(270110130072_achmadrifai(Kelas D)(Tugas4)(Makna BhinekaTunggalIka) )

download (270110130072_achmadrifai(Kelas D)(Tugas4)(Makna BhinekaTunggalIka) )

of 23

Transcript of (270110130072_achmadrifai(Kelas D)(Tugas4)(Makna BhinekaTunggalIka) )

  • MAKNA BHINEKA TUNGGAL IKA

    Disusun untuk memenuhi tugas makalah mata kuliah Pendidikan Kewarganegaraan

    Penyusun

    ACHMAD RIFAI

    270110130072

    FAKULTAS TEKNIK GEOLOGI

    UNIVERSITAS PADJAJARAN

    JATINANGOR

    2014

    TUGAS : Ke-4

  • KATA PENGANTAR

    Puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa, karena berkat rahmat dan

    karunia-Nya penulis dapat menyelesaikan makalah ini.

    Makalah ini disusun untuk memenuhi tugas mata kuliah Pendidikan

    Kewarganegaraan dengan judul Makna Bhineka Tunggal Ika. Terimakasih

    kepada dosen mata kuliah Pendidikan Kewarganegaraan Bapak Syafrudin MT,

    Bapak Dr. Nana Sulaksana selaku dosen pembimbing kwarganegaraan, Tim

    Assisten Dosen Radit ST dan Murni ST selaku pengarah dan pembimbingan

    dalam tersusunnya makalah ini , serta rekan-rekan yang telah memberikan

    dukungan dalam menyelesaikan tugas makalah ini.

    Demikian makalah ini saya susun, semoga makalah ini dapat bermanfaat

    bagi pembaca dan memenuhi tugas mata kuliah Pendidikan Kewarganegaraa.

    Penulis mengharapkan kritik dan saran pada makalah ini jika terdapat kesalahan.

    Penulis bertanggung jawab sepenuhnya atas makalah yang penulis buat.

    Bandung, Maret 2014

    ACHMAD RIFAI

    I

  • DAFTAR ISI

    KATA PENGANTAR ...... I

    DAFTAR ISI.... ... II

    BAB I PENDAHULUAN

    1.1 Latar Belakang . 1

    1.2 Maksud dan Tujuan ....... 2

    1.3 Rumusan Masalah ........ 2

    BAB II ISI

    2.1 Pengertian Bhineka Tunggal Ika ....... 3

    2.2 Makna Bhineka Tunggal Ika ..... 3

    2.3 Pentingnya Bhineka Tunggal Ika ...... 4

    2.4 Bahasa Penerapan Bhineka Tunggal Ika dalam Persatuan Indonesia .. 6

    2.5 Nilai-nilai yang terkandung dalam Bhineka Tunggal Ika . 10

    2.6 Pemahaman Nilai-nilai Ke-Bhinneka Tunggal Ika-an .. 11

    2.7 Perwujudan Nilai-Nilai Bhineka Tunggal Ika Dalam Integrasi Nasional 15

    2.8 Contoh Kasus yang menyimpang dari Bhineka Tunggal Ika ........ 17

    BAB III

    3.1 Kesimpulan ..... 18

    DAFTAR PUSTAKA ..................... III

    II

  • BAB I

    PENDAHULUAN

    1.1 Latar Belakang

    Bhineka Tunggal Ika merupakan suatu semboyan dari negara Indonesia

    sebagai dasar untuk mewujudkan persatuan dan kesatuan Indonesia, dimana kita

    harus dapat menerapkan semboyan Bhineka Tunggal Ika dalam kehidupan sehari-

    hari.

    Indonesia merupakan negara yang terdiri dari kumpulan pulau dimana

    setiap daerah memiliki budaya, aturan, dan kebiasaan yang berbeda antara yang

    satu dengan yang lainnya, tanpa adanya kesadaran sikap untuk menjaga Bhineka

    tunggal Ika pastinya akan terjadi berbagai kekacauan di dalam kehidupan

    berbangsa dan bernegara dimana setiap oarng akan hanya mementingkana dirinya

    sendiri atau daerahnya sendiri tanpa peduli terhadap kepentingan bersama.

    Banyak kasus seperti kerusuhan yang marak di Indonesia, umumnya disebabkan

    karena tidak adanya toleransi terhadap suku bangsa, agama, warna kulit serta

    budaya (adat istiadat) sehingga menyebabkan suatu perpecahan, bila hal tersebut

    terjadi pastinya negara kita ini akan terpecah belah. Oleh karena itu Bhineka

    Tunggal Ika sangat dibutuhkan, yaitu dengan cara hidup saling menghargai antara

    masyarakat yang satu dengan yang lainnya tanpa memandang suku

    bangsa,agama,bahasa,adat istiadat,warna kulit dan lain-lain. Sehingga kita dapat

    menyatukan dan mempertahankan wilayah republik Indonesia menjadi satu

    kesatuan yang utuh dan kuat.

    Hal ini yang membuat penulis tertarik tuntuk menyusun makalah dengan

    judul Makna Bhineka Tunggal Ika.

    1

  • 1.2 Maksud dan Tujuan

    Adapun maksud dari penyusunan makalah ini adalah untuk memenuhi

    salah satu tugas mata kuliah Pendidikan Kewarganegaraan, selain itu bermaksud

    untuk memberikan informasi kepada pembaca bahwa Bhineka Tunggal Ika sangat

    dibutuhkan untuk menjaga kesatuan dan persatuan bangsa Indonesia yang utuh

    dan kuat.

    Adapun tujuan dari penyusunan makalah ini, yaitu

    Untuk menjelaskan Pengertian dan Makna Bhineka Tunggal Ika.

    Untuk menjelaskan Semboyan Bhineka Tunggal Ika.

    Untuk menjelaskan pentingnya Bhineka Tunggal Ika.

