Makna Referensial Dan Makna Konseptual

40
Makna Referensial Dan Makna Konseptual PENDAHULUAN Ada banyak teori yang telah dikembangkan oleh para pakar filsafat dan linguistik sekitar konsep makna dalam studi semantik. Dalam bagian ini kita akan jelajahi secara tersebarv teori-teori tentang makna. Pada dasarnya para filosuf dang linguist mempersoalkan makna dalam bentuk hubungan antar bahasa(ujaran), pikiran, dan realitas dialam. Lahirlah teori tentang makna yang berkisar pada hubungan antara ujaran, pikiran, dan realitas dunia nyata. Karena bahasaitu digunakan untuk berbagai keperluan dan kegiatan dalam kehidupan bermasyarakat maka bahsa itupun bermacam- macam dilihat dari segi atau pandangan yang yang berbeda. Berbagai jenis makna telah diungkapkan oleh orang dalam berbagai buku linguistik, abdul chair membagi jenis makna sebagai berikut “ makna leksikal, gramatikal, konstektual, referensial dan non referensial, denotatif, konotatif, konseptual, asosiatif, kata, istilah, idiom, serta makna peribahasa” Pada makalah ini kita hanya akan mengkaji tentang teori/ makna referensial dan teori/ makna konseptual. 1. MAKNA REFERENSIAL

Transcript of Makna Referensial Dan Makna Konseptual

Makna Referensial Dan Makna Konseptual

PENDAHULUAN

Ada banyak teori yang telah dikembangkan oleh para pakar filsafat dan

linguistik sekitar konsep makna dalam studi semantik. Dalam bagian ini kita akan

jelajahi secara tersebarv teori-teori tentang makna. Pada dasarnya para filosuf

dang linguist mempersoalkan makna dalam bentuk hubungan antar

bahasa(ujaran), pikiran, dan realitas dialam. Lahirlah teori tentang makna yang

berkisar pada hubungan antara ujaran, pikiran, dan realitas dunia nyata. Karena

bahasaitu digunakan untuk berbagai keperluan dan kegiatan dalam kehidupan

bermasyarakat maka bahsa itupun bermacam-macam dilihat dari segi atau

pandangan yang yang berbeda.

Berbagai jenis makna telah diungkapkan oleh orang dalam berbagai buku

linguistik, abdul chair membagi jenis makna sebagai berikut “ makna leksikal,

gramatikal, konstektual, referensial dan non referensial, denotatif, konotatif,

konseptual, asosiatif, kata, istilah, idiom, serta makna peribahasa” Pada makalah

ini kita hanya akan mengkaji tentang teori/ makna referensial dan teori/ makna

konseptual.

1. MAKNA REFERENSIAL

Teori Referensial merujuk kepada segitiga makna seperti yang dikemukakan

oleh Ogden dan Richard. Makna, demikian ogdan dan Richard adalah hubungan

antara reference dan referent yang dinyatakan oleh simbol bunyi bahasa baik

berupa kata maupun frase atau kalimat. Simbol bahasa dan rujukan atau referent

tidak mempunyai hubungan langsung. Teori ini menekankan hubungan langsung

antara reference dan referent yang ada di alam nyata. [6]

      Makna referensial adalah makna yang berhubungan langsung dengan

kenyataan (acuan), makna referensial disebut juga makna kognitif karena

memiliki acuan[7]. Makna ini memiliki hubungan dengan konsep, sama halnya

demngan makna kognitif. Makna referensial memilki hubungan dengan konsep

tentang sesuatu yang telah disepakati bersama oleh (masyarakat bahasa), seperti

terlihat dalam hubungan antara konsep (referens) dengan acuan (referent)

Contoh:

1. Orang itu menampar orang

2. Orang itu menampar dirinya

 Pada (1) orang 1 dibedakan maknanya dari orang dua, karna orang1 sebagai

pelaku (agentif) dan orang dua sebagai pengalam (yang mengalami makna yang

diungkapkan verba), hal tersebut menunjukkan makna katagori yang berbeda

tetapi makna referensial mengacu kepada konsep yang sama(orang = manusia).

Pada (2) orang memiliki makna referensial yang sama dengan orang1 dan orang2

pada (1) dan pada (2) orang dengan makna katagori yang sama dengan orang1

(agentif).[8]    

Hubungan referensial adalah hubungan yang terdapat antara sebuah kata dan

dunia luar bahasa yang di acu oleh pembicara. Misalnya :

Kamus mengacu kepada jenis buku tertentu

Tebal mengacu kepada suatu kualitas benda tertentu.

