3.BAB II candra.doc

26
BAB II TINJAUAN TEORI 2.1 Konsep Lansia 2.1.1 Pengertian Lansia adalah seseorang yang berusia 60 tahun atau lebih. Usia lanjut dapat dikatakan usia emas karena tidak semua orang dapat mencapai usia tersebut. Orang-orang yang berusia lanjut memerlukan tindakan keperawatan, baik yang bersifat promotif maupun preventif. Kedua tindakan keperawatan tersebut bertujuan agar para lansia dapat menikmati masa usia emas serta menjadi usia lanjut yang berguna (Maryam, dkk, 2008). 2.1.2 Batasan Lansia Usia yang dijadikan Patokan untuk lanjut usia berbeda-beda, umumnya berkisar antara 60-65 tahun. Beberapa pendapat para ahli tentang batasan usia adalah sebagai berikut : 1. Organisasi kesehatanan dunia World Health Organitation (WHO) ada empat tahapan yaitu : a. Usia pertengehan (middle age) usia 45-59 tahun b. Lanjut usia (ederly) usia 60-74 tahun c. Lanjut usia tua (old) usia 75-90 tahun d. Usia sangat tua (very old) usia > 90 tahun Review Jurnal | Kelompok 1 STIKes Kepanjen 4

Transcript of 3.BAB II candra.doc

BAB IITINJAUAN TEORI

2.1 Konsep Lansia

2.1.1 Pengertian

Lansia adalah seseorang yang berusia 60 tahun atau lebih. Usia lanjut dapat dikatakan usia emas karena tidak semua orang dapat mencapai usia tersebut. Orang-orang yang berusia lanjut memerlukan tindakan keperawatan, baik yang bersifat promotif maupun preventif. Kedua tindakan keperawatan tersebut bertujuan agar para lansia dapat menikmati masa usia emas serta menjadi usia lanjut yang berguna (Maryam, dkk, 2008). 2.1.2 Batasan Lansia

Usia yang dijadikan Patokan untuk lanjut usia berbeda-beda, umumnya berkisar antara 60-65 tahun. Beberapa pendapat para ahli tentang batasan usia adalah sebagai berikut :

1. Organisasi kesehatanan dunia World Health Organitation (WHO) ada empat tahapan yaitu :

a. Usia pertengehan (middle age) usia 45-59 tahun

b. Lanjut usia (ederly) usia 60-74 tahun

c. Lanjut usia tua (old) usia 75-90 tahun

d. Usia sangat tua (very old) usia > 90 tahun

2. Hurlock (1979)

a. Early old age (usia 60-70 tahun)

b. Advanced old age (usia >70 tahun)

3. Prof. Dr. Koesoemanto Setyonegoro :

a. Usia sangat muda (ederly adulthood) usia 18/20-25 tahun

b. Usia dewasa penuh (middle years) atau maturitas usia 25-60/65 tahun

c. Lanjut usia (geriatric age) usia > 65/70 tahun, terbagi atas :

1) Young old (usia 70-75 tahun)

2) Old (usia 75-80 tahun)

3) Very old (usia >80 tahun)

4. Sumber lain :

a. Ederly (usia 60-65 tahun)

b. Junior old age ( usia > 65-75 tahun)

c. Formal old age (usia > 75-90 tahun)

d. Longevity old age ( usia > 90-120 tahun)

(Nugroho, 2009)2.1.1 Tugas Perkembangan Lansia

Menurut Eicson, kesiapan lansia untuk beradaptasi atau menyesuaikan diri terhadap tugas perkembangan usia lanjut. Hal ini dipengaruhi oleh proses tumbuh kembang pada tahap selanjutnya. Jika tumbang sebelumnya teratur, baik maka persiapan untuk masa lansia akan lebih baik.

