3.Perhitungan koloni (2)

download 3.Perhitungan koloni (2)

of 15

Transcript of 3.Perhitungan koloni (2)

Mikrobiologi Dasar 2013

Mikrobiologi Dasar 201340

1. PENDAHULUAN1.1 Latar BelakangPertumbuhan adalah penambahan secara teratur semua komponen sel suatu jasad. Pembelahan sel adalah hasil dari pembelahan sel pada jasad bersel tunggal (uniseluler), pembelahan atau perbanyakan sel merupakan pertambahan jumlah individu. Pertumbuhan sel dapat diukur dari masa sel dan secara tidak langsung dengan mengatur turbididtas cairan menidum tumbuh. Jumlah sel hidup dapat ditetapkan dengan metode poor plate count atau coloni count. Cara ini ada 2 macam, yaitu metode taburan permukaan dan metode taburan. Cara lain untuk mengitung jumlah sel hidup adalah dengan filter membran dan most probable number yang menggunakan medium cair (Sumarsih, 2003).Bakteri adalah sekelompok mikroorganisme yang bersel satu, tidak berklorofil, berbiak dengan pembelahan diri serta ukurannya sangat kecil, sehingga hanya dapat dilihat dengan mikroskop ( Dwidjoseputro, 1989 ).Menurut Waluyo (2004), fase fase pertumbuhan bakteri dan kurva pertumbuhan adalah sebagai berikut : Fase I (fase adaptasi) merupakan fase penyesuaian diri dengan substrat dan kondisi lingkungan. Fase II (fase pertumbuhan awal atau fase permulaan awal). Fase III (fase pertumbuhan logaritmik). Fase IV (fase pertumbuhan lambat). Fase V (fase pertumbuhan tetap). Fase VI (fase menuju kematian dan fase kematian).Isolasi adalah suatu cara untuk mendapatkan atau menumbuhkan jenis mikroorganisme tertentu. Tujuan isolasi adalah untuk mengidentifikasi jenis bakteri tertentu, baik dari kelimpahan morfologinya ( Stanier, 1982 ).Macam metode perhitungan koloni menurut Schelgel (1994), adalah : 1. Metode langsung adalah metode di mana massa agar ditentukan sesudah sel selnya diendapkan oleh sentrifuse.2. Metode tidak langsung adalah metode yang didasari penentuan intensif kekeruhan suspensi sel dan dapat digunakan untuk menetapkan massa.Isolasi mikroba adalah memisahkan mikroba dengan mikroba lain untuk diidentifikasi jenisnya. Tujuan isolasi adalah untuk mendapatkan biakan murni. Metode yang digunakan untuk melakukan isolasi adalah metode cawan gores dan metode cawan tuang.

1.2 Maksud dan TujuanMaksud dari Praktikum Mikrobiologi Dasar Materi Perhitungan Koloni Bakteri dan Isolasi adalah agar para parktikan dapat mengetahui cara cara perhitungan koloni dan mengisolasi sel bakteri.Tujuan dari Praktikum Mikrobiologi Dasar Materi Perhitungan Koloni Bakteri dan Isolasi adalah agar para parktikan mampu melakukan perhitungan koloni bakteri dan mampu melakukan isolasi terhadap bakteri.

1.3 Waktu dan TempatPraktikum Mikrobiologi Dasar Materi Perhitungan Koloni Bakteri dan Isolasi dilaksanakan pada hari Rabu, tanggal 18 Maret 2013, pukul 08.00 11.00 WIB bertempat di Laboratorium Mikrobilogi, Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan, Universitas Brawijaya, Malang.

2. TINJAUAN PUSTAKA2.1 Pengertian dan Faktor yang Mempengaruhi Pertumbuhan BakteriBakteri adalah sekelompok mikroorganisme yang bersel satu, tidak berklorofil, berbiak dengan pembelahan diri serta ukurannya sangat kecil, sehingga hanya dapat dilihat dengan mikroskop ( Dwidjoseputro, 1989 ).Faktor yang mempengaruhi pertumbuhan bakteri yaitu tersedianya nutrien, air, suhu, PH, oksigen, potensial oksidasi reduksi, adanya zat-zat penghambat dan adanya jasad renik yang lain ( Waluyo, 1995 ).Salah satu faktor penting dalam pertumbuhan bakteri adalah nilai PH. Bakteri ini berkaitan dengan aktivitas enzim. Perubahan PH sangat ekstrim tidak sesuai untuk pertumbuhan dapat menyebabkan terjadinya perubahan dalam aktivitas katalik enzim ( Astuti, et al., 2010 ).

