3. BAB IIrepository.poltekkes-tjk.ac.id/455/3/2.pdf · Pembentukan kelenjar payudara ... anterior...

28
BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. ASI & Kolostrum 1. Definisi Kolostrum ASI merupakan sumber kehidupan bagi anak yang sangat penting dalam pertama kehidupan seorang anak, dimana dalam ASI terdapat banyak kandungan nutrisi yang dibutuhkan oleh anak yang menunjang tumbuh kembang seorang anak. ASI adalah cairan hasil sekresi payudara ibu. ASI merupakan emulsi lemak dalam larutan protein, laktosa, dan garam-garam organik yang disekresikan oleh kedua belah kelenjar payudara ibu setelah melahirkan (Imam, Fitriani, & Bustami, 2018). Kolostrum merupakan 2. Fisiologi Pengeluaran ASI Menurut (Rini & Kumala, 2017) pengeluaran ASI merupakan suatu interaksi yang sangat kompleks antara rangsangan mekanik, saraf dan bermacam-macam hormon. Pengaturan hormon terhadap pengeluaran ASI, dapat dibedakan menjadi 3 yaitu : a. Pembentukan kelenjar payudara Pada permulaan kehamilan terjadi peningkatan yang jelas dari duktus yang baru, percabangan-percabangan dan lobulus, yang dipengaruhi oleh hormon-hormon plasenta dan korpus luteum. Hormon- hormon yang ikut membantu mempercepat pertumbuhan adalah prolaktin, laktogen plasenta, karionik gonadotropin, insulin, kortisol, hormon tiroid, hormon paratoroid, dan hormon pertumbuhan. Pada trimester pertama kehamilan, prolaktin dari adenohipofise/hipofise anterior mulai merangsang kelenjar air susu untuk menghasilkan air susu yang disebut kolostrum. Pada masa ini pengeluaran kolostrum masih dihambat oleh estrogen dan progesteron, tetapi jumlah prolaktin meningkat, hanya 6

Transcript of 3. BAB IIrepository.poltekkes-tjk.ac.id/455/3/2.pdf · Pembentukan kelenjar payudara ... anterior...

Page 1: 3. BAB IIrepository.poltekkes-tjk.ac.id/455/3/2.pdf · Pembentukan kelenjar payudara ... anterior mulai merangsang kelenjar air susu untuk menghasilkan air susu ... tenaga yang diperlukan

6

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

A. ASI & Kolostrum

1. Definisi Kolostrum

ASI merupakan sumber kehidupan bagi anak yang sangat penting

dalam pertama kehidupan seorang anak, dimana dalam ASI terdapat banyak

kandungan nutrisi yang dibutuhkan oleh anak yang menunjang tumbuh

kembang seorang anak. ASI adalah cairan hasil sekresi payudara ibu. ASI

merupakan emulsi lemak dalam larutan protein, laktosa, dan garam-garam

organik yang disekresikan oleh kedua belah kelenjar payudara ibu setelah

melahirkan (Imam, Fitriani, & Bustami, 2018).

Kolostrum merupakan

2. Fisiologi Pengeluaran ASI

Menurut (Rini & Kumala, 2017) pengeluaran ASI merupakan suatu

interaksi yang sangat kompleks antara rangsangan mekanik, saraf dan

bermacam-macam hormon. Pengaturan hormon terhadap pengeluaran ASI,

dapat dibedakan menjadi 3 yaitu :

a. Pembentukan kelenjar payudara

Pada permulaan kehamilan terjadi peningkatan yang jelas dari

duktus yang baru, percabangan-percabangan dan lobulus, yang

dipengaruhi oleh hormon-hormon plasenta dan korpus luteum. Hormon-

hormon yang ikut membantu mempercepat pertumbuhan adalah

prolaktin, laktogen plasenta, karionik gonadotropin, insulin, kortisol,

hormon tiroid, hormon paratoroid, dan hormon pertumbuhan. Pada

trimester pertama kehamilan, prolaktin dari adenohipofise/hipofise

anterior mulai merangsang kelenjar air susu untuk menghasilkan air susu

yang disebut kolostrum.

Pada masa ini pengeluaran kolostrum masih dihambat oleh

estrogen dan progesteron, tetapi jumlah prolaktin meningkat, hanya

6

Page 2: 3. BAB IIrepository.poltekkes-tjk.ac.id/455/3/2.pdf · Pembentukan kelenjar payudara ... anterior mulai merangsang kelenjar air susu untuk menghasilkan air susu ... tenaga yang diperlukan

7

aktivitas dalam pembuatan kolostrum yang ditekan pada trimester kedua

kehamilan, laktogen plasenta mulai merangsang untuk pembuatan

kolostrum. Keaktifan dari rangsangan hormon-hormon terhadap

pengeluaran air susu telah didemonstrasikan kebenarannya bahwa

seorang ibu yang melahirkan bayi berumur 4 bulan dimana bayinya

meninggal, tetap keluar kolostrum.

b. Pembentukan ASI

Pada seorang ibu yang menyusui dikenai 2 reflek yang masing-

masing berperan sebagai pembentukan dan pengeluaran air susu yaitu:

1) Refleks Prolaktin

Pada akhir kehamilan hormon prolaktin memegang peranan

untuk membuat kolostrum, namun jumlah kolostrum terbatas karena

aktivitas prolaktin dihambat oleh estrogen dan progesteron yang

kadarnya memang tinggi. Setelah partus berhubung lepasnya plasenta

dan kurang berfungsinya korpus luteum maka estrogen dan

progesteron sangat berkurang ditambah dengan adanya isapan bayi

yang merangsang puting susu dan kalang payudara, akan merangsang

ujung-ujung saraf sensoris yang berfungsi sebagai reseptor mekanik.

Rangsangan ini dilanjutkan ke hipotalamus melalui medula

spinalis hipotalamus akan menekan pengeluaran faktor-faktor yang

menghambat sekresi prolaktin dan sebaliknya merangsang

pengeluaran faktor-faktor yang memacu sekresi prolaktin. Faktor-

faktor yang memacu sekresi prolaktin akan merangsang hipofise

anterior sehingga keluar prolaktin. Hormon ini merangsang sel-sel

alveoli yang berfungsi untuk membuat ASI. Kadar prolaktin pada ibu

menyusui akan menjadi normal 3 bulan setelah melahirkan sampai

penyapihan anak dan pada saat tersebut tidak akan ada peningkatan

prolaktin walau ada isapan bayi, namun pengeluaran air susu tetap

berlangsung.

Pada ibu yang melahirkan anak tetapi tidak menyusui, kadar

prolaktin akan menjadi normal pada minggu ke 2-3. Pada ibu yang

Page 3: 3. BAB IIrepository.poltekkes-tjk.ac.id/455/3/2.pdf · Pembentukan kelenjar payudara ... anterior mulai merangsang kelenjar air susu untuk menghasilkan air susu ... tenaga yang diperlukan

8

menyusui, prolaktin akan meningkat dalam keadaan seperi stress atau

pengaruh psikis, anastesi, operasi, dan rangsangan puting susu.

