242893637 Makalah Muhammad Abduh

download 242893637 Makalah Muhammad Abduh

of 13

Transcript of 242893637 Makalah Muhammad Abduh

  • 8/10/2019 242893637 Makalah Muhammad Abduh

    1/13

    1

    PENDAHULUAN

    Islam adalah agama akhir zaman, dimana kesempurnaan dan kebenarannya

    diterima oleh Allah SWT. Kehadirannya dalam sejarah membawa perubahan dan

    kemajuan besar bagi adab dan budaya umat manusia karena ia menganjurkan agar

    setiap kaum selalu berusaha untuk mengubah nasibnya.

    Akan tetapi, perjalanan sejarahnya selama kurun waktu empat abad yang sudah

    dilaluinya dan bergerak oleh watak aslinya yang membawa dan menganjurkan

    perubahan itu, setiap mencapai suatu daerah atau memasuki suatu bangsa, ia terpaksa

    dihadapkan dengan tradisi asli daerah dan suku bangsa tersebut dalam segala bentuk

    dan aspeknya. Perhadapan muka ini telah menimbulkan aksi dan reaksi, membuahkan

    berbagai hal dan peristiwa, sebanyak yang positif ada juga yang negatifnya.

    Sebenarnya Tajdid atau Pembaharuan dapat ditelusuri latar belakangnya yang

    dapat dilihat dalam beberapa faktor, yaitu faktor politik, sosial, budaya dan ilmu

    pengetahuan. Dalam sejarah pembaharuan terdapat beberapa tokoh yang cukup terkenal

    yaitu, Muhammad Abduh. Dimana pikiran-pikirannya cukup besar pengaruhnya

    terhadap pembaharuan di dalam Islam dan Dunia Islam.

    Dalam kaitannya dengan makalah ini, maka penulis merumuskan masalah terkait

    denganPemikiran Muhammad Abduhyaitu sebagai berikut:

    1. Bagaimana Riwayat Hidup Tentang Muhammad Abduh?

    2. Bagaimana Pemikiran Muhammad Abduh?

    3.

    Bagaimana Pengaruh Pemikiran Muhammad Abduh Di Dunia Islam?

    4. Corak pemikiran Muhammad Aduh?

    5. Kelebihan dan kekurang pemikiran Muhammad Aduh?

    6.

    Perbandingan pemikiran antara Muhammad Abduh dengan Sayyid Amir Ali?

  • 8/10/2019 242893637 Makalah Muhammad Abduh

    2/13

    2

    PEMBAHASAN

    A.

    Biografi Muhammad Abduh

    Muhammad Abduh lahir disuatu desa di Mesir Hilir tahun 1849. Bapaknya

    bernama Abduh Hasan Khaerullah, berasal dari Turki yang telah lama tinggal di Mesir.

    Ibunya dari bangsa Arab yang silsilahnya sampai Umar bin Khatab. Mereka tinggal dan

    menetap di Mahallah Nasr. Muhammad Abduh dibesarkan dilingkungan keluarga yang

    taat beragama dan mempunyai jiwa keagamaan yang teguh.1

    Muhammad Abduh mulai belajar membaca dan menulis serta menghapal Al

    Quran dari orang tuanya, kemudian setelah mahir membaca dan menulis diserahkan

    kepada satu guru untuk dilatih menghapal Al Quran. Ia dapat menghapal Al Quran

    dalam masa dua tahun. Kemudian Ia dikirim ke Tanta untuk belajar agama di Masjid

    Sekh Ahmad ditahun 1862, Ia belajar bahasa Arab, nahu ,sarf, fiqih dan sebagainya.

    Metode yang digunakan dalam pembelajaran itu tidak lain metode hapalan diluar

    kepala, dengan metode ini Ia merasa tidak mengerti apa-apa sehingga Ia tidak puas dan

    meninggalkan pelajarannya di Tanta.2

    Masjid ini kedudukannya dianggap nomor dua setelah universitas Al-Azhar dari

    segi tempat belajar Al-Quran dan menghafalnya. Sistem pembelajaran dengan

    menghafal nash (teks) dan ulasan serta hukum di luar kepala, yang tidak memberi

    kesempatan untuk memahami, membuat Muhammad Abduh merasa tidak puas. Dia

    meninggalkan Masjid dan bertekad untuk tidak kembali lagi ke kehidupan akademis.

