(3428-H-2007)

20
RESTORASI MAHKOTA JAKET PORSELIN FUSI METAL-PORCELAIN CERVICAL MARGIN INTI PASAK TUANG PADA GIGI INSISIVUS SENTRALIS MAKSILA NON VITAL DISERTAI GINGIVAL ENLARGEMENT KARYA TULIS ILMIAH PPDGS-I Untuk memenuhi sebagian persyaratan mencapai sebutan Dokter Gigi Spesialis-I Program Studi Ilmu Konservasi Gigi Kelompok Ilmu Kedokteran Gigi Diajukan oleh : Novy Arianti 314 / KG / SP / 2005 Kepada PROGRAM PENDIDIKAN DOKTER GIGI SPESIALIS – I FAKULTAS KEDOKTERAN GIGI UNIVERSITAS GADJAH MADA YOGYAKARTA 2007

description

h

Transcript of (3428-H-2007)

Page 1: (3428-H-2007)

RESTORASI MAHKOTA JAKET PORSELIN FUSI METAL-PORCELAIN CERVICAL MARGIN INTI PASAK TUANG PADA GIGI

INSISIVUS SENTRALIS MAKSILA NON VITAL DISERTAI GINGIVAL ENLARGEMENT

KARYA TULIS ILMIAH PPDGS-I

Untuk memenuhi sebagian persyaratan mencapai sebutan Dokter Gigi Spesialis-I

Program Studi Ilmu Konservasi Gigi Kelompok Ilmu Kedokteran Gigi

Diajukan oleh : Novy Arianti

314 / KG / SP / 2005

Kepada PROGRAM PENDIDIKAN DOKTER GIGI SPESIALIS – I

FAKULTAS KEDOKTERAN GIGI UNIVERSITAS GADJAH MADA

YOGYAKARTA 2007

Page 2: (3428-H-2007)
Page 3: (3428-H-2007)
Page 4: (3428-H-2007)
Page 5: (3428-H-2007)

v

PRAKATA

Syukur Alhamdulillah penulis panjatkan kehadirat Allah SWT, karena

hanya atas rahmat dan karunia-Nya maka penulis dapat menyelesaikan

penyusunan Karya Tulis Ilmiah ini untuk memenuhi sebagian persyaratan guna

mencapai gelar Spesialis I Ilmu Konservasi Gigi di Fakultas Kedokteran Gigi

Universitas Gadjah Mada Yogyakarta .

Terwujudnya Karya Tulis Ilmiah ini, tidak lepas dari bantuan berbagai

pihak yang tidak ternilai harganya. Oleh karena itu penulis menghaturkan ucapan

terima kasih yang sebesar-besarnya kepada yang terhormat:

1. Rektor Universitas Gadjah Mada, Dekan Fakultas Kedokteran Gigi

Universitas Gadjah Mada dan Pengelola Program Pendidikan Dokter Gigi

Spesialis I (PPDGS-I) Fakultas Kedokteran Gigi Universitas Gadjah Mada,

atas ijin untuk melanjutkan pendidikan PPDGS I Fakultas Kedokteran Gigi

Universitas Gadjah Mada.

2. drg. Endang Retnowati, Mkes., Sp.KG (K), selaku pembimbing utama yang

telah memberikan dorongan, bimbingan, pengarahan dan pengetahuan

kepada penulis untuk menyelesaikan Karya Tulis Ilmiah ini.

3. drg. IGP Oka Narendra, M.S., Sp.KG (K), selaku pembimbing pendamping

yang telah memberikan bimbingan, pengarahan dan pengetahuan kepada

penulis untuk menyelesaikan Karya Tulis Ilmiah ini.

4. Ketua dan Sekretaris Program Studi Konservasi Gigi PPDGS-I, Ketua

Bagian Ilmu Konservasi Gigi beserta seluruh dosen dan staf pengajar yang

Page 6: (3428-H-2007)

vi

telah memberi ijin, fasilitas dan bimbingan selama penyusunan Karya Tulis

Ilmiah dalam masa pendidikan.

5. drg. Tri Endra Untara, M.Kes., Sp.KG, selaku dosen pembimbing akademis

yang telah banyak meluangkan waktu untuk memberi perhatian, bimbingan

dan pengetahuan kepada penulis selama pendidikan hingga penyusunan

Karya Tulis Ilmiah.