2) Reflek Letdown

Bersama dengan pembentukan prolaktin oleh hipofise anterior,

rangsangan yang berasal dari isapan bayi ada yang dilanjutkan ke

hipofise posterior (neurohipofise) yang kemudian dikeluarkan

oksitosin. Melalui aliran darah, hormon ini diangkat menuju uterus

yang dapat menimbulkan kontraksi pada uterus sehingga terjadi

involusi dari organ tersebut. Kontraksi dari sel akan memeras air susu

yang telah terbuat keluar dari alveoli dan masuk ke sistem duktus dan

selanjutnya mengalir melalui duktus laktiferus masuk ke mulut bayi.

c. Pemeliharaan pengeluaran ASI

Puting susu yang sudah masuk ke dalam mulut dengan bantuan

lidah, puting susu di tarik lebih jauh dan rahang menekan kadang

payudara di belakang puting susu yang pada saat itu sudah terletak pada

langit-langit keras. Dengan tekanan pemeliharaan penyediaan air susu

selama menyusui. Bila ASI tidak dikeluarkan akan mengakibatkan

berkurangnya sirkulasi darah kapiler yang menyebabkan terlambatnya

proses menyusui. Berkurangnya rangsangan menyusui oleh bayi

misalnya kekuatan isapan yang kurang, frekuensi isapan yang kurang dan

singkatnya waktu menyusui. Ini berarti pelepasan prolaktin yang cukup

untuk mempertahankan pengeluaran ASI mulai sejak minggu pertama

kelahiran.

d. Mekanisme Menyusui

a) Reflek mencari (Rooting Reflex)

Payudara ibu yang menempel pada pipi atau daerah sekeliling

mulut merupakan rangsangan yang menimbulkan reflek mencari pada

bayi. Ini menyebabkan kepala bayi berputar menuju puting susu yang

menempel tadi dikuti dengan membuka mulut dan kemudian puting

susu ditarik masuk ke dalam mulut

Page 4: 3. BAB IIrepository.poltekkes-tjk.ac.id/455/3/2.pdf · Pembentukan kelenjar payudara ... anterior mulai merangsang kelenjar air susu untuk menghasilkan air susu ... tenaga yang diperlukan

9

b) Reflek menghisap (Sucking Reflex)

Puting susu yang sudah masuk ke dalam mulut dengan bantuan

lidah, puting susu ditarik lebih jauh dan rahang menekan payudara di

belakang puting susu yang pada saat itu sudah terletak pada langit-

langit keras. Dengan tekananbibir dan gerakan rahang secara

berirama, maka gusi akan menjepit kalang payudara dan sinus

laktiferus, sehingga air susu akan mengalir ke puting susu, selanjutnya

bagian belakang lidah menekan puting susu pada langit-langit yang

mengakibatkan air susu keluar dari puting susu. Cara yang dilakukan

oleh bayi, tidak akan menimbulkan cedera pada puting susu

c) Reflek menelan (swallowing reflek)

Pada saat air susu keluar dari puting susu, akan disusul dengan

gerakan menghisap yang ditimbulkan oleh otot-otot pipi, sehingga

pengeluaran air susu akan bertambah dan diteruskan dengan

mekanisme menelan masuk ke lambung. Keadaan akan berbeda bila

bayi diberi susu botol dimana rahang mempunyai peranan sedikit di

dalam menelan dot botol, sebab susu mengalir dengan mudah dari

lubang dot. Dengan adanya gaya berat, yang disebabkan oleh posisi

botol yang dipegang ke arah bawah dan selanjutnya dengan adanya

isapan pipi, yang semuanya ini akan membantu aliran susu, sehingga

tenaga yang diperlukan oleh bayi untuk menghisap susu menjadi

minimal.

3. Proses Laktasi

Proses menyusui atau laktasi melibatkan dua jenis hormon yaitu

hormon prolaktin (produksi ASI) dan oksitosin (pengeluaran ASI), ASI

mulai di produksi saat bayi menghisap payudara ibu, saat proses ini

berlangsung akan terjadi 2 macam refleks yaitu refleks prolaktin dan refleks

let down. Refleks prolaktin dan refleks let down di bentuk bersamaan saat

bayi menghisap payudara ibu (Maryunani, 2015).

Refleks prolaktin merangsang neurohormonal pada puting susu dan

aerola ibu teruskan ke lobus anterior melalui nervus untuk mengeluarkan

Page 5: 3. BAB IIrepository.poltekkes-tjk.ac.id/455/3/2.pdf · Pembentukan kelenjar payudara ... anterior mulai merangsang kelenjar air susu untuk menghasilkan air susu ... tenaga yang diperlukan

10

hormon prolaktin masuk ke peredaran darah dan sampai pada kelenjar-

kelenjar pembuat ASI. Sementara itu, pada refleks let down rangsangan dari

isapan bayi di teruskan ke hipofise posterior untuk mengeluarkan hormon

oksitosin. Hormon oksitosin dibawa melalui aliran darah menuju uterus

sehingga menimbulkan kontraksi sel untuk memeras air susu yang telah

terproduksi keluar dari alveoli dan mengalir melalui duktus laktiferus

(Maryunani, 2015).

4. Kontraindikasi ASI

Menurut (Medforth, Battersby, Evans, Marsh, & Walker, 2012),

kontraindikasi dalam pemberian ASI yaitu:

a. Obat-obatan

Sebagian besar obat akan masuk ke ASI dalam jumlah yang lebih

banyak atau lebih sedikit. Sebagian obat ada yang dapat dikonsumsi

secara aman, tetapi ada beberapa obat yang dikontraindikasikan selama

menyusui.

b. Kanker

Terapi antikanker biasanya sangat toksik dan akan membuat

menyusui tidak mungkin dilakukan tanpa membahayakan bayi.

c. Cedera Payudara

Kerusakan serius pada payudara yang disebabkan oleh luka bakar

dan kecelakaan mungkin meninggalkan bekas parut yang membuat

menyusui tidak memungkinkan untuk di lakukan.

d. Infeksi HIV

Ibu yang terinfeksi HIV kemungkinan dapat menularkan ke bayi

melalui ASI.

5. Manfaat ASI

a. Manafaat bagi bayi

Bagi bayi yang baru lahir, ASI merupakan sumber makanan yang

paling mudah dicerna oleh sistem pencernaan bayi yang belum berfungsi

secara optimal. Kandungan protein makanan yang terdapat pada ASI

sangat mudah dicerna oleh enzim-enzim pencernaan. ASI juga tidak

Page 6: 3. BAB IIrepository.poltekkes-tjk.ac.id/455/3/2.pdf · Pembentukan kelenjar payudara ... anterior mulai merangsang kelenjar air susu untuk menghasilkan air susu ... tenaga yang diperlukan

11

menimbulkan masalah pencernaan, seperti diare atau sembelit. Bayi yang

mengkonsumsi ASI secara eksklusif terbukti lebih sehat dan cerdas. ASI

juga mampu mengurangi diare, infeksi dan gangguan pernapasan pada

bayi (Sutomo & Anggraini, 2010).

Menyusui dengan ASI sangat praktis, kapan pun dan dimana pun

bayi ingin menyusu dapat diberikan. Persiapan penyajian ASI juga tidak

memerlukan proses yang lama,seperti menyajikan susu formula. Dari

segi kebersihan, ASI sangat steril, sehingga tidak perlu dikhawatirkan

terdapat kuman yang dapat mengganggu sistem pencernaan bayi. Suhu

ASI juga pas bagi bayi. Pada bayi yang diberi ASI secara eksklusif,

tingkat stres dan emosional anak saat dewasa lebih stabil. ASI juga

mampu meningkatkan hubungan batin yang erat antara ibu dan bayi

(Sutomo & Anggraini, 2010).

b. Manfaat bagi ibu

Menyusui dapat disebut sebagai alat kontrasepsi alamiah. Selama

menyusui ibu dapat menunda kehamilan, tentunya dengan syarat ibu

belummengalami menstruasi. Menyusui juga dapat mencegah perdarahan

pasca persalinan sehingga terhindar dari defisiensi zat besi atau anemia

(Sutomo & Anggraini, 2010).

Menyusui juga merupakan cara diet yang alami. Menyusui dapat

mengurangi berat badan ibu, lemak yang tersimpan selama masa

kehamilan digunakan sebagai energi pembentuk ASI, sehingga kadar

lemak dalam tubuh ibu berkurang. Menyusui dapat mengembalikan

bentuk rahimsecara cepat. Selain itu, menyusui juga mampu mengurangi

resiko kejadia kanker payudara dan kanker rahim (Sutomo & Anggraini,

2010).

