Makna Referensial Dan Makna Konseptual
-
Upload
gareng-jelek-dan-ireng -
Category
Documents
-
view
727 -
download
33
Transcript of Makna Referensial Dan Makna Konseptual
Makna Referensial Dan Makna Konseptual
PENDAHULUAN
Ada banyak teori yang telah dikembangkan oleh para pakar filsafat dan
linguistik sekitar konsep makna dalam studi semantik. Dalam bagian ini kita akan
jelajahi secara tersebarv teori-teori tentang makna. Pada dasarnya para filosuf
dang linguist mempersoalkan makna dalam bentuk hubungan antar
bahasa(ujaran), pikiran, dan realitas dialam. Lahirlah teori tentang makna yang
berkisar pada hubungan antara ujaran, pikiran, dan realitas dunia nyata. Karena
bahasaitu digunakan untuk berbagai keperluan dan kegiatan dalam kehidupan
bermasyarakat maka bahsa itupun bermacam-macam dilihat dari segi atau
pandangan yang yang berbeda.
Berbagai jenis makna telah diungkapkan oleh orang dalam berbagai buku
linguistik, abdul chair membagi jenis makna sebagai berikut “ makna leksikal,
gramatikal, konstektual, referensial dan non referensial, denotatif, konotatif,
konseptual, asosiatif, kata, istilah, idiom, serta makna peribahasa” Pada makalah
ini kita hanya akan mengkaji tentang teori/ makna referensial dan teori/ makna
konseptual.
1. MAKNA REFERENSIAL
Teori Referensial merujuk kepada segitiga makna seperti yang dikemukakan
oleh Ogden dan Richard. Makna, demikian ogdan dan Richard adalah hubungan
antara reference dan referent yang dinyatakan oleh simbol bunyi bahasa baik
berupa kata maupun frase atau kalimat. Simbol bahasa dan rujukan atau referent
tidak mempunyai hubungan langsung. Teori ini menekankan hubungan langsung
antara reference dan referent yang ada di alam nyata. [6]
Makna referensial adalah makna yang berhubungan langsung dengan
kenyataan (acuan), makna referensial disebut juga makna kognitif karena
memiliki acuan[7]. Makna ini memiliki hubungan dengan konsep, sama halnya
demngan makna kognitif. Makna referensial memilki hubungan dengan konsep
tentang sesuatu yang telah disepakati bersama oleh (masyarakat bahasa), seperti
terlihat dalam hubungan antara konsep (referens) dengan acuan (referent)
Contoh:
1. Orang itu menampar orang
2. Orang itu menampar dirinya
Pada (1) orang 1 dibedakan maknanya dari orang dua, karna orang1 sebagai
pelaku (agentif) dan orang dua sebagai pengalam (yang mengalami makna yang
diungkapkan verba), hal tersebut menunjukkan makna katagori yang berbeda
tetapi makna referensial mengacu kepada konsep yang sama(orang = manusia).
Pada (2) orang memiliki makna referensial yang sama dengan orang1 dan orang2
pada (1) dan pada (2) orang dengan makna katagori yang sama dengan orang1
(agentif).[8]
Hubungan referensial adalah hubungan yang terdapat antara sebuah kata dan
dunia luar bahasa yang di acu oleh pembicara. Misalnya :
Kamus mengacu kepada jenis buku tertentu
Tebal mengacu kepada suatu kualitas benda tertentu.
Hubungan antara kata (lambang), makna ( konsep atau referens dan sesuatu yang
diacu (referent) adalah hubungan tidak langsung). Hubungan tersebut
digambarkan melalui apa yang disebut segitiga semiotik (semiotic triangle).[9]
Hubungan yang terjalin antara sebuah bentuk kata dengan barang, hal,
kegiatan ( peristiwa) diluar bahasa tidak bersifat langsung, ada media yang
terletak diantaranya. Kata merupakan lambang ( simbol) yang menghubungkan
konsep dengan acuan.
Sebuah kata atau leksem disebut bermakna referensial kalau ada
referensnya, kata-kata seperti kuda, merah, dan gambar adalah termasuk kata-
kata yang bermakna referensial karna ada acuannya dalam dunia nyata.
Sebaliknya kata-kata dseperti dan, atau, dan karena adalah kata-kata yang tidak
bermakna referensial, karena kata-kata itu tidak mempunyai referens.
