3. kerangka pemikiran
-
Upload
adi-akhmadi -
Category
Documents
-
view
93 -
download
4
description
Transcript of 3. kerangka pemikiran
III. KERANGKA PEMIKIRAN
3.1. Kerangka Pemikiran Teoritis
3.1.1. Evaluasi Sebuah Strategi
Evaluasi sebuah strategi dibutuhkan untuk mengambil aksi yang benar.
Sehingga diketahui keunggulan bersaing tetap sebagai keunggulan, perubahan apa
yang terjadi dan seterusnya. Kemudian diketahui apakah perusahaan mengejar
peluang terbaiknya sesuai dengan pasar, produk dan salurannya. Evaluasi dapat
dilaksanakan dengan langkah berikut (1) mengidentifikasi strategi yang sekarang
berjalan (2) evaluasi hal yang menarik dari industri jangka panjang (3) evaluasi
kekuatan bersaing yang dimiliki unit bisnis (4) mengidentifikasi strategi yang
cocok dengan kesemua bagian bisnis (5) menemukan fakta yang menjadi
kekuatan sesuai dengan yang dibutuhkan (6) merangking unit bisnis dalam
melakukan kegiatan bisnis dan prospek yang dimiliki (7) menilai keputusan
prospek untuk alokasi sumberdaya (8) strategi cerdik untuk meningkatkan
kemampuan melakukan kegiatan bisnis unit bisnis (David, 2011).
Promosi sebagai media komunikasi pemasaran perusahaan berhubungan
dengan target penjualan sehingga butuh dievaluasi strateginya. Pertanyaan penting
yang perlu dijawab sebagian besar perusahaan dalam komunikasi pemasarannya
mengenai materi yang akan dikomunikasikan, siapa sasaran dan tingkat intensitas
penyampaian pesan. Sehingga dapat diketahui efektifitas strategi promosi
mencapai target penjualan. Kemudian diketahui keunggulan atau kelemahan
dalam bersaing dalam promosi tetap atau telah terjadi perubahan. Evaluasi strategi
promosi tidak terlepas dari mekanisme evaluasi strategi pemasaran sebagai satu
kesatuan kerangka berpikir.
Evaluasi strategi promosi dilakukan setelah penerapan rencana promosi.
Komunikator harus mengukur dampak promosi pada audiens sasaran. Pengukuran
ini mencakup pertanyaan pada audiens sasaran mengenai pengetahuan mereka
dalam mengenali atau mengingat pesan yang telah disampaikan promosi.
Pertanyaan dapat berupa, berapa kali mereka melihatnya, hal-hal apa saja yang
mereka ingat, bagaimana perasaan mereka tentang pesan tersebut, kemudian
tentang produk dan perusahaan itu. Evaluasi promosi juga harus mengumpulkan
ukuran perilaku sebagai tanggapan audiens. Variabel digunakan seperti berapa
10
kali orang membeli produk tersebut, apakah mereka menyukainya, dan
menceritakannya pada orang lain (Kotler, 1997).
3.1.2. Faktor Penyusun Strategi Promosi
Promosi sebagai bagian pemasaran berhubungan langsung dengan
konsumen. Strategi pemasaran sedikit banyak mempengaruhi strategi promosi.
Hubungan ini dijelaskan Kartajaya (2005) dengan tiga pusat kegiatan pemasaran
(1) upaya penempatan citra produk di benak konsumen (positioning) (2) usaha
membangun ciri khusus dimiliki produk (differensiasi) (3) merek yang mewakili
nilai yang ditawarkan produk (brand). Ketiga pusat ini dibangun dengan tiga
tujuan memenangkan persaingan dalam ranah (1) strategis, yaitu memenangkan
suatu pencitraan dalam pikiran konsumen (2) taktis, untuk mengambil bagian
pasar (3) nilai, yaitu apa yang dianut konsumen. Untuk positioning dibangun
dengan segmentasi dan targeting. Untuk differensiasi dijadikan pusat untuk
kegiatan bauran pemasaran (product, price, place, promotion) dan penjualan
(feature, benefit dan solution). Adapun untuk mengambil hati konsumen,
diupayakan dengan pencitraan, berupa pengembangan nilai yang diharapkan
konsumen dalam proses (process) dan pelayanan (service).