    Kemudian ia menikah pada usia enam belas tahun. Setelah empat puluh hari menikah,

    Ia dipaksa orang tuanya kembali ke Tanta untuk belajar, Iapun meninggalkan

    kampungnya tapi tidak pergi ke Tanta, malah bersembunyi dirumah pamannya yang

    bernama Syekh Darwisy Khadr seorang terpelajar pengikut tarikat Syadli dan

    merupakan alumni pendidikan tasawuf di Libia dan Tripoli.3Pada mulanya ia enggan

    belajar, namun perjumpaannya dengan Syaikh Darwisy sangat mempengaruhi

    kehidupannya secara mendalam sehingga dengan bimbingannya semangat belajarnya

    kembali berkobar.

    1Harun Nasution,Pembaharuan dalam Islam Sejarah Pemikiran dan gerakan, (Jakarta; Bulan

    Bintang,1975) hal 58-59.2Ibid., hal 59

    3Ibid., hal. 60

  • 8/10/2019 242893637 Makalah Muhammad Abduh

    3/13

    3

    Setelah selesai belajar di Tanta, Ia meneruskan studinya di Al-Azhar pada tahun

    1866. Sewaktu belajar di Al-Azhar inilah Muhammad Abduh bertemu dengan

    Jamaludin Al-Afgani, ketika ia datang ke Mesir dalam perjalanan ke Istambul. Dalam

    perjumpaan ini Al-Afgani memberikan beberapa pertanyaan kepada Muhammad Abduh

    dan kawan-kawan mengenai arti dan maksud beberapa ayat Al-Quran. Kemudian ia

    memberikan tafsirannya sendiri. Perjumpaan ini memberikan kesan yang baik didalam

    diri Muhammad Abduh.4

    Ketika Al-Afghani datang untuk menetap di mesir pada tahun 1871, Muhammad

    Abduh segera menjadi muridnya yang paling setia.5Al-Afghani memberikan tekanan

    pada mata kuliah teologi dan filsafat, yang pada waktu itu di Al-Azhar dianggap dan

    disamakan dengan bidah. Sebelum berguru kepada Al-Afgani dan menekuni ilmu yang

    dianggap berbahaya itu, Muhammad Abduh minta nasihat kepada Syaikh Darwisy.

    Bukan saja guru sufy itu menghapus kecemasannya, bahkan menjamin bahwa filsafat

    (al-Hikmah) dan ilmu pengetahuan merupakan jalan yang paling selamat untuk

    mengenal dan menyembah Tuhan. Hanya orang-orang bodoh dan sembrono yang pada

    hakikatnya merupakan musuh-musuh Tuhan yang paling jahat, yang memandang mata

    kuliah ini sebagai bidah.

    Tahun 1877 Muhammad Abduh menyelesaikan pendidikannya di Al-Azhar dan

    mendapat gelar sebagai Alim. Ia mulai mengajar pertama di Al-Azhar kemudian di Dar

    Al-Ulum dan juga di rumahnya sendiri. Diantara buku-buku yang diajarkannya adalah

    buku akhlak karangan Ibnu Miskawaih, Muqaddimah Ibnu Khaldun dan sejarah

    kebudayaan Eropa karangan Guizot yang diterjemahkan Al-Tahtawi ke dalam bahasa

    Arab pada tahun 1857.6

    Pemberontakan Irabi Pasya di Mesir telah mengakhiri kegiatan Syekh

    Muahmmad Abduh, karena pada akhir tahun 1882 M, Ia diusir dari Mesir. Karena itu ia

    pergi pertama-tama ke Bairut kemudian pada awal tahun 1884 M, ia pergi ke Perancis

    dan disana ia bertemu lagi dengan Jamaluddin al-Afghani

    Akhirnya, atas bantuan temannya diantaranya seorang Inggris, pada tahun 1888

    kemudian ia di izinkan pulang ke Kairo. Kesan keterlibatan Abduh dalam

    4

    ibid., hal. 60-615Ibid.,

    6Ibid., hal. 61

  • 8/10/2019 242893637 Makalah Muhammad Abduh

    4/13

    4

    pemberontakan Urabi Pasya tampaknya belum terhapus di hati Khedewi Tawfik

    sebagai peguasa Mesir saat itu. Permohonan Abduh untuk agar di izinkan mengajar di