2. MAKNA KONSEPTUAL
Teori konseptual adalah teori semantik yang memfokuskan kajian makna pada
prinsip-prinsip konsepsi yang ada pada pikiran manusia[10]. Teori yang
dinisbahkan pada John Locke disebut juga denga teori mentalisme. Teori ini
disebut teori pemikiran, karena kata itu menunjuk pada ide yang ada dalam
pemikiran. Karena itu, penggunaan suatu kata hendaknya merupakan penunjukan
yang mengarah pada pemikiran.
Yang dimaksud dengan makna konseptual menurut definisi lain adalah
makna yang dimiliki oleh sebuah leksem terlepas dari sebuah konteks atau
asosiasi apapun. Kata kuda memiliki makna konseptual sejenis binatang berkaki
empat yang dapat dikendarai. Jadi, sesungguhnya makna konseptual sama saja
dengan makna leksikal, makna denotatif, makna referensial. Makna konseptual ini
bersifat logis, kognitif, atau denotatif. Makna asosiatif yang dibagi lagi atas
makna konotatif yakni makna yang muncul dibalik makna kogntif [11]. Demikian
juga dengan makna idesional adalah makna yang muncul sebagai akibat
penggunaan kata yang berkonsep. Kita mengerti ide yang terkandung di dalam
kata demokrasi, yakni istilah politik (bentuk atau sistem pemerintahan, segenap
rakyat turut serta memerintah dengan perantaraan wakil-wakilnya; pemerintahan
rakyat;. Gagasan atau pandangan hidup yang mengutamakan persamaan hak dan
kewajiban serta perlakuan yang sama bagi semua warga negara.
Kata demokrasi kita lihat dalam kamus, dan kita perhatikan pula
hubngannyadengan unsur lain dalam pemakaiankata tersebut, lalu kita tentukan
konsep yang menjadi ide kata tersebut. Demikian juga dengan
kata partisipasi mengandung makna idesional ‘aktivitas maksimal seseorang yang
ikut serta dalam suatu kegiatan (sumbangan keaktifan). Dengan makna idesional
yang terkandung di dalamnya kita dapat melihat paham yang terkandungdi dalam
suatu makna.
MEDAN MAKNA
Medan Makna
Medan makna adalah seperangkat unsur leksikal yang maknanya saling
berhubungan karena menggambarkan bagian dari kebudayaan atau realitas dalam
alam semesta tertentu. Misalnya nama-nama warna dan nama-nama perkerabatan.
Contoh :
Banyak unsur leksikal dalam I medan makna antara bahasa yang I dengan
bahasa yang lain tidak sama besarnya, karena hal tersebut berkaitan erat dengan
sistem budaya masyarakat pemilik bahasa itu.
Bahasa Indonesia
Merah, coklat, baru. Hijau, kuning, abu-abu, putih dan hitam catatan
menurut fisika putih adalah kumpulan berbagai warna sedangkan hitam adalah tak
berwarna. Untuk menyatakan nuansa warna yang berbeda, Bahasa Indonesia
memberi keterangan perbandingan seperti, merah darah, merah jambu, dan merah
bata.
Bahasa Inggris
Ada 10 warna yaitu white, red, yellow, purple, pink, orange, grey, blue.
Bahasa Hunanco
Ada 4 warna yaitu (ma) biru, yakni warna hitam dan warna gelap lainnya.
(ma) langit yairu warna putih dan warna lainnya. (ma) rarar yakni kelompok
warna merah dan (ma) latuy yakni warna kuning, jhijau muda dan coklat muda.
Kata-kata atau leksem-leksem yang megelompokkan dalam satu medan
makna, berdasrkan sifat hubungan semantisnya dapat di bedakan atas kelompok
medan kolokasi dan medan set kolokasi menunjuk pada hubungan sintagmantik
yang terdapat antara kata-kata atau unsur-unsur leksikal itu. Misalnya, dalam
kalimat :
(I). Supir metro mini mengintruksikan kepada karnet agar meminta onkos
kepenumpang.
Kita dapati kata-kata supir, metromini, kernet, dan penumpang yang
merupakan kata-kata dalam satu lokasi, satu tempat atau lingkungan yang sama,
yang berkenan dengan lingkungan darat (dalam metromoni).
