2

18

Click here to load reader

Transcript of 2

Page 1: 2

2. Pencetakan Rahang Bawah

            Dukungan gigi tiruan bawah diperoleh dari mandibula ( tulangnya ) dan jaringan lunak yang menutupinya. Beberapa bagian dari mandibula lebih cocok untuk fungsi ini daripada bagian ynag lain, dan tekanan harus dijatuhkan pada tulang yang melalui jaringan lunak yang sesuai dengan kemampuan jaringan tersebut serta tulanngnya dalam menahan tekanan oklusi.Tanda-tanda anatomi yang harus didapatkan pada pencetakan rahang bawahFrenulum labialis Lipatan membran  mukosa digaris median sebelah anterior insisivus

sentral, dihasi cetakan terlihat berupa cekungan.Vestibulum labialis Ruang untuk letak sayap labial yang meluas dari frenulum labialis ke

frenulum bukalis. Disebelah inferior dibatasi oleh refleksi membran mukosa, sebelah dalam oleh sisa ridge dan bagian labial oleh bibir.

Frenulum bukalis Lipatan membran mukosa yang meluas dari lekukan membrane mukosa sebelah bukal ke lereng atau puncak sisa ridge kira-kira didaerah sebelah distal dari tonjol kaninus. Frenulum ini dapat tunggal atau ganda, berbentuk seperti ‘u’ atau sempit seperti ‘v’. dihasil cetakn terlihat sebagaiu suatu cekungan.

Bucal shelf Daerah ini dibagian luar dibatasi oleh linea obliq eksterna dan disebelah dalam oleh lereng sisa ridge. Tulang disini sangat padat dan trabekulanya tersusun hampir tegak lurus penutupan rahang. Derah ini merupakan dukungan yang baik untuk gigi tiruan rahang bawah. Tekanan oklusal dapat diarahkan tegak lurus pada bucal shelf daripada didaerah jaringan pendukung lain. Dihasil cetakn terlihat sebagai daerah yang luas , datar ke permukaan lereng sisa ridge  

Linea obliq eksterna Ridge dari tulang padat yang meluas dari atas foramen mental ke distal dan superior menjadi satu dengan tepi anterior dari ramus ascendens. Daerah distobukal dari cetakan berupa masseter groove.

Retromolar pad Terdiri dari kelenjar dan jaringan ikat jarang yang merupakan daerah seperti segitiga yang ditutupi oleh jaringan lunak sebagia bantalan diujung distal dari alveolar bawah terletak didaerah posterior . terdapat serat tendon dan jaringan kelenjar serta mempunyai struktur yang aktif bekerja melaluinya. Aksi struktur ini membatasi perluasan gigi tiruan dan mencegah penempatan tekanan yang berlebihan pada retromolar pad selama prosedur pembuatan cetakan atau ketika mengurangi tepi posterior dari pad pada model.

Frenulum lingualis Lipatan membran mukosa yang terlihat bila ujung lidah diangkat. Letaknya diatas otot genioglosus dan origonya dibagian atas dari spina genial mandibula.

Vestibulum lingualis Lipatan membran mukosa dari lidah ke sisa ridge . Dihasil cetakan akan terlihat sebagai refleksi dari membrane mukosa yang bentuknya rata dan halus.

Otot dasar mulut Terbentuk dari otot mylohyoid yang dimulai dari Krista mylohyoidea mandibula, letaknya dekat tepi inferior mandibula didaerah insial tetapi menjadi semakin tinggi pada badan mandibula dan berakhir didaerah tonjolan tuberositas lingualis.

Ruang retromylohyoid

Terdapat pada bagian distal dari sulkus lingualis dan menjadi satu dibagian medial dengan bagian anterior dari pilar tonsilar, dibagian posterior oleh otot konstriksi superior. Dihasil cetakan akan terlihat sebagai suatu tonjolan.

Page 2: 2

Prosesus alveolar Dihasil cetakan akan terliaht sebagai alur, disebut alveolar groove2.3 Pola Malam Dan Galengan Gigit 5

Bidang orientasi adalah bidang oklusal dalam bentuk tanggulan gigit. Tanggulan gigit ini terdiri dari:a. Bentuk basisb. Galengan gigit.

