2412100035

download 2412100035

of 45

description

hahahahahahahahahaha

Transcript of 2412100035

  • 1

    LAPORAN RESMI

    PRAKTIKUM SISTEM PENGENDALIAN

    OTOMATIK P3

    Pemrograman Distributed Control System (DCS)

    Centum CS 3000 R3 Yokogawa

    ACHMAD NIDZAR ALIF

    NRP 2412.100.035

    ASISTEN

    HISKIA JUNANTA GINTING

    NRP 2411.100.045

    PROGRAM STUDI S1 TEKNIK FISIKA

    JURUSAN TEKNIK FISIKA

    FAKULTAS TEKNOLOGI INDUSTRI

    INSTITUT TEKNOLOGI SEPULUH NOPEMBER

    SURABAYA

    2015

  • i

    LAPORAN RESMI

    PRAKTIKUM SISTEM PENGENDALIAN

    OTOMATIK P3

    Pemrograman Distributed Control System (DCS)

    Centum CS 3000 R3 Yokogawa

    ACHMAD NIDZAR ALIF

    NRP 2412.100.035

    ASISTEN

    HISKIA JUNANTA GINTING

    NRP 2411.100.045

    PROGRAM STUDI S1 TEKNIK FISIKA

    JURUSAN TEKNIK FISIKA

    FAKULTAS TEKNOLOGI INDUSTRI

    INSTITUT TEKNOLOGI SEPULUH NOPEMBER

    SURABAYA

    2015

  • ii

    ABSTRAK

    Perkembangan teknologi pengendalian menyebabkan

    perubahan sistem pengendalian yang digunakan di industri. Saat

    ini Distributed Control System (DCS) merupakan salah teknologi

    sistem pengendalian yang banyak digunakan di dalam proses

    industri. Pengendali PID merupakan pengendali yang terdiri dari

    proportional, integral dan derivative. Jika nilai P, I dan D dirubah

    maka sistem akan menunjukkan respon yang berbeda tergantung

    besarnya koefisien dari ketiga variabel tersebut. Untuk

    memperoleh respon sistem yang optimal maka perlu menentukan

    nilai P, I, dan D yang tepat. Salah satu caranya dengan metode

    trial and error. Oleh karena itu penting dilakukan percobaan

    mengenai DCS pada pengendali PID. Dalam percobaan ini

    dilakukan simulasi dengan software Yokogawa DCS Centum

    CS3000 dengan mengubah nilai P, I dan D sebanyak tiga kali

    dengan set point yang berbeda-beda. Dari hasil percobaan didapat

    bahwa nilai P, I dan D terbaik yaitu 120, 10 dan 0 dengan set

    point 20.

    Kata kunci: DCS, PID, Yokogawa Centum CS 3000

  • iii

    KATA PENGANTAR

    Puji dan syukur penulis panjatkan kehadirat Tuhan Yang

    Maha Esa karena atas karunia-Nya jualah laporan resmi

    Praktikum P3 Sistem Pengendalian Otomatik tentang

    Pemrograman Distributed Control System Centum CS 3000 R3

    Yokogawa ini dapat diselesaikan sesuai dengan jadwal yang

    telah ditentukan.

    Laporan ini merupakan kewajiban setiap praktikan yang

    telah menyelesaikan kegiatan praktikumnya. Laporan resmi ini

    berisi penjelasan mengenai DCS Centum 3000 Yokogawa dan

    langkah-langkah pemrogramannya. Pada kesempatan ini penulis

    mengucapkan terima kasih kepada teman-teman satu kelompok

    dan juga Mas Rehan selaku asisten praktikum yang telah

    memberikan bimbingannya selama kegiatan praktikum hingga

    penyusunan laporan resmi ini.

    Penulis menyadari bahwa laporan resmi ini masih jauh dari

    kata sempurna. Baik dari segi isi maupun bahasa yang digunakan.

    Sehingga tidak menutup kemungkinan bagi penulis untuk

    menerima kritik maupun saran yang membangun demi

    kesempurnaan laporan selanjutnya. Akhir kata, semoga laporan

    resmi ini dapat bermanfaat bagi pembaca pada umunya dan

    penulis pada khususnya.

    Surabaya, 10 April 2015

    Penulis

  • iv

    DAFTAR ISI

    HALAMAN JUDUL ................................................................................ i

    ABSTRAK .............................................................................................. ii

    KATA PENGANTAR ........................................................................... iii

    Daftar Isi .......................................... ! .

    Daftar Gambar ................................. ! .

    BAB I ...................................................................................................... 1

    1.1 Latar Belakang ....................................................................... 1

    1.2 Rumusan Masalah .................................................................. 1

    1.3 Tujuan .................................................................................... 2

    1.4 Manfaat .................................................................................. 2

    BAB II ..................................................................................................... 3

    2.1 Distributed Control System (DCS) ......................................... 3

    BAB III .................................................................................................. 11

    3.1 Alat dan Bahan ..................................................................... 11

    3.2 Prosedur Percobaan .............................................................. 11

    BAB IV .................................................................................................. 21

    4.1 Analisa Data ......................................................................... 21

    4.2 Pembahasan .......................................................................... 25

    BAB V ................................................................................................... 27

    5.1 Kesimpulan .......................................................................... 27

    5.2 Saran..................................................................................... 27

  • v

    DAFTAR GAMBAR

    Gambar 2.1. Arsitektur DCS Yokogawa .................................... 3

    Gambar 2.2 Operator Station pada sebuah industr ..................... 4

    Gambar 2.3. FCS tipe FFCS-L ................................................... 5