6. Seluruh panitia penguji Karya Tulis Ilmiah yang telah meluangkan waktu,

memberi saran dan koreksi hingga selesainya ujian Karya Tulis Ilmiah ini.

7. Pimpinan beserta staf Perpustakaan Fakultas Kedokteran Gigi Universitas

Gadjah Mada yang telah memberikan fasilitas penelusuran literatur.

8. Rekan-rekan sejawat karya siswa PPDGS-I Ilmu Konservasi Gigi

Universitas Gadjah Mada angkatan 2005 (Diatri Nari Ratih, Nanang

Abimanyu, Christina Siwi, Silvia Leony, Rustin Savitri Andari, Verawaty)

atas bantuan dan kerja sama yang baik selama pendidikan dan penulisan

Karya Tulis Ilmiah.

9. Terima kasih yang tak terhingga penulis ucapkan kepada orang tua, suami

serta anak tercinta atas doa, dukungan moril, pengertian dan

pengorbanannya sehingga penulis dapat menyelesaikan pendidikan dan

penulisan Karya Tulis Ilmiah ini.

10. Semua pihak yang tidak dapat penulis sebutkan satu persatu yang telah ikut

membantu penulis dalam menyelesaikan pendidikan dan tidak akan

dilupakan jasa-jasanya.

Page 7: (3428-H-2007)

vii

Akhir kata, semoga Karya Tulis Ilmiah ini dapat bermanfaat bagi

perkembangan Ilmu Kedokteran Gigi, khususnya dalam bidang Ilmu Konservasi

Gigi.

Yogyakarta, 15 Agustus 2007

Penulis

Novy Arianti

Page 8: (3428-H-2007)

viii

DAFTAR ISI

Halaman HALAMAN JUDUL .................................................................................. i HALAMAN PENGESAHAN .................................................................... ii HALAMAN PERNYATAAN .................................................................... iv PRAKATA ................................................................................................. v DAFTAR ISI .............................................................................................. viii DAFTAR GAMBAR .................................................................................. ix INTISARI ................................................................................................... x ABSTRACT ................................................................................................ xi I. PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah .................................................................. 1 B. Permasalahan ................................................................................... 5 C. Tujuan .............................................................................................. 5 D. Manfaat ............................................................................................ 5 E. Kelayakan Kasus .............................................................................. 6

II. TINJAUAN PUSTAKA

A. Gingival Enlargement ...................................................................... 9 B. Perawatan Saluran Akar Ulang ........................................................ 12 C. Restorasi Pasca Perawatan Saluran Akar ......................................... 15

1. Inti Pasak Tuang ......................................................................... 16 2. Mahkota Jaket Porselin Fusi Metal-Porcelain Cervical Margin . 19

III. PENATALAKSANAAN KASUS

A. Pemeriksaan ..................................................................................... 22 B. Diagnosis .......................................................................................... 24 C. Rencana Perawatan ........................................................................... 24 D. Dasar Pemikiran ............................................................................... 25 E. Prognosis .......................................................................................... 27

IV. PROSEDUR PERAWATAN

A. Bahan dan Alat ................................................................................. 28 B. Jalan Perawatan ................................................................................ 30

V. PEMBAHASAN ................................................................................... 42 VI. KESIMPULAN DAN SARAN

A. Kesimpulan ...................................................................................... 47 B. Saran ................................................................................................. 47

DAFTAR PUSTAKA ................................................................................. 48

Page 9: (3428-H-2007)

ix

DAFTAR GAMBAR

Halaman

Gambar 1 : Keadaan klinis gigi 21 sebelum perawatan 22 Gambar 2 : Keadaan klinis gigi 21sebelum perawatan dari palatal 22 Gambar 3 : Profil wajah dari samping 23 Gambar 4 : Radiografis gigi 21 awal kunjungan 24 Gambar 5 : Gingival enlargement pada gigi 21 sebelum gingivektomi 31 Gambar 6 : Pasca gingivektomi dan gingivoplasti 31 Gambar 7 : Rewalling SIK pada bagian servikal 33 Gambar 8 : Radiografis gigi 21, obturasi 34 Gambar 9 : Radiografis gigi 21 pasca preparasi saluran pasak 35 Gambar 10: Preparasi dasar inti pada gigi 21 35 Gambar 11: Mahkota sementara gigi 21 36 Gambar 12: Insersi mahkota sementara pada gigi 21 36 Gambar 13: Inti pasak tuang gigi 21 37 Gambar 14: Insersi inti pasak tuang pada saluran pasak gigi 21 37 Gambar 15: Hasil preparasi tonggak pada gigi 21 38 Gambar 16: Restorasi mahkota porselin fusi metal gigi 21 pada model gigi 39 Gambar 17: Desain tepi servikal porselin 39 Gambar 18: Insersi mahkota porselin fusi metal-pocelain cervical margin 40 Gambar 19: Radiografis evaluasi akhir 41

