29012014_PKL

43
LAPORAN PRAKTEK KERJA PROFESI PENANAMAN JABON (Anthocephalus cadamba (Roxb) Miq) SEBAGAI PEMANFAATAN LAHAN TIDUR DI PT. MANZANA MANDIRI KABUPATEN BINTAN KEPULAUAN RIAU DIKDIK SODIKIN DEPARTEMEN SILFIKULTUR FAKULTAS KEHUTANAN INSTITUT PERTANIAN BOGOR BOGOR 2014

Transcript of 29012014_PKL

  • LAPORAN PRAKTEK KERJA PROFESI

    PENANAMAN JABON (Anthocephalus cadamba (Roxb) Miq)

    SEBAGAI PEMANFAATAN LAHAN TIDUR

    DI PT. MANZANA MANDIRI KABUPATEN BINTAN

    KEPULAUAN RIAU

    DIKDIK SODIKIN

    DEPARTEMEN SILFIKULTUR

    FAKULTAS KEHUTANAN

    INSTITUT PERTANIAN BOGOR

    BOGOR

    2014

  • Laporan Praktik Lapang

    sebagai salah satu syarat untuk kelulusan Mata Kuliah

    Praktek Kerja Profesi

    pada

    Departemen Silvikultur

    LAPORAN PRAKTEK KERJA PROFESI

    PENANAMAN JABON (Anthocephalus cadamba (Roxb) Miq)

    SEBAGAI PEMANFAATAN LAHAN TIDUR

    DI PT. MANZANA MANDIRI KABUPATEN BINTAN

    KEPULAUAN RIAU

    DIKDIK SODIKIN

    DEPARTEMEN SILVIKULTUR

    FAKULTAS KEHUTANAN

    INSTITUT PERTANIAN BOGOR

    BOGOR

    2014

  • Judul Laporan : Penanaman Jabon (Anthocephalus cadamba (Roxb) Miq)

    sebagai Pemanfaatan Lahan Tidur di PT. Manzana Mandiri

    Kabupaten Bintan Kepulauan Riau

    Nama : Dikdik Sodikin

    NIM : E44070007

    Diketahui oleh

    Dr Ir Supriyanto

    Pembimbing PKP

    Tanggal:

  • PRAKATA

    Puji dan syukur penulis panjatkan kepada Allah subhanahu wa taala atas segala karunia-Nya sehingga karya ilmiah laporan Praktek Kerja Profesi (PKP) ini

    berhasil diselesaikan. Laporan ini berjudul Penanaman Jabon (Anthocephalus

    cadamba (Roxb) Miq) sebagai Pemanfaatan Lahan Tidur di PT. Manzana Mandiri

    Kabupaten Bintan Kepulauan Riau yang dilaksanakan sejak bulan Maret 2011

    hingga Agustus 2012.

    Terima kasih penulis ucapkan kepada Bapak Dr Ir Supriyanto, DEA selaku

    pembimbing PKP yang telah banyak memberi saran. Di samping itu, penghargaan

    penulis sampaikan kepada Bapak Daryono dan Bapak Rudi yang telah

    membimbing penulis selama melakukan PKP di lokasi. Ungkapan terima kasih

    juga disampaikan kepada ayah, ibu, serta seluruh keluarga, atas segala doa dan

    kasih sayangnya.

    Semoga karya ilmiah ini bermanfaat.

    Bogor, Januari 2014

    Dikdik Sodikin

  • DAFTAR ISI

    DAFTAR TABEL x

    DAFTAR GAMBAR x

    PENDAHULUAN 12

    Latar Belakang 12

    Tujuan Praktek Kerja Profesi 12

    LOKASI PENELITIAN 2

    Kondisi Umum 2

    Lokasi Praktek 3

    METODE 5

    Lokasi dan Waktu 4

    Alat dan Bahan 4

    Metode Kegiatan 4

    HASIL DAN PEMBAHASAN 6

    Pemetaan Ulang 5

    Produksi Bibit Jabon 9

    Pembukaan Lahan 15

    Persiapan Pupuk 129

    Pemancangan 22

    Pelubangan 22

    Pemupukan 24

    Pengangkutan Bibit 24

    Penanaman 25

    Perawatan 25

    Hasil Penanaman 26

    SIMPULAN DAN SARAN 26

    Kesimpulan 28

    Saran 28

    DAFTAR PUSTAKA 28

    Lampiran 29

  • DAFTAR TABEL

    1 Rekapitulasi luas pembukaan lahan dan prestasi kerja secara manual dengan tebas dan bakar 17

    2 Rekapitulasi luas pekerjaan pembukaan lahan dan luasannya secara mekanik 19

    3 Hasil uji laboratorium pupuk kasmur untuk media tumbuh jabon 20 4 Hasil pemeriksaan pupuk organik limbah jamur merang 20 5 Rekapitulasi jumlah pembuatan lubang tanam, jumlah tenaga kerja

    dan prestasi kerja tenaga kerja outsourching 23

    6 Rekapitulasi jumlah pembuatan lubang tanam dan prestasi kerja secara mekanik menggunakan excavator 23

    7 Rekapitulasi jumlah penanaman, jumlah tenaga kerja dan prestasi kerja 25

    8 Hasil penanaman 27

    DAFTAR GAMBAR

    1 Peta lokasi Kabupaten Bintan 2 2 Peta lokasi PT. Manzana Mandiri 3 3 Peta lahan PT. Manzana Mandiri sebelum sengketa 6 4 Peta lahan PT. Manzana Mandiri setelah sengketa 6 5 Peta lahan PT. Manzana Mandiri setelah perluasan lahan 7 6 Patok permanen batas tanah PT. Manzana Mandiri 8 7 Peta lahan PT. Manzana Mandiri setelah pemetaan ulang 9 8 Kecambah setelah 10 hari penaburan benih 11 9 Semai jabon (Anthocephalus cadamba (Roxb) Miq) setelah dirawat

    dua bulan di nampan kecambah dan siap disapih berukuran 3-5 cm 11 10 Sungkup plastik untuk kecambah jabon 12 11 Pemasangan paranet untuk persemaian jabon 13 12 Pengisian media tumbuh bibit di polybag 14 13 Penyapihan semai di polybag 14 14 Kondisi lahan sebelum pembukaan lahan di hutan muda 15 15 Kondisi lahan sebelum pembukaan berupa rawa permanen 16 16 Kondisi lahan sebelum pembukaan lahan berupa kebun masyarakat 16 17 Pembersihan lahan secara manual dengan tebas dan bakar 18 18 Pembukaan lahan 18 19 Excavator merek Kubota Mini U-50 18 20 Pemancangan titik tanam 22 21 Proses penyusunan bibit dalam untuk diangkut ke lokasi tanam 24 22 Daun jabon yang terserang ulat 25 23 Pembersihan gulma: (A) sebelum dibersihkan secara manual, (B)

    setelah pembersihan secara manual, (C) sebelum dibersihkan secara

    kimia, dan (D) setelah dibersihkan secara kimia 26

    24 Hasil penanaman: (A) tanaman umur tiga bulan, (B) tanaman umur satu tahun, (C) tanaman umur empat bulan, dan (D) tanaman umur

    tiga bulan 27

  • PENDAHULUAN

    Latar Belakang

    Lahan tidur merupakan lahan yang tidak termanfaatkan sesuai

    peruntukannya. Luas lahan tidur di Indonesia mencapai 11,30 juta ha (Aryadi

    2012). Berdasarkan kepemilikan, lahan tidur dibagi dua yaitu milik pemerintah

    dan milik masyarakat. Selain tidak menghasilkan manfaat langsung secara sosial,

    lahan tidur dapat menimbulkan dampak sosial seperti kebakaran lahan dan

    sengketa atau kasus penyerobotan lahan. Salah satu pemanfaatan lahan tidur milik

    masyarakat atau pun pemerintah dapat dilakukan dengan cara ditanami tanaman

    tahunan seperti jabon (Antocephallus cadamba). Melalui pemanfaatan ini,

    keuntungan yang diperoleh bukan hanya kayu jabon namun juga mampu

    membebaskan lahan dari bahaya kebakaran, kasus penyerobotan lahan atau

    mengurangi potensi konflik lahan serta mampu memberikan manfaat sosial

    seperti memberikan lapangan pekerjaan bagi masyarakat sekitar.

    Status lahan yang ditanami tanaman tahunan seperti jabon termasuk ke

    dalam hutan rakyat. Hutan rakyat (private forest) merupakan hutan yang tumbuh

    di tanah milik masyarakat baik yang dikelola secara perorangan atau kelompok

    (Aryadi 2012). Keberadaan hutan rakyat diharapkan menjadi usaha mandiri yang

    dilakukan oleh masyarakat untuk bisa memenuhi kebutuhan kayu dalam negeri.

    Pembangunan hutan rakyat mencakup berbagai aspek pendukung. Aspek

    perencanaan yang secara konsep membuat dan mengimplementasikan konsep ke

    dalam kondisi hutan rakyat yang dikelola dalam skala kecil dan keluarga. Aspek

    silvikultur tentunya menjadi aspek yang berperan dalam penentuan model

    pembangunan, penanaman, pemeliharaan, dan penanaman hutan rakyat yang

    harus disesuaikan dengan kebutuhan dan kondisi lahan.

