA 4.1. Gambaran Umum Proyek Gedung yang saat ini telah selesai dibangun bukan merupakan hasil kerja beberapa

27 Universitas Kristen Petra

4.2. Proses Change Order

Pada Gambar 4.1 tampak proses suatu perubahan sampai menghasilkan

Site Instruction, dimana pada Gambar 4.1 garis biasa menandakan suatu proses

dari setiap tahap, garis putus-putus menandakan pihak yang berwenang

mengeluarkan tiap dokumen tersebut.

Proses terjadinya site instruction pada proyek konstruksi apartemen

dimulai dengan adanya suatu pekerjaan yang perlu dirubah atau ditambah atau

dikurang dari gambar rencana yang dikeluarkan oleh kontraktor. Perubahan

tersebut diinstruksikan melalui memo lapangan yang dikeluarkan oleh pengawas

lapangan, kemudian berdasarkan memo lapangan tersebut kontraktor

melaksanakan perubahan sesuai yang diinstruksikan. Atas dasar memo lapangan

yang sudah dikeluarkan oleh pengawas lapangan maka site instruction dapat

dikeluarkan oleh Manajer Proyek untuk dasar dari penagihan. Sebelum proses

pembayaran dari pekerjaan perubahan tersebut, diadakan perhitungan atas

pekerjaan tambah/kurang melalui variation order, dimana proses perhitungan

tersebut dibuat oleh pihak kontraktor. Setelah itu, kontraktor melakukan verifikasi

dengan mengajukan variation order, gambar, dan detail volume untuk diajukan ke

owner. Lalu dilanjutkan dengan proses klarifikasi dimana berkas-berkas yang

berasal dari verifikasi diperiksa apakah sudah lengkap atau belum. Jika berkas-

berkasnya dirasa tidak lengkap, maka akan dikembalikan kembali ke pihak

kontraktor. Di samping itu, proses klarifikasi juga dapat berupa persetujuan atau

tidak mengenai pengajuan variation order, yang dihadiri oleh pihak MK dan

owner. Jika variation order yang diajukan disetujui, maka dilakukan proses

perhitungan bersama antara MK dan owner. Setelah dirasa sudah sesuai dan

memenuhi, maka pembayaran atas perubahan pekerjaan tersebut dapat dilakukan.

Proses dari change order pada proyek apartemen ini terdapat perbedaan

dengan proses change order yang terdapat pada literature (Gambar 2.2).

Perbedaan yang paling tampak adalah pengerjaan sesuatu perubahan, pada

literatur pengerjaan suatu perubahan dilakukan setelah dokumen change order

keluar yang ditandatangani oleh semua pihak dan perhitungan cost yang

ditimbulkan adanya perubahannya pun sudah pasti, sedangkan pada proses change

order pada proyek apartemen ini, pengerjaan suatu perubahan dilaksanakan

Page 3: 4. ANALISA DATA 4.1. Gambaran Umum Proyek 4.1.1. Data ... · 4. ANALISA DATA 4.1. Gambaran Umum Proyek Gedung yang saat ini telah selesai dibangun bukan merupakan hasil kerja beberapa

28 Universitas Kristen Petra

berdasarkan memo lapangan saja, sedangkan site instruction hanya dipakai

sebagai dasar dari penagihan pekerjaan tambah/kurang melalui variation order

yang telah terlebih dahulu dihitung oleh bagian kontraktor. Proses dari change

order pada proyek apartemen ini memiliki resiko dan juga memiliki keunggulan.

Gambar 4.1. Proses dari Change Order.

Risiko paling ekstrim yang dapat ditimbulkan pada proses ini adalah jika

suatu pekerjaan yang telah dikerjakan oleh kontraktor dianggap bukan pekerjaan

Gambar For

Construction

Perubahan Memo

Lapangan

Site Instruction Owner

Payment

Approval

Verifikasi /

Klasifikasi

Variation order

Pengawas

Lapangan

Kontraktor

Project

Manager

Owner

Kontraktor

Konsultan

Page 4: 4. ANALISA DATA 4.1. Gambaran Umum Proyek 4.1.1. Data ... · 4. ANALISA DATA 4.1. Gambaran Umum Proyek Gedung yang saat ini telah selesai dibangun bukan merupakan hasil kerja beberapa

29 Universitas Kristen Petra

yang membutuhkan tambahan cost sedangkan menurut kontraktor pekerjaan

tersebut membutuhkan cost tambahan maka dapat menimbulkan dispute antara

beberapa pihak, sedangkan keunggulan yang didapat dengan cara ini adalah jika

terjadi suatu perubahan maka perubahan tersebut akan dapat dikerjakan dengan

cepat sehingga efek keterlambatan yang ditimbulkan akibat perubahan tersebut

dapat diminimalkan.

4.3. Analisa Data Change Order

Analisa data change order secara umum dapat dibagi menjadi dua bagian

utama yaitu: frekuensi change order yang terjadi dari tiga jenis pekerjaan

(struktur, finishing, dan MEP), dan faktor-faktor penyebab change order. Pada

setiap bagian akan dilakukan analisa dengan bantuan program Microsoft Excel

yaitu frekuensi dan persentase.