Fungsi tanggul gigit tersebut, adalah:1. menentukan dimensi vertical2. mendapatkan dukungan bibir dan pipi pasien, pasien harus tampak normal saat tanggulan gigitan dipasang.

Uji Coba tanggulan gigit rahang atas dan rahang bawahPasien diminta duduk dengan enakdan posisi tegak,lalu tanggulan gigitan dimasukkan

dan dilakukan percobaan.

1. Rahang atas:A. Adaptasi basis

Basis harus diam, tidak boleh mudah lepas ataupun bergerak karen dapat mengganggu pekerjaan tahap selanjutnya.

Permukaan basis geligi tiruan harus rapat dengan jaringan pendukung. Pinggiran basis tidak boleh terlalu panjang atau terlalu pendek.

B. Dukungan bibir dan pipi Setelah tanggulan gigit didlam mulut;

Pasien harus tampak normal, seakan-akan seperti bergigi Bibir dan pipi pasien tidak boleh cembung atau cekung.

C. Panjang tanggulan gigitanSebagai pedoman untuk tanggulan gigitan atas adalah “ low lip line” yaitu pada saat

pasien istirahat, garis insisal atau bdang oklusal atau bidang orientasi tanggulan gigitan atas setinggi garis bawah bibir atas dilihat dari muka dan lateral, sejajar garis ala nasi-tragus( seolah-olah tidak terlihat tanggul gigit). Sedangkan [pada saat senyum, garis insisal atau bidang orientasi tanggul gigitan atas ini terlihat kira-kira 2mm di bawah sudut bibir.

D. Bidang OrientasiKita cari bidang orientasi dengan mensejajrkan:

bagian anterior dengan garis pupil bagian posterior dengan garis camper yang berjalan dari ala nasi ke tragus/

porion

2. Rahang bawah: A. Adaptasi basis

Caranya sama seperti rahang atas, basis harus diam ditempat, tiadak bole lepas atau bergerak

Pada rahang bawah tidak dapat sebaik RA karena luas basis yang sempit dan gangguan gerakan lidah

B. Tanggul gigitan Bidang orientasi tanggul gigit RB harus merapat dengan biadang orientasi RA

Page 3: 2

Permukaan labial/ bukal tanggul gigitan harus sebidang dengan yang atas Tarik garis median pada tanggul gigitan sesuai dengan garis median pasien.

2.4 Penentuan Dimensi Vertikal Dan Relasi Sentrik 2,6

2.4.1 Dimensi verticalHubungan mandibula terhadap maksila ditentukan oleh 2 faktor yaitu:1. Otot-otot madibula2. Titik-titik kontak oklusal gigi-gigi untuk galengan gigitPada bayi dan orang dewasa tak bergigi hubungan fertika rahang ditentukan oleh otot-otot madibula. Hubungan semacam ini dikenal sebagai relasi vertical istirahat. Titik-titik oklusal yang depengaruhi oleh gigi geligi atau galengan gigit dikenal sebagai dimensi vertical oklusal.Cara-cara penetapan dimensi vertical :a. cara mekanis1. relasi alveolar.Papilla insisivus digunakan untuk mengukur dimensi vertical pasien. Jarak papilla dari tepi insisal gigi-gigi anterior bawah pada model diagnotik kira-kira mencapai 4 mm pada gligi asli. Tepi insisal gigi insisif satu atas rata-rata 6 mm dibawah papilla insisiva oleh karna itu pemakaian tumpang gigit dari insisif satu adalah kira-kira 2mm.Kesejajaran alveolar atas dan bawah ditambah dengan pembukaan 5° didaerah posterior memberikan petunjuk jarak antara rahang.

2. pengukuran gigi tiruan lamaGigi tiruan yang masi dipakai oleh pasien dapat diukur dan ukurannya dapat diperbandingkan dengan hasil pengamatan terhadap wajah pasien untuk menentukan besarnya perubahan yang perlu dilakukan. Pengukuran ini dilakukan antara tepi-tepi GT atas dan bawah dengan bantuan jangka boley. Kemudian jika pengamatan terhadap wajah pasien menunjukkan bahwa jaraknya terlalu pendek, dapat dilakukan perubahan yang sesuai pada GT yang baru.

