3.6 RPP LAJU REAKSI

27
RANCANGAN PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP) Sekolah : SMA N 4 Magelang Mata Pelajaran : Kimia Kelas / Semester : XI MIA 4 / 1 Materi Pokok : Laju Reaksi Alokasi Waktu : 2 x 45 menit A. KOMPETENSI INTI KI 1 : Menghayati dan mengamalkan ajaran agama yang dianutnya KI 2 : Menghayati dan mengamalkan perilaku jujur, disiplin, tanggungjawab, peduli (gotong royong, kerjasama, toleran, damai), santun, responsif dan pro-aktif dan menunjukkan sikap sebagai bagian dari solusi atas berbagai permasalahan dalam berinteraksi secara efektif dengan lingkungan sosial dan alam serta dalam menempatkan diri sebagai cerminan bangsa dalam pergaulan dunia. KI 3 : Memahami,menerapkan, menganalisis pengetahuan faktual, konseptual, prosedural berdasarkan rasa ingintahunya tentang ilmu pengetahuan,

description

RPP Kurikulum 2013

Transcript of 3.6 RPP LAJU REAKSI

RANCANGAN PELAKSANAAN PEMBELAJARAN(RPP)

Sekolah: SMA N 4 MagelangMata Pelajaran: KimiaKelas / Semester : XI MIA 4 / 1Materi Pokok: Laju ReaksiAlokasi Waktu: 2 x 45 menit

A. KOMPETENSI INTIKI 1 :Menghayati dan mengamalkan ajaran agama yang dianutnyaKI 2 :Menghayati dan mengamalkan perilaku jujur, disiplin, tanggungjawab, peduli (gotong royong, kerjasama, toleran, damai), santun, responsif dan pro-aktif dan menunjukkan sikap sebagai bagian dari solusi atas berbagai permasalahan dalam berinteraksi secara efektif dengan lingkungan sosial dan alam serta dalam menempatkan diri sebagai cerminan bangsa dalam pergaulan dunia.KI 3 :Memahami,menerapkan, menganalisis pengetahuan faktual, konseptual, prosedural berdasarkan rasa ingintahunya tentang ilmu pengetahuan, teknologi, seni, budaya, dan humaniora dengan wawasan kemanusiaan, kebangsaan, kenegaraan, dan peradaban terkait penyebab fenomena dan kejadian, serta menerapkan pengetahuan prosedural pada bidang kajian yang spesifik sesuai dengan bakat dan minatnya untuk memecahkan masalah.KI 4 : Mengolah, menalar, dan menyaji dalam ranah konkret dan ranah abstrak terkait dengan pengembangan dari yang dipelajarinya di sekolah secara mandiri, dan mampu menggunakan metoda sesuai kaidah keilmuan

B. KOMPETENSI DASAR1.1 Menyadari adanya keteraturan laju reaksi sebagai wujud kebesaran Tuhan YME dan pengetahuan tentang laju reaksi sebagai hasil pemikiran kreatif manusia yang kebenarannya bersifat tentatif.2.1 Menunjukkan perilaku ilmiah (memiliki rasa ingin tahu, disiplin, jujur, objektif, terbuka, mampu membedakan fakta dan opini, ulet, teliti, bertanggung jawab, kritis, kreatif, inovatif, demokratis, komunikatif ) dalam merancang dan melakukan percobaan serta berdiskusi yang diwujudkan dalam sikap sehari-hari. 2.2 Menunjukkan perilaku kerjasama, santun, toleran, cintadamai dan peduli lingkungan serta hemat dalam memanfaatkan sumber daya alam.2.3 Menunjukkan perilaku responsif, dan proaktif serta bijaksana sebagai wujud kemampuan memecahkan masalah dan membuat keputusan.3.6 Memahami teori tumbukan (tabrakan) untuk menjelaskan reaksi kimia.4.6 Menyajikan hasil pemahaman terhadap teori tumbukan (tabrakan) untuk menjelaskan reaksi kimia.