Dari Tabel 4.1 dapat dilihat bahwa ada beberapa dokumen change order

yang tidak disetujui atau dibatalkan oleh owner. Hal ini karena ada beberapa

perubahan yang dianggap oleh owner tidak termasuk change order karena

merupakan tanggung jawab pihak kontraktor sebagai pihak perencana dan

pembangun karena kontrak proyek antara owner dengan kontraktor adalah Design

And Build. Terdapat beberapa perubahan yang tetap dikerjakan tetapi tidak

dimasukan ke dalam change order karena pihak owner sendiri yang mengerjakan

pekerjaan tersebut seperti pada pekerjaan tambah variation order nomer 13

tentang “Pekerjaan Pintu Cerobong Sampah”.

4.3.1. Pengolahan Data

Sebanyak 20 dokumen variation order yang telah disetujui oleh owner,

penelitian dilanjutkan dengan mengolah data item pekerjaan yang terdapat dalam

dokumen variation order. Item pekerjaan dikelompokkan dalam 3 kategori yakni

pekerjaan struktur, pekerjaan finishing, dan pekerjaan mechanical, electrical

plumbing atau MEP.

Page 5: 4. ANALISA DATA 4.1. Gambaran Umum Proyek 4.1.1. Data ... · 4. ANALISA DATA 4.1. Gambaran Umum Proyek Gedung yang saat ini telah selesai dibangun bukan merupakan hasil kerja beberapa

30 Universitas Kristen Petra

Tabel 4.1. Dokumen-dokumen Variation Order

NO Tanggal KETERANGAN

1 VO 01 Pekerjaan Perubahan 20 Unit 05-Oct-09 disetujui

2 VO 02 Perubahan Pintu P7 05-Oct-09 disetujui

3 VO 05 Pekerjaan Rise Floor 25-Mar-10tidak disetujui

(bukan VO)

4 VO 06 Pekerjaan Perubahan Kolam Renang 25-Mar-10 disetujui

5 VO 02a Pekerjaan Kurang 20 Unit 19-Apr-10 disetujui

6 VO 08 Pekerjaan Kurang Closet SBO 19-Apr-10 disetujui

7 VO 08a Pekerjaan Kurang Pintu Kebakaran 19-Apr-10

by owner,

dibatalkan, tetap

dikerjakan

8 VO 07 Pekerjaan Pintu Dan Jendela 25-Apr-10 disetujui

9 VO 09 Pekerjaan Cerobong Sampah 25-Apr-10 disetujui

10 VO 10 Pekerjaan Perubahan Kolam Renang Anak 17-Jun-10 disetujui

11 VO 11 Pekerjaan Perubahan Kolam Renang Keramik 13-Jul-10tidak disetujui

(bukan VO)

12 VO 12 Pekerjaan Perubahan Warna Cat Luar 22-Jun-10 disetujui

13 VO 13 Pekerjaan Pintu Cerobong Sampah 24-Jun-10dibatalkan,

dikerjaan owner

14 VO 14 Pekerjaan Perubahan 20 Unit 30-Jun-10 disetujui

15 11-Aug-10 disetujui

16 VO 015 Pekerjaan Tambah Pagar Kolam Renang 19-Aug-10tidak disetujui

(bukan VO)

17 27-Dec-10 disetujui

18 27-Dec-10 disetujui

19 27-Dec-10 disetujui

20 27-Dec-10tidak disetujui

(bukan VO)

21 27-Dec-10tidak disetujui

(bukan VO)

22 27-Dec-10tidak disetujui

(bukan VO)

23 27-Dec-10 disetujui

24 29-Dec-10 disetujui

25 07-Feb-11 disetujui

26 01-Oct-11 disetujui

27 10-Oct-11 disetujui

28 10-Oct-11 disetujui

URAIAN

Pekerjaan Tambah Kurang VO Nomor Hunian

Pekerjaan Prov Sum Pagar Halaman

Pekerjaan Tambah Precast Pengganti GRC Atap

Pekerjaan Tambah Dinding Jamblift

Prov Sum Boesam Dan Saluran Eksternal

Pekerjaan Cubical Toilet Lantai Dasar

Pekerjaan Tambah Kantor BM

Pekerjaan Urinal Toilet lt. dasar

Pekerjaan Plafond Gyptile lt.2

Pekerjaan Plafond Balkon hunian

Pekerjaan Pintu Besi

Pekerjaan Pintu Floor Hinges PJ 1 Lantai Dasar

Pekerjaan R. Bilas Kolam Renang

Page 6: 4. ANALISA DATA 4.1. Gambaran Umum Proyek 4.1.1. Data ... · 4. ANALISA DATA 4.1. Gambaran Umum Proyek Gedung yang saat ini telah selesai dibangun bukan merupakan hasil kerja beberapa

31 Universitas Kristen Petra

4.3.1.1. Pengolahan Data Pekerjaan Struktural

Di dalam dokumen variation order terdapat perubahan pekerjaan

struktural akibat adanya change order, sebagai contoh adalah pekerjaan kurang

variation order nomor 02a. Di dalam dokumen tersebut disebutkan adanya

perubahan 9 unit ruko menjadi 20 unit hunian pada lantai 2 oleh permintaan

owner, hal ini karena owner menghendaki lantai 2 yang semula didesain sebagai

tempat untuk pertokoan dirubah menjadi unit hunian untuk dijual kepada calon

penghuni apartemen. Berikut ini adalah rincian pekerjaan struktural dalam

variation order nomor 02a.