    1.3 Rumusan Masalah

    Apa makna dan pengertian Bhineka Tunggal Ika?

    Apa dampak yang ditimbulkan bila Bhineka Tunggal Ika tidak dijadikan

    semboyan bernegara?

    2

    2

  • BAB II

    ISI

    2.1 Pengertian Bhineka Tunggal Ika

    Bhinneka Tunggal Ika berarti berbeda-beda tetapi satu jua (kitab

    sutasoma) yang berasal dari kitab karangan Mpu Tantular / Empu Tantular.

    Pengertian lainnya, bhineka tunggal ika berarti berbeda-beda tetap satu jua

    dimana golongan manusia memiliki rasa kebersamaan dan rasa ingin bersatu

    untuk mencapai keinginan dan tujuan yang sama sebagai rakyat Indonesia yaitu

    Merdeka. Merdeka dalam arti hidup bahagia, mencapai kemakmuran,

    kesejahteraan hidup dan merdeka atas kemenangan Indonesia. Golongan yang

    beraneka ragam adalah dari berbagai macam suku, budaya, ras maupun agama.

    Untuk dapat bersatu kita dapat saling menghargai diantara perbedaan tersebut

    yang disebut dengan Toleransi atau saling menhargai untuk mencapai kerukunan

    dan perdamaian dunia.Kata-kata Bhinneka Tunggal Ika juga terdapat pada

    lambang negara Republik Indonesia yaitu Burung Garuda Pancasila. Di kaki

    Burung Garuda Pancasila mencengkram sebuah pita yang bertuliskan Bhinneka

    Tunggal Ika. Kata-kata tersebut dapat pula diartikan : Berbeda-beda tetapi tetap

    satu jua. ( Nur Fitryah, 2011)

    Secara mendalam Bhineka Tunggal Ika memiliki makna walaupun di

    Indonesia terdapat banyak suku, agama, ras, kesenian, adat, bahasa, dan lain

    sebagainya namun tetap satu kesatuan yang sebangsa dan setanah air.

    Dipersatukan dengan bendera, lagu kebangsaan, mata uang, bahasa dan lain-lain

    yang sama.

    2.2 Makna Bhineka Tunggal Ika

    Frasa Bhinneka Tunggal Ika sendiri berasal dari bahasa Jawa Kuno dan

    dalam penerjemahannya sehari-hari kedalam bahasa Indonesia bermakna

    3

  • "Berbeda-beda tetapi tetap satu". Bila kata Bhinneka Tunggal Ika diterjemahkan

    per patah kata, maka akan berarti seperti berikut ini:

    Bhinneka yang bermakna "beraneka ragam" atau berbeda-beda.

    Tunggal yang bermakna "satu"

    Ika bermakna "itu"

    Secara harafiah Bhinneka Tunggal Ika diterjemahkan "Beraneka Satu Itu",

    yang bermakna meskipun berbeda-beda tetapi pada hakikatnya bangsa

    Indonesia tetap adalah satu kesatuan. Semboyan ini digunakan untuk

    menggambarkan persatuan dan kesatuan Bangsa dan Negara Kesatuan Republik

    Indonesia yang terdiri atas beraneka ragam budaya, bahasa daerah, ras, suku

    bangsa, agama dan kepercayaan.

    Kalimat Bhinneka Tunggal Ika sendiri merupakan kutipan dari sebuah

    kakawin Jawa Kuna yaitu kakawin Sutasoma, karangan Mpu Tantular semasa

    kerajaan Majapahit sekitar abad ke-14. Kakawin ini istimewa karena mengajarkan

    toleransi antara umat Hindu Siwa dengan umat Buddha.

    2.3 Pentingnya Semboyan Bhineka Tunggal Ika

    Makna Bhineka Tunggal Ika dalam Persatuan Indonesia Sebagaimana

    dijelaskan dimuka bahwa walaupun bangsa Indonesia terdiri dari berbagai macam

    suku bangsa yang memiliki kebudayaan dan adat-istiadat yang beraneka ragam

    namun keseluruhannya merupakan suatu persatuan. Penjelmaan persatuan bangsa

    dan wilayah negara Indonesia tersebut disimpulkan dalam PP. No. 66 tahun 1951,

    17 Oktober diundangkan tanggal 28 Nopember 1951, dan termuat dalam

    Lembaran Negara No. II tahun 1951.Makna Bhineka Tunggal Ika yaitu meskipun

    bangsa dan negara Indonesia terdiri atas beraneka ragam suku bangsa yang

    memiliki kebudayaan dan adat-istiadat yang bermacam-macam serta beraneka

    4

  • ragam kepulauan wilayah negara Indonesia namun keseluruhannya itu merupakan

    suatu persatuan yaitu bangsa dan negara Indonesia.

    Keanekaragaman tersebut bukanlah merupakan perbedaan yang

    bertentangan namun justru keanekaragaman itu bersatu dalam satu sintesa yang

    pada gilirannya justru memperkaya sifat dan makna persatuan bangsa dan negara

    Indonesia.Dalam praktek tumbuh dan berkembangnya persatuan suatu bangsa

    (nasionalisme) terdapat dua aspek kekuasaan yang mempengaruhi yaitu

    kekuasaan pisik (lahir), atau disebut juga kekuasan material yang berupa

    kekerasan, paksaan dan kekuasaan idealis (batin) yang berupa nafsu psikis, ide-ide

    dan kepercayaan-kepercayaan. Proses nasionalisme (persatuan) yang dikuasai

    oleh kekuasaan pisik akan tumbuh dan berkembang menjadi bangsa yang bersifat

    materialis. Sebaliknya proses nasionalisme (persatuan) yang dalam

    pertumbuhannya dikuasai oleh kekuasaan idealis maka akan tumbuh dan

    berkembang menjadi negara yang ideal yang jauh dari realitas bangsa dan negara.

