34931554-Mioma-Uteri

53
like growth factor 1 yang distimulasi oleh estrogen. Anderson dkk, telah mendemonstrasikan munculnya gen yang distimulasi oleh estrogen lebih banyak pada mioma daripada miometrium normal dan mungkin penting pada perkembangan mioma. Namun bukti-bukti masih kurang meyakinkan karena tumor ini tidak mengalami regresi yang bermakna setelah menopause sebagaimana yang disangka. Lebih daripada itu tumor ini kadang-kadang berkembang setelah menopause bahkan setelah ooforektomi bilateral pada usia dini. 3 1.6. Klasifikasi mioma uteri Klasifikasi mioma dapat berdasarkan lokasi dan lapisan uterus yang terkena. 3 1. Lokasi Cerivical (2,6%), umumnya tumbuh ke arah vagina menyebabkan infeksi. 1

description

sfdfd

Transcript of 34931554-Mioma-Uteri

Page 1: 34931554-Mioma-Uteri

like growth factor 1 yang distimulasi oleh estrogen. Anderson dkk, telah

mendemonstrasikan munculnya gen yang distimulasi oleh estrogen lebih banyak pada

mioma daripada miometrium normal dan mungkin penting pada perkembangan

mioma. Namun bukti-bukti masih kurang meyakinkan karena tumor ini tidak

mengalami regresi yang bermakna setelah menopause sebagaimana yang disangka.

Lebih daripada itu tumor ini kadang-kadang berkembang setelah menopause bahkan

setelah ooforektomi bilateral pada usia dini.3

1.6. Klasifikasi mioma uteri

Klasifikasi mioma dapat berdasarkan lokasi dan lapisan uterus yang terkena.3

1. Lokasi

• Cerivical (2,6%), umumnya tumbuh ke arah vagina menyebabkan infeksi.

• Isthmica (7,2%), lebih sering menyebabkan nyeri dan gangguan traktus urinarius.

• Corporal (91%), merupakan lokasi paling lazim, dan seringkali tanpa gejala.

2. Lapisan Uterus

Mioma uteri pada daerah korpus, sesuai dengan lokasi dibagi menjadi 3 jenis, yaitu :

• Mioma Uteri Submukosa

Mioma submukosa dapat tumbuh bertangkai menjadi polip, kemudian

dilahirkan melalui saluran serviks disebut mioma geburt. Hal ini dapaat

menyebabkan dismenore, namun ketika telah dikeluarkan dari serviks dan menjadi

nekrotik, akan memberikan gejala pelepasan darah yang tidak regular dan dapat

disalahartikan dengan kanker serviks. Dari sudut klinik mioma uteri submukosa

1

Page 2: 34931554-Mioma-Uteri

mempunyai arti yang lebih penting dibandingkan dengan jenis yang lain. Pada

mioma uteri subserosa ataupun intramural walaupun ditemukan cukup besar tetapi

sering kali memberikan keluhan yang tidak berarti. Sebaliknya pada jenis

submukosa walaupun hanya kecil selalu memberikan keluhan perdarahan melalui

vagina. Perdarahan sulit untuk dihentikan sehingga sebagai terapinya dilakukan

histerektomi.

• Mioma Uteri Subserosa

Lokasi tumor di subserosa korpus uteri dapat hanya sebagai tonjolan saja,

dapat pula sebagai satu massa yang dihubungkan dengan uterus melalui tangkai.

Pertumbuhan ke arah lateral dapat berada di dalam ligamentum latum dan disebut

sebagai mioma intraligamenter. Mioma yang cukup besar akan mengisi rongga

peritoneal sebagai suatu massa. Perlengketan dengan usus, omentum atau

mesenterium di sekitarnya menyebabkan sistem peredaran darah diambil alih dari

tangkai ke omentum. Akibatnya tangkai makin mengecil dan terputus, sehingga

mioma akan terlepas dari uterus sebagai massa tumor yang bebas dalam rongga

peritoneum. Mioma jenis ini dikenal sebagai jenis parasitik.

• Mioma Uteri Intramural

Disebut juga sebagai mioma intraepitelial. Biasanya multipel apabila masih

kecil tidak merubah bentuk uterus, tetapi bila besar akan menyebabkan uterus

berbenjol-benjol, uterus bertambah besar dan berubah bentuknya. Mioma sering

tidak memberikan gejala klinis yang berarti kecuali rasa tidak enak karena adanya

massa tumor di daerah perut sebelah bawah. Kadang kala tumor tumbuh sebagai

mioma subserosa dan kadang-kadang sebagai mioma submukosa. Di dalam otot

rahim dapat besar, padat (jaringan ikat dominan), lunak (jaringan otot rahim

dominan). Secara makroskopis terlihat uterus berbenjol-benjol dengan permukaan

halus. Pada potongan, tampak tumor berwarna putih dengan struktur mirip

potongan daging ikan. Tumor berbatas tegas dan berbeda dengan miometrium yang

2

Page 3: 34931554-Mioma-Uteri

sehat, sehingga tumor mudah dilepaskan. Konsistensi kenyal, bila terjadi degenerasi

kistik maka konsistensi menjadi lunak.

Bila terjadi kalsifikasi maka konsistensi menjadi keras. Secara histologik

tumor ditandai oleh gambaran kelompok otot polos yang membentuk pusaran,

meniru gambaran kelompok sel otot polos miometrium. Fokus fibrosis, kalsifikasi,

nekrosis iskemik dari sel yang mati. Setelah menopause, sel-sel otot polos

cenderung mengalami atrofi, ada kalanya diganti oleh jaringan ikat. Pada mioma

uteri dapat terjadi perubahan sekunder yang sebagian besar bersifat degenerasi. Hal

ini oleh karena berkurangnya pemberian darah pada sarang mioma. Perubahan ini

terjadi secara sekunder dari atropi postmenopausal, infeksi, perubahan dalam

sirkulasi atau transformasi maligna.

Gambar 1. Jenis-jenis mioma uteri. ( diunduh dari

http://www.scribd.com/doc/7432183/LAPORAN-KASUS-MIOMA )

1.7. Gejala klinis

Hampir separuh kasus mioma uteri ditemukan secara kebetulan pada

pemeriksaan ginekologik karena tumor ini tidak mengganggu. Gejala yang timbul

sangat tergantung pada tempat sarang mioma ini berada serviks, intramural,

submukus, subserus), besarnya tumor, perubahan dan komplikasi yang terjadi. Gejala

tersebut dapat digolongkan sebagai berikut :6

3

Page 4: 34931554-Mioma-Uteri

1) Perdarahan abnormal

Gangguan perdarahan yang terjadi umumnya adalah hipermenore, menoragia dan

dapat juga terjadi metroragia. Beberapa faktor yang menjadi penyebab perdarahan ini,

antara lain adalah :

- Pengaruh ovarium sehingga terjadilah hyperplasia endometrium sampai adeno

karsinoma endometrium.

