3. METODE PENELITIAN 3.1. Gambaran Umum Perusahaan …...Honda, Yamaha, Bukopin, dan sebagainya....
Transcript of 3. METODE PENELITIAN 3.1. Gambaran Umum Perusahaan …...Honda, Yamaha, Bukopin, dan sebagainya....
Universitas Kristen Petra
32
3. METODE PENELITIAN
3.1. Gambaran Umum Perusahaan
3.1.1. Profil PT Graha Megaria Surabaya (GMS)
Gambar 3.1 Tampak Depan Townsquare Surabaya
Nama Perusahaan : PT. Graha Megaria Surabaya
Nama Dagang : Townsquare Surabaya
Direktur Utama : Randolp S. Bubu
Alamat : Jl. Hayam Wuruk No. 6 Surabaya
Telepon / Fax : (031) 5610222 / (031) 5630202
Website : www.townsquare.co.id
Townsquare Surabaya merupakan mall pertama yang akan menjadi tempat
dimana konsumen dapat menikmati Leisure dan Entertainment di Surabaya.
Townsquare Surabaya berdiri sejak 30 November 2008 yang terdiri dari empat
lantai yang memiliki luas sebesar 30.000 m2. Townsquare Surabaya menawarkan
berbagai macam cafe, restaurant, hiburan, gaya hidup, dan aktivitas kegiatan yang
di desain sedemikian rupa untuk memuaskan pengunjung dengan hiburan, belanja,
dan berbagai macam perayaan. Townsquare Surabaya di bangun dengan Festive
Art Deco arsitektur, yang membuat Townsquare Surabaya menjadi mall pertama
Universitas Kristen Petra
33
yang memiliki konsep mall terbuka (open mall concept) yang menawarkan
suasana yang menyenangkan dan menggembirakan. Suasana ini yang mana
merupakan kondisi yang sangat tepat untuk aktivitas sosialisasi para pengunjung.
3.1.2. Logo Perusahaan
Gambar 3.2. Logo Townsquare Surabaya
Logo yang dimiliki oleh Townsquare Surabaya menggunakan warna
merah dan kuning dengan tujuan agar menciptakan kesan meriah dan selalu
membawa kebahagiaan kepada para pengunjungnya. Gambar bangunan, petasan,
dan pita ingin menggambarkan suasana Townsquare Surabaya yang selalu
menawarkan kebersamaan, hiburan, dan tempat bersantai yang sangat sesuai
dengan masyarakat Surabaya.
3.1.3. Visi dan Misi Perusahaan
Visi Townsquare Surabaya yaitu :
- Menjadi menjadi trendsetter sarana leisure dan entaintment
- Melakukan pengembangan unit usaha di banyak lokasi
- Manajemen yang ahli dalam konsep leisure dan entertainment
Universitas Kristen Petra
34
Misi Townsquare Surabaya yaitu :
- Melayani penyewa agar usahanya berhasil
- Melayani kebutuhan dan kenyamanan pengunjung
- Memelihara dan menjaga aset perusahaan
Townsquare Surabaya berusaha untuk mencari dan mengerti kebutuhan
pengunjung dan dengan seluruh kemampuan mengusahakan untuk memberikan
solusi – solusi terbaik agar dapat memenuhi kebutuhan tersebut.
3.1.4 Seputar Perusahaan
3.1.4.1. Kegiatan Jual Beli Perusahaan
Townsquare Surabaya merupakan perusahaan dengan bidang usaha retail
atau pusat perbelanjaan (mall) yang memiliki konsep mall terbuka. Fokus utama
dari Townsquare Surabaya adalah menjadi satu-satunya mall yang dapat
menawarkan leisure dan entertainment bagi para pengunjung. Townsquare
Surabaya umumnya menawarkan berbagai macam tenant yang dapat memenuhi
keinginan dan kebutuhan pengunjung seperti pusat perbelanjaan (mall) lainnya.
Namun, Townsquare Surabaya ingin menciptakan sesuatu yang baru dan unik
sehingga tidak dapat ditiru oleh kompetitornya yaitu salah satunya melalui event-
event besar yang menggandeng beberapa perusahaan besar seperti Djarum,
Honda, Yamaha, Bukopin, dan sebagainya. Event-event yang diadakan pun terdiri
dari berbagai konsep dan tema yang berbeda. Didukung dengan adanya event-
event ini Townsquare Surabaya berhasil untuk menarik pengunjung baik yang
berasal dari Surabaya maupun luar Surabaya.
