36394944 Keluarga Sehat Dan Sejahtera

16
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Berbicara mengenai peranan pembangunan dan masalah-masalah kesehatan yang mendasar pada pola dan arah strategi pembangunan kesehatan, maka tidak terlepas dari masalah komunikasi, penyebaran informasi dan diterima atau tidaknya suatu gagasan baru tersebut. Gagasan baru dapat tersebar dengan melalui proses difusi inovasi. Dalam usaha membangun kesehatan maka peranan komunikasi sangat penting. Komponennya yaitu komunikator berperan sebagai gerakan aktivitas informasi, motivasi dan edukasi masyarakat bisa memahami kesehatan. Bahwa kesehatan itu pada dasarnya menyangkut semua kehidupan, baik kehidupan perseorangan, keluarga, kelompok manusia, masyarakat luas maupun bangsa. Dengan kata lain, ruang lingkup dan jangkauannya sangat luas. Upaya peningkatan kesehatan itu dipengaruhi oleh faktor lingkungan sosial budaya termasuk ekonomi, lingkungan fisik dan biologik yang semuanya bersifat dinamis dan kompleks serta tidak lepas dari pengaruh perkembangan dunia internasional. Jelaslah bahwa upaya peningkatan kesehatan cukup luas dan kompleks masalahnya sehingga memerlukan usaha yang intensip dan mantap (dalam menangani masalah-masalah kesehatan dan pembangunan kesehatan). 1

description

sehat dan sejahtera

Transcript of 36394944 Keluarga Sehat Dan Sejahtera

MAKALAH

BAB I

PENDAHULUAN1.1. Latar Belakang Masalah

Berbicara mengenai peranan pembangunan dan masalah-masalah kesehatan yang mendasar pada pola dan arah strategi pembangunan kesehatan, maka tidak terlepas dari masalah komunikasi, penyebaran informasi dan diterima atau tidaknya suatu gagasan baru tersebut. Gagasan baru dapat tersebar dengan melalui proses difusi inovasi. Dalam usaha membangun kesehatan maka peranan komunikasi sangat penting. Komponennya yaitu komunikator berperan sebagai gerakan aktivitas informasi, motivasi dan edukasi masyarakat bisa memahami kesehatan. Bahwa kesehatan itu pada dasarnya menyangkut semua kehidupan, baik kehidupan perseorangan, keluarga, kelompok manusia, masyarakat luas maupun bangsa. Dengan kata lain, ruang lingkup dan jangkauannya sangat luas. Upaya peningkatan kesehatan itu dipengaruhi oleh faktor lingkungan sosial budaya termasuk ekonomi, lingkungan fisik dan biologik yang semuanya bersifat dinamis dan kompleks serta tidak lepas dari pengaruh perkembangan dunia internasional. Jelaslah bahwa upaya peningkatan kesehatan cukup luas dan kompleks masalahnya sehingga memerlukan usaha yang intensip dan mantap (dalam menangani masalah-masalah kesehatan dan pembangunan kesehatan).

Berbagai faktor yang perlu diperhatikan, antara lain faktor lingkungan yang selalu berubah dan berpengaruh pada pola atau arah strategi pembangunan kesehatan nasional. Masalah-masalah kesehatan semakin bertambah kompleks di Indonesia, misalnya, banyak masalah-masalah dan pembangunan kesehatan dipengaruhi oleh faktor lainnya, sehingga pola atau arah dan pembangunan kesehatan nasional dipengaruhi pula. Dalam mengatasi masalah-masalah kesehatan yang semakin kompleks tersebut Departemen Kesehatan telah membentuk suatu Sistem Kesehatan Nasional (SKN) Adapun pemikiran dasar Sistem Kesehatan Nasional pada pokoknya meliputi antara lain, tercapainya kemampuan untuk hidup sehat bagi setiap penduduk dan terwujudnya derajat kesehatan yang setinggi-tingginya, upaya peningkatan kesehatan, pencegahan penyakit yang dilakukan secara terpadu dan pemerintah mengusahakan pelayanan kesehatan yang merata dan terjangkau oleh seluruh rakyat. Lebih terperinci lagi pembangunan kesehatan dirumuskan dalam RPJPK dan dijabarkan dalam RP3JPK. RPJPK ini merupakan kemauan (Karsa), dan karsa ini ditetapkan dalam Karsa Husada, yang terdiri dari:

