3-kajian-kebijak-publik

download 3-kajian-kebijak-publik

of 20

Transcript of 3-kajian-kebijak-publik

  • 5/27/2018 3-kajian-kebijak-publik

    1/20

    31

    BAB III

    KAJIAN KEBIJAKAN PUBLIK

    A. PENDAHULUAN

    Menurut Wayne Parson dalam Kajian Kebijakan Publik ada dua pendekatan

    yaitu Analysis of the policy process (Proses Pembuatan Kebijakan) dan Analysis in

    and for the policy process(Analisis Kebijakan).

    Analysis of the policy process berkaitan dengan bagaimana masalah

    Kebijakan dirumuskan dengan agenda kebijakan ditentukan, bagaimana suatu

    kebijakan dirumuskan, bagaimana keputusan kebijakan diambil dan bagaimana

    kebijakan dilaksanakan dan dievaluasi.

    Analysis in and for the policy process (Analisis Kebijakan), mencakup

    teknik-teknik analitik, riset, advokasi (advocacy) dalam perumusan masalah,

    kebijakan pengambilan keputusan kebijakan, pelaksanaan kebijakan dan evaluasi

    kebijakan.

    Sesuai dengan Keputusan Kepala LAN Nomor 199/XIII/10/6/2001 tentang

    Pedoman Penyelenggaraan Pendidikan dan Pelatihan Kepemimpinan Tingkat II,

    maka materi Kajian Kebijakan Publik (KKP) terdiri dari 5 sub kajian dan setiap sub

    kajian terdapat beberapa pokok bahasan yaitu :

    1. Manajemen Kebijakan Publik, meliputi pokok bahasan :1) Pengertian Kebijakan Publik;2) Sistem dan Proses Pengelolaan Kebijakan Publik;3) Stratifikasi Kebijakan Publik.

    2. Dinamika Proses Kebijakan Publik, meliputi pokok bahasan :4)

    Dinamika Lingkungan Kebijakan;

    5) Agenda Setting;6) Faktor Sosial Ekonomi, Politik yang mempengaruhi Kebijakan

    Publik;

    3. Formulasi Kebijakan Publik, meliputi pokok bahasan :7) Pengertian dan Sifa-sifat Masalah Kebijakan Publik;8) Teknik Perumusan Masalah;9) Identifikasi Pemilihan Masalah;

  • 5/27/2018 3-kajian-kebijak-publik

    2/20

    32

    10)Perumusan dan Pemilihan Alternatif Kebijakan;4. Pelaksanaan dan Pengendalian Kebijakan, meliputi pokok bahasan :

    11)Konsep dan Prinsip Pelaksanaan dan Pengendalian KebijakanPublik;

    12)Teknik / Metode Pelaksanaan dan Pengendalian Kebijakan;13)Hambatan dalam Pelaksanaan Kebijakan Publik;14)Penanggulangan Masalah dalam Pelaksanaan Kebijakan Publik;

    5. Evaluasi Kinerja Kebijakan Publik, meliputi pokok bahasan :15)Pengertian dan Prinsip Evaluasi Kierja Kebijakan Publik;16)Metode dan Pendekatan Evaluasi Kinerja Kebijakan Publik;17)Teknik-teknik Pengukuran Dalam Evaluasi Kinerja.

    Dilihat dari itu, menunjukkan bahwa Kajian Kebijakan Publik dalam

    Diklatpim tingkat II ini terdapat 17 Pokok Bahasan.

    B. PELAKSANAAN PEMBELAJARAN

    Pelaksanaan pembelajaran Kajian Kebijakan Publik diatur dengan tahapan-

    tahapan sebagai berikut :

    1. Ceramah Umum Kajian Kebijakan Publik;2. Ceramah Tehnis Kajian Kebijakan Publik;3. Diskusi Kelompok mebahas Isu Aktual sebagai Studi Kasus;4. Membuat Laporan Hasil Diskusi Kelompok;5. Aktualisasi.

    C. SUBSTANSI KAJIAN KEBIJAKAN PUBLIK

    1. Manajemen Kebijakan Publika. Pengertian Kebijakan Publik

    Beberapa pakar kebijakan publik memberikan pengertian Kebijakan

    Publik antara lain :

    Thomas R. Dye, menyatakan : Public Policy is whateverthe Government choose to do or not to do yang artinya

    bahwa Kebijakan Publik diartikan sebagai Apapun pilihan

  • 5/27/2018 3-kajian-kebijak-publik

    3/20

    33

    Pemerintah untuk melakka sesuatu atau tidak melakukan

    sesuatu.

