22. PROVINSI KALIMANTAN BARAT - ujp.ucoz.comujp.ucoz.com/Modul/Kepariwisataan/22-KALBAR.pdf · yang...

32
666 Kepariwisataan Kalimantan Barat PETA PROVINSI KALIMANTAN BARAT

Transcript of 22. PROVINSI KALIMANTAN BARAT - ujp.ucoz.comujp.ucoz.com/Modul/Kepariwisataan/22-KALBAR.pdf · yang...

Page 1: 22. PROVINSI KALIMANTAN BARAT - ujp.ucoz.comujp.ucoz.com/Modul/Kepariwisataan/22-KALBAR.pdf · yang berwilayah dari Sabang sampai Merauke, ... Kabupaten dan 2 pemerintahan kota. Berikut

666 Kepariwisataan Kalimantan Barat

PETA PROVINSI KALIMANTAN BARAT

Page 2: 22. PROVINSI KALIMANTAN BARAT - ujp.ucoz.comujp.ucoz.com/Modul/Kepariwisataan/22-KALBAR.pdf · yang berwilayah dari Sabang sampai Merauke, ... Kabupaten dan 2 pemerintahan kota. Berikut

667 Kepariwisataan Kalimantan Barat

A. UMUM

1. Dasar Hukum

Provinsi Kalimantan Barat berdiri dengan Undang-undang Nomor 25 Tahun 1956,

tertanggal 7 Desember 1956.

2. Lambang Provinsi

Bentuk keseluruhan dari Lambang Daerah ialah bersudut lima, yang

berarti Pancasila, dimaksudkan Kalimantan Barat adalah sebagian

dari wilayah Negara Kesatuan Republik Indonesia yang bersendikan

Pancasila. Warna yang dipakai pada Lambang Daerah adalah enam,

yaitu hijau muda, jihau tua, putih, kuning emas, merah dan hitam.

Warna dasar adalah hijau muda, menunjukkan kesuburan Daerah

Tingkat I Kalimantan Barat. Warna perisai, mandau dan keris adalah

putih, dimaksudkan bahwa pusaka-pusaka itu suci murni.

Perisai, mandau dan keris adalah menggambarkan pusaka dan kebudayaan putra-putra

daerah Kalimantan Barat. Padi dan kapas melambangkan cukup pangan dan sandang.

Garis putih yang melintang di tengah-tengah melukiskan garis Khatulistiwa.

Kapas yang berjumlah 17, nyala api yang berjumlah 8 dan padi yang berjumlah 45

melambangkan Kalimantan Barat sebagai bagian dari wilayah Negara Kesatuan Republik

Indonesia yang diproklamirkan pada tanggal 17 Agustus 1945, tidak ketinggalan ikut

mempertahankannya.

Padi dan kapas diikat dengan pita yang bersudut empat, yang berarti Catur Karsa, yakni

kesungguhan, kejujuran, kegotong royongan dan kekeluargaan. Dengan Catur Karsa ini

dimaksudkan terlaksananya kesejahteraan yang merata.

Tulisan Akcaya berarti tak kunjung binasa atau dengan keuletan pantang menyerah.

Tulisan Akcaya ini di atas dasar putih dalam tiga lipatan, yang berarti tiga Kerangka

Revolusi Nasional Indonesia, yakni membentuk Negara Kesatuan Republik Indonesia

yang berwilayah dari Sabang sampai Merauke, menuju masyarakat adil dan makmur

materiil dan spirituil dan mempererat hubungan dengan semua bangsa dan negara di

seluruh dunia. (sumber : http://www.kalbar.us/showthread.php?294-ARTI-amp-

MAKNA-LAMBANG-KALIMANTAN-BARAT&p=491).

3. Pemerintahan

Secara administratif, Provinsi Kalimantan Barat (Kalbar) terdiri dari 12 Pemerintaha

Kabupaten dan 2 pemerintahan kota.

Berikut ini adalah Pemerintahan Tingkat II di Provinsi Kalbar :

No. Kabupaten/Kota Ibu kota

1 Kabupaten Bengkayang Bengkayang

2 Kabupaten Kapuas Hulu Putussibau

3 Kabupaten Kayong Utara Sukadana

4 Kabupaten Ketapang Ketapang

5 Kabupaten Kubu Raya Sungai Raya

22 PROVINSI KALIMANTAN BARAT

Page 3: 22. PROVINSI KALIMANTAN BARAT - ujp.ucoz.comujp.ucoz.com/Modul/Kepariwisataan/22-KALBAR.pdf · yang berwilayah dari Sabang sampai Merauke, ... Kabupaten dan 2 pemerintahan kota. Berikut

668 Kepariwisataan Kalimantan Barat

6 Kabupaten Landak Ngabang

7 Kabupaten Melawi Nanga Pinoh

8 Kabupaten Pontianak Mempawah

9 Kabupaten Sambas Sambas

10 Kabupaten Sanggau Sanggau

11 Kabupaten Sekadau Sekadau

12 Kabupaten Sintang Sintang

13 Kota Pontianak -

14 Kota Singkawang -

4. Letak Geografis dan Batas Wilayah

Secara geografis, provinsi Kalimantan Barat tertetak diantara 2o6’ Lintang Utara – 3o5’

Lintang selatan dan 108o – 114o Bujur Timur, dengan batas wilayah sebagai berikut :

Utara : Sarawak, Malaysia Timur

Selatan : Laut Jawa

Barat : Laut Natuna, Selat Karimata dan Samudra Pasifik

Timur : Provinsi Kalimantan Timur dan Provinsi Kalimantan Tengah

5. Komposisi Penganut Agama

Islam = 65,8%

Kristen = 16,2%

Hindu = 17,7%

Budha = 0,21%

6. Bahasa dan Suku Bangsa

Bahasa = dayak , melayu

Suku bangsa = suku Melayu, suku Dayak, suku Bukupai, suku bugis

7. Budaya :

a. Lagu Daerah : Cik cik Periuk

b. Tarian Tradisional : Tari Zapin, Tari Tandak Sambas, Tari Monong

c. Senjata Tradisional : Keris, Mandau, sumpit, tombak

d. Rumah Tradisional : Rumah Panjang atau Rumah Bentang

e. Alat Musik tradisional : Gerdek, Sampek, Kaldei, Tuma (gendang)

f. Makanan khas daerah : Kue Limpin, Mesbah Ubi Singkong

8. Bandara dan Pelabuhan Laut

Bandara = Supadio

Pelabuhan laut = pelabuhan Pontianak

9. Industri dan Pertambangan

Karet, minyak kelapa sawit, rotan, industri konstruksi, bauksit dan intan.

Page 4: 22. PROVINSI KALIMANTAN BARAT - ujp.ucoz.comujp.ucoz.com/Modul/Kepariwisataan/22-KALBAR.pdf · yang berwilayah dari Sabang sampai Merauke, ... Kabupaten dan 2 pemerintahan kota. Berikut

669 Kepariwisataan Kalimantan Barat

B. OBYEK WISATA

1. Obyek Wisata Alam

a. Danau Sebedang

Danau Sebedang merupakan salah satu

obyek wisata alam andalan Kabupaten

Sambas dan Provinsi Kalimantan Barat.

Kawasan yang menjadi pintu gerbang

masuk ke Kabupaten Sambas ini ramai

dikunjungi para wisatawan pada hari

Minggu dan hari-hari libur lainnya.

Sebagian pengunjung yang datang

tidak hanya berniat menikmati

kepermaian alamnya, tetapi ada juga

yang menyalurkan hobi

memancingnya, karena danau ini

merupakan rumah bagi banyak ikan.

Konon, danau yang menjadi sumber air bersih bagi penduduk beberapa kecamatan

di Sambas dan juga menyimpan berbagai kekayaan ekosistem ini, dahulunya

merupakan salah satu tempat istirahat favorit bagi para sultan Sambas beserta

keluarga mereka.

Luas danaunya yang mencapai sekitar satu kilometer persegi, dikelilingi oleh

perbukitan yang memiliki ketinggian sekitar 400 meter di atas permukaan laut (dpl),

dan pemandangan alamnya yang rancak dengan latar hutan tropis yang hijau dan

lebat, menjadikan kawasan ini tepat sekali dipilih sebagai salah satu tujuan rekreasi

yang menyenangkan bersama keluarga atau kolega.

Pengunjung dapat menikmati keindahan panorama alamnya dengan cara berjalan

kaki mengelilingi danau, atau sambil minum-minum di kantin-kantin yang

menghadap ke danau. Selain itu, keelokkan danau ini juga dapat dicerap pengunjung

dengan bersantai di shelter-shelter yang tersedia, atau sambil duduk lesehan di atas

tikar yang disewakan. Bila bosan, pengunjung dapat mengelilingi danau dengan

menyewa perahu.

Pada sore hari, eksotisme kawasan Danau Sebedang kian tampak dan kian terasa.

Bagi pengunjung yang mendatangi danau pada malam hari tidak perlu khawatir akan

kesepian. Karena semakin malam, semakin banyak pengunjung yang datang. Dan,

suasananya bertambah semarak dan hidup dengan iringan suara musik keras yang

berasal dari kafe-kafe di kawasan tersebut.

Danau Sebedang terletak di Desa Sebedang, Kecamatan Sambas, Kabupaten

Sambas, Provinsi Kalimantan Barat, Indonesia.

Page 5: 22. PROVINSI KALIMANTAN BARAT - ujp.ucoz.comujp.ucoz.com/Modul/Kepariwisataan/22-KALBAR.pdf · yang berwilayah dari Sabang sampai Merauke, ... Kabupaten dan 2 pemerintahan kota. Berikut

670 Kepariwisataan Kalimantan Barat

b. Taman Wisata Alam Bukit Kelam

Oleh masyarakat sekitar,

keberadaan Bukit Kelam

dikaitkan dengan legenda

Bujang Beji dan Tumenggung

Marubai. Bujang Beji dan

Tumenggung Marubai

merupakan kepala kelompok

para penangkap ikan di

Negeri Sintang (ibu kota

Kabupaten Sintang sekarang).

Bujang Beji beserta

kelompoknya menguasai

Sungai Kapuas, sedangkan Tumenggung Marubai beserta kelompoknya menguasai

Sungai Melawi.

Karena perbedaan hasil tangkapan ikan, muncul niat jahat Bujang Beji untuk

menutup aliran Sungai Melawi dengan batu besar. Lalu, ia pergi ke Kapuas Hulu

untuk mengangkat batu besar yang terdapat di puncak Bukit Nanga Silat dan

membawanya ke Sungai Melawi. Namun, di persimpangan Sungai Kapuas dan

Sungai Melawi, dewi-dewi dari khayangan menertawakannya beramai-ramai.

Tatkala mendongakkan kepala mencari asal suara, tanpa disadarinya, ia menginjak

duri beracun. Seketika itu juga, batu yang dipikulnya terlepas dan kemudian

terbenam di suatu tempat bernama Jetak.

Menurut legendanya, batu besar yang terbenam di Jetak itu kemudian tumbuh

perlahan-lahan menjadi sebuah bukit. Dewasa ini, bukit tersebut dikenal dengan

Bukit Kelam, sebuah obyek wisata unik dan eksotik yang sangat dikagumi oleh

wisatawan domestik dan mancanegara. Dinamakan Bukit Kelam karena batu-batu

yang terdapat di bukit tersebut berwarna hitam.

Melihat keunikan, keeksotisan, dan kekayaan hayati kawasan seluas 520 hektar lebih

tersebut, pemerintah pusat melalui Surat Keputusan Menteri Kehutanan Republik

Indonesia Nomor 594/Kpts-II/92 pada tanggal 6 Juni 1992, menetapkannya sebagai

Taman Wisata Alam Bukit Kelam.

Panorama alamnya yang rancak dan

alami, serta udaranya yang sejuk dan

segar, menjadikan kawasaan ini tepat

sekali dipilih sebagai tujuan rekreasi

alam. Pengunjung dapat mencerap

keindahan panoramanya sambil

berjalan-jalan di kawasan tersebut,

atau sambil duduk santai di shelter-

shelter.

Di kawasan ini, terdapat berbagai flora

langka, seperti meranti (shorea sp),

bangeris (koompassia sp), tengkawang (dipterocarpus sp), kebas-kebas

(podocarpusceae), anggrek (archidaceae), dan kantong semar raksasa.

