31 wirausahawan.ok

35
B e r k a c a d a n b e l a j a r d a r i t o k o h - t o k o h k e w i r a u s a h a a n y a n g t e l a h s u k s e s C r e a t e d B y D e s t i a n a D w i P r a t i w i 1 1 0 6 5 7 2

Transcript of 31 wirausahawan.ok

Berkaca dan belajar dari tokoh-tokoh kewirausahaan yang telah sukses

Created By

Destiana Dwi Pratiwi

1106572

Kata Pengantar

Bissmillahirrahmaanirrahiim,

Assalamu’alaikum Wr. Wb.,

Alhamdulillah, atas berkat segala Rahmat Allah SWT buku ini dapat terselesaikan dengan

baik. Dengan harapan nyata semoga pembaca dapat mengambil sisi positif dan

pembelajaran kewirausahaan dari profil-profil wirausahawan dalam buku ini.

Tidak lupa Saya ucapkan terima kasih yang sebesar-besarnya terhadap seluruh pihak yang

membantu penyusunan buku ini.

Akhir kata semoga buku ini dapat bermanfaat banyak bagi pembaca

Wassalamu’alaikum Wr. Wb.,

Bandung, 5 Juni 2014

Penyusun

Destiana Dwi Pratiwi

Profil Wirausahawan 1: Soichiro Honda

SSooiicchhiirroo HHoonnddaa llaahhiirr ttaannggggaall 1177 NNoovveemmbbeerr 11990066 ddii IIwwaattaagguunn ((kkiinnii TTeennrrrryyuu CCiittyy)),, bbee lliiaauu aaddaallaahh aannaakk kkee ppeerrttaammaa ddaarrii sseemmbbiillaann

bbeerrssaauuddaarraa.. BBee lliiaauu aaddaallaahh aannaakk ddaarrii ppaassaannggaann GGiihhee ii HHoonnddaa ((sseeoorraanngg ttuukkaanngg bbeess ii yyaanngg mmeennjjaaddii ppeenngguussaahhaa bbeennggkkee ll sseeppeeddaa)) ddaann MMiikkaa..

WWaallaauuppuunn tteerrllaahhiirr ddaarrii kkee lluuaarrggaa mmiisskkiinn,, bbee lliiaauu ssuuddaahh sseennaanngg bbeerriinnoovvaass ii.. BBee lliiaauu ssaannggaatt mmeennggggeemmaarrii bbeerrbbaaggaaii hhaall tteennttaanngg mmeess iinn ddaann

sseennaanngg mmeemmbbaannttuu aayyaahhnnyyaa ddii bbeennggkkee ll bbeess ii.. SSeemmaassaa sseekkoollaahh bbee lliiaauu sseerriinngg mmeennddaappaattkkaann nniillaaii bbuurruukk,, ddaann ttiiddaakk ssuukkaa mmeemmbbaaccaa.. BBee lliiaauu

mmeerruuppaakkaann ttiippiikkaall aauuddiioovviissuuaall ddiimmaannaa bbee lliiaauu mmeennggaallaammii kkeessuulliittaann ddaallaamm mmeennaannggkkaapp iinnffoorrmmaass ii yyaanngg ddiiaa bbaaccaa mmeellaalluuii bbuukkuu nnaammuunn

bbee lliiaauu mmuuddaahh mmeemmaahhaammii iinnffoorrmmaass ii yyaanngg tteerrddaappaatt mmeellaalluuii ttee lleevviiss ii..

AAwwaall KKaarriirr bbee lliiaauu aaddaallaahh sseebbaaggaaaaii ppeessuurruuhh ddii bbeennggkkee ll.. NNaammuunn hhaall tteerrsseebbuutt ttiiddaakk mmeennjjaaddii ppeemmaattaahh sseemmaannggaatt bbee lliiaauu.. TTaannppaa

sseeppeennggeettaahhuuaann kkaarryyaawwaann llaaiinn bbee lliiaauu bbaannyyaakk mmeemmaannffaaaattkkaann wwaakkttuu uunnttuukk bbee llaajjaarr lleebbiihh ddaallaamm mmeennggeennaaii mmeess iinn ddii ppeerruussaahhaaaann tteerrsseebbuutt..

SSiikkaappnnyyaa yyaanngg cceekkaattaann,, tteerraammppiill ddaann iinnoovvaass ii mmeennggaannttaarrkkaann bbee lliiaauu ppaaddaa kkeessuukksseessaann.. BBee lliiaauu mmeemmbbuukkaa bbeennggkkee ll pprriibbaaddii ddaann bbeerrhhaass iill

mmeemmbbuuaatt pprroodduukk jjaarrii--jjaarrii mmoobbiill ddaarrii llooggaamm,, sseehhiinnggggaa mmuullaaii mmeenniikkmmaattii hhaass iill kkeerrjjaannyyaa.. BBee lliiaauu sseemmppaatt mmeennggaallaammii kkeeggaaggaallaann ddaallaamm

kkaarriirrnnyyaa,, nnaammuunn uussaahhaa kkeerraassnnyyaa mmeennjjaaddiikkaann bbee lliiaauu tteerrkkeennaall ddeennggaa sseebbuuttaann 110000 ppeenneemmuuaann ddaann bbeerrhhaass iill mmeemmppeerrttaahhaannkkaann

ppeerruussaahhaaaannnnyyaa yyaaiittuu ppeerruussaahhaaaann HHoonnddaa..

Profil Wirausahawan 2: Djoko Susanto

A Kwie Atau yang sering disebut Djoko Susanto lahir di Jakarta 9 februari 1950. Beliau erlahir dari keluarga pedagang

kelontong yang putus sekolah, hidup beliau penuh kerja keras. Semasa kecil beliau selalu membantu kedua orangtuanya yang

bekerja di toko kelontong pribadi.

Karier bisnisnya dimulai dari sebuah toko kelontong milik keluarga di bilangan Petojo,

Jakarta Pusat, sekitar tahun 1967. Kemudian ia meningkatkan keberadaannya dengan

memiliki toko kelontong sendiri. Dan Akhirnya Djoko menjalankan bisnis grosir

penjualan rokok melalui toko kelontongnya itu. Usaha kelontong bernama Toko Sumber

Bahagia ini menjadi cikal bakal kelompok bisnis ritelnya yang bernama Alfamart dibawah bendera PT Sumber ALfaria

Trijaya Tbk ( SAT ).

Bermula dari toko kelontong pribadi, membuka bisnis grosir penjualan rokok bersama temannya H.M. Sampoerna hingga

mampu mengembangkan 15 toko rokok di kawasan Jakarta. Pada 27 Agustus 1989 Lahirlah Alfa Toko Gudang Rabat yang

mempunyai konsep supermarket. Namun sayang Kerjasama Djoko dengan Putra Sampoerna harus berakhir tahun dan 2005.

Sampoerna menjual perusahan rokok dan anak perusahaannya termasuk 70 persen saham di Alfamart, kepada Philip Morris

sebesar 5 miliar dollar AS. Hingga akhirnya beliau membeli kembali saham tersebut dan kembali mengembangkan bisnisnya.

Berkat kegigihan beliau mampu mengembangkan usahanya ini dengan meraih berbagai penghargaan sebagai berikut:

September 2012, penghargaan sebagai minimarket terbaik dalam ajang Indonesia Best Brand Award (IBBA)

penghargaan Retail Asia Pacific Top 500 Awards 2012 di Shanghai

penghargaan Sosial Media Award 2012

Profil Wirausahawa 3: Rangga Ummara

Rangga Umara merupakan seorang pengusaha kelahiran 3 Januari 1979. Anak dari

pasangan Deddy Hasanudin yang merupakan seorang ustadz dan Tintin Martini yang

merupakan seorang guru. Kisah hidup berliku dengan tekad bulat dan keyakinan pada

akhirnya berbuah manis. Jerih payah, jatuh-bangun membangun bisnis kuliner pada

akhirnya dirasakan oleh Rangga Umara, pemilik RM Pecel Lele Lela. Diawali desakan

sebagai manajer yang terancam dipecat, beliau memutuskan diri membuka RM Sea

food. Namun tak berlangsung lama karena sepi pengunjung.

Hal tersebut tidak mengurungkan minat beliau dalam berwirausaha, beliau pun

memulai kembali dengan membuka RM Pecel Lele Lela (Lebih Laku). Awalnya

pengunjung yang datang hanya menggemari menu tambahan miliknya, namun berbekal

kreativitas dan memperbaiki tampilan pecel lele sebagai menu utama akhirnya diminati banyak pelanggan. Tentu bukan tanpa

hambatan, beliau pun pernah mengalami masalah dengan rentenir dan kehilangan pegewai terbaiknya hingga membuka bisnis kuliner

yang hampir sama persis. Namun beliau berhasil melewati masa sulit tersebut dengan bijak.Pada 2009, hasil kreativitas dan inovasi

beliau terhadap produk kuliner unggulannya dan pelayanan unik serta ramah membuat RM Pecel Lele Lela mulai menanggapi

banyaknya permintaan, Rangga mulai mewaralabakan Pecel Lele Lela. Waralaba. Kini Pecel Lele Lela lebih dikenal oleh masyarakat

dan selanjutnya permintaan konsumen pun meningkat. Waralaba lele Lela diminati banyak orang, bahkan sampai ke luar daerah,

seperti Bandung, Yogyakarta, dan Medan serta mendapatkan permintaan waralaba dari orang-orang Indonesia yang tinggal di

Jeddah, Penang, Kuala Lumpur, dan Singapura. Rencananya, cabang-cabang di luar negeri akan direalisasikan tahun ini. Sampai saat

ini Lele Lela telah memiliki 27 cabang, 3 di antaranya adalah milik sendiri.

Penghargaan yang berhasil didapatkan:

Penghargaan dari Menteri Perikanan dan Kelautan

Indonesian Small and Medium Business Entrepreneur Award (ISMBEA) 2010 dari Menteri Usaha Kecil dan Menengah.

Wirausahawan 4: A. Kasoem

.

Kasoem lahir di desa Bojong, Kadungora, Garut, Jawa Barat, 9 Januari 1917. Penghasilan ayah yang bekerja sebagai petani,

membuat Kasoem kecil terbiasa hidup sederhana. Untuk setiap urusan pendidikan, ia melewati hanya berhasil tingkat Dewasa

siswa taman College Park. Namun, hambatan ekonomi tidak mematahkan semangat beliau.