C. INDIKATOR KETERCAPAIAN KOMPETENSI1. Menjelaskan teori tumbukan dengan rasa ingin tahu dan teliti.2. Menjelaskan teori tumbukan efektif dengan rasa ingin tahu.3. Menjelaskan faktor-faktor yang mempengaruhi teori tumbukan efektif dengan teliti dan komunikatif.4. Menjelaskan pengertian energi aktivasi dengan rasa ingin tahu dan teliti.5. Mempresentasikan penerapan teori tumbukan dalam kehidupan sehari-hari secara komunikatif dan bertangggung jawab.

D. TUJUAN PEMBELAJARAN 1. Melalui TPS dengan bantuan lembar kerja siswa, peserta didik dengan rasa ingin tahu dan teliti, dapat menjelaskan teori tumbukan dengan tepat.2. Melalui TPS dengan bantuan lembar kerja siswa, peserta didik dengan rasa ingin tahu dan teliti dapat menjelaskan teori tumbukan efektif dengan benar.3. Melalui TPS dengan bantuan lembar kerja siswa, peserta didik dengan rasa ingin tahu dan bertanggung jawab dapat menjelaskan faktor-faktor yang mempengaruhi teori tumbukan efektif dengan benar4. Melalui TPS dengan bantuan lembar kerja siswa, peserta didik dengan rasa ingin tahu dan teliti dapat menjelaskan pengertian energi aktivasi dengan tepat.5. Melalui presentasi, peserta didik mampu memaparkan hasil diskusi menggunakan tata bahasa yang benar secara komunikatif dan bertanggung jawab.

E. MATERI Teori TumbukanMenurut teori tembukan, reaksi berlangsung sebagai hasil tumbukan antar partikel pereaksi. Akan tetapi, tidaklah setiap tumbukan menghasilkan reaksi, melainkan hanya tumbukan antar partikel yang memiliki energi cukup serta arah tumbukan yang tepat. Jadi laju reaksi akan bergantung pada tiga hal berikut: Frekuensi tumbukan. Frekuensi tumbukan yang melibatkan partikel dengan energi cukup. Frekuensi partikel dengan energi cukup yang bertumbukan dengan arah yang tepat.Berikut akan diuraikan syarat-syarat terjadinya suatu reaksi, meliputi tumbukan efektif dan energi tumbukan yang cukup :1. Tumbukan efektifTumbukan yang menghasilkan reaksi kita sebut tumbukan efektif. Molekul pereaksi dalam wadahnya selalu bergerak kesegala arah, dan berkemungkinan besar bertumbukan satu sama lain, baik dengan molekul yang sama maupun berbeda. Tumbukan itu dapat memutuskan ikatan dalam molekul pereaksi dan kemudian membentuk ikatan baru yang menghasilkan molekul hasil reaksi.Sebagai contoh, reaksi antara atom kalium (K) dan metil iodide (CH3I) dengan reaksi berikut: K + CH3IKI + CH3. Maka, tumbukan yang efektif akan terjadi bila kedaaan molekul sedemikian rupa sehingga antara atom-atom yang berukuran sama saling bertabrakan (Gambar 1a). Sedangkan tumbukan tidak efektif jika yang bertabrakan adalah atom-atom dengan ukuran berbeda (Gambar 1b).

Gambar 1 : Tumbukan yang efektif terjadi bila atom K bertumbukan dengan atom I, karena ukuran atomnya sama.Supaya terjadi banyak tumbukan, maka terjadi penambahan molekul pereaksi. Karena dengan bertambahnya molekul pereaksi, dimungkinkan banyak tumbukan efektif yang terjadi untuk menghasilkan molekul hasil reaksi. Kedaaan tersebut divisualisasikan dalam Gambar 2.

Gambar 2 : Makin banyak molekul yang bereaksi, makin banyak kemungkinan terjadi tumbukan untuk menghasilkan molekul hasil reaksi.

