3 Fasli Jalal - Gizi & Bonus Demografi

download 3 Fasli Jalal - Gizi & Bonus Demografi

of 62

description

BONUS

Transcript of 3 Fasli Jalal - Gizi & Bonus Demografi

  • Disampaikan pada Kongres PERSAGI XV

    Yogyakarta, 25 November 2014 1

    Prof. dr. Fasli Jalal, PhD, SpGK (Plt. Kepala Badan Kependudukan dan Keluarga Berencana Nasional)

    PERANAN GIZI DALAM

    MEMANFAATKAN BONUS

    DEMOGRAFI

  • I. Ada apa dengan Penduduk Dunia ?

    2

  • 3

  • Penduduk Bumi akan terus bertambah - Berapa pertambahan tergantung pada komitmen kita

    4

  • Jumlah Penduduk Terbesar Pada Tahun 2050

    PROYEKSI PENDUDUK INDONESIA

    2050 SUMBER: UN, INED

    Kerusakan Lingkungan

    Kelangkaan Sumber

    Daya

    Kerawanan pangan

    Kemiskinan

    309

    Jt

    Tahun 2050

    309 - 330 juta

    (UN, INED)

    Tahun 2025

    270 juta

    (BPS 2008)

    Tahun

    2010

    237 juta

    433

    Jt

    423

    Jt

    312

    Jt

    1,31

    M

    1,69

    M

    309 - 330 Juta jiwa

    Diprediksi, jumlah penduduk Indonesia akan terus naik.

    Penduduk Indonesia sampai 2050 adalah 309 330 juta, masih menjadi negara ke 6 dengan penduduk terbesar dunia

    Lihatlah. Ulah

    manusia

    Konflik Sosial 5

  • II. Bagaimana dengan

    Penduduk Indonesia?

    6

  • 7

  • 0

    25

    50

    75

    100

    125

    150

    175

    200

    225

    1961 1971 2010

    205 JT

    250

    275

    300 285 jt

    KELAHIRAN TERCEGAH

    80 JUTA

    KELAHIRAN TERCEGAH

    HAMPIR 100 JUTA

    330 jt

    237.6 JT

    JUTA JIWA

    TAHUN

    Perkembangan Jumlah Penduduk Indonesia

    (Juta)

    97,1 jt 119,2 jt

    2000 2035

    Bila LPP 0,62%

    Bila LPP 1,49%

    343,96 jt

    305,6 jt

    40.2 jt

    1900

    Proyeksi Widjoyo Nitisastro

    (1966)

  • Penduduk (juta jiwa) dan laju pertumbuhan penduduk (persen per tahun): Indonesia 1971 2035

    9

    Hasil Proyeksi (1)

    1,44

    Catatan, bahwa berdasarkan buku proyeksi penduduk tahun 2010-

    2035 dimana jumlah penduduk diproyeksikan menurut kondisi

    tengah tahun pengamatan, maka LPP 2000-2010 diperkirakan berada

    disekitar 1,52%

    1,45

    Bila LPP tetap 1,49 (seperti SP 2010) maka jumlah

    penduduk menjadi 343,96 jt

  • Sumber. Bappenas, dkk, 2014, Proyeksi Penduduk 2010-2035.

    Proyeksi penduduk menurut provinsi: Indonesia,

    2010 2035 (Dalam Ribuan)

    Provinsi yg terbesar

    jumlah penduduknya:

    1. Jabar

    2. Jatim

    3. Jateng

    4. Sumut

    5. Banten

    6. DKI Jakarta

  • Sumber. Bappenas, dkk, 2014, Proyeksi Penduduk 2010-2035.

