296sahabat.pdf

1
65 MPA 296 / Mei 2011 Sahabat, kalian tentu sudah banyak yang tahu jika Surabaya kota yang kita banggakan merupakan kota pahlawan. Itu karena di Surabaya pernah terjadi ajang pertempuaran Arek-arek Suroboyo dalam melawan dan mengusir penjajah. Kota Surabaya juga sangat berkait erat dengan revolusi Kemerdekaan Republik Indonesia. Dari masa penjajahan Belanda maupun Jepang rakyat Surabaya (Arek Suroboyo) bertempur habis-habisan bertaruh nyawa untuk merebut kemerdekaan. Puncaknya, pada tanggal 10 Nopember 1945, Arek Suroboyo berhasil menduduki Hotel Oranye (sekarang Hotel Mojopahit) yang saat itu menjadi simbol kolonialisme. Karena kegigihannya serta keberanian Arek-arek Suroboyo itu, maka setiap tanggal 10 Nopember Indonesia memperingatinya sebagai hari Pahlawan. Guna menge- nang peristiwa heroik tersebut, dibangunlah monumen berupa Tugu Pahlawan. Selain sebagai kota pahlawan, nama Surabaya sendiri menyimpan sejarah panjang. Seperti yang tercantum dalam prasasti Trowulan I yang berangka tahun 1358 M, Surabaya sebenarnya sudah ada jauh sebelum zaman kolonial Belanda. Dalam Prasasti tersebut terungkap bila Surabaya (Churabhaya) awalnya berupa desa yang berada di tepian sungai Brantas, sebagai salah satu tempat penyeberangan penting sepanjang sungai tersebut. Disamping itu, Surabaya (Churabhaya) juga tercantum dalam pujasastra Negarakertagama yang ditulis oleh Mpu Prapanca tentang perjalanan pesiar baginda Hayam Wuruk pada tahun 1365 M dalam pupuh XVII (bait ke 5, baris terakhir). Walaupun bukti tertulis tertua tersebut mengungkap dan mencantumkan nama Surabaya berangka tahun1358 M (Prasasti Trowulan) dan 1365 M (Negara Kertagama), para ahli menduga bahwa Surabaya sudah ada sebelum tahun-tahun tersebut. Menurut hipotesis Von Faber, Surabaya didirikan tahun 1275 M oleh Raja Kertanegara sebagai tempat pemu- kiman baru bagi prajuritnya yang berhasil menumpas pem- berontakan Kemuruhan tahun 1270 M. Hipotesis yang lain mengatakan bahwa Surabaya dulu bernama Ujung Galuh. Versi lain mengatakan bahwa nama Surabaya berasal dari cerita tentang perkelahian hidup dan mati antara Adi- pati Jayengrono dengan Sawunggaling. Konon setelah mengalahkan tentara Tartar, Raden Wijaya mendirikan sebuah Keraton di Ujung Galuh dan menempatkan Adipati Jayengrono untuk memimpin daerah tersebut. Karena ter- lalu lamanya memimpin serta menguasai ilmu Buaya, Ja- yengrono makin kuat dan mandiri sehingga mengancam kedaulatan Majapahit. Untuk menaklukkan Jayengrono, maka diutuslah Sawunggaling yang menguasai ilmu Sura. Tak pelak lagi, adu kekuatan pun dilakukan di pinggir sungai Kalimas dekat Peneleh. Perkelahian adu kesaktian itu berlangsung selama tujuh hari tujuh malam dan ber- akhir dengan tragis, karena keduanya meninggal keha- bisan tenaga. Ada pula versi yang menyebutkan bila Surabaya bermula atas menangnya pasukan Majapahit yang dipimpin Raden Wijaya terhadap pasukan Kerajaan Mongol utusan Kubilai Khan. Pasukan Mongol yang datang dari laut digambarkan sebagai ikan Suro (ikan hiu/berani), sementara pasukan Raden Wijaya yang datang dari darat digambarkan sebagai Boyo (Buaya/bahaya). Agar tidak terjadi kesimpang-siuran di masyarakat maka Walikotamdya Kepala Daerah Tingkat II Surabaya,yang dijabat (ketika itu) oleh Bapak Soeparno, mengeluarkan Surat Keputusan No. 64/WK/75 tentang penetapan hari jadi kota Surabaya. Surat Ke- putusan tersebut menetapkan bila tanggal 31 Mei 1293 sebagai tanggal hari jadi kota Surabaya. Tanggal tersebut ditetapkan atas kesepakatan sekelompok sejarahwan yang dibentuk oleh Pemerintah Kota bahwa nama Surabaya berasal dari kata “Sura ing Bhaya” yang berarti “ Keberanian menghadapi bahaya “. Sahabat, semoga uraian singkat ini bermanfaat dan selamat menyambut hari jadi kota Surabaya. (mey.s – dari berbagai sumber) Surabaya Hotel Mojopahit (atas) dan Kalimas (bawah), tempo dulu.

description

cvcc

Transcript of 296sahabat.pdf

Page 1: 296sahabat.pdf

65MPA 296 / Mei 2011

Sahabat, kalian tentu sudah banyak yang tahu jika Surabaya kota yang kitabanggakan merupakan kota pahlawan. Itu karena di Surabaya pernah terjadi ajangpertempuaran Arek-arek Suroboyo dalam melawan dan mengusir penjajah.

