2.6.1.2 - embriologi_susunan_pencernaan
-
Upload
sitifa-aisara -
Category
Documents
-
view
217 -
download
0
description
Transcript of 2.6.1.2 - embriologi_susunan_pencernaan
-
EMBRIOLOGI SUSUNAN PENCERNAAN
Fakultas Kedokteran Universitas Andalas
-
2/9
EMBRIOLOGI SUSUNAN PENCERNAAN
BERASAL DARI Pharyngeal Gut Usus sederhana depan Usus sederhana tengah Usus sederhana belakang
-
3/9
Pharyngeal Gut Pada minggu keempat terbentuk lengkung
pharynx yang terdiri atas : jaringan mesenkim yang dipisahkan oleh celah pharynx
Bersamaan dengan itu terbentuk kantong pharynx disepanjang dinding lateral pharynx
-
4/9
-
5/9
Lengkung Pharynx
TERDIRI ATAS Bagian inti, Mesoderm Bagian luar, Ektoderm Bagian dalam, EntodermDisamping itu inti lengkung Pharynx menerima sel krista untuk membentuk unsurtulang
-
6/9
Mesoderm membentuk susunan otot wajah dan leher.Setiap unsur otot masing-masing lengkung membawa saraf otak tersendiri dan mempunyai unsur arteri sendiri
-
7/9
-
8/9
Tulang rawan yang dibentuk lengkung pharynx
-
9/9
Setiap lengkung membawa persyarafan tersendiri
-
10/9
Kantong Pharynx
Membawa 5 pasang kantong pharynx Pasangan terakhir tidak khas, sering
dianggap bagian IV
-
11/9
-
12/9
Alat-alat yang dibentuk kantung pharynx
-
13/9
Celah Pharynx
Banyaknya 4 buah Yang menetap hanya satu Berkembang menjadi meatus acusticus
externus
-
14/9
Sindroma lengkung pertama Terjadi karena kegagalan / perkembangan
abnormal lengkung pharynx pertama Sindroma treacher collins (Dysostosis
Mandibulo Facialis)- telinga luar abnormal- kelainan telinga tengah dan dalam- hipoplasia tulang pipi dan rahang bawah- kelainan kelopak mata bawah
-
15/9
Sindroma Piere Robin Hipoplasia rahang bawah Palatoschizis Kelainan telinga dan mata
-
16/9
Perkembangan lidah Terbentuk pada minggu keempat Berasal dari
- lengkung pertamamembentuk corpus lingua
- lengkung kedua, ketiga dan sebagian keempatmembentuk radix lingua
- lengkung keempatmembentuk epiglotis
-
17/9
-
18/9
Tongue tie = ankyloglossia Lidah tidak bebas dari mulut Penyebab : tidak terjadi degenerasi sel
pada dasar mulut, sehingga lidah terikat pada dasar mulut
Dalam keadaan normal, terjadi degenerasi sel yang luas, yang tersisa hanya : FRENULUM
-
19/9
Perkembangan Palatum Berasal dari pasangan pertama lengkung
pharynx Pada akhir minggu keempat terdapat
tonjolan maxilla dilateral dan tonjolan mandibula kaudal dari stomadeum
-
20/9
-
21/9
Tonjolan maxilla bertumbuh kemedial membentuk segmen antar maxilla yang membentuk := Philtrum bibir atas= Unsur rahang atas, mengandung 4 gigi seri= Unsur palatum yang membentuk langitan
primer
-
22/9
-
23/9
Langit sekunder/palatum sekunder Dibentuk oleh daun-daun langit sekunder
(palatum) yang berasal dari penonjolan tonjol maxilla yang mengarah kebawah, pada sisi kiri dan kanan lidah
Akhirnya mencapai kedudukan horizontal diatas lidah
Di anterior daun-daun palatina bersatu dengan langit primer
Batas langit primer dan sekunder adalah foramen incisivum
-
24/9
Sumbing bibir dan langitan
Didepan foramen incisivum terjadi : Sumbing bibir lateral Sumbing rahang atas Sumbing antara langitan primer dan
sekunder
-
25/9
Dibelakang foramen incisivum terjadi :- Sumbing langit sekunder- Sumbing uvulaCampuran kedua sumbing diatasPenyebab :- Genetik - Lingkungan
-
26/9
Embriologi Susunan Pencernaan Mulai terbentuk pada kehidupan mudigah 7 somit (22
hari) sebagai akibat dari pelipatan mudigah kearah cephalo caudal dan lateral, sehingga rongga yang dibatasi entoderm sebagian tercakup ke dalam mudigah dan membentuk usus sederhana.
