didigilib.iain-palangkaraya.ac.id/2360/1/Norwili 2.pdf · 2020. 6. 4. · atau swasta aselkan...

9
Norwili, Swestanisasi Pengelolaan Sumber daya Air SWASTANISASI PENGELOLAAN SUMBER DAYA AIR Cfinjauan dari sisi hukum lslam) Tenaga Pengajar Pada Sekolah TinggiAgama lslam Negeri Palangka Raya ABSTRAK Swastanisasi pengelolaan sumber daya air ini muncul karena adanya keinginan atau desakan dari masyarakat agar pengelolaan sumber daya air ini diserahkan kepada pihak swasta saja, mengingat teriadi kasus yang cukup besar pada pihak BUMN yang selama ini mengelola air justru merasa rugi. Kerugian tersebut ternyata akibat dari pengelolaan yang korup. Padahal pemerintah tidak tinggal diam untuk memberikan suntikan dana dalam penyehatan pengelohan tersebut, tetapi BUMN masih tetap merasa rugi. Hal tersebut rnenjadi alasan dari masyarakat unhJk ,neminta agar p€ngebhan sumber daya air diserahkan kepada pihak swasta saja. Pemerintah mengalami sebuah delima dalam menyerahkan pengelolaan sumber daya air kepada pihak swasta atau swestanisasi yang berujung pada pro dan kontra. Dalam tulisan ini tidak melihat pro kontranya, tetapi rnelihatnye pada sisi hukum lslam, dalam ajaran lslam ditegaskan bahwe manusia s€bagai khalifah di muke hrmi dituntut untuk mengelola isi bumi ini yang di dalamnya termasuk air dengan sebaik-baiknya untuk kemaslahatan bersama, karena eir merupakan kebutuhan hajat hidup orang banyak. Dengan demikian siapapun yang mengelola ak ini apakah pemerintah atau swasta aselkan dikelola dengan baik demi kemashhatan umum, karena dalam kaidah ushul fiqh kemaslahatan umum lebih didahulukan daripada kemaslahatan kelompok atau pribadi. PENDAHULUAN lslam mengajarkan bahwe manusia sebagai bagian dari makhluk hidup diberikan amanah dan tanggungjawab sebagai khalifah (wakil) Allah di permukaan bumi (Q.S. Al-Baqarah :30). Hal ini berarti bahwa manusia antara lain dituntut tanggungjawabnya untuk senantiasa mengelola lingkungan hidup atau sumber daya alam dengan benar yang meliputi tanah, air dan udara, sehingga sumber daya tersebut dapat dimanfaatkan secarar maksimal untuk keberlangsungan dan kesejahteraan hidup manusia dan makhluk hkiup lainnya. Dalam rangka memperoleh dan meningkatkan kesejahteraan hidup, pemerintah mengembangkan teknologi sebagai penerapan dari ilmu pengetahuan seperti pengelolaan Sumber Oaya Air melalui Perusahaan Daerah Air Minum (PDAM). Namun di sisi lain justru pemanfaatan ,iasa teknologi ini dapat menimbulkan permasalahan disebabkan adanya kepentingan dari pihak tertentu untuk mengambil keuntungan yang lebih besar, sehingga masyarakat yang lebih banyak membutuhkan jasa tersebut merasa dirugikan. Hal ini tidak sesuai dengan amanat Undang-undang Oasar 1945 pasal 33 ayat 3 menyatakan bahwa 'Bumi dan air dan kekayaan alam yang terkandung di dalamnya dikuasai oleh negara dan dipergunakan untuk sebesar-besamya bagi kemakmuran rakyat secara adil'. Untuk mewujudkan harapan di atas, pemerinteh melalui BUMN mengatur pengelolaan sumber daya air, karena mengingat bahwa air adalah merupakan kebutuhan pokok semua makhluk hidup yang menyangkut kepentingan hajat hidup orang banyak, sehingga dikuasai oleh negara. Namun di sisi lain ada pula yang 104 NORwlLI

Transcript of didigilib.iain-palangkaraya.ac.id/2360/1/Norwili 2.pdf · 2020. 6. 4. · atau swasta aselkan...