    Gambar 2.4. Function Block ....................................................... 7

    Gambar 3.1 ProjectBaru 12 Gambar 3.2 New FIO Node..13 Gambar 3.3 IOM Builder..14 Gambar 3.4 Eror pada IOM Builder14 Gambar 3.5 Function Block.15 Gambar 3.6 Function Block..16 Gambar 4.1 P=100 I=20 D=0.21

    Gambar 4.2 P=200 I=20 D=0.22

    Gambar 4.3 P=100 I=40 D=0.23

    Gambar 4.4 P=100 I=20 D=10...24

    Gambar 4.5 P=100 I=20 D=0 (cascade).24

  • 1

    BAB I

    PENDAHULUAN

    1.1 Latar Belakang

    Dewasa ini, bidang industri di Indonesia sedang mengalami

    perkembangan yang cukup pesat. Ini ditandai dengan dominasi

    sistem automasi pada industri yang menggantikan para pekerja

    dalam sistem kontrol, monitoring, hingga bahkan proses

    manufacturing secara keseluruhan. Penggunaan sistem automasi

    ini lebih dipilih dibanding tenaga kerja manusia karena seiring

    waktu, manusia akan merasa jenuh, berkurangnya konsentrasi,

    hingga menyebabkan timbulnya human error. Pada industri yang

    sudah maju, hal ini hampir tidak dapat ditolelir, oleh karena itu,

    penggunaan sistem automasi menjadi pilihan.

    Salah satu sistem pengendalian otomatis yang banyak

    digunakan di industri saat ini adalah DCS (Distributed Control

    System). DCS adalah sebuah sistem kontrol yang biasanya

    digunakan pada sistem manufacturing atau proses, dimana

    elemen controller/pengendali tidak berada pada sentral sistem

    (sebagai pusat) tetapi tersebar di sistem dengan komponen

    subsistem di bawah kendali satu atau lebih controller.

    Keseluruhan sistem dapat menjadi sebuah jaringan untuk

    komunikasi dan monitoring.

    Pada praktikum ini dipelajari penggunaan program DCS

    Centum Yokogawa. Salah satu manfaat dari program ini yaitu

    membantu dalam sistem pengendalian elemen-elemen

    manufacturing dalam jumlah banyak, Oleh karena itu,

    pengetahuan tentang DCS sangat dibutuhkan, terutama dalam

    bidang industri saat ini.

    1.2 Rumusan Masalah

    Adapun rumusan masalah dalam praktikum ini adalah

    sebagai beriku:

    a. Apa saja fungsi dari program DCS Centum CS 3000? b. Bagaimna sistem konfigurasi DCS Centum CS 3000? c. Bagaimana dasar pemrograman DCS Centum CS 3000?

  • 2

    1.3 Tujuan

    Tujuan dari pembuatan laporan ini ialah sebagai berikut :

    a. Praktikan dapat mengerti fungsi dari hardware DCS Centum CS 3000 Yokogawa.

    b. Praktikan dapat mengerti sistem konfigurasi DCS Centum CS 3000

    c. Praktikan dapat mengerti dasar pemrograman Centum CS 3000

    1.4 Manfaat

    Manfaat dari penulisan laporan ini antara lain :

    a. Praktikan mengetahui cara penggunaan dan pengaplikasian program DCS.

    b. Praktikan dapat mengembangkan penggunaan dari program DCS

  • 3

    BAB II

    DASAR TEORI

    2.1 Distributed Control System (DCS)

    Distributed Control System (DCS) merupakan suatu sistem

    yang berfungsi untuk mendistribusikan berbagai parameter yang

    digunakan untuk mengendalikan berbagai variabel proses dan

    unit operasi proses menjadi suatu pengendalian yang terpusat

    pada suatu control room yang berfungsi sebagai pengendalian,

    monitoring dan optimasi. Pada umumnya DCS terdiri dari

    beberapa bagian yang terintegrasi menjadi satu. Secara garis besar

    DCS terbagi mencadi 3 bagian yaitu FCS, HIS & EWS dan

    Network. Secara umum arsitektur DCS yokogawa centum cs 3000

    sebagai berikut:

    Gambar 2.1. Arsitektur DCS Yokogawa

    Pada gambar diatas FCS (Field Control Station) terhubung

    dengan transmitter, control valve serta alat instrumentasi yang

    lain yang berfungsi sebagai kontrol proces yang digunakan untuk

    mengendalikan variable proces yang akan dikendalikan, HIS

    (Human Interface System) merupakan tampilan visual dari

    parameter-parameter dari pabrik yang ingin dikendalikan dalam

    sebuah layar monitor. EWS (Engineering Work Station) sebuah

    personal komputer yang digunakan untuk memperbaiki atau

  • 4

    menambahkan program pada DCS Yokogawa. Jenis network atau

    jaringan yang digunakan dalam DCS Centum 3000 ini

    menggunakan teknologi Vnet/IP dengan topologi star. Garis

    kuning pada gambar diatas merupakan representasi jalur data

    komunikasi dan coklat merepresentasikan jalur data kendali.

    2.1.1 HIS (Human Interface Station)

    Operator station merupakan tempat dimana user melakukan

    pengawasan atau monitoring proses yang berjalan. Operator

    station digunakan sebagai interface/antarmuka dari sistem secara

    keseluruhan atau biasa juga dikenal dengan kumpulan dari

    beberapa HIS (Human Interface Station). Bentuk HIS berupa

    komputer biasa yang dapat mengambil data dari control station.

    Operator station dapat memunculkan variabel proses, parameter

    control, dan alarm yang digunakan user untuk mengambil status

    operasi. Operator station juga dapat digunakan untuk

    menampilkan trend data, messages, dan data proses.