Page 10: (3428-H-2007)

x

RESTORASI MAHKOTA JAKET PORSELIN FUSI METAL-PORCELAIN CERVICAL MARGIN INTI PASAK TUANG PADA GIGI

INSISIVUS SENTRALIS MAKSILA NON VITAL DISERTAI GINGIVAL ENLARGEMENT

INTISARI

Tujuan perawatan kasus untuk mengetahui hasil perawatan restorasi mahkota jaket porselin fusi metal-porcelain cervical margin dengan inti pasak tuang pada gigi insisivus sentralis kiri maksila non vital disertai gingival enlargement pasca gingivektomi dan perawatan saluran akar ulang dalam mengembalikan fungsi gigi.

Penderita pria 59 tahun, datang ke Klinik Konservasi Gigi FKG UGM, ingin memperbaiki gigi insisivus sentralis kiri maksila yang sudah lama lepas gigi tiruannya. Pada pemeriksaan klinis terdapat lebih dari ? mahkota telah hilang, permukaan labial mahkota tidak terlihat karena tertutup jaringan gingiva, sedangkan permukaan palatal jaringan gigi tersisa sekitar 1 mm supragingiva. Tidak ada rasa sakit ketika dilakukan tes termal, perkusi dan palpasi. Gambaran radiograf pengisian saluran akar tidak hermetis serta radiolusen pada apeksnya. Diagnosis gigi non vital pasca perawatan saluran akar disertai gingival enlargement. Prosedur perawatan dimulai dengan gingivektomi dan perawatan saluran akar ulang dengan teknik stepback. Pengisian saluran akar teknik kondensasi lateral dilakukan pada kunjungan berikutnya. Pasca pengisian saluran akar dilanjutkan pemasangan inti pasak tuang, preparasi tonggak. Selanjutnya insersi mahkota jaket porselin fusi metal-porcelain cervical margin menggunakan semen resin. Kontrol tidak ada keluhan sakit, tes perkusi dan palpasi negatif serta gigi insisivus sentralis kiri maksila dapat berfungsi dengan normal. Perawatan saluran akar ulang dan pembuatan restorasi mahkota porselin fusi metal-porcelain cervical margin pasca obturasi dapat mengembalikan fungsi gigi seperti semula. Kata kunci : perawatan saluran akar ulang, gingival enlargement, mahkota jaket

porselin fusi metal- porcelain cervical margin.

Page 11: (3428-H-2007)

xi

PORCELAIN FUSED TO METAL JACKET CROWN–PORCELAIN CERVICAL MARGIN CUSTOM DOWEL CORE RESTORATION ON NON-VITAL MAXILLARY CENTRAL INCISOR WITH GINGIVAL

ENLARGEMENT

ABSTRACT

The purpose of this case report was to find out the treatment outcome of

restoration using porcelain fused to metal jacket crown-porcelain cervical margin custom with dowel core following gingivectomy and root canal re-treatment in reestablishing tooth function. A 59-year-old male seek for treatment due to detaching of prosthetic maxillary left central incisor. Clinical examination revealed that the crown of tooth was missing more than two-third, labial surface of crown was not recognized due to gingival tissue enlargement, whereas palatinal surface of crown was 1 mm left. No response to thermal test, no tenderness to percussion and palpation. Radiograph evident showed that root canal obturation was not hermetic, radiolucency at apical area. The diagnosis was non vital tooth after root canal treatment with periapical lesion as well as gingival enlargement. The sequence of the treatment procedures were undertaken as followed: gingivectomy, root canal re-treatment using step back technique, obturation using lateral condensation method. Subsequent to root canal obturation, dowel was inserted and core was prepared, followed by insertion of porcelain fused to metal–porcelain cervical margin. At the two-month evaluation, patient had no dental complain, no tenderness to percussion and palpation, and absence of gingival tissue inflammation, hence, the maxillary central incisor had normal function. Root canal re-treatment and restoration using porcelain fused to metal jacket crown-porcelain cervical margin with custom dowel core following root canal obturation is capable to reestablish tooth function. Key wo rds : Root canal re-treatment, gingival enlargement, porcelain fused to

metal jacket crown-porcelain cervical margin.