6. Komposisi ASI

a. Berdasarkan zat gizi

Kandungan ASI nyaris tak tertandingi. ASI mengandung zat gizi

yang secara khusus diperlukan untuk menunjang proses tumbuh kembang

otak dan memerkuat daya tahan alami tubuhnya. ASI mulai dicerna

Page 7: 3. BAB IIrepository.poltekkes-tjk.ac.id/455/3/2.pdf · Pembentukan kelenjar payudara ... anterior mulai merangsang kelenjar air susu untuk menghasilkan air susu ... tenaga yang diperlukan

12

karena mengandung zat gizi yang sesuai, juga mengandung enzim-enzim

untuk mencernakan zat-zat gizi yang terdapat dalam ASI tersebut.

Kandungan ASI berdasarkan zat gizi yang utama menurut (Rini &

Kumala, 2017) terdiri dari:

1) Karbohidrat

Laktosa merupakan jenis karbohidrat utama dalam ASI yang

berperan penting sebagai sumber energi dan merupakan 40% dari total

energi ASI. Laktosa dapat diserap secara efesien oleh bayi yaitu lebih

dari 90%, sedangkan sisa yang tidak di serap akan difermentasi di

usus yang berefek penurunan pH usus dan membantu penyerapan

kalsium (untuk pertumbuhan tulang).

2) Lemak

Sebanyak 98% lemak dalam asi merupakan trigliserida. Lemak

merupakan zat gizi terbesar kedua dalam ASI dan menjadi sumber

energi utama bagi bayi serta berperan dalam pengaturan suhu tubuh

bayi. Lemak dalam ASI mengandung komponen asam lemak esensial

yaitu asam linoleat dan asam alda linoleat yang akan diolah oleh tubuh

bayi menjadi AA dan DHA yang sangat baik untuk perkembangan

otak bayi.

3) Oligosakarida

Merupakan komponen bioaktif dalam ASI yang berfungsi

sebagai prebiotik karena terbukti meningkatkan jumlah bakteri sehat

secara alami hidup dalam sistem pencernaan bayi

4) Protein

Bentuk paling banyak adalah whey-protein, alfa laktalbumin,

dan laktoferin yang diserap baik oleh tubuh dan dapat memenuhi

kebutuhan per unit berat badan. Komposisi protein dalam ASI terdiri

dari laktoferin, laktoglobulin, lisozim, Imunoglobulin ASI, protein-

whey 65% dan kasein β 35%, serta taurin.

5) Vitamin dan mineral

a) vitamin A;

Page 8: 3. BAB IIrepository.poltekkes-tjk.ac.id/455/3/2.pdf · Pembentukan kelenjar payudara ... anterior mulai merangsang kelenjar air susu untuk menghasilkan air susu ... tenaga yang diperlukan

13

b) vitamin D;

c) vitamin E;

d) zat besi;

e) zink, dan

f) mineral.

b. Berdasarkan jenis ASI

Volume dan komposisi nutrien ASI berbeda untuk setiap ibu

tergantung dari kebutuhan bayi (Astuti, Judistiani, Rahmiati, & Susanti,

2015):

a) Kolostrum

Kolostrum merupakan susu pertama yang keluar dan berbentuk

cairan kekuning-kuningan yang lebih kental dari ASI matang.

Produksi kolostrum dimulai pada masa kehamilan sampai

beberapahari setelah kelahiran. Kolostrum mengandung kadar IgA

sebagai sumber imun pasif bagi bayi. Kolostrum ini juga berfungsi

sebagai pencahar untuk membersihkan saluran pencernaan bayi baru

lahir.

b) ASI transisi

Asi transisi diproduksi mulai dari berhentinya kolostrum

sampai kurang lebih 2 minggu setelah melahirkan dan warna ASI

mulai memutih. Kandungan protein dalam ASI transisi semakin

menurun, namun kandungan laktosa, lemak, dan vitamin larut air

semakin meningkat.

c) ASI matang

Foremilk merupakan ASI yang keluar pada awal bayi menyusu

dan hindmilk keluar setelah permulaan let-down. Asi matur

merupakan makanan lengkap untuk bayi dan berwarna putih.

Foremilk mengandung vitamin, protein, dan tinggi akan air,

sedangkan hindmilk mengandung lemak empat sampai lima kali

lebih banyak dari foremilk.

Page 9: 3. BAB IIrepository.poltekkes-tjk.ac.id/455/3/2.pdf · Pembentukan kelenjar payudara ... anterior mulai merangsang kelenjar air susu untuk menghasilkan air susu ... tenaga yang diperlukan

14

7. Pengeluaran ASI

Pelepasan ASI berada di bawah kendali neuro-endokrin. Rangsang

sentuhan pada payudara (ketika bayi mengisap) akan merangsang oksitosin

yang menyebabkan kontraksi sel-sel mioepitel. Proses ini disebut refleks let

down atau pelepasan ASI dan membuat ASI tersedia bagi bayi.

Pada awal laktasi, refleks pelepasan ASI ini tidak dipengaruhi oleh keadaan

emosi ibu. Namun, pelepasan ASI dapat dihambat oleh keadaan emosi

ibu, misalnya ketika ia merasa sakit, lelah, malu, merasa tidak pasti, atau

merasakan nyeri (Bahiyatun, 2009).

Isapan bayi memicu pelepasan ASI dari alveolus mamae melalui

duktus ke sinus laktiferus. Isapan merangsang produksi oksitosin oleh

kelenjar hipofise posterior. Oksitosin memasuki darah dan menyebabkan

kontraksi sel-sel khusus (sel mioepitel) yang mengelilingi alveolus mamae

dan duktus laktiferus. Kontraksi sel-sel khusus ini mendorong ASI keluar

dari alveolus melalui duktus laktiferus menuju ke sinus lakriferus untuk

disimpan. Pada saat bayi mengisap puting, ASI di dalam sinus tertekan dan

keluar ke mulut bayi. Gerakan ASI dari sinus ini dinamakan let down atau

pelepasan. Pada akhirnya, let down dapat dipicu tanpa rangsangan isapan.

Pelepasan dapat terjadi ketika ibu mendengar bayi menangis atau sekadar

memikirkan tentang bayinya (Bahiyatun, 2009).

Pelepasan ASI penting sekali dalam pemberian ASI yang baik. Tanpa

pelepasan, bayi mungkin menghisap terus-menerus. Akan tetapi, bayi

hanya memeroleh sebagian dari ASI yang tersedia dan tersimpan di

dalam payudara. Bila pelepasan gagal secara berulang kali dan payudara

berulang kali tidak dikosongkan pada waktu pemberian ASI, refleks ini akan

berhenti berfungsi dan laktasi akan berhenti (Bahiyatun, 2009).

