3258

download 3258

of 14

description

akuu

Transcript of 3258

EFEKTIVITAS PEMBERIAN MINUMAN ISOTONIK TERHADAP KUALITAS HIS PADA IBU BERSALIN KALA 1 FASE AKTIF DI BPM NY. WAHYU KABUPATEN DEMAK

Eka Nani Rahmawati1), Ari Andayani2), Moneca Diah L3)Akademi Kebidanan Ngudi WaluyoEmail: up2m@akbidngudiwaluyo

ABSTRAK

EFEKTIVITAS PEMBERIAN MINUMAN ISOTONIK TERHADAP KUALITAS HIS PADA IBU BERSALIN KALA 1 FASE AKTIF DI BPM NY. WAHYU KABUPATEN DEMAK. Angka Kematian Ibu di Provinsi Jawa Tengah Tahun 2011 meningkat dibandingkan tahun 2010. Penyebabnya antara lain : perdarahan, eklamsia, pertus lama, infeksi.Penyebab partus lama adalah ketidakseimbangan antara kekuatan ibu dalam mengejan dan his yang tidak adekuat sehingga terjadi kemacetan dalam persalinan kala II. Masalah his yang tidak adekuat dapat diatasi dengan pemberian minuman isotonik agar ibu tidak dehidrasi dan persalinan berjalan lancar.Tujuan Penelitian ini adalah mengetahui efektivitas pewmberian minuman isotonik terdadap kualitas his pada ibu bersalin kala 1 fase aktif di BPM. Ny. Wahyu Kab. Demak.Desain Penelitian ini menggunakan quasi-eksperiment dengan pendekatan non-equivalent control group. Populasi penelitian ini adalah seluruh ibu bersalin yang HPHT bulan Juni-Juli 2013 yang ada di wilayah BPM Ny. Wahyu Kab. Demak sebanyak orang . sedangkan tekhnik pengambilan sampel menggunakan tekhnik accidental sampling yang berjumlah 16 ibu bersalin.Hasil penelitian menunjukkan bahwa ada efektivitas yang signifik anantara pemberian minuman isotonik terhadap kualitas his pada ibu bersalin kala 1 fase aktif di BPM Ny. Wahyu Kabuparen Demak, dengan uji independent t-test, nilai p value 0,000 < (0,05).Disarankan bagi bidan untuk memberikan minuman isotonik dalam memberikan asuhan kebidanan pada ibu bersalin agar ibu tidak dehidrasi dan kontraksi ibu tetap baik, sehingga persalinan dapat berjalan dengan cepat dan lancar tanpa komplikasi.

Kata Kunci : minuman isotonik, HIS, kala 1 fase aktifSumber: 19 ( 2002-2012)

