3.1 Penilaian Terhadap Upaya Pencegahan · PDF filepemadaman bila terjadi kebakaran....

24
Pencegahan Kebakaran 31 Bab 3 Pencegahan Kebakaran Alang-alang menimbulkan kebakaran yang mendorong terjadinya dominasi pertumbuhan alang-alang. Pencegahan kebakaran merupakan tantangan teknologi terpenting dalam rangka rehabilitasi padang alang-alang. 3.1 Penilaian Terhadap Upaya Pencegahan Kebakaran Program pencegahan kebakaran yang baik dimulai dengan perencanaan yang akan menghasilkan peta kegiatan masyarakat dan rencana pengembangan tata guna lahan (Bab 1.3.3). Untuk itu perlu dilakukan penilaian-penilaian sebagai berikut: Resiko. Bagaimana dan mengapa sering terjadi kebakaran di sekitar pemukiman? Di mana tempat mulai terjadinya api? Beberapa sumber kebakaran misalnya adanya kegiatan tebang bakar pada awal musim tanam, tungku pembuatan arang, pembuangan puntung rokok dan pembuangan sisa obor yang sembarangan di sepanjang jalan. Daerah-daerah penggembalaan (padang rumput) yang melibatkan kegiatan pembakaran secara rutin juga merupakan tempat yang rawan (berisiko tinggi) kebakaran. Sebaiknya lokasi rawan kebakaran dipetakan. Iklim. Supaya diamati dengan seksama berapa lama dan seberapa serius tingkatan musim kering yang terjadi. Keterangan bisa diminta dari penduduk lokal tentang musim normal dan tahun-tahun di mana terjadi kemarau panjang. Perlu ditanyakan pula frekuensi hari kering dalam musim penghujan, karena Imperata dapat terbakar cukup dengan tiga hari tanpa hujan. Daerah-daerah bernilai tinggi . Anggota masyarakat sebaiknya diminta menyusun skala prioritas lokasi yang harus dijaga dari bahaya kebakaran karena bernilai ekonomi tinggi antara lain:

Transcript of 3.1 Penilaian Terhadap Upaya Pencegahan · PDF filepemadaman bila terjadi kebakaran....

Pencegahan Kebakaran

31

Bab 3

Pencegahan Kebakaran

Alang-alang menimbulkan kebakaran yang mendorong terjadinya dominasipertumbuhan alang-alang. Pencegahan kebakaran merupakan tantanganteknologi terpenting dalam rangka rehabilitasi padang alang-alang.

3.1 Penilaian Terhadap Upaya Pencegahan Kebakaran

Program pencegahan kebakaran yang baik dimulai dengan perencanaanyang akan menghasilkan peta kegiatan masyarakat dan rencanapengembangan tata guna lahan (Bab 1.3.3). Untuk itu perlu dilakukanpenilaian-penilaian sebagai berikut:

• Resiko. Bagaimana dan mengapa sering terjadi kebakaran disekitar pemukiman? Di mana tempat mulai terjadinya api?Beberapa sumber kebakaran misalnya adanya kegiatan tebangbakar pada awal musim tanam, tungku pembuatan arang,pembuangan puntung rokok dan pembuangan sisa obor yangsembarangan di sepanjang jalan. Daerah-daerah penggembalaan(padang rumput) yang melibatkan kegiatan pembakaran secararutin juga merupakan tempat yang rawan (berisiko tinggi)kebakaran. Sebaiknya lokasi rawan kebakaran dipetakan.

• Iklim. Supaya diamati dengan seksama berapa lama dan seberapaserius tingkatan musim kering yang terjadi. Keterangan bisadiminta dari penduduk lokal tentang musim normal dan tahun-tahundi mana terjadi kemarau panjang. Perlu ditanyakan pula frekuensihari kering dalam musim penghujan, karena Imperata dapatterbakar cukup dengan tiga hari tanpa hujan.

• Daerah-daerah bernilai tinggi. Anggota masyarakat sebaiknyadiminta menyusun skala prioritas lokasi yang harus dijaga daribahaya kebakaran karena bernilai ekonomi tinggi antara lain:

Bab 3

32

1) rumah2) lahan yang ditanami pohon (pohon yang sudah siap

berproduksi)3) Lahan yang ditanami tanaman pangan4) Padang penggembalaan

Tempat-tempat penting tersebut sebaiknya ditandai khusus padapeta.

• Daerah berbahaya. Daerahini merupakan tempat dimana api akan menyebardengan cepat dan sangatpanas. Tingkat bahaya iniditentukan oleh ketersediaanbahan bakar dan kemudahanuntuk terbakar. Misalnyapadang alang-alang yangsudah tua, tinggi dan keringadalah tempat yang sangatrawan terhadap kebakaran.Pada daerah kering, semakkrinyu (Chromolaena) dapatmenjadi daerah peka kebakaran karena batangnya tumbuhmenjulang tinggi, biasanya mencapai 2m. Namun pada musimpenghujan krinyu menjadi tidak begitu berbahaya dikarenakantajuknya tidak terlalu cepat menjadi kering. Daerah-daerah rawankebakaran ini harus digambarkan dalam peta.

