3.Terpentine Dan Burning Test

3
V. HASIL PENGAMATAN DAN PEMBAHASAN 5.1. Terpentine Test Terpentine test bertujuan untuk membedakan daya penetrasi minyak dari masing-masing bahan pengemas untuk mengemas dan menentukan kertas mana yang lebih tahan terhadap minyak dan lemak. Daya penetrasi lemak pada kertas adalah kemampuan minyak untuk dapat melewati dan mengisi bagian pori-pori kertas. Penetrasi menyatakan sifat penyerapan kertas dan karton terhadap zat cair standar, dihitung berdasarkan kebalikan panjang hasil jalur cetakan pada pengujian, dinyatakan dalam satuan 1000/nm, yang diukur menggunakan alat uji cetak IGT pada kondisi standar. (Anonim, 2007). Terpentine test tersebut menggunakan kertas stensil atau kertas buram. Tujuan penggunaan kertas stensil, yaitu sebagai indikator untuk melihat tembusnya minyak pada kertas agar terlihat jelas. Hal ini dikarenakan sifat kertas stensil yang mudah menyerap minyak. Jika tidak menggunakan kertas stensil, minyak akan langsung tembus pada gelas kaca dan kemungkinan hal ini tidak akan terlihat jelas. Selain itu, kertas stensil digunakan karena cepat kering, sehingga dapat digunakan berkali- kali. Selain menggunakan kertas stensil, pada uji ini juga menggunakan pasir kuarsa. Pasir kuarsa bersifat halus dan tidak menyerap minyak. Berdasarkan sifat-sifat

description

Terpentine dan burning test pada plastik

Transcript of 3.Terpentine Dan Burning Test

V. HASIL PENGAMATAN DAN PEMBAHASAN

5.1. Terpentine Test Terpentine test bertujuan untuk membedakan daya penetrasi minyak dari masing-masing bahan pengemas untuk mengemas dan menentukan kertas mana yang lebih tahan terhadap minyak dan lemak. Daya penetrasi lemak pada kertas adalah kemampuan minyak untuk dapat melewati dan mengisi bagian pori-pori kertas. Penetrasi menyatakan sifat penyerapan kertas dan karton terhadap zat cair standar, dihitung berdasarkan kebalikan panjang hasil jalur cetakan pada pengujian, dinyatakan dalam satuan 1000/nm, yang diukur menggunakan alat uji cetak IGT pada kondisi standar. (Anonim, 2007). Terpentine test tersebut menggunakan kertas stensil atau kertas buram. Tujuan penggunaan kertas stensil, yaitu sebagai indikator untuk melihat tembusnya minyak pada kertas agar terlihat jelas. Hal ini dikarenakan sifat kertas stensil yang mudah menyerap minyak. Jika tidak menggunakan kertas stensil, minyak akan langsung tembus pada gelas kaca dan kemungkinan hal ini tidak akan terlihat jelas. Selain itu, kertas stensil digunakan karena cepat kering, sehingga dapat digunakan berkali- kali. Selain menggunakan kertas stensil, pada uji ini juga menggunakan pasir kuarsa. Pasir kuarsa bersifat halus dan tidak menyerap minyak. Berdasarkan sifat-sifat itulah, maka pada uji terpentine test ini digunakan pasir kuarsa yang dapat dicuci ulang setelah selesai pemakaian. Tujuan penggunaan pasir kuarsa ini, yaitu sebagai penghambat agar minyak tidak langsung menyerap pada kertas, tetapi minyak tersebut harus melewati butiran-butiran pasir kuarsa terlebih dahulu, sehingga dapat dihitung waktu penetrasinya. Prosedur yang dilakukan dalam terpentine test, yaitu menyiapkan kaca, di mana lapisan pertamanya disimpan kertas stensil, kemudian pasir dituangkan kedalam pipa yang berada di atas sampel kertas, setelah itu dituangkan minyak terpentine 1,1 ml yaitu 22 tetes pada pasir tersebut dan waktu dihitung dari penuangan minyak semua (1,1 ml) sampai terbentuknya noda/merebesnya minyak pada kertas sampel disebut waktu penetrasi minyak. Penggunaan minyak terpentine dimaksudkan agar dalam pengukuran ketahanan kertas terhadap minyak dapat lebih akurat dan penggunaan pasir sebagai media untuk menghambat penyerapan minyak terpentine di kertas minyak dan roti sehingga waktu penyerapannya dapat ditentukan. Semakin rapat pasirnya maka semakin lambat penyerapan yang terjadi. Pengamatan dilakukan sebanyak 6 kali perulangan tiap-tiap bahan yang digunakan. Bahan pengemas yang diuji yaitu kertas minyak, kertas kraft, kertas roti yang halus dan yang kasar.

Tahapan yang dilakukan yaitu meletakkan gelas kaca di atas penyangga dan kertas stensil diatasnya, kemudian meletakkan bahan pengemas masing-masing ukuran 6x6cm, selanjutnya menuangkan pasir kuarsa 20 mesh ke atas masing-masing kertas, kemudian menuangkan terpentin oil yang telah diberi warna sebanyak 1,1 ml atau 22 tetes, dicatat hasil pengamatan terhadap waktu penetrasi dan dilakukan pengukuran berulang sebanyak 3 kali. Pada saat melakukan pengujian dibawah kertas kemasan yang diuji diletakkan juga kertas buram. Kertas buram adalah bahan penolong yang ditambahkan sebelum peletakan lembaran kertas yang ditujukan terutama untuk meningkatkan ketahanan kertas terhadap cairan minyak dan lebih memudahkan untuk pengamatan karena resapan minyak mudah terlihat. Diatas kertas yang akan di uji tersebut dituangkan pasir kuarsa 20 mesh sehingga membentuk kerucut kecil. Setelah itu terpentin yang berwarna kuning dituangkan diatas puncak kerucut kecil itu. Waktu dari penuangan terpentin sampai terbentuknya spot atau resapan pertama kali, adalah waktu yang menunjukkan tingkat ketahanan kertas terhadap minyak. Hasil yang didapat pada pengujian ketahanan kertas terhadap minyak menggunakan sampel uji kertas minyak, kertas roti, dan kertas kraft pada perulangan 3 kali yaitu sebagai berikut: