23. Data Teknis DI. Danasari Kiri.pdf

download 23. Data Teknis DI. Danasari Kiri.pdf

of 44

Transcript of 23. Data Teknis DI. Danasari Kiri.pdf

  • SPESIFIKASI TEKNIS

    BAB 1. PEKERJAAN PERSIAPAN

    Bagian I. Umum

    1.1. Lokasi Pekerjaan

    Lokasi pekerjaan yang meliputi pekerjaan pembangunan, rehabilitasi, perbaikan dari sistem jaringan irigasi, Bangunan penahan tanggul/proteksi tebing sungai, dapat dilihat pada album gambar-gambar.

    1.2. Ruang Lingkup Kontrak Pekerjaan konstruksi termasuk pembangunan untuk perbaikan saluran sungai yang ada dan bangunannya, pembuatan bangunan baru, perbaikan bendung, kantong lumpur, pintu-pintu, jalan inspeksi serta menambah dan melengkapi bangunan fasilitas lainnya.

    1.3. Jalan Masuk ke Daerah Kerja Jalan masuk ke dan melalui daerah kerja dapat menggunakan jalan-jalan setempat yang berhubungan dengan Jalan Raya yang berdekatan dengan daerah proyek. Penyedia Jasa hendaknya berpegang pada semua peraturan dan ketentuan hukum yang berhubungan dengan penggunaan arah angkutan umum dan bertanggung jawab terhadap kerusakan jalan akibat pembangunan tersebut. Pengguna Jasa tidak bertanggung jawab terhadap pemeliharaan jalan masuk atau bangunan yang digunakan oleh Penyedia Jasa selama pelaksanaan pekerjaan. Apabila Penyedia Jasa membutuhkan jalan lain yang tidak ditentukan oleh Direksi maka harus dikerjakan oleh Penyedia Jasa atas bebannya sendiri, dan harga untuk semua pekerjaan tersebut sudah termasuk dalam Harga Satuan Pekerjaan.

    1.4. Gambar-gambar yang dimiliki Penyedia Jasa

    1. Gambar-gambar Pekerjaan Tetap

    (a) Umum

    Semua gambar-gambar yang dipersiapkan oleh Penyedia Jasa haruslah gambar-gambar yang telah ditanda-tangani oleh Direksi, dan apabila ada perubahan harus diserahkan kepada Direksi untuk mendapat persetujuan sebelum program pelaksanaan selesai.

    (b) Gambar-gambar Pelaksanaan/Gambar Kerja

    Penyedia Jasa harus menggunakan gambar-gambar kontrak sebagai dasar untuk mempersiapkan gambar-gambar pelaksanaan. Gambar-gambar ini dibuat lebih detail untuk pekerjaan tetap. Dan untuk pekerjaan khusus seperti pekerjaan beton dapat memperlihatkan penampang melintang dan memanjang beton. Pengaturan batang pembesian termasuk rencana pembengkokan, pemotongan dan daftar besi beton. Tipe bahan yang digunakan, mutu, tempat dan ukuran yang tepat.

    (c) Gambar-gambar Bengkel/Gudang

    Gambar-gambar bengkel disiapkan oleh Penyedia Jasa untuk keperluan penyimpanan peralatan dan bahan-bahan milik Penyedia Jasa.

    (d) Penyedia jasa harus menyediakan 1 (satu) set gambar-gambar lengkap di lapangan Pekerjaan yang dilaksanakan sebelum ada persetujuan Direksi adalah menjadi resiko Penyedia Jasa. Persetujuan Direksi terhadap gambar-gambar tersebut tidak akan meringankan tanggung jawab Penyedia Jasa atas kebenaran gambar tersebut.

  • 2. Gambar-gambar Pekerjaan Sementara

    (a) Umum

    Semua gambar yang disiapkan oleh Penyedia Jasa harus terinci dan diserahkan kepada Direksi sebelum tanggal program pelaksanaan atau dalam waktu yang telah ditentukan dalam kontrak . Gambar-gambar harus menunjukkan detail dari pekerjaan sementara seperti kisdam, tanggul sementara, pengalihan aliran dan sebagainya. Gambar perencanaan yang disusulkan Penyedia Jasa yang dipakai dalam pelaksanaan konstruksi yang harus diserahkan kepada Direksi sebanyak 3 (tiga) rangkap.

    (b) Gambar-gambar untuk pekerjaan sementara yang ditinggalkan

    Penyedia Jasa hendaknya mengusulkan pekerjaan sementara yang berkaitan dengan pekerjaan tetap. Secara lebih mendetail dan diserahkan kepada Direksi untuk mendapat persetujuan, tujuh hari sebelum tanggal dimulainya pelaksanaan.

    3. Gambar-gambar yang sebenarnya terbangun/terpasang (as-built drawing)

    Selama masa pelaksanaan Penyedia Jasa harus menyiapkan dan menyimpan satu set gambar yang dilaksanakan paling akhir untuk tiap-tiap pekerjaan. Pada gambar yang memperlihatkan perubahan yang sudah dikerjakan sesuai dengan kontrak, sejauh gambar tersebut sudah dilaksanakan dengan benar kemudian dicap sudah dilaksanakan. Gambar-gambar yang dilaksanakan akan diperiksa tiap bulan di lapangan oleh Direksi dan tiap hari oleh Pengawas Lapangan, apabila ditemukan hal-hal yang tidak memuas-kan dan tidak dilaksanakan, diperbaiki kembali selambat-lambatnya 6 (enam) hari kerja. Setelah pelaksanaan pekerjaan selesai, Penyedia Jasa harus menyerahkan gambar pelak-sanaan dalam 3 set cetakan yang dijilid ukuran A3 berikut 1 set negatifnya ukuran A1.

    1.5. Standar

    Semua bahan dan mutu pekerjaan harus sesuai dengan ketentuan-ketentuan dari Standar Nasional Indonesia (SNI). Bila ada pasal-pasal pekerjaan yang tidak ada Standar Indonesia, maka dapat dipakai standar lain yang disetujui oleh Direksi dan sesuai dengan spesifikasi ini. Semua bahan dan mutu pekerjaan yang sepenuhnya diperinci di sini atau tidak dicakup oleh Standar Nasional haruslah bahan dan mutu pekerjaan kelas utama. Direksi akan menetapkan apakah semua atau sebagian bahan yang dipesan atau diantarkan untuk penggunaan dalam pekerjaan, sesuai untuk pekerjaan tersebut dan keputusan Direksi dalam hal ini pasti dan menentukan.

    1.6. Program Pelaksanaan dan Laporan

    1. Program Pelaksanaan Penyedia Jasa harus melaksanakan program pelaksanaan sesuai dengan syarat-syarat kontrak dengan menggunakan CPM network atau Kurva S. Program tersebut harus dibuat dalam dua bentuk yaitu bar-chart dan daftar yang memperlihatkan setiap kegiatan : i). Mulai tanggal paling awal ii). Mulai tanggal paling akhir iii). Waktu yang diperlukan iv). Waktu float v). Sumber tenaga kerja, peralatan dan bahan yang diperlukan

    Aktivitas yang terlihat pada program harus sudah termasuk pelaksanaan sementara dan tetap kelonggaran waktu yang diperlukan untuk persiapan dan persetujuan gambar-gambar pengiriman peralatan dan bahan ke lapangan dan juga kelonggaran dengan adanya hari liburan umum atau keagamaan.

  • 2. Laporan Kemajuan Pelaksanaan

    Sebelum tanggal sepuluh setiap bulan atau pada suatu waktu yang ditentukan Direksi. Penyedia Jasa harus menyerahkan 5 (lima) salinan laporan kemajuan bulanan dalam bentuk yang bisa diterima oleh Direksi, yang menggambarkan secara detail kemajuan pekerjaan selama bulan terdahulu. Laporan sekurang-kurangnya harus berisi hal-hal sebagai berikut : (i) Prosentase kemajuan pekerjaan berdasarkan kenyataan yang dicapai pada bulan laporan

    maupun prosentase rencana yang diprogramkan pada bulan berikutnya. (ii) Prosentase dari tiap pekerjaan pokok yang diselesaikan maupun prosentase rencana yang

    diprogramkan harus sesuai dengan kemajuan yang dicapai pada bulan laporan. (iii) Rencana kegiatan dalam waktu dua bulan berturut-turut dengan ramalan tanggal permulaan

    dan penyelesaian. (iv) Daftar tenaga buruh setempat. (v) Daftar perlengkapan konstruksi peralatan dan bahan di lapangan yang digunakan untuk

    pelaksanaan pekerjaan termasuk yang sudah datang dan dipindahkan dari lapangan. (vi) Jumlah volume pekerjaan yang merupakan bagian pekerjaan tetap harus diuraikan sebagai

    berikut :

    a) Jumlah volume untuk berbagai pekerjaan beton. b) Jumlah volume dari berbagai pekerjaan galian dan timbunan. c) Jumlah volume dari bahan perkerasan jalan yang digunakan. d) Jumlah volume dari pekerjaan pasangan batu yang diselesaikan.

    e) Jumlah banyaknya bangunan dan lain-lain.

    (vii) Uraian pokok pekerjaan sementara yang dilaksanakan selama masa laporan. (viii) Daftar besarnya pembayaran terakhir yang diterima dan dibutuhkan pembayaran yang

    diperlukan pada bulan berikutnya. (ix) Hal-hal lain yang diminta sesuai dengan kontrak, dan masalah yang timbul atau

    berhubungan dengan pelaksanaan selama bulan laporan.

    3. Rencana Kerja Harian, Mingguan dan Bulanan Penyedia Jasa harus menyerahkan 2 (dua) rangkap Rencana Mingguan yang disetujui oleh Direksi setiap akhir minggu dan untuk minggu-minggu berikutnya. Rencana tersebut harus sudah termasuk pekerjaan tanah, pekerjaan konstruksi lainnya yang berhubungan dengan pelaksanaan pekerjaan, pengadaan tanah, pengangkutan bahan dan peralatan serta lain-lain yang diminta Direksi. Penyedia Jasa harus menyerahkan 2 (dua) rangkap rencana kerja harian secara tertulis untuk semua kemajuan yang sudah disetujui oleh Direksi setiap hari maupun untuk hari-hari berikutnya. Rencana kerja harus mencakup pekerjaan tanah, pekerjaan beton dan kegiatan lain yang berhubungan dengan pelaksanaan. Penyedia Jasa harus menyediakan Rencana Kerja Bulanan dengan sistem bar-chart pada akhir bulan dan untuk bulan-bulan berikutnya. Rencana Kerja ini harus memperlihatkan tenggang waktu dari mulai sampai akhir kegiatan utama dengan volume pekerjaannya. Rencana kerja ini harus diserahkan kepada Direksi pada hari ketiga tiap bulan untuk perbaikan dan perubahan.

    4. Rapat bersama untuk membicarakan kemajuan pekerjaan

    Rapat tetap antara Direksi dan Penyedia Jasa diadakan seminggu sekali pada tempat dan waktu yang telah disetujui oleh Direksi. Maksud daripada rapat ini membicarakan kemajuan pekerjaan yang sedang dilakukan, pekerjaan yang diusulkan untuk seminggu selanjutnya dan membahas permasalahan yang timbul agar dapat segera diselesaikan.

  • 1.7. Bahan dan Perlengkapan yang harus disediakan oleh Penyedia Jasa

    1. Umum

    Bila Penyedia Jasa dalam mengusulkan penyediaan bahan dan perlengkapan tidak sesuai dengan standar, Penyedia Jasa harus segera memberitahukan kepada Direksi.

    2. Perlengkapan Konstruksi

    Penyedia Jasa harus segera menyediakan semua perlengkapan konstruksi yang diperlukan dalam pelaksanaan dalam jumlah yang cukup. Apabila Direksi memandang belum sesuai dengan Kontrak, maka Penyedia Jasa harus segera memenuhi kekurangannya dalam penyediaan semua perlengkapan dan peralatan, lengkap dengan spare parts yang cukup dan memeliharanya agar pekerjaan dapat dikerjakan dengan sempurna.

    3. Bahan Pengganti

    Penyedia Jasa harus mendatangkan bahan yang ditentukan, bila bahan tersebut tidak tersedia di pasaran maka dapat digunakan bahan pengganti dengan mendapat ijin tertulis dari Direksi. Harga satuan dalam volume pekerjaan tidak akan disesuaikan dengan adanya pertambahan harga antara bahan yang ditentukan dengan bahan pengganti.

    4. Pemeriksaan Bahan dan Perlengkapan

    Perlengkapan dan bahan yang disediakan oleh Penyedia Jasa akan dilakukan pemeriksaan sesuai dengan ketentuan dalam Kontrak pada salah satu atau lebih tempat yang ditentukan Direksi : (a) Tempat produksi dan pembuatan (b) Tempat pengapalan (c) Lapangan

    Penyedia Jasa supaya menyerahkan penjelasan yang menyangkut perlengkapan dan bahan kepada Pemberi Tugas sesuai yang dimintanya untuk tujuan pemeriksaan, tetapi bagaimanapun juga tidak meringankan Penyedia Jasa dari tanggung jawabnya untuk menyediakan perlengkapan dan bahan sesuai dengan spesifikasi.