    Gambar 2.2 Operator Station pada sebuah industri

    Sumber: (http://www.mapps.l-

    3com.com/photo_gallery/pg_LingAoII_DCS.jpg)

    2.1.2 FCS (Field Control Station)

  • 5

    FCS digunakan sebagai kendali proces dari suatu pabrik

    dan komunikasi antara FCS dengan instrument yang lain. FCS

    generasi baru adalah FFCS-L yang mana komunikasi data dan

    kendali data menggunakan teknologi TCP/IP, serta ukuran yang

    kecil dibandingkan dengan FCS generaasi sebelumnya, dengan

    keunggulan ini FCS yokogawa tipe FFCS-L sudah banyak

    menggantikan teknologi sebelumnya. Dibawah ini merupakan

    penjelasan bagian dari FCS tipe FFCS-L :

    Gambar 2.3. FCS tipe FFCS-L

    Gambar 2 menjelaskan spesifikasi dari FCS tipe FFCS_L

    yang terdiri: ESB Bus ini digunaka untuk menghubungkan field

    control unit dengan module FIO dalam mode localnode (FIO

    dekat dari FCS). ESB Bus ini juga digunakan untuk mengekspan

    masukan keluaran , dalam satu FCS max menghubungkan 14

    FIO.untuk menghubungkan antar FCU atau FIO maka digunakan

    ESB Bus Conector sedang untuk mengakhir note baik local atau

    remote maka digunakan ESB Bus conector dengan terminator.

    Kedua ER Bus ini digunakan untuk menghubungkan FFCS

    dengan FIO(Field input output) dalam mode remote note (FIO

    jauh dari FCS). ER Bus juga memiliki ER Bus conector dan ER

    Bus Conector dengan terminal, untuk mengghubungkan antar ER

    Bus yang terpasang di FCU atau FIO digunakan konektor 10 base

    2 tipe T.Bagian Ketiga adalah power supply pada FCS tipe ini

    menggunakan dua buah power supply, power supply sebelah kiri

  • 6

    dapat digunakan untuk memberikan tegangan ke processor

    sebelah kiri CN1 atau ke unit interface luar, begitu pula

    sebaliknya. Kemudian bagian yang keempat adalah processor

    module DCS yokogawa tipe FFCS-L ini menggunakan dua buah

    processor tipe CP 401 yang bekerja secara redudant. processor

    utama merupakan tempat program DCS berada sedangkan

    processor ke dua digunakan untuk mengkopi program dari

    procesor satu sebagai cadangan.Yang terakhir adalah module

    untuk masukan dan keluaran dari field instrument . Pada FCS tipe

    FFCS-L banyak sekali module masukan keluaran dan module

    antar komunikasi yang digunakan sesuai dengan kebutuhannya.

    Module masukan keluaran terbagi menjadi 3bagian: Digital

    masukan keluaran ,Analog masukan keluaran dan Komunikasi

    masukan keluaran. Sedangkan komponen lain yang wajib

    digunakan diluar komponen dari FCS(Field Control Statiom)

    Vnet/IP Interface Card mode VI701 dipasang pada sebuah(PC)

    Personal Computer digunakan untuk menghubungkan antara PC

    yang didalam terdapat program centum dengan perangkat FCS

    sebagi HIS (Human Interface Station) centum VP, kemudian

    komponen lain yang sering digunakan Vnet Router digunakan

    untuk menghubungkan FFCS-L ini dengan FCS yokogawa lain

    yang masih menggunakan teknologi 10 base 2 dan 10 base 5 atau

    masih berdomain pada teknologi Vnet (komunikasi dengan

    menggunakan kabel koaxsial), Pemasanngan Vnet router ini juga

    dapat digunakan untuk menghubungkan FCS yang berbeda

    domain dan berbeda tipe teknologi komunikasi (Vnet/Ip dan

    Vnet).

    2.1.2 EWS (Engineering Work Station)

    PC ini digunakan untuk melakukan modifikasi dari sistem

    yang sudah ada, juga untuk melakukan kegiatan maintenance dari

    sistem DCS Centum VP. Bentuk fisiknya sama seperti HIS, yang

    membedakan dengan HIS adalah software didalamnya. EWS

    dilengkapi dengan BUILDER sebagai window untuk

    modifikasi.Selama pekerjaan engineering tidak dilakukan, EWS

    dapat berfungsi sebagai HIS dan EWS juga dapat melakukan

  • 7

    emulasi/ tes fungsi secara virtual.

    Pada DCS Yokogawa CS 3000 ini pemrograman algoritma

    kontrol menggunakan function blok, dimana setiap blok memiliki

    fungsi nya masing-masing, seperti

    Gambar 2.4. Function Block

    1. Link blok PIO Digunakan sebagai masukan dan keluaran module dari centum CS 3000.

    2. PID Digunakan sebagai blok untuk algoritma kontrol PID 3. ST16 Digunakan untuk pemrograman sequential 4. CALCU dan CALCU-L

    5. LC64 Digunakan untuk pemrograman logika.

    Dan masih banyak lagi yang function blok-blok lain yang

    terdapat dalam programcentum 3000 yang digunakan untuk

    membuat algoritma kontrol serta monitoring suatu plant.Pada

  • 8

    DCS Yokogawa memiliki beberapa algoritma pengendalian PID ,

    yaitu:

    1. Tipe kontrol dasar PID (PID)

    Melakukan aksi kontrol proporsional, integral dan derivatif mengikuti perubahan nilai set point.