    Daral- Ulum ditolaknya. Sebaliknya ia menawarkan kepada Muhammad Abduh

    jabatan yang dianggapnya bukan sarana yang ampuh bagi Abduh untuk menyebarkan

    pemikiran politiknya. Jabatan yang ditawarkan adalah hakim diluar kota Kairo,

    sebenarnya ia tidak menyenangi jabatan tersebut, akan tetapi karena ia melihat tidak ada

    jalan lain yang lebih baik selain menerima jabatan tersebut, maka jabatan tersebut

    diterimanya juga dan dimanfaatkan untuk merealisasikan cita-cita pembaharuannya. Ia

    menjabat jabatan hakim di kota Benha dan beberapa kota lain di luar Kairo dan

    kemudian sebagai penasihat pada Mahkamah Tinggi di Kairo. Di tahun 1894, ia

    diangkat menjadi anggota Majlis Ala dari Al-azhar. Sebagai anggota dari Majlis ini ia

    membawa perubahan-perubahan dan perbaikan ke dalam tubuh Al-azhar sebagai

    Universitas. Di tahun 1899, ia diangkat menjadi Mufti Mesir. Kedudukan tinggi ini

    dipegangnya sampai ia meninggal dunia di tahun 1905.7

    B. Pemikiran Muhammad Abduh

    a. Kedudukan Akal dan Fungsi Wahyu

    Ada dua persoalan pokok yang menjadi fokus utama pemikiran Abduh,

    sebagaimana diakuinya sendiri, yaitu:8

    1. Membebaskan akal pemikiran dari belenggu-belenggu taqlid yang menghambat

    perkembangan pengetahuan agama sebagai mana haknya salaf al-ummah

    (ulama sebelum abad ke-3 Hijriah), sebelum timbulnya perpecahan yakni

    memahami langsung dari sumber pokoknya, Al-Quran.

    2.

    Memperbaiki gaya bahasa Arab, baik yang digunakan dalam percakapan resmi

    di kantor-kantor pemerintahan maupun dalam tulisan-tulisan media massa.

    Dua persoalan pokok itu muncul ketika ia meratapi perkembangan ummat Islam

    pada masanya. Sebagaimana dijelaskan Sayyid Qutub, kondisi ummat Islam saat ini

    dapat digambarkan sebagian suatu masyarakat yang beku, kaku, menutup rapat-rapt

    pintu ijtihad, mengabaikan peranan akal dalam memahami syariat Allah atau meng-

    istibnat-kan hukum-hukum, karena mereka telah merasa cukup dengan hasil karya

    7Ibid.,

    8Harun Nasution,Muhammad abduh dan Teologi Rasional, (Jakarta:UI Press, 1987), hal 57

  • 8/10/2019 242893637 Makalah Muhammad Abduh

    5/13

    5

    pendahulunya yang juga hidup dalam masa kebekuan akal (jumud) serta yang

    berdasarkan khurafat-khurafat.

    Atas dasar kedua fokus pikiran nya itu, Muhammad Abduh memberikan

    peranan yang diberikan olehnya sehingga Harun Nasution menyimpulkan bahwa

    Muhammad Abduh memberi kekuatan yang lebih tinggi kepada akal dari pada

    Mutazilah.Menurut Abduh akal dapat mengetahui hal-hal berikut ini:9

    1. Tuhan dan sifat-sifatnya.

    2.

    Keberadaan hidup diakhirat.

    3. Kebahagiaan jiwa diakhirat bergantung pada upaya mengenal tuhan dan berbuat

    baik, sedangkan kesengsaraanya bergantung pada sikap tidak mengenal Tuhan

    dan melakukan perbuatan jahat.

    4. Kewajiban manusia mengenal tuhan.

    5. Kewajiban manusia untuk berbuat baik dan menjauhi perbuatan jahat untuk

    kebahagiaan diakhirat.

    6. hukum-hukum mengenai kewajiban itu.

    Dengan memperhatikan perbandingan Muhammad Abduh tentang peranan akal

    diatas, dapat diketahui pula bagaimana fungsi wahyu baginya adalah sebagai penolong

    (al-mumin). kata ini pergunakan untuk menjelaskan fungsi wahyu bagi akal manusia.