• Skala prioritas untuk pencegahan kebakaran. Perhatian agardiberikan mulai dari daerah yang bernilai tinggi. Adakah bahanpeka kebakaran di daerah tersebut? Adakah padang alang-alangpeka kebakaran di sekitarnya? Adakah sumber kebakaran lainyang dekat dengan daerah itu? Daerah tersebut perlu diidentifikasitingkat nilai, bahaya dan resikonya, apakah termasuk "sedang" atau"tinggi".

Chromolaena odorata

Pencegahan Kebakaran

33

Program pencegahan kebakaran mencakup:

• Pencegahan untuk mengurangi resiko kebakaran: meliputipendidikan dan tindakan lainnya untuk mencegah timbulnyakebakaran (Bab 3.2).

• "Tindakan pra-pemadaman" yaitu tindakan untuk mengurangipenyebaran bahan yang mudah terbakar: pembuatan sekat bakar(fuelbreaks) untuk mencegah menjalarnya kebakaran atau bisajuga mengurangi bahan bakar yang ada di seluruh area (Bab 3.3).

• Pemadaman yaitu usaha memadamkan pada saat api mulaimenyala (Bab 3.4)

3.2 Pencegahan Kebakaran

Pada umumnya kebakaran di padang alang-alang disebabkan ataudilakukan oleh manusia. Memotivasi dan melibatkan masyarakatmerupakan jalan keluar yang paling tepat dalam usaha pencegahankebakaran. Hal yang sangat penting untuk diketahui adalah alasanmengapa mereka melakukan pembakaran, kemudian membicarakan alasantersebut dengan masyarakat setempat dan bagaimana cara mengatasinya.

3.2.1 Sumber-sumberkebakaran

Bila sekelompok orang dalammasyarakat menentang adanyaproyek penggunaan lahan(misalnya adanya perkebunanatau pembukaan pabrik), apidapat dipakai sebagai senjata.Pada kasus ini, aspek-aspeksosial dari proyek tersebut harusditinjau dan dikaji dengan seksama, terutama yang berhubungan denganpenguasaan lahan (tanah dan tanaman) dan pembagian keuntungan yangadil bagi masyarakat.

Api sebagai senjata

Bab 3

34

ditinjau dan dikaji dengan seksama, terutama yang berhubungan denganpenguasaan lahan (tanah dan tanaman) dan pembagian keuntungan yangadil bagi masyarakat.

Masyarakat juga menggunakan apisebagai alat untuk memacupertumbuhan rumput muda padadaerah penggembalaan, atau untukmemacu permudaan padang alang-alang sebagai bahan pembuat atapatau untuk mengelola arenaperburuan. Rencana masyarakatperlu dipelajari dengan seksama (Bab1.3.3), supaya diperhatikan adakahpadang alang-alang yang rentankebakaran mejadi prioritas utama

untuk direhabilitasi. Bilamana ada daerah alang-alang yang dipertahankansebagai padang penggembalaan, maka masyarakat harus didorong untukmembuat sekat bakar disekitarnya secara gotong-royong.

Untuk membersihkan lahan darigulma petani seringkali membakarlahannya, dengan cara demikian inisebetulnya mereka melakukanpemupukan melalui penambahan abuhasil pembakaran, juga untukmembasmi hama dan penyakit.Namun, hampir seluruh bahan organikdan nitrogen asal tajuk alang-alanghilang selama pembakaran. Petaniperlu diajak mengurangi penggunaanapi dalam pengelolaan lahannya dan masyarakat perlu didorong agarmengembangkan aturan dan melaksanakannya guna mencegah penggunaan apiyang bisa menjadi sumber kebakaran untuk skala yang lebih luas.

Padang alang-alang dipeliharamelalui pembakaran untukpenggembalaan dan bahan

atap rumah

Tebas bakar

Pencegahan Kebakaran

35

Kebakaran bisa juga terjadikarena kecelakaan dan bisa jugaterjadi sebagai akibat perbuatanorang-orang yang tidakbertanggung jawab yang dengansengaja melakukan pembakarantanpa ada tujuan. Pendidikan ataupelatihan dan usaha lain yangselalu melibatkan setiap anggotamasyarakat dalam pencegahankebakaran akan mengurangiresiko kebakaran baik yangdisengaja maupun tidak disengaja.

Namun demikian resiko kebakaran selalu ada, oleh karena itu pembuatan sekatbakar dan mengurangi penyebarluasan bahan rentan kebakaran selaludiperlukan.

3.2.2 Peraturan masyarakat tentang kebakaran

Beberapa masyarakat tradisional memiliki praktek-praktek dan kebiasaandalam melaksanakan peraturan lokal yang telah berjalan secara efektifselama bertahun-tahun. Mereka menjaga keseimbangan antara kebutuhanpertanian dan lingkungan hutan. Peraturan atau adat istiadat tentangkebakaran yang berlaku di masyarakat dapat ditanyakan kepada parapemimpin atau tokoh masyarakat itu, serta kemungkinannya untuk ditinjaudan diberlakukan kembali. Tujuan akhirnya adalah agar kegiatanpembakaran dapat diawasi dan dikendalikan oleh masyarakat agar tidakmenjadi sumber bahaya kebakaran.

