25013869 Promkes Pemakaian APT Perusahaan Kendaraan Bermotor PT X

27
Created by: Apriastuti Puspitasari (K3 FKM UI) 1 Program Promosi Kesehatan di Tempat Kerja: Pemakaian Alat Pelindung Telinga di Perusahaan Perakitan Kendaraan Bermotor PT X Disusun Oleh: Apriastuti Puspitasari, 0706272585 Diajukan sebagai pengganti UAS Mata Kuliah Promosi Kesehatan K3 Kelas Kamis, pukul 13.00-15.30 WIB DEPARTEMEN KESEHATAN DAN KESELAMATAN KERJA FAKULTAS KESEHATAN MASYARAKAT UNIVERSITAS INDONESIA DEPOK, 2009

description

Promkes APT

Transcript of 25013869 Promkes Pemakaian APT Perusahaan Kendaraan Bermotor PT X

Page 1: 25013869 Promkes Pemakaian APT Perusahaan Kendaraan Bermotor PT X

Created by: Apriastuti Puspitasari (K3 FKM UI)

1

Program Promosi Kesehatan di Tempat Kerja:

Pemakaian Alat Pelindung Telinga di Perusahaan

Perakitan Kendaraan Bermotor PT X

Disusun Oleh:

Apriastuti Puspitasari, 0706272585

Diajukan sebagai pengganti UAS

Mata Kuliah Promosi Kesehatan K3

Kelas Kamis, pukul 13.00-15.30 WIB

DEPARTEMEN KESEHATAN DAN KESELAMATAN KERJA

FAKULTAS KESEHATAN MASYARAKAT

UNIVERSITAS INDONESIA

DEPOK, 2009

Page 2: 25013869 Promkes Pemakaian APT Perusahaan Kendaraan Bermotor PT X

Created by: Apriastuti Puspitasari (K3 FKM UI)

2

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Di negara-negara industri, bising merupakan masalah utama kesehatan kerja.

Data dari WHO tahun 1995 menunjukkan hampir 14 % dari total tenaga kerja di

negara industri terpapar bising lebih dari 90 dB di tempat kerjanya. Bahkan, lebih dari

20 juta orang Amerika terpapar bising 85 dB atau lebih. Beberapa peneliti yaitu

Waugh dan Forcier mendapatkan data bahwa perusahaan kecil di Sydney mempunyai

tingkat kebisingan 87 dB. Di Quebec Kanada, Frechet juga mendapatkan data bahwa

55% daerah industri mempunyai tingkat kebisingan di atas 85 dB dan menurut survei

prevalensi NIHL bervariasi antara 40-50%. Sedangkan di Indonesia, tingkat paparan

kebisingan di pabrik peleburan besi baja prevalensi NIHL 31,55% pada tingkat

paparan kebisingan 85-105 dB. Di perusahaan plywood di Tangerang, paparan

kebisingan mencapai 86,1-108,2 dB dengan prevalensi NIHL sebesar 31,81%.

Zuldidzaan dalam penelitiannya pada awak pesawat helikopter TNI AU dan TNI AD

juga mendapatkan data paparan bising pada pekerja yaitu sebesar 86-117 dB dengan

prevalensi NIHL 27,16 % (Cermin Dunia Kedokteran No. 144, 2004).

Gambaran di atas memperlihatkan bahwa pajanan melebihi 85 dB dapat

menimbulkan NIHL atau ketulian. Selain itu kebisingan juga dapat menimbulkan

keluhan non-pendengaran seperti susah tidur, mudah emosi, dan gangguan

konsentrasi yang dapat menimbulkan kecelakaan kerja. Pencegahan dampak buruk

kebisingan memerlukan perhatian dan dukungan semua jajaran di tempat kerja, dari

jajaran tertinggi sampai tenaga kerja pelaksana. Penerapan Hearing Conservation

Program (HCP) atau Program Konservasi Pendengaran di tempat kerja bermanfaat

untuk mencegah gangguan pendengaran akibat paparan bising.

Program Konservasi Pendengaran di tempat kerja terdiri atas hal-hal berikut

(NIOSH, 1996):

1. Monitoring paparan bising

2. Kontrol engineering dan administrasi

Page 3: 25013869 Promkes Pemakaian APT Perusahaan Kendaraan Bermotor PT X

Created by: Apriastuti Puspitasari (K3 FKM UI)

3

3. Evaluasi Audiometer

4. Penggunaan Alat Pelindung Diri (PPE)

5. Pendidikan dan Motivasi

6. Evaluasi Program

7. Audit Program

Salah satu elemen dari Program Konservasi Pendengaran di tempat kerja

tersebut adalah Pendidikan dan Motivasi. Menurut Ambar W. Roestam (2004),

program pendidikan dan motivasi menekankan bahwa program konservasi

pendengaran sangat bermanfaat untuk melindungi pendengaran tenaga kerja, dan

mendeteksi perubahan ambang pendengaran akibat paparan bising. Tujuan

pendidikan adalah untuk menekankan keuntungan tenaga kerja jika mereka

memelihara pendengaran dan kualitas hidupnya. Lebih lanjut penyuluhan tentang

hasil audiogram mereka, sehingga tenaga kerja termotivasi untuk berpartisipasi

melindungi pendengarannya sendiri. Melalui penyuluhan diharapkan tenaga kerja

mengetahui alasan melindungi telinga serta cara penggunaan alat pelindung telinga.