Page 6: 22. PROVINSI KALIMANTAN BARAT - ujp.ucoz.comujp.ucoz.com/Modul/Kepariwisataan/22-KALBAR.pdf · yang berwilayah dari Sabang sampai Merauke, ... Kabupaten dan 2 pemerintahan kota. Berikut

671 Kepariwisataan Kalimantan Barat

Berbagai fauna langkanya, seperti beruang madu (heralctus mayalanus), trenggiling

(manis javanica), kelelawar (hiropteraphilie), dan alap-alap (acciptiter badios),

menambah daya tarik kawasan ini.

Bagi yang ingin ke puncak bukitnya, dapat melewati sebuah tangga batu yang

memiliki ketinggian sekitar 90 meter yang terletak di sebelah barat Bukit Kelam. Bagi

yang bernyali besar dan menyukai tantangan ekstrem, dapat mencapai puncaknya

dengan melewati tebing batu yang terjal.

Di puncak bukitnya, terdapat gua-gua alam yang eksotik dan bernuansa magis yang

di dalamnya banyak terdapat burung walet. Dan, dari atas puncaknya, terlihat hutan

tropis yang lebat dan hijau di sekitarnya, Sungai Kapuas dan Sungai Melawi yang

mengapit Kota Sintang, keindahan Kota Sintang dari kejauhan, dan areal persawahan

yang menghampar luas di bawahnya. Bila musim hujan tiba, dari tempat ini juga

terlihat air terjun yang memesona.

Ketinggian kawasan ini berkisar

antara 50-900 meter di atas

permukaan laut (dpl) dengan

kemiringan antara 15°-40°,

sehingga tepat sekali dijadikan

tempat untuk melakukan olahraga

terbang layang dan panjat tebing.

Bagi penyuka olahraga lintas alam,

di kawasan ini terdapat jalan

setapak yang berliku-liku sampai ke

dalam hutan dengan medan yang

cukup berat. Pengunjung yang ingin

berenang dan bermain tenis, di kawasan ini juga tersedia kolam renang dan

lapangan tenis yang dapat digunakan saban waktu. Bagi pengunjung yang ingin

menikmati kawasan ini pada malam hari, juga disediakan camping ground yang luas

dan aman.

Selain itu, di sini pengunjung juga dapat melihat Rumah Panjang (rumah tradisional

suku Dayak) Ensaid Pendek dan Ensaid Panjang yang memiliki arsitektur khas.

Di kawasan ini setiap tahunnya diadakan Gebyar Wisata Bukit Kelam yang

menampilkan berbagai atraksi seni dan budaya dari masyarakat setempat, pameran

wisata, fashion, permainan rakyat, dan lain sebagainya.

Taman Wisata Alam Bukit Kelam terletak di Kecamatan Kelam Permai, Kabupaten

Sintang, Provinsi Kalimantan Barat, Indonesia.

c. Pantai Pasir Panjang

Kota Singkawang dikenal sebagai Kota Amoy dan China Town-nya Indonesia, karena

mayoritas penduduknya (sekitar 70%) merupakan etnis Tionghoa. Mengunjungi kota

yang berbatasan langsung dengan Negara Bagian Serawak, Malaysia ini, tentu belum

lengkap bila belum mengunjungi Pantai Pasir Panjang.

Page 7: 22. PROVINSI KALIMANTAN BARAT - ujp.ucoz.comujp.ucoz.com/Modul/Kepariwisataan/22-KALBAR.pdf · yang berwilayah dari Sabang sampai Merauke, ... Kabupaten dan 2 pemerintahan kota. Berikut

672 Kepariwisataan Kalimantan Barat

Pantai yang menjadi ikon pariwisata Kota Singkawang dan salah satu objek wisata

andalan Provinsi Kalimantan Barat

ini telah dikembangkan menjadi

sebuah paket wisata terpadu

bernama Taman Pasir Panjang

Indah (TPPI).

Dinamakan dengan Pantai Pasir

Panjang karena pantainya

membentang panjang

melengkungi laut lepas.

Dari bibir pantai, pengunjung dapat menikmati panorama laut biru berlatar kaki

langit yang juga biru. Samar-samar di kejauhan membias hijau Pulau Lemukutan,

Pulau Kabung, dan Pulau Randayan yang dipagari perairan Laut Natuna. Hamparan

pasir pantainya yang luas dan bersih menjadikan kawasan ini nyaman digunakan

untuk berjemur atau melakukan aktivitas olahraga, seperti voli pantai dan sepakbola

pantai.

Air lautnya yang jernih dan bersih sangat mendukung aktivitas pengunjung yang

ingin berenang atau menyelam. Selain itu, ombaknya relatif besar dan menjadi

rumah bagi banyak ikan, sehingga tepat sekali digunakan sebagai arena berselancar

dan area memancing.

Suasana kawasan ini kian eksklusif menjelang detik-detik terbenamnya matahari

(sunset) di balik pulau-pulau yang terdapat di sekitar kawasan pantai ini. Pengunjung

dapat menikmatinya dari pinggir pantai atau dari pondok-pondok wisata yang

banyak terdapat di kawasan tersebut.

Bila bosan di pantai, pengunjung dapat melihat-lihat kehidupan masyarakat

kampung nelayan yang tidak terlalu jauh dari lokasi pantai, atau bersantai di shelter-

shelter yang terdapat di Semenanjung Cinta.

Pantai Pasir Panjang terletak di Kecamatan Tujuh Belas, Kota Singkawang, Provinsi

Kalimantan Barat, Indonesia.

d. Taman Nasional Bukit Baka – Bukit Raya

Taman Nasional Bukit Baka-Bukit

Raya merupakan kawasan

konservasi yang terletak di

jantung Pulau Kalimantan.

Kawasan ini memiliki peranan

penting dalam fungsi hidrologis

yaitu sebagai catchment area

(daerah resapan air) bagi daerah

aliran Sungai Melawi di

Kalimantan Barat dan daerah

aliran Sungai Katingan di

Kalimantan Tengah. Kawasan

hutan Bukit Baka-Bukit Raya didominasi oleh berbagai jenis ekosistem hutan hujan

tropis khas pegunungan.

Page 8: 22. PROVINSI KALIMANTAN BARAT - ujp.ucoz.comujp.ucoz.com/Modul/Kepariwisataan/22-KALBAR.pdf · yang berwilayah dari Sabang sampai Merauke, ... Kabupaten dan 2 pemerintahan kota. Berikut

673 Kepariwisataan Kalimantan Barat

Bukit Baka-Bukit Raya merupakan gabungan Cagar Alam Bukit Baka di Kalimantan

Barat dan Cagar Alam Bukit Raya di Kalimantan Tengah. Telah terjadi enam kali

perluasan area hingga akhirnya kawasan ini ditetapkan sebagai taman nasional.

Pertama, tahun 1978, kawasan Bukit Raya ditetapkan sebagai cagar alam dengan

luas 50.000 hektar. Kedua, tahun 1979, cagar alam diperluas menjadi 110.000

hektar. Ketiga, tahun 1981, kawasan Bukit Baka ditetapkan sebagai kawasan cagar

alam dengan luas 100.000 hektar. Keempat, tahun 1982, luas cagar alam Bukit Baka

bertambah menjadi 116.063 hektar. Kelima, tahun 1987, mengalami pengurangan

luas cagar alam menjadi 70.500 hektar. Keenam, tahun 1992, Cagar Alam Bukit Baka

dan Cagar Alam Bukit Raya disatukan dan statusnya diubah menjadi taman nasional

dengan nama Taman Nasional Bukit Baka-Bukit Raya melalui Surat Keputusan

Menteri Kehutanan Nomor: 281/Kpts-II/1992, tanggal 26 Februari 1992, dengan luas

wilayah 181.090 hektar.

Keistimewaan kawasan wisata Taman Nasional Bukit Baka-Bukit Raya terletak pada

kekayaan flora dan faunanya. Secara umum, wilayah taman nasional ini didominasi

oleh vegetasi tingkat pohon yang penyebarannya bervariasi, dari kaki hingga ke

puncak bukit. Vegetasi pada dataran rendah (kaki bukit) hingga ketinggian 400 m

menunjukkan kekhasan hutan hujan dataran rendah yang menjadi rumah bagi

sekitar 30 % spesies dipterocarpaceae.

Disebabkan oleh adanya perubahan ketinggian tempat, maka tipe vegetasi dominan

kemudian berubah secara bertahap, sehingga di wilayah ini ditemui tipe-tipe

vegetasi hutan dataran rendah, hutan dataran tinggi, hutan pegunungan, vegetasi

sungai, dan vegetasi lumut (di puncak-puncak bukit).

Keistimewaan kawasan Taman Nasional Bukit Baka-Bukit Raya yang lainnya adalah

terdapat beraneka ragam jenis satwa di dalamnya, di antaranya berbagai jenis

burung seperti Burung Ruai (argusianus argus) dan 3 jenis Burung Enggang, salah

satunya adalah burung Enggang Gading (rhinoplax vigil). Jenis-jenis satwa lainnya

yang dapat dijumpai di kawasan ini adalah mamalia, seperti landak (hystrix

branchyura), lutung merah (presbytis rubicunda), dan beruk (macaca nemestrina).

Kekayaan fauna Taman Nasional Bukit Baka-Bukit Raya juga bisa dilihat dari hewan

reptil yang hidup di kawasan ini, seperti ular (lamaria schlegeli), kadal

(spenomorphus), kura-kura darat (famili testudinidae), katak daun, katak batu, dan

kodok. Selain itu, di kawasan ini juga hidup jenis-jenis ikan yang termasuk dalam

kategori langka yang mungkin tidak akan dapat dijumpai di kawasan lain, seperti

ikan seluang (osteochilus spilurus), baung (mystus micracanthus), dan adung

(hampala macrolepidota).

Kawasan Taman Nasional Bukit Baka-Bukit Raya terletak di Kabupaten Sintang,

Propinsi Kalimantan Barat dan Kabupaten Kotawaringin Timur, Propinsi Kalimantan

Tengah, Indonesia.

Page 9: 22. PROVINSI KALIMANTAN BARAT - ujp.ucoz.comujp.ucoz.com/Modul/Kepariwisataan/22-KALBAR.pdf · yang berwilayah dari Sabang sampai Merauke, ... Kabupaten dan 2 pemerintahan kota. Berikut

674 Kepariwisataan Kalimantan Barat

e. Taman Wisata Alam Baning

Berwisata ke Taman Wisata

Alam Baning terbilang istimewa

karena merupakan satu-satunya

hutan tropis alami di Indonesia

yang berada di tengah-tengah

kota. Kawasan ini ditumbuhi

oleh beribu-ribu pohon besar

dan kaya dengan aneka flora dan

fauna langkanya. Sehingga,

selain sebagai tempat wisata

yang menarik, kawasan ini juga

dapat dijadikan tempat penelitian tentang kekayaan hayati bagi ilmuan, mahasiswa,

pelajar, dan bahkan masyarakat umum.

Mengingat posisi kawasan tersebut yang strategis dan potensi alamnya yang begitu

melimpah, pemerintah daerah setempat berupaya melindungi dan melestarikannya.

Pertama kali, kawasan ini ditetapkan sebagai Kawasan Hutan Lindung Baning

berdasarkan Surat Keputusan Bupati Kabupaten Sintang Nomor 07/A-II/1975 pada

tanggal 1 Juni 1975 dengan luas areal sekitar 315 hektar. Pemerintah Kabupaten

Sintang merealisasikan keputusan tersebut, salah satu caranya dengan menutup

Jalan Baning dan Jalan Kelam 2 yang terdapat di kawasan wisata ini.

Dalam perkembangan selanjutnya, pemerintah pusat melalui Surat Keputusan

Menteri Kehutanan Republik Indonesia Nomor 129/Kpts-II/90 pada tanggal 24 Maret

1990, menaikkan status kawasan tersebut menjadi Hutan Wisata Alam Baning.