3. catatan pra pencabutan• Radigraf profil dapat digunakan tetapi masalah dalam penentuan dimensi vertical istirahat serta pembesaran gambarnya menimbulkan ketidak tepatan.• Model gigi geligi dalam oklusi. Cara sederhana ini untuk mencatat relasi tumpang gigi vertikalserta besar dan bentuk gigi ialah dengan menggunakan model diagnotik yang dipasang diartikulaor. Model memberikan petunjuk besarnya ruangan yang diperlukan diantara tualang alveolar bagii gigi-gigi dengan ukuran tersebut.• Pengukuran fasial. Dengan menempatkan busur wajah dengan kaitan meatus akustikus dalam posisinya dengan penahan kacamata untuk mencatat hubungan kepala terhadap insisiv 1 dalam arah vertical dan anteroposterior. Cara lain adalah mencatat jarak dari dagu kedasar hidung dengan bantuann sebuah jangka sebelum giginya dicabut.

b. cara fisiologis1. posisi istirahat fisiologisPasien diminta istirahat ketika galengan gigit berada di mulut, dengan duduk tegak dan kepala tidak di topang. Setelah galengan gigit dipasangdalam mulut pasien, pasien menelan dan mandibula diistirahatkan. Setelah pasien terlihat benar santai bibir dibuka untuk melihat besarnya ruangan yang tersedia diantara galengan gigit. Jarak antara oklusal pada psisi istirahat ini besarnya sekitar 2-4mm dilihat di daerah premolar.

Page 4: 2

2. fonetik dan estetikFonetik : produksi suara di S dan J membawa gigi anterior saling mendekat. Apabila susunannya besar,insisif bawah harus bergerak maju keposisi hampir langsung dibawah dan hampir menyinggung gigi insisif atas. Jika jarak nya terlalu besar, berarti Dimensi vertikalnya rendah, jika gigi anterior bersentuhan suaktu suara-suara itu dibunyikan, dimensi vertical nya mgkin terlalu tinggi dan saling berbenturangigi-gigi ketika berbicara.Estetis: pedoman estetika bagi relasi maksilomandibular yang benar dalam arah vertical.- Pengamatan kulit bibir dibandingkan dengan kulit bagian lain dari wajah- Tonus kulit harus sama- Kontur bibir tergantung pada struktur instrinsiknya serta dukungan dibelakangnya- Pemilihan gigi dengan ukuran yang sama dengan gigi asli- Memperkirakan secara tepat jumlah jaringan alveolar yang telah hilang

3. ambang penelananPosisi mandibula pada awal gerakan menelan dipakai sebagai pedoman dalam menentukan dimensi vertical oklusi. Jika seseorang menelan, gigi-giginya bertemu dan kontak sangat ringan pada awal siklus menelan. Jika oklusi gt hilang saat menelan maka dimensi vertikalnya rendah.

4. perabaan dan kenyamanan yang dilaporkan pasienIndra perabaan pasien digunakan sebagai pedoman dalam menentukan dimensi vertical oklusi. Sebuah sekrup yang dipasang di pusat rahang dan dapat disetel dan dilekatkan di bagian langit-langit basis GT dan galengan gigit, dan sebuah lempeng pencatat dilekatkan pada galengan gigit bawah atau basis GT bawah. Sekrup disetel mula-mula terlalu panjang, kemudian secara bertahap sekrup diturunkan sampai pasien kedua rahangnya menutup terlalu tinggi. Prosedur diulangi dengan arah sebaliknya sampai pasien menyatakan gigi-giginya terlalu panjang. Kemudian sekrupnya disetel lagi sampai pasien menyatakan tinggi giginya sudah benar.penyetelan dilakukan lagi sampai giginya sudah berkontak secara benar.

2.4.2 Relasi sentrisMetode pencatatan relasi sentries:1. cara staticCara static meliputi pertama mandibula dalam hubungan relasi sentrik terhadap maksila. Kemudian mencatat hubungan kedua galengan gigi satu dengan yang lainnya. Metode ini mempunyai keuntungan karna pergeseran basis pencatat terhadap tulang pendukung hanya minimal. Penatalaksanaa statistic intraoral dilakukan dengan malam atau gips dengan atau tanpa jarum pencatat ditengah serta dengan atau tanpa alat pencatat (tracing devices) intraoral atau ekstraoral guna menunjukkan hubungan relasi antara kedua rahang.