Persyaratan yang diperlukan oleh petani untuk melakukan pembakaranpada lahan pertanian atau padang rumput, meliputi:

1. Memperoleh ijin dari pimpinan masyarakat yang berwenang danberpengalaman dalam mengendalikan kebakaran.

Puntung rokok dan kebakaran

Bab 3

36

2. Memperoleh ijin dari pemerintah setempat yang mengacu padaperaturan daerah atau undang-undang.

3. Memilih hari yang tidak terlalu panas dan berangin.

4. Memilih waktu pada hari yang dipilih yang tidak terlalu panas danberangin (misalnya pagi hari, atau sore hari).

5. Memperhatikan "masa bebas api" (fire-free periods), yaitu bila cuacaatau hutan di sekitarnya terlalu kering.

6. Mengenali sebelumnya batas-batas kepemilikan lahan di sekitarnya.

7. Mengumpulkan orang-orang (teman) sebagai tim untuk membantumemadamkan bila api menjalar.

8. Membersihkan vegetasi disekeliling tempat yang akan dibakar sebagaipencegah menjalarnya api ke tempat lain.

9. Pada daerah berlereng, pembakaran dimulai dari puncak (atas) menujuke bawah untuk memperlambat menjalarnya api dan mempermudahpengendaliannya.

10. Pemberlakuan sangsi hukuman bagi yang melanggar dan kewajibanmengganti kerugian karena kerusakan yang disebabkan olehkebakaran.

Tindakan penting dalam mecegah terjadinya kebakaran adalahmelaksanakan aturan-aturan secara konsisten dan mengenakan sanksi bagisiapa saja yang melanggarnya.

3.3 Penggilasan Rumput dan Upaya Pencegahan Lain

Sekat bakar vegetatif (jalur hijau = green breaks) dan bentuk penghalanglainnya seperti pembuatan lajur (strip) pemisah antar lahan akanmembantu mencegah menjalarnya api ke tempat lainnya. Upayamengurangi dan memperlakukan sumber api adalah usaha mencegahterjadinya kebakaran pada daerah tersebut yaitu dengan jalanmenyingkirkan atau memadatkan sumber pemicu terjadinya api. Masing-masing tekhnik yang dipakai harus dikombinasikan dengan tekhnik-tekhniklainnya. Misalnya penggilasan alang-alang merupakan teknik

Pencegahan Kebakaran

37

perlindungan terhadap kebakaran yang biasa dilakukan dalam agroforestridan pemeliharaan permudaan alam (PPA).

Pencegahan membutuhkan banyak tenaga kerja tetapi lebih efektif danefisien dari pada tindakan pemadaman. Tindakan ini dapat dilakukan olehperorangan atau kelompok untuk melindungi daerah-daerah bernilai tinggibaik milik perorangan maupun masyarakat luas seperti misalnya proyek-proyek penghutanan kembali dan sebagainya.

3.3.1 Pengurangan dan perlakuan terhadap sumber kebakaran

Ada beberapa teknik pendekatan untuk mengurangi dan memperlakukansumber kebakaran dan masing-masing memiliki keterbatasan-keterbatasan.

Tumpang-sari. Melindungi pohon muda dan semak, dan memanfaatkansemaksimal mungkin lahan yang tersedia, menyiangi rumput-rumput yangtumbuh diantara pohon dan menggantikannya dengan tanaman lain yangtidak mudah terbakar (Bab 4.4). Untuk mencegah tumbuhnya rumput,lahan harus ditanami secara tumpangsari dan dilakukan penyiangansepanjang tahun.

Kendala : Setelah beberapa tahun dan pohon telah cukup besar akanmenaungi tanaman semusim, tetapi ada kemungkinan tidak cukup gelapuntuk menaungi rumput. Masa transisi ini merupakan periode yangberbahaya sampai pohon benar-benar dapat menutup seluruh lahan danmenekan pertumbuhan rumput. Oleh karena itu usaha ini perludikombinasikan dengan teknik lain misalnya pembuatan sekat bakarsebagai jalur pemisah antar lahan.

Penebasan. Penebasan dan pengangkutan biomas alang-alang bisamengurangi bahaya kebakaran secara efektif. Satu orang mampu menebasalang-alang sekitar 200-400 m2 per hari. Walaupun biomas alang-alanghanya ditumpuk di permukaan tanah, ini sudah dapat mengurangi risikokebakaran karena terganggunya sirkulasi udara dalam tumpukan biomas.Tinggi kobaran api biasanya bisa mencapai dua kali tinggi tanamannya.Penebasan alang-alang seharusnya lebih rendah dari tegakan aslinya,

Bab 3

38

supaya kobaran api tidak terlalu tinggi sehingga memudahkan upayapemadaman bila terjadi kebakaran. Alang-alang baru yang masih hijautidak akan mudah terbakar.