Pada bagian kepala dan ekor mudigah, usus sederhana membentuk tabung buntu masing-masing : Usus sederhana depan (fore gut) Usus sederhana belakang (hind gut) Diantaranya usus sederhana tengah (mid gut) yang untuk
sementara tetap berhubungan dengan kandung kuning telur.
-
27/9
-
28/9
Perkembangan usus sederhana depan
Oesopagus Ketika mudigah berumur 4 minggu, muncul
diverticulum pada dinding ventral usus sederhana depan yang disebut (diverticulum tracheo bronchiale). Diverticulum ini berangsur-angsur dipisahkan dari bagian dorsal fore gut melalui septum oesopago tracheale. Dengan cara ini usus sederhana depan terbagi atas : Bagian ventral : primordium pernafasan Bagian dorsal : oesopagus
-
29/9
-
30/9
Pada mulanya oesopagus sangat pendek, akan tetapi dengan gerak turun jantung dan paru-paru ia memanjang dengan cepat.
2/3 bagian atas otot bersifat serat lintang yang berasal dari mesenchim sekitarnya dan disarafi oleh N.X.
1/3 bagian bawah ototnya bersifat polos dan disarafi plexus splanchnicus
Perkembangan..
-
31/9
-
32/9
Kelainan Kongenital
Atresia Oesopagus & Fistula Oesophagotrachealis
Kelainan ini akibat :1.Penyimpangan septum eosophagotracheale ke
posterior2.Faktor-faktor mekanik yang mendorong dinding
dorsal usus depan sederhana ke arah anterior
Bentuk yang paling sering ditemukan:1.Bagian proximal berakhir sebagai kantong buntu2.Bagian distal dihubungkan dengan trachea melalui
saluran sempit.
-
33/9
Anak yang baru lahir dengan atresia, kelihatannya mungkin normal, tetapi bila minum pertama bagian proksimal oesophagus terisi penuh dan susu akan
mengalir keluar kedalam trachea dan paru-paru
Bentuk lain, saluran fistula diganti oleh tali ligamentum. Keadaan yang jarang terjadi kedua bagian bermuara
kedalam trachea.
-
34/9
Lambung Pertumbuhan lambung mulai pada minggu ke-4 sebagai
suatu pelebaran usus depan yang berbentuk kumparan. Minggu-minggu berikutnya kedudukannya sangat
berubah akibat perbedaan kecepatan pertumbuhan pada berbagai dindingnya dan perubahan kedudukan alat-alat disekitarnya.
-
35/9
Perubahan kedudukan lambung karena ia berputar sekitar sumbu memanjang dan sumbu antero posterior.
Disekitar sumbu memanjang lambung melakukan putaran 90o searah jarum jam.
Akibatnya : Sisi kiri menghadap ke depan Sisi kanan menghadap ke belakang N.X kiri yang semula mensarafi kiri menuju depan N.X kanan yang semula mensafari kanan menuju
belakang
-
36/9
-
37/9
Lambung Selama perputaran ini bagian dinding belakang
lambung tumbuh lebih cepat dari bagian depannya. Hal ini mengakibatkan pembentukan : curvatura mayor curvatura minor
Ujung cephalic dan kaudal lambung pada mulanya terletak digaris depan. Selama pertumbuhan, bagian kaudal atau bagian pilorus bergerak kekanan dan keatas, dan bagian cephalic atau bagian kardia kekiri dan kebawah.
Dengan ini sumbu panjang lambung berjalan dari kiri dan kanan bawah
-
38/9
-
39/9
Lambung
Pada tingkat perkembangan ini, lambung terikat pada dinding dorsal dan ventral tubuh melalui mesogastrium dorsale dan ventrale.