    James E. Anderson menyebutkan : Public Policy are thosepolicies developed by Governmenal Bodies and Officials

    (Kebijakan public adalah kebijakan-kebijakan yang

    dikembangkan oleh lembaga-lembaga pemerintah dan

    pejabat-pejabat pemerintah). Anderson juga menyatakan

    bahwa Kebijakan Publik adalah suatu respons dari Sistem

    Politik terhadap demands/claim yang mengalir dari

    lingkungannya.

    b. Sistem dan Proses Pengelolaan Kebijakan Publik1) Sistem Kebijakan

    Dari pengertian kebijakan public yang dikemukakan oleh

    Anderson tersebut di atas, sekaligus menunjukkan elemen-elemen

    Sistem Kebijakan sebagaimana dinyatakan oleh Dunn, yaitu :

    Stakeholders Kebijakan atau disebut jugaPolicy ActorsatauPolitical Actors baik formal maupun informal dalam

    Boundaries system politik;

    Kebijakan Publik (Policy Contents); Lingkungan Kebijakan (Policy Environment).

    Selanjutnya oleh Prof. Dr. Mustopadidjaja ditambahkan satu elemen

    lagi dalam Sistem Kebijakan yaitu Kelompok Sasaran Kebijakan

    (Target Group), sehingga menjadi empat elemen-elemen dalam

    Sistem Kebijakan yaitu :

    Stakeholders Kebijakan; Lingkungan Kebijakan; Kebijakan Publik; Kelompok Sasaran (Target Group)

    David Easton membagi elemen-elemen Sistem Kebijakan

    berdasarkan System Theory yang disebut Dinamic Model yaitu

    meliputi :InputProcessOutput dan Feedback.

  • 5/27/2018 3-kajian-kebijak-publik

    4/20

    34

    Lingkungan Kebijakan menurut Easton terdiri dari Intra dan

    Ekstra Social Environment. Dari keduanya mengalir Dua Input yaitu

    Demand / Claim dan support yang kemudian di Proses ke dalam

    sistem politik yang selanajutnya melahirkan Policy Output. Policy

    Output kembali ke Social Environment sebagai Respon terhadap

    Demand / Claim dan Support dari Social Environment.

    Persyaratan mendasar dalam membangun Sistem Kebijakan

    adalah perlu adanya :

    Komitmen Stakeholder terhadap demokrasi; Sifat dan SikapRasional, interaktif, komunikatif dan transparan

    Konstitusi dan Hukum; Technical Know How; Konsensus terhadap Tujuan.2) Proses Pengelolaan Kebijakan

    Mustopadidjaja AR menyatakan langkah-langkah proses

    pengelolaan kebijakan publik terkait dengan konsep dasar pembuatan

    kebijakan publik dan kebutuhan melaksanakan analisis kebijakan

    publik, meliputi :

    Pengkajian Persoalan / Masalah; Tentukan Tujuan; Rumuskan Alternatif; Penyusunan Model; Menentukan Kriteria; Menilai Alternatif; Perumusan Rekomendasi; Pemantauan; Evaluasi.Tindakan runtut proses pembuatan kebijakan menurut Anderson

    dinyatakan sebagai Sequential Pattern Of Faction yaitu meliputi

    tindakan-tindakan :

    Problem Identification and Legend Formation; Formulation;

  • 5/27/2018 3-kajian-kebijak-publik

    5/20

    35

    Adoption; Implementation; Evaluation.Pola tindakan runtut itu merupakan proses pembuatan kebijakan

    yang menurut Anderson masuk dalam Wilayah Politik, sedangkan

    oleh Easton menyatakan berada dalam Sistem Politik. Hal ini

    didasarkan pada adanya konflik kepentingan di antara individu,

    kelompok tentang Issu Kebijakan.

    Pandangan Analis Kebijakan,policy processmerupakan Lokus

    (In and for the policy process), sedangkan Fokusnya adalah

    Penyediaan Informasi yang relevan (Relevant Information).

    c. Stratifikasi Kebijakan Publik :Stratifikasi Kebijakan dapat dibagi dalam tiga Strata yaitu :

    Kebijakan Stratejik; Kebijakan Teknis / Taktis; Kebijakan Operasional.

