3109030096-chapter6
-
Upload
gary-abdullah -
Category
Documents
-
view
227 -
download
0
Transcript of 3109030096-chapter6
![Page 1: 3109030096-chapter6](https://reader030.fdokumen.com/reader030/viewer/2022033020/577cce681a28ab9e788dfce9/html5/thumbnails/1.jpg)
BAB VI
ANALISA STRUKTUR
6.1. Analisis Struktur
Dalam analisis struktur digunakan program SAP 2000,
dimana untuk analisis struktur SAP 2000 dan untuk struktur
dermaga digunakan program SAP 2000 dengan model 3D.
Hasil (output SAP 2000) dari analisis struktur dengan
menggunakan proram ini yaitu berupa :
Output momen, gaya geser, dan torsi
Output displacement, reactions, dan applied loads
Output momen (khusus untuk menganalisis plat lantai)
Untuk memperoleh momen lapangan dan momen
tumpuan plat.
6.2. Model Struktur
Dalam model struktur disajikan bentuk struktur hasil
analisa dengan menggunakan program SAP 2000 dalam
bentuk Gambar. Sedang outputnya dapat dilihat dalam
lampiran.
6.2.1. Model struktur Plat
Analisis struktur plat menggunakan program SAP
2000 SHELL untuk mendapatkan gaya – gaya yang bekerja
pada plat. Tipe plat yang digunakan pada struktur dermaga ada
2 macam yaitu : 400 X 600 cm dan 400 x 500 cm untuk trestle.
Asumsi plat tiap tipe dsajikan pada Gambar 6.1.
Dalam perhitungan momen plat dermaga, asumsi plat
sebagai plat lentur dan dianggap terjepit pada keempat sisinya.
Lebih jelasnya lihat Gambar 6.1.
![Page 2: 3109030096-chapter6](https://reader030.fdokumen.com/reader030/viewer/2022033020/577cce681a28ab9e788dfce9/html5/thumbnails/2.jpg)
122
Gambar 6.1. Asumsi Plat
Sedang beban yang bekerja pada plat meliputi beban
mati dermaga, beban hidup dermaga serta beban T terpusat
akibat roda kendaraan. Berikut ini disajikan model struktur plat
lantai dermaga. (tipe 6m x 4 m) yang dianalisa dengan
menggunakan progam SAP 2000 SHELL untuk mendapatkan
momen yang bekerja pada plat tersebut. Model struktur plat
dermaga (tipe 6m x 4 m) hasil analisis SAP 2000 SHELL lebih
jelasnya dapat dilihat pada Gambar berikut ini.
Gambar 6.2. Model Struktur Plat Dermaga
600
400
500
400
PLAT TYPE A PLAT TYPE B
![Page 3: 3109030096-chapter6](https://reader030.fdokumen.com/reader030/viewer/2022033020/577cce681a28ab9e788dfce9/html5/thumbnails/3.jpg)
123
Dalam analisis struktur plat (tipe 6m x 4 m) bekerja
beban mati merata, beban hidup merata, beban terpusat roda
kendaraan truk dengan perlakuan beban – beban yang bekerja
pada plat dapat dilihat pada gambar – gambar di bawah ini,
sedang output dari analisis struktur plat dengan menggunakan
program SAP 2000 disajikan dalam bentuk gambar kontur
momen plat berupa M 1- 1 dan M 2- 2 berikut ini.
Gambar 6.3. merupakan bentuk analisis struktur plat
pada saat mendapat beban mati merata (beban sendiri plat).
Gambar 6.3. Kontur Momen plat akibat beban mati merata
M11
Momen maximum sebesar 0,795 tm.
![Page 4: 3109030096-chapter6](https://reader030.fdokumen.com/reader030/viewer/2022033020/577cce681a28ab9e788dfce9/html5/thumbnails/4.jpg)
124
Gambar 6.4. Kontur Momen plat akibat beban mati merata
M22
Momen maximum terjadi sebesar 1,058 tm.
Gambar 6.5. Struktur Plat Akibat Beban Truk 1 11,25
![Page 5: 3109030096-chapter6](https://reader030.fdokumen.com/reader030/viewer/2022033020/577cce681a28ab9e788dfce9/html5/thumbnails/5.jpg)
125
Gambar 6.6 Kontur momen M1-1 akibat beban truk 1.
Momen maksimum M1-1 terjadi sebesar 0,978 tm.
Gambar 6.7 Kontur momen M-2-2 akibat beban truk 1.
Momen maksimum terjadi adalah 4,892 tm.
![Page 6: 3109030096-chapter6](https://reader030.fdokumen.com/reader030/viewer/2022033020/577cce681a28ab9e788dfce9/html5/thumbnails/6.jpg)
126
Gambar 6.8. Struktur Plat Akibat Beban Excavator 6 t/m2.
Gambar 6.8. adalah permodelan plat saat mendapat beban
excavator.
Gambar 6.9 Kontur Momen M1-1 akibat beban excavator.
Momen maximum sebesar 1,003 tm.
![Page 7: 3109030096-chapter6](https://reader030.fdokumen.com/reader030/viewer/2022033020/577cce681a28ab9e788dfce9/html5/thumbnails/7.jpg)
127
Gambar 6.10. Kontur momen M 2-2 akibat beban excavator.
Momen maksimum terjadi 2,242 tm.
Gambar 6.10 merupakan bentuk analisis struktur plat pada saat
mendapat beban excavator.
Gambar 6.11 Struktur plat akibat beban hidup merata 3 t/m2.
![Page 8: 3109030096-chapter6](https://reader030.fdokumen.com/reader030/viewer/2022033020/577cce681a28ab9e788dfce9/html5/thumbnails/8.jpg)
128
Gambar 6.12 Kontur Momen M11 plat akibat beban hidup
merata sebesar 3 t/m2
Momen maksimum terjadi 0,817 tm.
Gambar 6.13 Kontur momen M22 plat akibat beban hidup
merata 3 t/m2.
![Page 9: 3109030096-chapter6](https://reader030.fdokumen.com/reader030/viewer/2022033020/577cce681a28ab9e788dfce9/html5/thumbnails/9.jpg)
129
Momen maksimum terjadi adalah 1,730 tm.
6.2.2. Model Struktur Dermaga
Analisis struktur dermaga dan trestel menggunakan
program SAP 2000 dengan model 3D untuk mendapatkan gaya
– gaya yang bekerja pada struktur dermaga.
Beban yang bekerja pada konstruksi dermaga dan
trestel meliputi beban plat, beban hanyutan, beban tambat
kapal (mooring load), beban sandar (berthing load), beban
gempa. Berikut ini disajikan model struktur dermaga yang
dianalisis dengan menggunakan program SAP 2000
berdasarkan beban – beban yang bekerja untuk mendapatkan
momen yang bekerja pada balok-balok struktur.
Gambar 6.14. Model Struktur Dermaga
![Page 10: 3109030096-chapter6](https://reader030.fdokumen.com/reader030/viewer/2022033020/577cce681a28ab9e788dfce9/html5/thumbnails/10.jpg)
130
Gambar 6.15. Struktur Dermaga Mendapat Beban Tumbukan
Kapal Tugboat.
Gambar 6.16. Struktur Dermaga Mendapat Beban
Gaya Tarik Kapal (Tambatan).
![Page 11: 3109030096-chapter6](https://reader030.fdokumen.com/reader030/viewer/2022033020/577cce681a28ab9e788dfce9/html5/thumbnails/11.jpg)
131
6.2.3. Model Struktur Berthing Dolphin dan Mooring
Dolphin
Model struktur mooring dolphin dilakukan dengan
menggunakan program SAP2000 untuk mendapatkan output
gaya-gaya yang bekerja pada mooring dolphin. Gaya- gaya
yang bekerja pada mooring dolphin berupa beban mati, beban
akibat gempa dan beban tambatan (mooring force).
Gambar 6.17. Model Struktur Mooring Dolphin
![Page 12: 3109030096-chapter6](https://reader030.fdokumen.com/reader030/viewer/2022033020/577cce681a28ab9e788dfce9/html5/thumbnails/12.jpg)
132
Gambar 6.18 Kontur momen M11 akibat beban mati
Momen maksimum terjadi sebesar 4,747 tm.
Gambar 6.19 Kontur momen M22 akibat berat sendiri.
![Page 13: 3109030096-chapter6](https://reader030.fdokumen.com/reader030/viewer/2022033020/577cce681a28ab9e788dfce9/html5/thumbnails/13.jpg)
133
Momen maksimum terjadi sebesar 7,904 tm.
Gambar 6.20 Struktur Mooring Dolphin akibat Gaya Tambat
Gambar 6.21 Kontur momen M11 akibat gaya tambat
Momen maksimum terjadi sebesar 6,358 tm.
![Page 14: 3109030096-chapter6](https://reader030.fdokumen.com/reader030/viewer/2022033020/577cce681a28ab9e788dfce9/html5/thumbnails/14.jpg)
134
Gambar 6.22 Kontur momen M22 akibat gaya tambat.
Momen maksimum terjadi sebesar 17,782 tm.
Model struktur berthing dolphin dilakukan dengan
program SAP2000 untuk mendapatkan output gaya- gaya yang
bekerja. Gaya yang bekerja pada berthing dolphin berupa gaya
tumbukan kapal (berthing force), gaya tambatan (mooring
force), gaya akibat gempa, dan beban mati.
![Page 15: 3109030096-chapter6](https://reader030.fdokumen.com/reader030/viewer/2022033020/577cce681a28ab9e788dfce9/html5/thumbnails/15.jpg)
135
Gambar 6.23. Model Struktur Berthing Dolphin
Gambar 6.24. Struktur Berthing Dolphin dengan Beban
Tumbukan Kapal (Berthing Force)
Gambar 6.25 Kontur momen M11 akibat beban sandar
kapal.
Momen maksimum terjadi sebesar 9,698 tm.
![Page 16: 3109030096-chapter6](https://reader030.fdokumen.com/reader030/viewer/2022033020/577cce681a28ab9e788dfce9/html5/thumbnails/16.jpg)
136
Gambar 6.26 Kontur momen akibat M22 akibat beban
sandar kapal.
Momen maksimum terjadi sebesar 34,758 tm.
6.2.4. Output Struktur
Gaya – gaya yang diperoleh dari hasil analisis struktur
dengan menggunakan program SAP 2000 ( SAP 2000 ) yaitu
berupa :
Output momen, gaya geser, dan torsi
Output Displacement, Reactions and apllied loads
Output momen (khusus untuk menganalisis plat
lantai), untuk memperoleh momen lapangan dan
momen tumpuan plat
Output SAP 2000 dari analisis struktur diatas dapat dilihat
pada lampiran.