Hubungan antara kata (lambang), makna ( konsep atau referens dan sesuatu yang

diacu (referent) adalah hubungan tidak langsung). Hubungan tersebut

digambarkan melalui apa yang disebut segitiga semiotik (semiotic triangle).[9]

Hubungan yang terjalin antara sebuah bentuk kata dengan barang, hal,

kegiatan ( peristiwa) diluar bahasa tidak bersifat langsung, ada media yang

terletak diantaranya. Kata merupakan lambang ( simbol) yang menghubungkan

konsep dengan acuan.

Sebuah kata atau leksem disebut bermakna referensial kalau ada

referensnya, kata-kata seperti kuda, merah, dan gambar adalah termasuk kata-

kata yang bermakna referensial karna ada acuannya dalam dunia nyata.

Sebaliknya kata-kata dseperti dan, atau, dan karena adalah kata-kata yang tidak

bermakna referensial, karena kata-kata itu tidak mempunyai referens.

2.    MAKNA KONSEPTUAL

Teori konseptual adalah teori semantik yang memfokuskan kajian makna pada

prinsip-prinsip konsepsi yang ada pada pikiran manusia[10]. Teori yang

dinisbahkan pada John Locke disebut juga denga teori mentalisme. Teori ini

disebut teori pemikiran, karena kata itu menunjuk pada ide yang ada dalam

pemikiran. Karena itu, penggunaan suatu kata hendaknya merupakan penunjukan

yang mengarah pada pemikiran.

Yang dimaksud dengan makna konseptual menurut definisi lain adalah

makna yang dimiliki oleh sebuah leksem terlepas dari sebuah konteks atau

asosiasi apapun.  Kata kuda memiliki makna konseptual sejenis binatang berkaki

empat yang dapat dikendarai. Jadi, sesungguhnya makna konseptual sama saja

dengan makna leksikal, makna denotatif, makna referensial. Makna konseptual ini

bersifat logis, kognitif, atau denotatif. Makna asosiatif yang dibagi lagi atas

makna konotatif yakni makna yang muncul dibalik makna kogntif [11]. Demikian

juga dengan makna idesional adalah makna yang muncul sebagai akibat

penggunaan kata yang berkonsep. Kita mengerti ide yang terkandung di dalam

kata demokrasi, yakni istilah politik (bentuk atau sistem pemerintahan, segenap

rakyat turut serta memerintah dengan perantaraan wakil-wakilnya; pemerintahan

rakyat;. Gagasan atau pandangan hidup yang mengutamakan persamaan hak dan

kewajiban serta perlakuan yang sama bagi semua warga negara.

Kata demokrasi kita lihat dalam kamus, dan kita perhatikan pula

hubngannyadengan unsur lain dalam pemakaiankata tersebut, lalu kita tentukan

konsep yang menjadi ide kata tersebut. Demikian juga dengan

kata partisipasi mengandung makna idesional ‘aktivitas maksimal seseorang yang

ikut serta dalam suatu kegiatan (sumbangan keaktifan). Dengan makna idesional

yang terkandung di dalamnya kita dapat melihat paham yang terkandungdi dalam

suatu makna.   

MEDAN MAKNA

Medan Makna

           Medan makna adalah seperangkat unsur leksikal yang maknanya saling

berhubungan karena menggambarkan bagian dari kebudayaan atau realitas dalam

alam semesta tertentu. Misalnya nama-nama warna dan nama-nama perkerabatan.

Contoh :

          Banyak unsur leksikal dalam I medan makna antara bahasa yang I dengan

bahasa yang lain tidak sama besarnya, karena hal tersebut berkaitan erat dengan

sistem budaya masyarakat pemilik bahasa itu.

 Bahasa Indonesia

          Merah, coklat, baru. Hijau, kuning, abu-abu, putih dan hitam catatan

menurut fisika putih adalah kumpulan berbagai warna sedangkan hitam adalah tak

berwarna. Untuk menyatakan nuansa warna yang berbeda, Bahasa Indonesia

memberi keterangan perbandingan seperti, merah darah, merah jambu, dan merah

bata.

 Bahasa Inggris

          Ada 10 warna yaitu white, red, yellow, purple, pink, orange, grey, blue.

 Bahasa Hunanco

         Ada 4 warna yaitu (ma) biru, yakni warna hitam dan warna gelap lainnya.