3.1.4.2. Tipikal Promosi Perusahaan
Townsquare Surabaya tentu saja menggunakan berbagai macam strategi
promosi untuk dapat mengkomunikasikan berbagai produk yang ditawarkan agar
dapat dikenal dan menarik konsumen. Produk yang ditawarkan Townsquare
Surabaya antara lain barang dan juga jasa. Berbagai tipe promosi yang telah
dilakukan oleh Townsquare Surabaya sejauh ini, antara lain :
Universitas Kristen Petra
35
1. Penjualan personal (Personal Selling)
Personal Selling merupakan komunikasi langsung (tatap muka) antara
penjual dan calon pelanggan untuk memperkenalkan suatu produk
kepada calon pelanggan dan membentuk pemahaman pelanggan
terhadap produk sehingga pelanggan akan tertarik untuk mengetahui
lebih dalam mengenai suatu produk dan tertarik untuk melakukan
pembelian. Contohnya : Penawaran jual/sewa tenant, Presentasi untuk
mendapatkan sponsorship.
2. Penjualan Massal (Mass Selling)
Mass Selling merupakan pendekatan yang menggunakan media
komunikasi untuk menyampaikan informasi kepada khalayak ramai
dalam satu waktu. Metode ini memang tidak terlalu fleksibel seperti
personal selling, namun merupakan alternatif yang lebih murah untuk
menyampaikan informasi ke khalayak (pasar sasaran) yang jumlahnya
sangat banyak dan tersebar luas. Terdapat dua bentuk mass selling
yaitu periklanan dan publisitas. Contohnya melalui : Iklan cetak,
Siaran radio, Brosur, Buklet, Poster, Selebaran, Direktori, Billboard,
Display signs, Symbol, dan Logo.
3. Promosi Penjualan (Sales Promotion)
Promosi penjualan adalah bentuk persuasi langsung melalui pengguna
berbagai insentif yang dapat diatur untuk merangsang pembelian
produk dengan segera dan/atau meningkatkan jumlah barang yang
dibeli pelanggan. Contohnya berupa : Event seperti Sunday Market,
Customland, TS Live, TS Jazz, Action Sunday, dan masih banyak lagi.
Dimana event-event tersebut menawarkan berbagai Bazaar, Kontes,
Permainan, Lotere, Hadiah, Pasar malam, Pameran dagang, Pameran,
Pemberian kupon, Hiburan, Price pack, Cashback, Pendanaan dengan
bunga rendah, Tukar tambah, Trading stamps, Diskon, Hadiah bagi
pelanggan, Coba gratis (Tester), Promosi silang.
4. Hubungan dengan Masyarakat (Public Relations)
Public Relations merupakan upaya komunikasi menyeluruh dari suatu
perusahaan untuk mempengaruhi persepsi, opini, keyakinan, dan sikap
Universitas Kristen Petra
36
berbagai kelompok terhadap perusahaan tersebut. Kelompok-
kelompok yang dimaksud adalah mereka yang terlibat, mempunyai
kepentingan, dan dapat mempengaruhi kemampuan perusahaan dalam
mencapai tujuannya. Kelompok-kelompok tersebut terdiri dari
karyawan dan keluargannya, pemegang saham, pelanggan,
khalayak/orang-orang yang bertempat tinggal di sekitar organisasi,
pemasok, perantara, pemerintah, serta media massa. Contohnya
berupa: Kotak pers, Seminar, Laporan tahunan, Donasi/sumbangan,
Sponsor, Publikasi, Hubungan masyarakat, Lobbying, Media identitas,
Majalah perusahaan, Peringatan peristiwa tertentu, Berita, Aktivitas
layanan masyarakat.
5. Pemasaran Langsung (Direct Marketing)
Direct marketing adalah sistem pemasaran yang bersifat interaktif,
yang memanfaatkan satu / beberapa media iklan untuk menimbulkan
respon yang terukur dan transaksi di berbagai lokasi. Dalam direct
marketing, komunikasi promosi ditujukan langsung kepada konsumen
individual, dengan tujuan agar pesan-pesan tersebut ditanggapi
konsumen yang bersangkutan, baik melalui telepon, pos atau dengan
datang langsung ke tempat pemasar. Teknik ini berkembang sebagai
respon terhadap demasifikasi (pengecilan) pasar, dimana semakin
banyak ceruk pasar (market niche) dengan kebutuhan serta pilihan
yang sangat individual. Contohnya berupa : Catalog, Surat, Social
media, Website, Direct response marketing, Magazine.
