2

1
2.1.6 Penanganan Hipertensi pada stroke iskemik akut a. Pada penderita dengan tekanan darak diastolic >140 mmHg (atau >110 mmHg bila akan dilakukan terapi tombolisis) diperlakukan sebagai penderita hipertensi emergensi berupa drip kontinyu nikardipin, diltiazem,nimodipin b. Jika tekanan darah sistolik >220 mmHg atau tekanan darah diastolic >120 mmHg berikan labetalol selama 1-2 menit. Dosis labetalol dapat diulang atau digandakan setian 10-20 menit sampai penurunan tekananan darah dapat dicapai atau sampai dosis kumulatif 300 mg . c. Jika tekanan darah sistolik <220 mmHg atau tekanan darah diastolic <120 mmHg , terapi darurat harus ditunda kecuali adanya bukti perdarahan intraserebral , gagal ventrikel jantung kiri, infark miokard akut, gagal ginjal akut, endema paru, diseksi aorta,ensefalopati hipertensi. Jika peninggian tekanan darah tsb menetap pada dua kali pengukuran selang waktu 60 menit, maka diberikan 200-300 mg labetalol 2-3 adalah nifedipin oral 10 mg setiap 6 jam atau 6,25 – 25 mg katopril setiap 8 jam. d. Batas penurunan tekanan darah sebanyak banyaknya sapai 20%- 25% dari tekanan darah arterial rerata jam pertama 6

description

7y

Transcript of 2

2.1.6 Penanganan Hipertensi pada stroke iskemik akut1. Pada penderita dengan tekanan darak diastolic >140 mmHg (atau >110 mmHg bila akan dilakukan terapi tombolisis) diperlakukan sebagai penderita hipertensi emergensi berupa drip kontinyu nikardipin, diltiazem,nimodipin1. Jika tekanan darah sistolik >220 mmHg atau tekanan darah diastolic >120 mmHg berikan labetalol selama 1-2 menit. Dosis labetalol dapat diulang atau digandakan setian 10-20 menit sampai penurunan tekananan darah dapat dicapai atau sampai dosis kumulatif 300 mg .1. Jika tekanan darah sistolik