3 Bab III Gambaran Umum
-
Upload
boyke-p-sirait -
Category
Documents
-
view
217 -
download
0
Transcript of 3 Bab III Gambaran Umum
-
7/21/2019 3 Bab III Gambaran Umum
1/17
PT. Ahassa Ciptanika
1
31
Bab ini akan memuat gambaran umum mengenai Kota Medan keseluruhan serta identifikasi
awal mengenai potensi dan permasalahan berkaitan dengan pemanfaatan ruang pada kawasan
bagian Kota Medan.
3.1 GAMBARAN UMUM WILAYAH
3.1.1
Kondisi Geografis
Kota Medan merupakan pusat Pemerintahan daerah, baik pemerintah Propinsi Sumatera
Utara, maupun Kota Medan, sebagai tempat kedudukan perwakilan/konsulat negara-negara
sahabat, serta wilayah kedudukan berbagai perwakilan perusahaan, bisnis, ;keuangan di
Sumatera Utara. Kota Medan memiliki luas 26.510 Hektar (265,10 Km2) atau 3,6% dari
keseluruhan wilayah Sumatera Utara. Dengan demikian, dibandingkan dengan
kota/kabupaten lainya, Kota Medan memiliki luas wilayah yang relatif kecil, tetapi dengan
jumlah penduduk yang relatif besar. Secara geografis kota Medan terletak pada 3 30' 343' Lintang Utara dan 98 35' - 98 44' Bujur Timur. Untuk itu topografi kota Medan
cenderung miring keutara dan berada pada ketinggian 2,5 - 37,5 meter diatas permukaan
laut.
Secara administratif, wilayah Kota Medan hampir secara keseluruhan berbatasan dengan
Daerah Kabupaten Deli Serdang, yaitu sebelah Barat, Selatan dan Timur. Sepanjang wilayah
Utara nya berbatasan langsung dengan Selat Malaka, yang diketahui merupakan salah satu
jalur lalu lintas terpadat di dunia. Kota Medan terdiri dari 21 kecamatan dengan jumlah
kelurahan sebanyak 161buah.
-
7/21/2019 3 Bab III Gambaran Umum
2/17
PenyusunanZoning RegulationKawasan Perkotaan Medan Laporan Pendahuluan
PT. Ahassa Ciptanika
2
32
Tabel III.1Jumlah Kecamatan Dan Kelurahan Di Kota Medan
No. KecamatanJumlah
Kelurahan
Luas
(Ha)
Persentase
(%)1 Medan Tuntungan 9 2.068 7,80
2 Medan Johor 6 1.281 4,83
3 Medan Amplas 7 1.458 5,50
4 Medan Denai 6 1.119 4,22
5 Medan Area 12 905 3,41
6 Medan Kota 12 799 3,01
7 Medan Maimun 6 527 1,99
8 Medan Polonia 5 552 2,08
9 Medan Baru 6 584 2,20
10 Medan Selayang 6 901 3,40
11 Medan Sunggal 6 298 1,13
12 Medan Helvetia 7 1.544 5,83
13 Medan Petisah 7 1.316 4,97
14 Medan Barat 6 683 2,57
15 Medan Timur 11 533 2,01
16 Medan Perjuangan 9 776 2,93
17 Medan Tembung 7 409 1,54
18 Medan Deli 6 2.084 7,86
19 Medan Labuhan 6 3.667 13,83
20 Medan Marelan 5 2.382 8,99
21 Medan Belawan 6 2.625 9,90
Jumlah 161 26.510 100
Sumbe : BPS Kota Medan
Kabupaten Deli Serdang merupakan salah satu daerah yang kaya dengan Sumber Daya alam
(SDA), Khususnya di bidang perkebunan dan kehutanan. Karenanya secara geografis kota
Medan didukung oleh daerah-daerah yang kaya Sumber daya alam seperti Deli Serdang ,
Labuhan Batu, Simalungun, Tapanuli Utara, Tapanuli Selatan, Mandailing Natal, Karo, Binjai
dan lain-lain. Kondisi ini menjadikan Kota Medan secara ekonomi mampu mengembangkan
berbagai kerjasama dan kemitraan yang sejajar, saling menguntungkan, saling memperkuat
dengan daerah-daerah sekitarnya.