    Bertujuan untuk menghasilkan respon yang cepat terhadap perubahan nilai setpoint.

    2. Tipe kontrol PID proporsional PV dan derivatif (I-PD)

    Hanya melakukan aksi integral saat nilai setpoint berubah.

    Menjamin kestabilan sistem meskipun nilai setpoint berubah secara mendadak.

    3. Tipe kontrol PID derivatif PV (PI-D)

    Hanya melakukan aksi proporsional dan integral saat nilai setpoint berubah.

    Digunakan jika memerlukan respon yang lebih baik terhadap perubahan nilai,seperti blok kontrol hilir

    (downstream) pada loop control kaskade

    4. Tipe penentuan otomatis

    Pada mode kascade (CAS) atau remote kaskade (RCAS), menggunakan tipe kontrol PID derivatif PV (PI-D) agar

    dapat lebih baik dalam mengikuti perubahan nilai

    setpoint.Pada mode automatis (AUT), menggunakan tipe

    kontrol PID proporsional PV dan derivatif (I-PD) untuk

    menjaga kestabilan sistem.

    5. Tipe penentuan otomatis 2

    Pada mode kascade (CAS) menggunakan tipe kontrol PID derivatif PV (PI-D).Pada mode automatis (AUT)

    atau remote kaskae (RCAS), menggunakan tipe kontrol

    PID proporsional PV dan derivatif (I-PD) untuk menjaga

    kestabilan sistem

  • 9

    Tabel 1. Tabel konfigurasi PID Yokogawa

  • 10

    Halaman ini memang dikosongkan

  • 11

    BAB III

    METODOLOGI PERCOBAAN

    3.1 Alat dan Bahan

    Peralatan dan bahan yang digunakan dalam praktikum ini

    adalah sebagai berikut :

    Personal Komputer,

    Software DCS Centum CS 3000.

    3.2 Prosedur Percobaan

    Berikut ini merupakan langkah langkah yang dilakukan dalam melakukan pemrograman DCS Centum CS 3000 R3

    Yokogawa.

    Percobaan yang akan dilakukan pada praktikum ini ada

    beberapa tahap, yaitu sebagai berikut :

    3.2.1 Membuat Project Baru

    System View diaktifkan denga cara klik [start] [All Program] [YOKOGAWA CENTUM] [System View] atau dengan memilih menu [System View] pada menu

    [Window Call],

    dipilih [file] [Create new] [Project]. Muncul window [Outline]. Data dimasukkan pada kolom User,

    Organization, dan Project Information. Diklik OK. Muncul

    window [Create New Project]. Kemudian dimasukan data-

    data berikut :

  • 12

    Gambar 3.1 Project Baru

    kemudian diklik OK,

    muncul window [Create New FCS]. Disetting seperti berikut :

    Station type: AFS40D Duplexed Field Control Unit (for

    FIO, with Cabinet)

    Database Type : General Purpose Domain Number : 1

    Station Number : 1

    Component / Number : Leave it blank

    Station Comment : Leave it blank

    Alias of Station : Leave it blank

    Station Status Display : Leave it blank

    Upper Equipment Name : Leave it blank

    Kemudian diklik OK,

    muncul window [Create New HIS], Station Type : PC with Operation and monitoring functions

    Station Address / Domain Number : 1

    Station Address / Station Number : 64

    Other items : Leave it blank

    kemudian diklik OK. Dipastikan bahwa project yang telah

    dibuat sudah terdapat di system view. Folder yang telah

  • 13

    dibuat dibuka, dipastikan terdapat folter FCS0101 dan

    HIS0164 telah dibuat,

    3.2.2 Process I/O Definition KFCS Station type : AFS40D Duplexed Field Control Unit

    (untuk FIO, dengan kabinet)

    Tujuan : untuk menentukan analog I/O unit pasa slot 1, unit 1

    Analog I/O Definition

    System View diaktifkan dan dipilih [ENGPJT] [FCS0101] [IOM] folder. Diklik kanan pada folder [IOM] Create New Node. Muncul Window [Create New FIO Node]. Kemudian didefinisikan sebagai berikut :

    Gambar 3.2 New FIO Node

    diklik tombol OK,

    dilakukan Klik kanan pada folder [NODE 1] [Create New] [IOM] sehingga muncul [Create New IOM]. definisikan sebagai berikut :

    IOM Type / Category : Analog Input/Output

    IOM Type / Type : AAB841-S (8-Channel Voltage Input

    8-Channel Current Output)

    Installation Position / Slot :1

    diklik OK dan dipastikan file AABB41-S telah dibuat pada

    folder [NODE 1],

  • 14

    [IOM Builder] diaktifkan dengan cara double klik pada file 1AAB841-S. Kemudian muncul window [IOM Builder]

    seperti di bawah :

    Gambar 3.3 IOM Builder

    selanjutnya diklik icon show/hide detail setting, maka akan muncul data lengkap seperti gambar dibawah. lalu

    diketikkan data %%LIT001 pada terminal input dan

    %%LCV001 pada terminal output

    exit dari IOM Builder atau pada toolbar dengan dipilih [file] save kemudian exit from [IOM Builder]. Setelah file

    disimpan maka akan terlihat error yang terjadi seperti

    tampak pada gambar dibawah,

  • 15

    Gambar 3.4 Eror pada IOM Builder

    3.2.3 Pembuatan Function Block

    System View diaktifkan kemudian pilih folder [ENGPJT] [FCS0101] [ FUNCTION BLOCK] folder. Loop Cascade [DR0001] dibuka,