8. Faktor-faktor yang memengaruhi produksi ASI

Menurut (Proverawati & Rahmawati, 2010), faktor yang memengaruhi

produksi ASI antara lain:

Page 10: 3. BAB IIrepository.poltekkes-tjk.ac.id/455/3/2.pdf · Pembentukan kelenjar payudara ... anterior mulai merangsang kelenjar air susu untuk menghasilkan air susu ... tenaga yang diperlukan

15

a. Frekuensi Penyusuan

Frekuensi penyusuan ini berkaitan dengan kemampuan stimulai

hormon dalam kelenjar payudara. Berdasarkan beberapa penelitian,

maka direkomendasikan untuk frekuensi penyusuan paling sedikit 8 kali

per hari pada periode awal setelah melahirkan.

b. Berat Lahir

Beberapa penelitian menyebutkan adanya hubungan antara berat

lahir bayi dengan volume ASI, yaitu berkaitan dengan kekuatan

menghisap, frekuensi dan lama penyusuan. Bayi Berat Lahir Rendah

(BBLR) memiliki kemampuan menghisap ASI yang lebih rendah

dibandingkan dengan bayi berat lahir normal. Kemampuan menghisap

yang rendah ini termasuk didalamnya frekuensi dan lama penyusuan

yang lebih rendah yang akan memengaruhi stimulasi hormon prolaktin

dan oksitosin dalam produksi ASI.

c. Umur Kehamilan Saat Melahirkan

Umur kehamilan saat melahirkan akan memengaruhi asupan ASI

si bayi. Bila umur kehamilan kurang dari 34 minggu, maka bayi dalam

kondisi sangat lemah dan tidak mampu menghisap secara efektif,

sehingga produksi ASI lebih rendah daripada bayi lahir normal dan

tidak prematur. Lemahnya kemampuan menghisap pada bayi prematur

ini dapat disebabkan oleh karena berat badannya rendah dan belum

sempurnanya fungsi organ tubuh bayi tersebut.

d. Usia dan Paritas

Usia dan paritas tidak berhubungan dengan produksi ASI. Pada

ibu menyusui yang masih berusia remaja dengan gizi yang baik, intake

ASI mencukupi. Sementara itu, pada ibu yang melahirkan lebih dari

satu kali, produksi ASI pada hari keempat postpartum jauh lebih tinggi

dibandingkan pada ibu yang baru melahirkan pertama kalinya.

5) Stress dan Penyakit Akut

Adanya stress dan kecemasan pada ibu menyusui dapat

menganggu proses laktasi, oleh karena pengeluaran ASI terhambat,

Page 11: 3. BAB IIrepository.poltekkes-tjk.ac.id/455/3/2.pdf · Pembentukan kelenjar payudara ... anterior mulai merangsang kelenjar air susu untuk menghasilkan air susu ... tenaga yang diperlukan

16

sehingga akan memengaruhi produksi ASI. Penyakit infeksi kronis

maupun akut juga dapat mengganggu proses laktasi dan memengaruhi

produksi ASI. ASI akan keluar dengan baik apabila ibu dalam kondisi

rileks dan nyaman.

9. Faktor-faktor yang memengaruhi pembentukan ASI

Menurut Bahiyatun (2009), faktor-faktor yang memengaruhi

pembentukan ASI meliputi:

a. Rangsangan otot-otot payudara

Rangsangan ini diperlukan untuk memerbanyak ASI dengan

mengaktivasi kelenjar-kelenjarnya. Otot-otot payudara terdiri dari otot-

otot polos. Dengan adanya rangsangan otot-otot akan berkontraksi lebih

dan kontraksi ini diperlukan dalam laktasi. Rangsangan pada payudara

dapat dilakukan dengan masase atau mengurut, atau menyiram payudara

dengan air hangat dan dingin secara bergantian.

b. Keteraturan bayi mengisap

Isapan anak akan merangsang otot polos payudara untuk

berkontraksi yang kemudian merangsang susunan saraf di sekitarnya dan

meneruskan rangsangan ini ke otak. Otak akan memerintahkan kelenjar

hipofisis posterior untuk mengeluarkan hormon pituitarin lebih banyak,

sehingga kadar hormon estrogen dan progesteron yang masih ada

menjadi lebih rendah. Pengeluaran hormon pituitarin yang lebih banyak

akan memengaruhi kuatnya kontraksi otot-otot polos payudara dan

uterus. Kontraksi otot-otor polos payudara berguna memercepat

pembentukan ASI, sedangkan kontraksi otot-otot polos uterus berguna

untuk memercepat volusi.

c. Kesehatan ibu

Kesehatan ibu memegang peranan dalam produksi ASI. Bila ibu

tidak sehat, asupan makanannya kekurangan darah untuk membawa

nutrien yang akan diolah sel-sel payudara. Hal ini menyebabkan produksi

ASI Menurut Nilas dan Michael Newton dalam Briefs Footnotes on

Page 12: 3. BAB IIrepository.poltekkes-tjk.ac.id/455/3/2.pdf · Pembentukan kelenjar payudara ... anterior mulai merangsang kelenjar air susu untuk menghasilkan air susu ... tenaga yang diperlukan

17

Matern Care, keberhasilan menyusui sangat bergantung pada emosi dan

sikap.

d. Makanan dan istirahat ibu

Makanan diperlukan oleh ibu dalam jumlah lebih banyak mulai

dari hamil hingga masa nifas. Istirahat berarti mengadakan pelemasan

pada otot-otot dan saraf setelah mengalami ketegangan karena

beraktivitas. 10. Faktor penyebab berkurangnya ASI

Menurut Bahiyatun (2009), faktor-faktor yang menyebabkan

berkurangnya produksi ASI meliputi:

a. Faktor Menyusui

Hal-hal yang dapat mengurangi produksi ASI adalah tidak

melakukan inisiasi, menjadwal pemberian ASI, bayi diberi minum dari

botol atau dot sebelum ASI keluar, kesalahan pada posisi dan perlekatan

bayi pada saat menyusui.

b. Faktor Psikologi Ibu

Persiapan psikologi ibu sangat menentukan keberhasilan menyusui.

Ibu yang tidak memunyai keyakinan mampu memproduksi ASI umunya

produksi ASI akan berkurang. Stress, khawatir, ketidak bahagiaan ibu

pada periode menyusui sangat berperan dalam mensukseskan pemberian

ASI ekslusif. Peran keluarga dalam meningkatkan percaya diri ibu sangat

besar.

c. Faktor Bayi

Ada beberapa faktor kendala yang bersumber pada bayi misalnya

bayi sakit, prematur, dan bayi dengan kelainan bawaan sehingga ibu

tidak memberikan ASI-nya menyebabkan produksi ASI akan berkurang.

d. Faktor Fisik Ibu

Ibu sakit, lelah, menggunakan pil kontrasepsi atau alat kontrasepsi

lain yang mengandung hormon, ibu menyusui yang hamil lagi, peminum

alkohol, perokok atau ibu dengan kelainan anatomis payudara dapat

mengurangi produksi ASI.

Page 13: 3. BAB IIrepository.poltekkes-tjk.ac.id/455/3/2.pdf · Pembentukan kelenjar payudara ... anterior mulai merangsang kelenjar air susu untuk menghasilkan air susu ... tenaga yang diperlukan

18

11. Penatalaksanaan pengeluaran ASI dengan teknik non-farmakologi

Tindakan nonfarmakologi mencakup intervensi perilaku-kognitif dan

penggunaan agen-agen fisik. Dalam melakukan intervensi keperawatan,

manajemen nonfarmakologis merupakan tindakan independen dari seorang

perawat untuk membantu pengeluaran ASI pada pasien. Teknik non

farmakologis untuk membantu pengeluaran ASI yaitu:

a. Kompres hangat

Kompres hangat pada payudara akan memberikan sinyal ke

hipotalamus melalui sumsum tulang belakang. Ketika reseptor yang peka

terhadap panas di hipotalamus dirangsang, sistem efektor mengeluarkan

sinyal dengan vasodilatasi perifer. Kompres hangat payudara selama

pemberia ASI akan dapat meningkatkan aliran ASI dari kelenjar-kelenjar

penghasil ASI. Manfaat kompres hangat payudara adalah :

1) stimulasi reflek let down;

2) mencegah bendungan payudara yang bisa menyebabkan payudara

bengkak, dan

3) memerlancar peredaran darah pada daerah payudara (Saryono &

Roicha, 2009 ; Mas’adah 2015).

b. Teknik marmet

Teknik ini merupakan kombinasi antara cara memerah ASI dan

memijat payudara sehingga reflek keluarnya ASI optimal, teknik ini pada

prinsipnya bertujuan untuk mengosongkan ASI dari sinus laktiferus

(Mas'adah, 2015).

c. Breast care

Breast care adalah pemeliharaan payudara yang dilakukan untuk

memerlancar ASI dan menghindari kesulitan pada saat menyusui dengan

melakukan pemijatan (Welford, 2009). Breast care bertujuan untuk

memerlancar sirkulasi dan mencegah tersumbatnya aliran susu sehingga

memerlancar pengeluaran ASI serta menghindari terjadinya

pembengkakan dan kesulitan menyusui (Mas'adah, 2015).

