3. MODEL PENGAMBILAN KEPUTUSAN UNTUK · PDF filedata digital dan media jaringan komputer...

download 3. MODEL PENGAMBILAN KEPUTUSAN UNTUK · PDF filedata digital dan media jaringan komputer (internet). ... pemanfaatannya sehingga apabila ada masalah dengan perangkat lunak tersebut

If you can't read please download the document

Transcript of 3. MODEL PENGAMBILAN KEPUTUSAN UNTUK · PDF filedata digital dan media jaringan komputer...

  • Seminar Nasional Teknologi Informasi dan Komunikasi 2012 (SENTIKA 2012) ISSN: 2089-9815 Yogyakarta, 10 Maret 2012

    41

    MODEL PENGAMBILAN KEPUTUSAN UNTUK MEMILIH SOFTWARE BERBASIS OPEN SOURCE UNTUK APLIKASI DIGITAL LIBRARY BERBASIS WEB

    Hilyah Magdalena

    Program Studi Sistem Informasi STMIK Atma Luhur Pangkalpinang Jl. Raya Sungailiat Selindung Baru Pangkalpinang

    Telp. (0717)433506 E-mail: [email protected]

    ABSTRAKS Perangkat lunak berbasis open source yang digunakan untuk aplikasi digital library saat ini berkembang pesat dengan berbagai variasinya baik yang berasal dari dalam negeri maupun dari luar negeri. Karena itu begitu banyak kriteria kriteria yang dapat digunakan sebagai dasar pemilihan perangkat lunak yang paling sesuai untuk diterapkan di lingkungan kampus Atma Luhur Untuk memilih perangkat lunak berbasis open source untuk aplikasi digital library ini dengan tiga level kriteria. Adapun level 1 kriteria yaitu teknologi, pengguna, dan dukungan pihak pengembang, level 2 kriteria terdiri dari 20 kriteria yang didapat dari kelebihan khusus untuk perangkat lunak berbasis open source untuk aplikasi digital library. Sedangkan untuk level 3 alternatif ada tiga yaitu Ganesha Digital Library (GDL), Senayan, dan Greenstone. Hasil pemilihan ini menghasilkan Ganesha Digital Library (GDL) sebagai perangkat lunak berbasis open source untuk aplikasi digital library yang handal dibandingkan dengan Senayan dan Greenstone. Tingkat kehandalan Ganesha Digital Library (GDL) mencapai 47,3%. Dan faktor yang paling berpengaruh dalam proses pemilihan ini adalah faktor teknologi yang mencapai 63,3%.

    Kata Kunci: perangkat lunak berbasis open source untuk aplikasi digital library, analitical hierarchy process, expert choice 2000

    1. PENDAHULUAN

    Dunia perpustakaan semakin hari semakin berkembang dan bergerak ke depan. Perkembangan dunia perpustakaan ini didukung oleh perkembangan teknologi informasi dan pemanfaatannnya yang telah merambah ke berbagai bidang. Koleksi perpustakaan juga mulai dialihkan ke bentuk elektronik yang lebih tidak memakan tempat dan mudah ditemukan kembali. Ini adalah perkembangan muktahir dari perpustakaan, yaitu dengan munculnya perpustakaan digital (digital library) yang memiliki keunggulan dalam kecepatan pengaksesan karena berorientasi ke data digital dan media jaringan komputer (internet).

    Gerakan open source dan Free Open Source Software (FOSS) ternyata juga berdampak terhadap dunia perpustakaan. Kehadiran Free Open Source FOS memungkinkan perpustakaan mewujudkan pengelolaan perpustakaan berbasis teknologi informasi tanpa harus memikirkan dana pengadaan perangkat lunak karena perangkat lunak yang dibutuhkan dapat diperoleh secara gratis. Hampir semua perangkat lunak yang dibutuhkan untuk mengembangkan perpustakaan berbasis teknologi informasi tersedia secara gratis.

