29 BAB III PROGRAM PERANCANGAN A. Tata Ruang Makro 1...
Transcript of 29 BAB III PROGRAM PERANCANGAN A. Tata Ruang Makro 1...
29
BAB III
PROGRAM PERANCANGAN
A. Tata Ruang Makro
1. Penentuan Lokasi Site
Gambar 3.1 Peta Kabupaten Bone Bolango(Sumber: Dokumen Faksi Bone Bolango)
Pemilihan lokasi site harus memperhatikan beberapa aspek yang
menyangkut rencana pengembangan Bagian Wilayah Kota (BWK) seperti yang
termuat pada struktur ruang dalam Buku Rencana Tata Ruang Wilayah
Kabupaten Bone Bolango 2001-2011 yaitu sebagai berikut:
BWK A meliputi beberapa wilayah yaitu Bone Pantai, Bone Raya, dan Bone
Bolango. Pemenfaatannya adalah sebagai pemusatan kegiatan perdagangan,
permukiman, dan merupakan pusat transportasi antar laut.
30
BWK B meliputi wilayah Bolango, Tapa dan Kabila Bone. Wilayah ini
difungsikan sebagai pusat pemerintahan, pendidikan, dan permukiman.
BWK C meliputi wilayah Tilongkabila, Suwawa, Suwawa Timur.
Pemanfaatannya adalah sebagai pusat industri, kerajinan, kegiatan
pendidikan dan permukiman.
BWK D meliputi beberapa wilayah yaitu Kabila. Pemanfaatan kawasannya
sebagai pusat rekreasi, pemerintahan Kabupaten, dan pemukiman.
Lokasi yang sesuai dengan pemanfaatan BWK Kabupaten Bone Bolango
adalah BWK C, Kecamatan Tilongkabila tepatnya di kelurahan Iloheluma.
31
Gambar 3.2 Pemilihan Lokasi(Sumber: Survei Lapangan)
a. Definisi Site
31
Gambar 3.2 Pemilihan Lokasi(Sumber: Survei Lapangan)
a. Definisi Site
31
Gambar 3.2 Pemilihan Lokasi(Sumber: Survei Lapangan)
a. Definisi Site
32
Site adalah kapling yang akan dibangun suatu bangunan lengkap dengan
flownya, sedangkan Tapak adalah lokasi tempat berdirinya bangunan, dengan
menganalisis tapak akan membantu perancang dalam pemilihan letak Main
Entrance (ME), posisi layout dan hal-hal lainnya yang berhubungan dengan
perancangan.
b. Kriteria Site
Salah satu hal yang cukup penting dalam pemilihan site adalah dengan
memperhatikan kriteria-kriteria site yang memenuhi syarat dari segi fisik, tata
lingkungan dan kebutuhannya :
1) Berada di lokasi yang strategis, yaitu dekat dengan sarana-sarana umum.
2) ukuran site yang memadai, yaitu mampu menampung 1000 unit rumah.
3) Lingkungan yang tertib dan teratur, akses dan kemudahan transportasi untuk
masyarakat baik dari dalam maupun dari luar Gorontalo.
4) Tersedianya jaringan utilitas di lokasi site.
c. Alternatif Penentuan site
Dalam penentuan lokasi ini di ambil 2 (dua) alternatif site sebagai bahan
pertimbangan untuk memperoleh lokasi site yang memenuhi kriteria di atas.
Adapun dua alternatif site yang diambil tersebut yaitu :
1) Site 1, berada di jalan Tapa Suwawa kelurahan Iloheluma Kecamatan
Tilongkabila Kabupaten Bone Bolango.
2) Site 2, berada di jalan raya DPRD Kabupaten Bone Bolango
33
Gambar 3.3 Site 1(Sumber: Survei Lapangan))
Gambar 3.4 Site 2(Sumber: Survei Lapangan)
Tabel 3.1 Pembobotan Pemilihan Site
33
Gambar 3.3 Site 1(Sumber: Survei Lapangan))
Gambar 3.4 Site 2(Sumber: Survei Lapangan)
Tabel 3.1 Pembobotan Pemilihan Site
33
Gambar 3.3 Site 1(Sumber: Survei Lapangan))
Gambar 3.4 Site 2(Sumber: Survei Lapangan)
Tabel 3.1 Pembobotan Pemilihan Site
34
No Kriteria BobotAlternatif Site 1 Alternatif Site 2
Kondisi N B.N Kondisi N B.N
1 Aksebilitas 25%
Pencapaianmudah karenaberada didekatpersimpanganjalan menujujalan rayaDPRD
0,5 12,5%Dapat dicapaimelalui jalanutama
0,3 7,5%
2 Sirkulasi 25%Pencapaiandari segalaarah mudah
0,5 12,5%Pencapaiandari beberapaarah mudah
0,3 7,5%
3 Topografi 10%
Topografitanah datartidakberkontur.