    [Control Drawing Builder] diaktifkan dengan cara double klik pada [DR0001]. Maka [Control Drawing Builder] akan

    menampakan window :

    Gambar 3.5 Function Block

    3.2.4 Drawing dan Editing pada Control Drawing

    Window

    pengaturan Ukuran panel (Panel Size Setting), Dipilih [Properties] pada menu [File] pada [Control Drawing

    Builder]. Pilih tab.[Attribute] dicek apakah ukurannya

    [1024 x 686] kemudian klik pada tombol [OK]

    pengaturan grid, untuk penggambaran yang mudah, tampilkan grid pada drawing panel. Dipilih [Draw] dari

    toolbar kemudian akan nampak dialog [Grid Option],

    diklik OK. Muncul tampilan seperti berikut :

  • 16

    Gambar 3.6 Function Block

    pembuatan fungsi blok, simbol blok dibuat pada blok fungsi di Drawing panel.

    Kontroler laju aliran/ level [PID] : LIC001

    Kontroler diatas dibuat dengan cara :

    Dari Toolbar dipilih [Insert] [Function Block] [Select Function Block] akan kelihatan kemudian dipilih

    [Regulatory Control Block] [Control ] [PID]. kemudian di klik OK

    diklik di titik dimanapun sheet drawing panel menggunakan tombol kiri pada mouse, kemudian simbol

    [PID] akan terlihat, tag name LIC001 dimasukkan

    kemudian ditekan tombol enter

    diklik Tombol Mode. Lalu didouble klik pada simbol blok pada blok fungsi LIC100. [Function Block] akan terlihat

    jelas pada sheet. Nilai nilai berikut ini dimasukkan : Tag Comment : Level Controller

    Scale / High Limit value : 100.0

    Engineering Unit Symbol : liter

    Klik pada tombol OK,

  • 17

    pembuatan I/O Block link, dipilih [Insert] dari Toolbar Tombol [Select Function Block] untuk memunculkan

    [Select Function Block] dialog, dipilih [Link Block]

    kemudian PIO. Diklik [OK],

    dilakukan klik kiri pada drawing panel seperti ditunjukan pada gambar dibawah. Dimasukkan modul elemen nama

    masukan [%%LTI001] kemudian tekan Elemen

    name for output connection untuk %%LCV001,

    pembuatan wiring (pengkabelan), dipilih [Insert] dari Toolbar tombol wiring. Diberikan kabel dari [%%LTI001] sampai [IN] terminal [LIC001], dengan cara

    klik kiri posisi 1 dan double klik pada posisi 2. Kemudian

    diberikan kabel terminal [OUT] pada LIC001 sampai

    terminal [OUT] pada %%LCV001,

    simpan materi tersebut dari [File] [Save],

    3.2.5 Control Windows Creation

    dari system view dipilih folder [ENGPJT] [HIS0164] [WINDOW]. Folder [WINDOW] mempunyai file default

    window. Dibuat Cascade Loop pada [CG0001],

    didouble klik pada [CG0001] untuk membuka [Graphic Builder]. Panel Graphic Builder akan terlihat seperti

    bawah ini :

    delapan instrumen akan terbuat secara default, maka digunakan 1 instrumen sebelah kiri. Diklik kiri pada

    diagram instrumen yang paling kiri untuk memilih,

    kemudian diklik kanan untuk memilih [Properties] dari

    menu,

    [Instrument Diagram] akan nampak pada window. Masukkan [LIC100] pada kolom tag name. Dilakukan klik

    [Apply] dan tombol [OK],

    3.2.6 Trend Window Creation (Pembuatan Trend

    Window)

    dari sistem view dipilih folder [ENGPJT] [HIS0164] [CONFIGURATION]. Folder [CONVIGURATION] akan

    dibuat seperti ditunjukan pada gambar berikut,

  • 18

    pada folder [CONVIGURATION] diklik kiri pada trend block 1 [TR0001] untuk melakukan pemilihan kemudian

    klik kanan dan pilih [Properties],

    [properties] pada window nampak spesifikasi [Trend Format], [Sampling Period], dan [Trend Block Comment]

    pada blok [TR0001] seperti berikut :

    Trend Format : Continuous and Rotary Type

    Sampling Period :1 Second

    Trend Block Comment :1 sec trend-CAS Control

    kemudian Klik OK,

    aktifkan [Trend Acquisition Pen Assignment Builder] dengan melakukan double klik pada [TR0001] trend block

    dari folder [CONFIGURATION]. Panel Builder akan

    terlihat seperti gambar dibawah ini :

    Spesifikkan trend acquisition pens dari [Group01] seperti

    berikut:

    Acquisition Data

    1. LIC100.SV

    2. LIC100.PV

    3. LIC100.MV

    ketika pengaturan telah selesai, data tersebut disimpan, dari toolbar pilih [File] [Save]. Jika terjadi error, maka keluar dari [Trend Acquisition Pen Assignment Builder],

    3.2.7 Confirmation of Operation With Test Function

    start up test Function

    dari System vies dilpilih folder [ENGPJT] [FCS0101]. Dipilih [Test Function] dari FCS yang terletak pada

    Toolbar,

    [Dialog] akan nampak pada window. Klik tombol [OK],

    wiring operation function (Fungsi Operasi Pengkabelan),

    pilih [Wiring Operation] dari [Tools] pada toolbar window [Test Function],

    [Wiring Operation-DR0021] akan terlihat pada window, lalu dikonfirmasi bahwa data pada kolom [Lag]. Selain itu