-
7/21/2019 3 Bab III Gambaran Umum
3/17
PenyusunanZoning RegulationKawasan Perkotaan Medan Laporan Pendahuluan
PT. Ahassa Ciptanika
3
33
Gambar 3.1Peta Jaringan Jalan Kota Medan
-
7/21/2019 3 Bab III Gambaran Umum
4/17
PenyusunanZoning RegulationKawasan Perkotaan Medan Laporan Pendahuluan
PT. Ahassa Ciptanika
4
34
3.1.2 Kondisi Demografis
Berdasarkan data kependudukan tahun 2004, penduduk Kota Medan saat ini diperkirakan
telah mencapai 2.006.142 jiwa, dengan jumlah wanita lebih besar dari pria, (1.010.174 jiwa >
995.968 jiwa). Jumlah penduduk tersebut diketahui merupakan penduduk tetap , sedangkan
penduduk tidak tetap diperkirakan mencapai lebih dari 500.000 jiwa, yang merupakan
penduduk commuters. Dengan demikian Kota Medan Merupakan salah satu kota dengan
jumlah penduduk yang besar, sehingga memiliki deferensiasi pasar.
Dilihat dari struktur umur penduduk, Kota Medan dihuni lebih kurang 1.377.751 jiwa
berusia produktif, (15-59 tahun). Selanjutnya dilihat dari tingkat pendidikan, rata-rata lama
sekolah penduduk telah mencapai 10,5 tahun. Dengan demikian Kota Medan secara relatif
tersedia tenaga kerja yang cukup, yang dapat bekerja pada berbagai jenis perusahaan, baik
jasa, perdagangan, maupun industri manufaktur.
Laju pertumbuhan penduduk Kota Medan periode tahun 2000-2004 cenderung mengalami
peningkatan, dimana tingkat pertumbuhan penduduk pada tahun 2000 adalah 0,09% dan
menjadi 0,63% pada tahun 2004. sedangkan tingkat kapadatan penduduk mengalami
peningkatan dari 7.183 jiwa per Km2pada tahun 2004. jumlah penduduk paling banyak ada di
Kecamatan Medan Deli, disusul kecamatan Medan Helvetia dan Medan Tembung. Jumlah
penduduk yang paling sedikit , terdapat di kecamatan Medan Baru, Medan Maimun dan
Medan Polonia. Tingkat kepadatan Penduduk tertinggi ada di kecamatan Medan Perjuangan,
Medan Area dan Medan Timur.
Tabel III.2
Jumlah, Laju Pertumbuhan Dan Kepadatan Penduduk
Di Kota Medan Tahun 2001 2005
T a h u nJumlah
Penduduk
LajuPertumbuhan
Penduduk
Luas Wilayah(Km)
KepadatanPenduduk
(Jiwa/Km)
2001 1.926.052 1,17 265,10 7.267
2002 1.963.086 1,94 265,10 7.408
2003 1.993.060 1,51 265,10 7.52
2004 2.006.014 0,63 265,10 7.567
2005 2.036.018 1,50 265,10 7.681Sumber: BPS Kota Medan
-
7/21/2019 3 Bab III Gambaran Umum
5/17
PenyusunanZoning RegulationKawasan Perkotaan Medan Laporan Pendahuluan
PT. Ahassa Ciptanika
5
35
Berdasarkan data tabel di atas diketahui bahwa selama tahun 2001 2005 jumlah penduduk
Kota Medan cenderung mengalami peningkatan yaitu dari 1,92 juta jiwa pada tahun 2001menjadi 2,03 juta jiwa pada tahun 2005. Demikian juga kepadatan penduduk Kota Medan,
meningkat dari 7.267 jiwa/Km 2 pada tahun 2001 menjadi 7.681 jiwa/Km 2 tahun 2005.
Peningkatan laju pertumbuhan penduduk ini dipengaruhi oleh meningkatnya derajat
kehidupan sosial masyarakat khususnya di bidang pendidikan, kesehatan dan lain-lain.
Faktor lain yang juga secara berarti mempengaruhi peningkatan laju pertumbuhan penduduk
adalah meningkatnya arus urbanisasi dan commuters serta kaum pencari kerja ke Kota
Medan. Berdasarkan penelitian yang pernah dilakukan, faktor utama yang menyebabkan
komutasi ke Kota Medan adalah adanya pandangan bahwa : (1) bekerja di kota lebih
bergengsi (2) di kota lebih gampang mencari pekerjaan, (3) Tidak ada lagi yang dapat diolah
(dikerjakan) di daerah asalnya, dan (4) upaya mencari nafkah yang lebih baik.
