254_program Penyiapan Calon Kepala Sekolah
Transcript of 254_program Penyiapan Calon Kepala Sekolah
-
http://lpmpsulsel.net/v2/index.php?option=com_content&view=article&id=254:penyiapan-kepsek&catid=42:widyaiswara&Itemid=203
PROGRAM PENYIAPAN CALON KEPALA SEKOLAH
MELALUI SELEKSI AKADEMIK DAN DIKLAT
Oleh
Andi Muliati AM
Kepala sekolah merupakan salah satu komponen pendidikan yang berperan
penting dalam meningkatkan mutu pendidikan, seperti diungkapkan Supriadi (1998)
bahwa Erat hubungannya antara mutu kepala sekolah dengan berbagai aspek
kehidupan sekolah seperti disiplin sekolah, iklim budaya sekolah, dan menurutnya
perilaku nakal peserta didik. Dengan semakin kompleknya tuntutan tugas kepala
sekolah dan tuntutan kinerja, disisi lain perkembangan ilmu pegetahuan, teknologi, seni
dan budaya yang diterapkan dalam pendidikan di sekolah juga bergerak maju semakin
pesat, sehingga menuntut penguasaan kemampuan secara professional. Menyadari
hal tersebut, setiap kepala sekolah dihadapkan pada tantangan untuk melaksanakan
pengembangan pendidikan secara terarah, terencana, dan berkesinambungan untuk
meningkatkan kualitas pendidikan.
Sejalan dengan Peraturan menteri Pendidikan Nasional nomor 13 tahun 2007
tentang Standar Kepala Sekolah dimana salah satu standar yang dimaksud adalah
standar manajerial yang kompetensinya adalah bagaimana Kepala Sekolah dapat
memanfaatkan kemajuan teknologi informasi bagi peningkatan pembelajaran dan
manajemen sekolah. Selain itu bagaimana kepala sekolah mampu memimpin sekolah
dalam rangka pendayagunaan sumber daya sekolah secara optimal.
Untuk itu perlu program penyiapan calon kepala sekolah sebagaimana
ditekankan dalam Permendiknas nomor 28 tahun 2010 pasal 3 bahwa Penyiapan calon
kepala sekolah/madrasah meliputi rekruitmen serta pendidikan dan pelatihan calon
-
http://lpmpsulsel.net/v2/index.php?option=com_content&view=article&id=254:penyiapan-kepsek&catid=42:widyaiswara&Itemid=203
kepala sekolah. Sekaitan dengan hal tersebut maka, diaharapkan kabupaten/kota
melalui dinas pendidikan akan mendapatkan kepala sekolah yang handal, professional,
memiliki visi dan misi yang mampu mengakomodasi perkembangan ilmu pengetahuan
dan teknologi menuju sekolah yang berkualitas.
A. Pengertian Penyiapan Kepala Sekolah/Madrasah
Penyiapan calon kepala sekolah/madrasah adalah serangkaian kegiatan yang
dilakukan untuk memilih guru-guru berpotensi dan berpengalaman terbaik yang siap
menerima tugas tambahan sebagai kepala sekolah/madrasah. Prosesnya mencakup
dua tahapan, yakni (1) rekruitmen (seleksi administrasi & seleki akademik), dan (2)
pendidikan dan pelatihan.
B. Tujuan Penyiapan Kepala Sekolah/Madrasah
1. Mendapatkan calon-calon kepala sekolah/madrasah yang memiliki potensi dan
pengalaman terbaik di bidang kepemimpinan sehingga yang bersangkutan dapat
menjalankan tugas dan fungsi kepala sekolah/madrasah secara efektif.
2. Mengembangkan kompetensi yang dibutuhkan oleh calon kepala sekolah/madrasah
untuk menjalankan tugas kepemimpinan dan manajemen secara efektif dalam
meningkatkan proses dan hasil belajar siswa.
3. Memberikan pengalaman belajar yang memadai dan bisa menjadi stimulan terhadap
proses pengembangan keprofesian berkelanjutan calon kepala sekolah/madrasah di
masa yang akan datang.
C. Sasaran Penyiapan Kepala Sekolah/Madrasah
Sasaran penyiapan kepala sekolah/madrasah adalah guru-guru yang berpotensi untuk
mendapatkan tugas tambahan sebagai kepala sekolah/madrasah. Dalam pelaksanaan
penyiapan calon kepala sekolah, kita perlu mengidentifikasi secara sistematis potensi
seorang calon kepala sekolah sejak dari tahap rekrutmen. Penerapan sistem rekrutmen
yang dapat memilah dan memilih calon kepala sekolah yang sangat berpotensi pada
era pendidikan kita saat ini. Demikian juga pendidikan dan pelatihan yang akan diikuti
oleh calon kepala sekolah.
