2

4
2. EPIDEMIOLOGI Penyakit ini merupakan penyakit yang cukup luas dalam persebarannya di dunia. Dilaporkan bahwa sejak dua dekade terakhir prevalensi asma meningkat, baik pada anak-anak maupun dewasa. Asma mempunyai dampak negatif pada kehidupan penderitanya termasuk untuk anak, seperti menyebabkan anak sering tidak masuk sekolah dan membatasi kegiatan olehraga, maupun aktivitas seluruh keluarga. Prevalensi total asma di dunia diperkiralan 7,2% (6% pada dewasa dan 10% pada anak). Prevalensi tersebut sangatlah bervariasi, terdapat perbedaan antar negara, bahkan di beberapa daerah di suatu negara. (8) Salah satu masalah epidemiologi saat ini adalah mortalitas asma yang relatif tinggi. Beberapa waktu yang lalu, penyakit asma tidak merupakan penyebab kematian yang berarti. Namun belakangan ini dilaporkan dari berbagai negara terjadi peningkatan kematian karena penyakit asma, juga pada anak. Berbagai faktor yang dapat menjadi pencetus timbulnya serangan asma antara lain aktivitas fisik, alergen, infeksi, perubahan mendadak suhu udara atau pajanan terhadap iritan respiratorik seperti asap rokok dan lain sebagainya. Selain itu juga berbagai faktor mempengaruhi tinggi rendahnya prevalensi asma di suatu tempat. Beberapa faktor tersebut diantaranya yaitu umur, ras, jenis kelamin, tingkat sosio-ekonomi dan faktor lingkungan. Faktor-faktor tersebut mempengaruhi prevalensi asma, terjadinya serangan asma, berat

Transcript of 2

2. EPIDEMIOLOGIPenyakit ini merupakan penyakit yang cukup luas dalam persebarannya di dunia. Dilaporkan bahwa sejak dua dekade terakhir prevalensi asma meningkat, baik pada anak-anak maupun dewasa. Asma mempunyai dampak negatif pada kehidupan penderitanya termasuk untuk anak, seperti menyebabkan anak sering tidak masuk sekolah dan membatasi kegiatan olehraga, maupun aktivitas seluruh keluarga. Prevalensi total asma di dunia diperkiralan 7,2% (6% pada dewasa dan 10% pada anak). Prevalensi tersebut sangatlah bervariasi, terdapat perbedaan antar negara, bahkan di beberapa daerah di suatu negara.(8)Salah satu masalah epidemiologi saat ini adalah mortalitas asma yang relatif tinggi. Beberapa waktu yang lalu, penyakit asma tidak merupakan penyebab kematian yang berarti. Namun belakangan ini dilaporkan dari berbagai negara terjadi peningkatan kematian karena penyakit asma, juga pada anak. Berbagai faktor yang dapat menjadi pencetus timbulnya serangan asma antara lain aktivitas fisik, alergen, infeksi, perubahan mendadak suhu udara atau pajanan terhadap iritan respiratorik seperti asap rokok dan lain sebagainya. Selain itu juga berbagai faktor mempengaruhi tinggi rendahnya prevalensi asma di suatu tempat. Beberapa faktor tersebut diantaranya yaitu umur, ras, jenis kelamin, tingkat sosio-ekonomi dan faktor lingkungan. Faktor-faktor tersebut mempengaruhi prevalensi asma, terjadinya serangan asma, berat ringannya serangan, status asma dan kematian karena penyakit asma.(5,7)Salah satu penyebab tinggi prevalensi penyakit asma bronkial yaitu adanya infeksi yang disebabkan oleh virus. Infeksi virus pada saluran napas merupakan penyebab utama terjadinya mengi pada anak dan dewasa yang menderita asma yaitu 10-85% pada anak dan 10-45% pada dewasa. Virus yang menyebabkan infeksi pada saluran napas adalah respiratory syncytial virus (RSV), rhinovirus, parainfluensa, adenovirus, influensa, dan coronavirus 1,5 seperti tampak pada tabel 1 berikut :Tabel 1. Virus saluran napas dan penyakit yang diakibatkan(8)Tipe VirusSerotipeCCAsmaPneumoniaBronkitisBronkhiolitis

Rhinovirus1-100 ++++++++/-++

Coronavirus229E OC43++++

InfluenzaA, B, C+++++

Parainfluenza1,2,3,4 +++/-+++

RSVA, B+++++++

Adenovirus1-43++++++

Keterangan :cc: common cold +/- : jarang + : diketahui++: sering+++ : penyebab utama

Berdasarkan sebuah penelitian tentang asma yang dilakukan di Amerika Serikat, pada anak-anak dengan usia berkisar 12 tahun di South Wales, prevalensi riwayat mengi (wheezing) mengalami peningkatan dari 17% pada tahun 1973 menjadi 22% pada tahun 1988. Sedangkan dalam prevalensi penyakit asma di dunia, ternyata populasi penduduk di Cina yang mengidap penyakit asma lebih rendah jika dibandingkan dengan negara-negara barat.(2,4)Survei mengenai tingkat kejadian asma di Eropa juga telah dilakukan di 7 negara di benua tersebut. Penelitian tersebut dilakukan oleh AIRE (Astma insight & Reality in Europe) yang meliputi 73.880 rumah tangga, yang berjumlah 213.158 orang. Hasil survei mendapatkan prevalensi populasi current asthma sebesar 2,7%.(6)Penelitian mengenai prevalensi asma di Indonesia juga telah dilakukan dari tahun ke tahun pada beberapa pusat pendidikan, namun belum semuanya menggunakan kuesioner yang baku. Pada tabel berikut akan disajukan beberapa hasil survei penyakit asma pada anak di Indonesia.(6)Tebel 2. Prevalensi asma pada anak di Indonesia(6)Peneliti (kota)TahunJumlah SampelUmur (Tahun)Prevalensi (%)

Djajanto B (Jakarta199112006 1216,4

Rosmayudi O (Bandung)199348656 126,6

Dahlan (Jakarta)1996-6 1217,4

Arifin (Palembang)1996129613 - 155,7

Rosalina I (Bandung)1997311813 152,6

Yunus F (Jakarta)2001223413 1411,5

Kartasasmita CB (Bandung)2002267828366 713 - 143,05,2

6 NN (Jakarta)2002129613 - 146,7