    Oleh karena itu bagi bangsa Indonesia prinsip-prinsip nasionalisme itu

    tidak berat sebelah, namun justru merupakan suatu sintesa yang serasi dan

    harmonis baik hal-hal yang bersifat lahir maupun hal-hal yang bersifat batin.

    Prinsip tersebut adalah yang paling sesuai dengan hakikat manusia yang bersifat

    monopluralis yang terkandung dalam Pancasila. Di dalam perkembangan

    nasionalisme didunia terdapat berbagai macam teori antara lain Hans Kohn yang

    menyatakan bahwa :Nasionalisme terbentuk ke persamaan bahasa, ras, agama,

    peradaban, wilayah negara dan kewarganegaraan. Bangsa tumbuh dan

    berkembang dari analisir-analisir akar-akar yang terbentuk melalui jalannya

    sejarah. Dalam masalah ini bangsa Indonesia terdiri atas berbagai macam suku

    bangsa yang memiliki adat-istiadat dan kebudayaan yang beraneka ragam serta

    wilayah negara Indonesia yang terdiri atas beribu-ribu kepulauan. Oleh karena itu

    keadaan yang beraneka ragam itu bukanlah merupakan suatu perbedaan yang

    saling bertentangan namun perbedaan itu justru merupakan daya penarik kearah

    resultan sehingga seluruh keanekaragaman itu terwujud dalam suatu kerjasama

    yang luhur yaitu persatuan dan kesatuan bangsa. Selain dari itu dalam kenyataan

    5

  • objektif pertumbuhan nasionalisme Indonesia telah dibentuk dalam perjalanan

    sejarah yang pokok yang berakar dalam adat-istiadat dan kebudayaan.

    2.4 Penerapan Bhineka Tunggal Ika dalam Persatuan Indonesia

    Prinsip-prinsip nasionalisme Indonesia (Persatuan Indonesia) tersusun

    dalam kesatuan majemuk tunggal yaitu:

    a) Kesatuan sejarah, yaitu bangsa Indonesia tumbuh dan berkembang

    dalam suatu proses sejarah yang sama.

    b) Kesatuan nasib, yaitu dimana berada dalam satu proses sejarah yang

    sama dengan mengalami nasib yang sama yaitu dalam penderitaan

    penjajah dan kebahagiaan bersama.

    c) Kesatuan kebudayaan; yaitu keanekaragaman kebudayaan tumbuh

    menjadi suatu bentuk kebudayaan nasional.

    d) Kesatuan asas kerohanian, yaitu adanya ide, cita-cita dan nilai-nilai

    kerokhanian yang secara keseluruhan tersimpul dalam Pancasila.

    Berdasarkan prinsip-prinsip nasionalisme yang tersimpul dalam sila ketiga

    tersebut dapat disimpulkan bahwa naionalisme (Persatuan Indonesia) pada masa

    perjuangan pergerakan kemerdekaan Indonesia memiliki peranan historis yaitu

    mampu mewujudkan Proklamasi Kemerdekaan 17 Agustus 1945. Jadi

    Persatuan Indonesia sebagai jiwa dan semangat perjuangan kemerdekaan

    Republik Indonesia. Peran Persatuan Indonesia dalam Perjuangan Kemerdekaan

    Indonesia menurut Muhammad Yamin Bangsa Indonesia dalam merintis

    terbentuknya suatu bangsa dalam panggung politik Internasional melalui suatu

    proses sejarahnya sendiri yang tidak sama dengan bangsa lain. Dalam proses

    terbentuknya persatuan tersebut bangsa Indonesia menginginkan suatu bangsa

    yang benar-benar merdeka, mandiribebas menentukan nasibnya sendiri tidak

    tergantung pada bangsa lain.

    6

  • Menurut Muhammad Yamin terwujudnya Persatuan Kebangsaan

    Indonesia itu berlangsung melalui tiga fase.

    Pertama Zaman Kebangsaan Sriwijaya,

    kedua Zaman Kebangsaan Majapahit,

    ketiga Zaman Kebangsaan Indonesia Merdeka (yang diplokamirkan pada

    tanggal 17 Agustus 1945).

    Kebangsaan Indonesia pertama dan kedua itu disebutnya sebagai

    nasionalisme lama, sedangkan fase ketiga disebutnya sebagai nasionalisme

    Indonesia Modern, yaitu suatu Nationale Staat atau Etat Nationale yaitu suatu

    negara Kebangsaan Indonesia Modern menurut susunan kekeluargaan yang

    berdasar atas Ketuhanan Yang Maha Esa serta kemanusiaan. Pada masa

    perjuangan kemerdekaan Indonesia, pengertian Persatuan Indonesia adalah

    sebagai faktor kunci yaitu sebagai sumber semangat, motivasi dan penggerak

    perjuangan Indonesia. Hal itu tercantum dalam Pembukaan UUD 1945 yang

    berbunyi sebagai berikut : Dan perjuangan pergerakan Indonesia telah sampailah

    pada saat yang berbahagia dengan selamat sentausa menghantarkan rakyat

    Indonesia kedepan pintu gerbang kemerdekaan Negara Indonesia yang merdeka,

    bersatu, berdaulat, adil dan makmur. Cita-cita untuk mencapai Indonesia

    merdeka dalam bentuk organisasi modern baik berdasarkan agama Islam, paham

    kebangsaan ataupun sosialisme itu dipelopori oleh berdirinya Serikat Dagang

    Islam (1990), Budi Utomo (1908), kemudian Serikat Islam (1911),

    Muhammadiyah (1912),Indiche Partij (1911), Perhimpunan Indonesia (1924),

    Partai Nasional Indonesia (1929), Partindo (1933) dan sebagainya.