2. cara fungsionalCara fungsional melibatkan aktivitas atau gerakan fungsional mandibula pada saat dibuat pencatatan cara-cara ini mempunyai keburukan karna menyebabkan pergeseran basis pencatat kelateral dan anteroposterior terhadap tulang pendukung pada saat pencatatan dilakukan.

Akibat-akibat kesalahan dalam menentukan relasi sentrik/dimensi vertikal1. Relasi vertikal terlalu tinggia. Mulut seolah-olah penuhb. Adanya prematur kontak pada rahang atas dan rahang bawah (gigi berkontak sewaktu berbicara).

Page 5: 2

c. Rasa sakit pada TMJd. Tekanan daya kunyah berlebihan2. Relasi vertikal yang terlalu rendaha. Sudut mulut turunb. Telinga berdengungc. Efisiensi daya kunyah berkurangd. Pipi/bibir dan lidah sering tergigite. Sakit pada TMJ

2.5 Pemilihan Gigi Berdasarkan Bentuk Wajah Dan Profil Wajah 5

Pada kasus pasien ompong, pemilihan gigi berpedoman pada bentuk wajah, jenis kelamin dan umur pasien untuk menetukan warnanya dan tingkat keausannya. Sedangkan ukuran gigi disesuaikan dengan garis orientasi pada tanggul gigitan.

1. Bentuk wajah dan rahang Menurut Leon Williams’ : bentuk gigi sesuai dengan bentuk muka dan bentuk

rahang yaitu persegi/ square, lancip/tapering, dan lonjong/ ovoid, dilihat dari pandangan fasial.

Selain itu kita mengenal 3 tipe profil wajah yaitu datar atau straight, cembung/konkaf dan cekung/konfeks, yaitu sesuai dengan bentuk kontur gigi pandangan proksimal.

2. Jenis kelamin Perbedaan kecembungan kontur labial ada kaitannya dengan jenis kelamin,

pria mempunyai permukaan labial yang datar, sedangkan wanita mempunyai permukaan labial yang cembung.

Perbedaan bentuk gigi: pria bentuk giginya persegi dan sudut distalnya juga persegi, sedangkan wanita giginya lonjong dan sudut distalnya membulat.pada wanita gigi

Perbedaan ukuran: pada pria ukuran gigi insisivus lateral lebih kecil dari yang sentral, sedangkan wanita gigi insisivus lateral jauh lebih kecil dari yang sentral.

3. Perbedaan warna dan keausan gigi Makin lanjut umur pasien biasanya warna gigi makin tuadan gigi makin aus. Menentukan warna hendaknya dalam mulut pasien karena lingkungan dapat

mempengaruhi penglihatan dan dalam keadaan basah, seakan-akan diliputi air ludah. Latar belakang yang gelap akan menghasilkan warna yang sesuai setelah gigi tiruan dipasang dalam mulut pasien.

4. Ukuran gigi bervariasi sesuai dengan garis orientasi:A. Gigi anterior

Garis senyum-garis orientasi insisaluntuk panjang gigi yaitu= 2/3 panjang gigi insisivus sentral atas.

Jarak distal kaninus kiri kanan= jumlah lebar ke-6 gigi antrerior atas.

Page 6: 2

Garis ala nasi berhimpit dengan poros gigi C atas. Lebar gigi I-I atas= 1/16 lebar bizygomatic.

B. Gigi posteriorUntuk memilih gigi posterior yang sesuai dengan fungsinya perlu diperhatikan:a. Panjang gigi sesuai dengan jarak antara linger rahang. Bila jarak antara lingir

rahang menyempit keposterior sehingga tidak dapat dipasang gigi, pada kasus ini digunakan gigii akrilik bila mencukupi ruangannya, kadang-kadang cukup dengan mengukir pada landasan atau hanya landasan saja.

b. Lebar mesio distal gigiGigi yang diganti maksimal sampai molar ke dua, diukur dari distal kaninus sampai batas lereng lingir diposterior. Diatas lereng lingir tidak boleh dipasang gigi karena daya kunyah yang diterima akan menyebabkan gigi tiruan bawah maju kedepan, jadi developmental groove sentral gigi posterior atas lingir rahang.

