30-56-1-SM

9
Jurnal Penelitian UNRAM, Februari 2014 Vol.18 No. 1 ISSN 0854 - 0098 97 PERAN PEREMPUAN DALAM PENGELOLAAN SAMPAH RUMAH TANGGA BERBASIS PROGRAM 4P DI WILAYAH PESISIR DESA LABUHAN HAJI - LOMBOK TIMUR THE ROLE OF WOMEN IN DOMESTIC WASTE MANAGEMENT BASED ON “4P”PROGRAM AT COASTAL REGION LABUHAN HAJI VILLAGE- EAST LOMBOK Lolita Endang Susilowati PS Agroekoteknologi, Jurusan Budidaya Pertanian, Fakultas Pertanian Universitas Mataram Jl. Majapahit 62 Mataram 83125 telp (0370) 621435 Email : [email protected] ABSTRAK Sampah rumah tangga sangat erat kaitannya dengan kebersihan, kesehatan, keindahan dan keamanan. Perempuan memiliki peranan besar terhadap pengelolaan kebersihan dan sampah, sebagaimana budaya kita yang menyebutkan bahwa pekerjaan bersih-bersih adalah urusan perempuan. Penelitian ini bertujuan mendeskripsi peran perempuan dalam pengelolaan sampah rumah tangga berbasis program 4 P (pemilahan-pengolahan- pemanfaatan-pembuangan residu). Penelitian kualitatif dengan metode penelitian deskriptif dilakukan di kampung Mandar dengan jumlah respondent 15 orang. Pengambilan sampel menggunakan dengan metode purposive sampling . Responden adalah wanita menikah berumur 17- 50 tahun dan sebagai ibu rumah tangga. Hasil kajian menunjukkan bahwa rerata timbulan sampah rumah tangga yang dihasilkan mencapai sekitar 0,5 kg/orang/hari dengan komposisi 80,21% berupa sampah organik dan sisanya berupa sampah anorganik, seperti plastik, kayu, pecahan kaca, kaleng dan lain-lain. Status sosial ekonomi perempuan di wilayah tersebut relatif rendah baik dari segi pendidikan, pendapatan maupun jenis pekerjaan. Sebagian besar perempuan belum penerapkan program 4P. Pemisahan sampah hanya dilakukan untuk tujuan dijual. Semakin tinggi status sosial ekonomi perempuan, maka mereka semakin baik dalam pengelolaan sampahnya. Dalam kesimpulannya, peran ibu rumah tangga, dalam mengelola sampah rumah tangga berbasis program 4P belum terlihat secara sempurna. Karena itu, pendidikan dan pelatihan yang terstruktur mengenai program tersebut diperlukan untuk membangun perilaku baik meraka dalam pengelolaan sampah. Kata kunci: Pengelolaan Sampah Rumah Tangga, Program 4P, Perempuan. ABSTR ACT Domestic waste is closely associated with cleanliness, health, aesthetics and safety. Women are responsible for all of these . The purpose of this study was to describe the women’s role in the domestic waste management based on the “4 P” program (sorting, processing, utilizing and residue disposal). The descriptive research method was used in this study. Survey was conducted to 15 respondents of the Mandar village by means of the purposive sampling method. The respondents were housewife aged 17-50 years. The study results showed that the average amount of the domestic waste produced was about 0.5kg/person/day. The waste composition was 85% of organic and the remaining was plastics, glasses, cans and others. Women's social and economic status in the area is relatively low in terms of education, income and occupation. Most women on this area had not applied the “4P” program. Waste sorting was only undertaken for the purpose of sale.

description

Dokumen

Transcript of 30-56-1-SM

  • Jurnal Penelitian UNRAM, Februari 2014 Vol.18 No. 1 ISSN 0854 - 0098

    97

    PERAN PEREMPUAN DALAM PENGELOLAAN SAMPAH RUMAH TANGGA BERBASIS PROGRAM 4P DI WILAYAH

    PESISIR DESA LABUHAN HAJI - LOMBOK TIMUR

    THE ROLE OF WOMEN IN DOMESTIC WASTE MANAGEMENT BASED ON 4PPROGRAM AT COASTAL REGION LABUHAN HAJI VILLAGE- EAST LOMBOK

    Lolita Endang Susilowati

    PS Agroekoteknologi, Jurusan Budidaya Pertanian, Fakultas Pertanian Universitas Mataram Jl. Majapahit 62 Mataram 83125 telp (0370) 621435

    Email : [email protected]