(ma) langit yairu warna putih dan warna lainnya. (ma) rarar yakni kelompok

warna merah dan (ma) latuy yakni warna kuning, jhijau muda dan coklat muda.

         Kata-kata atau leksem-leksem yang megelompokkan dalam satu medan

makna, berdasrkan sifat hubungan semantisnya dapat di bedakan atas kelompok

medan kolokasi dan medan set kolokasi menunjuk pada hubungan sintagmantik

yang terdapat antara kata-kata atau unsur-unsur leksikal itu. Misalnya, dalam

kalimat :

(I). Supir metro mini mengintruksikan kepada karnet agar meminta onkos

kepenumpang.

      Kita dapati kata-kata supir, metromini, kernet, dan penumpang yang

merupakan kata-kata dalam satu lokasi, satu tempat atau lingkungan yang sama,

yang berkenan dengan lingkungan darat (dalam metromoni).

         Kalau kolokasi menunjuk pada hubungan sintagmantik, karena sifatnya yang

linear, maka kelompok set menunjuk, pada hubungan pradigmatik, karena kata-

kata yang berada dalam satu kelompok set biasanya mempunyai kelas yang sama

dan tampaknya merupakan satu kesatuan. Setiap kata dalam set dibatasi oleh

tempatnya dalam hubungan dengan anggota-anggota lain dalam set itu

umpamanya, kata remajamerupakan tahap perkembangan dari anak-anak

menjadio dewasa, sedangkan kata sejuki merupakan suhu diantara dingin dan

hangat, maka kalau kata-kata yang satu set dengan remaja dan sejuk dibagankan

adalah menjadi sebagai berikut :

Manula/lansia Terik

Dewasa Panas

-Remaja Hangat

Kanak-kanak Sejuk

Bayi Dingin

        Pengelompokan kata atas kolokasi dan set ini besar artinya bagi kita dapat

memahami konsep-konsep budaya yang ada dalam satu masyarakat bahasa.

Namun pengelompokan ini sering kurang jelas karena adanya ketumpang tindihan

unsur-unsur leksikal yang di kelompokkan itu, misalnya, kata karang dapat masuk

dalam kelompok medan makna pariwisata dan dapat pula masuk kedalam

kelompok medan makna pariwisata dan dapat pula dalam kelompok medan makna

kelautan, selain itu pengelompokan kata atas medan makna ini tidak

mempedulikan adanay nuansa makan, perbedaan makna denotasi dan konotasi.

Misalnya, kata remaja itu juga memiliki juga makna “belum dewasa”, keras

kepala, bersifat kaku, suka mengganggu dan membantah, serta tidak konsisten,

jadi pengelompokan kata atas medan makana ini hanya tertumpu pada makna

dasar, makna denotatif, atau makana pusatnya saja.

Medan makna mencakupi :

A. MAKNA DENOTATIF

Makna denotasi disebut juga makna lugas. Kata itu tidak mengalami penambahan-

penambahan makna. Maka makna itu sesuai dengan konsep asal, apa adanya.

Apabila kata tersebut tidak mengalami perubahan makna, maka kata itu

mengandung makna denotasi.

Makna Denotatif (denotasi) ialah makna kata atau kelompok kata yang didasarkan

atas penunjukan yang lugas pada sesuatu diluar bahasa atau yang didasarkan atas

konvensi tertentu. Sifat makna denotatif ialah objektif. Karena makna yang

dikandung dalam kata atau kelompok kata sifatnya pasti atau sudah tentu.

Makna denotatif adalah makna dalam alam wajar secara eksplesit. Makna wajar

ini adalah makna yang sesuai dengan apa adanya. Denotatif adalah suatu

pengertian yang dikandung sebuah kata secara objektif.

Makna denotasi, disebut juga makna lugas atau makna sebenarnya, yaitu makna

yang sesuai dengan makna yang terdapat dalam dalam kamus. Makna ini bersifat

objektif.

Contoh-contoh makna denotatif:

Jenis makna    Contoh kata    Makna

Denotasi    1. Ibu Guru    1. Perempuan yang pekerjaannya mengajar

     2. Ibu Amir    2. Perempuan yang melahirkan Amir

a. Bunga :

1. Bagian tumbuhan yang akan menjadi buah (pada umumnya elok warnanya

dan sedap baunya).

2. Kembang.

b.  Bulan :

1) Bola langit yang bergerak mengelilingi atau mengendarai bumi dan tampak

pada malam hari.

2) Masa yang lamanya seperduabelas tahun (mungkin 29, 30, atau 31 hari).

Dia adalah wanita cantik.