    Integrasi pergerakan dalam mencapai cita-cita itu pertama kali tampak

    dalam bentuk federasi seluruh organisasi politik/ organisasi masyarakat yang ada

    yaitu permufakatan perhimpunan-perhimpunan Politik Kemerdekaan Indonesia

    (1927).Kebulatan tekad untuk mewujudkan Persatuan Indonesia kemudian

    tercermin dalam ikrar Sumpah Pemuda yang dipelopori oleh pemuda perintis

    kemerdekaan pada tanggal 28 Oktober 1928 diJakarta yang berbunyi :

    7

  • Pertama. Kami Putra dan Putri Indonesia Mengaku Bertumpah darah Satu

    Tanah Air Indonesia.

    Kedua. Kami Putra dan Putri Indonesia Mengaku Berbangsa Satu Bangsa

    Indonesia.

    Ketiga. Kami Putra dan Putri Indonesia Menjunjung Bahasa Persatuan Bahasa

    Indonesia.

    Jika kita lihat, Sumpah Pemuda yang mengatakan satu Nusa, satu Bangsa,

    dan satu Bahasa Indonesia maka ada tiga aspek Persatuan Indonesia yaitu :

    1. Aspek Satu Nusa : yaitu aspek wilayah, nusa berarti pulau, jadi wilayah yang

    dilambangkan untuk disatukan adalah wilayah pulau-pulau yang tadinya bernama

    Hindia Belanda yang saat itu dijajah oleh Belanda. Ini untuk pertama kali secara

    tegas para pejuang kemerdekaan meng-klaim wilyah yang akan dijadikan wilayah

    Indonesia merdeka.

    2. Aspek Satu Bangsa : yaitu nama baru dari suku-suku bangsa yang berada da

    wilayah yang tadinya bernama Hindia Belanda yang tadinya dijajh oleh Belanda

    memplokamirkan satu nama baru sebagai Bangsa Indonesia. Ini adalah awal mula

    dari rasa nasionalisme sebagai kesatuan bangsa yang berada di wilayah sabang

    sampai Merauke.

    3. Aspek Satu Bahasa : yaitu agar wilayah dan bangsa baru yang bterdiri dari berbagai

    suku dan bahasa bisa berkomunikasi dengan baik maka dipakailah sarana bahasa

    Indonesia yang ditarik dari bahasa Melayu dengan pembaharuan yang

    bernuansakan pergerakan kearah Indonesia yang Merdaka. Untuk pertama kali

    para pejuang kemerdekaan memplokamirkan bahasa yang akan dipakai negara

    Indonesia merdeka yaitu bahasa Indonesia.

    Hari Sumpah Pemuda tanggal 28 Oktober 1928 itulah pangkal tumpuan

    cita-cita menuju Indonesia merdeka. Memang diakui bahwa persatuan berkali-kali

    mengalami gangguan dan kerenggangan. Perjuangan kemerdekaan antara partai

    politik/ organisasi masyarakat pada waktu itu dangan segala strategi dan aksinya

    baik yang kooperatif maupun non kooperatif terhadap pemerintahan Hindia

    8

  • Belanda mengalami pasang naik federasi maupun fusi dalam gabungan politik

    Indonesia (1939) dan fusi terakhir Majelis Rakyat Indonesia.

    Indonesia di jajah BELANDA selama 350 tahun atau 3,5 Abad, maka

    untuk itu Indonesia memilih semboyan BHINNEKA TUNGGAL IKA, yang

    bertujuan untuk mempersatukan bangsa Indonesia agar dapat mengusir penjajah

    dari bumi ibu pertiwi ini.Tetapi semboyan Bhinneka Tunggal Ika pada zaman

    sekarang sudah tidak berguna lagi di masyarakat Indonesia, karena banyaknya

    tawuran antar Desa, Antara pelajar, dan lain-lain sudah menjamur di seluruh

    pelosok Indonesia.Jadi Pengorbanan masyarakat dulu sudah tidak berarti lagi di

    zaman sekarang, pada zaman dahulu banya peristiwa heroik terjadi setelah

    ataupun sebelum kemerdekaan, contoh saja peristiwa besar yang terjadi di kota

    SURABAYA pertempuran antara arek-arek SURABAYA dan sekitarnya

    melawan para tentara Sekutu yang ingin menjajah kembali Indonesia, tetapi

    dengan gagahnya pemuda-pemuda itu bersatu dan mengusir tentara sekutu.Semua

    itu di lakukan agar para anak cucunya di masa depan agar bisa merasakan

    kehidupan yang lebih baik dari mereka, maka untuk itu kita harus membangkitkan

    rasa NASIONALISME kita terhadap bangsa ini, jangan cuma pada saat Malaysia

    mengklaim sesuatu milik kita menjadi kepunyaan mereka, maka kita harus

    menghargai jasa para pahlawan zaman dulu, karena tanpa jasanya kita tidak bisa

    hidup nyaman seperti sekarang ini.

    Bhineka Tunggal Ika merupakan semboyan negara Indonesia sebagai

    dasar untuk mewujudkan persatuan dan kesatuan Indonesia,dimana kita haruslah

    dapat menerapkannya dalam kehidupan sehari-hari yaitu hidup saling menghargai

    antara masyarakat yang satu dengan yang lainnya tanpa memandang suku

    bangsa,agama,bahasa,adat istiadat,warna kulit dan lain-lain.Indonesia merupakan

    negara kepulauan yang terdiri dari beribu-ribu pulau dimana setiap daerah

    memiliki adat istiadat,bahasa,aturan,kebiasaan dan lain-lain yang berbeda antara

    yang satu dengan yang lainnya tanpa adanya kesadaran sikap untuk menjaga

    9

  • Bhineka tunggal Ika pastinya akan terjadi berbagai kekacauan di dalam kehidupan

    berbangsa dan bernegara dimana setiap oarng akan hanya mementingkana dirinya

    sendiri atau daerahnya sendiri tanpa perduli kepentngan bersama.Bila hal tersebut

    terjadi pastinya negara kita ini akan terpecah belah.Oleh sebab itu marilah kita

    jaga bhineka tunggal ika dengan sebai-baiknya agar persatuan bangsa dan negara

    Indonesia tetap terjaga dan kita pun haruslah sadar bahwa menyatukan bangsa ini

    memerlukan perjuangan yang panjang yang dilakukan oleh para pendahulu kita

    dalam menyatukan wilayah republik Indonesia menjadi negara kesatuan.