    ABSTRAK

    Sampah rumah tangga sangat erat kaitannya dengan kebersihan, kesehatan, keindahan

    dan keamanan. Perempuan memiliki peranan besar terhadap pengelolaan kebersihan dan sampah, sebagaimana budaya kita yang menyebutkan bahwa pekerjaan bersih-bersih adalah urusan perempuan. Penelitian ini bertujuan mendeskripsi peran perempuan dalam pengelolaan sampah rumah tangga berbasis program 4 P (pemilahan-pengolahan-pemanfaatan-pembuangan residu). Penelitian kualitatif dengan metode penelitian deskriptif dilakukan di kampung Mandar dengan jumlah respondent 15 orang. Pengambilan sampel menggunakan dengan metode purposive sampling . Responden adalah wanita menikah berumur 17- 50 tahun dan sebagai ibu rumah tangga. Hasil kajian menunjukkan bahwa rerata timbulan sampah rumah tangga yang dihasilkan mencapai sekitar 0,5 kg/orang/hari dengan komposisi 80,21% berupa sampah organik dan sisanya berupa sampah anorganik, seperti plastik, kayu, pecahan kaca, kaleng dan lain-lain. Status sosial ekonomi perempuan di wilayah tersebut relatif rendah baik dari segi pendidikan, pendapatan maupun jenis pekerjaan. Sebagian besar perempuan belum penerapkan program 4P. Pemisahan sampah hanya dilakukan untuk tujuan dijual. Semakin tinggi status sosial ekonomi perempuan, maka mereka semakin baik dalam pengelolaan sampahnya. Dalam kesimpulannya, peran ibu rumah tangga, dalam mengelola sampah rumah tangga berbasis program 4P belum terlihat secara sempurna. Karena itu, pendidikan dan pelatihan yang terstruktur mengenai program tersebut diperlukan untuk membangun perilaku baik meraka dalam pengelolaan sampah. Kata kunci: Pengelolaan Sampah Rumah Tangga, Program 4P, Perempuan.

    ABSTR ACT

    Domestic waste is closely associated with cleanliness, health, aesthetics and safety.

    Women are responsible for all of these . The purpose of this study was to describe the womens role in the domestic waste management based on the 4 P program (sorting, processing, utilizing and residue disposal). The descriptive research method was used in this study. Survey was conducted to 15 respondents of the Mandar village by means of the purposive sampling method. The respondents were housewife aged 17-50 years. The study results showed that the average amount of the domestic waste produced was about 0.5kg/person/day. The waste composition was 85% of organic and the remaining was plastics, glasses, cans and others. Women's social and economic status in the area is relatively low in terms of education, income and occupation. Most women on this area had not applied the 4P program. Waste sorting was only undertaken for the purpose of sale.

  • Jurnal Penelitian UNRAM, Februari 2014 Vol.18 No. 1 ISSN 0854 - 0098

    98

    The higher the social-economic status of women, the better the manage waste. In conclusion, the role of the housewife in managing domestic waste based on the 4 P program has not been done perfectly.Therefore, structured education and training about the program is needed to establish good behavior in waste management. Key words: domestic waste management, 4P-Program, Women

    PENDAHULUAN

    Dalam Undang-undang RI No 18 tahun 2008 tentang pengelolaan sampah, definisi sampah adalah sisa kegiatan sehari-hari manusia dan/atau proses alam yang berbentuk padat. Batasan ini menyuratkan bahwa setiap aktivitas manusia selalu menghasilkan sisa kegiatan yang disebut dengan sampah. Sebagai konsekuensinya timbulan sampah akan terus meningkat seiring dengan meningkatnya aktivitas manusia dan pertambahan penduduk. Karenanya permasalahan sampah dan pengelolaannya kini menjadi persoalan yang mencolok dan mendesak. Hal ini tidak saja karena terkait dengan perubahan keseimbangan lingkungan yang berdampak pada nilai estetika dan kesehatan manusia akan tetapi juga menyangkut masalah sosial-budaya masyarakat yang tidak/kurang peduli terhadap sampah.

    Cara pandang masyarakat yang salah tentang sampah telah menyebabkan rendahnya tingkat kesadaran dan kepedulian masyarakat untuk memecahlan masalah persampahan. Budaya menyukai buang sampah sembarangan nampaknya telah menjadi bagian dari perilaku hidup bagi kebanyakan masyarakat yang tidak peduli sampah dan cenderung mementingkan diri sendiri. Cara pandang yang salah ini boleh jadi merupakan salah satu faktor penyebab banyaknya program tentang penglolaan sampah yang tidak berhasil. Merubah cara pandang masyarakat tentang sampah dari anggapan sebagai bahan yang tidak mempunyai manfaat menjadi bermanfaat merupakan salah satu bagian yang tidak terpisahkan dari upaya pengelolaan sampah secara terpadu (Trihadiningrum, 2008). Dalam UU no 18 Tahun 2008, yang dimaksud dengan pengelolaan sampah rumah tangga adalah kegiatan yang sistematis, menyeluruh dan berkesinambungan yang meliputi

    pengurangan dan penanganan sampah rumah tangga.