2.2 Fase fase Pertumbuhan Bakteri dan Kurva PertumbuhanFase logaritmik merupakan fase pertumbuhan. Fase ini ditandai dengan bertambahnya populasi secara signifikan. Densitas pada medium meningkat secara nyata dan jam ke 1 sampai jam ke 11. Pada eksponensial populasi sudah mulai beradaptasi dengan medium dan dapat melakukan reproduksi melalui proses pembelahan sel ( Astuti, et al., 2010 ).Menurut Waluyo (2004), fase fase pertumbuhan bakteri dan kurva pertumbuhan adalah sebagai berikut : Fase I (fase adaptasi) merupakan fase penyesuaian diri dengan substrat dan kondisi lingkungan. Fase II (fase pertumbuhan awal atau fase permulaan awal). Fase III (fase pertumbuhan logaritmik). Fase IV (fase pertumbuhan lambat). Fase V (fase pertumbuhan tetap). Fase VI (fase menuju kematian dan fase kematian).

2.3 Pengertian dan Tujuan IsolasiIsolasi yaitu memisahkan mikroba dari campurannya sehingga dapat kultur murni. Di alam populasi mikroba tidak terpisah sendiri menurut jenisnya, tapi terdiri dari campuran berbagai macam sel. Di dalam laboratorium populasi bakteri dapat diisolasi menjadi kultur murni yang terdiri dari satu jenis yang dapat dipelajari morfologi, sifat, dan kemampuan biokimianya (Unsoed, 2008).Identifikasi bakteri dilakuka terhadap isolat isolat dengan melakukan serangkaian uji morfologi dan biokimia yaitu pewarnaan gram, uji motalitas, pengamatan, bentuk sel, tipe penggandengan sel, sifat aerobik dan anaerobik, kemampuan tumbuh, pada suhu 5C, 20C, 30C dan uji halofilik serta oksidase sitokrom (Feliatra et al., 2004).

2.4 Macam Metode Perhitungan Koloni serta Kelebihan dan KekuranganMacam metode perhitungan koloni menurut Schelgel (1994) adalah :1. Metode langsung adalah metode dimana massa agar ditentukan setelah sel-selnya diendapkan dengan sentrifuse.2. Metode tidak langsung adalah metode yang didasari kerentanan intensif kekeruhan suspensi sel dan dapat dipergunakan untuk menetapkan massa.Plate count (hitungan cawan) didasarkan pada asumsi bahwa setiap sel mikroorganisme hidup dalam media pertumbuhan dan lingkungan yang sesuai, setelah diinkubasi, jumlah koloni yang tumbuh dihitung dan merupakan perkiraan atau dugaan dari jumlah mikroorganisme dalam suspensi tersebut. Most Porbable Number (MPN) dibesarkan metode statistik digunakan untuk menghitung jumlah bakteri pada air khususnya untuk mendeteksi adanya bakteri koliform yang merupakan kontaminan utama sumber air minum. Perhitungan secara keseluruhan dilaksanakan dengan mikroskopis yaitu menghitung jumlah bakteri dalam satuan isi yang sangat kecil. Alat yang digunakan adalah Petroff Hauser Chamber atau Haemocytemeter. Jumlah cairan yang ada antara cover glass dan alat ini mempunyai volume tertentu sehingga satuan isi yang ada dalam satu bujur sangkar juga tertentu (Unsoed, 2008).

3. METODOLOGI3.1 Alat dan FungsiAlat yang digunakan pada praktikum Mikrobiologi Dasar materi Perhitungan Koloni Bakteri dan Isolasi antara lain : Cawan petri : tempat pembiakan jamur dan bakteri Incase : tempat menginkubasi cawan petri sesuai suhu kamar Colony counter: membantu dalam menghitung jumlah koloni bakteri yang terdapat pada cawan petri dengan sistem sensor sentuh. Jarum loop: untuk menginokulasi bakteri dari media padat ke cair atau sebaliknya. Bunsen: sumber panas dan pengkondisian aseptis Sprayer: sebagai wadah alkohol 70% Nampan: untuk meletakkan alat dan bahan

3.2 Bahan dan FungsiBahan yang digunakan pada Praktikum Mikrobiologi Dasar materi Perhitungan Koloni Bakteri dan Isolasi antara lain : Alkohol 70%: untuk pengkondisian aseptis Air: untuk mencuci alat-alat yang digunakan Koran: untuk membungkus cawan petri Tali: untuk mengikat cawan petri yang telah dibungkus Kertas label: untuk memberi tanda Tissue: untuk mengeringkan alat-alat yang dicuci NA: bahan pembuatan media NA Spirtus: sebagai bahan bakar bunsen