Industri perakitan mobil yang sangat berkembang akhir-akhir ini di Indonesia,

memiliki proses yang banyak dan bervariasi. Pekerja dalam industri ini selalu

berhadapan dengan bahaya-bahaya dari proses perorangan dan langkah-langkah

safety yang relevan dengan hazard yang ada, sesuai dengan proses alur dalam siklus

produksi industri perakitan mobil (ILO, 1998). PT X, yang bergerak dalam industri

komponen dan perakitan mobil, kini memiliki target produksi mobil 100 buah dalam

sehari. Industri perakitan mobil adalah salah satu bagian dari industri otomotif yang

bertugas menjalankan produksi pembuatan body mobil, pengelasan, pengecatan,

perakitan komponen dan assesoris mobil, pengecekan kembali dan

pendistribusiannya kepada masyarakat.

Pada PT X, penurunan pendengaran termasuk lima besar penyakit di

perusahaan tersebut yaitu sebesar 37,8 % pada tahun 2002, dan tahun 2008 meningkat

menjadi 49,6 %. Peningkatan yang sangat signifikan ini menandakan perlunya upaya

yang besar untuk mencegah terjadinya dampak akibat bising di tempat kerja. Dalam

Program Konservasi Pendengaran tersebut, diperlukan promosi kesehatan pemakaian

Page 4: 25013869 Promkes Pemakaian APT Perusahaan Kendaraan Bermotor PT X

Created by: Apriastuti Puspitasari (K3 FKM UI)

4

APT. Penelitian Puspita Sari (2007) menunjukkan 38,6% selalu pakai APT dan 61,4

% tidak pernah memakai APT.

1.2 Tujuan Penulisan

Tujuan penulisan makalah ini diantaranya adalah memberikan rekomendasi

program promosi kesehatan di tempat kerja, khususnya Program Pemakaian APT

untuk memelihara fungsi pendengaran pekerja agar jumlah pekerja yang mengalami

gangguan pendengaran di perusahaan tersebut dapat ditekan. Selain itu, makalah ini

dapat melatih mahasiswa dalam perencanaan program K3, yang salah satunya adalah

program promosi kesehatan di tempat kerja.

1.3 Manfaat Penulisan

Manfaat penelitian ini adalah sebagai berikut

1. Bagi PT X, makalah ini bermanfaat sebagai rekomendasi untuk menciptakan

lingkungan kerja yang berperilaku sehat, sehingga dapat meningkatkan

produktivitas kerja.

2. Bagi Fakultas tempat menimba ilmu yaitu Fakultas Kesehatan Masyarakat,

makalah ini bermanfaat sebagai informasi penelitian sehingga dapat menjadi

referensi tambahan bagi penulis selanjutnya yang ingin mendalami topik serupa.

Selain itu, makalah berguna sebagai wujud implementasi keilmuan keselamatan

dan kesehatan kerja (K3).

Page 5: 25013869 Promkes Pemakaian APT Perusahaan Kendaraan Bermotor PT X

Created by: Apriastuti Puspitasari (K3 FKM UI)

5

BAB II

ISI

2.1 Natur Pekerjaan

Industri otomotif, khususnya pembuatan mobil, umumnya melakukan

produksi pembuatan komponen mesin (casting dan engine) dan pembuatan serta

perakitan body mobil. Dalam hal ini, PT X hanya melakukan pembuatan dan

perakitan body mobil. Pekerjaan yang dilakukan diantaranya adalah pressing,

welding, painting, dan assembling.

Gambar 2.1 Flow process dari proses assembly pada industri otomotif

2.1.1 Pressing

Proses pressing adalah proses pembentukan komponen atau part dari material

steel sheet (lembaran baja) menjadi bentuk komponen dgn menggunakan mesin press.

Secara garis besar proses pressing meliputi beberapa proses yaitu:

a. Drawing

Proses pembentukan material steel sheet mengikuti dies (cetakan), dimana

meterial steel sheet (lembaran baja) dipasang pada dies yang selanjutnya dengan

bantuan mesin press diadakan penekanan sehingga terbentuk komponen yang

diinginkan.

b. Trimming

Material Pressing QC CheckPainting AssemblyWelding Transpor

Innerassembly

Underbody

Page 6: 25013869 Promkes Pemakaian APT Perusahaan Kendaraan Bermotor PT X

Created by: Apriastuti Puspitasari (K3 FKM UI)

6

Trimming Adalah proses pemotongan tepi material yang sudah mengalami

proses drawing.

c. Piercing (PC)

Piercing adalah proses membuat lubang pada material setelah material

mengalami proses drawing

d. Bending

Bending adalah proses pembengkokan material

e. Restriking

Restriking adalah proses merapikan bentuk menjadi lebih sempurna (proses

pembentukan).

Gambar 2.2 Proses Stamping

2.1.2 Welding

Proses welding adalah proses pembuatan white body (mobil kosong) dengan

cara menggabungkan komponen/part melalui proses pengelasan. Proses ini meliputi:

a. Front Floor, adalah proses pembentukan (penyatuan) komponen mobil bagian

depan,

b. Rear Floor, adalah proses pembentukan mobil bagian samping.

c. Side body, adalah proses pembentukan mobil bagian samping.

d. Main body, adalah proses penyambungan dari masing-masinginti di atas menjadi

satu kesatuan (whole body).

Page 7: 25013869 Promkes Pemakaian APT Perusahaan Kendaraan Bermotor PT X

Created by: Apriastuti Puspitasari (K3 FKM UI)

7

Gambar 2.3 Proses Welding

2.1.3 Painting

Proses painting adalah proses pemberian warna pada unit mobil, dan tujuan

dari proses pewarnaan adalah untuk melindungi permukaan unit mobil dari elemen-

elemen yang dapat merusak mobil, untuk memberikan keindahan pada mobil dan

juga memberikan petunjuk khusus. Pengecatan dapat memberikan proteksi terhadap

karat, sinar ultraviolet, pasir, dan udara yang mengandung garam, juga dari

penampilan dapat memberikan dimensi efek, kehalusan, kilauan (luster) dan efek dari

sebuah warna.