    Permasalahan sampah di kawasan pesisir sebagai jalur yang membatasi daratan dengan laut dengan lebar bervariasi menjadi persoalan yang cukup penting mengingat pesisir sebagai muara dari berbagai sungai dan drainase. Sampah yang ditemui di kawasan pesisir sebagian besar berasal dari aktivitas rumah tangga (sampah-RT), sampah dari sungai dan sampah kiriman yang terbawa oleh arus/gelombang laut. Upaya membangun kesadaran masyarakat hingga membangun sistem pengelolaan sampah terus dilakukan dengan harapan sampah menjadi sumber bahan baku yang dapat dimanfaatkan kembali dan memberikan nilai tambah bagi ekonomi masyarakat pesisir.

    Paradigma lama pengelolaan sampah dengan pendekatan kumpul angkut buang ke TPA sampah sudah saatnya ditinggalkan. Paradigma baru sesuai Undang Undang No 18 tahun 2008, memandang sampah sebagai sumberdaya yang dapat dimanfaatkan dan mempunyai nilai ekonomi, sehingga komponen sampah yang akan dibuang adalah bagian yang benar-benar sudah tidak dapat dimanfaatkan. Pengelolaan sampah dilakukan dengan pendekatan terpadu mulai dari hulu, sejak sebelum dihasilkan produk yang berpotensi menjadi sampah, sampai ke hilir yaitu pada fase produk sesudah digunakan sehingga menjadi sampah, yang kemudian dikembalikan secara aman ke media lingkungan. Konsep ini biasa disebut dengan 3 R yaitu Reduce Reuse Recycle (Peraturan Menteri Pekerjaaan Umum no 21/PRT/M/2006), dengan menggunakan paradigma baru pengelolaan sampah berbasis program 4P yaitu pemilahan-pengolahan-pemanfaatan-pembuangan residu.

    Sampah yang bersumber dari aktivitas rumah tangga (sampah-RT) umumnya terdiri

  • Jurnal Penelitian UNRAM, Februari 2014 Vol.18 No. 1 ISSN 0854 - 0098

    99

    atas sampah organik (minimal 75%) dan sisanya sampah anorganik (Harningsih, 2010). Sampah anorganik seperti plastik, kaca, kain dan logam tidak dapat diolah dengan cara pemanfaatkan aktifitas mikroorganisme, sehingga sampah anorganik juga disebut sebagai non-biodegradable waste. Beberapa jenis sampah yang termasuk organik atau biodegradable waste adalah sisa makanan, tumbuhan, hewan dan kertas.

    Terkait dengan timbulan sampah-RT, peran perempuan menjadi substansial, karena pada tingkat aktivitas domestik perempuan (ibu rumah tangga) merupakan anggota keluarga yang paling banyak bersentuhan dengan limbah rumah tangga (Mawati, 1999; PPLH, 2006) . Hal ini tentunya tidak terlepas dari budaya yang menyatakan bahwa pekerjaan yang berkaitan dengan kebersihan, kesehatan dan keindahan baik di dalam dan di luar rumah adalah urusan perempuan. Semantara, perhatian pemerintah pada kasus persampahan cenderung lebih memperhatikan pada masalah pemulung, estetika lingkungan, tempat pembuangan sampah, dan pencemaran. Sentuhan terhadap perempuan terkait dengan permasalahan sampah belum mendapatkan perhatian yang proposional. Perempuan hanya dianggap sebagai objek, sebagai pemakai bahan-bahan konsumsi rumah tangga, tanpa diberi pengetahuan tentang bahaya dari sisa kegiatannya terhadap dirinya, keluarga dan lingkungannya.

    Berdasarkan pada uraian di atas, maka dapat dipertanyakan bagaimana peran perempuan dalam pengelolaan sampah-RT dan faktor internal apa saja yang mempengaruhinya. Penelitian ini bertujuan mendeskripsi peran perempuan dalam pengelolaan sampah rumah tangga berbasis program pemilahan-pengolahan-pemanfaatan-pembuangan residu (4P). Manfaat dari kegiatan ini diharapkan dapat menjadi acuan dan rujukan dalam menempatkan perempuan sebagai potensi alternatif penyelesaian masalah sampah yang mengarah pada perolehan keuntungan sosial-ekonomi.