6. 3. Penulangan dan Kontrol Stabilitas Dermaga
![Page 17: 3109030096-chapter6](https://reader030.fdokumen.com/reader030/viewer/2022033020/577cce681a28ab9e788dfce9/html5/thumbnails/17.jpg)
137
6.3.1. Penulangan dan Kontrol Stabilitas pada Plat
Lantai
6.3.1.1 Penulangan Plat Dermaga
Penulangan plat dermaga dan trestel dihitung dengan
persamaan 2-31 sampai 2-40 , dengan mengambil gaya momen
terbesar dari kombinasi beban yang dianalisa dengan SAP
2000.
Data rencana :
Baja tulangan ϕ < 13 mm, fy = 240 Mpa
Baja tulangan ϕ > = 13 mm, fy = 400 MPa
fc' = 30 Mpa
β1 = 0.85
b = 1000mm
h = 350 mm
φ = 0,8
d' = 70 mm
ϕ tulangan lentur = 16 dan 19 mm
Penulangan arah x :
1. Tulangan Tumpuan:
Mu = 83970000 N-mm
Mn = Mu/ φ
= 83970000/ 0,8 = 104962500 Nmm
![Page 18: 3109030096-chapter6](https://reader030.fdokumen.com/reader030/viewer/2022033020/577cce681a28ab9e788dfce9/html5/thumbnails/18.jpg)
138
d = ( 350 – 70 – (16/2) - 16 = 253 mm
m = fy/0.85.fc'
= 400/ 0,85. 30 = 15.686
Rn =
=
ρmin = 1.4/fy = 1,4 / 400 = 0.0035
ρmax =
(
)
=
(
)
= 0.03251
ρb = 0,75 ρmax
= 0,75 . 0,03251
= 0.0244
ρ =
√
=
√
= 0.00424
ρ > ρmin, maka dipakai ρ
Ast = ρ . b .d
= 0.00424 . 1000. 253 = 1072.861 mm2
![Page 19: 3109030096-chapter6](https://reader030.fdokumen.com/reader030/viewer/2022033020/577cce681a28ab9e788dfce9/html5/thumbnails/19.jpg)
139
Tulangan terpasang : D16 – 150 mm
=
=
= 1340.41 mm2
Cek kemampuan nominal :
T = Ast .fy = 1340,41 . 400
= 536165,146 N
a = T/ (0.85 .fc' . b)
= 536165,146/( 0,85 . 30. 1000)
= 21.026 mm
φMn = φ.T x ( d- a/2)
= 0,8. 536165,146 x (253- 21.026/2)
= 104010444.2 N-mm
φMn > M terjadi, OK
2. Tulangan Lapangan :
Mu = 50020000 N-mm
Mn = Mu/ φ
= 50020000/ 0,8 = 62525000 Nmm
ϕ tulangan lentur = 16 mm
d = 350 – 70 – (16/2) – 16 = 253 mm
![Page 20: 3109030096-chapter6](https://reader030.fdokumen.com/reader030/viewer/2022033020/577cce681a28ab9e788dfce9/html5/thumbnails/20.jpg)
140
m = fy/0.85.fc'
= 400/ 0,85. 30
= 15.686
Rn =
=
= 0.977
ρmin = 1.4/fy = 1,4/ 400 = 0.0035
ρmax =
(
)
=
(
)
= 0.03251
ρb = 0.75 ρmax
= 0,75 . 0.03251
= 0.00249
ρ < ρmin, maka dipakai ρmin
Ast = ρmin . b .d
= 0,0035 . 1000. 253
= 885.5 mm2
Tulangan terpasang : D 16- 150 mm
![Page 21: 3109030096-chapter6](https://reader030.fdokumen.com/reader030/viewer/2022033020/577cce681a28ab9e788dfce9/html5/thumbnails/21.jpg)
141
Ast =
=
= 1340,41 mm2
Cek kemampuan nominal :
T = Ast .fy = 1340,41 . 400
= 536165,146 N
a = T/ (0.85 .fc' . b)
= 536165,146/( 0,85 . 30. 1000)
= 21.026 mm
φMn = φ.T x ( d- a/2)
= 0,8. 536165,146 x (253- 21.026/2)
= 104010444.2 N-mm
φMn > M terjadi, OK
Penulangan arah y :
1. Tulangan Tumpuan:
Mu = 143550000 N-mm
Mn = Mu/ φ
= 143550000/ 0,8 = 179437500 Nmm
d = ( 350 – 70 – (16/2) = 270,5 mm
m = fy/0.85.fc'
![Page 22: 3109030096-chapter6](https://reader030.fdokumen.com/reader030/viewer/2022033020/577cce681a28ab9e788dfce9/html5/thumbnails/22.jpg)
142
= 400/ 0,85. 30 = 15.686
Rn =
=
= 2,452 N/mm2
ρmin = 1.4/fy = 1,4 / 400 = 0.0035
ρmax =
(
)
=
(
)
= 0.03251
ρb = 0,75 ρmax
= 0,75 . 0,03251
= 0.0244
ρ =
- √ -
=
√
= 0.00646
ρ > ρmin, maka dipakai ρ
Ast = ρ . b .d
= 0.00646 . 1000. 270,5 = 1746.87 mm2
![Page 23: 3109030096-chapter6](https://reader030.fdokumen.com/reader030/viewer/2022033020/577cce681a28ab9e788dfce9/html5/thumbnails/23.jpg)
143
Tulangan terpasang : D19 – 150 mm
Ast =
=
= 1890.19 mm2
Cek kemampuan nominal :
T = Ast .fy = 1890,19. 400
= 756076,632 N
a = T/ (0.85 .fc' . b)
= 756076,632/ ( 0,85 . 30. 1000)
= 29,65 mm
φMn = φ.T x ( d- a/2)
= 0,8. 756076,632 x (270,5- 29,65 /2)
= 154647895 N-mm
φMn > M terjadi, OK
2. Tulangan Lapangan :
Mu = 53280000 N-mm
Mn = Mu/ φ
= 53280000/ 0,8
= 66600000 N-mm
ϕ tulangan lentur = 16 mm
![Page 24: 3109030096-chapter6](https://reader030.fdokumen.com/reader030/viewer/2022033020/577cce681a28ab9e788dfce9/html5/thumbnails/24.jpg)
144
d = 350 – 70 – (16/2) = 270,5 mm
m = fy/0.85.fc'
= 400/ 0,85. 30
= 15.686
Rn =
=
= 0,91 N/mm2
ρmin = 1,4/fy = 1,4/ 400 = 0.0035
ρmax =
(
)
=
(
)
= 0.03251
ρb = 0.75 ρmax
= 0,75 . 0.03251
= 0.0244
ρ =
- √ -
=
- √ -
= 0.00232
![Page 25: 3109030096-chapter6](https://reader030.fdokumen.com/reader030/viewer/2022033020/577cce681a28ab9e788dfce9/html5/thumbnails/25.jpg)
145
ρ < ρmin, maka dipakai ρmin
Ast = ρmin . b .d
= 0,0035 . 1000. 253
= 946,75 mm2
Tulangan terpasang : D 19- 150 mm
Ast =
=
= 1890,19 mm2
Cek kemampuan nominal :
T = Ast .fy = 1890,19. 400
= 756076,632 N
a = T/ (0.85 .fc' . b)
= 756076,632 /( 0,85 . 30. 1000)
= 29,650 mm
φMn = φ.T x ( d- a/2)
= 0,8. 756076,632 x (270,5- 29,65 /2)
= 154647895 N-mm
φMn > M terjadi, OK
Sedangkan penulangan untuk jenis plat trestle dapat dilihat
pada tabel. 6.1 pada lampiran.
![Page 26: 3109030096-chapter6](https://reader030.fdokumen.com/reader030/viewer/2022033020/577cce681a28ab9e788dfce9/html5/thumbnails/26.jpg)
146
6.3.1.2 Kontrol Stabilitas Plat
Kontrol stabilitas pada plat lantai diperlukan untuk
menjamin perilaku struktur yang memadai pada kondisi beban
kerja. Pengendalian terhadap struktur plat agar mempunyai
kelayanan dengan cara memeriksa / mengontrol retakan dan
lendutan yang ditentukan berdasarkan persamaan 2-49 sampai
2-52.
Kontrol Retak Pelat
Retak pada peat terjadi disebabkan oleh momen yang
bekerja pada plat tersebut, untuk menghindari bahaya retak
pada plat tersebut perlu dilakukan kontrol retak pada plat yang
mempunyai tebal 35 cm dan berukuran 4 x 6 m ditinjau tiap 1
m.
Retakan pada plat yang terlentur, bisa dianggap
terkendali bila jarak titik berat ke titik berat tulangan pada
masing – masing arah tidak melampaui harga terkecil dari D
atau 300 mm. Maksudnya adalah tulangan yang berdiameter
kurang dari setengah diameter tulangan terbesar pada
penampang harus diabaikan.dimana D adalah tinggi seluruh
penampang melintang dalam bidang yang terlentur. Untuk
perhitungan kontrol retakan pada plat disajikan dalam Tabel
Tabel 6.1 berikut ini.
![Page 27: 3109030096-chapter6](https://reader030.fdokumen.com/reader030/viewer/2022033020/577cce681a28ab9e788dfce9/html5/thumbnails/27.jpg)
147
Tabel 6.1 Kontrol Retak Plat
Type
plat Momen s
Kontrol
Keterangan D 300 mm
6 x 4 m
dermaga
Mtx 150 350 300 OK
Mlx 150 350 300 OK
Mty 150 350 300 OK
Mly 150 350 300 OK
5 x 4 m
Trestle
Mtx 150 350 300 OK
Mlx 150 350 300 OK
Mty 150 350 300 OK
Mly 150 350 300 OK
Kontrol Lendutan Pelat Kontrol lendutan pada plat dihitung dengan mengatur
dimensi dari plat yang terdiri dari lendutan sesaat dan lendutan
jangka panjang.
Lendutan Sesaat dan Jangka Panjang Lendutan sesaat akibat beban layan luar terjadi segera pada
saat bekerja harus dihitung dengan menggunakan nilai Ecj
yang ditentukan dan nilai momen efektif kedua dari luas unsur,
Ief. Disamping lendutan sesaat, beton bertulang akan
mengalami pula lendutan yang timbul secara berangsur –
angsur dalam jangka waktu yang lama. Dengan sendirinya
bertambahnya regangan mengakibatkan perubahan distribusi
tegangan pada beton dan tulangan baja sehingga lendutan
bertambah untuk beban yang bersifat tetap. Selanjutnya
lendutan ini disebut lendutan jangka panjang. Adapun
perhitungan sesaat dan jangka panjang adalah sebagai berikut :
![Page 28: 3109030096-chapter6](https://reader030.fdokumen.com/reader030/viewer/2022033020/577cce681a28ab9e788dfce9/html5/thumbnails/28.jpg)
148
- Memasukkan nilai Modulus Elastisitas beton Ec berikut
dalam program SAP 2000 SHELL :
Nilai Modulus Elastisitas beton Ec dihitung sebagai berikut :
√
√
Ec = 25742.96 N/mm2
Dari SAP 2000 didapat lendutan sesaat st pada plat
sebagai berikut :
1. Lendutan sesaat st akibat beban mati merata yang
bekerja pada plat dari output analisis SAP 2000 adalah
0,05055 mm.
