3_Estimasi_Cadangan.pdf

download 3_Estimasi_Cadangan.pdf

of 24

Transcript of 3_Estimasi_Cadangan.pdf

  • 8/19/2019 3_Estimasi_Cadangan.pdf

    1/24

    BAB III

    ESTIMASI CADANGAN

    Ada beberapa metode untuk memperkirakan besarnya cadangan panasbumi,

    antara lain adalah:

    1.  Metoda Perbandingan

    2.  Metoda Volumetrik

    3.  Metoda Monte Carlo

    4.  Metoda P/Z

    5. 

    Metoda Falling Liquid Level

    6. 

    Metoda Constant Liquid LevelMetode yang paling umum digunakan adalah metoda volumetrik.

    3.1 METODE PERBANDINGAN

    Metode ini digunakan apabila penyelidikan ilmu kebumian yang dilakukan baru

    sampai pada tahap penyelidikan penyebaran manifestasi permukaan dan

     pelamparan struktur geologinya secara global (permulaan eksplorasi). Pada tahap

    ini belum ada data yang dapat dipergunakan untuk memperkirakan besarnya

    sumber daya dengan menggunakan metode lain (secara matematis atau numerik).

    Oleh karena itu potensi energi sumber daya panas bumi diperkirakan berdasarkan potensi lapangan lain yang memiliki kemiripan kondisi geologi.

    Prinsip dasar metode perbandingan adalah menyetarakan besar potensi energi

    suatu daerah panas bumi baru (belum diketahui potensinya) dengan lapangan lain

    yang telah diketahui potensinya dan memiliki kemiripan kondisi geologi. Dengan

    metoda perbandingan besarnya sumberdaya panasbumi di suatu daerah prospek

     panasbumi dapat diperkirakan dengan cara sebagai berikut:

    Hel = A x Qel (3.1)

    dimana :

    Hel  = Besarnya sumber daya (MWe).A = Luas daerah prospek panas bumi (km2). Luas prospek pada

    tahapan ini dapat diperkirakan dari penyebaran manifestasi

     permukaan dan pelamparan struktur geologinya secara global.

    Qel  = Daya listrik yang dapat dibangkitkan persatuan luas (MWe/km2)

     Estimasi Cadangan III-1

  • 8/19/2019 3_Estimasi_Cadangan.pdf

    2/24

    3.2  METODE VOLUMETRIK

    3.2.1 Metoda

    Metoda yang umum digunakan untuk perhitungan sumberdaya panasbumi

    (resources), banyaknya energi panas bumi yang dapat dimanfaatkan pada

    kenyataannya (cadangan) dan besarnya energi listrik yang dapat dihasilkannya

    (potensi listrik tenaga panas bumi) telah diuraikan oleh O’Sullivan (1986).

    Perhitungan dilakukan berdasarkan kandungan energi panas didalam batuan dan

    didalam fluida (uap dan air) sebagai berikut:

    Panas 

    yang 

    terkandung 

    di dalam 

    reservoir  

    =

    Panasyang

    tersimpandalambatuan

    +

    Panasyang

    tersimpandalamfluida

      (3.1)

    Data yang diperlukan untuk perhitungan adalah:

    •  Data luas daerah

    •  Ketebalan

    •  Temperatur reservoir

    • 

    Porositas saturasi air dan uap

    •  Densitas batuan

    • 

    Daya hantar panas batuan

    •  Densitas uap dan air

    •  Energi dalam uap dan air

    Panas yang tersimpan dalam batuan

    Panas yang terkandung di dalam batuan yang mempunyai massa m, kapasitas

     panas c dan temperatur T, dapat ditentukan berdasarkan persamaan dasar berikut:

    Q = m.c.T (3.2)

    Jadi apabila V adalah volume reservoir (bulk volume), φ adalah porositas batuandan ρ adalah densitasnya, maka massa batuan adalah:

    mr  = V.(1-φ).ρr   (3.3)

    Apabila A adalah luas reservoir dan h adalah ketebalannya maka persamaan di

    atas menjadi:

    mr  = A.h.(1-φ).ρr   (3.4)

     Estimasi Cadangan III-2

  • 8/19/2019 3_Estimasi_Cadangan.pdf

    3/24

    Apabila batuan mempunyai kapasitas panas cr , maka dengan mensubstitusikan

     persamaan (3.4) ke persamaan (3.2) akan diperoleh persamaan yang menyatakan

     panas yang terkandung di dalam batuan (Qr ). Persamaan tersebut adalah:

    Qr  = A.h.(1-φ).ρr .cr .T (3.5)

    Panas yang tersimpan dalam fluida

    Energi yang terkandung di dalam air dan uap yang masing-masing mempunyai

    massa mL  dan mV, energi dalam uL  dan uV, ditentukan berdasarkan persamaan

    dasar berikut:

    Qe = mL uL + mV uV  (3.6)

    Apabila volume reservoir (bulk volume) adalah V, porositas batuan adalah φ,saturasi air dan saturasi uap masing-masing SL dan Sv dan densitasnya adalah ρL dan ρV  maka massa air dan massa uap yang mengisi pori-pori batuan dapatdinyatakan oleh persamaan berikut :

    mL = v.φ.SL.ρL  (3.7)

    mv = v.φ.Sv.ρv  (3.8)

    Apabila A adalah luas reservoir dan h adalah ketebalannya maka kedua persamaan

    di atas menjadi:

    mL = A.h.φ.SL.ρL  (3.9)

    mv = A.h.φ.Sv.ρv (3.10)

    Apabila kedua persamaan tersebut disubstusikan ke persamaan (3.6) akan

    diperoleh persamaan yang menyatakan panas yang terkandung di dalam uap dan

    air (Qe) sebagai berikut:

    Qe = A.h.φ.SL.ρL.uL + A.h.φ.Sv.ρv.uv  (3.11)

