31 Agil.penggunaan Air Sungai Dalam Kehidupan Sehari-Hari Pada Pemukiman Masyarakat Di Lingkungan...

11
Diarsipkan oleh PLS UM untuk IMADIKLUS.com DAFTAR RIWAYAT HIDUP Agil Ardiansyah, lahir di Batu pada tanggal 13 Agustus 1989. Anak tunggal dari pasangan Ramli dan Haniah. Pendidikan yang telah ditempuh di SD Ngaglik 02 Batu, SMP Negeri I Batu, dan SMA Negeri I Batu. Kemudian melanjutkan ke jenjang pendidikan yang lebih tinggi di Universitas Negeri Malang (UM) Jurusan Pendidikan Luar Sekolah, Fakultas Ilmu Pendidikan. Selama studi di Universitas Negeri Malang mempunyai banyak teman dan sahabat. Mereka yang membuat hidup lebih berasa. The taste of poison. Haha Penulis mempunyai hobi basket dan tidur, tidak mempunyai pacar, biasa disebut kawan-kawannya dengan sebutan the high quality jomblo. Itulah sedikit profil tentang penulis karya ilmiah ini. PENGGUNAAN AIR SUNGAI DALAM KEHIDUPAN SEHARI-HARI PADA PEMUKIMAN MASYARAKAT DI LINGKUNGAN PERAIRAN Oleh AGIL ARDIANSYAH (107141406924) BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Lingkungan perairan merupakan pentas yang dominan di Indonesia, karena Indonesia berbentuk kepulauan dan dipengaruhi iklim tropik. Luas wilayah Indonesia yang 5,2 juta km² ini terdiri dari atas 62% wilayah perairan (laut, selat, dan teluk) dan 38% wilayah darat (pulau) 1 . Di Wilayah darat itu ada pula lingkungan perairan yang berwujud sungai, danau, rawa, dan waduk. Selanjutnya, curah hujan yang tergolong banyak di Indonesia merupakan sumber utama perairan darat. Pada lingkungan air muncul dan tumbuh pemukiman sejumlah kelompok masyarakat yang kehidupannya lebih berorientasi ke lingkungan air daripada lingkungan darat. Orientasi itu terlihat antara lain pada pertapakan (tempat membangun) rumah tempat tinggal dan bangunan lainnya sumber produksi prasarana transportasi, sarana rekreasi dan sumber air untuk keperluan sehari- hari (minum, mandi, dan cuci). Muncul dan tumbuhnya atau setidak-tidaknya bertahannya pemukiman demikian menunjukkan bahwa kelompok masyarakat yang bersangkutan memiliki pengetahuan tertentu tentang lingkungan air yang mereka gunakan 1 Bale, Djenen. 1991. Pertumbuhan Pemukiman Masyarakat Di Lingkungan Perairan Daerah Sumatera Utara. Hal 2

description

sungai

Transcript of 31 Agil.penggunaan Air Sungai Dalam Kehidupan Sehari-Hari Pada Pemukiman Masyarakat Di Lingkungan...

  • Diarsipkan oleh PLS UM untuk IMADIKLUS.com

    DAFTAR RIWAYAT HIDUP

    Agil Ardiansyah, lahir di Batu pada

    tanggal 13 Agustus 1989. Anak tunggal

    dari pasangan Ramli dan Haniah.

    Pendidikan yang telah ditempuh di SD

    Ngaglik 02 Batu, SMP Negeri I Batu, dan

    SMA Negeri I Batu. Kemudian

    melanjutkan ke jenjang pendidikan yang

    lebih tinggi di Universitas Negeri Malang

    (UM) Jurusan Pendidikan Luar Sekolah,

    Fakultas Ilmu Pendidikan.

    Selama studi di Universitas Negeri

    Malang mempunyai banyak teman dan

    sahabat. Mereka yang membuat hidup

    lebih berasa. The taste of poison. Haha

    Penulis mempunyai hobi basket dan tidur, tidak mempunyai pacar, biasa

    disebut kawan-kawannya dengan sebutan the high quality jomblo. Itulah sedikit

    profil tentang penulis karya ilmiah ini.

    PENGGUNAAN AIR SUNGAI DALAM KEHIDUPAN SEHARI-HARI

    PADA PEMUKIMAN MASYARAKAT DI LINGKUNGAN PERAIRAN

    Oleh

    AGIL ARDIANSYAH (107141406924)

    BAB I PENDAHULUAN

    A. Latar Belakang

    Lingkungan perairan merupakan pentas yang dominan di Indonesia, karena Indonesia berbentuk kepulauan dan dipengaruhi iklim tropik. Luas wilayah Indonesia yang 5,2 juta km ini terdiri dari atas 62% wilayah perairan (laut, selat, dan teluk) dan 38% wilayah darat (pulau)1. Di Wilayah darat itu ada pula lingkungan perairan yang berwujud sungai, danau, rawa, dan waduk. Selanjutnya, curah hujan yang tergolong banyak di Indonesia merupakan sumber utama perairan darat.

    Pada lingkungan air muncul dan tumbuh pemukiman sejumlah kelompok masyarakat yang kehidupannya lebih berorientasi ke lingkungan air daripada lingkungan darat. Orientasi itu terlihat antara lain pada pertapakan (tempat membangun) rumah tempat tinggal dan bangunan lainnya sumber produksi prasarana transportasi, sarana rekreasi dan sumber air untuk keperluan sehari-hari (minum, mandi, dan cuci).