    METODOLOGI

    Penelitian ini menggunakan paradigma kualitatif dengan pendekatan metode penelitian deskriptif. Penggunaan metode deskriptif dimaksudkan untuk memberikan gambaran yang jelas, menyeluruh dan utuh terhadap situasi sosial yang diteliti (Rahardjo, 2010), sehingga penelitian kualitatif ini mampu memberikan informasi-informasi yang dapat menggambarkan situasi nyata untuk mencapai tujuan dalam mencari esensi makna di balik fenomena kondisi persampahan di desa Labuhan Haji.

    Dalam mengidentifikasi faktor- faktor tersebut dilakukan survei dan pengambilan sampel dilakukan dengan metode purposive sampling yang diberikan kepada 15 responden dari kampung Mandar. Penelitian ini diawali dengan penggalian informasiinformasi tentang bentuk-bentuk perilaku dan faktor pembentuk perilaku perempuan dalam mengelola sampah melalui observasi lapangan. Dalam proses observasi, peneliti melakukan wawancara yang bersifat mendalam untuk memperoleh makna yang utuh dari sebuah informasi dan mengambil dokumentasi terhadap kondisi yang terkait dengan informasi yang diberikan oleh informan atau narasumber.

    Data Penelitian Objek Penelitian

    Penelitian ini dilaksanakan di Kampung Mandar Desa Labuhan Haji-Kabupaten Lombok Timur pada bulan Oktober 2011. Penelitian ini lebih difokuskan pada pengamatan dan wawancara kepada perempuan (ibu rumah tangga) kampung Mandar. Kriteria perempuan yang dimaksud adalah ibu rumah tangga yang telah tinggal di daerah tersebut lebih dari 5 (lima) tahun atau perempuan asli dari desa Labuhan Haji, dan termasuk dalam golongan usia produktif ( umur 17- 50 tahun), telah menikah dan sebagai ibu rumah tangga..

    Teknik Pengumpulan Data

    Data yang dikumpulkan dalam penelitian ini berupa data primer dan data sekunder. Menurut Rahardjo (2011) data primer merupakan data yang didapat dari sumber pertama, sedangkan data sekunder merupakan data primer yang diperoleh

  • Jurnal Penelitian UNRAM, Februari 2014 Vol.18 No. 1 ISSN 0854 - 0098

    100

    orang lain atau data primer yang telah diolah lebih lanjut dan disajikan baik oleh pengumpul data primer atau oleh pihak lain yang pada umumnya disajikan dalam bentuk tabel-tabel atau diagram-diagram. Dalam pengertian lain, data primer juga dapat dikatakan sebagai data pokok penelitian, sedangkan data sekunder adalah data tambahan yang berguna untuk melengkapi data primer. Teknik pengambilan data primer dan sekunder dilakukan dengan observasi, wawancara dan dokumentasi. 1) Observasi pasif, yaitu pengamatan dan pencatatan secara sistematis terhadap gejala atau fenomena yang terkait dengan perilaku perempuan dalam mengelola sampah serta kondisi lingkungan yang meliputi kondisi fisik lingkungan, sosial dan budaya, dengan cara datang ke tempat kegiatan orang yang diamati, tetapi tidak ikut terlibat dalam kegiatan tersebut. 2) Wawancara semi terstruktur dan mendalam untuk memperoleh data atau informasi secara langsung dengan tatap muka melalui komunikasi verbal. Wawancara dilakukan dengan mengajukan pertanyaan yang sebelumnya telah peneliti persiapkan secara garis besar, dengan acuan permasalahan sampah-RT dari timbulan, pewadahan, pengangkutan dan pemusnahan di dalam kerangka bentuk perilaku pengelolaan sampah-RT. Peubah dan Parameter Penelitian Peubah dan parameter yang diamati meliputi: faktor-faktor lingkungan dalam aspek fisik, sosial dan budaya sebagai pembentuk perilaku individu dalam mengelola sampah RT. 1) Timbulan sampah (observasi) 2) Tempat dan tanggal lahir responden

    untuk mengetahui daerah asal responden (wawancara)

    3) Umur responden untuk mengetahui kelompok usia (wawancara)

    4) Pekerjaan sampingan responden, seperti berjualan sayur, warung kopi atau lainnya. Pekerjaan

    sampingan dapat menambah jumlah sampah-RT (wawancara) 5) Pendidikan responden untuk mencocokkan pendapat umum bahwa tingkat pendidikan berpengaruh terhadap kesadaran kebersihan lingkungan (wawancara). 6) Jumlah keluarga (wawancara) 7) Proses penanganan sampah di lingkungan responden (wawancara, observasi). 8) Penegakan awik-awik tentang persampahan (dokumen) 9) Pola pembinaan pemerintah (dokumen) 10) Data penghasilan (dokumen) Menganalisis bentuk-bentuk perilaku individu dalam mengelola sampah-RT, mulai dari timbulan, pewadahan, pengangkutan sampai dengan pemusnahan. 1) Deskripsi perempuan dalam mengelola

    sampah yang meliputi: a) Peran perempuan dalam mengurangi

    timbulan sampah (wawancara). b) pola pewadahan dan pemilahan

    sampah individu (observasi,wawancara).