Apabila seseorang pada tahap tumbuh kembang sebelumnya melakukan kegiatan sehari-hari dengan teratur dan baik serta membina hubungan yang serasi dengan orang-orang di sekitarnya maka pada usia lanjut ia akan tetap melakukan kegiatan yang biasa ia lakukan pada tahap perkembangan sebelumnya seperti olahraga, mengembangkan hobi becocok tanam dan lain-lain. (Maryam, 2008)

Adapun tugas perkembangan lansia adalah sebagai berikut :

1. Mempersiapkan diri untuk kondisi yang menurun.

2. Mempersiapkan diri untuk pensiun.

3. Membentuk hubungan baik dengan orang sebelumnya.

4. Mempersiapkan kehidupan baru.

5. Melakukan penyesuaian terhadap kehidupan sosial atau masyarakat secara santai.

6. Mempersiapkan diri untuk kematiannya dan kematian pasangannya.

2.1.2 Masalah Kesehatan Jiwa Lansia

1. Kecemasan

Gejala-gejala kecemasan adalah sebagai berikut :

a. Perasaan khawatir atau takut yang tidak rasional akan kejadian yang akan terjadib. Sulit tidur sepanjang malamc. Rasa tegang dan cepat marahd. Sering mengeluh akan gejala yang ringan atau takut atau takut/khawatir penyakit yang berat sebenarnya tidak dideritanya.e. Sering membayangkan hal-hal yang menakutkanf. Rasa panik terhadap masalah yang ringan

2. Stress

Stress adalah suatu kondisi ketegangan yang mempengaruhi emosi, proses berpikir dan kondisi seseorang. Stress merupakan tanggapan/reaksi tubuh terhadap berbagai tuntutan atau beban atasnya yang bersifat spesifik. Gejala stress dibagi menjadi 3 yaitu gejala fisik, gejala emosional dan gejala perilaku.

3. Depresi

Depresi merupakan masalah kesehatan jiwa yang paling sering didapatkan pada lansia.

Gejala-gejalanya adalah sebagai berikut :

a. Sering mengalami gangguan tidur atau sering terbangun sangat pagib. Sering kelelahan, lemas dan kurang dapat menikmati kehidupan sehari-haric. Kebersihan dan kerapian diri sering diabaikand. Cepat sekali menjadi marah atau tersinggunge. Daya konsentrasi berkurangf. Pada pembicaraan sering disertai topik yang berhubungan dengan rasa pesimis atau perasaan putus asa

4. Insomnia

Kebiasaan atau pola tidur lansia dapat berubah yang terkadang dapat menganggu kenyamanan orang lain yang tinggal serumah. Perubahan pola tidur dapat berupa tidak bisa tidur sepanjang malam atau terbangun pada malam hari. Lansia yang terbangun ketika malam hari biasanya akan melakukan kegiatannya pada malam hari.

Penyebab insomnia pada lansia adalah sebagai berikut :

a. Kurangnya kegiatan fisik dan mental sepanjang hari sehingga mereka masih semangat sepanjang malamb. Tertidur sebentar-sebentar sepanjang haric. Gangguan cemas, stress dan depresid. Tempat tidur dan suasana kamar yang kurang nyamane. Sering berkemih pada waktu malam harif. Infeksi saluran kemih

5. Paranoid

Lansia terkadang merasa bahwa ada orang yang mengancam mereka, membicarakan serta berkomplot ingin melukai atau mencuri miliknya.Gejala-gejalanya adalah sebagai berikut :

a. Perasaan curiga dan memusuhi anggota keluarga, teman-teman atau orang-orang disekelilingnyab. Lupa akan barang-barang yang disimpan dan akan menuduh orang-orang disekitarnya mencuri atau menyembunyikannya.c. Paranoid dapat merupakan manifestasi dari masalah lain seperti depresi dan rasa marah yang ditahan

6. Demensia

Demensia merupakan gangguan mental yang berlangsung progresif, lambat dan serius yang disebabkan oleh kerusakan organik jaringan otak.

Penyebab demensia adalah sebagai berikut :

a. Demensia Alzheimer yang penyebabnya adalah kerusakan otak yang tidak diketahuib. Demensia vascular yang penyebabnya adalah kerusakan otak karena stroke yang multiplec. Demensia lain yang penyebabnya adalah kekurangan vitamin B12 dan tumor otak

2.2 Konsep Depresi2.2.1 Pengertian

Depresi merupakan masalah kesehatan mental yang paling umum terjadi pada lansia. Seseorang dengan depresi dan khususnya lansia yang mengalami depresi mengalami peningkatan resiko bunuh diri. Orang tua yang mengalami depresi mungkin enggan untuk mengakui terjadinya perubahan mood dan juga perasaan sedih (Menzel, 2008).