    2.5 Nilai-nilai yang terkandung dalam Bhineka Tunggal Ika

    Nilai adalah kemampuan yang dipercayai, berada pada suatu benda yang

    menarik minat seseorang atau kelompok untuk mendapatkan kepuasan (Dictionary

    of Sociology and Related Sciences). Nilai nilai Bhinneka Tunggal Ika yang

    termaktub dalam Pancasila merupakan suatu kesadaran, cita-cita hukum, serta

    cita-cita moral yang luhur, meliputi suasana kejiwaan serta watak bangsa

    Indonesia yang secara yuridis formal menjadi dasar filsafat Negara Kesatuan

    Republik Indonesia (NKRI).

    Integrasi nasional adalah kesatuan atau persatuan dalam satu wadah atau

    negara yang terdiri dari berbagai kondisi wilayah yang berbeda secara geografis,

    berbeda budaya, suku/etnik, ras, bahasa, agama, status sosial, dan aspek

    kehidupan lainnya di bawah ideologi dan konstitusi yang sama dan memiliki cita-

    cita yang sama dalam mewujudkan tujuan nasionalnya.

    Multikultural disebut juga kemajemukan budaya yang merupakan upaya

    untuk menggali potensi budaya sebagai kapital yang dapat membawa suatu

    komunitas dalam menghadapi masa depan yang penuh resiko. Multikulturalisme

    diartikan juga sebagai pemahaman, penghargaan, dan penilaian atas budaya

    seseorang, serta sebuah penghormatan dan keingintahuan tentang budaya lain.

    10

  • Konsep nasionalisme sebagai ideologi mencakup prinsip kebebasan,

    kesatuan, kesamarataan, serta kepribadian selaku orientasi nilai kehidupan kolektif

    suatu kelompok dalam usaha merealisasikan tujuan politik, pembentukan dan

    pelestarian nasional (Kartodirjo 1993:3). kondisi dinamik bangsa yang meliputi

    segenap aspek kehidupan nasional, yang berintegrasi, berisi keuletan dan

    ketangguhan yang mengandung kemampuan mengembangkan kekuatan nasional

    dalam menghadapi dan mengatasi segala tantangan, ancaman, hambatan dan

    gangguan baik yang datang dari luar maupun dari dalam, untuk menjamin

    identitas, itegritas kelangsungan hidup bangsa dan negara serta perjuangan

    mencapai tujuan nasionalnya.

    2.6 Pemahaman Nilai-nilai Ke-Bhinneka Tunggal Ika-an

    Indonesia yang dikenal sebagai bangsa yang majemuk, dalam membina

    dan membangun atau menyelenggarakan kehidupan nasional, baik pada aspek

    politik, ekonomi, sosial budaya dan pertahanan keamanan rakyat semestanya,

    selalu mengutamakan persatuan dan kesatuan bangsa dalam satu wadah/wilayah

    yaitu Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI). Pembinaan dan

    penyelenggaraan tata kehidupan bangsa dan negara Indonesia disusun atas dasar

    hubungan timbal balik antara falsafah Pancasila, cita-cita dan tujuan nasional,

    serta kondisi sosial budaya dan pengalaman sejarah yang menumbuhkan

    kesadaran tentang kemajemukan dan ke-Bhinneka Tunggal Ika-annya dengan

    mengutamakan persatuan dan kesatuan nasional.

    Bangsa Indonesia menyadari bahwa kemajemukan etnik/suku, ras, sosial,

    budaya, dan agama, merupakan kepelbagaian yang berbeda satu sama lain, namun

    demi kepentingan bersama, menuju masyarakat yang makmur dan sejahtera,

    kepelbagaian menjadi penguat sehingga terintegrasi secara nasional sejak

    Indonesia merdeka di bawah ideologi Pancasila. Kemajemukan yang terintegrasi

    secara nasional menjadi kondisi potensi nasional yang harus dapat menempatkan

    11

  • nilai-nilai ke-Bhinneka Tunggal Ika-an sebagai landasan dan pedoman dalam

    mewujudkan stabilitas nasional dan ketahanan nasional dengan segala aspek-

    aspek yang ada didalamnya. Untuk itulah, aktualisasi pemahaman nilai-nilai

    Bhinneka Tunggal Ika yang termaktub dalam Pancasila sebagai filsafat dan

    pandangan hidup bangsa perlu dipahami dan dikembangkan serta

    diimplementasikan dalam berinteraksi sosial, karena nilai-nilai yang terkandung

    dalam ke-Bhinneka Tunggal Ika-an mempunyai fungsi sebagai motivasi dan

    rambu-rambu dalam menentukan segala kebijaksanaan, keputusan, tindakan dan

    perbuatan dalam bermasyarakat, dan berpemerintahan, baik di tingkat pusat dan

    daerah maupun bagi seluruh rakyat Indonesia. Selain itu, berfungsi juga untuk

    mewujudkan nasionalisme yang tinggi disegala aspek kehidupan rakyat Indonesia

    yang lebih mengutamakan kepentingan nasional dari pada kepentingan individu,

    kelompok, golongan, suku bangsa atau daerah, dengan tetap menghormati

    kepentingan lain, selama tidak bertentangan dengan kepentingan nasional.