Dinding itu berwarna hitam.

B. MAKNA KONOTATIF

Makna konotasi adalah makna yang berdasarkan perasaan atau pikiran seseorang.

Makna konotasi sebenarnya merupakan makna denotasi yang telah mengalami

penambahan. Berdasarkan perkataan atau pikirannya, seseorang melakukan

penambahan-penambahan makna, baik itu yang berupa pengkiasan ataupun

perbandingan dengan benda atau hal lainnya. Ada tidaknya penambahan makna

pada suatu kata, diketahui dari konteks penggunaanya dalam kalimat. Berdasarkan

hal itu, makna konotasi sering pula disebut makna kias atau makna kontekstual.

Makna konotatif adalah makna asosiatif, makna yang timbul sebagai akibat dari

sikap sosial, sikap pribadi, dan kreteria tambahan yang dikenakan pada sebuah

makna konseptual.

Makna konotatif berbeda dari zaman ke zaman. Ia tidak tetap. Kata kamar kecil

mengacu kepada kamar yang kecil (denotatif) tetapi kamar kecil berarti juga

jamban (konotatif). Dalam hal ini, kita kadang-kadang lupa apakah suatu makna

kata itu adalah makna denotatif atau konotatif.

Makna-makna konotatif sifatnya lebih profesional dan operasional dari pada

makna denotatif. Dengan kata lain, makna konotatif adalah makna yang dikaitkan

dengan suatu kondisi dan situasi tertentu.

Misalnya:

Rumah gedung, wisma,

Penonton pemirsa, pemerhati

Makna konotatif (konsonan) ialah makna kata atau sekelompok yang didasarkan

atas perasaan atau pikiran yang ditimbulkan oleh (=penulis) kepada pendengar

(=pembaca). Sifat makna konotatif sangat subjektif karena makna yang dikandung

dalam kata atau kelompok kata bersifat tambahan.

Makna konotasi disebut juga makna sampingan, yaitu makna yang berdasarkan

atas perasaan atau nilai rasa tertentu, di samping makna dasar yang umum. Maka

ini bersifat subjektif.

Contoh-contoh makna konotatif :

a. Dia adalah wanita manis

b. Orang itu manis

c. Hampir semua kota mempunyai daerah hitam

d. Oh, bunga pujaanku

C. SINONIM

Kata sinonim berasal dari sin yang berarti ‘sama’ atau ‘serupa’ dan onim atau

anuma yang berarti ‘nama’. Kata sinonim kemudian diartikan sebagai adalah kata-

kata yang sama atau hampir sama maknanya. Suatu kata bersinonim dengan kata

lainnya apabila dalam kalimat yang sama kata-kata itu dapat menggantikan. Kata

benar dan betul adalah bersinonim. Dalam kalimat yang sama, kedua kata itu

dapat saling menggantikan.

Sinonim adalah dua kata atau lebih yang pada asasnya mempunyai makna yang

sama, tetapi bentuknya berlainan. Kesinoniman kata tidaklah mutlak, hanya ada

kesamaan atau kemiripan.

Sinonim (persamaan makna kata) adalah hubungan antara satu kata dengan kata

lainnya yang dianggap mempunyai kesamaan makna.

Sinonim ini dipergunakan untuk mengalih-alihkan pemakaian kata pada tempat

tertentu sehingga kalimat itu tidak membosankan. Dalam pemakaiannya bentuk-

bentuk kata yang bersinonim akan menghidupkan bahasa seseorang dan

mengonkritkan bahasa seseorang sehingga kejelasan komunikasi (lewat bahasa

itu) akan terwujud. Dalam hal ini pemakian bahasa dapat memilih bentuk kata

mana yang paling tepat untuk dipergunakannya, sesuai dengan kebutuhan dan

situasi yang dihadapinya.

Contoh :

(1) Kebenaran harus kita tegakkan di mana saja.

(2) Kebetulan harus kita tegakkan di mana saja.

Contoh :

(1) Jawaban Ani kali ini benar.

(2) Jawaban Ani kali ini betul.

Contoh:

(1) Setelah sekolah usai, murid-murid kelas enem mengadakan rapat.

(2) Ketika kami tiba dilapangan itu, pertandingan telah selesai.

Contoh :

(1) Adik ingin bertemu dengan kakaknya.

(2) Adik ingin berjumpa dengan kakaknya.