Menurut Nugroho (2008) depresi adalah suatu perasaan sedih dan pesimis yang berhubungan dengan suatu penderitaan. Dapat berupa serangan yang ditujukan pada diri sendiri atau perasaan marah yang mendalam. Menurut Hudak dan Gallo dalam Azizah (2011), gangguan depresi merupakan keluhan umum pada lanjut usia dan merupakan penyebab tindakan bunuh diri.2.2.2 Tanda dan GejalaMenurut Kelliat dalam Azizah (2011), perilaku yang berhubungan

dengan depresi meliputi beberapa aspek seperti :

1. Afektif

Kemarahan, ansietas, apatis, kekesalan, penyangkalan perasaan, kemurungan, rasa bersalah, ketidakberdayaan, keputusasaan, kesepian, harga diri rendah, kesedihan.

2. Fisiologik

Nyeri abdomen, anoreksia, sakit punggung, konstipasi, pusing, keletihan, gangguan pencernaan, insomnia. Perubahan haid, makan berlebihan/kurang, gangguan tidur, dan perubahan berat badan.

3. Kognitif

Ambivalensi, kebingungan, ketidakmampuan berkonsentrasi, kehilangan minat dan motivasi, menyalahkan diri sendiri, mencela diri sendiri, pikiran yang destruktif tentang diri sendiri, pesimis, ketidakpastian.

4. Perilaku

Agresif, agitasi, alkoholisme, perubahan tingkat aktivitas, kecanduan obat, intoleransi, mudah tersinggung, kurang spontanitas, sangat tergantung, kebersihan diri yang kurang, isolasi sosial, mudah menangis, dan menarik diri.

Menurut Maslim (2002) dalam PPDGJ-III, tingkatan depresi ada 3 berdasarkan gejala-gejalanya yaitu :

1) Depresi Ringan

Gejala :

a) Kehilangan minat dan kegembiraan.

b) Berkurang energy yang menuju meningkatnya keadaan mudah lelah (rasa lelah yang nyata sesudah kerja sedikit saja) dan menurunnya aktivitas.

c) Konsentrasi dan perhatian yang kurang.d) Harga diri dan kepercayaan diri yang kurang.

e) Lamanya gejala tersebut berlangsung sekurang-kurangnya 2 minggu.

f) Hanya sedikit kesulitan dalam pekerjaan dan kegiatan sosial yang biasa dilakukan.

2) Depresi Sedang

Gejala :

a) Kehilangan minat dan kegembiraan

b) Berkurang energy yang menuju meningkatnya keadaan mudah lelah (rasa lelah yang nyata sesudah kerja sedikit saja) dan menurunnya aktivitas

c) Konsentrasi dan perhatian yang kurang

d) Harga diri dan kepercayaan diri yang kurang

e) Gagasan tentang rasa bersalah dan tidak berguna

f) Pandangan masa depan yang suram dan pesimistis

g) Lamanya gejala tersebut berlangsung minimum 2 minggu

h) Mengadaptasi kesulitan untuk meneruskan kegiatan sosial, pekerjaan dan urusan rumah tangga

3) Depresi Berat

Gejala :

a) Mood depresifb) Kehilangan minat dan kegembiraan

c) Berkurang energy yang menuju meningkatnya keadaan mudah lelah (rasa lelah yang nyata sesudah kerja sedikit saja) dan menurunnya aktivitas

d) Konsentrasi dan perhatian yang kurang

e) Gagasan tentang rasa bersalah dan tidak berguna

f) Pandangan masa depan yang suram dan pesimistis

g) Perbuatan yang membahayakan dirinya sendiri atau bunuh diri

h) Tidur terganggu

i) Disertai waham, halusinasi

j) Lamanya gejala tersebut berlangsung selama 2 minggu.2.2.3 Penatalaksanaan Depresi

Penatalaksanaan depresi menurut Agus dalam Setiawan (2011) antara lain yaitu :

1) Terapi Fisik

Pemberian anti-depresan pada usia lanjut, sama seperti pemberian psikotropika pada umumnya harus hati-hati. Umumnya diperlukan dosis yang lebih kecil daripada orang dewasakarena dikhawatirkan terjadi akumulasi akibat fungsi ginjal yang sudah kurang baik.

