39500379-ANATOMI-URETRA

2
ANATOMI Uretra masculina dibagi menjadi dua bagian, yaitu: 1. Uretra posterior, dibagi lagi menjadi: a) Pars prostatica : bagian uretra yang melewati prostat. b) Pars memberanacea : bagain uretra setinggi musculus sphincter uretra (diafragma pelvis). 2. Uretra anterior, dibagi menjadi: a) Pars bulbaris : terletak di proksimal, merupakan bagian uretra yang melewati bulbus penis. b) Pars pendulan/cavernosa/spongiosa : bagian uretra yang melewati corpus spongiosum penis. c) Pars glandis : bagian uretra di glans penis. Uretra ini sangat pendek dan epitelnya sudah berupa epitel squamosa (squamous compleks noncornificatum). Kalau bagian uretra yang lain dilapisi oleh epitel kolumner berlapis. Kalau menurut Sobotta, uretra masculina dibagi menjadi 4 bagian, pars intramuralis = di dinding vesica urinaria, pars prostatica = menembus prostat, pars membranacea = di diafragma urogenitale, dan pars bulbaris/sponqiosa = di corpus spongiosum penis. Urethra pria dibagi menjadi dua bagian yg utama, uretra anterior adalah bagian distal dari diafragma urogenitalis, dan uretra posterior adalah proximal terhadap diafragma urogenitalis dan termasuk bagian membranosa dan prostatik. Trauma tumpul adalah penyebab utama cedera uretra posterior. Fraktur pelvis ada pasda lebih dari 95% kasus, tumbukan akibat trauma menimbulkan kekuatan yang merobek uretra yang menyebabkan ruptur pada tingkat diafragma urogenitalis. Straddle injury, penyebab ruptur uretra anterior yg paling sering, terjadi ketika jatuh atau ketika objek tumpul menumbuk daerah perineum dan scrotal, merusakkan uretra. Urethra wanita hampir jarang terkena trauma yg signifikan karena ukurannya yg pendek. Tanda diagnostik cedera uretra adalah darah pada meatus uretra. Kesalahan diagnosis yg paling sering adalah tidak melihat meatus selama pemeriksaan awal pada tiap pasien yg terkena trauma. 80-90 persen pasien dengan cedera uretra tampak dengan adanya darah di meatus. Hematoma scrotal dan perineum juga terlihat. Pemeriksaan rectal dapat menolong untuk menentukan apak prostat terfiksasi secara normal atau terpisah dan mengambang (floating). Trauma Merupakan penyebab terbesar striktura (fraktur pelvis, trauma uretra anterior, tindakan sistoskopi, prostatektomi, katerisasi). a) Trauma uretra anterior, misalnya karena straddle injury. Pada straddle injury, perineal terkena benda keras, misalnya plantangan sepeda, sehingga menimbulkan trauma uretra pars bulbaris. b) Fraktur/trauma pada pelvis dapat menyebabkan cedera pada uretra posterior. Jadi seperti kita ketahui, antara prostat dan os pubis dihubungkan oleh lig. puboprostaticum. Sehingga kalau ada trauma disini, ligamentum tertarik, uretra posterior bisa sobek. Jadi memang sebagian besar striktura uretra terjadi dibagian-bagian yang terfiksir seperti bulbus dan prostat. Di pars pendulan jarang terjadi cedera karena sifatnya yang mobile. PATOFISIOLOGI Struktur uretra terdiri dari lapisan mukosa dan lapisan submukosa. Lapisan mukosa pada uretra merupakan lanjutan dari mukosa buli- buli, ureter dan ginjal. Mukosanya terdiri dari epitel kolumnar, kecuali pada daerah dekat orifisium eksterna epitelnya skuamosa dan berlapis. Submukosanya terdiri dari lapisan erektil vaskular. Apabila terjadi perlukaan pada uretra, maka akan terjadi penyembuhan cara epimorfosis, artinya jaringan yang rusak diganti oleh jaringan lain (jaringan ikat) yang tidak sama dengan semula. Jaringan ikat ini menyebabkan hilangnya elastisitas dan memperkecil lumen uretra, sehingga terjadi striktur uretra. Urin tidak keluar Di kondisi ini keinginan untuk kencing ada tetapi urinnya tidak bisa keluar dengan lancar. Keluarnya sedikit dan lama sekali, ini disebut kesulitan kencing. Penyebab utamanya adalah penyumbatan saluran kencing bagian bawah, jadi yang tersumbat adalah kandung kemih atau uretranya. Penyumbatan saluran kencing bagian bawah ini bisa jadi karena pembesaran prostat sehingga menekan uretra sehingga urinnya susah keluar. Biasanya dialami oleh pria yang sudah berusia lanjut. Penyebab lainnya adalah uretra yang menciut yang disebabkan oleh kecelakaan atau trauma sehingga uretra menyempit dan menyebabkan sulit ketika kencing. Tumor, batu