Kota Surabaya juga sangat berkait erat dengan revolusi Kemerdekaan RepublikIndonesia. Dari masa penjajahan Belanda maupun Jepang rakyat Surabaya (ArekSuroboyo) bertempur habis-habisan bertaruh nyawa untuk merebut kemerdekaan.Puncaknya, pada tanggal 10 Nopember 1945, Arek Suroboyo berhasil menduduki HotelOranye (sekarang Hotel Mojopahit) yang saat itu menjadi simbol kolonialisme. Karena

kegigihannya serta keberanian Arek-arek Suroboyo itu, maka setiap tanggal10 Nopember Indonesia memperingatinya sebagai hari Pahlawan. Guna menge-nang peristiwa heroik tersebut, dibangunlah monumen berupa TuguPahlawan.

Selain sebagai kota pahlawan, nama Surabaya sendiri menyimpan sejarahpanjang. Seperti yang tercantum dalam prasasti Trowulan I yang berangka tahun 1358M, Surabaya sebenarnya sudah ada jauh sebelum zaman kolonial Belanda. Dalam Prasastitersebut terungkap bila Surabaya (Churabhaya) awalnya berupa desa yang berada ditepian sungai Brantas, sebagai salah satu tempat penyeberangan penting sepanjangsungai tersebut.

Disamping itu, Surabaya (Churabhaya) juga tercantum dalam pujasastraNegarakertagama yang ditulis oleh Mpu Prapanca tentang perjalanan pesiar baginda

Hayam Wuruk pada tahun 1365 M dalam pupuh XVII(bait ke 5, baris terakhir). Walaupun bukti tertulis tertuatersebut mengungkap dan mencantumkan nama Surabayaberangka tahun1358 M (Prasasti Trowulan) dan 1365 M(Negara Kertagama), para ahli menduga bahwa Surabayasudah ada sebelum tahun-tahun tersebut.

Menurut hipotesis Von Faber, Surabaya didirikantahun 1275 M oleh Raja Kertanegara sebagai tempat pemu-kiman baru bagi prajuritnya yang berhasil menumpas pem-berontakan Kemuruhan tahun 1270 M. Hipotesis yanglain mengatakan bahwa Surabaya dulu bernama UjungGaluh.

Versi lain mengatakan bahwa nama Surabaya berasaldari cerita tentang perkelahian hidup dan mati antara Adi-pati Jayengrono dengan Sawunggaling. Konon setelahmengalahkan tentara Tartar, Raden Wijaya mendirikansebuah Keraton di Ujung Galuh dan menempatkan AdipatiJayengrono untuk memimpin daerah tersebut. Karena ter-lalu lamanya memimpin serta menguasai ilmu Buaya, Ja-yengrono makin kuat dan mandiri sehingga mengancamkedaulatan Majapahit. Untuk menaklukkan Jayengrono,maka diutuslah Sawunggaling yang menguasai ilmu Sura.Tak pelak lagi, adu kekuatan pun dilakukan di pinggirsungai Kalimas dekat Peneleh. Perkelahian adu kesaktianitu berlangsung selama tujuh hari tujuh malam dan ber-akhir dengan tragis, karena keduanya meninggal keha-bisan tenaga.

Ada pula versi yang menyebutkan bila Surabayabermula atas menangnya pasukan Majapahit yang dipimpin Raden Wijaya terhadappasukan Kerajaan Mongol utusan Kubilai Khan. Pasukan Mongol yang datang dari lautdigambarkan sebagai ikan Suro (ikan hiu/berani), sementara pasukan Raden Wijayayang datang dari darat digambarkan sebagai Boyo (Buaya/bahaya).

Agar tidak terjadi kesimpang-siuran di masyarakat maka Walikotamdya KepalaDaerah Tingkat II Surabaya,yang dijabat (ketika itu) oleh Bapak Soeparno, mengeluarkanSurat Keputusan No. 64/WK/75 tentang penetapan hari jadi kota Surabaya. Surat Ke-putusan tersebut menetapkan bila tanggal 31 Mei 1293 sebagai tanggal hari jadi kotaSurabaya. Tanggal tersebut ditetapkan atas kesepakatan sekelompok sejarahwan yangdibentuk oleh Pemerintah Kota bahwa nama Surabaya berasal dari kata “Sura ing Bhaya”yang berarti “ Keberanian menghadapi bahaya “.

Sahabat, semoga uraian singkat ini bermanfaat dan selamat menyambut hari jadikota Surabaya. (mey.s – dari berbagai sumber)

Surabaya

Hotel Mojopahit (atas)dan Kalimas (bawah),

tempo dulu.