Page 14: 3. BAB IIrepository.poltekkes-tjk.ac.id/455/3/2.pdf · Pembentukan kelenjar payudara ... anterior mulai merangsang kelenjar air susu untuk menghasilkan air susu ... tenaga yang diperlukan

19

d. Stimulasi dan Cutaneous Massage

Masase adalah stimulasi kutaneus tubuh secara umum, sering

dipusatkan pada punggung dan bahu dan dapat membuat pasien lebih

nyaman karena masase membuat relaksasi otot.

1) Pijat endorphin

Endorphin massage merupakan suatu metode sentuhan ringan

yang dikembangkan pertama kali oleh Costance Palinsky. Sentuhan

ringan ini bertujuan meningkatkan kadar endorphin.

2) Back rolling massage

Back rolling massage adalah tindakan yang memberikan

sensasi relaksasi pada ibu dan melancarkan aliran syaraf serta saluran

ASI kedua payudara (Perinasia, 2010 ; Mas’adah 2015)

12. Penilaian pengeluaran ASI

Upaya untuk mengetahui pengeluaran ASI, terdapat beberapa kriteria

yang dapat digunakan diantaranya adalah sebelum disusukan, payudara ibu

terasa tegang, ASI yang banyak dapat merembes/menetes keluar puting susu

dengan sendirinya, ibu mungkin akan merasa geli saat ASI keluar, ASI yang

kurang dapat dilihat dengan penekanan puting susu, bayi buang air kecil 5-7

kali dalam 24 jam, dan jika ASI cukup setelah bayi menyusu bayi akan

tertidur atau tenang selama 3-4 Jam (Lowdermilk, Perry & Cashion, 2006).

Penilaian proses menyusui yang disusun oleh BK-PP-ASI

bekerjasama dengan WHO dan UNICEF(2003), dengan penilaian observasi

BREAST (body, responses,emotional, anatomy, suckling, & time suckling).

Salah satu metode yang dapat digunakan yaitu dengan melihat respon

adanya tanda-tanda pengeluaran ASI (menetes, after pain). Untuk

mengetahui kebutuhan ASI sudah cukup, dapat dilihat bila ibu menyusui

akan terasa ASInya banyak keluar, bayi tertidur nyenyak 3-4 jam. Bila bayi

bangun, menangis, mulutnya akan mencari lagi puting ibunya karna lapar.

Jika bayi tidur sebentar/tidak lelap, menandakan bayi tidak kenyang. Selain

itu ibu merasakan kenyamanan saat bayi menyusu karena adanya

pengosongan payudara berkat reflek aliran.

Page 15: 3. BAB IIrepository.poltekkes-tjk.ac.id/455/3/2.pdf · Pembentukan kelenjar payudara ... anterior mulai merangsang kelenjar air susu untuk menghasilkan air susu ... tenaga yang diperlukan

20

B. Sectio Caesarea

1. Definisi Sectio Caesarea

Sectio caesrea adalah pembedahan untuk melahirkan janin dengan

membuka dinding perut dan dinding uterus atau vagina atau suatu

histerotomi untuk melahirkan janin dari dalam vagina (Padila, 2015),

sedangkan menurut Jitowiyono (2010) sectio caesarea adalah suatu

persalinan buatan dimana janin dilahirkan melalui suatu insisi pada dinding

perut dan dinding rahim dengan syarat rahim dalam keadaan utuh serta berat

janin diatas 500gr.

2. Indikasi Sectio Caesarea

Operasi sectio caesarea dilakukan jika kelahiran pervaginan mungkin

akan menyebabkan resiko pada ibu ataupun pada janin dengan

pertimbangan hal-hal yang perlu tindakan sectio caesarea proses persalinan

normal lama/ kegagalan proses persalinan normal (Padila, 2015).

a. Faktor Ibu 1) kelainan letak;

2) panggul sempit;

3) disproporsi sefalo pelvik;

4) plasenta previa;

5) preeklamsia;

6) partus lama;

7) partus tak maju.

b. Faktor Janin 1) gawat jain;

2) mal presentasi janin;

3) letak lintang;

4) prolaps tali pusat;

5) forceps ekstensi.

3. Kontra indikasi Sectio Caesarea

Menurut Setyaningrum, 2015 ada umumnya sectio caesarea tidak

dilakukan pada :

Page 16: 3. BAB IIrepository.poltekkes-tjk.ac.id/455/3/2.pdf · Pembentukan kelenjar payudara ... anterior mulai merangsang kelenjar air susu untuk menghasilkan air susu ... tenaga yang diperlukan

21

a. janin mati;

b. syok;

c. anemia berat;

d. kelainan kongenital.

4. Jenis-jenis Operasi Sectio Caesarea

Menurut Padila (2015) operasi sectio caesarea dapat di lakukan melalui:

a. Sectio caesarea abdominalis

1) Sectio caesarea transperitonealis klasik atau corporal

Dilakukan dengan membuat sayatan memanjang pada korpus

uteri kira-kira 10cm. kelebihan sectio caesarea jenis ini yaitu

mengeluarkan janin dengan cepat, tidak mengakibatkan komplikasi

kandung kemih tertarik, sayatan bisa diperpanjang proksimal atau

distal. Sedangkan kekurangannya yaitu infeksi mudah menyebar secara

intra abdominal karena tidak ada reperitonealis yang baik,dan lebih

beresiko terjadi ruptur uteri spontan pada persalinan berikutnya.

2) Sectio caesarea ismika atau profundal

Dilakukan dengan melakukan sayatan melintang konkat pada

segmen bawah rahim (low servical transversal) kira-kira 10cm.

kelebihan insisi ini yaitu penjahitan luka lebih mudah, penutupan luka

dengan reperitonealisasi yang baik, perdarahan tidak begitu banyak,

kemungkinan ruptur uteri spontan lebih kecil. Sedangkan

kekurangannya yaitu luka dapat melebar ke kiri, kanan, bawah

sehinggga dapat menyebabkan uteri uterine pecah sehingga

mengakiatkan perdarahan banyak, serta keluhan pada kandung kemih

post operasi tinggi.

3) Sectio caesarea ekstraperitonealis yaitu tanpa membuka peritoneum

parietalis dengan demikian tidak membuka cavum abdominal.

b. Vagina (Sectio caesarea vaginalis)

Menurut sayatan pada rahim, sectio caesarea dapat dilakukan sebagai

berikut :

1) sayatan memanjang (longitudinal);

Page 17: 3. BAB IIrepository.poltekkes-tjk.ac.id/455/3/2.pdf · Pembentukan kelenjar payudara ... anterior mulai merangsang kelenjar air susu untuk menghasilkan air susu ... tenaga yang diperlukan

22

2) sayatan melintang (transversal);

3) sayatan pada huruf T ( T-insicion).

5. Adaptasi Psikologis Pasca Sectio Caesarea

Menurut Suherni (2009) dalam menjalani adaptasi setelah melahirkan,

ibu akan mengalami fase-fase sebagai berikut:

a. Fase taking in

Fase taking in yaitu periode ketergantungan. Periode ini

berlangsung dari hari pertama sampai hari kedua setelah melahirkan.

Pada fase ini, ibu sedang berfokus terutama pada dirinya sendiri. Ibu

akan berulang kali menceritakan proses persalinan yang dialaminya dari

awal sampai akhir. Ibu perlu berbicara tentang dirinya sendiri. Ibu akan

berulang kali menceritakan proses persalinan yang dialaminya dari awal

sampai akhir. Ibu perlu bicara tentang dirinya sendiri. Ketidaknyamanan

fisik yang dialami ibu pada fase ini seperti mulas, nyeri pada jahitan,

kurang tidur dan kelelahan merupakan sesuatu yang tidak dapat

dihindari. Hal tersebut membuat ibu perlu cukup istirahat untuk

mencegah psikologis yang mungkin dialami, seperti mudah tersinggung,

menangis. Hal ini membuat ibu cenderung menjadi pasif terhadap

lingkungannya.