Kendala : Alang-alang tumbuh kembali dengan cepat setelah penebasan,oleh karena itu penebasan harus lebih sering dilakukan.

Penggembalaan. Lembu dan kerbau memakan alang-alang muda, hal iniakan mencegah akumulasi biomas. Kendala : Pengembalaan yang terusmenerus pada padang alang-alang dapat merusak dan memadatkan tanah.Ternak tidak memakan alang-alang tua karena sulit dicernak, oleh karenaitu padang alang-alang tetap saja menjadi sumber kebakaran yangberbahaya.

Penggilasan. Penggilasan bisa juga disebut dengan penggulungan.Hamparan alang-alang dirobohkan rata dengan permukaan tanah melaluipenekanan dengan menggunakan balok kayu (seperti gerakan menumbuk)atau dengan menggunakan tong (tabung silinder) berat yang didorongmenggelinding diatas hamparan alang-alang. Penggilasan akanmerobohkan batang pokok alang-alang seperti kondisi pipa air plastik yangdibekuk, dan beratnya biomas alang-alang akan membantumempertahankan alang-alang pada posisi roboh. Dengan demikian alang-alang dan rumput lain dibagian bawah akan mati. Kendala : Kebakaranmasih tetap akan terjadi walaupun alang-alang telah digilas. Namundemikian kebakaran akan berlangsung lebih lambat, dan bila tegakan alang-alang bisa dikurangi mencapai 25 cm dari permukaan tanah maka tinggikobaran api diperkirakan sekitar 50 cm, dimana pada ketinggian ini apirelatif masih mudah untuk dipadamkan.

Pencegahan Kebakaran

39

Alang-alang (tidak digilas)Kobaran api pada padang

alang-alang yang tidak digilas

Alang-alang (digilas)Kobaran api pada padangalang-alang yang digilas

Keuntungan dari penggilasan:

1. Penggilasan alang-alang sangat mengurangi kobaran api, karenaterganggunya sirkulasi udara pada tumpukan alang-alang.

2. Alang-alang yang tumbuh kembali setelah penggilasan hanya sekitar20-60% dibandingkan kecepatan tumbuh kembali setelah penebasan.Oleh karena itu penggilasan tidak perlu diulang terlalu sering sepertipada penebasan.

3. Penggilasan lebih mudah dilakukan dari pada penebasan. Seorangpekerja yang kuat dan berpengalaman dapat melakukan penggilasansekitar 900 m2 per hari. Bahkan penggilasan dapat pula dilakukan olehwanita dan anak-anak.

Bab 3

40

4. Penggilasan dapat membantu mengurangi naungan alang-alangterhadap tanaman lain (misalnya anakan pohon).

5. Memudahkan orang berjalan pada padang alang-alang setelahpenggilasan.

6. Penggilasan alang-alang merupakan mulsa bagi tanah, biomas bagianbawah akan mulai terdekomposisi dalam waktu beberapa minggu dangulma lain dapat dicegah.

Kapan dilakukan penggilasan:

1. Penggilasan dilakukan bila tinggi alang-alang telah mencapai 1 m. Bilaalang-alang masih terlalu muda dan tingginya masih kurang dari 1 m,penggilasan kurang efektif karena alang-alang akan tegak kembali.

2. Penggilasan dilakukan pada awal musim penghujan dan musimkemarau. Pada musim penghujan, lakukan penggilasan bila alang-alangdalam keadaan basah, karena air pada daun akan membantumelekatkan antar daun sehigga menjadi berat dan tidak memudahkanalang-alang tegak kembali. Dengan demikian naungan alang-alangterhadap anakan pohon dapat dikurangi, dan membantu tanaman(merambat) lainnya untuk melilit dan menutupnya sehingga dapatmembantu mengurangi populasi alang-alang.

3. Penggilasan dilakukan pada awal musim kemarau untuk mengurangibahaya kebakaran.

Arah penggilasan:

1. Bila alang-alang telah rebah ke satu arah, penggilasan selanjutnyaharus dilakukan pada arah yang sama pula.

2. Untuk tanah berlereng, penggilasan dilakukan dari atas menuju ke arahbawah karena lebih mudah dan efektif dibandingkan dari arahkebalikannya.

3. Penggilasan terhadap alang-alang harus dilakukan ke arah yang sama,bila penggilasan berserakan maka alang-alang tidak bisa rebah sedatarpermukaan tanah.

Pencegahan Kebakaran

41

Alat-alat penggilas pada daerah berlereng terjal yang memilikibeberapa halangan

Papan kayu dengan pegangan kayu.Pakailah papan kayu lebar yang kuat(awet) dan ringan (ukuran sekitar 5 x 15 x130 cm). Buatlah pegangan kayu yangterpasang tegak dan kokoh sepanjang130-150 cm. Pasanglah besi pada keduaujung papan untuk membantu menekantegakan alang-alang rata denganpermukaan tanah tanpa merusaknya.Angkat dan letakkan penggilas diatastajuk alang-alang, tekan dan injaklah danmelangkah maju perlahan-lahan.