    Wahyu, katanya, menolong akal untuk mengetahui sifat dan keadaan kehidupan alam

    akhirat. Mengatur kehidupan masyarakat atas dasar prinsip-prinsip umum yang

    dibawanya. Menyempurnakan akal tentang tuhan dan sifat-sifatnya. Dan mengetahui

    cara beribadah serta berterima kasih pada Tuhan. dengan demikian, wahyu bagi Abduh

    berfungsi sebagai konfirmasi, yaitu untuk menguatkan dan menyempurnakan

    pengetahuan akal dan informasi.

    Lebih jauh Abduh memandang bahwa menggunakan akal merupakan salah satu

    dasar Islam. Iman seseorang tidak sempurna kalau tidak didasarkan pada akal. Islam,

    kata nya, adalah agama yang pertama kali mengikat persaudaraan antara akal dan

    agama. Menurutnya, kepercayaan kepada eksistensi Tuhan juga berdasarkan akal,

    wahyu yang dibawa Nabi tidak mungkin bertententangan dengan akal. Kalau ternyata

    keduanya terdapat pertentangan, menurutnya, terdapat penyimpangan dalam tataran

    interpretasi sehingga diperlukan interpretasi lain yang mendorong pada penyesuaian.

    9Ibid., hal 57

  • 8/10/2019 242893637 Makalah Muhammad Abduh

    6/13

    6

    Muhammad Abduh dilahirkan dan dibesarkan dan hidup dalam masyarakat

    yang sedang disentuh oleh perkembangan-perkembangan dasar di Eropa. Sayyid

    Quthub sebagaimana dikutip oleh M. Quraish Shihab, dalam bukunya yang berjudul

    Studi Kritis Tafsir Al-Manar Karya Muhammad Abduh dan M. Rasyid Ridha,

    memberikan gambaran singkat mengenai masyarakat tersebut yakni suatumasyarakat

    yang beku, kaku, menutup rapat pintu ijtihad, mengabaikan peranan akal dalam

    memahami sariat Allah atau mengistinbatkan hukum-hukum karena mereka telah

    merasa berkecukupan dengan hasil karya para pendahulu mereka yang juga hidup

    dalam masa kebekuan akal (jumud) serta yang berlandaskan khurofat.Sementara itu

    di Eropa hidup suatu masyarakat yang mendewakan akal, khususnya setelah penemuan-

    penemuan ilmiah yang sangat mengagumkan ketika itu. Keadaan masyarakat Eropa

    tersebut sesungguhnya telah menanamkan benih pengaruhnya sejak kedatangan

    ekspedisi prancis (Napoleon) ke Mesir pada tahu 1798. Namun secara jelas tumbuhnya

    benih-benih tersebut mulai dirasakan Muhammad Abduh pada saat ia memasuki pintu

    gerbang Al-Azhar. Waktu itu, lembaga pendidikan tersebut para pembina dan ulamanya

    telah terbagi kedalam dua kelompok., mayoritas dan minoritas. Kelompok pertama

    menganut pola taqlid, yakni mengajarkan kepada siswa bahwa pendapat-pendapat

    ulama terdahulu hanya sekedar dihapal, tanpa mengantarkan pada usaha penelitian,

    perbandingan dan pentarjihan. Sedangkan kelompok kedua menganut pola tajdid

    (pembaharu) yang menitik beratkan uraian-uraian mereka ke arah penalaran dan

    pengembangan rasa.10

    Berkat pengetahuan Abduh tentang ilmu tasawuf serta dorongan Syekh Darwisy

    agar ia selalu mempelajari berbagai bidang ilmu, yang diterimanya ketika usia muda

    dulu, maka tidak mengherankan jika naluri Abduh yang didukung Syaikh tersebut

    membuat Abduh lebih condong untuk berpihak kepada kelompok minoritas yang ketika

    itu dipelopori oleh Syekh Hasan Al -Thawil yang telah mengajarkan filsafat dan logika

    jauh sebelum Al-Azhar mengenalnya. Pada sisi lain pertemuan Abduh dengan Al-

    Afgani menjadikan Abduh aktif dalam berbagai bidang sosial dan politik, dan kemudian

    mengantarkannya untuk bertempat tinggal di Paris, menguasai bahasa Prancis,

    menghayati kehidupan masyarakatnya, serta berkomonikasi dengan pemikir-pemikir

    Eropa ketika itu.11

    10

    M. Quraish Shihab, Studi Kritis Tafsir Al-Manar Karya Muhammad Abduh dan M. Rasyid Ridha ,(Bandung: Pustaka Hidayah, 1994), hal. 1711