Kalau kolokasi menunjuk pada hubungan sintagmantik, karena sifatnya yang
linear, maka kelompok set menunjuk, pada hubungan pradigmatik, karena kata-
kata yang berada dalam satu kelompok set biasanya mempunyai kelas yang sama
dan tampaknya merupakan satu kesatuan. Setiap kata dalam set dibatasi oleh
tempatnya dalam hubungan dengan anggota-anggota lain dalam set itu
umpamanya, kata remajamerupakan tahap perkembangan dari anak-anak
menjadio dewasa, sedangkan kata sejuki merupakan suhu diantara dingin dan
hangat, maka kalau kata-kata yang satu set dengan remaja dan sejuk dibagankan
adalah menjadi sebagai berikut :
Manula/lansia Terik
Dewasa Panas
-Remaja Hangat
Kanak-kanak Sejuk
Bayi Dingin
Pengelompokan kata atas kolokasi dan set ini besar artinya bagi kita dapat
memahami konsep-konsep budaya yang ada dalam satu masyarakat bahasa.
Namun pengelompokan ini sering kurang jelas karena adanya ketumpang tindihan
unsur-unsur leksikal yang di kelompokkan itu, misalnya, kata karang dapat masuk
dalam kelompok medan makna pariwisata dan dapat pula masuk kedalam
kelompok medan makna pariwisata dan dapat pula dalam kelompok medan makna
kelautan, selain itu pengelompokan kata atas medan makna ini tidak
mempedulikan adanay nuansa makan, perbedaan makna denotasi dan konotasi.
Misalnya, kata remaja itu juga memiliki juga makna “belum dewasa”, keras
kepala, bersifat kaku, suka mengganggu dan membantah, serta tidak konsisten,
jadi pengelompokan kata atas medan makana ini hanya tertumpu pada makna
dasar, makna denotatif, atau makana pusatnya saja.
Medan makna mencakupi :
A. MAKNA DENOTATIF
Makna denotasi disebut juga makna lugas. Kata itu tidak mengalami penambahan-
penambahan makna. Maka makna itu sesuai dengan konsep asal, apa adanya.
Apabila kata tersebut tidak mengalami perubahan makna, maka kata itu
mengandung makna denotasi.
Makna Denotatif (denotasi) ialah makna kata atau kelompok kata yang didasarkan
atas penunjukan yang lugas pada sesuatu diluar bahasa atau yang didasarkan atas
konvensi tertentu. Sifat makna denotatif ialah objektif. Karena makna yang
dikandung dalam kata atau kelompok kata sifatnya pasti atau sudah tentu.
Makna denotatif adalah makna dalam alam wajar secara eksplesit. Makna wajar
ini adalah makna yang sesuai dengan apa adanya. Denotatif adalah suatu
pengertian yang dikandung sebuah kata secara objektif.
Makna denotasi, disebut juga makna lugas atau makna sebenarnya, yaitu makna
yang sesuai dengan makna yang terdapat dalam dalam kamus. Makna ini bersifat
objektif.
Contoh-contoh makna denotatif:
Jenis makna Contoh kata Makna
Denotasi 1. Ibu Guru 1. Perempuan yang pekerjaannya mengajar
2. Ibu Amir 2. Perempuan yang melahirkan Amir
a. Bunga :
1. Bagian tumbuhan yang akan menjadi buah (pada umumnya elok warnanya
dan sedap baunya).
2. Kembang.
b. Bulan :
1) Bola langit yang bergerak mengelilingi atau mengendarai bumi dan tampak
pada malam hari.
2) Masa yang lamanya seperduabelas tahun (mungkin 29, 30, atau 31 hari).
Dia adalah wanita cantik.
Dinding itu berwarna hitam.
B. MAKNA KONOTATIF
Makna konotasi adalah makna yang berdasarkan perasaan atau pikiran seseorang.
Makna konotasi sebenarnya merupakan makna denotasi yang telah mengalami
penambahan. Berdasarkan perkataan atau pikirannya, seseorang melakukan
penambahan-penambahan makna, baik itu yang berupa pengkiasan ataupun
perbandingan dengan benda atau hal lainnya. Ada tidaknya penambahan makna
pada suatu kata, diketahui dari konteks penggunaanya dalam kalimat. Berdasarkan
hal itu, makna konotasi sering pula disebut makna kias atau makna kontekstual.
Makna konotatif adalah makna asosiatif, makna yang timbul sebagai akibat dari
sikap sosial, sikap pribadi, dan kreteria tambahan yang dikenakan pada sebuah
makna konseptual.