- Permukaan endometrium yang lebih luas daripada biasa.

- Atrofi endometrium di atas mioma submukosum.

- Miometrium tidak dapat berkontraksi optimal karena adanya sarang mioma

diantara serabut miometrium, sehingga tidak dapat menjepit pembuluh darah

yang melaluinya dengan baik.

2) Rasa nyeri

Rasa nyeri bukanlah gejala yang khas tetapi dapat timbul karena gangguan

sirkulasi darah pada sarang mioma, yang disertai nekrosis setempat dan peradangan.

Pada pengeluaran mioma submukosum yang akan dilahirkan, pula pertumbuhannya

yang menyempitkan kanalis servikalis dapat menyebabkan juga dismenore.

3) Gejala dan tanda penekanan

Gangguan ini tergantung dari besar dan tempat mioma uteri. Penekanan pada

kandung kemih akan menyebabkan poliuri, pada uretra dapat menyebabkan retensio

urine, pada ureter dapat menyebabkan hidroureter dan hidronefrosis, pada rectum

dapat menyebabkan obstipasi dan tenesmia, pada pembuluh darah dan pembuluh

limfe dipanggul dapat menyebabkan edema tungkai dan nyeri panggul.

4) Infertilitas dan abortus

Infertilitas dapat terjadi apabila sarang mioma menutup atau menekan pars

intertisialis tuba, sedangkan mioma submukosum juga memudahkan terjadinya

4

Page 5: 34931554-Mioma-Uteri

abortus oleh karena distorsi rongga uterus. Rubin (1958) menyatakan bahwa apabila

penyebab lain infertilitas sudah disingkirkan, dan mioma merupakan penyebab

infertilitas tersebut, maka merupakan suatu indikasi untuk dilakukan miomektomi.

1.8. Diagnosis

1. Anamnesis

Dalam anamnesis dicari keluhan utama serta gejala klinis mioma lainnya, faktor

resiko serta kemungkinan komplikasi yang terjadi.

2. Pemeriksaan fisik

Pemeriksaan status lokalis dengan palpasi abdomen. Mioma uteri dapat diduga

dengan

pemeriksaan luar sebagai tumor yang keras, bentuk yang tidak teratur, gerakan bebas,

tidak sakit.

3. Pemeriksaan penunjang

a. Pemeriksaan laboratorium

Akibat yang terjadi pada mioma uteri adalah anemia akibat perdarahan

uterus yang berlebihan dan kekurangan zat besi. Pemeriksaaan laboratorium

yang perlu dilakukan adalah Darah Lengkap (DL) terutama untuk mencari kadar

Hb. Pemeriksaaan lab lain disesuaikan dengan keluhan pasien.

b. Imaging

1) Pemeriksaaan dengan USG akan didapat massa padat dan homogen pada

uterus. Mioma uteri berukuran besar terlihat sebagai massa pada abdomen

bawah dan pelvis dan kadang terlihat tumor dengan kalsifikasi.

2) Histerosalfingografi digunakan untuk mendeteksi mioma uteri yang tumbuh

ke arah kavum uteri pada pasien infertil.

5

Page 6: 34931554-Mioma-Uteri

3) MRI lebih akurat untuk menentukan lokasi, ukuran, jumlah mioma uteri,

namun biaya pemeriksaan lebih mahal.

1.9. Diagnosis banding

Ca Endometrium

Ca Serviks

1.10. Penatalaksanaan

Tidak semua mioma uteri memerlukan pengobatan bedah. Penanganan mioma

uteri tergantung pada umur, status fertilitas, paritas, lokasi dan ukuran tumor,

sehingga biasanya mioma yang ditangani yaitu yang membesar secara cepat dan

bergejala serta mioma yang diduga menyebabkan fertilitas. Secara umum,

penanganan mioma uteri terbagi atas penanganan konservatif dan operatif.

Penanganan konservatif bila mioma berukuran kecil pada pra dan post menopause

tanpa gejala. 3

Pengobatan operatif meliputi miomektomi dan histerektomi. Miomektomi

adalah pengambilan sarang mioma saja tanpa pengangkatan uterus. Tindakan ini

dapat dikerjakan misalnya pada mioma submukoum pada myom geburt dengan cara

ekstirpasi lewat vagina. Pengambilan sarang mioma subserosum dapat mudah

dilaksanakan apabila tumor bertangkai. Apabila miomektomi ini dikerjakan karena

keinginan memperoleh anak, maka kemungkinan akan terjadi kehamilan adalah 30-

50%. Histerektomi adalah pengangkatan uterus, yang umumnya tindakan terpilih.

Histerektomi dapat dilaksanakan perabdominan atau pervaginam. Yang akhir ini

jarang dilakukan karena uterus harus lebih kecil dari telor angsa dan tidak ada

perlekatan dengan sekitarnya. Adanya prolapsus uteri akan mempermudah prosedur

pembedahan. Histerektomi total umumnya dilakukan dengan alasan mencegah akan

6

Page 7: 34931554-Mioma-Uteri

timbulnya karsinoma servisis uteri. Histerektomi supravaginal hanya dilakukan

apabila terdapat kesukaran teknis dalam mengangkat uterus.6

Gambar 2. Bagan Penatalaksanaan Mioma Uteri.5

1.11. Komplikasi

Perubahan sekunder pada mioma uteri yang terjadi sebagian besar bersifat degenerasi.

Hal ini oleh karena berkurangnya pemberian darah pada sarang mioma. Perubahan

sekunder tersebut antara lain : 6

• Atrofi

Sesudah menopause ataupun sesudah kehamilan mioma uteri menjadi kecil.

• Degenerasi hialin

Perubahan ini sering terjadi pada penderita berusia lanjut. Tumor kehilangan

struktur aslinya menjadi homogen. Dapat meliputi sebagian besar atau hanya

sebagian kecil dari padanya seolah-olah memisahkan satu kelompok serabut

otot dari kelompok lainnya.