2. Lendutan sesaat st akibat beban hidup merata yang
bekerja pada plat dari output analisis SAP 2000 adalah
0, 1733 mm.
3. Lendutan sesaat st akibat beban roda 11,25 t atau
yang bekerja pada plat dari output analisis SAP 2000
adalah 0,1178 mm.
4. Lendutan sesaat akibat beban roda excavator yang
bekerja pada plat dari output analisis SAP 2000 adalah
0,06476 mm
- Perhitungan lendutan jangka panjang dihitung dengan
mengalikan lendutan sesaat dengan nilai pengali Kcs yaitu
:
Kcs = 2 – 1,2 Ast
Asc = 2 – 1,2 ( 1 ) = 0,8 ≥ 0,8 OK.
Sehingga lendutan jangka panjang lt akibat beban –
beban yang bekerja pada plat adalah sebagai berikut :
![Page 29: 3109030096-chapter6](https://reader030.fdokumen.com/reader030/viewer/2022033020/577cce681a28ab9e788dfce9/html5/thumbnails/29.jpg)
149
1. Lendutan jangka panjang lt akibat beban mati
merata :
lt = st x Kcs = 0,05055 x 0,8 = 0,04044 mm
2. Lendutan jangka panjang lt akibat beban hidup
merata :
lt = st = 0, 1733 mm
3. Lendutan jangka panjang lt akibat beban roda 11,25
t atau 112,5 KN :
lt = st = 0,1178 mm
Pengecekan lendutan ijin harus dibatasi sebagaimana
berikut ini :
1. Lendutan akibat pengaruh beban tetap yaitu :
0 < lendutan yang terjadi < Ln/300
2. Lendutan akibat pengaruh beban hidup yaitu :
lendutan yang terjadi < Ln/800
Untuk pengecekan / kontrol lendutan disajikan dalam
Tabel 6.2 dan Tabel 6.3 berikut ini.
Tabel 6.2 Kontrol Lendutan Plat Dermaga
No. Beban
Δ st Δ lt
Ln/ 300
Ln /
800 Ket. mm mm
1 qD 0,05055 0,04044 20 - OK
2 qL 0,1733 0,1733 - 7,5 OK
3 P truk 0,1178 0,1178 - 7,5 OK
![Page 30: 3109030096-chapter6](https://reader030.fdokumen.com/reader030/viewer/2022033020/577cce681a28ab9e788dfce9/html5/thumbnails/30.jpg)
150
Tabel 6.3 Kontrol Lendutan Plat Trestle
No. Beban
Δ st Δ lt
Ln/ 300 Ln / 800 Ket. mm mm
1 qD 0,013 0.0324 16.667 - OK
2 qL 0,015 0,1733 - 6,25 OK
3 P truk 0,010 0,1178 - 6,25 OK
6.3.2. Penulangan dan Kontrol Stabilitas Balok Dermaga
6.3.2.1. Penulangan Balok Dermaga
Berikut ini akan diuraikan cara perhitungan
penulangan lentur dan geser akibat lentur dan torsi pada balok
memanjang yaitu As 1-1 – as 6-6 , dari SAP 2000 setelah itu
dilakukan penulangan. Perhitungan tulangan lentur dihitung
sesuai dengan persamaan 2-31 sampai 2-40, dan penulangan
geser dan torsi dihitung sesuai dengan persamaan 2-45 sampai
2-60.
Penulangan balok lainnya disajikan pada lampiran.
6.3.2.1.1. Penulangan Lentur As 1-1 – As 6-6
Data rencana :
β1 = 0.85
b = 500 mm
h = 700 mm
d' = 70 mm
φ = 0,8
![Page 31: 3109030096-chapter6](https://reader030.fdokumen.com/reader030/viewer/2022033020/577cce681a28ab9e788dfce9/html5/thumbnails/31.jpg)
151
ϕ tulangan lentur = 19 mm
ϕ tulangan torsi = 16 mm
φ tulangan geser = 12 mm
spasi antar lapis tulangan : 40 mm
Tulangan Tumpuan
Mu = 312480000 Nmm
Mn = Mu/φ
= 312480000/ 0,8
= 390604600 Nmm
d = 700- 70- 12 – 19 – (40/2) = 579 mm
m = fy/0.85.fc' = 400/ (0,85. 30) = 15.686
Rn =
=
= 2,330
ρmin = 1.4/fy = 1,4/ 400 = 0.0035
ρmax =
(
)
=
(
)
= 0.03251
ρb = 0.75 ρmax
![Page 32: 3109030096-chapter6](https://reader030.fdokumen.com/reader030/viewer/2022033020/577cce681a28ab9e788dfce9/html5/thumbnails/32.jpg)
152
= 0,75 . 0.03251
= 0.0244
ρ =
√
=
√
= 0,00612
ρ > ρmin, maka dipakai ρ
Ast = ρ . b .d
= 0,00612 . 700. 579
= 1771,576 mm2
Tulangan terpasang : 8 D19 mm
Ast =
=
= 2268,23 mm2
Cek kemampuan nominal :
T = Ast .fy = 2268,23. 400
= 907291,958 N
a = T/ (0.85 .fc' . b)
= 907291,958/( 0,85 . 30. 500)
![Page 33: 3109030096-chapter6](https://reader030.fdokumen.com/reader030/viewer/2022033020/577cce681a28ab9e788dfce9/html5/thumbnails/33.jpg)
153
= 71,160 mm
φMn = φ.T x ( d- a/2)
= 0,8. 907291,958 x (579- 71,160 /2)
= 394432421.1 N-mm
φMn > M terjadi, OK
Tulangan Lapangan
Mu = 162784160 Nmm
Mn = Mu/φ
= 162784160/ 0,8
= 203480200 Nmm
d = 700- 70- 12 – (1/2 . 19) = 608,5 mm
m = fy/0.85.fc' = 400/ (0,85. 30) = 15.686
Rn =
=
= 1.214
ρmin = 1,4/fy = 1,4/ 400 = 0.0035
ρmax =
(
)
=
(
)
= 0.03251
![Page 34: 3109030096-chapter6](https://reader030.fdokumen.com/reader030/viewer/2022033020/577cce681a28ab9e788dfce9/html5/thumbnails/34.jpg)
154
ρb = 0.75 ρmax
= 0,75 . 0.03251
= 0.0244
ρ =
- √ -
=
- √ -
= 0.00311
ρ <ρmin, maka dipakai ρmin
Ast = ρ . b .d
= 0,0035. 700. 579
= 1013,250 mm2
Tulangan terpasang : 4 D19 mm
Ast =
=
= 1134,11 mm2
Cek kemampuan nominal :
T = Ast .fy = 1134,11. 400
= 453645,979 N
a = T/ (0.85 .fc' . b)
![Page 35: 3109030096-chapter6](https://reader030.fdokumen.com/reader030/viewer/2022033020/577cce681a28ab9e788dfce9/html5/thumbnails/35.jpg)
155
= 453645,979 /( 0,85 . 30. 500)
= 35,580 mm
φMn = φ.T x ( d- a/2)
= 0,8. 453645,979 x (579- 35,580 /2)
= 162938011.2 N-mm
φMn > M terjadi, OK
6.3.2.1.2. Penulangan Torsi
Baja tulangan ϕ < 13 mm, fy = 240 Mpa
Baja tulangan ϕ >= 13 mm, fy = 400 MPa
fc' = 30 Mpa
ϕ tulangan sengkang = 12 mm
b = 500 mm
h = 700 mm
d' = 70 mm
φ = 0,75
φ = 450
cot φ = 1
Tu = 42110700 N-mm
Vu = 459020 N
![Page 36: 3109030096-chapter6](https://reader030.fdokumen.com/reader030/viewer/2022033020/577cce681a28ab9e788dfce9/html5/thumbnails/36.jpg)
156
Tu dapat diabaikan jika lebih kecil dari :
√
(
)
Acp = b . h
= 500. 700 = 350000
Pcp = 2(b+h)
= 2( 500+700)
= 2400 mm
Aoh = (b- 2d’).( h- 2d’)
= (500 – 2. 70) .( 700- 2.70)
= 201600 mm2
Ao = 0,85 Aoh
= 0,85. 201600 = 171360 mm2
Ph = 2 ((b- 2d’) + ( h – 2d’))
= 2 (( 500 – 2.70) + ( 700 – 2. 70))
= 1840 mm
Tu min = √
(
)
= √
(
)
= 17472920 Nmm
Tu min < Tu, Tulangan Torsi diperhitungkan
![Page 37: 3109030096-chapter6](https://reader030.fdokumen.com/reader030/viewer/2022033020/577cce681a28ab9e788dfce9/html5/thumbnails/37.jpg)
157
Kontrol dimensi penampang :
√(
) (
)
(
√ )
√(
) (
) = 1,850 N/mm2
(
√ )
(
√ ) = 3,423
1,850 < 3,423 Penampang OK.
