2

15
2.1 Pengertian Rumah Sehat Rumah bagi manusia memiliki arti sebagai tempat untuk melepas lelah, beristirahat setelah penat melaksanakan kewajiban sehari-hari, sebagai tempat bergaul dengan keluarga, sebagai tempat untuk melindungi diri dari bahaya, sebagai lambang status sosial, tempat menyimpan kekayaan (Azwar, 1996). Rumah adalah struktur fisik atau bangunan sebagai tempat berlindung, dimana lingkungan dari struktur tersebut berguna untuk kesehatan jasmani dan rohani serta keadaan sosialnya baik untuk kesehatan keluarga dan individu (WHO dalam Keman, 2005). Sehat adalah kondisi normal seseorang yang merupakan hak hidupnya. Sehat berhubungan dengan hukum alam yang mengatur tubuh, jiwa, dan lingkungan berupa udara segar, sinar matahari, santai, kebersihan serta pikiran, kebiasaan dan gaya hidup yang baik. (WHO) Rumah sehat merupakan bangunan tempat tinggal yang memenuhi syarat kesehatan yaitu rumah yang memiliki jamban yang sehat, sarana air bersih, tempat pembuangan sampah, sarana pembuangan air limbah, ventilasi yang baik, kepadatan hunian rumah

description

pemanfaatan pekarangan

Transcript of 2

Page 1: 2

2.1 Pengertian Rumah Sehat

Rumah bagi manusia memiliki arti sebagai tempat untuk melepas lelah,

beristirahat setelah penat melaksanakan kewajiban sehari-hari, sebagai tempat

bergaul dengan keluarga, sebagai tempat untuk melindungi diri dari bahaya,

sebagai lambang status sosial, tempat menyimpan kekayaan (Azwar, 1996).

Rumah adalah struktur fisik atau bangunan sebagai tempat berlindung,

dimana lingkungan dari struktur tersebut berguna untuk kesehatan jasmani

dan rohani serta keadaan sosialnya baik untuk kesehatan keluarga dan

individu (WHO dalam Keman, 2005).

 Sehat adalah kondisi normal seseorang yang merupakan hak hidupnya.

Sehat berhubungan dengan hukum alam yang mengatur tubuh, jiwa, dan

lingkungan berupa udara segar, sinar matahari, santai, kebersihan serta

pikiran, kebiasaan dan gaya hidup yang baik. (WHO)

Rumah sehat merupakan bangunan tempat tinggal yang memenuhi

syarat kesehatan yaitu rumah yang memiliki jamban yang sehat, sarana air

bersih, tempat pembuangan sampah, sarana pembuangan air limbah, ventilasi

yang baik, kepadatan hunian rumah yang sesuai dan lantai rumah yang tidak

terbuat dari tanah (Depkes RI, 2003).

Dapat dikatakan bahwa rumah sehat adalah bangunan tempat

berlindung dan beristirahat yang menumbuhkan kehidupan sehat secara fisik,

mental dan sosial, sehingga seluruh anggota keluarga dapat memperoleh

derajat kesehatan yang optimal.

2.2 Fungsi Rumah Sehat

Bila dikaji lebih lanjut maka sudah sewajarnya seluruh lapisan masyarakat

menempati rumah yang sehat dan layak huni. Rumah tidak cukup hanya

sebagai tempat tinggal dan berlindung dari panas cuaca dan hujan, Rumah

harus mempunyai fungsi sebagai :

Page 2: 2

1. Mencegah terjadinya penyakit

2. Mencegah terjadinya kecelakaan                     

3. Aman dan nyaman bagi penghuninya

4. Penurunan ketegangan jiwa dan sosial   

2.3 Persyaratan Rumah Sehat

Menurut Winslow dan APHA, rumah yang sehat harus memenuhi

beberapa persyaratan antara lain (Suyono,2010 : 84-86):

a. Memenuhi Kebutuhan Fisiologis

1) Pencahayaan yang cukup, baik cahaya alam (sinar matahari) maupun

cahaya buatan (lampu). Pencahayaan yang memenuhi syarat sebesar

60 – 120 lux. Luas jendela yang baik minimal 10 % - 20 % dari luas

lantai.