Gambar 2.4 Proses Painting

Page 8: 25013869 Promkes Pemakaian APT Perusahaan Kendaraan Bermotor PT X

Created by: Apriastuti Puspitasari (K3 FKM UI)

8

Dalam industry otomotif, pengecatan terbagi atas:

a. Cat Stoving, yaitu cat yang digunakan untuk pengecatan material dari logam, dan

untuk cat ini pengeringan harus pada suhu tertentu dan biasanya pengeringan

menggunakan oven.

b. Cat Poliurethane, yaitu cat yang digunakan untuk pengecatan material dari bahan

plastik, dan pengeringannya tidak memerlukan suhu tinggi.

Secara garis besar, proses painting pada industri otomotifmeliputi:

a. Pre Treatment System, yaitu proses perlakuan terhadap permukaan untuk

menghindari karat dan pembersihan permukaan untuk persiapan proses painting.

b. CED Coat (cat dasar), yaitu proses pemberian cat dasar dengan menggunakan

system elektrodeposition, fungsi dari CED ini yang utama adalah sebagai anti

karat.

c. Intermediate Coat, yaitu untuk pemberian warna kedua sebelum body dilapisi cat

utama, agar dalam proses pemberian warna utama didapatkan hasil yang bagus.

d. Top Coat. Cat ini biasa kita sebut cat utama dan secara visual warna yang

sebenarnya telah terlihat dengan sempurna.

2.1.4 Assembly

Setelah body dinyatakan baik dan selesai dari proses pengecatan menurut

kriteria tertentu, maka tahap pemasangan mesin dan assesoris segera dilakukan.

Assesoris yang dimaksud adalah kelengkapan kendaraan seperti, lampu, kaca, kabel-

kabel, panel-panel, instrument serta kelengkapan lain sesuai jenis kendaraan antara

lain:

1. Triming, pada tahap ini dilakukan pemasangan interior mobil seperti dashboard,

plavon, sabuk pengaman, dan kaca.

2. Chassis, pada tahap ini dilakukan pemasangan peralatan pada bagian atas dan

bawah mobil, seperti engine excel, engine drop, saluran bensin dan mesin.

Page 9: 25013869 Promkes Pemakaian APT Perusahaan Kendaraan Bermotor PT X

Created by: Apriastuti Puspitasari (K3 FKM UI)

9

3. Final, pada tahap ini dilakukan pemasangan steel pintu, steel lampu, pengisian

bahan bakar dan pengisian minyak rem. Selain itu juga pemasangan assesoris lain

seperti, bumper, roda, dll.

Gambar 2.5 Proses Assembly

Untuk memastikan bahwa mobil yang dihasilkan berkualitas tinggi, dalam

industri otomotif terdapat operasi khusus yakni inspection dan test track. Beberapa

tahap yang dilaksanakan, yaitu

1. Delivery, pada tahap ini dilakukan pengecekan terhadap mobil apakah terdapat

defect.

2. Leak test, pada tahap ini dilakukan uji kelayakan keseluruhan body mobil dengan

proses penyemprotan air untuk melihat apakah ada kebocoran pada mobil.

3. Test track, pada tahap ini dilakukan pengetesan terhadap kecepatan mobil dan

bagaimana kondisinya di jalan. Pengetesan ini dilakukan oleh seorang driver.

Gambar 2.6 Proses Inspection dan Test Track

Page 10: 25013869 Promkes Pemakaian APT Perusahaan Kendaraan Bermotor PT X

Created by: Apriastuti Puspitasari (K3 FKM UI)

10

Test driver juga memudahkan dalam memeriksa berbagai macam stress

psikologi seperti keras tidaknya acceleration dan deceleration (perlambatan),

goncangan dan getaran, karbon monoksida dan keluaran asap, bising, melakukan cek

delivery inspection pada lingkungan dan iklim atau cuaca yang berbeda agar

menghasilkan produk yang berkualitas.

2.2 Step Manajemen Program Promosi Kesehatan Pemakaian Alat Pelindung

Telinga

2.2.1. Rekognisi

a. Heath Risk Assessment

Program dimulai dengan HRA sebagai data awal status kesehatan pekerja.

Dengan menggunakan kuesioner, didapatkan hasil gambaran keluhan pekerja akibat

pajanan bising di PT X. Hasil kuesioner tersebut adalah sebagai berikut:

Tabel 1. Gambaran Keluhan Pusing selama Bekerja di Lingkungan Bising

pada Pekerja PT X

Unit

Keluhan Pusing

Total Ya Tidak

N % n % n %

Pressing

Welding

Painting

Assembly

21

33

24

43

53,85

80,48

68,57

89,58

18

8

11

5

46,15

19,52

31,43

10,42

39

41

35

48

100

100

100

100

Total 121 74,23 42 25,77 163 100

Dari Tabel 1 didapat hasil bahwa terdapat 74,23 % (121 orang) yang

mengalami keluhan pusing selama bekerja. Sedangkan 25,77 % sisanya (42 orang)

tidak mengalami keluhan pusing selama melaksanakan pekerjaannya.

Page 11: 25013869 Promkes Pemakaian APT Perusahaan Kendaraan Bermotor PT X

Created by: Apriastuti Puspitasari (K3 FKM UI)

11

Tabel 2. Gambaran Keluhan Lelah selama Bekerja di Lingkungan Bising pada

Pekerja PT X

Unit

Keluhan Lelah

Total Ya Tidak

N % N % n %

Pressing

Welding

Painting

Assembly

24

31

32

30

61,54

75,61

91,43

62,5

15

10

3

18

38,46

24,39

8,57

37,5

39

41

35

48

100

100

100

100

Total 117 71,78 46 28,22 163 100

Dari Tabel 2 didapat hasil bahwa terdapat keluhan lelah pada pekerja di PT X

sebanyak 71,78 % atau 117 orang. Sedangkan yang tidak merasakan keluhan lelah

terdapat sebanyak 46 orang atau 28,22 %.