Walaupun selama periode 2001 2005, pertumbuhan penduduk Kota Medan cenderung
meningkat, tetapi pertambahannya relatif sedikit yaitu rata-rata 1,35% per tahun.
Pertambahan penduduk yang relatif kecil, tidak terlepas dari upaya dan kebijakan
pengendalian kelahiran, melalui program Keluarga Berencana (KB) sehingga cenderung
menjadikan angka kelahiran menurun.
Tabel III.3
Jumlah Penduduk Per Kecamatan Di Kota Medan Tahun 2001 2005
Jumlah Penduduk (Jiwa)No Kecamatan
2001 2002 2003 2004
1 Medan Tutungan 65.645 66.745 66.752 68.438
2 Medan Selayang 77.783 78.976 80.102 81.035
3 Medan Johor 101.959 105.109 107.916 108.911
4 Medan Amplas 88.638 94.012 100.751 104.4555 Medan Denai 125.505 129.847 133.539 133.742
6 Medan Tembung 134.113 136.643 134.303 135.188
7 Medan Kota 84.530 82.486 83.213 82.901
8 Medan Area 110.432 101.458 109.057 108.317
9 Medan Baru 43.415 43.514 42.093 42.221
10 Medan Polonia 46.316 47.842 48.600 49.048
11 Medan Maimun 48.995 48.329 47.232 47.137
12 Medan Sunggal 103.803 105.517 106.475 106.759
13 Medan Helvetia 128.144 130.581 132.699 136.216
14 Medan Barat 86.706 86.640 91.807 77.839
15 Medan Petisah 69.778 70.364 65.938 66.073
-
7/21/2019 3 Bab III Gambaran Umum
6/17
PenyusunanZoning RegulationKawasan Perkotaan Medan Laporan Pendahuluan
PT. Ahassa Ciptanika
6
36
Jumlah Penduduk (Jiwa)No Kecamatan
2001 2002 2003 2004
16 Medan Timur 112.888 114.492 110.158 110.492
17 Medan Perjuangan 97.699 99.346 98.822 99.58018 Medan Deli 130.255 137.496 135.940 141.787
19 Medan Labuhan 89.245 95.634 98.335 100.184
20 Medan Marelan 88.790 95.943 106.710 112.463
21 Medan Belawan 91.881 92.881 93.160 93.356
Total Kota Medan 1.926.520 1.963.855 1.993.602 2.006.142Sumber: BPS Kota Medan
Ciri lain kependudukan Kota Medan adalah besarnya arus commutersdi Kota Medan. Jumlah
penduduk Kota Medan pada siang hari diperkirakan mencapai 2,5 juta jiwa, sedang pada
malam hari diperkirakan 2.036.180 jiwa. Hal ini berpengaruh terhadap kehidupan sosial,
ekonomi, dan pelayanan umum yang harus disediakan secara keseluruhan.
Tabel III.4Persentase Jumlah Penduduk Kota Medan
Menurut Kelompok Umur Tahun 2001 2005
T A H U NKelompokUmur 2001 2002 2003 *) 2004 *) 2005 **)
0 - 19 41,00 40,74 40,48 38,00 41,00
20 - 39 37,79 35,40 35,40 37,31 37,80
40 - 59 16,25 17,89 17,89 17,89 16,25
60 + 4,95 5,97 5,97 6,80 4,95
Jumlah 100 100 100 100 100Sumber: BPS Kota MedanKeterangan :*) Angka Perbaikan , **) Angka Sementara
Berdasarkan data tabel di atas, diketahui komposisi kelompok umur anak (0 19 tahun)
pada tahun 2005 diperkirakan sebanyak 41,00%, proporsi penduduk usia 20 39 tahun
sebesar 37,80%, untuk kelompok dewasa sebesar 16,25%, dan penduduk lansia sebesar4,95%.
Proporsi anak-anak dalam kelompok penduduk Kota Medan cenderung mengalami
peningkatan, yaitu 41,00% dari total jumlah penduduk. Besarnya proporsi dan jumlah
penduduk anak-anak ini berimplikasi meningkatnya kebutuhan prasarana dan sarana
pendidikan yang harus disediakan, baik kualitas maupun kuantitasnya.