    Muncul dan tumbuhnya atau setidak-tidaknya bertahannya pemukiman demikian menunjukkan bahwa kelompok masyarakat yang bersangkutan memiliki pengetahuan tertentu tentang lingkungan air yang mereka gunakan

    1 Bale, Djenen. 1991. Pertumbuhan Pemukiman Masyarakat Di Lingkungan Perairan

    Daerah Sumatera Utara. Hal 2

  • Diarsipkan oleh PLS UM untuk IMADIKLUS.com

    untuk beradaptasi terhadap lingkungannya. Akan tetapi, biasanya pengetahuan itu hanya meliputi beberapa bagian, tidak semua bagian lingkungan air yang relevan, bahkan kadang-kadang mencakup bagian-bagian yang tidak ada dalam kenyataan. Kesenjangan antara pengetahuan mengenai lingkungan air sebagaimana adanya mengakibatkan kesenjangan adaptasi. Selanjutnya, kesenjangan adaptasi ini terwujud dalam kondisi tertentu pemukiman di lingkungan air yang bersangkutan.

    Air merupakan sumber kebutuhan utama masyarakat. Air bersih adalah air yang memenuhi persayaratan kesehatan untuk kebutuhan minum, masak, mandi dan energi2. Air sebagai salah satu faktor essensial bagi kehidupan sangat dibutuhkan dalam kriteria sebagai air bersih. Air dikatakan bersih bila memenuhi syarat sebagai berikut: jernih/tidak berwarna, tidak berbau, tidak berasa. Namun pada kenyataannya air bersih di kota-kota besar sangat langka, terutama di daerah kumuh dan daerah pinggiran sungai. Masyarakat memanfaatkan air sungai untuk pengganti air bersih dalam kehidupannya. Mereka belum sadar akan dampak yang timbul jika mengkonsumsi air sungai.

    Masyarakat pada lingkungan perairan terutama pada lingkungan pinggiran sungai menggunakan air sungai dalam kehidupan sehari-hari mereka. Masyarakat tersebut belum memahami dampak akibat jika menggunakan apalagi mengkonsumsi air sungai, mereka tidak menyadari bahwa air yang digunakan untuk keperluan sehari-hari sudah tercemar dan terkontaminasi limbah. Namun, pada kenyataannya masyarakat masih saja membuang sampah dan limbahnya ke sungai dan lingkungan sekitar. Sementara itu dari rumah tangga dikeluarkan limbah berupa sampah organik, sisa makanan, minyak, deterjen, dan bahan-bahan beracun lainnya. Industri-industri juga membuang limbahnya ke sungai. Limbah itu mengandung bahan-bahan kimia yang akan menjadi bahan pemcemar air. Dampaknya pada masyarakat yang terdapat pada lingkungan pinggiran sungai, mereka mengkonsumsi air sungai dalam kehidupan sehari-hari mereka. Karena sulitnya mendapatkan air bersih pada daerah tersebut. Dan juga bisa berakibat buruk dalam kesehatan masyarakat yang mengkonsumsi air sungai tersebut.

    2 Radyastuti Winarno. 1997. Lingkugan Hidup Kita. Hal 33

    Untuk menanggapi hal tersebut, karya tulis ini mencoba mendeskripsikan pengguanaan air sungai dalam kehidupan sehari-hari dalam kelompok masyarakat pada pemukiman yang berorientasi ke lingkungan air sebagaimana diuraikan di atas. Pemanfaatan lingkungan air terutama air sungai menjadi penting karena besarnya jumlah pertumbuhan penduduk Indonesia di satu pihak, dan semakin rusaknya lingkungan hidup.

    B. Tujuan

    Karya tulis ini bertujuan untuk mendeskripsikan air sungai dalam kehidupan masyarakat di lingkungan perairan. Selain itu, juga mendeskripsikan definisi air bersih dan pencemaran air sungai. Penelitian ini juga bisa dijadikan acuan untuk masyakat terutama masyarakat pinggiran sungai

    C. Rumusan Masalah

    1. Bagaimana kondisi lingkungan masyarakat pinggiran sungai? 2. Bagaimana penggunaan air sungai dalam kehidupan masyarakat

    pinggiran sungai? D. Ruang Lingkup

    Dalam karya tulis ini, akan membahas tentang bagaimana kondisi masyarakat pinggiran sungai dalam penggunaan air sungai pada kehidupannya dan bagaimana dampak air sungai dalam kehidupan masyarakat tersebut. Selain itu juga menjelaskan pencemaran air sungai dan definisi air bersih.

  • Diarsipkan oleh PLS UM untuk IMADIKLUS.com

    BAB II PEMBAHASAN

    A. Kondisi Masyarakat Pinggiran Sungai Indonesia merupakan negara dengan luas wilayah yang sangat luas.

    Wilayah yuridiksi Indonesia terbentang dari 608 LU hingga 1115 LS, dari 9445 BT hingga 141 45 BT terletak di posisi geografis sangat strategis, karena menjadi penghubung dua samudra dan dua benua, Samudera Hindia dan Samudera Pasifik, dan Benua Asia dengan Benua Australia. Kepulauan Indonesia terdiri dari 17.508 pulau besar dan pulau kecil dan memiliki garis pantai 81.000 km, serta luas terbesar di dunia yaitu 5,8 juta km.3

    Tabel 2.1 Wilayah Daratan dan Lautan Indonesia4

    Wilayah Daratan dan Lautan Di Indonesia Luas km % km %

    Daratan 1.826.440 23 Perairan Laut 6.120.673 77 Laut Teritorial 3.205.695 40 Zona Ekonomi Eksklusif 2.914.978 37 Total 7.947.113 100

    Pola persebaran pemukiman penduduk dipengaruhi oleh keadaan

    iklim, keadaan tanah, tata air, topografi dan ketersediaan sumber daya alam yang terdapat di wilayah tersebut.

    3 DEPLU 2005. Diskusi Panel Studi Kebijakan Kelautan Indonesia dalam Rangka

    Mendukung Pembangunan dan Integritas Nasional. 4 http://www.docstoc.com/docs/20428438/SUMBERDAYA-LAUT-INDONESIA-DAN-

    PENGELOLAANNYA1-PENDAHULUAN-I-Latar

    1. Mengikuti Alur Sungai Pada daerah ini pemukiman terbentuk memanjang mengikuti aliran sungai. Biasanya pola pemukiman ini terdapat di daerah pedalaman yang memiliki sungai-sungai besar. Sungai-sungai tersebut memiliki fungsi yang sangat penting bagi kehidupan penduduk.