peningkatan kemampuan masyarakat untuk menolong dirinya sendiri dalam kesehatan,

perbaikan mutu lingkungan hidup yang dapat menjamin kesehatan,

peningkatan status gizi masyarakat.,

pengurangan kesakitan dan kematian,

Untuk mencapai karsa tersebut diatas ditetapkan pula upaya pokok, yang disebut

Panca Karya Husada dan terdiri dari:

peningkatan dan pemantapan upaya kesehatan,

pengembangan tenaga kesehatan,

pengendalian, pengadaan dan pengawasan obat, makanan dan bahan berbahaya bagi kesehatan,

perbaikan gizi dan peningkatan kesehatan lingkungan,

peningkatan dan pemantapan manjemen hukum.

pengembangan keluarga sehat sejahtera, dengan makin diterimanya norma keluarga kecil bahagia dan sejahtera.

1.2. Perumusan Masalah

Seperti diketahui bahwa masalah kesehatan sangat luas ruang lingkupnya dan sangat kompleks. Masalahnya bukan hanya menyangkutkesehatan semata-mata tetapi faktor sosial budaya, ekonomi, pendidikan, sikap dan kepercayaan turut berpengaruh didalamnya. Jika dilihat dari sudut ini, maka masalah kesehatan bukan hanya masalah dokter, dan ahli-ahli kesehatan saja, tetapi masalah kesehatan juga merupakan tanggung jawab para ahli ilmu sosial.Karena luasnya masalah kesehatan, maka penulis perlu membatasi untuk memberikan kajian yang ini, masalah akan dibatasi tentang Keluarga Berencana dan kesehatan reproduksi. Titik berat kesehatan dalam program kesehatan serta sejauh mana posyandu sebagai sumber atau medium dalam menyalurkan pesan-pesan kesehatan. Struktur sosial adalah lembaga-lembaga formal dan informal yang ada dalam masyarakat desa seperti birokrasi pemerintahan desa. Norma sistem sosial adalah pedoman tingkah laku yang telah dianut oleh suatu anggota sistem sosial tertentu. Struktur sosial dan norma sistem sosial masyarakat desa pada umumnya bersifat tradisional. Masyarakat tradisional memiliki ciri-ciri antara lain berpendidikan relatif rendah, kehidupan sosial ekonomi lemah, pola hubungan interpersonal sangat kuat, sedikit sekali komunikasi yang dilakukan oleh anggota sistem dengan pihak luar. Dari kondisi ini maka pengenalan terhadan pengobatan modern relatif masih rendah dan pengenaan media massa juga rendah. Sebaliknya pola komunikasi yang banyak digunakan adalah komunikasi interpersonal.

Dengan demikian struktur sosial dan norma sistem sosial masyarakat desa mempunyai pengaruh terhadan tingkah laku orang-orang dewasa serta perubahannya dalam menjawab tantangan komunikasi. Sebaliknya struktur sosial dan norma sistem sosial desa kemungkinan bisa berpengaruh. Dapat merintangi atau sebaliknya dapat pula memudahkan proses difusi inovasi. Demikian juga difusi inovasi bisa pula merubah struktur sosial dan norma sistem sosial suatu masyarakat. BAB II

KELUARGA SEHAT DAN SEJAHTERA2.1 Keluarga SehatA. Konsep Sehat dan Tidak SehatBerdasarkan pernyataan dari Organisasi Kesehatan Dunia (WHO), kesehatan didefinisikan sebagai keadaan fisik, mental dan kesejahteraan sosial secara lengkap dan bukan hanya sekedar tidak mengidap penyakit atau kelemahan. Faktor-faktor utama yang mempengaruhi derajat kesehatan diantaranya kondisi sosial (10%); kondisi medis (8%); kondisi iklim (7%); faktor keturunan (15%) dan gaya hidup (60%). Setiap orang akan selalu mendambakan badan yang sehat dan bugar serta memiliki daya tahan tubuh yang kuat. Keadaan ini dapat diraih dengan menerapkan pola hidup alami dalam kehidupan sehari-hari, seperti gizi seimbang, gerak badan dan gaya hidup sehat.B. Sehat Badan dan Sehat Jiwa