-
7/21/2019 3 Bab III Gambaran Umum
7/17
PenyusunanZoning RegulationKawasan Perkotaan Medan Laporan Pendahuluan
PT. Ahassa Ciptanika
7
37
Gambar 3.2
Jumlah Penduduk Menurut Kelompok Umur Dan Jenis Kelamin
Di Kota Medan Tahun 2005
0
500000
1000000
Laki-laki
Perempuan
Laki-laki 306695 678270 27077
Perempuan 289636 702003 32504
0 -14 15-64 65+
3.1.3 Kondisi Perekonomian
Kota Medan mengemban fungsi regional yang luas, baik sebagai pusat pemerintahan maupun
kegiatan ekonomi dan social yang juga mencakup Propinsi Sumatera Utara. Adanya fungsi
regional telah menjadikan Kota Medan dapat menyelenggarakan aktivitas ekonomi dalam
volume yang besar.
Tabel III.5
Indikator Utama Ekonomi Kota Medan
Keterangan Tahun 2004
Penduduk 2.006.142 jiwa
PDRB 24,5 trilyun
Pertumbuhan ekonomi 5,49 %
Income perkapita Rp.12,500,000
Tingkat inflasi 6,64 %
Jumlah tenaga kerja produktif 682.826 jiwa
Tingkat Pengangguran 13,01 %
Total of export (FOB,000 US$) 2.229.125
Total of import (CIF,000 US$) 679.000,00
Sumber: BPS Kota Medan
(Orang)
Kelompok Umur
-
7/21/2019 3 Bab III Gambaran Umum
8/17
PenyusunanZoning RegulationKawasan Perkotaan Medan Laporan Pendahuluan
PT. Ahassa Ciptanika
8
38
Berdasarkan data di atas diketahui bahwa tingkat inflasi yang dimiliki Kota Medan sebesar
6,64%, sedikit lebih besar dari pertumbuhan ekonominya sebesar 5,49%. Hal tersebut
menandakan masih rendahnya kemampuan ekonomi masyarakat dan masih diperlukannyapendongkrakan pada sector-sektor ekonomi yang dianggap berpotensi. Komoditi ekspor
dalam jumlah besar Kota Medan meliputi lemak dan minyak nabati/hewani, udang, kerang,
kayu lapis, alumunium, barang kesenian, coklat, kopi, mineral mentah dan lain-lain. Selain
melakukan kegiatan ekspor, Kota Medan pun melakukan kegiatan impor barang modal (suku
cadang / asesoris kendaraan bermotor, mesin / peralatan industri khusus, alat elektronik, dll)
serta impor barang konsumsi, (makanan ternak, beras, aluminium, sayur segar, tembakau,
dll). Negara-negara yang menjadi tujuan ekspor maupun negara impor adalah Malaysia,
Jerman, Inggris, Singapura, RRC, Belanda, Taiwan, dan Hongkong.
3.1.4
Kondisi Sosial dan Budaya
Data SUSENAS tahun 2004, memperkirakan penduduk miskin di kota medan tahun 2004
berjumlah 7,13% atau 32.804 rumah tangga atau 143.037 jiwa. Dilihat dari persebarannya,
Medan bagian Utara (Medan Deli, Medan Labuhan, Medan Marelan dan Medan Belawan)
merupakan kantong kemiskinan terbesar (37,19%) dari keseluruhan penduduk miskin
Tabel III.6Indikator Sosial Kota Medan
Keterangan Tahun 2004
Jumlah penduduk (jiwa) 2.006.142jiwa
APK
o SD / MI (%) 112,40
o SMP / MTs (%) 101,60
o SMA / MA(%) 76,05
APM
o SD / MI (%) 90,00
o SMP / MTs (%) 74,83
o SMA / MA(%) 62,45
Umur harapan hidup
o Laki-laki 69
o Perempuan 71
-
7/21/2019 3 Bab III Gambaran Umum
9/17
PenyusunanZoning RegulationKawasan Perkotaan Medan Laporan Pendahuluan
PT. Ahassa Ciptanika
9
39
Keterangan Tahun 2004
Angka kelahiran kasar 2,26
Angka kematian kasar 1,70TPAK(%) 52,92
Pengangguran
o Terbuka (%) 13,01
Penduduk Miskin (%) 7,13
Sumber: BPS Kota Medan
3.1.5 Kondisi Utilitas Kota
Sistem Prasarana Air Bersih
Sistem penyediaan air bersih di Kota Medan pada umumnya sudah terlayani oleh PDAM
Tirtanadi, dengan memanfaatkan sumber air permukaan, mata air dan sumur bor. Untuk
memenuhi kebutuhan air bersih di Kota Medan maka diproduksi air dari beberapa IPA
(Instalasi Pengolahan Air Bersih) dan air dari beberapa sumur bor antara lain dalam bentuk
tabel di bawah ini.