    2. Mengikuti Garis Pantai Daerah pantai pada umumnya merupakan pemukiman penduduk yang bermata pencaharian nelayan. Pada daerah ini pemukiman terbentuk memanjang mengikuti garis pantai. Hal itu untuk memudahkan penduduk dalam melakukan kegiatan ekonomi yaitu mencari ikan ke laut.

    Di wilayah darat terdapat lingkungan perairan. Curah hujan merupakan sumber utama perairan darat. Selain wilayah kelautan Indonesia, juga banyak terdapat kawasan perairan di wilayah daratan, misalnya sungai, danau, dan rawa. Kondisi tersebut menyebabkan masyarakat cenderung menggantungkan kehidupan pada wilayah perairan. Tidak banyak masyarakat tinggal dan bermata pencaharian di kawasan tersebut.

    Pada lingkungan air muncul dan tumbuh pemukiman sejumlah kelompok masyarakat yang kehidupannya lebih berorientasi ke lingkungan air daripada lingkungan darat. Orientasi itu terlihat pada tempat membangun rumah tempat tinggal dan bangunan lainnya sumber produksi prasarana transportasi, sarana rekreasi dan sumber air untuk keperluan sehari-hari (minum, mandi, dan cuci).

    Masyarakat yang tinggal di pemukiman perairan, terutama di pinggiran sungai membuat pemukiman di sekitar sungai tersebut. Mereka melakukan kegiatan sehari-hari bergantung pada sungai tersebut. Aktivitas penduduk seperti bercocok tanam dan mencari ikan, tapi peranan sungai dalam kehidupan sehari-hari terus berkembang, yang mendorong pertumbuhan permukiman di sepanjang sungai. Semakin lama permukiman terus berkembang tidak hanya di tepi sungai, tapi sudah masuk ke daratan. Dan masyarakat membangun sesuai dengan aspirasi, kebutuhan, kondisi sosial budaya dan kemampuan ekonomi masyarakat setempat.

  • Diarsipkan oleh PLS UM untuk IMADIKLUS.com

    Masyarakat juga menggunakan air sungai dalam kehidupan sehari-hari mereka, misalnya seperti mandi,mencuci,sir minum,bahkan untuk membuang air besar dan kecil. Mereka belum sadar akan bahaya jika menggunakan air sungai dalam kehidupannya. Mereka beranggapan bahwa air sungai mengalir terus menerus,jadi air yang terkontaminasi akan hilang. Selain itu, masyarakat juga mudah untuk mendapatkan air dari sungai dari pada menggunakan air PAM.

    B. Penggunaan Air Sungai Dalam Kehidupan Masyarakat Pinggiran

    Sungai Sungai merupakan jalan air alami. mengalir menuju samudera, danau

    atau laut, atau ke sungai yang lain5. Sungai secara sederhana mengalir meresap ke dalam tanah sebelum menemukan badan air lainnya. Dengan melalui sungai merupakan cara yang biasa bagi air hujan yang turun di daratan untuk mengalir ke laut atau tampungan air yang besar seperti danau. Sungai terdiri dari beberapa bagian, bermula dari mata air yang mengalir ke anak sungai. Beberapa anak sungai akan bergabung untuk membentuk sungai utama. Aliran air biasanya berbatasan dengan kepada saluran dengan dasar dan tebing di sebelah kiri dan kanan. Penghujung sungai di mana sungai bertemu laut dikenali sebagai muara sungai.

    ...Sungai merupakan salah satu bagian dari siklus hidrologi. Air dalam sungai umumnya terkumpul dari presipitasi, seperti hujan,embun, mata air, limpasan bawah tanah, dan di beberapa negara tertentu air sungai juga berasal dari lelehan es/salju. Selain air, sungai juga mengalirkan sedimen dan polutan...6

    Manfaat sungai adalah untuk irigasi pertanian, bahan baku air minum, sebagai saluran pembuangan air hujan dan air limbah, bahkan sebenarnya potensial untuk dijadikan objek wisata sungai. Di Indonesia saat ini terdapat 5.950 daerah aliran sungai (DAS).

    5 Kamus Besar Bahasa Indonesia 6 http://id.wikipedia.org/wiki/Sungai

    Sungai menurut jumlah airnya dibedakan menjadi empat, yaitu : 1. Sungai permanen yaitu sungai yang debit airnya sepanjang tahun relatif

    tetap. Contoh sungai jenis ini adalah sungai Kapuas, Kahayan, Barito dan Mahakam di Kalimantan. Sungai Musi, Batanghari dan Indragiri di Sumatera.

    2. Sungai periodik yaitu sungai yang pada waktu musim hujan airnya banyak, sedangkan pada musim kemarau airnya kecil. Contoh sungai jenis ini banyak terdapat di pulau Jawa misalnya sungai Bengawan Solo, dan sungai Opak di Jawa Tengah. Sungai Progo dan sungai Code di Daerah Istimewa Yogyakarta serta sungai Brantas di Jawa Timur.

    3. Sungai intermittent atau sungai episodik yaitu sungai yang pada musim kemarau airnya kering dan pada musim hujan airnya banyak. Contoh sungai jenis ini adalah sungai Kalada di pulau Sumba.

    4. Sungai ephemeral yaitu sungai yang ada airnya hanya pada saat musim hujan. Pada hakekatnya sungai jenis ini hampir sama dengan jenis episodik, hanya saja pada musim hujan sungai jenis ini airnya belum tentu banyak.

    Sungai seringkali dikendalikan atau dikontrol supaya lebih bermanfaat atau mengurangi dampak negatifnya terhadap kegiatan manusia. Contohnya bendungan untuk mengontrol aliran, menyimpan air atau menghasilkan energi, tanggul untuk mencegah sungai mengalir melampaui batas dataran banjirnya, kanal-kanal dibuat untuk menghubungkan sungai-sungai untuk mentransfer air maupun navigasi, dan badan sungai dapat dimodifikasi untuk meningkatkan navigasi atau diluruskan untuk meningkatkan rerata aliran.