Kesehatan merupakan hal yang tidak ternilai. Lebih baik menjaga tubuh kita daripada mengobatinya saat sakit. Berikut ini adalah beberapa tips supaya badan tetap sehat.1. Minum air putih sebanyak mungkin. Minimal 5 sampai 8 gelas perhari akan membuat Anda terhindar dari berbagai penyakit. Di antaranya tekanan darah tinggi, diabetes, sakit perut akibat maag dan sebagainya.2. Perbanyak kandungan serat dalam tubuh. Selain melancarkan pencernaan, karbohidrat dalam makanan kaya serat seperti sayur dan buah akan meningkatkan energi Anda tanpa menambah kadar lemak dalam tubuh.3. Olahraga secara teratur. Selain dapat membakar lemak dan kalori berlebihan dalam tubuh, olahraga juga dapat mengendurkan otot yang kencang serta menghilangkan stres.4. Cukup tidur. Saat tidur tubuh akan beristirahat dengan total. Maka jika waktu tidur berkurang, otomatis tubuh akan lemas dan gampang terserang penyakit.5. Banyaklah tertawa. Percaya atau tidak tertawa merupakan obat yang cukup ampuh melawan penyakit. Pikiran yang positif dan bahagia dapat mempengaruhi Anda baik secara mental dan fisik. Semakin bahagia Anda, maka semakin penyakit datang menyerang. C. Makanan BergiziTubuh yang sehat sangat tergantung dari asupan gizi yang masuk ke dalam tubuh melalui makanan. Gizi tidak hanya harus lengkap, tapi juga harus seimbang dalam proporsi yang tepat, artinya tidak berlebihan atau kekurangan.Gizi yang seimbang menjadikan kulit sehat berseriApabila asupan makanan kurang dari batas minimum akan menimbulkan masalah kurang gizi, sedangkan apabila berlebihan dapat menimbulkan beberapa masalah seperti obesitas, kolesterol tinggi, asam urat dan lain-lain. Untuk mencapai gizi optimal dengan komposisi yang tepat hendaknya memilih makanan dan minuman alami seperti sayuran hijau, buah-buahan, kecambah, kacang-kacangan, biji-bijian, berries, makanan rendah lemak namun tinggi serat serta air yang bersih dan sehat.