    Ibid., hal 18

  • 8/10/2019 242893637 Makalah Muhammad Abduh

    7/13

    7

    b. Kebebasan Manusia dan Fatalisme

    Bagi Abduh, disamping mempunyai daya pikir, manusia juga mempunyai

    kebebasan memilih, yang merupakan sifat dasar alami yang ada dalam diri manusia.

    Kalau sifat dasar ini dihilangkan dari dirinya, ia bukan manusia lagi, tetapi mahluk lain.

    Manusia dengan akalnya mampu mempertimbangkan akibat perbuatan yang

    dilakukannya. Kemudian mengambil keputusan dengan kemauannya sendiri, dan

    selanjutnya mengwujudkan perbuatannya itu dengan daya yang ada dalam dirinya.12

    Karena manusia menurut hukum alam dan sunnatullahmempunyai kebebasan

    dalam menentukan kemauan dan daya untuk mewujudkan kemauan, faham perbuatan

    yang dipaksakan manusia atau Jabariyah tidak sejalan dengan pandangan hidup

    Muhammad Abduh. Manusia, menurutnya, mempunyai kemampuan berpikir dan

    kebebasan dalam memilih, namun tidak memiliki kebebasan absolut. Ia menyebut orang

    yang mengatakan manusia mempunyai kebesan mutlak sebagai orang yang angkuh.13

    c.

    Pembaharuan Muhammad Abduh

    Pendidikan

    Ide-ide pembaharuan adalam bidang pendidikan yang diajukan Muhammad

    Abduh dilatarbelakangi situasi sosial keagamaan dan situasi pendidikan pada saat itu.Pemikiran statis, taqlid, bidah, dan khurafat menjadi ciri dunia Islam pada saat itu.

    Demikian pula halnya yang terjadi di Mesir. Kejumudan telah merambah ke berbagi

    bidang dan sistem kehidupan masyarakat. Kejumudan dalam bidang-bidang kehidupan

    itu tampak saling terkait dan saling mempengaruhi antara bidang kehidupan yang satu

    dengan bidang kehidupan yang lain, terutama bidang akidah terlihat sangat

    mempengaruhi bidang-bidang kehidupan yang lain.14Program pembaharuan pendidikan

    yang diajukannya adalah; memahami dan menggunakan ajaran Islam dengan benar,

    sebagai salah satu fondasi utama untuk mewujudkan kebangkitan masyarakat. Dia

    mengkritik sekolah-sekoalah modern yang didirikan oleh misionaris asing, juga

    mengkritik sekolah-sekolah yang didirikan pemerintah. Menurutnya, di sekolah-sekolah

    misionaris yang didirikan bangsa asing (al-madrasah al-ajnabiyyah) siswa dipaksa

    12Nasution, Op,Cit., hal 65

    13Ibid., hal 66

    14

    Arbiyah Lubis,Pemikiran Muhammadiyah dan Muhammad Abduh, (Jakarta: Bulan Bintang, 1993) hal

    152-153

  • 8/10/2019 242893637 Makalah Muhammad Abduh

    8/13

    8

    untuk mempelajari kristen, sementara itu di sekolah-sekolah pemerintah, siswa tidak

    diajar agama sama sekali. Sementara sekolah-sekolah pemerintah tampil dengan

    kurikulum barat sepenuhnya, tanpa memasukkan agama ke dalam kurikulumnya, pada

    sisi yang lain sekolah-sekolah agama tidak memberikan kurikulum modern (Barat)

    sama sekali. Pendidikan agama kala itu tidak mementingkan perkembangan intelektual

    sama sekali, padahal Islam mengajarkan untuk mengembangkan aspek jiwa tersebut

    sejajar dengan aspek jiwa yang lain. Antara tipe sekolah modern yang dibangun oleh