    Peran mahasiswa sangat diharapkan dalam pembangunan kehutanan

    Indonesia terutama pembangunan kehutanan pada lahan-lahan terlantar/lahan

    tidur. Untuk hutan rakyat, mahasiswa diharapkan dalam transfer ilmu pengetahuan

    dan teknologi dari dunia kampus ke dunia yang lebih nyata yaitu sosial

    masyarakat. Oleh karena itu, perlu dilakukan praktek lapangan untuk mengetahui

    pengelolaan dan permasalahan yang terjadi di hutan rakyat.

    Tujuan Praktek Kerja Profesi

    Praktek Kerja Profesi (PKP) ini dilaksanakan di lahan tidur milik PT

    Manzana Mandiri Bintan Kepulauan Riau. Tujuan dari Praktek Kerja Profesi

    (PKP) ini adalah:

    1. Memanfaatkan lahan tidur agar dapat menghasilkan manfaat finansial dalam jangka panjang dan manfaat lainnya seperti keamanan lahan dan

    terhindar dari bahaya kebakaran lahan.

    2. Mengenal, memahami dan mengaplikasikan seluruh kegiatan pengelolaan hutan rakyat.

  • 2

    3. Mampu mengidentifikasi permasalahan dan mencari alternatif pemecahan masalah yang dijumpai di lapangan.

    LOKASI PENELITIAN

    Kondisi Umum

    Geografis

    Secara geografis, Kabupaten Bintan terletak di 0o617" LU - 1o3452" LS

    dan 104o1247" BT - 108o227" BB. Kabupaten ini memiliki total wilayah seluas

    87.717,84 Km2 yang terbagi atas lautan seluas 86.398,33 Km2 dan daratan seluas

    1.319,51 Km2. Wilayah Kabupaten Bintan berbatasan dengan Kabupaten Natuna

    di sebelah utara, Kabupaten Lingga di sebelah selatan, Kota Batam dan Kota

    Tanjung Pinang di sebelah barat serta Provinsi Kalimantan Barat di sebelah timur.

    Kabupaten ini memiliki 241 pulau besar dan kecil, namun hanya 49 pulau yang

    berpenghuni (Coremap Bintan 2012).

    Gambar 1 Peta lokasi Kabupaten Bintan.

    Daerah Kabupaten Bintan merupakan bagian dari paparan continental yang

    terkenal dengan nama Paparan Sunda. Pulau-pulau yang tersebar di daerah ini merupakan sisa-sisa erosi atau pencetusan daerah daratan pra tersier, wilayahnya

    membentang dari semenanjung Malaysia dibagian utara sampai Pulau Bangka dan

    Belitung di bagian selatan (DKKB Kab. Binta 2006).

    Penelitian yang dilakukan oleh beberapa institusi, terungkap bahwa tanah di

    Kabupaten Bintan pada umumnya terdiri dari Organosol dan Clay Humik,

    Podsol. Padsolik merah kuning, serta Litosol dan Latosol yang memiliki tanah

    dasar berbahan granit. Kondisi alam Kabupaten Bintan sebagian berbukit-bukit

    dan lembah yang landai sampai ke tepi laut. Pada umumnya daerah Kabupaten

  • Bintan beriklim tropis dengan temperatur rata-rata terendah 23,9 C dan tertinggi 31,8 C dengan kelembaban udara sekitar 85 persen (DKKB Kab. Bintan 2006).

    Lokasi Praktek

    Luas Areal PT. Manzana Mandiri

    PT. Manzana Mandiri memiliki luas tanah 152 ha. Secara administrasi PT.

    Manzana mandiri terletak di dua Desa yaitu Desa Malang Rapat dengan luas total

    20 ha yang tersebar di 3 lokasi dan Desa Teluk Bakau dengan luas total 132 ha.

    Kedua desa tersebut terletak di Kecamatan Gunung Kijang, Kabupaten Bintan,

    Provinsi Kepulauan Riau.

    PT. Manzana Mandiri merupakan PT yang bergerak di berbagai bidang

    seperti pembangunan, perdagangan, jasa, pertanian, konsultan, industri dan

    perdagangan berdasarkan akta pendirian Perseroan Terbatas PT. Manzana Mandiri

    NPWP 1.768.555.3-214 No. 21 tahun 1997. Namun saat ini PT. Manzana

    Mandiri hanya bergerak sebagai spekulan tanah atau melakukan pembebasan

    tanah/pembelian kepada masyarakat untuk dijual lagi ke pihak lain.

    Sesuai bukti pembelian tanah kepada masyarakat berupa surat alas hak

    sertifikat dan perjanjian notaris, PT. Manzana Mandiri sebenarnya memiliki lahan

    seluas 233 ha. Namun dalam kondisi aktualnya berdasarkan pemetaan dan

    pengukuran ulang 2011 sekarang PT. MM ini hanya memiliki lahan seluas 152 ha.

    Berdasarkan pengakuan masyarakat lahan yang hilang tersebut merupakan lahan

    yang sengketa dengan PT lain ataupun dengan masyarakat. Ini salah satu resiko

    dari lahan tidur. Lahan yang tidak tergarap menjadi seperti tak bertuan dan

    masyarakat pun dengan bebas memanfatkannya bahkan sampai menjualnya ke

    pihak lain.

    Gambar 2 Peta lokasi PT. Manzana Mandiri.

  • 4

    Kondisi fisik lahan terdiri dari lahan bekas galian pasir yang berupa kolam-

    kolam air 10 ha, tanah pasir pantai 4 ha, tanah rawa permanen 40 ha, dan tanah

    kering 98 ha. Sebagian besar tanah bintan merupakan tanah bouksit yang

    menyebabkan tanah berkadar asam (kandungan Al yang tinggi). Lahan PT MM

    ini berada di ketinggian 2-68 mdpl. Kondisi kemiringan lahannya meliputi : 30 %

    lahan dengan kemiringan

  • kelompok Andi

    h Petugas Pembuatan lubang tanam : Kelompok Sariman, Kelompok

    Darsono, Kelompok Bambang,

    Kelompok La Ali, Kelompok Nadus

    I Operator excavator : Saparudin

    j Petugas penanaman : Kelompok La ali, Kelompok Nadus,

    Kelompok Nia, Kelompok, Edi

    k Petugas Keamanan : Karim

    l Petugas Angkutan : Sirillus Kopak

    METODE

    Lokasi dan Waktu

    Kegiatan Praktek Kerja Profesi ini dilaksanakan di lahan tidur PT. Manzana

    Mandiri Kabupaten Bintan Kepulauan Riau. Kegiatan ini dimulai Maret 2011-

    Agustus 2012.

    Alat dan Bahan

    Alat yang digunakan dalam praktek ini diantaranya adalah pita ukur, Tally

    sheet dan alat tulis menulis, Parang atau golok, GPS Garmin 60csx, Cangkul,

    Kantong plasting, Tali tambang, Kamera, Kompas, dan Haga hypsometer.

    Metode Kegiatan

    Kegiatan Praktek Kerja Profesi (PKP) secara umum berisi program-program

    yang meliputi perencanaan, pembukaan lahan, penanaman, sampai pada

    perawatan dan perlindungan hutan, sedangkan pada materi khusus lebih

    ditekankan pada aspek produksi bibit dan aspek perlindungan hutan. Metode yang

    digunakan dalam kegiatan Praktek Kerja Profesi (PKP) terdiri dari survei

    lapangan, diskusi dan wawancara, perencanaan, dan aplikasi kegiatan langsung.

    Survei lapang. Kegiatan praktek ini dimulai dengan survei lapangan. Survei

    ini diperlukan sebagai modal utama dalan membuat perencanaan. Baik itu

    perencanaan finansial maupun perencanaan aplikasi program di lapangan.

    Kegiatan survei ini meliputi observasi lapangan untuk mengetahui kondisi umum

    lahan seperti batas-batas kepemilikan lahan, luas aktual lapangan dan luas dipeta,

    kondisi tanah, iklim dan cuaca serta kondisi masyarakat sekitar lahan. Survei

    lapangan ini akan menentukan tindakan apa yang selanjutnya harus dilakukan

    oleh pengelola untuk melaksanakan programnya dengan lancar dan mengurangi

    kemungkinan hambatan yang mungkin akan muncul.

    Diskusi dan wawancara. Untuk mengetahui kondisi areal berupa luas,

    batas-batas fisik lapangan diperlukan wawancara dengan masyarakat sekitar

    lahan. Dalam hal ini, wawancara dilakukan kepada semua pihak yang menjual

    tanahnya kepada PT. Manzana Mandiri untuk mengetahui informasi posisi dan

  • 6

    luas tanah. Setelah itu, hasil wawancara dicocokkan dengan peta sebelumnya dan

    dibuat peta barunya.