Kemudian, berdasarkan Surat Keputusan Menteri Kehutanan dan Perkebunan

Republik Indonesia Nomor 405/Kpts-II/99 pada tanggal 14 Juni 1999, kawasan

tersebut ditetapkan sebagai Taman Wisata Alam Baning dengan luas areal sekitar

213 hektar.

f. Taman Nasional Danau Sentarum

Bagi Anda yang menyukai berbagai

destinasi wisata dalam satu tempat,

Taman Nasional Danau Sentarum

(TNDS) di Kabupaten Kapuas Hulu,

Provinsi Kalimantan Barat, perlu

dimasukkan dalam agenda rekreasi

Anda. Sebab, di TNDS yang terletak

di kabupaten paling timur Provinsi

Kalimantan Barat ini terdapat

berbagai obyek wisata yang unik,

menarik, dan menantang, seperti

wisata hutan, wisata pendidikan,

wisata danau, wisata desa, wisata

budaya, dan lain sebagainya.

Bila dirunut ke belakang, kawasan yang berada di sekitar Danau Sentarum ini

memiliki sejarah yang panjang sebelum akhirnya ditetapkan pemerintah pusat

sebagai taman nasional seperti saat ini. Pada awalnya, obyek wisata andalan

Kabupaten Kapuas Hulu ini merupakan kawasan Suaka Alam Danau Sentarum

berdasarkan Surat Keputusan Direktur Jendral Kehutanan Republik Indonesia Nomor

Page 10: 22. PROVINSI KALIMANTAN BARAT - ujp.ucoz.comujp.ucoz.com/Modul/Kepariwisataan/22-KALBAR.pdf · yang berwilayah dari Sabang sampai Merauke, ... Kabupaten dan 2 pemerintahan kota. Berikut

675 Kepariwisataan Kalimantan Barat

2240/DJ/I/1981 pada tanggal 15 Juni 1981 dengan luas area sekitar 80.000 hektar.

Pada tahun 1982, berdasarkan Surat Keputusan Nomor 757/Kpts/Um/10/1982,

kawasan tersebut ditetapkan sebagai kawasan Suaka Margasatwa Danau Sentarum

yang pengelolaannya berada di bawah pengawasan Kantor Sub Balai Konservasi

Sumber Daya Alam Provinsi Kalimantan Barat di Kota Pontianak.

Pada tahun 1991, berdasarkan Surat Keputusan Presiden Republik Indonesia Nomor

48 Tahun 1991, Indonesia meratifikasi Konvensi Ramsar (The Convention on

Wetlands of International Importance), yaitu konvensi internasional tentang

konservasi dan pemanfaatan lahan basah yang ditetapkan di Ramsar Iran pada

tanggal 2 Februari 1971. Untuk menindaklanjuti keputusan tersebut, pada tahun

1994 pemerintah pusat menetapkan kawasan Danau Sentarum sebagai situs Ramsar

di Indonesia. Keputusan ini diambil, mengingat kawasan tersebut merupakan salah

satu wakil daerah hamparan banjir (lebak lebung, floodflain), menurut sejumlah

ilmuan, termasuk yang terluas dan terpelihara dengan baik di kawasan Asia

Tenggara.

Melihat potensinya yang begitu melimpah dan posisinya yang sangat penting, tidak

hanya bagi Indonesia, tapi juga bagi dunia, pada tanggal 4 Februari 1999 kawasan

tersebut ditetapkan sebagai Taman Nasional Danau Sentarum berdasarkan Surat

Keputusan Menteri Kehutanan dan Perkebunan Republik Indonesia Nomor

34/Kpts/II/1999 dengan luas area sekitar 132.000 hektar.

Untuk menjaga kelestariannya, kawasan tersebut ditetapkan sebagai kawasan

konservasi berdasarkan Surat Keputusan Bupati Kabupaten Kapuas Hulu Nomor 144

Tahun 2003. Sedangkan untuk memudahkan pengawasan dan koordinasi, pada

tanggal 1 Februari 2007 dibentuk Unit Pelaksana Teknis Balai Taman Nasional Danau

Sentarum melalui Peraturan Menteri Kehutanan Nomor P.03/Menhut-II/2007 yang

berkantor di Kabupaten Sintang.

g. Sungai Kapuas

Sungai Kapuas membentang dari

Provinsi Kalimantan Barat Hingga

Kalimantan Selatan. Panjangnya

mencapai 1.143 km dan merupakan

sungai terpanjang di Indonesia. Di

antara kebudayaan-kebudayaan

yang ada di sepanjang Sungai

Kapuas, aliran sungai ini melewati

Kota Pontianak. Meskipun

sepenggal namun aliran Sungai

Kapuas adalah urat nadi dari Kota

Pontianak. Sungai Kapuas Pontianak adalah pusat jalur perdagangan dan

transportasi. Sehari-harinya berbagai jenis moda transportasi air tumpah ruah di

sungai ini. Kapal motor, perahu-perahu tradisional serta kapal-kapal pengangkut

hasil bumi hilir mudik menghiasi sungai. Bagi siapa pun yang pertama kali

berkunjung ke Sungai Kapuas Pontianak, pemandangan hilir mudik kapal-kapal

tersebut pasti akan membuat decak kagum bahwa ternyata kapal-kapal tersebut

mengapung di atas sebuah sungai.

Panjang Sungai ini memang mencolok mata, begitu pun lebarnya. Tercatat rata-rata

lebar Sungai Kapuas Pontianak adalah 400-700 meter. Jika dibandingkan dengan

Page 11: 22. PROVINSI KALIMANTAN BARAT - ujp.ucoz.comujp.ucoz.com/Modul/Kepariwisataan/22-KALBAR.pdf · yang berwilayah dari Sabang sampai Merauke, ... Kabupaten dan 2 pemerintahan kota. Berikut

676 Kepariwisataan Kalimantan Barat

jalan di darat, di belahan bumi mana pun tidak ada jalan raya selebar itu. Secara

keseluruhan aliran Sungai Kapuas yang dapat dilayari oleh kapal besar seukuran

ferry adalah sepanjang 800 km atau hingga ke Kabupaten Kapuas Hulu, Kalimantan

Barat. Jarak tersebut hampir sama dengan jarak antara Kota Surabaya-Jakarta.

Sungai Kapuas Pontianak dengan percabangan dua anak sungainya yakni Sungai

Kapuas Kecil dan Sungai Landak, membelah Kota Pontianak menjadi 3 bagian. Yakni

Pontianak Barat dan Selatan, Pontianak Timur, dan Pontianak Utara. Ada dua

jembatan yang membentang di atas Sungai Kapuas Pontianak dan anak sungainya.

Yang pertama adalah Jembatan Kapuas sepanjang 410 meter dibangun tahun 1983,

menghubungkan Pontianak Selatan dengan Timur. Sedangkan Jembatan Landak

sepanjang 319 meter menghubungkan Pontianak Timur dengan Utara. Selain

pembagian di atas, ada juga pembagian yang lazim dipakai oleh warga. Yang

pertama adalah kawasan kota, kawasan yang terdiri dari perkebunan dan sedikit

kota serta, yang terakhir adalah kawasan kota lama. Dengan pembagian ini bisa

ditunjukkan kilas sejarah dan perkembangan warga di sekitar sungai.

Di kawasan kota, wisatawan dapat melihat hiruk pikuk aktivitas kota versi warga

Pontianak. Di wilayah ini juga terdapat bangunan-bangunan baru yang dibangun

dengan lebih mempertimbangkan aspek fungsionalnya dibanding keaslian

arsitekstur asli Pontianak. Namun sayang, pemanfaatan Sungai Kapuas Pontianak di

kawasan ini memudar seiring makin berkembangnya kawasan kontinental. Di

kawasan kedua, sisa dari kehidupan Kota Pontianak masih terlihat, namun kawasan

ini didominasi oleh perkebunan terutama kelapa sawit. Di sinilah banyak dijumpai

kapal-kapal pengangkut hasil perkebunan serta hasil bumi lain seperti kayu, batu

bara dan pasir. Sedangkan, kawasan kota lama merupakan propotipe masyarakat

tradisonal Sungai Kapuas. Warga di kawasan ini, sebagian besar masih

mengandalkan kehidupan ekonominya dengan mencari ikan di sepanjang Sungai

Kapuas. Cara dan perlengkapan yang digunakan juga masih tradisonal. Di atas

perahu kayu, warga pencari ikan ini bisa mengunduh sekitar 300 jenis ikan yang

memang mendiami Sungai Kapuas. Salah satu ikan yang menjadi primadona adalah

ikan patin.

Sebagaimana kebudayaan lain di

sepanjang Sungai Kapuas, sungai

ini juga berperan dalam sejarah

berdirinya Kota Pontianak. Pada

tahun 1192 H 23 Oktober 1771

(14 Radjab 1185 H), pendiri Kota

Pontianak yakni Syarif

Abdurrahman Alkadrie pertama

kali mendirikan balai dan rumah

di persimpangan tiga antara

Sungai Kapuas, Sungai Kapuas

Kecil dan Sungai Landak. Balai

dan rumah inilah yang menjadi cikal bakal Kasultanan Pontianak. Menurut cerita,

pendirian balai dan rumah Syarif Abdurrahman ini dimulai tatkala dia diganggu oleh

sejenis hantu kuntilanak. Untuk mengusir gangguan hantu tersebut Syarif

Abdurrahman pergi menyusuri Sungai Kapuas Pontianak dan akhirnya melepaskan

tembakan meriam. Lokasi dimana peluru meriam jatuh itulah wilayah kesultanannya

didirikan. Peluru meriam itu meluncur melewati simpang tiga Sungai Kapuas, Sungai

Kapuas Kecil dan Sungai Landak kemudian jatuh di daerah yang kini lebih dikenal

Page 12: 22. PROVINSI KALIMANTAN BARAT - ujp.ucoz.comujp.ucoz.com/Modul/Kepariwisataan/22-KALBAR.pdf · yang berwilayah dari Sabang sampai Merauke, ... Kabupaten dan 2 pemerintahan kota. Berikut

677 Kepariwisataan Kalimantan Barat

dengan Beting Kampung Dalam Bugis Pontianak Timur atau Kota Pontianak. Jejak

rekam sejarah seperti itulah yang menjadikan Sungai Kapuas tersimbolisasi dalam

lambang Kota Pontianak

h. Taman Nasional Gunung Palung

Taman Nasional Gunung Palung merupakan taman nasional yang terletak di

Kabupaten Kayong Utara dan Kabupaten Ketapang, Kalimantan Barat. Kawasan ini

dikukuhkan sebagai kawasan taman nasional pada 24 Maret 1990 melalui SK

Menteri Kehutanan No. 448/Kpts-II/1990. Luas wilayah kawasan ini adalah 90.000

ha.

Kawasan ini memiliki keanekaragaman hayati yang tinggi dan terdiri dari berbagai

jenis ekosistem. Hutan di kawasan taman nasional ini terdiri dari hutan rawa, rawa

gambut, hutan rawa air tawar, hutan mapah tropika, hutan mangrove, dan hutan

pegunungan.

Beberapa jenis tanaman yang ada di Taman Nasional Gunung Palung ini adalah

jelutung (Dyera costulata), ramin (Gonistylus bancamus), damar (Agathis

berneensis), pulai (Alstonia scholaris), rengas (Gluta renghas), kayu ulin

(Eusideroxylon zwageri), tanaman bakau (Rhizopora spp.), kendeka (Bruguiera spp.),

dan berbagai tanaman obat.

Selain itu, kawasan ini menjadi

habitat beberapa golongan

primata, misalnya orang utan

(Pongo pigmaeus), bekantan

(Nasalis larvatus), beruk (Macaca

nemestrina nemestrina), owa

(Hylobathes agilis), dan kelasi

(Hylobathes frontata). Ada pula

berbagai jenis hewan lain,

misalnya beruang madu

(Helarctos malayanus

euryspilus), klampiau (Hylobates muelleri), kukang ((Nyticebus coucang borneanus),

kijang (Muntiacus muntjak pleiharicus), kancil (Tragulus napu borneanus), bajing

tanah bergaris empat (Lariscus hosei), ayam hutan (Gallus gallus), rangkong badak

(Buceros rhinoceros borneoensis), enggang gading (Rhinoplax vigil), kura-kura

gading (Orlitia Borneensis), penyu tempayan (Caretta caretta), buaya siam

(Crocodylus siamensis), tupai kenari (Rheithrosciurus macrotis), dan sekitar 200 jenis

burung.