Tabel 3. Gambaran Penurunan Tingkat Pendengaran pada Pekerja PT X

Unit

Penurunan Tingkat Pendengaran

Total Ya Tidak

N % N % n %

Pressing

Welding

Painting

Assembly

30

21

16

25

76,92

51,22

45,71

52,08

9

20

19

23

23,08

48,78

54,29

47,92

39

41

35

48

100

100

100

100

Total 92 56,44 71 43,56 163 100

Dari Tabel 3 didapat hasil bahwa 56,44 % (92 orang) mengalami penurunan

tingkat pendengaran. Sedangkan sisanya yaitu 43,56 % (71 orang) mengaku tidak

mengalami penurunan pendengaran.

Page 12: 25013869 Promkes Pemakaian APT Perusahaan Kendaraan Bermotor PT X

Created by: Apriastuti Puspitasari (K3 FKM UI)

12

Tabel 4. Gambaran Kepatuhan Pemakaian APT pada Pekerja PT X

Bagian

Kepatuhan Pemakaian APT

Total Selalu Tidak Pernah

N % n % n %

Pressing

Welding

Painting

Assembly

22

21

25

24

56,41

51,22

71,43

50

17

20

10

24

43,59

48,78

28,57

50

39

41

35

48

100

100

100

100

Total 92 56,44 71 43,56 163 100

Dari Tabel 4 didapatkan data bahwa sebanyak 92 orang atau 56,44 % pekerja

mengaku selalu menggunakan Alat Pelindung Telinga (APT), sedangkan 43,56 %

pekerja atau 71 orang menyatakan tidak pernah menggunakan APT saat bekerja.

b. Informasi dan Data Pendukung

1. Aktivitas PKDTK yang sudah ada

Diketahui bahwa pada PT X pernah melakukan training safety setahun terakhir,

namun training tersebut tidak berhubungan dengan bising di tempat kerja.

Training tersebut mengenai pengendalian stres di tempat kerja yang diikuti oleh

beberapa karyawan perwakilan tiap unit.

2. Persepsi Pekerja tentang PKDTK

Berdasarkan PKDTK yang telah ada sebelumnya, yaitu training pengendalian

stres yang tadi disebutkan di atas, seluruh karyawan ikut serta dalam training

tersebut dan minat karyawan terlihat cukup baik terhadap training-training yang

dilaksanakan.

3. Karakteristik Sosio-Demografi

Pekerja di PT X berusia antara 22 – 53 tahun dengan jenis kelamin sebagian

besar laki-laki.

Page 13: 25013869 Promkes Pemakaian APT Perusahaan Kendaraan Bermotor PT X

Created by: Apriastuti Puspitasari (K3 FKM UI)

13

4. Perilaku Kesehatan

Berdasarkan kuesioner yang disebarkan, sebanyak 68,1 % atau 111 orang

mempunyai hobi mendengarkan musik dengan suara keras. Bahkan, seperti

yang telah dikemukakan di atas bahwa terdapat 43,56 % pekerja menyatakan

tidak pernah menggunakan APT saat bekerja, karena alasan ketidaknyamanan

dan lain-lain.

5. Prevalensi Pekerja

Prevalensi pekerja yang mengalami penurunan pendengaran meningkat dari

tahun ke tahun. Tahun 2002 sebesar 37,8 %, tahun 2008 menjadi 49,6 %.

6. Biaya Medis

Perusahaan mengeluarkan biaya medis atau kompensasi kesehatan untuk

pekerja yang mengalami gangguan akibat pajanan bising, yaitu gangguan

auditory dan non auditiry (gangguan fisiologis, psikologis, komunikasi, dan

lain-lain) adalah sebesar 35 %.

2.2.2. Analisis

Setelah diketahui hasil HRA, yang perlu dilakukan selanjutnya adalah

melakukan kegiatan saling menukar ide dan pengalaman antar pekerja, misalnya

dengan teknik multivoting, dimana seluruh pekerja dilibatkan dalam identifikasi

masalah, menentukan prioritas, dan membicarakan program yang akan ditetapkan.

Hasil pemeriksaan berkala di PT X menemukan prevalensi pekerja yang

mengalami penurunan pendengaran meningkat dari tahun ke tahun yaitu tahun 2002

sebesar 37,8 %, tahun 2008 menjadi 49,6 %. Hasil HRA sendiri menunjukkan 56,44

% pekerja mengalami penurunan pendengaran. Akar penyebab masalah ini adalah

ketidakpatuhan pemakaian APT. Ternyata ketidakpatuhan pemakaian APT

berkontribusi sangat besar terhadap biaya kesehatan yang dikeluarkan perusahaan.

Padahal ketidakpatuhan tersebut menyebabkan banyak dampak negatif, yaitu

gangguan auditory dan non-auditory. Selain berpengaruh pada produktivitas kerja,

gangguan tersebut dapat mencelakakan keselamatan diri sendiri dan lain-lain.

Page 14: 25013869 Promkes Pemakaian APT Perusahaan Kendaraan Bermotor PT X

Created by: Apriastuti Puspitasari (K3 FKM UI)

14

Dilihat dari minat yang besar terhadap PKDTK sebelumya, persepsi pekerja

terhadap PKDTK mengenai Pemakaian APT dinilai cukup positif. Kemudian setelah

dilakukan negosiasi pada pekerja, ternyata hanya sekitar 60 % pekerja yang layak

diikutkan dalam PKDTK, karena hanya sub-grup ini yang dinilai dapat memberi

respon dan hasil yang diharapkan.