2) Terapi keluarga

Problem keluarga dapat berperan dalam perkembangan gangguan depresi, sehingga dukungan terhadap keluarga pasien adalah sangat penting. Proses penuaan mengubah dinamika keluarga, diantaranya ada perubahan posisi dari dominan menjadi dependen pada lanjut usia. Tujuan dari terapi terhadap keluarga pasien yang depresi adalah untuk meredakan perasaan frustasi dan putus asa, merubah dan memperbaiki sikap atau struktur dalam keluarga yang menghambat proses penyembuhan pasien.3) Terapi kognitif-perilaku

Bertujuan mengubah pola pikirpasien yang selalu negatif (persepsi diri yang buruk, masa depan yang suram, dunia yang tak ramah, diri yang tak berguna lagi, tak mampu dan sebagainya) ke arah pola piker yang netral atau positif. Ternyata pasien lanjut usia dengan depresi dapat menerima metode ini meskipun penjelasan harus diberikan secara singkat dan terfokus. Melalui latihan-latihan, tugas-tugas dan aktivitas, terapi kognitif-perilaku bertujuan mengubah perilaku dan pola pikir.

4) Terapi Seni

Menurut The American Art Therapy Association dalam Mukhlis (2011), terapi seni banyak digunakan sebagai sarana menyelesaikan konflik emosional, meningkatkan kesadaran diri, mengembangkan keterampilan sosial, mengontrol perilaku, menyelesaikan permasalahan, mengurangi kecemasan, mengerahkan realitas, meningkatkan harga diri dan berbagai gangguan psikologis lainnya. Sedangkan menurut Case dan Dalley dalam Mukhlis (2011), terapi seni merupakan salah satu jenis dari berbagai jenis terapi ekspresif melibatkan individu dalam aktivitas kreatif dalam bentuk penciptaan (karya atau produk) seni. Holt dan Kaiser dalam Mukhlis (2011) mengatakan bahwa melalui aktifitas seni tersebut individu diasumsikan mendapat media paling aman untuk memfasilitasi komunikasi melalui eksplorasi pikiran, persepsi, keyakinan, dan pengalaman, khususnya emosi.2.3 Konsep Terapi Reminiscence2.3.1 PengertianMeiner dan Lueckenotter (2006) menjelaskan bahwa therapy reminiscence adalah suatu terapi pada orang yang didorong (dimotivasi) untuk mendiskusikan kejadian-kejadian masa lalu untuk mengidentifikasi keterampilan penyelesaian masa lalu yang telah dilakukan mereka pada masa lalu.

Therapy reminiscence merupakan salah satu terapi modalitas yang dapat menurunkan beberapa gangguan kesehatan yang dialami lansia, antara lain lupa ingatan, dimensia, depresi dan kecemasan (Winslow, 2009). Menurut Coaten (2001) therapy reminiscence atau mengenang suatu kejadian di masa lalu dapat memberikan rasa nyaman dan tenang tentang apa yang telah terjadi sebelumnya di masa lalu. Pasien diharapkan dapat terlibat aktif dalam berbagi cerita masa lalu pada suatu kelompok. Selain itu, therapy reminiscence dapat meningkatkan interaksi sosial penderita dengan orang lain yang menjadi lawan bicaranya.

Berdasarkan beberapa pengertian tersebut dapat disimpulkan bahwa terapi kelompok reminiscence adalah suatu terapi yang dilakukan pada penderita secara berkelompok dengan cara memotivasi penderita untuk mengingat kembali kejadian dan pengalaman masa lalu serta kemampuan penyelesaian masalahnya kemudian disampaikan dengan keluarga, teman, kelompok atau staf.2.3.2 Manfaat Terapi Reminiscene