ABSTRACT

effectiveness of give isotonic drinks causal his quality on maternal stage 1 active phase in BPM. Ny. Wahyu in Demak regency. Maternal Mortality in Central Java province in 2011 increased compared to 2010. The causes include: hemorrhage, eclampsia, obstructed labor, infection.Cause of prolonged labor is an imbalance between the forces pushing and his mother in an inadequate resulting in congestion in the second stage of labor. Inadequate his problem can be solve by administration of isotonic drinks so she does not dehydrate and delivery went smoothly.The study objective was to determine the effectiveness of give isotonic drinks causal his quality on maternal stage 1 active phase in BPM. Ny. Wahyu in Demak regency.Design The study used a quasi-experimental approach to the non-equivalent control group. The study population was all women giving birth who HPHT June-July 2013 in the region of BPM Ny. wahyu in Demak regency as many people. Where as sampling techniques using accidental sampling technique which totaled 16 maternal.The results showed that there is effectiveness significant between administration of isotonic drinks to the quality of his at one time maternal active phase in BPM Ny. Wahyu in Demak regency, with independent t-test test, p value 0.000 3), terlalu rapat jarak melahirkan (< 2 tahun ), terlalu tua untuk mempunyai anak (> 35 tahun).Besarnya kasus persalinan dengan HIS in adekuat di kabupaten Demak dalam satu tahun terakhir dari beberapa wilayah kerja puskesmas Guntur adalah sebanyak 30% dari jumlah keseluruhan persalinan normal, sedangkan di BPS Ny. Wahyu dalam satu tahun terakhir adalah sebanyak 28 ibu (20%) dari seluruh persalinan normal yaitu 144 ibu. Dampak masalah bila tidak diatasi adalah terjadinya kala I memanjang, yang dapat menyebabkan komplikasi lain dalam persalinan seperti partus lama, partus macet, hipoksia pada janin serta perdarahan.Salah satu cara yang digunakan untuk mengatasi masalah tersebut adalah dengan menganjurkan ibu bersalin mengkonsumsi suplemen minuman isotonik. Ternyata hasilnya baik, namun sampai saat ini kajian teorinya belum dapat diketahui secara pasti.Berdasarkan hasil studi pendahuluan yang dilakukan pada tanggal 10 Januari 2013 di BPS Ny.Wahyu di demak, dari 10 ibu bersalin yang diberikan suplemen minuman isotonik, terdapat 7 ibu (70%) didapatkan his yang adekuat, yaitu rata-rata >40 detik. His yang adekuat dapat memperingan dan mempercepat proses persalinan, sehingga dapat mengurangi resiko terjadinya komplikasi pada persalanan separti kala II memanjang dan partus macet. Sedangkan 3 lainya (30%) his cukup dengan durasi rata-rata 20 40 detik.METODE PENELITIAN

Desain penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah desain quasi-eksperiment dimana rancangan ini berupaya untuk mengungkapkan sebab akibat dengan cara melibatkan kelompok kontrol disamping kelompok eksperimen, dengan rancangan non-equivalen control group, yaitu memiliki dua kelompok yaitu observasi dilakukan sebelum dan sesudah intervensi, pada kelompok kontrol dilakukan pengukuran dua kali tanpa diberi perlakuan. Penelitian ini dilaksanakanpada bulan Juli 2013 dengan populasi berjumlah 37 ibu hamil yang mempunyai HPHT pada bulan Juni-Juli di BPM Ny. Wahyu Kabupaten. Pemilihan sampel dilakukan dengan accidental sampling sejumlah 16 responden yang dibagi dalam dua kelompok, yaitu 8 responden kelompokperlakuan dan 8 responden kelompok kontrol.Analisis yang digunakan adalah analisis univariat menggunakan distribusi frekuensi yang menggambarkan setiap variabel dan analisis bivariat menggunakan uji Independent T-Test yaitu untuk mengetahui apakah ada perbedaan his yang diberikan minuman isotonik pada kelompok intervensi dan yang tidak diberikan minuman isotonik pada kelompok kontrol dan apakah ada pengaruh kualitas his sebelum dan sesudah diberikan minuman isotonik pada kelompok intervensi dan apakah ada efektivitas minuman isotonik terhadap kualitas his persalinan kala I fase aktif di BPM Ny. Wahyu Kab. Demak.HASIL PENELITIAN 1. Analisa univariata. Gambaran kualitas his pada ibu bersalin kala 1 fase aktif pada keompok intervensiTabel 4.1: Distribusi kualitas his pada ibu bersalin kala 1 fase aktif pada kelompok intervensiKualitas HisSebelum pemberian minuman isotonikSesudah pemberian minuman isotonik

FrekuensiPersentaseFrekuensiPersentase

Cukup 787,5225,0

Baik 112,5675,0

Jumlah 8100,08100,0

Berdasarkan tabel 4.1 didapatkan bahwa pada kelompok intervensi sebelum diberikan minuman isotonik menunjukkan bahwa sebagian besar responden memiliki kualitas his dalam kategori cukup (durasi 20-40 detik) sebanyak 7 responden (87,5%). Sedangkan setelah dilakukan pemberian isotonis menunjukkan bahwa sebagian besar responden memiliki kualitas his baik (durasi > 40 detik) sebanyak 6 responden (75%).b. Gambaran kualitas his pada ibu bersalin kala 1 fase aktif pada kelompok kontrolTabel 4.2: Distribusi kualitas his pada ibu bersalin kala 1 fase aktif pada kelompok kontrolKualitas HisSebelum pemberian minuman isotonikSesudah pemberian minuman isotonik