Page 12: (3428-H-2007)

1

I. PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Penampilan gigi geligi merupakan hal yang penting dan berpengaruh terhadap

kepribadian dan sikap. Estetik di bidang kedokteran gigi sebagai suatu hal penting

yang berkaitan erat dengan penampilan yang dihasilkan oleh suatu restorasi gigi yang

dapat dicapai melalui warna atau bentuk alami (Jablonski, 1982).

Gigi mempunyai empat fungsi pokok, yaitu: (1) mastikasi, (2) estetika, (3)

bicara dan (4) perlindungan terhadap jaringan pendukung gigi. Perlindungan terhadap

jaringan pendukung gigi dipengaruhi oleh bentuk anatomi, oklusi dan posisi gigi

dalam lengkung rahang, sedangkan bentuk anatomi gigi ditentukan oleh kontur, letak

area kontak proksimal dan embrasure (Roberson dkk., 2002).

Gigi anterior yang mendukung estetika wajah, bila mengalami kerusakan

dipertahankan agar dapat digunakan kembali seperti semula untuk mengembalikan

fungsi gigi, tapi lebih ditekankan pada segi estetika terutama dalam hal warna dan

bentuk agar tidak mengganggu penampilan. Untuk gigi-gigi anterior digunakan

bahan restorasi warna gigi asli, sehingga pembuatan restorasi yang dilakukan

terhadap pasien dapat meningkatkan rasa percaya diri dan menghilangkan rasa rendah

diri yang mungkin sebelumnya dirasakan.

Pada gigi yang telah mengalami nekrosis pulpa harus dilakukan perawatan

saluran akar. Perawatan saluran akar adalah tindakan mengeluarkan seluruh jaringan

pulpa gigi diikuti dengan pembersihan, pembentukan dan pengisian saluran akar

sehingga gigi dapat tetap menjadi unit fungsional dalam lengkung rahang.

Page 13: (3428-H-2007)

2

Perawatan saluran akar ulang biasanya dilakukan setelah perawatan saluran

akar sebelumnya menunjukkan tanda-tanda dan gejala kegagalan yang pasti (Walton

dan Torabinejad, 1997). Perawatan saluran akar ulang dilakukan pada pengisian

saluran akar yang tidak hermetis dan ada gambaran radiolusen yang jelas di apeks.

Permukaan kasar pada karies gigi yang dekat gingiva dapat menjadi iritasi

bagi gingiva mengakibatkan inflamasi dan terjadi gingival enlargement. Terjadinya

gingival enlargement akan menutup sebagian mahkota gigi sehingga gigi sukar

direstorasi. Kebutuhan untuk mendapatkan tepi servikal yang sehat harus dilakukan

dengan cara gingivektomi agar didapatkan panjang mahkota klinis yang normal

(Walton dan Torabinejad, 1997). Gingival enlargement termasuk kelainan bentuk

gingiva dan indikasi dilakukannya gingivektomi (Newman dkk., 2006). Sebelum

pembuatan restorasi harus dilakukan gingivektomi supaya mendapatkan daerah

servikal yang baik, juga dilakukan gingivoplasti agar bentuk gingiva menjadi lebih

baik dan gigi bisa direstorasi. Restorasi yang dibuat sesuai panjang mahkota klinis

yang normal dan sesuai syarat estetis. Gingivektomi untuk memugar arsitektur

gingiva dan menuntaskan restorasi, paling baik dilakukan sebelum perawatan saluran

akar agar isolasi lebih mudah (Walton dan Torabinejad, 1997).