0,5 5%
Topografitanah datartidakberkontur.
0,5 5%
4 Daya tarik 30%
Dekat denganfasilitaspenunjangruang publik.
0,5 15%
dekat darifasilitaspenunjangruang publik.
0,5 15%
5
Kepadatanjalur lalulintas
10%Aktivitas danlalu lintascukup tinggi
0,3 3%Aktivitas danlalu lintascukup tinggi
0,3 3%
Jumlah 100% 48% 38%
(Sumber: Survei Lapangan)
Keterangan nilai : 0,5 = Baik0,3 = Cukup0,1 = Kurang
Catatan: N = NilaiB.N = Bobot x Nilai
Dari hasil pembobotan yang sesuai dengan kriteria pemilihan site pada
tabel 3.1, maka site yang terpilih adalah Site 1.
35
Gambar 3.5 Lokasi Site(Sumber: Survei Lapangan)
1) Data Site
Batas-batas
Sebelah Utara : Lahan perkebunan
Sebelah timur : Lahan perkebunan
Sebelah Selatan : Pemukiman Penduduk
Sebelah Barat : Pemukiman Penduduk
35
Gambar 3.5 Lokasi Site(Sumber: Survei Lapangan)
1) Data Site
Batas-batas
Sebelah Utara : Lahan perkebunan
Sebelah timur : Lahan perkebunan
Sebelah Selatan : Pemukiman Penduduk
Sebelah Barat : Pemukiman Penduduk
35
Gambar 3.5 Lokasi Site(Sumber: Survei Lapangan)
1) Data Site
Batas-batas
Sebelah Utara : Lahan perkebunan
Sebelah timur : Lahan perkebunan
Sebelah Selatan : Pemukiman Penduduk
Sebelah Barat : Pemukiman Penduduk
36
Gambar 3.6 Batas-batas Site(Sumber: Survei Lokasi)
2) Kondisi administratif
Kabupaten : Bone Bolango
Kecamatan : Tilongkabila
Kelurahan : Iloheluma
BWK : C
36
Gambar 3.6 Batas-batas Site(Sumber: Survei Lokasi)
2) Kondisi administratif
Kabupaten : Bone Bolango
Kecamatan : Tilongkabila
Kelurahan : Iloheluma
BWK : C
36
Gambar 3.6 Batas-batas Site(Sumber: Survei Lokasi)
2) Kondisi administratif
Kabupaten : Bone Bolango
Kecamatan : Tilongkabila
Kelurahan : Iloheluma
BWK : C
37
2. Analisa Site
a. Kondisi Lahan/Geologi
Gambar 3.7 Kondisi Lahan/Geologi(Sumber: Survei Lapangan)
Keterangan:
1) Perkebunan
2) Perkebunan
3) Pemukiman penduduk
4) Pemukiman penduduk
Site memiliki ukuran yang sangat luas (±30Ha) sehingga mampu
menampung 1000 unit rumah beserta fasilitas penunjangnya.
38
b. Topografi
Gambar 3.8 Topografi/Bentuk Muka Tanah(Sumber: Survei Lapangan)
Topografi mempengaruhi rancangan dalam 3 hal yaitu:
1) Iklim dan cuaca
2) Bidang muka tanah
3) Mengembangkan karakter tapak
Analisis tanah menjadi penting karena mempengaruhi potensi fisik tapak
lokasi, pemilihan konstruksi dan sifat ekologis sebagai media penunjang
kehidupan tumbuh-tumbuhan/vegetasi.
Kondisi tanah pada lokasi site tiak berkontur. Hanya memerlukan sedikit
perataan.
39
c. Orientasi Arah Matahari
Gambar 3.9 Orientasi Arah Matahari(Sumber: Survei Lapangan)
Bangunan dapat memanfaatkan sudut jatuhnya sinar matahari pagi untuk
memberikan pencahayaan alami pada bangunan dan menghindari bukaan pada
saat panas teriknya matahari masuk kedalam bangunan.