• Degenerasi kistik

Dapat meliputi daerah kecil maupun luas, dimana sebagian dari mioma

menjadi cair, sehingga terbentuk ruangan-ruangan yang tidak teratur berisi

agar-agar, dapat juga terjadi pembengkakan yang luas dan bendungan limfe

7

Page 8: 34931554-Mioma-Uteri

sehingga menyerupai limfangioma. Dengan konsistensi yang lunak ini tumor

sukar dibedakan dari kista ovarium atau suatu kehamilan.

• Degenerasi membatu (calcereus degeneration)

Terutama terjadi pada wanita berusia lanjut oleh karena adanya gangguan

dalam sirkulasi. Dengan adanya pengendapan garam kapur pada sarang

mioma maka mioma menjadi keras dan memberikan bayangan pada foto

rontgen.

• Degenerasi merah (carneus degeneration)

Perubahan ini terjadi pada kehamilan dan nifas. Patogenesis : diperkirakan

karena suatu nekrosis subakut sebagai gangguan vaskularisasi. Pada

pembelahan dapat dilihat sarang mioma seperti daging mentah berwarna

merah disebabkan pigmen hemosiderin dan hemofusin. Degenerasi merah

tampak khas apabila terjadi pada kehamilan muda disertai emesis, haus,

sedikit demam, kesakitan, tumor pada uterus membesar dan nyeri pada

perabaan. Penampilan klinik ini seperti pada putaran tangkai tumor ovarium

atau mioma bertangkai.

• Degenerasi lemak

Jarang terjadi, merupakan kelanjutan degenerasi hialin.

Komplikasi yang terjadi pada mioma uteri : 6

1. Degenerasi ganas.

Mioma uteri yang menjadi leiomiosarkoma ditemukan hanya 0,32-0,6% dari seluruh

mioma; serta merupakan 50-75% dari semua sarkoma uterus. Keganasan umumnya

baru ditemukan pada pemeriksaan histologi uterus yang telah diangkat. Kecurigaan

akan keganasan uterus apabila mioma uteri cepat membesar dan apabila terjadi

pembesaran sarang mioma dalam menopause.

2. Torsi (putaran tangkai).

8

Page 9: 34931554-Mioma-Uteri

Sarang mioma yang bertangkai dapat mengalami torsi, timbul gangguan sirkulasi akut

sehingga mengalami nekrosis. Dengan demikian terjadilah sindrom abdomen akut.

Jika torsi terjadi perlahan-lahan, gangguan akut tidak terjadi.

3. Nekrosis dan infeksi.

Sarang mioma dapat mengalami nekrosis dan infeksi yang diperkirakan karena

gangguan sirkulasi darah padanya.

A. HIPERPLASIA ENDOMETRIUM

Hiperplasia endometrium adalah keadaan dimana endometrium tumbuh secara

berlebihan. Kelainan ini bersifat benigna ( jinak ) ; akan tetapi pada sejumlah kasus

dapat berkembang kearah keganasan uterus . Sejumlah wanita berada pada resiko

tinggi menderita hiperplasia endometrium. Tulisan ini akan memberi penjelasan

mengenai : 9

Pemeriksaan Diagnostik

Terapi

Pencegahan

Faktor Resiko

Hiperplasia Endometrium seringkali terjadi pada sejumlah wanita yang memiliki

resiko tinggi :9

1. Obesitas ( konversi perifer androgen menjadi estrogen dalam jaringan lemak )

2. Penderita Diabetes melitus

3. Pengguna estrogen dalam jangka panjang tanpa disertai pemberian progestin

pada kasus menopause

9

Page 10: 34931554-Mioma-Uteri

`Gejala Klinik

Siklus menstruasi tak teratur, tidak haid dalam jangka waktu lama (amenore)

ataupun menstruasi terus-menerus dan banyak. Selain itu, akan sering mengalami

plek bahkan muncul gangguan sakit kepala, mudah lelah dan sebagainya. Dampak

berkelanjutan dari penyakit ini, adalah penderita bisa mengalami kesulitan hamil dan

terserang anemia. Hubungan suami-istri pun terganggu karena biasanya terjadi

perdarahan yang cukup parah. 9

Terdapat 2 golongan :

1. Simple Hyperplasia

2. Complex Hyperplasia

dengan dua subgolongan : dengan atau tanpa atypia

Complex Atypical Hyperplasia memiliki potensi keganasan paling tinggi

dimana sekitar20 – 30% tanpa pengobatan akan mengalami perubahan ke karsinoma

endometrium. 9

Pemeriksaan

Pada penderita perdarahan uterus abnormal yang disertai dengan faktor resiko

harus dilakukan pemeriksaan untuk menyingkirkan kemungkinan hiperplasia

endometrium:9

Pemeriksaan Ultrasonografi

Pada wanita pasca menopause ketebalan endometrium pada pemeriksaan

ultrasonografi transvaginal kira kira < 4 mm. Untuk dapat melihat keadaan dinding

10

Page 11: 34931554-Mioma-Uteri

cavum uteri secara lebih baik maka dapat dilakukan pemeriksaan hysterosonografi

dengan memasukkan cairan kedalam uterus. 9

Biopsy

Diagnosis hiperplasia endometrium dapat

ditegakkan melalui pemeriksaan biopsi yang

dapat dikerjakan secara poliklinis dengan

menggunakan mikrokuret. Metode ini juga dapat

menegakkan diagnosa keganasan uterus. 9

Dilatasi dan Kuretase

Dilakukan dilatasi dan kuretase untuk

terapi dan diagnosa perdarahan uterus. 9

Histeroskopi

Histeroskopi adalah tindakan dengan

memasukkan peralatan teleskop kecil kedalam

uterus untuk melihat keadaan dalam uterus

dengan peralatan ini selain melakukan inspeksi

juga dapat dilakukan tindakan pengambilan

sediaan biopsi untuk pemeriksaan histopatologi. 9

11

Page 12: 34931554-Mioma-Uteri

Simple, typical hyperplasia of endometrium. The hyperplastic endometrium consists

in proliferated epithelium with quasi-normal appearing (stratified, tall columnar, or

cuboidal) and proliferated cells in stroma. Often, the glands are dilated (cystic

"Swiss cheese" hyperplasia). (H&E, ob. x10). Diunduh dari

http://reproduksiumj.blogspot.com/2009/10/hyperplasia-endometrium.html.