  • 19

    konfirmasi bahwa data pada masing-masing kolom [Status]

    berada pada kondisi ON. Jika ON terdisplay, ini

    menunjukkan bahwa operasi wiring sedang berfungsi,

    confirmation of operation by operation and monitoring function,

    panggil kontrol window [CG0001] dari tombol masukan NAME CG0001 atau dari navigator window,

    untuk melihat respon sistem, maka dapat dipanggil plate LIC001.TUN,

    keluar dari Test Function, Dipilih dari toolbar [File] [Exit Test Function] dari [Test Function] Window,

    akan ditunjukkan dialog box kemudian Klik tombol [OK]. Proses exit akan dimulai

  • 20

    Halaman Ini Sengaja Dikosongkan

  • 21

    BAB IV

    ANALISA DATA DAN PEMBAHASAN

    4.1 Analisa Data

    Data hasil percobaan didapatkan dengan merubah nilai PID

    dengan beberapa variasi. Dengan nilai SV adalah 50% dan nilai

    tersebut tetap untuk semua variasi perubahan nilai PID. Berikut

    data dan grafik pada setiap variasi perubahan nilai yang nantinya

    akan dibandingkan semua percobaan ke percobaan 1.

    a. Percobaan 1

    Data hasil percobaan dapat dilihat pada gambar 4.1. Pada

    gambar tampak bahwa sistem menunjukkan respon seperti

    gambar ketika nilai P, I, dan D pada nilai 100, 20, dan 0 dengan

    set point 50.

    Gambar 4.1 P=100 I=20 D=0

    Keterangan

    Garis hitam : set point

    Garis biru : proccessvariable (PV)

  • 22

    Garis pink : manipulated variable (MV)

    b. Percobaan 2

    Data hasil percobaan dapat dilihat pada gambar 4.2. Pada

    gambar tampak bahwa sistem menunjukkan respon seperti

    gambar ketika nilai P, I, dan D pada nilai 200, 20, dan 0 dengan

    set point 50.

    Gambar 4.2 P=200 I=20 D=0

    Keterangan

    Garis hitam : set point

    Garis biru : proccessvariable (PV)

    Garis pink : manipulated variable (MV)

    c. Percobaan 3

    Data hasil percobaan dapat dilihat pada gambar 4.3. Pada

    gambar tampak bahwa sistem menunjukkan respon seperti

    gambar ketika nilai P, I, dan D pada nilai 100, 40, dan 0 dengan

    set point 50.

  • 23

    Gambar 4.3 P=100 I=40 D=0

    Keterangan

    Garis hitam : set point

    Garis biru : proccessvariable (PV)

    Garis pink : manipulated variable (MV)

    d. Percobaan 4

    Data hasil percobaan dapat dilihat pada gambar 4.4. Pada

    gambar tampak bahwa sistem menunjukkan respon seperti

    gambar ketika nilai P, I, dan D pada nilai 100, 20, dan 10 dengan

    set point 50.

  • 24

    Gambar 4.4 P=100 I=20 D=10

    Keterangan

    Garis hitam : set point

    Garis biru : proccessvariable (PV)

    Garis pink : manipulated variable (MV)

    e. Percobaan 5 (cascade)

    Data hasil percobaan dapat dilihat pada gambar 4.4. Pada

    gambar tampak bahwa sistem menunjukkan respon seperti

    gambar ketika nilai P, I, dan D pada nilai 100, 20, dan 0 dengan

    set point 50 dan control cascade.

  • 25

    Gambar 4.5 P=100 I=20 D=0 (cascade)

    Keterangan

    Garis hitam : set point

    Garis biru : proccessvariable (PV)

    Garis pink : manipulated variable (MV)

    4.2 Pembahasan

    Nilai P, I, dan D terbaik pada nilai 100, 20, dan 0 dengan

    set point 50. Pada gambar 4.1 telihat bahwa sistem memiliki

    respon yang cepat, dan tidak terjadi overshooting maupun osilasi.

    Dari hasil percobaan maka terlihat bahwa pengendali

    proporsional memperngaruhi kecepatan process variable (PV)

    mencapai set point (SV). Sedangkan pengendali integral

    mempengaruhi lama error. Sementara pengendali derivative

    mempengaruhi seberapa besar dan atau lambatnya proses tidak

    merespon dengan baik terhadap perubahan keluaran pengendali.

    Ketika nilai P dinaikkan maka PV semakin cepat memenuhi PV.

    Sementara ketika nilai I dinaikkan maka waktu ketika error

    semakin kecil. Sedangkan nilai D tetap nol menjadikan system

    lebih baik karena ketika dilakukan variasi nilai D respon sistem

  • 26

    tidak menjukkan hasil yang optimal atau terjadi osilasi. Hal ini

    karena respon level yang cepat terhadap waktu. Jadi dari hasil

    simulasi didapat bahwa pengendali PI adalah pengendali yag

    tepat pada pengendalian level.

    Kendala yang dialami selama percobaan yaitu dalam

    mencari nilai P, I, dan D yang tepat. Hal ini karena keterbatasan

    dalam metode trial and error sehingga pratikan hanya bisa tahu

    nilai P, I dan D yang optimal berdasarkan respon dari simulasi

    sehingga diperlukan variasi yang lebih banyak untuk menentukan

    nilai P, I dan D yang optimal. Selain itu perubahan nilai P dan I

    secara signifikan mempengaruhi respon sistem. Sehingga harus

    hati-hati dalam mencari nilai yang tepat. Agar respon sistem cepat

    dan tidak terjadi overshooting maupun osilasi. Untuk

    memperjelas perbedaan dari respon sistem terhadap nilai P, I dan

    D maka sebaiknya nilai set point dirubah menjadi nol terlebih

    dahulu kemudian dirubah ke nilai set point yang diharapkan.