Gambar 4.2. Pekerjaan Struktur dari Variation Order nomor 02a.

Dari Gambar 4.2 dapat dilihat bahwa terdapat 4 kelompok pekerjaan

struktur yaitu Pekerjaan Struktur Tie Beam, Pekerjaan Struktur Tangga lantai

Dasar, Pekerjaan Struktur Balok lantai 2, dan Pekerjaan Struktur Plat lantai 2,

masing-masing memiliki 3 sub-pekerjaan yaitu beton, bekisting dan besi.

Setiap detail pekerjaan di dalam kolom “Lama” menunjukkan volume

awal sebelum adanya perubahan sedangkan kolom “Baru” menunjukkan volume

pekerjaan yang telah dirubah. Misalnya pada pekerjaan beton tie beam terlihat

bahwa volume beton berubah dari 0.61m3 menjadi tidak ada, karena itu perubahan

tersebut termasuk pekerjaan kurang dan dihitung menjadi 1 change order.

Page 7: 4. ANALISA DATA 4.1. Gambaran Umum Proyek 4.1.1. Data ... · 4. ANALISA DATA 4.1. Gambaran Umum Proyek Gedung yang saat ini telah selesai dibangun bukan merupakan hasil kerja beberapa

32 Universitas Kristen Petra

Sehingga dari Gambar 4.2 dapat dihitung bahwa terjadi 12 change order dalam

bidang struktur. Dengan cara pengolahan data seperti yang telah dijelaskan di

atas, ternyata terjadi 94 change order pekerjaan struktur dari seluruh dokumen

variation order.

Sebanyak 43 change order pekerjaan struktur terjadi pada dokumen

variation order tanggal 10 oktober 2011 tentang Pekerjaan Prov Sum Pagar

Halaman. Hal ini terjadi karena pada saat awal kontrak, owner belum memberikan

desain pagar halaman ke kontraktor. Kemudian owner menghimbau kepada

kontraktor untuk menganggarkan dana terlebih dahulu sambil menunggu desain

dari owner selesai. Sehingga seluruh pekerjaan pagar halaman mulai pondasi

sampai dinding kolom dimasukan ke dalam pekerjaan prov sum.

Gambar 4.3. Detail Pagar Halaman Sebelah Utara.

Page 8: 4. ANALISA DATA 4.1. Gambaran Umum Proyek 4.1.1. Data ... · 4. ANALISA DATA 4.1. Gambaran Umum Proyek Gedung yang saat ini telah selesai dibangun bukan merupakan hasil kerja beberapa

33 Universitas Kristen Petra

Gambar 4.4. Detail Pagar Halaman Sebelah Barat.

Gambar 4.5. Detail Pagar Halaman Sebelah Timur.

Page 9: 4. ANALISA DATA 4.1. Gambaran Umum Proyek 4.1.1. Data ... · 4. ANALISA DATA 4.1. Gambaran Umum Proyek Gedung yang saat ini telah selesai dibangun bukan merupakan hasil kerja beberapa

34 Universitas Kristen Petra

Setelah gambar detail pagar halaman telah selesai didesain (Gambar 4.3,

4.4, dan 4.5), owner memberikan gambar detail tersebut untuk dikerjakan oleh

kontraktor. Pihak kontraktor kemudian mengklaim pekerjaan tersebut sebagai

pekerjaan tambah, karena dana yang telah dianggarkan belum tentu mencukupi

atau mungkin terlalu berlebih. Karena itu change order pekerjaan struktur pada

dokumen variation order ini sangat banyak.

4.3.1.2. Pengolahan Data Pekerjaan Finishing

Berikutnya penelitian dilanjutkan dengan menganalisis dokumen-

dokumen change order yang termasuk pekerjaan finishing atau pekerjaan

arsitektur. Setiap perubahan yang berkaitan dengan penampakan ruangan/gedung

atau komponen yang tidak berfungsi sebagai penahan gedung tetapi ditujukan

untuk estetika dan keindahan misalnya partisi dinding, cat, keramik, dst, termasuk

pekerjaan finishing.

Sebagai contoh adalah variation order nomor 02, variation order ini

berisi tentang detail perubahan finishing atau arsitektur dari 9 unit ruko menjadi

20 unit hunian pada lantai 2. Detail dari pekerjaan finishing di dalam dokumen

variation order nomor 02 dapat dilihat pada Gambar 4.6 dan Gambar 4.7.

Gambar 4.6 dan Gambar 4.7 menunjukkan rincian dari adanya pekerjaan

finishing akibat change order yakni pekerjaan pasangan dinding, pekerjaan

pelapis dinding, pekerjaan plafon, pekerjaan pelapis lantai, dan pekerjaan pintu

dan jendela, berikut dengan sub-pekerjaannya. Sedangkan pekerjaan sanitair

(Gambar 4.4) dan pekerjaan facade tidak termasuk ke dalam pekerjaan finishing

sehingga di dalam variation order nomor 02 terdapat 39 change order pekerjaan

finishing.