Tulangan Puntir tambahan untuk menahan geser harus
direncanakan dengan menggunakan persamaan 2-47 yaitu :
Tn = Tu/ φ
= 42110700/ 0,75 = 56147600 Nmm
=
= 0,683 mm2/mm
![Page 38: 3109030096-chapter6](https://reader030.fdokumen.com/reader030/viewer/2022033020/577cce681a28ab9e788dfce9/html5/thumbnails/38.jpg)
158
Tulangan puntir tambahan untuk tulangan memanjang
dihitung menurut persamaan 2-48 sebagai berikut :
= 753,615 mm2
Sedangkan tulangan puntir memanjang tidak boleh
kurang dari :
√
(
)
√
= 1243,290 mm2
Sehingga dipakai Almin = 1243,290 mm2, yang dibagi ke 4
sisi balok. Dan masing – masing sisi mendapat luasan
tambahan tulangan longitudinal sebesar :
Almin/ 4
= 1243, 290/ 4 = 310,823 mm2
6.3.2.1.3. Penulangan Geser
Data rencana :
b = 500 mm
h = 700 mm
d' = 70 mm
![Page 39: 3109030096-chapter6](https://reader030.fdokumen.com/reader030/viewer/2022033020/577cce681a28ab9e788dfce9/html5/thumbnails/39.jpg)
159
φ = 0,75ϕ = 12 mm
d = 700 – 70 – (12/2) = 624 mm
fy = 240 Mpa
fc’ = 30 Mpa
Tulangan Tumpuan
Vu = 459020 N
Vn = Vu/ φ
= 459020/ 0,75 = 612030 N
Vn = Vc + Vs
√
√
Vc = 284815,73 N
Kondisi 1 :
Vu > φ Vc
459020 > 0,75. 284815,73
459020 > 213612 (perlu tulangan geser)
Kondisi2:
Vu>0,5φ.Vc
459020 > 0,5. 0,75. 213612
459020 > 106806 N (perlu tulangan geser minimum)
![Page 40: 3109030096-chapter6](https://reader030.fdokumen.com/reader030/viewer/2022033020/577cce681a28ab9e788dfce9/html5/thumbnails/40.jpg)
160
Perhitungan tulangan geser sesuai dengan persamaan 2-50
sampai 2-60 :
Vs = Vn – Vc
= 612030 - 284815,73 = 327210,94 N
= 2,185 mm2/mm
Dipasang sengkang 3 kaki ϕ12
Av =
=
= 339,292 mm2
Spasi tulangan dihitung sebagai berikut :
![Page 41: 3109030096-chapter6](https://reader030.fdokumen.com/reader030/viewer/2022033020/577cce681a28ab9e788dfce9/html5/thumbnails/41.jpg)
161
= 95,571 mm
Dipakai spasi sengkang 75 mm.
Sedangkan nilai Av total minimum adalah :
√
√
= 53,489 mm2
dan nilai Av + 2 At tidak boleh kurang dari :
= 52,083 mm2
339.292 > 53.489 > 52.083
S maksimum = Ph/8 atau 300 mm ( diambil nilai terkecil)
= 1840/8 atau 300 mm
= 230 atau 300 mm
S < S perlu < S maksimum
75 < 95,571 < 230 mm OK.
Tulangan Lapangan
Vu = 326747 N
![Page 42: 3109030096-chapter6](https://reader030.fdokumen.com/reader030/viewer/2022033020/577cce681a28ab9e788dfce9/html5/thumbnails/42.jpg)
162
Vn = Vu/ φ
= 326747/ 0,75 = 435662,667 N
Vn = Vc + Vs
√
√
Vc = 284815,73 N
Kondisi 1 :
Vu > φ Vc
326747 > 0,75. 284815,73
326747 > 213612 (perlu tulangan geser)
Kondisi2:
Vu>0,5φ.Vc
326747 > 0,5. 0,75. 213612
326747 > 106806 N (perlu tulangan geser)
Perhitungan tulangan geser :
Vs = Vn – Vc
= 435662,667 - 284815,73 = 150846,94 N
![Page 43: 3109030096-chapter6](https://reader030.fdokumen.com/reader030/viewer/2022033020/577cce681a28ab9e788dfce9/html5/thumbnails/43.jpg)
163
= 1,0075 mm2/mm
Dipasang sengkang 2 kaki ϕ12
Av =
=
= 226,195 mm2
Spasi tulangan dihitung sebagai berikut :
= 95,340 mm
Dipakai spasi sengkang 75 mm.
Sedangkan nilai Av total minimum adalah :
√
![Page 44: 3109030096-chapter6](https://reader030.fdokumen.com/reader030/viewer/2022033020/577cce681a28ab9e788dfce9/html5/thumbnails/44.jpg)
164
√
= 53,489 mm2
dan nilai Av + 2 At tidak boleh kurang dari :
= 52,083 mm2
226,195 > 53.489 > 52.083
S maksimum = Ph/8 atau 300 mm ( diambil nilai terkecil)
= 1840/8 atau 300 mm
= 230 atau 300 mm
S < S perlu < S maksimum
75 < 95,340 < 230 mm OK.
Penyusunan Tulangan
Tulangan yang terpasang dapat dilihat berikut ini.
Tumpuan :
Tulangan atas :
Ast + Al = 1771,576 + 310,823
= 2082.399 mm2
Dipasang 8 D19
As = 2268,230 mm2
![Page 45: 3109030096-chapter6](https://reader030.fdokumen.com/reader030/viewer/2022033020/577cce681a28ab9e788dfce9/html5/thumbnails/45.jpg)
165
Tulangan bawah :
Al = 310,823 mm2
Dipasang 2 D19
As = 567,057 mm2
Tulangan samping :
Al = 310,823 mm2
Dipasang 2 D16
As = 402,124 mm2
Lapangan :
Tulangan atas :
Al = 310,823 mm2
Dipasang 2 D19
As = 310,823 mm2
Tulangan bawah :
Ast + Al = 1064,875 + 310,823
= 1375,698 mm2
Dipasang 6 D19
As = 1701,172 mm2
Tulangan samping :
Al = 310,823 mm2
![Page 46: 3109030096-chapter6](https://reader030.fdokumen.com/reader030/viewer/2022033020/577cce681a28ab9e788dfce9/html5/thumbnails/46.jpg)
166
Dipasang 2 D16
As = 402,124 mm2
Sedangkan untuk penulangan type balok yang lain
dapat dilihat pada tabel.
6.3.3. Penulangan Poer
Pada sub ini akan diuraikan penulangan poer
berdasarkan dimensi poer dan tiang pancang yang digunakan.
Tipe balok poer pada dermaga antara lain :
Tabel 6.4. Dimensi Poer Dermaga dan Trestel
Type Dimensi Poer (mm) Jumlah
Tiang Keterangan
A 1500 x 1500 x 1000 1 Tiang tegak
dermaga dan trestle
B 2500 x 1500 x 1000 2 Tiang miring
dermaga dan trestle
6.3.3.1. Penulangan Poer Tipe A
Penulangan terhadap poer direncanakan untuk
mengatasi eksentrisitas terhadap posisi tiang pancang rencana
pada pelaksanaan. Pada poer type A as B-B, terdapat balok
fender.
![Page 47: 3109030096-chapter6](https://reader030.fdokumen.com/reader030/viewer/2022033020/577cce681a28ab9e788dfce9/html5/thumbnails/47.jpg)
167
Gambar 6.27 Poer Type A Dengan Balok Fender
Gambar 6.28 Asumsi Perhitungan Penulangan Poer A
Dimensi :
b = 1500 mm
d' = 70 mm
h = 1000 mm
d = (1000 – 70 – ½. 25) = 917,5 mm
Mutu bahan :
fc' = 30 Mpa
100
150
400
350
4095
1500
15
00
EX
= 3
04
.8
304.8
750 750
10
00
P
![Page 48: 3109030096-chapter6](https://reader030.fdokumen.com/reader030/viewer/2022033020/577cce681a28ab9e788dfce9/html5/thumbnails/48.jpg)
168
fy = 400 MPa
β1 = 0,85
Dia. Tulangan = 25 mm
Kontrol geser ponds
P ijin = 99,48 T
(1+DLA) . P . 2 < 2 (a + b + 2D ) D. 1/6 . √fc' . φ
( 1 + 0,4) 99,48. 104. 2 < 2( 609,6 + 609,6 + 2. 1000) 1000.
1/6. √30. 0,6. 0,6
278,551. 104 < 352, 646. 10
4
Poer kuat menahan gaya geser.
= 0,44214 + 0,53906
= 0, 98121 N/mm2
= 0,44214 - 0,53906
= 0,09692 N/mm2
M = 99,48. 104. 1500. ½. 1500. ½. 609,6
= 336460000 Nmm
Penulangan
![Page 49: 3109030096-chapter6](https://reader030.fdokumen.com/reader030/viewer/2022033020/577cce681a28ab9e788dfce9/html5/thumbnails/49.jpg)
169
Mu = 336460000 Nmm
Mn = Mu/ φ
= 336460000/0,75
= 420569829,4 Nmm
m = fy/0.85.fc' = 400/ (0,85. 30) = 15,686
Rn =
=
= 0,333 N/mm2
ρmin = 1.4/fy = 1,4/ 400 = 0.0035
ρmax =
(
)
=
(
)
= 0.03251
ρb = 0.75 ρmax
= 0,75 . 0.03251
= 0.0244
ρ =
√
=
√
![Page 50: 3109030096-chapter6](https://reader030.fdokumen.com/reader030/viewer/2022033020/577cce681a28ab9e788dfce9/html5/thumbnails/50.jpg)
170
= 0,0008
ρ < ρmin, maka dipakai ρmin
Ast = ρ . b .d
= 0,03251 . 1500. 917,5
= 4816,875mm2
Tulangan terpasang : D25 - 150 mm
Ast =
=
= 4908,739 mm2
Cek kemampuan nominal :
T = Ast .fy = 4908,739. 400
= 1963495,408 N
a = T/ (0.85 .fc' . b)
= 1963495,408 /( 0,85 . 30. 1000)
= 77 mm
Mn = T x ( d- a/2)
= 1963495,408 x (917,5- 77/2)
= 1725912641N-mm
Mn > M terjadi, OK
![Page 51: 3109030096-chapter6](https://reader030.fdokumen.com/reader030/viewer/2022033020/577cce681a28ab9e788dfce9/html5/thumbnails/51.jpg)
171
a) Penulangan penumpu balok fender
Gambar 6.29 Gaya Pada Penumpu Balok fender
bw = 1500 mm
h = 950 mm
d = (950 – 70) = 880 mm
a = 675 mm
λ = 1
µ = 1.4 λ
Qfender = 044,55,3
654,17 T/m’
Vu = 2 (5,044 x (1,5 – 0,15) = 13,618 T
75,0
619,13Vn = 47,57 ton = 18,158.10
4 N
Q FENDER
40
15
150
95
![Page 52: 3109030096-chapter6](https://reader030.fdokumen.com/reader030/viewer/2022033020/577cce681a28ab9e788dfce9/html5/thumbnails/52.jpg)
172
Kontrol dimensi :
Vn ≤ 0,2. fc'. bw.d
181579.66 ≤ 0,2. 30. 1500. 880
181579.66 < 7920000 OK
Vn ≤ 5,5. bw. d
181579.66 ≤ 5,5. 1500. 880
181579.66 ≤ 7260000 OK
Cari penulangan geser
.fy.