    Angka Laju Pertumbuhan Penduduk menurut provinsi: Indonesia

    2010 2035 (%)

  • KONDISI DAN PERKEMBANGAN STRUKTUR PENDUDUK

    PIRAMIDA PENDUDUK SP 1961, 1971, 1980, 1990, 2000, 2010

    1971

    0 2 4 6 8 10 12

    0-4

    5-9

    10-14

    15-19

    20-24

    25-29

    30-34

    35-39

    40-44

    45-49

    50-54

    55-59

    60-64

    65-69

    70-74

    75+

    Jutaan

    0 2 4 6 8 10 12

    Jutaan

    PerempuanLaki-laki

    1961

    0 2 4 6 8 10 12

    0-4

    5-9

    10-14

    15-19

    20-24

    25-29

    30-34

    35-39

    40-44

    45-49

    50-54

    55-59

    60-64

    65-69

    70-74

    75+

    Jutaan

    0 2 4 6 8 10 12

    Jutaan

    PerempuanLaki-laki

    1980

    0 2 4 6 8 10 12

    0-4

    5-9

    10-14

    15-19

    20-24

    25-29

    30-34

    35-39

    40-44

    45-49

    50-54

    55-59

    60-64

    65-69

    70-74

    75+

    Jutaan

    0 2 4 6 8 10 12

    Jutaan

    PerempuanLaki-laki

    1990

    0 2 4 6 8 10 12

    0-4

    5-9

    10-14

    15-19

    20-24

    25-29

    30-34

    35-39

    40-44

    45-49

    50-54

    55-59

    60-64

    65-69

    70-74

    75+

    Jutaan

    0 2 4 6 8 10 12

    Jutaan

    PerempuanLaki-laki

    2000

    0 2 4 6 8 10 12

    0-4

    5-9

    10-14

    15-19

    20-24

    25-29

    30-34

    35-39

    40-44

    45-49

    50-54

    55-59

    60-64

    65-69

    70-74

    75+

    Jutaan

    0 2 4 6 8 10 12

    Jutaan

    PerempuanLaki-laki

    2010

    0 2 4 6 8 10 12

    0-4

    5-9

    10-14

    15-19

    20-24

    25-29

    30-34

    35-39

    40-44

    45-49

    50-54

    55-59

    60-64

    65-69

    70-74

    75+

    Jutaan

    0 2 4 6 8 10 12

    Jutaan

    PerempuanLaki-laki

    1961 1971 1980

    2010 2000 1990

    Sumber. BPS, Sensus

  • 2010 2015 2020

    2025 2030 2035

    Sumber. Bappenas, dkk, 2013, Proyeksi Penduduk Indonesia 2010-2035.

    Struktur Umur Proyeksi Penduduk Indonesia, 2010-2035

  • Penduduk Indonesia: 2010-2035

    Umur (tahun) 2010 2020 2035

    0-4 23,454.40 23,475.80 21,279.80

    5-9 22,518.00 23,955.60 21,844.50

    10-14 22,165.60 23,278.60 22,581.30

    15-19 21,558.10 22,396.20 23,274.00

    20-24 20,939.40 21,989.00 23,739.80

    25-29 20,589.90 21,324.40 22,990.80

    30-34 19,987.20 20,677.50 22,047.40

    35-39 18,514.10 20,285.00 21,582.90

    40-44 16,564.30 19,595.40 20,824.60

    45-49 14,165.30 17,982.60 19,986.20

    50-54 11,479.50 15,830.30 19,253.60

    55-59 8,546.30 13,188.30 18,048.80

    60-64 6,156.70 10,248.60 15,782.40

    65-69 4,651.20 7,130.00 12,859.30

    70-74 3,375.50 4,588.50 9,424.30

    75+ 3,853.30 5,120.60 10,132.70

    Total 238,518.80 271,066.40 305,652.40

  • III. Apa itu

    Bonus Demografi ?

    15

  • Pengertian Bonus

    Demografi

    (demographic dividend) Keuntungan ekonomis yang disebabkan oleh menurunnya Rasio

    Ketergantungan sebagai hasil penurunan fertilitas jangka panjang (Wongboonsin, dkk. 2003).

    Bonus Demografi terjadi karena penurunan kelahiran yang dalam jangka panjang menurunkan proporsi penduduk muda sehingga investasi untuk pemenuhan kebutuhannya berkurang dan sumber daya dapat dialihkan kegunaannya untuk memacu pertumbuhan ekonomi dan peningkatan kesejahteraan keluarga (John Ross, 2004).

    16

  • Sumber: Bappenas, dkk, 2013, Proyeksi Penduduk 2010-2035.