D. ANTONIM

Antonim berasal dari anti atau ant yang berarti ‘lawan’ dan anuma yang berarti

‘sama’. Antonim kemudian diartikan sebagai kata-kata yang berbeda atau

berlawanan maknanya. Siang-malam, hidup-mati, dan pulang-pergi, merupakan

contoh-contoh pasangan kata yang bersinonim. Makna yang dikandungnya

berbeda atau saling berlawanan.

Ketiga pasangan kata diatas merupakan salah satu sekian jenis antonim yang

dikenal dalam bahasa Indonesia.

Antonim (lawan kata) adalah hubungan antara satu kata dengan kata lain yang

dianggap berlawanan.

Jenis-jenis antonim yang lebih lengkapnya adalah sebagai berikut :

a) Antonim kembar, merupakan antonim yang melibatkan pertentangan

antara dua kata. Cirinya, penyangkalan terhadap salah satunya berarti

penegasan terhadap pasangannya. Contoh : hidup-mati, bila dikatakan

tidak hidup berarti mati, dan bila dikatakan tidak mati berarti hidup;

jantan-betina, bila dikatakan bukan jantan berarti betina, dan bila

dikatakan bukan betina berarti jantan.

b) Antonim majemuk, merupakan antonim yang melibatkan petentangan

antara banyak kata. Antonim ini bertalian terutama dalam anggota-anggota

(hiponim) dari suatu jenis kelas, seperti jenus tumbuhan jenis hewan, jenis

logam, jenis warna. Ciri utamanya penyangkalan terhadap salah satunya

berarti penegasan terhadap anggota-anggota yang lain. Contohnya, bila

dikatakan baju itu tidak hijau, maka dalam dalam kalimat tersebut tercakup

pengertian baju itu hitam, atau baju itu putih, dan sebagainya

c) Antonim gradual, yaitu pertentangan dua kata dengan melibatkan beberapa

tingkatan antara. Cirinya, penyangkalan terhadap yang satu tidak

mencakup penegasan terhadap yang lain. Misalnya, bila dikatakan rumah

itu sederhana (RS) tidak berarti rumah itu mewah atau megah, yang bisa

jadi rumah itu sangat sederhana (RSS).

d) Antonim relasional, adalah pertentangan antara dua buah kata yang

kehadirannya saling berhubungan. Kehadiran salah satunya menyebabkan

kehadiran kata yang lain. Contohnya: suami-istri, penjual-pembeli, adik-

kakak, guru-murid, dan sejenisnya. Bila seseorang dikatakan suami berarti

ia sudah beristri dan ia tidak bisa dikatakan seseorang suami bila tidak

punya istri.

e) Antonim herarkis, adalah pertentangan yang terjadi antara kata-kata yang

maknanya berada dalam proses bertingkat. Jenis antonim ini sebenarnya

hampir sama dengan antonim majemuk, namun di sini terdapat kreteria

tambahan, yakni tingkat. Misalnya: millimeter, sentimeter, desimeter,

meter, dan seterusnya; atau Januari, Febuari, Maret, dan seterusnya.