-
http://lpmpsulsel.net/v2/index.php?option=com_content&view=article&id=254:penyiapan-kepsek&catid=42:widyaiswara&Itemid=203
D. Seleksi Akademik calon Kepala Sekolah/Madarasah
Seleksi akademik dilakukan untuk mengungkap potensi kepemimpinan calon
kepala sekolah/madrasah melalui rekomendasi dari kepala sekolah dan pengawas
sekolahnya, penilaian kinerja guru, penilaian potensi kepemimpinan (PPK), dan
penulisan makalah kepemimpinan, sebagai rangkaian program rekruitmen calon kepala
sekolah/madrasah.
1. Tujuan Seleksi Akademik adalah:
Mendapatkan calon kepala sekolah/madrasah yang meiliki rekomendasi
professional tentang penguasaan lima kompetensi kepala sekolah/madrasah
dan pengembangan keprofesiannya dari kepala sekolah/madrasah dan
pengawas sekolah/madrasah;
Mendapatkan calon kepala sekolah/madrasah yang memiliki potensi
kepemimpinan yang baik;
Menilai pengetahuan, wawasan, gambaran gaya/corak/karakteristik
kepemimpinan, pengalaman kepemimpinan yang pernah dilakukan dan dimiliki
oleh para calon kepal sekolah/madrasah.
Sebelum dilaksanakan seleksi akademik maka, kegiatan yang harus diikuti oleh
guru sebagai calon kepala sekolah/madrasah adalah (a) pengusulan calon oleh kepala
sekolah dan atau pengawas, (b) seleksi administrasi yang dijelaskan sebagai berikut :
a. Pengusulan Calon
Pengusulan guru sebagai calon kepala sekolah/madrasah dilakukan melalui
langkan-langkah pengumuman, identitas guru potensial, penyiapan berkas
usulan, dan pengajuan usulan calon kepala sekolah. Guru potensial yang
memenuhi persyaratan dapat diusulkan kepada dinas pendidikan/kantor
kementrian agama oleh kepala sekolah/madrasah atau bersama-sama dengan
pengawas.
b. Seleksi Administrasi
Seleksi administrasi dilakukan melalui penilaian kelengkapan dokumen guru
sebagai calon kepala sekolah yang dikeluarkan oleh pihak berwenang sebagai
bukti bahwa calon kepala kepala sekolah/madrasah bersangkutan telah
-
http://lpmpsulsel.net/v2/index.php?option=com_content&view=article&id=254:penyiapan-kepsek&catid=42:widyaiswara&Itemid=203
memenuhi persyaratan yang telah ditentukan. Seleksi adminstrasitif dilakukan
oleh Dinas Pendidikan Kabupaten/Kota atau Kantor Wilayah Kementeria
Agama/Kantor Kementrian Agama Kabupaten/Kota melalui panitia seleksi yang
di tunjuk dan ditetapkan.yang kemudian dilakukan seleksi akademik.
2. Materi seleksi Akademik
Seleksi akademik meliputi penilaian terhadap:
Rekomendasi dari kepala sekolah/madrasah (lampiran 5)
Rekomendasi dari pengawas sekolah/madrasah (lampiran 6)
Penilaian kinerja sebagai guru/DP3
Penilaian Potensi Kepemimpinan (PPK)
Makalah kepemimpinan
3. Pelaksanaan
a. Alokasi Waktu PPK
Proses pelaksanaan Penilaian Potensi Kepemimpinan Kepala/Madrasah (PPK-
KS/M) diatur sebagai berikut.
No. Kegiatan Alokasi Waktu
1. Instrumen respon situasional I.a. 30 menit
2. Instrumen respon situasional I.b. 30 menit
3. Instrumen kreativitas dan pemecahan
masalah
45 menit
4. Instrumen pengambilan keputusan
berbasis bukti
60 menit
5. Wawancara 10 menit /peserta
b. Prosedur PPK
Kegiatan PPK-KS/M dilaksanakan dengan prosedur sebagai berikut:
Menjelaskan tata tertib peserta;
Menjelaskan petunjuk pengisian lembar respon;
Membagikan instrumen dan lembar respon;
Memberi waktu pengisian respon sesuai mekanisme pelaksanaan PPK- KS/M;
Memberitahu ketika waktu menunjukkan kurang 5 menit dari batas waktu yang
disediakan;
-
http://lpmpsulsel.net/v2/index.php?option=com_content&view=article&id=254:penyiapan-kepsek&catid=42:widyaiswara&Itemid=203
Mengumpulkan instrumen dan hasil respon peserta;
Menyerahkan hasil respon peserta kepada asesor untuk dinilai;
c. Penulisan Makalah Kepemimpinan
Makalah ditulis tangan
Menggunkan tinta biru
Jumlah halaman mimimal 4 lembar
Waktu: 4 jam
d. Pelaksanaan Wawancara
Persiapan administrasi wawancara (5 menit)
Proses wawancara (10-45 menit per peserta)
Moderasi penilaian (10 menit per peserta) e. Asesor Penilaian seleksi akademik oleh asesor yang telah mengikuti pelatihan asesor dan
memiliki sertifikat. Asesor seleksi akademik memberikan nilai pada hari terakhir kegiatan seleksi akademik.