Change order pekerjaan finishing paling banyak terjadi pada Pekerjaan

Prov Sum Pagar Halaman (Gambar 4.3) dengan jumlah 124 change order. Seperti

pada change order pekerjaan struktur (4.3.1.1), banyaknya change order

pekerjaan finishing pada pekerjaan ini disebabkan oleh tidak adanya desain pagar

halaman di awal kontrak. Hal ini mengakibatkan semua pekerjaan finishing

termasuk dalam pekerjaan tambah. Total change order pekerjaan finishing adalah

286 change order.

Page 10: 4. ANALISA DATA 4.1. Gambaran Umum Proyek 4.1.1. Data ... · 4. ANALISA DATA 4.1. Gambaran Umum Proyek Gedung yang saat ini telah selesai dibangun bukan merupakan hasil kerja beberapa

35 Universitas Kristen Petra

Gambar 4.6. Pekerjaan Finishing dari Variation Order nomor 02 hal 1.

Gambar 4.7. Pekerjaan Finishing dari Variation Order nomor 02 hal 2.

Page 11: 4. ANALISA DATA 4.1. Gambaran Umum Proyek 4.1.1. Data ... · 4. ANALISA DATA 4.1. Gambaran Umum Proyek Gedung yang saat ini telah selesai dibangun bukan merupakan hasil kerja beberapa

36 Universitas Kristen Petra

4.3.1.3. Pengolahan Data Pekerjaan Mechanical, Electrical, Plumbing (MEP)

Pekerjaan sanitair seperti pada Gambar 4.7 termasuk dalam change order

pekerjaan MEP, karena dalam satu variation order mungkin saja terdapat

perubahan dalam pekerjaan struktur, finishing, dan MEP. Karena itu peneliti juga

mengolah perubahan yang berkaitan dalam bidang kelistrikan, keairan, dan

mekanika.

Di dalam dokumen variation order nomor 14 terdapat perubahan yang

mencakup bidang mechanical, electrical, plumbing. Adapun detail perubahan

pekerjaan MEP dalam variation order nomor 14 adalah sebagai berikut.

Di dalam dokumen variation order nomor 14 terdapat 3 kelompok

pekerjaan pokok yakni Electrical, Electronic, dan Plumbing beserta dengan sub-

pekerjaannya. Sehingga dari dokumen variation order nomer 14 ini terdapat 65

change order pekerjaan MEP.

Change order dari pekerjaan ini adalah change order pekerjaan MEP

yang paling banyak dari total 123 change order pekerjaan MEP di seluruh proyek.

Gambar 4.8. Pekerjaan MEP dari Variation Order nomor 14 hal 1.

Page 12: 4. ANALISA DATA 4.1. Gambaran Umum Proyek 4.1.1. Data ... · 4. ANALISA DATA 4.1. Gambaran Umum Proyek Gedung yang saat ini telah selesai dibangun bukan merupakan hasil kerja beberapa

37 Universitas Kristen Petra

Gambar 4.9. Pekerjaan MEP dari Variation Order nomor 14 hal 2.

4.3.2. Rekapitulasi Data

Dari semua dokumen variation order yang telah didapatkan (Tabel 4.1),

dilakukan pengolahan data yang telah dibahas pada bagian sebelumnya. Setiap

dokumen variation order dihitung berdasarkan frekuensi change order yang

terjadi pada ketiga jenis pekerjaan.

Peneliti berhasil mendapatkan 503 data jumlah change order pada

pembangunan salah satu apartemen di Surabaya yang terdiri dari 94 data yang

berhubungan dengan struktur bangunan, 285 data yang berhubungan dengan

finishing bangunan, dan 123 data yang berhubungan dengan MEP (Mechanical,

Electrical, Plumbing) (Tabel 4.2).

Jumlah perubahan pekerjaan pada bagian finishing mendominasi separuh

lebih dari total keseluruhan data, jika dibandingkan dengan jumlah pada bagian

struktur dan jumlah bagian MEP (Gambar 4.10). Hal ini terjadi dikarenakan

hampir semua change order yang diajukan, terdapat detail pekerjaan finishing

yang juga harus dikerjakan. Selain itu juga sebagian besar perubahan diajukan

sendiri oleh owner sehingga pekerjaan di bagian finishing lebih kompleks jika

Page 13: 4. ANALISA DATA 4.1. Gambaran Umum Proyek 4.1.1. Data ... · 4. ANALISA DATA 4.1. Gambaran Umum Proyek Gedung yang saat ini telah selesai dibangun bukan merupakan hasil kerja beberapa

38 Universitas Kristen Petra

dibandingkan dengan bagian struktur. Setiap item pada finishing harus dijelaskan

secara terperinci sampai pada hal-hal yang terkecil sekalipun. Selain itu bagian

finishing adalah bagian yang tampak oleh mata dan lebih dekat dengan pengguna

bangunan sehingga apa saja yang menjadi perlengkapan di dalamnya disesuaikan

dengan kebutuhan pengguna bangunan tersebut. Sedangkan untuk jenis pekerjaan

MEP menduduki peringkat kedua dengan persentase 24,45%. Dan untuk

peringkat ketiga diduduki oleh jenis pekerjaan struktur dengan persentase 18,69%.

Tabel 4.2. Jumlah Change Order Menurut Jenis Pekerjaannya.