Gambar 1. Sembilan Elemen Pemasaran
Sumber: Kartajaya (2005)
11
Bentuk strategi pemasaran suatu perusahaan tercermin dalam bauran
promosinya sebagai bentuk komunikasi pemasaran strategis pada konsumen.
Strategi promosi disusun dengan bauran promosi sebagai faktor penting. Bauran
promosi dijelaskan Kotler (1997) terdiri dari lima cara yaitu (1) periklanan
(advertising), (2) pemasaran langsung (direct selling), (3) promosi penjualan
(sales promotion), (4) hubungan masyarakat (public relation) dan (5) penjualan
personal (personal selling). Bisnis terkadang memilih salah satu bauran promosi
berikut sesuai dengan sasaran promosi.
1. Advertising
Periklanan adalah segala bentuk penyajian dan promosi ide, barang atau
jasa secara non personal oleh suatu sponsor tertentu yang memerlukan
pembayaran. Pengiklan tidak hanya mencakup perusahaan bisnis tetapi juga
musium, organisasi amal dan lembaga pemerintah yang memasang iklan untuk
berbagai sasaran. Iklan merupakan cara yang efektif guna menyebarkan pesan,
untuk membangun preferensi merek.
2. Direct Marketing
Direct marketing adalah sistem pemasaran yang bersifat interaktif, yang
memanfaatkan satu atau beberapa media iklan untuk menimbulkan beberapa
respon yang terukur dan transaksi di sembarang lokasi. Komunikasi promosi
dalam direct marketing ditujukan langsung kepada konsumen individual, baik
melalui telepon, pos, atau dengan datang langsung ke tempat pemasar. Melalui
pemasaran langsung konsumen memperoleh manfaat berupa penghematan
waktu dalam berbelanja.
3. Sales Promotion
Sales promotion adalah bentuk persuasi langsung melalui penggunaan
berbagai insentif yang dapat diatur untuk merangsang pembelian produk
dengan segera dan meningkatkan jumlah barang yang dibeli pelanggan.
Melalui promosi penjualan, perusahaan dapat menarik pelanggan baru,
mempengaruhi pelanggannya untuk mencoba produk baru, mendorong
pelanggan untuk membeli lebih banyak, „menyerang‟ aktivitas promosi
pesaing, meningkatkan pembelian tanpa rencana sebelumnya (impulse buying).
12
4. Public Relation
Hubungan Masyarakat (Public relation) merupakan upaya komunikasi
menyeluruh dari suatu perusahaan untuk mempengaruhi persepsi, opini,
keyakinan, dan sikap berbagai kelompok terhadap perusahan tersebut. PR
mengkomunikasikan banyak tujuan antara organisasi dengan publik yang
bertujuan menghasilkan kebaikan. PR proaktif dan berorientasi masa depan,
memiliki tujuan dan menjaga persepsi yang positif tentang organisasi di mata
publik.
5. Personal Selling
Personal selling adalah komunikasi langsung antara penjual dan calon
pembeli. Tujuan kegiatan ini memperkenalkan produk (barang atau jasa)
kepada calon pembeli. Langkah yang diambil antara lain dengan membentuk
pemahaman pelanggan terhadap produk sehingga mencoba dan mempengaruhi
keputusan pembelian.
3.1.3. Pengertian Restoran
Istilah “restaurant” atau restoran pertama kali pernah digunakan untuk
“public dinning room” (tempat orang makan malam) dan berasal dari Perancis.
Perkembangannya secara umum restoran bisa dikelompokan pada beberapa
kategori: (1) Gabungan dari rantai atau sendiri dan waralaba restoran. Mc
Donald‟s, Union Square Cafe, atau KFC (2) Restoran cepat saji, sandwich, burger,
ayam, dan seterusnya; toko serba ada, mie, pizza (3) Cepat dan tidak formal.
Panera bread, Atlanta bread Company, Au Bon Pain, dan sejenisnya (4) Keluarga.
Bob Evans, Perkins, Friendly‟s, Steak‟n Shake, Waffle house (5) Tidak formal.
Applebee‟s, Hard Rock Cafe, Chili‟s, TGI Friday‟s (6) Restoran makan malam
formal. Charlie Trotters‟s, Morton The Steakhouse, Flemming‟s, The Palm, Four
Seasons (7) Kategori lainnya, tempat makan daging pagang (steak houses),
makanan dari laut (sea food), tradisional daerah tertentu (ethnic), tempat makan
malam (dinner houses), tempat perayaan (celebrity), dan masih banyak lagi.