Seleksi akademik dilakukan oleh Lembaga Pengembangan dan Pemberdayaan
Kepala Sekolah (LPPKS) Solo bekerjasama dengan Lembaga Penjaminan Mutu
Pendidikan (LPMP), Pusat Pengembangan dan Pemberdayaan Pendidik dan Tenaga
Kependidikan (PPPPTK) dan Perguruan Tinggi.
E. Pendidikan dan Pelatihan (Diklat) Calon Kepala Sekolah
Pendidikan dan Pelatihan (Diklat) adalah proses penyelenggaraan belajar
mengajar dalam rangka meningkatkan kompetensi pegawai negeri sipil. Lembaga
Diklat kedepan hedaknya mampu menunjukkan profesionalitas dalam
penyelenggaraan diklat sehingga mampu menghasilkan output dan outcome yang
benar-benar memiliki manfaat baik peningkatan kinerja, perbaikan sistem organisasi
dan manajemen, maupun memiliki kemampuan dalam menentukan strategi kegiatan
yang mampu membawa perubahan positif pada masyarakat sehingga diklat dirasakan
sebagai suatu kebutuhan bukan sebagai beban tugas. Perlu paradigma baru dalam
diklat yang mencakup sistem dan strategi yang mampu menjawab terhadap perubahan
situasi dan kondisi, terutama beriringan dengan pengembangan IPTEK dengan
landasan etika dan moral yang kokoh.
-
http://lpmpsulsel.net/v2/index.php?option=com_content&view=article&id=254:penyiapan-kepsek&catid=42:widyaiswara&Itemid=203
Dalam kaitannya dengan penyiapan calon kepala sekolah maka, bagi peserta
yang lulus seleksi administrasi dan akademik maka, berhak mengikuti pendidikan
pelatihan (Diklat) dengan pola 300 jam atau setara dengan tiga bulan. Diklat calon
kepala sekolah/madrasah programnya dikemas dalam 3 tahap dengan model In-
Service Learning 1 On-the Job Learning In-Service Learning 2. In-Service
Learning 1 (IN-1) yaitu pembelajaran melalui kegiatan tatap muka. On-the Job Learning
(OJL) adalah pembelajaran di lapangan dalam situasi pekerjaan yang nyata.
Sedangkan In-Service Learning 2 (IN-2) adalah kegiatan tatap muka untuk
mempresentasikan dan merefleksikan hasil On-the Job Learning. Model ini dirancang
untuk memberikan pengalaman belajar yang terpadu antara aspek pengetahuan
kognitif dan pengalaman empirik. Hal ini sesuai dengan karakteristik peserta diklat
sebagai adult learner.
Kegiatan In-Service Learning 1 berupa tatap muka antara peserta diklat dengan
nara sumber dan atau fasilitator. Kegiatan ini diselenggarakan dalam durasi minimal 70
(tujuh puluh) jam pelajaran @ 45 menit. Materi diklat mencakup materi umum, materi
inti dan materi penunjng. Pada akhir kegiatan In-Service Learning 1 peserta menyusun
Rencana Tindakan yang akan diimplementasikan pada saat On-the-Job Learning.
Tahap kedua adalah On-the-Job Learning, yakni pelaksanaan rencana tindakan yang
telah disusun pada saat In Service Learning 1. OJL dilaksanakan melalui berbagai
kegiatan nyata di dua tempat: sekolah sendiri dan sekolah lain yang jenjangnya lebih
tinggi atau sama selama 3 (tiga) bulan atau setara dengan 200 jam pelajaran, dengan
ketentuan sebagai berikut:
a. Kegiatan OJL di sekolah tempat calon bertugas dilakukan selama 150 (seratus
lima-puluh) jam pelajaran.
b. Kegiatan OJL di sekolah lain dilakukan minimal 50 (lima-puluh) jam pelajaran.
c. Jika di daerah calon tidak terdapat sekolah lain yang jenjangnya lebih tinggi atau
sama, maka kegiatan OJL dapat dilakukan di sekolah tempat calon bertugas.
d. Dalam melaksanakan kegiatan OJL di sekolah tempat calon bertugas maupun di
sekolah lain yang bersangkutan tetap menjalankan tugasnya sebagai guru.