    Persamaan di atas dapat dituliskan kembali sebagai berikut:

    Qe = A.h.φ.(SL.ρL.uL + Sv.ρv.uv) (3.12)

    Dengan demikian kandungan energi panas di dalam reservoir (di dalam batuan

    dan fluida) adalah sebagai berikut:

    He = A.h.[(1-φ) ρr cr  T + φ (SL ρL uL + Sv ρv uv) (3.13)

     Estimasi Cadangan III-3

  • 8/19/2019 3_Estimasi_Cadangan.pdf

    4/24

    dimana:

    He = Kandungan energi panas (kJ)

    A = Luas daerah panas bumi (m

    2

    )H = Tebal reservoir (m)

    T = Temperatur reservoir (oC)

    SL  = Saturasi air (fraksi)

    SV  = Saturasi uap (fraksi)

    UL  = Energi dalam air (kJ/kg)

    Uv  = Energi dalam uap (kJ/kg)

    φ  = Porositas batuan reservoir (fraksi)cr   = Kapasitas panas batuan (kJ/kg

    oC)

    ρr =  Density batuan (kg/m3

    )ρL  =  Density air (kg/m

    3)

    ρV =  Density uap (kg/m3)

    3.2.2 Prosedur Perhitungan

    Besarnya energi panas yang dapat dimanfaatkan (cadangan) dan diubah menjadi

    energi listrik (potensi listrik), dapat dihitung dengan prosedur sebagai berikut:

    1.  Hitung kandungan energi pada keadaan awal (initial) atau besarnya

    sumberdaya panasbumi dengan persamaan sebagai berikut:

    Hei = A.h.[(1-φ) ρr cr  Ti + φ (SL ρL uL + Sv ρv uv)i] (3.14)

    2.  Hitung kandungan energi pada keadaan akhir (T final):

    Hef  = A.h.[(1-φ) ρr cr  Tf  + φ (SL ρL uL + Sv ρv uv)f ] (3.15)

    3.  Hitung maksimum energi yang dapat dimanfaatkan:

    Hth = Hei - Hef   (3.16)

    4.  Hitung energi panas bumi yang dapat dimanfaatkan pada kenyataannya

    (=besarnya cadangan bila dinyatakan dalam kJ):

    Hde = R f Hth  (3.17)

     Estimasi Cadangan III-4

  • 8/19/2019 3_Estimasi_Cadangan.pdf

    5/24

    5.  Hitung besarnya cadangan, yaitu energi panas yang dapat dimanfaatkan untuk

    kurun waktu t tahun (biasanya 25-30 tahun) dengan persamaan berikut:

    3600x24x365xt

    ηH

    H

    de

    thermal =   (3.18)

    Hthermal  mempunyai satuan MWthermal 

    6.  Hitung besarnya potensi listrik, yaitu energi listrik yang dapat dibangkitkanuntuk kurun waktu t tahun (MWe) dengan cara sebagai berikut:

    3600x24x365xt

    ηHH

    de

    el

    η =   (3.19)

    atau:

    Hel = η x Hthermal  (3.20)

    dimana:

    Ti = Temperatur reservoir pada keadaan awal (0C)

    Tf = Temperatur reservoir pada keadaan akhir (energi panasbumi tidak

    ekonomis lagi untuk dimanfaatkan sebagai pembangkit listrik), oC

    Hei = Kandungan energi didalam batuan dan fluida pada keadaan awal,

    kJ

    Hef = Kandungan energi di dalam batuan dan fluida pada keadaan akhir,

    kJ

    Hth = Maksimum energi panas bumi yang dapat dimanfaatkan, kJ

    Hde = Energi panas bumi yang dapat dimanfaatkan pada kenyataannya, kJ

    Hthermal = Energi panas bumi yang dapat dimanfaatkan selama kurun waktu

    tertentu, Mwe

    Hel = Energi listrik yang dapat dibangkitkan selama kurun waktu

    tertentu, MWe

    R f = Faktor perolehan, %

    t = Lama waktu (umur) pembangkitan listrik (tahun)

    η  = Faktor konversi listrik

    Asumsi-asumsi yang umum digunakan dalam perhitungan adalah :

    1.  Lama pembangkitan listrik 25-30 tahun.

    2.  Faktor perolehan 25%.

    3.  Temperatur akhir (abandon temperatur) = 180 oC.

    4.  Faktor konversi listrik 10 %.

     Estimasi Cadangan III-5

  • 8/19/2019 3_Estimasi_Cadangan.pdf

    6/24

  • 8/19/2019 3_Estimasi_Cadangan.pdf

    7/24

    Kegunaan Data Manifestasi Permukaan Untuk Perkiraan Awal

    Manifestasi panas bumi di permukaan sangat penting untuk mendapatkan

     perkiraan awal (pada tahap 1 dan 2) mengenai jenis sistim/reservoir panas bumi

    yang terdapat di bawah permukaan. Data hasil analisa air dari sampel yangdiambil dari mata air panas, kolam air panas dan lain-lain, sangat berguna untuk

    memperkirakan asal sumber air, jenis reservoir dan temperatur di bawah

     permukaan, jenis fluida reservoir serta karakteristiknya. Dari hasil pengukuran

    temperatur tanah dapat diperkirakan besarnya aliran panas yang tejadi secara

    konduksi (Qe), yaitu dengan menggunakan persamaan berikut:

    Qe = - K (dT/dz) A (3.21)

    dimana :

    K = Konduktivitas panas batuan (W/moK)

    A = Luas daerah (m

    2

    )(dT/dz) = Gradien temperatur (oC/m)

    Dari hasil pengukuran kecepatan alir air dapat ditentukan besarnya laju aliran

    massa. Dari harga laju aliran massa dan temperatur air dapat dihitung besarnya

    aliran panas ke permukaan yang terjadi secara konveksi, yaitu dengan

    menggunakan persamaan berikut:

    Qe = hL.qmL + hv.qmv  (3.22)

    dimana :

    Qe  = Laju alir panas total (dalam kJ/detik atau kW)

    hL  = Enthalpy air (kJ/kg)

    hv  = Enthalpy uap(kJ/kg)

    qmL = Laju alir massa air (kg/detik)

    qmv  = Laju alir massa uap (kg/detik)

    Laju aliran panas total ke permukaan atau biasa dinyatakan sebagai panas yang

    hilang ke permukaan (heat losses to the surface) merupakan jumlah dari aliran

     panas kepermukaan yang terjadi secara konduksi dan secara konveksi.