    Perencanaan. Tahap perencanaan ini meliputi penentuan jumlah modal

    yang dibutuhkan untuk melaksanakan program. Data survei awal digunakan

    sebagai acuan dalam membuat perencanaan program aplikasi lapangan dan

    program finansial. Tahap perencanaan meliputi program pembukaan lahan,

    penanaman, perawatan, serta menentukan peralatan, bahan dan jumlah tenaga

    kerja yang dibutuhkan.

    Aplikasi kegiatan langsung. Aplikasi kegiatan langsung meliputi semua

    kegiatan di lapangan yang terkait dengan program kerja penanaman dan semua hal

    yang berkaitan dengan pengawasan dan administrasi program yang terdiri dari

    pemetaan kembali areal kerja, produksi bibit jabon, pembukaan lahan, penyediaan

    pupuk, pembuatan lubang tanam dan penanaman, perawatan dan perlindungan

    hutan, administrasi dan pengawasan.

    HASIL DAN PEMBAHASAN

    Pemetaan Ulang

    Pengecekan Berkas Peta dan Dokumen Pembelian Tanah

    Berdasarkan kepemilikan tanah sesuai dengan berkas pembelian tanah

    berupa sertifikat, surat hak atas tanah dan akta notaris sampai tahun 2003 PT.

    Manzana Mandiri memiliki aset tanah dengan luas 188 ha. Rincian pembelian

    tanah sebagai berikut: 1) Kelompok Sumardi 938.134 m2, 2) Kelompok Yani

    271.122 m2, 3) Kelompok Marzuki 79.967 m

    2, 4) Kelompok Aceh 447.530 m

    2, 5)

    Kelompok Awing 23.590 m2, dan 6) Kelompok Madisau 122.394 m

    2.

    Total luas keseluruhan tanah pada tahun 2003 adalah 1.882.737 m2 atau

    sekitar 188 ha. Namun pada tahun 2005 terjadi sengketa lahan dengan masyarakat

    dan PT. Arfan. Lahan milik PT. Manzana Mandiri seluas 832.984 m2 menjadi

    lahan sengketa dan hilang setelah pengadilan mengambil keputusan atas sengketa

    lahan tersebut. Munculnya sengketa lahan tersebut kemungkinan akibat adanya

    lahan yang tidak diolah atau dibiarkan menjadi lahan tidur. Penjagaan yang

    kurang menjadi alasan masyarakat mengolah lahan tidur secara sepihak dan

    menganggap lahan tersebut menjadi hak milik. Masyarakat yang memanfaatkan

    lahan tidur milik PT. Manzana Mandiri selain mengolah lahan tanpa izin juga

    membuat surat garap atas lahan di desa masing-masing dan menjualnya ke pihak

    lain. Hal ini menyebabkan adanya pengurangan lahan milik PT. Manzana

    Mandiri. Saat ini, lahan milik PT. Manzana Mandiri yang tersisa paska sengketa

    adalah seluas 1.072.668 m2.

  • Gambar 3 Peta lahan PT. Manzana Mandiri

    sebelum sengketa.

    Gambar 4 Peta lahan PT. Manzana Mandiri

    setelah sengketa.

    Perluasan Lahan

    Lokasi PT. Manzana Mandiri berada di lokasi yang jauh dengan akses jalan

    umum, baik itu jalan raya atau pun jalan masyarakat sehingga mengalami

    kesulitan dalam pengembangan. Oleh karena itu, pada tahun 2005 PT. Manzana

    Mandiri melakukan perluasan lahan dengan membebaskan lahan masyrakat untuk

    akses jalan seluas 456.050 m2 yang membuat luas lahan total PT. Manzana

    Mandiri menjadi 1.528.718 m2 pada tahun 2005.

  • 8

    Gambar 5 Peta lahan PT. Manzana Mandiri setelah perluasan lahan.

    Pemetaan Ulang PT. Manzana Mandiri

    Pemetaan ulang terhadap lahan PT. Manzana Mandiri dilakukan pada bulan

    Maret sampai dengan bulan Agustus 2011 sebagai akibat dari adanya sengketa

    dan perluasan areal. Kegiatan pemetaan ulang dilakukan melalui beberapa

    tahapan.

    Pengecekan berkas-berkas kepemilikan lahan. Sebelum survei lokasi

    lahan PT. Manzana Mandiri, terlebih dahulu dilakukan pengecekan berkas-berkas

    pemilikan lahan. Lokasi lahan paska sengketa harus dipastikan bukti

    kepemilikannya yang sekaligus menjadi bahan dasar pencarian lokasi.

    Berdasarkan hasil pengecekan berkas, aset lahan milik PT. Manzana Mandiri

    paska sengketa adalah seluas 1.049.753 m2.

    Pencarian batas-batas lahan. Pencarian batas-batas lahan perlu dilakukan

    untuk memastikan keberadaan lahan dan perbatasannya dengan lahan milik pihak

    lain. Pencarian batas-batas lahan ini dibantu oleh 2 orang tenaga kerja untuk

    menarik tali ukur dan membuat jalan rintis. Batas-batas yang sudah dipastikan

    langsung diberi tanda dengan kayu yang nantinya akan diganti dengan patok beton

    permanen dengan tanda khusus lahan PT. Manzana Mandiri.

    Wawancara terhadap pihak penjual lahan. Wawancara terhadap pihak

    yang menjual lahan ke PT. Manzana Mandiri juga menjadi faktor penting yang

    harus dilakukan sebelum pemetaan ulang selain pengecekan berkas dan kesaksian

    penjaga lahan. Hal ini dilakukan apabila terjadi kesulitan pembacaan peta di

    lapangan yang berbeda dengan kondisi fisik lapangan. Kendala yang muncul

    ketika metode ini digunakan adalah apabila pihak penjual tidak mau terbuka atas

    informasi yang dibutuhkan. Selain itu, beberapa pihak yang menjual lahannya ke

    PT. Manzana Mandiri sudah tidak ada di sekitar lokasi (meninggal atau pindah

    tempat tinggal).

    Wawancara terhadap masyarakat sekitar lahan (bukan pihak penjual). Wawancara terhadap masyarakat sekitar lahan PT. Manzana Mandiri dilakukan

  • karena masyarakat sekitar lahan lebih mengetahui kondisi lahan sebelum dan

    sesudah adanya PT. Manzana Mandiri, posisi patok batas dan lain-lain. Hal ini

    dilakukan sebagai bahan tambahan apabila terjadi kesulitan pencarian batas-batas

    di lapangan.

    Gambar 6 Patok permanen batas tanah

    PT. Manzana Mandiri.

    Pemasangan patok batas tanah. Setelah areal batas-batas lahan

    ditemukan, kegiatan selanjutnya dari pemetaan ulang adalah pemasangan patok

    batas permanen berupa patok yang terbuat dari beton berbentuk balokdengan

    ukuran panjang x lebar x tinggi diatas tanah ialah 30cm x 30 cm x 1,3 meter

    dengan warna abu-abu dan tulisan MM di setiap patoknya.

    Penandaan titik GPS dan pembuatan peta. Setelah patok dipasang

    sebagai tanda batas lahan kemudian dilakukan penandaan titik GPS dan

    pembuatan peta lokasi. Pengambilan titik GPS ini menggunakan alat bantu GPS

    Garmin csx. Kumpulan titik batas kemudian diolah menggunakan software

    Mapsource dan GPS Map Edit sehingga menghasilkan sebuah peta dengan

    informasi seperti luas dan gambaran lokasi. Proses pemetaan ini menghasilkan

    sebuah peta yang berguna sebagai panduan lokasi kerja dan pengenalan lokasi di

    lapangan serta perencanaan yang terkait kerja teknis di lapangan seperti penentuan

    jalan hutan, perencanaan barak, sumber air dan lain-lain.

  • 10

    Gambar 7 Peta lahan PT. Manzana Mandiri setelah pemetaan ulang.

    Produksi Bibit Jabon

    PT. Manzana Mandiri merencanakan lahan seluas 1.528.718 m2 (152 ha)

    secara keseluruhan akan ditanami dengan jabon (Anthocephalus cadamba (Roxb)

    Miq). Jarak tanam yang digunakan adalah 2,5 x 3 m sehingga dalam satu ha

    dibutuhkan 1.333 bibit. Total jabon yang akan ditanam secara keseluruhan

    berjumlah 202.667 bibit. Untuk menunjang kebutuhan tanam tersebut dibutuhkan

    bibit jabon 202.667 + 20% (202.667) = 243.200 jabon. Nilai 20% tersebut

    merupakan cadangan untuk penyulaman, kerusakan bibit karena mobilisasi,

    kematian bibit dipersemaian dan seleksi bibit siap tanam. Proses produksi bibit

    jabon terdiri dari beberapa tahap seperti perkecambahan, persiapan lokasi

    persemaian, penyapihan, pembesaran dan perawatan.

    Perkecambahan

    Perkecambahan dengan bak nampan kecambah. Alat dan bahan yang

    disiapkan untuk produksi bibit ini menggunakan bak nampan kecambah antara

    lain : bibit jabon 1 kg, Tanah top soil secukupnya, pasir secukupnya, bak/nampan

    kecambah ukuran 35 cmx 25 cm sebanyak 100 buah, plastik transparan, karet

    pengikat, sprayer, air secukupnya, Fungisida Anvil 50 SE dengan bahan aktif

    heksakanazol 50 gr/l.