Complex Hyperplasia. Diunduh dari

http://reproduksiumj.blogspot.com/2009/10/hyperplasia-endometrium.html

12

Page 13: 34931554-Mioma-Uteri

Terapi

Pada sebagian besar kasus , terapi hiperplasia endometrium atipik dilakukan

dengan memberikan hormon progesteron. Dengan pemberian progesteron,

endometrium dapat luruh dan mencegah pertumbuhan kembali. Kadang kadang

disertai dengan perdarahan per vaginam. Besarnya dosis dan lamanya pemberian

progesteron ditentukan secara individual. Setelah terapi , dilakukan biopsi ulang

untuk melihat efek terapi.9

Umumnya jenis progesteron yang diberikan adalah Medroxyprogetseron

acetate (MPA) 5 – 10 mg per hari selama 10 hari setiap bulannya dan diberikana

selama 3 bulan berturut turut. 9

Pada pasien hiperplasia komplek harus dilakukan evaluasi dengan D & C

fraksional dan terapi diberikan dengan progestin setiap hari selama 3 – 6 bulan. Pada

pasien hiperplasia komplek dan atipik sebaiknya dilakukan histerektomi kecuali bila

pasien masih menghendaki anak. 9

Pencegahan hiperplasia endometrium

Harus diambil langkah untuk menurunkan resiko hiperplasia endometrium : 9

Penggunaan etsrogen pada masa pasca menopause harus disertai

dengan pemberian progestin untuk mencegah karsinoma endometrium.

Bila menstruasi tidak terjadi setiap bulan maka harus diberikan terapi

progesteron untuk mencegah pertumbuhan endometrium berlebihan.

Terapi terbaik adalah memberikan kontrasepsi oral kombinasi.

Ubah gaya hidup untuk menurunkan berat badan.

13

Page 14: 34931554-Mioma-Uteri

B. KURETASE

Definisi

Dilatasi serviks dan kuretase endometrium (D & C) adalah sebuah prosedur

pembedahan di mana leher rahim diperluas menggunakan dilator dan dinding rahim

dikerok dengan kuret, dilakukan untuk diagnosis dan pengobatan berbagai kondisi

rahim. 10

D & C adalah tindakan pembedahan ginekologi yang paling sering. Jika D&C

dikerjakan pada kecurigaan kanker endometrium atau serviks, harus diambil

spesimen dari endoserviks dulu (sebelum sondase dan dilatasi) dan diserahkan

terpisah dengan spesimen dari endometrium. Ini adalah kuretase fraksional (kuretase

bertingkat).10

Tujuan

D & C biasanya digunakan untuk memperoleh jaringan untuk  evaluasi

mikroskopis untuk menyingkirkan kanker. Prosedur ini juga dapat digunakan untuk

mendiagnosa dan mengobati pendarahan menstruasi berat dan mendiagnosa polip

endometrium dan uterus fibroid . D & C dapat digunakan untuk menghapus jaringan

kehamilan setelah keguguran, aborsi yang tidak lengkap, atau melahirkan , atau

sebagai teknik aborsi awal hingga 16 minggu. Polip endometrium dapat dihilangkan,

dan kadang-kadang  tumor jinak rahim (fibroid) dapat hilang.10

Deskripsi

D & C biasanya dilakukan di bawah anestesi umum, meskipun lokal

atau anestesi epidural juga dapat digunakan. Menggunakan lokal anestesi mengurangi

14

Page 15: 34931554-Mioma-Uteri

risiko dan biaya, tetapi pasien akan merasakan kram selama prosedur. Jenis anestesi

sering digunakan tergantung pada alasan untuk D & C.10

Untuk memulai prosedur (yang hanya beberapa menit untuk dilakukan),

dokter memasukkan alat untuk terus membuka dinding vagina , dan kemudian meluas

pembukaan uterus sampai vagina ( serviks ). Hal ini dilakukan dengan memasukkan

serangkaian batang runcing, masing-masing lebih tebal daripada yang sebelumnya,

atau dengan menggunakan instrumen khusus lainnya. Proses pembukaan leher rahim

disebut dilatasi .10

Setelah serviks dilatasi, dokter memasukkan perangkat berbentuk sendok yang

disebut kuret ke dalam rahim. Kuret ini digunakan untuk mengikis lapisan

rahim. Satu atau lebih sampel jaringan kecil dari lapisan rahim atau saluran leher

rahim akan dikirim untuk analisis dengan mikroskop untuk memeriksa sel-sel yang

abnormal. Walaupun sederhana, teknik yang sedikit lebih mahal seperti

vakum aspirasi dengan cepat menggantikan D & C sebagai metode diagnostik, masih

sering digunakan untuk mendiagnosa dan mengobati beberapa kondisi, terutama bila

dicurigai kanker.10

Indikasi lain: perdarahan yang banyak (erratic bleeding), gagal pengobatan

(failed medical treatment) atau ada temuan kelainan seperti polyp atau tumor rahim

(fibroid).10

Dilatasi dan kuretase adalah teknik tradisional untuk mendapatkan sampel

endometrium untuk pemeriksaan patologis. Namun D dan C telah terbukti

menunjukkan hilangnya sejumlah besar patologi termasuk:10

• polip endometrium

• intrauterine mukus fibroid

• sedikit daerah endometritis

15

Page 16: 34931554-Mioma-Uteri

• hiperplasia atau kanker

• IUD yang tertinggal

Persiapan

Karena pembukaan leher rahim dapat menyakitkan, obat penenang dapat

diberikan sebelum prosedur dimulai. Pernapasan yang dalam dan teknik relaksasi

lainnya dapat membantu mengurangi kram selama dilatasi serviks .10

Rehabilitasi

Seorang wanita yang telah dilakukan D & C di rumah sakit biasanya bisa

pulang pada hari yang sama atau hari berikutnya. Banyak wanita mengalami sakit

punggung dan kram ringan setelah prosedur ini dan mungkin akan mengeluarkan

darah beku kecil dalam satu atau dua hari. Pewarnaan vagina atau pendarahan dapat

terus berlangsung selama beberapa minggu.11

Kebanyakan ibu bisa melanjutkan kegiatan sehari-hari segera. Pasien harus

menghindari hubungan seksual, douching, dan tampon digunakan sedikitnya dua

minggu untuk mencegah infeksi sementara serviks menutup dan untuk

memungkinkan endometrium untuk sembuh sepenuhnya.10

Risiko

Risiko utama setelah prosedur tersebut adalah infeksi. Tanda-tanda infeksi meliputi:10

Demam

Perdarahan berat

Bau cairan vagina seorang wanita harus dilaporkan gejala-gejala tersebut ke

dokter, yang dapat mengobati infeksi dengan antibiotik sebelum menjadi serius.