Setelah SMA, Kasoem bekerja pada sebuah toko kacamata yang terletak di Jalan Braga, Bandung. Toko tersebut dimiliki oleh

orang Jerman bernama Kurt Schlosser. Dari majikan, Kasoem kemudian banyak belajar tentang seluk-beluk bisnis kacamata.

Perlahan-lahan, dengan modal sepeda, Kasoem memulai usahanya jalan berkeliling dari pintu ke pintu untuk menjual

barang dagangannya gelas.

Akhirnya, setelah beberapa tahun, berkat semangat kerja keras dan ketulusan, Kasoem berhasil membuka toko mereka sendiri

yang merupakan toko kacamata pertama dibuka oleh penduduk asli. Bisnis kacamata perlahan-lahan berkembang dan

berhasil memperluas cabangnya ke kota-kota besar di Indonesia seperti Solo, Yogyakarta, hingga ibukota Jakarta. Usahanya

terus berkembang itu memberinya kesempatan untuk membantu orang-orang yang aktif dalam gerakan nasional.

Lima tahun kemudian, ia pergi ke Jerman Barat untuk menambah pengalaman dan wawasan karena tidak puas dengan

keahliannya. Di sana ia belajar optik dan magang di pabrik-pabrik yang dimiliki oleh Dr Herman Gebest sampai akhirnya

mampu menguasai ilmu pembuatan kacamata baik secara teoritis maupun praktis. Setelah merasa cukup, Kasoem kembali ke

Indonesia.

Kasoem meninggal di London pada tanggal 11 Juni 1979. Kacamata bisnis kemudian diteruskan oleh delapan putra dan putri

dan cucu dengan menggunakan nama merek yang berbeda, seperti A Kasoem, PT Kasoem, Lily Kasoem dan Cobra, yang

sampai sekarang telah tersebar di sejumlah kota besar.

Wirausahawan 5: Dato’ Dr. H. Muhammad Radzi Saleh

Tidak semua MLM itu money game, money game hanyalah sejenis arisan berantai yang hanya memanfaatkan orang, tetapi MLM

murni merupakan bisnis jaringan dimana memberikan kesempatan kepada siapapun untuk sukses secara bersama, saling mendukung,

saling membantu dengan cara halal dan program serta strategi bisnis yang terencana. Salah satu wirausahawan sukses yang

membangun, mendirikan bisnis MLM di Indonesia adalah Dato’ Dr. H. Muhammad Radzi Saleh, seorang warga asli Malaysia yang

pindah menjadi WNI dan mengembangkan bisnisnya hingga mencetak kurang lebih 1,9 juta penduduk Indonesia memiliki penghasilan

melalui perusahaan yang didirikannya bersama 3 orang pimpinan redaksi lainnya yaitu PT K-Link Internasional.

Beliau lahir di Perak, Malaysia 5 April 1959 dan kurang lebih sekitar tahun 2002 memutuskan berpindah kewarganegaraan menjadi

WNI membangun bisnisnya. Slogan beliau yang sangan terkenal 1 vission, 1 mission, 1 direction menjadikannya wirausahawan yang

secara sukarela berbagi ilmunya untuk mengajarkan bagaimana seseorang dapat mulai menjalankan bisnis hingga menghasilkan

penghasilan secara halal dengan menggunakan produk-produk kesehatan perusahaan yang sudah terjamin keamanan, kualitas dan

kehalalannya melalui sistem pelatihan terpadu yang beliau rancang.

Dalam perusahaan yang beliau pimpin ini, beliau sangat menekankan pengembangan sikap yang baik

bagi para wirausahawan dalam menjalankan bisnis ini. Maka tak heran banyak wirausahawan yang

sangat sukses dalam perusahaan ini sangat inspiratif dan fenomenal bagi orang banyak, bagaimana

tidak siapapun yang tidak memiliki keahlian dan kedudukan dapat sukses apabila mereka memiliki

keinginan kuat untuk diarahkan dan belajar. Banyak sekali diantara mereka yang sudah sangat

sukses, dulunya merupakan orang-orang yang memiliki pengalaman hidup pahit terbantu sehingga

memiliki kehidupan yang baik secara finasial, kesehatan dan waktu.

Wirausahawan 6: Iwan Sunito

Iwan Sunito adalah warga Indonesia yang sukses membangun kerajaan bisnisnya di Australia. Lini usaha utamanya adalah Crown

International Holding Groups, sebuah perusahaan bidang properti, spesialis membangun apartemen. Iwan yang lahir dan besar di

Surabaya, Jawa Timur, memilih merantau pada 1984 untuk belajar arsitektur di Universitas New South Wales Australia.

Rumah pertama yang dirancang Iwan adalah rumah mewah di daerah Rose Bay. Nilai total proyek ini Aus$ 500 ribu. Bisnisnya

berkembang besar hingga beliau memiliki 100-200 arsitektur dibawah pimpinannya.

Tahun 1996, ia menemukan tanah yang cocok untuk membangun 55 unit rumah di daerah Bondi Junction dengan harga Aus$ 28 juta.

Iwan menjelaskan bahwa bukan perjuangan mudah menjadi pengusaha di negeri orang yang membuatnya harus banyak belajar.

Untungnya, sistem pemerintahan Australia memudahkan beliau membangun bisnis.

Iwan mengungkapkan, ada dua hal yang membuatnya bisa bertahan di negeri orang dan meraih sukses. Pertama, mengerti sistem yang

berlaku dan berhubungan baik dengan orang-orang yang berada di dalam sistem itu. Kedua, harus memahami produk sendiri dan

menciptakan keunikan.

Crown International Holdings hanya menggarap proyek menengah atas dengan nilai minimal setara Rp 1 trilyun.

Wirausahawan 7: Purwacaraka

Purwacaraka (lahir di Beograd, Yugoslavia, 31 Maret 1960; umur 53 tahun) adalah musisi

sekaligus penata musik berkebangsaan Indonesia berdarah Sunda dari ibunya Hj. Soejarni Oesoep

dan Jawa dari ayahnya Kolonel (Purn.) H. Soedjono Atmotenojo. Salah satu adik Purwacaraka,

Trie Utami juga seorang penyanyi dan musisi Indonesia.

Sulung dari tiga bersaudara ini telah akrab dengan musik sejak kecil. Ayahnya, Soedjono, meski

seorang tentara tapi sangat menyukai musik. Ia memiliki banyak koleksi piringan hitam, hasil saat

bertugas di Amerika. Saat Purwacaraka berusia tujuh tahun, sang ayah membelikan sebuah piano.

Tak hanya itu, Purwa juga belajar piano kalsik dari A Becalef, seorang guru piano berkebangsaan

Hongaria di Bandung..

Sejak 1979 Purwa sudah bekerja di sebuah perusahaan musik dan sudah pula bermain musik di Malaysia dan Singapura saat masih di

SMA. Dengan tuntutan orang tua Purwa memilih Jurusan Teknik Industri di Institut Teknologi Bandung (ITB) setamat dari SMA

demi meluluskan keinginan orang tuanya. Ketika kuliah di Jurusan Teknik Industri Institut Teknologi Bandung (ITB), kepiawaian

musiknya makin berkembang. Ia kerap mendapat job, mulai dari pesta perkawinan hingga reuni anak-anak sekolahan. Meski

disibukkan dengan bermusik, Purwa mampu menyelesaikan kuliahnya dengan Indeks Prestasi (IP) di atas tiga (dalam skala 4).

Purwacaraka menikah dengan Sri Susanti pada tahun 1981. Pernikahan mereka dikaruniai tiga orang anak, Aditya Purwa Putra,

Andrea Miranda Dwisanti Putri, dan Amanda Chitarra Utami Putri. Ketiga buah hati mereka pun mengikuti jejak orang tuanya di

bidang seni. Musik memang telah menjadi darah daging Purwa. Salah satu bukti kesetiaannya pada musik, dia mendirikan sekolah

musik, Purwacaraka Music Studio. kini beliau telah memiliki sekitar 50 cabang sekolah musik yang telah tersebar di berbagai kota

besar di Indonesia.

Wirausahawan 8: Yongki Komaladi

Yongki Komaladi merupakan pengusaha sukses di bidang alas kaki. Ia lahir di Jakarta, 8 Agustus tahun 1960. Pria ini lahir dengan

Nama lengkap Kwok Joen Sian. Yongki terlahir dari keluarga besar, Ibunya bernama Liauw A Ho dan Ayahnya bernama Kwok Pit

Tjong. Yongki merupakan anak ke-14 dari 15 bersaudara. Yongki lahir dan besar di Jakarta, rumahnya berada di bilangan Jakarta

Pusat. Nama panggilannya Ayin. Tapi, jika keluar rumah iasangat suka memakai gelang emas milik kakaknya yang bertuliskan tulisan

namanya, Yongki. Akhirnya, teman-temannya memanggil dengan sebutan Yongki. Jadilah nama ini yang melekat padanya. Agar

berbeda dengan Yongki-Yongki lainnya, ia tambahkan nama Komaladi sebagai pelengkap.

Selama satu setengah tahun kuliah di Singapura, Stamford College Singapore tempat beliau memperdalam ilmu

bisnis manajemen, beliau mendapatkan kabar duka kematian ibunya. Beliau kembali ke Jakarta, menata cita-

cita kembali untuk membanggakan orangtuanya. Setelah Ibu tiada, ia memiliki orangtua angkat. Orang tua angkat Yongki mempunya

butik eksklusif di bilangan Duta Merlin, Jakarta. Dari ibu angkatnya, beliau belajar berwirausaha diawali dengan membantu menjaga

butik ibu angkatnya. Melalui butik tersebut Yongki memiliki banyak relasi hingga mengantarkan beliau menjadi seorang model dan

aktor. Beliau pun mengambil peluang dengan menekuni karir sebagai asisten desainer selama 10 tahun.

Menginjak usia 30 tahun Yongki menyadari bahwa dirinya tidak mungkin terpakai selalu di dunia model mengingat usia beliau yang

sudah tidak muda. Beliau pun mulai merintis karir sebagai desainer pakaian hingga desainer sepatu. Bermula dari usulan atasan, yang

menantang kreativitas beliau menciptakan desain sepatu yang menarik. Inovasi karya beliau kini telah menembus pasar global, dan

digemari bukan hanya oleh konsumen Indonesia tapi juga luar negeri

Wirausahawan 9: Mr. Hiro Tan

Mr. Hiro Tan adalah mantan dosen bidang ekonomi yang memutuskan membuat usaha toko roti sendiri.