2. Energi Tumbukan yang CukupBila kaca dilempar dengan batu tetapi tidak pecah, berarti energy kinetik batu tidak cukup untuk memecahkan kaca. Demikian pula, bila telah terjadi tabrakan molekul pereaksi, walaupun sudah bertabrakan langsung dengan posisi yang efektif, tetapi ternyata energi kurang tidak akan menimbulkan reaksi. Energi minimum yang harus dimiliki oleh partikel pereaksi sehingga menghasilkan tumbukan efektif disebut energy pengaktifan (Ea = energi aktivasi). Semua reaksi, eksoterm atau endoterm, memerlukan energy pengaktifan. Reaksi yang dapat berlangsung pada suhu rendah berarti memiliki energi pengaktifan yang rendah. Sebaliknya, reaksi yang memiliki energi pengaktifan besar hanya dapat berlangsung pada suhu tinggi. Energi pengaktifan ditafsirkan sebagai energi penghalang (barier) antara pereaksi dan produk. Pereaksi harus didorong sehingga dapat melewati energi penghalang tersebut baru kemudian dapat berubah menjadi produk. Profil diagram energi pada reaksi eksoterm dan endoterm diberikan pada Gambar 3.

(a)(b)Gambar 3 : Energi pengaktifan untuk reaksi eksoterm (a) dan reaksi endoterm (b)

Menurut hukum mekanika, bahwa energi total (jumlah energy kinetik dan energi potensial) harus konstan. Berdasarkan Gambar 3, pada saat terbentuknya ikatan baru (C-D), masih terdapat ikatan lama (A -B).Berarti pada saat itu, terdapat dua ikatan (A -B dan C-D). Kedaan seperti itu hanya sesaat dan tidak stabil, maka keadaan tersebut disebut keadaan transisi atau kompleks teraktivasi yang mempunyai tingkat energi lebih tinggi daripada keadaan awal.Terbentuknya ikatan baru (C-D) adalah akibat gaya tarik (energy potensial), dan proses ini akan melepaskan sejumlah energi. Energi tersebut sebagian atau seluruhnya akan dipakai untuk memutuskan ikatan lama (A -B). Selama proses pemutusan, terjadi penurunan tingkat energy sistem, karena terbentuk ikatan baru yang energinya lebih rendah.Dengan demikian, dalam suatu reaksi terdapat tiga keadaan yaitu keadaan awal (pereaksi), kedaaan transisi, dan keadaan akhir (hasil reaksi). Keadaan transisi selalu lebih tinggi daripada dua keadaan yang lain, tetapi kedaan awal dapat lebih tinggi atau lebih rendah daripada keadaan akhir. Bila keadaan awal lebih tinggi, reaksi menghasilkan kalor atau eksoterm (Gambar 3a). Dan bila sebaliknya, reaksi adalah menyerap kalor atau endoterm (Gambar 3b).

F. PENDEKATAN/STRATEGI/METODE PEMBELAJARAN 1. Pendekatan : Scientific Learning2. Metode :Problem Based Learning menggunakan kelompok diskusi, 3. Model: TPS

G. MEDIA, ALAT, DAN SUMBER PEMBELAJARAN 1. Media Komputer, LCD, Ilustrasi (Gambar, Video Pembelajaran/ animasi flash,dll).

2. Alat dan Bahan a. Power point bahan ajarb. Lembar Diskusi siswac. Lembar penilaian

3. Sumber Belajar Raharjdo, Sentot Budi. 2013. Kimia Berbasis Eksperimen Untuk Kelas XI SMA dan MA Kelompok Peminatan Matematika dan Ilmu Alam. Solo: Platinum.Sudarmo, U. 2014. Kimia untuk SMA/MA Kelas XI Kelompok Peminatan Matematika dan Ilmu Alam. Jakarta: Erlangga.

H. KEGIATAN PEMBELAJARAN Pertemuan Pertama KegiatanDeskripsi KegiatanAlokasi Waktu

Pendahuluan1. Guru melakukan pembukaan dengan salam pembuka secara menyenangkan.2. Guru memeriksa kehadiran peserta didik sebagai sikap disiplin.3. Guru menyampaikan tujuan pembelajaran yang akan dicapai.4. Guru melakukan apersepsi dengan mengajukan pertanyaan untuk mengarahkan peserta didik ke materi yang akan dipelajari : Pernahkah kamu melihat jalanan yang padat dengan kendaraan? Apakah akan berpotensi besar terjadi kecelakaan?5. Guru memberikan motivasi : Bisakah Anda menjelaskan terjadinya suatu tumbukan?10 menit