    Manajemen sungai merupakan aktivitas yang berkelanjutan karena sungai cenderung untuk mengulangi kembali modifikasi buatan manusia. Saluran yang dikeruk akan kembali mendangkal, mekanisme pintu air akan memburuk seiring waktu berjalan, tanggul-tanggul dan bendungan sangat mungkin mengalami rembesan atau kegagalan yang dahsyat akibatnya. Keuntungan yang dicari dalam manajemen sungai seringkali "impas" bila dibandingkan dengan biaya-biaya sosial ekonomis yang dikeluarkan dalam mitigasi efek buruk dari manajemen yang bersangkutan. Sebagai contoh, di beberapa bagian negara berkembang, sungai telah dikungkung dalam kanal-

  • Diarsipkan oleh PLS UM untuk IMADIKLUS.com

    kanal sehingga dataran banjir yang datar dapat bebas dan dikembangkan. Banjir dapat menggenangi pola pembangunan tersebut sehingga dibutuhkan biaya tinggi dan seringkali makan korban jiwa.

    ...banyak sungai kini semakin dikembangkan sebagai wahana konservasi habitat, karena sungai termasuk penting untuk berbagai tanaman air, ikan-ikan yang bermigrasi, menetap, dan budidaya tambak, burung-burung, serta beberapa jenis mamalia....7

    Air adalah zat atau materi atau unsur yang penting bagi semua bentuk

    kehidupan yang diketahui sampai saat ini di bumi....8 Air merupakan salah satu kebutuhan yang sangat penting bagi kehidupan. Air banyak dimanfaatkan oleh masyarakat dalam memenuhi kebutuhan sehari-harinya. Salah satu pemanfaatan air yaitu air sungai.

    Air bersih penting bagi kehidupan manusia. Di banyak tempat di dunia terjadi kekurangan persediaan air. Air dapat berwujud padatan (es), cairan (air) dan gas (uap air). Air merupakan satu-satunya zat yang secara alami terdapat di permukaan bumi dalam ketiga wujudnya tersebut. Pengelolaan sumber daya air yang kurang baik dapat menyebakan kekurangan air, monopolisasi serta privatisasi dan bahkan menyulut konflik. Indonesia telah memiliki undang-undang yang mengatur sumber daya air sejak tahun 2004, yakni Undang Undang nomor 7 tahun 2004 tentang Sumber Daya Air.

    Air yang memenuhi persayaratan kesehatan untuk kebutuhan minum, masak, mandi dan energi. Air sebagai salah satu faktor essensial bagi kehidupan sangat dibutuhkan dalam kriteria sebagai air bersih. Air dikatakan bersih bila memenuhi syarat sebagai berikut: jernih/tidak berwarna, tidak berbau, tidak berasa. Adapun kriteria air bersih antara lain yaitu: (1) air bersih adalah air yang memenuhi ketentuan baku mutu air besih yang berlaku, (2) air baku adalah air yang yang memenuhi ketentuan

    7 http://id.wikipedia.org/wiki/Sungai 8 http://id.wikipedia.org/wiki/Air

    baku mutu air baku yang dapat diolah menjadi air minum, (3) air minum adalah Air yang memenuhi ketentuan baku mutu air minum yang berlaku.

    Air sangat penting dalam kehidupan sehari-hari, seperti mandi, cuci, minum, dan kakus. Air sungai merupakan sumber kehidupan masyarakat pinggir sungai. Mereka tidak sadar bahwa air yang digunakan dalam kehidupan sehari-hari tercemar oleh limbah-limbah industri dan rumah tangga. Jika masyarakat tersebut tidak memanfaatkan air sungai dalam kehidupannya, maka bisa dikatakan masyarakat pinggiran sungai tidak akan bisa hidup. Selain sulitnya mendapatkan air bersih di daerah aliran sungai tersebut, air sungai juga sangat praktis didapatkannya.

    1. Pencemaran Air sungai

    Pencemaran air sungai dilakukan oleh masyarakat sendiri. Mereka kurang peduli terhadap lingkungan sekitar mereka. Terutama dalam hal membuang sampah tidak pada tempatnya. Apalagi masyarakat di pinggiran sungai, mereka membuang segala sesuatu ke sungai, padahal mereka juga mengkonsumsi air sungai. Selain itu pabrik-pabrik juga membuang limbah hasil produksinya ke sungai tanpa proses pengelolaan limbah yang baik.

    Pencemaran air sungai sudah terjadi sejak lama dan telah kita ketahui bersama, baik di laut, sungai, danau bahkan parit didepan rumah kita. Pencemaran air disebabkan oleh aktivitas manusia sehari-hari yang dapat mengakibatkan adanya perubahan pada kualitas air. Tingkat pencemaran terberat adalah akibat limbah industri yang dibuang ke sungai dan juga tumpahan minyak di lautan. Pencemaran sungai dan di lautan ini telah mengakibatkan ekosistem dan habitat air menjadi rusak bahkan mati. Untuk sungai, pembuangan limbah pabrik telah merusak habitat sungai.9

    Limbah industri mengandung logam berat, toksin organic, minyak dan zat lainnya yang memiliki efek ternmal dan juga dapat mengurangi kandungan oksigen dalam air. Limbah berbahaya ini selain menyebabkan timbulnya masalah kesehatan bagi masyarakat yang tinggal di sepanjang sungai yang menggunakan air sungai untuk keperluan sehari-hari. Selain

    9 Radyastuti Winarno. 1997. Lingkugan Hidup Kita. Hal.66

  • Diarsipkan oleh PLS UM untuk IMADIKLUS.com

    limbah industri, limbah rumah tangga juga memiliki peranan yang besar dalam pencemaran air. Limbah rumah tangga ini terbagi menjadi 2 golongan, yakni limbah organik dan anorganik. Limbah organik adalah limbah yang dapat diuraikan oleh bakteri seperti sayuran, buah, dan daun-daunan. Sementara limbah anorganik tidak dapat diurai oleh bakteri seperti bekas kaca, karet, plastik, logam, kain, kayu, dll.