    5. Spesifikasi, Brosur dan Data yang harus disediakan oleh Penyedia Jasa

    Penyedia Jasa supaya menyerahkan kepada Direksi tiga set spesifikasi yang lengkap, brosur dan data bahan dan perlengkapan untuk mendapat persetujuan, dan harus disediakan sesuai dengan Kontrak dalam waktu 30 (tiga puluh) hari dari sejak penerimaan Surat Perintah Kerja. Persetujuan dari spesifikasi, brosur dan data bagaimanapun juga tidak meringankan Penyedia Jasa dari tanggung jawabnya dalam hubungannya dengan Kontrak.

    1.8. Survey dan Pengukuran Pekerjaan

    1. Bench Marks

    Tanda dasar untuk Proyek merupakan Bench Mark yang terletak berdekatan dengan Saluran Induk seperti terlihat pada Gambar. Ketinggian dari Bench Mark ini adalah didasarkan pada titik tetap utama. Bench Mark yang lain dan titik referensi yang terletak pada Gambar diberikan kepada Penyedia Jasa sebagai referensi. Sebelum menggunakan suatu Bench Mark dan titik referensi kecuali Bench Mark dasar untuk setting out pekerjaan. Penyedia Jasa harus melakukan pengukuran/pemeriksaan atas ketelitiannya. Pengguna Jasa tidak akan bertanggung jawab atas ketelitian Bench Mark yang lain begitu juga dengan titik referensinya. Penyedia Jasa perlu mendirikan Bench Mark tambahan sementara untuk kemudahannya, tetapi setiap Bench Mark sementara yang didirikan, rencana dan tempatnya harus disetujui oleh Direksi dan akan merupakan ketelitian yang berhubungan dengan Bench Mark yang didirikan oleh Direksi.

  • 2. Permukaan Tanah Asli untuk Tujuan Pengukuran

    Muka tanah yang terlihat pada gambar dianggap betul sesuai dengan Kontrak. Apabila terjadi keraguan dari Penyedia Jasa kebenaran dari muka tanah, sekurang-kurangnya 30 (tiga puluh) hari sebelum mulai bekerja. Penyedia Jasa memberitahukan kepada Direksi secara tertulis untuk menyesuaikan dan melaksanakan pengukuran kembali ketinggian muka tanah tersebut. Dalam segala hal sebelum memulai melaksanakan pekerjaan tanah Penyedia Jasa akan mengukur dan mengambil lokasi ketinggian lokasi pekerjaan, dengan menggunakan Bench Mark atau tidak referensi yang disetujui Direksi. Pengukuran volume yang dikerjakan dibuat berdasarkan ketinggian yang disetujui.

    3. Peralatan untuk Pengukuran

    Penyedia Jasa harus menyediakan dan memelihara peralatan pengukuran untuk dipakai sendiri dan Direksi. Alat dan perlengkapan itu harus baik menurut Direksi dan harus diganti jika hilang atau rusak. Semua alat-alat dan perlengkapan itu tetap menjadi milik pemborong. Penjelasan secukupnya harus diserahkan bersama penawaran, untuk memungkinkan Direksi menilai mutu dari alat-alat dan perlengkapan yang akan disediakan Penyedia Jasa. Alat-alat dan perlengkapan itu tidak boleh ditukar dalam waktu pelaksanaan kontrak, kecuali dengan ijin atau perintah Direksi.

    1.9. Pekerjaan Sementara

    1. Umum

    Penyedia Jasa akan bertanggung jawab terhadap pelaksanaan, spesifikasi, pelaksanaan dan berikut pemindahan semua pekerjaan sementara untuk pelaksanaan pekerjaan dengan sebaik-baiknya. Detail dari pekerjaan sementara dimana Penyedia Jasa bermaksud untuk melaksanakan di lapangan, pertama-tama diserahkan kepada Direksi untuk mendapatkan persetujuan sesuai dengan prosedur dalam Spesifikasi Teknis. Apabila Penyedia Jasa bermaksud mengajukan alternatif untuk pekerjaan sementara di luar daerah lapangan seperti terlihat pada Gambar, semua biaya yang dibutuhkan untuk melaksanakan termasuk pembebasan tanah, sewa tanah dan sebagainya, ditanggung oleh Penyedia Jasa dan biayanya sudah termasuk pada uraian pekerjaan pada daftar volume pekerjaan. Keterlambatan tidak akan meringankan Penyedia Jasa terhadap tanggung jawab untuk memenuhi ketentuan dalam Kontrak. Dalam hal tersebut tidak diberikan perpanjangan waktu bila terjadi keterlambatan.

    2. Lapangan Kerja

    Lapangan kerja seperti terlihat pada gambar yang digunakan untuk pelaksanaan pekerjaan, dijamin oleh Pemberi Tugas dan bebas biaya pembebasan tanah. Penyedia Jasa sedapat mungkin melaksanakan pekerjaan sementara pada lokasi seperti pada gambar atau seperti petunjuk Direksi. Penyedia Jasa hendaknya membatasi kegiatan peralatan dan anak buahnya pada tanah yang sudah dibebaskan, termasuk arah jalan masuk yang disetujui Direksi sehingga mengurangi kerusakan supaya diperbaiki. Sebelum diterimanya pekerjaan oleh Pemberi Tugas tanah harus dikembalikan ke keadaan semula. Penyedia Jasa bertanggung jawab langsung kepada Pemberi Tugas untuk semua kerusakan misalnya kerusakan tanaman atau tanah hasil galian baik milik Pengguna Jasa atau orang lain. Penyedia Jasa mengganti kerugian terhadap semua kehilangan dan tuntutan karena kerusakan tersebut sesuai dengan ketentuan dalam Kontrak.

    3. Kantor, Perumahan Staf, Gudang, Bengkel, Pemondokan Buruh dsb (addinda = tergantung kondisi dan

    keperluan proyek)

    Penyedia Jasa harus menyediakan, memelihara dan memindahkan bangunan sementara seperti kantor, perumahan staf, gudang, bengkel, pemondokan buruh dan memindahkan bangunan sementara lainnya setelah selesai pekerjaan. Penyedia Jasa harus menyediakan sebuah bangunan sekurang-kurangnya 45 m2 yang terdiri dari 3 ruang kira-kira 15 m2 dilengkapi dengan peralatan secukupnya serta satu toilet dan kamar mandi luas 4 m2. Kantor tersebut harus dibangun dengan baik, tahan air dan dilengkapi dengan jendela untuk memberikan penerangan yang cukup untuk setiap ruang dan dilindungi dengan terali besi dan kerai, diberi fasilitas air minum, alat penerangan, pembuangan dan alat komunikasi. Semua biaya untuk keperluan tersebut ditanggung Penyedia Jasa.

  • Penyedia Jasa supaya menyerahkan rancangan tempat kerja dan bangunan sementara secara umum kepada Direksi untuk mendapatkan persetujuan pada waktu yang ditetapkan. Pelaksanaan pekerjaan tidak boleh dimulai sebelum mendapatkan persetujuan Direksi. Perumahan staf dan pemondokan buruh harus dilengkapi dengan semua pelayanan yang perlu seperti pembuatan saluran air bersih, penerangan, jalan, gang, tempat parkir, pemagaran, kesehatan, ruang masak, pencegahan kebakaran dan peralatan pencegahan api sesuai dengan batas yang ditentukan dalam Kontrak.

    4. Pekerjaan Pengeringan selama Pelaksanaan (Addinda)

    Pengeringan air harus dilakukan selama pelaksanaan pekerjaan saluran, drainase dan bangunan. Penyedia Jasa harus memasang, memelihara semua pipa dan peralatan lain yang diperlukan untuk pengeringan air agar lokasi pekerjaan bebas dari air sehingga pekerjaan konstruksi dapat dilakukan sesuai dengan syarat-syarat. Penyedia Jasa bertanggung jawab untuk memperbaiki kerusakan akibat banjir atau kegagalan pengeringan air atau pekerjaan pengamanan. Kisdam, semua tanggul atau pengeringan air sementara harus segera dibongkar atau diratakan sehingga kelihatan baik dan tidak menganggu kelancaran aliran air setelah pekerjaan perbaikan bangunan dan saluran selesai. Cara pengeringan air yang dilakukan oleh Penyedia Jasa harus mendapat persetujuan Direksi, dan tidak boleh menganggu jalannya air yang dibutuhkan untuk pengairan pada jaringan pengairan yang ada. Apabila pelaksanaan pekerjaan berada di bawah muka air tanah, air tersebut supaya dipompa dahulu sebelum dilakukan penggalian. Pengeringan air dilakukan sedemikian rupa, sehingga dapat dipelihara kestabilan dari dasar dan sisi miring yang digali sehingga semua pelaksanaan konstruksi dikerjakan pada keadaan kering.

    5. Pengalihan Sementara dari Saluran Irigasi yang ada

    Penyedia Jasa tidak diperbolehkan menganggu saluran irigasi yang ada selama pelaksanaan pekerjaan. Direksi akan meminta Penyedia Jasa untuk mengerjakan pekerjaan pengalihan sementara pada saluran irigasi yang ada sebelum melaksanakan pekerjaan saluran serta bangunan yang berhubungan. Penyedia Jasa supaya menyerahkan rencana pengalihan sementara untuk mendapatkan persetujuan Direksi. Setelah rencana itu disetujui oleh Direksi, pelaksanaan pekerjaan pengalihan sementara harus sesuai dengan rencana yang telah disetujui.

    1.10. Keamanan dan Pemeriksaan Kesehatan

    1. Umum

    Semua keamanan dan pemeriksaan kesehatan yang perlu selama pelaksanaan pekerjaan, antara lain pengaturan kesehatan, pembersihan lapangan, bahan peledak dan bensin, pemagaran sementara, keamanan dan pencegahan kebakaran, dibuat dan dipelihara oleh Penyedia Jasa atas biaya Penyedia Jasa. Penyedia Jasa harus bertanggung jawab terhadap semua keamanan dan kesehatan. Tidak ada pembayaran tambahan, dan dalam hal ini semua biaya sudah termasuk dalam harga kontrak.

    2. Sistem Pengawasan Keamanan

    Penyedia Jasa supaya mengatur sistim pengawasan keamanan dan organisasinya dan diserahkan untuk mendapatkan persetujuan kepada Direksi. Sistim pengawasan keamanan dengan kapasitas peralatan dan tenaga yang cukup untuk menghindari kecelakaan dan kerusakan terhadap manusia dan barang milik yang bersangkutan. Sistim pengawasan keamanan harus dilaksanakan sesuai dengan program yang disetujui dan berpegang pada hukum/peraturan yang berlaku di Indonesia.

    3. Peraturan Kesehatan

    Penyedia Jasa harus mengusahakan lapangan kerja dalam keadaan bersih dan keadaan sehat serta memperlengkapi/memelihara kemudahan untuk penggunaan tenaga yang dikerjakan pada suatu tempat yang telah disetujui oleh Direksi dan oleh Penguasa setempat. Penyedia Jasa hendaknya juga membuat pengumuman dan mengambil langkah-langkah pencegahan yang perlu untuk menjaga agar lapangan kerja tetap bersih.

  • 1.11. Penyelidikan Tanah Tambahan Penyedia Jasa atas perintah Direksi akan melakukan penggalian dan atau pengeboran yang berhubungan dengan penyelidikan tanah pada bangunan-bangunan yang telah ada di lapangan atau di tempat-tempat lain. Pekerjaan-pekerjaan yang dilakukan akan mencakup contoh tanah undisturb atau disturb dari material pondasi untuk pemeriksaan (analisa), pengetesan langsung pada pondasi dengan disaksikan oleh Direksi dan menyerahkan contoh-contoh (samples) untuk dilakukan pengetesan laboratorium. Penyedia Jasa akan menyerahkan hasil dari penyelidikan tanah kepada Direksi dengan segera untuk mendapatkan persetujuan Direksi.

    1.12. Foto-foto

    Penyedia Jasa harus menyerahkan foto untuk laporan progress pekerjaan pada lokasi yang ditentukan oleh Direksi. Minimum tiga gambar harus diambil pada tiap lokasi yang memperlihatkan keadaan sebelum mulai pekerjaan, keadaan dalam tahap konstruksi dan keadaan dalam penyelesaian. Foto-foto pada tiap lokasi harus diambil dengan arah yang tertentu dan tetap dalam ketiga-tiganya keadaan tersebut di atas dengan latar belakang yang mudah dipakai sebagai tanda dari lokasi tersebut. Ketiga gambar untuk tahapan itu harus diletakkan dalam album disertai dengan tanggal pengambilan, foto negative yang bersangkutan harus diserahkan dalam album terpisah yang mudah dihubungkan satu sama lain. Enam set album-album harus diserahkan kepada Direksi pada penyelesaian pekerjaan.