     Estimasi Cadangan III-7

  • 8/19/2019 3_Estimasi_Cadangan.pdf

    8/24

    Tabel 3-1

    Perkiraan Panas yang Hilang Melalui Manisfestasi Panasbumi Permukaan

    Di Lapangan Kamojang

    JENIS MANIFESTASI PANAS (Mwe)

    Semua fumarole 20.6

    Kawah Pangasahan 4.2

    Sumur nomor 3 8.2

    Semua mata air panas/hangat 17.2

    Mata air Cipangasahan 10.5

    Mata air panas yang terletak 2.5 km di sebelah

    selatan Kawah Kamojang

    0.2

    Penguapan dari telaga dan kolam-kolam air

     panas/hangat

    44.0

    Telaga Kawah Manuk 22.1

    Tanah Beruap 2.9

    Lain-lain 25.2

    TOTAL 97.4

    Atas dasar prinsip kesetimbangan massa dan panas (mass and heat balance),diperkirakan panas yang hilang ke permukaan sebanding dengan panas yang

    masuk kedalam sistim (heat influx). Atas dasar pemikiran tersebut, besarnya panas

    yang hilang ke permukaan sering dipakai sebagai perkiraan awal dalam

    menentukan besarnya sumberdaya. Sebagai contoh pada Tabel 3-1 diperlihatkan

    hasil perhitungan panas yang hilang kepermukaan karena adanya manifestasi

     panas bumi di permukaan. Besarnya panas yang hilang ke permukaan sebesar 97.4

    MW dapat diartikan sebagai besarnya minimum energi yang masuk kedalam

    reservoir secara terus menerus.

    Perkiraan mengenai besarnya panas yang hilang ke permukaan tidak hanya

     berguna untuk membuat perkiraan awal mengenai besarnya sumberdaya, tetapi juga akan diperlukan untuk pemodelan (simulasi) reservoir, yaitu untuk

    memperkirakan kelakuan reservoir bila diproduksikan selama kurun waktu

    tertentu, biasanya 25-30 tahun. Untuk memperoleh model yang mencerminkan

    keadaan sebenarnya (representatif), adanya massa dan panas yang hilang ke

     permukaan, yang terjadi secara terus menerus, perlu diperhitungkan dalam model.

     Estimasi Cadangan III-8

  • 8/19/2019 3_Estimasi_Cadangan.pdf

    9/24

    3.2.3.2 Ketersediaan Data Pada Tahap Eksplorasi Lanjut

    Pada eksplorasi lanjut (tahap-2) disamping survei geologi dan geokimia secara

    rinci, juga dilakukan survei geofisika. Pada akhir survei eksplorasi rinci, data yang

    tersedia meliputi:

    (i)  Data geologi

    Hasil survei geologi menghasilkan data berupa peta penyebaran batuan,

    karakteristik dan umur batuan, peta penyebaran batuan alterasi, data

    manifestasi panas, pola struktur geologi, tektonik dan sejarah geologi

    termasuk sejarah vulkanismenya.

    Dari data-data ini akan didapat gambaran umum mengenai evolusi

    magmatik sampai terbentuk sistim panasbuminya, daerah prospek, batuan

     penyusun reservoir, perkiraan permeabilitas secara kualitatif, umur

    terbentuknya sistim panas bumi serta sumber panas.

    (ii) 

    Data geokimia

    Survei geokimia akan menghasilkan data berupa kimia fluida dan gas dari

    manifestasi panas serta kandungan gas dan unsur-unsur lainnya yang

    terkandung didalam tanah (soil) dan aliran sungai di sekitar daerah prospek.

    Dari data-data ini akan didapat gambaran mengenai daerah prospek,

    karakteristik fluida dalam reservoir, sistim fluida, hidrologi dan temperatur

    reservoir.

    (iii)  Data geofisika

    Dari survei geofisika didapat data berupa peta tahanan jenis, profil struktur

    tahanan jenis, peta anomali gravitasi dan magnetik beserta profil tegaknya,

     peta seismisitas berikut besaran dan profil tegaknya dan data streaming

     potential.

    Dari data-data ini akan didapat gambaran penyebaran daerah prospek,

    kedalaman puncak reservoir, lapisan penudung, geometri reservoir,

    hidrologi bawah permukaan, struktur batuan dasar dan konfigurasi sumber

     panas.

    Interpretasi dari data-data geologi, geokimia dan geofisika akan menghasilkangambaran detail konfigurasi prospek panas bumi, berikut karakteristik

    hidrothermal serta model panasbuminya yang merupakan acuan dasar bagi letak

    dan target pemboran eksplorasi. Untuk perhitungan cadangan, ketebalan reservoir,

    luas prospek dan temperatur reservoir sudah dapat diperkirakan, sedangkan

    saturasi air dan uap belum dapat diperkirakan, sehingga biasanya diasumsikan.