c. Lebar buko-lingual/palatal yang telah disesuaikan dengan lebar mesio distalnya sehingga bentuknya sebanding tetapi pada kasus tertentu diperlukan permukaan oklusal yang sempit untuk mengurangi besarnya daya kunyah dan untuk memberi tempat pada lidah.

d. Bentuk oklusal gigi ada 2 macam, yaitu:Gigi anatomic dan gigi nonanatomik, yang tidak mempunyai ketinggian bonjol/cups sehingga bersudut bonjol 0 derajat dan tidak terjadi gigitan mengunci seperti pada gigitan berbonjol atau anatomik sehingga saat gerakan mengunyah tidak timbul sangkutan antar bonjol.

5. Bahan gigiKita mengenal gigi akrilik, gigi porselen yang sering digunakan dan gigi logam, hanya dipakai untuk geraham akhir bila jarak antar rahang sempit.Indikasi gigi porselen adalah:

Bila jarak antar rahang besar Posisi lingir rahang atas dan bawah sejajar Daya kunyah kuat

Gigi porselen waktu berfungsi suka berbunyi, lebih keras dari gigi akrilik.Indikasi gigi akrilik adalah bila jarak antar rahang sempit.

Jangan sekali-kali menggunakan gigi porselen dianterior dan gigi-gigi akrilik diposterior karena kombinasi ini akan menyebabkan kontak berlebih dilingir anterior setelah terjadi keausan pada gigi akrilik posterior dan daya yang berlebihan ini akan merusak jaringan pendukung dianterior.

2.6 Penyusunan Gigi 6,7

Penyusunan gigi dilakukan secara bertahap yaitu penyusunan gigi anterior atas, gigi anterior bawah, gigi poaterior atas, gigi M1 bawah dan gigi posterior bawah lainnya. Dengan syarat utama :

Page 7: 2

1. setiap gigi mempunyai 2 macam kecondongan / inklinasi :- inklinasi mesio-distal- inklinasi antero-posterior atau inklinasi labio/bukopalatal/lingual sesuai dengan

kecondongan tanggul gigitan. Bila terlalu ke labial akan tampak penuh dan bila terlalu ke palatal akan tampak ompong

2. dilihat dari oklusal berada di atas lingir rahangpenyusunan gigi harus disesuaikan dengan keadaan lingir, pada pasien yang sudah lama kehlangan gigisering terjadi resorpsilingir. Resorpsi pada lingir atas berjalan ke atas dank e palatal yang menyebabkan bibir jatuh dan tampak masuk, maka penyusunan gigi tidak di lingir tapi lebih ke labial dan sebaliknya resorpsi lingir bawah mengarah ke anterior sehingga penyusunan gigi lebih ke lingual.

A. penyusunan gigi anterior atas, pada permukaan labial setiap gigi yang akan disusun ditarik porosnya.- gigi I1

Sumbu gigi tegak lurus bidang oklusal atau sejajar garis median. Permukaan insisal menyentuh bidang oklusal

- gigi I2sumbu gigi membentuk sudut 5-10 derajat dengan garis median. Permukaan insisal terletak 0,5-1 mm di atas bidang oklusal

- gigi Csumbu gigi tegak lurus bidang oklusal atau sejajr gigi insisivus 2. Ujung cusp menyentuh bidang oklusal. Dari anterior hanya ½ permukaan labial yang terlihat, yaitu setengah permukaaan bagian mesial.

B. Penyusunan gigi anterior bawah, pada permukaan labial setiap gigi yang akan disusun kita tarik porosnya. Penyusunan gigi anterior bawah disesuaikan dengan gigi anterior atas yang telah disusun memenuhi estetik dan utamakan untuk fingsi memotong atau menyobek makanan- gigi I1

sumbu gigi sejajar garis median. Insisal edge terletak +/- 2 mm diatas bidang oklual. Overjet 2-4 mm

- gigi I2sumbu agak condong ke mesial. Insisal edge terletak +/- 2 mm diatas bidang oklusal. Overjet 2-4 mm

- gigi Csumbu gigi condong ke mesial. Ujung cusp kaninus bawahcusp terletak diantara gigi 2 dan 3 rahang atas. Ujung cusp +/- 2 mm diatas bidang oklusal.