3.1.4.3. Profil Produk
Townsquare Surabaya merupakan salah satu pusat perbelanjaan (mall)
terbesar di Surabaya. Townsquare Surabaya menawarkan berbagai macam tenant
dan event yang dapat menarik pengunjung.
Tenant-tenant tersebut dikelompokkan berdasarkan jenis dan tujuan
produk yang ditawarkan. Berikut sedikit penjabaran tenant yang ditawarkan :
Universitas Kristen Petra
37
1. Dining
a. A&W
b. Black Canyon Coffee
c. De’ Boliva
d. D’Kampoeng
e. Bread Talk
f. Fish & Co
g. House of WOK
h. Kafe Betawi
i. Killiney Kopitiam
j. Malay Village
k. Marugame Udon
l. My Pancake
m. Porong Wei
n. Qua-Li
o. Ria Indonesian Bistro
p. Ramen 38 Sanpachi
q. Street of Singapore
r. Ta Wan
s. The Cushy Kitchen
t. Sushi Hana
u. The Kambodja
v. The Light Cup
w. U Cafe
x. X.O Cuisine Xpress
y. X.O Suki & Grill
2. Hangout
a. Bengawan Solo Coffee
b. Black Ball
c. Brew & Co
d. Comedy Kopi
e. De’Excelso
Universitas Kristen Petra
38
f. Eclectic Too
g. Gekko
h. J.Co Donuts & Coffee
i. My Kopi O
j. Kopi Luwak
k. Rollaas Cafe
l. S House
m. Starbucks Coffee
n. Tator Cafe
o. The Coffee Bean
p. Tiga Tuan
q. Pizza En Bier
3. Lifestyle
Retail
a. Boston
b. Century Healthcare
c. ClassRoom
d. Depeche For Men
e. Cerry Chan
f. Depeche
g. Foodmart
h. Infinite
i. Loft
j. Minimal
k. Soflens House
l. SKEV
m. The Body Shop
n. The Premiere Optical
o. This is April
p. Tree House
q. Up To Date Platinum
r. Welcomm Shop
Universitas Kristen Petra
39
Leisure
a. Hikaru Salom System
b. Miss Foxy
4. Entertainment
a. Eclectic Pub & Lounge
b. Inul Vizta
c. Foreplay
d. Gold’s Gym
e. Cinema XXI – Townsquare Surabaya
Event-event yang ditawarkan sangat beraneka ragam dengan konsep yang
berbeda pula. Berikut sedikit penjabaran event yang ditawarkan :
1. Action Sunday
Action Sunday merupakan event yang dilaksanakan pada setiap hari
Minggu dimana ditujukan kepada siswa- siswi maupun mahasiswa agar
dapat mengadakan event yang memiliki konsep unik dan menarik.
2. TS Live
TS Live merupakan event yang menawarkan konser musik secara
langsung dan mengundang berbagai penyanyi dalam negeri seperti
Andien, Raisa, Glenn Fredly, Tulus, Kahitna, dan lain-lain.
3. Sunday Market
Sunday Market merupakan event yang menawarkan art, music,
fashion, dan food. Hingga saat ini Sunday Market telah diadakan 8 kali
dengan tema dan konsep yang berbeda-beda, diantaranya :
a. Vol 01. Hippieland
b. Vol 02. London Calling
c. Vol 03. NYC
d. Vol 04. Tokyo Rising
e. Vol 05. Love Affair
f. Vol 06. MayDay
g. Vol 07. Merdeka Bung!
h. Vol 08. Black Christmas
Universitas Kristen Petra
40
Divisi Marke+ng & Promo+on (HOLDING)
Coordinator Building Management
General Affair Dept Fit Out Dept Customer
Service Dept House Keeping
Dept Security &
Parking Dept Enginering
Dept Entertainment & PromoIon
Dept
4. Mercibeacouop
Mercibeacoup merupakan event yang menawarkan fashion sebagai
konten utama dari acara. Dimana terdapat sharing-sharing dari berbagai
perancang busana ternama dalam negeri, bintang tamu (artis) yang
benar-benar sangat memperhatikan perkembangan fashion dalam
negeri, fashion show dari berbagai brand-brand ternama Indonesia, dan
berbagai konten menarik lainnya yang dilengkapi dengan bazaar dan
talk show.