40
d. Orientasi Arah Angin
Gambar 3.10 Orientasi Arah Angin(Sumber: Survei Lapangan)
Angin berhembus dari arah utara ke selatan. Kondisi ini dapat
dimanfaatkan dengan memperbanyak bukaan diarah utara untuk memanfaatkan
angin sebagai penghawaan alami
41
e. Noise/Kebisingan
Gambar 3.11 Sumber Kebisingan(Sumber: Survei Lapangan)
Keterangan:
Kebisingan yang berasal dari aktfitas penduduk
Kebisingan yang berasal dari kendaraan bermotor
42
f. Hujan
Gambar 3.12 Solusi Curah Hujan(Sumber: GambarAutocad)
1) Oevrstek berfungsi untuk mengurangi pancaran air hujan yang masuk ke
dalam bangunan
2) Penggunaan talang air uuntuk mengatur aliran air hujan agar mengalir hingga
ke saluran air
3) Saluran air berfungsi untuk mengalirkan air hujan maupun air kotor sampai
ke saluran terakhir.
12
3
43
3. Pola Tata Ruang Luar
1) Site
Site pada perumahan ini direncanakan dengan bentuk konvensional dengan
pola jalan grid untuk memudahkan pengaturan tiap unit bangunan serta
pemanfaatan lahannyapun lebih maksimal
2) Tanaman
Tanaman digunakan pada kawasan ini berupa pepohonan sebagai
pelindung yang akan disebar di area perumahan terutama disepanjang jalur hijau,
Selain pohon, digunakan tanaman semak, liana dan perdu untuk
memperindah taman dan fasilitas penunjang lainnya.
B. Tata Ruang Mikro
1. Pemakai
Seperti perumahan-perumahan pada umumnya, pelaku kegiatan pada
Perumahan ini adalah:
1) Masyarakat
Masyakarat dalam hal ini dapat dibagi menjadi 2 (dua) kelompok, yaitu:
Penghuni Perumahan
Adalah masyarakat yang tinggal, dan berinteraksi di lingkungan
perumahan.
Pengunjung/tamu
44
Adalah masyarakat yang datang ke lingkungan perumahan untuk
berkunjung ke keluarga, teman yang tinggal di perumahan.
2) Pihak Pengembang/Development dan Pemasaran/Marketing
Adalah pihak yang membangun dan memasarkan perumahan.
3) Pihak Pengelola
Adalah pihak yang mengelola, mengurus, menjaga lingkungan
perumahan.
Kegiatan–kegiatan yang ada dalam kawasan dapat diklasifikasikan sebagai
berikut:
45
2. Aktifitas Secara Umum
Aktivitas penghuni perumahan antara lain:
Gambar 3.13 Pola Aktivitas Penghuni Perumahan(Sumber: Survei)
Aktivitas Pengunjung antara lain:
Mainentrance
Pengunjung
Mainentrance
Penghuni perumahan
Kompleks perumahan
Taman kompleks
Istirahat
Mini Market
beraktifitas
MasjidLapangan badminton
Kompleks Perumahan
46
Gambar 3.14 Pola Aktivitas Pengunjung Perumahan(Sumber: Survei)
Pola Aktifitas Pengembang:
Mainentrance
Pengembang
47
Gambar 3.15 Pola Aktivitas Pengenbang Perumahan(Sumber: Survei)
Pola Aktifitas Pengelola Perumahan:
Mainentrance
Satpam
Pos jaga
48
Gambar 3.16 Pola Aktivitas Pengelola Perumahan(Sumber: Survei)
C. Program Ruang
1. Fasilitas Ruang
Secara garis besar fasilitas bangunan yang ada meliputi:
1) Fasilitas Service
2) Fasilitas Hunian
3) Fasilitas rekreasi dan bangunan Penunjang
2. Kebutuhan Ruang
a. Dasar Pertimbangan
49
Kebutuhan ruang berdasarkan program kegiatan yang berlangsung, yang
menentukan fungsi dan pengaturan ruang.
