2.3.11. PERATURAN UMUM PEK. TATA SUARA.pdf

11
PERATURAN UMUM PEKERJAAN TATA SUARA 1. PERATURAN UMUM PEKERJAAN TATA SUARA 1.1. PERATURAN PEMASANGAN Pemasangan instalasi ini pada dasarnya harus memenuhi peraturan-peraturan sebagai berikut : a. Peraturan bangunan dan instalasi bangunan yang dinyatakan berlaku secara nasional. b. PERDA yang berkaitan dengan jenis instalasi yang dirancang atau yang berpengaruh terhadap pengoperasian jenis instalasi yang dirancang. c. PUIL dan SNI, pedoman teknik dan rekomendasi dari instansi yang berwenang mengenai jenis instalasi yang dirancang. 1.2.GAMBAR - GAMBAR 1. Gambar-gambar rencana dan persyaratan-persyaratan ini merupakan suatu kesatuan yang saling melengkapi dan sama mengikatnya. 2. Gambar-gambar sistem ini menunjukkan secara umum tata letak dari peralatan, sedangkan pemasangan harus dikerjakan dengan memperhatikan kondisi dari bangunan yang ada dan mempertimbangkan juga kemudahan service maintenance jika peralatan peralatan sudah dioperasikan. 3. Gambar-gambar Arsitek dan Struktur/Sipil harus dipakai sebagai referensi untuk pelaksanaan dan detail finishing instalasi. 4. Sebelum pekerjaan dimulai, Pemborong harus mengajukan gambar kerja dan detail kepada Direksi/MK untuk dapat diperiksa dan disetujui terlebih dahulu. Dengan mengajukan gambar-gambar tersebut, Pemborong dianggap telah mempelajari situasi dari instalasi lain yang berhubungan dengan instalasi ini. 5. Pemborong instalasi ini harus membuat gambar- gambar instalasi terpasang yang disertai dengan operating dan Maintenane Instruction serta harus diserahkan kepada Direksi/MK pada saat penyerahan pertama dalam rangkap 3 (tiga), dijilid serta dilengkapi dengan daftar isi dan data notasi + CAD file. 1.3. KOORDINASI 1. Pemborong instalasi ini hendaknya bekerja sama dengan Pemborong instalasi lainnya, agar seluruh pekerjaan dapat berjalan dengan lancar sesuai dengan waktu yang telah ditetapkan. 2. Koordinasi yang baik perlu ada, agar instalasi yang satu tidak menghalangi kemajuan instalasi yang lain. 3. Apabila pelaksanaan instalasi ini menghalangi instalasi yang lain, maka semua akibatnya menjadi tanggung jawab Pemborong. 1.4.. PELAKSANAAN PEMASANGAN

description

rks

Transcript of 2.3.11. PERATURAN UMUM PEK. TATA SUARA.pdf

Page 1: 2.3.11.  PERATURAN UMUM PEK. TATA SUARA.pdf

PERATURAN UMUM

PEKERJAAN TATA SUARA

1. PERATURAN UMUM PEKERJAAN TATA SUARA

1.1. PERATURAN PEMASANGAN

Pemasangan instalasi ini pada dasarnya harus memenuhi peraturan-peraturan

sebagai berikut :

a. Peraturan bangunan dan instalasi bangunan yang dinyatakan berlaku secara

nasional.

b. PERDA yang berkaitan dengan jenis instalasi yang dirancang atau yang

berpengaruh terhadap pengoperasian jenis instalasi yang dirancang.

c. PUIL dan SNI, pedoman teknik dan rekomendasi dari instansi yang berwenang

mengenai jenis instalasi yang dirancang.

1.2.GAMBAR - GAMBAR

1. Gambar-gambar rencana dan persyaratan-persyaratan ini merupakan suatu

kesatuan yang saling melengkapi dan sama mengikatnya.

2. Gambar-gambar sistem ini menunjukkan secara umum tata letak dari peralatan,

sedangkan pemasangan harus dikerjakan dengan memperhatikan kondisi dari

bangunan yang ada dan mempertimbangkan juga kemudahan service maintenance

jika peralatan peralatan sudah dioperasikan.