    3.2.3.3 Ketersediaan Data Setelah Dilakukan Pemboran Sumur

    Setelah dilakukan pemboran sumur, data yang diperoleh semakin banyak dan

    semakin akurat sehingga hasil perhitungan mempunyai tingkat kepastian semakin

     Estimasi Cadangan III-9

  • 8/19/2019 3_Estimasi_Cadangan.pdf

    10/24

    tinggi. Pada tahap ini ketebalan dan temperatur reservoir dapat diperkirakan

    dengan lebih pasti dari data hasil pengukuran di sumur.

    3.2.4 Soal Latihan

    1.  Suatu reservoir di lapangan “Geotherm” berisi air panas pada kondisi saturasi

    (saturated liquid) terdapat pada kedalaman 400 m. Reservoir tersebut

    mempunyai temperatur 165oC.

    (a) Berapakah besarnya tekanan reservoir ?

    (b) Hitung panas yang tersimpan didalam air apabila luas area panasbumi

    tersebut adalah 2 km2, tebal reservoirnya 200 m, porositas batuan 10%.

    (c) Hitung panas yang tersimpan didalam batuan apabila densitas batuan

    2700 kg/m3 dan panas spesifik batuan = 1000 J/kg oC

    2. 

    Lapangan panasbumi Kamojang merupakan reservoir dominasi uap.

    Pelamparan daerah panasbumi serta lokasi sumur diperlihatkan pada Gambar

    2a. Dari data tekanan dan temperatur di sejumlah sumur, diperoleh profil

    tekanan dan temperatur seperti diperlihatkan pada Gambar 2b.

    Sifat petrofisik batuan adalah sebagai berikut:

    Porositas = 10%

    Densitas = 2700 kg/m3

    Panas spesifik = 1000 J/kg0C

    (a)  Hitunglah potensi listrik dari lapangan tersebut. Sebutkan asumsi-

    asumsi yang digunakan

    (b)  Pada saat ini kapasitas listrik terpasang di PLTP Kamojang adalah 140

    MWe. Kapasitas PLTP ini akan ditingkatkan. Menurut saudara, apakah

    mungkin untuk meningkatkan kapasitasnya menjadi 200 MWe  ?

    Berikan alasan saudara ! Bila tidak mungkin, berapakah besar kapasitas

    PLTP maksimum menurut saudara. Berikan dasar pertimbangannya !

    3.3  METODA MONTE CARLO

    Untuk memahami persoalan yang akan dimodelkan, studi ini menggunakan

    random number   (bilangan acak) yang terdeteksi dalam komputer. Bilangan acak

    ini akan digunakan sebagai bilangan-bilangan probabilitas dalam program

    komputer. Dari hasil yang diperoleh dicoba berkali-kali untuk mendapatkan hasil

    yang mendekati sebenarnya.

    Data yang kita gunakan disini berasal dari data lapangan yang telah diolah

    sebelumnya oleh para geolog, yang menyangkut bentuk cekungan, tebal

    cekungan, luas areal dan data lain yang menyangkut suatu singkapan yang akan

     Estimasi Cadangan III-10

  • 8/19/2019 3_Estimasi_Cadangan.pdf

    11/24

    kita modelkan. Dari berbagai data tersebut, ada data minimum, data maksimum

    dan data yang paling mungkin. Berdasarkan data ini kita olah perhitungannya

    dengan menggunakan random number   yang diperoleh dari komputer untuk

    menentukan probabilitasnya. Hal ini kita lakukan karena tidak seorangpun yangmengetahui dengan pasti ukuran reservoir  yang sebenarnya karena letaknya jauh

    di bawah permukaan bumi. Diharapkan dengan bilangan acak tersebut penilaian

    kita terhadap ukuran cekungan menjadi objektif.

    Setelah semua hubungan diketahui, fungsi-fungsi dan parameter-parameter yang

    merupakan satu kesatuan model, diprogramkan dalam bahasa simulasi dengan

     program komputer.

    Untuk menghitung besarnya cadangan minyak dan gas bumi dengan

    menggunakan simulasi Monte Carlo kita mengenal dua parameter dalam

     perhitungannya, antara lain :1.  Distribusi kumulatif

    2.  Bilangan Random Number (Rn)

    Gambar 3-1 dan Gambar 3-2 merupakan gambar distribusi segi empat dan

    distribusi segitiga, adapun perhitungannya adalah sebagai berikut :

    Distribusi segi empat

    W(x) 

    A Xi B

    Gambar 3-1

    Gambar Distribusi Segi Empat Simulasi Monte Carlo

    W(x ≤ xi) = Luas yang diarsirJika distribusi harga dinormalisasikan menjadi seluruh luas kurva distribusi = 1,

    maka :

    W(xi) x (B – A) = 1 (3.23)

    Maka W(xi) = 1/(B – A)

    Luas daerah yang diarsir = Alas x tinggi

    (Xi – A) x W(xi)

    W(x ≤ xi) = (Xi – A) / (B – A) (3.24)

     Estimasi Cadangan III-11

  • 8/19/2019 3_Estimasi_Cadangan.pdf

    12/24

    dimana :

    W(x ≤ xi = Rn (Random Number ) yang harganya antara 0 – 1

    B = Harga maksimalA = Harga Minimal

    Xi = Nilai yang kita Cari

    Distribusi Segi Tiga

    W(x) W(x)

    A X B C A B X C

    Gambar 3-2

     Distribusi Segi Tiga Simulasi Monte Carlo

    Untuk harga X ≤  B,

    )(

    )(

    )(

    )(

    ab

    a Xi

    bW 

     xiW 

    −−

    =   (3.25)

    Jika diubah posisinya, persamaan diatas akan menjadi :

    ⎥⎦

    ⎤⎢⎣

    −−−

    =))((

    )(2)(

    acab

    a Xi xiW    (3.26)

    Luas Daerah yang diarsir = W(x ≤ xi) = ½ alas x tinggi= ½ (Xi – a) x W (x)