Tabel III.7
Data Kapasitas Produksi PDAM Tirtanadi Medan Sekitarnya
Kapasitas (l/detik)No. Instalasi/Pompa/Cabang
Sumber Air
Baku Terpasang Produksi
1 IPA Sunggal Sungai 1.750 1.808,28
2 IPA Delitua Sungai 1.400 1.409,98
3 IPA Hamparan Perak Sungai 200 111,83
4 IPA Sibolangit Mata Air 600 683,11
5 IPA TLM Sungai 500 447,74
6 IPA Limau Manis Sungai 500 441,85
7 Pompa III Jln. Hanafiah Sumur Bor 26 0
8 Pompa XII Kp. Salam Sumur Bor 15 6,34
9 Pompa Sicanang Sumur Bor 15 10,19
10 Pompa VI Jl. Sumatra Sumur Bor 25 6,52
11 BP Martubung Sumur Bor 25 23,21
12 Pompa Psr VI Padang Bulan Sumur Bor 25 24,29
13 Pompa Sei Agul Sumur Bor 25 26,47
14 Pompa Gaperta Sumur Bor 25 20,46
15 Pompa Rumah Susun Sumur Bor 30 28,02
TOTAL 5.161 5.048Sumber : PDAM Tirtanadi, Tahun 2006
-
7/21/2019 3 Bab III Gambaran Umum
10/17
PenyusunanZoning RegulationKawasan Perkotaan Medan Laporan Pendahuluan
PT. Ahassa Ciptanika
10
310
Sehingga bila produksi air dari IPA dan Pompa Sumur Bor ini dijumlahkan, maka Total
Produksi Air Bersih PDAM Tirtanadi untuk Kota Medan dan sekitarnya adalah 5.048 l/detik.
Hal yang mengenai jumlah sambungan, berdasarkan data dari PDAM Tirtanadi Medan tahun
2006, jumlah pelanggan air bersih di Kota Medan dan sekitarnya adalah seperti pada tabel
berikut.
Tabel III.8
Data Jumlah Sambungan PDAM Tirtanadiuntuk Wilayah Pelayanan Kota Medan dan Sekitarnya
No. Jenis Pelanggan Jumlah (unit)
1 Sarana Umum 2.169
2 Sarana Khusus 2.097
3 Rumah Tangga 267.828
4 Perkantoran 2.301
5 Niaga 28.377
6 Industri 412
7 Kran Umum 88
8 Cuma-cuma 54Sumber : PDAM Tirtanadi, 2006
Sedangkan bagi masyarakat yang belum terlayani PDAM, mereka menggunakan air tanah
dangkal baik berupa sumur gali maupun sumur bor, untuk memenuhi kebutuhan akan air
bersih sehari-hari.
Sistem Prasarana Drainase
Kota Medan dialiri oleh banyak sungai dan terdiri dari 4 sistem sungai yang melewatinya
yaitu :
1.
Sistem Sungai Badera Sungai Belawan
2.
Sistem Sungai Deli Babura, dengan anak sungainya :
o Sungai Sikambing, dengan anak sungainya :
Sei Selayang
Sei Putih
-
7/21/2019 3 Bab III Gambaran Umum
11/17
PenyusunanZoning RegulationKawasan Perkotaan Medan Laporan Pendahuluan
PT. Ahassa Ciptanika
11
311
o Sungai Babura, dengan anak sungainya :
Sei Siput
Sei Berkala
3. Sistem Sungai Kera, dengan anak sungainya :
o Parit Emas
o Parit Martondi
4. Sistem Sungai Percut dan Sei Tuan, dengan anak sungainya :
o Sungai Buncong
o Sungai Pelangkah
o Sei Percut Denai
Sedangkan saluran drainase yang mendukung drainase primer yaitu drainase sekunder dan
tersier sudah ada, baik yang lama maupun yang dibangun selama MUDP I dan MUDP II. Dan
kondisi saluran tersebut bervariasi, khusus untuk saluran yang menyebabkan banjir,
kondisinya adalah sebagai berikut :
Terjadinya penyempitan dimensi saluran karena sedimentasilumpur dan sampah
Air hujan yang ada tidak memiliki ruang untuk dapat meresap ke tanah terlebih dulu
karena semakin banyak lahan terbangun
Sempadan saluran dan sungai yang tertutup bangunan liar
Sehingga akibat permasalahan di atas Kota Medan sering sekali terkena banjir, dimana
terdapat beberapa titik lokasi genangan dan banjir di Kota Medan seperti terlihat pada
Peta Genangan Kota Medan berikut.