FrekuensiPersentaseFrekuensiPersentase

Cukup 8100,0787,5

Baik 00,0112,5

Jumlah 8100,08100,0

Berdasarkan tabel 4.2 didapatkan bahwa pada kelompok kontrol sebelum diberikan perlakuan menunjukkan bahwa seluruh responden (100%) memiliki kualitas his dalam kategori cukup (durasi 20-40 detik). Sedangkan setelah dilakukan perlakuan menunjukkan bahwa sebagian besar responden tetap memiliki kualitas his cukup (durasi 20-40 detik) sebanyak 7 responden (87,5%).

B. Analisis Bivariat1. Analisis perbedaan kualitas His sebelum dan sesudah pemberian minuman isotonik pada kelompok intervensi dan kelompok kontrolAnalisis perbedaan kualitas His sebelum dan sesudah pemberian minuman isotonik pada kelompok intervensi maupun kelompok kontrol menggunakan uji statistik independent t-test karena data berdistribusi normal. Hasil uji normalitas dengan menggunakan uji Shapiro Wilk pada masing-masing kelompok didapatkan nilai p > 0,05.Tabel 4.3: Analisis perbedaan kualitas His sebelum dan sesudah pemberian minuman isotonik pada kelompok intervensi (n = 8)Kualitas his MeanSebelumMeanSetelahMeanSelisihp Value

Intervensi36,1343,507,370,000

Kontrol 34,038,754,750,016

Berdasarkan tabel 4.3 didapatkan bahwa pada kelompok intervensi, kualitas his antara sebelum dan sesudah pemberian minuman isotonik mengalami peningkatan durasi his dengan selisih nilai mean 7,37. Hasil uji statistik menunjukkan nilai p 0,000 < 0,05, maka dikatakan bahwa terdapat perbedaan yang bermakna kualitas his antara sebelum dengan sesudah diberikan minuman isotonik pada kelompok intervensi.Sedangkan pada kelompok kontrol, kualitas his antara sebelum dan sesudah pemberian minuman isotonik juga mengalami peningkatan durasi his dengan selisih nilai mean 4,75. Hasil uji statistik menunjukkan nilai p 0,016 < 0,05, maka dikatakan bahwa terdapat perbedaan yang bermakna kualitas his antara sebelum dengan sesudah diberikan minuman isotonik pada kelompok kontrol.2. Analisis efektifitas pemberian minuman isotonik terhadap kualitas his pada ibu bersalin kala I fase aktif pada kelompok kontrol dan kelompok intervensiTabel 4.4: Analisis efektifitas pemberian minuman isotonik terhadap kualitas his pada ibu bersalin kala I fase aktif pada kelompok kontrol dan kelompok intervensi (n= 16)

Kualitas hisNMeanSDMin-Maxp Value

Intervensi843,502,9740-480,002

Kontrol 838,751,936-42

Tabel 4.4 menunjukkan bahwa rata-rata durasi kualitas his pada kelompok intervensi sesudah dilakukan intervensi adalah 43,50 dengan nilai minimal 40 dan nilai maksimal 48. Dan rata-rata durasi his sesudah dilakukan intervensi pada kelompok kontrol sebesar 38,75 dengan nilai minimal 36 dan nilai maksimal 42. Hasil uji perbedaan menunjukkan bahwa p value 0,002 < 0,05, artinya terdapat efektifitas pemberian minuman isotonik terhadap kualitas his pada ibu bersalin kala I fase aktif pada kelompok kontrol dan kelompok intervensi.