Page 1: didigilib.iain-palangkaraya.ac.id/2360/1/Norwili 2.pdf · 2020. 6. 4. · atau swasta aselkan dikelola dengan baik demi kemashhatan umum, karena dalam kaidah ushul fiqh kemaslahatan

Norwili, Swestanisasi Pengelolaan Sumber daya Air

SWASTANISASI PENGELOLAAN SUMBER DAYA AIRCfinjauan dari sisi hukum lslam)

Tenaga Pengajar Pada Sekolah TinggiAgama lslam Negeri Palangka Raya

ABSTRAK

Swastanisasi pengelolaan sumber daya air ini muncul karena adanya keinginan atau desakan darimasyarakat agar pengelolaan sumber daya air ini diserahkan kepada pihak swasta saja, mengingat teriadikasus yang cukup besar pada pihak BUMN yang selama ini mengelola air justru merasa rugi. Kerugiantersebut ternyata akibat dari pengelolaan yang korup. Padahal pemerintah tidak tinggal diam untukmemberikan suntikan dana dalam penyehatan pengelohan tersebut, tetapi BUMN masih tetap merasa rugi.Hal tersebut rnenjadi alasan dari masyarakat unhJk ,neminta agar p€ngebhan sumber daya air diserahkankepada pihak swasta saja.

Pemerintah mengalami sebuah delima dalam menyerahkan pengelolaan sumber daya air kepadapihak swasta atau swestanisasi yang berujung pada pro dan kontra.

Dalam tulisan ini tidak melihat pro kontranya, tetapi rnelihatnye pada sisi hukum lslam, dalam ajaranlslam ditegaskan bahwe manusia s€bagai khalifah di muke hrmi dituntut untuk mengelola isi bumi ini yangdi dalamnya termasuk air dengan sebaik-baiknya untuk kemaslahatan bersama, karena eir merupakankebutuhan hajat hidup orang banyak. Dengan demikian siapapun yang mengelola ak ini apakah pemerintahatau swasta aselkan dikelola dengan baik demi kemashhatan umum, karena dalam kaidah ushul fiqhkemaslahatan umum lebih didahulukan daripada kemaslahatan kelompok atau pribadi.

PENDAHULUAN

lslam mengajarkan bahwe manusia

sebagai bagian dari makhluk hidup diberikan

amanah dan tanggungjawab sebagai khalifah

(wakil) Allah di permukaan bumi (Q.S. Al-Baqarah

:30). Hal ini berarti bahwa manusia antara lain

dituntut tanggungjawabnya untuk senantiasa

mengelola lingkungan hidup atau sumber daya

alam dengan benar yang meliputi tanah, air dan

udara, sehingga sumber daya tersebut dapat

dimanfaatkan secarar maksimal untuk

keberlangsungan dan kesejahteraan hidup

manusia dan makhluk hkiup lainnya.

Dalam rangka memperoleh dan

meningkatkan kesejahteraan hidup, pemerintah

mengembangkan teknologi sebagai penerapan

dari ilmu pengetahuan seperti pengelolaan

Sumber Oaya Air melalui Perusahaan Daerah Air

Minum (PDAM). Namun di sisi lain justru

pemanfaatan ,iasa teknologi ini dapat

menimbulkan permasalahan disebabkan adanya

kepentingan dari pihak tertentu untuk mengambil

keuntungan yang lebih besar, sehingga

masyarakat yang lebih banyak membutuhkan jasa

tersebut merasa dirugikan. Hal ini tidak sesuai

dengan amanat Undang-undang Oasar 1945

pasal 33 ayat 3 menyatakan bahwa 'Bumi dan air

dan kekayaan alam yang terkandung di dalamnya

dikuasai oleh negara dan dipergunakan untuk

sebesar-besamya bagi kemakmuran rakyat

secara adil'.

Untuk mewujudkan harapan di atas,

pemerinteh melalui BUMN mengatur pengelolaan

sumber daya air, karena mengingat bahwa air

adalah merupakan kebutuhan pokok semua

makhluk hidup yang menyangkut kepentingan

hajat hidup orang banyak, sehingga dikuasai oleh

negara. Namun di sisi lain ada pula yang

104

NORwlLI

Page 2: didigilib.iain-palangkaraya.ac.id/2360/1/Norwili 2.pdf · 2020. 6. 4. · atau swasta aselkan dikelola dengan baik demi kemashhatan umum, karena dalam kaidah ushul fiqh kemaslahatan

Anterior Jumal, Edisi Khusus, Maret 2010, Hal 'l04 * '110

memanfaatkan kesempatan pengelolaannya

jusuu hanya memperkaya diri untuk kepentingan

pribadi atau kelompok daripada kepentingan

umum seperti kesempatan mehkukan Kolusi

l'iorupai dan Nepotisme (KKN) yang

menyebabkan negara menjadi bangkrut

Dengan melihat alasan di atas serta

dengan semakin pesatnya perkembangan

perekonomian dan dunia usaha, maka

pengelolaan sumbr daya air diatur dalam

UndangFundang Republik lndonGia nomor 7

tahun 20(X s€begaimana terdapat pada pesal 40

ayat 3 dan 4 berbunyi :

1. Badan Usaha Milik Negara dan /atau Badan

Usaha Milik Daerah merupakan

penyalenggara pengembangan sisEm

ponyBdiaaen air minum.