16

Page 17: 34931554-Mioma-Uteri

D & C adalah operasi bedah yang membawa risiko tertentu yang terkait

dengan anestesi umum. Komplikasi jarang termasuk menusuk rahim (yang biasanya

sembuh sendiri) atau menusuk usus atau kandung kemih (yang memerlukan

pembedahan lebih lanjut untuk memperbaiki).11

Komplikasi jarang terjadi, antara lain:10

• Perforasi uterus. 

Hasil Normal

Hasil yang dianggap normal jika tidak terdapat penebalan serta tidak terdapat

pertumbuhan kanker. Penghapusan dinding rahim tidak menimbulkan efek samping,

bahkan menguntungkan. Lapisan rahim biasanya segera tumbuh lagi, sebagai bagian

dari siklus haid .10

Hasil Abnormal

Beberapa jenis penebalan rahim, yang disebut hiperplasia , dianggap

abnormal. Hiperplasia sederhana adalah suatu kondisi jinak di mana lapisan rahim

menjadi lebih tebal dan terdapat lebih  banyak kelenjar endometrium . Pada

hiperplasia kompleks, kondisi lain di mana lapisan rahim telah menebal, juga kelenjar

endometrium lebih padat. Dalam 80% kasus kondisi ini akan diperbaiki, dan ada

sedikit risiko kanker. Hanya 1% dari hiperplasia sederhana dan 3% dari hiperplasia

kompleks akan menjadi kanker.10

Hiperplasia atipikal ditemukan lebih serius. Dalam tipe ini endometrium

menebal, sel-selnya abnormal. Dua puluh sembilan persen perempuan

dengan atipikal hiperplasia berkembang menjadi kanker. Bahkan, dalam 17% sampai

17

Page 18: 34931554-Mioma-Uteri

25% dari perempuan dengan atipikal hiperplasia yang telah dilakukan

histerektomi dalam waktu satu bulan setelah diagnosis, karsinoma ditemukan di

tempat lain dalam endometrium.10

D&C hampir selalu dikerjakan di ruang periksa atau ruang pembedahan untuk

pasien rawat jalan. Untuk D&C, pasien diletakkan pada posisi litotomi. Meskipun

paling sering digunakan anastetik lokal (misalnya blok paraserviks), kadang-kadang

diperlukan anastesi umum.11

Langkah D&C yang biasa dilakukan adalah sebagai berikut. Ulangi

pemeriksaan panggul. Bersihkan vagina dan perineum dengan antiseptik dan pasang

kain penutup. Masukkan spekulum yang berat ke posterior vagina. Perlihatkan

serviks dan kemudian jepitlah dengan tenakulum atau klem Allis. Kuretlah kanalis

endoserviks dengan kuret Kevorkian atau yang serupa. Sondase uterus.10

Untuk wanita yang berusia > 40 tahun wajib (mandatory) dilakukan kuretase

jika mengalami PUD. Kuretase diagnostik memerlukan dilatasi serviks > 8mm

dengan menggunakan kuret tajam kecil secara sistematis, menyeluruh, sampel yang

baik dari semua bagian rongga rahim termasuk daerah ostium tuba. Kuretase

bertingkat dilakukan kuretase pada endoserviks diikuti dengan kuretase endometrium

dengan dua sampel diperiksa secara terpisah.10

D & C bukan sebuah prosedur yang sangat mudah karena hanya sebagian

lapisan rahim sebagai sampel. Oleh karena itu, sangat mungkin untuk kanker yang

akan dihilangkan. Karena itu, pasien dengan hiperplasia atipikal harus dilakukan D &

C lagi dalam tiga atau empat bulan. Menggabungkan histeroskopi dengan D&C dapat

meningkatkan ketepatan diagnosis dalam beberapa kasus. Namun, kombinasi ini tidak

dianjurkan bila diduga karsinoma endometrium karena kemungkinan bahwa

histeroskopi itu sendiri dapat membantu dalam penyebaran kanker melalui saluran

tuba .10

18

Page 19: 34931554-Mioma-Uteri

BAB II

ILUSTRASI KASUS

A. IDENTITAS

Nama : Ny. D

Jenis Kelamin : Perempuan

Umur : 43 tahun

Pendidikan : SMP

Pekerjaan : Ibu Rumah Tangga

Agama : Islam

Suku/bangsa : Jawa/Indonesia

Alamat : Jl. Gotong Royong

B. ANEMNESA : Tanggal 13 April 2010

1. Keluhan Utama

Keluar darah dari kemaluan

Keluhan Tambahan

Lemas, batuk

2. Riwayat Penyakit Sekarang

Pasien datang dengan keluhan keluar darah dari kemaluan sejak tujuh hari yang

lalu dan mengganti pembalut hingga 2 kali (± 100 cc). Hari ini darah yang keluar

disertai dengan gumpalan dan tidak terdapat nyeri perut. Sebelumnya pasien juga

mengaku menstruasinya tidak berhenti. Sejak 1 tahun terakhir ini mengalami

menstruasi selama 14 hari. Setiap hari ganti 7x pembalut. Pasien juga mengeluh

batuk sejak dua hari yang lalu, dan bila pasien batuk darah yang keluar semakin

19

Page 20: 34931554-Mioma-Uteri

lama semakin banyak. Untuk mengurangi keluhan tersebut pasien hanya

memakai pembalut saja. Pasien sebelumnya sudah pernah dirawat di RS UKI

dengan keluhan yang sama. Selama ini bila haid banyak, lancar, nyeri haid ( + ).

3. Riwayat Penyakit Dahulu

Pasien pernah dirawat di RS UKI dengan diagnosis uterus myiomatosus,

hiperplasia endometrium, kista fungsional ovarium kanan, anemia gravis,

riwayat menometrhoragia. Terdapat riwayat maag, riwayat alergi, hipertensi dan

diabetes melitus disangkal.

4. Riwayat Penyakit Keluarga

Keluarga pasien tidak ada yang mengalami keluhan seperti pasien.

5. Riwayat Menstruasi

Haid pertama umur 13 tahun

Sirkulasi haid :

i. Siklus : Teratur, 28 hari

ii. Lamanya : Tujuh hari/bulan

iii. Banyaknya : 2-3 ganti kain/ 150 cc

iv. Sakit saat haid : ( + )

6. Riwayat Pernikahan

Ini adalah pernikahan pertama pasien, pada waktu nikah pasien berumur 25

tahun dan telah berlangsung 18 tahun

7. Riwayat Obstetri

Pasien mempunyai 4 orang anak. Anak pertama lahir pada tahun 1994 dengan

panjang 38 cm dan berat 2600 gram, jenis kelaminnya laki-laki, lahir dengan

bantuan dokter. Anak kedua lahir pada tahun 1995 dengan panjang 40 cm dan

berat 3100 gram. jenis kelaminnya laki-laki, lahir dengan bantuan dokter. Anak

ketiga lahir pada tahun 1998 dengan panjang 40 cm dan berat 2700 gram. jenis

20

Page 21: 34931554-Mioma-Uteri

kelaminnya laki-laki, lahir dengan bantuan bidan. Anak keempat lahir pada

tahun 2000 dengan panjang 40 cm dan berat 3000 gram. jenis kelaminnya laki-

laki, lahir dengan bantuan bidan.