    = ⎥⎦

    ⎤⎢⎣

    −−−

    ))((

    )( 2

    abac

    a Xi 

    W(x ≤  xi) adalah bilangan random number sedangkan bilangan yang kita cariadalah Xi. Jika diturunkan akan menjadi :

     Estimasi Cadangan III-12

  • 8/19/2019 3_Estimasi_Cadangan.pdf

    13/24

    (Xi – a ) = [ ]  5.0))(( abac Rn   −−

      = a + [ ]   (3.27)5.0))(( abac Rn   −−

     Untuk harga X ≥  Ba. Untuk W(x > xi)

    )(

    )(

    )(

    )(

    bc

     Xic

    bW 

     xiW 

    −−

    =  

    )(

    )()()(

    bc

     XicbW  xiW 

    −−

    =  

    ⎥⎦

    ⎤⎢⎣

    −−−

    =<))((

    )(2)(

    bcac

     Xic xi xW    (3.28)

     b. Untuk W(x < xi)

    W(x < xi) = 1 - W(x > xi)

    = 1 – ½ alas x tinggi

    = 1 - ½ . (c – xi) W(xi)

    = 1 - ⎥⎦

    ⎤⎢⎣

    −−−−

    ))((2

    ))((2

    acbc

     Xic Xic  (3.29)

    = 1 - ⎥⎦

    ⎤⎢⎣

    −−−

    ))((

    )(2

    acbc

     Xic  (3.30)

    Prosedur Simulasi

    1.  Perkirakan distribusi dari masing-masing variabel.

    2.  Gerakkan suatu bilangan acak dan hitung berapa besarnya nilai tiap variabel

    sesuai dengan distribusinya (Langkah 1).

    3. 

    Hitung besarnya parameter yang ingin diketahui.

    4. 

    Ulangi Langkah 2 dan 3 sampai kira-kira 1000 kali perhitungan.

    5. 

    Tabulasikan hasil perhitungan.6.  Hitung besarnya nilai rata-rata dan the most probable value dari parameter

    yang ingin diketahui.

     Estimasi Cadangan III-13

  • 8/19/2019 3_Estimasi_Cadangan.pdf

    14/24

    3.4  METODA P/Z

    Dua tipe reservoir panasbumi yang dikembangkan secara komersial untuk

     pembangkit energi listrik yaitu reservoir dominasi uap dan reservoir dominasi air.Reservoir dominasi air memproduksikan air panas yang dilepaskan dipermukaan,

    sedangkan uap yang terproduksi digunakan untuk menggerakkan generator.

    Reservoir dominasi uap fluidanya dalam keadaan sedikit superheated sehingga

    hampir semua fluida yang diproduksinya adalah uap dan sedikit gas inert. Belum

    terdapat teori yang pasti yang dapat menggambarkan kondisi sebenarnya yang

    terjadi dalam suatu reservoir dominasi uap. Asumsi umum yang berkembang saat

    ini adalah reservoir ini terdapat uap di bagian atas dan tidak menutup

    kemungkinan adanya air yang mendidih pada kedalaman yang lebih dalam.

    Menurut Bringham and Morrow (1977) ada dua kemungkinan yang dapat terjadi

    di dalam reservoir apabila zona uap diproduksikan, yaitu:

    •  Kemungkinan pertama adalah sistim sepenuhnya berisi uap (tidak ada air).

    •  Kemungkinan kedua adalah air akan menguap dan menggantikan volume

     pori-pori di zona uap, sedangkan permukaan air akan menurun ( falling

    liquid level).

    • 

    Kemungkinan ketiga adalah air akan menguap dan menggantikan volume

     pori-pori di zona uap, akan tetapi permukaan air tidak berubah (constant

    liquid level).

    Ketiga metoda ini mengasumsikan bahwa besarnya fluida yang masuk ke dalam

    reservoir diabaikan. Meskipun dalam kenyataannya pada saat fluidadiproduksikan dari reservoir maka akan ada fluida yang masuk ke dalam

    reservoir. Namun demikian asumsi ini tetap beralasan mengingat jumlah fluida

    yang masuk ke dalam reservoir relatif kecil dibandingkan dengan jumlah masa

    yang diproduksikan terutama pada sistem reservoir dominasi uap.

    Dalam hal terjadi kemungkinan pertama, yaitu sistim sepenuhnya berisi

    uap, sebagaimana digambarkan dalam Model-1 dibawah ini, maka reservoir ini

    dapat diperlakukan seperti halnya reservoir gas kering pada kondisi isotermal.

    Asumsi isothermal diambil karena perbedaan yang sangat besar antara kapasitas

     panas batuan terhadap uap dan juga antara massa uap terhadap massa batuan,

    dengan demikian pada saat uap diproduksikan tidak terjadi penurunan temperatur

    yang berarti di dalam reservoir.

    Kinerja reservoir uap kering ini akan berupa garis lurus jika dibuat plot antara P/Z

    terhadap fraksi kumulatif massa uap (jumlah uap yang sudah diproduksikan),

    sehingga dengan ekstrapolasikan plot tersebut menuju titik P/z = 0 akan dapat

    diketahui besarnya massa uap yang terdapat dalam reservoir. 