    Beberapa macam limbah antara lain : a. Air limbah rumah tangga

    Sumber utama air limbah rumah tangga dari masyarakat adalah berasal dari perumahan dan daerah perdagangan. Selain itu daerah perkantoran/lembaga serta daerah rekreasi. Untuk daerah tertentu banyaknya air limbah dapat diukur secara langsung.

    1) Daerah Perumahan Untuk daerah perumahan yang kecil aliran air limbah biasanya

    diperhitungkan melalui kepadatan penduduk dan rata-rata per orang dalam membuang air limbah. Adapun besarnya rata-rata air limbah yang berasal dari daerah hunian dapat dilihat pada10 Tabel 2.2.

    Tabel 2.2. Rata-rata Air limbah dari Daerah Pemukiman No. Sumber Unit Jumlah Aliran 1/unit/hari Antara Rata-Rata

    1 Apartemen Orang 200-300 260 2 Hotel, penghuni tetap Orang 150-220 190 3 Tempat tinggal keluarga

    Rumah pada umumnya Orang 190-350 280 Rumah yang lebih baik Orang 250-400 310 Rumah mewah Orang 300-550 380 Rumah agak modern Orang 100-250 200 Rumah pondok Orang 100-240 190

    4 Rumah gandengan Orang 120-200 150

    10 Metscaff dan Eddy 1979 dalam Sugiharto.1987. Dasar-Dasar Pengelolaan Air Limbah. Hal. 11

    Adapun untuk daerah yanh luas, maka perlu diperhatikan jumlah aliran air limbah dengan dasar penggunaan daerah, kepadatan penduduk, serta ada atau tidaknya daerah industri.

    2) Daerah Perdagangan Aliran limbah yang berasal dari daerah perdagangan secara

    umum dihitung dalam kubik per hektar/hari didasarkan pada data perbandingan. Untuk memperinci jumlah aliran tersebut dapat dipergunakan Tabel 2.3.11 berikut ini.

    Tabel 2.3. Rata-rata Aliran Air Limbah yang berasal dari Daerah Perdagangan No. Sumber Unit Jumlah Aliran 1/unit/hari Antara Rata-Rata 1 Lapangan terbang Penumpang 8-15 10 2 Pusat perbaikan kendaraan Kendaraan 30-50 10 3 Bar Langganan 5-20 8

    Pekerja 40-60 50 4 Hotel Tamu 150-220 190

    Pekerja 30-50 40 5 Gudang perusahaan Pekerja 35-65 55 6 Tempat pencucian Mesin 1.800-

    2.600 2.200

    7 Rumah makan Pengunjung 8-15 10 8 Toko Pekerja 30-50 40 9 Pusat perbelanjaan Kamar mandi 1.600-

    2.400 2.000

    3) Air limbah Industri

    Jumlah aliran limbah yang berasal dari industri sangat bervariasi tergantung pada jumlah besar dan kecilnya industri, pengawasan pada proses industri, derajat penggunaan air, derajat pengolahan air limbah yang ada.

    11 Metscaff dan Eddy 1979 dalam Sugiharto.1987. Dasar-Dasar Pengelolaan Air Limbah. Hal. 12

  • Diarsipkan oleh PLS UM untuk IMADIKLUS.com

    Untuk memperkirakan jumlah rata-rata iar limbah yang dihasilkan oleh industri seperti terlihat pada Tabel 2.4. 12

    Tabel 2.4. Rata-rata Air Limbah yang Berasal dari Berbagai Jenis Industri

    No. Jenis Industri Rata-rata air limbah (m) 1 Industri kalengan 69-125 2 Industri Kimia 775-490 3 Industri Makanan dan Minuman 103-140 4 Industri,Kayu,Kertas, dan Tekstil 1.260-1.320

    b. Pengelolaan air limbah di masyarakat

    Apabila suatu kota mempunyai sistem pembuangan air limbah yang berupa saluran tertutup dengan pengolahan yang tersediri, maka setiap air limbah dan kotoran rumah tangga yang dihasilkan oleh warga kota akan dibuang ke saluran kota terdekat untuk dialirkan ke tempat pengolahan yang tersedia. Tetapi jika kota itu belum memiliki sistem pembuangan air limbah secara tertutup, maka umumnya air limbah dari kamar mandi dan cuci saja yang dibuang ke saluran limbah kota, sedangkan kotoran yang berasal dari WC akan dibuang ke tempat pembuangan khusus yang dikenal sebagai septic tank.

    Dengan demikian setiap rumah tangga mempunyai septic tank tersendiri, sedangkan air limbah selain dari WC saja yang dibuang ke sungai. Namun akan tetapi hal tersebut kurang cukup untuk mengurangi tingkat pencemaran di sungai. Setidaknya bisa mengurangi limbah yang diakibatkan oleh limbah rumah tangga.

    c. Pengelolaan air limbah di perusahaan Air limbah industri berasal dari pembuangan bahan baku yang

    komposisinya sudah dikurangi karena telah proses mengalami produksi. Air buangan industri dapat dipisahkan menjadi:

    12 Metscaff dan Eddy 1979 dalam Sugiharto.1987. Dasar-Dasar Pengelolaan Air Limbah. Hal. 15

    1) Air cucian dan bilasan dari kaleng, tangki, juga peralatan tangki pipa produksi, dan lantai.

    2) Air tumpahan, kebocoran dari kerusakan peralatan atau kurang cermatnya waktu kerja.

    3) Air buangan yang berasal dari dadih, mentega yang rusak. 4) Air buangan dari bahan baku yang telah rusak.