2. f.operasi Badan Usaha Swasta, dan

masyarakat dapat berperanserta dalam

p€nyelenggaraan pengembangan sistem

penyediaan air minum.

Dari undang-undang Republik Indonesia nomor 7

tahun 20(X di atas, mengisyaratkan bahwa

nampaknya pihak pem€rintah menginginkan

dalam pengelolaan sumber daya air perlu

melibatkan seluas-luasnya peran masyarakat dan

dunia usaha, baik Koperasi, Badan Usaha Milik

Negara, Badan usaha milik Daerah maupun

badan usaha swasta atau yang dikenal dengan

srruasta nisasi.

Swestan isasi pengelohan sumber daya

air dimaksudkan oleh pemerintah adalah untuk

mengurangi peran atau pengendalian oleh

negara, disamping itu pula untuk meningkatkan

peEn persero dalam upaya meningkatkan

kesejahteraan rakyat serta untuk menunjang

stabilitas perekonomian nasional,

Dengan demikian nampaknya keinginan

pemerintah untuk mensurastanisasikan dalam

pengelolaan sumber daya air terdapat pro konta,

namun akhimya tanggal 19 pebruari 2004

disahkan menjadi Undang-t ndang, sehingga

pengelolaan sumber deya air yang selama ini

dilakukan oleh pemerintah menurut undang-

undang tersebut hendaknya dilakukan privausasi,

dengan alasan bahwa di negara yang sedang

be*embang, air dan listrik biasanya dikelola oleh

pemedntah yang dhnggap korup dan brjadi

inefuiensi. Oleh ker€na itu pengoldaan air

sebaiknya dberahkan ke pihak swasta.

Ted€pas dari prc konba bntangpengelolaan sumber daya air, rnaka agama l3lam

mernandang bahwa p€milikan Erhadap harta

kekayaan (ak) tatap berada pada Tuhan, manusia

hanya dberahi unhrk mengurus dengan sobaik-

baiknya sebagaimana terdapat pada Surat al-

Hadid ayat 7 yang artinya :

". berimanlah kamu kepada Allah dan Rasul-.Nyadan nafi<ahkanlah sebagian dari hartamu yangAllah telah menjadikan kamumenguasainya[ 14561. Maka orang-orang ].angberiman di antara kamu dan menall€hkan(sebagian) dari hartanya memperoleh pahahyang besaa.

Ayat Ersebut menunjukkan adanya

polknpahan stau mendat bntang p€nguruaen,

pengatlran harta oleh Alhh kepada manusia,

termasuk di dahm cara membelanjakannya

s€cara baik untuk kepentingan manusia itu

sendiri. B€gitu puh halnya dalam pengelolaan

sumber daya air apakah dikelola oleh pemerintah

atau swasta, asalkan pengelolaannya tidak

memberatkan serta merugikan masyarakat

banyak.

Sw$tanb l Pongelolaan Sumber Day. Alr

105

Page 3: didigilib.iain-palangkaraya.ac.id/2360/1/Norwili 2.pdf · 2020. 6. 4. · atau swasta aselkan dikelola dengan baik demi kemashhatan umum, karena dalam kaidah ushul fiqh kemaslahatan

Norwili, Swastanisasi Pengelohan Sumber daya Air

Dalam Kamus Besar Bahesa lndonesia

dijelaskan bahwa swastanisesi adalah upaya

mengikutsertakan pihak siwasE (non p€merintah)

dalam pengoperasian BUMN disebabkan adanya

Gsisi ekonomi, sehingga mendomng pemerintah

untuk mengambil kebUaksanaan.

Sedangkan menurut lndaryanto,

Swastanisasi adalah keriasama antara pihak

pemerintah dan swasta dahm pengelohan

prasaEna disebabkan karena pemerintah

menyadari atas ketebatasan dana untuk

pembangunan prasarana tersebut

Oari kedua pengertian teBebut dapat

diambil kesimpulan bahwa yang dimakud

swastanisasi adalah kerjesama atau dilibatkannya

pihak surasta dalam mengelola BUMN seperti

halnya pengelolaan sumber daya air hendaknya

dis€rahkan kepada pihak $vasta. Hal Ersebut

dilakukan karena adanya berbagai fakbr seperti

terjadinya kdsis ekonomi dan merajalela KKN di

kalangan BUMN, sehingga pemerintah

mengambil kebijakan dengan mengeluartan

Undang-undang pengelolaannya.