Makna konotatif berbeda dari zaman ke zaman. Ia tidak tetap. Kata kamar kecil
mengacu kepada kamar yang kecil (denotatif) tetapi kamar kecil berarti juga
jamban (konotatif). Dalam hal ini, kita kadang-kadang lupa apakah suatu makna
kata itu adalah makna denotatif atau konotatif.
Makna-makna konotatif sifatnya lebih profesional dan operasional dari pada
makna denotatif. Dengan kata lain, makna konotatif adalah makna yang dikaitkan
dengan suatu kondisi dan situasi tertentu.
Misalnya:
Rumah gedung, wisma,
Penonton pemirsa, pemerhati
Makna konotatif (konsonan) ialah makna kata atau sekelompok yang didasarkan
atas perasaan atau pikiran yang ditimbulkan oleh (=penulis) kepada pendengar
(=pembaca). Sifat makna konotatif sangat subjektif karena makna yang dikandung
dalam kata atau kelompok kata bersifat tambahan.
Makna konotasi disebut juga makna sampingan, yaitu makna yang berdasarkan
atas perasaan atau nilai rasa tertentu, di samping makna dasar yang umum. Maka
ini bersifat subjektif.
Contoh-contoh makna konotatif :
a. Dia adalah wanita manis
b. Orang itu manis
c. Hampir semua kota mempunyai daerah hitam
d. Oh, bunga pujaanku
C. SINONIM
Kata sinonim berasal dari sin yang berarti ‘sama’ atau ‘serupa’ dan onim atau
anuma yang berarti ‘nama’. Kata sinonim kemudian diartikan sebagai adalah kata-
kata yang sama atau hampir sama maknanya. Suatu kata bersinonim dengan kata
lainnya apabila dalam kalimat yang sama kata-kata itu dapat menggantikan. Kata
benar dan betul adalah bersinonim. Dalam kalimat yang sama, kedua kata itu
dapat saling menggantikan.
Sinonim adalah dua kata atau lebih yang pada asasnya mempunyai makna yang
sama, tetapi bentuknya berlainan. Kesinoniman kata tidaklah mutlak, hanya ada
kesamaan atau kemiripan.
Sinonim (persamaan makna kata) adalah hubungan antara satu kata dengan kata
lainnya yang dianggap mempunyai kesamaan makna.
Sinonim ini dipergunakan untuk mengalih-alihkan pemakaian kata pada tempat
tertentu sehingga kalimat itu tidak membosankan. Dalam pemakaiannya bentuk-
bentuk kata yang bersinonim akan menghidupkan bahasa seseorang dan
mengonkritkan bahasa seseorang sehingga kejelasan komunikasi (lewat bahasa
itu) akan terwujud. Dalam hal ini pemakian bahasa dapat memilih bentuk kata
mana yang paling tepat untuk dipergunakannya, sesuai dengan kebutuhan dan
situasi yang dihadapinya.
Contoh :
(1) Kebenaran harus kita tegakkan di mana saja.
(2) Kebetulan harus kita tegakkan di mana saja.
Contoh :
(1) Jawaban Ani kali ini benar.
(2) Jawaban Ani kali ini betul.
Contoh:
(1) Setelah sekolah usai, murid-murid kelas enem mengadakan rapat.
(2) Ketika kami tiba dilapangan itu, pertandingan telah selesai.
Contoh :
(1) Adik ingin bertemu dengan kakaknya.
(2) Adik ingin berjumpa dengan kakaknya.
D. ANTONIM
Antonim berasal dari anti atau ant yang berarti ‘lawan’ dan anuma yang berarti
‘sama’. Antonim kemudian diartikan sebagai kata-kata yang berbeda atau
berlawanan maknanya. Siang-malam, hidup-mati, dan pulang-pergi, merupakan
contoh-contoh pasangan kata yang bersinonim. Makna yang dikandungnya
berbeda atau saling berlawanan.
Ketiga pasangan kata diatas merupakan salah satu sekian jenis antonim yang
dikenal dalam bahasa Indonesia.
Antonim (lawan kata) adalah hubungan antara satu kata dengan kata lain yang
dianggap berlawanan.