Hiro tan memulai usahanya dari nol. Dia pernah mengalami berbagai kegagalan dalam memulai usaha

hingga akhirnya dia menjadi seorang wirausahawan yang sukses. Namun yang harus dicontoh dari Mr. Hiro

Tan, dia tidak pernah menyerah dalam menghadapi kegagalan tersebut, dan selalu mengambil pelajaran

dari yang telah terjadi.

Setelah mengalami berbagai kegagalan, Mr. Hiro Tan memutuskan membuat usaha toko roti sendiri. Dulu,

roti ini diproduksi dalam ukuran kecil dengan harga sangat terjangkau. Rotiboy sangat cepat dikenal. Hiro

Tan yang melihat peluang besar terhadap Rotiboy,mendirikan outletRoti Boy pertama di Wisma Central,

Jalan Ampang, Kuala Lumpur, Malaysia tahun 2002. Satu hari, outlet ini bisa menjual 20.000 roti.Cabang-

cabang Roti Boya khirnya mulai muncul di Suria KLCC, Midvalley, The Mines dan outlet-outletlain di Kuala

Lumpur. Akhirnya Singapura, Thailand, Cina dan Indonesia juga mulai membuka cabang-cabang Roti Boy.

Perkembangan ini berlangsung selama tahun 2004 dan 2005.Sampai akhirnya puncak dari trend makanan

ini ada diawal tahun 2006.

Wirausahawan 10: Tjao Jien Hwie (Surya Winowidjoyo)

Tjoa Jien Hwie atau Surya Wonowidjoyo (lahir di Fujian, Republik Rakyat Cina, 15 Agustus 1923. Meninggal 29 Agustus 1985

pada umur 62 tahun) adalah seorang pengusaha Indonesia yang merupakan pendiri Gudang Garam, salah satu produsen

rokok terbesar di Indonesia. Ia berimigrasi ke Indonesia pada waktu berumur 3 tahun bersama keluarganya. Di Indonesia,

mereka pertama kali menetap di Sampang, Madura. Surya sejak kecil sudah bergelut di bidang industri rokok. Ia sempat

bekerja di pabrik rokok "93" milik pamannya. Ia kemudian keluar karena tidak puas. Pada usia 35 tahun, ia mendirikan

perusahaannya sendiri, pabrik rokok Gudang Garam di Kediri, Jawa Timur. Konon, ilham pemberian nama Gudang Garam

diperolehnya dari mimpi. Gudang Garam didirikannya pada tahun 1958 yang kemudian berkembang pesat dengan jumlah

karyawan mencapai 500.000 orang yang menghasilkan 50 juta batang kretek setiap bulannya. Pada tahun 1966, Gudang Garam

telah tercatat sebagai pabrik kretek terbesar di Indonesia.

PT Gudang Garam Tbk. merupakan sebuah perusahaan produsen rokok terkemuka di Indonesia. Nama Gudang Garam sendiri

diambil dari mimpi Wonowidjojo. Di mimpi tersebut beliau melihat gudang garam diseberang pabrik Cap 93 menonjol. Sarman

salah seorang dari 50 karyawan, memberi ide untuk menempelkan foto gudang garam disetiap bungkus rokok kretek.

Wonowidjojo menganggap ini adalah ide yang baik dan meminta Sarman untuk mendesain logo gudang garam. Tahun 1984

kepemimpinan Gudang Garam beralih kepada anak kandungnya sendiri yaitu Rachman Halim dimana Rachman Halim pernah

tercatat sebagai orang terkaya di Indonesia dan berakhir pada tahun 2008 di karenakan Rachman Halim meninggal dunia.

Wirausahawan 11: Erick Th ohir

Erick Thohir adalah seorang pengusaha asal Indonesia dan merupakan salah satu pendiri Mahaka Media. Ia menjadi terkenal karena

aktivitas bisnisnya di bidang olahraga. Erick Thohir merupakan pebisnis ternama di Indonesia bahkan di kenal di beberapa belahan

dunia lainnya seperti di benua Eropa tepatnya di Itali. Kini menjadi direktur utama TVone dan pernah menjadi direktur utama

republika ini adalah pengusaha yang fokus pada media dan pencinta olahraga. Erick Thohir juga memiliki latar belakang keluarga

yang sudah sukses di dunia bisnis. Tepatnya hal ini dimulai oleh ayahnya yang bernama Teddy Thohir. Dari ayahnya lah Erick dan

kakaknya Garibaldi Thohir mewarisi jiwa bisnis yang kuat.

Pada Jumat 15 November 2013 Erick Thohir resmi menjadi Presiden Inter Milan menggantikan Massimo Moratti yang telah

memimpin klub ini selama 18 tahun dan tercatat sebagai pemegang saham terbesar Inter Milan 75%. Pemilihan ini dilaksanakan

melalui rapat luar biasa klub Inter Milan.

Selama dipimpin oleh Massimo Moratti, Inter Milan telah meraih juara liga Italia sebanyak lima kali dan pada tahun 2010 berhasil

meraih dua gelar sekaligus di Liga Champion dan Piala Italia. Moratti sendiri mengatakan sangat terkesan dengan Erick Thohir.

Wirausahawan 12: Johnny Andrean

Jhonny Andrean adalah salah satu pengusaha Sukses yang lahir di Kota Singkawang, Kalimantan Barat. Dari ayahnyalah yang

berbisnis di bidang usaha hasil bumi, dia diwarisi sifat-sifat ketegasan, ilmu wiraswasta, serta integritas dalam berkarya. Sementara,

ibunya yang membuka salon kecil di rumahnya, Singkawang, Kalimantan Barat, yang memberikan banyak perhatian dan banyak rasa

pengertian terhadap dirinya. Sejak kecil, Johnny sudah membantu Ibunya di salon. Johnny menuju Jakarta pada tahun 80-an, dan

mendirikan salon kecil di Jakarta Utara. Jelas bukan perkara mudah untuk mengembangkan bisnis yang saat itu masih belum begitu

banyak berkembang. Kunci kesuksesan pada salonnya tersebut adalah kedekatan hubungan dengan pelanggan. Pelayanan menjadi

satu hal yang penting. Dan itulah yang dilakukan oleh Johnny hingga ia merayap satu demi satu hingga membuka cabang di tempat

lain.

Di tahun 2003, beliau juga sukses membuka usaha roti bredtalk, beliau pun berhasil ditunjuk menjadi

master franchise roti Bread Talk yang berkantor pusat di Singapura. Bread Talk beliau desain secara

terbuka dan transparan, sehingga memungkinkan konsumen melihat proses produksi, dan wangi khas

rotinya dapat mengepung pusat perbelanjaan di mana gerai itu berada. Berkat pendekatan yang berani

menampilkan dapur yang terbuka dan transparan tersebut, gerai Bread Talknya laris manis diserbu

pelanggan.

Setelah membuka usaha roti Breadtalk tersebut, Tahun 2005 beliau masuk ke bisnis donat dan kopi dengan

mengibarkan J-Co Donuts & Coffee. Johnny punya obsesi untuk membuat mereknya ini menjadi pemain

global. Untuk itu, dia pun mau melakukan survei dan riset ke berbagai negara, seperti Australia, Amerika Serikat, Jepang dan

berbagai negara Eropa. Mimpinya adalah menciptakan donat yang sempurna, yang diterima lidah dan mendorong gaya hidup modern

di perkotaan. Dan J.Co donuts pun juga mendapat sambutan pasar yang luar biasa. Dalam waktu singkat kini ada lebih dari 40 gerai

J.Co yang tersebar di berbagai kota di Tanah Air. Bahkan, J.Co pun telah merambah negara tetangga, seperti Malaysia dan Singapura.

Baik Bread Talk maupun J.Co memperlihatkan kecerdasannya Johnny memaksimalkan jiwa kreatifnya.

Wirausahawan 13: Nicholas Kurniawan

Nicholas Kurniawan yang akrab dengan panggilan Nicho, kini berusia 21 tahun (kelahiran 21 januari 1993)

saat ini ia sedang menjalani kuliah semester 6 di Prasetiya Mulya Business School, ia merupakan anak dari

keluarga sederhana ayahnya yang bekerja sebagai penjaga toko dan ibunya yang bekerja sebagai penjual

kue, memulai karirnya sejak ia berusia 6 tahun tepatnya sejak kelas 2 SD (Sekolah Dasar). Nicho memulai

bisnis awalnya karena sejak kecil ia seringkali sedih melihat keluargnya yang kurang dihargai karena tidak

punya uang, ia juga sering sedih melihat orang tua yang sering bertengkar hanya karena masalah ekonomi,

ia sedih melihat orang tua yang selalu bekerja dari pagi hingga malam untuk memberikan pendidikan

terbaik baginya.

Berbekal motivasi untuk membanggakan orang tua yang di tengah kesulitan ekonomi keluarga dengan susah payah menyekolahkannya di tempat

terbaik. Sejak kecil saat kelas 1 SD, Nicho yang berusia 6 tahun sudah mulai bisnis pertamanya dengan jualan mainan, jualan makanan

di sekolah, saat SMP ia mulai jualan asuransi hingga MLM, berbagai cara ia lakukan, tetapi gagal. sampai satu kali temannya

memberikan ia ikan hias yang kemudian beliau jual melallui kaskus. Hi ngg a mendapatkan permintaan tinggi dari para pelanggan,

Menjadi wirausahawan ikan hias banyak suka duka yang dirasakan, seiring berkembangnya usaha beliau, tantangannya semakin

besar. Beliau sempat dinyatakan tidak naik kelas pada saat kelas satu SMA yang mengharuskannya pindah sekolah dan hal tersebut

menjadi tamparan keras dalam hidupnya. Sempat beliau berpikir untuk mengakhiri usahanya, namun mengingat perjalanan panjang

yang telah ia beliau lalui memantapkan hatinya untuk terus maju. Dan kisahnya menjadi inspiratif bagi banyak orang. Pada tahun

2013 Nicho menjadi pemenang di acara Wirausaha Mandiri 2013 kategori di bidang industri, perdagangan dan jasa diikuti hampir

sekitar 6700 pendaftar wirausaha muda mandiri,

Wirausahawan 14: Andrew Darwis

Andrew Darwis (lahir 20 Juli 1979; umur 34 tahun) merupakan pendiri (founder) komunitas online

terbesar di Indonesia. Andrew sekarang menjabat sebagai Chief Technology Officer (CTO) PT Darta

Media Indonesia (Kaskus) sekaligus pemilik (owner) Kaskus Network lewat PT Darta Media Indonesia.