Jenis Pekerjaan Jumlah Change Order Persentase Change Order

Struktur 94 18,69%

Finishing 286 56,86%

MEP 123 24,45%

TOTAL 503 100%

Gambar 4.10. Persentase Perbandingan Jumlah Change Order Antara Bagian

Struktur, Finishing, dan MEP.

18.69

56.86

24.45

Struktur

Finishing

MEP

Page 14: 4. ANALISA DATA 4.1. Gambaran Umum Proyek 4.1.1. Data ... · 4. ANALISA DATA 4.1. Gambaran Umum Proyek Gedung yang saat ini telah selesai dibangun bukan merupakan hasil kerja beberapa

39 Universitas Kristen Petra

4.3.3. Item-Item Sub-Pekerjaan Akibat Change Order

4.3.3.1. Item-Item Sub-Pekerjaan Struktur Akibat Change Order

Selain change order, peneliti juga mendapatkan rincian item pekerjaan

yang mengalami perubahan dari dokumen variation order. Berikut ini adalah

rincian item-item sub-pekerjaan struktur dari semua change order yang terjadi.

Gambar 4.11. Persentase Perbandingan Jumlah Sub-Pekerjaan Struktur Akibat

Change Order.

Dari Gambar 4.11. dapat dilihat bahwa sub-pekerjaan pondasi terjadi

paling banyak akibat adanya change order. Yang dimaksud dengan sub-pekerjaan

pondasi adalah semua pekerjaan yang berhubungan dengan konstruksi pondasi,

misalnya pekerjaan galian tanah, bekisting pondasi, cor balok sloof dan

sebagainya. Banyaknya sub-pekerjaan pondasi ini mungkin terjadi karena pada

dokumen variation order tanggal 10 Oktober 2011 tentang Pekerjaan Prov Sum

Pagar Halaman, terdapat banyak pekerjaan tambah untuk pondasi pagar halaman

tersebut.

4.3.3.2. Item-Item Sub-Pekerjaan Finishing Akibat Change Order

Change order pekerjaan finishing terjadi paling banyak (56,86%) dari

jenis pekerjaan struktur ataupun finishing. Berikut ini adalah rincian dari sub-

pekerjaan finishing yang terjadi akibat change order.

Page 15: 4. ANALISA DATA 4.1. Gambaran Umum Proyek 4.1.1. Data ... · 4. ANALISA DATA 4.1. Gambaran Umum Proyek Gedung yang saat ini telah selesai dibangun bukan merupakan hasil kerja beberapa

40 Universitas Kristen Petra

Gambar 4.12. Persentase Perbandingan Jumlah Sub-Pekerjaan Finishing Akibat

Change Order.

Sebesar 40% dari total 286 item change order pekerjaan finishing terjadi

pada pekerjaan dinding. Hal ini disebabkan karena banyaknya permintaan owner

untuk mengubah partisi dinding atau untuk menghilangkan dinding antara 2 unit

untuk dijadikan satu. Selain itu, akibat adanya perubahan dari 9 unit ruko menjadi

20 unit hunian (VO tanggal 5 Oktober 2009), juga mengakibatkan banyaknya

pekerjaan dinding yang terjadi pada proyek ini.

Pekerjaan pintu jendela, pekerjaan cat, dan pekerjaan plesteran dan acian

terjadi dalam jumlah yang relatif sama yaitu sebesar 14%, 14%, dan 13%. Hal ini

disebabkan karena ketiga pekerjaan tersebut muncul akibat adanya pekerjaan

dinding dan hampir pada waktu yang sama. Misalnya terdapat pekerjaan tambah

dinding partisi, pada dinding partisi ini dapat muncul pekerjaan pintu jendela

karena didesain pintu atau jendela. Kemudian dinding tersebut biasanya

memerlukan adanya acian atau plesteran agar hasilnya bagus, lalu untuk

menunjang estetika keindahan, dilakukan pengecatan agar dinding tersebut

memiliki warna yang indah.

Namun karena tidak semua pekerjaan dinding adalah pekerjaan tambah

maka ketiga pekerjaan ini tidak sebanyak persentase pekerjaan dinding.

Page 16: 4. ANALISA DATA 4.1. Gambaran Umum Proyek 4.1.1. Data ... · 4. ANALISA DATA 4.1. Gambaran Umum Proyek Gedung yang saat ini telah selesai dibangun bukan merupakan hasil kerja beberapa

41 Universitas Kristen Petra

4.3.3.3. Item-Item Sub-Pekerjaan MEP Akibat Change Order

Change order juga banyak terjadi pada pekerjaan MEP, karena itu

peneliti juga mempelajari sub-pekerjaan MEP yang terjadi akibat adanya change

order. Ditemukan sebanyak 71% terjadi pada pekerjaan plumbing. Pekerjaan

plumbing meliputi semua pekerjaan yang berhubungan dengan aliran air, misalnya

instalasi pipa, pekerjaan sanitair, instalasi saluran pemadam kebakaran dan

saluran air. karena itu sub-pekerjaan plumbing terjadi paling banyak daripada

pekerjaan elektrikal ataupun mekanikal. Berikut ini adalah pie chart perbandingan

jumlah sub pekerjaan MEP akibat terjadinya change order.

Gambar 4.13. Persentase Perbandingan Jumlah Sub-Pekerjaan MEP Akibat

Change Order.