2.2.3. Perencanaan

Perencanaan PKDTK dikembangkan dengan mengikutsertakan wakil pekerja

dalam penyelenggaraan PKDTK sedini mungkin. Perencanaan dikembangkan

berdasarkan:

a. Target perubahan yang ingin dicapai

Target perubahan yang ingin dicapai adalah meningkatnya kesadaran atau

pengetahuan pekerja mengenai pentingnya penggunaan APT saat bekerja, sehingga

terjadi perubahan perilaku dan sikap dalam menghadapi risiko kebisingan yang

dinilai dengan peningkatan kepatuhan pemakaian APT menjadi 65 % dalam waktu 3

bulan, dan pada akhirnya dapat menurunkan risiko tersebut.

b. Proses menuju target perubahan

Menkombinasikan visi, misi dan komitmen perusahaan yang menjunjung

tinggi nilai perlindungan pekerja. Selain itu, dapat dilakukan metode keteladanan

yaitu pimpinan perusahaan harus menjadi contoh bagi karyawan-karyawannya.

Melaksanakan publikasi yang continue pada pekerja, seperti pembuatan poster dan

menggunakan media lainnya. Sistem insentif juga diberikan jika pekerja selalu

menggunakan perlengkapan kerja dengan baik saat bekerja.

c. Cara penilaian keberhasilan pencapaian target

Tipe desain evaluasi yang digunakan berdasarkan tujuan program yaitu terjadi

perubahan perilaku dan sikap dalam menghadapi risiko kebisingan yang diukur

dengan peningkatan kepatuhan pemakaian APT menjadi 65%. Dasar perbandingan

yang digunakan adalah perubahan dalam jangka waktu tertentu yaitu 3 bulan.

Page 15: 25013869 Promkes Pemakaian APT Perusahaan Kendaraan Bermotor PT X

Created by: Apriastuti Puspitasari (K3 FKM UI)

15

Sedangkan fasilitas pendukung yang tersedia adalah menggunakan statistik dan

epidemiologi agar dapat diketahui dengan mudah hubungan antara variabel-variabel

yang terdapat dalam masalah.

2.2.4. Komunikasi

Membuka hubungan komunikasi sebelum diluncurkannya program sangat

penting dilakukan. Program Pemakaian APT dikomunikasikan oleh komunikator

(pemberi pesan) yaitu profesional kesehatan kepada sasaran penerima yaitu

manajemen dan wakil pekerja. Advokasi dilakukan kepada manajemen dan sosialisasi

dilakukan kepada pekerja. Dengan cara yang empati, jujur, berkomitmen tinggi dan

berkompetensi, pesan disampaikan oleh komunikator. Pesan tersebut mengenai risiko

kesehatan yang ada, tujuan, manfaat, perencanaan dan implementasi pengendalian

dalam bentuk Program Pemakaian APT.

2.2.5. Persiapan

Setelah program Program Pemakaian APT disepakati oleh manajemen dan

wakil pekerja, segera dipersiapkan kebijakan organisasi dan komitmen tertulis

sebagai landasan program dan dipersiapkan sumber daya manusia, sarana dan

prasarana untuk pelaksanaan program, serta elemen lainnya agar program dapat

terlaksana sesuai dengan target yang telah disepakati.

Elemen yang perlu dipersiapkan adalah:

a. Pernyataan tertulis tentang tujuan dan target Program Pemakaian APT yang

disetujui oleh manajemen dan dapat diterima oleh pekerja, yaitu pernyataan

tertulis bahwa program dilaksanakan dalam rangka terjadinya perubahan perilaku

dan sikap dalam menghadapi risiko kebisingan yang diukur dengan peningkatan

kepatuhan pemakaian APT menjadi 65% selama 3 bulan.

b. Dukungan tertulis dari top manajemen dan wakil pekerja tentang Program

Pemakaian APT, yaitu dukungan berupa tersedianya sumber daya yang memadai

serta kesediaan pekerja terlibat dalam pelaksanaan program untuk mencapai

tujuan dan target program tersebut.

Page 16: 25013869 Promkes Pemakaian APT Perusahaan Kendaraan Bermotor PT X

Created by: Apriastuti Puspitasari (K3 FKM UI)

16

c. Menyusun organisasi atau tim pelaksana dalam penyelenggaraan Program

Pemakaian APT. Tim pelaksana dibuat dengan mengangkat koordinator program

dan anggota tim. Tim-tim terdiri atas tim pengawas, tim pelaksana masing-masing

acara, tim operasional yang memegang perlengkapan yang digunakan, dan lain-

lain.

d. Melaksanakan koordinasi efektif dengan aktivitas kesehatan lainya. Program ini

jangan sampai terjadi berbenturan dengan aktivitas kesehatan yang lain. Memilih

media yang tepat untuk menjalin komunikasi terus-menerus dengan divisi dan

departemen, dari tingkat manajer menengah sampai dengan pekerjanya, yaitu

misalnya dengan memberikan hasil pencapaian program pada setiap bulan

sehingga manajemen mendapat progress pencapaian program dan komunikasi

tetap berjalan lancar.

e. Menyiapkan mekanisme umpan balik yang berkesinambungan. Umpan balik

dapat didapat dengan cara penyebaran kuesioner, dan lain-lain.

f. Menyiapkan sarana dan prasana promosi, seperti poster, brosur, artikel dalam

bulletin. Hal ini dilakukan untuk menarik calon peserta.