Andrew Darwis lahir 20 Juli 1979 di Jakarta. Andrew mendirikan Kaskus pada 6 November 1999.

Bermula dari pengalamannya saat menimba ilmu di salah satu universitas terkemuka di Negeri Paman

Sam, Seattle University, Program Studi Multimedia & Web Design, Art Institute of Seattle Computer

Science di tahun 1999 saat itu dosen memberikan tugas untuk membuat program dari free software

dan beliau terinspirasi membuat website forum komunitas yang bisa di bilang menjadi yang terbesar di

Indonesia.

Kaskus berasal dari kata Kasak-Kusuk atau bermakna bergosip. Dengan modal awal sebesar US$ 3 (Rp 30.000,-) untuk membeli

server, Andrew dan dua rekannya, Ronald dan Budi, memilih untuk membuat portal yang berisi mengenai berita maupun informasi

tentang Indonesia. Andrew mengaku bahwa kendala terberat dialaminya saat awal pembentukan Kaskus. Ia harus turun tangan

langsung dan memperbaiki apabila ada server yang down, karena saat itu Andrew belum memiliki karyawan. Selain itu kendala

terberat juga dialaminya ketika pindah ke Jakarta, karenai ia harus meyakinkan customer dan advertiser mengenai citra Kaskus.

Pemasaran Andrew dan timnya di awal usaha harus bergeriliya door to door ke klien untuk memperkenalkan positioning Kaskus dan

tidak sampai 1 tahun, Kaskus sudah banyak dipercaya oleh client-client besar yang sudah mendukung Kaskus sejak pertama kali

Kaskus launching pada Desember 2008. Berselang 2 bulan kemudian Kaskus resmi menjadi perusahaan professional di bawah bendera

PT. Darta Media Indonesia. Saat ini tercatat Kaskus memiliki 3.730.031 member(update pertanggal 3 Desember 2011 pada pukul 11.55)

dan terus bertambah tiap detiknya. Kaskus memiliki target pasar dari usia 15-40 tahun baik kalangan pelajar, mahasiswa, karyawan,

professional dan entrepreneur.

Wirausahawan 15: Adrie Subono

Adrie Nurmianti Subono, atau yang lebih banyak dikenal publik sebagai Adrie Subono, adalah salah satu promotor artis dan

gelaran akbar yang sangat akrab dengan dunia hiburan, bahkan sebagian besar masyarakat, Indonesia. Putra dari Subono Mantofani

dan Titi Srisulaksmi Subono ini memang sangat menyukai musik sejak kecil. Juga sudah menjadi cita-cita Subono menyajikan

tontonan dan hiburan dengan konsep ‘live entertainment’ untuk dapat dinikmati berbagai kalangan publik di tanah airnya. Dan mimpi

tersebut tercapai sudah. Perusahaan rintisannya, Java Musikindo, berhasil membangun pamor sebagai penyelenggara berbagai gelaran

musik bergengsi yang menampilkan tak terhitung musisi atau kelompok musik kenamaan baik dari dalam

maupun luar negeri.

Sebelum menjadi promotor di bidang musik, beliau pun telah melakukan berbagai wirausaha seperti usaha pemasok kertas dan

alat-alat tulis kantor dengan. Modal yang diakuinya minim namun dapat berkembang pesat pada tahun 1980-an. Beliau juga sempat

melanjutkan pada bisnis perkapalan dan properti. Di bisnis sektor perkapalan, PT Tilano Abadi fokus menekuni usaha forwarding

atau pengangkutan barang via kapal dan penjualan kapal laut dari Prancis ke Indonesia yang sering membawanya jalan-jalan ke luar

negeri. Setiap ada konser di luar negeri beliau menyempatkan hadir untuk menikmati konser tersebut dan hal itulah yang menjadi ide

bagi beliau untuk merintis bisnis pengadaan konser yang namanya kini terkenal.

Pada awalnya beliau mengalami kesulitan karena tidak memiliki pengalaman dalam bidang bisnis promotor musik, hingga

banyak kesalahan yang terjadi pada awal perjalanan karir beliau. Kesalahan-kesalahan tersebut dijadikan suatu pembelajaran bagi

beliau hingga beliau mampu mengembangkan usahanya dengan belajar dari pengalaman gagalnya tersebut.

Wirausahawan 16: Ria Miranda

Ria Miranda yang bernama lengkap Indria Miranda adalah seorang perancang busana Indonesia. Ria yang memiliki

bren Riamiranda ini termasuk salah seorang di antara empat orang tokoh perancang busana yang dianggap mempengaruhi

tren pemakaian busana muslim hijab yang berkembang pesat di kalangan perempuan muslim di tanah air. Karyanya yang

banyak mengeksploitasi garis-garis, sentuhan pastel dan girly yang feminin serta berkarakter kuat banyak disukai

para hijabers.

Ria Miranda lahir di Padang, Sumatera Barat, pada 15 Juli 1985. Ia menamatkan pendidikan

tingginya di Fakultas Ekonomi Universitas Andalas, Padang, Sumatera Barat dengan meraih

gelar S-1. Kemudian ia melanjutkan pendidikannya di sekolah mode

ESMOD Jakarta selama 1 tahun. dan lulus sebagai perancang busana dari sekolah mode ESMOD

Jakarta tahun 2008. Kemudian pada tahun 2011, ia menikah dengan seorang pria bernama

Muhamad Pandu Rosadi, dan kini telah dikaruniai anak perempuan yang bernama Askana Katyaluna Rosadi.

Kecintaan Ria Miranda pada dunia fashion sebenarnya sudah dia rasakan sejak duduk di bangku SMA. Maka itu, untuk

memperdalam ilmunya ia melanjutkan pendidikannya di sekolah mode ESMOD Jakarta selama 1 tahun. Disanalah dia

mengembangkan kemampuannya mendesain pakaian agar mengikuti tren dan tak ketinggalan zaman. Modal awal buka

usaha dulunya Rp 5 juta. Namun seiring berjalannya waktu maka permintaan akan busana muslim buatannya pun semakin

bertambah. Saat ia mencari bahan sendiri dan tukang jahitnya mencari ke pasar. Tiap satu desain pakaian hanya dibuat 5

pieces. Tantangan bahwa desainer muda akan mengalami kesulitan untuk sukses beliau buktikan dengan kerja keras, kreatif

dan inovatif dalam berkarya, memulai melalui media sosial Ria mampu mengembangkan usahanya.

Wirausahawan 17: Theresia Deka Putri

Theresia Deka Putri merupakan wirausahawan muda yang terbiasa memasarkan produk makanan dan minuman milik orang

lain. Berbekal dari tabungan yang beliau kumpulkan hasil dari kerja keras beliau dalam memasarkan produk dijadikan

sebagai modal utamanya dalam membangun usaha minuman yang akan beliau rintis.

Lewat CV Karya Semesta, produk minuman miliknya adalah kopi, dengan tiga jenis kopi khas racikan beliau yang diberi

nama Kopi Luwak Lanang, Kopi Lanang Landep, dan Kopi Gajah Hitam. Dengan berbekal pengalaman dalam memasarkan

produk makanan dan minuman membuat beliau gigih dalam menjalankan usaha pribadinya tersebut hingga dapat menembus

pasar internasional, disamping kekhasan kopi racikan beliau.

Berawal dari pengecer produk makanan minuman dari warung, Theresia Deka Putri kini

sukses mengembangkan produk kopi sendiri. Bahkan, produknya, Kopi Luwak Lanang

telah tersebar hingga ke luar negeri. Omzet miliaran rupiah pun mampu direnggut dara

25 tahun ini dalam setahun. Pengalaman sebagai tenaga pemasar produk makanan dan

minuman, menjadi bekal Theresia Deka Putri membangun usaha sendiri. Setelah

menjadi pengecer produk milik orang lain, dara berusia 25 tahun ini merintis bisnis kopi sendiri.

Dalam perjalanan awal mengembangkan usahanya, beliau tetap memasarkan produk lainnya untuk memperkuat modal dan

jaringan. Beliau sempat pula mendapatkan hambatan dalam mengembangkan usahanya tersebut. Hingga titik puncak beliau

sempat tertipu oleh pihak yang mengambil produk beliau tanpa memberikan bayaran hingga seluruh modal dan keuntungan

beliau habis. Namun untungnya dengan berbekal keyakinan dan kepercayaan beliau mendapatkan pinjaman modal untuk

kembali membangkitkan usahanya, hingga kini mampu menembus pasar internasional

Wirausahawan 18: Gita Wirjawan

Gita Wirjawan (GW) (lahir di Jakarta, 21 September 1965; umur 48 tahun) adalah pengusaha asal Indonesia. Nama lengkapnya Gita

Irawan Wirjawan, putra dari pasangan Wirjawan Djojosoegito (almarhum) dan Paula Warokka Wirjawan. Pada 2008, ia mendirikan

perusahaan Ancora Capital (tempo), perusahaan investasi di bidang sumber daya dan pertambangan.Ia mendirikan perusahaan

tersebut setelah ia memutuskan mundur dari kursi Presiden Direktur JP Morgan Indonesia yang ia jabat 2006-2008.

Kesuksesannya dalam mengelola perusahaan berbekal kekuatan relasi yang ia bangun sejak kuliah di Harvard. Ancora Capital sendiri

berfokus pada investasi di sektor energi dan sumber daya alam. Kesuksesan Gita dalam mengelola perusahannya dibuktikan ketika

dalam hitungan bulan, Ancora berhasil mengambil alih sebagian saham beberapa perusahaan besar seperti PT Bumi Resources Tbk,

Selain itu, ia juga merupakan salah satu komisaris PT Pertamina. Pada tanggal 18 Oktober 2011, berkaitan dengan reshuffle Kabinet

Indonesia Bersatu II, Gita Wirjawan diangkat sebagai Menteri Perdagangan menggantikan Mari Elka Pangestu. Pada 31 Januari 2014,

ia menyatakan mundur dari posisinya sebagai Menteri Perdagangan di Kabinet Indonesia Bersatu IIuntuk fokus ke Konvensi Partai

Demokrat 2014.