Dengan demikian, setelah dilakukannya

swastanisasi diharapkan akan terjadi perubahan

atas budaya perusahaan sebagai akibat dari

masuknya pemegang saham baru baik melalui

penawaran umum (go pobl,c) ataupun mehlui

penyertaan langsung (ctercct placf,ment) .

Disamping juga memberikan kepada pihak $rasta

untuk melakukan pengelolaan air agar dapat

terfiindar dari Undakan-tindakan

pengeksploitasian di luar asas tata kelola

perusahaan yang baik, serta memperhatikan

manf;aat bagi rakyat atau kepentingan umum.

Menunrt pandangan egama lshm,

gambaran teIsebut dalam istihh fiqh dinamakan

dengan al-manfaah al-.'ammah yEkni:

"Segala sesuatu yang manfaahya kembalikepada seluruh manusia/rakyat atau kepadasebagian mereka tanpa dibatasi individu-individunye.

106

Oari istilah fiqh di atas, maka dapat

dipahami bahwa salah satu keperluan semua

manusia adalah air. Air merupakan kebufuhan

pokok bagi kepentingan bersama harus dijaga

dan dikelola agar tidak tedadi penguasaan bagi

kepentingan individu. Oleh sebab itihhdilakukannya swastan isasi pengeblaan sumber

daya air yang dapat dianggap memberikan

pelayanan yang lebih baik untuk kepentingan

masyarakat umum. Sebab selama ini sudah

menjadi rahasia umum, BUMN menjadi 'sarang

penyamun' meski penyamunnya tidak bisa

ditemukan. Hal ini bisa dilihat dari kenyataan,

banyak BUMN terus merugi , tetapi orang

berebutan untuk bisa menjadi direksi. Direksi

BUMN tertentu dengan berbagai f,asilitas,

penghasilan, bahkan bisa jauh lebih besar dari

seorang manajer di p€rusahaan srasta dengan

posisi setara. Perusahaannya boleh merugi, tetapi

direksinya gemuk{emuk.

Keterkaitan antara dalil nash dan qaidah{aidah

fighiyah

Secara tekstual qaidah{aidah fiqhiyah

merupakan hasil ciptaan dan hasil produk ijtihad

para ulama fiqh/ushul. Jadi bukan merupakan

nash, hadiE maupun ayat-ayat al{u/an. Akan

tetapi bukan berarti bahwa kalau kita menetapkan

suatu hukum atau memecahkan masalah seperti

masalah swastanisasi pengelolaan sumber daya

air dengan menggunakan dari qaidah fiqhiyah itu

Page 4: didigilib.iain-palangkaraya.ac.id/2360/1/Norwili 2.pdf · 2020. 6. 4. · atau swasta aselkan dikelola dengan baik demi kemashhatan umum, karena dalam kaidah ushul fiqh kemaslahatan

Anteior Jumal Edisi Khusus, Maret 2010, Hal l(x - 110

kita telah meninggalkan al-Quian dan Hadits, tapi

hakikatnya secara prinsif kita tetap mempedomani

nash al-Qu/an dan Hadits. Sebab pada dasamya

qaidah-qaidah fiqhiyah yang diciptakan oleh para

ulama itu merupakan prcduk iitihad. Jadi justru

manifestasi dan intisari dari nash al.Ou/an dan

Hadits itu sendiri, seperti qaidah di bas/'ah ini :

" Kemaslahatran umum harus didahulukan atas

keselamatan khusus'

Dalam qaidah lain pula disebutkan :

"Kebijaksenaan/Tindakan pemerintah terhadap

rakyatnya harus didasarkan atas kamaslahatan'

Qaideh{aidah di atas, jika dikaiu(an dengan dalil

al-Qulan, maka dapat dijumpai dalam surat Asy

Syu'ara ayat '183 yeng berbunyi :

'Yaitu hari yang s€o.a,ng kadb tidak dapatmemhd manfaat kapada kadbnya &dikwun,dan marcka tklak akan mondapat pottolo/,gan'' Perintah (bukan dari pemilik) untuk mengelola

harta (milik) orang lain adalah batal '' seseorang tidak dibenarkan mengelola harta

orang lain tanpa izin dari pemiliknya "

Artinya : " Dan janganlah merugikan manusia

pada hak-haknya dan janganlah kamu merajalela

di muka bumi dengan membuat kerusakan'

Berdasarkan qaidah{aidah dan firman

Allah di atas, dapat dipahami bahwa kepentingan

umum lebih didahulukan daripada kepentlngan

pribadi atau kelompok, begitu pula dalam

pengelolaan sumber daya air, karena air berfirngsi

memenuhi hajat hidup orang banyak, maka tentu

saja pengelolaanya diserahkan melalui

mekanisme tertentu, misalnya negara atau

Iembaga yang disahkan negara seperti BUMN.