     Estimasi Cadangan III-14

  • 8/19/2019 3_Estimasi_Cadangan.pdf

    15/24

     

    mgModel-1:Sistim sepenuhnya berisi uap (tidak ada air)

    Dry Steam

    0

    5

    10

    15

    20

    25

    30

    35

    40

    0 0.1 0.2 0.3 0.4 0.5 0.6 0.7 0.8 0.9 1

    fraksi massa uap terproduksi terhadap massa uap awal

          P      /     z

     Gambar 4.1 Kinerja Reservoir Uap Kering

    Steam Reservoirpi , zimgi

     

    Sumber

    Panas 

    no waterpresent

    h

     Steam Reservoir

    pf , zf mgf 

      no waterpresent

    Sumber

    Panas 

     Estimasi Cadangan III-15

  • 8/19/2019 3_Estimasi_Cadangan.pdf

    16/24

    Kinerja reservoir uap kering tersebut dapat dijelaskan berdasarkan

     pendekatan matematis sebagai berikut:

    Apabila tekanan (P), Volume (V), temperatur (T), jumlah mol (n), dan R adalah

    konstanta gas, maka persamaan gas ideal :

    PV = z n RT   ……………………………………………(3.31)

     z

     p =

    nRT   ……………………………………………(3.32)

    Jika fluida dianggap semua uap, dimana volume(V) merupakan volume

     pori total, sedangkan volume spesifik berbanding terbalik dengan densitas (ρ), dan

     jumlah mol (n) merupakan perbandingan antara massa dengan massa atom relatif

    maka persamaan diatas dapat ditulis sebagai berikut :

     z

     p =

    VMr 

    mRT   ……………………………………………(3.33)

    Dengan harga temperatur relatif konstan dan berada dalam ruang tertutup

    sehingga volumenya konstan, massa uap yang ada dalam reservoir kondisi awal

    (Mgi) dan (Mgf ) didapat persamaan:

    iig

    i

     f  f g

     f 

     Z  M 

    P

     Z  M 

    P

    =   …………………………………………(3.34)

    Jika luas (A), kedalaman (h), porositas (φ) dan densitas (ρ) maka jumlah massa

    uap di reservoir awal :

    vivih A M    ρ φ  ×××=   …………………………………………(3.35)

    dan massa uap akhir

    vf vf  h A M    ρ φ ×××=   …………………………………………(3.36)

    Jumlah uap yang diproduksi dari reservoir:

    gf igmmmg   −=∆   …………………………………………(3.37)

    Persamaan kesetimbangan energi di reservoir uap:

     f 

     f 

     z

    P=

    i

    i

     z

    P

    gi

    ggi

    m

    mm )(   ∆−  …………………………………………(3.38)

     Estimasi Cadangan III-16

  • 8/19/2019 3_Estimasi_Cadangan.pdf

    17/24

     

    3.5  METODA FALLING LIQUID LEVEL

    Kemungkinan lain yang dapat terjadi dalam reservoir apabila zona uap

    diproduksikan adalah air akan mendidih dan menguap dan menggantikan volume pori-pori di zona uap, sedangkan permukaan air akan menurun ( falling liquid

    level).

    KEADAAN AWAL

    Steam Reservoirpi , zimgi

    KEADAAN AKHIR

    Steam Reservoirpf , zf mgf 

    ggig mmm   −=∆

      no waterpresent

    Panas 

    Sumber

    h

      no waterpresent

    Sumber

    Panas 

    VM  RT m

     z p gf 

     f 

     f  =VM 

     RT m z p gi

    i

    i =

    ⎟⎟ ⎠

     ⎞⎜⎜⎝ 

    ⎛ ⎟⎟ ⎠

     ⎞⎜⎜⎝ 

    ⎛ =

    gi

    gf 

    i

    i

     f 

     f 

    m

    m

     z

     p

     z

     p

    ⎟⎟ ⎠

     ⎞⎜⎜⎝ 

    ⎛    ∆−⎟⎟ ⎠

     ⎞⎜⎜⎝ 

    ⎛ =

    gi

    ggi

    i

    i

     f 

     f 

    m

    mm

     z

     p

     z

     p )(

     Estimasi Cadangan III-17

  • 8/19/2019 3_Estimasi_Cadangan.pdf

    18/24

     

    Model-2:

    Suatu sistim panasbumi dimana reservoir uap terletak diatas zona air 

    apabila zona uap diproduksikan adalah air akan mendidih dan menguap danmenggantikan volume pori-pori di zona uap, sedangkan permukaan air akan menurun  

    mg ,T** ,hg

    Pi ,Ti pf ,Tf

    Untuk menganalisa sistem ini, perlu dibuat kesetimbangan energi thermodinamik

    secara lengkap. Untuk memudahkan penurunan persamaan maka diasumsikan bahwa volume pori terisi penuh oleh air pada saat awal penurunan tekanan. Pada

    saat akhir penurunan tekanan, volume pori akan terisi oleh uap dan air. Berikut iniakan ditunjukkan persamaan kesetimbangan yang terjadi dalam sistem falling

    liquid level ini:

    Input – Output = Final – Initial

    Satu-satunya energi input adalah panas yang ditransfer dari batuan sebagai akibatadanya penurunan temperatur (konsekuensi dari setiap penurunan tekanan akan

    terjadi juga penurunan temperatur sesuai dengan hubungan tekanan-temperatur air pada kondisi saturasi). Pada saat awal penurunan tekanan, volume pori terisi

    seluruhnya oleh akhir akan tetapi pada akhir penurunan tekanan volume pori ini

    akan terisi air dan uap sehingga panas dari batuan ini akan ditransfer kedalamzona air dan juga kedalam zona uap.

    T* adalah temperatur rata-rata dari volume pori yang terbentuk selama penurunan

    tekanan. Sedangkan energi output yang terjadi adalah berupa massa uap yangdiproduksikan dikalikan dengan entalpinya

    mri = ρr (1 - ) A Hi 

    Steam Reservoir

    SumberPanas 

    water

    mricpr

    mLiHi 

    h

    Steam Reservoir

    SumberPana

    wate

    mrf  cpr

    mLf 

    mgf ,T*

    Uap & air

    Hf 

    mrf = ρr (1 - ) A Hf 

    mLi = A Hi ρLi  mLf = A Hf ρLi 

    *)()()( T T cmmT T cm Input  i pr rf ri f i pr rf    −−+−=

     Estimasi Cadangan III-18

  • 8/19/2019 3_Estimasi_Cadangan.pdf

    19/24

     

    Output = ∆mg hg (T**) = (m Li - m Lf  - mgf ) hg (T**) 

    Hg(T**) adalah entalpi uap pada saat T** dimana T** adalah temperatur rata-rata pada saat uap meninggalkan sistem. Energi Initial adalah Energi Dalam air yang

    ada dalam sistem pada saat awal

     Initial = m Li u Li 

    Sedangkan Energi Final adalah energi dari air dan uap in place pada saat akhir

    dari penurunan tekanan.