.

Wirausahawan 19: Elang Gumilang

Elang Gumilang kini telah menjadi CEO yang dari perusahaan dibentuknya dengan

nama Elang Group. Perusahaan Elang Group menjadi induk dari beberapa anak

perusahaan seperti PT. Elang Semestaguna, PT Bild Consulting, dan PT Bumi Karsa

Semesta. Kesuksesan yang diperoleh ini didapat dari hasilnya bekerja menjadi tenaga

pemasaran rumah. Bisnis beliau telah mampu menghasilkan omset sekitar 54 miliar

rupiah. Bisnis yang digelutinya mulai dari dunia pertambangan, pengembangan

perumahan, pelatihan bisnis hingga periklanan telah menghantarkan Elang menjadi

seorang miliarder di usia muda.

Elang sendiri merupakan anak pertama dari tiga bersaudara pasangan H. Enceh (55) dan Hj. Prianti (45). Elang terlahir dar

i keluarga yang lumayan berada, yaitu ayahnya berprofesi sebagai kontraktor, sedangkan ibunya hanya ibu

rumah tangga biasa. Sejak kecil orang tuanya sudah mengajarkan bahwa segala sesuatu diperoleh tidak dengan gratis.

Orang tuanya juga meyakinkan bahwa rezeki itu bukan berasal dari mereka tapi dari Allah SWT.

Beliau adalah anak yang cerdas. Dari keci orangtuanya telah menanamkan prinsip bahwa segala sesuatu ada prosesnya, tidak

instan. Jiwa kewirausahaannya telah muncul sejak masa SMA, secara sembunyi dari orang tuanya, beliau memulai wir ausaha

dengan berjualan donat. Setelah memasuki masa kuliah beliau semakin giat dalam menjalankan wirausaha dengan

bekerjasama melalui pihak kampus ataupun perusahaan.

Wirausahawan 20: Peter Firmansyah

Peter Firmansyah hidup dalam keadaan pas-pasan.hal tersebut memberanikan dirinya mengawali karir sebagai pegawai distro

setelah lulus SMA. Sebagian hasil keringatnya beliau kumpulkan untuk modal bisnis distro yang akan beliau rintis.

Dengan kegigihan beliau, bisnis distro yang beliau bangun semakin lama semakin berkembang dengan modal awal

Rp5.000.000,00. Dan bukan tanpa hambatan, beberapa tantangan beliau hadapi seperti pada tahun 2007 beliau harus

mengerjakan pesanan celana jeans senilai Rp 30.000.000,00 namun pemesan menolak membayar dengan alasan tidak sesuai

keinginan pemesan. Luar biasanya kerja keras dan inovatif produk jeans yang beliau keluarkan, pada tahun yang sama beliau

sudah mampu membiayai pendidikan ketiga adiknya. Bahkan kini seorang di antaranya sudah lulus dari perguruan tinggi

dan bekerja. Peter bertekad kedua adiknya yang lain juga harus bisa lulus menjadi sarjana

Peter lalu membuat website khusus untuk menjajakan produk Peter Says Denim. Untuk memperkuat bisnis online ini, beliau

mengeluarkan kembali Rp5.000.000,00. Dan lewat situs online-nya, Peter Say Denim dikenal di Amerika, Kanada, Australia,

Singapura, dan Malaysia. Hasilnya, kini saban bulan, Peter memproduksi 500 hingga 1.000 potong jeans.

Meski bisnis distro di Bandung menjamur hingga 400 gerai lebih, jeans Peter Says Denim tetap unggul lantaran berani tampil

beda. Peter mengaku, jeans buatannya sebenarnya tak beda jauh dengan jeans lokal lain. Tapi, dia berhasil mengubah citra

produk lokal yang tak bisa bersaing dengan kualitas nomor satu layaknya jeans branded.

Wirausahawan 21: Colonel Harland Sanders

Harland Sanders lahir di sebuah desa yang bernama Kentucky di Amerika, pada tanggal 9

September 1890. Ayah beliau meninggal dunia pada saat Beliau berumur 6 tahun, dan Ibunya

sudah tidak bisa bekerja lagi, sehingga Harland muda harus menjaga adik laki-lakinya yang baru

berumur 3 tahun sehingga beliau dituntut harus mampu memasak untuk keluarganya, dan pada

umur 7 tahun ia sudah pandai memasak di beberapa rumah makan yang ada disekitar tempat

tinggalnya. Saat umurnya mencapai 65 tahunan, beliau pun pensiun dari angkatan laut, dan

kembali ke desa Kentucky yang telah tumbuh menjadi sebuah kota kecil. Disana beliau menjadi pengangguran, sampai pada suatu saat

beliau mempunyai ide cemerlang tentang kegiatan kesukaannya, yaitu memasak ayam goreng dengan menggunakan bumbu resep

rahasia keluarganya menjadi ladang usaha menguntungkan.

Dimulai tahun 1952, beliau mencoba memasak ayam tersebut, dengan sebungkus nasi dan segelas minuman, kemudian

menawarkannya ke toko-toko makan yang ada di sekitar rumahnya hingga perusahaan makanan di negaranya, namun ditolak. Ide

sepotong ayam dan sebungkus kecil nasi dengan segelas minuman dianggap tidak akan memuaskan selera masyarakat. Hal tersebut

tidak mengurungkan niat beliau. Dengan keyakinan kuat dan selalu melihat peluang di masa yang akan datang, beliau terus

menawarkan ayamnya tersebut. Pada tahun 1964, Kolonel Sanders mempunyai lebih dari 600 outlet waralaba untuk ayam gorengnya

yang berada di seluruh Amerika dan Kanada. Lebih dari satu miliar ayam goreng hasil resep Kolonel dinikmati setiap tahunnya. Dan

itu tidak hanya di Amerika Utara. Bahkan tersedia hampir di 80 negara di seluruh dunia. Dibawah pemilik baru, perusahaan Kentucky

Fried Chicken tumbuh dengan cepat. Kemudian menjadi perusahaan terbuka pada 17 Maret 1966, dan terdaftar pada New York Stock

Exchange pada 16 Januari 1969. Lebih dari 3,500 waralaba dan restoran yang dimiliki perusahaan beroperasi hampir di seluruh dunia

ketika Heublein Inc. mengakusisi perusahaan KFC pada tanggal 18 Juli tahun 1971 dengan harga sebesar $285 million untuk saat itu.

Wirausahawan 22: Hamzah Izzulhaq

Hamzah Izzulhaq adalah seorang pengusaha muda yang sukses, dia bisa dijadikan contoh untuk pemuda Indonesia agar bisa

berkarya dan sukses di usia muda. Pemuda kelahiran Jakarta, 26 April 1993 ini memang sudah memiliki bakat bisnis sejak

masih SD mulai dari menjual kelereng, petasan hingga menjual koran, menjadi tukang parkir, pengamen serta ojek payung

pernah dilakukannya. Beliau adalah anak dari pasangan Bapak Fakih Munandar (seorang dosen) dan Ibu Sri Rahmawati

(seorang guru). Sebagai seorang wirausahawan muda, beliau berhasil membuktikan bahwa menjadi seorang wirausahawan

sukses tidaklah harus terlahir dari keluarga yang memiliki keturunan wirausahawan dan setiap orang memiliki kesempatan

untuk menjadi seorang wirausaha.

Beliau berhasil mengambil keputusan besar untuk menjadi wirausahawan sejak duduk di bangku kelas dua SMA, dimana beliau

bertekad mendirikan usaha bimbingan belajar dengan modal 100 juta rupiah. Bukanlah hal mudah dalam mengumpulkan

modal besar, namun dengan keyakinan kuat beliau mampu membuktikan bahwa usia muda bukan menjadi penghalang untuk

sukses. Kini beliau telah berhasil menjalankan usaha bimbingan belajar dan juga berhasil menjalankan usaha kerajinan Picanto

Sofabed.

Wirausahawan 23: Anne Ahira

Anne Ahira lahir di Bandung 28 November 1979, beliau terkenal sebagai internet marketer sukses kelas dunia. Sebagai wirausahawan

di bidang informasi, beliau terlahir dari keluarga yang sederhana namun memiliki impian yang sangat besar. Semasa beliau masih

bersekolah harus menjual pisang goreng dengan membawa tiga tas besar (satu untuk buku dan dua untuk menjual pisang goreng)

yang ketika jualannya bersisa maka beliau akan menjajakannya di sawah kepada para petani. Dari hidup prihatin yang diselami

selama bertahun-tahun menjadikan jati diri beliau sebagai anak yang cerdas dan tangguh. Selama kuliah beliau bekerja paruh waktu,

dalam membantu memberikan pembelajaran kepada karyawan-karyawan perusahaan dan menjadi guru bagi anak-anak ataupun para

karyawan dari berbagai perusahaan.

Suatu ketika beliau merasa terkejut ketika kakaknya mengabarkan bahwa anak usia 17 tahun mampu menjadi milioner hanya dari

dunia maya. Beliau yang memiliki cita-cita menjadi pengusaha sukses pada usia 30 tahun ini merasa tertantang. Hingga akhirnya

beliau banyak belajar bagaimana caranya menggunakan internet dan memanfaatkannya menjadi peluang usaha. Berkat usaha

kerasnya, beliau mampu mendirikan ASIAN BRAIN, suatu perusahaan yang telah banyak melahirkan para internet marketing dan

juga penulis buku best seller “30 Days to Internet Marketing Success”

Wirausahawan 24: Dika Angkasaputra Moerwani

DDiikkaa AAnnggkkaassaappuuttrraa MMooeerrwwaannii yyaanngg llaahhiirr ddii JJaakkaarrttaa,, 2288 DDeesseemmbbeerr 11998844 aaddaallaahh sseeoorraanngg ppeennuulliiss bbuukkuu--bbuukkuu ddeennggaann ggeennrree

jjeennaakkaa.. WWiirraauussaahhaawwaann ddii bbiiddaanngg iinnffoorrmmaassii iinnii mmeellaalluuii hhaassiill--hhaassiill kkaarryyaannyyaa ssuukksseess mmeenngghhiibbuurr hhaammppiirr sseelluurruuhh mmaassyyaarraakkaatt

IInnddoonneessiiaa hhiinnggggaa ssaammppaaii ddiijjaaddiikkaann ffiillmm.. BBeerrmmuullaa ddaarrii hhoobbiinnyyaa yyaanngg sseerriinngg mmeemmuuaatt ttuulliissaannnnyyaa ddaallaamm bblloogg pprriibbaaddii,, hhiinnggggaa

ppeenneerrbbiittaann bbuukkuu,, mmeennjjaaddii aakkttoorr ddaann pprreesseenntteerr ddaallaamm bbeerrbbaaggaaii kkeesseemmppaattaann..