3. Gambar-gambar Arsitek dan Struktur/Sipil harus dipakai sebagai referensi untuk

pelaksanaan dan detail finishing instalasi.

4. Sebelum pekerjaan dimulai, Pemborong harus mengajukan gambar kerja dan

detail kepada Direksi/MK untuk dapat diperiksa dan disetujui terlebih dahulu.

Dengan mengajukan gambar-gambar tersebut, Pemborong dianggap telah

mempelajari situasi dari instalasi lain yang berhubungan dengan instalasi ini.

5. Pemborong instalasi ini harus membuat gambar- gambar instalasi terpasang yang

disertai dengan operating dan Maintenane Instruction serta harus diserahkan

kepada Direksi/MK pada saat penyerahan pertama dalam rangkap 3 (tiga), dijilid

serta dilengkapi dengan daftar isi dan data notasi + CAD file.

1.3. KOORDINASI

1. Pemborong instalasi ini hendaknya bekerja sama dengan Pemborong instalasi

lainnya, agar seluruh pekerjaan dapat berjalan dengan lancar sesuai dengan waktu

yang telah ditetapkan.

2. Koordinasi yang baik perlu ada, agar instalasi yang satu tidak menghalangi

kemajuan instalasi yang lain.

3. Apabila pelaksanaan instalasi ini menghalangi instalasi yang lain, maka semua

akibatnya menjadi tanggung jawab Pemborong.

1.4.. PELAKSANAAN PEMASANGAN

Page 2: 2.3.11.  PERATURAN UMUM PEK. TATA SUARA.pdf

1. Sebelum pelaksanaan pemasangan instalasi ini dimulai, Pemborong harus

menyerahkan gambar kerja dan detailnya kepada Direksi/MK dalam rangkap 3

(tiga) untuk disetujui.

2. Pemborong harus mengadakan pemeriksaan ulang atas segala ukuran dan

kapasitas peralatan yang akan dipasang. Apabila ada sesuatu yang diragukan,

Pemborong harus segera menghubungi Direksi/MK. Pengambilan ukuran

dan/atau pemilihan kapasitas peralatan yang salah akan menjadi tanggung jawab

Pemborong.

3. Pemborong sebelum melakukan pekerjaan diminta untuk mengajukan schedule

pelaksanaan instalasi dan schedule on site peralatan.

4. Pemborong mengajukan persetujuan material dengan dilengkapi brochure dan

spesifikasi teknis dari unit yang dipilih.

5. Mangajukan sertifikat garansi dari agen yang bersangkutan dari merek yang

dipakai.

1.5. TESTING DAN COMMISSIONING

1. Sebelum Testing dan Commissioning dilaksanakan pemborong wajib mengajukan

terlebih dahulu methoda, jadwal Testing dan Commissioning

2. Pemborong instalasi ini harus melakukan semua testing dan pengukuran yang

dianggap perlu dan atau yang diminta oleh Direksi/MK untuk mengetahui apakah

keseluruhan instalasi dapat berfungsi dengan baik dan dapat memenuhi semua

persyaratan yang diminta.

3. Semua bahan, perlengkapan dan instalasi lain yang diperlukan untuk mengadakan

testing tersebut merupakan tanggung jawab Pemborong.

4. Test dan Comissioning yang menggunakan fasilitas proyek akan menjadi

tanggung jawab pemborong.

1.6. MASA PEMELIHARAAN DAN SERAH TERIMA PEKERJAAN

1. Peralatan instalasi ini harus digaransi selama satu tahun terhitung sejak saat

penyerahan pertama.

2. Masa pemeliharaan untuk instalasi ini adalah 12 (Dua belas) bulan terhitung sejak

saat penyerahan pertama.

3. Selama masa pemeliharaan pemborong menempatkan wakilnya dilapangan untuk

melakukan check dan recheck terhadap operational system.

4. Selama masa pemeliharaan pemborong diminta membuat monthly report terhadap

kondisi system.

5. Selama masa pemeliharaan ini, Pemborong instalasi ini diwajibkan mengatasi

segala kerusakan yang akan terjadi tanpa adanya tambahan biaya.

6. Selama masa pemeliharaan ini, seluruh instalasi yang telah selesai dilaksanakan

masih merupakan tanggung jawab Pemborong sepenuhnya.