    1.13. Mutual Check

    1. System Pekerjaan

    1.1. System Pelaksanaan Pekerjaan ini adalah kontrak harga satuan.

    2. Pelaksanaan Mutual Check

    2.1. Pelaksanaan Mutual Check I diadakan dengan tender Drawing yang telah dimenangkan Penyedia Jasa.

    2.2. Pelaksana untuk Pekerjaan Mutual Check adalah terdiri dari Penyedia Jasa bersama-sama dengan

    Direksi.

    2.3. Uraian Pekerjaan Mutual Check yang dilaksanakan Penyedia Jasa adalah sebagai berikut :

    - Pengukuran kembali semua kegiatan-kegiatan pekerjaan dengan mencocokkan kembali pada titik tetap dengan ketelitian 10 VL.mm.

    - Membuat gambar-gambar hasil pengukuran kembali (Uitsetten) profil memanjang dan melintang dengan mengikuti Standar Penggambaran Tender Drawing.

    - Membuat gambar-gambar bangunan dengan mengikuti Standar Penggambaran Tender Drawing (termasuk gambar detail).

    - Membuat perhitungan Hidrolis, apabila ada perubahan bentuk. - Membuat perhitungan Bill of Quantity (BOQ) dan RAB perubahan tambahan/ pengurangan.

    2.4. Semua produk-produk hasil Uitsetten (data pengukuran kembali, gambar-gambar, Bill of Quantity,

    RAB tambahan biaya/pengurangan biaya) disampaikan kepada Pimpro untuk selanjutnya ditelita/diperiksa kebenarannya dan setelah mendapat persetujuan dari Direksi maka Penyedia Jasa dapat melaksanakan pekerjaan tersebut.

    2.5. Dari hasil pengukuran kembali/Uitsetten akan didapat perbandingan volume dengan Tender

    Drawing.

    2.6. Gambar-gambar hasil Uitsetten adalah sebagai dasar untuk Pelaksanaan Konstruksi Lapangan.

  • 3. Mutual Check II

    3.1. Mutual Check II dilaksanakan untuk mendapatkan pekerjaan yang sebenarnya dilaksanakan/gambar terpasang (Asbuilt Drawing).

    3.2. Dari hasil Mutual Check II dengan gambar terpasang (Asbuilt Drawing) sebagai dasar pembayaran

    volume pekerjaan yang telah selesai dikerjakan.

    3.3. Semua gambar-gambar terpasang (Asbuilt Drawing) dibuat rangkap 4.

    4. Jangka Waktu Pelaksanaan Mutual Check

    4.1. Jangka Waktu Pelaksanaan Mutual Check akan diatur/ditentukan Direksi. 4.2. Jika tidak ditentukan lain pengajuan biaya tambahan/pengurangan biaya, paling lambat 1 bulan

    sebelum jangka waktu pelaksanaan berakhir sudah harus disampaikan kepada Pimpro dan instansi yang berwenang.

    4.3. Segala ketentuan-ketentuan yang belum diatur dalam Mutual Check ini akan ditentukan kemudian

    oleh Direksi.

    5. Penilaian dan Pembayaran

    Semua pengeluaran yang timbul untuk semua kebutuhan Mutual Check menjadi tanggung jawab Penyedia Jasa.

  • BAB 2. PEKERJAAN TANAH

    Bagian I. Pembersihan

    2.1. Pembersihan

    1. Semua daerah di sekitar jalur yang perlu dibersihkan seperti yang ditentukan oleh Direksi, harus

    dibersihkan dari segala pohon-pohon, semak-semak sampah dan bahan lain yang mengganggu dan bahan-bahan itu harus dibuang, kecuali bila ada ketentuan lain yang disetujui oleh Direksi. Umumnya hanya pohon-pohon yang mengganggu bangunan yang dimaksudkan dalam spesifikasi ini yang harus dibuang, dan ditumpuk di tempat-tempat yang ditunjuk oleh Direksi di sepanjang tepi jalan atau batas tanah. Pagar-pagar, dinding-dinding, bangunan-bangunan reruntuhan dari tempat-tempat pekerjaan harus dibuang menurut persetujuan Direksi.

    2. Penyedia Jasa harus membongkar akar-akar, kemudian mengisi lobang dan dipadatkan dan

    memindahkan dari tempat semula bahan-bahan yang timbul akibat pembersihan lapangan. 3. Penyedia Jasa diminta untuk memulai pembersihan jauh sebelum pekerjaan pembangunan dimulai. 4. Pekerjaan dianggap disetujui sesudah semua bahan-bahan yang berguna dan peralatan dikumpulkan. 5. Semua kerusakan terhadap pekerjaan-pekerjaan dan milik umum atau Perorangan yang diakibatkan

    pekerjaan pembersihan yang dilaksanakan oleh Penyedia Jasa harus diperbaiki atau diganti biaya Penyedia Jasa.

    6. Semua pengeluaran yang timbul akibat dari pekerjaan tersebut menjadi tanggung jawab Penyedia Jasa.

    2.2. Stripping (Pengupasan)

    Sebelum Penggalian dari borrow pits dimulai, terlebih dahulu membersihkan dan mengupas seperlunya daerah untuk timbunan. Begitu juga pada tanggul, sebelum penimbunan dimulai terlebih dahulu tanggul dibersihkan dan dikupas setebal 0.15 m atau pembuatan terasering dengan ukuran 0.50 m x 0.50 m.

    Bagian II. Pekerjaan Penggalian Tanah 2.3. Galian pada Pondasi Bangunan

    1. Dasar dan sisi galian, dimana akan didirikan bangunan harus selesai dengan rapi menurut duga/tingkat

    dan dimensi yang dikehendaki Direksi. Jika waktu penggalian material yang digali melampaui garis dan tingkat yang telah ditentukan, galian yang melampaui batas tadi harus ditimbuni lagi seluruhnya dengan material yang terpilih kemudian ditumbuk atau digilas lapis demi lapis yang tebalnya tidak lebih dari 20 cm dengan dan atas biaya Penyedia Jasa. Jika tanah pondasi asli (natural foundation) terganggu atau longgar karena pekerjaan-pekerjaan penggalian Penyedia Jasa, ia harus dipadatkan dengan menumbuknya atau menggilasnya atau jika Direksi menghendakinya ia harus dipindahkan atau diganti dengan bahan yang terpilih yang seluruhnya harus dipadatkan.

    2. Jika pada suatu tempat penggalian bangunan atau penggalian untuk bangunan lainnya yang dikehendaki

    dipakai bahan yang tidak cocok, untuk pondasi menurut ketentuan Direksi, maka Direksi akan memerintahkan secara tertulis untuk memindahkan barang-barang yang tidak cocok tersebut dan dipadatkan seluruhnya dengan menumbuknya atau menggilasnya lapis demi lapis yang tebalnya tidak boleh lebih dari 20 cm. Semua biaya yang diakibatkan adanya perintah Direksi tersebut menjadi beban dan tanggung jawab Penyedia Jasa.

    3. Penyedia Jasa harus menjaga agar galian bebas dari air selama masa Pembangunan. Cara menjaga galian

    bebas dari air, pengeringan dan pembuangan air harus dengan cara yang dapat disetujui oleh Direksi.

  • 4. Penyedia Jasa harus menjamin adanya peralatan yang stand by dan cukup di lapangan setiap waktu guna menghindari terputusnya kontinuitas pengeringan air.

    2.4. Tanah-tanah Longsor (Slide Material)

    Tanah-tanah yang tidak dapat bertahan pada lereng-lereng seperti ditunjukkan di gambar atau yang ditentukan oleh Direksi dan Material-material yang mungkin longsor ke daerah galian di sepanjang garis galian, harus dipindahkan oleh Penyedia Jasa menurut cara yang disetujui, dan lereng-lereng harus diselesaikan kembali menurut garis dan tingkat yang ditetapkan oleh Direksi. Penyedia Jasa mungkin diminta pula untuk menggali daerah-daerah yang mungkin akan longsor di luar batas-batas penggalian yang diperlukan untuk mencegah kerusakan pada pekerjaan atas biaya Penyedia Jasa.

    2.5. Bahan Hasil Galian

    1. Diharapkan bahwa semua bahan-bahan dari galian yang dimaksud akan cocok untuk dipakai dalam pembangunan-pembangunan yang dikehendaki menurut spesifikasi ini. Dimana dapat dikerjakan semua bahan-bahan harus diletakkan dari penggalian ke tempat-tempat terakhir yang telah direncanakan kecuali jika bahan tersebut menurut perintah Direksi harus ditempatkan di tempat penampungan sementara dan untuk kemudian harus ditempatkan di tempat yang telah direncanakan. Sepanjang masih dapat dikerjakan sebagaimana ditempatkan oleh Direksi, semua bahan-bahan yang telah direncanakan untuk digunakan dalam pemadatan harus diusahakan agar kadar air cukup dengan cara menyiramnya atau cara-cara lain yang cocok sebelum dan selama penggalian.

    2. Seluruh bahan timbunan di sekitar bangunan-bangunan yang berada pada lereng-lereng, dan garis-garis batas yang telah ditentukan pembayarannya untuk bangunan, dan berada di bawah permukaan tanah asli dinyatakan sebagai timbunan kembali yang dipadatkan (compacted back fill) dan semua timbunan atau timbunan kembali di sekitar bangunan dan di atas permukaan tanah awali harus dikerjakan sebagai membuat tanggul atau tanggul yang dipadatkan, kecuali ada ketentuan yang lain pada syarat-syarat khusus.

    3. Dimana tanah yang baik dari penggalian yang ditentukan tidak mencukupi untuk pembuatan tanggul.

    Penimbunan kembali dan pekerjaan tanah lainnya yang diperlukan seperti tertera di dalam gambar atau petunjuk Direksi maka tambahan tanah yang baik dapat diambil dari daerah pengambilan yang direncanakan seperti yang telah disetujui oleh Direksi.

    4. Bahan hasil galian yang mengandung tonggak-tonggak, akar-akar dan bahan-bahan lain yang

    mengganggu dan bahan galian yang tidak diperlukan untuk penimbunan kembali, penanggulangan dan bangunan lain yang diperlukan menurut spesifikasi ini harus ditempatkan di tempat penimbunan (spoil bank) yang berbatasan dengan saluran irigasi dan saluran-saluran Drainage, jalan-jalan air, muara serta pembuangan yang rembes yang terletak pada atau di luar jalan yang diperlukan untuk ditimbuni, dan daerah-daerah pembuangan lainnya yang direncanakan oleh Direksi.

    5. Tempat penimbunan (spoil bank) yang berbatasan dengan tanggul-tanggul saluran harus bersambung

    kecuali untuk celah-celah (gaps) dengan selang-selang yang pantas untuk Drainage seperti yang ditunjukkan pada gambar atau petunjuk Direksi.

    Semua tempat penimbunan dan daerah pembuangan harus diratakan dan dimiringkan untuk keperluan pembuangan dan dirapikan menurut garis-garis teratur yang ditunjukkan pada gambar-gambar atau menurut petunjuk-petunjuk dari Direksi.

    2.6. Borrow Area (Daerah Asal Bahan)

    1. Bila disebutkan atau diperintahkan oleh Direksi, bahan timbunan yang diperlukan untuk pekerjaan harus diambilkan dari borrow area yang disetujui, setelah diuji untuk mengetahui kecocokan bahan.

    2. Sebelum penggalian pada tanah tersebut, permukaannya harus dikupas dari tanaman-tanaman termasuk

    akar-akarnya.

    Apabila diperintahkan Direksi permukaan tanah harus dikupaskan sampai kedalaman 0.15 m, untuk sementara tanah kupasan ditimbun dan ditempatkan di sekitar borrow area.

  • 3. Setelah selesai penggalian, Penyedia Jasa harus meninggalkan daerah tersebut dalam keadaan rapi sesuai petunjuk Direksi, termasuk semua pekerjaan tanah yang diperlukan untuk mencegah penggenangan air di daerah tersebut. Apabila borrow area terletak pada sawah atau tanah tegalan, tanah yang dipakai untuk timbunan tidak boleh melebihi kedalaman 0.5 m dan setelah semua penggalian selesai, daerah tersebut bisa dipakai kembali untuk pertanian, termasuk hal-hal yang menyangkut pengairan dan drainase dari daerah tersebut.

    4. Batas borrow area minimum 20 m di luar batas pekerjaan tetap.

    5. Penyedia Jasa harus menggali, memuat, mengangkut, membuang, membentuk dan memadatkan bahan-

    bahan timbunan tersebut sampai dengan ukuran yang tercantum di dalam gambar. 2.7. Penggalian Saluran dan Pembuangannya

    1. Penggalian saluran harus sesuai dengan Dimensi yang ada pada gambar. 2. Tanah galian dari saluran primer, sekunder, saluran pembuang dan saluran jalan harus ditempatkan di

    sepanjang tanggul saluran atau jika terdapat kelebihan galian, dan jika tidak disebutkan, harus diletakkan di tanggul lain yang memerlukan tambahan timbunan.