BBeelliiaauu mmaammppuu mmeemmbbuukkttiikkaann ppaaddaa kkiittaa bbaahhwwaa wwiirraauussaahhaa ddaappaatt ddiimmuullaaii ddaann ddiikkeemmbbaannggkkaann mmeellaalluuii hhoobbii kkiittaa yyaanngg tteerruuss ddiiggaallii

ddaann tteerruuss ddiikkeemmbbaannggkkaann.. PPeerrjjaallaannaann bbeelliiaauu ddaallaamm mmeerraaiihh ssuukksseess ppuunn bbuukkaannllaahh hhaall yyaanngg mmuuddaahh,, bbaannyyaakk ttaannttaannggaann ddaann

hhaammbbaattaann yyaanngg ddiillaalluuii mmuullaaii ddaarrii bbuukkuu yyaanngg tt iiddaakk llaakkuu tteerrjjuuaall,, wwaawwaannccaarraa ppeelluunnccuurraann bbuukkuu yyaanngg hhaannyyaa ddiiiikkuuttii oolleehh sseeddiikkiitt

ppeesseerrttaa,, ppeemmbbeerriiaann jjuulluukkaann aanneehh ddaann sseebbaaggaaiinnyyaa.. NNaammuunn bbeellaajjaarr ddaarrii ppeennggaallaammaann ddaann tteerruuss mmeennccaarrii ssttrraatteeggii bbiissnniiss tteerrbbaaiikk

bbeelliiaauu mmaammppuu mmeennjjaaddii ssaallaahh ssaattuu wwiirraauussaahhaawwaann ssuukksseess..

Wirausahawan 25: Merry Riana

MMeerrrryy RRiiaannaa,, wwaanniittaa yyaanngg llaahhiirr ppaaddaa ttaannggggaall 2299 MMeeii 11998800 ddii JJaakkaarrttaa aaddaallaahh ssaallaahh ssaattuu wwiirraauussaahhaawwaann ssuukksseess ddaann

mmoottiivvaattoorr IInnddoonneessiiaa yyaanngg mmaammppuu mmeewwuujjuuddkkaann iimmppiiaannnnyyaa mmeemmppeerroolleehh kkeebbeebbaassaann ffiinnaanncciiaall sseebbeelluumm uussiiaa 3300 ttaahhuunn yyaanngg

kkeemmuuddiiaann bbeelliiaauu ppuubblliikkaassiikkaann ddaallaamm bbeennttuukk bbuukkuu ddeennggaann jjuudduull ““MMiimmppii SSeejjuuttaa DDoollllaarr”” yyaanngg tteellaahh bbaannyyaakk mmeennggiinnssppiirraassuu

bbaannyyaakk oorraanngg.. PPeerrjjaallaannaann hhiidduupp yyaanngg mmeemmaakkssaannyyaa uunnttuukk kkuulliiaahh ddii SSiinnggaappuurraa ddaann hhiidduupp sseerrbbaa pprriihhaattiinn hhiinnggggaa mmeemmiilliikkii

hhuuttaanngg ppaaddaa NNeeggaarraa SSiinnggaappuurraa kkuurraanngg lleebbiihh sseebbeessaarr 228800 jjuuttaa.. UUnnttuukk ddaappaatt bbeerrttaahhaann hhiidduupp bbeelliiaauu hhaarruuss sseerrbbaa mmeenngghheemmaatt ,,

hhaarruuss bbeekkeerrjjaa ssaammppiinnggaann.. LLuulluuss kkuulliiaahh bbeelliiaauu tteerrjjuunn kkee dduunniiaa wwiirraauussaahhaa sseebbaaggaaii tteennaaggaa ssaalleess ddaallaamm bbiiddaanngg FFiinnaanncciiaall

CCoonnssuullttaannccyy ddeennggaann mmeemmaannffaaaattkkaann 1144 jjaamm ddaallaamm sseehhaarrii sseellaammaa 77 hhaarrii ddaallaamm sseemmiinngggguu.. DDiissaammppiinngg bbeerrwwiirraauussaahhaa,, bbeelliiaauu ppuunn

bbeellaajjaarr ,, ddaann mmeemmbbuukkaa wwaawwaassaann wwiirraauussaahhaannyyaa mmeellaalluuii bbuukkuu,, mmeennggiikkuuttii sseemmiinnaarr ddaann bbeerrttaannyyaa ppaaddaa oorraanngg--oorraanngg yyaanngg aahhllii ddii

bbiiddaannggnnyyaa.. KKiinnii bbeelliiaauu tteellaahh mmeemmiilliikkii kkaannttoorr hhaassiill kkeerrjjaannyyaa,, MMeerrrryy RRiiaannaa OOrrggaanniizzaattiioonn yyaanngg mmeerruuppaakkaann ppeerruussaahhaaaann yyaanngg

bbeerrggeerraakk ddii bbiiddaanngg kkoonnssuullttaassii kkeeuuaannggaann.. BBeelliiaauu mmeerruuppaakkaann ssoossookk wwaanniittaa ttaanngggguuhh,, yyaanngg tt iiddaakk mmuuddaahh mmeennyyeerraahh ddaallaamm

mmeellaakkuukkaann wwiirraauussaahhaa..

Wirausahawan 26: Dian Pelangi

DDiiaann WWaahhyyuu UUttaammii aattaauu DDiiaann PPeellaannggii mmeerruuppaakkaann ssaallaahh ssaattuu ppeerraannccaanngg

bbuussaannaa IInnddoonneessiiaa kkeellaass aattaass.. BBeelliiaauu llaahhiirr ppaaddaa ttaannggggaall 1144 JJaannuuaarrii 11999911 ddii

PPaalleemmbbaanngg.. MMeellaalluuii bbuukkuunnyyaa yyaanngg bbeerrjjuudduull HHiijjaabb SSttrreeeett SSttyyllee yyaanngg ddiitteerrbbiittkkaann

GGrraammeeddiiaa PPuussttaakkaa UUttaammaa iinnii tteellaahh bbaannyyaakk mmeemmbbeerriikkaann ttrreenndd yyaanngg ddiimmiinnaattii

wwaanniittaa bbeerrhhiijjaabb mmaassaa kkiinnii.. MMeemmuullaaii uussaahhaa ppeerraannccaannggaann bbuussaannaa yyaanngg ddiiaakkuuii

sseerriinngg jjaattuuhh bbaanngguunn hhiinnggggaa aakkhhiirrnnyyaa ssuukksseess iinnii ddiiaawwaallii ddaarrii kkeerreessaahhaann bbeelliiaauu

ddiimmaannaa bbaannyyaakk oorraanngg bbeerraannggggaappaann wwaanniittaa yyaanngg bbeerrhhiijjaabb tteerrkkeessaann kkuunnoo,, ttuuaa ddaann

kkaammppuunnggaann.. HHaall tteerrsseebbuutt mmeennddoorroonngg bbeelliiaauu uunnttuukk mmeenngguubbaahh cciittrraa ddiirr ii wwaanniittaa bbeerrhhiijjaabb.. BBeerrbbeekkaall ppeennddiiddiikkaann ttaattaa bbuussaannaa ddaann

aaggaammaa,, bbeelliiaauu mmeennggaammbbiill aalliihh bbuuttiikk iibbuunnyyaa ddeennggaann tteettaapp bbeerrppeeggaanngg tteegguuhh ppaaddaa ppaakkeemm ssyyaarriiaatt IIssllaamm.. MMuullaaii ddaarrii ddeessaaiinn,,

mmaarrkkeettiinngg hhiinnggggaa pprroommoossii bbeelliiaauu llaakkuukkaann sseennddiirr ii,, mmuullaaii ddaarrii bbeennaanngg hhiinnggggaa mmeennjjaaddii bbuussaannaa ssiiaapp ppaakkaaii bbeelliiaauu kkeerrjjaakkaann

sseennddiirr ii..

Karya-karya beliau diterima pasar karena faktor harga yang relatif murah. Untuk produk yang diproduksi masal beliau

membandrol harga 100-800 ribu, untuk Spesial Collection dengan harga 1 -3,5 Juta rupiah, sedangkan Private Collection 2 – 5 Juta

Rupiah. Harga tersebut termasuk murah untuk jenis koleksi busana dengan bahan kain sentuhan desainer. Kini beliau telah memiliki

outlet di beberapa kota besar diantaranya Palembang, Medan, Jakarta, Surabaya, Pekan Baru dan masih banyak lagi. Untuk di As ia,

Dian telah membuka outlet di Malaysia dan Singapura. Untuk mancanegara beliau membuka di Dubai, Kairo, Amman, London, Paris,

Hannover, Perth. Dan kemarin, di tahun ketiganya sebagai perancang populer, Beliau mengadakan peragaan busana di Kuwait

Wirausahawan 27: Rionny Lukito

Ronny Lukito seorang pengusaha tas yang lahir pada tanggal 15 Januari 1962 di Bandung, Ronny Lukito adalah anak ketiga

dari enam bersaudara. Beliau satu-satunya anak laki-laki yang lainnya adalah perempuan dalam keluarga pasangan Lukman Lukito –

Kumiasih. Ronny berdarah campuran Buton, Sumatera dan Jakarta itu mempunyai orang tua yang menyambung hidup dengan cara

berjualan tas. Beliau adalah seorang anak dari keluarga yang memprihatinkan. Orangtuanya bukanlah dari kaum berada. Di masa

remajanya Ronny tinggal di Bandung. Beliau adalah sebuah sosok pemuda yang rajin dan tekun, dia bukan seorang lulusan perguruan

tinggi negeri ataupun perguruan tinggi swasta favorit, dia hanyalah seorang lulusan STM (Sekolah Teknologi Menengah). Semenjak

bersekolah di STM beliau terbiasa berjualan susu yang dibungkus dengan plastik kecil, diikat dengan karet dan kemudian dia jual ke

rumah-rumah tetangga dengan sepeda motor miliknya. Masa remaja Ronny di Bandung dilewati dengan penuh kesederhanaan dan

kerja keras yang jauh dari kehidupan serba ada. Hidup ditengah keluarga yang pas-pasan, tidak membuat Ronny menyerah pada

keadaan. Orang tuanya yang memiliki toko kecil khusus menjual tas, membuat beliau terbiasa melihat secara langsung proses

produksi sebuah tas. Bahkan Ia beserta saudaranya sering terjun langsung membantu orangtuanya dalam menjalankan bisnis tersebut.