VuAv f , dimana = 1,4; = 1
14,140075,0
10.618,13 4
fAv = 324,249 mm
2
Tulangan Momen
Nuc = 2 (0,2.Vu)
Nuc = 2 (0,2 x 13,618.104) = 27240 N
Mu = Vu.a + Nu(h – d)
= 13,618 .104 x (½ x 1500 – 150) + 27240 (950 –880)
= 9,38.107 N-mm
dfy
MuA f
...85,0
88040075,085,0
9,38.107
fA = 418,143mm
2
40075,0
27240
.
fy
NuAn c
= 90,790mm
2
Cek tulangan tarik
As1 = Af + An = 418,143 + 90,790= 508,933 mm2
As2 = 2/3 .Avf + An
= 2/3 x 324,249+ 90,790= 306,956 mm2
![Page 53: 3109030096-chapter6](https://reader030.fdokumen.com/reader030/viewer/2022033020/577cce681a28ab9e788dfce9/html5/thumbnails/53.jpg)
173
d.bfy
'fc04,0Asmin
8801000400
3004,0 = 3960 mm
2
Dipakai Asmin = 3960 mm2
Tulangan geser
Ah1 = ½ (As – An) = ½ (3960 – 90,790) = 1934,605 mm2
Ah2 = 1/3 Avf = 1/3 x 324,249 = 108,083 mm2
Dipakai Ahperlu = Ah1 = 1934,605 mm2
Dipasang
As = D25 -125 mm (4712,389 mm2)
Ah = 7 D 19 (1984,701 mm2)
6.3.3.2. Penulangan Poer tipe B
Penulangan terhadap poer direncanakan untuk
mengatasi eksentrisitas terhadap posisi tiang pancang rencana
pada pelaksanaan.
![Page 54: 3109030096-chapter6](https://reader030.fdokumen.com/reader030/viewer/2022033020/577cce681a28ab9e788dfce9/html5/thumbnails/54.jpg)
174
Gambar 6.30 Asumsi Perhitungan Penulangan Poer B
Dimensi :
bx = 1500 mm
by = 2500 mm
d' = 70 mm
h = 1000 mm
d = (1000 – 70 – ½. 25) = 917,5 mm
Mutu bahan :
fc' = 30 Mpa
fy = 400 MPa
β1 = 0,85
Dia. Tulangan = 25 mm
Kontrol geser ponds
P ijin = 99,48 T
304.8
750 7501
00
0
P
![Page 55: 3109030096-chapter6](https://reader030.fdokumen.com/reader030/viewer/2022033020/577cce681a28ab9e788dfce9/html5/thumbnails/55.jpg)
175
(1+DLA) . P . 2 < 2 (a + b + 2D ) D. 1/6 . √fc' . φ
( 1 + 0,4) 99,48. 104. 2 < 2( 609,6 + 609,6 + 2. 1000) 1000.
1/6. √30. 0,6. 0,6
278,551. 104 < 352, 646. 10
4
Poer kuat menahan gaya geser.
= 0,44214 + 0,53906
= 0, 98121 N/mm2
= 0,44214 - 0,53906
= 0,09692 N/mm2
M = 99,48. 104. 1500. ½. 1500. ½. 609,6
= 336460000 Nmm
Penulangan
Mu = 336460000 Nmm
Mn = Mu/ φ
= 336460000/0,75
= 420569829,4 Nmm
m = fy/0.85.fc' = 400/ (0,85. 30) = 15,686
![Page 56: 3109030096-chapter6](https://reader030.fdokumen.com/reader030/viewer/2022033020/577cce681a28ab9e788dfce9/html5/thumbnails/56.jpg)
176
Rn =
=
= 0,333 N/mm2
ρmin = 1.4/fy = 1,4/ 400 = 0.0035
ρmax =
(
)
=
(
)
= 0.03251
ρb = 0.75 ρmax
= 0,75 . 0.03251
= 0.0244
ρ =
√
=
- √ -
= 0,0008
ρ < ρmin, maka dipakai ρmin
Ast = ρ . b .d
= 0,03251 . 1500. 917,5
= 4816,875mm2
![Page 57: 3109030096-chapter6](https://reader030.fdokumen.com/reader030/viewer/2022033020/577cce681a28ab9e788dfce9/html5/thumbnails/57.jpg)
177
Tulangan terpasang : D25 - 150 mm
Ast =
=
= 4908,739 mm2
Cek kemampuan nominal :
T = Ast .fy = 4908,739. 400
= 1963495,408 N
a = T/ (0.85 .fc' . b)
= 1963495,408 /( 0,85 . 30. 1000)
= 77 mm
φMn = φT x ( d- a/2)
= 0,8. 1963495,408 x (917,5- 77/2)
= 1400888618 N-mm
φMn > M terjadi, OK
6.3.4. Penulangan Dolphin
Penulangan pada dolphin bertujuan untuk menjaga
stabilitas struktur dolphin akibat beban-beban yang bekerja
pada struktur dolphin yang diakibatkan gaya tambat
(mooring force), atau gaya tumbukan kapal (berthing
force).
6.3.4.1. Penulangan Plat Mooring Dolphin
Dimensi :
![Page 58: 3109030096-chapter6](https://reader030.fdokumen.com/reader030/viewer/2022033020/577cce681a28ab9e788dfce9/html5/thumbnails/58.jpg)
178
panjang = 3600 mm
lebar = 2800 mm
h = 2000 mm
d' = 70 mm
spasi antar lapis tul. = 250 mm
Mutu bahan :
fc' = 30 Mpa
fy = 400 MPa
β1 = 0,85
Dia. Tulangan = 28 mm
φ = 0,8
Penulangan
Arah x :
Mu = 62990000 N-mm
Mn = Mu/ φ
Mn = 62990000/0,8
= 78737500 N-mm
d = 2000 – 70 – 28- (250/2)
= 1777 mm
m = fy/0.85.fc'
= 400/ (0,85. 30)
= 15,686
Rn =
=
= 0,025 N/mm2
ρmin = 1.4/fy = 1,4/ 400 = 0.0035
ρmax =
(
)
![Page 59: 3109030096-chapter6](https://reader030.fdokumen.com/reader030/viewer/2022033020/577cce681a28ab9e788dfce9/html5/thumbnails/59.jpg)
179
=
(
)
= 0.03251
ρb = 0.75 ρmax
= 0,75 . 0.03251
= 0.0244
ρ =
- √ -
=
- √ -
= 0,000062
ρ < ρmin, maka dipakai ρmin
Ast = ρ . b .d
= 0,035 . 1000. 1777
= 6219,5 mm2
Tulangan terpasang : D28 - 100 mm
Ast =
=
= 6157,522 mm2
Cek kemampuan nominal :
T = Ast .fy = 6157,522 . 400
![Page 60: 3109030096-chapter6](https://reader030.fdokumen.com/reader030/viewer/2022033020/577cce681a28ab9e788dfce9/html5/thumbnails/60.jpg)
180
= 2463008,640 N
a = T/ (0.85 .fc' . b)
= 2463008,640 /( 0,85 . 30. 1000)
= 96,589 mm
Mn = 0,8 . T x ( d- a/2)
= 2463008,640 x (1777- 95,589/2)
= 3417693871 N-mm
3417693871 > 78737500 N-mm
φMn > Mu terjadi, OK
Arah y :
Mu = 133420000 N-mm
Mn = Mu/ φ
Mn = 133420000/0,8
= 166775000N-mm
d = 2000 – 70 – 28- 28 - (250/2)
= 1749 mm
m = fy/0.85.fc'
= 400/ (0,85. 30)
= 15,686
Rn =
=
= 0,055 N/mm2
ρmin = 1.4/fy = 1,4/ 400 = 0.0035
![Page 61: 3109030096-chapter6](https://reader030.fdokumen.com/reader030/viewer/2022033020/577cce681a28ab9e788dfce9/html5/thumbnails/61.jpg)
181
ρmax =
(
)
=
(
)
= 0.03251
ρb = 0.75 ρmax
= 0,75 . 0.03251
= 0.0244
ρ =
√
=
- √ -
= 0,00014
ρ < ρmin, maka dipakai ρmin
Ast = ρ . b .d
= 0,0035 . 1000. 1749
= 6157,522 mm2
Tulangan terpasang : D28 - 100 mm
Ast =
=
= 6157,522 mm2
Cek kemampuan nominal :
![Page 62: 3109030096-chapter6](https://reader030.fdokumen.com/reader030/viewer/2022033020/577cce681a28ab9e788dfce9/html5/thumbnails/62.jpg)
182
T = Ast .fy = 6157,522 . 400
= 2463008,640 N
a = T/ (0.85 .fc' . b)
= 2463008,640 /( 0,85 . 30. 1000)
= 96,589 mm
Mn = 0,8 . T x ( d- a/2)
= 2463008,640 x (1777- 95,589/2)
= 3417693871 N-mm
3417693871 > 133420000 N-mm
φMn > Mu terjadi, OK
6.3.4.2. Penulangan Plat Berthing Dolphin
Dimensi :
panjang = 5400 mm
lebar = 4200 mm
h = 2500 mm
d' = 70 mm
spasi antar lapis tul. = 250 mm
Mutu bahan :
fc' = 30 Mpa
fy = 400 MPa
β1 = 0,85
Dia. Tulangan = 32 mm
φ = 0,8
Penulangan
Arah x :
Mu = 191542100 N-mm
![Page 63: 3109030096-chapter6](https://reader030.fdokumen.com/reader030/viewer/2022033020/577cce681a28ab9e788dfce9/html5/thumbnails/63.jpg)
183
Mn = Mu/ φ
Mn = 191542100/0,8
= 239427625 N-mm
d = 2500 – 70 –32- (250/2)
= 2273 mm
m = fy/0.85.fc'
= 400/ (0,85. 30)
= 15,686
Rn =
=
= 0,046 N/mm2
ρmin = 1.4/fy = 1,4/ 400 = 0.0035
ρmax =
(
)
=
(
)
= 0.03251
ρb = 0.75 ρmax
= 0,75 . 0.03251
= 0.0244
ρ =
- √ -
=
√
𝑀𝑛
𝑏 𝑑
![Page 64: 3109030096-chapter6](https://reader030.fdokumen.com/reader030/viewer/2022033020/577cce681a28ab9e788dfce9/html5/thumbnails/64.jpg)
184
= 0,000116
ρ < ρmin, maka dipakai ρmin
Ast = ρ . b .d
= 0,0035 . 1000. 2273
= 7955,5 mm2
Tulangan terpasang : D32 - 100 mm
Ast =
=
= 8042,477 mm2
Cek kemampuan nominal :
T = Ast .fy = 8042,477. 400
= 3216990,877 N
a = T/ (0.85 .fc' . b)
= 3216990,877/( 0,85 . 30. 1000)
= 126,157 mm
φMn = 0,8 . T x ( d- a/2)
= 0,8. 3216990,877 x (2273- 126,157/2)
= 5687438481 N-mm
5687438481 > 191542100 N-mm
![Page 65: 3109030096-chapter6](https://reader030.fdokumen.com/reader030/viewer/2022033020/577cce681a28ab9e788dfce9/html5/thumbnails/65.jpg)
185
φMn > Mu terjadi, OK
Arah y :
Mu = 494388600 N-mm
Mn = Mu/ φ
Mn = 494388600/0,8
= 617985750N-mm
d = 2500 – 70 – 32- 32 - (250/2)
= 2241 mm
m = fy/0.85.fc'
= 400/ (0,85. 30)
= 15,686
Rn =
=
= 0,123 N/mm2
ρmin = 1.4/fy = 1,4/ 400 = 0.0035
ρmax =
(
)
=
(
)
= 0.03251
ρb = 0.75 ρmax
= 0,75 . 0.03251
= 0.0244
![Page 66: 3109030096-chapter6](https://reader030.fdokumen.com/reader030/viewer/2022033020/577cce681a28ab9e788dfce9/html5/thumbnails/66.jpg)
186
ρ =
- √ -
=
- √ -
= 0,00031
ρ < ρmin, maka dipakai ρmin
Ast = ρ . b .d
= 0,0035 . 1000. 2241
= 7955,5 mm2
Tulangan terpasang : D32 - 100 mm
Ast =
=
= 8042,477 mm2
Cek kemampuan nominal :
T = Ast .fy = 8042,477. 400
= 3216990,877 N
a = T/ (0.85 .fc' . b)
= 3216990,877 /( 0,85 . 30. 1000)
= 37,847 mm
Mn = 0,8 . T x ( d- a/2)
![Page 67: 3109030096-chapter6](https://reader030.fdokumen.com/reader030/viewer/2022033020/577cce681a28ab9e788dfce9/html5/thumbnails/67.jpg)
187
= 0,8. 3216990,877 x (2241- 37,847/2)
= 5718719926 N-mm
5718719926 > 494388600 N-mm
φMn > Mu terjadi, OK
6.4. Perhitungan Shear Ring, Panjang Penyaluran ke
Struktur Atas, dan Base Plate
Shear ring dipasang dalam tiang pancang untuk
menyatukan bagian beton dan baja yang mempunyai
kemampuan kekuatan tiang menahan gaya tekan maksimum
dan apabila terjadi gaya cabut.