    3. Kelebihan galian yang tidak dibutuhkan untuk pekerjaan tanah, baik setempat atau di tempat lain dimana

    volume galian dan timbunan tidak seimbang di sepanjang saluran, harus diletakkan pada tempat tanggul buangan terpisah, di luar pekerjaan tanah permanen. Tanggul buangan ini harus dibentuk menurut ukuran yang ditunjuk dalam gambar atau menurut Direksi dan harus dibentuk sedemikian rupa sehingga rapi dan stabil. Penyedia Jasa harus menyiapkan rencana pekerjaan tanah tersebut bagi setiap bagian dari pekerjaan dengan detail lokasi dan program penggalian dari saluran dan membuang tanahnya sebagai timbunan tanggul.

    4. Penyedia Jasa harus mengajukan usul rencana pelaksanaan pekerjaan tanah tersebut ini selambat-lambat

    7 (tujuh) hari sebelum tanggal yang dimaksud sebagai pemberitahuan kepada Direksi. 2.8. Longsoran di Talud

    Penyedia Jasa harus mencoba untuk menjaga dengan sangat hati-hati dan mengambil tindakan pencegahan yang diperlukan, untuk mencegah terjadinya longsoran bahan di samping galian dan tanggul. Dalam hal terjadinya longsoran Penyedia Jasa harus memperbaiki semua pekerjaan tanah dan kerusakan yang bersangkutan dan melaksanakan perubahan yang diperlukan pada pekerjaan yang dapat disetujui Direksi.

    2.9. Kelebihan Penggalian

    Jika selokan atau saluran digali, tanggul atau berm dibentuk di luar ukuran yang disebutkan, harus membangun kembali sesuai Spesifikasi, atau ditentukan lain menurut petunjuk Direksi.

    2.10. Luasnya Penggalian

    Luasnya penggalian tanah harus diusahakan sekecil mungkin sesuai pendapat Direksi. Penggalian dimulai pada muka tanah dengan keharusan mengambil kelebaran yang sesuai menurut petunjuk pada gambar atau sesuai yang ditentukan oleh Direksi, dan harus turun ke bawah dan akhirnya baru menambah luasnya. Pembangunan saluran terbuka dan pipa selalu harus dibatasi pada panjang yang telah mendapat persetujuan Direksi lebih dahulu secara tertulis. Pekerjaan pada setiap panjang yang sudah disetujui, diselesaikan sampai memuaskan Direksi sebelum pekerjaan selanjutnya dimulai.

  • Bagian III. Pekerjaan Tanggul 2.11. Tanggul

    1. Tanggul-tanggul untuk saluran primer, sekunder, saluran pembuang, sungai harus dibentuk dengan

    galian tanah dari saluran dan saluran pembuang bila tersedia. Bila diperlukan tambahan tanah untuk timbunan dari hasil galian saluran dan saluran pembuang maka harus didapat dari borrow area sesuai dengan Pasal 2.06.

    2. Tanggul untuk saluran di atas tanah asli harus dibuat rapat air, dan tidak boleh ada tanda-tanda rembesan

    sesudah diisi dengan debit maximum. 3. Tanggul tersebut di atas dan tanggul yang dipakai sebagai jalan inspeksi atau jalan masuk harus dibentuk

    seperti yang telah diuraikan di atas atau dibuat dengan cara lain yang disetujui Direksi.

    4. Bahan timbunan dihampar horizontal dan ketebalan merata secara berlapis-lapis dan tiap lapis tidak boleh mempunyai ketebalan lebih dari 0,20 m.

    5. Pemadatan harus dilaksanakan dengan mesin penggilas, mesin pemadat, mesin penggetar atau caralain

    yang disetujui sehingga hasil pemadatang mencapai tidak kurang 90% dari pemadatan kering maximum yang ditentukan oleh tes Standar Proctor Compaction yang harus sering dilaksanakan atas permintaan Direksi selama pelaksanan pekerjaan.

    6. Timbunan di atas tanah asli di belakang bangunan-bangunan baru harus dipadatkan seperti yang

    diuraikan di atas bagi tanggul-tanggul yang dipakai untuk jalan inspeksi. Apabila tidak ditentukan lain di dalam gambar atau atas perintah Direksi, maka semua tanggul saluran harus mempunyai kemiringan sesuai dengan gambar.

    7. Bahan-bahan basah dari penggalian seluran, kecuali bila ditentukan oleh Direksi bahwa tidak sesuai,

    akan digunakan dalam pembuatan tanggul, tetapi bahan yang kebasahannya melebihi batas, dapat menyebabkan adanya penolakan.

    Penyedia Jasa harus merencanakan Operasi-operasi pembuatan tanggulnya dengan mempertimbangkan mungkin perlunya penundaan penimbunan, penyampuran dengan bahan-bahan kering atau prosedur-prosedur lain atau kombinasi seperti yang diperlukan untuk memungkinkan penempatan material di tanggul yang diperinci dengan kelebihan yang sesuai.

    2.12. Penyiapan Tanah 1. Penggalian saluran atau saluran pembuang yang hasilnya akan dipakai untuk bahan timbunan harus

    bersih dari segala kotoran dan tumbuh-tumbuhan termasuk akar-akarnya 2. Sebelum mulai menimbun permukaan tanahnya harus digaruk sampai kedalaman yang lebih besar dari

    retak-retak tanah yang ada dan paling tidak sampai kedalaman 0.15 m dan kadar air dari tanah garukan harus selalu dijaga baik dengan cara pengeringan alam atau pembasahan dengan alat semprot.

    3. Bila oleh karena sesuatu sebab pelaksanaan penempatan dan pemadatan terhenti, permukaan dari

    timbunan harus digaruk kembali dan kadar airnya diperiksa kembali sebelum pelaksanaan pemadatan dilanjutkan.

    2.13. Tambahan untuk Penurunan Tanah

    Penyedia Jasa memperhitungkan tambahan timbunan tanggul, pengisian guna mengatasi pemadatan sendiri (Settlement) dan penurunan akibat pemadatan tanah timbunan dari tanggul sedemikian rupa sehingga lebar dan ukuran permukaan yang telah selesai pada akhir mas pemeliharaan harus sesuai dengan tinggi, dan ukuran yang ditunjukkan dalam gambar atau atas perintah Direksi.

    2.14. Percobaan Pendahuluan untuk Tanah Timbunan

    Bahan-bahan yang diusulkan untuk timbunan harus diuji di laboratorium yang telah disetujui Direksi untuk menentukan karakteristik dan sifat-sifat bahannya.

  • 2.15. Pemadatan pada Timbunan

    1. Tanggul-tanggul dan timbunan-timbunan (Urugan-urugan) yang direncanakan pada gambar-gambar harus dihampar dalam lapisan setebal 20 cm. Operasi-operasi Penyedia Jasa dalam penggalian material yang direncanakan untuk digunakan pada tanggul-tanggul atau urugan-urugan yang dipadatkan harus dikerjakan sedemikian rupa sehingga material tersebut berada dalam keadaan baik waktu ditempatkan. Bagian dari tanggul saluran yang pada gambar direncanakan untuk dipadatkan harus dibangun dari material yang baik dan paling cocok untuk memberikan kekedapan (impermeabilitas) dan stabilitas waktu dipadatkan.

    2. Sebelum dan selama operasi penempatan berjalan, material harus mempunyai kelebihan optimum yang

    praktis yang diperlukan untuk maksud-maksud pemadatang, seperti yang ditentukan oleh Direksi dan kelembaban tersebut harus merata pada setiap lapisan. Selama dapat dilaksanakan seperti yang ditentukan oleh Direksi material harus dibuat agar mengandung kelembaban yang cocok di tempat penggalian. Jika kelembaban kurang dari ukuran optimum untuk pemadatang, pemadatang tidak boleh dilanjutkan, kecuali ada persetujuan khusus dari Direksi dan kelembaban ditambah dengan memerciki air dan mengolahnya di tempat pemadatan.

    Jika kelembaban melebihi dari batas maksimum yang diijinkan untuk pemadatan pekerjaan pemadatan tidak boleh dilanjutkan, (kecuali ada persetujuan khusus dari Direksi), sampai material tersebut harus dikeringkan dengan mengolahnya dan mencampurnya dengan bahan-bahan yang kering atau cara lain yang disetujui.

    3. Material yang dipadatkan harus ditimbun dengan lapisan setebal tidak lebih dari 20 cm setelah

    dipadatkan dan pengamparan material tersebut harus dibuat sedemikian rupa sehingga tanah yang dipadatkan homogen, bebas dari kantong-kantong, dan cacat-cacat lainnya.

    4. Operasi-operasi penggalian dan penempatan harus dibuat sedemikian rupa sehingga material yang

    dipadatkan akan cukup bercampur/berpadu dengan baik untuk menjamin adanya tingkatan-tingkatan pemadatan yang baik sehubungan dengan kepadatannya dan stabilitasnya.

    Segala jenis roller pemadat harus dilengkapi dengan batang pembersih (cleaner bar).

    5. Untuk bagian tanggul-tanggul yang berbatasan dengan bangunan, termasuk pipa-pipa beton, dimana

    pemadatan tanggul-tanggul atau urugan yang diperlukan tidak mungkin dilakukan dengan alat penggilas untuk mendapatkan pemadatang yang cukup, maka tanggul atau urugan harus dipadatkan dengan mesin penumbuk (mechanical tamper) dengan berat dan design cukup untuk mencapai kepadatan yang setingkat dengan tanggul atau urugan yang dipadatkan didekatnya.

    Dalam tebal lapisan-lapisan pemadatan tanah dan kelembaban bahan-bahan tersebut yang akan ditimbun harus seperti Spesifikasi di atas dan pemeliharaan khusus harus dijalankan untuk menjamin agar ada ikatan yang cukup dan tanggul-tanggul yang akan dipadatkan didekatnya. Penyedia Jasa harus bertanggung jawab atas kerusakan-kerusakan bangunan yang disebabkan operasi-operasi pemadatan bahan tanggul atau urugan yang berdampingan dengan bangunan-bangunan lain dan harus diperbaiki atas biaya Penyedia Jasa.

    6. Pemadatan dengan tenaga manusia. a. Material yang akan dipadatkan harus dibuat dengan lapisan-lapisan horizontal dengan tebal tidak

    lebih dari 20 cm dengan alat penumbuk dengan tangan beratnya kurang dari 15 kg serta jarak jatuh bebas (graving fall) untuk melaksanakan pekerjaan harus 30 cm. Material harus dipadatkan sampai kepadatan yang diinginkan tercapai. Penumbuk tangan (hand tamper) boleh dibuat dari besi atau beton, sedang penggunaan kayu atau batang kelapa tidak diijinkan.

    b. Penggunaan tenaga wanita dan anak-anak di bawah umur 16 tahun tidak diijinkan.

    7. Dalam penempatan dan pemadatan urugan-urugan dari tanggul yang berdampingan dengan pipa beton, material yang cukup harus ditempatkan dengan hati-hati pada setiap sisi-sisi pipa tersebut, serta harus ditumbuk sehingga melekat erat-erat pada pipa untuk menjaga garis arah dan tingkat yang sesuai dengan pipa.

  • Material yang ditempatkan harus menurut spesifikasi ini dengan cara bersamaan pada kedua sisi pipa untuk mencegah adanya pergeseran pipa-pipa selama penempatan dan pemadatan material tanah tersebut.

    8. Material pada tanggul yang dipadatkan dan urugan kembali yang dipadatkan, harus dipadatkan sampai pada kepadatan yang kering (dry density) tidak kurang 90% dari dry density maksimum di laboratorium menurut Standar Proctor Compaction Test. Jika diperlukan Direksi akan mengambil contoh-contoh material yang sedang dipadatkan dan akan melaksanakan tes-tes yang diperlukan untuk menentukan bahwa pemadatan sesuai dengan maksud Spesifikasi-spesifikasi ini. Penyedia Jasa harus membantu Direksi dalam mendapatkan contoh-contoh yang representative untuk pengujian (testing).

  • BAB 3.

    BETON

    Bagian I. Bahan 3.1. S e m e n

    Semen yang dipakai dalam pekerjaan harus semen pada umumnya Portland dari perusahaan yang disetujui Direksi dan secara umum memenuhi Standar Nasional Indonesia NI-B dan Pasal 3.2. NI-2. Tipe semen yang lain dapat digunakan untuk keperluan khusus jika diperintahkan oleh Direksi. Penyedia Jasa harus menyediakan contoh semen yang berada di gudang lapangan atau dari pabrik yang dapat diusulkan Direksi untuk dites. Semen lain yang menurut pendapat Direksi tidak baik, sebagian atau seluruhnya harus ditolak dan harus memindahkan keluar daerah pekerjaan.