    Target dari produksi bibit dengan kecambah ini adalah 50.000 kecambah

    siap sapih. Produksi ini dilaksanakan pada bulan Mei-Juli 2011. Pelaksanaan

    produksi bibit ini dilakukan oleh satu orang. Adapun tahapan proses

    perkecambahannya adalah sebagai berikut:

    Persiapan alat dan bahan. Pengambilan tanah top soil. Tanah yang

    digunakan untuk perkecambahan merupakan tanah top soil yang memiliki

    kandungan unsur hara yang lebih tinggi dari tanah dibawahnya. Unsur hara

    diperlukan juga untuk perkecambahan jabon pada tahap pertumbuhan kecambah

    setelah cadangan makanan pada kotiledon bijinya habis.

  • Pengambilan pasir. Dalam perkecambahan benih jabon, pasir berguna

    sebagai pori-pori media agar media tidak terlalu padat. Media yang terlalu padat

    bisa mengakibatkan penggenangan air dan kekerasan media yang dapat

    menghabat pertumbuhan akar kecambah.

    1. Penyaringan tanah dan pasir. Tanah dan pasir disaring untuk mendapatkan bagian terhalusnya. Ini disebabkan karena bibit jabon merupakan bibit yang

    halus dan akan baik dalam perkecambahannya jika pada media yang juga

    halus. Pasir dan tanah kemudian dicampur dengan perbandingan 4:1 (v/v).

    Setelah proses penyaringan, tanah dan pasir dimasukkan ke dalam bak

    kecambah dengan ketebalan 3 cm.

    2. Penaburan benih. Benih jabon terlebih dahulu dicampur dengan tanah halus dengan perbandingan 1:10 (v/v) sebelum ditabur. Hal ini dilakukan agar

    penaburan bibit tidak mengumpul pada satu titik yang dapat mengakibatkan

    kecambah terlalu rapat. Media disiram sampai jenuh air terlebih dahulu

    sebelum bibit ditabur secara merata. Setelah bibit ditabur, tutup nampan

    kecambah dengan plastik transparan untuk mempercepat dormansi benih.

    Penutupan nampan dengan plastik transparan ini akan mempertahankan

    kadar air dan suhu untuk proses pematahan dormansi bibit sekitar 10-15

    hari.

    3. Setelah prosesnya selesai, nampan yang telah diisi media dan benih disimpan di lokasi teduh (tidak terkena cahaya matahari langsung) dan

    terhindar dari genangan air.

    4. Benih mulai berkecambah pada hari ke 10 hari sampai 15 hari setelah penaburan. Setelah terlihat perkecambahan merata, plastik dibuka. Proses

    selanjutnya adalah perawatan dengan cara disiram rutin dan diberi fungisida

    secara teratur. Fungisida yang diberikan adalah Anvil dengan takaran 2 ml

    per liter air. Pemberian fungisida ini dilakukan 2 minggu sekali. Anvil

    diberikan dengan takaran 2 ml per liter air. Pemberian fungisida Anvil ini

    dilakukan 2 kali seminggu. Dalam setiap pemberian fungisida Anvil untuk

    100 nampan diperlukan Anvil 4 ml per 2 liter air. Untuk mempercepat

    pertumbuhan kecambah, diberikan juga pupuk NPK 16:16:16 yang

    dicairkan terlebih dahulu dengan takaran 1 gr per liter air. Pupuk cair ini

    diaplikasikan 2 minggu sekali. Dalam pemberian pupuk NPK untuk 100

    nampan dibutuhkan pupuk NPK cair sebanyak 2 liter per satu kali aplikasi.

    Setelah diberikan pupuk NPK cair, hal yang harus dilakukan adalah

    membasuh/siram kembali kecambah agar NPK tidak tersisa di daun yang

    dapat mengakibatkan daun hangus atau menguning. Setelah kecambah

    berumur 2 bulan atau tinggi sekitar 3-5 cm. Kecambah siap dipindahkan ke

    polybag untuk pembesaran (proses penyapihan).

    Dari benih yang dikecambahkan dalam 100 nampan, sekitar 85% yang

    tumbuh baik Kendala yang dialami dalam perkecambahan ini adalah masalah

    jamur. Jamur kemungkinan muncul akibat kadar air media yang terlalu tinggi saat

    penyiraman.

    Serangan jamur ini bersifat menular, fungisida yang diberikan terkadang

    tidak mampu menurunkan intensitas serangan. Cara agar serangan dan penularan

    jamur terhenti adalah dengan membuang kecambah yang terserang dari bak

    kecambah dan dengan mengatur kadar air media agar tidak terlalu basahDari 100

  • 12

    bak kecambah tersebut dihasilkan bibit berukuran 3-5 cm sejumlah 50.000 bibit

    yang akan disapih di persemaian pada bulan Nopember 2011.

    Gambar 8 Kecambah setelah 10 hari penaburan benih.

    Gambar 9 Semai jabon (Anthocephalus cadamba (Roxb)

    Miq) setelah dirawat dua bulan di nampan

    kecambah dan siap disapih berukuran 3-5 cm.

    Perkecambahan menggunakan sungkup plastik. Langkah-langkah

    produksi kecambah dengan sungkup adalah sebagai berikut:

    a. Persiapan alat dan bahan seperti bambu, parang, cangkul, plastik transparan, dan kawat.

    b. Persiapan lokasi sungkup. Sungkup yang dibuat sebanyak 2 buah dengan ukuran 120 cm x 3 m. Target dari pembuatan sungkup ini adalah

    menghasilkan kecambah siap sapih pada Maret 2011 sebanyak 50.000 bibit

    berukuran 30cm-50cm siap tanam pada bulan Juni 2012.

    c. Pembuatan sungkup. Sungkup dibuat dengan menggunakan bambu. Lebar dan panjangnya terbuat dari dinding bambu dengan ukuran 120 cm x 3 m per

  • sungkup. Sungkup plastik dibuat setengah lingkaran dengan bagian belakang

    tertutup permanen sedangkan bagian depannya dapat dibuka tutup untuk

    perawatan kecambah.

    d. Persiapan tanah top soil dan pasir. Tanah top soil dan pasir disiapkan sebagai media kecambah. Terlebih dahulu tanah dan pasir disaring terpisah kemudian

    dicampur dengan perbandingan tanah dan pasir 4 : 1 (v/v) di dalam sungkup.

    Tebal media di dalam sungkup yaitu 10 cm.

    e. Penaburan benih dilakukan sama halnya dengan penaburan pada proses perkecambahan dengan nampan.

    f. Setelah benih siap ditabur, plastik sungkup ditutup untuk menjaga suhu dan kelembaban serta air di dalam media. Proses produksi bibit dengan sungkup

    ini perawatannya harus lebih intensif. Ruang yang luas di dalam sungkup

    mengakibatkan penguapannya pun semakin cepat. Sehingga media akan cepat

    kering. Oleh karena itu, setiap hari sebelum dormansinya patah, sungkup

    harus rajin dibuka untuk melihat kadar air media dan disiram jika kondisinya

    kekurangan air.

    Gambar 10 Sungkup plastik untuk kecambah jabon.

    Persiapan Lokasi Persemaian

    Bibit jabon memiliki kecepatan tumbuh yang baik terutama pada kondisi

    teduh. Namun pertumbuhan tersebut tidak diiringi dengan pembesaran diameter

    batangnya. Sehingga jika dirawat terus dalam kondisi teduh, bibit akan tumbuh

    tinggi namun kurus seperti lidi dan tidak cocok untuk ditanam.

    Oleh karena itu, lokasi persemaian untuk jabon dibagi menjadi 2, yaitu di

    bawah naungan (Shadding net area) dan di tempat terbuka (open area). Shadding

    net area diperuntukkan bagi bibit yang baru disapih atau dipindahkan sedangkan

    Open area digunakan untuk proses pembesaran bibit terutama batangnya dan

    adaptasi terhadap matahari. Tahapan pekerjaan pembuatan lokasi persemaian

    diantaranya adalah sebagai berikut:

    1. Persiapan alat dan bahan seperti kayu, bambu, cangkul, parang, paku, palu, paranet serta gergaji, polybag , tanah, pupuk dan mesin penyiraman.