Menurut Whitworth dkk. (2002) gigi dengan kerusakan mahkota yang luas

mutlak diperlukan inti pasak sebagai penguat restorasinya. Dalam merawat gigi pasca

perawatan saluran akar, dua hal harus diperhatikan: (1) mahkota yang rusak harus

direstorasi, dan (2) bagian koronal harus terikat bersatu secara permanen dengan akar

gigi. Untuk menyatukan bagian koronal dengan akar gigi dibuat inti yang mendukung

mahkota dan pasak (dowel) yang masuk pas dalam saluran akar (Baum dkk., 1997).

Page 14: (3428-H-2007)

3

Gigi yang telah dilakukan perawatan saluran akar memiliki struktur jaringan yang

lebih rapuh, disebabkan: (1) pembuatan jalan masuk ke kamar pulpa dan saluran akar

memerlukan pengambilan jaringan yang banyak, (2) gigi juga akan mengalami

penurunan kadar kandungan kelembaban internal sehingga kondisinya menjadi rapuh,

untuk itu diperlukan pasak dengan ukuran yang tepat masuk ke dalam saluran akar

untuk mendukung restorasi.

Kerusakan gigi dengan jaringan supragingiva yang tersisa sudah tidak ada

atau tinggal sedikit masih dapat dirawat dengan inti pasak tuang. Pertimbangan

pemilihan inti pasak tuang apabila: (1) gigi mengalami kerusakan yang luas sehingga

hanya sedikit jaringan supragingiva sehat yang tersisa, (2) bentuk saluran akar

berbentuk oval atau (3) saluran pasak terlalu besar (Rosenstiel dkk., 1988; Insua dkk.,

1998). Inti pasak tuang (custom dowel core) mempunyai kelebihan yaitu bersifat pasif

yang dapat diterapkan pada akar tunggal maupun jamak. Pasak tuang dibuat menjadi

satu kesatuan dengan inti dan bentuk pasak mengikuti preparasi saluran pasak

(Tohiroh dan Rahardjo, 1998). Restorasi dengan inti pasak tuang dapat merubah

posisi gigi dan perbaikan sudut inklinasi gigi (Bence, 1990).

Menurut Cohen dan Burns (1998) restorasi gigi pasca perawatan saluran akar

bertujuan untuk mengganti struktur jaringan gigi yang hilang dan melindungi struktur

jaringan gigi yang tersisa. Dalam menentukan indikasi perawatan restorasi pada gigi

anterior, dokter gigi tidak hanya berpijak pada fungsi mastikasi gigi yang benar,

tetapi juga estetikanya. Hal ini berarti bahwa pekerjaan restorasi harus menghasilkan

bentuk dan warna gigi yang harmonis dengan gigi-gigi asli di dekatnya. Kerusakan

gigi anterior yang masih belum luas masih dapat diatasi dengan bahan tumpatan

Page 15: (3428-H-2007)

4

warna gigi (resin komposit, semen ionomer kaca). Namun pada kerusakan mahkota

yang luas dapat digunakan mahkota jaket porselin dan mahkota jaket porselin fusi

metal.

Restorasi mahkota jaket mutlak diperlukan pada gigi pasca perawatan saluran

akar dengan struktur jaringan gigi supragingiva yang tersisa tinggal setengahnya atau

kurang dari panjang mahkota klinis. Macam restorasi mahkota jaket untuk gigi

anterior antara lain restorasi mahkota jaket porselin penuh dan restorasi mahkota jaket

porselin fusi metal. Restorasi mahkota jaket porselin fusi metal pada gigi pasca

perawatan saluran akar mempunyai resistensi yang besar dibandingkan dengan

mahkota jaket porselin, karena adanya lapisan logam (Pitt Ford, 1993). Material

opaque yang digunakan untuk menutupi logam pada margin akan menghasilkan

porselin yang lebih translusen dan akan membentuk estetika yang baik pada daerah

sepertiga servikal. Lapisan logam pada mahkota jaket porselin fusi metal dapat

menyebabkan pewarnaan pada gingiva di kemudian hari, sehingga dibutuhkan desain

estetis berupa porcelain cervical margin pada bagian serviko labial dari mahkota

jaket porselin fusi metal. Untuk mendapatkan estetis yang baik pada bagian servikal

dibuat desain estetis porcelain cervical margin yaitu mahkota porselin fusi metal

yang bagian serviko labialnya diakhiri porselin, tidak dilapisi dengan logam. Untuk

membuat desain porcelain cervical margin, preparasi dibuat shoulder / pundak 90

derajat dengan kedalaman antara 1-1,5 mm yang akan memberikan margin yang

tepat, peletakkan yang maksimal, dan estetika yang baik (Summitt dkk., 2001;

Goodacre dkk., 2001).