IntiMengamati Peserta didik mengamati animasi tumbukan antar partikel beberapa atom dengan rasa ingin tahu, guru memberikan bimbingan.Menanya Peserta didik memberikan pertanyaan mengapa tumbukan antarpartikel dapat mempercepat atau memperlambat laju reaksi? Guru memberikan bimbingan. Pengumpulan data1. Peserta didik mengkaji literatur untuk menjawab pertanyaan yang berkaitan dengan teori tumbukan dengan cermat dan teliti2. Guru membagikan LKS, peserta didik dalam kelompok mendiskusikan tentang faktor-faktor yang mempengaruhi teori tumbukan efektif dan energi aktivasi secara teliti dan bekerja sama.Mengasosiasikan1. Peserta didik menganalisis faktor-faktor yang mempengaruhi teori tumbukan efektif dengan cermat dengan bantuan lembar kerja siswa, guru memberikan bimbingan.2. Peserta didik menganalisis kurva energi aktivasi dengan cermat dengan bantuan lembar kerja siswa, guru memberikan arahan.Mengkomunikasikan 1. Peserta didik mempresentasikan faktor-faktor yangh mempengaruhi teori tumbukan efektif dengan tekun dan bertanggungjawab.2. Peserta didik bersama guru, menyimpulkan faktor-faktor yang mempengaruhi teori tumbukan efektif secara komunikatif.70 menit

Penutup

1. Peserta didik diminta menyimpulkan tentang teori tumbukan secara mandiri dan bertanggungjawab, guru memberikan panduan.2. Guru memberikan tugas untuk mencari literature tentang faktor-faktor yang mempengaruhi laju reaksi.3. Guru mengakhiri kegiatan belajar dengan memberikan pesan untuk tetap belajar.10 menit

A. PENILAIANNoAspekMekanisme dan ProsedurInstrumenKeterangan

1.Sikap Observasi kerja kelompok dan pembelajaran di kelas Lembar Observasi

2.Pengetahuan Penugasan Tes Tertulis Latihan soal Soal Objektif

3.Ketrampilan Kinerja Presentasi Kinerja Presentasi

Mengetahui,Magelang, 2014

Guru Pamong Mahasiswa Praktikan

Dewi Marwati, S.Pd.Kholida Handayani

NIP 196910172005012008NIM 4301411122

LEMBAR DISKUSI SISWA

Nama : 1. 2. Kelompok:

1. Lihatlah gambar berikut!

Bubuk deterjen yang digunakan untuk mencuci pakaian mengandung zat-zat penghilang noda pada pakaian. Zat-zat ini akan bereaksi dengan noda-noda tersebut. Dua pakaian seragam dengan noda yang sangat kotor dicuci dengan bubuk deterjen yang sama. Pakaian pertama dicuci dengan 1 takaran deterjen, sedangkan pakaian kedua dicuci dengan 2 takaran deterjen. Takaran manakah yang dapat membersihkan pakaian lebih cepat? Jelaskan berdasarkan teori tumbukan!Nilai Maksimal = 50Jawab:

1. Bila kaca dilempar dengan batu tetapi tidak pecah, berarti energy kinetik batu tidak cukup untuk memecahkan kaca. Demikian pula, bila telah terjadi tabrakan molekul pereaksi, walaupun sudah bertabrakan langsung dengan posisi yang efektif, tetapi ternyata energi kurang tidak akan menimbulkan reaksi. Energi disini berkaitan dengan energi aktivasi. Jelaskan pengertian energi aktifasi!Nilai Maksimal = 50Jawab

Nilai Akhir = total nilai

LATIHAN

0. Menurut teori tumbukan tentang laju reaksi adalah....0. Setiap tumbukan antara molekul-molekul pereaksi akan menghasilkan reaksi.0. Setiap tumbukan antara molekul-molekul pereaksi pada temperatur tinggi akan menghasilkan reaksi0. Tekanan tidak mempengaruhi jumlah tumbukan yang terjadi antara molekul-molekul pereaksi0. Hanya tumbukan antara molekul-molekul pereaksi yang mempunyai energi cukup dan posisi yang baik pada waktu terjadi tumbukan,akan menghasilkan reaksi.0. suatu reaksi berlangsung sebagai hasil tumbukan antar partikel pereaksi yang memiliki energi cukup dan arah tumbukan yang tepat