Batang bambu dengan pegangan terbuatdari tali. Pergunakan sebatang bambuberdiameter 15 cm sepanjang 1½–2 m.Ikatkan tali pemegang pada posisi 60 cmdari tepi. Atur panjang talinya sesuaidengan panjang tangan atau dikalungkandibelakang leher seperti orang menarikpedati. Papan kayu dapat juga diiikatkanpada pengangan yang terbuat dari tali.

Bab 3

42

Alat-alat untuk penggilasan pada daerah datar tanpa ada rintangan

3.3.2 Sekat Bakar

Sekat bakar ini berupa jalur yang dibersihkan dan bebas rumput sehinggamemiliki risiko bahaya kebakaran rendah. Bila api menjalar masuk kebagian tepi daerah sekat bakar maka penyebaran api menjadi lebih lambat,sehingga bisa memberi kesempatan pada orang disekitarnya untukmemadamkan api sebelum menjalar ketempat lainnya.

Lebar sekat bakar

Agak sulit menyatakan dengan pasti berapa lebar sekat bakar yang tepat.Lebar sekat bakar yang disarankan adalah 6 m sampai lebih dari 30 m.Bahkan api masih dapat menyeberangi sekat bakar yang sangat lebar.Penggunaan vegetasi alami untuk sekat bakar ini sangat penting, dan bilamemungkinkan dibuat jalur hijau yang serbaguna dan produktif (lihathalaman berikut). Pembuatan sekat bakar memotong lereng (pada gariskontur) harus dibuat lebih lebar dibandingkan dengan sekat bakar yang

Sebatang kayu glondong. Pergunakanbatang pohon kelapa atau pohonlainnya yang cukup berat untukmenggilas alang-alang. Panjang antara1½–2 m.Dorong pakai kaki agar kayumenggelinding di atas rumput daninjaklah pakai kaki.

Drum minyak. Untuk menambah beratdrum diisi dengan sedikit air. Garismenonjol pada drum minyak padaumumnya akan membantu mematahkanalang-alang. Drum dapat digelindingkanseperti yang dilakukan padapenggunaan sebatang kayu gelondongatau dapat pula ditarik oleh hewan.

Pencegahan Kebakaran

43

dibuat melintas (vertikal) naik turun lereng, dikarenakan api akan denganmudah melompat menjalar ke tempat yang lebih tinggi.

Tipe sekat bakar

Sekat bakar alami yaitu sekat bakar yang telah ada di alam yang terjadisecara alami, misalnya parit, sungai, tebing berbatu.

Sekat bakar buatan yaitu sekat bakar yang dibuat oleh manusia untuktujuan tertentu antara lain adalah jalan raya, jalan setapak, kanal dansawah.

⇒ Pergunakanlah sekat bakar alami atau buatan yang telah ada danperlebar bila diperlukan.

Sekat bakar hijau, sekat bakar berupa vegetasi hidup. Termasuk didalamnya antara lain hutan, lahan-lahan pertanian dan terutama hutan alamyang masih tersisa yang selalu lembab.

⇒ Tumbuhan kering (mati) dan tumbuhan lain yang mudah terbakarmisalnya krinyu (Chromolaena) dan pakis yang biasanya tumbuh padatepi-tepi hutan sebaiknya ditebang, tujuannya agar hutan dapatberfungsi lebih efektif sebagai sekat bakar.

Jalan setapak merupakansekat bakar padaalang-alang muda

Jalan setapak saja tidakcukup sebagai sekat bakar

pada alang-alangtinggi (tua)

Jalan setapak + jalur hijaudapat menghambat

menjalarnya api pada alang-alang tinggi (tua)

Bab 3

44

Sekat bakar penggembalaan. Penggembalaan ternak pada padangalang-alang dapat membantu memelihara sekat bakar karena ternak akanmemakan alang-alang muda sehingga menekan populasi alang-alang.Dengan demikian jalur atau celah akan tetap bebas alang-alang.

⇒ Pengawasan yang ketat terhadap ternak agar tidak merusak tanamanatau pohon muda yang tumbuh disekitarnya.

Sekat Bakar 'hidup' atau 'hijau'. Jalur vegetasi yang cukup lebar dantidak mudah terbakar yang sengaja ditanam untuk menggantikan alang-alang.

⇒ Memilih jenis tanaman yang cocok untuk sekat bakar hijau:

• Mudah tumbuh dan tidak memerlukan perawatan intensif• Cepat menaungi untuk menekan populasi alang-alang• Tahan terhadap kebakaran dan mudah tumbuh kembali

setelah terbakar• Tidak terlalu banyak menggugurkan daun kering yang

mudah terbakar• Tumbuhan sukulen berdaun tebal yang selalu hijau

sepanjang tahun

⇒ Pohon ditanam dengan jarak tanam agak rapat (misalnya 1 x 1 m) agarcepat diperoleh kanopi yang rapat sehingga segera menekanpertumbuhan alang-alang.