Pada fase ini petugas kesehatan harus menggunakan pendekatan

yang empatik agar ibu dapat melewati fase ini dengan baik. Ibu hanya

ingin didengarkan dan diperhatikan. Kemampuan mendengarkan

(listening skills) dan menyediakan waktu yang cukup merupakan

dukungan yang tidak ternilai bagi ibu. Kehadiran suami atau keluarga

sangat diperlukan pada fase ini. Petugas kesehatan dapat menganjurkan

suami dan keluarga untuk memberikan dukungan moril dan menyediakan

waktu untuk mendengarkan semua hal yang ingin disampaikan agar ibu

dapat melewati fase ini dengan lancar.

b. Fase taking hold

Fase taking hold yaitu periode yang berlangsung antara 3-10 hari

setelah melahirkan. Pada fase ini ibu timbul rasa khawatir akan

Page 18: 3. BAB IIrepository.poltekkes-tjk.ac.id/455/3/2.pdf · Pembentukan kelenjar payudara ... anterior mulai merangsang kelenjar air susu untuk menghasilkan air susu ... tenaga yang diperlukan

23

ketidakmampuan dan rasa tangung jawabnya dalam merawat bayi. Ibu

mempunyai perasaan sangat sensitif sehingga mudah tersinggung dan

gampang marah. Kita perlu berhati-hati menjaga komunikasi dengan ibu.

Dukungan moril sangat diperlukan untuk menumbuhkan kepercayaan diri

ibu. Bagi petugas kesehatan pada fase ini merupakan kesempatan yang

baik untuk memberikan berbagai penyuluhan dan pendidikan kesehatan

yang diperlukan ibu nifas.

c. Fase letting go

Fase letting go yaitu periode menerima tanggung jawab akan peran

barunya. Fase ini berlangsung sepuluh hari setelah melahirkan. Ibu sudah

mulai menyesuaikan diri dengan ketergantungan bayinya. Ibu memahami

bahwa bayinya butuh disusui sehingga siap terjaga untuk memenuhi

kebutuhan bayinya.

Keinginan untuk merawat diri dan bayinya sudah meningkat pada

fase ini. Ibu akan lebih percaya diri dalam menjalani peran barunya.

Pendidikan kesehatan yang diberikan pada fase sebelumnya aka sangat

berguna bagi ibu. Ibu lebih mandiri dalam memenuhi kebutuhan diri dan

bayinya. Dukungan suami dan keluarga masih terus diperlukan ibu.

Suami dan keluarga dapat membantu merawat bayi, mengerjakan urusan

rumah tangga sehingga ibu tidak terlalu terbebani. Ibu memerlukan

istirahat yang cukup sehingga mendapatkan kondisi fisik yang bagus

untuk dapat merawat bayinya.

6. Komplikasi Pasca Sectio Caesarea

Komplikasi yang terjadi pada ibu menurut Padila (2015) diantaranya

Infeksi puerperal (ringan, sedang dan berat), perdarahan yang diakibatkan

banyak pembuluh darah yang terputus dan terbuka, perdarahan pada

plasenta, serta luka kandung kemih, emboli paru-paru dan keluhan kandung

kemih bila peritonealisasi terlalu tinggi.

Kemungkinan ruptur tinggi spontan pada kehamilan berikutnya

Menurut Lowdermilk, Perry, dan Bobak (2000), masalah yang biasa terjadi

setelah dilakukannya operasi antara lain: terjadinya aspirasi (25-30%),

Page 19: 3. BAB IIrepository.poltekkes-tjk.ac.id/455/3/2.pdf · Pembentukan kelenjar payudara ... anterior mulai merangsang kelenjar air susu untuk menghasilkan air susu ... tenaga yang diperlukan

24

emboli pulmonari, perdarahan infeksi pada luka, gangguan rasa nyaman

nyeri, infeksi uterus, infeksi pada luka, gangguan rasa nyaman nyeri, infeksi

uterus, infeksi pada traktus urinarius, cedera pada kandung kemih,

tromboflebitis, infark dada, dan pireksia (Solehati & Kosasih, 2015).

Perasaan nyeri saat menyusui terjadi karena adanya perasaan cemas

yang dialami ibu menyebabkan air susu yang diproduksi menjadi berkurang

atau bahkan tidak ada sama sekali sehingga bayi menghisap puting susu ibu

dengan kuat sehingga mengakibatkan puting susu lecet. Adanya nyeri akibat

luka operasi juga menyebabkan ibu kesulitan untuk breastfeeding (Solehati

& Kosasih, 2015).

7. Perawatan Pasca Sectio Caesarea

a. Mobilisasi

Mobilisasi dini adalah kebijaksanaan untuk selekas mungkin

membimbing penderita keluar dari tempat tidurnya dan membimbingnya

selekas mungkin berjalan (Rini & Kumala, 2017).

Menurut Mochtar (1998), manfaat mobilisasi bagi ibu post operasi

adalah:

1) Penderita merasa lebih sehat dan kuat dengan early ambulation.

2) Mencegah terjadinya trombosis dan tromboemboli, dengan mobilisasi

sirkulasi darah normal/lancar sehingga resiko terjadinya trombosis dan

tromboemboli dapat dihindarkan

Tahap-tahap mobilisasi dini:

1) Setelah operasi, pada 6 jam pertama ibu pasca operasi sectio caesarea

harus tirah baring. Mobilisasi yang bisa dilakukan adalah

menggerakkan lengan, tangan, menggerakkan ujung kaki dan

memutar pergelangan kaki, mengangkat tumit, menegangkan otot

betis serta menekuk dan menggeser.

2) Setelah 6-10 jam, ibu diharuskan dapat miring ke kiri dan ke kanan

mencegah trombosis dan tromboemboli.

3) Setelah 24 jam ibu dianjurkan untuk dapat mulai belajar duduk.

4) Setelah ibu dapat duduk, dianjurkan ibu belajar berjalan.

Page 20: 3. BAB IIrepository.poltekkes-tjk.ac.id/455/3/2.pdf · Pembentukan kelenjar payudara ... anterior mulai merangsang kelenjar air susu untuk menghasilkan air susu ... tenaga yang diperlukan

25

b. Nutrisi dan cairan

Menurut (Rini & Kumala, 2017) ibu nifas membutuhkan nutrisi

yang cukup, bergizi seimbang, terutama kebutuhan protein dan

karbohidrat. Gizi pada ibu menyusui sangat erat kaitannya dengan

produksi ASI yang sangat dibutuhkan untuk tumbuh kembang bayi. Ibu

menyusui tidaklah terlalu ketat dalam mengatur nutrisinya,yang

terpenting adalah makanan yang menjamin pembentukan ASI yang

berkualitas dalam jumlah yang cukup untuk kebutuhan bayinya.

Kebutuhan nutrisi tersebut diantaranya:

1) Kebutuhan kalori selama menyusui proporsional dengan jumlah ASI

yang dihasilkan, kurang lebih 85kal ibu butuhkan untuk tiap 100ml

ASI yang keluar. Rata-rata kandungan kalori ASI yang dihasilkan ibu

dengan nutrisi baik adalah 640-740kal/hari untuk 6 bulan pertama, dan

kira-kira 2300-2700 kal dibutuhkan oleh ibu ketika menyusui.

2) Ibu memerlukan tambahan 20 gram protein di atas kebutuhan normal.