Taman Nasional Gunung Palung

juga telah menjadi salah satu

kawasan konservasi orang utan di

Indonesia. Taman nasional ini

menjadi habitat bagi 10 persen

dari populasi orang utan yang

hidup di dunia (Berkmoes et.al,

2010). Orang utan yang hidup di

kawasan ini adalah orangutan

jenis Pongo pygmaues wumbii.

Page 13: 22. PROVINSI KALIMANTAN BARAT - ujp.ucoz.comujp.ucoz.com/Modul/Kepariwisataan/22-KALBAR.pdf · yang berwilayah dari Sabang sampai Merauke, ... Kabupaten dan 2 pemerintahan kota. Berikut

678 Kepariwisataan Kalimantan Barat

i. Pulau Sawi

Pulau Sawi kaya akan biota laut dan

pemandangan alam yang indah. Sejak

tahun 2009, Pembab Ketapang mulai

membenahi obyek wisata ini dan

menjadikannya sebagai obyek wisata

andalan di Kabupaten Ketapang,

Kalimantan Barat.

Kabupaten Ketapang memiliki gugusan

pulau-pulau kecil. Terdapat 34 pulau

yang termasuk ke dalam wilayah

kabupaten ini. Pemkab Ketapang

menyebutkan bahwa pulau-pulau itu antara lain terdiri dari Pulau Bawal (pulau ini

luasnya kurang dari 7500 ha) dan Pulau Gelam, Pulau Cempedak, dan Pulau Sawi

(masing-masing mempunyai luas kurang dari 500 ha). Daratan di pulau-pulau ini

relatif berketinggian rendah, antara 0,5 hingga 30 m dpl. Otomatis pulau-pulau

tersebut memiliki pantai yang landai.

Pulau-pulau kecil ini memiliki potensi

pariwisata yang besar, dari

pemandangannya yang masih alami

hingga kekayaan sumber daya yang

dimilikinya, terutama sumber daya

laut. Salah satu pulau yang memiliki

potensi seperti itu adalah Pulau Sawi.

Pulau Sawi dihuni oleh sekitar 20 KK.

Masyarakat Pulau Sawi umumnya

bekerja sebagai nelayan dan buruh

nelayan. Kadang-kadang mereka

mencari mutiara ketika musim melaut belum tiba.

2. Wisata Sejarah

a. Istana Kadriah Kesultanan Pontianak

Istana Kadriah merupakan cikal-bakal

lahirnya Kota Pontianak. Keberadaan

Istana Kadriah tidak lepas dari sosok

Sayyid Syarif Abdurrahman Alkadri

(1738-1808 M), yang di masa

mudanya telah mengunjungi berbagai

daerah di Nusantara dan melakukan

kontak dagang dengan saudagar dari

berbagai negara.

Ketika ayahnya Habib Husein Alkadri,

yang pernah menjadi hakim agama Kerajaan Matan dan ulama terkemuka Kerajaan

Mempawah, wafat pada tahun 1770 M, Syarif Abdurrahman bersama keluarganya

memutuskan mencari daerah pemukiman baru. Batu Layang merupakan salah satu

daerah yang mereka singgahi. Di sini, rombongan tersebut bertemu dengan para

Page 14: 22. PROVINSI KALIMANTAN BARAT - ujp.ucoz.comujp.ucoz.com/Modul/Kepariwisataan/22-KALBAR.pdf · yang berwilayah dari Sabang sampai Merauke, ... Kabupaten dan 2 pemerintahan kota. Berikut

679 Kepariwisataan Kalimantan Barat

perompak, dan berhasil mengalahkan mereka. Kemudian, rombongan Syarif

Abdurrahman melanjutkan pelayaran mencari daerah yang lebih baik. Pada tanggal

23 Oktober 1771 M (24 Rajab 1181 H), mereka tiba di daerah dekat pertemuan tiga

sungai, yaitu Sungai Landak, Sungai Kapuas Kecil, dan Sungai Kapuas. Kemudian,

mereka memutuskan untuk menetap di daerah tersebut.

Secara historis, Istana Kadriah mulai dibangun pada tahun 1771 M dan baru selesai

pada tahun 1778 M. Tak beberapa lama kemudian, Sayyid Syarif Abdurrahman

Alkadri pun dinobatkan sebagai sultan pertama Kesultanan Pontianak. Dalam

perkembanganya, istana ini terus mengalami proses renovasi dan rekonstruksi

hingga menjadi bentuknya seperti yang sekarang ini. Sultan Syarif Muhammad

Alkadri, sultan ke-6 Kesultanan Pontianak, tercatat sebagai sultan yang merenovasi

Istana Kadriah secara besar-besaran.

Saat ini tampuk kepemimpinan Kesultanan Pontianak dipegang oleh Sultan Sayyid

Syarif Abubakar Alkadri, sultan ke-9, yang bergelar Pangeran Mas Perdana Agung.

Keanggunan istana seluas 60 x 25 meter yang terbuat dari kayu belian pilihan ini

sudah terlihat dari bagian depannya. Pengunjung akan terkesan dengan halamannya

yang luas dan bersih, serta rumputnya yang tertata rapi dan terawat dengan baik. Di

sisi kanan, tengah, dan kiri depan istana, pengunjung dapat melihat 13 meriam kuno

buatan Portugis dan Perancis.

Dari halaman depan, pengunjung juga dapat melihat anjungan, yaitu ruangan yang

menjorok ke depan yang dahulunya digunakan sultan sebagai tempat istirahat atau

menikmati keindahan panorama Sungai Kapuas dan Sungai Landak. Di sana, juga

terdapat sebuah genta yang dulunya berfungsi sebagai alat penanda marabahaya. Di

samping kanan anjungan, terdapat sebuah tangga yang menghubungkan teras istana

dengan anjungan.

Di atas pintu utama istana, terdapat hiasan mahkota serta tiga ornamen bulan dan

bintang sebagai tanda bahwa Kesultanan Pontianak merupakan Kesultanan Islam.

Balairungnya, atau sering juga disebut dengan balai pertemuan, didominasi oleh

warna kuning yang dalam tradisi Melayu melambangkan kewibawaan dan ketinggian

budi pekerti. Di ruang yang biasanya dijadikan tempat melakukan upacara

keagamaan dan menerima tamu ini, pengunjung dapat melihat foto-foto Sultan

Pontianak, lambang kesultanan, lampu hias, kipas angin, serta singgasana sultan

dan permaisuri.

Di sebelah kanan dan kiri ruang utama terdapat 6 kamar berukuran 4 x 3,5 meter

dimana salah satunya merupakan kamar tidur sultan. Sedangkan kamar-kamar

lainnya dahulunya dijadikan sebagai ruang makan dan kamar mandi.

Di belakang ruang istana terdapat sebuah ruangan yang cukup besar. Di ruangan ini

pengunjung dapat melihat benda-benda warisan Kesultanan Pontianak, seperti

senjata, pakaian sultan dan permaisurinya, foto-foto keluarga sultan, dan arca-arca.

Kira-kira 200 meter di sebelah barat dari Istana Kadriah terdapat masjid kerajaan

yang bernama Masjid Jami‘ Sultan Abdurrahman. Masjid ini pertama kali dibangun

oleh Sultan Sayyid Syarif Abdurrahman Alkadri, sultan pertama Kesultanan

Pontianak.

Page 15: 22. PROVINSI KALIMANTAN BARAT - ujp.ucoz.comujp.ucoz.com/Modul/Kepariwisataan/22-KALBAR.pdf · yang berwilayah dari Sabang sampai Merauke, ... Kabupaten dan 2 pemerintahan kota. Berikut

680 Kepariwisataan Kalimantan Barat

Istana Kadriah terletak di Kampung Beting, Kelurahan Dalam Bugis, Kecamatan

Pontianak Timur, Kota Pontianak, Provinsi Kalimantan Barat, Indonesia.

b. Masjid Jami` Sultan Abdurrahman

Konon, sebelum Habib

Husein Alkadri bertolak dari

Hadramaut, Yaman Selatan,

menuju kawasan timur,

gurunya berwasiat supaya

mencari permukiman yang

berada di pinggir sungai

yang masih ditumbuhi

pepohonan hijau. Ketika

diangkat menjadi hakim

agama Kerajaan Matan dan

Kerajaan Mempawah, beliau

pun meminta kepada kedua

sultan dari kerajaan-kerajaan

tersebut untuk dibuatkan sebuah permukiman seperti yang diwasiatkan gurunya.

Pada tahun 1770 M, Habib Husein Alkadri wafat di Kerajaan Mempawah. Tiga bulan

kemudian, anak beliau yang bernama Syarif Abdurrahman bersama dengan saudara-

saudaranya, sepakat untuk meninggalkan Kerajaan Mempawah dan mencari daerah

permukiman baru. Pada tanggal 23 Oktober 1771 M (24 Rajab 1181 H), rombongan

Syarif Abdurrahman menemukan lokasi yang sesuai di delta Sungai Kapuas Kecil,

Sungai Landak, dan Sungai Kapuas. Setelah delapan hari bekerja menebas hutan,

rombongan ini lalu mendirikan tempat tinggal dan sebuah langgar.

Seiring dengan pesatnya perkembangan kawasan tersebut, lambat-laun langgar

sederhana itu pun kemudian berubah menjadi masjid. Sultan Syarif Usman (1819-

1855 M), sultan ke-3 Kesultanan Pontianak, tercatat sebagai sultan yang pertama

kali meletakkan fondasi bangunan masjid sekitar tahun 1821 M/1237 H. Bukti bahwa

masjid tersebut dibangun oleh Sultan Syarif Usman dapat dilihat pada inskripsi huruf

Arab yang terdapat di atas mimbar masjid yang menerangkan bahwa Masjid Jami‘

Sultan Abdurrahman dibangun oleh Sultan Syarif Usman pada hari Selasa bulan

Muharam tahun 1237 Hijriah. Berbagai penyempurnaan bangunan masjid terus

dilakukan oleh sultan-sultan berikutnya hingga menjadi bentuknya seperti yang

sekarang ini.

Untuk menghormati jasa Sultan Sayyid Syarif Abdurrahman Alkadri, pendiri Kota

Pontianak dan sultan pertama Kesultanan Pontianak, masjid yang berada di sebelah

barat Istana Kadriah itu pun diberi nama Masjid Jami‘ Sultan Abdurrahman.

Masjid yang memiliki panjang 33,27 meter dan lebar 27,74 meter ini merupakan

masjid tertua dan terbesar di Pontianak. Masjid yang undak (seperti tajug ala

arsitektur Jawa) paling atasnya mirip mahkota atau genta besar khas arsitektur

Eropa ini menjadi saksi sejarah perubahan demi perubahan yang terjadi di Kota

Pontianak dan sekitarnya.

Mayoritas konstruksi bangunan masjid terbuat dari kayu belian pilihan. Dominasi

kayu belian masih dapat dilihat pada pagar, lantai, dinding, menara, dan sebuah

bedug besar yang terdapat di serambi masjid. Enam tonggak utama (soko guru)

Page 16: 22. PROVINSI KALIMANTAN BARAT - ujp.ucoz.comujp.ucoz.com/Modul/Kepariwisataan/22-KALBAR.pdf · yang berwilayah dari Sabang sampai Merauke, ... Kabupaten dan 2 pemerintahan kota. Berikut

681 Kepariwisataan Kalimantan Barat

penyangga ruangan masjid yang berdiameter 60 sentimeter juga terbuat dari kayu

belian. Konon, tonggak-tonggak tersebut telah berusia lebih dari 170 tahun. Selain

enam tonggak utama, terdapat empat belas tiang pembantu yang berfungsi sebagai

penyangga ruangan masjid.

Pengaruh arsitektur Eropa terlihat pada pintu dan jendela masjid yang cukup besar,

sedangkan pengaruh Timur Tengah terlihat pada mimbarnya yang berbentuk kubah.

Seperti bangunan rumah Melayu pada umumnya, masjid ini juga memiliki kolong di

bawah lantainya. Meski persis berada di atas air Sungai Kapuas, masjid ini tidak

pernah kebanjiran karena fondasi masjid berjarak sekitar satu setengah meter di

atas permukaan tanah.