    pemerintah dan misionaris, dengan tipe sekolah agama di mana Al-Azhar sebagai

    pendidikan tertingginya, tidak mempunyai hubungan sama sekali antara yang satu

    dengan yang lain.15

    Dualisme pendidikan sebagaimana tersebut di atas, melahirkan dua kelas sosial

    dengan dua spirit yang berbeda. Tipe sekolah modern menghasilkan kelas elit generasi

    muda dengan pengetahuan modern tanpa pengetahuan agama, sedangkan tipe sekolah

    agama menghasilkan ulama-ulama yang tidak berpengetahuan modern. Pola pemikiran

    pada sekolah tipe pertama akan membahayakan dan mengancam sendi-sendi agama dan

    moral, sementara itu mempertahankan pola pemikiran pada sekolah tipe kedua hanya

    akan menyebabkan ummat Islam tertinggal jauh, terdesak oleh arus kehidupan dan

    pemikiran modern. Dengan memperkuat pendidikana agama di sekolah-sekolah modern

    dan memasukkan ilmu pengetahuan modern ke dalam sekolah-sekolah agama, jurang

    yang memisahkan golongan ahli ilmu modern dari golongan ulama akan dapat

    diperkecil.16

    Tujuan pendidikan yang ingin dicapai Muhammad Abduh adalah tujuan

    pendidikan yang luas, yang mencakup aspek akal (kognitif) dan aspek spiritual (afektif).

    Aspek kognitif untuk menanamkan kebiasaan berfikir, dan dapat membedakan antara

    yang baik dengan yang buruk, antara yang berguna dan yang membawa mudharat.

    Aspek afektif untuk menanamkan akhlak yang mulia dan jiwa yang bersih. Dengan

    pendidikan spiritual diharapkan moral yang tinggi akan terbentuk, sehingga sikap-sikap

    yang mencermnkan kerendahan moral dapat terhapuskan. Dengan tujuan pendidikan

    yang demikian, Muhammad Abduh menginginkan terbentuknya pribadi-pribadi yang

    utuh, yang mempunyai struktur jiwa yang seimbang, yang tidak hanya memiliki

    kecerdasan intelektual tetapi juga memiliki kecerdasan spiritual. Ia berkeyakinan jika

    akal dicerdaskan dan jiwa dididik dengan akhlak agama, maka ummat Islam akan dapat

    15Ibid.,

    16Nasution, Op,Cit., hal 67

  • 8/10/2019 242893637 Makalah Muhammad Abduh

    9/13

    9

    berpacu dengan Barat dalam menemukan ilmu pengetahuan baru dan dapat

    mengimbangi mereka dalam kebudayaan. 17

    Dalam metode pengjaran, Muhammad Abduh membawa cara baru dalam dunia

    pendidikan saat itu. Ia mengkritik tajam metode yang hanya menonjolkan hafalan tanpa

    pengertian yang pada umumnya diterapkan di sekolah-sekolah. Walaupun tidak

    menjelaskan dalam tulisan-tilisannya, dari apa yang dipraktekkan ketika mengajar di

    Al-Azhar, tampaklah bahwa ia menerapkan metode diskusi untuk memberikan

    pengertian yang mendalam kepada murid. Ia menekankan pentingnya memberikan

    pengertian dalam setiap pelajaran yang diberikan, dan memperingatkan para pendidik

    agar tidak menonjolkan hafalan, karena metode yang demikian menurutnya hanya akan

    merusak daya nalar.18

    C. Dampak Pemikiran Muhammad Abduh dalam Pemikiran Islam Kontemporer

    Muhammad Abduh adalah seorang pelopor reformasi dan pembaharuan dalam

    pemikiran Islam. Ide-idenya yang cemerlang, meninggalkan dampak yang besar dalam

    tubuh pemikiran umat Islam. beliaulah pendiri sekaligus peletak dasar-dasar sekolah

    pemikiran pada zaman modern juga menyebarkannya kepada manusia. Walau guru

    beliau Jamal Al-Afghani adalah sebagai orang pertama yang mengobarkan percikan

    pemikiran dalam jiwanya, akan tetapi Imam Muhammad Abduh sebagai manadiungkapkan Doktor. Muhammad Imarah, adalah seorang arsitektur terbesar dalam

    gerakan pembaharuan dan reformasi atau sekolah pemikiran modern. Melebihi guru

    beliu Jamaluddin Al-Afghani.