Dari mulai proses packing tas, merapikan tas-tas yang di display, serta menjadi kasir ketika ada pembeli yang membayar. Pengalaman

itulah yang menjadi langkah awal beliau untuk membuka Peluang bisnis tas, mengikuti jejak kedua orang tuanya.

Ketekunan dan kerja kerasnya dalam menjalankan usaha, mengantarkan beliau menjadi pengusaha sukses yang luar biasa.

Terbukti bukan hanya berhasil membawa tas merek exsport hingga mancanegara, namun kini dibawah naungan B&B Inc. Ronny

berhasil membawahi empat anak perusahaan besar antara lain PT. Eksonindo Multi Product Industry (EMPI), PT. Eigerindo MPI, PT.

EMPI Senajaya dan CV Persada Abadi. Sederet merek tas ternekal pun, menjadi bukti nyata keberhasilan beliau dalam menguasai

pasar tas baik lokal maupun internasional. Membidik berbagai segmen pasar, beliau pun mengembangkan sayapnya dengan

memasarkan merek Eiger, Exsport, Neosack, Bodypack, Nordwand, Morphosa, World Series, Extrem, Vertic, Domus Danica serta

Broklyn. Tak berhenti di situ, sekarang perusahaan Ronny juga sudah memproduksi jenis lain seperti dompet, sarung handphone, dan

berbagai jenis produk lain.

Wirausahawan 28: Fahira Fahmi Idris, SE., MH

FFaahhiirraa FFaahhmmii IIddrriiss llaahhiirr ppaaddaa ttaannggggaall 2200 MMaarreett 11996688 ddii JJaakkaarrttaa,, mmeerruuppaakkaann wwaanniittaa aassllii mmiinnaannggkkaabbaauu aannaakk ddaarrii FFaahhmmii

IIddrriiss.. BBeelliiaauu tteerrkkeennaall ddeennggaann uussaahhaannyyaa mmeerraannggkkaaii ppaarrsseell ddaann bbuunnggaa ddiissaammppiinngg sseebbaaggaaii aakkttiiff sseebbaaggaaii ppoolliitt iissii.. BBiissnniiss ppaarrsseell ddaann

bbuunnggaa mmiilliikk FFaahhiirraa mmuullaaii bbeerrkkeemmbbaanngg ppeessaatt .. TTaakk hhaannyyaa ddii iibbuukkoottaa ssaajjaa,, iiaa mmeelleebbaarrkkaann ssaayyaapp kkee bbeerrbbaaggaaii ddaaeerraahh ddii ttaannaahh aaiirr ..

PPeennjjuuaallaann ppuunn mmaakkiinn llaammaa mmaakkiinn mmeenniinnggkkaatt .. NNaammaa FFaahhiirraa llaannttaass mmeennjjaaddii sseebbuuaahh jjaammiinnaann pprroodduukk ppaarrcceell ddaann bbuunnggaa yyaanngg

bbeerrmmuuttuu mmeellaalluuii ppeerruussaahhaaaann PPTT NNaabbiillaa PPaarrsseell BBuunnggaa IInntteerrnnaassiioonnaall.. SSeettee llaahh mmaattaanngg ddii ddaallaamm nneeggeerrii,, FFaahhiirraa jjuuggaa mmuullaaii mmeerraammbbaahh

ppaassaarr lluuaarr nneeggeerrii uunnttuukk kkeebbuuttuuhhaann eekkssppoorr..

BBeelliiaauu jjuuggaa ddiikkeennaall sseebbaaggaaii sseeoorraanngg ddeerrmmaawwaann ddaann ppuunnyyaa kkeeppeedduulliiaann ssoossiiaall yyaanngg tt iinnggggii.. IIaa ttaakk sseeggaann--sseeggaann tteerrjjuunn

llaannggssuunngg kkee wwiillaayyaahh bbeennccaannaa,, sseeppeerrtt ii ddii JJaawwaa BBaarraatt kkeettiikkaa tteerrjjaaddiinnyyaa bbeennccaannaa gguunnuunngg GGaalluunngggguunngg mmeelleettuuss ssaaaatt iiaa mmaassiihh

rreemmaajjaa ppaaddaa ttaahhuunn 11998822.. BBeeggiittuu ppuunn ppaaddaa ssaaaatt ggeemmppaa ddii JJooggjjaakkaarrttaa ttaahhuunn 22000066 sseerrttaa ddii SSuummaatteerraa BBaarraatt ssaaaatt tteerrjjaaddiinnyyaa bbeennccaannaa

ggeemmppaa bbuummii yyaanngg mmeelluulluuhhllaannttaakkkkaann wwiillaayyaahh ppeessiissiirr PPaaddaanngg PPaarriiaammaann ddaann kkoottaa PPaaddaanngg ppaaddaa ttaahhuunn 22000099..

Wirausahawan 29: Anne Avantie

AAnnnnee AAvvaannttiiee mmeerruuppaakkaann ppeerraannccaanngg bbuussaannaa kkeebbaayyaa IInnddoonneessiiaa yyaanngg ssaannggaatt tteerrkkeennaall.. MMuullaaii ddaarrii kkeebbaayyaa yyaanngg ppeennuuhh

ddeennggaann aattuurraann bbaakkuu mmaassaa llaalluu hhiinnggggaa kkeebbaayyaa mmaassaa kkiinnii yyaanngg ppeennuuhh ddeennggaann iinnoovvaassii nnaammuunn tt iiddaakk mmeenngghhiillaannggkkaann cciirr ii kkhhaass

kkeebbaayyaa yyaanngg mmeennjjaaddii ssyymmbbooll aaddaatt iisstt iiaaddaatt bbuuddaayyaa.. DDiiaakkuuii bbeelliiaauu mmeerruuppaakkaann ssaallaahh ssaattuu wwiirraauussaahhaawwaann yyaanngg tt iiddaakk ppeerrnnaahh

kkeehhaabbiissaann iinnoovvaassii ddaann tteerruuss bbeerrkkaarryyaa.. DDiissaammppiinngg kkeessuukksseessaann bbeelliiaauu ddaallaamm bbeerrwwiirraauussaahhaa,, bbeelliiaauu ppuunn ssaannggaatt rreennddaahh hhaattii uunnttuukk

bbeerrbbaaggii iillmmuu mmeerraannccaanngg bbuussaannaa uunnttuukk bbeellaajjaarr ddaarriinnyyaa ddeennggaann mmeennggaaddaakkaann bbeerrbbaaggaaii ppeellaattiihhaann uunnttuukk mmeerreekkaa yyaanngg iinnggiinn

bbeellaajjaarr mmeerraannccaanngg bbuussaannaa kkeebbaayyaa..

AAsseebbaaggaaii wwiirraauussaahhaawwaann bbeelliiaauu ppuunn tteerrkkeennaall ddeennggaann kkeeddeerrmmaawwaannaannnnyyaa,, bbeelliiaauu mmeennddiirr iikkaann sseebbuuaahh yyaayyaassaann ppeennggoobbaattaann

bbaaggii aannkk--aannaakk ppeennddeerriittaa ttuummoorr ,, ddaann llaaiinn--llaaiinn ddeennggaann mmeelliibbaattkkaann ppaarraa ddookktteerr--ddookktteerr ssuukkaarreellaawwaann ddeemmii mmeerraawwaatt ddaann

mmeennggaassuuhh mmeerreekkaa ttaannppaa mmeemmuunngguutt bbiiaayyaa..

Wirausahawan 30: Akio Morita

AAkkiioo MMoorriittaa llaahhiirr ppaaddaa ttaannggggaall 2266 JJaannuuaarrii 11992211,, ddii kkoottaa NNaaggooyyaa,, ddaarrii sseebbuuaahh kkee lluuaarrggaa ppeemmbbuuaatt ssaakkee ((bbiirr kkhhaass jjeeppaanngg)) ..

KKee lluuaarrggaa MMoorriittaa ttee llaahh mmeennggggee lluuttii ppeemmbbuuaattaann bbiirr ssaakkee ssee llaammaa hhaammppiirr 440000 ttaahhuunn ddii kkoottaa TTookkoonnaammee ,, ddeekkaatt NNaaggooyyaa.. DDii bbaawwaahh aassuuhhaann

kkeettaatt aayyaahhnnyyaa,, KKyyuuzzaaeemmoonn,, AAkkiioo sseeddaanngg ddiippeerrss iiaappkkaann uunnttuukk mmeennjjaaddii ppeewwaarriiss bbiissnniiss kkee lluuaarrggaa.. DDaarrii uuss iiaa ddiinnii,, bbee lliiaauu ggeemmaarr mmeenngguuttaakk--

aattiikk ppeerraallaattaann ee lleekkttrroonniikk,, ddaann mmaatteemmaattiikkaa ddaann ffiiss iikkaa aaddaallaahh mmaattaa ppee llaajjaarraann kkeessuukkaaaannnnyyaa ssee llaammaa SSDD ddaann SSMMPP hhaarrii.. SSeettee llaahh lluulluuss ddaarrii

SSeekkoollaahh TTiinnggggii,, bbee lliiaauu mmeemmaassuukkii DDeeppaarrtteemmeenn FFiiss iikkaa ddii OOssaakkaa IImmppeerriiaall UUnniivveerrss iittyy.. SSee llaammaa wwaakkttuu iittuu,, JJeeppaanngg bbeerraaddaa ddii tteennggaahh--tteennggaahh

PPeerraanngg PPaass iiffiikk.. PPaaddaa ttaahhuunn 11994444,, bbee lliiaauu yyaanngg ttee llaahh mmeennjjaaddii llee ttnnaann AAnnggkkaattaann LLaauutt ssee ttee llaahh lluulluuss ddaarrii uunniivveerrss iittaass ttaahhuunn iittuu,, bbeerrtteemmuu

ddeennggaann MMaassaarruu IIbbuukkaa ddaallaamm AAnnggkkaattaann LLaauutt WWaarrttiimmee RReesseeaarrcchh CCoommmmiitttteeee .. KKeettiikkaa bbee lliiaauu kkeemmbbaallii kkee rruummaahh kkee lluuaarrggaa ddii NNaaggooyyaa

ssee ttee llaahh ppeerraanngg,, bbee lliiaauu ddiiuunnddaanngg uunnttuukk bbDDeerrggaabbuunngg ddeennggaann ffaakkuullttaass TTookkyyoo IInnssttiittuuttee ooff TTeecchhnnoollooggyy oolleehh ssaallaahh ssaattuu pprrooffeessoorr..