    c) Motivasi masyarakat untuk mengnangkut sampah ke enampungan komunal (wawncara)

    d) Pemusnahan sampah oleh masyarakat (observasi, wawancara

    2) Peran Perempuan (ibu Rumah Tangga) Dalam Mengelola Sampah

    HASIL DAN PEMBAHASAN Aspek Sosial Responden

    Gambaran mengenai aspek sosial responden ditunjukkan dalam grafik di bawah ini. Aspek sosial merupakan salah satu aspek penting dalam pengelolaan sampah-RT, karena hal ini menyangkut sumberdaya manusia yang dinamis dalam menjalankan kehidupannya. Pengelolaan sampah-RT pada hakekatnya bersumber dari masyarakat, oleh masyarakat dan untuk masyarakat dalam memujudkan kehidupan yang bersih, sehat, indah dan aman.

    0

    10

    20

    30

    40

    50

    60

    70

    80

    90

    Sampah organikSampah botol plastikSampah plastik bungkusSampah kaca, kaleng

    Tim

    bula

    n S

    ampah

    (%

    )

    0

    2

    4

    6

    8

    10

    12

    Di luar desa Labuhan Haji Di desa Labuhan Haji

    Jum

    lah R

    esponden

    (ora

    ng)

  • Jurnal Penelitian UNRAM, Februari 2014 Vol.18 No. 1 ISSN 0854 - 0098

    101

    0

    10

    20

    30

    40

    50

    60

    70

    80

    90

    Sampah

    organik

    Sampah

    botol plastik

    Sampah

    plastik

    bungkus

    Sampah

    kaca, kaleng

    Tim

    bula

    n S

    ampah

    (%

    )

    Gambar 1. Komposisi Timbulan Sampah

    0

    2

    4

    6

    8

    10

    12

    Di luar desa Labuhan Haji Di desa Labuhan Haji

    Jum

    lah

    Res

    po

    nden

    (o

    ran

    g)

    Gambar 2. Tempat Lahir Responden

    Gambar 3. Kelompok Umur Resonden Gambar 4 . Pekerjaan Responden

  • Jurnal Penelitian UNRAM, Februari 2014 Vol.18 No. 1 ISSN 0854 - 0098

    102

    Deskripsi Perilaku Perempuan (Ibu Rumah Tangga) dalam Mengelola Sampah-RT Timbulan Sampah

    Timbulan sampah baik dalam ukuran volume dan keberadaan sampah yang berserakan menggambarkan tidak adanya pengelolaan sampah yang dilakukan oleh warga. Hasil observasi menunjukkan bahwa timbulan sampah ditemukan di mana-mana seperti di selokan sekitar pemukiman, di selokan sekitar pesisir, di lahan terbuka sekitar makam (kuburan) atau di tepian sungai. Sampah juga banyak ditemukan di pesisir pantai yang boleh jadi tidak saja berasal dari pemukiman setempat tepi juga berasal dari sampah kiriman yang hayut oleh air sungai dan terlonggok di pesisir pantai. Bagi warga yang memiliki tipikal rumah panggung, umumnya sampah anorganik (rata-rata volume mencapai 19,79 %) seperti sampah kertas/plastik bungkus makanan, botol plastik, botol minuman dari kaca/ kaleng, serta ember plastik yang pecah dibuang begitu saja di kolong rumah panggungnya. Sementara, pembersihan sampah yang terkumpul di kolong rumah hanya dilakukan sewaktu-waktu yakni ketika sedang mulcul keinginanya untuk membersihkan atau karena akan ada suatu kegiatan yang mengharuskan pembersihan. Alasan mereka tidak mengerjakan membersihan secara rutin karena kesulitan dalam pembersihan akibat ketinggian kolong rumah tidak memungkinkan ukuran tubuh manusia untuk memasukinya.