    3.2. Bahan Batuan dan Pasir

    Bahan batuan untuk beton dan adukan harus memenuhi pasal 3.3. dan 3.4. Standar Nasional Indonesia NI-2 serta Pasal 11 dan 12 dari PUBI. 1. Pasir harus diambil dari sungai atau tambang pasir. Penambahan bahan lain seperti pasir dari batu pecah akan diijinkan, apabila menurut Direksi, pasir yang

    ada tidak memenuhi gradasinya. 2. Semua pasir yang akan dipakai untuk beton dengan spesifikasi ini harus pasir alam dengan mempunyai

    modulus kehalusan butir antara 2 sampai 3. 3. Pasir dan kerikil harus bersih dan bebas dari gumpalan tanah bebas tanah kosong bahan-bahan organik

    tanah dan lain-lain yang dapat merusak beton.

    4. Bahan batuan (kerikil) harus memenuhi persyaratan bergradasi dari ukuran nominal yang dipersyaratkan klas oleh beton yang dikehendaki.

    Apabila kelas dari beton menghendaki perlawanan abrasi yang baik, maka bahan batuan harus diambil dari lokasi setempat yang menurut penilai Direksi adalah yang terbaik. Penyedia Jasa harus mengirim contoh material apabila dibutuhkan oleh Direksi. Contoh dapat diambil atas perintah Direksi. Penyedia Jasa harus membuat percobaan dari contoh material sesuai dengan permintaan Direksi secara rutin dan dengan frekuensi yang disetujui Direksi serta mengirimkan kepada Direksi setiap copy laporan test. Apabila tes abrasi dibutuhkan oleh Direksi, maka Penyedia Jasa harus melakukan tes sesuai dengan persyaratan untuk membandingkan dengan data-data hasil tes dari beberapa lokasi.

    3.3. A i r Air yang dipakai untuk membuat, merawat beton dan adukan beton harus dari sumber yang disetujui oleh Direksi dan memenuhi Pasal 9 Standar Nasional Indonesia PUBI. 1. Mempengaruhi waktu permulaan pengerasan dari semen yang melebihi dari 30 menit, atau mengurangi

    kekuatan dari percobaan kubus lebih dari 20 persen, apabila dites sesuai Standar yang diminta oleh Direksi.

    2. Mencegah tercapainya kekuatan kubus percobaan yang ditentukan dalam 28 hari untuk beton klas

    tertentu.

    3. Menghasilkan perubahan warna atau kembang garam di atas permukaan semen yang sedang mengeras.

    4. Menunjukkan reaksi alkali pada bahan batuan. Air harus bebas dari hidrokarbon dan larutan bubuk dari bahan organik. Larutan suspensi bubuk dari bahan organik tidak boleh lebih dari 500 bagian untuk tiap juta bagian suspensi dalam berat. Penyedia Jasa harus mengadakan percobaan bagi air yang diusulkannya untuk dipakai dan harus menyerahkan catatan-catatan mengenai percobaan tersebut pada Direksi untuk persetujuannya sebelum meletakkan pekerjan beton percobaan yang teratur dari beton dan

  • adukan dalam suatu pola dan frekuensi yang disetujui oleh Direksi dan harus memberi kepada Direksi salinan catatan dari hasil percobaan.

    3.4. Zat Tambahan

    1. Beton dan adukan harus dibuat dari semen, pasir, kerikil dan air sebagaimana ditentukan. Tidak boleh

    ada campuran bahan-bahan lain dengan beton adukan tanpa persetujuan Direksi, Penyedia Jasa boleh memakai zat pelambat untuk mempermudah persiapan pembuatan dan cara pemakaiannya harus mendapat persetujuan Direksi.

    3.5. Tulangan

    1. Tulangan baja untuk beton harus seperti ditunjukkan dalam gambar-gambar dan memenuhi Pasal 3.7

    Standar Nasional Indonesia NI-2. 2. Untuk tiap-tiap pengiriman baja lunak yang diserahkan ke tempat pekerjaan, Penyedia Jasa harus

    menyediakan apabila ada permintaan Direksi suatu hasil pemeriksaan dari laboratorim. Sesuai dengabn prosedur, hasil tersebut harus disetujui oleh Direksi.

    3. Untuk tiap-tiap kiriman tulangan anyaman baja yang dikirm ke tempat pekerjaan, Penyedia Jasa harus

    menyerahkan kepada Direksi satu kutipan sertifikat dari pabrik mengenai catatan-catatan pemeriksaan dan pengujiannya yang berhubungan dengan pemuatan-pemuatan darimana kiriman itu dibuat.

    4. Penyedia Jasa harus menyediakan contoh tulangan dari gudang di lapangan jika dibutuhkan oleh Direksi.

    Tulangan pada waktu pengecoran beton harus bersih dan bebas dari kerusakan, sisik gilingan yang lepas dan karat lepas. Batang-batang baja yang telah menjadi bengkok, tidak boleh diluruskan, atau dibengkokkan lagi untuk dipakai dipekerjakan tanpa persetujuan Direksi.

    3.6. Penyimpanan Bahan Bangunan

    1. Semua semen harus dikirim ke tempat pekerjaan dalam karung kertas yang ditandai, utuh dan ditutup

    sepatutnya atau bungkusan lainnya yang disetujui. Semua semen harus disimpan dalam gudang tidak terpengaruh oleh cuaca.

    2. Lantai dari gudang harus dinaikkan di atas permukaann tanah untuk mencegah pengisapan air.

    Penyimpanan di tempat terbuka dapat diizinkan pada pekerjaan kecil dengan harus penguasaan tertulis dari Direksi, dalam hal mana selalu harus ditempatkan di atas tempat yang dilindungi dengan tutup yang tahan air menurut persetujuan Direksi. Masing-masing kiriman semen harus disimpan terpisah sedemikian, sehingga ada jalan masuk dengan mudah untuk pemeriksaan dan pengujian.

    3. Setelah disetujui Direksi penggunaan semen harus menurut urutan pengiriman. 4. Tiap-tiap jenis bahan batuan pasir dan kerikil maupun batu merah, kapur dan batu-batu harus disimpan

    dalam peta petak yang terpisah atau di halaman yang tanahnya ditutup dengan lembaran logam atau tutup lainnya yang keras dan bersih, yang harus bisa kering sendiri dan dilindungi dari pencampuran dengan tanah atau benda-benda lainnya yang merusak.

    5. Tulangan baja harus disimpan jauh dari tanah dan diganjal untuk mencegah perubahan bentuknya.

  • Bagian II. Kelas dan Mutu 3.7. Kelas dan Mutu Beton

    1. Kelas dan mutu dari bahan beton harus sesuai dengan Standar Beton Indonesia NI-2-B.B.I 1971,

    menurut tabel di bawah ini :

    No

    Mutu

    Bk KG/ CM2

    Bm S = 46 KG/ CM2

    Kategori Dari

    Bangunan (Tujuan)

    Pengawasan Terhadap

    Kwalitas Agregat

    Kekuatan Tekanan

    I BO - - Non Strukturil Pemeriksaan dengan mata

    Tidak ada Pengujian

    II B1 - - Strukturil Pemeriksaan dengan mata

    Tidak ada Pengujian

    K.125 125 200 Strukturil Pengujian mendetail dengan analisa ayakan

    Pengujian akan diadakan

    K.175 175 250 Strukturil Pengujian mendetail dengan analisa ayakan

    Pengujian akan diadakan

    K.225 225 300 Strukturil Pengujian mendetail dengan analisa ayakan

    Pengujian akan diadakan

    III >K.225 > 225 > 300 Strukturil Pengujian mendetail dengan analisa ayakan

    Pengujian akan diadakan

    k = Kekuatan tekan beton karakteristik ialah kekuatan tekan, dimana dari sejumlah besar hasil-hasil

    pemeriksaan benda uji, kemungkinan adanya kekuatan tekan yang kurang dari itu terbatas sampai 5% saja.

    b = Kekuatan tekan beton yang didapat dari masing-masing bm = Kekuatan tekan beton rata-rata (kg/cm2)

    Menurut Rumus :

    N b bm 1 = ------ 1 N

    N = Jumlah seluruh nilai hasil pemeriksa atau jumlah seluruh benda uji yang diperiksa yang harus diambil

    minimum 20 buah. s = deviasi standar (kg/cm2)

    ( b bm )2 s = ------------------ N - 1

    k = bm 1,64 s Jika tidak ditentukan lain, yang diartikan dengan kekuatan tekan beton senantiasa ialah kekuatan tekan yang diperoleh dari pemeriksaan benda uji kubus yang berisi 15 (+0,06) cm pada umur 28 hari.

    3.8. Komposisi / Campuran Beton 1. Beton harus dibentuk dari semen portland, pasir kerikil/batu pecah air seperti yang ditentukan

    sebelumnya, semuanya dicampur dalam perbanidngan yang serasi dan diolah sebaik-baiknya sampai pada ketentuan yang baik/tepat.

  • 2. Untuk beton mutu BO campuran yang biasa untuk pekerjaan non strukturil dipakai perbandingan dari

    semen portland, terdapat pasir dan agregat kasar tidak boleh kurang dari 1:3:5. Banyaknya semen untuk tiap m3 sedikitnya harus 225 kg.

    3. Untuk beton mutu B.1 dan K 125, campuran nominal dari semen portland, pasir dan kerikil/batu pecahan

    harus digunakan dengan perbandingan volume 1:2:3 atau 1 : 2 . Banyaknya semen untup tiap m3 beton harus tidak kurang dari 275 kg.

    4. Untuk mutu K 175 dan mutu-mutu lainnya yang lebih tinggi harus dipakai campuran yang

    direncanakan (designed mix). Campuran yang direncanakan diketemukan dari percobaan-percobaann campuran untuk memenuhi kekuatan karakteristik yang disyaratkan. Banyaknya semen untuk tiap m3 beton paling tidak harus K 325 kg.

    5. Tingkat agregat yang kasar untuk kelas II derajat K 125 dan untuk kelas III derajat K 175 beton berada

    dalam batas yang ditentukan dalam NI-2-1971 klausul 3.4. dan Penyedia Jasa harus memperoleh derajat yang patuh apabila diminta oleh Direksi dengan mengkombinir ukuran agregat yang profesional, agar supaya diperoleh derajat yang sepatutnya.

    6. Perbandingan antara bahan-bahan pembentuk beton-beton yang dipakai untuk berbagai pekerjaan (sesuai

    kelas mutu) harus dipakai dari waktu ke waktu selama berjalannya pekerjaan, demikian juga pemeriksaan terhadap agregat dan beton yang dihasilkan. Perbandingan campuran dan faktor air semen yang tepat akan ditetapkan atas dasar beton yang dihasilkan, juga mempunyai kepadatan yang tepat, kekedapan, awet dan kekuatan yang dikehendaki dengan tidak memakai semen terlalu banyak.

    Faktor air semen dari beton (tidak terhitung air yang dihisap oleh agregat) tidak boleh melampaui 0.55 (dari beratnya) untuk kelas III dan jangan melampaui 0.60 (dari beratnya) untuk kelas-kelas lainnya. Pengujian dari beton akan dilakukan oleh Direksi dan Perbandingan-perbandingan campuran harus diubah jika perlu untuk tujuan atau penghematan yang dikehendaki, kegairahan bekerja, kepadatan, kekedapan, awet atau kekuatan dan Penyedia Jasa tidak berhak atas penambahan kompensasi disebabkan perubahan yang demikian.

    3.9. Perlengkapan Mengaduk Penyedia Jasa harus menyediakan peralatan dan perlengkapan yang mempunyai ketelitian yang cukup untuk menetapkan dan mengawasi jumlah dari masing-masing bahan pembentukan beton. Perlengkapan-perlengkapan tersebut dan cara pengerjaannya selalu harus mendapatkan persetujuan Direksi.

    3.10. M e n g a d u k

    1. Bahan-bahan pembentukan beton harus dicampur dan diaduk dalam mesin pengaduk beton yaitu Batch

    Mixer atau Portable Continous Mixer selama sedikitnya 1 menit sesudah semua bahan (kecuali untuk air dalam jumlah yang penuh) ada dalam mixer. Waktu pengadukan ditambah, bila mesin pengaduk berkapasitas lebih besar dari 1.5 m3. Direksi berwenang untuk menambah waktu pengadukan jika pemasukan bahan dan cara pengadukan gagal untuk mendapatkan hasil adukan dengan susunan ketentuan dan warna yang merata/seragam. Beton harus seragam dalam komposisi dari adukan ke adukan, kecuali bila dimintakan adanya perubahan dalam komposisi. Dalam pekerjaan mencampur adukan beton, air harus dituangkan lebih dahulu. Pengadukan yang berlebih-lebihan (lamanya) yang membutuhkan penambahan air untuk mendapatkan konsistensi beton yang dikehendaki tidak diperkenankan.

    2. Penyampuran dengan pencampuran tangan diperkenankan apabila pada lokasi-lokasi tertentu sebuah Portable Mixer tak mungkin dipergunakan menurut pandangan Direksi. Untuk mempermudah pencampuran ini, Penyedia Jasa akan membuat beton masif dengan ketebalan tidak kurang dari 5 cm, licin, rata dengan luas 2 cm2, dibatasi dengan parapet setinggi 10 cm. Semua kondisi hand-mixing adalah sama seperti 3.10.1.