    Final = m Lf u Lf  + mgf [ug(T*)]

    Dimana ug(T*) adalah Energi Dalam uap pada temperatur rata-rata T*. Jikadisubstitusikan u = h – pv maka

     Initial = m Li u Li = m Li h Li - m Li pi v Li 

    Final = m Lf  u Lf  + mgf  ug@T*

    = m Lf  h Lf  - m Lf  p f   v Lf  + mgf  hg@T*- mgf  p f  vg@T*

    sehingga

     Lii Li Li Lig f gf ggf  Lf  f  Lf  Lf  Lf 

    ggf  Lf  Lii pr rf ri f i pr rf 

    v pmhmT v pmT hmv pmhmT hmmmT T cmmT T cm

    +−−+−=−−−−−+−

    *))((*))((*))*()((*)()()(  

    suku mpv pada bagian kanan dari persamaan diatas jika dijumlahkan maka akan

    sama dengan volume pori total dari sistem dikalikan dengan perubahan tekanan

    yang terjadi. Kontribusi mpv dibandingkan dengan suku-suku yang lain dalam

     persamaan ini sangat kecil sehingga dapat diabaikan. Jika perubahan temperatur

    kecil maka dapat diasumsikan 

    T* = T** = (T i + T  f )/2

    Sehingga mgf  hg(T**) di sebelah kiri persamaan dan mgf  hg(T*) di sebelah kanan

    saling meniadakan sehingga

    Input – Output = Final – Initial

    [ 2

    )()()(

     f i

     pr rf ri f i pr rf 

    T T cmmT T cm

    −−+− ]- (m Li- m Lf -mgf ) hg (T*)

    = [m Lf  h Lf  + mgf  hg@T*] - [m Li h Li ]

     Estimasi Cadangan III-19

  • 8/19/2019 3_Estimasi_Cadangan.pdf

    20/24

     

    Apabila disederhanakan menjadi: 

    2/)()()(  f i pr rf ri f i pr rf  T T cmmT T cm   −−+−  m Lf h Lf - m Lih Li- (m Li- m Lf ) hg (T*) =

    atau

    ( )2/)()( f i pr rf ri T T cmm   −−)(  f i pr rf  T T cm   − = m Lf h Lf – m Lih Li + (m Li- m Lf ) hg (T**) +

    = m Lf h Lf – m Lih Li + m Li hg (T**) i- m Lf hg (T**) + 2/)()(  f i pr rf ri T T cmm   −−  

    Falling Liquid Level

    0

    5

    10

    15

    20

    25

    30

    35

    40

    0 0.1 0.2 0.3 0.4 0.5 0.6 0.7 0.8 0.9 1

    fraksi massa uap terproduksi terhadap massa uap awal

          P      /     z

    dry steam

    porositas 10%

    porositas 5%

    porositas 20%

     

    Gambar p/z vs Fraksi Massa Uap Terproduksi pada Sistem Falling Liquid Level

    Prosedur Perhitungan

    Data yang perlu disiapkan:

    1.  Luas area reservoir, A

    2.  Ketebalan reservoir, hri 

    3. 

    Kapasitas panas batuan, c pr  

    4. 

    Porositas batuan, φ 

    5.  Densitas batuan, ρr  6.  Temperatur reservoir awal, Ti 

    7. 

    Tekanan awal reservoir, Pi sebagai fungsi dari tekanan saturasi

    (Ti)

     Estimasi Cadangan III-20

  • 8/19/2019 3_Estimasi_Cadangan.pdf

    21/24

     

    1. 

    Hitung massa air mula-mula yang ada dalam reservoir Mi

     M i = A x hri x φ  /v Li

    Dimana vLi adalah volume spesifik air pada Ti didapat dari steam table.

    2.  Asumsikan perubahan ketebalan reservoir (∆h), hitung hrf  

    hrf  = hri - ∆h

    3. 

    Asumsikan perubahan temperatur ∆t dan hitung temperatur final, Tf  

    T  f  = T i - ∆T

    4.  Hitung tekanan final (pf ) sebagai fungsi dari Tf  pada kondisi saturasi.

    5. 

    Hitung T*

    T* = (T i + T  f )/2

    6. 

    Hitung massa batuan initial, mrimri = A x hri x (1 - φ ) x  ρ r 

    7.  Hitung massa batuan final, mrf  

    mrf  = A x hrf  x (1 - φ ) x  ρ r 

    8.  Hitung massa liquid initial, mLi 

    m Li = A x hi x φ  / v Li

     vLi adalah volume spesifik air pada kondisi saturasi, didapat pada steam

    table pada temperatur initial Ti.

    9. 

    Hitung massa liquid final, mLf  

    m Lf  = A x hi x φ  / v Lf 

    10. Cari pada steam table besarnya hg pada T*, entalpi air pada Tf  dan entalpi

    air pada Ti.