Masjid Jami‘ Sultan Abdurrahman terletak di Kampung Beting, Kelurahan Dalam

Bugis, Kecamatan Pontianak Timur, Kota Pontianak, Provinsi Kalimantan Barat,

Indonesia. Masjid ini hanya berjarak sekitar 200 meter di sebelah barat Istana

Kadriah.

c. Istana Alwatzikhoebillah di Sambas

Sejarah Istana Alwatzikhoebillah

tidak terlepas dari sosok Sultan

Tengah, seorang pangeran dari

Kesultanan Brunei yang kemudian

diangkat menjadi sultan di

Kesultanan Serawak. Sejarah

berawal ketika Sultan Tengah

beserta rombongannya, setelah

melakukan kunjungan

persahabatan (muhibah) ke

Kesultanan Johor, Malaysia,

singgah di Kerajaan Matan,

Tanjungpura. Di Matan, beliau

disambut dengan hangat oleh raja Matan, Panembahan Giri Kusuma, yang di

kemudian hari masuk Islam dan bergelar Sultan Muhammad Syafiuddin (1631-1668).

Sultan Tengah tertarik mendalami agama Islam pada Syekh Syamsuddin dari Mekah

yang menyebarkan Islam di Matan. Tak lama kemudian, Sultan Tengah menikah

dengan Ratu Surya Kusuma, adik Sultan Muhammad Syafiuddin.

Setelah beberapa lama tinggal di Matan, Sultan Tengah memboyong keluarganya ke

Kota Bangun, yang berdekatan dengan Kota Lama, ibu kota Kerajaan Sambas. Di

Kota Bangun ini, beliau melakukan dua hal penting yang kelak menjadi cikal-bakal

berdirinya Kesultanan Sambas dan Istana Alwatzikhoebillah, yaitu menyebarkan

agama Islam sampai ke Kota Lama dan menikahkan puteranya, Raden Sulaiman,

dengan Mas Ayu Bungsu, puteri Ratu Sepudak dari Kerajaan Sambas. Konon, pada

masa raja yang memiliki darah keturunan Majapaht inilah ibu kota Kerajaan Sambas

dipindahkan dari Paloh ke Kota Lama.

Terbukti, strategi yang dijalankan Sultan Tengah tersebut berhasil, yaitu beralihnya

Kerajaaan Sambas Hindu menjadi Kesultanan Islam dan diangkatnya Raden Sulaiman

menjadi pembantu sultan (wazir). Namun karena sebuah fitnah, akhirnya Raden

Sulaiman tersingkir dari Kota Lama dan kembali lagi ke Kota Bangun.

Page 17: 22. PROVINSI KALIMANTAN BARAT - ujp.ucoz.comujp.ucoz.com/Modul/Kepariwisataan/22-KALBAR.pdf · yang berwilayah dari Sabang sampai Merauke, ... Kabupaten dan 2 pemerintahan kota. Berikut

682 Kepariwisataan Kalimantan Barat

Setelah berhasil membangun Kota Bangun, bahkan lebih maju dari Kota Lama,

keluarga Sultan Tengah yang dipimpin oleh Raden Sulaiman, memutuskan pindah ke

Lubuk Madung, yang merupakan pertemuan Sungai Subah, Sungai Sambas Kecil, dan

Sungai Teberau. Kemudian, di tempat itu didirikan Istana Alwatzikhoebillah dan di

istana tersebut Raden Sulaiman dinobatkan sebagai sultan pertama Kesultanan

Sambas dengan gelar Sultan Muhammad Syafiuddin.

Namun, Istana Alwatzikhoebillah yang terlihat sekarang ini, baru dibangun pada

masa pemerintahan Sultan Muhammad Mulia Ibrahim Syafiuddin (1931-1943),

sultan ke-15 Kesultanan Sambas. Pembangunan istana tersebut relatif singkat, yaitu

dari tahun 1933 sampai tahun 1935. Konon, biayanya yang mencapai 65.000 gulden

itu merupakan pinjaman dari Kesultanan Kutai Kartanegara.

Sejak bulan Februari 2008, pemangku Istana Alwatzikhoebillah dipercayakan kepada

Pangeran Ratu M. Tarhan Winata Kesuma.

d. Tugu Katulistiwa

Kota Pontianak merupakan salah satu

daerah yang dilalui oleh garis imajiner

khatulistiwa. Untuk menandainya,

dibangunlah sebuah tugu yang diberi

nama Tugu Khatulistiwa (Equator

Monument).

Secara historis, pembangunan tugu

yang menjadi ikon Kota Pontianak ini

telah dimulai pada tahun 1928,

bersamaan dengan sebuah ekspedisi

internasional yang dipimpin oleh

seorang ahli geografi berkebangsaan

Belanda untuk menentukan garis

imajiner khatulistiwa. Saat itu, bangunannya masih sederhana, yakni berupa sebuah

tonggak yang diberi tanda panah penunjuk arah. Pada tahun 1938, arsitek Silaban

merenovasi tugu tersebut dan menambahkan sebuah lingkaran di atas tonggaknya.

Baru pada tahun 1990, dengan niat untuk melindungi tugunya yang asli, pemerintah

daerah setempat berinisiatif membangun sebuah kubah. Kemudian, di atas kubah

tersebut dibuat duplikat tugu dengan ukuran lima kali lebih besar dari ukuran tugu

yang aslinya.

Pada bulan Maret 2005, sebuah tim dari Badan Pengkajian dan Penerapan Teknologi

(BPPT) mengkoreksi lokasi titik nol garis khatulistiwa yang sebenarnya. Setelah

melalui serangkaian pengkajian yang mendalam, tim dari BPPT menyimpulkan

bahwa posisi 0 derajat, 0 menit, dan 0 detiknya ternyata berada sekitar 117 meter

ke arah Sungai Kapuas dari lokasi tugu yang sekarang ini.

Page 18: 22. PROVINSI KALIMANTAN BARAT - ujp.ucoz.comujp.ucoz.com/Modul/Kepariwisataan/22-KALBAR.pdf · yang berwilayah dari Sabang sampai Merauke, ... Kabupaten dan 2 pemerintahan kota. Berikut

683 Kepariwisataan Kalimantan Barat

e. Istana Amantubillah

Istana Amantubillah adalah nama istana dari

Kesultanan Mempawah di Kabupaten Pontianak,

Provinsi Kalimantan Barat. Kata amantubillah

berasal dari bahasa Arab yang berarti “aku

beriman kepada Allah”. Nama istana tersebut

mencerminkan bahwa sultan dan masyarakat

Kesultanan Mempawah sangat percaya kepada

Allah dan sekaligus melambangkan betapa

kuatnya ajaran agama Islam terpatri pada setiap diri orang Melayu.

Kesultanan Mempawah mulai dikenal pascakedatangan rombongan Opu Daeng

Menambun dari Kerajaan Matan, Tanjungpura, ke Sebukit Rama, Mempawah—

lokasi Istana Amantubillah yang sekarang, sekitar tahun 1737 M. Eksistensinya kian

diperhitungkan di kancah internasional setelah Opu Daeng Menambun dengan gelar

Pangeran Mas Surya Negara naik tahta menggantikan Sultan Senggauk pada tahun

1740 M. Apalagi pada masa pemerintahannya, Habib Husein Alkadri, mantan hakim

agama di Kerajaan Matan, pindah ke Kesultanan Mempawah. Maka, orang pun

kemudian berbondong-bondong datang ke Mempawah tidak hanya untuk

melakukan kontak dagang atau kontrak politik, tapi juga untuk mempelajari dan

mendalami agama Islam.

Istana Amantubillah sesungguhnya baru didirikan sekitar tahun 1761 M oleh

Panembahan Adi Wijaya Kesuma, sultan ke-3 Kesultanan Mempawah. Namun apa

hendak dikata, pada tahun 1880 M istana tersebut terbakar. Peristiwa itu terjadi

pada masa pemerintahan Panembahan Ibrahim Muhammad Syafiuddin, sultan ke-9.

Istana yang terlihat sekarang ini baru dibangun pada tahun 1922, ketika Gusti Taufik

yang bergelar Panembahan Muhammad Taufik Akkamuddin, sultan ke-11, naik

tahta.

Terhitung sejak tanggal 12 Agustus 2002, tampuk kepemimpinan Kesultanan

Mempawah dipercayakan kepada Pangeran Ratu Mardan Adijaya Kesuma Ibrahim,

sebagai sultan ke-13.

f. Istana Muliakarta

Istana Muliakarta merupakan Istana

Kesultanan Tanjungpura/Kesultanan

Matan, kesultanan tertua yang

terdapat di Provinsi Kalimantan Barat.

Dinamakan Istana Muliakarta karena

istana ini berada di dalam wilayah

administratif Desa Muliakarta. Selain

itu, istana ini juga dikenal dengan

nama Istana Panembahan Gusti

Muhammad Saunan, yang diambil dari

nama salah seorang sultannya yang

terkenal dengan kewibawaan dan kecerdasannya.

Istana Muliakarta pertama kali dibangun oleh Pangeran Perdana Menteri yang

bergelar Haji Muhammad Sabran, sultan ke-14 Kesultanan Tanjungpura, yang

bertahta dari tahun 1845 sampai dengan tahun 1924. Namun, istana ini terus

mengalami renovasi dan rekonstruksi beberapa kali, sehingga menjadi seperti yang

Page 19: 22. PROVINSI KALIMANTAN BARAT - ujp.ucoz.comujp.ucoz.com/Modul/Kepariwisataan/22-KALBAR.pdf · yang berwilayah dari Sabang sampai Merauke, ... Kabupaten dan 2 pemerintahan kota. Berikut

684 Kepariwisataan Kalimantan Barat

terlihat sekarang ini. Panembahan Gusti Muhammad Saunan (1908-1944), sultan ke-

16, adalah sultan yang merombak istana tersebut secara besar-besaran.

Panembahan Saunan mengganti arsitektur Istana Muliakarta dengan gaya arsitektur

Eropa karena beliau pernah studi di Belanda dan tinggal cukup lama di Negeri Kincir

Angin tersebut.

Keberadaan Istana Muliakarta tentu tidak bisa dilepaskan dari sejarah panjang

Kesultanan Tanjungpura yang senantiasa berpindah-pindah dari satu daerah ke

daerah lainnya. Akibatnya, Istana Kesultanan Tanjungpura pun tersebar di berbagai

daerah di Kalimantan Barat. Selain di Muliakarta, istana kesultanan ini juga terdapat

di Sukadana, Tanjungpura, Matan, dan Indralaya. Namun, hanya sebagian kecil saja

dari istana-istana tersebut yang masih utuh dan dapat dilihat sampai hari ini.

g. Istana Al Mukarrammah Sintang

Konon, asal-usul Kerajaan Sintang bermula

dari kedatangan seorang tokoh penyebar

agama Hindu dari Semenanjung Malaka

(ada pula yang mengatakan berasal dari

Jawa) bernama Aji Melayu. Ia datang ke

daerah Nanga Sepauk (sekitar 50 km dari

Kota Sintang) pada abad ke-4 dan

mendirikan perkampungan baru di tempat

itu. Bukti-bukti kedatangan Aji Melayu

dapat dilihat dari temuan arkeologis berupa

Arca Putung Kempat dan batu berbentuk phallus yang oleh masyarakat setempat

disebut ‘Batu Kelebut Aji Melayu‘. Putung Kempat adalah istri Aji Melayu yang

kemudian menurunkan raja-raja di Sintang. Di daerah ini juga ditemukan batu yang

menyerupai lembu serta makam Aji Melayu.

Pendirian Kerajaan Sintang dilakukan oleh Demong Irawan, keturunan kesembilan

Aji Melayu, pada abad ke-13 (+ 1262 M). Demong Irawan mendirikan keraton di

daerah pertemuan Sungai Melawi dan Sungai Kapuas (yaitu di Kampung Kapuas Kiri

Hilir sekarang). Mulanya daerah ini diberi nama senetang, yaitu kerajaan yang diapit

oleh beberapa sungai. Lambat laun penyebutan senetang kemudian berubah

menjadi sintang. Sebagai lambang berdirinya kerajaan itu, Demong Irawan yang

memakai gelar Jubair Irawan I menanam sebuah batu yang menyerupai buah

kundur. Batu yang kini berada di halaman Istana Sintang ini oleh masyarakat

setempat dianggap keramat dan memiliki tuah.