    Pabrik yang memproduksi barang-barang dari logam memerlukan persediaan air yang cukup banyak, sebab adanya pembilasan-pembilasan yang dilakukan pada setiap fase produksi. Pengenceran air limbah yang dilakukan menjadikan air bertambah banyak dan tidak berbahaya terhadap binatang piaraan dan ikan. Secara ekonomis, maka untuk mengelola air limbah ini memerlukan biaya sebanyak tiga kali lipat biaya produksi. Pengenceran dengan menggunakan air yang banyak tidak dilaksanakan pada industri kecil saja, sedangkan pengolahan dengan menggunakan sistem tertutup memerlukan biaya tinggi dan biasanya ditetapkan apabila daerah tersebut memberlakukan perundangan yang ketat.13

    2. Kondisi Tanah Daerah Aliran Sungai a. Faktor-faktor pembentukan tanah

    ..Proses pembentukan tanah di Daerah Aliran Sungai dicerminkan oleh pengaruh faktor-faktor iklim, topografi, bahan induk, organisme, dan waktu, sehingga karakter tanah dipengaruhi oleh interaksi kelima faktor tersebut. Bahan induk pembentuk tanah di wilayah lereng bawah berupa batuan sedimen resen yang tersusun dari lempung, lanau dan pasir yang tidak padu...14

    Pembentukan tanah di lahan bawahan pada beberapa bagian terjadi dalam lingkungan basah (jenuh air). Oleh karena selalu jenuh air, maka proses reduksi dan oksidasi menjadi dominan, sehingga menyebabkan

    13 Sugiharto .1987 dasar-dasar pengolahan air limbah. Hal. 166-167 14 Ni Wayan Evi Yuniarti dalam http://cabyevi.blogspot.com/2008/11/kondisi-tanah-daerah-aliran-sungai.html

  • Diarsipkan oleh PLS UM untuk IMADIKLUS.com

    tanah-tanah berwarna kelabu, sedang di bagian wilayah peralihan fluktuasi muka air tanah menyebabkan proses reduksi dan oksidasi berlangsung secara bergantian yang dicirikan dengan adanya karatan (mottcing) berwarna kuning hingga merah.

    b. Klasifikasi Tanah

    ..Klasifikasi tanah di daerah aliran sungai berdasarkan pada data sekunder dan pengamatan serta pengukuran di lapangan melalui profil tanah, pemboran tanah, pengamatan kondisi lingkungan, yang dilengkapi data hasil analisis laboratorium dari contoh tanah pewakil....Berdasarkan terminologi tersebut tanah-tanah di daerah ini terdiri dari lima jenis tanah yakni Alluvial, Kambisol, Regosol, Latosal, dan Litosal...15

    c. Erosi Tanah

    Perkembangan bentuk-bentuk erosi tanah, seperti erosi lembar (sheet erosion), erosi alur (rill erosion), dan erosi parit (gully erosion) di masa mendatang sangat tergantung pada tingkat bahaya erosi tanah. Di samping itu, perencanaan konservasi tanah memerlukan data tentang tingkat bahaya erosi tanah.

    ..Bahaya erosi tanah adalah keadaan yang memungkinkan bahwa erosi tanah akan segera terjadi dalam waktu yang relatif dekat, atau dalam hal apabila erosi tanah telah terjadi di suatu daerah, maka bahaya erosi tanah adalah tingkat erosi tanah yang akan terjadi di masa mendatang...16

    Faktor-faktor yang mempengaruhi erosi tanah adalah iklim, topografi tanah, vegetasi, dan tindakan manusia terhadap lahan. Faktor-

    15 Ni Wayan Evi Yuniarti dalam http://cabyevi.blogspot.com/2008/11/kondisi-tanah-daerah-aliran-sungai.html 16 Ni Wayan Evi Yuniarti dalam http://cabyevi.blogspot.com/2008/11/kondisi-tanah-daerah-aliran-sungai.html

    faktor erosi tanah yang sifatnya relatif permanen, yakni iklim, topografi, dan tanah menentukan besar erosi potensial dan apabila faktor-faktor tersebut ditambah dua faktor lainnya yakni vegetasi dan tindakan manusia terhadap lahan menentukan bahaya erosi aktual.

    3. Pengelolaan Daerah Aliran Sungai Kerangka pemikiran pengelolaan DAS melibatkan tiga dimensi

    pendekatan analisis (standar) untuk pengelolaan DAS seperti dikemukakan oleh Hufscmifds (1986)17. Dengan kombinasi ketiga unsur utama tersebut diharapkan diperoleh gambaran yang menyeluruh tentang proses dan mekanisme pengelolaan DAS. Ketiga dimensi pendekatan analisis pengelolaan DAS tersebut adalah: a. Pengelolaan DAS sebagai proses yang melibatkan langkah-langkah

    perencanaan dan pelaksanaan yang terpisah tetapi erat berkaitan. b. Pengelolaan DAS sebagai sistem perencanaan pengelolaan dan sebagai

    alat implementasi program pengelolaan DAS melalui kelembagaan yang relevan dan tekait.pengelolaan DAS sebagai serial aktivitas yang masing-masing berkaitan dan memerlukan perangkat pengelolaan yang spesifik.

    Untuk tercapainya pembangunan DAS yang berkelanjutan kegiatan pembangunan ekonomi dan perlindunagn lingkungan harus diselaraskan. Dalam hal ini diperlukan penyatuan kedua sisi pandang tersebut secara realistis melalui penyesuaian kegiatan pengelolaan DAS dan konservasi daerah hulu ke dalam kenyataan-kenyataan ekonomi dan sosial.