    2. Dinamika Proses Kebijakan Publika. Dinamika Lingkungan Kebijakan Publik :

    Dalam pembuatan kebijakan, perlu memperhatikan dan memahami

    Lingkungan Kebijakan dengan menggunakan Teori Gunung Es yang

    menggambarkan tingkatan-tingkatan pemahaman terhadap Dinamika

    Proses Kebijakan Publik khususnya Dinamika Lingkungan Kebijakan.

    Jenis Tindakan

    (Senge, 1994)

    EVENT REACTIVE

    PATTERNS OF RESPONSIVE

    BEHAVIOR

    SYSTEMIC STRUCTURES GENERATIVE

    MENTAL MODEL

    The Iceberg and Level of Perspective

    (Maani and Canava, 2000)

  • 5/27/2018 3-kajian-kebijak-publik

    6/20

    36

    Memahami lingkungan kebijakan dengan menggunakan Teori

    Gunung Es (The Iceberg Theory) akan menghasilkan perspektif

    pengertian yang bertingkat (Level of Understanding)dan memunculkan

    pola pikir dan jenis tindakan (action mode)dalam mengantisipasinya serta

    dapat menggambarkan tingkat ungkitan (leverage).

    Bertitik tolak dari pemahaman berpikir sistematik menurut Kees Van

    der Hijden, maka Dinamika (prubahan) Lingkungan Kebijakan dapat

    diamati melalui :

    Peristiwa (Events); Kecenderungan (Trends) dan Pola (Petterns); Struktur (Structures).

    Melalui tiga pengamatan itu menurut Hijden dinamika (perubahan)

    lingkungan kebijakan dapat diketahui kadang juga tidak, sehingga hal itu

    digambarkan sebagai Gunung Es yang berada di bawah laut (Iceberg

    Theory).

    Dinamika Lingkungan Kebijakan juga diwarnai oleh Perubahan

    Lingkungan Strategis yang sedang terjadi yaitu Globalisasi dan

    Modernisasi. Kenichi Ohmae (1991) menyatakan baahwa kita sedang dan

    akan memasuki era tanpa batas.

    Lodge (1995:1) mendefinisikan globalisasi sebagai proses dimana

    masyarakat dunia menjadi semakin berhubungan (interconnected) satu

    sama lainnya dalam berbagai aspek kehidupan mereka, baik dalam hal

    budaya, ekonomi, politik, teknologi maupun lingkungan. Dunia kini

    menjadi pasar global bukan hanya untuk barang dan jasa, tetapi juga

    untuk penyediaan Modal dan Teknologi.

    Ohmae (1991) menyatakan dunia tanpa batas ditandai dengan

    semakin terfokusnya masalah ke dalam 5 C yang stratejik yaitu :

    1) Customers, 2) Company, 3) Competetion, 4) Currency dan 5) Country.

    Siapa yang akan dapat bertahan dan unggul dalam nuansa global

    menurut Marquards dan Reynold (1994) adalah Organisasi Pembelajar

    dalam skala Global (The Global Learning Organization). Learning

  • 5/27/2018 3-kajian-kebijak-publik

    7/20

    37

    organization mengacu pada perhatian menyeluruh terhadap disiplin

    kelima (Fifth Dicipline)dari Peter Senge (1992), yaitu :

    (1)System Thinking;(2)Personal Mastery;(3)Share Vision;(4) Mental Models;(5)Team Learning.

    Sebagai ilustrasi menurut Senge (1992), inovasi di dunia keteknikan

    memerlukan komponen utama yang penting adalah Teknologi, seperti

    pesawat udara, komputer dan lain sebagainya. Sedangkan inovasi dalam

    dunia Perilaku Manusia dan Organisasi, komponen utama yang

    penting adalah Disiplin (Dicipline) yang diidentifikasi sebagai : a

    body of theory and teaching that must be studied and mastered to be put

    into practice.

    Rosabeth Moss Kanter (1995) menyatakan masyarakat yang dapat

    memainkan peran kunci dalam ekonomi global adalah kelompok

    masyarakat yang memiliki kekayaan Intangible Asset 3 C yaitu

    meliputi :

    (1)Concept;(2)Competence;(3)Connection atau Networking.

    b. Agenda Setting / Policy Process :Menurut James E. Anderson, proses pembuatan kebijakan (Policy

    Process) terdiri tahapan sebagai berikut :(1)Agenda Setting;(2)Policy Formulation;(3)Policy Adoption;(4)Policy Implementation;(5)Policy Assessment / Evaluation.