Pada masa Kerajaan Sintang Hindu, Istana Sintang dibangun berdasarkan arsitektur

rumah panjang, rumah khas masyarakat Dayak. Namun, setelah Kerajaan Sintang

menganut agama Islam, terutama pada masa pemerintahan Raden Abdul Bachri

Danu Perdana, dibangunlah gedung istana yang baru dengan nama Istana Al

Mukarrammah. Istana ini dibangun pada tahun 1937 dengan arsitek seorang

Belanda. Konstruksi bangunannya masih menggunakan struktur rangka kayu, tetapi

dengan pondasi tiang bersepatu beton. Atap istana yang terbuat dari sirap kayu

belian juga diperkuat dengan plafon dari semen asbes. Demikian pula dinding istana

dilapisi dengan semen setebal + 3 cm. Sampai saat ini, kompleks Istana Sintang

masih terawat dengan baik.

Selain bangunan istana dan masjid, ciri khas kompleks istana Melayu adalah makam

atau tempat peristirahatan terakhir raja. Ada beberapa makam yang dianggap

Page 20: 22. PROVINSI KALIMANTAN BARAT - ujp.ucoz.comujp.ucoz.com/Modul/Kepariwisataan/22-KALBAR.pdf · yang berwilayah dari Sabang sampai Merauke, ... Kabupaten dan 2 pemerintahan kota. Berikut

685 Kepariwisataan Kalimantan Barat

penting dalam perjalanan sejarah Kerajaan Sintang, antara lain: Makam Aji Melayu

yang terdapat di Desa Tanjung Ria, Kecamaan Sepauk (sekitar 55 km dari Ibukota

Kabupaten Sintang); Makam Jubair Irawan I, raja pertama Kerajaan Sintang, yang

terletak di Kelurahan Kapuas Kanan Hilir, Kecamatan Sintang (sekitar 3 km dari Kota

Sintang); Makam Raja-raja Sintang di daerah Kampung Sei Durian, Kecamatan

Sintang; serta Makam Kerabat Istana yang terletak di belakang Istana Sintang.

h. Masjid Jamik Sultan Nata

Masjid Jamik Sultan Nata terletak di

kompleks Istana Al Mukarrammah Sintang,

tepatnya di Kampung Kapuas Kiri Hilir, Kota

Sintang. Pembangunan masjid ini tidak

terlepas dari penyebaran agama Islam yang

terjadi di Kota Sintang. Sejak masa

pemerintahan Pengeran Agung, agama Islam

telah dianut oleh raja dan kerabat Kerajaan

Sintang yang menggantikan agama

sebelumnya, agama Hindu. Sejak saat itu,

sistem pemerintahan kerajaan sintang lambat laun mengalami perubahan menjadi

kesultanan Islam.

Pada periode pemerintahan berikutnya, pada masa Pangeran Tunggal (anak

Pangeran Agung), kebutuhan akan masjid terasa makin mendesak. Hal ini tak lepas

dari meningkatnya jumlah penganut agama Islam di sekitar istana. Pangeran Tunggal

lalu mendirikan sebuah masjid sederhana dengan kapasitas sekitar 50 orang. Masjid

inilah yang kemudian menjadi cikal bakal Masjid Jamik Sultan Nata Sintang.

Dari konstruksi awal masjid yang dibangun oleh Pangeran Tunggal, Sultan Nata

kemudian melakukan perbaikan dan perluasan masjid pada tahun 1672 M. Sultan

Nata adalah raja yang menggunakan gelar ‘sultan‘ untuk pertama kalinya dalam

sejarah Kerajaan Sintang—pada masa sebelumnya (masa Hindu), gelar raja masih

menggunakan sebutan Abang, Pangeran, atau Raden. Sesuai nama pendirinya, maka

masjid ini kemudian diresmikan oleh Pemerintah Kabupaten Sintang dengan nama

Masjid Jamik Sultan Nata Sintang pada tahun 1987

i. Keraton Ismahayana Landak

Keraton Ismahayana Landak

memiliki kronik sejarah yang relatif

panjang. Kisah itu berawal pada

tahun 1275 M di mana Raja

Kertanegara dari Kerajaan Singasari,

Jawa, mengirim para prajurit untuk

memperluas kekuasaannya hingga

ke kawasan Sumatra Tengah.

Muhibah ini dikenal dengan sebutan

Ekspedisi Pamalayu. Ekspedisi

Pamalayu berlangsung hingga tahun

1292 M. Ketika para punggawa dan

prajurit ekspedisi ini harus kembali ke tanah Jawa lantaran Raja Kertanegara wafat,

Ratu Sang Nata Pulang Pali I, pemimpin salah satu rombongan, membelokkan

armada pasukannya menuju Nusa Tanjungpura, yang kini dikenal sebagai Borneo

atau Pulau Kalimantan.

Page 21: 22. PROVINSI KALIMANTAN BARAT - ujp.ucoz.comujp.ucoz.com/Modul/Kepariwisataan/22-KALBAR.pdf · yang berwilayah dari Sabang sampai Merauke, ... Kabupaten dan 2 pemerintahan kota. Berikut

686 Kepariwisataan Kalimantan Barat

Di pulau yang dikenal sebagai salah satu paru-paru dunia ini, rombongan tersebut

awalnya singgah di daerah Padang Tikar, kemudian menyusuri Sungai Tenganap, dan

akhirnya berlabuh di daerah Sekilap atau yang disebut juga Sepatah. Di tempat

inilah, Ratu Sang Nata Pulang Pali I mendirikan Kerajaan Landak, dan nama Sekilap

kemudian diganti menjadi Ningrat Batur atau Angrat (Anggerat) Batur.

Periode pemerintahan Kerajaan Landak di Ningrat Batur berlangsung 180 tahun

(1292—1472 M) lamanya. Selama di Ningrat Batur, kerajaan ini dipimpin oleh tujuh

raja, yaitu Ratu Sang Nata Pulang Pali I hingga Abhiseka Ratu Brawijaya Angkawijaya

(Ratu Sang Nata Pulang Pali VII). Pada masa pemerintahan Ratu Sang Nata Pulang

Pali VII, Kerajaan Landak memiliki kompleks istana terpadu. Di istana ini, beliau

menikahi Putri Dara Hitam yang kemudian menjadi permaisuri kerajaan. Dari

perkawinan tersebut, Ratu Sang Nata Pulang Pali VII memiliki keturunan bernama

Abhiseka Sultan Dipati Karang Tanjung yang sekaligus merupakan putera mahkota.

Setelah raja Landak terakhir di Ningrat Batur tersebut mangkat, sang putera

mahkota kemudian naik tahta dan bergelar Pangeran Ismahayana (memerintah

tahun 1472—1542).

Pada era pemerintahan Pangeran Ismahayana, pusat kerajaan dipindahkan ke area

hulu Sungai Landak, yang kemudian dikenal dengan nama Mungguk Ayu. Pada masa

inilah pengaruh Islam mulai masuk. Pangeran Ismahayana kemudian memeluk Islam

dan berganti nama menjadi Sultan Abdul Kahar. Setelah Pangeran Ismahayana

wafat, ia digantikan oleh putranya, yaitu Pangeran (Raden) Kusuma Agung Muda,

yang menjadi Sultan Landak ke IX. Pada masa pemerintahannya, pusat kekuasaan

dipindahkan dari daerah Mungguk Ayu menuju Bandong (sebagian menyebutnya

Bandung) pada tahun 1703, sebuah wilayah yang letaknya tidak jauh dari Mungguk

Ayu.

Kesultanan Landak di Bandong hanya bertahan hingga dua periode pemerintahan

(1703—1768). Tampuk kekuasaan hanya sempat dipegang oleh Raden Kusuma

Agung Muda (1703—1709) dan putranya, Raden Nata Tua Pangeran Sanca Nata

Kusuma Tua (1714—1764). Sepeninggalan Raden Nata Tua, jalannya pemerintahan

untuk sementara dikendalikan oleh wakil raja, yakni Raden Anom Jaya Kusuma

(1764—1768), sembari menunggu sang putera mahkota tumbuh dewasa.

Tatkala usia pemerintahan peralihan ini belum genap 4 tahun, ibu kota kesultanan

dipindahkan dari Bandong ke Kota Ngabang pada tahun 1768 oleh wakil raja

tersebut. Kesultanan Landak kemudian menetapkan Kota Ngabang sebagai ibu kota

yang baru pada tahun 1768. Peristiwa hijrah ke Ngabang ini sekaligus mentahbiskan

putera mahkota, Raden Nata Muda Pangeran Sanca Nata Kusuma, sebagai Sultan

Landak XII (1768—1798).

Lembaran baru Kesultanan Landak di Ngabang ternyata tidak membawa kemajuan

yang berarti hingga hampir dua abad lamanya. Terlebih pascakedatangan Belanda di

Borneo. Menyadari mandeknya perkembangan kesultanan selama itu disebabkan

oleh Belanda, Sultan Landak beserta rakyatnya kemudian melakukan

pemberontakan. Beberapa perlawanan ketika itu antara lain: pemberontakan Ratu

Adil (1831), pemberontakan Gusti Kandut (1890), dan pemberontakan Gusti

Abdurrani (1899). Memasuki masa kemerdekaan, posisi Kesultanan Landak tak

kunjung membaik lantaran kesultanan ini hanya dijadikan simbol budaya, sehingga

vakum dalam waktu yang lama.

Page 22: 22. PROVINSI KALIMANTAN BARAT - ujp.ucoz.comujp.ucoz.com/Modul/Kepariwisataan/22-KALBAR.pdf · yang berwilayah dari Sabang sampai Merauke, ... Kabupaten dan 2 pemerintahan kota. Berikut

687 Kepariwisataan Kalimantan Barat

Setelah mengalami kevakuman tampuk kepemimpinan yang cukup lama, baru pada

tahun 2000, atas persetujuan rakyat Landak, Kesultanan Landak dibangunkan dari

tidurnya yang panjang dengan Gusti Suryansyah Amiruddin sebagai sultannya. Jika

dirunut dari awal, Gusti Suryansyah merupakan sultan ke-39 semenjak Kerajaan

Landak berdiri.

Drs. Gusti Suryansyah Amiruddin, M.Si.

Beliau mewarisi bangunan istana Kesultanan Landak di Ngabang yang terdiri dari tiga

bagian, yakni: (1) kompleks istana mencakup: Istana Landak (Istana Ilir), Kediaman

Permaisuri (Istana Ulu), serta Kediaman Neang Raja (rumah sultan); (2) Masjid Djami

Keraton Landak; dan (3) makam raja-raja. Istana ini mulai dipugar dan direnovasi

kembali sekitar tahun 1950-an dan 1960-an setelah peristiwa kebakaran yang

mengakibatkan kerusakan pada beberapa bagian istana. Selain itu, perbaikan

bangunan telah beberapa kali dilakukan oleh pemerintah daerah, seperti renovasi

yang dikerjakan selama 4 tahun (1978—1982) dan diresmikan oleh Haryati Subadio,

Dirjen Kebudayaan kala itu, pada tanggal 4 Oktober 1983. Sementara, kondisi

kompleks Keraton Landak saat ini merupakan hasil renovasi sekitar tahun 2000-an.

j. Masjid Djami Keraton Landak

Masjid merupakan bagian yang tidak

terpisahkan dari sebuah kompleks istana

pada setiap kerajaan Islam atau kesultanan di

Asia Tenggara. Sama halnya dengan

kompleks Keraton Landak yang terletak di

Kota Ngabang, Ibu Kota Kabupaten Landak,

Kalimantan Barat. Kompleks keraton milik

Kerajaan Landak ini terdiri dari tiga bagian

yang saling melengkapi, yakni istana

kerajaan, masjid, serta makam raja dan para

kerabatnya.

Terletak di utara istana, Masjid Djami‘ Keraton Landak tampak anggun dan

sederhana. Masjid ini masih terawat dengan baik sampai sekarang. Sejarah masjid

ini bermula sejak masa pemerintahan Panembahan Gusti Abdulazis Kusuma

Akamuddin (1895—1899) atau raja Landak ke-21.