3.3 Cara Kerja3.3.1 Perhitungan koloni bakteri

Cawan petriHasilDiambil cawan petri dari etalase bakteriDihitung jumlah koloni bakteri dengan menggunakan colony counter

Gambar 7. Skema Kerja Perhitungan Koloni Bakteri

3.3.2 Isolasi Bakteri

NA

Diambil dari kulkas

Diambil 1 sel bakteri dari media penanaman menggunakan jarum loop (dipanaskan dan didinginkan terlebih dahulu)

Digoreskan pada media NA steril dengan metode gores

Dibungkus koran

Diikat dengan tali

Diiknubasi selama 24 jam di etalase bakteri

Hasil

Gambar 8. Skema Kerja Isolasi Bakteri

4. PEMBAHASAN4.1 Analisa ProsedurPada praktikum Mikrobiologi Dasar materi Perhitungan Koloni Bakteri dan Isolasi hal pertama yang dilakukan adalah menyiapkan alat dan bahan. Alat yang diperlukan adalah cawan petri untuk tempat pembiakan jamur dan bakteri; incase sebagai tempat menginkubasi cawan petri sesuai dengan suhu kamar; colony counter untuk membantu dalam menghitung jumlah koloni bakteri yang terdapat pada cawan petri dengan sistem sendor sentuh; jarum loop untuk menginokulasi bakteri dari media padat ke cair atau sebaliknya; bunsen sebagai sumber panas dan pengkondisian aseptis; sprayer sebagai wadah alkohol 70%; dan nampan sebagai tempat meletakkan alat dan bahan. Sedangkan, bahan yang dibutuhkan pada praktikum ini adalah alkohol 70% untuk pengkondisian aseptis; air untuk mencuci alat-alat yang telah digunakan; koran untuk membungkus cawan petri yang akan diinkubasi; tali untuk mengikat cawan petri yang telah dibungkus; kertas label untuk memberi tanda cawan petri; spirtus sebagai bahan bakar bunsen; dan tissue untuk mengeringkan alat-alat yang telah dicuci.Pada praktikum perhitungan koloni pertama-tama yang dilakukan adalah mengambil cawan petri yang berisi penanaman bakteri yang ada pada incase yang telah diinkubasi selama semalam. Kemudian dihitung dengan menggunakan colony counter. Cara menggunakan colony counter dengan sistem sensor sentuh.Syarat dari perhitungan koloni adalah koloni masuk ke dalam rasio atau tidak. Setelah ditentukan rasio, dilihat lagi koloni bakteri tersebut masuk dalam range perhitungan koloni atau tidak. Range koloni adalah 30-300. Apabila lebih dari range yang ditentukan disebut dengan TBUD atau terlalu banyak untuk dihitung. Jika koloni bakteri tidak berbentuk koloni dan melebihi seperempat cawan disebut spreader.Setelah dilakukan perhitungan, cawan petri yang berisi bakteri, akan dilakukan isolasi pada NA steril yang telah diambil di incase setelah diinkubasi selama semalam. Diambil satu sel bakteri dengan menggunakan jarum loop yang sebelumnya dipanaskan sampai memijar. Setelah dipanaskan, jarum loop didinginkan dengan cara ditempelkan pada media NA, setelah itu diambil bakteri kemudian digoreskan pada media NA steril dengan metode gores atau zigzag. Zigzag berfungsi untuk mendapatkan biakan murni pada ujung zigzagnya. Pada saat melakukan penggoresan, harus dilakukan dalam kondisi aseptis atau berada didekat bunsen. Setelah itu dimasukkan ke dalam incase dan diinkubasi selama semalam kemudian didapatkan hasil yang diinginkan.Menurut Lay (1994), mikroorganisme yang akan diisolasi dapat berupa biakan murni atau campuran. Bila biakan yang akan diidentifikasi ini tercemar, perlu dilakukan pemurnian terlebih dahulu. Lazimnya pemurnian dilakukan dengan cara menggoreskan suspense mikroba yang akan diisolasi pada agar lempengan. Setelah diperoleh koloni terpisah, dibuat pewarnaan gram dari beberapa koloni untuk melihat kemurnian biakan.