5. Customland
Customland merupakan ajang pameran untuk para pecinta motor,
mobil dan sepeda yang serba terkustom. Acara ini menawarkan
berbagai hal yang berhubungan dengan komunitas motor dan mobil
dalam negeri. Event ini juga menjadi wadah kepada berbagai komunitas
yang berasal dari dalam maupun luar Surabaya untuk dapat
mengekspresikan hobi dan minat mereka dalam bidang ini. Dalam
event ini juga terdapat berbagai talkshow, lomba, dan performance dari
berbagai band-band indie yang sangat digemari oleh para komunitas.
3.1.4.4. Struktur Organisasi
Gambar 3.3. Struktur Organisasi Townsquare Surabaya.
Universitas Kristen Petra
41
3.2. Metode Penelitian
3.2.1. Desain Penelitian
Desain penelitian adalah kerangka atau cetak biru dalam melakukan suatu
proyek riset, dimana di dalamnya terperinci prosedur-prosedur yang diperlukan
untuk memperoleh informasi yang dibutuhkan untuk menstrukturkan atau
memecahkan masalah-masalah penelitian (Malhotra, 2004). Malhotra (2003)
menyebutkan terdapat tiga jenis desain penelitian, yaitu penelitian eksploratif,
penelitian kausal dan penelitian deskriptif.
Dalam penelitian ini, digunakan jenis penelitian kausal untuk mengetahui
hubungan yang bersifat mempengaruhi antara dua variabel atau lebih. Penelitian
kausal adalah penelitian yang bertujuan untuk menganlisis hubungan-hubungan
antara satu variabel dengan variabel lainnya atau bagaimana suatu variabel
mempengaruhi variabel lainnya (Umar, 2002, p. 105). Menurut Sugiyono
(2007:30) penelitian kausal adalah penelitian yang bertujuan menganalisis
hubungan sebab akibat antara variabel independent (variabel yang mempengaruhi)
dan variabel dependent (variabel yang dipengaruhi).
Pada penelitian kausal ini digunakan pendekatan penelitian kuantitatif,
yaitu pendekatan penelitian yang menekankan pada keluasan informasi (bukan
kedalaman). Metode ini cocok digunakan untuk populasi yang luas dengan
variabel yang terbatas, sehingga data atau hasil riset dianggap merupakan
representasi dari seluruh populasi (Sugiyono, 2007). Dimensi waktu yang
digunakan pada penelitian ini adalah single cross section. Sedangkan metode
yang digunakan adalah metode survey, merupakan sebuah kuesioner terstruktur
yang diberikan kepada sampel dari sebuah populasi dan didesain untuk
memperoleh informasi yang spesifik dari responden (Malhotra, 2004).
3.2.2. Populasi dan Sampel
3.2.2.1. Populasi
Definisi Populasi menurut Malholtra (2004:314) adalah gabungan seluruh
elemen yang memiliki serangkaian karakteristik serupa yang mencakup semesta
untuk kepentingan masalah riset pemasaran. Populasi yang akan diteliti pada
penelitian ini adalah seluruh pengunjung Townsquare Surabaya.
Universitas Kristen Petra
42
3.2.2.2. Sampel
Definisi sampel menurut Cooper et al (2008, p. 90) adalah “A portion of
the target population, and the portion must be carefully selected to represent that
population.” Sehingga dapat didefinisikan bahwa sampel adalah sebagian dari
populasi sasaran, dan bagian itu harus dipilih secara hati-hati untuk dapat
mewakili populasi tersebut. Dalam suatu survei tidak perlu untuk meneliti semua
individu dalam populasi karena akan memakan banyak biaya dan waktu. Dengan
melakukan penelitian kepada sebagian dari populasi, diharapkan bahwa hasil yang
didapat mampu menggambarkan populasi yang bersangkutan. Menurut Malhotra
(2004:364), sampel adalah sekelompok elemen populasi yang terpilih untuk
berpartisipasi dalam studi.