Menurut Fontaine dan Fletcher (2003) therapy reminiscence bertujuan untuk meningkatkan harga diri dan membantu individu mencapai kesadaran diri dan memahami diri, beradaptasi terhadap stress dan melihat bagian dirinya dalam konteks sejarah dan budaya. Sedangkan menurut Nussbaum, Pecchioni, Robinson dan Thompson (2000, dalam Fontaine & Fletcher, 2003) therapy reminiscence bertujuan untuk menciptakan kebersamaan kelompok dan meningkatkan keintiman sosial.Frisch dan Frisch (2006) juga menyatakan bahwa therapy reminiscence bertujuan untuk meningkatkan harga diri dan sosialisasi. Tujuan lain dilakukannya therapy reminiscence adalah untuk meningkatkan fungsi kognitif, kemampuan berkomunikasi dan fungsi perilaku (RIPFA, 2006). Boyd dan Nihart (1998) dan Bohlmeijer (2003; Haight & Burnside, 1993, dalam Ebersole, et all., 2005) menyatakan bahwa therapy reminiscence bertujuan tidak hanya untuk memberikan pengalaman yang menyenangkan untuk meningkatkan kualitas hidup, tetapi juga meningkatkan sosialisasi dan hubungan dengan orang lain, memberikan stimulasi kognitif, meningkatkan komunikasi dan dapat menjadi suatu terapi yang efektif untuk gejala depresi.

Terapi kelompok reminiscence mempunyai potensi untuk menurunkan isolasi sosial, memperbaiki fungsi kognitif dan depresi dan meningkatkan harga diri, perasaan berharga, keterampilan social dan kepuasan hidup (Chao, et al., 2006; Lin, et al., 2003), dalam Parese, Simon & Ryan, 2008).2.3.3 Tipe Terapi Reminiscence

Kennard (2006) mengkategorikan ada 3 tipe utama terapy reminiscence, yaitu :

a. Simple atau Posittive Reminiscence

Tipe ini untuk merefleksikan informasi dan pengalaman serta perasaan yang menyenangkan pada masa lalu. Cara menggali pengalaman tersebut dengan menggunakan pertanyaan langsung yang tampak seperti interaksi social antara penderita dan terapi. Simple reminiscence ini bertujuan untuk membantu beradaptasi terhadap kehilangan dan memelihara harga diri

b. Evaluative Reminiscence

Tipe ini lebih tinggi dari tingkatan pertama, seperti pada therapy life review atau pendekatan dalam menyelesaikan konflik

c. Offensive Defensive ReminiscenceMerupakan kegiatan pengulangan informasi yang tidak menyenangkan dan meningkatkan stress. Keluarga dan teman terdekat dapat memberikan informasi dan subjek penting yang menyedihkan bagi lanjut usia sehingga membutuhkan dukungan yang penuh dari perawat.Ketiga tipe tersebut dapat diaplikasikan dalam proses kegiatan therapy reminiscence.2.3.4 Media yang dapat digunakan dalam therapy reminiscence adalah :

1. Secara visual : foto, lukisan yang mengingatkan kejadian masa lalu yang menyenangkan2. Musik : menggunakan lagu-lagu yang familiar dari radio, CD, atau menciptakan musik menggunakan berbagai macam alat music

3. Melalui indera pengecapan dan penghiduan; menggunakan parfum, makanan

4. Melalui indera peraba; memegang objek tertentu, merasakan tekstur, melukisdan puisi.2.3.5 Penatalaksanaan Terapi Reminiscence

Menurut Kennard (2006) dan Ebersole, et al., (2006) therapy reminiscence dapat diberikan pada penderita secara individu, keluarga maupun kelompok. Pelaksanaan terapi reminiscence secara kelompok mempunyai hubungan yang lebih banyak dibandingkan dilaksanakan secara individu. Keuntungan yang dicapai apabila terapi ini dilaksanakan secara kelompok adalah penderita akan mempunyai kesempatan untuk berbagi (sharing) pengalaman dengan anggota kelompok, meningkatkan kemampuan komunikasi dan sosialisasi penderita serta efisiensi biaya dan efektifitas waktu.Selain media yang berkaitan dengan benda masa lalu penderita, perawat juga memerlukan item pertanyaan yang berkaitan dengan masa lalu penderita sesuai dengan topik pada setiap pelaksanaan terapi. Beberapa pertanyaan yang diajukan perawatan untuk review kehidupan dan pengalaman penderita menurut Haights (1989, dalam Collins, 2006) adalah sebagai berikut :

a. Masa anak-anak

1. Hal apa yang pertama kali yang paling diingat selama hidup saudara ? Coba ingat jauh kebelakang semampu saudara2. Hal apa lagi yang dapat diingat tentang masa kecil saudara ?