PEMBAHASAN

Efektivitas pemberian minuman isotonik terhadap kualitas his pada ibu bersalin kala 1 fase aktif di BPM Ny. Wahyu Kabupaten Demak. Berdasarkan hasil penelitian didapatkan hasil bahwa ada efektifitas pemberian minuman isotonik terhadap kualitas his ibu bersalin antara kelompok perlakuan dan kelompok kontrol. Perbedaan itu berdasarkan adanya selisih rata-rata his sebesar 7,37 detik. Selain itu, hasil dari uji statistik didapatkan nilai p = 0,000 dengan demikian, pada tingkat kepercayaan 95%, = 5% didapatkan nilai p value (0,000) < (0,5) sehingga Ho ditolak, maka dapat disimpulkan ada efektivitas pemberian minuman isotonik terhadap kualitas his pada ibu bersalin kala 1 fase aktif.Hal tersebut terjadi karena dilakukan perlakuan berupa pemberian minuman isotonik yang diberikan pada 8 reponden pada kelompok perlakuan. Dari hasil penelitian menunjukkan bahwa rata-rata kualitas his ibu lebih baik dari kualitas his ibu yang hanya diberi air putih. Hal itu sangat bermakna, bahwa perlakuan berupa pemberian minuman isotonik dapat meningkatkan kualitas his pada ibu bersalin.Minuman isotonik adalah minuman yang dapat membantu menggantikan cairan tubuh dan elektrolit yang hilang bersamaan dengan keluarnya keringat manusia.Minuman isotonik diperlukan oleh tubuh untuk mempertahankan kondisi sel tubuh dalam keadaan homeostasis (steady). Apabila tubuh berada dalam kondisi homeostasis, segala proses di dalam tubuh dapat berjalan dengan baik. Sementara jika tubuh mengalami dehidrasi, maka akan berpengaruh terhadap seluruh kerja organ dan proses dalam tubuh. Menurut penelitian, dehidrasi membuat tubuh lebih cepat lelah. Kelelahan ini terjadi karena terhambatnya proses perubahan pemecahan glikogen menjadi tenaga. Asam laktat yang seharusnya dapat digunakan sebagai tenaga, tidak berfungsi karena tubuh kekurangan cairan. Kandungan natrium, kalium, yang terdapat dalam minuman isotonik mempunyai peran penting dalam menjaga keseimbangan cairan elektrolit, sehingga tubuh tidak mudah kehilangan cairan dan tidak mengalami dehidrasi. Selain itu, natrium dan kalium juga berperan dalam tranmisi saraf, pengaturan enzim, dan transmisi otot.Otot dapat berkontraksi karena adanya pembebasan energi berupa ATP yang tersedia di dalam sel otot. ATP dalam sel jumlahnya terbatas dan dapat dipakai sebagai sumber energi hanya dalam waktu 1-2 detik. Kontraksi otot akan tetap berlangsung apabila ATP yang telah berkurang dibentuk kembali. Pembentukan kembali ATP dapat berasal dari kreatin fosfat, glukosa, glikogen, dan asam lemak.Kontraksi otot yang berlangsung lama dapat menyebabkan kelelahan otot. Hal ini disebabkan karena ketidakmampuan proses kontraksi dan metabolisme sel otot. Proses pemecahan energi untuk kontraksi otot di dalam sel bersifat anaerob yang dikenal dengan siklus kreb, dimana glikogen atau glukosa akan dipecah menjadi asam piruvat dengan menghasilkan energi dalam bentuk ATP dan NADH2. Kemudian asam pyruvat akan diubah menjadi asetil Co A yang kemudian masuk dalam mitokondria untuk dioksidasi secara lengkap menjadi CO2 dan H2O dengan menghasilkan energi yang besar. Apabila kekurangan ATP, maka potensial aksi otot dan syaraf menjadi lemah, bila hal ini terjadi di otot polos miometrium mengakibatkan his melemah dan inadekuat. Hambatan aliran darah yang menuju oto yang sedang kontraksi juga mengakibatkan kelelahan otot. Kelelahan ini diakibatkan oleh produk asam laktat. Produk ini dihasilkan dari proses an-aerob. Oleh karena itu pada saat proses persalinan selain perlunya minuman untuk pengganti ion, maka diusahakan jalur metabolisme untuk menghasilkan ATP bersifat aerob.Berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan Yanti Puspitasari (2010), menunjukkan bahwa konsumsi buah nanas selama kehamilan dapat berpengaruh terhadap kontraksi pasa saat persalinan. Hal ini terjadi karena didalam buah nanas terdapat kandungan enzim bromealin yang menstimulasi pengeluaran prostaglandin. Selain itu, dalam buah nanas juga terdapat kandungan natrium dan kalium seperti yang terkandung di dalam minuman isotonik, dimana kalium dan natrium merupakan salah satu komponen cairan elektolit yang berperan penting dalam pencegahan dehidrasi. Apabila ibu bersalin mengalami dehidrasi, maka akan terjadi gangguan dalam sistem dalam tubuh, termasuk kelelahan dan kurangnya tenaga dalam meneran. Kurang tenaga, kelelahan, serta dehidrasi dapat menyebabkan kontraksi uterus ibu menjadi lemah, hal ini dapat menghambat proses persalinan karena dapat menimbulkan komplikasi persalinan, seperti partus lama, dan partus macet. Dengan pemberian minuman isotonik, diharapkan mampu mencegah dehidrasi, dan mempercepat proses pembentukan energi pada ibu sehingga ibu tetap memiliki tenaga yang cukup untuk meneran dan proses persalinan dapat berjalan cepat dan lancar, tanpa ada komplikasi.Penelitian ini sejalan dengan penelitian yang dilakukan oleh Nurlailis yang diambil dari jurnal universitas Surabaya tahun 2010 yang meneliti pengaruh pemberian pocari sweat terhadap kontraksi persalinan di wilayah puskesmas Gemarang, Madiun. Dari uji statistik dapat disimpulkan bahwa ada perbedaan yang signifikan antara intensitas nyeri sebelum dilakukan intervensi dan setelah dilakukan intervensi (nilai P < 0,05). Dari hasil penelitian ini diketahui ada pengaruh pemberian pocari sweat terhadap kontraksi persalinan.Terdapatnya manfaat pemberian minuman isotonik terhadap kualitas his pada ibu bersalin kala 1 fase aktif diharapkan dapat membantu bidan dalam memberikan asuhan pada ibu bersalin dan dapat mempercepat proses persalinan. Sehingga diharapkan bidan dapat memberikan minuman isotonik dalam memberikan asuhan kebidanan pada ibu bersalin.