Sistem Prasarana Air Limbah
(i) Sistem Penanganan Air Limbah Domestik
A.
Sistem Penyaluran Air Bekas Mandi dan Cuci (Grey Water)Sistem Penyaluran Air Bekas Mandi dan Cuci di beberapa perumahan di Kota Medan
sudah dialirkan melalui sistem perpipaan ((off site) yang terus dialirkan ke IPAL
Domestik yang berlokasi di daerah Pulau Brayan Bengkel. Dan perumahan yang belum
terlayani sistem perpipaan, air bekas mandi dan cucinya dialirkan tercampur dengan air
hujan di saluran drainase.
-
7/21/2019 3 Bab III Gambaran Umum
12/17
PenyusunanZoning RegulationKawasan Perkotaan Medan Laporan Pendahuluan
PT. Ahassa Ciptanika
12
312
B. Sistem Penanganan Air Bekas Kakus dan Tinja (Black Water)
- Sistem On Site (Setempat)
Pada beberapa lokasi di Kota Medan yang belum terlayani sistem perpipaan (off site)maka Sistem Penanganan Air Bekas Kakus (Tinja) adalah secara On Site yaitu : Cubluk
dan Septic Tank. Sistem Septic Tankjauh lebih baik daripada Cubluk, karena diberi lapisan
kedap (lining) di dasar tangki sehingga menghindari terjadinya pencemaran air tanah
dibawahnya.
- Sistem Off Site (Terpusat)
Sedangkan lokasi perumahan yang sudah terlayani sistem off sitemaka buangan kakus
(tinja) dialirkan melalui perpipaan yang selanjutnya dialirkan menuju IPAL Domestik yang
berlokasi di Pulau Brayan Bengkel, yang biasa disebut IPAL Cemara.
(ii)Sistem Penanganan Air Limbah Industri
Sistem penyaluran air limbah industri yang ada di Kota Medan, baik yang ada di Kawasan
Industri Medan (KIM) maupun yang diluar itu diharuskan melalui proses pengolahan di IPAL
(Instalasi Pengolahan Air Limbah Industri) sebelum dialirkan ke badan air penerima/sungai
terdekat.
Sistem Prasarana Persampahan
Sistem pelayanan persampahan di Kota Medan terdiri dari 3 tindak yaitu :
1.
Untuk wilayah inti kota dilayani 100% dengan sistem door to doordengan menggunakan
compactor
2. Untuk wilayah luar inti kota dengan sistem door to door melalui sarana pemindahan
transfer depo
3. Untuk wilayah pinggir kota dengan sistem komunal melalui sarana container
Bagi masyarakat Kota Medan yang belum terlayani Dinas Kebersihan, mereka menangani
sampahnya dengan cara membuat lubang-lubang penampungan kemudian menimbun dan
membakar sampah dalam lubang tersebut. Sedangkan sebagian lain membuang sampahnya
ke sembarang tempat dengan tidak beraturan. Dari tinjauan di lapangan masih ditemukan
beberapa titik tumpukan sampah di tempat yang tidak seharusnya, seperti : di selokan dan di
street inlet (sehingga menutupi jalan masuk air yang menggenang di jalanan).
-
7/21/2019 3 Bab III Gambaran Umum
13/17
PenyusunanZoning RegulationKawasan Perkotaan Medan Laporan Pendahuluan
PT. Ahassa Ciptanika
13
313
3.1.6 Kondisi Pembiayaan Pembangunan
Untuk mendukung penyelenggaraan kewenangan, peran, fungsi, dan tanggung jawabnya.
Pemerintah Kota Medan memiliki beberapa sumber pendapatan pokok, yaitu :
(1) Pendapatan Asli Daerah (PAD),
(2) Dana Perimbangan,
(3) Pinjaman Daerah,
(4) Lain- lain penerimaan yang sah.
