2.Abstrak Aas

1
ABSTRAK KEJADIAN AGITASI PADA ANAK PASCA OPERASI DENGAN MENGGUNAKAN PEMAKAIAN GAS N 2 O DITINJAU DARI ILMU KEDOKTERAN DAN ISLAM Obat anestesi inhalasi merupakan salah satu teknik anestesi umum yang dilakukan dengan jalan memberikan kombinasi obat anestesi inhalasi yang berupa gas dan atau cairan yang mudah menguap melalui alat atau mesin anestesi langsung ke udara inspirasi. Anestesia inhalasi merupakan obat-obatan yang paling sering digunakan untuk keperluan anestesia umum. Obat anestetik inhalasi yang pertama kali dikenal dan digunakan untuk membantu pembedahan ialah N 2 O. Tujuan penulisan ini untuk mendapatkan informasi tentang kejadian agitasi pasca pembedahan pada anak setelah pemakaian anestesi inhalasi N 2 O. Pada penelitian Babl FE,et al didapatkan hasil sekunder berupa kejadian agitasi. Kejadian agitasi terjadi pada setiap kelompok penelitan dengan berbagai konsentrasi. Walaupun dalam penelitian ini merupakan hasil sekunder, namun jelas terlihat dari penelitian tersebut bahwa pemberian anestesi inhalasi N 2 O dengan berbagai konsentrasi dapat menyebabkan kejadian agitasi.Hukum penggunaan N 2 O sebagai anestesi inhalasi pada pembedahan tidaklah ditemui di dalam Al-Quran dan Hadist. Sehingga penetapan hukumnya adalah dengan cara qiyas. Sebuah hukum dapat bersumber dari sebuah nash (Al-Qur’an dan Sunnah), dan dapat bersumber dari ijma’ atau Qiyas. Keduanya merupakan sumber resmi pengambilan hokum dalam syariaat Islam. Kaitan Ilmu Kedokteran dan Islam tentang kejadian agitasi pada anak pasca operasi dengan menggunakan N 2 O adalah bahwa penggunaan N 2 O pada pembedahan belum ada hukumnya dalam Al-Qur’an maupun hadist, sehingga penetapannya digunakan suatu qiyas. Karena efek sampingnya berupa kejadian agitasi maka N 2 O merupakan barang haram. Namun apabila pemberiannya sesuai kadarnya maka N 2 O dapat menguntungkan bagi tubuh terutama saat pembedahan (operasi). Oleh karena itu, Allah SWT tidak menyukai sesuatu yang berlebihan, dalam hal ini penggunaan N 2 O sebagai anestesi inhalasi. ii

description

aas

Transcript of 2.Abstrak Aas

Page 1: 2.Abstrak Aas

ABSTRAK

KEJADIAN AGITASI PADA ANAK PASCA OPERASI DENGAN

MENGGUNAKAN PEMAKAIAN GAS N2O

DITINJAU DARI ILMU KEDOKTERAN

DAN ISLAM

Obat anestesi inhalasi merupakan salah satu teknik anestesi umum yang dilakukan dengan jalan memberikan kombinasi obat anestesi inhalasi yang berupa gas dan atau cairan yang mudah menguap melalui alat atau mesin anestesi langsung ke udara inspirasi. Anestesia inhalasi merupakan obat-obatan yang paling sering digunakan untuk keperluan anestesia umum. Obat anestetik inhalasi yang pertama kali dikenal dan digunakan untuk membantu pembedahan ialah N2O. Tujuan penulisan ini untuk mendapatkan informasi tentang kejadian agitasi pasca pembedahan pada anak setelah pemakaian anestesi inhalasi N2O.Pada penelitian Babl FE,et al didapatkan hasil sekunder berupa kejadian agitasi. Kejadian agitasi terjadi pada setiap kelompok penelitan dengan berbagai konsentrasi. Walaupun dalam penelitian ini merupakan hasil sekunder, namun jelas terlihat dari penelitian tersebut bahwa pemberian anestesi inhalasi N2O dengan berbagai konsentrasi dapat menyebabkan kejadian agitasi.Hukum penggunaan N2O sebagai anestesi inhalasi pada pembedahan tidaklah ditemui di dalam Al-Quran dan Hadist. Sehingga penetapan hukumnya adalah dengan cara qiyas. Sebuah hukum dapat bersumber dari sebuah nash (Al-Qur’an dan Sunnah), dan dapat bersumber dari ijma’ atau Qiyas. Keduanya merupakan sumber resmi pengambilan hokum dalam syariaat Islam.Kaitan Ilmu Kedokteran dan Islam tentang kejadian agitasi pada anak pasca operasi dengan menggunakan N2O adalah bahwa penggunaan N2O pada pembedahan belum ada hukumnya dalam Al-Qur’an maupun hadist, sehingga penetapannya digunakan suatu qiyas. Karena efek sampingnya berupa kejadian agitasi maka N2O merupakan barang haram. Namun apabila pemberiannya sesuai kadarnya maka N2O dapat menguntungkan bagi tubuh terutama saat pembedahan (operasi). Oleh karena itu, Allah SWT tidak menyukai sesuatu yang berlebihan, dalam hal ini penggunaan N 2O sebagai anestesi inhalasi.

ii