    3.11. S u h u Suhu beton sewaktu dicor/dituang tidak boleh lebih dari 32 derajat celcius dan tidak kurang dari 4,3 derajat celcius.

  • Bila suhu dari beton yang ditaruh berada antara 27 C dan 32 C, beton harus diaduk di tempat pekerjaan untuk kemudian langsung dicor. Bila beton melebihi 32 C, sebagai yang ditetapkan oleh Direksi, Penyedia jasa harus mengambil langkah-langkah yang efektif, umpamanya mendinginkan agregat, mencampur air dan mengecor pada waktu malam hari bila perlu, mempertahankan suhu beton, untuk dicor pada suhu di bawah 32 C.

    3.12. Cetakan (Bekesting)

    1. Cetakan haruslah dengan berbagai bentuk, bidang-bidang, batas-batas dan ukuran dari beton yang

    diinginkan sebagaimana pada gambar-gambar atau seperti ditetapkan Direksi. 2. Cetakan untuk mencetak beton dan membuatnya menurut model yang dikehendaki harus digunakan bila

    perlu. Cetakan dapat dibuat dari logam, lembaran plywood, papan kayu yang dipress atau dari papan yang dipress halus, dalam keadaan baik sebagaimana dikehendaki untuk menghasilkan permukaan yang sempurna seperti terperinci di sini.

    3. Permukaan yang rata dari beton adalah yang dikehendaki pada bagian jalan air. Cetakan untuk

    permukaan yang demikian dapat dibuat dari kayu ataupun dari logam dan harus di dalam segala hal benar-benar berbentuk dan berukuran yang tetap pada tempat dan bentuknya selama pembebanan dan berlangsungnya pekerjaan vibrasi pemadatan beton.

    Usaha yang sesuai dan efektif harus dilaksanakan pada pembuatan cetakan untuk menguatkan pinggiran batas dan ujung lainnya dalam arah yang tepat untuk menghindari terbentuknya pelengkungan-pelengkungan, sisi pinggiran tersebut atau kerusakan-kerusakan permukaan beton yang telah diselesaikan.

    4. Semua caetakan yang dibangun harus teguh, alat-alat dan usaha-usaha yang sesuai dan cocok untuk

    membuka cetakan-cetakan tanpa merusak permukaann dari beton yang telah selesai harus tersedia. Sebelum beton dicor, semua material untuk mempermudah melepaskan cetakan harus dipakai hanya setelah disetujui oleh Direksi. Penggunaan minyak cetakan harus berhati-hati agar tidak kontak dengan besi beton yang mengakibatkan kurang daya lekat.

    5. Semua cetakan harus betul-betul teliti dan aman pada kedudukannya sehingga dicegah pengembangan

    atau lain gertakan selama penuangan beton. Mereka dapat dicegah selama pengecoran beton pada pilar-pilar beton (Concrete Piers), kaki-kaki logam (Metal Pedestral) atau dengan cara-cara lain yang disetujui. Penyangga cetakan (Perancah) harus bersandar pada fondasi yang baik sehingga tidak akan ada kemungkinan penurunan cetakan selama pelaksanaan.

    3.13. Pengecoran

    1. Beton tidak boleh dicor sebelum semua pekerjaan cetakan, baja tulangan beton, pemasangan instalasi

    yang harus ditanam, penyekangan dan pengikatan dan penyiapan-penyiapan permukaan yang berhubungan dengan pengecoran yang telah disetujui oleh Direksi.

    2. Segera sebelum pengecoran beton, semua permukaan cetakan pada tempat pengecoran beton, lantai kerja

    harus bersih dari air yang menggenang, reruntuhan atau bahan lepas. Permukaan-permukaan dengan bahan-bahan yang menyerap dengan rata hingga kelembaban (air) dari beton yang baru dicor tidak akan diserap.

    3. Permukaan-permukaan beton yang lebih dahulu dicor pada mana beton baru akan dicor, permukaan lama

    telah begitu mengeras sehingga beton baru tidak akan berpadu dengan sempurna, ditentukan di sini sebagai Construction Joints (hubungan konstruksi/ pelaksana). Permukaan Construction Joints harus bersih dan lembab ketika ditutup dengan beton baru atau adukan. Pembersihan harus berupa pembuangan semua kotoran, beton-beton yang mengelupas atau rusak, bahan-bahan asing yang menutupinya. Permukaan-permukaan Construction Joints harus dibersihkan dengan cara-cara yang disetujui dan kemudian dicuci seluruhnya dengan penyemprotan air dengan tekanan udara segera sebelum pengecoran beton baru. Pembersihan dan pencucian harus dilaksanakan pada kesempatan terakhir dari pengecoran beton. Semua genangan-genangan air harus dibuang dari permukaan Construction Joints sebelum beton baru dicor.

  • 4. Semua Construction Joints atau expansion joints seperti ditunjukkan pada gambar harus dibersihkan seluruhnya dari kelebihan-kelebihan beton atau material dengan menggaruk atau cara lain yang disetujui Direksi.

    5. Alat-alat yang digunakan untuk pengangkutan beton harus sedemikian sehingga beton dengan komposisi

    dan kekentalan yang diinginkan dapat dibawa ke tempat pekerjaan tanpa adanya pemisahan dan kehilangan bahan yang menyebabkan perubahan nilai slump.

    6. Beton dicor hanya pada waktu Direksi atau wakilnya yang ditunjuk serta pengawas Penyedia Jasa yang

    setaraf ada di tempat kerja. Setelah permukaan disiapkan baik-baik, permukaan-permukaan Construction Joints dimana beton baru akan dicorkan harus dilapisi dengan penutup yang terbuat dari adukan semen (air semen) atau ditutup dengan lapisan spesi/mortel harus mempunyai perbandingan semen dan pasir seperti campuran beton yang bersangkutan kecuali ditentukan lain, demikian juga konsistensinya. Adukan harus dihamparkan merata dan harus rata juga pada permukaan yang tidak beraturan. Beton harus segera dicor saat adukan yang masih baru (fresh). Dalam pengecoran beton pada Construction Joints yang telah dibentuk, penjagaan khusus harus dijalankan untuk menjamin agar beton yang baru menjadi rapat betul dengan permukaan joints (sambungan) dengan pembobokan memakai alat-alat yang cocok.

    7. Pencampuran/penumbukan kembali beton tidak diperkenankan. Beton yang sudah mengeras dalam hal mana pengecoran yang tepat dibayar untuk dituang/dicor harus diusahakan agar pengangkutannya ke tempat posisi terakhir sependek mungkin. Sehingga pada waktu pengecoran tidak mengakibatkan pemisahan antara kerikil dan spesinya.

    8. Kecuali ada penyetopan/pemotongan oleh hubungan (joints), semua penuangan beton harus selalu kira-

    kira berlapis-lapis horizontal dan umumnya tebalnya tidak lebih dari 50 cm. Direksi mempunyai hak untuk mengurangi tebal tersebut apabila pengecoran dengan tebal lapisan-lapisan 50 cm tidak dapat memenui spesifikasi-spesifikasi ini. Semua pertemuan/sambungan dan hubungan konstruksi dengan permukaan beton, harus dibuat menerus dan rata atau tegak jika tidak ditentukan di dalam kontrak, jumlah dan lokasi dari hubungan konstruksi harus dimintakan persetujuan Direksi.

    9. Pengecoran beton tidak diperkenankan selam hujan deras atau lama sedemikian sehingga spesi/mortel

    terpisah dari agregat kasar. 10. Ember-ember beton yang dipakai harus sanggup menuang dengan tepat pada slump yang rendah dan

    memenuhi syarat-syarat campuran pada mana mekanisme pembuangan harus dibuat dengan kapasitas sedikitnya 0,035 m3 sekali tuang. Ember beton harus mudah untuk diangkat/diletakkan dengan alat-alat lainnya dimana diperlukan, terutama bagi lokasi-lokasi yang terbatas.

    11. Keadaan construction joints harus mendekati horizontal jika tidak ada ketentuan lain dari yang

    ditunjukkan pada gambar atau diperintahkan oleh Direksi.

    12. Setiap lapisan beton harus dipadatkan sampai kepadatan yang mungkin, sehingga ia bebas dari kantong-kantong kerikil, dan menutup rapat-rapat semua permukaan-permukaan dari cetakan dan material yang diletakkan. Dalam pemadatan setiap lapisan dari beton, kepala, alat penggetar (vibrator) harus mengenai bagian atas dari lapisan yang terletak di bawah. Semua beton harus dipadatkan dengan alat penggetar type immersion teroperasi dengan kecepatan paling sedikit 7000 putaran permenit.

    3.14. Waktu dan Cara-cara Pembukaan Cetakan

    1. Waktu dan cara pembukaan dan pemindahan cetakan harus dikerjakan dengan hati-hati untuk

    menghindarkan kerusakan pada beton. Segera sesudah cetakan-cetakan dibuang, permukaan beton harus diperiksa dengan hati-hati. Permukaan-permukaan yang tidak beraturan harus segera diperbaiki sampai disetujui Direksi.

    2. Umumnya diperlukan waktu minimum dua hari sebelum cetakan dibuka untuk dinding- dinding yang tidak bermuatan dan cetakan-cetakan samping lainnya; tujuh hari untuk dinding-dinding pemikul dan saluran serta 14 hari untuk dek-dek jembatan.

  • 3.15. Perawatan (Curing) 1. Semua beton harus dirawat (cured) dengan air seperti ditentukan disini. Direksi berhak menentukan cara

    perawatan bagaimana yang harus digunakan pada bagian-bagian pekerjaan. 2. Beton harus tetap basah paling sedikit 14 hari terus menerus (segera sesudah beton cukup keras untuk

    mencegah kerusakan) dengan cara menutupnya dengan bahan yang dibasahi air atau dengan pipa-pipa berlubang-lubang, penyiram mekanis atau cara-cara yang disetujui yang akan menjaga agar permukaan selalu basah. Air yang digunakan dalam perawatan (curing) harus memenuhi maksud-maksud spesifikasi-spesifikasi air untuk campuran beton.

    3.16. Perlindungan (Protection)

    Penyedia Jasa harus melindungi semua beton terhadap kerusakan-kerusakan sebelum penerimaan terakhir oleh Direksi. Permukaan beton yang terbuka kecuali permukaan-permukaan yang tertutup oleh white pigmentod sealing compound, harus dilindungi terhadap sinar-sinar matahari yang langsung paling sedikit 3 hari sesudah pengecoran. Perlindungan semacam itu harus dibuat effective dan dapat dilaksanakan sesudah pengecoran beton tanpa cetakan atau sesudah pembukaan cetakan-cetakan.

    3.17. Penyelesaian-penyelesaian dan Penyempurnaan

    1. Penyempurnaan-penyempurnaan beton harus dilaksanakan oleh tukang yang ahli dan disaksikan oleh

    Direksi. Permukaan-permukaan beton akan diuji/dites oleh Direksi dimana perlu untuk menentukan apakah ketidakteraturan permukaan berada dalam batas-batas yang ditentukan di sini. Ketidakteraturan digolongkan sebagai sekonyong-konyong (abrupt) atau lambat laun (gradual). Offiset yang disebabkan oleh pemindahan atau penempatan cetakan yang salah yang membentuk garis-garis, yang disebabkan mata kayu lepas pada cetakan atau kerusakan lain dari kayu, akan dianggap sebagai ketidakteraturan yang sekonyong-konyong (abrupt) dan akan diuji dengan menggunakan pengukuran langsung. Semua ketidakteraturan lainnya dapat dianggap sebagai ketidakteraturan yang gradual dan akan diperiksa dengan mempergunakan template, terdiri dari alat dengan pinggiran yang lurus atau melengkung untuk permukaan yang melengkung. Panjang template tersebut harus 1,5 m untuk pengujian permukaan hasil cetakan dan 3 m untuk permukaan yang tidak pakai cetakan. Sebelum menerima pekerjaannya, Penyedia Jasa harus membersihkan semua permukaan yang terbuka dari kerak-kerak dan karat yang tidak nampak kecuali bila ditentukan secara lain.