    Tantangan Bonus Demografi

    (Demographic Dividend)

    Berdasarkan proyeksi 2010-2035, bonus demografi sudah dimulai sejak tahun 2012 dan titik terendah rasio ketergantungan terjadi pada tahun 2028-2031.

    Potensi bonus demografi meningkatnya jumlah angkatan kerja usia produktif, meningkatnya tabungan masyarakat sebagai sumber pertumbuhan ekonomi.

    Setiap provinsi memiliki momentum bonus demografi yang berbeda karena rasio ketergantungannya berbeda-beda.

    17

  • 1971 2000 2010 2020-2030

    Windows of

    Opportunity

    >2045

    86 Anak dan

    lansia per

    100 usia

    produktif

    54 Anak dan

    lansia per

    100 usia

    produktif

    51 Anak dan

    lansia per

    100 usia

    produktif

    44 Anak dan

    lansia per

    100 usia

    produktif

    >50 Naik terus

    karena

    naiknya

    proporsi

    lansia

    Rasio ketergantungan dan Bonus Demografi

    Source : Prof. Sri Moertiningsih Adioetomo SE MA PhD Head of Masters

    Program on Population and Labor University of Indonesia; 2011

    2028-2031 >2045

    47 Anak dan

    lansia per

    100 usia

    produktif

    >50 Naik terus

    karena

    naiknya

    proporsi

    lansia.