    Pengendali PID hanya sesuai pada PV yang tidak mengandung

    riak (noise) - seperti temperatur sehingga pratikan harus

    memahami bagaiman hubungan antara PV dengan pengendali

    PID.

  • 27

    BAB V

    PENUTUP

    5.1 Kesimpulan

    Kesimpulan dari percobaan ini sebagai berikut.

    1. Fungsi dari hardware DCS Centum CS 3000 Yokogawa

    adalah untuk menentukan nilai P, I dan D yang paling

    optimal sehingga didapat sistem denganrespon yang cepat

    dan error yang kecil.

    2. Sistem konfigurasi DCS Centum CS 3000 yaitu FCS,HIS

    atau EWS.

    3. Dasar pemrograman Centum CS 3000 adalah function

    block. Function block dapat berupa pengendalian level,

    temperatur dan lainnya.

    4. Nilai P, I dan D yang menunjukkan hasil yang optimal

    masing-masing sebesar 100, 20 dan 0 sehingga

    pengendali pada level yang tepat adalah pengendali PI.

    5.2 Saran

    Saran untuk percobaan ini sebagai berikut.

    1. Praktikan sebaiknya membuat berbagai variasi pada nilai

    P, I dan D sehingga didapat hasil yang lebih optimal.

    2. Sebelum merubah set point, pratikan sebaiknya

    merubahnya ke nol sehingga perbedaan respon sistem

    dapat teramati lebih jelas.

  • DAFTAR PUSTAKA

    http://elib.unikom.ac.id/files/disk1/365/jbptunikompp-

    gdlanggajuand-18247-4-babii.pdf

    http://leadwise.mediadroit.com/files/7405DCS_PLC_WP.pdf

    http://digilib.its.ac.id/public/ITSUndergraduate-

    137952406100609-Chapter1.pdf

  • LAMPIRAN

    TUGAS KHUSUS

    1. Macam macam Protocol

    IP (Internet Protocol )

    Internet Protocol (IP) adalah metode atau protocol untuk

    mengirim data ke internet . Setiap komputer (biasanya di

    sebut Host) dalam internet setidaknya harus mempunyai

    sebuah alamat IP yang unik yang mengidentifikasikan

    computer tersebut terhadap computer lainnya. IP (internet

    protocol) berfungsi untuk mentransmisikan paket data dari

    node ke node. IP mendahului setiap paket data berdasarkan

    4 byte (untuk versi IPv4) alamat tujuan (nomor IP). Internet

    authorities menciptakan range angka untuk organisasi yang

    berbeda. Organisasi menciptakan grup dengan nomornya

    untuk departemen. IP bekerja pada mesin gateaway yang

    memindahkan data dari departemen ke organisasi kemudian

    ke region dan kemudian ke seluruh dunia.

    UDP (User Datagram Protocol)

  • UDP kependekan dari (User Datagram Protocol) yaitu

    standar komunikasi jaringan. UDP memiliki ciri yang

    berbeda dengan TCP yaitu UDP memiliki jenis koneksi

    yang Connectionless oriented yaitu conneksi yang tidak

    membutuhkan ACK(acknowledgment) dari destination. Dan

    juga UDP memiliki sifat yang tidak reliable maksudnya

    yaitu UDP sangat rentan terhadap gangguan pengiriman

    data. Contoh pemakaian UDP yaitu untuk protocol email

    dan contohnya lagi SMS pada hp.

    TCP (Transmission Control Protocol)

    TCP adalah standar komuniasi jaringan computer, sekarang

    dipakai untuk standar komunikasi internet. TCP adalah

    protocol yang memiliki sifat reliable maksudnya dalam

    proses pengiriman data sangat terjaga dan juga bersifat

    connection oriented yaitu destination tidak akan

    menghentikan pengiriman datanya sebelum proses selesai

  • atau tuntas dengan disertai pengiriman

    ACK(Acknowledment).

    DHCP (Dynamic Host Configuration Protocol)

    DHCP (Dynamic Host Configuration Protocol) adalah

    protokol yang berbasis arsitektur client/server yang dipakai

    untuk memudahkan pengalokasian alamat IP dalam satu

    jaringan. Sebuah jaringan lokal yang tidak menggunakan

    DHCP harus memberikan alamat IP kepada semua

    komputer secara manual. Jika DHCP dipasang di jaringan

    lokal, maka semua komputer yang tersambung di jaringan

    akan mendapatkan alamat IP secara otomatis dari server

    DHCP. Selain alamat IP, banyak parameter jaringan yang

    dapat diberikan oleh DHCP, seperti default gateway dan

    DNS server.

    HTTP (HyperText Transfer Protocol)

    HTTP Singkatan dari Hypertext Transfer Protocol, yang

    mana adalah suatu protokol yang digunakan oleh World

    Wide Web. HTTP mendefinisikan bagaimana suatu pesan

    bisa diformat dan dikirimkan dari server ke client. HTTP

  • juga mengatur aksi-aksi apa saja yang harus dilakukan oleh

    web server dan juga web browser sebagai respon atas

    perintah-perintah yang ada pada protokol HTTP ini. Sebagai

    contoh, ketika Anda mengetikkan suatu alamat atau URL

    pada internet browser Anda, maka sebenarnya web browser

    akan mengirimkan perintah HTTP ke web server. Web

    server kemudian akan menerima perintah ini dan melakukan

    aktivitas sesuai dengan perintah yang diminta oleh web

    browser (misalnya akses ke database, file, e-mail dan lain

    sebagainya). Hasil aktivitas tadi akan dikirimkan kembali ke

    web browser untuk ditampilkan kepada pengguna.