    Dari deskripsi tentang timbulan sampah tersebut di atas menggambarkan bahwa ibu rumah tangga belum banyak berperan dalam mengelola sampah. Mereka condong memiliki perilaku membuang sampah sembarangan. Hanya sebagian kecil saja ibu RT yang respek terhadap kebersihan dan kelompok ini umumnya mewadahi sampah yang dihasilkannya. Pewadahan

    Pewadahan sampah adalah usaha yang dilakukan oleh setiap orang dalam mengumpulkan sampah yang dihasilkannya sebelum dibuang atau dimusnahkan. Terkait dengan aktivitas pewadahan sampah, sebagian besar rumah-tangga tidak menyediakan tempat sampah untuk

    mewadahi sampah yang dihasilkannya. Mereka secara umum membuang sampah langsung keluar rumah, dengan alasan akan habis dimakan oleh anjing dan/atau ayam peliharaannya. Hanya sebagian kecil dari ibu rumah tangga yang telah mewadahi sampahnya ke dalam tempat sampah atau kantong plastik untuk selanjutnya dilakukan proses pembuangan atau pemusnahan sampah.

    Terkait dengan pekerjaan mewadahi sampah, tidak semua kelompok yang telah melakukan pewadahan memilahkan antara sampah organik (seperti sisa makanan, sisa bahan sayuran dan buah dan sisa olahan pangan) dan sampah anorganik. Pemilihan pewadahan sampah umumnya hanya dilakukan pada sampah anorganik yang masih dapat dijual seperti sampah botol plastik bekas tempat minum.

    Pengangkutan

    Pengangkutan sampah adalah proses pemindahan sampah yang telah dihasilkannya ke tempat pengumpulan sampah atau ke tempat pemusnahan sampah. Aktivitas pengangkutan sampah yang dikerjakan oleh ibu-ibu rumah tangga di kampung Mandar umumnya dilakukan dengan cara melempar sampah yang telah diwadahi ke lahan terbuka sekitar makam atau dibuang ke pesisir pantai atau ke sungai. Untuk warga yang memilki pekarangan umumnya sampah diangkut ke pekarangan rumahnya untuk dibuang atau dikumpulkan yang selanjutnya dimusnahkan. Pemusnahan

    Pemusnahan sampah dimasudkan untuk menghilangkan material sampah menjadi bahan yang tidak berbahaya atau mengganggu. Aktivitas pemusnahan yang banyak dilakukan oleh warga adalah dengan membakar sampah terutama pada cuaca panas atau pada musim penghujan yang dilakukan saat dalam seminggu hujan tidak turun. Cara pemusnahan lainnya yaitu dengan menghanyutkan sampah ke sungai, khususnya pada saat aliran air sungai terlihat deras.

  • Jurnal Penelitian UNRAM, Februari 2014 Vol.18 No. 1 ISSN 0854 - 0098

    103

    Peran Perempuan (ibu Rumah Tangga) Dalam Mengelola Sampah

    Berdasarkan hasil survei dapat diketahui bahwa ibu-ibu rumah tangga di kampung Mandar sebagian besar belum banyak berperan dalam mengelola sampah-RT-nya. Hal ini ditunjukkan oleh perilaku ibu-ibu RT yang kurang perhatian terhadap kegiatan pengumpulan pemisahan, pemanfaatan dan pemusnahan sampah-RT, yangmana kegiatan tersebut merupakan bentuk implementasi dari konsep pengelolaan sampah 3 R (reduce, reuse dan recycle) (Peraturan Menteri Pekerjaaan Umum no 21/PRT/M/2006).

    Dari analisis faktor pembentuk perilaku individu dapat diketahui bahwa beberapa faktor ekternal yang meliputi aspek fisik, sosial dan budaya sangat menentukan tingkat rendahnya peran ibu RT dalam mengelola sampah di Kampung Mandar. Aspek fisik lingkungan tersebut seperti 1) letak kampung Mandar yang berlokasi di wilayah pesisir pantai labuhan haji, menyebabkan warga dengan mudah melonggokkan sampah-RTnya di ruang-ruang terbuka, di kebun-kebun kelapa, di selokan yang terletak di wilayah pesisir. Mereka seringkali menganggap wilayah pesisir pantai sebagai tempat pembuangan sampah yang gratis, murah dan mudah (praktis). Hal ini selain disebabkan tingginya tingkat kemiskinan masyarakat, rendahnya pendidikan, tingkat kesehatan yang tidak memadai, juga kurangnya informasi tentang kebersihan lingkungan, telah menyebabkan wilayah pesisir menjadi keranjang sampah 2) Ketidaktersediaan sarana prasarana persampahan baik yang bersifat individu atau komunal. Sarana persampahan yang disediakan oleh individu hanya tempat sampah, sedangkan secara komunal hanya lokasi tempat pembakaran sampah yang tersedia di lahan terbuka sekitar makam (kuburan).