    Berdasarkan proyeksi

    SP2010 Window of Opp

    menyempit dan Angka

    ketergantungan tidak lagi

    serendah yang diharapkan

    18

  • Rasio ketergantungan menurut provinsi: Indonesia 2010-2035

    19

    No. Provinsi 2010 2015 2020 2025 2030 2035 1. Aceh 55,7 51,6 49,5 46,8 46,0 45,9

    2. Sumatera Utara 58,8 53,5 50,5 48,2 49,2 50,7

    3. Sumatera Barat 60,0 53,7 51,0 49,7 50,6 51,6

    4. Riau 55,3 51,1 47,4 44,1 43,9 45,2

    5. Jambi 51,5 48,0 45,1 42,5 42,3 43,1

    6. Sumatera Selatan 52,0 48,6 46,0 43,8 43,7 44,7

    7. Bengkulu 52,4 47,7 44,6 42,4 42,1 43,0

    8. Lampung 51,9 47,2 45,2 43,1 43,6 45,3

    9. Bangka Belitung 49,5 46,9 44,4 41,4 40,8 41,1

    10. Kepulauan Riau 45,9 50,0 49,6 44,3 38,9 38,0

    11. DKI Jakarta 36,9 38,4 39,8 39,1 38,2 38,6

    12. Jawa Barat 50,9 46,9 44,5 43,3 44,6 46,7

    13. Jawa Tengah 50,2 46,5 45,4 45,3 48,3 51,7

    14. DI Yogyakarta 45,7 44,0 44,6 44,9 46,5 48,2

    15. Jawa Timur 46,2 43,5 43,0 43,9 46,9 49,9

    16. Banten 48,5 44,3 41,9 40,3 39,9 40,8

    17. Bali 48,0 44,5 41,4 39,3 40,9 44,4

    18. Nusa Tenggara Barat 55,5 51,9 49,1 46,6 45,6 45,8

    19. Nusa Tenggara Timur 73,0 66,3 60,3 57,2 59,1 60,8

    20. Kalimantan Barat 54,6 50,0 45,8 44,2 45,1 46,5

    21. Kalimantan Tengah 51,0 46,5 41,9 38,9 38,6 39,5

    22. Kalimantan Selatan 48,5 45,3 41,7 39,7 40,4 42,3

    23. Kalimantan Timur 49,1 46,6 43,9 41,2 41,4 43,3

    24. Sulawesi Utara 50,1 48,7 48,6 50,0 51,0 53,2

    25. Sulawesi Tengah 57,9 53,2 47,6 45,1 45,9 48,0

    26. Sulawesi Selatan 57,0 52,2 48,5 46,9 47,5 49,1

    27. Sulawesi Tenggara 63,4 58,1 53,2 50,1 49,7 50,8

    28. Gorontalo 55,3 49,6 45,2 43,4 45,0 47,0

    29. Sulawesi Barat 66,7 58,9 51,9 48,6 49,2 50,6

    30. Maluku 66,9 60,7 55,4 52,0 52,4 53,1

    31. Maluku Utara 62,5 57,2 52,2 48,3 48,3 49,2

    32. Papua Barat 55,7 51,4 47,6 43,1 42,5 43,2

    33. Papua 56,1 48,4 42,5 39,9 39,7 41,3

    Indonesia 51,1 48,2 46,6 45,7 46,0 47,2

    Sumber. Bappenas, dkk, 2013,

    Proyeksi Penduduk 2010-2035

    Prov dengan

    periode Bonus

    Demografi

    panjang: Kepri,

    DKI Jakarta, DI

    Yogyakarta, Jatim,

    Banten, Bali

    Prov Sumbar dan

    Sultra akan

    mendapatkan

    Bonus Demografi

    dalam waktu amat

    pendek

    Prov yg tidak akan

    mendapatkan

    Bonus Demografi:

    NTT, Maluku

  • 050

    100

    150

    200

    250

    Po

    pu

    lasi

    dal

    am J

    uta

    Tahun

    Tren Jumlah Anak-Anak, Usia Kerja dan Manula, Indonesia, 1950-2050

    Anak-anak 0-14

    Manula 65+

    Usia Kerja

    Transisi Demografi akan menciptakan Windows of Opportunity pada 2020-2030

    Sumber : Prof. Sri Moertiningsih Adioetomo SE MA PhD Head of Masters Program on Population and Labor University of Indonesia; 2011

    20

  • Source: UN Population Division - 2010 Revision WPP

    SITUASI KELOMPOK PENDUDUK USIA ANGKATAN KERJA DI JEPANG DAN ITALY, 2012

    TERJADI PENURUNAN JUMLAH PENDUDUK USIA ANGKATAN KERJA SECARA KONSISTEN

    KEKURANGAN TENAGA KERJA USIA MUDA KEBIJAKAN IMIGRASI BAGI PENDATANG

    21

  • Source: UN Population Division - 2010 Revision WPP

    SITUASI KELOMPOK PENDUDUK USIA ANGKATAN KERJA DI INDONESIA

    JUSTRU MENGALAMI PENINGKATAN JUMLAH PENDUDUK USIA ANGKATAN KERJA DI INDONESIA, SAMPAI TAHUN 2035 HARUS DIPASTIKAN TERSERAP DALAM PASAR KERJA HARUS BERKUALITAS & SESUAI DENGAN SKILL YG DIKUASAI TENAGA KERJA

    22

  • Negara Ranking IPM

    Angka Kematian ibu Usia Harapan Hidup

    Jepang 10 5 87.9

    Korea Sel. 12 16 79.3

    Singapura 18 3 83.8

    Malaysia 64 29 74.0

    Sri Langka 97 60 75.9

    Thailand 103 48 73.9

    Indonesia 121 359 71.6

    23

    Tabel 1. Ranking Ipm Beberapa Negara Tahun 2012

  • ISU-ISU STRATEGIS

    24

    Bayi & Anak

    Isu Strategis mencakup keadaan sepanjang siklus kehidupan manusia yang terkait dengan Program PEMBANGUNAN KELUARGA

    Usia Sekolah

    6

    4

    5

    3

    2

    Hamil

    Usia Kerja

    1

    Nikah

    Usia Lanjut

    Program PEMBANGUNAN KELUARGA

    KETAHANAN DAN KESEJAHTERAAN KELUARGA

  • Development of inequality

    Dr Jena Derakhshani Hamadani, ICDDR, 2012 25

  • Timbulnya resiko biologis yang mengarah pada resiko keterlambatan tumbuh kembang

    From T.D. Wachs (2004). Chapter in Advances in Child Development and Behavior. 26