7. Selama masa pemeliharaan ini, apabila Pemborong instlasi ini tidak melaksanakan

teguran dari Direksi/MK atas perbaikan/penggantian/penyetelan yang diperlukan,

maka Direksi/MK berhak penyerahkan perbaikan/penggantian/ penyetelan

tersebut kepada pihak lain atas biaya Pemborong instalasi ini.

Page 3: 2.3.11.  PERATURAN UMUM PEK. TATA SUARA.pdf

8. Selama masa pemeliharaan ini, Pemborong instalasi ini harus melatih petugas-

petugas yang ditunjuk oleh Pemilik sehingga dapat mengenali sistim instalasi dan

dapat melaksanakan pemeliharaannya.

9. Serah terima pertama dari instalasi ini baru dapat dilaksanakan setelah ada bukti

pemeriksaan dengan hasil yang baik yang ditanda tangani bersama oleh

Pemborong dan Direksi/MK serta dilampiri Surat Ijin Pemakaian dari Jawatan

Keselamatan Kerja dan instansi yang berwenang lainnya.

10. Serah terima setelah masa pemeliharaan instalasi ini baru dapat dilaksanakan

setelah :

a. Berita Acara serah terima kedua yang menyatakan bahwa instalasi ini dalam

keadaan baik, ditandatangani bersama Pemborong dan Direksi/ MK.

b. Pemborong telah menyerahkan semua Surat Izin Pemakaian dari instalasi

pemerintah yang berwenang, misalnya Dinas Pemadam Kebakaran dan

Instalasi Keselamatan Kerja, dll, hingga intalasi yang telah terpasang dapat

dipakai tanpa menyalahi peraturan instalasi yang bersangkutan.

c. Semua gambar terpasang beserta operating, instruction, technical dan

maintenance manual rangkap 3 (tiga) termasuk 1 (satu) set asli telah

diserahkan kepada MK/Direksi + CAD File.

1.7.LAPORAN - LAPORAN

1. Laporan Harian dan Mingguan

Pemborong wajib membuat laporan harian dan laporan mingguan yang

memberikan gambaran mengenai :

2. Kegiatan fisik

Catatan dan perintah Direksi/MK yang disampaikan secara lisan maupun

secara tertulis.

Jumlah material masuk/ ditolak

Jumlah tenaga kerja

Keadaan cuaca, dan

Pekerjaan tambah/ kurang

Progress pekerjaan dengan layout lantai yang dikerjakan

Laporan mingguan harus dilengkapi dengan schedule mingguan instalasi dan

material on site.

Laporan bulanan dilakukan dengan melaporkan progress setiap pekerjaan

dengan bobot pekerjaan. Laporan mingguan merupakan ringkasan dari

laporan harian dan setelah ditanda tangani oleh Project Manager harus

diserahkan kepada Direksi/MK untuk diketahui/ disetujui.

3. Laporan Pengetesan

Pemborong instalasi ini harus menyerahkan kepada Direksi/MK dalam rangkap 3

(tiga) mengenai hal-hal sebagai berikut :

Hasil pengetesan semua persyaratan operasi instalasi.

Hasil pengetesan peralatan

Hasil pengetesan kabel

dan lain-lainnya.

Page 4: 2.3.11.  PERATURAN UMUM PEK. TATA SUARA.pdf

Semua pengetesan dan pengukuran yang akan dilaksanakan harus disaksikan

oleh pihak Direksi/MK.

1.8. PENANGGUNG JAWAB PELAKSANAAN

1. Pemborong instalasi ini harus menempatkan seorang penanggung jawab

pelaksanaan yang ahli dan berpengalaman yang harus selalu berada dilapangan,

yang bertindak sebagai wakil dari Pemborong dan mempunyai kemampuan untuk

memberikan keputusan teknis dan yang bertanggung jawab penuh dalam

menerima segala instruksi yang akan diberikan oleh pihak Direksi/MK.

2. Penanggung jawab tersebut diatas juga harus berada ditempat pekerjaan pada saat

diperlukan/ dikehendaki oleh pihak Direksi/MK.

3. Penanggung jawab lapangan minimal S1 dari displin ilmu yang sesuai.

4. Dalam team project diminta juga ditempatkan team engineering yang melakukan

koordinasi teknis dengan pekerjaan lain.