    Aspek sosial yang mempengaruhi rendahya peran ibu rumah tangga dalam mengelolan sampah antara lain 1) rendahnya motivasi ibu rumah tangga untuk melakukan pola pengelolaan sampah secara tepat (pengelolaan sampah berbasis 3R) karena mereka memiliki bentuk perilaku yang cenderung sama yaitu membuang

    sampah sembarangan. Dengan demikian menyebabkan tidak adanya kontrol sosial oleh indivudu atau kelompok yang memberi tanggapan atas perilaku pengelolaan sampah yang salah atau tidak tepat. 2) Tingkat pendidikan responden dan pendapatan keluarga yang relatif rendah juga menjadi salah satu faktor penghambat bagi sebagian besar ibu rumah tangga untuk memahami pentingnya pengolaahan sampah dalam kaitannya dengan kebersihan dan kesehatan.

    Aspek budaya yang membentuk rendahnya peran ibu rumah tangga dalam pengelolaan sampah antara lain: 1) pandangan terhadap sampah sebagai material yang harus dibuang dan dimusnahkan masih melekat di sebagian besar masyarakat di wilayah ini. Beberapa ibu rumah tangga (ibu rumah tangga yang berasal dari luar desa labuhan haji) yang telah melakukan pewadahan sampah belum dapat memberikan pandangan kepada ibu rumah tangga yang lain untuk mengikuti langkah positif tersebut. 2) Belum adanya pembinaan pengelolaan sampah yang efektif oleh pemerintahan desa apakah itu dalam bentuk peraturan (awik-awik) persampahan ataupun pelatihan pengelolaan sampah yang tepat.

    Instrumen Sosial Untuk Membangun Peran Perempuan (ibu Rumah Tangga) Dalam Mengelola Sampah

    Keberhasilan pengelolaan sampah berbasis program 4P sebagai implimensai dari konsep pengelohan sampah 3R sangat ditentukan oleh peran dan partisipasi ibu rumah tangga dalam mengelola sampah. karena ibu rumah tangga merupakan anggota keluarga baik secara langsung dan tidak langung berhubungan dengan masalah sampah di dalam dan di luar rumahnya. Fong et al (1996) menjelaskan perempuan memiliki peran ganda dalam mengelola sampah mulai dari pengumpulan, pengangkutan, pemanfaatan dan pembuangan, dan sekaligus perempuan memberi manfaat yang lebih besar dari sekedar mengelola sampah. Manfaat dimaksud antara lain dalam hal 1) pemberdayaan kaum perempuan terutama yang berkaitan dengan peningkatan pendapatan ekonomi; 2) pendidikan dan

  • Jurnal Penelitian UNRAM, Februari 2014 Vol.18 No. 1 ISSN 0854 - 0098

    104

    penyadaran kepada anak-anak terkait dengan pentingnya kegiatan pengumpulan sampah dengan cara menyuruh, menasehati, menjelaskan dan memberikan contoh praktis.

    Berdasarkan hasil survei diperoleh hasil bahwa sebagian besar responden yang berusia 30- 40 tahun (90%) dan berpendidikan SLTP/SD memiliki pengetahuan tentang persampahan yang masih relatif rendah. Dalam pengelolaannya sekitar 66 % responden tidak melalukan pemisahan sampah dalam mengelola sampahnya. Sementara hanya sekitar 7 % responden yang melakukan pengumpulan sampah yang masih bernilai ekonomi untuk dijual, seperti sampah botol plastik, ember plastik rusak, sedangkan sampah bungkus makanan yang terbuat dari aluminium foil dibiarkan terbuang.

    Dari seluruh responden menyatakan belum pernah mendapatkan pelatihan atau penyuluhan mengenai persampahan, dan 90% dari responden antusias untuk mengikuti pelatihan atau penyuluhan jika diadakan. Karenanya itu, instrumen sosial yang tepat untuk diaplikasikan adalah pelatihan pengelolaan sampah bagi ibu rumah tangga. Hal senada disarankan juga oleh Trihadiningrum (2008) dengan mengungkapkan bahwa masyarakat perlu diberikan pemahaman tentang potensi pemanfaaat sampah dan cara mengelolanya guna meminimalsasi timbulan sampah

    Pelatihan yang bertujuan untuk reorientasi pola pikir cukup tepat diberikan mengingat permasalahan sampah ke depan akan menjadi semakin krusial seiring dengan meningkatnya jumlah penduduk dan akativitas manusia. Berdasarkan hasil survei diketahui bahwa sebagian besar ibu rumah tangga relatif mudah untuk mengolah informasi dengan cara melihat (visual) dan dengan cara praktek langsung, bergerak, bekerja dan menyentuh (kinestatik). Karenanya, metode pelatihan yang tepat untuk dapat segera mencapai tujuan pelatihan yaitu pelatihan dengan mengedepankan aspek belajar visual dan kinestatik.

