2.BAB I

7
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Rumah Sakit khususnya di Unit Gawat Darurat (UGD) memiliki peran sebagai gerbang utama jalan masuknya penderita gawat darurat. Kemampuan suatu fasilitas kesehatan secara keseluruhan dalam kualitas dan kesiapan dalam perannya sebagai pusat rujukan penderita dari pra Rumah Sakit tercermin dari kemampuan unit gawat darurat. Bekerja di UGD membutuhkan kecekatan, keterampilan, dan kesiagaan setiap saat (Haryani, 2008). Permenkes No. 269/Menkes/per/III/2008 menyatakan bahwa rekam medik adalah berkas yang berisikan catatan dan dokumen tentang identitas pasien, pemeriksaan, pengobatan, tindakan dan pelayanan lain yang telah diberikan kepada pasien. Dari penjelasan tersebut jelas sekali dinyatakan bahwa rekam medik berisikan berkas catatan baik catatan medik (dokter) maupun catatan paramedik (perawat) dan atau catatan petugas kesehatan lain yang berkolaborasi melakukan upaya kesehatan yang dimaksud. Selain itu rekam medik juga berisikan dokumen yang dapat terdiri dari lembaran expertise pemeriksaan radiologi, pemeriksaan laboratorium, pemeriksaan EKG, dll.

description

SKRIPSI

Transcript of 2.BAB I

Page 1: 2.BAB I

1

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Rumah Sakit khususnya di Unit Gawat Darurat (UGD)

memiliki peran sebagai gerbang utama jalan masuknya

penderita gawat darurat. Kemampuan suatu fasilitas

kesehatan secara keseluruhan dalam kualitas dan kesiapan

dalam perannya sebagai pusat rujukan penderita dari pra

Rumah Sakit tercermin dari kemampuan unit gawat

darurat. Bekerja di UGD membutuhkan kecekatan,

keterampilan, dan kesiagaan setiap saat (Haryani, 2008).

Permenkes No. 269/Menkes/per/III/2008 menyatakan

bahwa rekam medik adalah berkas yang berisikan catatan

dan dokumen tentang identitas pasien, pemeriksaan,

pengobatan, tindakan dan pelayanan lain yang telah

diberikan kepada pasien. Dari penjelasan tersebut jelas

sekali dinyatakan bahwa rekam medik berisikan berkas

catatan baik catatan medik (dokter) maupun catatan

paramedik (perawat) dan atau catatan petugas kesehatan

lain yang berkolaborasi melakukan upaya kesehatan yang

dimaksud. Selain itu rekam medik juga berisikan dokumen

yang dapat terdiri dari lembaran expertise pemeriksaan

radiologi, pemeriksaan laboratorium, pemeriksaan EKG,

dll.

Page 2: 2.BAB I

2

Pelayanan yang diberikan makin beragam serta makin

canggih membuat beban kerja menjadi bertambah, sehingga

akhirnya mempengaruhi kualitas kerja. Kualitas kerja

yang dimaksud dalam hal ini adalah pendokumentasian

asuhan keperawatan. Untuk itu perlu dilakukan

perhitungan beban kerja, yang secara garis besar dapat

dilakukan dengan carework sampling, time and motion

study, daily log (Aditama, 2004).

Beban kerja adalah frekuensi rata-rata kegiatan

dari masing-masing pekerjaan dalam jangka waktu

tertentu. Tenaga kesehatan khususnya perawat, dimana

analisa beban kerjanya dapat dilihat dari aspek-aspek

seperti tugas-tugas yang dijalankan berdasarkan fungsi

utamanya, begitupun tugas tambahan yang dikerjakan,

jumlah pasien yang harus dirawat, kapasitas kerjanya

sesuai dengan pendidikan yang ia peroleh, waktu kerja

yang digunakan untuk mengerjakan tugasnya sesuai dengan

jam kerja yang berlangsung setiap hari, serta

kelengkapan fasilitas yang dapat membantu perawat

menyelesaikan kerjanya dengan baik (Irwandy, 2007).