8. Riwayat Keluarga Berencana

Pasien tidak menggunakan KB

9. Riwayat Operasi

Disangkal pasien

10. Riwayat Kebiasaan Psikososial

Pasien tidak merokok dan minum alkohol

C. PEMERIKSAAN FISIK

1. Status Generalis

Keadaan umum : Tampak sakit ringan

Kesadaran : Compos mentis

Tanda-tanda Vital

Tekanan darah : 130/80 mmHg

Frekuensi nadi : 66 x/menit

Suhu : 35,8 º C

Frekuensi napas : 20 x/menit

Mata : Conjungtiva anemis +/+, sklera tidak ikterik

Thoraks

Cor : BJ I dan II normal, murmur (-), gallop (-)

Pulmo : BND vesikuler, Rhonki -/-, wheezing -/-

Abdomen : Bising usus 4x/menit

21

Page 22: 34931554-Mioma-Uteri

Ekstremitas : Akral hangat, oedema tungkai -/-

Genitalia : Keluar darah ± 25 cc, Fluor (-)

2. Status Ginekologi

Abdomen

Inspeksi : Perut tampak datar

Palpasi : Supel, nyeri tekan (-), defence muscular (-)

Perkusi : Timpani, nyeri ketok (-)

Auskultasi : Bising usus 4x/menit

Genital

Inspekulo :

V-U-V : Rugae(+), massa(-), agak hiperemis, fluksus (+), fluor

(–)

Portio : Portio sebesar bola ping-pong, hiperemis (-), erosi (+),

OUE menutup

VT : Rugae (+),Portio lunak

Ukuran uterus : sebesar telur bebek

Adneksa parametrium ki-ka nyeri (-), massa (-)

Cavum douglasi tidak menonjol

Nyeri goyang (-)

D. LABORATORIUM

Hb : 8,8 gr/dl

Leukosit : 5,8 ribu/µl

Ht : 27,7 %

22

Page 23: 34931554-Mioma-Uteri

Trombosit : 415 ribu/ µl

Masa perdarahan : 3 menit

Masa pembekuan : 15 menit

Masa protrombin : Kontrol : 12 detik

Pasien : 15 detik

E. PEMERIKSAAN PENUNJANG

USG :

23

Page 24: 34931554-Mioma-Uteri

Uterus retrofleksi, Ø 10,64 cm x 6,12 cm x 8,30 cm, GS (-), endometrium tebal

( 2,42 cm )

Kesan : Uterus miomatosus, hiperplasia endometrium, kista folikel ovarium kanan

F. RESUME

Pasien datang dengan keluhan keluar darah dari kemaluan sejak tujuh hari yang lalu.

Dari pemeriksaan fisik didapatkan :

Genital

Inspekulo

V-U-V : Agak hiperemis, fluksus (+)

Portio : Portio sebesar bola ping-pong, erosi (+), OUE

menutup

VT : Rugae (+),Portio lunak

Ukuran uterus : sebesar telur bebek, Adneksa

parametrium ki-ka, nyeri (-), massa (-), Cavum

douglasi tidak menonjol, Nyeri goyang (-)

Dari pemeriksaan penunjang didapatkan :

USG : Uterus retrofleksi, Ø 10,64 cm x 6,12 cm x 8,30 cm, GS (-), endometrium

tebal (2,42 cm)

G. DIAGNOSIS

Uterus miomatosus + hiperplasia endometrium + menometroragia

24

Page 25: 34931554-Mioma-Uteri

H. PENATALAKSANAAN

1) Rawat inap

2) Periksa H2TL, MP 3

3) IVFD

II RL

II Dx 5 % dalam 24 jam

4) mm/ Biosanbe 2x1 tab

Transamin 3 x 500 mg

Becom- C 1x1 tab

Amoxan 3 x 500 mg

R/ Kuretase bertingkat

Puasa 6 jam preoperatif

1 jam preoperatif diberi Taxegra 1 gram (IV)

I. PROGNOSIS

Ad Vitam : Bonam

Ad Functionum : Dubia ad bonam

Ad Sanationum : Dubia ad malam

J. LAPORAN OPERASI

Uraian Tindakan Operasi :

25

Page 26: 34931554-Mioma-Uteri

1. Pasien tidur terlentang dengan posisi litotomi dan narkose

2. Dilakukan asepsis dan antisepsis pada genitalia eksterna, vagina dan portio

3. Dipasang doek steril di kedua tungkai dan daerah lapangan operasi.

4. Dipasang spekulum sims pada vagina posterior dan anterior. Bibir anterior

portio dijepit dengan koegel tang pada arah jam 12.00.

5. Spekulum sims pada vagina anterior dilepas

6. Dilakukan sondasi uterus dan didapatkan cavum uteri 11 cm dan uterus pada

posisi retroflexi

7. Dilatasi canalis servikalis dengan busi hegar No VI-IX

8. Dilakukan kuretase endocervix secara sistematis searah jarum jam dimulai

dari arah jam 12.00 dengan menggunakan sendok kuret tajam. Didapatkan

jaringan dari endocervix secukupnya. Endocervix tebal, putih, mengkilat dan

tidak rapuh. Hasil jaringan endocervix dimasukkan dalam botol I berisi

formalin untuk diperiksa ke PA.

9. Dilakukan kuretase endometrium secara sistematis searah jarum jam dimulai

dari arah jam 12.00 dengan menggunakan sendok kuret tajam. Didapatkan

jaringan dari endometrium secukupnya. Endometrium tebal, putih, mengkilat

dan tidak rapuh. Hasil jaringan endometrium dimasukkan dalam botol II berisi

formalin untuk diperiksa ke PA.