Perputaran disekitar sumbu memanjang menarik mesogastrium dorsale kekiri. Dengan demikian membantu pembentukan bursa omentalis, yaitu kantong peritonium dibelakang lambung
-
40/9
-
41/9
Kelainan kongenital
Stenosis Pylorus Disebabkan oleh otot-otot melingkar di
daerah pylorus menebal sehingga terjadi penyempitan rongga pylorus
Akibatnya perjalanan makanan tersumbat sehingga anak muntah hebat dan proyektil
-
42/9
Duodenum
Terbentuk dari bagian akhir fore gut dan bagian atas mid gut.
Titik pertemuan fore gut dan mid gut ini terletak tepat distal dari tunas hati.
Sementara lambung berputar, duodenum mengambil bentuk lengkung seperti huruf C dan akhirnya terletak retroperitonial
-
43/9
-
44/9
Hati dan Kandung Empedu Terbentuk pada pertengahan minggu ke tiga sebagai
epitel entoderm pada ujung distal fore gut. Pertumbuhan ini dikenal sebagi diverticulum hepatis
(tunas hati) Tunas hati terdiri atas berkas-berkas sel yang
berproliferasi dengan cepat dan menempus septum transversum yaitu lempeng mesoderm.
Sementara sel-sel hati menembus septum transversum, hubungan tunas hati dan duodenum menyempit. Dengan ini terbentuk saluran empedu.
Dari saluran empedu, terbentuk tonjolan ke ventral yang menghasilkan kandung empedu dan ductus cysticus.
-
45/9
-
46/9
Hati dan Kandung Empedu Selama perkembangan sel epitel hati
bercampur baur dengan v.vitelinae dan v.umbilicus untuk membentuk sinusoid hati.
Tali-tali hati berdiferensiasi menjadi jaringan parenkim hati dan jaringan yang melapisi ductus biliaris
Sel-sel hemopoitik, sel-sel kuppfer dan sel-sel jaringan penyambung berasal dari mesoderm septum transfersum.
-
47/9
Hubungan hati dan peritonium Akibat pertumbuhan cepat yang terus berlangsung, hati
menjadi terlalu besar bagi septum transversum dan berangsur-angsur menonjol kedalam rongga perut.
Mesoderm septum transversum antara dinding ventral perut dan hati menjadi teregang dan sangat tipis dan membentuk ligamentum falciforme hepatis
Mesoderm septum transversum antara hati dan fore gut akan meregang dan membentuk selaput omentum minus (ligamentum gastrohepaticum dan ligamentum hepatoduodenale)
Pada tepi bebas omentum minus terdapat : Saluran empedu Vena prota Arteri hepatica
-
48/9
-
49/9
Hubungan hati dan peritonium Mesoderm pada permukaan hati berdiferensiasi
menjadi peritonium viscerale, kecuali pada permukaan atasnya. Pada daerah ini, hati tetap berhubungan dengan sisa septum transversum.
Bagian septum ini terdiri atas gumpalan mesoderm yang padat dan membentuk pars tendinosa diafragma.
Permukaan hati yang berhubungan dengan diafragma dan tidak pernah diliputi peritonium dikenal dengan pars afixa hepatis atau bare area of the liver
-
50/9
Fungsi Hati dalam Janin Pada minggu 10 berat hati 10% dari berat badan
seluruhnya. Hal ini disebabkan karena: Sejumlah besar Sinusoid Fungsi hemopoetik
Diantara sel hati dan dinding pembuluh darah ditemukan sarang-sarang sel yang menghasilkan sel darah merah dan putih.
Kegiatan ini berangsur-angsur berkurang dalam 2 bulan terakhir kehidupan dalam rahim.
Pada saat lahir hanya pulau-pulau kecil pembentuk darah yang tertinggal. Pada saat ini berat hati 5% dari berat badan seluruhnya
Fungsi hati yang penting lainnya dimulai pada minggu ke 12 yaitu dibentuknya empedu oleh sel-sel hati.