Salah satu indikator dalam menghitung beban kerja

dalam bidang keperawatan adalah jumlah rasio perawat-

pasien. Tappen, et al. (2004) menyatakan bahwa belum ada

standar minimum mengenai rasio perawat-pasien karena

belum terdapatnya informasi yang adekuat untuk

mengevaluasi standar baku tersebut. Negara bagian

Page 3: 2.BAB I

3

California di Amerika Serikat telah menerima usulan

rasio perawat-pasien 1:4 dan telah mengimplikasikannnya

(Kane, et al., 2007). Permenkes No. 262/Menkes/Per/VII/

1979 yang menyatakan bahwa rasio tempat tidur perawat

untuk rumah sakit tipe A dan B adalah 2:3-4 (Wijono,

2010).

Masalah yang sering muncul dihadapi di Negara

Indonesia dalam pelaksanaan asuhan keperawatan adalah

banyak perawat yang belum melakukan pelayanan

keperawatan sesuai standar asuhan keperawatan dan

pelaksanaan asuhan keperawatan juga disertai

pendokumentasian yang lengkap (Priyantoro, 2011). Hal

ini sejalan dengan ferawati (2012) masalah yang sering

terjadi di Indonesia pada rumah sakit pemerintah maupun

swasta yaitu masih membahas tentang kelengkapan

dokumentasi keperawatan yang kurang lengkap.

Instalasi Gawat Darurat RSUD Kota Mataram dalam

menjalankan fungsinya didukung dengan ketenagaan sebagai

berikut: tenaga perawat 18 orang dengan pendidikan S1

sebanyak 12 orang, D4 sebanyak 1 orang dan D3 sebanyak 5

orang serta jumlah kunjungan IGD dari tahun ke tahun

terus meningkat (Data IGD RSUD Kota Mataram, 2015).

Berdasarkan data kunjungan selama enam bulan pada

tahun 2014-2015 mulai dari bulan Oktober sebanyak 2256

orang, bulan November sebanyak 2361 orang, bulan

Desember sebanyak 2159 orang, bulan januari sebanyak

Page 4: 2.BAB I

4

2610 orang, bulan Februari sebanyak 2449 orang, bulan

Maret sebanyak 2545 orang (Laporan pasien IGD, Rekam

Medik RSUD Kota Mataram, 2014-2015).

Hasil survey di IGD RSUD Kota Mataram dari

beberapa pendokumentasian asuhan keperawatan masih ada

dokumentasi yang tidak sesuai meliputi pengkajian 56%,

diagnosa keperawatan 57%, perencanaan keperawatan 54%,

implementasi keperawatan 55%, dan evaluasi tindakan

keperawatan 57% (Rekam medik RSUD Kota Mataram, 2014).

Berdasarkan hasil wawancara peneliti pada tanggal

20 oktober 2014 dengan perawat di IGD RSUD Kota Mataram

adanya peningkatan jumlah kunjungan pasien dan kurangnya

tenaga perawat menjadi beban kerja yang dirasakan.

Sehingga, terkadang mereka tidak melakukan

pendokumentasian secara optimal sesuai dengan standar

dokumentasi asuhan keperawatan.

Berdasarkan uraian diatas peneliti tertarik untuk

melakukan penelitian mengenai Hubungan Beban Kerja

dengan Pendokumentasian Asuhan Keperawatan di Instalasi

Gawat Darurat RSUD Kota Mataram.

B. Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang diatas, maka dapat

dirumuskan suatu masalah yaitu “Apakah Ada Hubungan

Beban Kerja dengan Pendokumentasian Asuhan Keperawatan

di Instalasi Gawat Darurat RSUD Kota Mataram ?”.

Page 5: 2.BAB I

5

C. Tujuan Penelitian

1. Tujuan Umum

Mengetahui Hubungan Beban Kerja dengan

Pendokumentasian Asuhan Keperawatan di Instalasi

Gawat Darurat RSUD Kota Mataram.