    SIMPULAN DAN SARAN Simpulan

    Berdasarkan hasil penelitian diketahui bahwa selama ini peran perempuan (ibu rumah tangga) di kampung Mandar dalam pengelolaan sampah rumah tangga masih relatif rendah, kesadaran terhadap kebersihan dan keindahan masih tergolong rendah dengan kecederungan berperilaku membuang sampah sembarangan.

    Sebagian besar ibu rumah tangga tidak melakukan pewadahan sampah baik dalam tempat sampah ataupun kantong plastik. Sebagian yang lain melakukan pemadahan sampah khususnya untuk sampah sisa aktivitas dapur yang dipersiapkan untuk proses pengangkutan dan pemusnahan. Sebagaian besar ibu rumah tangga belum melakukan pemanfaatan ulang terhadap sampah yang masih mempunyai potensi nilai ekonomi. Paradigma mengenai persampahan yang berkembang di lokasi penelitian masih pada kerangka pikir bahwa sampah merupakan material yang tidak mempuyai manfaat sehingga harus dibuang.

    Pada lokasi penelitian, ibu rumah tangga belum pernah memperoleh pelatihan atau penyuluhan mengenai persampahan yang menekankan pada konsep 3R melalui pendekatan program pengelolaaan sampah yang diawali dengan kegiatan pengumpulan-pengangkutan-pemanfaatan dan pembuangan residu (4P).

    Saran

    Mengacu pada hasil penelitian, maka untuk meningkatkan peran perempuan baik sebagai subyek sekaligus obyek yang terkait dengan kegiatan pengelolaan sampah-RT, maka diperlukan : 1) Kegiatan pelatihan pengelolaan sampah yang tepat kepada ibu rumah tangga. 2) Meningkatkan ketrampilan dan kreativitas

    ibu rumah tangga dalam memanfaatkan sampah-anorganik sebagai bahan baku kerajinan tangan.

    3) Dibangun awik-awik yang mengatur tentang persampahan di lokasi tersebut. Ucapan Terimakasih

    Kajian ini merupakan bagian dari kegiatan sosialisasi dan implementasi

  • Jurnal Penelitian UNRAM, Februari 2014 Vol.18 No. 1 ISSN 0854 - 0098

    105

    program PHBS-Rumah Tangga dan Sanitasi Total Berbasis Masyarakat di desa Labuhan Haji-Kabupaten Lombok Timur dengan sumber dana dari Kementerian Kesehatan RI Badan Pengembangan dan Pemberdayaan SDM Kesehatan- Pusat Promkes. Untuk itu penulis menyampaiakan terimakasih atas kerjasamanya.

    DAFTAR PUSTAKA Fong, Monica, Wendy Wakeman, and Anjana Bhushan.1996. Toolkit on Gender in Water and Sanitation. Gender Toolkit Series No. 2. Washington, D.C.:World Bank. Harningsih, T. 2010. Peran Gender Dalam

    Menangani Permasalahan Sampah.

    EGALITA. Vol 2 no2. UIN. Malang . KLH. 2008. Undang-Undang RI Nomor 18

    Tahun 2008, tentang Pengelolaan Sampah. Kementrian Lingkungan Hidup Republik Indonesia, Jakarta.

    Mawati,S. 1999. Partisipasi Ibu Rumah

    Tangga Dalam Pengelolaan Sampah Domestik di Kecamatan Semarang Tengah Kodia Semarang, Guna Menciptakan Lingkungan yang Sehat. Laporan Penelitian Dana DIK Rutin Universitas Diponegoro. Pusat penelitian Linglkungan Hidup. Lemlit Universitas Diponegoro. Semarang.

    Kementeri Pekerjaan Umum. 2006. Permen

    PU nomor: 21/PRT/M/2006 tentang Kebijakan dan Strategi Nasional Pengembangan Sistem Pengelolaan Persampahan (KSNP-SPP). Kementrian Pekerjaan Umum Republik Indonesia, Jakarta.

    PPLH-Bali. 2006. Peran Perempuan dalam Pengelolaan Sampah. http://www.pplhbali.or.id/indo/artikel/nopember/sanur.htm diakses 10 November 2011.

    Rahardjo,M, 2010. Apakah Metode Penelitian Kualitatif Ilmiah &. Analisis Data Penelitian Kualitatif http://www.mudjiarahardjo.com diakses 10 Februari 2011. Rahardjo,M, 2011. Metode Pengumpulan Data Kualitatif http://www.mudjiarahardjo.com Diakses 10 Juli 2011. Trihadiningrum,Y. 2008. Perkembangan

    Paradigma Pengelolaan Sampah Kota Dalam Rangka Pencapaian Millenium Development Goals. Fakultas Teknik Sipil dan Perencanaan .ITS. Surabaya. Diakses 10 Nopember 2011