1.9. PENAMBAHAN/PENGURANGAN/PERUBAHAN INSTALASI

1. Pelaksanaan instalasi yang menyimpang dari rencana yang disesuaikan dengan

kondisi lapangan, harus mendapat persetujuan tertulis dahulu dari pihak konsultan

Perencana dan Direksi/MK.

2. Pemborong instalasi ini harus menyerahkan setiap gambar perubahan yang ada

kepada pihak Direksi/MK dalam rangkap 3 (tiga).

3. Perubahan material, dan lain-lainnya, harus diajukan oleh pemborong kepada

Direksi/MK, secara tertulis dan pekerjaan tambah/kurang/perubahan yang ada

harus disetujui oleh Direksi/MK secara tertulis.

1.10. IJIN - IJIN

Pengurusan ijin-ijin yang diperlukan untuk pelaksanaan instalasi ini serta seluruh

biaya yang diperlukannya menjadi tanggung jawab Pemborong.

1.11. PEMBOBOKAN, PENGELASAN DAN PENGEBORAN

1. Pembobokan tembok, lantai dinding dan sebagainya yang diperlukan dalam

pelaksanaan instalasi ini serta mengembalikannya kekondisi semula, menjadi

lingkup pekerjaan instalasi ini.

2. Pembobokan/pengelasan/pengeboran hanya dapat dilaksanakan apabila ada

persetujuan dari pihak Direksi/MK secara tertulis.

1.12. PEMERIKSAAN RUTIN DAN KHUSUS

1. Pemeriksaan rutin harus dilaksanakan oleh Pemborong instalasi secara periodik

dan tidak kurang dari tiap dua minggu.

2. Pemeriksaan khusus harus dilaksanakan oleh Pemborong instalasi ini, apabila ada

permintaan dari pihak Direksi/MK/Pemilik dan atau bila ada gangguan dalam

instalasi ini.

1.13. RAPAT LAPANGAN

Wakil pemborong harus selalu hadir dalam setiap rapat proyek diatur oleh pemberi tugas.

Page 5: 2.3.11.  PERATURAN UMUM PEK. TATA SUARA.pdf

2. LINGKUP PEKERJAAN TATA SUARA

2.1. UMUM

Pemborong harus menawarkan seluruh lingkup pekerjaan yang dijelaskan baik

dalam spesifikasi ini ataupun yang tertera dalam gambar-gambar, dimana bahan-bahan

dan peralatan yang digunakan sesuai dengan ketentuan-ketentuan pada spesifikasi ini.

Bila ternyata terdapat perbedaan antara spesifikasi bahan dan atau peralatan yang

dipasang dengan spesifikasi yang dipersyaratkan pada pasal ini, merupakan kewajiban

pemborong untuk mengganti bahan atau peralatan tersebut sehingga sesuai dengan

ketentuan pada pasal ini tanpa adanya ketentuan tambahan biaya.

2.2.RUANG LINGKUP (SCOPE) PEKERJAAN SISTEM TATA SUARA

Sebagai tertera dalam gambar-gambar rencana, pemborong pekerjaan Sistem Tata

Suara ini harus melakukan pengadaan dan pemasangan serta menyerahkan dalam

keadaan baik dan siap untuk dipergunakan.

Garis besar scope pekerjaan Sistem Tata Suara yang dimaksud adalah sebagai berikut :

1. Pengadaan, pemasangan dan pengujian Peralatan Sentral Sistem Suara, meliputi

unit sumber sinyal suara (program source), unit equalizer, penguat sinyal suara

(audio amplifier), CAR CALL dan Emergency Voice/Evacuation system.

2. Pengadaan, pemasangan dan pengujian unit kontrol & monitor, Sistem Rak

peralatan- peralatan Sentral Sistem Suara dan Main Distribution Frame (MDF).

3. Pengadaan, pemasangan dan pengujian Kotak Hubung Bagi/Terminal Box di

setiap lantai.

4. Pengadaan, pemasangan dan pengujian kabel-kabel distribusi Sistem Suara antara

peralatan sentral dan sistem rak dengan Kotak Hubung Bagi di setiap lantai.