    FTP (File Transfer Protocol)

    File Transfer Protocol (FTP) adalah suatu protokol yang

    berfungsi untuk tukar-menukar file dalam suatu network

    yang menggunakan TCP koneksi bukan UDP. Dua hal yang

    penting dalam FTP adalah FTP Server dan FTP Client. FTP

    server adalah suatu server yang menjalankan software yang

    berfungsi untuk memberikan layanan tukar menukar file

    dimana server tersebut selalu siap memberikan layanan FTP

    apabila mendapat permintaan (request) dari FTP client. FTP

    client adalah computer yang merequest koneksi ke FTP

  • server untuk tujuan tukar menukar file. Setelah terhubung

    dengan FTP server, maka client dapat men-download,

    meng-upload, merename, men-delete, dll sesuai dengan

    permission yang diberikan oleh FTP server.

    2. Ratio dan Split Range Control

    Rasio kontrol adalah sistem kontrol yang digunakan

    untuk menjaga komposisi dari suatu proses. Contoh pada

    proses pembakaran pada boiler dibutuhkan sejumlah udara

    dan bahan bakar dengan komposisi atau rasio tertentu

    sehingga proses pembakaran bisa terjadi optimal. Optimal

    tidaknya proses pembakaran dilihat dari nilai parameter

    keluaran yaitu kadar oksigen pada udara sisa pembakaran.

    Split range control merupakan konfigurasi kontrol

    dimana output suatu controller digunakan untuk

    menggerakan lebih dari satu actuator (control valve), dengan

    rentang kerja satu actuator dengan actuator lainnya

    umumnya berbeda. Kegunaan split range control adalah

    untuk memperbesar rentang control (valve/actuator). Untuk

    lebih memahami konfigurasi split range control ini,

    perhatikan gambar berikut ini.

  • 3. PID

    Pengontrol proposional memiliki keluaran yang

    sebanding atau proposional dengan besarnya sinyal

    kesalahan (selisih antara besaran yang di inginkan dengan

    harga aktualnya). Secara lebih sederhana dapat dikatakan

    bahwa keluaran pengontrol proporsional merupakan

    perkalian antara konstanta proposional dengan masukannya.

    Perubahan pada sinyal masukan akan segera menyebabkan

    sistem secara langsung mengeluarkan output sinyal sebesar

    konstanta pengalinya.

    = .

    Pengaruh pada sistem :

    1. Menambah atau mengurangi kestabilan.

    2. Dapat memperbaiki respon transien khususnya : rise time,

    settling time

    3. Mengurangi (bukan menghilangkan) Error steady state

    Pengontrol integral berfungsi menghasilkan respon

    sistem yang memiliki kesalahan keadaan stabil nol. Jika

    sebuah plant tidak memiliki unsur integrator (1/s),

    pengontrol proposional tidak akan mampu menjamin

    keluaran system dengan kesalahan keadaan stabilnya nol.

    Dengan pengontrol integral, respon sistem dapat diperbaiki,

    yaitu mempunyai kesalahan keadaan stabilnya nol.

    =

    0

  • Pengaruh pada sistem :

    1. Menghilangkan Error Steady State

    2. Respon lebih lambat (dibandingkan dengan P)

    3. Dapat Menambah Ketidakstabilan (karena menambah

    orde pada sistem)

    Pengontrol Derivative memiliki sifat seperti halnya

    suatu operasi differensial. Perubahan yang mendadak pada

    masukan pengontrol, akan mengakibatkan perubahan yang

    sangat besar dan cepat.

    =

    ()

    Pengaruh pada sistem :

    1. Memberikan efek redaman pada sistem yang berosilasi

    sehingga bisa memperbesar

    pemberian nilai Kp

    2. Memperbaiki respon transien, karena memberikan aksi

    saat ada perubahan error

    3. D hanya berubah saat ada perubahan error, sehingga saat

    ada error statis D tidak beraksi.Sehingga D tidak boleh

    digunakan sendiri.

    4. Field Bus

    Fieldbus adalah sistem jaringan industri untuk kontrol

    terdistribusi real-time. Ini adalah cara untuk

    menghubungkan instrumen di pabrik. Karya Fieldbus pada

    struktur jaringan yang biasanya memungkinkan daisy-chain,

    bintang, cincin, cabang, dan topologi jaringan pohon.

  • Sebelumnya, komputer yang terhubung menggunakan RS-

    232 (koneksi serial) dimana hanya dua perangkat bisa

    berkomunikasi. Ini akan menjadi setara dengan yang

    digunakan saat ini 4-20 skema komunikasi mA yang

    mengharuskan setiap perangkat memiliki titik komunikasi

    sendiri di tingkat controller, sedangkan fieldbus adalah

    setara dengan koneksi LAN-jenis saat ini, yang

    membutuhkan hanya satu titik komunikasi di tingkat

    controller dan memungkinkan beberapa (ratusan) dari

    analog dan digital poin untuk dihubungkan pada saat yang

    sama. Hal ini mengurangi baik panjang kabel yang

    dibutuhkan dan jumlah kabel yang diperlukan. Selain itu,

    karena perangkat yang berkomunikasi melalui fieldbus

    membutuhkan mikroprosesor, beberapa titik yang biasanya

    disediakan oleh perangkat yang sama. Beberapa perangkat

    fieldbus sekarang mendukung skema kontrol seperti kontrol

    PID di sisi perangkat, bukan memaksa controller untuk

    melakukan pemrosesan.