g. Menyiapkan prosedur baku untuk menjaga kerahasiaan, sebagai kode etik

pelaksanaan program. Hal ini dapat dilakukan dengan menjaga kerahasiaan

kuesioner dan hasil pemeriksaan kesehatan pada pendengaran pekerja.

h. Menyiapkan sistem dokumentasi, seperti presensi dan foto-foto serta arsip

lainnya. Hal ini digunakan untuk mengukur tingkat keikutsertaan pekerja dan

outcome sebagai parameter keberhasilan program yang digunakan sebagai basis

pemantauan dan evaluasi.

i. Menyiapkan format rekipitulasi dan analisis data yang relevan, misal hasil grafik

keberhasilan program Pemakaian APT, dan lain-lain. Hal ini digunakan sebagai

laporan berkala kepada manajemen sebagai dasar pertimbangan penyediaan

anggaran yang berkelanjutan dan dasar perubahan atau perbaikan program.

j. Menyiapkan fasilitas pendidikan dan pelatihan, berupa materi bahan ajar

penyuluhan, brosur, film, video, ruang belajar beserta medianya seperti papan

tulis, LCD, dan fasilitator atau tutor.

Page 17: 25013869 Promkes Pemakaian APT Perusahaan Kendaraan Bermotor PT X

Created by: Apriastuti Puspitasari (K3 FKM UI)

17

2.2.6. Implementasi

Program Pemakaian APT dilaksanakan salam bentuk sesi kelompok dan

poster.

1. Sesi Kelompok,

Sesi kelompok yang dilakukan pada program ini adalah penyuluhan. Hal ini

bertujuan untuk memberikan pengetahuan, meningkatkan kesadaran, memberikan

kesempatan tanya jawab, dan mendapatkan dukungan serta interaksi antar teman

sekerja. Metode tanya jawab sangat baik dilakukan karena memegang peranan

penting dalam proses belajar-mengajar. Teknik ini dapat meningkatkan partisipasi

pekerja dalam kegiatan penyuluhan karena menuntut kita untuk berpikir dan

memusatkan perhatian pada masalah yang sedang dibahas. Fasilitator dihadirkan dari

luar perusahaan dan harus komunikatif serta berpengalaman dalam melakukan

penyuluhan pemakaian APT. Topik yang dibahas mengenai dampak kebisingan,

jenis-jenis APT dan kapan digunakannya, pentingnya pemakaian APT, tata cara

pemeliharaan APT yang baik, prosedur pengembalian APT yang telah rusak kepada

perusahaan dan lain-lain.

Tata cara perawatan APD adalah sebagai berikut:

1. Setelah selesai menggunakan, diletakkan pada tempatnya

2. Dibersihkan secara berkala

3. Periksa APD sebelum atau sesudah dipakai, untuk mengetahui adanya kerusakan

atau tidak layak pakai.

4. Pastikan APD yang digunakan aman untuk keselamatan, jika tidak sesuai maka

perlu diganti dengan yang baru.

Penyuluhan dapat dilakukan dua minggu sekali dengan topik yang berbeda,

namun pada masalah yang sama. Waktu penyuluhan dilakukan di waktu istirahat,

pada saat pekerja tidak sedang melaksanakan pekerjaannya. Lokasi penyuluhan yaitu

di ruang rapat yang memiliki fasilitas yang lengkap dalam sistem akustik dan audio

visual, serta mudah dijangkau oleh seluruh peserta, yaitu terletak pada tempat yang

Page 18: 25013869 Promkes Pemakaian APT Perusahaan Kendaraan Bermotor PT X

Created by: Apriastuti Puspitasari (K3 FKM UI)

18

strategis, misalnya terletak pada perjalanan menuju toilet, kantin, lapangan parkir,

dan lain-lain.

2. Media Grafis

Media grafis dapat berupa poster, banner, selebaran, dan bulletin. Media ini

berfungsi menyalurkan pesan yang berupa simbol-simbol komunikasi visual yang

perlu dipahami, untuk menarik perhatian, memperjelas sajian ide, mengilustrasikan

atau menghiasi fakta yang mungkin akan cepat dilupakan nilai tidak digrafiskan.

Media-media grafis ini tersedia di keseluruhan area perusahaan tanpa terkecuali.

Syarat-syarat poster yang baik adalah

1. Eye catching. Poster harus menarik dan membuat orang ingin memperhatikannya

dengan lebih detail.

2. Disesuaikan dengan area/ tema atau hazard diarea tertentu, dalam hal ini

kebisingan

3. Entertainment&Artistik (menghibur, tidak membosankan, dan diyakini dapat

mempengaruhi emosional).

4. Sesuaikan dengan trend, agar tidak ketinggalan zaman sehingga safety semakin

hidup dan bergairah.

5. Dikemas/ditampilkan secara baik dan tidak asal-asalan, misalnya dengan

menggunakan pigura atau papan pengumuman khusus. Jika ada LAN atau milis,

poster bisa juga berupa slide or screen saver.

6. Poster tidak hanya gambar, tetapi bisa juga ditambahkan bahaya yang akan

timbul, standard yang harus dipenuhi dan alasan yang dijelaskan secara

teknis/klinis, edukatif. Tambahkan pula kata-kata yang menyentuh emosional,

contoh poster model atau seperti cover film.

7. Memperhatikan background penerima pesan.

Page 19: 25013869 Promkes Pemakaian APT Perusahaan Kendaraan Bermotor PT X

Created by: Apriastuti Puspitasari (K3 FKM UI)

19

3. Reward

Program ini adalah penilaian dan pemberian penghargaan kepada pekerja

yang mempunyai performance terbaik yaitu terutama selalu menggunakan APT

selama bekerja. Performance dinilai oleh pengawas program Pemakaian APT dan

Manajer masing-masing divisi. Reward dinilai sebulan sekali dan reward tersebut

dapat berupa ucapan terima kasih, sertifikat dan voucher. Sedangkan punishment

mulai dari teguran lisan sampai teguran tertulis.