  • 14

    2. Persiapan lokasi persemaian. Lokasi persemaian yang disiapkan adalah seluas 0,8 ha. Areal seluas 0,3 ha digunakan sebagai shadding area,

    kemudian area seluas 0,3 ha digunakan sebagai Open area dan sisanya

    seluas 0,2 ha digunakan sebagai sebagai gudang serta sarana lain seperti

    jalan dan tempat parkir. Shadding net area dan Open area memiliki

    kapasitas masing-masing sekitar 150.000 bibit. Pembibitan jabon

    menggunakan ukuran polybag 10 x 15 cm. Satu bedeng pembibitan

    berukuran lebar 1 m dan panjang 10 m atau berisi 1.000 polybag . Jalan

    antar bedeng dibuat dengan ukuran lebar 70 cm. Shadding net area dibuat

    dengan lebar jarak antar tiang 2,20 m sesuai dengan lebar paranet 2 meter

    ditambah 20 cm untuk cahaya matahari langsung masuk kebawah paranet

    dengan ketinggian paranet 2 m. Open area dibuat terbuka tanpa paranet

    dengan areal dibuat bedengan dengan dinding kayu untuk menyangga bibit

    agar tidak tumbang. Satu bedeng Open area berukuran 1,5 m x 10 m yang

    mampu menampung 1.000 bibit jabon. Penataan bibit di dalam bedengan

    dibuat agak renggang dengan jarak 5 cm antara polybag agar diameter

    batang bibit bisa berkembang.

    Gambar 11 Pemasangan paranet untuk persemaian

    jabon.

    Pengisian Polybag

    Media tumbuh bibit menggunakan top soil dan pupuk kasmur. Pupuk

    kasmur atau pupuk bekas jamur merupakan pupuk kompos yang bahan dasar

    utamanya adalah limbah jamur merang yang dikomposkan dengan bahan-bahan

    lainnya seperti kotoran kelalawar, urea, stardek, dan zeolit. Pupuk kasmur

    dicampur dengan media polybag dengan perbandingan satu karung pupuk

    digunakan untuk mengisi 2000 polybag . Pengisian polybag dilakukan secara

    outsourching oleh ibu-ibu setempat. Selain mengakomodasi masyarakat lokal,

    pekerjaan pengisian polybag juga dapat menambah penghasilan untuk kebutuhan

    sehari-hari. Tarif pengisian satu polybag sebesar Rp 45,-. Kapasitas ibu-ibu

    mengisi polybag satu hari bisa sampai 800-1200 tergantung kecepatan dan jam

    kerjanya dalam satu hari. Ibu-ibu yang bekerja bisa dari pagi pukul 07.00 sampai

    sore pukul 16.00 atau pun hanya setengah hari saja atau sampai pupul 12.00 siang.

  • Penghasilan ibu-ibu tersebut dari pengisian polybag berkisar antara Rp 36.000,-

    sampai Rp 54.000,- per harinya.

    Gambar 12 Pengisian media tumbuh bibit di polybag .

    Penyapihan

    Penyapihan merupakan tahap pemindahan kecambah ke dalam polybag di

    bawah Shadding net area. Sebelum penyapihan dilakukan, media tumbuh terlebih

    dahulu disiram hingga jenuh air agar penyapihan mudah dilakukan dan baik untuk

    kebutuhan air kecambah. Penyapihan dilakukan oleh tenaga kerja tetap.

    Kemampuan penyapihan dalam satu hari berkisar antara 2000-2500 polybag .

    Tergantung dari keterampilan dan pengalaman penyapih dan besar kecilnya

    kecambah. Semakin besar kecambah, maka semakin mudah dilakukan

    penyapihan.

    Gambar 13 Penyapihan semai di polybag .

    Pembesaran dan perawatan

    Pembesaran bibit yang disapih di dalam Shadding net area memerlukam

    waktu sekitar 1 bulan sebelum dipindah ke open area. Perawatan di Shadding net

    area meliputi penyiraman, pencabutan gulma di polybag dan pemberian pestisida

    serta pupuk cair. Pestisida yang digunakan adalah pestisida merek Crown dengan

    bahan aktif, sedangkan pupuk cair yang digunakan adalah pupuk daun merk

  • 16

    Gandasil D. Pemberian pestisida dilakukan 2 minggu sekali atau sesuai intensitas

    serangan ulat yang menggulung daun dengan dosis 1 ml/ liter air. Satu tangki alat

    semprot 20 liter bisa digunakan untuk 50 bedeng atau 50.000 bibit. Pemberian

    pupuk cair Gandasil D dilakukan setiap 2 minggu sekali dengan dosis 1 gr/liter

    air. Satu tangki alat semprot 20 liter bisa digunakan untuk 50 bedeng atau 50.000

    bibit. Setelah 1 bulan atau setelah bibit memiliki tinggi sekitar 15 cm, bibit

    dipindahkan ke open area atau dibawah sinar matahari langsung. Selain untuk

    adaptasi saat ditanam di lapangan, pembesaran di open area ini berguna juga

    untuk pembesaran diameter batang bibit (denah pembibitan jabon dan Skema

    produksi bibit jabon terlampir).

    Pembukaan Lahan

    Latar Belakang Pengguanaan Lahan

    Berdasarkan latar belakang penggunaan lahan areal lahan PT. Manzana

    Mandiri terbagi ke dalam empat kategori. [1] Hutan muda. Lokasi ini mencakup

    sekitar 70% dari luas areal total. Kondisi lahannya berupa permudaan hutan alam

    karena merupakan areal bekas tebangan tahun 1980-an. Dari luasan tersebut,

    60%-nya merupakan lahan kering (bebas genangan) dan 40%-nya merupakan

    areal rawa yang terendam sepanjang tahun. Jenis-jenis yang tumbuh merupakan

    spesies-spesies lokal seperti jambu-jambu, riang-riang, pulai, stiup, rotan, dan

    lainnya. Selain diisi permudaan alam jenis lokal, sebagian areal juga penuh

    dengan ilalang yang tumbuh dari areal bekas kebakaran. Hampir 60% luasan

    lahan kering ditumbuhi spesies lokal, sebagian lagi ada yang kondisinya tandus

    terkikis erosi dan yang muncul di permukaan tanah hanyalah batuan bouksit.

    Kondisi rawa pada hutan muda ini setiap tahunnya tergenang air karena

    tidak ada saluran atau parit pembuangan air. Pada areal rawa ini, masih terdapat

    banyak pohon yang berukuran diameter diatas 30 cm serta hewan liar seperti

    kancil, babi hutan, biawak dan lain-lain.

  • Gambar 14 Kondisi lahan sebelum pembukaan lahan di

    hutan muda.

    Gambar 15 Kondisi lahan sebelum pembukaan berupa

    rawa permanen.

    Gambar 16 Kondisi lahan sebelum pembukaan lahan

    berupa kebun masyarakat.

    [2] Padang ilalang. Lahan PT. Manzana Mandiri ditumbuhi oleh padang

    ilalang sekitar 10% dari total luas arealnya. Padang ilalang ini tumbuh pada lahan

    bekas kebakaran dan lahan bekas kebun masyarakat.

    [3] Bekas galian pasir. Lahan bekas galian pasir sebanyak 10% luasan dari

    lahan PT. Manzana Mandiri yang berupa kolam-kolam tergenang air dan kolam-

    kolam kering. Sebagian bekas galian yang kondisinya kering juga ditumbuhi

    dengan ilalang yang tumbuh dipasir.

    [4] Kebun masyarakat. Lahan PT. Manzana Mandiri yang digunakan

    masyarakat setempat untuk bertani seluas 10% dari total areal. Petani

  • 18

    menggunakan lahan tanpa dipungut bayaran. Jenis pertaniannya sebagian besar

    merupakan tanaman sayuran seperti kacang panjang,buncis, timun, terong, cabai,

    semangka, gambas dan pare. Petani yang ikut menggarap lahan PT. Manzana

    Mandiri berjumlah sekitar 12 orang. Petani tersebut menggarap lahan tanpa

    adanya surat perjanjian pinjam pakai atau pun perjanjian pengikatan lainnya.

    Proses Pembukaan Lahan

    Sebelum areal ditanami, lahan terlebih dahulu dibersihkan. Pembersihan

    dilakukan dengan dua cara yaitu manual dan mekanik.

    Pembersihan lahan secara manual. Pembersihan lahan secara manual

    merupakan pembersihan lahan dengan menggunakan tenaga manusia. Alat yang

    digunakan dalam pembersihan ini adalah chainsaw , kapak, parang, mesin potong

    rumput, dan sabit. Kapak dan parang digunakan untuk membersihkan pancang

    dan tiang serta semak yang ada di lahan. Sisa pembersihan kemudian dipotong

    kecil dan dikumpul di suatu titik untuk kemudian dibakar. Chainsaw digunakan

    ketika ditemui pohon yang memiliki diameter diatas 30 cm.

    Pohon yang bisaa digunakan untuk kebutuhan lain seperti papan, balok dan

    lainnnya dikeluarkan dari lahan atau tidak ikut dibakar. Mesin potong rumput atau

    grass cutter digunakan untuk membersihkan lahan dari padang ilalang. Setelah

    ilalang dibersihkan dengan mesin, lahan dibiarkan maksimal 2 minggu atau

    sampai ilalang kembali tumbuh tunas baru dan kemudian dilakukan penyemprotan

    dengan herbisida merk KON-UP dengan bahan aktif isopropil amina glisofat.

    Setelah disemprot herbisida, ilalang mati secara perlahan sampai ke akar dan

    memerlukan waktu yang lama untuk kembali tumbuh. Ilalang apabila tidak

    disemprot dengan herbisida akan memiliki kecepatan tumbuh yang luar bisaa dan

    menyebabkan gangguan pertumbuhan pada tanaman yang ditanam.