    11. Hitung besarnya persamaan pada bagian kiri

    2

    )()()(

     f i

     pr rf ri f i pr rf 

    T T cmmT T cm

    −−+−  - (m Li- m Lf ) hg (T*)

    12. Hitung besarnya persamaan pada bagian kanan

    m Lf h Lf - m Lih Li

      13. Jika kiri = kanan, teruskan ke langkah no. 14 jika tidak kembali ke langkah

    no. 3 dengan asumsi ∆T yang baru.14. Hitung massa uap final (mgf )

    mgf  = A x (hi – h f ) x φ  / vgf 

      vgf  adalah volume spesifik uap pada Tf  didapat dari steam table.

    15. 

    Hitung massa uap final kumulatif (mgfkum)

    16. Hitung total massa tersisa dalam reservoir (msisa)

    msisa = mgfkum + mLf 17. Hitung kumulatif massa gas yang telah terproduksi (mgprod)

     Estimasi Cadangan III-21

  • 8/19/2019 3_Estimasi_Cadangan.pdf

    22/24

      mgprod  = M i – msisa18. Hitung fraksi massa gas yang telah terproduksi (mgprod ) terhadap massa air

    mula-mula yang ada dalam reservoir (Mi)

    Fraksi = mgprod / Mi19. Hitung besarnya z

    1000)15.273(3145.8

    105

    ×+×

    ×××=

     f 

    gf  f 

     Mr  p z

    υ  

    dimana Mr adalah berat molekul relatif dari air = 18

    20. 

    Hitung besarnya p/z

    21. Kembali ke langkah no. 2 untuk ∆h selanjutnya dimana hi baru = hf  lama.22.

     

    Buatlah plot antara fraksi vs p/z

    3.6 METODA CONSTANT LIQUID LEVEL

    Kemungkinan lain yang dapat terjadi dalam reservoir apabila zona uap

    diproduksikan adalah air akan menguap dan menggantikan volume pori-pori di

    zona uap, akan tetapi permukaan air tidak berubah (constant liquid level).

    Model-3:

    Suatu sistim panasbumi dimana reservoir uap terletak diatas zona air apabila zona uap diproduksikan adalah air akan mendidih dan menguap dan

    menggantikan volume pori-pori di zona uap, sedangkan permukaan air tidak berubah  

    mg ,T** ,hg

     Dalam sistem ini dianggap adanya air saturasi yang terdistribusi merata

    dalam pori-pori. Selama produksi hanya uapnya saja yang mengalir keluar dari

    sistem. Kesetimbangan energi sangat diperlukan untuk menghitung kelakuan

     produksi dan penurunan tekanan.

    Energi panas input berasal dari batuan yang mengalir ke semua zona

    dengan temperatur sama. Besarnya energi yang ditransfer ke dalam reservoir oleh

     batuan yang mempunyai masa awal (mri), kapasitas panas batuan (c pr ), temperatur

    awal (Ti), temperatur akhir (Tf ) adalah

    Steam Reservoir

    SumberPanas 

    Steam Reservoir

    SumberPanas 

    pf ,Tf mfPi ,Ti mi

    h

     Estimasi Cadangan III-22

  • 8/19/2019 3_Estimasi_Cadangan.pdf

    23/24

      )( f i pr ir 

    T T C minput    −××=  

    Apabila massa uap yang diproduksikan (∆mg), temperatur rata-rata saatuap meninggalkan reservoir (T*), spesifik entalpi rata-rata uap yang

    meninggalkan reservoir (hg (T*)), maka besarnya energi uap yang diproduksikan

    dapat ditulis dalam persamaan :

    Output = ∆mg hg (T*) 

    Jika massa awal fluida (Mi) dan masa akhir fluida (Mf ) persamaan diatas dapat

    ditulis :

    Output = (M i – M  f ) hg (T*) 

    Energi initial yang terdapat dalam reservoir adalah

    ))(( ligiilii uu xu M initial   −+=  

    Pada saat belum terjadi depletion maka kondisi awal reservoir hanya berisi air

    sehingga

    initial = M i ui 

    Setelah terjadi depletion maka pori-pori reservoir akan terisi oleh uap dan air

    sehingga besarnya energi yang ada dalam reservoir (energi final) adalah

    ))(( lf gf  f lf  f  uu xu M  final   −+=  

    Dengan menggunakan hubungan termodinamika u = h – pv maka

    v phh xh M  final  f lf gf  f lf  f    −−+= ))((

    dan

    v phh xh M initial iligiilii   −−+= ))((

    sehingga kesetimbangan energi secara keseluruhan akan menjadi

    initialFinalOutput  Input    −=−   M ri C  pr  (T i – T  f ) – (M i – M  f ) [hg(T*)] = M  f [h Lf  + x f  (hgf  –h Lf ) - p f v]

     – M i[h Li + xi(hgi – h Li) - piv] 

    dimana mpv  adalah volume pori total dikalikan dengan perubahan tekanan

    sehingga

     Estimasi Cadangan III-23

  • 8/19/2019 3_Estimasi_Cadangan.pdf

    24/24

     

     M ri C  pr  (T i – T  f ) – (M i – M  f ) [hg(T*)] = M  f [hlf  + x f  (hgf  –hlf )]

    + V i (pi – p f ) – M i[hli + xi(hgi – hli)] 

    Ada dua variable yang tidak diketahui dalam persamaan ini yaitu Mf  dan xf , akan

    tetapi berdasarkan kesetimbangan volume dapat diturunkan persamaan sbb

    V i =M  f  [v Lf  + x f  (vgf  – v Lf )] atau)(  Lf gf  f  Lf 

    i

     f vv xv

    V  M 

    −+=  

    Sehingga akan diperoleh persamaan akhir yang lebih sederhana yaitu

    )())((*)()(

     Lf gf i Lf gf 

     Lf igi Lf  f 

    hhV vvC  B AhV T hV vC  B A x

    −×−−−−×−×+−−=  

    dimana

     A= M ri C  pr  (T i – T  f )

     B= M i [hg(T*) – (h Li+ xi(hgi – h Li)]

    C=V i(pi – p f )