Sampel pada penelitian ini adalah pengunjung event yang diadakan di
Townsquare Surabaya. Teknik pengambilan sampel pada penelitian ini adalah
menggunakan teknik non probability sampling, dimana semua populasi tidak
memiliki peluang yang sama untuk menjadi responden dan pengambilan sampel
didasarkan pada pertimbangan peneliti (Simamora, 2004, p. 197). Metode
pengambilan sampel pada penelitian ini adalah dengan menggunakan teknik
purposive sampling dimana mencakup orang-orang yang diseleksi atas dasar
kriteria-kriteria tertentu yang dibuat peneliti berdasarkan tujuan penelitian,
sedangkan orang-orang yang tidak sesuai dengan kriteria tersebut tidak dijadikan
sampel (Kriyantono, 2006, p.154).
3.2.2.3. Teknik Pengambilan Jumlah Sampel
Menurut Ferdinand (2002), ukuran sampel yang sesuai adalah antara 100-
200. Bila ukuran sampel terlalu besar, misalnya saja 400, maka metode akan
menjadi sangat sensitif, sehingga sulit untuk mendapatkan ukuran-ukuran
goodness-of-fit yang baik. Oleh karena itu, disarankan ukuran sampel minimum
adalah lima sampai sepuluh untuk setiap estimated parameter. Dengan demikian
apabila estimated parameter berjumlah 20, maka jumlah sampel minimum adalah
100. Dalam penelitian ini terdapat 20 estimated parameter, maka dari itu dapat
diperoleh perhitungan sebagai berikut :
Universitas Kristen Petra
43
Jumlah sampel = 5 x n
= 5 x 20
= 100 responden
Jadi, jumlah sampel yang akan digunakan dalam penelitian ini adalah sebanyak
100 orang responden.
3.2.3. Jenis dan Sumber Data
Sumber data yang diguakan dalam penelitian ini adalah data primer dan
data sekunder.
1. Data Primer
Menurut Malholtra (2005:120) Data primer adalah data yang dibuat
oleh peneliti dengan maksud khusus untuk menyelesaikan masalah
riset, dimana data diperoleh langsung dari jawaban responden melalui
kuesioner yang dibagikan kepada responden.
2. Data Sekunder
Menurut Malholtra (2005:121) Data sekunder adalah data yang
dikumpulkan untuk maksud selain menyelesaikan masalah yang
dihadapi, dimana data sekunder pada penelitian ini diperoleh dari
jurnal, buku, arsip perusahaan, artikel, internet, serta literatur-literatur
lain yang mendukung.
3.2.4. Metode dan Prosedur Pengumpulan Data
Metode pengumpulan data yang digunakan pada penelitian ini adalah
metode telaah kepustakaan, wawancara, dan kuesioner.
1. Telaah kepustakaan
Menurut Sugiyono (2007) kepustakaan adalah salah satu metode yang
dilakukan oleh peneliti untuk mendapatkan informasi, dimana penulis
mencoba menggali informasi dari text book serta mencari artikel dan
kutipan dari berbagai sumber, seperti majalah, koran, dan melalui
media internet untuk mendapatkan informasi yang berkaitan dengan
topik. Dalam penelitian ini, penulis membaca dan mempelajari buku
karya ilmiah yang telah ditulis para ahli, jurnal-jurnal yang membantu
Universitas Kristen Petra
44
dalam mendalami konsep event involvement, event attitude, dan
customer loyalty serta kutipan-kutipan dalam internet untuk
mendukung penelitian ini.
2. Wawancara
Menurut Riduwan (2006:56) wawancara adalah suatu cara
pengumpulan data yang digunakan untuk memperoleh informasi
langsung dari sumbernya. Pada penelitian ini, penulis mencari beberapa
data seperti sejarah dan struktur organisasi perusahaan, dengan cara
melakukan wawancara dengan pihak perusahaan.
3. Angket atau kuesioner
Angket atau kuesioner adalah teknik pengumpulan data melalui
formulir yang berisi pertanyaan-pertanyaan yang diajukan secara
tertulis pada seseorang atau sekumpulan orang untuk mendapatkan
jawaban atau tanggapan dan informasi yang diperlukan oleh peneliti
(Mardalis, 2008:66). Penelitian ini menggunakan angket atau kuesioner,
dimana daftar pertanyaannya dibuat secara berstruktur dengan bentuk
pertanyaan pilihan berganda (multiple choice questions) dan pertanyaan
terbuka (open question).