    Konsep pengelolaan DAS yang baik perlu didukung oleh kebijakan ynag dirumuskan dengan baik pula. Kebijakan yang berkaitan dengan pengelolaan DAS seharusnya mendorong dilaksanakannya praktek-praktek pengelolaan lahan-lahan yang kondusif terhadap pencegahan degradasi tanah dan air. Sasaran dan prinsip-prinsip pengelolaan DAS memberikan kerangka kerja bagi pelaksanaan kegiatan-kegiatan pembangnan dalam skala DAS yang melibatkan sumberdaya bahan dan air.lebih jauh, kerangka kerja ini dapat menyatukan atau menyalaraskan pengelolaan sumber daya alam yang

    17 Chay Asdak. 2002. Hidrologi dan Pengelolaan Daerah Aliran Sungai. Hal.543

  • Diarsipkan oleh PLS UM untuk IMADIKLUS.com

    mempunyai dimensi sosial ekonomi serta membantu menghindari timbulnya permasalahan-permasalahan lingkungan.

    Pembangunan DAS dapat berlanjut apabila kebijakan-kebijakan yang melandasi tercapainya pembangunan yang berkelanjutan tersebut dapat dirumuskan mengikuti atau sesuai dengan prinsip-prinsip pengelolaan DAS yang rasional sebagai berikut: a. Mengenali hal-hal yang menjadi tuntutan mendasar untuk tercapainya

    usaha-usaha penyelamatan lingkungan dan sumber daya alam. b. Memasukan atau mempertimbangkan dalam kebijkan yang akan dibuat

    nilai-nilai jasa lingkungan yang saat ini belum atau tidak diperhitungkan secara komersial.

    c. Menyelaraskan atau rekonsilisasi atas konflik-konflik kepentingan yang bersumber dari penentuan batas-batas alamiah dan batas-batas politisi-adsministratif.

    d. Menciptakan investasi (sektor swasta), peraturan-peraturan, insensif, dan perpajakan yang mengaitkan adanya interaksi antara aktivitas tataguna lahan di daerah hulu dan kemungkinan dampakyang ditimbulkan di daerah hilir. Dengan kata lain, keuntungan yang diperoleh oleh kelompok masyarakat (petani, industri) di daerah hilir (karena berkurangnya sedimentasi) tidak boleh menjadi beban lagi bagi masyarakat yang tinggal di daerah hulu (karena mereka harus mengorbankan sebagian tanah atau modal untuk melaksanakan kegiatan konservasi tanah dan air). Peraturan atau kebijakan yang akan dibuat harus mampu meratakan pembagian keuntungan dan biaya antara penduduk yang tinggal di daerah hulu dan mereka yang hidup di daerah hilir, antara lain dalam bentuk subsidi silang.

    BAB III DISKUSI

    A. Pendidikan Luar Sekolah

    Menurut Undang-Undang Pendidikan No. 20 Tahun 2003. Pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki kekuatan spiritual keagamaan, pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia, serta keterampilan yang diperlukan dirinya, masyarakat, bangsa, dan negara18.

    Terdapat tiga Pedidikan di Indonesia, yaitu pendidikan informal, pendidikan formal, dan pendidikan non formal. Pendidikan non formal juga biasa disebut dengan Pendidikan luar sekolah. Pendidikan luar sekolah adalah jalur pendidikan di luar pendidikan formal yang dapat dilaksanakan secara terstruktur dan berjenjang.

    ...Pendidikan Luar Sekolah menyediakan program pendidikan yang memungkinkan terjadinya perkembangan peserta didik dalam bidang sosial, keagamaan, budaya, keterampilan, dan keahlian. Dengan pendidikan luar sekolah, setiap warga negara dapat memperluas wawasan pemikiran dan peningkatan kualitas pribadi dengan menerapkan landasan belajar seumur hidup....19 Pendidikan luar sekolah dapat dibedakan menjadi pendidikan

    keterampilan, pendidikan perluasan wawasan, dan pendidikan keluarga. Pendidikan Keterampilan mempersiapkan peserta didik untuk memiliki kemampuan melaksanakan suatu jenis pekerjaan tertentu. Pendidikan perluasan wawasan memungkinkan peserta didik memiliki pemikiran yang lebih luas. Pendidikan keluarga memberikan pengetahuan dan keterampilan dasar, agama,

    18 Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 20 Tahun 2003 Tentang Sistem

    Pendidikan Nasional 19 Drs.H.Fuad Ihsan. "Dasar-dasar Kependidikan", hal: 22, , Penerbit: Rineka Cipta.

  • Diarsipkan oleh PLS UM untuk IMADIKLUS.com

    dan kepercayaan, nilai moral, norma sosial, dan pandangan cara hidup untuk dapat berperan dalam keluarga dan masyarakat.

    Undang-undang RI No 20 tahun 2003 tentang Sistim Pendidikan Nasional, satuan pendidikan nonformal meliputi:lembaga kursus, lembaga pelatihan, kelompok belajar, pusat kegiatan belajar masyarakat (PKBM), majelis taklim, serta satuan pendidikan lain yang sejenis. Beberapa istilah tentang satuan pendidikan nonformal mungkin sudah familier di masyarakat, namun terdapat satu satuan pendidikan yang perlu dijelaskan dalam konsep satuan PNF tersebut, yaitu PKBM. PKBM merupakan tempat belajar yang dibentuk dari, oleh, dan untuk masyarakat dalam rangka usaha untuk meningkatkan pengetahuan, sikap, hobi, dan bakat warga masyarakat .

    Pengertian lain dikemukakan oleh Kamil yang dirujuk dari konsep Unesco bahwa PKBM merupakan salah satu wadah dalam memberikan kesempatan penuh kepada seluruh komponen masyarakat agar mampu: a) memberdayakan masyarakat, b) meningkatkan kualitas hidup masyarakat, dan c) pengembangan dan pembangunan masyarakat20.