4.4. Analisa Mengenai Penyebab Change Order

Analisa data mengenai penyebab change order dibagi menjadi empat

yaitu :

4.4.1. Penyebab Change Order Pada Ketiga Jenis Pekerjaan.

4.4.2. Penyebab Change Order Pada Jenis Pekerjaan Struktur.

4.4.3. Penyebab Change Order Pada Jenis Pekerjaan Finishing.

Page 17: 4. ANALISA DATA 4.1. Gambaran Umum Proyek 4.1.1. Data ... · 4. ANALISA DATA 4.1. Gambaran Umum Proyek Gedung yang saat ini telah selesai dibangun bukan merupakan hasil kerja beberapa

42 Universitas Kristen Petra

4.4.4. Penyebab Change Order Pada Jenis Pekerjaan MEP(Mechanical,Electrical,

Plumbing).

Untuk dapat meminimalkan adanya change order pada proyek konstruksi

maka perlu untuk mengetahui penyebab-penyebab apa saja yang paling sering

memunculkan change order. Jika penyebab-penyebab utama tersebut sudah

diketahui, maka pada proyek konstruksi selanjutnya akan menjadi lebih mudah

mencari solusi untuk mengatasi penyebab-penyebab utama tersebut sehingga

change order pada proyek konstruksi dapat lebih diminimalkan. Berikut adalah

hasil rekapitulasi dari penyebab-penyebab change order seperti yang terlihat pada

Tabel 4.3.

Tabel 4.3. Rekapitulasi Penyebab Change Order

No

Penyebab-Penyebab Change

Order Struktur MEP Finishing TOTAL

1 Perubahan desain 10 30 68 108

2 Penambahan scope pekerjaan 64 107 221 392

3 Pengurangan scope pekerjaan 12 23 21 56

4 Kesalahan desain 9 - 3 12

TOTAL 95 160 313 568

4.4.1. Penyebab Change Order Pada Ketiga Jenis Pekerjaan

Tampak pada Tabel 4.4 dan Gambar 4.14 adalah penggabungan dari

ketiga jenis pekerjaan yang terjadi pada proyek konstruksi apartemen, dimana

pada setiap faktor penyebab merupakan hasil penjumlahan dari jenis pekerjaan

struktur, finishing dan MEP agar didapat nilai tengah dari ketiga jenis pekerjaan

ini.

Tabel 4.4. Penyebab Change Order Pada Ketiga Jenis Pekerjaan.

No Penyebab-Penyebab Change Order Jumlah Persentase

1 Perubahan desain 108 19,01

2 Penambahan scope pekerjaan 392 69,01

3 Pengurangan scope pekerjaan 56 9,86

4 Kesalahan desain 12 2,12

TOTAL 568 100

Hasil yang terdapat pada Tabel 4.4 dan Gambar 4.14 menunjukkan

bahwa kemunculan change order pada semua jenis pekerjaan yang terjadi pada

Page 18: 4. ANALISA DATA 4.1. Gambaran Umum Proyek 4.1.1. Data ... · 4. ANALISA DATA 4.1. Gambaran Umum Proyek Gedung yang saat ini telah selesai dibangun bukan merupakan hasil kerja beberapa

43 Universitas Kristen Petra

proyek konstruksi apartemen paling dipengaruhi oleh adanya “Penambahan scope

pekerjaan” dengan persentase sebesar 69,01%, kemudian disusul dengan adanya

“Perubahan desain” sebesar 19,01%.

Gambar 4.14. Grafik Penyebab Change Order Pada Ketiga Jenis Pekerjaan.

Menurut interview yang dilakukan peneliti terhadap salah satu pihak

yang terlibat di dalam pembangunan proyek apartemen ini, bahwa dari

keseluruhan proyek, penyebab umum dari munculnya change order adalah

permintaan dari pihak owner sendiri. Hal ini mungkin dikarenakan owner

berperan sendiri dalam desain awal berupa gambar layout dan gambar tampak,

yang selanjutnya diserahkan pada pihak kontraktor untuk mengembangkan

perencanaannya. Jadi dalam proyek ini tidak ada pihak konsultan. Sehingga

apapun yang berhubungan dengan desain dan pelaksanaan proyek, semua

dilaksanakan sepenuhnya oleh pihak kontraktor. Dan ini yang mungkin

menyebabkan banyak sekali permintaan owner untuk menambahkan, mengurangi

pekerjaan, dan juga perubahan desain baik dari segi material maupun dari segi

bentuk. Selain itu juga dapat dipengaruhi kesalahan desain perencanaan yang

tidak sesuai dengan desain awal.

19.01

69.01

9.86

2.12

Perubahan desain

Penambahan scope

pekerjaan

Pengurangan scope

pekerjaan

Kesalahan desain

Page 19: 4. ANALISA DATA 4.1. Gambaran Umum Proyek 4.1.1. Data ... · 4. ANALISA DATA 4.1. Gambaran Umum Proyek Gedung yang saat ini telah selesai dibangun bukan merupakan hasil kerja beberapa

44 Universitas Kristen Petra

4.4.2. Penyebab Change Order Pada Jenis Pekerjaan Struktur

Pada Tabel 4.5 dan Gambar 4.15 terlihat bahwa penyebab change order

yang paling menonjol adalah pada “penambahan scope pekerjaan” dengan

persentase sebesar 67,37% lalu pada urutan kedua terdapat “Pengurangan scope

pekerjaan” dengan persentase sebesar 12,63% dari total penyebab pada jenis

pekerjaan struktur.