Page 23: 22. PROVINSI KALIMANTAN BARAT - ujp.ucoz.comujp.ucoz.com/Modul/Kepariwisataan/22-KALBAR.pdf · yang berwilayah dari Sabang sampai Merauke, ... Kabupaten dan 2 pemerintahan kota. Berikut

688 Kepariwisataan Kalimantan Barat

Pada awalnya, Masjid Djami‘ Keraton Landak terletak di tepi Sungai Landak atau di

timur istana. Kemudian, beliau memerintahkan agar masjid yang dibangun dengan

bahan utama kayu belian khas Kalimantan ini dipindahkan ke sebelah utara istana.

Bangunan masjid yang lama kini sudah tidak ada lagi. Saat ini, lokasi masjid lama

telah menjadi sebuah kompleks pondok pesantren untuk belajar agama Islam bagi

anak-anak di sekitar istana.

Kala itu, setelah masjid dipindahkan ke utara istana, Bilal Achmad menjadi Maha

Sultan Imam masjid sampai masa pemerintahan Panembahan Gusti Abdulhamid

(1922—1943) atau Sultan Landak ke-22. Selanjutnya, Bilal Achmad digantikan oleh

Osu Anang dari Banjor hingga Jepang berkuasa di Kalimantan Barat pada medio

tahun 1943.

Sebagai cagar budaya dan situs sejarah, masjid ini telah beberapa kali mengalami

renovasi yang dilakukan oleh Departemen Pendidikan dan Kebudayaan pada tahun

1980-an dan pemerintah daerah pada tahun 2000-an.

k. Makam Raja-Raja Landak

Kompleks Istana Kerajaan Landak

yang terletak di Kota Ngabang,

Kabupaten Landak, Kalimantan Barat,

memiliki tiga elemen utama, yakni

Istana Ismahayana Landak, masjid

Djami‘ Keraton Landak, serta makam

para sultan Kerajaan Landak dan

kerabatnya. Dirasa tak lengkap, bila

wisatawan tidak mampir berziarah ke

makam raja-raja Landak ketika

berkunjung ke kompleks Keraton

Landak. Makam para sultan dan para kerabatnya terletak di sebelah barat Masjid

Djami‘ Keraton Landak.

Latar sejarah Kerajaan Landak yang pernah berpindah tempat sebanyak tiga kali,

membuat lokasi makam ketiga puluh delapan raja kesultanan ini berbeda-beda.

Selain di Kota Ngabang, di Ayu Mungguk juga terdapat makam Sultan Raden

Abdulkahar atau Raden Ismahayana (1472—1542 M). Makam raja Landak yang

pertama kali menganut ajaran Islam tersebut berada di atas bukit dan terletak

sekitar 7 km dari Kota Ngabang. Saat ini, makam Raden Ismahayana masih terawat

dengan baik, meski diperkirakan telah berusia lebih dari 400 tahun. Sementara itu,

makam raja lainnya terletak di daerah Bandong, sebuah kota berjarak kurang lebih

24 km dari Kota Ngabang.

Secara umum, kondisi makam para raja Landak di Ngabang yang telah berusia lebih

dari 250 tahun sejak Raden Anom Jaya Kusuma (wakil raja yang memboyong putra

mahkota, Raden Nata Muda Pangeran Sanca Nata Kusuma [raja Landak ke-16] hijrah

ke Ngabang dari ibu kota lama, Bandong, pada tahun 1768) mangkat pada akhir

abad ke-18 ini kurang terawat. Hal ini dapat dilihat dari tingginya rumput liar yang

tumbuh subur di sekitar makam. Sama halnya dengan papan-papan nama tiap nisan

yang mulai kabur akibat terik matahari dan guyuran air hujan. Kendati demikian,

makam ini tetap merupakan sebuah situs sejarah Keraton Landak yang pantas

dirawat dan dilestarikan agar dapat dikunjungi wisatawan maupun para peziarah.

Lestarinya makam ini tidak hanya akan bermanfaat bagi pariwisata daerah Landak,

Page 24: 22. PROVINSI KALIMANTAN BARAT - ujp.ucoz.comujp.ucoz.com/Modul/Kepariwisataan/22-KALBAR.pdf · yang berwilayah dari Sabang sampai Merauke, ... Kabupaten dan 2 pemerintahan kota. Berikut

689 Kepariwisataan Kalimantan Barat

melainkan juga berguna bagi perkembangan ilmu pengetahuan, terutama bidang

sejarah dan arkeologi.

l. Makam Raja Kesultanan Kadriah Pontianak (Makam Batu Layang)

Makam Batu Layang adalah

kompleks permakaman para

sultan Kesultanan Kadriah

sejak sultan pertama, Sultan

Syarif Abdurrahman

Alkadrie, hingga sultan

terakhir, Sultan Hamid II

Alkadrie. Di kompleks

permakaman ini, juga

dimakamkan para

permaisuri dan pangeran

Kesultanan Kadriah

Pontianak.

Permakaman Batu Layang telah dibangun sejak masa pemerintahan Sultan Syarif

Abdurrahman Alkadrie (1771-1808 Masehi). Keberadaan makam ini tidak bisa

dilepaskan dari didirikannya Kota Pontianak oleh Syarief Abdurrahman Alkadrie.

Para pengunjung yang akan memasuki makam harus melewati gapura yang dicat

dengan warna kuning. Warna kuning ini juga terdapat pada pagar semen yang

mengelilingi kompleks permakaman. Setelah melewati gapura dan menunju pintu

masuk, pengunjung diwajibkan untuk melepas alas kaki.

Makam Sultan Syarif Abdurrahman Alkadrie, pendiri Kesultanan Kadriah Pontianak,

terlihat menjadi sentral dari areal permakaman ini. Makam ini terletak di tengah,

lurus dengan jalan ketika para pengunjung akan memasuki kompleks permakaman.

Makam Sultan Syarif Abdurrahman Alkadrie ditempatkan di ruangan tersendiri yang

mirip dengan bunker kecil sehingga para pengunjung yang akan memasuki makam

tersebut harus menundukkan kepala. Pembuatan tempat semacam ini lebih

bermakna simbolis, yaitu dengan maksud agar para pengunjung yang akan masuk

menundukkan kepala sebagai wujud penghormatan kepada sang pendiri Kesultanan

Kadriah Pontianak.

Makam para sultan di sini kebanyakan mempunyai warna nisan yang sama, yaitu

berwarna emas. Selain itu, nisan-nisan di permakaman ini juga ditulisi huruf Arab

yang melambangkan bahwa Kesultanan Kadriah Pontianak memang bernafaskan

Islam. Hal ini sesuai dengan sejarah pendirian Kesultanan Kadriah Pontianak oleh

Sultan Syarif Abdurrahman Alkadrie, yang merupakan seorang ulama dari daerah

yang bernama Hadramaut, Yaman Selatan.

Perpaduan warna kuning (emas) yang melambangkan warna khas Melayu dipadu

dengan tulisan Arab yang bernuansa Islam menunjukkan bahwa Kesultanan Kadriah

Pontianak dibangun berdasarkan percampuran budaya, setidaknya didominasi oleh

dua kebudayaan, yaitu Arab dan Melayu. Cerminan perpaduan kebudayaan ini

bahkan terbawa pada bentuk nisan dan makam yang ada di Batu Layang ini.

Page 25: 22. PROVINSI KALIMANTAN BARAT - ujp.ucoz.comujp.ucoz.com/Modul/Kepariwisataan/22-KALBAR.pdf · yang berwilayah dari Sabang sampai Merauke, ... Kabupaten dan 2 pemerintahan kota. Berikut

690 Kepariwisataan Kalimantan Barat

Di luar kompleks permakaman, tampak gundukan batu yang dicat dengan warna

hijau. Gundukan inilah yang disebut sebagai Batu Layang. Di dekat Batu Layang,

terdapat sebuah meriam yang dicat dengan warna kuning.

Inilah yang disebut Batu Layang

Makam Batu Layang biasa ramai dikunjungi menjelang atau pada saat hari-hari besar

Islam seperti Idul Fitri, Maulid Nabi Muhammad SAW, dan lain-lain.

m. Makam Keramat Tujuh

Makam Keramat Tujuh adalah

sebuah kompleks permakaman tua

tempat kerabat Kesultanan Matan

dimakamkan. Kompleks ini

dinamakan Keramat Tujuh karena

sewaktu ditemukan, di kompleks ini

hanya terdapat tujuh batu nisan

(makam). Walaupun kemudian

ditemukan beberapa batu nisan lagi,

kompleks ini tetap disebut dengan

nama Makam Keramat Tujuh.

Pada momen-momen tertentu, seperti hari-hari besar agama Islam, kompleks ini

ramai oleh pengunjung. Para pengunjung tidak hanya berasal dari daerah setempat,

tetapi ada juga yang datang dari luar negeri, misalnya Jerman, Amerika, Singapura,

Brunei Darussalam, dan Malaysia. Mereka datang ke Makam Keramat Tujuh dengan

tujuan yang berbeda-beda. Sebagian besar memang datang untuk melakukan ziarah.

Namun, ada juga yang datang dengan tujuan untuk melakukan penelitian sejarah,

misalnya para arkeolog dari Universitas Indonesia (UI) Jakarta. Dengan meneliti

Makam Keramat Tujuh, para peneliti ini berusaha mencari tahu tentang penyebaran

Islam di nusantara.

Di Makam Keramat Tujuh, terdapat sebuah nisan yang berangka tahun 1363 Saka

(1441 Masehi). Angka tahun ini menunjukkan bahwa Islam telah masuk ke Ketapang

(dulu Kerajaan Tanjungpura) sebelum tahun 1441 Masehi. Dengan demikian, Makam

Keramat Tujuh merupakan bukti sejarah tertua tentang penyebaran Islam di

Kalimantan Barat yang diprakarsai oleh Kerajaan Tanjungpura. Angka tahun 1441

Page 26: 22. PROVINSI KALIMANTAN BARAT - ujp.ucoz.comujp.ucoz.com/Modul/Kepariwisataan/22-KALBAR.pdf · yang berwilayah dari Sabang sampai Merauke, ... Kabupaten dan 2 pemerintahan kota. Berikut

691 Kepariwisataan Kalimantan Barat

Masehi juga membuktikan bahwa peradaban Islam telah masuk ke Kalimantan Barat

seiring dengan zaman keemasan Islam di Melaka.

Bentuk nisan di kompleks ini dipengaruhi oleh ciri-ciri keislaman yang sangat kental.

Hal ini menunjukkan bahwa masyarakat Kerajaan Tanjungpura telah mengenal Islam

sebelum tahun 1441 Masehi. Selain itu, bentuk nisan juga menandakan bahwa

masyarakat di Kerajaan Tanjungpura telah melaksanakan prosesi pemakaman

dengan cara-cara yang Islami.

Makam Keramat Tujuh begitu signifikan bagi Ketapang hingga dijadikan sebagai

tolok ukur untuk menetapkan hari jadi Kabupaten Ketapang, yaitu 1363 Saka (1441

Masehi). Walaupun demikian, hari jadi ini masih dapat berubah karena ada

kemungkinan bahwa terdapat nisan lain yang usianya lebih tua daripada tarikh itu.

n. Makam Pangeran Iranata (Astane Raja Tanjungpura Pangeran Iranata)

Pangeran Iranata adalah putra sulung

Panembahan Giri Kesuma, raja muslim

pertama di Kerajaan Tanjungpura.

Karena pecah perselisihan di kalangan

pejabat istana, Pangeran Iranata memilih

keluar dari lingkaran kekuasaan. Bersama

dengan keluarganya, Pangeran Iranata

menyusuri sungai Pawan hingga tiba di

sebuah daerah yang kini dikenal dengan

nama Sembelengan atau Desa Negeri

Baru. Di sini, dia mendirikan sebuah

permukiman dan bermastautin hingga akhir hayatnya. Di tempat ini pula Pangeran

Iranata dikebumikan.

Kompleks permakaman Pangeran Iranata menjadi magnet bagi para arkeolog karena

diduga menyimpan banyak artefak. Ada beberapa tim peneliti, baik dari luar

maupun dalam negeri, yang pernah melakukan penelitian di kompleks permakaman

ini. Salah satunya adalah tim peneliti dari Banjarmasin yang melakukan penelitian

selama 12 hari pada tahun 2007. Tim ini berhasil menemukan beberapa artefak

seperti perabotan keramik, relief bermotif bunga, dan relief kaki arca yang

menempel pada dinding bata merah.