6.4.1. Perhitungan Shear Ring
Tiang Pancang ϕ 609,6
Gaya kerja tekan maksimum ijin tanah yang bekerja
pada tiang pancang 609,6 mm sebesar 99,48 Ton sehingga
untuk menghitung kekuatan beton adalah dengan cara seperti
dibawah ini :
a) Kontrol kekuatan beton dalam tiang Pbeton dalam tiang = luas penampang beton x 0,85.φ.fc’
= 0,25 x 3,14 x 269334,519 x 0,85 x 0,7 x 30
= 4807621,159 N
Pbeton dalam tiang > Pkerja
Kekuatan shear Ring dengan diameter19 mm
Vsheat ring = Apenampang shear ring x ϕshear ring x 0,85.φ .fc’
= 3,14x(609,6 –(2. 16))x 0,85 x 0,7 x 30
![Page 68: 3109030096-chapter6](https://reader030.fdokumen.com/reader030/viewer/2022033020/577cce681a28ab9e788dfce9/html5/thumbnails/68.jpg)
188
= 61,542 Ton
Kekuatan seluruh ring
Vsheat ring total = n x Vsheat ring
= 2 x 61,542
= 123,083 Ton
Gambar 6.31 Penempatan shear ring D19
b) Kontrol retak balok
Vc = 1/6 (577,6 x 700) 30 x 0,7 x 2
= 162,34 ton
186,04 > 99,48 Ton … OK ( beton tidak retak )
c) Kontrol Kekuatan Las
Direncanakan pakai las E 60 XX
Tegangan ijin tarik las ( e ) = 460 Mpa
Direncanakan tebal las tebal 8 mm
BASE PLATE 9 MM
SHEAR RING 2 D19
STEEL PILE Ø 609.6 MM
![Page 69: 3109030096-chapter6](https://reader030.fdokumen.com/reader030/viewer/2022033020/577cce681a28ab9e788dfce9/html5/thumbnails/69.jpg)
189
Maka kekuatan las tiap ring
= (keliling las x tebal las) x e
= (577, 6x x 8) 460
= 677 Ton
Kekuatan las total = 2 x 677
= 1354 Ton
1354 Ton > 99,48 Ton ….OK (las kuat)
d) Luas Panjang tulangan dari tiang ke struktur atas
(beton) secara praktis
A tiang . fy tiang = As . fy tulangan
Diketahui , (609,6 mm, t = 16mm)
Atiang = 29837.59mm2
fytiang
= 240 Mpa
fytulangan = 400 Mpa
Asperlu = 29837,590 x 240/400 = 17903 mm2
Astpakai (D32) = 0,25 . 3,14 . 322
= 804,248mm2
Dipasang 24D32 (19302 mm2) sengkang D10-100
Panjang penyaluran ( Ldb )
Nilai yang diperhitungkan untuk panjang penyaluran
dalam tarikan yaitu dihitung sesuai persamaan 2-68
sebagai berikut:
![Page 70: 3109030096-chapter6](https://reader030.fdokumen.com/reader030/viewer/2022033020/577cce681a28ab9e788dfce9/html5/thumbnails/70.jpg)
190
√
√
= 584,237 mm
Dan tidak boleh kurang dari :
0,04. db. fy = 0,04. 32 .400 = 512 mm
Panjang penyaluran dasar harus dikalikan dengan faktor yang
berlaku untuk luas tulangan terpasang lebih besar dari luas
tulangan yang diperlukan.
Faktor modifikasi = As perlu / As terpasang
= 17903/ 19302
= 0,928
Sehingga panjang penyaluran total adalah :
Ldb . Faktor modifikasi = 584,237. 0,928
= 542 mm
Dipakai panjang penyaluran sebesar 550 mm.
Panjang penyaluran dasar tulangan dalam kondisi tarik
dihitung menurut SNI 2847-03-2002 pasal 14.2 :
√
α = 1
![Page 71: 3109030096-chapter6](https://reader030.fdokumen.com/reader030/viewer/2022033020/577cce681a28ab9e788dfce9/html5/thumbnails/71.jpg)
191
β = 1
λ = 1
maka panjang penyaluran dasar tulangan adalah :
√
= 1402 mm
dipakai panjang berkas 1400 mm
e) Base Plate
Base plate digunakan sebagai penahan beton segar saat
pengisiian beton isian tiang. Base plate direncanakan
menggunakan plat baja dengan tebal 9 mm.
Sedangkan untuk menahan base plate digunakan
tulangan pengait yang menahan base plate pada tiang pancang.
Berat yang dipikul oleh base plate :
P = Abase plate. t . BJ baja + π/4 . (0.6906 -(2. 16))2. BJbeton
P = (29837,59. 9. 7,85. 10-5
) + (29837,59. 2,4. 10-5
)
= 1,670 Ton
Perhitungan pengait base plat
24
357,1041600
10.1.670mm
PA
Digunakan 4 buah pengait
Atiap pengait = 2089,26
4
104,357mm
![Page 72: 3109030096-chapter6](https://reader030.fdokumen.com/reader030/viewer/2022033020/577cce681a28ab9e788dfce9/html5/thumbnails/72.jpg)
192
mmmmA
D 0,6763,514,3
089,26.44
Dipasang 4 ϕ8 mm dan disambung dengan las ukuran 20 x
4 mm.
Gambar 6.32. Panjang Penyaluran Tulangan Tiang
Pancang ϕ609,6 mm
Tiang Pancang ϕ 406,4
Gaya kerja tekan maksimum ijin tanah yang bekerja
pada tiang pancang 406,4 mm sebesar 19,557 Ton sehingga
untuk menghitung kekuatan beton adalah dengan cara seperti
dibawah ini berdasarkan persamaan 2-64 sampai 2-69 :
f) Kontrol kekuatan beton dalam tiang Pbeton dalam tiang = luas penampang beton x 0,85.φ.fc’
BASE PLATE 9 MM
SHEAR RING 2 D19
SPIRAL Ø10 - 100
100
60
100
150
STEEL PILE Ø 609.6 MM
8 (3 D32)
8 (3 D32)
SPIRAL Ø10 - 100
STEEL PILE Ø 609.6
![Page 73: 3109030096-chapter6](https://reader030.fdokumen.com/reader030/viewer/2022033020/577cce681a28ab9e788dfce9/html5/thumbnails/73.jpg)
193
= 0,25 x 3,14 x (406,4-(2.12))2 x 0,85 x 0,7 x 30
= 2050047,241N
Pbeton dalam tiang > Pkerja
Kekuatan shear Ring dengan diameter19 mm
Vsheat ring = Apenampang shear ring x ϕshear ring x 0,85.φ .fc’
= 3,14x(406,4 –(2. 12))x 0,85 x 0,7 x 30
= 40,744Ton
Kekuatan seluruh ring
Vsheat ring total = n x Vsheat ring
= 2 x 40,744
= 81,487 Ton
g) Kontrol retak Plat
Vc = 1/6 (344,4 x 1000) 30 x 0,7 x 2
= 138,28 ton
138,28 > 19,557 Ton … OK ( beton tidak retak )
h) Kontrol Kekuatan Las
Direncanakan pakai las E 60 XX
Tegangan ijin tarik las ( e ) = 460 Mpa
Direncanakan tebal las tebal 8 mm
Maka kekuatan las tiap ring
= (keliling las x tebal las) x e
![Page 74: 3109030096-chapter6](https://reader030.fdokumen.com/reader030/viewer/2022033020/577cce681a28ab9e788dfce9/html5/thumbnails/74.jpg)
194
= (344.4 x x 8) 460
= 442 Ton
Kekuatan las total = 2 x 442
= 884 Ton
884 Ton > 19,557 Ton ….OK (las kuat)
i) Luas Panjang tulangan dari tiang ke struktur atas
(beton) secara praktis
A tiang . fy tiang = As . fy tulangan
Diketahui , (406,4 mm, t = 12 mm)
Atiang = 14868,53 mm2
fytiang
= 240 Mpa
fytulangan = 400 Mpa
Asperlu = 14868,53 x 240/400 = 8921 mm2
Astpakai (D28) = 0,25 . 3,14 . 282
= 615,75 mm2
Dipasang 15D28 (9236 mm2) sengkang D10-100
Panjang penyaluran ( Ldb )
Nilai yang diperhitungkan untuk panjang penyaluran
dalam tarikan yaitu dihitung dengan rumus sebagai
berikut:
√
√
![Page 75: 3109030096-chapter6](https://reader030.fdokumen.com/reader030/viewer/2022033020/577cce681a28ab9e788dfce9/html5/thumbnails/75.jpg)
195
= 511,208 mm
Dan tidak boleh kurang dari :
0,04. db. fy = 0,04. 28 .400 = 448 mm
Panjang penyaluran dasar harus dikalikan dengan faktor yang
berlaku untuk luas tulangan terpasang lebih besar dari luas
tulangan yang diperlukan.