Tabel 4.5. Jumlah Penyebab Change Order Pada Jenis Pekerjaan Struktur

No Penyebab-Penyebab Change Order Jumlah Persentase

1 Perubahan desain 10 10,53

2 Penambahan scope pekerjaan 64 67,37

3 Pengurangan scope pekerjaan 12 12,63

4 Kesalahan desain 9 9,47

TOTAL 95 100

Setelah dilakukan interview, peneliti mendapatkan informasi bahwa

change order pada jenis pekerjaan struktur proyek konstruksi apartemen ini

banyak disebabkan oleh penambahan scope pekerjaan.

Adapun contoh penambahan scope pekerjaan yang cukup jelas adalah

penambahan pekerjaan pagar halaman dan pintu pagar. Hal ini terjadi karena pada

saat awal kontrak, owner belum memberikan desain pagar halaman ke kontraktor

(Gambar 4.16). Kemudian owner menghimbau kepada kontraktor untuk

menganggarkan dana terlebih dahulu sambil menunggu desain dari owner selesai.

Sehingga seluruh pekerjaan pagar halaman mulai pondasi sampai dinding kolom

dimasukan ke dalam pekerjaan prov sum. Setelah gambar detail pagar halaman

telah selesai didesain (Gambar 4.17), owner memberikan gambar detail tersebut

untuk dikerjakan oleh kontraktor. Pihak kontraktor kemudian mengklaim

pekerjaan tersebut sebagai pekerjaan tambah, karena dana yang telah dianggarkan

belum tentu mencukupi atau mungkin terlalu berlebih. Adapun detail pekerjaan

tambah pembuatan pagar halaman dan pintu pagar sangat banyak, seperti

penggalian tanah, pengurugan, pembuatan pondasi pagar, dan sebagainya yang

dapat dikategorikan sebagai detail pekerjaan struktur.

Page 20: 4. ANALISA DATA 4.1. Gambaran Umum Proyek 4.1.1. Data ... · 4. ANALISA DATA 4.1. Gambaran Umum Proyek Gedung yang saat ini telah selesai dibangun bukan merupakan hasil kerja beberapa

45 Universitas Kristen Petra

Gambar 4.15. Grafik Penyebab Change Order Pada Jenis Pekerjaan Struktur.

Gambar 4.16. Sebelum Ada Pagar.

10.53

67.37

12.63

9.47

Perubahan desain

Penambahan scope

pekerjaan

Pengurangan scope

pekerjaan

Kesalahan desain

Page 21: 4. ANALISA DATA 4.1. Gambaran Umum Proyek 4.1.1. Data ... · 4. ANALISA DATA 4.1. Gambaran Umum Proyek Gedung yang saat ini telah selesai dibangun bukan merupakan hasil kerja beberapa

46 Universitas Kristen Petra

Gambar 4.17. Sesudah Ada Pagar.

4.4.3. Penyebab Change Order Pada Jenis Pekerjaan Finishing

Pada Tabel 4.6 dan Gambar 4.18 di bawah ini terlihat bahwa penyebab

change order pada jenis pekerjaan finishing, sangat dipengaruhi oleh faktor

“penambahan scope pekerjaan” yang mendominasi dengan persentase sebesar

70,61%. Melebihi dari separuh jumlah penyebab yang muncul pada jenis

pekerjaan finishing. Lalu pada urutan kedua terdapat “perubahan desain” dengan

persentase sebesar 21,72% dari total penyebab pada jenis pekerjaan finishing.

Tabel 4.6. Jumlah Penyebab Change Order Pada Jenis Pekerjaan Finishing.

No Penyebab-Penyebab Change Order Jumlah Persentase

1 Perubahan desain 68 21,72

2 Penambahan scope pekerjaan 221 70,61

3 Pengurangan scope pekerjaan 21 6,71

4 Kesalahan desain 3 0,96

TOTAL 313 100

Menurut informasi yang peneliti dapat dari pihak yang bersangkutan

dalam pembangunan proyek ini, perubahan yang terjadi pada jenis pekerjaan

Page 22: 4. ANALISA DATA 4.1. Gambaran Umum Proyek 4.1.1. Data ... · 4. ANALISA DATA 4.1. Gambaran Umum Proyek Gedung yang saat ini telah selesai dibangun bukan merupakan hasil kerja beberapa

47 Universitas Kristen Petra

finishing sebagian besar dikarenakan penambahan scope pekerjaan, hal ini juga

terlihat pada Gambar 4.18. Hal ini dikarenakan terdapat banyak perubahan desain

yang diinginkan oleh owner, sehingga mengakibatkan banyak detail pekerjaan

tambah yang harus dilakukan.

Salah satu contoh yang sangat berpengaruh adalah pada pekerjaan

tambah pagar halaman dan pintu pagar. Detail pekerjaan yang harus dilakukan

sangat beragam seperti pekerjaan dinding pagar yang berupa pasangan batu bata,

plesteran, acian, cat, dan sebagainya. Selain itu ada juga pekerjaan balok praktis

dan kolom praktis pada pagar, yang juga dikategorikan sebagai pekerjaan

finishing.