    Pembersihan lahan secara manual ini dimulai sejak Mei 2011-Desember

    2012 oleh 3 tim dengan jumlah total 19 tenaga kerja outsourching. Hasilnya

    sekitar 32 ha lahan siap untuk ditanami. Kendala dari pembersihan manual ini

    adalah kondisi areal yang tidak benar-benar bersih. Masih banyak tunggul-tunggul

    kayu dengan tinggi diatas 50 cm serta akar-akar yang mengganggu proses

    pembuatan lubang tanam. Kendala tersebut terjadi karena keterbatasan tenaga

    tenaga kerja yang tidak sanggup melakukan pembersihan lahan secara total.

    Tabel 1 Rekapitulasi luas pembukaan lahan dan prestasi kerja secara manual

    dengan tebas dan bakar

    No Bulan Tenaga

    kerja

    luas (ha)

    orang (orang)

    Prestasi/orang/

    bulan

    (ha/orang/bulan)

    1 Mei-Agustus 2011 Kel.Tedi 18 10 0,45

    2 Juni-Agustus 2011 Kel.Laos 6 3 0,67

    3 September-

    Desember 2011

    Kel.Andi 8 6 0,67

    Total 32

    Keunggulan dari pembersihan secara manual dan bakar ini adalah tanah

    menjadi lebih subur karena ada residu arang sisa pembakaran di lahan dan biaya

    pembersihan yang lebih ekonomis sedangkan kerugiannya adalah tanah tidak

  • betul-betul bersih dari akar dan tunggul yang tidak bisa dibersihkan dengan tenaga

    manusia.

    Pembersihan lahan secara mekanik merupakan pembersihan lahan dengan

    menggunakan alat berat. Alat berat yang digunakan adalah excavator merek

    Kubota Mini U-50. Alat ini berbahan bakar solar. Dengan kebutuhan solar sekitar

    4-5 liter per jam. Excavator ini memiliki 2 alat yang dapat digunakan dalam

    pembersihan lahan. Pertama baket gusur /dozer dan yang kedua baket galinya.

    Baket gusur digunakan untuk mendorong akar dan sampah lainnya pada suatu

    titik pengumpulan yang kemudian akan dibakar. Baket gali digunakan untuk

    menumbangkan pohon-pohon dan memisahkan antara sampah yang tidak dapat

    dibakar seperti tanah dan sampah tumbuhan. Baket gali digunakan untuk

    mengumpulkan sampah pada suatu titik tertentu untuk dibakar atau dikubur.

    Gambar 17 Pembersihan lahan secara manual dengan

    tebas dan bakar.

    Gambar 18 Pembukaan lahan.

    Kapasitas excavator dalam melakukan pembersihan lahan dipengaruhi

    kondisi lahan tersebut. Kondisi hutan dengan kayu yang rapat, sedang, ringan atau

    hanya berisi ilalang dan semak-belukar saja. Jika hanya ilalang atau semak

  • 20

    belukar, dalam satu hari excavator dapat membersihkan lahan seluas 3000 m2

    /hari atau 0,5 ha/hari. Jika kondisinya rapat dengan kayu, excavator ini hanya

    mampu membersihkan sekitar 1000 m2-2000 m

    2 /hari.

    Gambar 20 Excavator merek Kubota Mini U-50.

    Selain untuk pembersihan lahan, excavator ini berfungsi sebagai alat gali

    lubang tanam dan gali kolam sumber air. Excavator ini juga dapat digunakan

    untuk membuat parit yang mengalirkan air dari rawa sehingga lahan rawa dapat

    diolah.

    Tabel 2 Rekapitulasi pekerjaan pembukaan lahan dan luasannya secara mekanik

    No Bulan Jumlah luas (ha) Prestasi/hari (ha/hari)

    1 Februari 8,7 0.29

    2 Maret 3,8 0.13

    3 April 4,8 0.16

    4 Mei 1,4 0.05

    5 Juni 7,0 0.23

    6 Juli 2,8 0.10

    7 Agustus 2,0 0.06

    Total 30,50

    Keunggulan dari pembersihan secara mekanik ini adalah lahan benar-benar

    besih dari kotoran serta akar dan tunggul yang bisaanya menggangu selama proses

    pelubangan sebelum tanam. Selain itu, pembersihan pun menjadi lebih cepat

    dibandingkan dengan manual. Kerugian dari sistem pembersihan manual ini

    adalah tanah menjadi lebih keras karena dilalui alat berat, serta biaya pembersihan

    yang lebih mahal daripada pembersihan secara manual.

    Persiapan Pupuk

    Pupuk merupakan bagian penting dalam suatu program penanaman terutama

    pupuk dasar sebelum tanam. Fungsi pupuk dasar adalah menunjang kebutuhan

    bibit pada awal pertumbuhan ketika sedang proses adaptasi dengan lingkungan

    barunya. Untuk persiapan pupuk, dalam hal ini PPTHI selaku pelaksana program

    penanaman melakukan kerjasama dengan PT. Golden Deer selaku produsen

    pupuk. Pupuk yang dibuat dengan nama pupuk kasmur ini merupakan pupuk

    dasar untuk jabon. Bahan dasar pupuk ini terdiri dari kasmur (bekas jamur) yang

    merupakan limbah dari media jamur merang, pupuk majemuk NPK 30-6-8, guano

  • atau kotoran kelalawar, dan zeolit. Presentasi bahan dasarnya ialah kasmur 50 % +

    N P K 30-6-8 20%, guano 20% dan zeolit 10%.

    Hasil pemeriksaan pupuk organik UPTD Balai Proteksi Tanaman Pangan

    dan Holtikultura, Instalasi Laboratorium Kimia Agro Dinas Pertanian Bandung

    No seri: 305/LHP.PK-0/LKA/XII/2011, no sampel : 779/PK-O/SWT/XI/2011.

    Tabel 3 Hasil uji laboratorium pupuk kasmur untuk media tumbuh jabon

    No Parameter Metode pengujian Satuan Hasil

    1 Kadar air Oven % 37,55

    2 pH pH meter - 9,38

    3 C-Org Spektro % 3,15

    4 N Titrasi - 5,77

    5 C/N Ratio - -

    6 K2O AAS % 2,43

    7 P2O5 Spektro - 2,15

    8 Ca AAS - 0,46

    9 Mg AAS - 0,27

    10 S Spektro - 0,35

    11 Fe AAS Ppm 2645.5

    12 Cu AAS - 11,9

    13 Zn AAS - 92,2

    14 Pb AAS - 2,8

    Berdasarkan hasil pemeriksaan tersebut terlihat beberapa parameter pupuk

    yang dapat mendukung pertumbuhan tanaman seperti pH, C-Org, N, K20, P205,

    Ca, dan Mg. Kondisi tanah PT Manzana Mandiri yang akan ditanami Jabon

    sebagian besar merupakan tanah bouksit dengan pH antara 4-6. pH pupuk yang

    bernilai 9,38 atau bersifat asam akan membantu mengurangi kadar keasaman

    tanah yang bisa menghambat perkembangan akar tanaman. Tanah bouksit juga

    miskin unsur hara makro dan mikro sehingga dibutuhkan pupuk dasar yang

    mengandung unsur hara makro dan mikro yang cukup bagi tanaman. Pupuk

    kasmur memiliki kandungan unsur hara N, K20, P205, Ca, dan Mg masing-asing

    sebesar 5,77, 2,43, 2,15, 0,46, dan 0,27 dapat membantu pertumbuhan tanaman

    yang baru ditanam dan membutuhkan unsure hara.

    Bahan dasar pupuk yang merupakan limbah dari media jamur merang ini di

    produksi di Ciasem Kabupaten Subang, Jawa Barat. Pupuk ini berbentuk padat

    curah seperti debu. Media jamur merang ini bahan utamanya adalah serbuk kayu,

    jerami dan kotoran ayam. Pembuatan pupuk ini juga bermanfaat untuk

    memanfaatkan limbah jamur menjadi bahan yang lebih berguna seperti pupuk dan

    tidak menjadi limbah lingkungan.

    Tanah PT. Manzana Mandiri sebagian besar merupakan tanah bauksit yang

    bereaksi masam dengan pH antara 4 5 dan sangat miskin hara terkandung. Oleh karena itu, untuk menambah kandungan hara dan sifat-sifat lain yang diperlukan

    untuk tanah tersebut, ditambahkan beberapa bahan ke dalam limbah jamur

    tersebut. Bahan-bahan tersebut antara lain :

    1. Pupuk Majemuk NPK dengan kadar N 30%, P 6% dan K 8% sebanyak 20%.

  • 22

    2. Guano atau kotoran kelalawar 20%. Pupuk guano adalah pupuk yang berasal dari kotoran unggas dan atau kelelawar, berbentuk serbuk dan atau

    butiran berbau khas, dengan atau tanpa penambahan unsur hara N, P dan K

    (BSN, 1992).