Skala yang digunakan dalam penelitian ini adalah skala likert. Menurut
Malhotra (2005, p.258), skala likert merupakan pengukuran skala
dengan 5 kategori mulai dari “sangat tidak setuju” hingga “sangat
setuju”, yang mengharuskan responden untuk menunjukkan persetujuan
atau ketidaksetujuan berkaitan dengan serangkaian pertanyaan yang
diberikan. Dalam penelitian ini, peneliti menggunakan pernyataan-
pernyataan positif yang dapat dijawab sesuai dengan jawaban yang
telah ditentukan. Bentuk jawaban dari kuesioner ini, yaitu sebagai
berikut:
1. Sangat Tidak Setuju (STS) = skor 1
2. Tidak Setuju (TS) = skor 2
3. Kurang Setuju (KS) = skor 3
4. Setuju (S) = skor 4
5. Sangat Setuju (SS) = skor 5
Universitas Kristen Petra
45
3.2.5 Definisi Operasional Variabel
Menurut Sugiyono (2007), definisi operasional adalah penentuan construct
sehingga menjadi variabel yang dapat diukur. Definisi operasional menjelaskan
cara tertentu yang digunakan untuk meneliti dan mengoperasikan construct,
sehingga memungkinkan bagi peneliti yang lain untuk melakukan replikasi
pengukuran dengan cara yang sama atau mengembangkan cara pengukuran
construct yang lebih baik.
Menurut Malhotra (2004:242), Variabel bebas (variabel eksogen), yaitu
variabel yang dimanipulasi oleh peneliti dan mempunyai efek yang diukur dan
dibandingkan. Menurut Sugiyono (2007) variabel intervening adalah variabel
yang secara teoritis mempengaruhi hubungan antara variabel independent dengan
variabel dependent menjadi hubungan yang tidak langsung dan tidak dapat
diamati dan diukur. Variabel ini merupakan variabel penyela / antara variabel
independent dengan variabel dependent, sehingga variabel independent tidak
langsung mempengaruhi berubahnya atau timbulnya variabel dependent. Menurut
Malhotra (2004:242), Variabel terikat (variabel endogen), yaitu variabel yang
mengukur pengaruh variavel eksogen terhadap unit uji.
Pengertian Cognitive Involvement dalam penelitian ini ialah persepsi atau
pandangan pengunjung event Townsquare Surabaya dengan memperhatikan isi
informasi secara fungsional yang terbentuk dari intrinsic self-relevance yaitu
pengetahuan yang luas secara obyektif. Sedangkan pengertian Affective
Involvement dalam penelitian ini ialah persepsi atau pandangan pengunjung event
Townsquare Surabaya secara emosional yang terbentuk dari situational self-
relevance yaitu perasaan dan emosi seseorang sehingga cenderung lebih
subyektif.
Pengertian Event Attitude dalam penelitian ini ialah sikap atau tanggapan
pengunjung terhadap event yang diikuti di Townsquare Surabaya. Selanjutnya,
pengertian dari Customer Loyalty dalam penelitian ini ialah kesediaan
pengunjung untuk berkomitmen dalam jangka waktu yang panjang terhadap
event-event yang diadakan Townsquare Surabaya.
Indikator variabel bebas dalam penelitian ini yaitu Event Involvement
yang terdiri dari Cognitive Involvement dan Affective Involvement.
Universitas Kristen Petra
46
X. Event Involvement, yang diukur melalui :
X1. Cognitive Involvement (CI)
CI.1. Pengetahuan baru dengan mengikuti event.
CI.2. Pengalaman baru dengan mengikuti event.
CI.3. Mengetahui lebih dalam mengenai konten event.
CI.4. Ingin terlibat lebih dalam dalam pelaksanaan event.
CI.5. Event ini sangat penting.
CI.6. Event ini sangat perlu untuk diadakan.
X2. Affective Involvement (AI)
AI.1. Event ini sangat menyenangkan.
AI.2. Event ini sangat menarik.
AI.3. Event ini menciptakan rasa kebersamaan.
AI.4. Event ini memberikan inspirasi yang positif.
AI.5. Event ini memberikan kegembiraan.
AI.6. Bersemangat pada saat mengikuti event.
Dalam peneltian ini terdapat sebuah variable intervening, yaitu Event
Attitude yang akan didefinisikan, yaitu :
Z. Event Attitude (EA), yang diukur melalui :
EA.1. Event ini akan direkomendasikan pada orang lain.
EA.2. Event ini sangat menghibur.
EA.3. Event ini memiliki persiapan yang sangat baik.
EA.4. Event ini memiliki tema yang sangat menarik.
EA.5. Event ini memberikan ketertarikan tersendiri terhadap
Townsquare Surabaya.