Sebagai daerah yang perkembangan ekonominya sangat didominasi sektor sekunder dan
tertier, sumber pendapatan asli daerah sebagian besar diperoleh dari hasil pajak dan
retribusi daerah. Bagi Pemerintah Kota Medan, pungutan pajak lebih didefinisikan sebagai
cara memberikan kesejahteraan umum (redistribusi pendapatan) dari pada sekedar
budgeter.
Walaupun ada kecenderungan peningkatan volume dalam PAD, namun diakui 70% sumber
penerimaan Kota Medan di sektor publik masih berasal dari alokasi pusat (dana perimbangan
/ dana alokasi umum). Hal yang menggembirakan dalam hal pembiayaan pembangunan kota
adalah, jika sebelumnya sebagian besar program pembangunan yang disediakan oleh
pemerintah pusat dialokasikan dalam bentuk dana Inpres (regional) maupun dana DIP
(sektoral), maka saat ini sebagian besar sudah dalam bentuk bantuan spesifik (specific blok
grant), dan blok grant yang lansung diterima dan dikelola oleh daerah.
Tabel III.9
Realisasi APBD Pemerintah Kota MedanTahun 2000-2005
Tahun Realisasi
2000 204.336.107.826,67
2001 568.639.837.266,58
2002 722.197.831.000,00
2003 1.079.834.024.000,00
2004 1.123.865.492.000,00
2005 1.228.649.091.079,96
Sumber: BPS Kota Medan
-
7/21/2019 3 Bab III Gambaran Umum
14/17
PenyusunanZoning RegulationKawasan Perkotaan Medan Laporan Pendahuluan
PT. Ahassa Ciptanika
14
314
3.2 POTENSI DAN PERMASALAHAN
3.2.1 Potensi Kota Medan
Beberapa potensi yang dimiliki Kota Medan adalah sebagai berikut:
1.
Lengkapnya fasilitas kesehatan, pendidikan maupun olahraga seperti adanya Rumah Sakit
Umum Adam Malik dengan Type Kelas A (Rumah Sakit Umum Pusat), Rumah Sakit Jiwa,
perguruan-perguruan tinggi yang sudah dikenal secara Nasional seperti USU, IAIN, dan
Dharma Agung serta Lapangan Sepak Bola bertaraf Internasional, yaitu Stadion Teladan.
2. Sebuah Asrama Haji yang besar dan megah dengan pelayanan hajinya setiap tahun sering
mendapat penghargaan secara Nasional.
3. Adanya beberapa jenis terminal, antara lain
Terminal Terpadu Amplas sebagai terminal keluar
masuknya mobil angkutan penumpang antar kota
dan antar propinsi ke Kota Medan, Terminal
Teladan sebagai terminal Taksi antar kota, dan
Terminal Terpadu Pinang Baris sebagai terminal
keluar masuknya mobil angkutan penumpang
antar kota dan antar propinsi ke Kota Medan.
4.
Bandara Internasional Polonia sebagaipelabuhan udara yang mampu dilandasi jenis
pesawat berbadan lebar seperti Air Bus dan
mempunyai jalur penerbangan ke berbagai
daerah/Kota secara Regional maupun
Internasional.
5.
Stasiun Kereta Api Medan yang dikenal dengan "Stasiun Besar" sebagai salah satu sarana
transportasi darat antar kota dan antar daerah dari dan ke Kota Medan dan bengkel
khusus kereta api yang dimiliki oleh PT. Kereta Api Indonesia Eksploitasi Sumatera
Utara (PT.KAI-ESU).
6.
Pelabuhan Belawan yang merupakan pelabuhan
terbuka untuk perdagangan internasional, regional,
dan nasional. Pelabuhan Belawan ini merupakan
urat nadi perekonomian Sumatera Utara
khususnya arus keluar masuk barang dan
-
7/21/2019 3 Bab III Gambaran Umum
15/17
PenyusunanZoning RegulationKawasan Perkotaan Medan Laporan Pendahuluan
PT. Ahassa Ciptanika
15
315
penumpang melalui angkutan laut, sehingga Kota Medan dikenal dengan pintu gerbang
Indonesia bagian Barat.
7.
Terminal Peti Kemas Konvensional GabionBelawan yang merupakan Pintu Gerbang ekspor
dan impor barang Indonesia bagian Barat.