Namun BUMN sekarang ini didera dengan banyak

masalah besar. Sebagaimana dikatakan, bahwa

BUMN yang merugi sering diselamatkan oleh

pemerintah dengan kucuran dana sangat besar

agar bisa tetap berialan dan tidak bangkrut, maka

melihat kondisi tersebutpemerintah memberikan

kesempatan kepada pihak swasta untuk

melibatkan pengelolaan sumber daya air demi

kemaslahatan rakyatnya, selama kebUakan

tersebut tetap bertujuan momberi kemaslahatan

manusia. Kemaslahatan yang ditempuh oleh

pihak p€merintah harus mempertimbangkan

kemaslahatan yang lebih universal mencakup

totalitas masyarakat, tidak mementingkan

kemaslehatan golongan atau individu.

Untrk mevvujudkan harapan tersebut

harus ada payung hukum sebagai dasar

pelaksanaannya, Oleh karena itu pihak

pemerintah mengeluarkan Undang-undang

Repulblik lndonesia nomor 7 tahun 20(X tentang

Sumber Daya Air dengan pertimbangan sebagai

berikut :

1. Bahwa Sumber daya air merupakan karunia

Tuhan Yang Maha Esa yang memberikan

manfaat untuk mewujudkan kesejahteraan

bagi seluruh rakyat lndonesia dalam segala

bidang;

2. Bahwa dalam menghadapi

ketidakseimbangan antara keters€diaan air

yang eenderung menurun dan kebutuhan airyang semakin meningkat, sumber daya air

wajib dikelola dengan memperhatikan fungsi

sosial, lingkungan hidup dan ekonomi secara

selaras;

3. Bahwa pengelolaan sumber daya air perlu

diarahkan untuk mewujudkan sinergi dan

keterpaduan yang harmonis antarwilayah,

antar sektor, antara generasi

4. Bahwa sejalan dengan semangat

demokratisesi, desentralisasi, dan

keterbukaan dalam tatanan kehidupan

107

Page 5: didigilib.iain-palangkaraya.ac.id/2360/1/Norwili 2.pdf · 2020. 6. 4. · atau swasta aselkan dikelola dengan baik demi kemashhatan umum, karena dalam kaidah ushul fiqh kemaslahatan

Norwili, Swastanisasi Pengelolaan Sumber daya Air

bermasyarakat, berbangsa dan bernegara,

masyarakat diberi peran dalam pengelolaan

sumber daya air

5. Bah'rva Undang-undang nomor 11 tahun 1974

tentang pengairan sudah tidak sesuai

dengan tuntutan perkembangan keadaan,

dan perubahan dalam kehidupan masyarakat

sehingga perlu diganti dengan undang-

undang yang baru.

Dengan berpedoman kepada beberapa

pertimbangan tersebut dapat diambil

pemahaman bahwa perlunya dilakukan penataan

pengelolaan sumber daya air yang mampu

menciptakan iklim usaha yang kondusif sehingga

tercapai efiesiensi dan pelayanan yang optimal

melalui swestanisasi. Namun perlu diingat bahwa

swestanisasi bukan berarti semata-mata

dimaknai sebagai penjualan p€rusahaan,

melainkan menjadi alat dan cera pembenahan

BUMN untuk mencapai beberapa sasaran

sekaligus termasuk di dalamnya adalah

peningkatan kinerja dan nilai tambah perusahaan,

prbaikan struktur keuangan dan manajemen.

Pentingnya penataan ini karena usahanya

berkaitan dengan kepentingan umum sehingga

pengelolaan sumber daya air tersebut perlu terus

diatur dan disehatkan melalui cara melibatkan

kepada pihak swasta.

Sedangkan menurut pandangan lslam,

kebijakan pemerintah untuk melakukan

swastanisasi pengelolaan sumber daya air

tersebut yang juga telah dikemukakan beberapa

alasan dan pertimbangan, asalkan untuk

kepentingan dan kemaslahatan umum atau

masyarakat memang tidak ada ketentuannya

dalam dalil syara', namun dalam hal ini

disandarkan pada maslahah mursalah yaitu

merupakan selah satu cara dalam menetapkan

hukum bagi masalah-masalah yang ketetapan

hukumnya tidak disebutkan di dalam nas. Oleh

karena itu manusia wajib mengikuti terhadap

kebijaken kebijakan tersebut, hal ini diperkuat

dengan firman Allah dalam alQu/an surat An

Nisa ayat 59 yang artinya :

"Hai orang1nng yang beriman taatilah Alldh dan

taatilah Rasul serta para pemimpin kamu.