Page 16: (3428-H-2007)

5

Restorasi yang baik pada gigi pasca perawatan saluran akar diharapkan dapat

mempertahankan fungsi gigi dalam jangka waktu yang cukup lama.

B. Permasalahan

Berdasarkan uraian pada latar belakang, timbul permasalahan sebagai berikut:

apakah pembuatan restorasi mahkota jaket porselin fusi metal- porcelain cervical

margin dengan inti pasak tuang pada gigi insisivus sentralis kiri maksila non vital

disertai gingival enlargement pasca gingivektomi dan perawatan saluran akar ulang

merupakan perawatan yang tepat dalam mengembalikan fungsi gigi.

C. Tujuan

Perawatan kasus ini bertujuan untuk mengetahui hasil perawatan restorasi

mahkota jaket porselin fusi metal-porcelain cervical margin dengan inti pasak tuang

pada gigi insisivus sentralis kiri maksila non vital disertai gingival enlargement dapat

mengembalikan fungsi gigi.

D. Manfaat

Penulisan ini bermanfaat untuk:

1. Pertimbangan klinik dalam pembuatan restorasi mahkota jaket porselin fusi

metal- porcelain cervical margin dengan inti pasak tuang pada gigi insisivus

sentralis kiri maksila non vital disertai gingival enlargement.

2. Menambah pengetahuan di bidang ilmu Kedokteran Gigi, khususnya bidang

ilmu Konservasi Gigi, dalam penggunaan restorasi mahkota jaket porselin fusi

Page 17: (3428-H-2007)

6

metal- porcelain cervical margin dengan inti pasak tuang pada kasus

kerusakan mahkota yang luas.

E. Kelayakan Kasus

Kerusakan gigi insisivus sentralis kiri maksila non vital pasca perawatan

saluran akar dengan pengisian saluran akar yang tidak hermetis disertai gingival

enlargement memerlukan penanganan yang cermat dan teliti dari dokter gigi untuk

mengembalikan fungsi gigi. Penanganan gigi non vital pasca perawatan saluran akar

dengan pengisian saluran akar yang tidak hermetis disertai gambaran radiolusen di

apeks harus dilakukan perawatan saluran akar ulang. Keberhasilan perawatan saluran

akar ulang bergantung kepada pemahaman serta penguasaan teknik perawatan

ulangnya dengan baik karena kerumitan dan kesukaran yang dijumpai. Perawatan

saluran akar ulang harus dilakukan dengan hati-hati menggunakan alat yang tepat dan

pengetahuan memadai agar tidak merusak sisa jaringan gigi yang masih ada sehingga

harus dilakukan oleh dokter gigi yang berpengalaman atau spesialis.

Memilih dan menentukan jenis restorasi dan pasak yang sesuai untuk gigi

anterior yang mengalami kerusakan luas harus mempertimbangkan sisa jaringan gigi

yang masih ada dan keadaan jaringan pendukung gigi. Pada kasus kerusakan gigi

yang luas sampai servikal dengan disertai gingival enlargement sebelum restorasi

harus dirujuk ke bagian Periodonsia untuk merawat gingival enlargement dengan

tujuan mendapatkan kontur gingiva yang baik dan panjang mahkota klinis normal

agar restorasi dengan tujuan mengembalikan fungsi gigi terutama fungsi estetis dapat

terpenuhi. Perawatan saluran akar ulang dilakukan setelah gingivektomi dan

Page 18: (3428-H-2007)

7

gingivoplasti agar isolasi baik. Seorang spesialis dalam hal ini perlu menyusun

perencanaan terapi yang tepat pada awal kunjungan, dimana jaringan pendukung gigi

perlu diperhatikan juga kondisinya apabila ternyata dapat mempengaruhi dalam

pembuatan restorasi akhirnya nanti, hal ini juga merupakan hal penting dalam

merawat gigi pada kasus ini.