10. Dilakukan sondase ulang panjang corpus 11 cm

11. Pendarahan ± 50 cc

12. Koegel tang dan spekulum sims dilepaskan.

13. Dilakukan asepsis – anti sepsis pada regio genitalia eksterna dan sekitarnya.

14. Perdarahan per vaginam pasca kuretase negatif.

26

Page 27: 34931554-Mioma-Uteri

K. FOLLOW UP

Tanggal 13 April 2010, pukul 19.00 WIB

S/ Keluar darah dari kemaluan, lemas, pusing

O/ Status Generalis

Kesadaran umum : Tampak sakit ringan

Kesadaran : Compos mentis

Tekanan darah : 120/80 mmHg

Nadi : 72 x/menit

RR : 18 x/menit

Suhu : 36,6 oC

Mata : Konjungtiva anemis +/+, sklera ikterik -/-

Thoraks : Cor : BJ I dan II normal, murmur (-), gallop (-)

Pulmo : BND vesikuler, rhonki -/-, wheezing -/-

Ekstremitas : Akral hangat, edema (-), cappilary refill < 2’

Status Ginekologi

Abdomen

27

Page 28: 34931554-Mioma-Uteri

Inspeksi : Perut tampak datar

Palpasi : Supel, nyeri tekan (-), defense muscular (-)

Perkusi : Timpani, Nyeri ketok (-)

Auskultasi : Bising usus 4x/menit

Genitalia : Fluksus ±10 cc, flour (-)

A/ Uterus miomatosus + hyperplasia endometrium + menometroragia

P/ Diet : TKTP

IVFD : II RL

II Dextrose 5 %

Mm/ Amoxan 3 x 500 mg ( hari pertama )

Biosanbe 2x1 tab

Transamin 3x 500 mg

Becom C 1x 1 tab

Rencana kuret bertingkat tanggal 14 April 2010, pukul 13.00

Puasa 6 jam pre op, 1 jam pre op diberi Taxegram 1 gr.

Tanggal 14 April 2010, pukul 6.30 WIB

S/ Keluar gumpalan darah sebanyak 3 x dari kemaluan, lemas, BAK lancar BAB

(+)

O/ Status Generalis

Kesadaran umum : Tampak sakit ringan

Kesadaran : Compos mentis

Tekanan darah : 120/90 mmHg

Nadi : 69 x/menit

28

Page 29: 34931554-Mioma-Uteri

RR : 20 x/menit

Suhu : 36,3 oC

Mata : Konjungtiva anemis +/+, sklera ikterik -/-

Thoraks : Cor : BJ I dan II normal, murmur (-), gallop (-)

Pulmo : BND vesikuler, rhonki -/-, wheezing -/-

Ekstremitas : Akral hangat, edema (-), cappilary refill < 2’

Status Ginekologi

Abdomen

Inspeksi : Perut tampak datar

Palpasi : Supel, nyeri tekan (-), defense muscular (-)

Perkusi : Timpani, Nyeri ketok (-)

Auskultasi : Bising usus 2 x/menit

Genitalia : Fluksus ±150 cc, flour (-)

A/ Uterus miomatosus + hyperplasia endometrium + menometroragia

P/ Diet : Puasa 6 jam pre OP mulai jam 7.00

IVFD : II RL ˥

II Dextrose 5 % ˩ 24 Jam

Mm/ Amoxan 3 x 500 mg ( hari kedua )

Biosanbe 2x1 tab

Transamin 3x 500 mg

Becom C 1x 1 tab

1 jam pre op Taxegram 1 gr

Hasil laboratorium tanggal 14 april 2010

29

Page 30: 34931554-Mioma-Uteri

Hb :9,8 gr/dl

Leukosit : 4,900 / μl

Trombosit : 387 ribu / μl

Ht : 31,5 %

Tanggal 14 April 2010, pukul 14.00 WIB

Telah dilakukan curetage bertingkat a.i uterus miomatosus + hyperplasia

endometrium + menometroragia. Sebelum curet, sondase cavum uteri 11 cm,

retroflexi. Endoservix tebal, putih mengkilap, tidak rapuh ( botol 1 ). Endometrium

tebal putih mengkilap, tidak rapuh ( botol 2 ). Sondase pasca curettage cavum uteri 11

cm, retroflexi, perdarahan (-).

Instruksi / planning :

Ciprofloxan 2 x 500 mg

Biosanbe 2 x 1 cap

Besok boleh pulang : control Rabu 21 April 2010

Tanggal 14 April 2010, pukul 20.15 WIB

S/ Pusing, sakit tenggorokan karena batuk, BAK lancar, flatus (-), BAB (-),

O/ Status Generalis

Kesadaran umum : Tampak sakit ringan

Kesadaran : Compos mentis

Tekanan darah : 110/70 mmHg

Nadi : 68 x/menit

30

Page 31: 34931554-Mioma-Uteri

RR : 25 x/menit

Suhu : 36,4 oC

Mata : Konjungtiva anemis -/-, sklera ikterik -/-

Thoraks : Cor : BJ I dan II normal, murmur (-), gallop (-)

Pulmo : BND vesikuler, rhonki -/-, wheezing -/-

Ekstremitas : Akral hangat, edema (-), cappilary refill < 2’

Status Ginekologi

Abdomen

Inspeksi : Perut tampak datar

Palpasi : Supel, nyeri tekan (-), defense muscular (-)

Perkusi : Timpani, Nyeri ketok (-)

Auskultasi : Bising usus (-)

Genitalia : Tampon (+), rembesan darah (-)

A/ Pasca kuretase bertingkat a.i uterus miomatosus + hyperplasia endometrium,

menometroragia

P/ Diet : Biasa

IVFD : Aff

Mm/ Amoxan 3 x 500 mg ( hari kedua )

Biosanbe 2x1 tab

Kalnex 3 x 500 mg

Hasil laboratorium tanggal 14 april 2010

Hb :9,8 gr/dl

31

Page 32: 34931554-Mioma-Uteri

Leukosit : 4,900 / μl

Trombosit : 387 ribu / μl

Ht : 31,5 %

Tanggal 15 April 2010, pukul 6.30 WIB

S/ Pusing, BAB (-), flatus (+), BAK lancar

O/ Status Generalis

Kesadaran umum : Tampak sakit ringan

Kesadaran : Compos mentis

Tekanan darah : 110/70 mmHg

Nadi : 64 x/menit

RR : 24 x/menit

Suhu : 36,3 oC

Mata : Konjungtiva anemis -/-, sklera ikterik -/-

Thoraks : Cor : BJ I dan II normal, murmur (-), gallop (-)

Pulmo : BND vesikuler, rhonki -/-, wheezing -/-

Ekstremitas : Akral hangat, edema (-), cappilary refill < 2’

Status Ginekologi

32

Page 33: 34931554-Mioma-Uteri

Abdomen

Inspeksi : Perut tampak datar

Palpasi : Supel, nyeri tekan (-), defense muscular (-)

Perkusi : Timpani, Nyeri ketok (-)

Auskultasi : Bising usus 2 x/menit

Genitalia : Bercak darah (+)

A/ Pasca kuretase bertingkat a.i uterus miomatosus + hyperplasia endometrium,

menometroragia

P/ Diet : Biasa

Mm/ Ciprofloxacin 2 x 1 gr

Biosanbe 2x1 tab

Tanggal 15 April 2010, pasien menyatakan menolak untuk melakukan pemeriksaan

jaringan PA.