-
51/9
Fungsi Hati dalam Janin Pada saat ini, kandung empedu dan ductus
cysticus telah berkembang. Ductus cysticus bersatu dengan ductus hepaticus membentuk ductus choledochus.
Akibatnya empedu dapat memasuki saluran pencernaan, sehingga isi saluran pencernaan berwarna hijau gelap.
Karena perubahan kedudukan duedenum, muara ductus choledochus berangsur-angsur bergeser dari depan ke belakang.
Akibatnya ductus choledochus menghilang dibelakang duodenum.
-
52/9
Kelainan Kongenital
1. Atresia kandung empedu Pada mulanya kandung empedu merupakan
alat yang berongga. Akibat proliferasi epitel yang melapisinya, kandung ini menjadi padat untuk sementara waktu. Kemudian terjadi rekanalisasi epitel, sehingga rongga tetapnya terbentuk. Bila rekanalisasi tidak terjadi, kandung empedu tetap
-
53/9
Kelainan Kongenital2. Atresia saluran empedu.
Saluran didalam dan luar hati juga mengalami perpadatan. Bila rekanalisasi tak terjadi akan terbentuk atresia. Biasanya hanya terbatas pada hanya sebagian kecil ductus choledochus. Kandung empedu dan ductus hepaticus proximal terhadap atresia sangat melebar.
Anak lahir akan tampak kuning yang tambah lama tambah parah.
-
54/9
-
55/9
Kelainan Kongenital3. Bentuk ganda vesica felea.
-
56/9
Kelainan Kongenital
4. Pembelahan sebagian vesica felea5. Diverticula pada kandung empedu.
-
57/9
Pancreas Dibentuk oleh:
Tunas pancreas dorsal Tunas pancreas ventralYang berasal dari epitel entoderm duodenum
Tunas pancreas dorsal terletak didalam mesenterium dorsale, sedang tunas pancreas dorsal berhubungan erat dengan ductus choledochus.
Ketika duodenum berputar ke kanan dan membentuk huruf C, tunas pancreas ventral bergeser ke dorsal seperti ductus choledochus bergeser ke dorsal.
Akhirnya tunas pancreas ventral berada tepat dibawah dan dibelakang tunas pancreas dorsal.
-
58/9
-
59/9
Pancreas Kemudian parenkhim maupun saluran tunas
pancreas dorsal dan ventral bersatu. Tunas ventral membentuk processus uncinatus
dan bagian bawah caput pancreas. Bagian kelenjar lainnya berasal dari tunas dorsal. Ductus pancreaticus mayor (Wirsungi) terbentuk
dari bagian distal saluran pancreas dorsal dan seluruh saluran pancreas ventral.
Bagian proximal saluran pancreas dorsal menutup atau sebagai saluran kecil: Ductus pancreaticus accesorius (santorini
-
60/9
-
61/9
Pancreas Ductus pancreaticus mayor bersama-sama
dengan ductus choledochus bermuara di papila duodeni mayor.
Ductus pancreaticus accesorius bermuara pada papila duodeni minor.
10 % dari kasus kedua saluran gagal bersatu dan susunan ganda tetap dipertahankan.
-
62/9
Pancreas
Pulau-pulau langerhans. Berkembang dari jaringan parenchim
pancreas pada ketiga kehidupan janin. Tersebar diseluruh kelenjar. Sekresi insulin dimulai bulan ke-5. Kadar insulin janin tidak tergantung pada
kadar insulin ibunya.
-
63/9
Kelainan Kongenital1. Pancreas yang berbentuk cincin
Tunas pancreas terdiri atas 2 bagian yang dalam keadaan normal bersatu dan berputar disekitar duodenum, sehingga terletak dibawah tunas pancreas dorsal.
Kadang-kadang bagian kanan berputar secara normal tetapi bagian kiri bergeser kearah yang berlawanan. Akibatnya duodenum dikelilingi oleh pancreas yang berbentuk cincin.
Kelainan ini kadang-kadang menjepit duodenum dan menyebabkan penyumbatan.
-
64/9
-
65/9
Kelainan Kongenital
2. Pancreas heterotopik Keadaan dimana jaringan pancreas dapat
ditemukan mulai dari ujung distal oesopagus sampai puncak jerat usus sederhana.