    2. Permukaan dalam yang tidak bercetakan harus dibuat miring untuk drainase seperti ditunjukkan pada gambar-gambar atau sebagaimana diperintahkan oleh Direksi. Bila tidak ditentukan secara lain tingkat-tingkat penyelesaian untuk permukaan yang tidak bercetakan adalah sebagai berikut : a. Permukaan yang tidak bercetakan yang akan ditutup dengan urugan (backfill) atau dengan beton

    harus diselesaikan dengan meratakannya secara memuaskan dan penambalan untuk menghasilkan permukaan yang sama.

    b. Penyelesaian dengan sendok baja yang keras (hard steel trowel) harus dipakai terhadap permukaan

    yang tidak bercetakan yang terbuka atau mudah terkena air yang mengalir, kecuali permukaan dek jembatan yang akan menjadi jalan lalu lintas orang-orang berjalan kaki atau kendaraan harus diselesaikan dengan memakai tangan atau perlengkapan yang digerakkan dengan mesin. Peralatan dan troweling harus dimulai segera sesudah permukaan yang diratakan telah cukup keras menghasilkan permukaan yang bebas dari bekas-bekas plesteran dan harus sama dalam susunannya. Ketidakrataan pada permukaan, diukur menurut pasal 3.17.1 tidak diperkenankan lebih dari 6 mm untuk ketidakrataan yang gradul dan bekas-bekas pahatan atau ketidakrataan yang sekonyong-konyong.

    3.18. Perbaikan Permukaan Beton

    1. Bila sesudah pembukaan cetakan ada beton yang tidak menurut gambar atau ternyata ada permukaan

    yang rusak atau keluar dari garis sesuai dengan spesifikasi ini, harus dibuang dan diganti oleh Penyedia

  • Jasa atas bebannya sendiri kecuali bila Direksi memberikan izinnya untuk menambal tempat yang rusak, dalam hal mana penambalan harus dikerjakan seperti yang telah tercantum dalam pasal-pasal berikut.

    2. Kerusakan yang memerlukan pembongkaran dan perbaikan ialah yang terdiri dari sarang kerikil,

    kerusakan karena cetakan, lubang-lubang karena keropos, lubang-lubang baut, ketidakrataan oleh pengaruh sambungan-sambungan cetakan dan bergeraknya cetakan. Ketidakrataan dan bengkok harus dibuang dengan pemahat atau dengan alat lain dan seterusnya digosok dengan batu gurinda.

    3. Jika menurut pendapat Direksi hal-hal yang tidak sempurna pada bagian bangunan-bangunan yang akan

    terlihat sedemikian, sehingga dengan penambahan saja tidak akan menghasilkan sebuah dinding yang tidak memuaskan kelihatannya, Penyedia Jasa diwajibkan untuk menutupi saluran dinding (dengan spesi plester) demikian juga dinding yang berbatasan (yang bersambungan), sesuai dengan instruksi dari Direksi.

    4. Cacat lubang-lubang baut angker dan tempat cukilan dari sarang kerikil yang akan diperbaiki, harus diisi

    dengan spesi/mortel tambalan yang kering yang disusun dari satu bagian semen portland dengan dua bagian pasir beton bersama dengan bahan pengisi yang susut, yang disetujui oleh Direksi, dalam jumlah yang diperinci oleh pabrik dan dengan air yang cukup sehingga sesudah bahan-bahan spesi dicampur akan melekat satu sama lain dan apabila diremas-remas menjadi bola dan ditekan dengan tangan tidak akan mengeluarkan air. Spesi penambal harus dikerjakan dengan lapisan-lapisan yang tipis dan selalu dipadatkan dengan alat yang cocok. Ketelitian diharapkan pada pengisian baut-baut angker dan lubang-lubang pipa hingga seluruhnya dapat diisi penuh dengan spesi yang padat.

    3.19. Pengujian Beton 1. Penyedia Jasa harus melakukan tes beton sesuai prosedure yang disyaratkan oleh Direksi. 2. Bila pengecoran beton untuk bangunan permanen, pemborong harus melaksanakan Slump Test pada

    waktu mulai menuangkan beton. Slump Test harus dilaksanakan sesuai dengan prosedure standar. Kecuali diperintahkan lain, slump harus lebih dari 50 mm dan tidak boleh lebih dari 100 mm.

    3. Percobaan beton, dari bahan batu yang diatur pada pasal 3.02 dan kandungan air harus dilakukan sesuai

    prosedure standar dan pada persetujuan Direksi. Khususnya kubus beton yang dibentuk dalam cetakan tidak kurang dari 150 mm kubus. Paling sedikit 6 kubus dibuat dari masing-masing pengecoran untuk diuji, 3 kubus diuji sesudah 7 hari dan 3 kubus sesudah 21 hari.

    4. Penyedia Jasa harus membuat catatan-catatan untuk tiap pengujian, yang memberikan keterangan

    secukupnya. Penyedia Jasa harus membuat catatan dalam bentuk yang disetujui oleh Direksi dalam rangkap tiga, dan menyerahkan kepada Direksi tidak lebih dari 3 hari sesudah tiap percobaan selesai dilaksanakan.

    3.20. Mengawasi dan Mencampur Bahan

    1. Penyedia Jasa harus membuat secara akurat perbandingan dari beton berdasar ukuran volume. 2. Air harus ditambah pada bahan batuan, pasir dan semen di dalam mesin pengaduk mekanis, banyaknya

    harus menurut jumlah paling kecil yang diperlukan untuk memperoleh pemadatan penuh. Alat pengukur air harus dapat menunjukkan secara akurat volume yang diminta dan harus didesign sedemikian rupa sehingga supply air akan secara otomatis berhenti kalau jumlah air yang dikehendaki sudah disalurkan ke dalam alat pencampur beton. Dan kemudian bahan-bahan beton harus benar-benar tercampur.

    3. Beton pencampur hanya boleh digunakan dengan mendapat persetujuan Direksi lebih dahulu. Apabila

    pencampuran beton kelas Direksi diijinkan dilakukan dengan tangan, maka semen, bahan batuan dan pasir harus dicampur di atas lantai kayu yang rapat.

    4. Bahan-bahan harus dibalikkan paling sedikit dua kali dalam keadaan yang kering, dan paling sedikit tiga

    kali sesudah air telah dicampurkan, sampai campuran beton mencapai warna dan kekentalan yang sama.

  • Penyedia Jasa harus merencanakan tempat dari alat pencampur dan tempat bahan-bahan untuk memberi ruang kerja yang cukup. Rencana ini harus diserahkan untuk mendapat persetujuan Direksi, sebelum alat pencampur dan bahan-bahan diletakkan.

    3.21. Mengangkat, Menempatkan dan Memadatkan Beton

    1. Beton harus dibawa sedemikian rupa sehingga sampai di tempat penuangan, ia masih masih mempunyai

    mutu yang ditentukan dan kekentalan yang dibenarkan, tak ada terjadi penambahan atau pengurangan apapun sejak ia meninggalkan tempat adukan.

    2. Penyedia Jasa harus mendapat persetujuan Direksi atas pengaturan yang diusulkannya, sebelum pekerjaan pembetonan dimulai.

    3. Beton tidak diijinkan untuk dijatuhkan atau digelincirkan secara tak terkendalikan dari ketinggian lebih

    dari 1,5 m tanpa harus diaduk lagi. Pengecoran harus dilaksanakan terus menerus sampai ke tempat sambungan cor yang disediakan sebelum permulaan pembetonan.

    4. Penyedia Jasa harus memperhatikan pemadatan dari beton sebagai pekerjaan yang besar yang penting

    dengan tujuan untuk menghasilkan beton rapat air dengan kepadatan terbesar. Pemadatan harus dibantu dengan mengakibatkan bergeraknya tulangan dan acuan. Jumlah dan jenis alat getar yang tersedia untuk dipakai pada setiap masa pembetonan, harus dengan persetujuan Direksi.

    3.22. Sambungan Mencor Beton

    1. Penjelasan dan kedudukan dari tempat sambungan-sambungan cor harus diserahkan kepada Direksi

    untuk mendapatkan persetujuan pekerjaan berlangsung. 2. Tempat sambungan harus ditempatkan sedemikian rupa, sehingga pengaruh dari penyusutan dan suhu

    sangat dapat diperkecil. Dimana pekerjaan beton memanjang atau meluas dan jika menurut pendapat Direksi mungkin dilaksanakan, maka Penyedia Jasa harus mengatur rencana pelaksanaan sedemikian rupa, sehingga beton sudah mempunyai umur 4 minggu sebelum beton baru diletakkan terhadapnya.

    3. Sambungan cor harus rapat air, dan harus dibentuk dalam garis-garis lurus dengan acuran yang kaku

    tegak lurus pada garis tegangan pokok dan sejauh mungkin dapat dilaksanakan pada tempat gaya lintang yang terkecil. Itu harus disetujui oleh Direksi. Sebelum beton yang baru dicor disamping beton sudah mengeras, beton yang lama harus dibersihkan dari batuan-batuan di atas seluruh penampangnya dan meninggalkan permukaan kasar tak teratur serta bebas dari buih semen.

    4. Ukuran vertikal dari beton yang dituangkan pada saat hari Pelaksanaan harus tidak lebih dari 1,5 m dan

    ukuran mendatang harus tidak lebih dari 7 m tanpa mendapat persetujuan lebih dahulu dari Direksi.

    Bagian III. Tulangan Baja 3.23. Daftar Bengkokan

    1. Penyedia Jasa harus menentukan sendiri dari penjelasan yang diberikan dalam gambar-gambar dan

    spesifikasi, kebutuhan-kebutuhan akan tulangan baja yang tepat untuk dipakai dalam pekerjaan. Daftar bengkokan yang mungkin diberikan oleh Direksi kepada Penyedia Jasa ketelitiannya harus dicek sendiri oleh Penyedia Jasa.

    2. Tulangan baja harus dipotong dari batang-batang yang lurus, yang bebas dari belitan dan bengkokan atau kerusakan lainnya dan dibengkokkan dalam keadaan dingin oleh tukang yang berpengalaman. Batang-batang dengan garis tengah 20 mm atau lebih harus dibengkokkan dengan mesin pembengkokan yang direncanakan untuk itu dan disetujui oleh Direksi. Ukuran pembengkokan harus sesuai dengan Pasal 8 Standar Nasional Indonesia NI-2 kecuali jika ditentukan atau diperintahkan lain oleh Direksi. Bentuk-bentuk tulangan baja harus dipotong sesuai dengan gambar, tidak boleh menyambung tulangan tanpa persetujuan Direksi.

  • 3.24. Pemasangan 1. Penyedia Jasa harus menempatkan dan memasang tulangan baja dengan tepat pada tempat kedudukan

    yang ditunjukkan dalam gambar-gambar dan harus ada jaminan bahwa tulangan itu akan tetap pada kedudukan itu pada waktu pengecoran beton. Pengelasan tempel harus ada persetujuan Direksi lebih dahulu untuk diijinkan memasang dengan tepat ada pengelasan lainnya. Pengokoh, ganjal dan tali pengikat harus atas persetujuan Direksi. Ganjal harus dibuat dari beton yang dicor. Ganjal dari besi, jepit dan kawat pengikat harus berkwalitas sama dengan bahan tulangan beton dan tebal selimut harus dibuat sesuai dengan spesifikasi.

    Bagian IV. Sambungan Gerak 3.25. Penahanan Air (Water Stops)

    Penyedia Jasa harus menyediakan dan memasang penahanan air pada semua tempat sambungan gerak pada bagian yang memerlukan atau tercantum seperti di dalam gambar. Sambungan tersebut harus kedap air. Apabila tidak diminta lain, penahanan air (Water Stops) dibuat dari karet seperti tercantum dalam gambar dan dijelaskan dalam Daftar Banyaknya Pekerjaan. Penahanan air di atas harus didapatkan dari pabrik yang disetujui Direksi dan harus disimpang dan dipasang sesuai petunjuk dari pabrik. Penahanan air di atas harus dicetak sampai kepanjangan yang memungkinkan dan lengkap dengan bagian yang membentuk sudut dan persilangan, dan harus dibuat untuk keperluan bangunan-bangunan di bawah air secara terus menerus atau seperti yang tercantum di dalam gambar. Usul dari Penyedia Jasa untuk menyambung penahan air di lapangan harus disetujui Direksi lebih dahulu, dan semua sambungan harus rapat. Ukuran minimum dan bentuk dari penahan seperti daftar tersebut di bawah ini :

    Bahan

    mm

    Lebar

    mm

    Tebal

    mm

    Diameter Lingkaran

    Ujung mm

    Diameter Lingkaran

    Ujung mm

    Diameter Lobang Tengah

    Mm Karet 225 9,5 25 38 19

    150 9,5 19 - - Pada bagian ujungnya karet penahan air harus mempunyai potongan lingkaran. Karet penahan air harus selalu dijaga pada kedudukan seperti tercantum pada gambar dan harus dilindungi dari kerusakan akibat kena panas selama pemasangannya. Papan acuan pada kedua ujungnya harus dibentuk sedemikian hingga menggambarkan potongan dari penahan airnya. Pada pengecoran betonnya harus dirapatkan dengan hati-hati dan seksama sehingga tidak ada lubang-lubang yang terjadi. Penyedia Jasa harus menyediakan hasil pengujian dari pabrik untuk setiap penahan air yang dikirim ke lapangan dan apabila diminta oleh Direksi harus mengadakan percobaan uji terhadap penahan air tersebut untuk mendapatkan keyakinan akan mutu barang tersebut.