33

Page 34: 34931554-Mioma-Uteri

BAB III

DISKUSI

Pada kasus ini hasil diagnosa yaitu uterus miomatosus dengan hiperplasia

endometrium dan menometrhoragia didapat berdasarkan anamnesis, pemeriksaan

fisik, dan pemeriksaan penunjang.

Dari anamnesis pasien mengaku keluar darah dari kemaluan sejak tujuh hari

yang lalu dan mengganti pembalut hingga 2 kali (± 100 cc) menandakan adanya suatu

kelainan pada uterus yang kemungkinan besar disebabkan oleh hiperplasia

endometrium. Pasien juga berusia 43 tahun, hal ini sesuai dengan literatur yang

mengatakan bahwa pada kasus uterus miomatosus paling sering ditemukan pada usia

35-45 tahun. Pada anamnesis juga didapatkan keluhan keluar darah dan haid yang

banyak dan memanjang (14 hari) sejak 1 tahun, hal ini sesuai dengan kepustakaan

bahwa gejala yang paling sering ditemukan pada pasien uterus miomatosus adalah

menometrorhagia. Pada kasus ini pasien juga mengeluh lemas hal ini kemungkinan

besar disebabkan oleh perdarahan yang keluar melalui kemaluannya.

Berdasarkan pemeriksaan fisik, didapatkan konjungtiva anemis, hal ini

disebabkan oleh adanya perdarahan pervaginam yang banyak sehingga pasien

mengalami anemia. Selain itu juga pada pemeriksaan laboratorium didapatkan Hb

pasien 8,8 gr/dl yang juga disebabkan oleh perdarahan uterus yang berlebihan, hal ini

mendukung diagnosa uterus miomatosus. Pada pemeriksaan dengan memakai sonde

34

Page 35: 34931554-Mioma-Uteri

uterus didapatkan panjang cavum uterusnya adalah 11 cm, hal ini menguatkan

diagnosa uterus miomatosus, karena ukuran uterusnya berada antara 9-12 cm.

Pemeriksaan penunjang yang dilakukan adalah USG, didapatkan

endometrium lebih tebal yaitu 2,42 cm yang menandakan adanya hyperplasia

endometrium.

Kemudian dilakukan tindakan curettage betingkat untuk mendapatkan

diagnostik yang pasti penyebab dari perdarahan pervaginam yang dialami oleh

pasien, selain itu curettage bertingkat juga berguna sebagai terapi pada untuk

menghentikan perdarahan pada pasien ini.

Sayangnya pasien tidak bersedia untuk dilakukan pemeriksaan patologi

anatomi yang diharapkan dapat menjelaskan penyebab terjadinya perdarahan

pervaginam yang abnormal pada pasien, apakah disebabkan oleh hiperplasia

endometriumnya atau adanya suatu keganasan pada uterus pasien. Hal ini disebabkan

oleh masalah ekonomi yang dihadapi oleh pasien yang pekerjaannya seorang ibu

rumah tangga dan suami pasien telah meninggal dunia.

35

Page 36: 34931554-Mioma-Uteri

BAB IV

KESIMPULAN DAN SARAN

Kesimpulan

Mioma uteri adalah suatu tumor jinak yang tumbuh dalam otot uterus.

Tumor ini paling sering ditemukan pada wanita umur 35 – 45 tahun

(kurang lebih 25%) dan jarang pada wanita 20 tahun dan wanita post

menopause.

Salah satu gejala yang paling sering pada mioma uteri adalah

menometroragia.

Diagnosis pasti mioma uteri dengan USG dan penanganan mioma utieri

adalah dengan konservatif dan operatif.

Keluhan utama hiperplasia endometrium adalah perdarahan uterus yang

abnormal. penatalaksanaan hyperplasia endometrium salah satunya

dengan curettage bertingkat

Curettage bertingkat sangat bermanfaat dalam menentukan diagnostik

dan terapi

Saran

Sebaiknya dilakukan pemeriksaan patologi anatomi karena sangat

bermanfaat dalam menentukan diagnosis dan terapi selanjutnya

Memperbaiki gaya hidup

36

Page 37: 34931554-Mioma-Uteri

Usahakan selalu rutin kontrol ke dokter spesialis untuk mencegah

komplikasi tindakan dan perkembangan penyakit yang diderita.

DAFTAR PUSTAKA

1. Yuad H., 2007. Miomectomi Pada Kehamilan. Diunduh dari :

http://www.ksuheimi.blogspot.com. Accested : March 01, 2008.

2. Santoso, 2007. Mioma Uteri. Diunduh dari :

http://www.pinkerzzz03.blogspot.com. Accested : March 01, 2008.

3. Jevuska O, 2007. Mioma Geburt. Available from :

http://www.oncejevuska.blogspot.com. Accested : March 01, 2008.

4. Antoni S, 2008. Sekilas tentang Tumor (Myoma) Rahim . Available from :

http://www.klinikandalas.wordpress.com. Accested : March 02, 2008.

5. Suwiyoga K, 2003. Mioma Uterus dalam Buku Pedoman Diagnosis-Terapi

dan Bagan Alir Pelayanan Pasien. SMF Obsgin FK UNUD RS Sanglah,

Denpasar. 201-206

6. Sutoto J. S. M., 2005. Tumor Jinak pada Alat-alat Genital dalam Buku Ilmu

Kandungan. Yayasan Bina Pustaka Sarwono Prawirodihardjo, Jakarta.338-345

7. Marjono B. A, 2008. Tumor Ginekologi. Available from :

http://www.geocities.com. Accested : March 02, 2008.

8. Edward E, 2007. Uterine Miomas : Comprehensive Review. Available from :

http://www.gynalternatives.com. Accested : March 02, 2008.

9. Widjanarko 2007, Ginekologi, Kelainan Uterus, Diunduh Dari:

http://reproduksiumj.blogspot.com/2009/10/hyperplasia-endometrium.html, 16

April 2010

37