Faktor modifikasi = As perlu / As terpasang
= 8921/ 9236
= 0,966
Sehingga panjang penyaluran total adalah :
Ldb . Faktor modifikasi = 511. 0,966
= 494 mm
Dipakai panjang penyaluran sebesar 500 mm.
Panjang penyaluran dasar tulangan dalam kondisi tarik
dihitung menurut SNI 2847-03-2002 pasal 14.2 :
√
α = 1
β = 1
λ = 1
maka panjang penyaluran dasar tulangan adalah :
![Page 76: 3109030096-chapter6](https://reader030.fdokumen.com/reader030/viewer/2022033020/577cce681a28ab9e788dfce9/html5/thumbnails/76.jpg)
196
√
= 1227 mm
dipakai panjang berkas 1400 mm
j) Base Plate
Base plate digunakan sebagai penahan beton segar saat
pengisiian beton isian tiang. Base plate direncanakan
menggunakan plat baja dengan tebal 9 mm.
Sedangkan untuk menahan base plate digunakan
tulangan pengait yang menahan base plate pada tiang pancang.
Berat yang dipikul oleh base plate :
P = Abase plate. t . BJ baja + π/4 . (0.6906 -(2. 16))2. BJbeton
P = (114848,585. 9. 7,85. 10-5
) + (114848,585. 2,4. 10-5
)
= 0,739 Ton
Perhitungan pengait base plat
24
189,461600
10.0,739mm
PA
Digunakan 4 buah pengait
Atiap pengait = 2547,11
4
46,189mm
mmmmA
D 0,4834,314,3
457,11.44
![Page 77: 3109030096-chapter6](https://reader030.fdokumen.com/reader030/viewer/2022033020/577cce681a28ab9e788dfce9/html5/thumbnails/77.jpg)
197
Dipasang 4 ϕ8 mm dan disambung dengan las ukuran 20 x
4 mm.
6.5 Perhitungan Daya Dukung Struktur Bawah
6.5.1 Daya Dukung Batas Pondasi
Daya dukung batas atas atau atau daya dukung ijin
pondasi dianalisa berdasarkan 2 kondisi yaitu daya dukung
batas atas akibat beban vertikal dan daya dukung batas akibat
beban horisontal.
6.5.1.1 Daya Dukung Batas Atas akibat Beban Vertikal
Dari hasil penyelidikan lapangan dan laboratorium
yang dilakukan oleh badan pemeriksaan tanah diketahui jenis
tanah pada lokasi dermaga rencana dominan lanau berpasir.
Adapun langkah-langkah perhitungan daya dukung vertikal
yang bekerja pada tiang pancang diuraikan dibawah ini.
6.5.1.1.1 Tiang Diameter 609,6 mm
Menentukan panjang ekivalen penetrasi tiang Tabel 6.5 Tabel Nilai SPT dan Jenis Tanah Lokasi Dermaga
![Page 78: 3109030096-chapter6](https://reader030.fdokumen.com/reader030/viewer/2022033020/577cce681a28ab9e788dfce9/html5/thumbnails/78.jpg)
198
Depth Deskripsi
N SPT
(blows/
15 cm)
0
Lempung lunak
0
2 1
4 1
6
Silt sedikit berpasir
2
8 3
10
Silt berpasir, keras
10
12 13
14 25
16 32
18 43
Diameter tiang = 609,6 mm
N ujung tiang = 32
N rata-rata 4D ke atas dari ujung tiang =
4D = 4. 609,6 = 2,44 m
Nrata-rata = (32 + 25)/2 = 28,5
= (32 + 28,5)/2 = 30,25
Lalu dicari panjang penetrasi berdasarkan grafik SPT, sehingga
diperoleh nilai panjang penetrasi sepanjang 1 m.
![Page 79: 3109030096-chapter6](https://reader030.fdokumen.com/reader030/viewer/2022033020/577cce681a28ab9e788dfce9/html5/thumbnails/79.jpg)
199
Gambar 6.33 Panjang Penetrasi Tiang Pancang ϕ609,6 mm
Daya dukung ujung tiang
L/D = 1/ 0,6096 = 1.64
Qd/ N = 6,6
Qd = 6,6. 30,25
= 198 t/m2
Qd. A = 198. 0,0298
= 57,917 T
0 10 20 30 40 50
13
25
32
43
12
14
16
18
DEPTH
N- SPT
1 PANJANG
PENETRASI
30,25
![Page 80: 3109030096-chapter6](https://reader030.fdokumen.com/reader030/viewer/2022033020/577cce681a28ab9e788dfce9/html5/thumbnails/80.jpg)
200
Gambar 6.34 Grafik Nilai qd/N Tiang Pancang ϕ609,6 mm
Gaya Geser Maksimum Dinding Tiang
Rf = U. Σli.fi
Rf = U. Σli.fi
= 3,14. 0,6096. 158,73
= 303,977 T
Daya Dukung Tiang Ultimate
Daya dukung tiang ultimate dihitung dengan menggunakan
formula :
Ru = qd. A + U. Σli.fi
= 57,917 + 303,977
= 361,894 T
Daya Dukung Ijin
5 10 15
10
20
30
40
6,6
1,64
UNTUK TIANG PANCANG
BIASA
UNTUK TIANGBAJA
YANG TERBUKA
UJUNGNYA
L /D
qd/ N
![Page 81: 3109030096-chapter6](https://reader030.fdokumen.com/reader030/viewer/2022033020/577cce681a28ab9e788dfce9/html5/thumbnails/81.jpg)
201
Daya dukung ijin tanah diperoleh dengan cara membagi daya
dukung ultimate dengan faktor keamanan (SF), nilai SF
diambil sebesar 2,5 ( SF akibat beban gempa).
Wp = Apenampang . L. BJbaja
= 0,0298. 17. 7,85
= 3,98 T
Ra = Ru/SF – Wp
= (361,894 /2,5 ) – 3,75
= 140,776 T
140,776 > 99,48 T OK
![Page 82: 3109030096-chapter6](https://reader030.fdokumen.com/reader030/viewer/2022033020/577cce681a28ab9e788dfce9/html5/thumbnails/82.jpg)
202
“Halaman ini sengaja dikosongkan”
![Page 83: 3109030096-chapter6](https://reader030.fdokumen.com/reader030/viewer/2022033020/577cce681a28ab9e788dfce9/html5/thumbnails/83.jpg)
203
Tabel 6.6 Daya dukung selimut tiang ϕ609,6 mm
KEDALAMAN
TEBAL
LAPISAN
(li)
TANAH
HARGA
N
RATA-
RATA
fi (t/m2) li.fi (t/m)
3 -10.5 7.5 Silt, berlempung berpasir 1.75 1.75 13.125
10.5-17 6.5 Silt, berpasir 22.40 22.40 145.60
158.73
Fi = N, untuk tanah kohesif
= N/5, untuk tanah lepas (loose)
![Page 84: 3109030096-chapter6](https://reader030.fdokumen.com/reader030/viewer/2022033020/577cce681a28ab9e788dfce9/html5/thumbnails/84.jpg)
204
“Halaman ini sengaja dikosongkan”
![Page 85: 3109030096-chapter6](https://reader030.fdokumen.com/reader030/viewer/2022033020/577cce681a28ab9e788dfce9/html5/thumbnails/85.jpg)
205
6.5.1.1.2 Tiang Diameter 406,4 mm
Menentukan panjang ekivalen penetrasi tiang
Tabel 6.7. Tabel Nilai SPT dan Jenis Tanah Lokasi Trestle
Depth Deskripsi
N SPT
(blows/
15 cm)
0
Lempung lunak
0
2 1
4 2
6
Silt sedikit
berlempung sedikit
berpasir
6
8 10
10 15
12
Silt berpasir, keras
25
14 36
Diameter tiang = 406,4 mm
N ujung tiang = 36
N rata-rata 4D ke atas dari ujung tiang =
4D = 4. 406,4 = 1, 626 m ~ 2m
Nrata-rata = (36 + 25)/2 = 30,25
= (32 + 28,5)/2 = 33,25
![Page 86: 3109030096-chapter6](https://reader030.fdokumen.com/reader030/viewer/2022033020/577cce681a28ab9e788dfce9/html5/thumbnails/86.jpg)
206
Lalu dicari panjang penetrasi berdasarkan grafik SPT, sehingga
diperoleh nilai panjang penetrasi sepanjang 1 m.
Gambar 6.35 Panjang Penetrasi Tiang Pancang ϕ406,4 mm
Daya dukung ujung tiang
L/D = 1/ 0,4064 = 2,46
Qd/ N = 9,84
Qd = 9,84. 33,25
= 327,180 t/m2
Qd. A = 327,180. 0,0149
= 42,441 T
0 10 20 30 40 50
12
14
16
18
DEPTH
N- SPT
1
PANJANG
PENETRASI
33,25
![Page 87: 3109030096-chapter6](https://reader030.fdokumen.com/reader030/viewer/2022033020/577cce681a28ab9e788dfce9/html5/thumbnails/87.jpg)
207
Gambar 6.36 Grafik qd/N Tiang Pancang ϕ406,4 mm
Gaya Geser Maksimum Dinding Tiang
Rf = U. Σli.fi
Rf = U. Σli.fi
= 3,14. 0,4064. 149,300 = 190,618 T
Daya Dukung Tiang Ultimate
Daya dukung tiang ultimate dihitung dengan menggunakan
formula :
Ru = qd. A + U. Σli.fi
= 42,441 + 190,618
= 233,059 T
Daya Dukung Ijin
9,84
2,46
UNTUK TIANG PANCANG
BIASA
UNTUK TIANGBAJA
YANG TERBUKA
UJUNGNYA
L /D
qd/ N
5 10 15
10
20
30
40
![Page 88: 3109030096-chapter6](https://reader030.fdokumen.com/reader030/viewer/2022033020/577cce681a28ab9e788dfce9/html5/thumbnails/88.jpg)
208
Daya dukung ijin tanah diperoleh dengan cara membagi daya
dukung ultimate dengan faktor keamanan (SF), nilai SF
diambil sebesar 2,5 ( SF akibat beban gempa).