    3.26. Karet Penahan Air

    Karet untuk penahan air harus memenuhi persyaratan-persyaratan di bawah ini apabila bahannya dicoba menurut percobaan yang dinyatakan pada SNI atau spesifikasi lain yang disetujui oleh Direksi. Kuat tarik minimum 2 kg/mm2 Pertambahan panjang sebelum putus minimum 500% Kekerasan 60-65 Kepadatan max. pada metode deflection 20% dari defleksi asli secara tetap Penyerapan air max. setelah 2 hari pada 20C 5% Sesudah percepatan pemuaian (selama 48 jam pada 70C dalam zat asam dalam tekanan 0.20 kg/mm2) 1) Kuat tarik minimum 80% dari nilai asli 2) Pertambahan panjang sebelum putus 80% dari nilai asli

  • 3.27. Pengisi Sambungan Penyedia Jasa harus menyediakan dan memasang pengisi sambungan pada semua sambungan dan apabila tidak ditentukan lain, sambungan harus Fibre Board yang direndam bitumen seperti Expandite Flexcell. Pengisi sambungan harus didapatkan dari pabrik yang disetujui oleh Direksi dan harus disimpan dan dipasang menurut instruksi dari pabrik. Bahan pengisi sambungan dan ketebalan yang ditunjukkan dalam gambar dan dijelaskan di dalam daftar banyaknya harus dipotong menurut bentuk dan dipasang untuk mengisi seluruh ruang antara muka beton, kecuali yang terisi dengan penahan air dan penutup sambungan. Lembaran-lembaran pengisi sambungan dipasang rapat sehingga sambungan menutupi pada sisi-sisinya untuk mencegah keluarnya semen. Penyedia Jasa harus menyediakan sertifikat uji dari pabrik untuk setiap jenis penahan karet yang dikirimkan ke lapangan pekerjaan dan macam pengujian itu harus dikerjakan sesuai dengan metode pengujian standar.

    3.28. Batang Dowel Bila batang Dowel menembus sambungan harus dibungkus, bungkus-bungkus harus dibuat lebih dahulu dari bahan yang memenuhi untuk pengisi sambungan atau bahan lain yang disetujui oleh Direksi.

    3.29. Penutup Sambungan Penyedia Jasa harus membayar alur pada sambungan gerak dan sambungan kontraksi pada kedua permukaan dari pekerjaan betonnya kecuali bagian bawah dari pekerjaan beton yang ada penyangganya. Alur tersebut harus dibuat lurus dan berukuran sesuai yang ditunjukkan oleh gambar-gambar. Penyedia Jasa harus menyiapkan permukaan dari alur dan menyiapkan bahan penutup sambungan kemudian mengisi alur tersebut dengan bahan di atas. Penutup sambungan harus dar ibahan semacam bitumen seperti dijelaskan di dalam Daftar banyaknya pekerjaan kecuali ditentukan lain. Bahan-bahan di atas harus didapatkan dari pabrik yang disetujui oleh Direksi dan digunakan sesuai dengan petunjuk dari pabrik. Pemasangan penutup sambungan tidak boleh dimulai sebelum mendapatkan persetujuan dari Direksi. Penyedia Jasa harus menyediakan sertifikat uji dari setiap bahan-bahan dimaksud yang dikirim ke lapangan pekerjaan dan bila diminta oleh Direksi harus menguji bahan-bahan di atas sesuai dengan prosedur pengujian bahan tersebut. Bahan bitumen untuk sambungan harizontal harus Expendite Plastic atau bahan sejenis dan bahan bitumen untuk penutup sambungan yang miring dan tegak lurus harus Expandite Plastic Joint atau bahan sejenis keseluruhannya harus memenuhi SNI atau standar lain yang disetujui Direksi.

    3.30. Sambungan dengan Cat Bitumen Bila pada gambar-gambar menunjukkan selapis bitumen antara dua permukaan beton. Penyedia Jasa harus membersihkan dan mengeringkan permukaan-permukaan tersebut sebelum pengecatan bitumen dilaksanakan, dan pengecatan dengan bitumen dilaksanakan dalam 2 lapisan. Jenis bitumen harus dari jenis penetrasi 40/50 atau lainnya yang mendapat persetujuan dari Direksi.

  • BAB 4. PASANGAN BATU

    Bagian I. Bahan-bahan

    4.1 Batu Kali / Batu Gunung

    Batu yang dipakai pada pekerjaan yang ditunjukkan dalam gambar-gambar seperti pasangan batu kali atau batu gunung haruslah batu yang bersih dan keras, tahan lama dan homogen menurut persetujuan Direksi dan bersih dari campuran, bersih, noda-noda, lubang pasir, cacat atau ketidaksempurnaan lainnya. Batu tersebut harus diambil dari sumber yang disetujui oleh Direksi.

    4.2 Adukan (Campuran)

    1. Adukan untuk pasangan batu kali terdiri dari PC dan pasir dengan perbandingan 1:4 seperti disebutkan

    dalam Spesifikasi atau gambar untuk masing-masing pekerjaan. 2. Jika tidak ditentukan lain, adukan yang dipakai untuk pasir bata menurut perbandingan isi harus terdiri

    semen PC : pasir 1:4 untuk pekerjaan biasa, dan semen PC : pasir 1:3 untuk pasangan kedap air atau lainnya yang diperintahkan oleh Direksi.

    3. Pasir harus sama dengan yang disyaratkan untuk pekerjaan beton pada Pasal 3.02. Pasir haruslah

    mempunyai gradasi yang baik dan kekasaran yang memungkinkan untuk menghasilkan adukan yang baik.

    4. Semen merah haruslah memenuhi persyaratan dari standar Indonesia NI-20. Ini semua harus langsung

    dipasang dengan baik untuk persetujuan Direksi.

    5. Air yang dipakai untuk membuat adukan haruslah memenuhi Pasal 3.03. Hanya air yang baik yang dapat dipakai untuk menghasilkan seperti apa yang ditentukan.

    6. Cara dan alat yang dipakai untuk mencampur haruslah sedemikian rupa sehingga jumlah dari setiap

    bahan adukan bisa ditentukan secara tepat dan disetujui oleh Direksi.

    7. Adukan harus dicampur sebanyak yang diperlukan untuk dipakai dan adukan tidak dipakai selama 30 menit harus dibuang. Pemakaian kembali dari adukan tidak diperkenankan.

    4.3 Kerikil Landasan (Gravel Backing)

    Kerikil landasan harus terdiri dari kerikil sungai yang bersih, keras dan tahan lama atau pecahan batu dengan gradasi baik, dari 50 mm sampai 100 mm, kesemuanya menurut persetujuan Direksi.

    4.4 Saringan Kerikil

    1. Saringan kerikil dengan pembagian butir tertentu harus terdiri dari bahan yang mengandung silikat,

    bersih keras dan tahan lama serta bebas dari lapisan yang melekat, seperti tanah liat. Bahan tersebut tidak boleh mengandung besi belerang, batu bara, mika, batu lempung atau bahan-bahan lainnya yang berpori atau rapuh.

    2. Kerikil harus terdiri dari butiran bulat dan harus mempunyai pembagian butir sedemikian sehingga memenuhi syarat-syarat seperti di bawah ini : (i) 50% berukuran antara 5 sampai 8 kali dari bahan yang ia lindungi. (ii) Keragamannya harus dengan bahan yang ia lindungi. Keseragaman ialah perbandingan antara

    yang berukuran 60% dengan yang berukuran 10% (ukuranX persen dari suatu bahan seperti ditentukan dalam pasal ini adalah ukuran lubang ayakan yang dapat meloloskan X % dari contoh bahanyang diayak). Kontraktor harus mengadakan pengujian terhadap butir jika Direksi membutuhkannya, untuk meyakinkan syarat-syarat Spesifikasi tetap diikuti.

  • 4.5 Saringan Pasir Pasir untuk saringan pada umumnya harus sesuai dengan ketentuan Standar Nasional Indonesia untuk bahan batuan halus, tetapi harus merupakan pasir kasar dan mudah dilalui air menurut persetujuan Direksi.

    4.6 Penyimpanan Bahan-bahan

    Semen dan pasir untuk adukan harus disimpan seperti yang disyaratkan pada Pasal 3.08. Kapur dan semen merah harus disimpan di dalam kotak, di atas beton atau lembaran logam atau lantai kayu untuk mencegah tergenang dari air, dan juga hrus dilindungi dengan atap atau penutup yang tahan air lainnya.

    4.7 Penyelesaian Sambungan

    Kecuali jika ditentukan lain, sambungan yang kelihatan harus disiar rata dan halus dengan adukan semen PC : Pasir 1:3, pada waktu pekerjaan sedang berlangsung, dengan menjaga supaya dijamin adanya keseragaman warna. Selanjutnya sambungan yang tidak kelihatan harus diisi rata dengan adukan.

    Bagian II. Pasangan Batu Kali 4.8 Ukuran Batu

    1. Pasangan batu harus dari batu yang dipecahkan dengan palu besar yang berukuran sembarangan,

    sehingga kalau dipasang bisa saling menutup. 2. Setiap batu harus berukuran antara 10 cm dan 20 cm atau dengan berat 6 kg dan 15 kg, akan tetapi

    batu yang lebih kecil dapat dipakai atas persetujuan Direksi, ukuran maksimum harus memperhatikan tebal dinding, harus pula memperhatikan batasan seperti tercantum di atas.

    4.9 Alas dan Sambungan

    1. Tiap batu untuk pasangan harus seluruhnya dibasahi lebih dahulu sebelum dipakai dan harus diletakkan

    dengan alasnya tegak lurus kepada arah tegangan pokok. Setiap batu harus diberi alas adukan, semua sambungan diisi padat dengan adukan pada waktu pekerjaan berlangsung. Tebal adukan tidak lebih dari 50 mm lebarnya, serta tidak boleh ada batu yang berimpit satu sama lain.

    2. Pasak tidak boleh disisipkan sesudah semua batu baru selesai dipasang.

    4.10 Pasangan Batu pada Permukaan

    1. Pasangan batu pada permukaan yang kelihatan harus menyatukan batu belah yang dipasang dengan

    paling sedikit satu batu pengikat untuk tiap-tiap meter persegi. Pekerjaan ini harus naik secara bersama-sama dengan pasangan bagian dalam agar supaya batu pengikat dapat dipasang dengan sebaik-baiknya.

    2. Batu-batu harus dipilih dan diletakkan dengan hati-hati sehingga tebalnya aduan tidak kurang dari pada rata-rata 10 mm. Semua pekerjaan batu pada permukaan yang kelihatan harus disiar.

    4.11 Pipa Peresapan

    Tembok-tembok penahan, pasangan miring dan tembok-tembok kepala harus dilengkapi dengan suling-suling. Suling-suling harus dibuat dari pipa PVC dengan diameter 50 mm dan paling tidak satu buah untuk setiap 2 m2 permukaan. Setiap ujung pemasukan dari suling-suling harus dilengkapi dengan saringan. Saringan ini bisa terbuat dari kerikil dan pasir serta pada bagian terluar ditutup dengan ijuk.

  • 4.12 Sambungan Gerak Sederhana Apabila diperintahkan atau tertera dalam gambar sambungan gerak sederhana harus dibuat/ dipasang pada bagian pasangan batu yang tidak direncanakan untuk tahan air. Umumnya sambungan gerak sederhana dibutuhkan bilamana terdapat suatu penyambungan dengan bangunan lama yang akan mempunyai tingkat penurunan (settlement) yang berbeda. Sambungan gerak sederhana harus dibentuk dengan memasang susunan batu yang terdiri dari batu bergradasi sebagai filter di belakang pasangan batu pada bagian sambungan, setinggi sambungan tadi. Filter ini harus terdiri dari batu dan kerikil terpilih, dan baik untuk menahan hilangnya/ hanyutnya bahan filter dan harus di bagian luas diberi lapisan penutup ijuk setebal 30 mm atau geotextil membrane yang diijinkan.

    4.13 Contoh Pekerjaan

    Pada permulaan pekerjaan pasangan batu, Penyedia Jasa harus membuat contoh tembok (pasangan batu) sehingga mutu dan wujudnya disetujui oleh Direksi. Semua pekerjaan berikutnya harus sederajat dengan atau lebih baik dari contoh yang disetujui.

    4.14 Perlindungan Perawatan Dalam membangun pekerjaan batu dalam cuaca yang tidak menguntungkan dan dalam melindungi dan merawat pekerjaan yang telah selesai. Pemborong harus memenuhi persyaratan-persyaratan yang sama seperti yang ditentukan untuk beton. Pekerjaan pasangan jangan dilaksanakan pada hujan deras atau hujan yang cukup lama sehingga mengakibatkan adukan larut. Adukan yang dipasang akan larut karena hujan harus dibuang dan diganti sebelum pekerjaan pasangan selanjutnya diteruskan. Pekerja tidak dibolehkan berdiri di atas pasangan batu atau pasangan batu kosong yang belum mantap.

    4.15 Urugan Kembali dan Urugan di Belakang Pasangan Batu