2) Perhawaan (ventilasi) yang cukup untuk proses pergantian udara

dalam ruangan. Kualitas udara dalam rumah yang memenuhi syarat

adalah bertemperatur ruangan sebesar 18o – 30o C dengan

kelembaban udara sebesar 40 % - 70 %. Ukuran ventilasi memenuhi

syarat 10% luas lantai.

3) Tidak terganggu oleh suara-suara yang berasal dari luar maupun dari

dalam rumah (termasuk radiasi).

4) Cukup tempat bermain bagi anak-anak dan untuk belajar.

b. Memenuhi Kebutuhan Psikologis

1) Setiap anggota keluarga terjamin ketenangannya dan kebebasannya.

2) Mempunyai ruang untuk berkumpulnya anggota keluarga.

3) Lingkungan yang sesuai, homogen, tidak telalu ada perbedaan

tingkat yang ekstrem di lingkungannya. Misalnya tingkat ekonomi.

4) Mempunyai fasilitas kamar mandi dan WC sendiri.

5) Jumlah kamar tidur dan pengaturannya harus disesuaikan dengan

umur dan jenis kelaminnya. Orang tua dan anak dibawah 2 tahun

Page 3: 2

boleh satu kamar. Anak diatas 10 tahun dipisahkan antara laki-laki

dan perempuan. Anak umur 17 tahun ke atas diberi kamar sendiri.

6) Jarak antara tempat tidur minimal 90 cm untuk terjaminnya

keleluasaan bergerak, bernapas dan untuk memudahkan

membersihkan lantai.

7) Ukuran ruang tidur anak yang berumur 5 tahun sebesar 4,5 m3 ,

dan umurnya 5 tahun adalah 9 m3 . Artinya dalam satu ruangan

anak yang berumur 5 tahun ke bawah diberi kebebasan

menggunakan volume ruangan 1,5 x 1 x 3 m3 , dan 5 tahun

menggunakan ruangan 3 x 1 x 3 m3.

8) Mempunyai halaman yang dapat ditanami pepohonan.

9) Hewan/ternak yang akan mengotori ruangan dan ribut/bising

hendaknya dipindahkan dari rumah dan dibuat kandang tersendiri

dan mudah dibersihkan.

c. Pencegahan Penularan Penyakit

1) Tersedia air bersih untuk minum yang memenuhi syarat kesehatan

2) Tidak memberi kesempatan serangga (nyamuk, lalat), tikus dan

binatang lainnya bersarang di dalam dan di sekitar rumah.

3) Pembuangan kotoran/tinja dan air limbah memenuhi syarat kesehatan.

4) Pembuangan sampah pada tempat yang baik, kuat dan higienis.

5) Luas kamar tidur maksimal 3,5 m perorang dan tinggi langit-langit

maksimal 2,75 m. Ruangan yang terlalu luas akan menyebabkan

mudah masuk angin, tidak nyaman secara psikologis, sedangkan

apabila terlalu sempit akan menyebabkan sesak napas dan

memudahkan penularan penyakit karena terlalu dekat kontak.

6) Tempat masak dan menyimpan makanan harus bersih dan bebas dari

pencemaran atau gangguan serangga, tikus dan debu.

d. Pencegahan terjadinya Kecelakaan

1) Cukup ventilasi untuk mengeluarkan gas atau racun dari dalam

ruangan dan menggantinya dengan udara segar.

Page 4: 2

2) Cukup cahaya dalam ruangan untuk mencegah bersarangnya serangga

atau tikus,mencegah terjadinya kecelakaan dalam rumah karena gelap.

3) Bahan bangunan atau konstruksi rumah harus memenuhi syarat

bangunan sipil, terdiri dari bahan yang baik dan kuat.

4) Jarak ujung atap dengan ujung atap tetangga minimal 3 m, lebar

halaman antara atap tersebut minimal sama dengan tinggi atap

tersebut. Hal ini tidak berlaku bagi perumahan yang bergandengan

(couple).

5) Rumah agar jauh dari rindangan pohon- pohon besar yang rapuh/

mudah patah.