5. Pengadaan, pemasangan dan pengujian alat pengeras suara (Loud Speaker) dan

jack mikropon sesuai dengan gambar rencana.

6. Pengadaan, pemasangan dan pengujian kabel- kabel pemakaian antara Kotak

Hubung Bagi dengan alat pengeras suara dan jack mikropon di setiap lantai.

7. Melakukan Testing, Commissioning & Training.

3. KETENTUAN BAHAN DAN PERALATAN

Bahan dan peralatan yang akan dipakai harus memenuhi dan atau mendekati

persyaratan teknis sebagai berikut :

3.1. KOTAK HUBUNG BAGI/ TERMINAL BOX

Kotak Hubung Bagi ini harus terbuat dari plat besi setebal 2 mm minimum dan

seluruhnya harus dicat anti karat dengan zinchromat sebelum dicat akhir dengan cat bakar

Acrylic ICI warna kelabu. Kotak Hubung Bagi ini harus dilengkapi dengan kunci yang

seragam untuk semua Kotak Hubung Bagi dan terminal penyambungan kabel. Kotak

Page 6: 2.3.11.  PERATURAN UMUM PEK. TATA SUARA.pdf

Hubung Bagi ini harus dilengkapi dengan kabel gland sebanyak jumlah kabel yang

keluar/ masuk.

4. KABEL

Kabel Feeder ke Junction Box yang dipakai adalah jenis NYMHY dengan jumlah

kawat seperti pada gambar rencana. Kabel-kabel distribusi ke masing-masing loud

speaker yang dipakai adalah jenis NYMHY 3 x 1,5 mm2 dan terletak didalam konduit.

4.1. KONDUIT

Jenis konduit yang bisa dipakai adalah PVC High Impact Conduit dengan

diameter dengan minimal 1 ½ kali diamater kabel.

4.2.TANGGA KABEL

Tangga kabel dipasang dishaft dan terbuat dari besi siku 40 x 4 x 4 mm yang

ditempatkan secara bertolak belakang. Tangga kabel ini harus dilengkapi klem yang

terbuat dari aluminium dan mur baut dari stainless steel yang sesuai dengan besarnya

kabel. Tangga kabel ini harus dicat anti karat dengan zinchromat 2 kali sebelum

dipasang.

5. PERALATAN SENTRAL

Unit sumber sinyal suara (program source) meliputi :

1. Emergency Sirene Generator

2. Digital Pre-record Message untuk Evakuasi

3. Microphone untuk (Emergency, Paging, Car Call)

4. Cassette Tape Recorder/Player

5. Radio Tuner

6. CD Player

Sirene Generator harus dapat diaktifkan oleh sinyal dari Master Control Fire Alarm

System yang secara otomatis mengoverride program Sound System, dengan fasilitas

prioritas pertama untuk fungsi emergency/ evakuasi.

Peralatan Sentral Meliputi :

1. Pre Amplifier/ Mixer.

2. Equalizer.

3. Power Amplifier.

4. Digital Pre-record Message Voice Board.

5. Surveillance Board untuk monitoring short, open, ground fault, power amplifier

failure, speaker line failure.

Sistem harus memiliki kemampuan program software/ hardware untuk testing

maintenance untuk simulasi keadaan emergency/ evakuasi.

5.1.LOAD SPEAKER-MELIPUTI :

1. Ceiling Speaker

2. Wall Speaker

Page 7: 2.3.11.  PERATURAN UMUM PEK. TATA SUARA.pdf

3. Column Speaker

4. Horn Speaker

5.2.EMERGENCY SIRENE GENERATOR

Frequency 400/750 Hz

Output Level 100 mV

Indicator : Red Lamp

5.3.MICROPHONE UNTUK CAR CALL

Type : Desk top type dynamic microphone

Directional Characteristic : Cardiodid ( unidirectional )

Output Impedance : 600 ohm, unbalance (at 1 kHz)

Sensitivity : 2,2 mV/pa

Frequency Range : 200 - 10.000 Hz

Output Level : -76 dB (16 mV) 3 dB at 1 KHz

Call Sign : 4 tone

5.4.MICROPHONE UNTUK EMERGENCY/PAGING

Type : Hand held type dynamic microphone

Directional Characteristic : Cardiodid (unidirectional)