Kemudian jika kamu bedainan pendaryt tentang

sesuatu, maka kembalikanlah id kepada A ah dan

Rasul (alqunn dan sannahnya), jika kamu benar-

benar boiman kepada Allah dan hai kemudian.

Yang demikian itu lebih utama (baginu) dan lebih

baik akibatnya".

Hal ini berarti kitra wajib mengikuti

kebijakan pemerintah dalam urusan keduniaan

sepErti pengelolaan sumber daya air dan bahkan

agama lslam menganjurkennya selama tidak

bertentangan dengan Kitabullah dan Sunnah

Rasul. Di semping itu pula Rasullah SAW telah

memberi izin kepada umat lslam dalam soal

keduniaan kita boleh mengerjakan apa yang baik

menurut faham kita. Beliau bersabda.

Artinya : ' Kamu lebih tahu (dari saya) tentang

urusan duniamu' (HR.Muslim).

Adapun maslahah mursalah yang

dapat dijadikan dasar dalam menetapkan hukum

ialah maslahah yang memenuhi syaErt-syarat

sebagai berikut : (1) maslahah itu bersifat riil

(haqiqa), bukan bersifat dugaan. (2) maslahah itu

bersifat umum yakni bermanfaat untuk orang

banyak, bukan kepentingan perorangan dan (3)

maslahah itu tidak bertentangan dengan nas dan

ijma'.

Dengan demikian peEoalan mengenai

swastanisasi pengelolaan sumber daya air

108

Page 6: didigilib.iain-palangkaraya.ac.id/2360/1/Norwili 2.pdf · 2020. 6. 4. · atau swasta aselkan dikelola dengan baik demi kemashhatan umum, karena dalam kaidah ushul fiqh kemaslahatan

Anterior Jumal, Edisi Khusus, Maret 2010, Hal 104 - 110

teEebut tidak ada diatur dalam aLQufan dan

hadits, sehingga perlu membuat ketatapan hukum

bagi kasus tersebut yang didasarkan pada

maslahah mursalah melalui praKik ijtihad, karena

metode ini memberi kesempatan yang luas

dalam rangka pengembangan hukum lslam

dibidang muamalah kemasyarakatan karena nas-

nas yang menyangkut bidang muamalah pada

umumnya hanya bersifat global, sementara

kehidupan manusia s6lalu berubah.

Sebagaimana yang telah dipaparkan di

muka, bahwa Undang-undang Pengelolaan

Sumber Daya Air ini terdapat pro kontra, namun

tetap disehkan juga dengan berbagai ehsan yang

telah dikemukakan. Adapun b€berapa alasan dari

pihak+ihak yang kontra terhadap Undang-undang

SDA tersebut ujung-ujungnya akan

menyengsarakan rakyat, karena air akan menjadi

mehal dan sulit dijangkau oleh rakyat miskin. Hal

ini dikarenakan privatisasi ditandai dengan

menguatnya peran swasta yang berorientasi

pada keuntungan. Seharusnya tugas dan peran

negara menyediakan kebutuhan vital bagi

wargenya.

Berkaitan dengan hal di atas, lslam tehh

mengklasifikasi hak milik menjadi tiga macam,

yaitu (1) milak indivilu (private property), (2) milik

umum (collective property) den (3) milik negara

(state property). Kalau milik individu dapat

dimanfaatkan dan dikuasai oleh setiap o€ng yang

memilikinya sesuai dengan keinginannya, milik

umum dapat dimanfaatkan oleh setiap

masyarakat, namun tidak boleh dikuasai dan

dimanfaatkan sesuai dengan keinginannya,

apalagi sampai merugikan kepentingan bersama.

Demikian pula tidak ada seoEngpun Yang berhak

untuk menghalangi orang lain untuk

memanfaatkannya, asalkan pemanfaatannya

tidak merugikan pihak lain dan kepentingan

bersama. Adapun milik negaE sebagaimana

halnya juga milik umum dapat dimanfaatkan oleh

s€tiap anggota masyarakat yang

memerlukannya, tetrapi tidak boleh dikuasainya,

dan seweKu-wakh, bisa diambil oleh negara,

kalau negara memerlukannya, milik umum negara

tidak boleh menjualnya, meskipun negara

memerlukannya.