  • 27

    Mae Chu Chang, World Bank, 2012 27

  • PERTUMBUHAN DAN PERKEMBANGAN OTAK SEJAK JANIN SAMPAI LAHIR

    28

  • Pertumbuhan dan Perkembangan Sel Syaraf Muda menjadi Sel Syaraf Dewasa

    29

  • Perkembangan otak tergantung pada stimulasi melalui:

    Suara

    Penglihatan

    Bau

    Sentuh

    Rasa

    Interaksi Sosial

    Gerakan Otot Halus dan Kasar

    Source: Founders Network

    30

  • 31

  • Sel Otak Rusak

    Cabang yang Terbatas/Terputus

    Abnormal, Cabang terlihat Pendek

    DAMPAK STUNTING PADA PERKEMBANGAN OTAK

    Normal Stunting

    Sel Otak Normal

    Dengan Cabang-Cabang Panjang

    Source: Cordero E et al, 1993

    32

  • TRANSMISI BIO-ELEKTRIK DI SINAPS

    http://tweenteacher.com/2009/02/18/starting-from-scratch-in-teacher-training/ 33 33

  • 34

    http://www.feralchildren.com/image.php?if=figures/perry20021

    Anak Usia 3 Tahun

    Normal Terabaikan

    34

  • GIZI

    Gizi amat berperan di dalam proses

    pertumbuhan dan perkembangan otak.

    Zat gizi yang diperlukan terdiri dari

    1. Zat gizi makro:

    Energi, Protein, dan Lemak

    2. Zat gizi mikro:

    Vitamin dan Mineral

    35

  • Pengaruh Gizi Makro terhadap

    Perkembangan Otak

    1. Pengaruh terhadap struktur anatomi otak,

    yang mempengaruhi sel-sel syaraf dan sel-sel

    pendukung (Sel Glia)

    2. Pengaruh terhadap Kimia Otak

    3. Pengaruh terhadap Fisiologi Otak

    36

  • Pengaruh Gizi Makro terhadap

    Sel Syaraf

    1. Melalui proses pembelahan sel syaraf yang akhirnya menentukan jumlah dari sel syaraf yang dibentuk

    2. Melalui pertumbuhan sel syaraf yang akan menentukan ukuran sel syaraf

    3. Melalui proses perkembangan sel syaraf yang akan menentukan kelengkapan sel syaraf (terbentuknya akson, dendrit, sinaps, dan komponen lainnya)

    Zat Gizi Makro yang diperlukan adalah Energi dan Protein

    37

  • Pengaruh Gizi Makro pada

    Sel Glia

    1. Membentuk Oligodendrosit yang berperan di

    dalam pembentukan mielin (mielinisasi)

    2. Membentuk Astrosit yang berfungsi mengatur

    asupan makanan ke otak

    3. Membentuk Mikro Glia yang berfungsi sebagai

    penjaga otak dari berbagai ancaman dan

    komando sistem pertahanan

    Membutuhkan terutama lemak tidak jenuh jamak rantai panjang dan energi serta protein

    38

  • Pengaruh Gizi Makro terhadap

    Kimia Otak

    1. Pembentukan neurotransmitter (jumlah dan konsentrasi)

    2. Pembentukan reseptor

    3. Pembentukan pengangkut neurotransmitter . Macam neurotransmitter: acetylcholine, norepinephrine, dopamine, serotonin, melatonin, histamine, glutamate, gamma aminobutyric acid, aspartate, dan glycine.

    Zat gizi makro yang amat diperlukan dalam membantu proses kimia otak terutama asam lemak esensial dan protein.

    39

  • Pengaruh Gizi Makro terhadap

    Fisiologi Otak

    1. Mempengaruhi metabolisme sel syaraf

    Otak adalah salah satu organ tubuh yang paling aktif.