Output Impedance : 600 ohm unbalance

Sensitivity : 2,2 mV/pa

Frequency Range : 100 - 10.000 Hz

Output Level : - 58 dB (16 mV) 3 dB at 1 KHz

5.5.MULTI PLAYER

Frequency Response : 50 - 15.000 Hz

Distortion : 3 %

S/N Ratio : 50 dB

Capacity : 2 Player Cassette + 3 Player Disk

5.6.RADIO TUNER AM/FM RECEIVER

Output Level : - 20 dB

Output Impedance : 10 K. Ohm

Distortion : 1 %

S/N Ratio : 70 dB

5.7.PRE AMPLIFIER

Output Level : -20 dB

Output Impedance : 10 K. Ohm

Frequency Response : 30 - 20.000 Hz 1 dB

Distortion : 0,3 % at 1 k Hz

Page 8: 2.3.11.  PERATURAN UMUM PEK. TATA SUARA.pdf

5.8.GRAPHIC EQUALIZER

Frequency Response : 20 - 20.000 Hz 1 dB

Equalization Control : 12 dB

Equalization Center

Frequency : 50 Hz - 15 K Hz (26 point)

Harmonic Distortion : 0,2 % at 1 K Hz

5.9.POWER AMPLIFIER

Frequency Response : 40 - 16.000 Hz 2 dB

Power Output : Sesuai Kebutuhan

Line Voltage : 50 V, 70 V, 100 V

Noise Figure : 80 dB

Input Sensitivity : 0 dBs/775 mV

5.10. EMERGENCY/EVACUATION POWER AMPLIFIER

Power Requirement : 220 VAC, 24 VDC

Rated Output : Sesuai kebutuhan

Frequency Response : 50 – 16.000 Hz

Distorsion : 1%

S/N Ratio : 60 dB

Control Input : Fire Alarm, Pre-record message, Power AC/DC.

Control Output : - AC/DC Power Conditon

Short open, ground leakage

Power Amplifier Failure

5.11. EMERGENCY CONTROL PANEL

Power Source : 24 VAC

Interlock : Fire Alarm

Microphone : – 4 dBV, 60 ohm / PTT

Output : Emergency 0 dB, 15 ohm

Output Control : 10 individual – zone (Expandable)

LCD Display : 30 characters x 4 lines

Monitor Speaker : 3 watt

5.12. PRE-RECORD MESSAGE

Power Requirement : 24 VDC

Output : 0 dB

No. of Playback Program : 8 program (pre-record)

Memory Card : Scan Disk Complact Flash

Frequency Response : 20 – 20.000 Hz

Distortion : 0,3 %

5.13. CEILING SPEAKER

Sound Pressure Level : 90 dB/1 m/1 W

Frequency Response : 300 – 12.000 Hz

Page 9: 2.3.11.  PERATURAN UMUM PEK. TATA SUARA.pdf

Input Inpedance : 3,3 K Ohm/3 W

5 K Ohm/2 W

10 K Ohm/1 W

Speaker Component : 12 cm dia, 8 ohm

5.14. HEAT RESISTANT CEILING SPEAKER

Sound Pressure Level : 100 dB/1 M/1 W

Frequency Response : 500 – 10.000 Hz

Input Impedance : 10 K Ohm

Heat Resisting Temperature : 380° C

5.15. WALL/ BOX SPEAKER

Sound Pressure Level : 91 dB/1 m/1 W

Input Power : 6 W

Frequency response : 100 - 10.000 Hz

Line Voltage : 100 V

Coverage angle : 100

5.16. HORN SPEAKER

Sound Pres. Level : 112 dB/1 m/1 W

Input Power : 15 W

Line Voltage : 70 V, 100 V

Frequency Response : 250 - 10.000 Hz

Dispersion : 120

5.17. COLUMN SPEAKER

Sound Pressure Level : 96 dB/1 m/1 W

Frequency response : 160 - 12.000 Hz

Input Power : 20 W

5.18. VOLUME CONTROL/ ATTENUATOR

Input Impedance : 1 - 4 K. Ohm

Rated Power : 3 W, 6 W, 30 W, 60 W

Input Voltage : 100 V

5.19. SPEAKER SELECTOR SWITCH

10 Channel Selector, 1 all call per unit, jumlah unit sesuai kebutuhan.

5.20. AC POWER SURGE ARRESTOR

Surge Arrestor

High Impulse Rating 4 – 16 kA (8/20 S)