2. Tujuan Khusus

Tujuan khusus penelitian ini adalah:

a. Mengidentifikasi beban kerja perawat di Instalasi

Gawat Darurat RSUD Kota Mataram.

b. Mengidentifikasi pendokumentasian asuhan

keperawatan di Instalasi Gawat Darurat RSUD Kota

Mataram.

c. Menganalisa hubungan beban kerja dengan

pendokumentasian asuhan keperawatan di Instalasi

Gawat Darurat RSUD Kota Mataram.

D. Manfaat Penelitian

1. Bagi Peneliti

Hasil penelitian ini diharapkan dapat menambah

wawasan peneliti dalam bidang keperawatan, sehingga

dapat mengaplikasikan ilmu pengetahuan tersebut pada

masyarakat.

2. Bagi Institusi Pendidikan

Hasil penelitian ini diharapkan dapat

memberikan konstribusi bagi perkembangan Ilmu

keperawatan.

Page 6: 2.BAB I

6

3. Bagi Instalasi Gawat Darurat RSUD Kota Mataram

Hasil penelitian ini diharapkan dapat dijadikan

sebagai bahan pertimbangan pihak manajemen rumah

sakit untuk menyesuaikan beban kerja dengan kemampuan

dan keahlian perawat serta memberikan informasi

tentang pentingnya kelengkapan dokumentasi asuhan

keperawatan.

4. Bagi Peneliti lain

Hasil penelitian ini diharapakan dapat

memberikan gambaran atau informasi bagi pembaca atau

peneliti berikutnya.

E. Keaslian Penelitian

Tabel 1.1 Keaslian Penelitian

Jenis

Peneliti dan Tahun Penelitian

Ahmata

(2008)

Sugeng Mashudi

(2010)

Gustadino

(2015)

Judul Hubungan Beban

Kerja dengan

Prestasi Kerja

Perawat

Pelaksana di

Ruang Rawat

Inap Puskesmas

Kec. Sakra

Lombok Timur.

Hubungan

antara

Intervensi

dengan

Pendokumentasi

an Asuhan

Keperawtan

pada Klien di

Ruang Inap

Interna RSUD

Pamekasan.

Hubungan Beban

Kerja dengan

Pendokumentasi

an Asuhan

Keperawatan di

Instalasi

Gawat Darurat

RSUD Kota

Mataram.

Populasi Seluruh

Perawat

pelaksana di

Puskesmas

Sakra, Lepak

dan Rensing

sebanyak 30

orang

Perawat di

Ruang Inap

Interna RSUD

Pamekasan

sebanyak 16

orang

Semua perawat

pelaksana di

Instalasi

Gawat Darurat

RSUD Kota

Mataram

sebanyak 18

orang

Page 7: 2.BAB I

7

Sample Perawat

pelaksana di

Puskesmas

Sakra, Lepak

dan Rensing

sebanyak 30

orang dengan

Teknik Total

Sampling

Perawat di

Ruang Inap

Interna RSUD

Pamekasan

sebanyak 9

orang yang

didapat dengan

simple random

sampling

Perawat

pelaksana

pelaksana di

IGD RSUD Kota

Mataram

sebanyak 18

orang dengan

teknik

sampling jenuh

Variabel Variabel Independen:

Beban Kerja

Variabel Dependen:

Prestasi

Kerja

Variabel independen:

Intervensi

Variabel dependen:

pendokumentas

ian asuhan

keperawatan

Variabel independen:

beban kerja

perawat

Variabel dependen:

pendokumenta

sian asuhan

keperawatan

Rancangan

penelitian

Cross

Sectional

Cross

sectional

Cross

sectional

Analisa

data

Uji Spearman

Rank

Uji Spearman

Rank

Uji Spearman

Rank

Hasil Terdapat

Hubungan Beban

Kerja dengan

Prestasi Kerja

Perawat

Pelaksana di

Ruang Inap

Puskesmas Kec.

Sakra Lombok

Timur.

Terdapat

Hubungan

antara

Intervensi

dengan

Pendokumentasi

an Asuhan

Keperawatan

pada Klien di

Ruang Interna

RSUD

Pamekasan.

Terdapat

Hubungan Beban

Kerja dengan

Pendokumentasi

an Asuhan

Keperawatan di

IGD RSUD Kota

Mataram.