⇒ Jenis-jenis pohon yang umum dipakai sebagai sekat bakar hujauterutama pada hutan tanaman industri yaitu: Akasia (Acaciaauriculiformis), A. mangium, kaliandra (Calliandra calothyrsus),bulangan (ind) atau wareng (Jw) (Gmelina arborea), lamtoro gung(Leucaena leucocephala), Macadamia hildebrandii, puspa ataukembang cangkak (Schima wallichii), jambu air (Syzygium cumini)dan laban (Vitex pubescens).

Sekat bakar multiguna. Orang mungkin lebih tertarik menanam danmemelihara sekat bakar multiguna meskipun harus bekerja lebih kerasdaripada membuat sekat bakar sederhana lainnya.

Pencegahan Kebakaran

45

⇒ Tanaman pangan atau pohon penghasil kayu (timber) dapat disisipkandalam barisan tanaman sekat bakar bila kondisinya memungkinkan(lihat contoh pada halaman berikutnya).

Sekat bakar bersih, merupakan area yang dibebaskan dari vegetasidengan cara ditebas atau tanahnya diolah. Pendekatan ini tidakdirekomendasikan sebagai sekat bakar permanen karena membutuhkanbanyak tenaga kerja dan tidak memberikan tambahan pendapatan sertabisa menyebabkan erosi.

⇒ Menebas dan mengolah padang alang-alang sebelum alang-alang mulaimengering dan berwarna coklat (sebelum biomas mudah terbakar).

Sekat bakar “hitam”, adalah sekat bakar yang dibuat dengan jalanmembakar rumput-rumputan atau vegetasi lainnya sebagai pemisah antaralahan yang satu dan lainnya. Pembakaran sebagai alat untuk membuatsekat bakar ini tidak direkomendasikan, karena kemungkinan besar dapatmenjadi sumber kebakaran dan berbahaya kecuali bila ada petugaspemadam kebakaran yang mengawasi dan benar-benar ahli dalammemadamkan kebakaran. Selain itu tindakan ini tidak produktif, hanyabersifat sementara karena alang-alang akan segera tumbuh kembali, danmenyebabkan erosi.

Bab 3

46

Contoh sekat bakar hijau serbaguna

Kobaran api pada area sekat bakar hijaumemperkecil atau memadamkan sama sekali kobaran api

Diagram dari sekat bakar 'hijau'

Sebelum musim hujan: area sekat bakar hijau dibersihkan dengan lebar10-20 m. Lebar itu tergantung pada besarnya risiko kebakaran, tingkatbahaya kebakaran dan dan nilai area yang harus dilindungi.

Pada awal musim penghujan: Dilakukan penanaman pada daerah yangrentan kebakaran dengan pohon-pohonan atau belukar sepanjang tigabaris dengan jarak tanam 1 x 1 m. Jenis tanaman dipilih yang berguna dandapat berkompetisi dengan alang-alang, misalnya kacang gude (Pigeonpea), bulangan (Gmelina arborea), gamal (Gliricidia sepium) dan pisang.

Sisa area yang tidak ditanami pohon dapat ditanami ubi jalar atau tanamanlegume penutup tanah (LCC = Legume cover crops, lihat Bab 4.3).

Alang-alang di luar area sekat bakar digilas, lebarnya 5 meter dikedua sisisekat bakar.

Pada akhir musim penghujan: sekali lagi area sekat bakar dibersihkanagar bebas dari alang-alang dan perlu diulangi penggilasan alang-alangpada area di luarnya.

Selama musim kemarau: Bila perlu penggilasan alang-alang bisa diulanglagi.

Pencegahan Kebakaran

47

Penempatan sekat bakar

Tempat yang terbaik untuk penempatan sekat bakar adalah mengelilingidaerah yang bernilai tinggi, untuk memberikan perlindungan kepada daerahtersebut terhadap kebakaran yang mungkin timbul dari padang alang-alang.Pemilik lahan baik tingkat perorangan maupun tingkat desa kemungkinanakan meletakkan sekat bakar di tepi dan mengelilingi lahannya. Untukperkebunan besar atau proyek PPA, sekat bakar tersebut dapat dibagi-bagisetiap 50 m terdapat sekat bakar, sehingga bila terjadi kebakaran padasalah satu bagian perkebunan, penjalaran api ke tempat lain dapat dicegah.

Sekat bakar harus dibangun di sekitar daerah yang rawan kebakaran(misalnya padang rumput), di mana kemungkinan terjadinya kebakaransangat besar. Pembuatan sekat bakar tidak harus selalu berada tepatpada garis batas lahan, akan lebih memudahkan bila dibangun didekatsekat bakar alami atau buatan seperti parit atau jalan raya.