    Karena itu memerlukan energi yang lebih banyak daripada

    organ yang lain

    2. Mempengaruhi efisiensi proses rangsangan otak

    40

  • Akibat Kekurangan Zat Gizi

    Makro

    1. Jumlah sel syaraf berkurang

    2. Ukuran sel syaraf akan lebih kecil

    3. Komponen sel syaraf (akson, dendrit, sinaps, dan lain-lain) tidak sempurna terbentuk

    4. Mielin (selubung syaraf) menjadi lebih tipis, berlubang, dan kemungkinan tidak terhubung, sehingga rangsangan otak tidak bisa ditransmisikan

    41

  • Zat Gizi Mikro yang

    Diperlukan

    7. Vitamin A,

    8. Vitamin B (B1, B6,

    B12),

    9. Vitamin C,

    10.Vitamin D,

    11.vitamin E,

    42

    1. Iodium,

    2. Asam folat,

    3. Zat besi,

    4. Seng,

    5. Tembaga,

    6. Cholin

  • PROPORSI BBLR: 2010 2013 MENURUT PROVINSI

    43 Sumber Data : Riskesdas 2013

  • Proporsi Bayi Lahir Pendek (
  • KECENDERUNGAN PREVALENSI BALITA STUNTING DI INDONESIA MENURUT PROVINSI

    45 Sumber Data : Riskesdas 2013

  • Proporsi Anak Pendek Umur 5-18 tahun menurut Jenis Kelamin, 2013

    29

    .0

    27

    .7

    27

    .6

    28

    .1

    30

    .8

    32

    .3

    35

    .1

    37

    .7

    40

    .2

    36

    .7

    35

    .9

    36

    .5

    38

    .9

    37

    .4

    27

    .5

    25

    .5

    25

    .1

    27

    .8

    30

    .7

    33.7

    35

    .8

    34

    .9

    34

    .1

    32

    .8

    29

    .7

    26

    .0

    23

    .3

    26

    .2

    0.0

    5.0

    10.0

    15.0

    20.0

    25.0

    30.0

    35.0

    40.0

    45.0

    50.0

    5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18

    Laki-laki Perempuan

  • Proporsi Laki-laki Obese (IMT>25) Umur >18 tahun: 2007-2013

    13.9

    19.7

    0.0

    10.0

    20.0

    30.0

    40.0

    50.0

    NT

    T

    NT

    B

    La

    mp

    un

    g

    Su

    lbar

    Su

    mse

    l

    Ka

    lbar

    Su

    mb

    ar

    Su

    lse

    l

    Ja

    teng

    Be

    ngku

    lu

    Ja

    mb

    i

    Ka

    lte

    ng

    Ka

    lse

    l

    Su

    ltra

    Ja

    ba

    r

    Ba

    nte

    n

    Ma

    luku

    Ind

    on

    esia

    Ace

    h

    Ria

    u

    Su

    lte

    ng

    Ba

    bel

    Ja

    tim

    DIY

    Ma

    lut

    Go

    ron

    talo

    Ke

    p.R

    iau

    Su

    mu

    t

    Pa

    bar

    Bali

    Kaltim

    Papua

    DK

    I

    Sulu

    t

    Laki-laki >18 tahun

    2007 2010 2013

  • Proporsi Perempuan Obese (IMT>25) Umur >18 tahun: 2007-2013

    14.8

    32.9

    0.0

    10.0

    20.0

    30.0

    40.0

    50.0

    NT

    T

    La

    mp

    un

    g

    Ka

    lbar

    NT

    B

    Su

    mse

    l

    Su

    lbar

    Su

    ltra

    Ja

    mb

    i

    Ka

    lte

    ng

    Bali

    Papua

    Ja

    teng

    Su

    mb

    ar

    Ma

    luku

    Ba

    nte

    n

    Ka

    lse

    l

    Be

    ngku

    lu

    DIY

    Su

    lse

    l

    Ria

    u

    Indonesia

    Ja

    tim

    Ja

    ba

    r

    Ace

    h

    Pa

    bar

    Su

    mu

    t

    Su

    lte

    ng

    Ke

    p.R

    iau

    Ma

    lut

    DK

    I

    Ba

    bel

    Ka

    ltim

    Go

    ron

    talo

    Sulu

    t

    Perempuan >18 tahun

    2007 2010 2013

  • KECENDERUNGAN PREVALENSI DIABETES MELLITUS MENURUT PROVINSI

    L.49 Sumber Data : Riskesdas 2013

  • KECENDERUNGAN PREVALENSI STROKE PER 1000 MENURUT PROVINSI

    L.50 Sumber Data : Riskesdas 2013

  • Prev. Hipertensi & Status Gizi menurut Kel.Umur & Jenis Kelamin, Riskesdas 2007