3. Masa kecil yang seperti apa yang saudara alami ?

4. Seperti apakah orang tua Saudara ? Apakah mereka orang tua yang keras atau lemah ?

5. Apakah saudara mempunyai kakak atau adik ? ceritakan tentang mereka satu persatu

6. Apakah seseorang yang dekat dengan saudara meninggal ketika saudara sedang tumbuh ?

7. Apakah orang yang penting bagi saudara telah pergi ?

8. Apakah saudara ingat suatu peristiwa yang membuat saudara menderita ?

9. Apakah saudarah ingat pernah mendapat suatu kecelakaan ?

10. Apakah saudara ingat pernah berada pada situasi yang sangat berbahaya ?

11. Adakah sesuatu yang dulunya sangat penting tapi telah hilang, musnah atau rusak ?

12. Apakah tempat ibadah termasuk hal penting dalam hidup saudara ?

13. Apakah saudara senang sebagai laki-laki atau perempuan ?b. Masa Remaja

1. Apa yang saudara pikirkan tentang diri dan hidup saudara sebagai remaja, apa yang saudara ingat pertama kali masa ini ?2. Hal apa saja yang paling berkesan yang terekam dimemori saudara sebagai seorang remaja ?

3. Siapa orang yang penting bagi saudara saat ini ? Ceritakan pada saya tentang mereka4. Apakah saudara menghadiri tempat ibadah dan bagaimana dengan group saudara?

5. Apakah saudara pergi ke sekolah ? Apa arti sekolah bagi saudara ?6. Apakah saudara bekerja selama tahun ini ?

7. Ceritakan pada saya pengalaman-pengalaman tersulit selama masa remaja?

8. Ingatkah saudara bagaimana perasaan saudara dimana tidak cukup tersedianya makanan atau kebutuhan penting lainnya dalam hidup saudara selama masa anak-anak dan remaja ?

9. Ingatkah bagaimana perasaan saudara saat sendirian, merasa terbuang, tidak mendapatkan cukup cinta dan kasih sayang selama masa anak- anak atau remaja?

10. Bagian apa dari masa remaja saudara yang menyenangkan ?

11. Bagian apa dari masa remaja saudara yang tidak menyenangkan ?

12. dari beberapa yang saudara ingat, apakah dapat dikatakan saudara bahagia atau tidak sebagai remaja ?13. Ingatkah pertama kalinya saudara tampil menarik perhatian dihadapan banyak orang ?

14. Bagaimana perasaan saudara tentang aktivitas seksual dan bagaimana identitas seksual saudara sendiri ?

c. Keluarga dan Rumah

1. Bagaimana selama ini orang tua saudara menjalani kehidupan perkawinan?2. Bagaimana orang lain dalam kehidupan keluarga saudara selama ini ?3. Bagaimana suasana didalam keluarga saudara sejak dahulu hingga kini ?4. Pernahkah saudara mendapat hukuman saat kecil ? untuk apa ? siapa yang memberikan hukuman ? siapa yang menjadi Boss pada saat itu?

5. Ketika saudara menginginkan sesuatu dari orang tua, bagaimana caranya sehingga saudara mendapatkan apa yang diinginkan ?

6. Orang yang seperti apa yang disukai oleh orang tua saudara ? yang terakhir?

7. Siapa orang terdekat dikeluarga saudara ?

8. Siapa dikeluarga saudara yang paling saudara sukai ? Dalam hal apa ?d. Masa Dewasa

1. Tempat apa yang menurut saudara adalah tempat yang religious sepanjang hidup saudara2. Sekarang saya ingin berbicara tentang hidup saudara sebagai orang dewasa, dimulai pada saat usia saudara 20 tahunan. Ceritakan pada saya tentang kejadian-kejadian penting yang terjadi selama usia dewasa saudara

3. Kehidupan mana yang saudara sukai, ketika saudara usia 20 tahunan atau 30 tahunan ?4. Orang seperti apakah diri saudara sekarang ini ? Apakah saudara menikmatinya ?5. Ceritakan tentang pekerjaan saudara ? Apakah saudara menikmati pekerjaan saudara ? Apakah gaji yang saudara dapatkan cukup untuk hidup ?6. Apakah hubungan saudara dengan orang lain berjalan baik ?