    Agenda Setting atau The Policy Agenda merupakan tahap paling awal

    dalam Policy Process. Policy Agenda memuat masalah kebijakan yang

  • 5/27/2018 3-kajian-kebijak-publik

    8/20

    38

    perlu direspon oleh sistem politik yang bersumber dari lingkungan

    kebijakan.

    Menurut Anderson proses pembuatan Policy Agenda secara runtut

    sebagai berikut :

    ( The Agenda Formation Process )

    Cobb dan Elder mengidentifikasi 2 (dua) jenis Policy Agenda, yaitu :

    (1)Systemic Agenda, yaitu semua issue yang pada umumnya dirasakanoleh para anggota masyarakat.

    (2)Institutional Agenda ( Governmental Agenda), yaitu semua issue yangpatut mendapatkan perhatian publik dan issue tersebut memang

    berada dalam juridiksi kewenangan pemerintah (Public Officials).

    c. Faktor Sosial, Ekonomi, Politik yang Mempengaruhi KebijakanPublik :

    Faktor sosial ekonomi dan politik mempengaruhi kebijakan, karena

    pembuatan kebijakan tidak dapat dilepaskan dari lingkungan kebijakan.

    Tuntutan (demands / claims) terhadap suatu tindakan kebijakanbersumber dari lingkungan yang kemudian mengalir ke dalam sistem

    politik dan pada saat yang sama lingkungan memberikan Limits dan

    Constrains terhadap Pembuat Kebijakan (Policy Makers / Stakeholders

    / Policy Actors).

    Faktor-faktor yang terdapat dalam lingkungan antara lain faktor-faktor

    geografi (sumberdaya alam, cuaca, penduduk), budaya politik, struktur

    sosial dan sistem ekonomi.

    Private

    Problem

    Institutional

    Agenda

    Systemic

    Agenda

    Public

    Problem

    Issue

  • 5/27/2018 3-kajian-kebijak-publik

    9/20

    39

    Anderson memilih dua (2) faktor yang banyak dikaji oleh para

    ilmuwan (Scientist) yaitu :

    (1)Political Culture : Individualistic Political Culture; Moralistic Political Culture; Traditionalistic Political Culture.

    Almond dan Verba membedakan Political Culture :

    Parochial Political Culture; Subject Political Culture; Participant Political Culture.

    (2)Socio Economic Conditions :Faktor sosial dan faktor ekonomi mempunyai saling

    ketergantungan dalam mempengaruhi aktivitas politik. Kebijakan

    publik, dapat dipandang sebagai produk konflik antar berbagai

    kelompok masyarakat yaitu mengenai aktivitas ekonomi.

    Hubungan antar kelompok masyarakat dapat berubah bila

    terjadi perubahan atau perkembangan ekonomi. Kelompok

    masyarakat yang dirugikan oleh perubahan itu dapat mengajukan

    Demands / Claims kepada pemerintah untuk melakukan sesuatu

    tindakan.

    3. Formulasi Kebijakan Publika. Pengertian dan Sifat Masalah Kebijakan

    1) Pengertian Masalah :

    Pengertian Masalah Kebijakan menurut William N.Dunn

    (1994) : adalah produk pemikiran yang dibuat pada suatu lingkungan,

    suatu elemen situasi masalah yang diabstraksikan dari situasi oleh

    para analis. Dengan demikian apa yang kita alami merupakan situasi

    masalah, bukan masalah itu sendiri.

    Masalah kebijakan adalah kebutuhan atau kesempatan

    kesempatan yang tidak terealisir, tetapi yang dapat dicapai melalui

    tindakan Kebijakan Publik.

  • 5/27/2018 3-kajian-kebijak-publik

    10/20

    40

    Perumusan masalah merupakan sistem petunjuk pokok atau

    mekanisme pendorong yang mempengaruhi keberhasilan semua fase

    analisis kebijakan.