PENUTUPKesimpulan Berdasarkan hasil penelitian terhadap 16 responden di BPM Ny. Wahyu di kabupaten Demak. Maka dapat diambil kesimpulan sebagai berikut :1. Durasi HIS Sebelum Diberikan Minuman Isotonik pada Kelompok Intervensi dan Kontrol dapat diketahui durasi his pada ibu bersalin kala 1 fase aktif, pada kelompok intervensi sebelum diberikan minuman isotonik terdapat 7 (87,5%) ibu bersalin memiliki his cukup dan 1 (12,5) memilik his baik. Sedangkan pada kelompok kontrol sebelum diberikan air putih, terdapat 8 (100%) ibu bersalin memiliki his cukup.2. Durasi HIS Sesudah Diberikan Minuman Isotonik pada Kelompok Intervensi dan Kontrol dapat diketahui durasi his persalinan ibu bersalin, pada kelompok intervensi sesudah diberikan minuman isotonik sebanyak 6 975%) memiliki his baik dan 2 (25%) memiliki his cukup. Sedangkan pada kelompok kontrol setelah diberian air putih terdapat 7 (87,5%) memiliki his cukup, dan 1 (12,5) memiliki his baik. 3. Terlihat bahwa p-value 0,016 < (0,05), ini menunjukkan bahwa ada efektifitas yang signifikan kualitas his setelah diberikan minuman isotonik antara kelompok intervensi dan kelompok kontrol sebelum diberikan minuman isotonik pada ibu bersalin kala I fase aktif di BPM Ny. Wahyu.