Metode implementasi yang digunakan adalah metode pilot projek. Metode ini

bertujuan untuk menilai kelayakan program skala besar melalui uji coba program

skala kecil selama 3 bulan. Jika program ini berhasil, maka program ini akan

dilakukan dalam skala besar di plant yang lain.

2.2.7. Evaluasi

Metode evaluasi yang dilakukan pada program ini dilakukan sederhana, yaitu

melihat participant rate pada saat penyuluhan berlangsung. Jika hasilnya kurang

memuaskan, maka diperlukan topik yang lebih menarik lagi dan poster dicetak

dengan tema yang lebih menarik lagi. Level evaluasi berdasarkan level tradisional

yang digunakan pada program ini adalah evaluasi pencapaian (output). Fokusnya

menilai efek kegiatan program, yaitu objek interest-nya berupa meningkatnya

pengetahuan, perubahan perilaku menjadi patuh dalam pemakaian APT dengan nilai

standar minimal menjadi terjadi kepatuhan pemakaian APT sebesar 65% dalam

waktu 3 bulan. Nilai standar didapatkan dari nilai standar historical dari pencapaian

tahun lalu yang meningkat sekitar 6 %.

Berikut ini adalah hal-hal yang dievaluasi dalam program Pemakaian APT

yang telah berjalan selama 3 bulan ini:

1. Dana efektif dan efisien, karena untuk melaksanakan program Pemakaian APT

hanya dibutuhkan dana untuk membayar fasilitator setiap dua minggu sekali serta

membuat media grafis dengan jumlah 700 eksemplar setiap bulan.

Page 20: 25013869 Promkes Pemakaian APT Perusahaan Kendaraan Bermotor PT X

Created by: Apriastuti Puspitasari (K3 FKM UI)

20

2. Tujuan program Pemakaian APT tercapai, karena terdapat peningkatan kepatuhan

pemakaian APT menjadi sebesar 70 % selama 3 bulan. Persentase ini telah

mencapai target yang telah ditetapkan sebelumnya.

3. Pencatatan dengan uji statistik dan epidemiologi perlu dilakukan untuk melihat

lebih dalam mengenai variabel-variabel perilaku hidup aman dan sehat. Karena

target telah tecapai, maka perlu membuat laporan pertanggungjawaban agar dapat

menjadi pedoman dan pengalaman bagi program selanjutnya.

2.2.8. Kontinuitas

Program Pemakaian APT, yang telah berjalan selama 3 bulan ini, terbukti

sudah dapat diterima oleh manajemen dan pekerja PT. X. Oleh karena itu, harus

segera dilakukan pembuatan program baru dengan bertumpu pada program

Pemakaian APT yang pernah dijalankan sebelumnya. Tujuan program selanjutnya

adalah untuk meningkatkan target yaitu peningkatan kepatuhan penggunaan APT

lebih besar lagi agar menurunkan risiko NIHL dan lain-lain. Program yang

berkesinambungan dikembangkan berdasarkan apresiasi termasuk penghargaan bagi

pekerja yang berhasil mencapai target. Bagi yang belum mencapai target,

dikembalikan lagi untuk dikenali masalahnya, kemudian dianalisis, dan seterusnya

mengikuti siklus semula. Dengan demikian program PKDTK dapat berjalan terus,

berkembang dan mencapai sasarannya.

Page 21: 25013869 Promkes Pemakaian APT Perusahaan Kendaraan Bermotor PT X

Created by: Apriastuti Puspitasari (K3 FKM UI)

21

BAB III

PENUTUP

3.1 Kesimpulan

PT X yang bergerak di bidang Perakitan Kendaraan Bermotor, memiliki

banyak potensi bahaya yang berisiko terhadap kesehatan dan keselamatan pekerja.

Salah satunya adalah bahaya kebisingan. Bahaya ini dapat direduksi dengan

menggunakan HCP (Hearing Conservation Program), yang salah satunya adalah

penerapan edukasi dan motivasi. Program Promosi Kesehatan Pemakaian APT

berawal dari ketidakpatuhan pekerja dalam pemakaian APT di tempat kerja. Dengan

implementasi berupa penyuluhan APT (sesi kelompok), media grafis, dan reward

diharapkan terjadi perilaku patuh dalam penggunaan APT saat bekerja.

3.2 Saran

Suatu program tidak akan dapat dijalankan jika tidak mendapat dukungan dari

manajemen dan pekerja. Oleh karena itu, advokasi dan sosialisasi kepada pihak-pihak

terkait sangat dibutuhkan untuk melancarkan program PKDTK. Pekerja harus

diikutsertakan dalam pengambilan masalah dan penentuan program, agar pekerja

sejak dini merasakan bahwa program PKDTK yang dibuat memang semata-mata

untuk kesejahteraan pekerja. Selain itu, untuk mencanangkan suatu program, konsep

dan persiapan yang matang harus dimiliki agar program sukses dan dapat menjadi

pedoman bagi program selanjutnya.

Page 22: 25013869 Promkes Pemakaian APT Perusahaan Kendaraan Bermotor PT X

Created by: Apriastuti Puspitasari (K3 FKM UI)

22

DAFTAR PUSTAKA

Depkes RI. 2007. Promosi Kesehatan di Tempat Kerja. Jakarta

Mubarak, Wahit Iqbal, et al. 2007. Promosi Kesehatan: Sebuah Pengantar Proses

Belajar Mengajar dalam Pendidikan. Graha Ilmu, Yogyakarta.