    Banyaknya FOSS yang dapat digunakan untuk membangun otomasi perpustakaan memberikan konsekwensi bagi pustakawan atau pengelola perpustakaan. Kehatian-hatian ini diperlukan karena FOSS tidak memberikan garansi atas pemanfaatannya sehingga apabila ada masalah dengan perangkat lunak tersebut maka pihak pengembang tidak bertanggung jawab atas masalah

    tersebut. Untuk itu dalam pemilihan ini, dituntut kehati-hatian dan kejelian pengelola perpustakaan, jangan sampai pengelola menyesal dikemudian hari karena menggunakan FOSS yang masih banyak memiliki kekurangan atau kelemahan (bugs).

    1.1 Batasan masalah

    Batasan masalah yang digunakan dalam penelitian ini dua, yaitu: a. Faktor faktor apa saja yang jadi pertimbangan

    dalam memilih software open source ? b. Manakah software open source digital library

    yang paling handal diantara Ganesha Digital Library (GDL), Senayan, dan Greenstone ?

    1.2 Tujuan dan Manfaat Penelitian

    Tujuan Penelitian adalah: a. Melakukan kajian strategis dan evaluasi untuk

    memilih software berbasis open source untuk aplikasi digital library yang sesuai dengan kebutuhan kampus STMIK ATMA LUHUR.

    b. Untuk mengetahui tingkat kehandalan perangkat lunak tersebut yang sesuai dengan kriteria dan sub kriteria dengan teknik pendekatan berdasarkan AHP (Analytical Hierarchy Process) yang nantinya akan diimplementasikan sebagai aplikasi digital library. Berikut beberapa manfaat penelitian ini:

    a. Setelah mengetahui kriteria kriteria pemilihan software open source untuk aplikasi digital library, maka akan menunjang pengambilan

  • Seminar Nasional Teknologi Informasi dan Komunikasi 2012 (SENTIKA 2012) ISSN: 2089-9815 Yogyakarta, 10 Maret 2012

    42

    keputusan pimpinan. b. Bagi institusi, penelitian ini dapat digunakan

    untuk penelitian lanjut dalam penerapan aplikasi digital library sesuai dengan hasil pemilihan software open source dengan Analytical Hierarchy Process (AHP).

    2. LATAR BELAKANG PERLUNYA PENGAMBILAN KEPUTUSAN DALAM PROSES PEMILIHAN SOFTWARE BERBASIS OPEN SOURCE UNTUK APLIKASI DIGITAL LIBRARY

    Model adalah percontohan yang mengandung unsur yang bersifat penyederhanaan untuk dapat ditiru (jika perlu). Pengambilan keputusan itu sendiri merupakan suatu proses berurutan yang memerlukan penggunaan model secara cepat dan benar.

    Pentingnya model dalam suatu pengambilan keputusan, antara lain sebagai berikut: a. Untuk mengetahui apakah hubungan yang

    bersifat tunggal dari unsur-unsur itu ada relevansinya terhadap masalah yang akan dipecahkan diselesaikan itu.

    b. Untuk memperjelas (secara eksplisit) mengenai hubungan signifikan diantara unsur-unsur itu.

    c. Untuk merumuskan hipotesis mengenai hakikat hubungan-hubungan antar variabel. Hubungan ini biasanya dinyatakan dalam bentuk matematika.

    d. Untuk memberikan pengelolaan terhadap pengambilan keputusan. Proses pengambilan keputusan seperti yang

    dijelaskan oleh [Efrain Turban, 1990] mengatakan bahwa proses pengambilan keputusan mempunyai empat tahapan, yaitu, kecerdasan, desain, pilihan, dan implementasi. Tahap intelijen menyelidiki keterlibatan lingkungan, baik bersifat sementara atau terus menerus.

    Proses pengambilan keputusan menurut Efrain Turban dijelaskan dalam gambar berikut:

    Gambar 1. Proses Pengambilan Keputusan

    [Efrain Turban, 1990]

    Sebagian besar masalah dalam pengambilan keputusan tidak terstruktur adalah ketidakpastian, inkonsistensi, multi-kriteria keputusan, dan keputusan ketidakstabilan.