    Pemahaman nilai-nilai ke-Bhinneka Tunggal Ika-an harus dijadikan

    arahan, pedoman, acuan dan tuntunan bagi setiap individu dalam bertindak dan

    membangun serta memelihara tuntutan bangsa yang terintegrasi secara nasional

    demi keutuhan NKRI yang dikenal dengan masyarakat multikultural. Karena itu,

    implementasi atau penerapan nilai-nilai ke-Bhinneka Tunggal Ika-an harus

    tercermin pada pola pikir, pola sikap dan pola tindak yang senantiasa

    mendahulukan kepentingan bangsa dan NKRI daripada kepentingan pribadi atau

    kelompok. Untuk mengaktualisasikan pemahaman nilai-nilai ke-Bhinneka

    Tunggal Ika-an agar terintegrasi secara nasional dalam kemajemukan sosial

    budaya masyarakat, implementasinya harus tergambar dalam kehidupan politik,

    sosial budaya, dan seluruh aspek kehidupan berbangsa dalam penyelenggaraan

    negara yang sehat dan dinamis.

    Aspek politik misalnya, diarahkan untuk mampu menumbuh kembangkan

    rasa dan semangat kebangsaan yang selanjutnya dapat dijadikan landasan bagi

    pengembangan jiwa nasionalisme dan pembentukan jati diri bangsa. Sosialisasi

    aktualisasi nilai-nilai ke-Bhinneka Tunggal Ika-an harus dilaksanakan oleh

    12

  • seluruh komponen nasional untuk mewujudkan kehidupan bangsa yang

    demokratis dan berkeadilan serta mampu menempatkan kepentingan bangsa dan

    negara di atas kepentingan golongan dan individu, menghormati Hak Asasi

    Manusia (HAM), tidak terjadi kesewenangan kekuasaan tetapi sebaliknya yang

    terjadi adalah hubungan yang harmonis, saling menghargai tugas dan wewenang

    masing-masing, serta memantapkan keyakinan warga terhadap nilai-nilai ke-

    Bhinneka Tunggal Ika-an. Hal tersebut tampak dalam wujudnya pemerintahan

    yang kuat, aspiratif dan terpercaya, yang dibangun sebagai penjelmaan kedaulatan

    rakyat sehingga kepercayaan warga terhadap pelaksana pemerintahan terjamin.

    Penerapan aktualisasi pemahaman nilai-nilai ke-Bhinneka Tunggal Ika-an

    yang terigrasi dalam kehidupan keseharian akan menciptakan tatanan masyarakat

    yang benar-benar menjamin pemenuhan dan peningkatan kesejahteraan dan

    kemakmuran rakyat secara merata dan adil. Untuk itu aktualisasi pemahaman

    nilai-nilai ke-Bhinneka Tunggal Ika-an harus mampu menumbuhkembangkan

    kehidupan bermasyarakat yang saling berinteraksi secara sinergis antara satu

    daerah dengan daerah lain yang berbeda budaya, etnik/suku, bahasa, agama, dan

    strata sosial dalam mewujudkan sistem integrasi nasional yang mampu

    meningkatkan kesejahteraan dan kemakmuran seluruh warga serta daya saing

    bangsa. Seluruh komponen harus mampu memanfaatkan potensi daerah sebagai

    sumber daya dan kearifan lokal guna meningkatkan kesejahteraan secara adil dan

    mesra merata sebagai wujud rasa nasionalisme bangsa dengan menjaga

    kelestarian sumber daya dan potensi yang dimiliki demi generasi penerus bangsa.

    Di samping itu, mencerminkan tanggungjawab terhadap pola sikap dan tindakan

    yang saling menghormati dan saling menghargai antar daerah, suku, bahasa,

    agama, bahkan strata sosial, secara timbal balik demi kelestarian keanekaragaman

    budaya yang menjadi kekayaan milik bersama dalam kesatuan dan persatuan

    negara bangsa.

    Penerapan aktualisasi nilai-nilai ke-Bhinneka Tunggal Ika-an dalam

    kehidupan sosial budaya akan menciptakan sikap batiniah dan lahiriah yang

    mengakui, menerima dan menghormati segala bentuk perbedaan sebagai

    13

  • kenyataan hidup sekaligus sebagai karunia Sang Pencipta. Untuk itu, setiap warga

    diarahkan agar mampu mengembangkan budaya daerah yang saling berinteraksi

    dan mengisi secara sinergis dengan budaya daerah lainnya atas dasar saling

    menghormati dan saling menghargai khasanah masing-masing sehingga terwujud

    kehidupan bangsa yang rukun dan bersatu secara integral. Selain itu, harus mampu

    mewujudkan kebudayaan nasional yang merupakan perpaduan harmonis alamiah

    dari kebudayaan daerah yang dapat dikembangkan sebagai jati diri bangsa,

    mampu mewujudkan sistem hukum nasional yang dapat mengakomodasi dan

    mengakar pada nilai-nilai dan norma-norma hukum yang berlaku dan berkembang

    di tengah-tengah masyarakat dan diabadikan untuk kepentingan nasional.

    Kemudian mampu juga mengembangkan ilmu pengetahuan dan teknologi demi

    meningkatkan kualitas sumber daya manusia yang diabadikan bagi peningkatan

    hakekat dan martabat bangsa. Implementasi ini juga akan menciptakan kehidupan

    masyarakat dan bangsa yang rukun dan bersatu tanpa membeda-bedakan suku,

    asal-usul daerah, agama atau kepercayaan, serta golongan berdasarkan status

    sosialnya.