Kebutuhan ruang berdasarkan pelaku kegiatan, sifat dan pola aktivitas dari
pelaku kegiatan tersebut.
b. Pengelompokan Kebutuhan Ruang
Tabel 3.2 Pengelompokan Kebutuhan Ruang
No. Fasilitas No. Jenis Ruang Sifat RuangPublik Private Service
1 2 3 4 5 7 8
1 Kebutuhan RuangService 1 Pos Satpam
2 Kebutuhan RuangHunian
2 Rumah tipe 283 Rumah tipe 364 Rumah tipe 60
3
KebutuhanFasilitas Rekreasidan BangunanPenunjang
5 Gazebo6 Playground
7 LapanganBadminton
8 TK10 Taman11 Parkir umum12 masjid
3. Pola Hubungan Ruang
50
Area Private
Area Publik Area Service
Gambar 3.17 Pola Hubungan Ruang(Sumber: data tugas akhir)
Keterangan:
: Hubungan langsung
: Hubungan tidak langsung
4. Besaran Ruang
Untuk mendapatkan besaran ruang pada Perumahan, digunakan beberapa
cara diantaranya dengan studi banding dan standar dalam literatur. Adapun
standar-standar yang digunakan dalam perancangan perumahan ini bersumber dari
buku data arsitek dan SNI.
Sesuai dengan peraturan pemerintah, jumlah unit yang akan dibangun
adalah 1000 unit yang terdiri dari 60% rumah tipe 28 (600 unit), 30% rumah tipe
36 (300 unit) dan 10% rumah tipe 60 (100 unit).
Luas sitenya adalah 30Ha dengan KDB 60%. 60% dari 300000m2 adalah
180000 m2.
a. Fasilitas Servis
Tabel 3.3 Kebutuhan Ruang Fasilitas Servis
51
No. Jenis Ruang Luas(m2)
Ket.
1 2 3 4
1 Pos Satpam 10 Analisa
sub total 10Sirkulasi30%
3
Total 13
GrandTotal
2 x 13= 26
b. Fasilitas Hunian
Perhitungan luas kapling:
1) Rumah Tipe 28 = 70 x 2830
= 65
=> 65 + 28 = 93m2 (600 unit = 55800m2)
Ruang-ruang yang terdapat pada rumah tipe 28 adalah:
Dua buah ruang tidur
Ruang keluarga
Ruang makan
Dapur
KM/WC
2) Rumah Tipe 36 = 70 x 3630
= 84
=> 84 + 36 = 120m2 (300 unit = 36000m2)
Ruang-ruang yang terdapat pada rumah tipe 36 adalah:
Dua buah ruang tidur
52
Ruang keluarga
Ruang makan
Dapur
KM/WC
Teras
3) Rumah Tipe 60 = 70 x 6030
= 140
=> 140 + 60 = 200m2 (100 unit = 20000m2)
Ruang-ruang yang terdapat pada rumah tipe 60 adalah:
Tiga buah ruang tidur
Ruang keluarga
Ruang makan
Ruang Cuci
Dapur
KM/WC
Teras
c. Fasilitas Penunjang
Tabel 3.4 Kebutuhan Ruang Fasilitas Penunjang
53
No Jenis Ruang Jumlah PemakaiStandarGerak
(m2 /Org)Luas (m2) Ket.
1 2 4 5 6 7
1 Gazebo
3% dari 5000orang = 150 orang/4 orang = 30 Unit 1.2
180 SPT
2 Playground17% dari 5000orang = 850 6 5100 SPT
3LapanganBadminton
1% dari 5000orang = 50 orang/10 orang = 5 unit
(13,40 x 6,10) =81,74 x 5 =
408,7NAD
4 Masjid7% dari 5000orang = 350 orang
1,2 420 SNI
5 TK18% dari
1000 = 180 orang 1,5 270 SNI
6 taman 5000 orang 5000 SNI
7 Mini Market 5000 orang 480 x 2 = 960 SNI
8 Jalur hijau 5000 orang 2,5 12500 SNI
Sub total 24838,7
Sirkulasi30%
7451,61
Total 32290,31
Keterangan:NAD : Neufert, Ernst, Architect Data I & IISPT : Standart Perencanaan TapakAnalisa : Pendekatan Berdasarkan Hasil Pengamatan/PerhitunganSNI : Standar Nasional Indonesia
Rekapitulasi Kebutuhan Ruang
1) Fasilitas Hunian:
54
Type 28: 65 x 600 = 39000 m2
Type 36: 84 x 300 = 25200 m2
Type 60: 140 x 100 = 14000 m2
2) Fasilitas Service 26 m2
3) Fasilitas Penunjang 32290,31 m2 +
BC = 110516,31 m2
Total Area yang Dibutuhkan
Total Luas Ruang = 110516,31 m2
OS : BC = 70 : 30
OS = 70/30 x BC
= 70/30 x 110516,31 m2
= 257871,39 m2
Luas Site = OS + BC
= 257871,39 m2 + 110516,31 m2
= 268927,7 m2
D. Sistem Struktur
Sisitem struktur pada barang sangat berpengaruh pada massa, kesan suatu
barang, harga barang, pemakaian material serta hal-hal lain juga berhubungan
dengan bangunan.