Tentunya, suatu restoran dapat jatuh pada lebih dari satu kategori. (Walker, 2008)
13
3.2. Kerangka Pemikiran Operasional
3.2.1. Tahapan Masukan (Input Stage)
Bauran promosi dihubungkan dengan teori Kartajaya (2005) sebagai faktor
yang mempengaruhi langsung peningkatan penjualan. Dalam menguji teori yang
dijabarkan dalam kerangka pemikiran teoritis dilakukan perumusan masalah di
tempat penelitian. Perumusan masalah diperoleh dengan metode penelitian studi
kasus di Restoran Chicken Attack (RCA). Masalah yang dirumuskan berupa
belum tercapainya target penjualan. Target penjualan telah ditetapkan dalam
strategi besar bisnis restoran cepat saji ini sebesar 90 juta per bulan atau lebih
kurang 300 porsi perhari. Sehingga dilakukan evaluasi kegiatan promosi yang
telah dilaksanakan RCA.
Pengukuran efektifitas kegiatan promosi suatu bisnis diperoleh dari studi
literatur penelitian terdahulu. Alat ukur efektifitas yang memandang promosi dan
penjualan sebagai komunikasi unit bisnis dengan pembeli didiskusikan pada pihak
restoran. Setelah disesuaikan dengan keadaan restoran diperoleh alat ukur
efektifitas kegiatan promosi yang telah dilakukan RCA. Variabel pengukur
efektifitas promosi RCA terdiri dari (1) Pertambahan tingkat pengetahuan, berupa
bauran promosi yang menjadi sumber pertama kali mengetahui RCA (2) sikap
responden, dengan pola pembelian per bulan yang dilakukan (3) kepuasan
konsumen dilihat dari penilaian tingkat kesukan konsumen pada beberapa atribut
produk.
Sebagaimana target di strategi pemasaran awal restoran ini mahasiswa
Perguruan Tinggi Swasta Yayasan Telkom. Kuisioner yang didisikusikan dengan
pihak restoran kemudian dikonfirmasi pada beberapa konsumen RCA, dalam hal
ini mahasiswa Peguruan Tinggi Yayasan Telkom, dengan wawancara terencana.
Setelah konfirmasi, kuisioner diperbaiki sedemikian rupa hingga diharapkan
mewakili persepsi konsumen terhadap kegiatan promosi RCA. Responden untuk
penilaian kegiatan promosi RCA terdiri dari 71 orang pelanggan RCA. Jawaban
kuisioner konsumen dijadikan alat ukur pengathuan konsumen terhadap kegiatan
promosi RCA.
14
3.2.2. Tahapan pencocokan (Matching Stage)
Hasil rekap jawaban evaluasi efektifitas promosi responden dibandingkan
dengan pendekatan teori Kartajaya (2005). Pembandingan didiskusikan dengan
pihak pengelola RCA. Dalam diskusi persepsi konsumen dicocokan dengan
persepsi pengelola RCA. Hasil diskusi ditinjau berdasar kerangka pemikiran
teoritis sehingga dilakukan pengulangan diskusi sebagai konfirmasi pandangan
pengelola RCA. Hasil diskusi berupa hirarki untuk analisa strategi promosi diolah
menggunakan Proses Hirarki Analisis (PHA).
3.2.3. Tahap Keputusan (Decision Stage)
Hasil analisa deskriptif tahap pencocokan dikonsentrasikan menggunakan
Proses Hirarki Analisis. Prioritas strategi promosi RCA dijadikan tujuan analisa
PHA dengan komponen penyusun maupun skenarionya. Consistency Indeks (CI)
dan Consistency Ratio (CR) diupayakan kurang dari 10% dengan pengulangan
diskusi pada narasumber ahli. Dalam tingkat pengambilan keputusan ini hasil
yang diperoleh bukan hasil infrensia statistik namun ukuran pemusatan data
berpijak dari kerangka berpikir statistik deskriptif.
15
Mekanisme kerangka pemikiran operasional ini dapat dilihat pada gambar
berikut:
Gambar 2. Kerangka Pemikiran Operasional Analisis Strategi Promosi Restoran
Chicken Attack Kabupaten Bandung