Gambar 4.18. Grafik Penyebab Change Order Pada Jenis Pekerjaan Finishing.

Selain faktor ”penambahan scope pekerjaan”, hal lain yang menimbulkan

change order adalah adanya perubahan pekerjaan dari 9 unit kios menjadi 20 unit

hunian, dimana pada awal perencanaan didesain untuk kios, tetapi owner

mengubah untuk dijadikan hunian. Hal ini otomatis berpengaruh sekali pada

semua jenis pekerjaan, terutama pada pekerjaan finishing. Dapat dilihat pada

Gambar 4.19 dimana terdapat denah organisasi sebelum dilakukan perubahan,

yaitu berupa unit kios. Sedangkan pada Gambar 4.20 terdapat denah organisasi

21.72

70.61

6.71

0.96

Perubahan desain

Penambahan scope

pekerjaan

Pengurangan scope

pekerjaan

Kesalahan desain

Page 23: 4. ANALISA DATA 4.1. Gambaran Umum Proyek 4.1.1. Data ... · 4. ANALISA DATA 4.1. Gambaran Umum Proyek Gedung yang saat ini telah selesai dibangun bukan merupakan hasil kerja beberapa

48 Universitas Kristen Petra

setelah dilakukan perubahan, berupa unit hunian. Dari gambar tersebut, dapat

dilihat bahwa pada kios, hanya terdapat sedikit detail pekerjaan, sedangkan jika

diubah ke dalam unit hunian, maka harus ditambahkan banyak detail pekerjaan

tambahan seperti penambahan dinding, penambahan pekerjaan sekat antar

ruangan, kamar mandi, instalasi listrik, dan sebagainya. Sehingga membuat

pekerjaan finishing menjadi bertambah.

Gambar 4.19. Denah Kios.

Gambar 4.20. Denah 20 Unit Hunian.

Dalam satu change order tidak selalu diakibatkan oleh satu penyebab

saja, tetapi bisa lebih dari itu. Dapat diambil contoh pada pekerjaan perubahan 9

unit kios menjadi 20 unit hunian. Peneliti mengelompokkan penyebab change

ordernya ke dalam 2 penyebab, yaitu perubahan desain dan penambahan scope

Page 24: 4. ANALISA DATA 4.1. Gambaran Umum Proyek 4.1.1. Data ... · 4. ANALISA DATA 4.1. Gambaran Umum Proyek Gedung yang saat ini telah selesai dibangun bukan merupakan hasil kerja beberapa

49 Universitas Kristen Petra

pekerjaan. Hal ini dikarenakan banyak sekali pekerjaan tambah yang harus

dikerjakan akibat perubahan tersebut. Di lain pihak, perubahan pekerjaan tersebut

juga merupakan perubahan desain, karena desain awal direncanakan untuk kios,

lalu dilakukan change order, dengan diubah menjadi unit hunian.

4.4.4. Penyebab Change Order pada jenis pekerjaan MEP (Mechanical,

Electrical, Plumbing)

Pada Tabel 4.7 dan Gambar 4.21 di bawah ini terlihat bahwa penyebab

change order pada jenis pekerjaan MEP, sangat dipengaruhi oleh faktor

“Penambahan scope pekerjaan” yang mendominasi dengan persentase sebesar

66,87%. Mendominasi lebih dari separuh jumlah penyebab yang muncul pada

jenis pekerjaan MEP. Lalu pada urutan kedua terdapat “Perubahan desain” dengan

persentase sebesar 14,75% dan dilanjutkan pada urutan ketiga berupa

“pengurangan scope pekerjaan” yang mencapai 14,38% dari total penyebab pada

jenis pekerjaan MEP.

Tabel 4.7. Jumlah Penyebab Change Order Pada Jenis Pekerjaan MEP.

No Penyebab-Penyebab Change Order Jumlah Persentase

1 Perubahan desain 30 18,75

2 Penambahan scope pekerjaan 107 66,87

3 Pengurangan scope pekerjaan 23 14,38

4 Kesalahan desain - -

TOTAL 160 100

Tetapi pada jenis pekerjaan MEP, faktor “penambahan scope pekerjaan”

tidak dipengaruhi oleh detail yang tidak jelas tetapi banyak hal yang benar-benar

merupakan penambahan baru, contohnya adalah pada change order pekerjaan

tambah kurang dari 9 unit kios menjadi 20 unit hunian. Karena desain untuk MEP

dibuat setelah perubahan desain struktur dan finishing-nya selesai, sehingga

pekerjaan MEP termasuk ke dalam pekerjaan tambah.

Page 25: 4. ANALISA DATA 4.1. Gambaran Umum Proyek 4.1.1. Data ... · 4. ANALISA DATA 4.1. Gambaran Umum Proyek Gedung yang saat ini telah selesai dibangun bukan merupakan hasil kerja beberapa

50 Universitas Kristen Petra

Gambar 4.21. Grafik Penyebab Change Order Pada Jenis Pekerjaan MEP.

18.75

66.87

14.38

0

Perubahan desain

Penambahan scope

pekerjaan

Pengurangan scope

pekerjaan

Kesalahan desain