    Perumusan masalah menyumbangkan pengetahuan yang

    mempersoalkan asumsi-asumsi yang mendasari, sehingga definisi

    masalah, pembuatan kebijakan melalui agenda setting akan

    diketemukan :

    Asumsi yang tersembunyi; Mendiagnosa sebab-sebab dan akibat; Memetakan Tujuan; Memadukan pemandangan yang bertentangan; Merancang peluang.

    (Prioritas Perumusan Masalah dalam analisis kebijakan dapat dilihat di

    gambar 1 halaman berikut).

  • 5/27/2018 3-kajian-kebijak-publik

    11/20

    41

    Gambar 1

    Prioritas Perumusan Masalah dalam Analisis Kebijakan (Dunn, 2000 : 212)

    Pengenalan

    Masalah

    SITUASI

    MASALAH

    SITUASI

    MASALAHPementahan

    solusiMasalah

    Perumusan

    Masalah

    Pementahan

    solusiMasalah

    Masalah

    Benar ?

    Pemecahan

    Masalah

    Pemecahan

    kembali Masalah

    SOLUSI

    KEBIJAKAN

    Masalah

    Benar ?

    TDK

    YA

    YA TDK

  • 5/27/2018 3-kajian-kebijak-publik

    12/20

    42

    2) Sifat-Sifat Masalah Kebijakan : (William N. Dunn : 1998 :214-216)

    Saling ketergantungan dari Masalah Kebijakan; Subyektivitas dari Masalah Kebijakan; Sifat buatan dari Masalah; Dinamika Masalah Kebijakan Jenis-jenis masalah : Masalah Sederhana Masalah Sangat

    SederhanaMasalah Rumit.

    b. Teknik Perumusan Masalah :1) Tahap-Tahap Perumusan Masalah :

    Perumusan masalah dapat dipandang sebagai suatu proses,

    menurut Dunn (1998 :247-278) ada empat (4) fase yang saling

    ketergantungan yaitu Pencarian Masalah (Problem Search)

    Pendefinisian Masalah (Problem Definition) Spesifikasi Masalah

    (Problem Specification)danPengenalan Masalah.

    2) Prasyarat Perumusan Masalah :Adanya pengakuan atau dirasakan keberadaan suatu situasi

    masalah. Dari situasi masalah dicari masalahnya, dengan tujuan

    jangka pendeknya bukan penemuan masalah tunggal tetapi

    Setumpuk Masalah yang saling terkait. Kumpulan masalah dari

    semua masalah dianalisis kedalam tatanan Pohon Masalah atau

    Fish Bone Modelyang disebut Meta Masalah

    3) Kesalahan Tipe Ketiga :Dalam matematika dikenal ada Kesalahan Tipe Pertama, yaitu

    menolak hipotesis nol yang benar. Kesalahan Tipe Kedua yaitu

    menerima hipotesis nol yang salah. Dan Kesalahan Tipe Ketiga

    adalah memecahkan masalah yang salah. Kesalahan tipe ketiga ini

    lebih buruk akibatnya daripada memecahkan secara salah terhadap

    masalah yang benar. Inilah pentingnya Perumusan Masalah.

    4) Perumusan Kebijakan Publik, menurut Mustopadidjaja, setelahMasalah Formal ditetapkan dengan menggunakan langkah-

    langkah yang runtut dan dituangkan ke dalam matriks sederhana

    sebagai berikut : ( Tabel 1 )

  • 5/27/2018 3-kajian-kebijak-publik

    13/20

    43

    No. Masalah

    Formal

    Dampak

    Kini

    Tujuan

    Kebijak

    an

    Instru

    men

    Kebijak

    an

    Ramalan

    / masa

    depan

    kebijakan

    Dam

    pak

    pelaksa

    an

    kebijak

    an

    Alter

    natif

    kebi

    jakan

    Hal

    hal

    yg di

    atur

    1 2 3 4 5 6 7 8 9

    5) Metode Perumusan Masalah :Sebagaimana telah dikemukakan di depan bahwa proses

    perumusan masalah meliputi Empat Fase yang saling berhubungan

    yaitu :

    Mengenali Masalah menghasilkan : Situasi Masalah; Mencari Masalah menghasilkan : Meta Masalah; Mendefinisikan Masalah : Masalah Publik; Menspesifikasi Masalah : Masalah Formal (yaitu

    masalah yang akan diselesaikan melalui Kebijakan Publik;