Gigi pasca perawatan saluran akar akan mengalami penurunan kadar

kelembaban internal sehingga kondisinya menjadi rapuh, oleh karena itu diperlukan

pemilihan pasak yang tepat masuk ke dalam saluran akar untuk mendukung restorasi.

Berdasarkan pertimbangan tersebut maka pasak bersifat pasif lebih diindikasikan

untuk mencegah terjadinya penekanan sehingga resiko terjadinya fraktur akar dapat

dihindari.

Pada gigi anterior yang mengalami kerusakan luas, pasak yang tepat

digunakan adalah inti pasak tuang untuk mendukung restorasi mahkota jaket yang

akan dibuat. Pasak tuang bersifat pasif, inti dan pasak menjadi satu kesatuan, bentuk

pasak sesuai dengan bentuk saluran pasak, sehingga kuat menahan tekanan

pengunyahan.

Restorasi pada gigi-gigi pasca perawatan saluran akar memerlukan banyak

pertimbangan untuk memperoleh hasil memuaskan. Perawatan restorasi harus

menghasilkan bentuk dan warna harmonis dengan gigi-gigi asli didekatnya.

Pemilihan restorasi mahkota gigi pada kasus ini harus memperhatikan estetis karena

melibatkan gigi insisivus maksila. Pada kasus ini diperlukan perhatian khusus pada

bagian servikal karena kerusakannya sudah meliputi bagian subgingiva. Pembuatan

restorasi akhir pada kasus ini, bagian tepi serviko labial mahkota jaket porselin fusi

Page 19: (3428-H-2007)

8

metal tidak dilapisi logam yang disebut porcelain cervical margin. Lapisan logam

pada mahkota jaket porselin fusi metal dapat menyebabkan pewarnaan pada gingiva

di kemudian hari, sehingga dibutuhkan desain estetis berupa porcelain cervical

margin pada bagian serviko labial dari mahkota jaket porselin fusi metal untuk

mengatasi terjadinya pewarnaan gingiva. Pada gigi insisivus sentralis kiri maksila

dibuatkan restorasi mahkota jaket porselin fusi metal- porcelain cervical margin

dengan inti pasak tuang.

Laporan kasus mengenai restorasi mahkota jaket porselin fusi metal-porcelain

cervical margin dengan inti pasak tuang dalam menanggulangi kerusakan mahkota

yang luas pada gigi insisivus sentralis kiri maksila non vital pasca perawatan saluran

akar dengan pengisian saluran akar yang tidak hermetis disertai gingival enlargement

sepengetahuan penulis belum pernah dilaporkan.

Page 20: (3428-H-2007)

9

II.TINJAUAN PUSTAKA

A. Gingival Enlargement

Bertambahnya ukuran gingiva merupakan penampakan yang umum dari

penyakit gingiva. Terminologi untuk kondisi ini adalah gingival enlargement atau

gingival overgrowth. Banyak jenis dari pembesaran gingiva dapat diklasifikasikan

berdasarkan pada faktor etiologi dan perubahan patologis, seperti: pembesaran akibat

peradangan (kronis dan akut), akibat obat, penyakit sistemik atau beberapa kondisi

(kehamilan, pubertas, defisiensi vitamin C, gingivitis), neoplastic enlargement dan

false enlargement (Newman dkk., 2006).

Pembesaran gingival dapat terbentuk dari peradangan (inflammatory

enlargement) yang akut atau kronis. Pembesaran akibat peradangan kronis lebih

sering terjadi (Newman dkk., 2006).

Chronic Inflammatory Enlargement. Pembesaran akibat peradangan gingiva

kronis berawal karena tidak dirawatnya suatu pembengkakan pada papila interdental

dan margin gingiva. Pada tahap awal akan membentuk benjolan sekitar gigi yang

terlibat. Ukuran benjolan dapat bertambah besar hingga menutupi sebagian mahkota.

Pembesaran dapat terlokalisir atau menyeluruh, berkembang dengan lambat dan

biasanya tanpa ada rasa sakit. Pembesaran gingiva dapat terjadi di interproksimal,

pada marginal atau attached gingiva. Chronic inflammatory enlargement disebabkan

oleh adanya perlekatan plak dalam waktu lama meliputi kebersihan rongga mulut

yang buruk, iritasi karena anatomi yang abnormal, restorasi yang tidak baik dan alat

ortodontik (Newman dkk., 2006).