224736904-Perhitungan-Penulangan-Kolom-Biaxial-Bending.pdf

download 224736904-Perhitungan-Penulangan-Kolom-Biaxial-Bending.pdf

of 7

description

hitung tulangan

Transcript of 224736904-Perhitungan-Penulangan-Kolom-Biaxial-Bending.pdf

  • Perhitungan Penulangan Kolom Biaxial Bending

    Metode Row and Paulay

    Perhatikan bambar Kolom dengan biaxial bending berikut :

    Gambar Penampang Kolom dengan Pu eksentris terhadap X dan Y (Biaxial Bending)

    Gambar di atas merupakan suatu penampang kolom, dimana bekerja gaya dengan eksentrisitas dua arah

    (ex dan ey) yang artinya kolom mengalami momen dua arah (biaxial bending) atau dengan eksentrisitas

    gabungan e. Dari kondisi tersebut dapat dibuat suatu parameter tanpa dimensi K yang besarnya

    dirumuskan sebabagai berikut :

    , K bernilai antara 0 s/d 1

    K = ~ (tak terhingga) bila hanya Pu eskentris terhadap sumbu Y saja atau hanya ada ex.

    K = 1 bila Pu bekerja pada sudut 45o

    K = 0 bila Pu eksentris terhadap sumbu X saja (ey)

    X

    Y

    Pu

    ey

    ex K=1

    K =~

    f.b

    g.h h

    b

    e

  • Row dan Paulay memberikan suatu grafik interaksi yang dapat digunakan untuk menentukan kebutuhan

    tulangan (t) yang dinyatakan dalam arah vertikal dan horizontal sebagai berikut :

    Arah vertikal

    Arah Horizontal

    Dimana :

    Mu,x : Besarnya momen yang bekerja memutar sumbu X

    Mu,y : Besarnya momen yang bekerja memutar sumbu Y

    ex : Eksentrisitas terhadap sumbu Y, ex = Mu,y/Pu

    ey : Eksentrisitas terhadap sumbu X, ey = Mu,x/Pu

    Nilai f dan g bernilai antara 0,7 s/d 0,9 yang merupakan factor efektif posisi tulangan terhadap ukuran

    penampang.

    Langkah-langkah Perhitungan :

    1. Hitung besarnya

    dan

    2. Hitung besarnya

    ,

    ,

    3. Hitung sudut kerja Pu terhadap sumbu X, = Atan K

    4. Bacalah pada grafik nilai langkah 1 dengan posisi K yang sesuai, sehingga didapat tm bila perlu

    dilakukan interpolasi.

    5. Hitung prosentase luas tulangan kolom

    , dimana

    Contoh Perhitungan :

    Diketahui nilai gaya-gaya dalam dari potongan kolom 900x900 mm mutu fc-30 MPa dan baja fy = 400

    MPa sebagai berikut :

    Mu,y atas = 543,330 kNm, Mu, x atas = 872,268 kNm

    Mu,y bawah = 1498,836 kNm, Mu,x bawah = 3007,808 kNm

    Pu = 2600,044 kNm

  • Karena ada dua momen atas dan bawah maka dipakai momen yang bawah:

    , Atan 0,498 = 26,488o

    K berada pada Range (0,268 dan 0,577 atau 15o dan 30

    o)

    dari grafik

    K = 0,268 tm = 0,45

    K = 0,577 tm = 0,50

    maka K = 0,498

    (

    )

    Jadi As = bh = 0,031*900*900 = 25216 mm2, dipakai 44 D 28 ( A = 27093 mm2).

  • Gambar Grafik Non Dimensi untuk t

    Pemeriksaan Penampang :

    Karena pada desain chart metode Row and Paulay tidak ada grafik yang sesuai dengan mutu bahan, tm

    yang didapat merupakan interpolasi dari beberapa grafik pada range mutu bahan. Agar konstruksi dapat

    dipastikan mampu menahan gaya yang bekerja, maka perhitungan metode di atas harus dikontrol dengan

    metode ACI yang umum dipakai yaitu Metode Beban berlawanan dari BRESLER.

  • OA = ex A BB = 1/Px

    AA = 1/Py DC = 1/Po

    OB = ey B DD = 1/Pn1

    Suatu titik D yaitu (1/Pn1, exA, eyB) pada bidang S2 didekati oleh titik D2 yaitu (1/pi, exA, eyB) pada

    bidang S2 yang melalui titik A, B, dan C. Disini masalahnya adalah mencari Pn1 dengan eksentrisitas

    exA dan exB sehingga Pn1 = Pi yang terletak pada bidang ABC. Koordinat titik A, B, dan C adalah

    tekanan maksimum nominal beban tekan axial sentries.

    Px = Kapasitas tekanan maksimum nominal dengan eksentrisitas tunggal eyB

    Mnx = Px. eyB

    Py = Kapasitas tekanan nominal dengan eksentrisitas tunggal exA

    ex

    ey

    1/Pn

    S2

    S2

    A

    D B

    O

    C

    B A

    D

  • Mny = Py.exA

    Pada titik A(Py, Mny) pada diagram interaksi P-M untuk lenturan terhadap sumbu Y. Titik B adalah titik

    (Px, Mnx) pada diagram interaksi P-M untuk lenturan terhadap sumbu X pada bidang S2 dinyatakan

    dengan persamaan A1x +A2y +A3Z +A4 = 0, dengan memasukkan koordinat A, B, dan C dalam

    persamaan di atas

    A1.exA + 0 + A3(1/Py) + A4 = 0

    0 + A2.eyB + A3 (1/Px) + A4 = 0

    0 + 0 + A3 (1/Po) + A4 = 0

    Dengan cara eliminasi diperoleh :

    (

    ) (

    )

    (

    ) (

    )

    Persamaan bidang S2 menjadi :

    [(

    ) (

    ) (

    ) (

    ) ]

    (

    ) (

    ) (

    ) (

    )

    Titik (X = exA, Y = eyB, Z = 1/Pi) pada bidang S2 mendekati titik (X = exA, Y = eyB, Z = 1/Pn) pada

    bidang kegagalan sesungguhnya S2, sehingga untuk titik-titik tersebut Z = -1/Pi dan ((

    )

    (

    )

    Jadi :

    , persamaan tersebut tidak begitu tepat jika P terlalu kecil yaitu , selanjutnya

    langkah2 perhitungan dapat dijelaskan sebagai berikut :

    1. Hitung ey = Mux/Pn dan ex = Muy/Pn

    2. Dengan ey kita cari Px dan dengan ex kita cari Py

    3. Hitung kekuatan nominal penampang beton saja (Pnb)

    Pnb = 0,85.fc.b.1.c, dimana c

  • c = jarak garis netral dari tepi serat beton tertekan

    4. Hitung a = .c, Fb = a/d dan Kb = Fb (1-Fb/2)

    5. Hitung momen Mnb dan eb

    Mnb = 0,85.fc.Kb.b.d2 + As.fy (d-d)

    eb = Mnb/Pnb

    6. Hitung e dengan pembesaran momen dan cek apakah e eb

    dimana eb = ea + (h/2-d)

    7. Bila e < eb, untuk mencari Px dan Py dapat didekati dengan

    Px = Po (e/eb)2(Po-Pnb), Po = 0,85.fc.(Ag-Ast) + Ast.fy

    Dari persamaan tersebut didapatkan a (akar-akar persamaan kuadrat), maka P diperoleh

    8. Hitung Pi dengan persamaan :

    Bila Pi > Pu maka penampang cukup kuat

    Bila Pi < Pu maka penampang perlu diperbesar