Adapun kriteria pemilihannya adalah sebagai berikut:
Fungsi bangunan
55
Faktor teknis bangunan
Dengan kriteria di atas maka sisitem statistik yang dipakai adalah:
1) Pondasi
Untuk Pondasi digunakan pondasi garis.
2) Untuk Atap
Bahan atap untuk perumahan adalah seng, dengan kayu sebagai rangka
kuda-kuda
E. Sistem Utilitas
1. Pembuangan
1) Air kotor dan Kotoran
Pembuangan air kotor dan kotoran disediakan dibeberapa tempat dimana
terjadi pemakaian air untuk keperluan rumah seperti toilet, dapur, dan kamar
mandi. Pada bangunan kawasan ini disediakan septick tank di setiap unit rumah.
2) Sampah
Sistem pembuangan sampah, disediakan banyak tempat sampah ditiap
klelompok unit rumah dan bangunan-bangunan penunjang, yang nantinya akan
diangkut oleh mobil pengangkut sampah. selanjutnya dibawa ke pembuangan
akhir.
Sampah yang terkumpul dimasing-masing unit perumahan di pilih
berdasarkan jenisnya kemudian dibuang ke tempat sampah sesuai dengan jenisnya
yang selanjutnya akan diangkut oleh mobil pengangkut sampah.
56
3) Air Hujan/Drainase
Agar tidak terjadi genangan air hujan, dibuat saluran drainase di sepanjang
tepian jalan yang saling berhubungan dan berakhir di saluran drainase umum yang
terdapat di depan kompleks. Saluran yang dipergunakan adalah saluran tertutup.
2. Air Bersih
Sumber air bersih untuk tiap unit rumah bersal dari PDAM. Tiap unit
rumah disediakan reservoir untuk menampung air bersih sehingga air bersih tetap
tersedia padasaat air dari PDAM berhenti sewaktu-waktu. Sedangkan air untuk
pemeliharaan taman menggunakan air hujan yang ditampung dengan Rainwater
Cachting.
3. Listrik
Tenaga dari listrik yang dipakai berasal dari PLN. Tenaga listrik yang
berasal dari PLN disambungkan ke meteran di tiap unit perumahan kemudian
dihubungkan dengan trafo ke panel utama yang kemudian di alirkan ke panel
cabang yang kemudian dibagi unntuk kebutuhan pencahayaan dan lain-lain.
Mengingat perumahan ini berjumlah 1000 unit, maka kawasan ini membutuhkan
gardu listrik sendiri yang diletakkan didekat kawasan, yang ditransmisikan
langsung dari gardu listrik PLN.
4. Penghawaan
57
Perumahan ini mengandalkan penghawaan alami yang berasal dari
rumbuh-tumbuhan yang tumbuh di sekitar bangunan. Agar udara dapat masuk,
pada tiap unit rumah tentunya dibuatkan ventilasi. Dan jika membutuhkan
penghawaan yang lebih, penghuni dapat memanfaatkan buakaan berupa jendela
untuk mengoptimalkan udara didalam ruangan. Begitu juga jika penghuni tidak
menginginkan udara yang masuk ke dalam ruangan terlalu banyak, penghuni
hanya tinggal menutup jendela.
5. Sistem Pecahayaan
Pencahayaan alamiah untuk tiap unit perumahan disesuaikan dengan arah
terbit dan terbenamnya matahari agar pencahayaannya lebih optimal pada siang
hari, sedangkan pada malam hari, menggunakan pencahayaan buatan karena tidak
adanya sinar matahari.
6. Sistem Keamanan
Sistem keamanan pada kawasan ini menggunakan jasa satpam yang
ditempatkan pada pos utama yang terletak di pintu masuk kompleks. Jalan
masukutama ke kompleks perumahan ini dibatasi oleh palang yang secara manual
dibuka dan di tutup oleh satpam yang berada di pos satpam tersebut.
7. Sistem komunikasi
Sistem komunikasi keluar bangunan menggunakan telpon langsung yang
disediakan bagi penghuni yang menginginkan adanya telepon rumah. Mengingat
58
saat ini orang lebih banyak menggunakan handphone sebagai alat komunikasi
yang lebih praktis.