4.2 Analisa HasilDari hasil praktikum Mikrobiologi Dasar mengenai Perhitungan Koloni dan Isolasi, didapatkan data sebagai berikut :Kel.10-310-410-5TPC ()

ABABAB

1spreader21Spreader75spreaderspreader-

2spreaderspreader6958spreader43-

3112spreader214051171,12 x 105

4204152488312618136,73 x 105

5TBUDspreaderSpreader88spreaderspreader-

6160spreader63spreader45spreader52,9 x 105

Tabel 3. Data Perhitungan Koloni Bakteri Shift 1

Kel.10-310-410-5TPC ()

ABABAB

7spreaderSpreader1749815082-

8SpreaderSpreader101spreader160126-

9SpreaderSpreader130136spreader47-

10178981098654Spreader65,13 x 105

11SpreaderSpreader2051086Spreader-

12TBUD243321842Spreader2,43 x 105

Tabel 4. Data Perhitungan Koloni Bakteri Shift 2

Kel.10-310-410-5TPC ()

ABABAB

13SpreaderSpreaderSpreaderSpreaderSpreaderSpreader-

14SpreaderSpreaderSpreaderSpreader130208-

15225188SpreaderSpreaderSpreaderSpreader2,065 x 105

1654SpreaderSpreaderSpreaderSpreaderSpreader0,54 x 105

17TBUDTBUD141278494549,095 x 105

18-------

Tabel 5. Data Perhitungan Koloni Bakteri Shift 3Kel.10-310-410-5TPC ()