    Laki-laki Perempuan

    12.2

    61.4

    16.0

    69.6

    25.5

    83.7

    0.0

    10.0

    20.0

    30.0

    40.0

    50.0

    60.0

    70.0

    80.0

    90.0

    100.0

    Hip-krs-pdk Hip-Normal Hip-gmk-pdk

    4.2

    70.5

    8.6

    72.2

    13.4

    86.9

    0.0

    10.0

    20.0

    30.0

    40.0

    50.0

    60.0

    70.0

    80.0

    90.0

    100.0

    Hip-krs-pdk Hip-Normal Hip-gmk-pdk

    51

  • Prev.Peny.Jantung*) & Status Gizi menurut Kelp.Umur & Jenis kelamin, Riskesdas 2007

    Laki-Laki Perempuan

    0.0

    2.0

    4.0

    6.0

    8.0

    10.0

    %

    Kurus-Pendek Obese-Pendek

    0.0

    2.0

    4.0

    6.0

    8.0

    10.0

    %

    Kurus-Pendek Obese-Pendek

    *) Sampel yang menjawab Ya, pernah didiagnosis Sakit Jantung

    52

  • Laki-laki Perempuan

    Prevalensi DM*) & Status Gizi menurut Kelp.Umur & Jenis kelamin, Riskesdas 2007

    *) Sampel yang menjawab Ya, pernah didiagnosis Penyakit kencing manis (DM)

    0.0

    2.0

    4.0

    6.0

    8.0

    10.0

    %

    Kurus-Pendek Obese-Pendek

    0.0

    2.0

    4.0

    6.0

    8.0

    10.0

    %

    Kurus-Pendek Obese-Pendek

    53

  • Burden of Disease

    Menurut Life cycle, kajian tim balitbangkes

    54

  • LIFE CYCLE BOD USIA PRODUKTIF

    55

  • LIFE CYCLE BOD USIA PRODUKTIF

    INDONESIA DALYs PREDIKSI 2010 USIA 45-54TH

    56

  • LIFE CYCLE BOD USIA PRODUKTIF

    57

  • Kerangka Pikir

    Source: Ricardo Uauy, et.al, 2011

  • Kerangka Teori: Continuum of Care

    Pemeriksaan Kehamilan

    Persalinan, nifas & neonatal

    Pelayanan bagi bayi

    Pelayanan bagi balita

    Pelayanan bagi anak SD

    Pelayanan bagi anak SMP/A & remaja

    Konseling ANC terpadu Fe & asam folat

    Konseling Inisiasi Menyusu Dini KB pasca persalinan

    Konseling ASI eksklusif Imunisasi dasar

    lengkap MPASI Pemantauan

    pertumbuhan

    Konseling Pemantauan

    pertumbuhan & perkembangan

    Konseling Upaya Kes Sklh

    Konseling: Gizi HIV/AIDS, NAPZA dll

    Kespro remaja

    Konseling Gizi dan kesehatan

    Pelayanan KB

    Pelayanan PUS & WUS

    Lansia Konseling Kualitas Degenerasi

    59

  • Investasi Pendidikan dgn skill dan kompetensi

    serta ETHOS yg tinggi utk penyerapan tenaga kerja

    Perubahan struktur umur penduduk,

    meningkatnya penduduk usia

    kerja

    Bonus demografi dan pertumbuhan ekonomi

    Good Governance kondusif utk

    investasi penciptaan

    lapangan kerja

    Pekerja sehat produktif dimulai dari kecukupan pangan dan gizi, kespro

    Kebijakan ekonomi kondusif utk penciptaan

    lapangan kerja dan kredit mikro

    Pemanfaatan Bonus Demografi >

    Peluang peningkatan kualitas penduduk

    Source: SM Adioetomo. Diadaptasi dari Population Referencec Bureau (PRB) 2013

    Peningkatan Peluang Kerja Perempuan dan

    Tabungan 60

  • 61 Terima kasih