Protein dibutuhkan untuk pertumbuhan dan pergantian sel-sel yang

rusak atau mati. Sumber protein dapat diperoleh dari protein hewani

dan juga nabati

3) Ibu menyusui disarankan minum 2-3 liter per hari, dalam bentuk air

putih, susu ataupun jus buah. Ibu dianjurkan untuk minum setiap kali

akan menyusui.

4) Tablet zat besi (Fe) harus diminum untuk menambah zat gizi

5) Kapsul vitamin A (200.000 IU).

c. Eliminasi

Menurut Rini & Kumala (2017):

1) BAK

Setelah ibu melahirkan, terutama bagi ibu yang pertama kali

melahirkan akan terasa pedih bila buang air kecil. Bila kandung kemih

penuh diusahakan agar ibu dapat berkemih sehingga tidak

memerlukan kateterisasi.

Page 21: 3. BAB IIrepository.poltekkes-tjk.ac.id/455/3/2.pdf · Pembentukan kelenjar payudara ... anterior mulai merangsang kelenjar air susu untuk menghasilkan air susu ... tenaga yang diperlukan

26

2) BAB

Biasanya 2-3hari ibu postpartum masih susah BAB, usaha yang

dapat dilakukan agar dapat buang air besar yaitu dengan diet teratur,

pemberian cairan yang banyak, serta ambulasi yang baik.

d. Perawatan payudara

Pada perawatan payudara salah satu yang perlu diperhatikan

kebersihannya yaitu puting susu, dan apabila terdapat luka ecah

(rhagade) harus segera diobati, karena kerusakan puting susu merupakan

port of entry yang dapat menimbulkan mastitis. ASI yang menjadi kering

merupakan kerang dan dapat menimbulkan enzema, maka puting susu

sebaiknya dibersihkan dengan air yang telah dimasak tiap kali sebelum

dan sesudah menyusukan bayi.

8. Pengeluaran ASI pada sectio caesarea

Adanya perasaan nyeri akibat luka operasi menyebabkan ibu kesulitan

melakukan breastfeeding. Serta perasaan nyeri saat menyusui yang terjadi

karena adanya perasaan cemas yang dialami ibu menyebabkan ASI yang

diproduksi menjadi berkurang atau bahkan tidak ada sama sekali sehingga

bayi menghisap puting susu ibu dengan kuat sehingga mengakibatkan

puting ibu lecet (Solehati & Kosasih, 2015).

Secara teori pengeluaran ASI yang terhambat pada sectio caesarea

yaitu akibat efek obat anestesi serta psikologis ibu yang merasakan nyeri

pasca operasi sectio caesarea. Rasa nyeri maupun efek anestesi pasca sectio

caesarea ini mengkibatkan terhambatnya pengeluaran hormon endorphin

sehingga aliran darah tidak lancar ke otak. Hipotalamus lambat menerima

sinyal yang akan di transfer ke hipofise posterior yang mengeluarkan

oksitosin dalam merangsang refleks pengeluaran ASI (Desmawati, 2013).

Selain itu kondisi ibu yang mudah cemas dan stress dapat

mengganggu laktasi sehingga dapat berpengaruh terhadap produksi ASI.

Menurut Kristiyansari (2009) produksi ASI dipengaruhi oleh faktor

psikologis, ibu yang selalu dalam keadaan tertekan, sedih dan kecemasan,

kurang percaya diri dan berbagai bentuk ketegangan emosional akan

Page 22: 3. BAB IIrepository.poltekkes-tjk.ac.id/455/3/2.pdf · Pembentukan kelenjar payudara ... anterior mulai merangsang kelenjar air susu untuk menghasilkan air susu ... tenaga yang diperlukan

27

menurunkan volume ASI. Menurut penelitian Mittra Jalal (2017) kecemasan

dan stress dapat menurunkan hormon prolaktin dan sekresi oksitosis,

sehingga aliran susu berkurang ketika ibu menyusui.

C. Back Rolling Massage

a. Definisi back rolling massage

Massage dan sentuhan terapeutik merelaksasi ketegangan otot dan

memerbaiki sirkulasi yang memiliki efek menyeluruh untuk memercepat

kesembuhan dan mengurangi nyeri. Karena pelepasan endorfin, individu

merasa lebih baik dan memiliki energi lebih untuk menghadapi penyebab

stress kehidupan (Morgan & Hamilton, 2009).

Teknik pemijatan pada titik tertentu dapat menghilangkan sumbatan

dalam darah sehingga aliran darah dan energi di dalam tubuh akan kembali

lancar. Punggung (back) merupakan titik akupresur untuk proses laktasi.

Selain itu syaraf pada payudara dipersyarafi oleh syaraf punggung atau

dorsal yang menyebar sepanjang tulang belakang (Adenita, 2013 ; Sari,

2017).

Back rolling massage yaitu pemijatan pada tulang belakang ( 5-6

costae sampai dengan skapula dengan gerakan memutar) yang dilakukan

pada ibu setelah melahirkan dapat membantu kerja hormon oksitosin dalam

pengeluaran ASI. Teknik ini merangsang saraf-saraf perifer yang ada di

otot-otot sekitar tulang belakang kemudian diterima hipotalamus dan

diteruskan menuju hipofise posterior sebagai tempat keluarnya oksitosin dan

bekerja untuk merangsang refleks let down. Dengan kata lain back rolling

masssage dapat memercepat saraf parasimpatis menyampaikan sinyal

keotak bagian belakang untuk merangsang kerja oksitosin dalam

mengalirkan ASI keluar (Rini & Kumala, 2017).

Back rolling massage merupakan salah satu cara baru dalam

menstimulasi pengeluaran ASI. Dengan membuat ibu lebih nyaman

diharapkan diharapkan reflek oksitosin dapat meningkat . pemijatan yang

dilakukan secara rutin juga memengaruhi kelancaran ASI, semakin sering

Page 23: 3. BAB IIrepository.poltekkes-tjk.ac.id/455/3/2.pdf · Pembentukan kelenjar payudara ... anterior mulai merangsang kelenjar air susu untuk menghasilkan air susu ... tenaga yang diperlukan

28

ibu melakukan pemijatan, semakin meningkat hormon oksitosin sehingga

produksi ASI bertambah lancar (Purwandari, 2011 ; Sari, 2017).

b. Manfaat back rolling massage

Menurut (Rini & Kumala, 2017), manfaat pemberian back rolling

massage yaitu:

1) membantu ibu secara psikologis;

2) menenangkan;

3) membangkitkan rasa percaya diri;

4) membantu ibu agar mempunyai pikiran dan perasaan baik tentang

bayinya;

5) meningkatkan ASI;

6) memperlancar ASI;

7) melepas leleh;

8) ekonomis;

9) praktis.

c. Kontraindikasi back rolling massage

1) Dalam keadaan menderita infeksi yang khas dan menular

2) Dalam keadaan demam atau suhu tubuh lebih dari 38C

3) Dalam keadaan menderita sakit yang berat atau tubuh memerlukan

istirahat yang sempurna

4) Dalam keadaan menderita artheroma atau artheriosclerosis.

d. Prosedur tindakan back rolling massage

Prosedur tindakan back rolling massage dilakukan pada ibu pasca

sectio caesarea > 24 jam, back rolling massage digunakan dengan

melakukan pemijatan melingkar menggunakan kedua ibu jari pada aera

punggung untuk menstimulasi produksi ASI.

1) Jelaskan pada klien prosedur tindangan serta manfaat tindakan, manfaat

tindakan ini adalah untuk membantu pengeluaran ASI

2) Bantu klien melepaskan pakaian atas klien 3) Berikan ibu posisi telungkup pada meja ataupun sandaran kursi 4) Oleskan kedua tangan dengan baby oil

Page 24: 3. BAB IIrepository.poltekkes-tjk.ac.id/455/3/2.pdf · Pembentukan kelenjar payudara ... anterior mulai merangsang kelenjar air susu untuk menghasilkan air susu ... tenaga yang diperlukan

29

5) Carilah tulang yang menonjol pada tengkuk/leher bagian belakang

6) Dari titik tonjolan tulang turun ±2cm ke bawah, dan ±2cm ke kanan dan

ke kiri

7) Pemijatan dapat dilakukan dengan ibu jari maupun punggung telunjuk

jari, untuk ibu yang gemuk bisa dengan cara posisi tangan di kepal lalu

gunakan tulang-tulang di sekitar punggung tangan.