ABABAB

193735125spreaderSpreader0,36 x 105

20Spreader4012Spreader0Spreader0,4 x 105

216581Spreader16spreader220,73 x 105

2253268Spreader18156Spreader19,705 x 105

23TBUDTBUD12788SpreaderSpreader10,75 x 105

24323TBUD122106111spreader122,4 x 105

Tabel 6. Data Perhitungan Koloni Bakteri Shift 4

Dari hasil perhitungan kelompok 1 pada cawan petri 10-3 A diperoleh hasil spreader dan 10-3 B diperoleh hasil 21 koloni. Untuk cawan petri 10-4 A diperoleh hasil spreader dan 10-4 B diperoleh hasil 75 koloni. Untuk cawan petri 10-5 A diperoleh hasil spreader dan 10-5 B diperoleh hasil spreader. Untuk perhitungan TPC (Total Plate Count) adalah kol/ml.Dari hasil perhitungan kelompok 2 pada cawan petri 10-3 A diperoleh hasil spreader dan 10-3 B diperoleh hasil spreader. Untuk cawan petri 10-4 A diperoleh hasil 69 dan 10-4 B diperoleh hasil 58 koloni. Untuk cawan petri 10-5 A diperoleh hasil spreader dan 10-5 B diperoleh hasil 43. Untuk perhitungan TPC (Total Plate Count) adalah kol/ml .Dari hasil perhitungan kelompok 3 pada cawan petri 10-3 A diperoleh hasil 112 dan 10-3 B diperoleh hasil spreader. Untuk cawan petri 10-4 A diperoleh hasil 21 dan 10-4 B diperoleh hasil 40 koloni. Untuk cawan petri 10-5 A diperoleh hasil 51 dan 10-5 B diperoleh hasil 17. Untuk perhitungan TPC (Total Plate Count) adalah 1,12 x 105 kol/ml .Dari hasil perhitungan kelompok 4 pada cawan petri 10-3 A diperoleh hasil 204 dan 10-3 B diperoleh hasil 152 koloni. Untuk cawan petri 10-4 A diperoleh hasil 48 dan 10-4 B diperoleh hasil 83 koloni. Untuk cawan petri 10-5 A diperoleh hasil 126 dan 10-5 B diperoleh hasil 18. Untuk perhitungan TPC (Total Plate Count) adalah 136,73 x 105 kol/ml .Dari hasil perhitungan kelompok 5 pada cawan petri 10-3 A diperoleh hasil TBUD dan 10-3 B diperoleh hasil spreader. Untuk cawan petri 10-4 A diperoleh hasil spreader dan 10-4 B diperoleh hasil 88 koloni. Untuk cawan petri 10-5 A diperoleh hasil spreader dan 10-5 B diperoleh hasil spreader. Untuk perhitungan TPC (Total Plate Count) adalah - kol/ml .Dari hasil perhitungan kelompok 6 pada cawan petri 10-3 A diperoleh hasil 106 dan 10-3 B diperoleh hasil spreader. Untuk cawan petri 10-4 A diperoleh hasil 63 dan 10-4 B diperoleh hasil spreader. Untuk cawan petri 10-5 A diperoleh hasil 45 koloni dan 10-5 B diperoleh hasil spreader. Untuk perhitungan TPC (Total Plate Count) adalah 52,9 x 105 kol/ml .Dari hasil perhitungan kelompok 7 pada cawan petri 10-3 A diperoleh hasil spreader dan 10-3 B diperoleh hasil spreader. Untuk cawan petri 10-4 A diperoleh hasil 178 dan 10-4 B diperoleh hasil 98 koloni. Untuk cawan petri 10-5 A diperoleh hasil 150 koloni dan 10-5 B diperoleh hasil 82 koloni. Untuk perhitungan TPC (Total Plate Count) adalah - kol/ml .Dari hasil perhitungan kelompok 8 pada cawan petri 10-3 A diperoleh hasil spreader dan 10-3 B diperoleh hasil spreader. Untuk cawan petri 10-4 A diperoleh hasil 101 dan 10-4 B diperoleh hasil spreader. Untuk cawan petri 10-5 A diperoleh hasil 160 koloni dan 10-5 B diperoleh hasil 126 koloni. Untuk perhitungan TPC (Total Plate Count) adalah - kol/ml .Dari hasil perhitungan kelompok 9 pada cawan petri 10-3 A diperoleh hasil spreader dan 10-3 B diperoleh hasil spreader. Untuk cawan petri 10-4 A diperoleh hasil 130 dan 10-4 B diperoleh hasil 136 koloni. Untuk cawan petri 10-5 A diperoleh hasil spreader dan 10-5 B diperoleh hasil 47. Untuk perhitungan TPC (Total Plate Count) adalah - kol/ml .Dari hasil perhitungan kelompok 10 pada cawan petri 10-3 A diperoleh hasil 178 dan 10-3 B diperoleh hasil 98. Untuk cawan petri 10-4 A diperoleh hasil 109 dan 10-4 B diperoleh hasil 86. Untuk cawan petri 10-5 A diperoleh hasil 54 koloni dan 10-5 B diperoleh hasil spreader. Untuk perhitungan TPC (Total Plate Count) adalah 65,13 x 105 kol/ml .Dari hasil perhitungan kelompok 11 pada cawan petri 10-3 A diperoleh hasil spreader dan 10-3 B diperoleh hasil spreader. Untuk cawan petri 10-4 A diperoleh hasil 205 dan 10-4 B diperoleh hasil 108 koloni. Untuk cawan petri 10-5 A diperoleh hasil 6 dan 10-5 B diperoleh hasil spreader. Untuk perhitungan TPC (Total Plate Count) adalah - kol/ml .Dari hasil perhitungan kelompok 12 pada cawan petri 10-3 A diperoleh hasil TBUD dan 10-3 B diperoleh hasil 243 koloni. Untuk cawan petri 10-4 A diperoleh hasil 32 dan 10-4 B diperoleh hasil 18. Untuk cawan petri 10-5 A diperoleh hasil 42 koloni dan 10-5 B diperoleh hasil spreader. Untuk