Yang paling sering ditemukan pada selaput lendir lambung dan diverticulum Meckel.
-
66/9
Perkembangan Usus Sederhana Tengah (mid gut)
Perkembangan usus tengah ditandai oleh cepat memanjangnya usus dan mesenteriumnya, sehingga terbentuk jerat usus primer.
Pada puncaknya jerat ini tetap berhubungan dengan kandung telur melalui ductus vitellinus yang sempit.
Bagian cranial jerat usus akan membentuk: Bagian distal duodenum Yeyenum Ileum (sebahagian)
-
67/9
-
68/9
Perkembangan Usus Sederhana Tengah (mid gut)
Bagian caudal jerat usus akan membentuk: Bagian bawah illeum Caecum Appendix Colon ascenden 2/3 proximal colon transfersum
-
69/9
Perkembangan Usus Sederhana Tengah (mid gut)
Perbatasan antara bagian cranial dan caudal jerat usus: ductus vitelinus tetap ada pada orang dewasa yang dikenal sebagai: Diferticulum meckel dan diverticulum illeal
Hernia phisiologyPertumbuhan jerat usus primer sangat pesat terutama
bagian cranialnya.Akibat pertumbuhan yang cepat ini dan perluasan hati
yang serentak, rongga perut untuk sementara terlalu kecil untuk menampung jerat-jerat usus ini.
Akibatnya jerat ini memasuki celom extra embrional dan tali pusat (hernia umbilicalis phisiologic) yang terjadi pada minggu ke enam.
-
70/9
-
71/9
Perputaran usus tengah Bersamaan dengan pertumbuhan
memanjangnya, jerat usus sederhana akan berputar disekitar poros yang dibentuk oleh A.Mesenterica superior.
Perputaran terjadi 270o yang terdiri atas: 90% selama herniasi 180o selama jerat usus kembali ke rongga perut. Perputaran ini berlawanan dengan arah jam.
Usus besar juga cukup bertambah panjang, sedangkan yeyenum dan ileum selain bertambah panjang juga akan membentuk jerat-jerat bergelung selama perputaran.
-
72/9
-
73/9
-
74/9
Retraksi Jerat yang mengalami Herniasi Akhir bulan ke-3 jerat usus yang mengalami herniasi mulai
kembali kedalam rongga perut. Hal ini mungkin disebabkan:
Menghilangnya mesonephros. Berkurangnya pertumbuhan hati. Bertambah luasnya rongga perut.
Bagian proximal yeyenum merupakan bagian pertama yang masuk dan mengambil tempat disisi kiri.
Jerat yang masuk berikutnya makin lama makin menetap disisi kanan.
Gelembung caecum yang merupakan bagian caudal jerat usus sederhana terakhir masuk ke rongga perut.
Untuk sementara terletak langsung dibawah lobus kanan hati.
-
75/9
-
76/9
Retraksi Jerat yang mengalami Herniasi
Dari sini gelembung caecum bergerak turun kedalam fosa iliaca kanan, sambil membentuk: Colon ascenden Flexura hepatica
Selama proses ini ujung distal gelembung caecum membentuk sebuah diverticulum yang sempit : - Appendix sederhana
Appendix berkembang selama penurunan colon, sehingga kedudukan terakhir terdapat: Dibelakang caecum Dibelakang colon
-
77/9
Kelainan Kongenital1. Fixasi jerat-jerat usus.
terjadi akibat mesenterium tertekan pada dinding belakang perut dan beberapa daerah, sehingga selaput ini bersatu dengan peritonium parietal. Akbiatnya jerat-jerat usus tertentu akan melekat pada kedudukannya.
2. Sisa-sisa ductus vitellinus.a. Sebagian kecil 2-4% ductus vitellinus tetap ada
membentuk sebuah kantong pada illium (diverticulum Meckel). Pada orang dewasa, diverticulum ini terletak 40-60 cm dari valvula iliocaecalis, pada tepi ilium yang berhadapan dengan mesenterium.
-
78/9
Kelainan Kongenitalb. Fistula umbilicalis atau fistula vitellina.