    3. Zeolit 10%. Zeolit merupakan batuan mendidih yang sering digunakan untuk penetral keasaman tanah, meningkatkan aerasi tanah, sumber mineral

    pendukung pada pupuk dan tanah, serta sebagai pengontrol yang efektif

    dalam pembebasan ion amonium, nitrogen, dan kalium pupuk (Putra 2007).

    Tabel 4 Hasil pemeriksaan pupuk organik limbah jamur merang

    No Parameter Satuan Hasil

    pemeriksaan

    Persyaratan Permentan

    No. 02/Pert/

    HK.060/2/2006

    1 pH 6,31 4-8

    2 Nitrogen % 0,10 -

    3 C-Organik % 0,81 >12

    4 C/N Ratio 8 10-25

    5 P2O5 % 0,04

  • Mobilisasi pupuk dari kabupaten Subang ke Lokasi program penanaman

    yang terletak di pulau Bintan Kepulauan Riau, PT Manzana Mandiri

    menggunakan jasa angkutan laut. Selama program penanaman dari September

    2011 sampai dengan agustus 2012. PPTHI sudah melakukan pengiriman 164 ton

    pupuk yang dilakukan melalui 4 kali pengiriman pupuk dengan rincian sebagai

    berikut : (1) September 2011 sebanyak 8 ton, (2) November 2011 sebanyak 36

    ton, (3) Februari 2012 sebanyak 63 ton, (4) Agustus 2012 sebanyak 57 ton. Total

    pengiriman pupuknya ialah 164 ton.

    Pemancangan

    Pemancangan atau lining merupakan tahapan dari program kerja teknis

    penanaman. Pemancangan yaitu pemberian tanda atau titik tanam. Alat bantu

    yang digunakan berupa tali dan patok kayu ukuran tinggi 1 meter. Ukuran tanam

    pada pembuatan titik pancang ini adalah 2,5m x 3 m. Sehingga dalam satu herktar

    terdapat 1300 titik tanam. Sebelum titik dibuat, jalur tanamnya ditentukan ke arah

    barat dan timur atau utara dan selatan. Tali yang sudah ditandai setiap 2,5 meter

    dan 3 m ditarik dan dipasang ajir yang terbuat dari potongan kayu berukuran

    tinggi 1,5 m.

    Jika terjadi pelubangan dalam lokasi yang berbeda, untuk tetap

    menyamakan jalur tanamnya, jalur tanam dibuat barat-timur atau utara-selatan

    dengan bantuan kompas. Pada kenyataan di lapangan, tetap terjadi selisih jalur

    antara satu blok dengan blok tanam lain karena proses pemancangan yang kurang

    tepat.

    Gambar 20 Pemancangan titik tanam.

    Pembuatan lubang tanam

    Lokasi yang sudah siap dilakukan pemancangan titik tanam, selanjutnya

    dilakukan program pembuatan lubang tanam. Pembuatan lubang tanam dilakukan

    dengan dua sistem, yaitu manual dan mekanik. Pembuatan lubang tanam secara

  • 24

    manual dilakukan oleh tenaga manusia dengan alat bantu cangkul. Ukuran lubang

    tanamnya yaitu 40 cm x 40 cm x 40 cm.

    Pembuatan lubang tanam dengan sistem manual ini dilakukan terutama di

    daerah-daerah yang tanahnya agak gembur atau gambut serta di daerah yang

    sangat sulit dilalui oleh excavator seperti daerah yang terjal atau berbukit.

    Pekerjaan pembuatan lubang tanam dilakukan dengan sistem outsourching dengan

    biaya satu lubang yaitu Rp 750. Kapasitas tenaga kerja outsourching dalam

    melakukan pembuatan lubang tanam berbeda-beda. Dari mulai 30 sampai dengan

    110 lubang per hari. Dalam hal kontrol kualitas kerja pembuatan lubang tanam, di

    lapangan terdapat satu orang mandor/pengawas yang bertugas mengawasi dan

    menghitung hasil kerja setiap tenaga kerja pembuat lubang tanaman.

    Sistem pembuatan lubang tanam kedua dilakukan dengan cara mekanik

    menggunakan alat excavator. Sebelum dilakukan pembuatan lubang tanam, lokasi

    terlebih dahulu diberi titik tanda tanam. Dalam pekerjaan pembuatan lubang

    tanam dengan excavator ini, penandaan titik tanam tidak menggunakan pancang

    kayu namun hanya titik-titik tanda cangkul. Hal tersebut untuk mempermudah

    pekerjaan karena excavator melakukan penggalian dengan cara mundur sehingga

    jika menggunakan tanda kayu akan mudah tertabrak dan tandanya hilang.

    Kapasitas excavator melakukan kerja pembuatan lubang tanam dalam satu

    hari kerja atau 8 jam yaitu 750-1000 lubang. Ukuran lubang yang dibuat oleh

    excavator ini yaitu 50 cm x 80 cmx 50 cm. Namun pada proses kerja dilapangan,

    excavator jarang sekali diarahkan satu hari penuh kerja untuk pelubangan karena

    harus bekerja pada proses pembukaan lahan. Pekerjaan pelubangan biasanya

    dilakukan pada sore hari diatas pukul 16.00 sedangkan dari pagi pukul 07.00

    excavator bekerja untuk pembukaan lahan terkecuali pada hari sabtu dan minggu

    excavator satu hari penuh mengerjakan pelubangan.

    Tabel 5 Rekapitulasi jumlah pembuatan lubang tanam dan prestasi kerjanya

    dengan tenaga kerja outsourching

    No Bulan

    Jumlah

    lubang

    (lubang)

    Jumlah tenaga

    kerja (orang)

    Rata-rata prestasi kerja

    (lubang/ hari/orang)

    1 Nopember 2011 11.348 11 34

    2 Desember 2011 9.621 11 29

    3 Januari 2012 7.139 9 26

    4 Februari 2012 6.187 7 29

    5 Maret 2012 1.831 5 12

    6 April 2012 1.343 2 22

    7 Mei 2012 576 1 19

    8 Juni 2012 796 1 26

    9 Juli 2012 570 1 19

    Total 39.411

    Dalam satu hari atau 8 jam kerja excavator menghabiskan bahan bakar solar

    60 liter dengan harga per liter solar Rp 6000,-. Sehingga biaya bahan bakar solar

    excavator per hari adalah Rp 360.000,-. Operator excavator dibayar per harinya

    sebesar Rp 100.000,-. Jika dalam satu hari penuh excavator mengerjakan 1000

    lubang tanam maka biaya per lubangnya adalah Rp 460. Biaya tersebut lebih

    kecil dibandingkan biaya pelubangan dengan menggunakan tenaga manusia

  • sebesar Rp 750,-. Namun biaya per lubang excavator tersebut belum termasuk

    biaya investasi alat dan perawatannya.

    Tabel 6 Rekapitulasi pembuatan lubang tanam dan prestasi kerjanya secara

    mekanik menggunakan excavator

    No Bulan Jumlah lubang

    (lubang)

    Rata-rata prestasi kerja

    (lubang/hari)

    1 Februari 2012 1214 40

    2 Maret 2012 11.403 380

    3 April 2012 1.756 58

    4 Mei 2012 9500 316

    5 Juni 2012 6822 227

    6 Juli 2012 4090 136

    Total 34.785

    Pemupukan

    Mobilisasi pupuk dilakukan ketika sudah ada informasi jumlah kebutuhan

    pupuk di lapangan sesuai jumlah lubang yang ada. Ini dilakukan agar tidak ada

    penumpukan pupuk di lapangan. Dengan kondisi cuaca yang panas atau hujan,

    pupuk jika tersimpan di lapangan kemasan atau karungnya dapat rusak dan

    kualitas pupuknya menurun. Satu karung pupuk berisi 50 kg dapat digunakan

    pada 25 lubang atau aplikasi pupuk dasar pada satu lubang adalah 2 kg. Dalam hal

    mobilisasi pupuk, pekerjaanya dilakukan oleh 2 orang tenaga kerja tetap bulanan.

    Pekerjaan pemberian pupuk dasar di lubang tanam dilakukan oleh tenaga kerja

    yang direkrur secara outsourching yang juga akan bekerja pada penanaman

    nantinya. Upah pemupukan per lubang tanam adalah Rp 250. Dalam satu hari,

    tenaga kerja outsourching bisa memupuk 15-20 karung atau 375-500 lubang

    tanam.

    Pengangkutan Bibit

    Sama halnya dengan mobilisasi pupuk. Mobilisasi bibit dari persemaian ke

    lapangan dilakukan sejalan dengan informasi dari pengawas lapangan jumlah

    lubang dan tenaga kerja yang kerja pada hari tersebut. Informasi tersebut

    diperlukan agar tidak terjadi penumpukan bibit di lapangan agar tidak mati

    sebelum ditanam. Jika terjadi kelebihan bibit yang dikirim akibat target tanam

    harian tidak selesai, bibit dibawa kembali ke pembibitan. Mobilisasi bibit

    dilakukan dengan dua kendaraan yaitu mobil bak dan motor bak.