6) Hindari menaruh benda-benda tajam dam obat-obatan atau racun

serangga sembarangan apabila didalam rumah terdapat anak kecil.

7) Pemasangan instalasi listrik (kabel-kabel, stop kontak, fitting dll)

harus memenuhi standar PLN.

8) Apabila terdapat tangga naik/ turun, lebar anak tangga minimal 25cm,

tinggi anak tangga maksimal 18 cm, kemiringan tangga antara 30o -

36. Tangga harus diberi pegangan yang kuat dan aman.

Menurut Keputusan Menteri Kesehatan Republik Indonesia No.

829/Menkes/SK/VII/1999. Ketentuan persyaratan kesehatan rumah tinggal

adalah sebagai berikut:

a) Memenuhi syarat kebutuhan fisik dasar penghuninya : temperatur,

penerangan, ventilasi dan kebisingan;

b) Memenuhi syarat kebutuhan kejiwaandasar penghuninya : health is

begun athom

c) Memenuhi syarat melindungi penghuninya dari penularan penyakit : air

bersih, pembuangan sampah, terhindar dari pencemaran lingkungan,

tidak jadi sarang vektor,dll);

d) Memenuhi syarat melindungi penghuni dari kemungkinan bahaya dan

kecelakaan : kokoh, tangga tak curam, bahaya kebakaran, listrik,

keracunan, kecelakaan lalu lintas, dll).

Page 5: 2

2.4 Pemanfaatan Pekarangan

2.4.1Pengertian Pekarangan

Pekarangan adalah taman rumah tradisional yang bersifat pribadi, yang

merupakan sistem yang terintegrasi dengan hubungan yang erat antara manusia,

tanaman, dan hewan. Pekarangan juga merupakan ruang terbuka yang sering

dimanfaatkan untuk acara kekerabatan dan kegiatan sosiaL (Wurianingsih, 2011).

Menurut Ginting dalam Affandi (2002), pekarangan adalah suatu sistem usaha

tani tradisional yang merupakan perpaduan yang harmonis antara tanaman tahaunan

dengan tanaman pangan di sekitar rumah masyarakat pedesaana pada umumnya.

Menurut Mahendra (2009, pekarang merupakan satu kesatuan lahan yang terdiri

dari berbagi macam komponen penyusun dan antar komponen saling berinteraksi

sesuai dengan fungsinya masing-masing. Salah satu komponen terpenting dalam

pekarangan berupa rumah tinggal.

2.4.2 Fungsi Pekarangan

Menurut Kristanti (2012) pekarang disekitar rumah dapat memiliki berbagai

fungsi sesuai peruntukannya. Adapun funsgi pekarangan secara garis besar dapat

dikelompokkkan

1. Daerah umum (public area). Pekarangan dapat dilihat dan dinikmati oleh

penghuni rumah juga oleh siapa saja yang lewat di depan atau disekitar rumah

kita.

2. Daerah kesibukan (service area). Pekarangan ini diperuntukkan bagi penghuni

rumah, misalnya tempat bermain, mencuci pakaian, mencuci piring atau

lainnya. Area ini dapat ditanam tanaman bumbu-bumbuan, sayur-sayuran atau

tempat menanam tanaman obatobatan.

3. Daerah pribadi (private area). Daerah ini diperuntukkan untuk pribadi,

misalnya tempat ibu atau bapak menanam tanaman hobbinya tempat

“bertukang”, melakukan penelitian yang paling hemat, aman, setiap saat dapat

diamati

Page 6: 2

4. Daerah famili (family area). Daerah ini dapat dibuat taman untuk kepentingan

keluarga, atau tempat berolah raga, atau tempat keluarga berkumpul, camping

dan lainnya. Arean ini biasanya ditempatkan di lokasi yang strategis.