Jenis-jenis antonim yang lebih lengkapnya adalah sebagai berikut :
a) Antonim kembar, merupakan antonim yang melibatkan pertentangan
antara dua kata. Cirinya, penyangkalan terhadap salah satunya berarti
penegasan terhadap pasangannya. Contoh : hidup-mati, bila dikatakan
tidak hidup berarti mati, dan bila dikatakan tidak mati berarti hidup;
jantan-betina, bila dikatakan bukan jantan berarti betina, dan bila
dikatakan bukan betina berarti jantan.
b) Antonim majemuk, merupakan antonim yang melibatkan petentangan
antara banyak kata. Antonim ini bertalian terutama dalam anggota-anggota
(hiponim) dari suatu jenis kelas, seperti jenus tumbuhan jenis hewan, jenis
logam, jenis warna. Ciri utamanya penyangkalan terhadap salah satunya
berarti penegasan terhadap anggota-anggota yang lain. Contohnya, bila
dikatakan baju itu tidak hijau, maka dalam dalam kalimat tersebut tercakup
pengertian baju itu hitam, atau baju itu putih, dan sebagainya
c) Antonim gradual, yaitu pertentangan dua kata dengan melibatkan beberapa
tingkatan antara. Cirinya, penyangkalan terhadap yang satu tidak
mencakup penegasan terhadap yang lain. Misalnya, bila dikatakan rumah
itu sederhana (RS) tidak berarti rumah itu mewah atau megah, yang bisa
jadi rumah itu sangat sederhana (RSS).
d) Antonim relasional, adalah pertentangan antara dua buah kata yang
kehadirannya saling berhubungan. Kehadiran salah satunya menyebabkan
kehadiran kata yang lain. Contohnya: suami-istri, penjual-pembeli, adik-
kakak, guru-murid, dan sejenisnya. Bila seseorang dikatakan suami berarti
ia sudah beristri dan ia tidak bisa dikatakan seseorang suami bila tidak
punya istri.
e) Antonim herarkis, adalah pertentangan yang terjadi antara kata-kata yang
maknanya berada dalam proses bertingkat. Jenis antonim ini sebenarnya
hampir sama dengan antonim majemuk, namun di sini terdapat kreteria
tambahan, yakni tingkat. Misalnya: millimeter, sentimeter, desimeter,
meter, dan seterusnya; atau Januari, Febuari, Maret, dan seterusnya.
« ‹ › »
/12
Related
C. Linguistik umum P.U 7812 views Like
Semantik 1-abs2 3732 views Like
1
Fiqhuulughah 783 views Like
Reza proposal fix 695 views Like
Smp9bhsind bahasa kebanggaanku 4277 views Like
Pgjrn Puisi Mly Moden 9557 views Like
Analisis PUISI 26845 views Like
Makalah Bahasia Indonesia 2777 views Like
Metlit gayabahasa 870 views Like
2 Gaya Bahasa 30076 views Like
Laporan skripsi syair nyamuk dan lalat2 1251 views Like
Kumpulan 3 (minggu 3) Sifat Bahasa 1459 views Like
Kisi2 un 2011 lengkap 2615 views Like
Kritik sastra 9503 views Like
Macam macam-majas-gaya-bahasa 21269 views Like
Persentsi Pertekom 1356 views Like
Tugas akhir pbk khoirun nif'an 2034 views Like
linguistik sinkronik dan diakronik 7135 views Like
Materi bahasa indonesia 1287 views Like
Konstitusi dan konstitusionalisme 15148 views Like
1. kursus bmk 3033 kuliah minggu 1 4 [dr. dahlia janan]-
1 798 views Like
Unsur kebahasaan dalam karya ilmiah 3761 views Like
6. sumadi i 45 views Like
Seni Teater Jilid II 7363 views Like
Kajian linguistik-umum-bab-3 2371 views Like
Makalah wacana 5651 views Like
Bhs indonesia iv ragam bahasa) 2662 views Like
Metlit tatabahasa 994 views Like
Makalah pengenalan puisi 1835 views Like
Menulis dan menyusun bahasa petunjuk
copy 6889 views Like
Panduan penulisan skripsi_akuntansi 775 views Like
Permen 75 2009 4432 views Like
Bab ii pembel 9056 views Like
Ppt cerita fiksi dan bacaan nonfiksi anak 6230 views Like
Prosedur Dan Teknik Pengajaran Aswat Dan Maharah Al
Istima’ 10525 views Like
Tweet
0
inShare
Pin It
Wordpress
+ Follow
Medan makna
by fifin_putry on Mar 01, 2013
1,503views
More…
No comments yet
Subscribe to comments Post Comment
Medan maknaPresentation Transcript
1. Semantik Bahasa Indonesia “ MEDAN MAKNA ”
Fifin Putry Yanti NPM : 106212261
Latar Belakang Kata-kata atau leksem-leksem dalam
setiap bahasa dapat dikelompokkan dalam kelompok-
kelompok tertentu yang maknanya saling berkaitan
atau berdekatan karena sama-sama berada dalam datu
bidang atau keilmuan. Disamping itu setiap kata atau
leksem dapat juga dianalisis maknanya atas
komponen-komponen makna tertentu sehingga akan
tampak perbedaan dan persamaan makna antara kata
yang satu dengan kata yang lain2. BAB I
PENDAHULUAN
3. • Rumusan Masalah Berdasarkan latar belakang
diatas maka akan dibahas masalah, yaitu :1.
