2

2
1. Hemoptisis. Dahak juga dapat bercampur dengan darah. Dahak yang berwarna coklat disebut rusty sputum. Hemoptisis dapat dianggap sebagai gejala atau dapat juga dibahas didalam bab kegawatdaruratan paru. Kata hemoptisis berasal dari kata heo yang berarti darah dan ptisis yang berarti meludah. Lendir atau dahak yang bercampur darah sering didapati pada perokok yang masih sehat dan biasanya tidak dipedulikan oleh orang tersebut. Hemoptisis sering merupakan petunjuk tentang adanya penyakit yang serius. Penyebab hemoptisis sangat beragam yaitu antara lain bronkiektasis, emboli paru, pneumonia, tuberkulosis, benda asing, kelainan pada jantung, taruma, ketamenial, kriptogenik, iatrogenik, aspergilosis, abses paru, idiopatik, penyakit goodpasture serta penyakit wegeneer. Penyebab hemoptisis paling banyak diseluruh dunia adalah tuberkulosis, sedangkan dinegara maju penyebab hemoptisis yang tersering adalah bronkits, bronkioektasis, dan kanker bronkogenik. Pada penderita AIDS penyebab hemoptisis adalah pneumonia. Gejala yang menyertai hemoptasis nyeri dada, dispnea, demam, mual, muntah, takipnea, dan batuk. Pada hemoptisis, darah yang di batukkan berwarna merah dan sering berbuih. Hemoptisis adalah ekspektorasi darah atau mukus yang bercampur dengan darah. Darah pada hemoptisis harus berasal dari saluran pernapasan bagian bawah. Jika darah berasal dari saluran pernapasan bagian atas atau dari saluran pencernaan, kasus ini tidak dogolongkan sebagai kasus hemoptisis. Hemoptisis harus diwaspadai karena dapat menimbulkan suatu kegawatan. Di indonesia, urutan penyebab hemoptisis yang paling sering adalah tuberkulosis paru. Kemudian disusul oleh keganasan paru, bronkiektasis, abses paru, pneumoniabakterial, bronkitis kronik, dan infestasi jamur. Penyebab hemoptisis yang tidak sering adalah stenosis mitralis, sindrom goodpasture, benda asing di dalam bronkus, adenoma bronkial, fistula arteriovenosus pulmonal dan koagulopati. Hemoptisis jga dapat terjadi pada bekas tuberkulosis paru dengan masalah pulmonologik seperti infestasi jamur. Perdarahan sering terjadi pada arteri bronkialis, arteri aksiliaris kolateral, arteri interkostalis, dan arteri diafragmatika. Perdarahan yang berasal dari arteri kapiler dan vena pulmonalis merupakan 10% dari seluruh kejadian hemoptisis.perdarahan pada tuberkulosis paru dapat disebabkan robeknya pembuluh darah pada dinding kavitas. Hemoptisis yang terjadi pada bronkitis kronik berasal dari pembuluh darah superfisial pada mukosa bronkus. Hemoptisis masif

description

dk

Transcript of 2

1. Hemoptisis.

Dahak juga dapat bercampur dengan darah. Dahak yang berwarna coklat disebut rusty sputum. Hemoptisis dapat dianggap sebagai gejala atau dapat juga dibahas didalam bab kegawatdaruratan paru. Kata hemoptisis berasal dari kata heo yang berarti darah dan ptisis yang berarti meludah. Lendir atau dahak yang bercampur darah sering didapati pada perokok yang masih sehat dan biasanya tidak dipedulikan oleh orang tersebut. Hemoptisis sering merupakan petunjuk tentang adanya penyakit yang serius. Penyebab hemoptisis sangat beragam yaitu antara lain bronkiektasis, emboli paru, pneumonia, tuberkulosis, benda asing, kelainan pada jantung, taruma, ketamenial, kriptogenik, iatrogenik, aspergilosis, abses paru, idiopatik, penyakit goodpasture serta penyakit wegeneer. Penyebab hemoptisis paling banyak diseluruh dunia adalah tuberkulosis, sedangkan dinegara maju penyebab hemoptisis yang tersering adalah bronkits, bronkioektasis, dan kanker bronkogenik. Pada penderita AIDS penyebab hemoptisis adalah pneumonia. Gejala yang menyertai hemoptasis nyeri dada, dispnea, demam, mual, muntah, takipnea, dan batuk. Pada hemoptisis, darah yang di batukkan berwarna merah dan sering berbuih.

Hemoptisis adalah ekspektorasi darah atau mukus yang bercampur dengan darah. Darah pada hemoptisis harus berasal dari saluran pernapasan bagian bawah. Jika darah berasal dari saluran pernapasan bagian atas atau dari saluran pencernaan, kasus ini tidak dogolongkan sebagai kasus hemoptisis. Hemoptisis harus diwaspadai karena dapat menimbulkan suatu kegawatan.

Di indonesia, urutan penyebab hemoptisis yang paling sering adalah tuberkulosis paru. Kemudian disusul oleh keganasan paru, bronkiektasis, abses paru, pneumoniabakterial, bronkitis kronik, dan infestasi jamur. Penyebab hemoptisis yang tidak sering adalah stenosis mitralis, sindrom goodpasture, benda asing di dalam bronkus, adenoma bronkial, fistula arteriovenosus pulmonal dan koagulopati. Hemoptisis jga dapat terjadi pada bekas tuberkulosis paru dengan masalah pulmonologik seperti infestasi jamur. Perdarahan sering terjadi pada arteri bronkialis, arteri aksiliaris kolateral, arteri interkostalis, dan arteri diafragmatika. Perdarahan yang berasal dari arteri kapiler dan vena pulmonalis merupakan 10% dari seluruh kejadian hemoptisis.perdarahan pada tuberkulosis paru dapat disebabkan robeknya pembuluh darah pada dinding kavitas. Hemoptisis yang terjadi pada bronkitis kronik berasal dari pembuluh darah superfisial pada mukosa bronkus.

Hemoptisis masif

Jika hemoptisis berlanjut terus, harus ditentukan apakah telah termasuk batuk darah masif dan apakah telah memerlukan tindakan operasi cito. Hemoptisis yang digolongkan sebagai batuk darah masif adalah batuk darah lebih dari 600ml dalam 24 jam, atau batuk darah lebih dari 200-240 ml dalam sekali pengamatan dan dalam pengamatan tersebut batuk darah cenderung tidak segera berhenti. Penggolongan atau batasan untuk perdarahan masih tidak sama antara satu rumah sakit dengan rumah sakit lainnya. Kematian pada hemoptisis masif biasanya disebabkan oleh penyumbatan saluran napas oleh gumpalan darah (suffocation)

Penderita yang biasanya menjdai gelisah harus ditenangkan. Penderita diminta untuk mengeluarkan darah yang terdapat di saluran pernapasan agar bekuan darah tidak menyumbat saluran napas. Pasien diminta untuk berbaring bertumpu pada bagian paru yang sakit dan sedikit dalam posisi tredelenburg. Infus intravena di psang untuk kesiapan jika sewaktu waktu diperlukan pemberian obat intravena atau transfusi darah. Jika bekuan darah tidak dapat keluar, dilakukan pengisapan dengan menggunakan bronkoskop. Jika Hb di bawah 7 gram %, diberikan transfusi darah.