    Pendapat Muhammad Abduh tersebut di Mesir sendiri mendapat sambutan dari

    sejumlah tokoh pembaharu. Murid-muridnya seperti Muhammad Rasyid Ridha

    meneruskan gagasan tersebut melalui majalah al-Manar dan Tafsir al-Manar.

    Kemudian Kasim Amin dengan bukunya Tahrr al-Marah, farid wajdi dengan bukunya

    Dairat al-Maarif, Syekh Thahtawi Jauhari melalui karangannya Al-Taj al-Marshuh bi

    al-Jawahir al-Quran wan al-Ulum.

    Pemikiran Muhammad Abduh tentang pendidikan dinilai sebagai awal dari

    kebangkitan umat Islam awal abad ke-20. Pemikiran Muhammad Abduh yang

    disebarluaskan melalui tulisannya di majalah Al-Manar dan al-Urwat al-Wustqa

    menjadi rujukan para tokoh pembaharu dalam dunia Islam, hingga diberbagai negara

    17Lubis, Op.Cit., hal 156

    18Ibid,.hal 160

  • 8/10/2019 242893637 Makalah Muhammad Abduh

    10/13

    10

    Islam muncul gagasan mendirikan sekolah-sekolah dengan menggunakan kurikulum

    seperti yang dirintis Muhammad Abduh.

    Muhammad Abduh memiliki andil besar dalam perbaikan dan pembaharuan

    pemikiran Islam kontemporer. Telah banyak pembaharuan yang beliau lakukan

    diantaranya:

    1.

    Reformasi Pendidikan

    Muhammad Abduh memulai perbaikannya melalui pendidikan. Menjadikan

    pendidikan sebagai sektor utama guna menyelamatkan masyarakat mesir.

    menjadikan perbaikan sistem pendidikan sebagai asas dalam mencetak muslim

    yang shaleh.

    2.

    Mendirikan Lembaga dan Yayasan SosialSepak terjang dalam perbaikan yang dilakukan Muhammad Abduh tidak hanya

    terbatas pada aspek pemerintahan saja seperti halnya perbaikan pendidikan dan

    Al-Azhar. Akan tetapi lebih dari itu hingga mendirikan beberapa lembaga-

    lembaga sosial. Diantaranya:Jamiah khairiyah islamiyah,jamiahihya al-ulum

    al-arabiyah, dan jugajamiahat-taqorrub baina al-adyan.

    3.

    Mendirikan Sekolah Pemikiran

    Muhammad Abduh adalah orang pertama yang mendirikan sekolah pemikiran

    kontemporer. Yang memiliki dampak besar dalam pembaharuan pemikiran islam

    dan kebangkitan akal umat muslim dalam menghadapi musuh-musuh islam yang

    sedang dengan gencar menyerang umat muslim saat ini.

    Muhammad Abduh adalah orang pertama yang mendirikan sekolah pemikiran

    kontemporer. Yang memiliki dampak besar dalam pembaharuan pemikiran islam dan

    kebangkitan akal umat muslim dalam menghadapi musuh-musuh islam yang sedang

    dengan gencar menyerang umat muslim saat ini.

  • 8/10/2019 242893637 Makalah Muhammad Abduh

    11/13

    11

    D. Corak pemikiran Muhammad Abduh

    Menurut kami corak pemikiran Muhammad Abduh lebih condong kearah

    Muktazilah berdasarkan pemikirannya tetang penggunaan akal pikiran.

    E. Kelebihan dan Kekurangan pemikiran Muhammad Abduh

    a. Kelebihan

    Menurut kami kelebiahan dari pemikiran Muhammad abduh diantaranya:

    1.

    Membebaskan akal pemikiran dari belenggu-belenggu taqlid

    2. Membuka pintu ijtihad

    3. pendidikan yang ingin dicapai Muhammad Abduh adalah tujuan pendidikan

    yang luas, yang mencakup aspek akal (kognitif) dan aspek spiritual (afektif).

    4. Pembaruan dalam dunia pendidikan dalam metode pembelajaran yaitu member

    pengertian disetiap pelajaran.

    b. Kekurangan

    Menurut kami kekurangan pemikiran Muhammad abduh salah satunya adalah

    dalam pendidikan yaitu kurang aspek psikomotorik.