Perkebunan yang dikelilingi oleh sekat bakar

Bab 3

48

Penyebaran api terhambat dan berkurang intensitasnya pada punggungatau gigir bukit, sehingga sekat bakar sebaiknya ditempatkan sepanjanggigir bukit. Sekat bakar berupa rumput muda selebar 10-20 m lebih efektifditempatkan di bagian puncak punggung bukit asalkan cukup seringditebas.

3.4 Pemadaman Kebakaran

Pemadaman kebakaran merupakan pekerjaan berbahaya dan sulitwalaupun petugasnya telah mengikuti pelatihan dengan baik dan dilengkapidengan peralatan yang canggih. Beberapa prinsip pemadaman kebakarandi bawah ini mungkin penting untuk daerah-daerah terpencil:

• Supaya diprioritaskan bahwa “keselamatan adalah nomor satu”,bila meragukan sebaiknya jangan dilakukan pemadaman api.

• Mengkonsentrasikan pada upaya pencegahan dan pemadamankebakaran pada tahap awal. Teknik pemadaman denganpenggilasan seperti yang telah diuraikan dalam buku ini cukupmemadai untuk rumput pendek dekat sekat bakar, tetapi tidakberlaku untuk rumput-rumput yang tinggi.

Penempatan sekat bakar pada gigir bukit

Pencegahan Kebakaran

49

• Melatih masyarakat tentang cara-cara memadamkan kebakaran.Teknik seperti pembakaran balik (backfiring) tidak dibicarakandalam buku petunjuk ini, karena tanpa melalui pelatihan yangmemadai teknik ini terlalu berbahaya. Pemerintah daerah setempatmungkin bisa membiayai pelatihan semacam ini: lihat Lampiran Auntuk petunjuk pencegahan kebakaran.

Pasukan pemadam kebakaran harus yang lebih dulu menentukan siapayang harus bertindak sebagai pemimpin pada setiap operasi memadamkankebakaran: orang yang paling terampil datang pertama, pemilik lahan, atauorang yang paling berpengalaman memadamkan api di desa. Pemimpin iniharus segera mengambil keputusan tentang keselamatan dan bagaimanatim pemadam ini akan memadamkan api dengan jalan yang lebihterkoordinir.

Penyediaan alat pemadam kebakaran alang-alang pada daerah terpenciltermasuk diantaranya adalah:

Alat-alat pemadamkebakaran:A. Alat pemukul apiB. SkopC. Penggaruk apiD. BeliungE. Sabit /Arit/ parangF. Kapak

Bab 3

50

a. Alat-alat pertanian (lihat gambar): skop, penggaruk api, beliung, aritatau bisa juga parang dan kapak.

b. Alat pemukul api (swatter). Alat pemukul api ini dapat dibuat darikaret penahan lumpur dibelakang roda mobil (truk) atau bisa jugadibuat dari karung beras yang dibasahi.

c. Kentongan atau alarm lainnya untuk meminta pertolongan.d. Menara pengamat kebakaran dapat dibangun disekitar daerah rawan

kebakaran dengan menggunakan bahan bangunan lokal.e. Pasukan pemadam kebakaran harus menggunakan baju terbuat dari

kain katun (kain sintetis polyester mudah terbakar dan meleleh padakulit) dan sepatu boot bila memungkinkan. Pasukan harus memilikitermos air minum, karena suhu yang tinggi membuat orang cepat haus.

Sebelum mendekati kobaran api, harus diputuskan bagaimana kondisi apidan seberapa jauh tingkat bahayanya. Bila tinggi kobaran api > 2 m tidakaman untuk memadamkan api secara langsung. Walaupun tinggi kobaranapi rendah, juga tidak aman bila ada kobaran api yang menyala secara tiba-tiba. Supaya ditaksir apa yang akan terjadi dengan kobaran api denganmemperhatikan:

• waktu (pukul berapa). Api biasanya akan lebih panas pada sianghari.

• angin. Api tersebar dan semakin aktif dengan semakinkencangnya angin.

• bahan rentan kebakaran di sekitarnya. Tinggi kobaran api akanmenjadi dua kali lipat tinggi tegakan tumbuhan rentan kebakaran.Api akan menyebar dalam bentuk kobaran yang tinggi dan tiba-tibamenjadi lebih besar lagi.

• lereng curam di sekitarnya. Api cenderung menjalar secara cepatke arah atas.

Pencegahan Kebakaran

51

Memastikan adanya “rute aman untuk melarikan diri” bagi pasukanpemadam kebakaran bila kobaran api tidak bisa lagi dikendalikan.Menghindari masuk ke bagian tengah-tengah padang rumput yang tinggi,agar tidak terperangkap dalam kobaran api.

Untuk kobaran api kecil dan bisadikendalikan, memadamkan apidimulai dari kepala (ujungdepan), ke bagian sisi danterakhir pada bagian belakang.Bila dirasa tidak aman atau tidakmemungkinkan pemadamanbagian ujung, maka upayapemadaman lebih baikdikonsentrasikan padaperlindungan area yang bernilaitinggi dibagian samping danbelakang. Selalu berhati-hati

terhadap kemungkinan kobaran api berbalik arah dari ujung depan dan sampingke arah pemadam kebakaran.