2.4.3 Pola Pemanfaatan Pekarangan

Pemanfaatan pekarangan dilakukan dengan berbagai tujuan dan pola atau

bentuk. Adapun langkah-langkah pemanfaatan lahan pekarangan dapat dilakukan

sebagai berikut:

1. Persiapan Media Tanam

Persiapan media dapat dilakukan dengan membersihkan lahan dari gulma,

pengolahan tanah, penanaman, pemupukan dan pemeliharaan. Namun rumah

tangga yang memiliki lahan sempit dapat memanfaatkan media tanam

alternative yang berupa pot dan vertikultur

2. Pemilihan Jenis Tanaman

Pemilihan jenis tanaman berdasarkan keperluan rumah tangga baik untuk obat

atau kesehatan (kunyit, jahe, temulawak, mengkudu) dan keperluan dapur

(cabe, tomat, sereh, sayuran,) serta pelengkap gizi keluarga (pepaya , pisang ,

jeruk dan lain-lain). Upayakan menanam beragam jenis tanaman dengan

maksud untuk mencegah adanya serangan hama dan penyakit pada tanaman.

Untuk tujuan estetika, pilihan tanaman yang memiliki figure menarik misalnya

tanaman mengkudu yang memiliki bentuk daun yang lebar, tanaman kencur

dengan bentuk daun yang unik dan sebagainya. Beberapa jenis sayuran yang

dapat ditanam di pekarangan antara lain bayam, kangkung, kemangi, kobis,

sawi, seledri, bawang daun, bawang merah, cabai, buncis, kacang-kacangan.

3. Tata Letak Tanaman

Pada prinsipnya semua tanaman memerlukan sinar matahari yang cukup

sepanjang hari. Tempatkan jenis-jenis yang berukuran kecil mulai dari bagian

Timur dan tempatkan jenis tanaman yang berukuran besar seperti buah-

buahan di bagian sebelah Barat. Hal ini dimaksudkan agar jenis tanaman yang

besar tidak menaungi/menghalangi sinar matahari terhadap tanaman yang

kecil. Demikian pula kerapatan dan populasi tanaman perlu diperhatikan

karena mempengaruhi efisiensi penggunaan cahaya matahari serta persaingan

antar tanaman dalam menggunakan air dan unsur hara. (Andhika, 2009)

Page 7: 2

4. Pemeliharaan

Tahap pemeliharaan baik untuk lahan maupun tanaman merupakan hal yang

harus selalu diperhatikan. Pemeliharaan tanaman meliputi beberapa aspek

yang harus diperhatikan yaitu penyiangan, penyiraman, pemupukan serta

pengendalian hama dan penyakit. Penyiangan dilakukan dengan

membersihkan lahan dari rumput-rumput liar, bertujuan untuk mencegah

kompetisi nutrisi tanaman dari tanah selain untuk kebersihan dan keindahan.

Sisa-sisa tanaman dan rumput sebaiknya dikeringkan lalu dikubur ke dalam

tanah karena dapat meningkatkan kesuburan tanah. Sisa tanaman dan serasah

ini dapat juga diproses untuk dijadikan pupuk organik atau kompos.

Pemberian air dengan cara penyiraman secara kontinyu sangat penting

terutama pada tanaman yang berumur muda dan baru tumbuh, untuk

selanjutnya aktivitas penyiraman ini dapat disesuaikan dengan kondisi

lingkungan lahan pekarangan apakah kekeringan atau basah (lembab). Salah

satu upaya untuk mempertahankan ketersediaan air di lahan pekarangan

adalah dengan membuat kolam (Andhika, 2009). Tetapi umumnya tanaman

sayur disiram 1-2 kali per hari untuk tanaman sayur dalam pot. Pemupukan

bertujuan untuk memberikan suplai unsur hara tambahan pada tanaman.

Sebaiknya bahan pupuk yang digunakan bersifat organik, misalnya pupuk

organik cair , kompos dan pupuk kandang. Pengendalian hama penyakit lebih

mudah dilakukan dalam kegiatan pemanfaatan pekarangan dengan tanaman

sayur ini. Untuk tanaman di pot kemungkinan penularan penyakit melalui akar

jarang terjadi karena akar diabatasi oleh pot. Pada lahan pekarangan yang

sempit kita bisa mengendalikan hama dan penyakit secara manual sehingga

penggunaan bahan kimia dapat dibatasi. Hal ini akan membuat sayuran yang

dihasilkan dari pekarangan lebih sehat untuk dikonsumsi, karena merupakan

sayuran organik.