    3. SOFTWARE OPEN SOURCE UNTUK

    APLIKASI DIGITAL LIBRARY Produk open source software untuk perpustakaan

    digital pun banyak tersedia di internet baik berasal dari dalam dan luar negeri. Untuk dalam negeri misalnya Ganesha Digital Library (GDL) dan Senayan dan luar negeri misalnya, Greenstone.

    Beragamnya produk open source software untuk perpustakaan digital menyebabkan perlunya satu model untuk mengambil keputusan software open source mana yang paling handal. Berikut adalah beberapa kelebihan dari software aplikasi GDL, Senayan, dan Greenstone. 3.1 GDL (Ganesha Digital Library)

    Menurut Ismail Fahmi [Fahmi Ismail, 2000] dalam jurnalnya yang berjudul Pendayagunaan Digital Library Network Untuk Mendukung Riset Nasional, untuk menjawab kesepakatan bersama dalam World Summit on Information Society (WSIS), pemerintah mengembangkan program Indonesia Go Open Source (IGOS) untuk meningkatkan akselerasi penggunaan Open Source Software (OSS) di Indonesia. Ganesha Digital Library (GDL1) adalah sebuah OSS karya bangsa Indonesia yang sangat mendukung tujuan IGOS dalam mengelola dan memperlancar pertukaran ilmu pengetahuan, khususnya di lingkungan pendidikan, penelitian, pemerintahan, dan LSM. Keterbatasan infrastuktur internet di lebih dari separuh anggota jaringan tersebut telah melahirkan sebuah inovasi teknologi dalam GDL, yaitu ditambahkannya satu set fitur Protocol for Metadata Posting (PMP) ke dalam implementasi lokal disamping Protoco forMetadata Harvesting (PMH). Protokol ini diadopsi dari Open Archives Initiative (OAI). GDL 4.2 dikembangkan dengan memperhatikan faktor-faktor sebagai berikut: Correctness, Reliability, Efficiency, Integrity, Usability, Maintainability, Flexibility, Testability, Portability, Reusability, Interoperability, Modularity, Traceability, Documentation.

    3.2 Senayan

    Menurut naskah internet yang dipublikasikan oleh blog dunia perpustakaan [duniaperpustakaan, 2009] menjelaskan bahwa Senayan merupakan salah satu FOSS berbasis web yang dapat digunakan sebagai perangkat lunak untuk membangun otomasi perpustakaan. Sebagai perangkat lunak berbasis web Senayan mampu berjalan sempurna di dalam sistem jaringan komputer atau internet. Perangkat lunak berbasis web saat ini sedang naik daun serta sesuai. dengan kebutuhan perpustakaan. Perangkat lunak

  • Seminar Nasional Teknologi Informasi dan Komunikasi 2012 (SENTIKA 2012) ISSN: 2089-9815 Yogyakarta, 10 Maret 2012

    43

    berbasis web sesuai dengan kebutuhan perpustakaan karena aplikasi jenis ini memungkinkan perpustakaan mendekatkan berbagai produk layanannya dengan pengguna perpustakaan.

    Senayan di produksi oleh Pusat Informasi dan Humas Departemen Pendidikan Nasional. Lebih spesifik lagi kelahiran perangkat lunak otomasi perpustakaan ini dibidani oleh Hendro Wicaksono, Arie Nugraha dan Wardiyono. Guna mendukung pengembangan Senayan kedepan, saat ini perangkat lunak otomasi perpustakaan ini memiliki komunitas pengembang yang tergabung dalam Senayan Developer Community (SDC).

    SENAYAN adalah Open Source Software (OSS) berbasis web untuk memenuhi kebutuhan automasi perpustakaan (library automation) skala kecil hingga skala besar. Dengan fitur yang cukup lengkap dan masih terus aktif dikembangkan, SENAYAN sangat cocok digunakan bagi perpustakaan yang memiliki koleksi, anggota dan staf banyak di lingkungan jaringan, baik itu jaringan lokal (intranet) maupun Inte