    Penerapan pemaham nilai-nilai ke-Bhinneka Tunggal Ika-an dalam

    kehidupan pertahanan keamanan juga akan menumbuh-kembangkan kesadaran

    cinta tanah air untuk lebih lanjut akan membentuk sikap bela negara pada setiap

    warga negara, yang kemudian akan menjadi modal utama dalam menggerakkan

    partisipasi setiap warga menanggapi setiap bentuktantangan, seberapapun kecilnya

    dan darimanapun datangnya atau setiap gejala yang membahayakan keselamatan

    bangsa dan kedaulatan negara. Untuk itu setiap warga harus mampu menumbuh

    kembangkan kesadaran cinta tanah air dan bangsa yang selanjutnya akan

    menumbuh kembangkan jiwa dan semangat bela negara, dan pada akhirnya dapat

    membangun sistem pertahanan negara yang bertumpu pada keterpaduan upaya

    seluruh rakyat serta pengerahan segenap potensi nasional secara semesta dengan

    semangat pantang menyerah.

    14

  • 2.7 Perwujudan Nilai-Nilai Bhineka Tunggal Ika Dalam Integrasi Nasional

    Dalam pembinaan aspek kehidupan nasional, aktualisasi pemahaman

    nilai-nilai ke-Bhinneka Tunggal Ikaan yang termaktub dalam Pancasila harus

    menjadi nilai yang menjiwai segenap peraturan perundang-undangan yang berlaku

    di seluruh wilayah negara. Untuk itu, harus diimplementasikan ke dalam segenap

    pranata sosial yang berlaku di masyarakat dalam nuansa ke-Bhinekaan Tunggal

    Ika-an sehingga mendinamisasi kehidupan sosial yang akrab, peduli, toleran,

    hormat dan taat hukum. Semua itu menggambarkan sikap paham dan semangat

    kebangsaan atau nasionalisme yang tinggi sebagai identitas atau jati diri bangsa

    Indonesia yang diyakini kebenarannya oleh seluruh warga dengan tujuan agar

    tidak terjadi penyesatan dan penyimpangan dalam mencapai dan mewujudkan

    cita-cita dan tujuan nasional. Untuk mengaktualisasikan nilai-nilai ke-Bhinneka

    Tunggal Ika-an, baik warga maupun pemimpin terutama pelaksana pemerintahan

    harus dapat menjadikannya sebagai landasan visional yang terintegrasi dalam

    menyelenggarakan kehidupan nasional yang sinergis.

    Dalam masyarakat Indonesia yang multikultural-integral, konpsepsi

    aspirasinya terkandung dalam semboyan Bhinneka Tunggal Ika yang mengandung

    arti bahwa walaupun bangsa Indonesia terdiri dari berbagai suku, agama, adat,

    bahasa, agama, dan strata sosial tetapi tetap satu (persatuan dalam perbedaan).

    Maknanya adalah menghubungkan (menyatukan) daerah-daerah dan suku bangsa

    yang berbeda-beda dalam satu wadah/wilayah yang disebut nusantara. Untuk itu

    sudah sepatutnya seluruh lapisan masyarakat baik pemerintah, cendikiawan, para

    tokoh masyarakat, tokoh agama, tokoh adat harus mengaktualisasikan pemahaman

    nilai-nilai ke-Bhinneka Tunggal Ika-an secara integral dalam kemajemukan sosial

    budaya masyarakat Indonesia agar ide, gagasan dan cita-cita dalam

    mempertahankan NKRI dapat wujud.

    Dengan mewujudkan dan mengaktualisasikan pemahaman nilai-nilai ke-

    Bhinneka Tunggal Ika-an, diharapkan setiap warga, pemerintah dan segenap

    komponen bangsa dapat mengintegrasikan seluruh kehidupan berkebangsaan

    15

  • dengan menjunjung tinggi nasioanalisme demi mempertahankan NKRI. Masih

    segar dalam ingatan, ketika berlangsung jejak pendapat tentang provinsi Timor

    Timur yang sekarang menjadi negara lain yaitu Timor Leste harus memisahkan

    diri dari wilayah NKRI. Hal ini menunjukkan bahwa perwujudan pemahaman ke-

    Bhinneka Tunggal Ika-an dan pemahaman terhadap integrasi nasional dalam

    kemajemukan masyarakat Indonesia masih sangat lemah. Oleh karena itu

    diharapkan kedepan peristiwa ini tidak terulang lagi, dengan mengupayakan

    aktualisasi pemahaman terhadap nilai-nilai ke-Bhinnneka Tunggal Ika-an yang

    terintegrasi secara nasional dalam kemajemukan sosial budaya masyarakat

    Indonesia yang terbungkus dalam bingkai NKRI. Hal ini akan wujud dengan

    membangun manusia secara utuh dan masyarakat secara menyeluruh yang

    berpedoman kepada aktualisasi pemahaman nilai-nilai ke-Bhinneka Tunggal Ika-

    an sebagai landasan visional secara signifikan.

    Berdasarkan pemahaman nilai-nilai ke-Bhinneka Tunggal Ika-an,

    perwujudan aktualisasinya tampak dalam integrasi nasional. Bila dikaitkan

    dengan tata kepemerintahan, kecenderungan untuk meningkatkan kesejahteraan

    rakyat harus diprioritaskan, yaitu pemerintahan yang mampu menempatkan

    kepentingan warga negara sebagai sentral kehidupan dari pemerintahan. Artinya,

    kepentingan publik selalu menjadi kriteria utama dalam pengambilan keputusan

    oleh pemerintah. Kalau kebijakan publik diambil dengan hanya memerhatikan

    kepentingan para pejabat pemerintah dan aparaturnya maka dapat dinilai bahwa

    sistem pemerintahan yang dijalankan tidak akuntabel pada publiknya. Sebaliknya,

    kalau dalam merumuskan suatu kebijakan publik, para pemimpin yang berasal

    dari unsur pemerintah menjadikan kepentingan publik sebagai acuan utamanya,

    maka pemerintah maupun aparatur pemerintah dinilai memiliki akuntabilitas yang

    tinggi. Kondisi ini akan menjadi sumber kesejahteraan rakyat, yang kemudiannya

    menjadi pilar nasionalisme, dan dapat dijadikan sebagai unsur untuk mencapai

    cita-cita bangsa sesuai ideologi dan konstitusi nasional.