Ujung, samping dan bagian belakangkobaran api

Kobaran api rendah berbahaya karena ada angin,lereng, dan sumber bahan yang mudah terbakar

Bab 3

52

Memadamkan kobaran api pada ujung depan,samping dan belakang:

Pilihan pertama:bila keadaan cukup aman,padamkan api secaralangsung.Bekerjalah berdekatan satusama lain, agar tidak terjadikobaran api diantarapasukan pemadam kebakaran

Pemadaman kebakaran langsung

Pilihan kedua:Memperlebar ukuran sekatbakar.Bila diperlukan, buatlahukuran sekat bakar lebihlebar dengan jalan: gilasrumput yang ada dan bilamemungkinkan buatlah sekatbakar “bersih” didepantempat yang terbakar denganjalan menebas ataumencangkul permukaantanah.

Pemadaman kebakaran tidak langsung

3.5 Pemberdayaan dan Pendidikan Masyarakat

Pendidikan tentang kebakaran harus menjangkau seluruh lapisanmasyarakat, termasuk anak-anak dan anggota masyarakat lainnya danbahkan yang tidak terlibat dalam proses perencanaan masyarakat.Program pendidikan harus mencakup:

1. Rencana masyarakat, tentang upaya-upaya pencegahan terjadinyakebakaran dan alasan-alasannya mengapa masyarakat memutuskanuntuk melindungi suatu wilayah.

Pencegahan Kebakaran

53

2. Penekanan pada prinsip bahwa lebih mudah melakukan pencegahankebakaran dari pada memadamkan kebakaran atau penanamankembali setelah terjadi kebakaran.

3. Peraturan-peraturan tentang kebakaran yang telah diadopsimasyarakat, misalnya batasan-batasan tentang kegiatan pembakaranpada lahan petani, penerapan aturan-aturan dan sangsi-sangsinya bilaada pelanggaran.

4. Kesepakatan untuk bekerjasama dalam memadamkan kebakaran.

5. Kondisi kebakaran saat ini, peringatan dini tentang datangnya musimkemarau dan apakah pembakaran dibenarkan secara hukum ataudiijinkan oleh masyarakat.

Bab 3

54

Yayasan Pendidikan "Kalahan", Filipina

Salah satu model program pencegahan kebakaran yang berasal darimasyarakat dimulai pada akhir tahun 1970 pada Yayasan Pendidikan"Kalahan" di Imugan, Santa Fe, Nueva Vizcaya, Filipina. Masyarakat Imuganmempergunakan semua bentuk pendekatan dalam melaksanakan programpencegahan kebakaran. Untuk mengurangi risiko terjadinya kebakaran padahutan lindung, petani membuat dan membersihkan jalur selebar 10 m ditepihutan dan menanam Kasia (Senna spectabilis) sebagai sekat hijau. PasukanPemadam Kebakaran Desa (PMKD) juga bertanggung jawab untukmemadamkan kebakaran, dan setiap orang yang mampu dan terampil ikutserta menolong memadamkan api bila sirene (tanda bahaya) telah dibunyikan.

Bahaya kebakaran dapat dicegah oleh pengaturan kegiatan pembakaran padasistim pertanian tradisional. Petani harus mengajukan ijin sebelum memulaipembakaran lahannya. Setelah mendapatkan ijin, petani boleh melakukanpembakaran tetapi tetap harus tetap tunduk kepada peraturan-peraturanpembakaran yang dibuat dan diberlakukan oleh anggauta Yayasan. Beberapapersyaratan yang harus diperhatikan adalah:

• Membuat sekat bakar selebar 2 m mengelilingi tempat yang akandibakar.

• Melakukan pembakaran hanya pada waktu pagi atau sore hari yangbiasanya tidak terlalu banyak angin.

• Memberitahu tetangganya mengenai waktu dan tempat pembakaransebelum melakukan pembakaran, karena tetangga di sekitarnya akanmembantu mengawasi jalannya pembakaran.

Setiap petani bertanggung jawab terhadap kerusakan baik pada tanaman,pohon ataupun gedung milik tetangganya yang disebabkan oleh kegiatanpembakaran pada petaknya. Bila terjadi kerusakan akibat pembakaran, makakerugian yang terjadi akan dilaporkan dan dibahas dalam rapat desa danpembayaran denda akan diputuskan oleh Tim Penasehat Yayasan. Dendabiasanya dibayarkan dalam bentuk bahan makanan atau tenaga kerja, jarangsekali dilakukan dengan pembayaran uang tunai.

Program pencegahan kebakaran di Imugan ini ternyata berhasil sangat baik.Pada tahun pertama, kerusakan tempat akibat pembakaran menurun hingga90% (dari 400 ha menjadi 40 ha). Padang rumput Miscanthus seluas 14,000 hadengan beberapa hutan alam yang masih tersisa dibeberapa tempat, sekarangtelah berubah menjadi hutan alami sekunder.