Kadang-kadang ductus vitelina dipertahankan seluruhnya, sehingga membetuk hubungan langsung antara pusat dengan saluran pencernaan. Dalam hal ini tinja dapat keluar melalui pusat.
c. Kista vitellina atau enterocystoma.Kedua ujung ductus vitellinus diubah menjadi tali-tali fibrosa, sedangan bagian tengah membetuk kista yang besar. Karena tali-tali fibrosa ini melintasi rongga peritonium, jerat-jerat usus mudah terjerat disekitarnya sehingga menyebabkan tersumbat dan menimbulkan strangulasi.
-
79/9
-
80/9
Kelainan Kongenital3. Omphalocele
Jerat-jerat usus gagal kembali dari tali pusat ke dalam rongga perut, akibatnya jerat-jerat tersebut tetap berada dalam coelom extraembrional dari tali pusat. Pada saat lahir herniasi jerat-jerat ini menyebabkan pembengkakan yang besar pada tali pusat dan hanya ditutupi oleh amnion.
4. Hernia umbilicalis congenitalisPada kelalinan ini lapisan otot dan kulit disekitar pusat tidak ditemukan, sehingga lapisan permukaan hanya dibentuk oleh amnion.Alat-alat dalaman kembali kedalam rongga perut, tetapi menerobos lagi keluar pada masa janin, sehingga menonjol keluar dan ditutupi oleh peritonium dan amnion tanpa kulit. Pada kasus yang berat semua alat dalaman termasuk hati ditemukan diluar rongga perut. Keadaan ini disebut eventratio viscra abdominis atau gastroschiziz.
-
81/9
-
82/9
Kelainan Kongenital5. Kelainan putaran jerat usus.
Jerat usus sederhana dalam keadaan normal berputar 270o berlawanan dengan arah jarum jam. Kalau putaran hanya 90o, colon dan caecum yang mula-mula kembali akan menempati sisi kiri rongga perut. Jerat-jerat yang lain akan terletak makin kekanan. Bila putaran jerat usus terbalik, 90o sesuai arah jarum jam. Colon transversum menyilang A.mesenterica superior. Bahaya utama dari kelainan ini:a. Terpilinnya jerat usus yang dapat menyebabkan belitan pada arteri, sehingga menimbulkan penyumbatan pembuluh dari jerat tersebut.b. penyumbatan langsung jerat oleh ikatan-ikatan peritonium.
6. Bentuk ganda saluran pencernaan.Bentuk ganda jerat-jerat dapat terjadi dimana-mana sepanjang saluran pencernaan. Paling sering terjadi di daerah ileum yang dapat berupa :- Diverticulum kecil- Kista
-
83/9
-
84/9
Kelainan Kongenital7. Atresia dan stenosis usus.
Dapat terjadi disemua tempat sepanjang jerat usus sederhana.
Pada atresia (tidak ada rongga sama sekali) biasanya terbentuk sekat pemisah yang tipis melintasi rongga usus.
Pada stenosis (penyempitan rongga) mungkin disebabkan rekanalisasi rongga yang tidak sempurna. Akibat stenosis : Peregangan bagian proximal Penyempitan bagian distal.
Biasanya terjadi pada duodenum dengan gejala-gejala: Duedonum proximal stenosis sangat melebar Muntah-muntah yang hebat dengan cairan berwarna empedu.
-
85/9
Perkembangan usus sederhana belakang Usus sederhana belakang membentuk:
1/3 distal colon transversum Colon ascendens Sigmoid Rectum Bagian atas canalis analis
Bagian usus sederhana belakang bermuara kedalam cloaka (suatu rongga yang di lapisi entoderm yang berhubungan langsung dengan entoderm permukaan).
Pada pertemuan antara entoderm dan ektoderm terbentuk membrana cloacalis.
Pada perkembangan selanjutnya tumbuh septum urorectal pada sudut antara alantois dan usus belakang.