    Ada beberapa Metode Pemecahan Masalah dilihat dari beberapa

    perspektif Tujuan; Prosedur; Sumber Pengetahuan dan Kriteria

    Kinerja. (Lihat Tabel 2 )

  • 5/27/2018 3-kajian-kebijak-publik

    14/20

    44

    Tabel 2 : Metode-metode Perumusan Masalah

    Metode Tujuan Prosedur

    Sumber

    Pengetahua

    n

    Kriteria

    Kinerja

    Analisis

    Batas

    Estimasi

    Batas Peta

    Masalah

    Pencarian sampel

    bola salju,pencarian

    masalah dan

    penjumlahan

    Sistem

    Pengetahua

    n

    Ketepatan

    Batas

    Analisis

    Klasifikasi

    Kejelasan

    Konsep

    Penilaian secara logis

    dan klasifikasi

    penyebab

    Analisis

    Individual

    Konsistensi

    Logis

    Analisis

    Hirarki

    Identifikasi

    penyebab yg

    mungkin,

    masuk akal,

    & dapat

    ditindaklanjut

    i

    Pemilahan secara

    logis dan klasifikasi

    penyebab

    Analisis

    individual

    atau

    kelompok

    Konsistensi

    Logis

    Synecties

    (-- Analog)

    Pengenalan

    kesamaan

    antar masalah

    Perumusan

    Analog personal,

    langsung dan fantasi Kelompok

    Plausibilitas

    Perbandingan

    Brainstormin

    g

    Generalisasi

    ide, tujuan

    dan strategi

    Pemunculan

    Ide dan

    Evaluasi

    Kelompok Konsensus

    Analisis

    perspektif

    berganda

    Generalisasi

    Wawasan

    Penggunaaan secara

    serentak perspektif

    teknis organisasional

    dan personal

    Kelompok Perbaikan

    Wawasan

    Analisis

    asumsi

    Sintesis

    kreatif

    asumsi-

    asumsi yg

    berlawanan

    Identifikasi pelaku,

    penampakan asumsi,

    mempertentangkanny

    a dan pengelompokan

    dan sintesis

    Kelompok Konflik

    Pemetaan

    argumentasi

    Penilaian

    Asumsi

    Penyusunan tingkat

    dan penggambaran

    Plausibilitas &

    Urgensi

    Kelompok

    Plausibilitas

    dan

    Urgensi

    Optimal

  • 5/27/2018 3-kajian-kebijak-publik

    15/20

    45

    c. Identifikasi, Pemilihan dan Penetapan Alternatif Kebijakan :Identifikasi atau Perumusan Alternatif Kebijakan, Pemilihan

    dan Penetapan Alternatif Kebijakan merupakan langkah-langkah

    dalam Analisis Kebijakan (Policy Analysis).

    Mustopadidjaja (1992: 32-36) dan (1999: 6-9) menawarkan langkah-

    langkah dalam Analisis Kebijakan sebagai berikut:

    1) Pengkajian Persoalan;2) Penentuan Tujuan;3) Perumusan Altenatif;4) Penyusunan Model;5) Penentuan Kriteria;6) Penilaian Alternatif;7) Perumusan Rekomendasi.

    Dalam perumusan kebijakan ada bebedapa Model Perumusan

    Kebijakan. Seperti Yehezkel Dror dalam Islamy (1992)

    mengemukakan ada Tujuh (7) Macam Model Pembuatan Keputusan

    yaitu : Pure Rationality Model Economically Rational Model

    Sequential-decision ModelIncremental ModelSatisfying Model

    Extra Rational ModelOptimal Model.

    Sedangkan Thomas R. Dye dan Nicolas Henry dalam Islamy

    (1992), menyebutkan masam-macam model pembuatan kebijakan

    sebagai berikut : Model Institusional Model Elite Masa ModelKelompok Model Sistem Politik Model Sistem Politik Model

    Incremental danModel Mixed Scanning.

    d. Perumusan dan Pemilihan Alternatif Kebijakan :Menurut Mustopadidjaja (1999: 14-15) penilaian dan perkiraan

    alternatif kebijakan dapat digunakan konsep dan metode sbb.