EMI/RFI Filtering

Power Indication LED

5.21. SIGNAL LINE SURGE ARRESTOR

Page 10: 2.3.11.  PERATURAN UMUM PEK. TATA SUARA.pdf

Surge Arrestor

Line Current up to 1,5 A

Max. Surge Rating 20 kA (8/20 S

6. PERSYARATAN TEKNIS PEMASANGAN

6.1. PERALATAN

a. Rak peralatan Tata Suara ini ditempatkan di ruang sesuai dengan gambar rencana.

b. Supply listrik untuk peralatan ini dimasukan dalam kelompok emergency power

genset.

c. Rak peralatan sistem suara ini harus ditanahkan (ground) dengan hambatan max.

2 ohm dan kebal terhadap gangguan (interferensi) dari gelombang radio (RFI)

maupun terhadap gelombang elektromagnetik (EMI) yang ada disekitarnya.

d. Kebutuhan power amplifier dibagi-bagi menurut kebutuhan PA/BGM, Car Call

dan Emergency.

Dan secara keseluruhan bila ada emergency dari MCP-FA, program PA/BGM

dan Car Call di override untuk sirine dan Pre-message Emergency.

5.2.KABEL DAN KONDUIT

a. Semua kabel yang dipasang mendatar harus dipasang di trunking/tray dan

instalasinya menggunakan pipa conduit.

b. Semua kabel yang dipasang dishaft secara vertikal harus dipasang pada tangga

kabel dan diklem ke struktur bangunan dengan sadle klem.

c. Pemakaian pipa konduit untuk instalasi ini menggunakan pipa konduit PVC. High

Impact.

d. Semua kabel yang keluar dari rak peralatan ini harus melalui kabel gland dan

memakai flexible konduit. Isolasi atara urat-urat kabel terhadap tanah minimum

20 M ohm.

e. Kabel untuk emergency speaker menggunakan FRC.

5.2.1. PENGUJIAN/ JAMINAN

Semua peralatan dalam Sistem Suara ini harus diuji oleh perusahaan pemegang

keagenan peralatan tersebut dimana perusahaan tersebut harus memberikan surat jaminan

atas bekerjanya sistem setelah ternyata hasil pengujian adalah baik.

Pengukuran sound pressure level dilakukan dengan memakai Sound Level Meter.

Pengukuran impedasi kabel instalasi dilakukan dengan Impedance Meter.

Kontraktor menjamin dengan masa pemeliharaan selama masa 6 (enam) bulan

untuk instalasi dan jaminan peralatan selama masa 1 (satu) tahun setelah masa

pemeliharaan.

6. PRODUK

Bahan dan peralatan harus memenuhi spesifikasi. Pemborong dimungkinkan

untuk mengajukan alternatif lain yang setaraf dengan yang dispesifikan. Pemborong baru

bisa mengganti bila ada persetujuan resmi dan tertulis dari direksi dan perencana.

Page 11: 2.3.11.  PERATURAN UMUM PEK. TATA SUARA.pdf

Produk bahan dan peralatan pada dasarnya adalah sebagai berikut :

No. -->Bahan/ Peralatan -->Merk/ Pembuat

1. Peralatan -->Panasonic, Philips, TOA, Inter-M

2. Kabel -->Yuri, Belden

3. Pipa Conduit PVC (High Impack) -->EGA, Clipsal

4. Surge Arrestor -->Erico, LPI, Viking

Note :

1. Didalam pengadaan barang, semua produk harus berasal dari agen tunggal yang

telah ditunjuk oleh Prinsipal masing-masing.

2. Didalam pengajuan persetujuan material kepada MK/Direksi, Kontraktor yang

telah ditunjuk harus melampirkan copy surat keagenan tunggal dari Prinsipal

produk masing-masing.

3. Peserta tender harus melampirkan diagram sistem yang dilengkapi dengan

type/model sesuai produk yang diajukan dengan mengacu kepada kapasitas sistem

yang dibuat oleh konsultan perencana.