0. Zat yang memeperkecil energi pengaktifan disebut....1. Racun 1. Indikator1. Katalis1. Inhibitor1. Buffer

0. Dibawah ini adalah pernyataan-pernyataan mengenai katalis:1) Terlibat dalam jalannya reaksi, namun jumlahnya tidak berubah.2) Mempercepat laju reaksi, namun tidak mengubah komposisi produk.3) Menaikkan energi aktivasi.4) Hanya dapat mengkatalisis reaksi tertentu.5) Dibutuhkan dalam jumlah sedikit.

Pernyataan yang tidak benar adalah..0. 1d. 40. 2e. 50. 3

0. Salah satu faktor yang mempengaruhi teori tumbukan adalah...3. Konsentrasi dan luas permukaan berbanding lurus dengan frekuensi tumbukan.3. Konsentrasi dan luas permukaan berbanding terbalik dengan frekuensi tumbukan3. Makin besar konsentrasi reaktan, makin banyak jumlah partikel, sehingga partikel yang saling bertumbukan makin berkurang.3. Makin kecil konsentrasi reaktan, makin kecil jumlah partikel, sehingga partikel yang saling bertumbukan makin berkurang3. Makin luas permukaan bidang, maka makinluas pula bidang sentuh tumbukan, sehingga akan terjadi tumbukan yang lebih banyak

0. Energi minimum yang diperlukan oleh sebuah reaksi agar dapat berlangsung disebut energi......4. Potensiald. Reaksi4. Gerake. aktivasi4. KinetikMasing-masing nomer jawaban benar bernilai 20.

Nilai Akhir = jumlah nilai

INSTRUMEN PENILAIAN PENGAMATAN SIKAP DALAM KERJA KELOMPOK

Nama siswa :Kelompok:

Petunjuk pengisian :Beri tada check list () pada kolom yang sesuai dengan perilaku siswa dalam kerja kelompok selama proses pembelajaran.

NoAspek yang diobservasiHasil Pengamatan

1234

1Interaksi siswa dalam pembelajaran kelompok

2Kesungguhan dalam mengerjakan tugas kelompok

3Kerjasama antar siswa dalam belajar kelompok

4Menghargai pendapat teman dalam satu kelompok

5Menghargai pendapat teman dalam kelompok lain

Jumlah

Total

Nilai akhir

Kualifikasi Nilai Akhir (NA) Penilaian Sikap:SkorKualifikasi

1,00 1,99Sikap Kurang (K)

2,00 2,99Sikap Cukup (C)

3,00 3,99Sikap Baik (B)

4,00Sikap Sangat Baik (A)

RUBRIK PENILAIAN PENGAMATAN SIKAP DALAM KERJA KELOMPOK

AspekKriteriaSkor

Interaksi siswa dalam pembelajaran kelompokSelalu tampak4

Sering tampak3

Mulai tampak2

Belum tampak1

Kesungguhan dalam mengerjakan tugas kelompokSelalu tampak4

Sering tampak3

Mulai tampak2

Belum tampak1

Kerjasama antar siswa dalam belajar kelompokSelalu tampak4

Sering tampak3

Mulai tampak2

Belum tampak1

Menghargai pendapat teman dalam satu kelompokSelalu tampak4

Sering tampak3

Mulai tampak2

Belum tampak1

Menghargai pendapat teman dalam kelompok lainSelalu tampak4

Sering tampak3

Mulai tampak2

Belum tampak1

NA = jumlah skor / 5

LEMBAR PENILAIAN PRESENTASI

Nama :Kelompok:

Nama siswaAspek penilaianJumlah skorNilai ket

komunikasiSistematika penyampaianwawasankeberanianGestur

Keterangan skor:Masing-masing kolom diisi dengan kriteria4 = baik sekali3 = baik1. = cukup1 = kurang