    1) Pemilihan Alternatif Kebijakan dan Kriteria Penilaian :

  • 5/27/2018 3-kajian-kebijak-publik

    16/20

    46

    a) Konsep dan MetodeDengan tujuh (7) langkah Perumusan Alternatif Kebijakan,

    diperkirakan kemungkinan ada perubahan atau dapat terjadi

    perubahan sebagai akibat yang ditimbulkan oleh sejumlah

    alternatif. Maka diperlukan penggunaan Metode Penilaian

    Alternatif dengan maksud menguji atau memperhitungkan

    Tingkat Fisibilitas, Tingkat Efektivitas dan Tingkat

    Efisiensinya.

    Ada beberapa metode untuk menilai alternatif :

    (1)Deductive Causal Analysis;(2)Optimum Choice Analysis;(3)Decision Theory;(4)Optimum Level Analysis;(5)Optimum Mix Analysis or Allocation Theory;(6)Threshold Analysis;(7)Percentaging Analysis;(8)Statistical Causal Analysis;(9)Interdisciplinary Analysis.

    b) Kriteria Penilaian Alternatif Kebijakan :(1)Berdasarkan Konsep Ekonomi (Free Market Model;

    Cost; Benefit; Standing; Externalities; Elasticity;

    Marginal Analysis; dan Equity).

    (2)Di samping kriteria ekonomi, penilaian alternatifkebijakan perlu memperhatikan metode-metodelainnya seperti : Forecasting Methods; Evaluation

    Methods; Sensitivity Analysis; Allocation Formules;

    Quick Decision Analysis.

    (3)Kriteria umum yang digunakan : Technical Feasibility;Economic & Financial Feasibility; Political Feasibility

    dan Administrative Operability.

  • 5/27/2018 3-kajian-kebijak-publik

    17/20

    47

    2) Perumusan Rekomendasi Kebijakan :a) Rekomendasi meliputi tahap kegiatan perumusan kebijakan,

    termasuk kegiatan pengambilan keputusan dan pengesahan

    kebijakan, sehingga merupakan keputusan formal /

    organizational yang mempunyai kekuatan hukum atau

    bersifat mengikat baik Obyek maupun Subyek dari

    keputusan / kebijakan tersebut (Mustopadidjaja, 1992 : 20).

    b) Model Pendekatan Perumusan Rekomendasi Kebijakan :(1)Rational Comprehensive Process Model (RCPM);(2)Incremental Process Model (IPM);(3)Mixed Scanning Process Model (MSPM);(4)Analytical Hieraarchical Process (AHP).

    c) Faktor Strategis yang berpengaruh dalam PerumusanKebijakan :

    (1)Faktor Poltik;(2)Faktor Ekonomi / Finansial;(3)Faktor Administrasi / Organisatoris;(4)Faktor Teknologi;(5)Faktor Sosial Budaya;(6)Faktor Pertahanan & Keamanan

    4. Pelaksanaan dan Pengendalian Kebijakana. Konsep dan Prinsip Pelaksanaa dan Pengendalian Kebijakan

    1)

    Konsep :a) Pelaksanaan dan Pengendalian Kebijakan merupakan mata

    rantai perlengkapan dalam proses kebijakan publik;

    b) Kebijakan publk yang teah disahkan siap dilaksanakan;c) Kebijakan Publik ada dua jenis sifatnya, yaitu :

    Self Executing sedikit jumlahnya, bentuk kebijakanpublik yang dengan sendirinya terimplikasikan begitu

  • 5/27/2018 3-kajian-kebijak-publik

    18/20

    48

    disahkan, misalnya tentang pengaturan kedaulatan suatu

    negara.

    Non Self Executing pada umumnya jenis ini yangbanyak. Bentuk ini harus dilaksanakan dan dikendalikan

    oleh berbagai pihak yang berwenang.

    d) Tujuan pelaksanaan dan pengendalian KP adalah untuktercapainya tujuan yang diinginkan dengan dkeluarkannya KP

    tsb dan dampak negatif sekecil mungkin.