8) Lakukan pemijatan dengan gerakan memutar perlahan-lahan lurus

kebawah sampai diarea punggung costae 5-6 (batas garis bra) selama 5

menit

Gambar 2.1 Teknik back rolling massage (Rini & Kumala, 2017)

9) Keringkan punggung dengan handuk kering, 10) Rapikan pasien dan alat (Rini & Kumala, 2017).

D. Penelitian Terkait

Menurut penelitian yang dilakukan oleh Sundari, dan Rury Narulita

Sari (2015) yang berjudul “pengaruh pijat oksitosin terhadap lama

pengeluaran kolostrum pada ibu post sectio caesarea di RSUD Kota

Madiun”. Tujuan penelitian ini untuk melihat pengaruh pemberian pijat

oksitosin terhadap lama pengeluaran kolostrum pada ibu post sectio caesarea.

Metode penelitian yaitu quasy experiment dengan rancangan postest only

control group design.sampel berjumlah 52 orang yang dibagi menjadi 26

orang kelompok eksperimen dn 26 orang kelompok kontrol. Pengumpulan

Page 25: 3. BAB IIrepository.poltekkes-tjk.ac.id/455/3/2.pdf · Pembentukan kelenjar payudara ... anterior mulai merangsang kelenjar air susu untuk menghasilkan air susu ... tenaga yang diperlukan

30

data dikumpulkan melalui lembar observasi. Uji statistik menggunakan uji

t-test. Hasil penelitian menunjukkan pada kelompok eksperimen dengan

pengeluaran kolostrum cepat sebesar 73,1% (19 responden) dan pada

kelompok kontrol yang mengeluarkan kolostrum secara cepat sebesar 19,2%

(5 responden). Artinya ada pengaruh pijat oksitosin terhadap lama

pengeluaran kolostrum pada ibu post sectio caesarea.

Menurut penelitian oleh Ekawati (2011) yang berjudul pengaruh rolling

massage punggung terhadap peningkatan produksi ASI pada ibu nifas di

Ruang Melati RSI Nashrul Ummah Kabupaten Lamongan, berdasarkan hasil

penelitian tersebut menunjukkan bahwa ada pengaruh yang signifikan

pemberian back rolling massage pada produksi ASI ibu nifas di Ruang

Melati RSI Nashrul Ummah Kabupaten Lamongan dengan ρ value sebesar

0,001<0,005.

Desmawati (2013), tentang penentu kecepatan pengeluaran ASI setelah

sectio caesarea. Penelitian ini menunjukkan bahwa back rolling massage

berpengaruh terhadap pengeluaran ASI pada pasien pasca sectio caesarea

dengan nilai ρvalue = 0,001<0,005. Berdasarkan hasil penelitian ini

pengeluaran ASI pada pemberian rolling massage kurang dari 12 jam post

sectio caesarea yaitu 18 jam, dibanding dengan pemberian rolling massage

lebih dari 24 jam post sectio caesarea yaitu 53 jam dalam hal ini pemberian

back rolling massage berpengaruh terhadap pengeluaran ASI pada pasien

pasca sectio caesarea.

Astuti (2015), tentang pengaruh pijat punggung dan memerah asi

terhadap produksi ASI pada ibu postpartum dengan sectio caesarea.

Penelitian ini dilakukan pada ibu pasca sectio caesarea >2 hari, penelitian

ini menunjukkan adanya perbedaan yang signifikan produksi ASI yang pada

kelompok kontrol dan kelompok intervensi p= 0,012

Rif’an (2016), tentang pemberian back rolling massage dan woolwich

massage terhadap kecepatan ekskresi ASI pada ibu post partum dengan

sectio caesarea, berdasarkan hasil penelitian tersebut ada pengaruh yang

Page 26: 3. BAB IIrepository.poltekkes-tjk.ac.id/455/3/2.pdf · Pembentukan kelenjar payudara ... anterior mulai merangsang kelenjar air susu untuk menghasilkan air susu ... tenaga yang diperlukan

31

signifikan pemberian back rolling massage dan woolwich massage terhadap

ekskresi ASI dengan ρvalue = 0, 005 < 0,05

Page 27: 3. BAB IIrepository.poltekkes-tjk.ac.id/455/3/2.pdf · Pembentukan kelenjar payudara ... anterior mulai merangsang kelenjar air susu untuk menghasilkan air susu ... tenaga yang diperlukan

32

E. Kerangka Teori

Pengeluaran kolostrum secara umum dapat di pengaruhi oleh beberapa

faktor seperti frekuensi bayi menyusu, berat bayi saat lahir, usia, dll.

sementara pengeluaran kolostrum dapat dihambat oleh rasa nyeri, pengaruh

dan obat-obatan anestesi yang dapat ditemukan pada ibu dengan persalinan

sectio caesarea. Untuk membantu pengeluaran kolostrum dapat dilakukan

teknik farmakologi dan non-farmakologi seperti yang di jelaskan pada bagan

berikut:

Gambar 2.3 Kerangka Teori

Sumber : Modifikasi berdasarkan teori Proverawati (2010), dan (Rini & Kumala, 2017).

Teknik Non Farmakologi : 1.Kompres hangat 2. Teknik marmet 3. Breastcare 4. Massage

Teknik Farmakologi : 1. oksitosin intravena 2. Vitamin A dosis tinggi (200.000 iu)

1. Endorphin massage 2. Back Rolling

Massage

Terhambatnya pengeluaran

Sectio Cesarea Faktor yang mempengaruhi ASI 1. Frekuensi

menyusu 2. Berat lahir 3. Umur kehamilan

saat melahirkan 4. Usia 5. Paritas 6. Stress 7. Penyakit akut

Pengeluaran ASI

Page 28: 3. BAB IIrepository.poltekkes-tjk.ac.id/455/3/2.pdf · Pembentukan kelenjar payudara ... anterior mulai merangsang kelenjar air susu untuk menghasilkan air susu ... tenaga yang diperlukan

33

F. Kerangka Konsep

Kerangka konsep peneliti adalah suatu uraian dan visualisasi hubungan

atau kaitan antara konsep satu terhadap konsep lainnya, atau antara variabel

yang satu dengan variabel lain dari masalah yang akan diteliti (Notoatmodjo,

2010). Kerangka konsep penelitian pada dasarnya adalah kerangka hubungan

antara konsep-konsep yang ingin diamati atau diukur melalui penelitian yang

akan dilakukan. Kerangka konsep ini dikembangkan atau diacukan kepada

tujuan penelitian yang telah dirumuskan, serta didasari oleh keranngka teori

yang telah disajikan dalam tinjauan kepustakaan sebelumnya (Notoatmodjo,

2010). Kerangka konsep penelitian yang akan dilakukan sebagai berikut:

Gambar 2.4 Kerangka Konsep Penelitian

E. Hipotesis

1) Ha: ada pengaruh pemberian back rolling masssage terhadap pengeluaran kolostrum ibu pasca sectio caesarea RSUD Dr. H. Abdul Moeloek Provinsi Lampung Tahun 2019.

2) Ho: tidak ada pengaruh pemberian back rolling masssage terhadap pengeluaran kolostrum ibu pasca sectio caesarea RSUD Dr. H. Abdul Moeloek Provinsi Lampung Tahun 2019.

Pasca sectio caesarea Sebelum diberikan back

rolling massage

Peningkatan Produksi ASI

Setelah diberikan back rolling massage

Back Rolling Massage