5. Pemanenan Sayuran perdu yang dipetik daunnya sudah dapat dipetik hasilnya

pada umur 35 – 40 hari. Pemanenan dapat dilakukan dengan selang 3 – 4 hari.

Namun berbeda denga bayam cabut dan kangkung darat dilakukan secara

langsung dengan mencabut tanaman beserta akarnya. Jenis sayuran seperti

kol, sawi, selada dipanen umur 2 – 3 bulan. Kacang-kacangan dipanen dengan

melihat kondisi polong kacangnya. Cabe dan tomat dapat dipanen umur 45 –

50 hari setelah tanam. Labu siam dipanen antara 3 – 5 bulan setelah tanam.

Page 8: 2

Tanaman yang tidak sekali panen jika pemeliharaannya baik dapat terus

dipanen dalam waktu yang lama. Menurut Rahayu dkk (2005) di Desa

Lampeapi menunjukkan pemanfaatan telah dilakukan secara efektif dengan

memadukan tanaman tahunan dengan tanaman semusim. Jenis tanaman yang

diusahakan di pekarangan sebanyak 40 jenis yang terdiri tanaman

perdagangan, tanaman obat-obatan dan estitika. Peningkatan produktivitas

pekarangan perlu dilakukan upaya pemilihan kualitas bibit, pengaturan

tanaman dan introduksi teknologi. Menurut Affandi (2012) bahwa pendapatan

dari pekarangan bervariasi dari 6,6 % - 55,7 % dari total pendapatan dengan

total rata-rata 24,9 % sedangkan pendapatan bersihnya bervariasi antara 6,6 %

- 55,7 % dari total pendapatan dengan rata-rata 21,1 %.

Suyono., 2005. dalam Putra 2011. Pokok Bahan Modul Perumahan dan Pemukiman

Sehat. Pusdiknakes.

Depkes RI, 2003. Kepmenkes RI No829/Menkes/SK/VII/1999/2002 Tentang

Syaratsyarat Rumah Sehat, Depkes RI, Jakarta.

Affandi, 2002. Homme Garden : Sebagai Salah Satu Sistem Agroforestry Lokal. 2002

digitized by USU digital library

Mahendra, F. 2008. Sistem Agroforestri dan Aplikasinya. Graha Ilmu

Kristanti. 2012. Optimalisasi Pemanfaatan Pekarangan Menjadi Taman Yang Produktif.

Uripsantosowordpress.com diakses tanggal 28 Desember 2012

Wurianingsih, Mega. 2011. Studi karakteristik dan fungsi pekarangan di Desa Pasir Eurih

Kecamatan Taman Sari Kabupaten Bogor. Skripsi IPB. Bogor.

Page 9: 2

BAB 3

PENUTUP

A. Kesimpulan

Rumah sehat adalah bangunan tempat berlindung dan beristirahat yang

menumbuhkan kehidupan sehat secara fisik, mental dan sosial, sehingga seluruh

anggota keluarga dapat memperoleh derajat kesehatan yang optimal. Salah satu

persyaratan rumah sehat menurut Winslow dan APHA yaitu pemanfaatan

pekarangan rumah dengan ditanami oleh tanaman/tumbuhan. Penanaman

tanaman/tumbuhan di pekarangan mempunyai beberapa manfaat bagi kehidupan

manusia. Selain dari segi komersil dan estetika, manfaat yang paling penting

adalah dari segi kesehatan tergantung tujuan seseorang dan jenis

tanaman/tumbuhan yang ditanam. Sehingga pemanfaatan pekarangan rumah ini

sangat penting bagi kehidupan manusia.

B, Saran

Pemanfaatan lahan pekarangan merupakan gagasan kecil tapi berdampak

besar terhadap pemenuhan kebutuhan keluarga dan juga dapat di jadikan lahan

untuk di komersilkan . Demikian direkomendasikan kepada berbagai pihak untuk

bekerjasama dalam mengembangkan pemanfaatan lahan pekarangan ini.

Pemerintah disarankan agar konsep ini disisipkan dalam rencana peningkatan

kesejahteraan penduduk urban . Dinas pertanian diharapkan dan disarankan untuk

menggunakan analisis ini sebagai upaya peningkatan kesejahteraan masyarakat.