Fiqhuulughah 783   views Like

Reza proposal fix 695   views Like

Smp9bhsind bahasa kebanggaanku 4277   views Like

Pgjrn Puisi Mly Moden 9557   views Like

Analisis PUISI 26845   views Like

Makalah Bahasia Indonesia 2777   views Like

Metlit gayabahasa 870   views Like

2 Gaya Bahasa 30076   views Like

Laporan skripsi syair nyamuk dan lalat2 1251   views Like

Kumpulan 3 (minggu 3) Sifat Bahasa 1459   views Like

Kisi2 un 2011 lengkap 2615   views Like

Kritik sastra 9503   views Like

Macam macam-majas-gaya-bahasa 21269   views Like

Persentsi Pertekom 1356   views Like

Tugas akhir pbk khoirun nif'an 2034   views Like

linguistik sinkronik dan diakronik 7135   views Like

Materi bahasa indonesia 1287   views Like

Konstitusi dan konstitusionalisme 15148   views Like

1. kursus bmk 3033 kuliah minggu 1 4 [dr. dahlia janan]-

1 798   views Like

Unsur kebahasaan dalam karya ilmiah 3761   views Like

6. sumadi i 45   views Like

Seni Teater Jilid II 7363   views Like

Kajian linguistik-umum-bab-3 2371   views Like

Makalah wacana 5651   views Like

Bhs indonesia iv ragam bahasa) 2662   views Like

Permen 75 2009 4432   views Like

Bab ii pembel 9056   views Like

Ppt cerita fiksi dan bacaan nonfiksi anak 6230   views Like

Prosedur Dan Teknik Pengajaran Aswat Dan Maharah Al

Istima’ 10525   views Like

Tweet

0

inShare

Pin It

Wordpress

+ Follow

Medan makna

by fifin_putry on Mar 01, 2013

1,503views

More…

No comments yet

Subscribe to comments Post Comment

Medan maknaPresentation Transcript

1. Semantik Bahasa Indonesia “ MEDAN MAKNA ”

Fifin Putry Yanti NPM : 106212261

Latar Belakang Kata-kata atau leksem-leksem dalam

setiap bahasa dapat dikelompokkan dalam kelompok-

kelompok tertentu yang maknanya saling berkaitan

atau berdekatan karena sama-sama berada dalam datu

bidang atau keilmuan. Disamping itu setiap kata atau

leksem dapat juga dianalisis maknanya atas

komponen-komponen makna tertentu sehingga akan

tampak perbedaan dan persamaan makna antara kata

yang satu dengan kata yang lain2. BAB I

PENDAHULUAN

3. • Rumusan Masalah Berdasarkan latar belakang

diatas maka akan dibahas masalah, yaitu :1.

Pengertian medan makna2. Golongan medan makna•

Tujuan Penulisan1.Untuk mengetahui medan

makna2.Sebagai tugas individu mata kuliah semantik

4. BAB II PEMBAHASANA. Pengertian medan

makna Menurut Harimurti (1982) menyatakan bahwa

medan makna (semantic field, semantic domain)

adalah bagian dari sistem semantik bahasa yang

menggambarkan bagian dari bidang kebudayaan atau

realitas dalam alam semesta tertentu dan

direalisasikan oleh seperangkat unsur lesikal yang

maknanyya berhubungan.

5. B. Golongan Medan MaknaKata-kata yang berada

dalam satu medan maknadapat digolongkan menjadi

2, yaitu : • golongan kolokasi • golongan set

6. kolokasi Kolokasi (berasal dari bahasa latin

collolco yang berarti ada ditempat yang sama dengan)

menunjuk kepada hubungan sintagmatik yang terjadi

antara kata atau unsur lesikal itu.Kolokasi menunjuk

pada hubungansintagmatik karena karena

sifatnyayang linear

7. Misalnya pada kalimat :“tiang layar perahu nelayan

itu patah dihantam badai, laluperahu itu digulung

ombak, dan tenggelam beserta isinya”Kita dapati

kata-kata layar, perahu, nelayan, badai, ombak,dan

tenggelam yang merupakan kata-kata dalam

satukolokasi ; satuan tempat atau lingkungan. Jadi,

kata-kata kolokasi ditemukanbersama atau berada

bersama dalamsatu tempat atau satu lingkungan.

8. Golongan Set Suatu set biasanya berupa

sekelompok unsurlesikal dari kelas yang sama yang

tampaknya merupakansatu kesatuan. Setiap unsur

lesikal dalam suatu setdibatasi oleh tempatnya dalam

hubungan dengananggota-anggota dalam set tersebut.

Set menunjuk pada hubungan paragdimatik karena

kata-kata atau unsur- unsur yang berada dalam suatu

set dapat saling menggantikan.

9. Misalnya :• Kata remaja merupakan tahap

pertumbuhan antara kanak-kanak dengan dewasa;•

Sejuk adalah suhu diantara dingin dengan hangat.

10. Pengelompokkan kata berdasarkan kolokasi dan

set dapat memberikan gambaran yang jelas mengenai

teori medan makna, meskipun makna unsur-unsur

lesikal itu sering bertumpang tindih dan batasan-

batasannya sering kali menjadi kabur. Selain itu

pengelompokkan inijuga kurang memperhatikan

perbedaanantara makna denotasi dan maknakonotasi

antara makna dasar dari suatukata atau leksem dengan

maknatambahan dari kata itu.

11. BAB III PENUTUP• KESIMPULAN Oleh karena

itu, secara semantik diakui bahwa pengelompokkan

kata atau unsur-unsur lesikal secara kolokasi dan set

hanya menyangkut satu segi makna, yaitu makna

dasarnya saja. Sedangkan makna seluruh tiap kata

atau unsur lesikal itu perlu dilihat dan dikaji secara

terpisah dalam kaitannya dengan penggunaan kata

atau unsur lesikal tersebut didalam pertuturan. Setiap

unsur lesikal memiliki komponen makna masing-

masing yang mungkin ada persamaanya dan ada

perbedaannya dengan unsur leksikal lainnya.