    ...Sedangkan program PNF menurut Undang-Undang No 20 tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional meliputi beberapa program, sebagai berikut: a) pendidikan kecakapan hidup (life skills), b) pendidikan anak usia dini, c) pendidikan kepemudaan, Pendidikan Nonformal dalam Kon teks Pemberdayaan Masyarakat Desa Hutan d) pemberdayaan perempuan, e) pendidikan keaksaraan, f) pendidikan ketrampilan, dan g) pendidikan kesetaraan....21 Konsep lain dikemukakan oleh Patricl Boyl bahwa program PNF terdapat

    tiga jenis, yaitu developmental, institutional, dan informasional. 1. Program Pengembangan (developmental Program)

    Program Pengembangan (developmental Program) ialah upaya pendidikan non formal yang dimaksudkan untuk membantu suatu masyarakat atau kelompok sosial dalam mengenali dan memecahkan

    20 Mustofa Kamil. 2009. Pendidikan Nonformal. Bandung: Alfabeta hal.52 21 Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 20 Tahun 2003 Tentang Sistem

    Pendidikan Nasional

    masalah yang mereka hadapi. Ini dilakukan jika di dalam sistem sosial terdapat suatu masalah yang perlu dipecahkan atau suatu perbaikan yang perlu dilakukan, dan anggota masyarakat tersebut perlu digerakkan untuk melakukan tindakan nyata (kongkrit). Bentuk kegiatannya bisa berupa: 1) aksi sosial misalnya gotong royong, bakti sosial, dll, 2) pengorganisasian masyarakat misalnya dibentuk koperasi, kepanitiaan, dll.

    2. Program Institusional (Institutional program) Sedangkan program institusional (Institutional program) atau

    training ialah upaya pendidikan yang diberikan kepada perorangan dengan tujuan penguasaan kemampuan-kemampuan tertentu yang diperlukan untuk melaksanakan tugas-tugas tertentu di lapangan kerja atau di masyarakat. Program ini berupa: 1) tindak lanjut dari program informasional misalnya setelah mengetahui adanya teknologi baru, ingin belajar menggunakannya, dan 2) pemberian keterampilan baru sama sekali.

    3. Program Penyuluhan (Informasional program) Adapun program penyuluhan (Informasional program) yaitu upaya

    PNF yang bertujuan untuk menyebarkan informasi baru yang penting bagi masyarakat atau kelompok social dalam rangka peningkatan taraf hidup dan perbaikan lingkungan. Informasi tersebut berupa: perundangundangan, penemuan baru, peraturan atau kebijakan baru, dan sebagainya yang perlu diketahui oleh seluruh warga negara.

    B. Analisis Masalah

    Menanggapi masalah sosial yang dihadapi oleh masyarakat di pemukiman sekitar pinggiran sungai. Pendidikan Luar Sekolah dalam hal ini mempunyai peran yang sangat besar dalam pemecahannya. Dalam Pendidikan Luar Sekolah banyak terdapat program-program bagi masyarakat, antara lain: (1) PAUD (Pendidikan Anak Usia Dini), (2) Pelatihan, dan (3) Pemberdayaan Masyarakat. Selain ketiga program tersebut dalam pendidikan luar sekolah juga terdapat tiga pendekatan untuk menjalankan program antaranya program informasional, program instruksional, dan program developmental. Program informasional hanya bersifat program untuk mendeskripsikan, menjabarkan,dan memberitahu.

  • Diarsipkan oleh PLS UM untuk IMADIKLUS.com

    Program informasional misalnya dengan mengadakan penyuluhan dan sosialisasi. Program tersebut hanya bersifat memberitahu kepada sasaran program. 1. Program Penyuluhan (Informasional program)

    Menyikapi kondisi masyarakat di pinggiran sungai. Pendidikan luar sekolah mempunyai program pendidikan untuk membantu memecahkan masalah masyarakat di pinggiran sungai tersebut. Program yang tepat untuk mengatasi masalah yang dihadapi oleh masyarakat di pinggiran sungai adalah program penyuluhan (Informasional program). Program ini sangat cocok karena bersifat menyebarkan informasi baru yang penting bagi masyarakat atau kelompok social dalam rangka peningkatan taraf hidup dan perbaikan lingkungan. Jadi nanti bisa diharapkan masyarakat pinggiran sungai tersebut setelah diberi penyuluhan tentang bahayanya menggunakan air sungai dalam kehidupan sehari-hari akan merasa sadar dan tidak lagi menggunakan air sungai apalagi mengkonsumsi air sungai tersebut.

    Karena kondisi masyarakat yang berada di kawasan perairan jadi memungkinkan untuk menjalankan program penyuluhan. Karena program penyuluhan ini bersifat fleksibel dalam arti kata bisa mengubah perilaku seseorang dengan cara memaparkan kondisi riil pada lingkungan sasaran program. Sehingga diharapkan bisa mengubah pola pikir dan perilaku masyarakat di pinggiran sungai tersebut setelah mengiukuti program penyuluhan tersebut. C. Kesimpulan

    Air sangat penting dalam kehidupan sehari-hari, terutama untuk mandi, cuci, minum, dan kakus. Pada masyarakat pinggiran sungai, air sungai adalah sumber dari kehidupannya. Masyarakat tersebut menggunakan air sungai dalam kehidupan sehari-hari mereka. Mereka tidak sadar bahwa air yang digunakan dalam kehidupan sehari-hari mereka sangat tercemar oleh limbah-limbah industri dan rumah tangga.

    Dengan adanya program penyuluhan atau biasa disebut dengan informasional program membantu masyarakat di daerah pinggiran sungai yang menggunakan air sungai dalam kehidupannya. Masyarakat pinggiran sungai

    tersebut merasa sadar akan bahayanya dan dampak jika menggunkan air sungai dalam kehidupannya. Karena penyuluhan tentang dampak dan bahayanya menggunakan air sungai serta dekskripsi tentang banyaknya limbah yang terdapat pada sungai bisa mengubah pola pikir masyarakat agar tidak menggunakan air sungai dalam kehidupannya sehari-hari.

    D. Saran

    Air bersih sangat penting bagi kehidupan sehari-hari. Apalagi pada masyrakat pinggiran aliran sungai. Selain untuk kebutuhan sehari-hari air sungai juga sebagai mata pencaharian mereka. Bagi masyarakat pinggiran sungai agar bisa menjaga dan melstarikan kondisi lingkungan sekitarnya.