perhitungan TPC (Total Plate Count) adalah 2,43 x 105 kol/ml .Dari hasil perhitungan kelompok 13 pada cawan petri 10-3 A diperoleh hasil spreader dan 10-3 B diperoleh hasil spreader. Untuk cawan petri 10-4 A diperoleh hasil spreader dan 10-4 B diperoleh hasil spreader. Untuk cawan petri 10-5 A diperoleh hasil spreader dan 10-5 B diperoleh hasil spreader. Untuk perhitungan TPC (Total Plate Count) adalah - kol/ml .Dari hasil perhitungan kelompok 14 pada cawan petri 10-3 A diperoleh hasil spreader dan 10-3 B diperoleh hasil spreader. Untuk cawan petri 10-4 A diperoleh hasil spreader dan 10-4 B diperoleh hasil spreader. Untuk cawan petri 10-5 A diperoleh hasil 130 koloni dan 10-5 B diperoleh hasil 208 koloni. Untuk perhitungan TPC (Total Plate Count) adalah - kol/ml .Dari hasil perhitungan kelompok 15 pada cawan petri 10-3 A diperoleh hasil 225 dan 10-3 B diperoleh hasil 188 koloni. Untuk cawan petri 10-4 A diperoleh hasil spreader dan 10-4 B diperoleh hasil spreader. Untuk cawan petri 10-5 A diperoleh hasil spreader dan 10-5 B diperoleh hasil spreader. Untuk perhitungan TPC (Total Plate Count) adalah 2,065 x 105 kol/ml .Dari hasil perhitungan kelompok 16 pada cawan petri 10-3 A diperoleh hasil 54 dan 10-3 B diperoleh hasil spreader. Untuk cawan petri 10-4 A diperoleh hasil spreader dan 10-4 B diperoleh hasil spreader. Untuk cawan petri 10-5 A diperoleh hasil spreader dan 10-5 B diperoleh hasil spreader. Untuk perhitungan TPC (Total Plate Count) adalah 0,54 x 105 kol/ml .Dari hasil perhitungan kelompok 17 pada cawan petri 10-3 A diperoleh hasil TBUD dan 10-3 B diperoleh hasil TBUD. Untuk cawan petri 10-4 A diperoleh hasil 141 dan 10-4 B diperoleh hasil 278 koloni. Untuk cawan petri 10-5 A diperoleh hasil 49 koloni dan 10-5 B diperoleh hasil 45. Untuk perhitungan TPC (Total Plate Count) adalah 49,095 x 105 kol/ml .Dari kelompok 18 tidak ada data yang dihasilkan.Dari hasil perhitungan kelompok 19 pada cawan petri 10-3 A diperoleh hasil 37 dan 10-3 B diperoleh hasil 35. Untuk cawan petri 10-4 A diperoleh hasil 12 dan 10-4 B diperoleh hasil 5 koloni. Untuk cawan petri 10-5 A diperoleh hasil spreader dan 10-5 B diperoleh hasil spreader. Untuk perhitungan TPC (Total Plate Count) adalah 0,36 x 105 kol/ml .Dari hasil perhitungan kelompok 20 pada cawan petri 10-3 A diperoleh hasil spreader dan 10-3 B diperoleh hasil 40. Untuk cawan petri 10-4 A diperoleh hasil 12 dan 10-4 B diperoleh hasil spreader. Untuk cawan petri 10-5 A diperoleh hasil 0 dan 10-5 B diperoleh hasil spreader. Untuk perhitungan TPC (Total Plate Count) adalah 0,4 x 105 kol/ml .Dari hasil perhitungan kelompok 21 pada cawan petri 10-3 A diperoleh hasil 65 dan 10-3 B diperoleh hasil 81. Untuk cawan petri 10-4 A diperoleh hasil spreader dan 10-4 B diperoleh hasil 16. Untuk cawan petri 10-5 A diperoleh hasil spreader dan 10-5 B diperoleh hasil 22. Untuk perhitungan TPC (Total Plate Count) adalah 0,73 x 105 kol/ml .Dari hasil perhitungan kelompok 22 pada cawan petri 10-3 A diperoleh hasil 53 dan 10-3 B diperoleh hasil 268. Untuk cawan petri 10-4 A diperoleh hasil spreader dan 10-4 B diperoleh hasil 181. Untuk cawan petri 10-5 A diperoleh hasil spreader dan 10-5 B diperoleh hasil spreader. Untuk perhitungan TPC (Total Plate Count) adalah 19,705 x 105 kol/ml .Dari hasil perhitungan kelompok 23 pada cawan petri 10-3 A diperoleh hasil TBUD dan 10-3 B diperoleh hasil TBUD. Untuk cawan petri 10-4 A diperoleh hasil 127 dan 10-4 B diperoleh hasil 88. Untuk cawan petri 10-5 A diperoleh hasil spreader dan 10-5 B diperoleh hasil spreader. Untuk perhitungan TPC (Total Plate Count) adalah 10,75 x 105 kol/ml .Dari hasil perhitungan kelompok 24 pada cawan petri 10-3 A diperoleh hasil 323 dan 10-3 B diperoleh hasil TBUD. Untuk cawan petri 10-4 A diperoleh hasil 122 dan 10-4 B diperoleh hasil 106. Untuk cawan petri 10-5 A diperoleh hasil 111 dan 10-5 B diperoleh hasil spreader. Untuk perhitungan TPC (Total Plate Count) adalah 122,4 x 105 kol/ml .Menurut Lay (1994), sebaiknya hanya lempengan agar yang mengandung 30-300 koloni saja yang digunakan dalam perhitungan. Lempengan yang dengan jumlah koloni yang tinggi (>300 koloni) sulit untuk dihitung sehingga kemungkinan kesalahan perhitungan sangat besar. Pengenceran sampel membantu untuk memperoleh perhitungan jumlah yang benar, namun pengenceran yang terlalu tinggi akan menghasilkan lempengan agar dengan jumlah koloni yang rendah (