8. Kawasan Industri Medan (KIM) terletak di Kelurahan Mabar Kecamatan Medan Deli
dengan luas 514 Ha merupakan salah satu kawasan industri yang menyiapkan fasilitas
investasi yang relatif lengkap. Keberadaan KIM ini dapat mendukung Kota Medan sebagai
Kota Industri dan Jasa.
9.
Prospek baik dalam jenis usaha agroindustri karena tanahnya yang subur serta lahan
kosongnya yang masih luas serta potensial bagi para investor yang bergerak dibidang
Real Estate, disamping itu juga sangat berpotensi dibidang agrobisnis dan pendidikan.
10.
Produk Unggulan dari industri-industri rumah tangga, industri menengah dan industri
besar seperti Konveksi Pakaian Jadi, Roti Bika Ambon, Syrup marquisa, Produksi Inti
Sawit, dan Makanan Ternak.
11.
Adanya Balai Pembibitan Pertanian yang terletak di Kecamatan Medan Johor.
12.
Bangunan peninggalan sejarah kejayaan Kesultanan
Deli masa dahulu, yaitu Istana Maimun yang
terletak di Kelurahan Sukaraja, Kecamatan Medan
Maimun.
13. Objek wisata yang amat langka, yaitu penangkaran
Buaya di Kelurahan Asam Kumbang, Kecamatan
Medan Sunggal.
14. Sebuah tempat rekreasi yang sedang dikembangkan,
yaitu Danau Siombak, merupakan Danau buatan yang
indah, dengan luas areal 40 Hektare. Jaraknya 15 Km
dari Pusat Kota Medan.
-
7/21/2019 3 Bab III Gambaran Umum
16/17
PenyusunanZoning RegulationKawasan Perkotaan Medan Laporan Pendahuluan
PT. Ahassa Ciptanika
16
316
3.2.2 Permasalahan di Kota Medan
Permasalahan yang terjadi di Kota Medan antara lain berupa:
1.
Banyaknya pelangggaran IMB dalam bentuk :
a.
Pembangunan tanpa IMB
b.
Pembangunan menyalahi IMB antara lain jumlah unit, jumah lantai, GSB, dan lain-lain
c.
Penggunaan bangunan tidak sesuai peruntukkan tanah.
2. Ganti rugi/pembebasan tanah mengalami kendala partisipasi masyarakat dan adanya
perbedaan yang besar antara harga pasar tanah (permintaan masyarakat) dengan harga
yang ditetapkan ataupun NJOP tanah.
3.
Kepatuhan hukum dan partisipasi pembangunan dan kontrol pembangunan oleh
masyarakat.
4.
Keterbatasan dana pemerintah untuk memenuhi kebutuhan masyarakat dan
perkembangan kota, sehingga perlu lebih dioptimalkan lagi peran swasta/investor dan
bantuan lainnya.
5. Keberadaan Bandara Polonia di dalam kota menyebabkan terbatasnya bangunan tinggi
dan belum adanya alokasi ruang yang dialokasikan untuk CBD (Central Bussines District)
6. Perkembangan penduduk yang tinggi menyebabkan tingginya tingkat pertumbuhan
kebutuhan akan fasilitas dan utilitas kota.
7. Peran Kota Medan sebagaiIbukita Sumatera Utara dan pintu gerbang Indonesia
mengakibatkan sarana dan prasarana yang tidak hanya dapat mengakomodir kebutuhan
masyarakat lokal namun lingkup regional maupun nasional. Beban peran kota tersebut
menuntut kemampuan keuangan dan investasi tinggi.
8. Bentuk fisik kota yang tidak ideal, mengecil di bagian tengah dan mempunyai beberapa
wilayah kantong yang menjorok menyebabkan permasalahan perkotaan meliputi :
a.
Penyediaan fasilitas dan utilitas perkotaan menjadi kurang efisien dan membutuhkanbiaya yang lebih mahal
b.
Pelayanan administrasi pemerintahan menjadi kurang efektif
c.
Perkembangan bagian utara relatif lambat
d. Terbatasnya panjang kawasan pantai (pesisir) mengakibatkan kegiatan yang berkaitan
dengan kelautan dan pelabuhan kurang berperan dalam perekonomian Kota Medan
9. Permasalahan banjir yang terjadi ketika hujan lebat ataupun meningginya debit air di
sejumlah sungai di kota ini akibat kiriman dari daerah lain.
-
7/21/2019 3 Bab III Gambaran Umum
17/17