description

anatomi

Transcript of 39500379-ANATOMI-URETRA

Page 1: 39500379-ANATOMI-URETRA

ANATOMI

Uretra masculina dibagi menjadi dua bagian, yaitu:1. Uretra posterior, dibagi lagi menjadi:a) Pars prostatica : bagian uretra yang melewati prostat.b) Pars memberanacea : bagain uretra setinggi musculus sphincter uretra (diafragma pelvis).2. Uretra anterior, dibagi menjadi:a) Pars bulbaris : terletak di proksimal, merupakan bagian uretra yang melewati bulbus penis.b) Pars pendulan/cavernosa/spongiosa : bagian uretra yang melewati corpus spongiosum penis.c) Pars glandis : bagian uretra di glans penis. Uretra ini sangat pendek dan epitelnya sudah berupa epitel squamosa (squamous compleks noncornificatum). Kalau bagian uretra yang lain dilapisi oleh epitel kolumner berlapis.Kalau menurut Sobotta, uretra masculina dibagi menjadi 4 bagian, pars intramuralis = di dinding vesica urinaria, pars prostatica = menembus prostat, pars membranacea = di diafragma urogenitale, dan pars bulbaris/sponqiosa = di corpus spongiosum penis.

Urethra pria dibagi menjadi dua bagian yg utama, uretra anterior adalah bagian distal dari diafragma urogenitalis, dan uretra posterior adalah proximal terhadap diafragma urogenitalis dan termasuk bagian membranosa dan prostatik. Trauma tumpul adalah penyebab utama cedera uretra posterior. Fraktur pelvis ada pasda lebih dari 95% kasus, tumbukan akibat trauma menimbulkan kekuatan yang merobek uretra yang menyebabkan ruptur pada tingkat diafragma urogenitalis. Straddle injury, penyebab ruptur uretra anterior yg paling sering, terjadi ketika jatuh atau ketika objek tumpul menumbuk daerah perineum dan scrotal, merusakkan uretra. Urethra wanita hampir jarang terkena trauma yg signifikan karena ukurannya yg pendek.

Tanda diagnostik cedera uretra adalah darah pada meatus uretra. Kesalahan diagnosis yg paling sering adalah tidak melihat meatus selama pemeriksaan awal pada tiap pasien yg terkena trauma. 80-90 persen pasien dengan cedera uretra tampak dengan adanya darah di meatus. Hematoma scrotal dan perineum juga terlihat. Pemeriksaan rectal dapat menolong untuk menentukan apak prostat terfiksasi secara normal atau terpisah dan mengambang (floating).

TraumaMerupakan penyebab terbesar striktura (fraktur pelvis, trauma uretra anterior, tindakan sistoskopi, prostatektomi, katerisasi).a) Trauma uretra anterior, misalnya karena straddle injury. Pada straddle injury, perineal terkena benda keras, misalnya plantangan sepeda, sehingga menimbulkan trauma uretra pars bulbaris.b) Fraktur/trauma pada pelvis dapat menyebabkan cedera pada uretra posterior. Jadi seperti kita ketahui, antara prostat dan os pubis dihubungkan oleh lig. puboprostaticum. Sehingga kalau ada trauma disini, ligamentum tertarik, uretra posterior bisa sobek. Jadi memang sebagian besar striktura uretra terjadi dibagian-bagian yang terfiksir seperti bulbus dan prostat. Di pars pendulan jarang terjadi cedera karena sifatnya yang mobile.

PATOFISIOLOGI

Struktur uretra terdiri dari lapisan mukosa dan lapisan submukosa. Lapisan mukosa pada uretra merupakan lanjutan dari mukosa buli-buli, ureter dan ginjal. Mukosanya terdiri dari epitel kolumnar, kecuali pada daerah dekat orifisium eksterna epitelnya skuamosa dan berlapis. Submukosanya terdiri dari lapisan erektil vaskular.

Apabila terjadi perlukaan pada uretra, maka akan terjadi penyembuhan cara epimorfosis, artinya jaringan yang rusak diganti oleh jaringan lain (jaringan ikat) yang tidak sama dengan semula.

Jaringan ikat ini menyebabkan hilangnya elastisitas dan memperkecil lumen uretra, sehingga terjadi striktur uretra.

Urin tidak keluar

Di kondisi ini keinginan untuk kencing ada tetapi urinnya tidak bisa keluar dengan lancar. Keluarnya sedikit dan lama sekali, ini disebut kesulitan kencing. Penyebab utamanya adalah penyumbatan saluran kencing bagian bawah, jadi yang tersumbat adalah kandung kemih atau uretranya.

Penyumbatan saluran kencing bagian bawah ini bisa jadi karena pembesaran prostat sehingga menekan uretra sehingga urinnya susah keluar. Biasanya dialami oleh pria yang sudah berusia lanjut. Penyebab lainnya adalah uretra yang menciut yang disebabkan oleh kecelakaan atau trauma sehingga uretra menyempit dan menyebabkan sulit ketika kencing. Tumor, batu

Page 2: 39500379-ANATOMI-URETRA

atau benda asing bisa juga menjadi penyebab. Bila benda - benda ini berada di dalam kandung kemih atau di uretra, saluran kencing akan tersumbat sehingga urin sulit keluar.

Gejala yang sering dijumpai pada penyumbatan saluran kencing bagian bawah disamping sulit kencing, bisa juga sebaliknya sering kencing dan rasa nyeri di perut bagian bawah. Selain itu jika sistem saraf yang berhubungan dengan proses kencing cedera karena kecelakaan ataupun efek sesudah operasi akibat perdarahan otak dapat menyebabkan urin tidak keluar.