Dengan berpedoman kepada pendapat di

atas, nampaknya lslam juga melarang untuk

melakukan pengelolaan sumber daya air, karena

air adalah milik umum yang sangat dibutuhkan

oleh s€luruh masyarakat Oleh karena itu tidak

perlu dihkukan srastanisasi, namun perlu ditata

kembali tentang sistem pengelolean dan

pengawasannyanya dengan baik agar jangan

sampai terjedi tindakan yang dapat merugikan

masyarakat umum.

PENUTUP

Meskipun terjadi kontroversi, pemerintah

telah menetapkan Undang-undang Sumber Daya

Air yang pada tenggal 19 Februari 2Oo4. yang

salah satunya berisi tentang swastanisasi

pengelolaan air. Hal ini dimaksudkan agar

menghindari terjadinya pengelolaan kepada

pemerintah yang korup. Namun disisi lain

dikatakan, jika diswastakan harga air akan

menjadi mahal, dan tkiak dapat dibeli oleh pihak

miskin. Mengingat air adalah kebutuhan hidup

orang banyak.

Ditinjau dari sudut pandang kaidah ushul

fiqh, tidak ada keharusan dari pamerintah untuk

melakukan swastanisasi pengelolaan sumber

daya air yang bertujuan mementingkan

kemaslahatan masyaEkat umum di atas

109

Page 7: didigilib.iain-palangkaraya.ac.id/2360/1/Norwili 2.pdf · 2020. 6. 4. · atau swasta aselkan dikelola dengan baik demi kemashhatan umum, karena dalam kaidah ushul fiqh kemaslahatan

Norwili, Swastanisasi Pengelolaan Sumber daya Air

kepentingan pribadi. Namun menurut hemat

penulis pengelolaan sumber daya air tidak perlu

diswastakan hanya saja yang sangat penting

adalah upaya pemerintah secara serius menata

sistem dalam pengelolaan sumber daya air

tersebut agar jangan sampai tedadi

penyalahgunaan ataupun penyelewengan yang

dapat merugikan semua pihak baik pemerintah

maupun clkyal

DAFTAR PUSTAKA

Athailhh, Laporan Penelitian,Persepsimasyarakat muslim kota Banjarmasinterhadap pengelolaan sungai. lAlN, PuslitBanjarmasin, 2003

Departemen Agama, Rl, AbQunn danterienahnya, CV. Toha Puha Semarang,1989

Depdikbud, Kamus Besar Bahasa lndonesia,Balai Pustaka, Jakarta, 1990

Ensiklopedi lslam, Jilid 3, PT. lchtiar Baru VanHoeve, Jakarta, 2000

Hari Wko lndaryanto, htF,wvw.com

Majelis Ulama lndonesia, Fatwa Munas yrr, No. 8.2005

M. Tholchah Hasan, Dinamika KehidupanRer,g,us, Listatariska Putera, Jakarta,2004

Muchlis Usman, Kaidah-Kaidah Ushuliyah danFiqhiyah, Pedoman Dasar dalam lstinbathHukum, Jaka,ta PT. Raja GrafiNo, 2002

Muhammad Fasebani, http.www. interaffiif. Com

Siradjuddin Abbas, 40 Masalah agama, Jilid ll,Cetakan ke lima belas

TAP MPR Rl, Sekjen MPR Rl, 2005

Undang-undang Rl, Nomor 7. Tentang SumberDaya Air, Harvarindo, 2004,

Undang-Undang Rl, No. 19, Tentang BUMN,2003

Undang-Undang Rl, No. 19, 2003Undang-Undang Rl, No. 7, 2004,

ll0

Page 8: didigilib.iain-palangkaraya.ac.id/2360/1/Norwili 2.pdf · 2020. 6. 4. · atau swasta aselkan dikelola dengan baik demi kemashhatan umum, karena dalam kaidah ushul fiqh kemaslahatan