    F. Persamaan dan perbedaan pemikiran Muhammad Abduh dengan pemikiran

    Sayyid Amir Ali

    a. Persamaan

    Dari kedua tokoh ini menurut kami ada pemikiran yang sama yaitu:

    1. Sama-sama membuka pintu ijtihad dan pintingnya meggunakan akal

    2. Sama-sama pembaharuan di bidang pendidikan

    b.

    Perbedaan

    1. Muhammad Abduh dalam penggunaan akal masih berlandaskan wahyu

    sedangkan Sayyid Amir Ali secara bebas

  • 8/10/2019 242893637 Makalah Muhammad Abduh

    12/13

    12

    KESIMPULAN

    Muhammad Abduh adalah seorang tokoh pembaharuan yang terkenal pada

    masanya, Nama lengkapnya adalah Muhammad bin Abduh bin Hasan Khairullah.

    Dilahirkan di desa Mahallat Nashr di al-Buhairah, beliau memulai pendidikannya

    dengan mempelajari Al-Quran dan dengan kecerdasannya beliau bisa menghafal Al-

    Quran sejak usia 12 tahun. Dan beliau melanjutkan pendidikan formalnya di

    Uneversitas Al-Azhar Kairo. Ide-ide yang dibawa oleh Muhammad Abduh telah

    mengubah pandangan umat Islam terhadap Islam yang sering taqlid dengan sebagian

    sarjana Muslim yang jumud dan pasif. Syeikh Muhammad Abduh berjasa dalam

    memberi gambaran yang jelas tentang keperluan umat Islam kepada pembaharuan,

    khususnya dalam bidang pendidikan. Ide pembaharuan Muhammad Abduh dalam

    bidang pendidikan, khususnya diUniversitas Al-Azhar telah memberi kesan yang

    mendalam terhadap perkembangan ilmu pengetahuan umat Islam. Usaha kerasnya

    untuk merealisasikan idenya itu, tak jarang menemui tantangan dari umat Islam itu

    sendiri. Tujuan pendidikan yang ingin dicapai Muhammad Abduh adalah tujuan

    pendidikan yang luas, yang mencakup aspek akal (kognitif) dan aspek spiritual (afektif).

    Ide-ide pembaharuan Muhammad Abduh pada dasarnya dilatarbelakangi oleh

    semangat memerangi paham jumud yang mewabah dalam lingkngan kehidupan ummatIslam pada waktu itu, dan semangat untuk melawan hegemoni Barat yang dianggapnya

    mengancam eksistensi Islam di seluruh dunia. Menurutnya kedua hal itulah yang

    menjadi penyebab kemunduran ummat Islam, dan jalan bagi kebangkitan Islam adalah

    melawan kejumudan, meninggalkan taklid yang membabi buta, dan melawan

    kekuasaan Barat dengan mendasarkan pada ajaran Islam yang bersumber dari Al-

    Quran dan SunnahRasulNya. Rasionalitas (penonjolan akal), menjadi ciri utama dalam

    karya-karyanya, baik dalam penafsiran Al-Quran maupun ijtihad-nya dalam berbagai

    lapangan kehidupan. Dia berpendapat bahwa ajaran agama (Islam) hanya dapat

    dipahami melalui pembuktian akal (logika), dan kalaupun ada yang sulit dipahami

    dengan akal tetapi tidak bertentangan dengan akal.

    http://ms.wikipedia.org/wiki/Universiti_al-Azharhttp://ms.wikipedia.org/wiki/Universiti_al-Azhar
  • 8/10/2019 242893637 Makalah Muhammad Abduh

    13/13

    13

    Daftar Pustaka

    Lubis, Arbiyah. 1993. Pemikiran Muhammadiyah dan Muhammad Abduh. Jakarta:

    Bulan Bintang.

    M. Quraish Shihab. 1994. Studi Kritis Tafsir Al-Manar Karya Muhammad Abduh dan

    M. Rasyid Ridha. Bandung: Pustaka Hidayah.

    Nasution, Harun. 1975. Pembaharuan dalam Islam Sejarah Pemikiran dan gerakan.

    Jakarta; Bulan Bintang.

    Nasution, Harun. 1987.Muhammad abduh dan Teologi Rasional. Jakarta:UI Press.