    2) Prinsip :a) Sifat kebijakan publik : Self Executing / Not Self Executing;

    b) Siapa yang bertanggung jawab;c) Pelaksanaan dan Pengendalian dilaksanakan secara simultan;d) Orientasi pada sasaran dan tujuan serta target group;e) Efektif dan efisien dalam penggunakan sumber daya;f) Berdasarkan prosedur dan tata laksana;g) Tertib hukum dan tertib administrasi;h) Akuntabilitas pelaksanaan.

    b. Teknik / Metode Pelaksanaan dan Pengendalian Kebijakan :Urutan langkah pelaksanaan dan pengendalian kebijakan publik

    sebagai berikut :

    1) Sosialisasi & Deseminasi Kebijakan;2) Pembentukan Organisasi Pelaksanaa;3) Penyusunan Program Kerja;4) Perincian Program Kerja;5) Pelaporan berkala.

    c. Hambatan Pelaksanaan Kebijakan :1) Pejabat & Instansi Pemerintah lebih dominan dalam perumusan

    kebijakan tetapi kurang dalam implementasi;

    2) Kurang sosialisasi / deseminasi;3) Legitimate & harus disebar luaskan;4) Praktek korupsi;5)

    Dana kurang dan organisasi tidak memadai;

  • 5/27/2018 3-kajian-kebijak-publik

    19/20

    49

    6) Lemahnya penegakan hukum;7) Kurangnya kepatuhan masyarakat.

    d. Penanggulangan Masalah dalam Pelaksanaan Kebijakan :1) Kompensasi yang wajar bagi yang dirugikan;2) Social cost yang timbul harus segera diatasi;3) Tinjau ulang & review program pelaksanaan;4) Batalkan / perbaharui bila menimbulkan dampak negatif yang

    besar.

    5. Evaluasi Kinerja Kebijakana. Pengertian dan Prinsip Evaluasi Kinerja Kebijakan

    1) Pengertian :a) Evaluasi Kebijakan Publik : Merupakan proses mendapatkan

    gambaran tentang kebijakan publik dalam pelaksanaan, alat

    yang dipakai dan tujuan-tujuan yang diberikan (Michael

    Howlett & M. Ramesh)

    b) Evaluasi Kebijakan Publik : Sebagai tujuan sistemik danpengamatan Empiris tentang pengaruh kebijakan yang berjalan

    dan program pemerintah yang telah ditentukan dalam sasaran

    dan tujuan yang akan dicapai ( David Nachmias).

    c) Bentuk Evaluasi :(1)Evaluasi Administratif;(2)Evaluasi Kebijakan di bidang Hukum;(3)Evaluasi Politik;

    d)

    Maksud dasarnya adalah pengaruh akibat perubahan yangditimbulkan oleh kebijakan.

    2) Prinsip :a) Fokus Nilai : menilai manfaat dan kegunaan pelaksanaan

    program dan kegiatan;

    b) Interdependensi Fakta-Nilai : hasil evaluasi tidak hanyatergantung pada fakta/bukti-bukti tetapi juga nilai;

  • 5/27/2018 3-kajian-kebijak-publik

    20/20

    50

    c) Berorientasi pada masa kini dan masa lalu;d) Obyektif : Evaluasi berkenaan dengan apa adanya.

    b. Metode dan Pendekatan Evaluasi Kinerja Kebijakan :1) Analisis Lintas Dampak (Cross Impact Analysis) :

    a) Secara Retrospektif (Ex-Post) maupun Prospektif (Ex-Ante);b) Grafik, Angka Index, Analisis Serial Terkontrol (Control

    Series Analysis);

    c) Evaluasi Semu, Evaluasi Formal dan Evaluasi KeputusanTeori.

    2) Analisis Survey Pemakai (User Survey Analysis), adalahserangkaian prosedur untuk mengumpulkan kebijakan, program

    dari calon pengguna dan pelaku kebijakan.

    c. Teknik-teknik Pengukuran Dalam Evaluasi Kinerja :Salah satu metode Pengukuran kinerja dapat nenggunakan pendekatan

    Balanced Scorecard, yaitu pengukuran kinerja secara seimbang

    melalui empat (4) persepktif sebagai berikut :

    1) Perspektif Keuangan (Financial Perspective);2) Persepktif Kepuasan Pelanggan (Customers Perspective);3) Perspektif Proses Internal;4) Perspektif Pembelajaran dan Pertumbuhan.

    Balanced Scorecard pada mulanya dikembangkan sebagai

    sistem pengukuran kinerja pada organisasi bisnis. Penerapan

    pengendalian pelaksanaan kebijakan publik melalui pengukuran dan

    penilaian kinerja dengan pendekatan Balanced Scorecard, diperlukan

    identifikasi kinerja organisasi secara menyeluruh pada semuatingkatan ke dalam empat perspektif tersebut di atas.

    -------------------