7. Apakah saudara menikah ? (jika ya), Seperti apakah istri / suami saudara? (Jika belum) Mengapa belum menikah ?

8. Apakah saudara pikir menikah lebih baik atau bahkan lebih buruk ? Apakah saudara menikah lebih dari 1 kali ?

9. Secara keseluruhan apakah saudara mendapatkan kebahagiaan atau tidak dari perkawinan saudara ?

10. Menurut saudara apakah seks itu penting ?11. Hal apa yang paling sulit saudara temukan selama masa dewasa ini :

a) Apakah seseorang yang dekat dengan saudara meninggal atau pergi ?

b) Pernahkan saudara sakit atau mendapat kecelakaan ? c) Apakah saudara sering pindah tempat tinggal ? sering pindah tempat kerja ? d) Apakah saudara pernah merasa kesepian ? Merasa terbuang ? e) Apakah saudara pernah merasa diperlukan ?

e. Kesimpulan

1. Secara keseluruhan, saudara pikir kehidupan seperti apa yang telah saudara dapatkan ?2. Jika saudara akan diberikan kesempatan untuk merubah hidup, apa yang akan saudara ubah ? Apa yang akan saudara pertahankan ?3. Kita sudah membicarakan tentang kehidupan saudara beberapa saat tadi. Mari kita diskusikan semua perasaan dan ide-ide saudara tentang kehidupan saudara. Apa yang ingin saudara katakan tentang tujuan hidup ? (Coba 3 tujuan dan mengapa ?4. Setiap orang pernah merasa kecewa. Hal apa yang masih membuat saudara merasa kecewa dalam hidup ?5. Hal apa yang paling berat dalam hidup saudara ? coba ceritakan dengan jelas6. Dalam periode yang mana, kejadian yang membuat hidup saudara bahagia ?7. Dalam periode yang mana, kejadian yang tidak membua saudara tidak bahagia? Mengapa hidup saudara lebih bahagia sekarang ?8. Apa yang membuat saudara merasa bangga dalam hidup saudara ?9. Jika saudara dapat tinggal dalam satu usia sepanjang hidup saudara, usia yang mana yang akan saudara pilih ? Mengapa ?10. Apakah saudara pikir saudara sudah berbuat suatu hal dalam hidup saudara? Lebih baik atau lebih buruk dari apa yang saudara harapkan ?11. Mari kita bicarakan tentang diri saudara sekarang ini. Hal apa yang terbaik di usia saudara sekarang ini ?12. Hal apa yang membuat saudara khawatir di usia sekarang ini ?13. Hal apa yang sangat penting bagi saudara pada kehidupa saudara sekarang ini?14. Apa yang saudara harapkan akan terjadi pada diri saudara sepanjang bertambahnya usia saudara ?15. Apa yang saudara takutkan akan terjadi sepanjang bertambahnya usia saudara?16. Apakah kamu santai / rileks selama menjalani review hidup saudar?

Selain media berupa benda-benda yang berhubungan dengan masa lalu penderita, pedoman pertanyaan yang berhubungan dengan pengalaman penderita pada masa anak, remaja, dewasa dan pengalaman dengan keluarga dan dirumah juga diperlukan sebagai pedoman dalam pelaksanaan therapy reminiscence. Stinson (2009) dalam penelitiannya tentang struktur terapi kelompok reminiscence sebagai suatu intervensi keperawatan pada penderita mengemukakan pedoman (protokol) dalam pelaksanaan therapy kelompok reminiscence yang dilakukan dalam 6 minggu dan terdiri atas 12 sesi.Parese, Simon dan Ryan (2008) dalam penelitian tentang promosi pengalaman positif siswa klinik dengan lansia melalui penggunaan terapi kelompok reminiscence juga menyampaikan kegiatan dan sesi yang dilakukan dalam terapi tersebut. Jones (2003) dalam penelitiannya tentang terapi kelompok reminiscence pada lansia wanita dengan depresi melakukan kegiatan terapi sebanyak enam (6) sesi dengan berpedoman pada nursing intervention classification (NIC) untuk terapi kelompok reminiscence yang biasanya digunakan pada unit perawatan yang lama. Berdasarkan pada ketentuan NIC terapi kelompok reminiscence dipusatkan kepada 6 topik yang diikuti oleh partisipan untuk mengingat kejadian yang berarti dari masa lalu mereka yaitu :