Indikator variabel terikat (variabel endogen) dalam penelitian ini terdiri
dari Customer Loyalty.
Y. Customer Loyalty (CL), yang diukur melalui :
CL.1 Townsquare Surabaya akan menjadi pilihan utama untuk
menikmati hiburan.
CL.2. Event di Townsquare Surabaya akan selalu diikuti.
CL.3. Event di Townsquare Surabaya akan lebih diprioritaskan.
Universitas Kristen Petra
47
3.2.6 Metode Pengolahan dan Analisis Data
Penelitian ini bertujuan untuk menganalisa pengaruh event involvement
terhadap pembentukan customer loyalty pada Townsquare Surabaya. Model
analisis yang digunakan adalah:
3.2.6.1 Analisis Deskriptif
Menurut Bambang Suryoatmono (2004) menyatakan Statistika deskriptif
adalah statistika yang menggunakan data pada suatu kelompok untuk menjelaskan
atau menarik kesimpulan mengenai kelompok itu saja.
Menurut Sugiyono (2004) Analisis deskriptif adalah statistik yang
digunakan untuk menganalisa data dengan cara mendeskripsikan
atau menggambarkan data yang telah terkumpul sebagaimana adanya tanpa
bermaksud membuat kesimpulan yang berlaku untuk umum atau generalisasi.
Penulis menggunakan analisa deskriptif dengan tujuan untuk memperoleh
gambaran secara mendalam dan obyektif mengenai obyek penelitian. Dalam
upaya membantu memaparkan hasil analisis ini, maka disajikan dalam bentuk
tabel dan gambar sesuai hasil pengamatan.
3.2.6.2. Partial Least Square (PLS)
Partial Least Square (PLS) dikembangkan pertama kali oleh Herman Wold
(1982). Ada beberapa metode yang dikembangkan berkaitan dengan PLS yaitu
model PLS Regression (PLS-R) dan PLS Path Modeling (PLS-PM). PLS Path
Modeling dikembangkan sebagai alternatif pemodelan persamaan struktural
(SEM) yang dasar teorinya lemah. PLS-PM berbasis varian berbeda dengan
metode SEM dengan software AMOS, Lisrel, EQS menggunakan basis kovarian.
Ada beberapa hal yang membedakan analisis PLS dengan model analisis
SEM yang lain :
1. Data tidak harus berdistribusi normal multivariate.
2. Dapat digunakan sampel kecil. Minimal sampel >30 dapat digunakan.
3. PLS selain dapat digunakan untuk mengkonfirmasikan teori, dapat juga
digunakan untuk menjelaskan ada atau tidaknya hubungan antar
variabel laten.
Universitas Kristen Petra
48
4. PLS dapat menganalisis sekaligus konstruk yang dibentuk dengan
indikator reflektif dan formatif
5. PLS mampu mengestimasi model yang besar dan kompleks dengan
ratusan variabel laten dan ribuan indikator (Falk and Miller, 1992)
Pemodelan dalam PLS-Path Modeling ada 2 model :
1. Model structural (Inner model) yaitu model struktural yang
menghubungkan antar variabel laten.
2. Model Measurement (Outer Model yaitu model pengukuran yang
menghubungkan indikator dengan variabel latennya.
Dalam PLS Path Modeling terdapat 2 model yaitu outer model dan Inner
model. Kriteria uji dilakukan pada kedua model tersebut.
3.2.6.2.1 Outer model (Model Measurement)
Model ini menspesifikasi hubungan antar variabel laten dengan indikator-
indikatornya. atau dapat dikatakan bahwa outer model mendefinisikan bagaimana
setiap indikator berhubungan dengan variabel latennya. Uji yang dilakukan pada
outer model :
• Convergent Validity. Nilai convergen validity adalah nilai loading
factor pada variabel laten dengan indikator-indikatornya. Nilai yang
diharapkan >0.7.
• Discriminant Validity. Nilai ini merupakan nilai cross loading factor
yang berguna untuk mengetahui apakah konstruk memiliki
diskriminan yang memadai yaitu dengan cara membandingkan nilai
loading pada konstruk yang dituju harus lebih besar dibandingkan
dengan nilai loading dengan konstruk yang lain selain itu juga dapat
dilihat dari membandingkan akar AVE dengan nilai korelasi antar
variabel. Jika nilai korelasi lebih kecil dari nilai akar AVE berarti
telah memenuhi diskriminant validity.