D. Lingkungan BersihBeberapa waktu lalu diberitakan kota dengan predikat terbersih dan terkotor di provinsi Riau. Pekanbaru terpilih sebagai Kota Terbersih dan ini tidak mengejutkan karena melalui Progam K3 (Kebersihan,Keindahan, Ketertiban) Kota Bertuah ini sebelumnya nahkan meraih Anugerah Adipura dari pemerintah pusat .Membaca berita tersebut penulis teringat akan pertemuan Menteri Kependudukan dan Lingkungan Hidup (waktu itu) Emil Salim dengan para ulama di Gedung Daerah. Saya bingung ketika diangkat menjadi menteri yang menangani tugas di luar keahlian saya, kata beliau memulai pembicaraan. Seperti diketahui beliau adalah ekonom dan sebelumnya menjabat Menteri Perhubungan. Karena bingung, suatu hari saya menemui Buya Hamka dan memperoleh banyak informasi tentang lingkungan hidup dari sudut pandang Islam. Buya menyarankan agar bila ke daerah temuilah para ulama dan sarannya itulah yang mendorong saya bertemu dengan bapak-bapak para ulama malam ini katanya selanjutnya.Pada pertemuan tersebut beliau mempertanyakan mengapa lingkungan hidup umat Islam tidak bersih sementara ajaran tentang kebersihan termuat dalam ajaran agamanya. Beliau meminta pandangan hadirin atas masalah tersebut. Setelah beberapa orang menyampaikan pandangannya, penulis mengatakan bahwa penyebab masalah tersebut adalah kemiskinan. Bung benar, tegasnya, akan tetapi saya telah mengunjungi negara Islam yang kaya, dan lingkungannya. Mengapa ini terjadi?. Beliau menjawab sendiri pertanyaan itu. Penyebabnya adalah karena mereka tidak memiliki kesadaran lingkungan, katanya. Jadi kemiskinan atau tak adanya kesadaran lingkungan menjadi kendala bagi lestarinya lingkungan hidup, termasuk lingkungan yang bersih.Mengenai ajaran tentang kebersihan, para mubalig sering mengutip hadits Nabi yang begitu popular , yaitu, Kebersihan itu bagian dari iman. Akan tetapi kemiskinan bisa menjadi salah satu penyebab mengapa ajaran itu tidak teramalkan secara utuh. Pada hadits yang lain Nabi mengatakan bahwa Kemiskinan memperdekat ke kekufuran. Kufur artinya ingkar dan dalam konteks ini hadits ini mengisyaratkan bahwa seseorang bisa mengingkari, dalam pengertian mengabaikan ajaran agamanya - termasuk ajaran tentang kebersihan - bila kondisinya miskin. Perhatikanlah misalnya, warga kota yang karena kemiskinannya tinggal di kawasan yang disebut slum ( kawasan kumuh). Mereka pada umumnya lebih bergulat memenuhi kebutuhan primer keluarganya ketimbang memikirkan kebersihan lingkungannya. Akibatnya, sampah berserakan dan kakus dibuat seadanya, yang bisa mengundang berbagai penyakit. Namun kemiskinan tidak hanya terdapat pada tataran individu/kelompok, tetapi juga pada tataran negara. Di negara miskin, .kota-kota tidak mempunyai anggaran memadai yang dapat dialokasikan untuk menjaga kebersihan lingkungan. Petugas kebersihan kurang jumlahnya dan truk pengangkut sampah juga terbatas jumlahnya. Kondisi itu membuat kota tidak selalu bersih. Sebaliknya, sebuah kota yang kaya seperti Sydney sebagaimana penulis lihat - sebagai contoh, mampu menjaga lingkungan yang bersih Pembangunan jalan raya dirancang sedemikian rupa sehingga tidak ada rumah penduduk yang tidak bisa dilalui truk pengangkut sampah Dalam hal pengelolaan sampah rumah tangga, setiap keluarga membuang sampah ke dalam tempat sampah yang dibuat menurut diameter tertenu. Pada hari-hari tertentu tempat sampah itu diletakkan di atas trotoir di depan rumah untuk kemudian dipungut sampahnya oleh petugas kebersihan - biasanya lewat tengah malam. Petugas memungut sampah itu dengan menggunakan truk yang memiliki tangan mekanik yang bisa mengangkat tempat sampah ke atas truk, mengucurkan isinya dan meletakkannya kembali pada tempatnya. Tangan mekanik itu dikendalikan sendirian oleh sang sopir dari tempat duduknya. Jadi proses memungut sampah itu hanya dilakukan satu orang , tidak padat karya seperti di negeri kita. Di tempat yang telah ditentukan sampah-sampah itu disortir menurut jenisnya (kertas, kardus, kaleng, plastik, kaca dan sebagainya ) untuk kemudian didaur ulang (recycling). Surat kabar The Sydney Morning Herald, misalnya, dicetak di atas kertas hasil daur ulang itu. Konsep daur ulang itu sudah tentu tidak secara cepat menguras sumbar daya alam Kebutuhan akan kertas, misalnya, tidak selalu dipenuhi dengan cara membabat hutan.Dari ilustrasi singkat ini tampak bahwa tingkat kebersihan sesuatu kota berkorelasi secara positif dengan tingkat perkembangan ekonominya. Akan tetapi tingkat perkembangan ekonomi yang maju saja tidaklah cukup bila tidak didukung oleh kesadaran warga akan kebersihan lingkungannya. Di negara-negara maju di dunia Barat, menjaga kebersihan lingkungan itu telah membudaya. Budaya bersih itu tumbuh bukan karena motivasi agama, tetapi oleh alasan pragmatisme bersih itu sehat dan bersih itu indah. Penulis tidak pernah melihat sebuah puntung rokok pun di jalan-jalan di kota London, juga tidak melihat sampah dalam bentuk apa pun. Pada jarak-jarak tertentu disediakan tempat membuang sampah dan warga kota berdisiplin membuang sampah apa saja ke dalam tempat sampah itu.