Saran1. Bagi ibu bersalin di BPM Ny. WahyuDiharapkan bagi penelitian ini dapat memberikan pengetahuan bagi ibu dan dapat memperingan serta mempercepat proses persalinan.2. Bagi bidanDiharapkan dapat dijadikan sebagai metode baru dalam memberikan asuhan kebidanan pada ibu bersalin kala 1 fase aktif agar his ibu tetap baik sehingga proses persalinan dapat berjalan lancar.3. Bagi Peneliti SelanjutnyaDiharapkan bagi peneliti selanjutnya agar melakukan penelitian lebih lanjut dengan memperhatikan variabel-variabel lain yang dapat dijadikan eksperimen untuk dapat lebih meningkatkan kualitas his pada ibu bersalin.DAFTAR PUSTAKAAdzab, Faisal. 2011. Klasifikasi Olahraga dan Proses Pemecahan Energi. http//: Modul_ikor 2.pdf diakses tanggal 30 mei 2013.Andayani, Ari, dkk. 2011. Buku Ajar Asuhan Kebidanan II Persalinan. Ungaran: Akademi Kebidanan Ngudi Waluyo.Arikunto, S. 2010. Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik. Jakarta: Rineka Cipta.Eka, Arsita. 2012. Kesehatan Ibu Dan Anak. Yogyakarta: Nuha Medika.Guyton, 2002. Fisiologi Manusia dan Mekanisme Penyakit. EGC, Jakarta.

JNPK-KR, 2008. Asuhan Persalinan Normal dan Inisiasi Menyusui Dini. Jakarta: Jaringan Nasional Pelatihan Klinik. Mochtar, R. 2005. Sinopsis Obstetri. Jakarta: EGC.Notoatmodjo, S. 2007. Metodologi Penelitian Kesehatan. Jakarta: Rineka Cipta.Nurlailis, 2010. Pengaruh pemberian pocari sweat terhadap his persalinan. http//: jurnal poltekes Surabaya.com diakses 20 maret 2013.Prawirohardjo, S. 2005. Ilmu Bedah Kebidanan. Jakarta: Yayasan Bina Pustaka Sarwono Prawirohardjo.Prawirohardjo, S. 2009. Buku Acuan Nasional Pelayanan Kesehatan Maternal dan Neonatal. Jakarta: Yayasan Bina Pustaka Sarwono Prawirohardjo.Puspitasari, Yanti. 2010. Pengaruh Konsumsi Buah Nanas oleh Ibu Hamil terhadap Kontraksi Uterus. http//: digital_137191 Yanti Puspitasari.pdf. diakses 15 april 2010.Riwidiko, Handoko. 2010. Statistik untuk Penelitian Kesehatan. yogyakarta: Pustaka Rihama.Riyanto, Agus. 2011. Aplikasi Metodologi Penelitian Kesehatan. Yogyakarta: Nuha Medika.Saiffudin, AB, 2002. Buku Panduan Praktis Pelayanan Kesehatan Maternal dan Neonatal.Sugiono, 2008. Statistik Untuk Penelitian. Bandung: CV Alfabeta.Syaifudin, 2011. Fisiologi Tubuh Manusia untuk Mahasiswa Keperawatan. Jakarta: Salemba Medika.Winkjosastro, H. 2002. Ilmu Kebidanan. Edisi 3. Jakarta: yayasan Bina Pustaka Prawirohardjo.Yanti. 2009. Buku Ajar Asuhan Kebidanan Persalinan. Yogyakarta: Pustaka Rihama.