C. Pemyusunan gigi posterior atas harus disusun sedemikian - Gigi P1

sumbu gigi tegak lurus dengan bidang oklusal. Ujung cusp bukal menyentuh bidang oklusal. Ujung palatal terangkat sedikit dan terletak pada garis pedoman rahang atas.

- Gigi P2Sumbu gigi tegak lurus dengan bidang oklusal. Ujung cusp bukal menyentuh bidang oklusal. Ujung cusp palatal juga menyentuh bidang oklusal dan terletak pada garis pedoman rahang atas.

- Gigi M1

Page 8: 2

Ujung cusp mesio-palatal menyentuh bidang oklusal dan terletak pada garis pedoman rahang atas. Ujung cusp mesio-bukal terangkat +/- 0,75 mm dari bidang oklusal. Ujung cusp disto-palatal terangkat +/- 1,0 mm dari bidang oklusal.

- Gigi M2Ujung cusp mesio-palatal terangkat sama tinggi dengan ujung cusp disto-palatal gigi molar pertama. Ujung cusp mesio-bukal sama tinggi dengan ujung cusp disto-bukal molar pertama, terangkat +/- 1,0 dari bidang oklusal. Ujung cusp disto-bukal terangkat paling tinggi +/- 1,5 mm

D. Penyusunan gigi posterior bawah- gigi P1

gigi 4 bawah beroklusi dengan gigi 3 dan 4 atas. Central groove pada garis pedoman rahang bawah.

- gigi P2gigi 5 bawah beroklusi dengan gigi 4 dan 5 atas. Centaral groove pada garis pedoman rahang bawah.

- gigi M1gigi molar pertama rahang bawah dapat disusun lebih dahulu. Gigi M1 bawah berkontak dengan gigi 5 dan 6 atas.

- gigi M2gigi 7 bawah berkontak dengan gigi 6 dan 7 atas. Cusp disto-palatal gigi 6 atas dan cusp mesio-palatal gigi 7 atas terletak pada central fossa gigi 7 bawah.

2.7 Percobaan Gigi Tiruan Penuh Malam Kedalam Mulut Pasien 3

Sebelum gigi tiruan dicobakan kedalam mulut, gigi tiruan dipasang di artikulator, diperiksa susunan giginya, bila dioklusikan berkontak dengan baik. Begitu pula artikulasi diperiksa apakah sudah tidak ada prematur kontak pada gerak artikulasi kekiri, kekanan pada gerak protrusif/ sampai edge to edge gigi-gigi posterior atas dan bawah berkontak. Perlekatan model dengan basis harus baik, bentuk permukaan basis halus dan sayap harus membulat.

Kemudian gigi tiruan malam dilepas dari artikulator dan diperiksa seluruh permukaan basis gigi tiruan yang menghadap kemukosa pendukung harus bersih dan tidak ada sisa gips atau malam serta tidak ada bagian yang tajam terutama daerah tepi-tepi sayap basis gigi tiruan. Setelah keadaan gigi tiruan malam baik dan dicusi di bawah air mengalir, lalu dimasukkan kedalam mulut. Untuk mencegah terjadinya perubahan didalam mulut gigi tiruan malam dikeluarkan setiap 3 menit sekali dan dicelupkan dalam air dingin selama 1 menit.

Hal-hal yang harus di perhatikan pada saat mencobakan gigi tiruan penuh malam kedalam mulut pasien, yaitu:

1. Perluasan sayap

Mula-mula diperiksa gigi tiruan penuh malam rahangg atas didalam mulut, dengan menyuruh pasien melakukan gerakan fungsional dari bibir dan pipi. Apabila pada waktu melakukan gerakan tersebut gigi tiruan penuh bergerak dan lepas, periksa panjang dan tebal tepi sayap basis; bila tepi terlalu panjang dikurangi, serta tepi yang terlalu tebal ditipiskan.

Begitu pula pada tepi daerah distobukal dari hamolar notch bila terlalu pendek di perbaiki. Bila tepi posterior pada daerah Vibrating line terlepas, berarti tepi posterior terlalu pendek atau terlalu panjang, perlu diperbaiki.