Mensosialisasikan budaya bersih terutama di kota-kota hauslah dijadikan program yang anggarannya dialokasikan dalam APBD setiap kota. Sosialisasi itu sebaiknya melalui Tri Pusat Pendidikan, yaitu rumah tangga. sekolah dan masyarakat. Di rumah tangga, kedua orang tua haruslah menjadi teladan bagi anak-anaknya dalam menjaga kebersihan. Tempat sampah harus disediakan, termasuk di kamar tidur anak-anak. Semua sampah betapa pun kecilnya harus dibuang di tempat sampah tadi, dan aturan ini berlaku bagi seluruh anggota keluarga. Di luar rumah tidak boleh ada sampah yang berserakan. Sampah-sampah harus dikumpulkan untuk diangkut petugas kebersihan. Ini mungkin menjadi kendala bagi sebuah kota mengingat terbatasnya anggaran dan oleh karena itu hendaknya dibangun semacam proyek percontohan di kelurahan/kawasan tertentu.

Di sekolah, upaya di rumah tangga diteruskan dengan guru sebagai motivator. Harus diciptakan lingkungan yang bersih dan setiap pelanggaran harus diberi sanksi, betapapun ringannya sanksi itu, misalnya simurid disuruh memungut kembali sampah yang dibuangnya dan memasukkannya ke dalam tempat sampah.Upaya menginternalisasikan budaya bersih melalui rumah tangga dan sekolah itu akan mantap bila didukung oleh lingkungan masyaratat yang bersih. Bila tidak, simurid akan melihat kesenjangan antara apa yang dibiasakannya di rumah dan di sekolah dengan realitas yang terjadi di masyarakat, dan ini tidak menguntungkan bagi pembentukan budaya lingkungan bersih itu. Di sinilah para ulama/dai dapat memainkan peranannya. Sebagai tokoh yang paling sering bertatap muka dengan masyarakat, mereka diharapkan dapat membantu pemerintah dalam membangun budaya tersebut. Akan tetapi imbauan saja kadang-kadang tidak efektif. Maka Peraturan Daerah tentang kebersihan perlu ditegakkan dengan memberi sanksi bagi sipelanggar. Budaya bersih di negara-negara maju itu tidak tumbuh dengan sendirinya, tetapi didukung oleh penegakan hukum (law enforcement). Di London, sipembuang puntung rokok secara sembarangan dikenakan denda uang.BAB IIIPENUTUP3.1 KESIMPULAN

Keluarga adalah satu institusi sosial karena keluarga menjadi penentu utama tentang apa jenis warga masyarakat. Apabila keluarga kukuh, maka masyarakat akan bersih dan kukuh. Namun apabila rapuh, maka rapuhlah masyarakat. Begitu pentingnya keluarga dalam menentukan kualitas masyarakat, sehingga dalam pembentukan sebuah keluarga harus benar-benar mengetahui pilar-pilar membangun sebuah keluarga.

Untuk mencapai jiwa yang sehat diperlukan usaha dan waktu untuk mengembangkan dan membinanya. Jiwa yang sehat dikembangkan sejak masa bayi hingga dewasa, dalam berbagai tahapan perkembangan. Pengaruh lingkungan terutama keluarga sangat penting dalam membina jiwa yang sehat. Salah satu cara untuk mencapai jiwa yang sehat adalah dengan penilaian diri yaitu bagaimana seseorang melihat dirinya yang berkaitan erat dengan cara berpikir, cara berperan, dan cara bertindak.

3.2 SARAN

1. Merencanakan masa depan dengan lebih baik: Belajar hidup tertib dan teratur dan menggunakan waktu sebaikbaiknya.

2. Menerima diri sendiri sebagaimana adanya

3. Menerima lingkungan sebagaimana adanya

4. Berbuat sesuai kemampuan dan minat

5. Membuat keputusan yang bijaksana

6. Berpikir positif

7. Membicarakan persoalan yang dihadapi dengan orang lain yang dapat dipercaya

8. Memelihara kesehatan d in sendiri

9. Membina persahabatan dengan orang lain

10. Meluangkan waktu untuk diri sendiri: Jika merasa tegang dan letih perlu istirahat atau rekreasi

11. Melakukan relaksasi: Melalukan releksasi selama 10-15 menit setiap hari untuk mengendorkan ketegangan otot yang diakibatkan oleh stres.

DAFTAR PUSTAKANoor, Faried Maruf. 1983. Menuju keluarga sejahtera dan bahagia. Bandung. PT.Almaarif

6