1. Perkenalan Leader (pemimpin) dan semua anggota yang dikonsentrasikan pada latar belakang pribadi anggota kelompok2. Mengingat masa lalu melalui lagu-lagu dari tahun 1920 sampai 1950

3. Mendiskusikan aktivitas (kegiatan) yang menyenangkan pada masa lalu

4. Sharing (berbagi) foto pribadi dan sesuatu yang patut dikenang individu

5. Mendiskusikan pekerjaan atau sukarelawan pada masa lalu

6. Mengingat John Glen dalam peluncuran roket yang pertama kemudian penutup2.3.7 Peran Perawat Dalam Terapi Reminiscence

Menurut Bornat (1994) therapy reminiscence merupakan salah satu tehnik terapi yang dilaksanakan oleh tenaga profesional dalam berbagai tempat (setting). Meiner dan Lueckenotte (2006) juga menegaskan bahwa therapy reminiscence melibatkan seorang fasilitator dengan latar belakang sebagai perawat profesional. Perawat spesialis jiwa baik tingkat magister maupun doktor merupakan salah satu tenaga profesional yang bekerja disemua tempat, dari praktek pribadi, rumah perawatan (home health care), sekolah, komunitas dan unit perawatan akut d irumah tahanan (Fontaine & Fletcher, 2003). Hal ini memberikan penguatan bahwa therapy reminiscence dapat diberikan oleh seorang perawat spesialis jiwa atau magister keperawatan jiwa.

Peran adalah seperangkat perilaku yang diharapkan oleh orang lain. Perawat spesialis jiwa menurut Fontaine dan Fletcher (2003) mempunyai peran yang berfokus pada promosi kesehatan, pencegahan sakit, pendidikan dan konseling. Perawat spesialis jiwa mempunyai peran memberikan pendidikan dalam hal terapi individu dan kelompok. therapy reminiscence merupakan salah satu terapi yang dapat diberikan pada penderita baik bersifat individu maupun kelompok dalam rangka upaya pencegahan depresi dan stress maupun pemulihan kondisi depresi yang lama.Kegiatan perawatan spesialis jiwa dalam pelaksanaan terapi kelompok reminiscence meliputi aktivitas memilihkan tempat yang nyaman, mengatur waktu yang tepat, menyediakan media seperti gambar dan benda lain yang patut dikenang, memotivasi dan mendengarkan penderita untuk menceritakan serta sharing pengalaman masa lalunya dengan anggota kelompok (Fontaine & Fletcher, 2003); Meiner & Lueckenooter, 2006).Menurut Mc Closkey dan Bulechek (1994, dalam Jones, 2003) intervensi keperawatan pada therapy reminiscence yang umumnya digunakan dalam perawatan yang lama adalah menentukan tempat yang nyaman, menetapkan waktu yang cukup, mendorong ekspresi verbal tentang kejadian masa lalu baik positif maupun negatif, bertanya dengan pertanyaan terbuka tentang kejadian masa lalu, memotivasi untuk menulis kejadian masa lalu, memainkan tape recorder sesuai dengan kenangan masa lalu penderita, meminta keluarga untuk membawa album foto atau buku kenangan, membantu pasien untuk memulai dari asal usul keluarga, memotivasi pasien untuk menulis teman-teman lamanya, menggunakan keterampilan berkomunikasi seperti memfokuskan, refleksi dan mengulang untuk mengembangkan hubungan, memberikan komentar tentang mutu afektif dari kenangan masa lalu dengan cara empati, gunakan pertanyaan langsung untuk memfokuskan kembali pada kejadian-kejadian dalam hidup (jika pasien menyimpan), berikan penjelasan kepada anggota keluarga tentang manfaat reminscence, ukur (tetapkan) lama sesi berdasarkan atas perhatian pasien, hindari menggunakan orang-orang yang menyatakan dalam keadaan generatif atau orang yang menghindari kenyataan, kenali kemampuan koping yang dimiliki sebelumnya, monitor adanya defensif tentang masa lalu dan ulangi sesi dalam seminggu atau lebih sering dilakukan dalam jangka waktu yang cukup panjang. Review Jurnal | Kelompok 1 STIKes Kepanjen14