-
http://lpmpsulsel.net/v2/index.php?option=com_content&view=article&id=254:penyiapan-kepsek&catid=42:widyaiswara&Itemid=203
e. Dalam kegiatan OJL peserta diklat calon kepala sekolah/madrasah
mengimplementasikan materi-materi pelatihan yang diperoleh dalam kegiatan In-
Service Learning 1, yang dituangkan dalam rencana tindakan.
f. Pada akhir kegiatan OJL peserta diharuskan mengumpulkan sejumlah tagihan.
Tahap ke tiga, In-Service Learning 2, dilaksanakan dalam durasi 30 (tiga puluh)
jam pelajaran. Dalam kegiatan ini dilakukan penilaian terhadap portofolio calon kepala
sekolah/madrasah. Portofolio adalah sejumlah tagihan terhadap pelaksanaan OJL
yang dikumpulkan oleh calon kepala sekolah/madrasah dalam satu folder. Penilaian
juga dilakukan melalui presentasi hasil OJL dan refleksi terhadap pelaksanaan
kegiatan tersebut dalam konteks peningkatan kompetensi calon kepala
sekolah/madrasah.
Metode pembelajaran adalah cara yang digunakan oleh fasilitator dalam
menyampaikan pesan pembelajaran kepada peserta diklat dalam mencapai tujuan
pembelajaran, menggunakan macam-macam metode pembelajaran antara lain:
metode ceramah, tanya jawab, diskusi kelompok (discussion), Latihan (exercise),
studi kasus (case study), curah pendapat (brainstorming), seminar (seminar),
penugasan (resitation), simulasi (simulation), bermain peran (role playing),
demonstrasi (demonstration), praktek kerja lapangan (PKL) atau metode do-look-
learn, tugas baca (Reading), metode proyek (project) atau studi mandiri, dan metode
discovery.
Seleksi akademik dilakukan untuk mengungkap potensi kepemimpinan calon
kepala sekolah/madrasah melalui rekomendasi dari kepala sekolah dan pengawas
sekolahnya, penilaian kinerja guru, penilaian potensi kepemimpinan (PPK), dan
penulisan makalah kepemimpinan. Sedangkan pendidikan dan pelatihan merupakan
kegiatan pemberian pengalaman teoretik maupun praktik yang bertujuan untuk
menumbuh kembangkan pengetahuan, sikap dan keterampilan calon pada dimensi
kompetensi kepribadian, sosial, manajerial, supervisi, dan kewirausahaan. Penilaian
dilakukan oleh Tim Asesor untuk seleksi akademik yang telah mengikuti pendidikan
dan pelatihan asesor dan dinyatakan lulus serta memiliki sertifikat, demikian juga
fasilitator atau Master trainer yang memberikan materi pada pendidikan dan pelatihan.
-
http://lpmpsulsel.net/v2/index.php?option=com_content&view=article&id=254:penyiapan-kepsek&catid=42:widyaiswara&Itemid=203
Peserta yang telah mengikuti dan lulus seleksi akademik dan diklat menerima
sertifikat kepala sekolah/madrasah, dicatat dalam database nasional dan diberi Nomor
Unik oleh menteri atau lembaga yang ditunjuk. Selanjutnya pengangkatan kepala
sekolah pada satuan pendidikan dilakukan melalui penilaian akseptabilitas oleh tim
pertimbangan kepala sekolah/madrasah yang ditetapkan oleh pemerintah, pemerintah
provinsi, pemerintah kabupaten/kota.
REFERENSI
1) Ahmaddiputra, dkk. 1986. Pendiklatan Orang Dewasa. Jakarta: Karunika.
2) Peraturan Pemerintah RI Nomor 101 Tahun 2000 tentang Pendiklatan dan Pelatihan Jabatan Pegawai Negeri Sipil.
3) Soleh Suaedy, Drs, MM, http://.www.google.com/ Penerapan Berbagai Metode Pembelajaran Dalam Kegiatan Diklat
4) Program penyiapan calon kepala sekolah, LPPKS,Kemendikbud, 2011
5) Pemendiknas nomor 13 tahun 2007 tentang Standar Kepala Sekolah.
6) Permendinas nomor 28 tahun 2010 tentang Penugasa Guru Sebagai Kepala Sekolah/Madrasah.
7) Petujuk Teknis seleksi akademik, LPPKS, 2011
8) Petunjuk Teknis Penyusunan Program Diklat Calon Kepala Sekolah, LPPKS, Kemdikbud 2011.