Sekat ini berlanjut tumbuh ke caudal sambil membagi cloaka menjadi : Sinus urogenitalis sederhana (depan) Canalis anorectalis (belakang)
-
86/9
-
87/9
Perkembangan usus sederhana belakang
Ketika mudigah berumur 7 minggu, septum urorectal mencapai membran cloacalis yang akan terbagi menjadi : Membran analis (dibelakang) Membran urogentalis (didepan)
Membran analis dikelilingi oleh tonjolan-tonjolan mesenchim. Pada minggu ke 8 selaput ini ditemukan pada dasar lekukan ektoderm yang akan menjadi lobang anus atau proktodium.
Dalam minggu ke 9, membran analis koyak dan terbentuklah jalan terbuka antara rektum dan dunia luar.
Bagian atas canalis analis berasal dari entoderm dan didarahi oleh A.mesenterica inferior
Bagian bawah (1/3 bawah) berasal dari ektoderm dan didarahi oleh A.pudenda interna.
Pertemuan keduanya disebut linea dentata atau linea pertinatum.
-
88/9
Kelainan kongenital1. Anus imperforatus dan atresia ani.
Pada kasus yang ringan canalis analis berakhir buntu pada membran analis yang hanya dipisahkan oleh sekat pemisah.
Pada kasus yang berat dapat ditemukan lapisan tebal jaringan ikat. Ini bisa disebabkan: Kegagalan perkembangan lobang anus Atresia recti
-
89/9
-
90/9
Kelainan kongenital
2. Fistula recti Sering berhubungan dengan anus
imperforatus. Dapat ditemukan : Antara rectum dan vagina (fistula recto vaginalis) Antar rectum dan vesica urinaria atau uretra
(fistula urorectalis) Didaerah perineum (fistula recto perinealis)
-
91/9
EMBRIOLOGI SUSUNAN PENCERNAANEMBRIOLOGI SUSUNAN PENCERNAANSlide Number 3Slide Number 4Lengkung PharynxSlide Number 6Slide Number 7Tulang rawan yang dibentuk lengkung pharynxSetiap lengkung membawa persyarafan tersendiri Kantong PharynxSlide Number 11Alat-alat yang dibentuk kantung pharynxSlide Number 13Sindroma lengkung pertamaSindroma Piere RobinPerkembangan lidahSlide Number 17Tongue tie = ankyloglossiaPerkembangan PalatumSlide Number 20Slide Number 21Slide Number 22Langit sekunder/palatum sekunderSumbing bibir dan langitanSlide Number 25Embriologi Susunan PencernaanSlide Number 27Perkembangan usus sederhana depanSlide Number 29Perkembangan..Slide Number 31Kelainan KongenitalAnak yang baru lahir dengan atresia, kelihatannya mungkin normal, tetapi bila minum pertama bagian proksimal oesophagus terisi penuh dan susu akan mengalir keluar kedalam trachea dan paru-paruLambungSlide Number 35Slide Number 36LambungSlide Number 38LambungSlide Number 40Kelainan kongenitalDuodenumSlide Number 43Hati dan Kandung EmpeduSlide Number 45Hati dan Kandung EmpeduHubungan hati dan peritoniumSlide Number 48Hubungan hati dan peritoniumFungsi Hati dalam JaninFungsi Hati dalam JaninKelainan KongenitalKelainan KongenitalSlide Number 54Kelainan KongenitalKelainan KongenitalPancreasSlide Number 58PancreasSlide Number 60PancreasPancreasKelainan KongenitalSlide Number 64Kelainan KongenitalPerkembangan Usus Sederhana Tengah (mid gut)Slide Number 67Perkembangan Usus Sederhana Tengah (mid gut)Perkembangan Usus Sederhana Tengah (mid gut)Slide Number 70Perputaran usus tengahSlide Number 72Slide Number 73Retraksi Jerat yang mengalami HerniasiSlide Number 75Retraksi Jerat yang mengalami HerniasiKelainan KongenitalKelainan KongenitalSlide Number 79Kelainan KongenitalSlide Number 81Kelainan KongenitalSlide Number 83Kelainan KongenitalPerkembangan usus sederhana belakangSlide Number 86Perkembangan usus sederhana belakangKelainan kongenitalSlide Number 89Kelainan kongenitalSlide Number 91