BBee lliiaauu mmeennggeemmaass ii bbaarraanngg--bbaarraannggnnyyaa ddaann bbeerrss iiaapp--ss iiaapp bbeerraannggkkaatt kkee TTookkyyoo,, kkeettiikkaa sseebbuuaahh aarrttiikkee ll tteennttaanngg llaabboorraattoorriiuumm

ppeennee lliittiiaann ddiiddiirriikkaann oolleehh IIbbuukkaa mmuunnccuull ddii sseebbuuaahh kkoolloomm ssuurraatt kkaabbaarr AAssaahhii ddiisseebbuutt,, ""BBlluuee PPeennss iill.."" DDeennggaann bbeerraakkhhiirrnnyyaa ppeerraanngg,, IIbbuukkaa

ttee llaahh mmeennddiirriikkaann IInnssttiittuutt PPeennee lliittiiaann TTee lleekkoommuunniikkaass ii TTookkyyoo uunnttuukk mmeemmuullaaii sseebbuuaahh aawwaall yyaanngg bbaarruu.. SSeettee llaahh mmeemmbbaaccaa aarrttiikkee ll iinnii,, AAkkiioo

mmeenngguunnjjuunnggii IIbbuukkaa ddii TTookkyyoo ddaann mmeerreekkaa mmeemmuuttuusskkaann uunnttuukk mmeennddiirriikkaann sseebbuuaahh ppeerruussaahhaaaann bbaarruu bbeerrssaammaa--ssaammaa.. PPaaddaa ttaannggggaall 77 MMeeii

11994466,, IIbbuukkaa ddaann bbee lliiaauu mmeennddiirriikkaann TTookkyyoo TTssuusshhiinn KKooggyyoo KKKK ((TTookkyyoo TTee lleeccoommmmuunniiccaattiioonnss EEnnggiinneeeerriinngg CCoorrppoorraattiioonn)) ddeennggaann sseekkiittaarr

2200 kkaarryyaawwaann ddaann mmooddaall aawwaall 119900..000000 ¥¥.. PPrroodduukk kkoonnssuummeenn mmeerreekkaa yyaanngg ppeerrttaammaa aaddaallaahh sseebbuuaahh ppeennaannaakk nnaass ii ppaaddaa aakkhhiirr 11994400aann..

SSee iirriinngg ddeennggaann bbeerrkkeemmbbaannggnnyyaa SSoonnyy sseebbaaggaaii ppeerruussaahhaaaann iinntteerrnnaass iioonnaall yyaanngg bbeessaarr,, iiaa mmeemmbbee llii ppeerruussaahhaaaann llaaiinn yyaanngg mmeemmppuunnyyaaii

ssee jjaarraahh yyaanngg lleebbiihh llaammaa tteerrmmaassuukk CCoolluummbbiiaa RReeccoorrddss ((ppeerruussaahhaaaann rreekkaammaann tteerrttuuaa yyaanngg mmaass iihh aaddaa,, ddiiddiirriikkaann ppaaddaa ttaahhuunn 11888888)).. PPaaddaa

wwaakkttuu iittuu,, IIbbuukkaa ttee llaahh bbeerruummuurr 3388 ttaahhuunn ddaann MMoorriittaa 2255 ttaahhuunn.. SSoonnyy aaddaallaahh ppeerruussaahhaaaann ee lleekkttrroonniikk yyaanngg bbeerrppuussaatt ddii TTookkyyoo,, JJeeppaanngg..

SSeekkaarraanngg iinnii SSoonnyy mmeerruuppaakkaann pprroodduusseenn ee lleekkttrroonniikk tteerrbbeessaarr ddii dduunniiaa ddaann ssaallaahh ssaattuu ppeerruussaahhaaaann tteerrbbeessaarr ddii JJeeppaanngg ddaann dduunniiaa..

Wirausahawan 31: Dr. HC Ary Ginanjar Agustian

PPrriiaa yyaanngg aakkrraabb ddeennggaann ppaannggggiillaann AArryy GGiinnaannjjaarr mmeerruuppaakkaann pprraakkttiissii sseejjaattii yyaanngg bbeerrkkiipprraahh ddii dduunniiaa uussaahhaa ddaann tteerrjjuunn kkee

ppeerrssaaiinnggaann dduunniiaa bbiissnniiss yyaanngg ssaannggaatt kkoommppeetteettiiff ddaann ppeennuuhh ttaannttaannggaann.. KKeemmaammppuuaann ddaallaamm bbiiddaanngg ppeellaatt iihhaann ssuummbbeerr ddaayyaa

mmaannuussiiaa tteellaahh ssaannggaatt tteerruujjii ddii bbeerrbbaaggaaii ttrraaiinniinngg,, ddiimmaannaa iiaa ttaammppiill sseebbaaggaaii ttrraaiinneerr uuttaammaa.. BBeelliiaauu tt iiddaakk bbeerrhheennttii hhaannyyaa sseebbaaggaaii

sseeoorraanngg ppeennuulliiss sseebbaalliikknnyyaa jjuuggaa sseebbaaggaaii sseeoorraanngg ppeennggaammaall sseejjaatt ii yyaanngg bbeerrkkeecciimmppuunngg ddaallaamm kkeeuussaahhaawwaannaann ddaallaamm dduunniiaa

ppeerrnniiaaggaaaann yyaanngg ssaannggaatt kkoommppeettiitt iiff.. KKeemmaammppuuaannnnyyaa ddaallaamm bbiiddaanngg ppeemmbbaanngguunnaann mmooddaall iinnssaann ssaannggaatt tteerrbbuukkttii ddii bbeerrbbaaggaaii

ttrraaiinniinngg..

BBeelliiaauu tteellaahh bbeerrkkeecciimmppuunngg ddii dduunniiaa bbiissnniiss sseellaammaa lleebbiihh ddaarrii 2255 ttaahhuunn ddaann JJaabbaattaann bbeeiillaauu sseekkaarraanngg aaddaallaahh PPrreessiiddeenn

DDiirreekkttuurr EESSQQ LLeeaaddeerrsshhiipp CCeennttrree ddeennggaann aallaammaatt EESSQQ LLeeaaddeerrsshhiipp CCeennttrree JJllnn.. CCiippuuttaatt RRaayyaa NNoo.. 1188 PPoonnddookk PPiinnaanngg JJaakkaarrttaa 1122331100..

MMeellaalluuii ppeennggaallaammaann nnyyaattaa ddaallaamm dduunniiaa bbiissnniiss,, bbuukkuu--bbuukkuu yyaanngg ddiippeellaajjaarrii,, sseerrttaa ppeerreennuunnggaannnnyyaa,, iiaa mmeennuulliiss sseebbuuaahh bbuukkuu

yyaanngg ssaannggaatt ffeennoommeennaall ““EESSQQ:: RRaahhaassiiaa SSuukksseess MMeemmbbaanngguunn KKeecceerrddaassaann EEmmoossii && SSppiirr iittuuaall””.. DDii ddaallaamm bbuukkuu tteerrsseebbuutt iiaa

mmeennyyaammppaaiikkaann ggaaggaassaann bbaahhwwaa kkeecceerrddaassaann iinntteelleekkttuuaall ((IIQQ)) ssaajjaa tt iiddaakk ccuukkuupp.. UUnnttuukk mmeennjjaaddii sseesseeoorraanngg yyaanngg bbeerrhhaassiill

ddiippeerrlluukkaann jjuuggaa kkeecceerrddaassaann eemmoossiioonnaall ((EEQQ)),, yyaanngg aakkaann mmeemmbbeerriikkaann kkeetteerraammppiillaann ddaallaamm bbeerrssoossiiaalliiaassii ddaann bbeerrhhuubbuunnggaann

ddeennggaann oorraanngg llaaiinn,, sseerrttaa kkeecceerrddaassaann ssppiirr iittuuaall ((SSQQ)) yyaanngg aakkaann mmeemmbbeerriikkaann jjaawwaabbaann aattaass eekkssiisstteennssii ddiirr ii.. UUnnttuukk mmeennggggaabbuunnggkkaann

kkeettiiggaa kkeecceerrddaassaann tteerrsseebbuutt ,, ddiirraannccaannggllaahh sseebbuuaahh kkoonnsseepp yyaanngg ddiisseebbuuttnnyyaa TThhee EESSQQWWaayy116655,, yyaaiittuu sseebbuuaahh kkoonnsseepp

ppeemmbbaanngguunnaann kkaarraakktteerr yyaanngg kkoommpprreehheennssiiff ddaann iinntteeggrraattiiff bbeerrddaassaarrkkaann :: 11 nniillaaii uunniivveerrssaall,, 66 pprriinnssiipp ppeemmbbaanngguuaann mmeennttaall,, ddaann 55

llaannggkkaahh aakkssii..

31 profil wirausahawan sukses telah banyak menginspirasi banyak orang, atas hasil karyanya, kerja keras, kemauan

untuk terus belajar dan berinovasi. Dalam berwirausaha selain strategi bisnis yang harus dipikirkan, harus pula memiliki

tekad kuat untuk terus berwirausaha ditengah tantangan dan hambatan yang mungkin beresiko pada kegagalan, mengutip

salah satu kalimat inspiratif untuk menguatkan dalam berwirausaha:

“Bukanlah orang yang gagal ketika mereka jatuh, mengalami kebangkrutan dalam menjalankan usaha namun mereka

tetap berusaha bangkit untuk memperbaiki kesalahan yang telah dilakukan. Orang dikatakan gagal ketika mereka jatuh dan

berhenti untuk kembali memulai”

-Kutipan Bapak Asep Sholihat, SH