[Iilad Madiyawati. Hendra Toni& RasidiPenyang

Rajudinnor

Fahruddin Arflanto

Riky Djauhari

lda Ratnasari & Tyas Wara S

Riky Dlauhari & Uras Tantuto

Hendra Cahyadi

llmu-ilmu XehutananKomposisi Jenis Hulan Mangrove Di Kecamatan Kumai KabupatenKotawaringin Barat Kalimantan TengahTumbuhan Bernilai Konservasr Tinggi Di Kapuas Hulu Di KalimantanTengahStudi Pendapatan l\.4asyarakat Dr Wilayah pesisir KabupatenKapuasllmu-ilmu PerikananPerbaikan Kualitas Air Gambut Mengguoakan Kapur Gamping(CaO) Untuk Pemeliharaan lkan Mas (Cypnaus carpio L) yang biuiCoba Dalam Baskom PlastikPengaruh Salinilas Terhadap penurunan Bobot Tumbuh lkan patin(Pangaslus sp)Kajian Penggunaan Air Ketapa Terhadap Kuatitas permen RumputLaul (E uche u m a c alt oni)Pemanfaalan Biji Pata Pada Sistem pengangkutan tkan Nila(oreochromls sp)llmu-ilmu TeknikStrategi Pengelolaan Pemeliharaan Fasilitas Rusunawa Di KotaBaniarmasinllmu-ilmu PendidikanMedia Pembela,aran Bahasa lndonesiaPenguasaan Metodotogi Penetitian pada Mahasiswa pcSD FKlpUoiversitas Muhammadiyah palangkaraya Dengan irenggunakanPembelajaran Kooperatif Tipe TPSPenerapan Pendekatan Konstruktivisme Untuk MeningkatkanKemampuan Membaca Pemahaman Siswa Kelas V SDN 2-SambaBakumpaiEfeklivitas Penggunaan Model pembela,aran Dalam perlahamanKonsep Pecahan Untuk pembelajaran Matematika Di SekolahDasarPangaruh Modet Pembetajaran Kooperatif Tipe Gl (GroupInvestigation) Terhadap pemahaman Konsep pergeseranKeselimbangan Kimia Pada Siswa Ketas Xt SMA Negeri 4 pihandutPalangka Raya Tahun Ajaran 2OO82OO9 -Peningkatan Hasil Belajar Matematika melalui pendekatanPembelajaran Problem Based Learning (pBL)llmu-ilmu Agama lslamSwastanisasi Pengelotaan Sumberdaya Air (Tinjauan Dari SisiHukum lslam)

Albertus PurwakaBulkani

Diplan

Fatimah Setiani

Herlina Anggraini

Wahidah

Norwili

ISSN l4l2 1395

medio publikosi ilnioh

UNF/ERSITAS lrtUHA,t mADfyAH PALAN6KA RAyA

DAFTAR ISI

Edisi Khusur iiaret 2010

LEMBAGA PENELITIAN DAN PENGABDIAN PAOA MASYARAKATUNIVERSITAS MU H AMMAD'YAH PALANGKA RAYA

Page 9: didigilib.iain-palangkaraya.ac.id/2360/1/Norwili 2.pdf · 2020. 6. 4. · atau swasta aselkan dikelola dengan baik demi kemashhatan umum, karena dalam kaidah ushul fiqh kemaslahatan

.4N',l',I:RIOlt lt TRATAL

Penorbit:Lembaga Penelitian Dan Pengabdian Kepada Masyarakat

Universitas Muhammadiyah Palangka Raya

Penanggung JawabDrs H. Jairi, M.Pd

Rektor Universitas Muhammadiyah Palangka Raya

PimPinan UmumDrs. SuPardi, M.Pd

Kepala Lembaga Penelitian Dan Pengabdian Kepada MasyarakatUniversitas Muhammadiyah Palangka Raya

Oewan Redaksi & Penyunting Pelaksana:lr. Mofit SaPtono, MP (ketua)

lr. Noor Mahmudah, M.Eng (Sekretaris)Drs. Bulkani, M.Pd (Anggota)Drs. Ahmad Yasluh (Anggota)Ahmad Bestari, ST (Anggota)

Penyunting Ahli :

Prof. Dr. H Ahmadi lsa, MAProf. Dr H Ruslikan

lr. Basuki, MSilr. Setiarno. MP

Pelaksana tata U6aha :

Fahruddin Arfi anto, S.Pi

Alamat Redaksi :

Lembaga Penelitian dan Pengabdian Kepada MasyarakatUniversitas Muhammadiyah Palangka Raya

Kampus UMP Jalan R.T.A. Milono Km 1,5 Palangka Raya 73'l 1 1

Tlp, (0536)32 39844

Terbit setahun dua kali. pada bulan Juni dan Desember, berisi artikel hasil penelitian dankajian yang bersifat analisis - kritis di bidang pertanian/kehutanan/ekonomi pertanian,

perikanan, keteknikan, sosial & politik, pendidikan, ekonomi, kesehatan dan ilmu agamaislam. Penyunting menerima kiriman naskah yang belum pernah dipublikasikan dalam medialain. Persyaratan dan format naskah tercantum pada halaman belakang. Naskah yang masuk

akan dievaluasi dan disunling untuk keseragaman format, istilah dan tata cara penulisanlainnya.