Pengertian medan makna2. Golongan medan makna•
Tujuan Penulisan1.Untuk mengetahui medan
makna2.Sebagai tugas individu mata kuliah semantik
4. BAB II PEMBAHASANA. Pengertian medan
makna Menurut Harimurti (1982) menyatakan bahwa
medan makna (semantic field, semantic domain)
adalah bagian dari sistem semantik bahasa yang
menggambarkan bagian dari bidang kebudayaan atau
realitas dalam alam semesta tertentu dan
direalisasikan oleh seperangkat unsur lesikal yang
maknanyya berhubungan.
5. B. Golongan Medan MaknaKata-kata yang berada
dalam satu medan maknadapat digolongkan menjadi
2, yaitu : • golongan kolokasi • golongan set
6. kolokasi Kolokasi (berasal dari bahasa latin
collolco yang berarti ada ditempat yang sama dengan)
menunjuk kepada hubungan sintagmatik yang terjadi
antara kata atau unsur lesikal itu.Kolokasi menunjuk
pada hubungansintagmatik karena karena
sifatnyayang linear
7. Misalnya pada kalimat :“tiang layar perahu nelayan
itu patah dihantam badai, laluperahu itu digulung
ombak, dan tenggelam beserta isinya”Kita dapati
kata-kata layar, perahu, nelayan, badai, ombak,dan
tenggelam yang merupakan kata-kata dalam
satukolokasi ; satuan tempat atau lingkungan. Jadi,
kata-kata kolokasi ditemukanbersama atau berada
bersama dalamsatu tempat atau satu lingkungan.
8. Golongan Set Suatu set biasanya berupa
sekelompok unsurlesikal dari kelas yang sama yang
tampaknya merupakansatu kesatuan. Setiap unsur
lesikal dalam suatu setdibatasi oleh tempatnya dalam
hubungan dengananggota-anggota dalam set tersebut.
Set menunjuk pada hubungan paragdimatik karena
kata-kata atau unsur- unsur yang berada dalam suatu
set dapat saling menggantikan.
9. Misalnya :• Kata remaja merupakan tahap
pertumbuhan antara kanak-kanak dengan dewasa;•
Sejuk adalah suhu diantara dingin dengan hangat.
10. Pengelompokkan kata berdasarkan kolokasi dan
set dapat memberikan gambaran yang jelas mengenai
teori medan makna, meskipun makna unsur-unsur
lesikal itu sering bertumpang tindih dan batasan-
batasannya sering kali menjadi kabur. Selain itu
pengelompokkan inijuga kurang memperhatikan
perbedaanantara makna denotasi dan maknakonotasi
antara makna dasar dari suatukata atau leksem dengan
maknatambahan dari kata itu.
11. BAB III PENUTUP• KESIMPULAN Oleh karena
itu, secara semantik diakui bahwa pengelompokkan
kata atau unsur-unsur lesikal secara kolokasi dan set
hanya menyangkut satu segi makna, yaitu makna
dasarnya saja. Sedangkan makna seluruh tiap kata
atau unsur lesikal itu perlu dilihat dan dikaji secara
terpisah dalam kaitannya dengan penggunaan kata
atau unsur lesikal tersebut didalam pertuturan. Setiap
unsur lesikal memiliki komponen makna masing-
masing yang mungkin ada persamaanya dan ada
perbedaannya dengan unsur leksikal lainnya.