Page 9: 2

Untuk memeriksa gigi tiruan rahang bawah perlu diperiksa hubungan gigi tiruan dengan lidah. Mulut pasien dalam keadaan setengah terbuka diperiksa permukaan oklusal gigi-gigi posterior sedikit lebih tinggi dari tepi lateral lidah. Perlu diperhatikan agar basis gig tiruan tidak terangkat waktu pengecekan.

2. Pemeriksaan estetik

Gigi tiruan atas dan bawah dimasukkan kedalam mulut. Pertama-tama di periksa penampilan pasien dari arah frontal dan lateral dalam keadaan beroklusi, kemudian diperiksa waktu mulut setengah terbuka.

Yang perlu diperhatikan, yaitu: Dukungan pipi dan bibir cukup atau tidak, terlihat dukungan memberikan

ekspresi wajah normal dari pasien.

Garis tengah (mid-line) dari gigi anterior berimpit dengan garis tengah muka.

Permukaan insisal dari gigi-gigi atas harus sejajar dengan garis interpu[il dan

permukaan oklusal gigi-gigi posterior sejajar dengan ala-tragus (garis

camper).

Tinggi bidang insisal atas setinggi bibir atas bila tonus bibir normal. Untuk

mengecek bahwa tinggi bidang insisal oklusal rahang bawah poterior ±

setinggi 1/3 retromolar pad pada dimensi vertikal oklusal yang tepat.

Pada keadaan mulut setengah terbuka atau pada waktu pasien disuruh

tersenyum gigi-gigi anterior terlihat 2/3 dari gigi terlihat.

Bantuk gigi insisif pertama atas disesuaikan dengan bentuk muka, warna

sesuai dengan warna kulit, susunan gigi sesuai dengan kepribadiaan atau

watak dan jenis kelamin serta usia pasien. Inklinasi gigi anterior atas sesuai

aturan dasar penyusunan.

Pasien diberi cermin untuk memberi komentar.

3. Pemeriksaan dimensi vertikal (DV)

Relasi rahang dalam arah vertikal dan arah horizontal perlu dicek atau diperiksa dengan cermat.a. Pemeriksaan relasi dalam arah vertikal

Dapat dilakukan dengan cara: Pengukuran

Dibuat tanda pada hidung dan dagu seperti pada penetapan DV dipasangkan gigi tiruan malam bawah saja, kemudian jarak kedua tanda diukur dan ini merupakan DV fisiologis. Ulang beberapa kali sampai diperoleh nilai yang tetap.

Page 10: 2

Kemudian gigi tiruan malam atas dipasangkan, pasien disuruh menggigit dalam sentrik oklusi dan jarak kedua tanda tersebut diukur lagi hingga di peroleh DV oklusal. Perbedaan jarak kedua DV ini besarnya ± 2mm.

Cara fonetik “CSS”

Pasien disuruh mengucapkan kata-kata uangmengandung huruf S, yang diamati/ diperiksa adalah akhir pengucapan huruf S tersebut dan dilihat gigi-gigi atas dan bawah berkontak/ membentur berarti DV oklusalnya terlalu tinggi.Disini erlu diperhatikan selama pengucapan basis sementara gigi tiruan penuh harus cekat dan tidak terlepas. Bila terdapat kesalahan penetapan DV, DV harus di tetapkan kembali sampai diperoleh DV oklusal yang tepat.

b. Pemeriksaan relasi horizontal

Relasi rahang dalam hubungan horizontal disebut relasi sentrik. Kedudukan oklusi sentrik yang di catat pada keadaan relasi sentrik, dan bila pada pengecekan kedua sentrik ini tidak berhimpit harus dilakukan pencatatan ulang.Gigi-gigi posterior bawah dibongkar dan diganti dengan oklusla rim. Oklusal rim/ galengan gigit dibuat setinggi bidang oklusal gigi bawah. Kemuadian pasien disuruh menelan atau dibantu oleh operator seperti pada waktu penentuan DV (dimensi vertikal) dan RS (relasi sentrik). Diulangi beberapa kali dan di fiksir, yang perlu diperhatikan ialah pemasangan ulang model diartikulator dengan memperhatikan komponen artikulator yang benar.