    16

  • 2.8 Contoh Kasus yang menyimpang dari Bhineka Tunggal Ika

    Konflik Antar Agama dan Etnis di Poso dan Sampit

    Konflik etnis yang terjadi di Sampit dan sekitarnya adalah permusuhan

    antara dua suku, yakni Suku Dayak (asli) dan Suku Madura (pendatang).

    Peristiwa kerusuhan yang pecah pada 18 Februari 2001 di Jalan Karyabaru,

    Sampit dan di Jalan Tidar Cilik Riwut (km 1, Sampit) dipicu oleh serangan yang

    dilakukan kelompok suku Madura terhadap suku Dayak. Dalam peristiwa

    penyerangan tersebut 7 orang suku Dayak dan 5 orang Madura meninggal. Akibat

    dari penyerangan tersebut adalah terjadinya serangan balas dari suku Dayak

    terhadap suku Madura yang mengakibatkan 87 orang meninggal, sebagian besar

    dari suku Madura.

    Rincian jumlah korban yang jatuh dalam kerusuhan ini menurut Polda

    Kalteng adalah 388 orang (164 diantaranya tanpa kepala) dari suku Madura dan

    dari suku Dayak hanya 16 orang meninggal serta 2 orang suku Banjar. Sedangkan

    kerugian material sebanyak 1.234 rumah dibakar dan 748 rumah dirusak.

    Sedangkan untuk kendaraan, 16 unit mobil, 48 unit motor, dan 114 becak dibakar.

    Ditambah lagi sebuah pasar, 75 kios, 29 ruko, 14 gudang dirusak/dibakar. Selain

    itu, polisi pun menyita barang bukti kerusuhan berupa 9 pucuk senjata api rakitan,

    98 buah bom rakitan, 410 buah mandau, 374 buah tombak, 455 buah parang, 41

    buah kapak, 1 buah samurai, dan 10 buah linggis. Pada kerusuhan Sampit, tercatat

    sebanyak 65.134 orang Madura mengungsi dan di- evakuasi ke

    Surabaya menggunakan 5 kapal laut.

    Kerusuhan yang berlatarbelakang agama, etnis, dan golongan terjadi di

    Poso,Sulawesi Tengah pada 17 April 2000. Dalam kerusuhan tersebut terjadilah

    saling serang antara desa Nasrani dan desa Islam. Menurut data Polri, kerusuhan

    tersebu memakan korban 137 orang meninggal, sedangkan menurut militer 237

    orang meninggal, 27 luka-luka, puluhan rumah rusak dan dibakar, 1bus dibom,

    beberapa gereja dirusak, dibakar, dan dibom.

    17

  • Kerusuhan ini terjadi pada masa kepemimpinan Kapolri Rusdihardjo.

    Kapolri pun bergegas mengatasi kerusuhan ini, alhasil Polri pun berhasil

    menangkap 114 tersangka, 77 diantaranya membawa senjata tajam dan senjata

    api rakitan, selebihnya terlibat dalam kasus pembakaran, penjarahan, dan

    menghasut massa. Lalu mereka pun diajukan ke pengadilan untuk diproses secara

    hukum. Kemudian pada masa Kapolri Suroyo Bimantoro terjadi kerusuhan etnis

    di daerah Sampit dan Palangkaraya, Kalimantan Tengah.

    18

  • BAB III

    KESIMPULAN

    Bhineka tunggal ika berarti berbeda-beda tetap satu jua dimana

    golongan manusia memiliki rasa kebersamaan dan rasa ingin bersatu untuk

    mencapai keinginan dan tujuan yang sama sebagai rakyat Indonesia yaitu

    Merdeka.

    Tanpa adanya kesadaran sikap untuk menjaga Bhineka tunggal Ika

    pastinya akan terjadi berbagai kekacauan di dalam kehidupan berbangsa

    dan bernegara dimana setiap oarng akan hanya mementingkana dirinya

    sendiri atau daerahnya sendiri tanpa peduli terhadap kepentingan bersama.

    Banyak kasus seperti kerusuhan yang marak di Indonesia, umumnya

    disebabkan karena tidak adanya toleransi terhadap suku bangsa, agama,

    warna kulit serta budaya (adat istiadat) sehingga menyebabkan suatu

    perpecahan, bila hal tersebut terjadi pastinya negara kita ini akan terpecah

    belah.

    18

  • DAFTAR PUSTAKA

    Darmodihardjo Darji dkk. 1996. Penjabaran Nilai-nilai Pancasila dalam

    Sistem Hukum Indonesia. Rajawali: Jakarta

    Wibisono Siswomihardjo. 1998. Pancasila dalam Perspektif Gerakan

    Reformasi: Aspek Sosial Budaya. Makala Diskusi Panel Pada Pusat Studi

    Pancasila. Universitas Gajah Mada: Yogyakarta

    http://www.museum.polri.go.id/lantai2_gakkum_konflik-poso-sampit.html

    (diakses pada 22-03-2014)

    http://www.bhinnekatunggalika.org/ (diakses pada 22-03-2014)

    http://www.erepublik.com/ei/article/pentingnya-semboyan-bhinneka-tunggal-ika-

    1689090/1/20 (diakses pada 22-03-2014)

    http://sistempemerintahan-indonesia.blogspot.com/2013/07/bhinneka-tunggal-ika-

    semboyan-negara.html (diakses pada 22-03-2014)

    http://sejarah.kompasiana.com/2013/10/16/arti-bhineka-tunggal-ika-sebenarnya-

    601066.html (diakses pada 22-03-2014)

    III