• Composite Reliability. Data yang memiliki composite reliability >0.7
mempunyi reliabilitas yang tinggi.
• Average Variance Extracted (AVE). Nilai AVE yang diharapkan
>0.5.
Universitas Kristen Petra
49
• Cronbach Alpha. Uji reliabilitas diperkuat dengan Cronbach
Alpha.Nilai diharapkan >0.6 untuk semua konstruk.
3.2.6.2.2. Inner Model (Model Structural).
Uji pada model struktural dilakukan untuk menguji hubungan antara
konstruk laten. Ada beberapa uji untuk model struktural yaitu :
• R Square pada konstruk endogen. Nilai R Square adalah koefisien
determinasi pada konstruk endogen.
• Estimate for Path Coefficients, merupakan nilai koefisen jalur atau
besarnya hubungan konstruk laten. Dilakukan dengan
prosedur Bootrapping.
• Prediction relevance (Q square) atau dikenal dengan Stone-Geisser's.
Uji ini dilakukan untuk mengetahui kapabilitas prediksi dengan
prosedur blinfolding.
3.2.6.3. Indicator Reliability dan Internal Consistency Reliability
Pengukuran reliability dan validity dilakukan menggunakan beberapa
teknik pengukuran. Untuk mengukur seberapa reliable indikator yang digunakan,
maka digunakan pengukuran indicator reliability dan internal consistency
reliability dari pengukuran dengan indikator refleksif. Nilai indicator reliablity
didapatkan dari akar pangkat dua angka outer loading yang merupakan suatu
korelasi antara item score/component score dengan construct score yang dihitung
dengan analisa partial least square regression. Suatu indikator dikatakan reliable
jika indicator reliability tersebut setidaknya memiliki nilai lebih dari 0.70
(Hulland, 1999).
Kemudian, dilakukan pengukuran nilai internal consistency reliability
dengan melihat angka dari composite reliability sebagai pengganti skala
pengukuran cronbach alpha yang dahulunya marak digunakan untuk penelitian
ilmu sosial. Nilai composite reliability harus diatas 0,70 agar suatu latent variable
dapat dikatakan reliable (Bagozzi & Yi, 1998).
Universitas Kristen Petra
50
3.2.6.4 Convergent Validity dan Discriminant Validity
Untuk mengukur validitas suatu latent variable, maka dilakukan dua uji
validitas yang disebut convergent validity dan discriminant validity. Convergent
validity dilihat berdasarkan nilai average variance extracted (AVE) yang didapat
melalui partial least square regression. Nilai AVE harus lebih besar dari 0.50
agar dapat dikatakan valid (Bagozzi & Yi, 1988).
Discriminant validity diukur dengan membandingkan angka dari akar
pangkat dua nilai AVE dengan korelasi antar latent variable. Untuk melakukan
hal ini secara terstruktur, maka dibuatlah tabel yang memuat korelasi antar latent
variable dan juga dituliskan nilai akar pangkat dua dari AVE yang bercetak tebal
untuk memudahkan pemeriksaan. Fornell dan Larcker (1981) menyarankan
bahwa nilai AVE yang telah diakar pangkat dua tersebut harus lebih besar dari
korelasi setiap latent variable yang berhubungan agar discriminant validity suatu
variabel dapat dikatakan valid.
3.2.6.5 Path Coefficient dan T-test
Model structural atau inner model dievaluasi untuk melihat adanya
hubungan variabel eksogen ke variabel endogen serta menggunakan r-square
untuk konstruk dependen. Model structural atau inner model dievaluasi dengan
melihat presentase varian yang dijelaskan, yaitu dengan melihat R2 pada konstruk
variabel dependen dengan menggunakan pengukuran R-square test. Stabilitas dari
estimasi ini dievaluasi dengan menggunakan t-test, dan pengaruh positif dan
negatifnya dapat dilihat dari original sample yang didapat dari prosedur
bootstrapping.
Setelah dilakukan fit test dan analisa partial least square untuk melihat
nilai regresi dari tiap-tiap konstruk, dilakukan bootstrap untuk melihat apakah
terdapat hubungan yang signifikan antara variabel yang diamati. Nilai bootstrap
>= 1,96 menunjukkan bahwa pengaruh variabel tersebuat kuat, sedangkan apabila
nilainya dibawah 1,96, maka pengaruhnya lemah.