    Penanaman

  • 26

    Penanaman dilakukan oleh tenaga kerja yang juga melakukan pekerjaan

    pemupukan. Paket outsourching penanaman terdiri dari pemberian pupuk dasar,

    penanaman dan pemberian ajir, sedangkan paket pekerjaan pembuatan lubang

    tanam yaitu pemancangan titik tanam dan pembuatan lubang tanam. Ada juga

    beberapa tim tenaga kerja yang melakukan paket borong kerja dari mulai

    pemancangan/pembuatan titik tanam sampai bibit ditanam dan diajir. Biaya satu

    pohon yang ditanam adalah Rp 750. Kemampuan tenaga kerja dalam satu hari

    bisa menanam 100 sampai 200 tanaman/hari. Jika tim melakukan paket kerja dari

    mulai pemberian titik tanam sampai pengajiran tanaman biayanya Rp 1.500,-

    /tanaman. Untuk mengawasi pekerjaan penanaman, terdapat satu orang mandor

    penanaman yang bertugas mengawasi, mengontrol dan menghitung jumlah tanam.

    Penanaman yang kurang atau tidak sempurna seperti belum diajir atau polybag

    tidak dikumpul, tidak akan dihitung dan harus diulang oleh tenaga kerja yang

    melakukan penanaman tersebut.

    Gambar 21 Proses penyusunan bibit dalam

    mobil untuk diangkut ke lokasi

    tanam.

    Tabel 7 Rekapitulasi penanaman

    No Bulan

    Jumlah

    tanaman

    (batang)

    Jumlah tenaga

    Kerja (orang)

    Rata-rata prestasi kerja

    (tanaman/orang/hari)

    1 Nopember 2012 11.195 12 31

    2 Desember 2012 10.886 9 40

    3 Januari 2012 5.975 7 28

    4 Februari 2012 1.560 3 17

    5 Maret 2012 19.724 8 82

    6 April 2012 3.112 5 20

    7 Mei 2012 5.952 5 39

    8 Juni 2012 11.267 6 62

    9 Juli 2012 5.087 3 56

    Total 74.488

  • Perawatan

    Pemberian Pestisida

    Pemberian pestisida dilakukan setelah tanaman berumur satu bulan.

    Dilakukan selama 2 minggu sekali selama 6 bulan atau sesuai kondisi serangan.

    Serangan yang muncul diantaranya terdiri dari belalang, semut dan ulat. Namun

    diantara 3 hama tersebut, yang paling berbahaya adalah ulat penggulung daun.

    Ulat ini memakan dan menggulung daun serta masuk menggerek batang dan

    sering menyebabkan batang bolong bahkan pucuk utama sampai mati.

    Pestisida yang dipakai adalah crown dengan bahan aktif chypermetrin 113

    g/l. Konsentrasi yang diaplikasikan yaitu 2 ml per liter air. Serangan yang kuat

    dari ulat ini terjadi terutama pada musim panas. Ulat bisa sampai membuat daun

    seperti terbakar karena hanya tersisa tulang-tulang daun halusnya saja.

    Gambar 22 Daun jabon yang terserang ulat.

    Pembersihan Gulma

    Setelah tanaman berumur diatas 2 bulan, dilakukan pembersihan tumbuhan

    penggangu seperti rumput, pakis, ilalang, pohon muda yang tumbuh dari tunggak

    dan tumbuhan merambat. Dari beberapa tumbuhan pengganggu tersebut, ilalang

    merupakan tumbuhan paling sulit dikendalikan. Kecepatan tumbuhnya membuat

    tanaman inti atau jabon terhambat pertumbuhannya. Tanaman jabon kalah

    bersaing dengan ilalang. Untuk menanggulang ilalang ini dilakukan pemberian

    herbisida KON-UP dengan bahan aktif isopropil amina glisofat. Pembersihan

    gulma dilakukan secara manual oleh tenaga kerja bulanan dengan alat bantu

    parang, sabit, dan mesin potong rumput.

    Hasil Penanaman

    Jumlah total lahan yang ditanam dari bulan Nopember 2011- bulan Juli

    2012 adalah 60 hektar. Pengukuran hasil tanaman dilakukan pada bulan

    Nopember 2012. Pengukuran dilakukan dengan metode plot lingkaran dengan

    jari-jari plot lingkaran 17,8 m. Plot ukur masing-masing satu plot diletakkan pada

    areal penanaman yang berbeda waktu tanamnya yaitu setiap satu bulan. Tanaman

    paling tua yaitu penanaman pada bulan Nopember 2012 berumur 12 bulan dengan

  • 28

    rata-rata diameter batang 14,25 cm dan rata-rata tinggi 5.80 meter, sedangkan

    yang paling muda berumur 4 bulan dengan rata-rata diameter batang 4.79 cm dan

    rata-rata tinggi 1,40 meter.

    Gambar 23 Pembersihan gulma: (A) sebelum dibersihkan

    secara manual, (B) setelah pembersihan secara

    manual, (C) sebelum dibersihkan secara kimia, dan

    (D) setelah dibersihkan secara kimia.

    Tabel 8 Jumlah penanaman, luas lahan yang ditanam, dan hasil penanaman

    No Bulan tanam

    Jumlah

    tanaman

    (batang)

    Luas

    lahan

    (ha)

    Rata-rata

    diemeter

    batang (cm)

    Rata-rata

    tinggi total

    (meter)

    1 Nopember

    2011

    11.195 8.6 14.25 5.80

    2 Desember

    2011

    10.886 8.4 10.10 5.20

    3 Januari 2012 5.975 4.6 10.00 5.00

    4 Februari 2012 1.560 1.2 8.87 4.80

    5 Maret 2012 19.724 15.3 8.20 3.40

    6 April 2012 3.112 2.5 6.70 2.80

    7 Mei 2012 5.952 4.6 6.00 2.30

    8 Juni 2012 11.267 8.7 5.35 1.26

    9 Juli 2012 5.087 4.1 4.79 1.40

    Total 74.488 60.00

  • Gambar 24 Hasil penanaman: (A) tanaman umur tiga bulan, (B)

    tanaman umur satu tahun, (C) tanaman umur empat bulan,

    dan (D) tanaman umur tiga bulan.

    KESIMPULAN DAN SARAN

    Kesimpulan

    Pemanfaatan lahan tidur PT. Manzana Mandiri melalui penanaman jabon

    memberikan keuntungan berupa keuntungan ekonomi, ekologi dan sosial.

    Keuntungan ekonomi yang diperoleh antara lain jabon yang ditanam dapat

    menghasilkan kayu yang dapat dijual sehingga memberikan profit bagi PT.

    Manzana Mandiri dan menghindari adanya perebutan lahan. Keuntungan ekologi

    yang diperoleh antara lain lahan tidur menjadi produktif sehingga perputaran

    siklus hara terjadi dalam ekosistem dan menghindarkan lahan dari kebakaran.

    Sedangkan keuntungan sosial yang diperoleh antara lain memberikan lapangan

    pekerjaan bagi masyarakat sekitar PT. Manzana Mandiri.

    Kegiatan pengelolaan hutan rakyat di PT. Manzana Mandiri mulai dari

    tahap awal pembuatan hingga perawatan menggunakan tenaga ahli sebagai

    mandor dan pengawas di lapangan serta outsourching (masyarakat sekitar)

    sebagai buruh di lapangan. Kegiatan pengelolaan dimulai dengan pemetaan

    wilayah, produksi bibit jabon, pembukaan lahan, persiapan pupuk, pemasangan

    ajir, pembuatan lubang tanam, mobilisasi pupuk dan pemupukan, mobilisasi bibit,

    penanaman dan perawatan. Permasalahan yang muncul di lapangan antara lain

  • 30

    adanya serangan hama dan penyakit pada jabon yang diatasi dengan memberikan

    pestisida dan fungisida sesuai dengan takaran masing-masing.

    Saran

    Perlu dilakukan uji coba dengan menanami lahan tidur dengan

    menggunakan tanaman lain atau dengan mengujicobakan dengan sistem tanam

    agroforestri sehingga mampu memberikan dampak yang lebih baik bagi PT.

    Manzana Mandiri dan masyarakat sekitar.

    DAFTAR PUSTAKA

    Aryadi Mahrus. 2012. Hutan Rakyat. Malang : UMM Press

    Indrayanto. 2008. Pengantar Budidaya Hutan. Bandar Lampung : Bumi Aksara

    Putra. 2007. Zeolit sebagai Mineral Serba Guna. [terhubung berkala]

    http://www.chemistry.org/artikel_kimia/kimia_material/zeolit_sebagai_min

    eral_serba_guna/. [diakses 30 September 2012]

  • Lampiran 1 Denah pembibitan jabon

    Keterangan:

    - Sumber air berupa sumur berukuran 5m x 5m dengan ke dalaman 5 meter - Pengaliran air untuk penyiraman dilakukan dengan mesin diesel berbahan

    bakar solar merek Yanmar dengan kapasitas 200 HP.

    - Meskipun pada musim kemarau, air tetap ada karena lokasinya berada di dalam rawa

    - Penyaluran air dari mesin ke pembibitan menggunakan selang plastic berukuran diameter 1 inchi.

  • 32

    Lampiran 2 Skema produksi bibit Jabon