Wp = Apenampang . L. BJbaja
= 0,0149. 14. 7,85
= 1,634 T
Ra = Ru/SF – Wp
= (233,059 /2,5 ) – 1,634
= 121,189 T
91,589 > 19,557 T OK
![Page 89: 3109030096-chapter6](https://reader030.fdokumen.com/reader030/viewer/2022033020/577cce681a28ab9e788dfce9/html5/thumbnails/89.jpg)
209
Tabel 6.8 Daya dukung selimut tiang ϕ406,4 mm
KEDALAMAN
TEBAL
LAPISAN
(li)
TANAH
HARGA
N
RATA-
RATA
fi (t/m2) li.fi (t/m)
2.5-11 8.5 Silt, berlempung berpasir 6.8 6.8 57.8
11 - 16.0 5 Silt, berpasir 30.33 30.33 151.67
209.47
Fi = N, untuk tanah kohesif
= N/5, untuk tanah lepas (loose)
![Page 90: 3109030096-chapter6](https://reader030.fdokumen.com/reader030/viewer/2022033020/577cce681a28ab9e788dfce9/html5/thumbnails/90.jpg)
210
“Halaman ini sengaja dikosongkan”
![Page 91: 3109030096-chapter6](https://reader030.fdokumen.com/reader030/viewer/2022033020/577cce681a28ab9e788dfce9/html5/thumbnails/91.jpg)
211
6.5.1.2 Kapasitas Daya Dukung Horisontal
Daya dukung horisontal dihitung berdasarkan beban
pergeseran normal yang diijinkan pada kepala tiang, yaitu
pergeseran paling maksimum pada ujung tiang. Bila besarnya
pergeseran normal sudah ditetapkan, maka daya dukung
mendatar yang diijinkan dapat ditentukan berdasarkan
Mekanika Tanah dan Teknik Pondasi, Suyono S, Kazuto
Nakazawa, dengan persamaan 2-75 berikut ini :
dengan :
Ha = kapasitas daya dukung horisontal tiang
E = modulus elastisitas bahan
I = momen inersia penampang
δ = pergeseran normal (diambil sebesar 1 cm)
k = koefisien reaksi tanah dasar
= ko. y-0,5
ko = 0,2 Eo. D-3/4
( nilai k apabila pergeseran diambil
sebesar 1 cm)
y = besarnya pergeseran yang dicari
Eo = modulus elastisitas tanah
= 28 N
h = tinggi tiang yang menonjol di atas permukaan tanah
![Page 92: 3109030096-chapter6](https://reader030.fdokumen.com/reader030/viewer/2022033020/577cce681a28ab9e788dfce9/html5/thumbnails/92.jpg)
212
β = √
Kapasitas Daya Dukung Horisontal Tiang ϕ 609,6
E = 2100000 kg/cm2
Eo = 28 N
= 28 .3
= 84
h = 1020 cm
Pergeseran tiang di dasar pile cap = 1 cm
I = 80642 cm4
k = (0,2. 84. 60,96-3/4
). 1-0.5
= 0,77 kg/cm3
β = √
= 0,002885
= 4,126 T
H aktual = 2,15 T
4,126 T > 2,15 T (OK)
Kapasitas Daya Dukung Horisontal Tiang ϕ 406,4
E = 2100000 kg/cm2
![Page 93: 3109030096-chapter6](https://reader030.fdokumen.com/reader030/viewer/2022033020/577cce681a28ab9e788dfce9/html5/thumbnails/93.jpg)
213
Eo = 28 N
= 28 .6
= 168
h = 1020 cm
Pergeseran tiang di dasar pile cap = 1 cm
I = 19640 cm4
k = (0,2. 168. 40,64-3/4
). 1-0.5
= 2,09 kg/cm3
β = √
= 0,004762
= 3,042 T
H aktual = 0,460 T
3,042 T > 0,460 T (OK)
6.5.2 Perhitungan Daya Dukung Tiang Pancang
Digunakannya angka keamanan dalam menentukan daya
dukung tiang pancang dimaksudkan untuk mengantisipasi
kesukaran – kesukaran dalam menentukan sifat –sifat tanah
ditempat dan didekat tiang pancang setelah tiang pancang
tersebut dipancang atau diberlakukan dengan cara lain. Angka
![Page 94: 3109030096-chapter6](https://reader030.fdokumen.com/reader030/viewer/2022033020/577cce681a28ab9e788dfce9/html5/thumbnails/94.jpg)
214
keamanan daya dukung tiang pancang menurut Technical
Standards For Port and Harbour Facilities in Japan (1980)
adalah sebagai berikut :
Tabel 6.9. Angka Keamanan Gaya Tekan
Normal (Biasa) 2,5 atau lebih
Selama
Gempa
Bumi
Tiang Pancang Dukung 1,5 atau lebih
Tiang Pancang
Gesekan 2,0 atau lebih
Untuk angka keamanan yang membagi gaya tarik
maksimum tiang pancang adalah sebagai berikut :
Tabel 6.10. Angka Keamanan Gaya Cabut
Normal (Biasa) 3,0 atau lebih
Selama Gempa Bumi 2,5 atau lebih
![Page 95: 3109030096-chapter6](https://reader030.fdokumen.com/reader030/viewer/2022033020/577cce681a28ab9e788dfce9/html5/thumbnails/95.jpg)
215
Resume Daya Dukung Tiang Pancang
Tabel 6.11 Resume daya dukung tiang pancang
JENIS TIANG
P TEKAN
TERJADI KOMBINASI
P TEKAN
IJIN
TANAH (SF
= 2,5)
SF AKTUAL KETERANGAN DIAMETER
φ (mm)
Tiang dermaga
609.6 97.059 DL + EQ Y + LL 141.579 3.696 OK
Tiang trestle
609.6 78.746 DL + EQ Y + LL 137.218 4.406 OK
Tiang berthing
dolphin
609.6 48.243 DL + BF 2 141.579 7.436 OK
Tiang mooring
dolphin
406.4 19.557 DL + MF 2H + EY 91.497 11.829 OK
Satuan : Ton (T)
Safety factor = 2.5
![Page 96: 3109030096-chapter6](https://reader030.fdokumen.com/reader030/viewer/2022033020/577cce681a28ab9e788dfce9/html5/thumbnails/96.jpg)
216
“Halaman ini sengaja dikosongkan”
![Page 97: 3109030096-chapter6](https://reader030.fdokumen.com/reader030/viewer/2022033020/577cce681a28ab9e788dfce9/html5/thumbnails/97.jpg)
217
6.5.3 Kekuatan Tiang Pancang
Kekuatan tiang menahan beban vertikal dihitung menurut
persamaan 2-80 :
Dengan :
= tegangan ijin baja
N = gaya tekan pada tiang
A = Luas Penampang tiang
adapun kekuatan tiang diuraikan dibawah ini.
Tiang ϕ609,6
L tiang = 13,115 m
Gambar 6.37 Asumsi Panjang Tekuk Tiang
Lk =
1,2
L
P
H
�� ≥ 𝜔𝑁
𝐴
![Page 98: 3109030096-chapter6](https://reader030.fdokumen.com/reader030/viewer/2022033020/577cce681a28ab9e788dfce9/html5/thumbnails/98.jpg)
218
Dengan asumsi perletakan ujung-ujung adalah jepit -
jepit dengan ujung jepit yang satu bertranslasi bebas maka
penjang tekuk adalah 1,2 L.
Sehingga panjang tekuk adalah :
Lk = 1,2 . 13,115
= 15,739 m
r = √
= √
= 211 mm
λg = √
= √
= 111
Faktor kelangsingan penampang :
λ = Lk/ r
= 15739/211
= 74,561
λs = λ/ λg
= 74,561/ 111
![Page 99: 3109030096-chapter6](https://reader030.fdokumen.com/reader030/viewer/2022033020/577cce681a28ab9e788dfce9/html5/thumbnails/99.jpg)
219
= 0,671
Dengan nilai 0,183 < λs< 1, maka nilai ω dihitung sebagai
berikut :
ω =
ω = 1,530
P tekan ijin =
P tekan ijin (beban tetap) =
= 249,089 T
249,089 T > P tekan terjadi
249,089 T > 99,483 T (OK)
P tekan ijin (beban sementara) =
= 323,815 T
323,815 T > P tekan terjadi
323,815 T > 99,483 T (OK)
Tiang ϕ406,4
L tiang = 11,85 m
![Page 100: 3109030096-chapter6](https://reader030.fdokumen.com/reader030/viewer/2022033020/577cce681a28ab9e788dfce9/html5/thumbnails/100.jpg)
220
Gambar 6.38 Asumsi Panjang Tekuk Tiang
Dengan asumsi perletakan ujung-ujung adalah jepit - jepit
dengan ujung jepit yang satu bertranslasi bebas maka penjang
tekuk adalah 1,2 L.
Sehingga panjang tekuk adalah :
Lk = 1,2 . 12,041
= 14,449 m
Jari-jari inersia :
r = √
= √
= 141 mm
Lk =
1,2
L
P
H
![Page 101: 3109030096-chapter6](https://reader030.fdokumen.com/reader030/viewer/2022033020/577cce681a28ab9e788dfce9/html5/thumbnails/101.jpg)
221
λg = √
= √
= 111
Faktor kelangsingan penampang :
λ = Lk/ r
= 14,449/ 141
= 103,749
λs = λ/ λg
= 103,749/ 111
= 0.934
Dengan nilai 0,183 < λs< 1, maka nilai ω dihitung sebagai
berikut :
ω =
ω = 2,14.
P tekan ijin =
P tekan ijin (beban tetap) =
= 117,452 T
117,452 T > P tekan terjadi
117,452 T > 19,557 T (OK)
�� 𝐴
𝜔
![Page 102: 3109030096-chapter6](https://reader030.fdokumen.com/reader030/viewer/2022033020/577cce681a28ab9e788dfce9/html5/thumbnails/102.jpg)
222
P tekan ijin (beban sementara) =
= 152,687 T
152,687 T > P tekan terjadi
152,687 T > 19,557 T (OK)
![Page 103: 3109030096-chapter6](https://reader030.fdokumen.com/reader030/viewer/2022033020/577cce681a28ab9e788dfce9/html5/thumbnails/103.jpg)
223
RESUME KEKUATAN TIANG PANCANG
Tabel 6.12 Resume Kekuatan Tiang Pancang
JENIS TIANG
DIAMETER
φ (mm) P TEKAN
TERJADI KOMBINASI
P ijin bahan
(beban tetap)
P ijin bahan
(beban
sementara)
Keterangan
Tiang dermaga
609.6 97.059 DL + EQ Y + LL 249.089 323.815 OK
Tiang trestle
609.6 78.746 DL + EQ Y + LL 255.505 332.156 OK
Tiang berthing dolphin
609.6 48.243 DL + BF 2 249.089 323.815 OK
Tiang mooring dolphin
406.4 19.557 DL + MF 2H + EY 117.452 152.687 OK
Satuan : Ton (T)
![Page 104: 3109030096-chapter6](https://reader030.fdokumen.com/reader030/viewer/2022033020/577cce681a28ab9e788dfce9/html5/thumbnails/104.jpg)
224
“Halaman ini sengaja dikosongkan”