Syarat Dan Cara Insersi GTP Yang Tepat Ke Dalam Mulut Pasien 3

Pemeriksaan pada saat pemasangan pertama mempunyai tujuan:1. identifikasi dan koreksi daerah potensial dari basis GTP yang dapat menyebabkan

rasa sakit dan ketidaknyamanan.2. identifikasi dan koreksi bagian GTP yang mengganggu retensi dan satbilisasi gigi

tiruan.3. identifikasi dan koreksi terhadap estetik gigi tiruan4. menyesuaikan oklusi gigi posterior di rahang atas dan rahang bawah

Prosedur insersiPada saat penerimaan pertama GTP oleh pasien tidak hanya dibutuhkan kesiapan psikolog tetapi juga bagaimana cara menggunakan dan merawat gigi tiruan tersebut.

Pemberian instruksi:1. Tahap pertama, evaluasi kontak basis gigi tiruan dengan mukosa jaringan pendukung:

GT diambil dari larutan antiseptik dan cuci dengan air dingin, diperiksa kontak basis GT dengan mukosa pendukung dan harus merata.Sebelum dicobakan dalam mulut dan sudah tidak ada tepi sayap basis gigi tiruan ya over extended. GT diolesi pressure indicating paste(P.I.P) tipis-tipis pada basis yang menghadap mukosa pendukung atau dapat dipakai campuran olive oil dengan bubuk

Page 11: 2

Fletcher dengan konsistensi sedang dan GT dipasang kedalam mulut kemudian dilepaskan kembali. Dievaluasi daerah pasta yang terhapus dan pada daerah ini menunjukkan adanya mukosa yang berkontak lebih berat dan tertekan oleh basis GT. Hilangkan daerah yang terhapus dengan cara pengasahan. Ulangi prosedur sampai daerah kontak sudah rata. Bila kontak pasta sudah rata, ini menunjukkan bahwa tidak ada mukosa yang tertekan lebih berat.Kemudian periksa dan evaluasi arah pemasangan dan bila ada daerah undercut yang menyulitkan pada waktu memasang dan melepaskan GT, pada daerah ini harus di relief dengan cara pengasahan. Haluskan permukaan yang diasah dengan “bur wheel low speed”. Untuk menghindari terjadinya panas pada akrilik resin dari basis GT. Pengurangan ( relief) dari basis di daerah undercut gunanya untuk mencegah terjadinya lecet dan rasa sakit dari mukosa yang melapisi tulang pendukung.

2. Tahap kedua:Pada saat insersi di lakukan, pemberian instruksi kepada pasien seperti yang telah diberikan pada tahap diagnostik. Pasien harus mempelajarinya dan mendiskusikannya dengan dokter bila ada yang kurang dipahami.

3. Tahap ke tiga:a. Perluasan tepi sayap dan kontur harus sesuai dengan ruang yang tersedia pada

vestibulum.b. Tepi sayap basis disesuaikan dengan daerah frunulum dan jaringan didaerah

hamular notch dan bila terlalu panjang harus dikurangi.c. GT harus stabil waktu dipakai bicara dan menelan.

Page 12: 2

DAFTAR PUSTAKA

1. http://prastiwisp.wordpress.com/2010/07/08/proses-penyembuhan-dan-pertumbuhan- tulang-komposisi-tulang/

2. Zarb GA,Bolender CL et al. Buku Ajar Prosthodonti untuk Pasien Tak Bergigi Menurut Boucher. Alih bahasa, Daroewati Mardjono, Henni Koesmaningati –ed 10- Jakarta: EGC,2001. hlm 144 – 166, 232-239, 247-248.

3. Hazmia Arsil, Titi S.Soebekti . Diktat Prostodonsia Ilmu Gigi Tiruan Penuh. Jakarta : FKG UI. 2003. hlm 30 – 34, 176-186.

4. Phoenix RD, Cagna DR. Stewart’s Clinical Removable Partial Prosthodontics- 3rd ed- Chicago: Quintessence. 2003. hlm 307.

5. drg. Ny., Itjingningsih. Geligi tiruan lengkap lepas. W.H. EGC: Jakarta. hal 62-65, 77-83,187-190.

6. Heartwell CM and Rahn AO. Syllabus of Complete Dentures. 4 th ed. Philadelphia: Lea & Febinger. 1984. hal: 277-305.

7. Buku pedoman / panduan praktikum Ilmu Geligi Tiruan Penuh. Blok 10. Ilmu kedokteran Gigi Klinik 6 . 2010-2011.