Puspita Sari, Indriani. 2007. Gambaran Keluhan Yang Dirasakan oleh Pekerja yang

Terpapar Bising di Bagian Large Pressing PT Indomobil Suzuki Internasional

Plant Tambun II, [Skripsi]. Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas

Indonesia, Depok.

Roestam, Ambar W., ‘Program Konservasi Pendengaran di Tempat Kerja’. Cermin

Dunia Kedokteran No. 144, 2004.

Page 23: 25013869 Promkes Pemakaian APT Perusahaan Kendaraan Bermotor PT X

Created by: Apriastuti Puspitasari (K3 FKM UI)

23

KUESIONER HRA PT X

Nama :

Umur :

Unit :

Masa Kerja di PT X :

Masa kerja di bagian Pressing :

I. Data riwayat pekerja

1. Apakah saudara sebelum bekerja dibagian pressing pernah mengalami gangguan

pendengaran?

a. Ya

b. tidak

2. Apakah saudara sebelum bekerja sebagai petugas pressing pernah bekerja di

tempat yang bising?

a. Ya

b. Tidak

3. Apakah saudara mempunyai hobi mendengarkan musik dengan suara keras?

a. Ya

b. Tidak (langsung ke pertanyaan nomor 5)

4. Apakah saudara sering mendengarkannya?

a. Ya

b. Tidak

5. Apakah saudara mendapatkan pemeriksaan kesehatan khususnya telinga sebelum

bekerja di PT X?

a. Ya

Page 24: 25013869 Promkes Pemakaian APT Perusahaan Kendaraan Bermotor PT X

Created by: Apriastuti Puspitasari (K3 FKM UI)

24

b. Tidak (langsung ke pertanyan nomor 7)

6. Apakah hasil pemeriksaan kesehatantersebut menunjukkan adanya gangguan pada

telinga saudara?

a. Ya

b. Tidak

7. Apakah saudara menderita salah satu penyakit di bawah ini?

a. infeksi telinga

b. dibetes

c. meningitis (radang selaput otak)

d. hipertensi

II. Data Keluhan

1. Selama anda bekerja di bagian pressing, keluhan apa yang pernah anda rasakan?

(Lingkari semua pernyataan yang pernah anda rasakan)

Selama Bekerja

a. Pusing

b. Lelah / mengantuk

c. Jantung berdebar-debar

d. Otot menjadi tegang

e. Sulit berkonsentrasi

Setelah Bekerja

a. kurang tidur

b. emosional

c. tekanan darah meningkat

2. Apakah keluhan tersebut sering terjadi?

a. Ya

Page 25: 25013869 Promkes Pemakaian APT Perusahaan Kendaraan Bermotor PT X

Created by: Apriastuti Puspitasari (K3 FKM UI)

25

b. Tidak

3. Apakah saudara terganggu dengan keluhan tersebut?

a. Ya

b. ttidak

III. Data Gangguan Pendengaran

1. Apakah saudara merasa pendengaran anda berkurang selama bekerja di bagian

pressing?

a. Ya

b. Tidak

2. Apakah saudara pernah merasakan tidak dapat mendengar untuk sementara dan

setelah beberapa saat kemudian pendengaran anda normal kembali?

a. Ya

b. Tidak (langsung ke pertanyaan nomor 4)

3. Jika Ya, apakah hal itu sering terjadi?

a. Ya

b. Tidak

4. Apakah saudara sering merasakan adanya dengungan pada telinga saudara?

a. Ya

b. Tidak

5. Bila Ya, apakah hal itu sering terjadi?

a. Ya

b. Tidak

6. Kapan dengungan itu terjadi?

a. Sering

Page 26: 25013869 Promkes Pemakaian APT Perusahaan Kendaraan Bermotor PT X

Created by: Apriastuti Puspitasari (K3 FKM UI)

26

b. Tidak sering

7. Apakah saudara dapat mendengar dengan baik apabila teman atau anggota

keluarga berbicara dengan saudara di luar jam kerja (pada lingkungan tidak

bising)?

a. Ya

b. Tidak

8. Apakah saudara dapat menangkap dgn jelas apa yang diucapkannya tanpa harus

memperhatikan gerak bibir lawan bicara?

a. Ya

b. Tidak

9. Apakah saudara dapat mendengar dengan baik apabila rekan kerja berbicara

dengan saudara pada saat bekerja?

a. Ya

b. Tidak

10. Apakah saudara dapat menangkap dgn jelas apa yang diucapkannya tanpa harus

memperhatikan gerak bibir lawan bicara di lingkungan kerja (pada saat bekerja)?

a. Ya

b. Tidak

IV. Data Penggunaan Alat Pelindung Telinga

1. Apakah di tempat perusahaan saudara bekerja disediakan APT?

a. Ya

b. Tidak

2. Jenis APT apa saja yang saudara ketahui yang disediakan oleh perusahaan (pilih

semua pernyataan yang menurut saudar benar)

a. Ear plug

Page 27: 25013869 Promkes Pemakaian APT Perusahaan Kendaraan Bermotor PT X

Created by: Apriastuti Puspitasari (K3 FKM UI)

27

b. Ear muff

c. Ear plug dan Ear muff

3. Jenis APT apa yang anda gunakan pada saat bekerja?

a. Ear Plug

b. Ear muff

c. Kapas

d. Tissue

e. Tidak menggunakan

4. Keluhan apa yg saudara rasakan pada saat menggunakan APT (pilih pernyataan

yang menurut saudar benar)?

a. Tidak nyaman

b. Tidak praktis

c. Gatal-gatal

d. Panas

e. mengurangi gerak