Pada awalnya, tim peneliti dari Banjarmasin menemukan puing-puing bata merah

dan keramik kuno yang berserakan di sekitar lokasi yang kemudian dijadikan sebagai

lokasi penggalian. Tim itu kemudian mengembangkan penggalian dan menemukan

struktur bangunan yang kemudian dipastikan merupakan pintu masuk sebuah candi.

Pada pintu masuk itu, terdapat relief arca dan ukiran bunga.

Selain candi, tim peneliti itu juga berhasil menemukan struktur puing lingga dan

pecahan lumpang atau lesung batu. Lingga yang merupakan lambang pemujaan

peradaban Hindu kuno tersebut mempunyai ukuran yang cukup besar dengan

bagian atas yang telah patah. Berbagai benda yang ditemukan tersebut tersebar

dalam radius yang cukup luas, yaitu 100 – 200 m².

Page 27: 22. PROVINSI KALIMANTAN BARAT - ujp.ucoz.comujp.ucoz.com/Modul/Kepariwisataan/22-KALBAR.pdf · yang berwilayah dari Sabang sampai Merauke, ... Kabupaten dan 2 pemerintahan kota. Berikut

692 Kepariwisataan Kalimantan Barat

o. Vihara Budha Tri Dharma (Ji Gong House of Help)

Predikat sebagai “Kota Seribu Kuil” memang

layak diberikan bagi Singkawang. Pasalnya,

daerah dengan landscape perbukitan ini

terkenal dengan banyaknya kuil Budha.

Salah satu kuil tersebut bernama Vihara

Budha Tri Dharma.

Vihara Budha Tri Dharma (Ji Gong House of

Help) atau biasa disebut sebagai Vihara

Cikung merupakan vihara terbesar di

Kabupaten Singkawang. Vihana ini terletak di daerah perbukitan di Jalan Sagatani.

Kemegahan Vihara Budha Tri Dharma langsung terasa begitu kita memasuki pintu

gerbang. Warna merah, biru, dan keemasan menjadi warna dominan di vihara ini.

Selain besarnya bangunan vihara, keberadaan Panti Wreda “Sinar Abadi” semakin

mengukuhkan bahwa fungsi vihara ini tidak semata-mata sebagai tempat ibadah,

melainkan juga sebagai media pelayanan kemanusiaan.

Menurut pengurus vihara, bangunan ini pertama kali dibangun pada tahun 1999.

Awalnya, vihara ini hanya mempunyai satu lantai, tetapi pada tahun 2000, vihara ini

mengalami renovasi hingga bertingkat tiga.

Bangunan lantai satu Vihara Budha Tri Dharma dibagi menjadi 2 bagian, yaitu bagian

depan dan belakang. Di bagian depan terdapat patung Budha Cikung dalam pose

berdiri dengan tinggi sekitar 2 meter. Di depan Patung Budha Cikung terdapat air

mancur mini yang telah diberkati oleh Budha Cikung. Di sekeliling air mancur

dibatasi dengan tempat yang menyerupai bentuk belanga yang terbuat dari semen

dengan diameter sekitar 1 meter. Para pengunjung diperbolehkan untuk mengambil

airnya untuk diminum. Di sebelah kanan Patung Budha Cikung terdapat bedug besar

dengan diameter sekitar 1,5 meter. Membran bedug ini terbuat dari kulit sapi. Di

sebelah kiri Patung Budha Cikung terdapat lonceng (genta) besar.

Bangunan lantai satu di bagian belakang diisi oleh Patung Sang Budha Gautama

dengan ketinggian sekitar 2 meter. Di sekeliling Patung Budha terdapat berbagai

patung dewa-dewi yang sesuai dengan kepercayaan umat Budha.

Memasuki lantai dua kita akan melihat sebuah Patung Budha Cikung dalam pose

duduk dengan tinggi sekitar 2 meter. Di depan Patung Budha Cikung terdapat

semacam teras bangunan. Di teras ini dibangun dua buah tiang dengan balutan

patung naga sedang melilit tiang dan di puncak tiang terdapat Patung Sun Go Kong

yang sedang mengangkat bola bercahaya (lampu). Di tengah-tengah tiang terdapat

Patung Sun Go Kong dengan tinggi sekitar 2 meter.

Memasuki lantai tiga, kita akan menemukan Patung Budha Cikung dengan ukuran

lebih kecil dibandingkan dengan patung yang sama yang ada di lantai satu dan dua.

Di ruangan yang sama, terdapat pula Patung Budha yang terletak di depan Patung

Budha Cikung. Hanya saja, Patung Budha di lantai tiga ini ukurannya jauh lebih kecil

daripada Patung Budha yang berada di lantai satu. Selain Patung Budha Cikung dan

Patung Budha, lantai ini juga dipenuhi dengan berbagai patung dewa-dewi dalam

kepercayaan umat Budha. Patung-patung tersebut berjajar rapi di sekeliling

Page 28: 22. PROVINSI KALIMANTAN BARAT - ujp.ucoz.comujp.ucoz.com/Modul/Kepariwisataan/22-KALBAR.pdf · yang berwilayah dari Sabang sampai Merauke, ... Kabupaten dan 2 pemerintahan kota. Berikut

693 Kepariwisataan Kalimantan Barat

ruangan. Keseluruhan patung di Vihara Budha Tri Dharma dicat dengan warna

keemasan.

p. Vihara Tri Dharma Bumi Raya

Vihara Tri Dharma Bumi Raya adalah

vihara tertua di Kabupaten Singkawang

yang diperkirakan telah berusia 200 tahun.

Penduduk setempat menyebut Vihara Tri

Dharma Bumi Raya dengan sebutan Tai

Pak Kung (Toa Pekong). Vihara yang

terletak di pusat Kota Singkawang ini

merupakan salah satu ciri khas dan cikal

bakal berdirinya Kota Singkawang.

Tahun pembuatan vihara ini belum ditemukan secara pasti. Namun menurut

Komunitas Tionghoa Singkawang, usia Vihara Tri Dharma Bumi Raya setara dengan

sejarah keberadaan komunitas Tionghoa Singkawang yang telah berusia lebih dari

200 tahun. Pada tahun 1933, Vihara Tri Dharma Bumi Raya diperluas dan dibangun.

Namun pada tahun 1936, Vihara Tri Dharma Bumi Raya sempat terbakar sehingga

dilakukan direnovasi.

Vihara yang terletak tepat di jantung Kota Singkawang ini dipercaya sebagai tempat

berdiamnya Dewa Bumi Raya. Dewa ini dipercaya oleh etnis Tionghoa sebagai dewa

yang menjaga Kota Singkawang. Atas dasar kepercayaan tersebut, maka masyarakat

Tionghoa di Kota Singkawang dan sekitarnya juga mengadakan semacam ulang

tahun bagi Dewa Bumi Raya yang dihelat setiap tanggal 6 bulan 6 (6 Juni) pada

setiap tahunnya. Belum diketahui secara persis penanggalan ulang tahun tersebut

pertama kali dimulai.

Kesan tua sekaligus magis langsung terlihat begitu kita masuk ke Vihara Tri Dharma

Bumi Raya. Meskipun tidak semegah Vihara Budha Tri Darma, tapi kesan sakral yang

dimunculkan di vihara ini akan langsung didapatkan begitu kita melangkah kaki

memasuki pintu vihara.

Bangunan vihara jelas menampakan kesan tua. Dinding dan kayu penyangga

ruangan juga memunculkan kesan bahwa vihara ini mempunyai usia yang cukup

panjang. Sedikitnya umur vihara ini telah mencapai 100 tahun, demikian

disampaikan oleh salah satu pengurus vihara.

Vihara ini hanya mempunyai satu lantai yang merupakan pusat dari segala aktivitas

keagamaan. Misalnya upacara sembahyang yang dilakukan pada setiap hari pada

waktu sore. Salah satu perangkat upacara yang sangat penting adalah keberadaan

patung Pek Kong.

Menurut pengurus Vihara Tri Dharma Bumi Raya, patung yang terbuat dari kayu ini

didatangkan langsung dari Cina. Terdapat tiga pasang Patung Pek Kong yang ada di

Vihara Tri Dharma Bumi Raya ini.

Page 29: 22. PROVINSI KALIMANTAN BARAT - ujp.ucoz.comujp.ucoz.com/Modul/Kepariwisataan/22-KALBAR.pdf · yang berwilayah dari Sabang sampai Merauke, ... Kabupaten dan 2 pemerintahan kota. Berikut

694 Kepariwisataan Kalimantan Barat

3. Wisata Budaya

a. Ritual Robo-robo

Bagi sebagian masyarakat di beberapa

daerah di Indonesia, bulan Safar diyakini

sebagai bulan naas dan sial. Sang Pencipta

dipercayai menurunkan berbagai

malapetaka pada bulan Safar. Oleh sebab

itu, masyarakat yang meyakininya akan

menggelar ritual khusus agar terhindar

dari “kemurkaan” bulan Safar. Ritual

tersebut juga dimaksudkan sebagai

penghormatan terhadap arwah leluhur.

Namun pandangan di atas berbeda dengan pandangan masyarakat Kota Mempawah

yang menganggap bulan Safar sebagai “bulan keberkahan” dan kedatangannya

senantiasa dinanti-nantikan. Karena pada bulan Safar terjadi peristiwa penting yang

sangat besar artinya bagi masyarakat Kota Mempawah hingga saat ini. Peristiwa

penting tersebut kemudian diperingati dengan menggelar Ritual Robo-robo.

Dinamakan Robo-robo karena ritual ini digelar setiap hari Rabu terakhir bulan Safar

menurut penanggalan Hijriah. Tujuan digelarnya ritual ini adalah untuk

memperingati kedatangan dan/atau napak tilas perjalanan Opu Daeng Menambon

yang bergelar Pangeran Mas Surya Negara dari Kerajaan Matan, Martapura,

Kabupaten Ketapang, ke Kerajaan Mempawah, Kabupaten Pontianak, pada tahun

1737 M/1448 H.

Opu Daeng Menambon adalah putra ketiga Opu Daeng Rilekke yang terkenal

sebagai pelaut handal dan gemar sekali melakukan perjalanan ke berbagai daerah di

Nusantara bersama dengan anak-anaknya. Opu Daeng Rilekke sendiri adalah putra

ketiga Sultan La Madusalat dari Kesultanan Luwuk, Bone, Sulawesi Selatan, yang

telah menjadi Kesultanan Islam sejak tahun 1398 M. Opu Daeng Menambon beserta

keluarganya pindah dari Kerajaan Matan ke Kerajaan Mempawah atas permintaan

Panembahan Senggauk, Raja Mempawah waktu itu. Setelah Panembahan Senggauk

mangkat, Opu Daeng Menambon naik tahta. Beliau berkuasa di sana sekitar 26

tahun, yakni dari tahun 1740 M sampai beliau wafat pada tahun 1766

4. Wisata Kuliner

a. Pisang Goreng Pontianak

Kekhasan pisang goreng Pontianak terletak

pada bahan bakunya yang menggunakan

pisang gepok atau pisang nipah. Jenis

pisang ini dipilih karena kandungan kadar

airnya sedikit sehingga ketika digoreng

tidak lembek. Agar aroma goreng pisang

lebih harum, minyak yang akan digunakan

untuk menggoreng terlebih dahulu diberi

daun pandan.

Page 30: 22. PROVINSI KALIMANTAN BARAT - ujp.ucoz.comujp.ucoz.com/Modul/Kepariwisataan/22-KALBAR.pdf · yang berwilayah dari Sabang sampai Merauke, ... Kabupaten dan 2 pemerintahan kota. Berikut

695 Kepariwisataan Kalimantan Barat

Hal lain yang membedakan pisang goreng Pontianak dengan pisang goreng dari

daerah lain di Nusantara adalah pada proses penggorengannya. Bila pisang goreng di

daerah lain pada umumnya digoreng satu kali, pisang goreng Pontianak digoreng

dua kali pada dua tempat penggorengan yang berbeda. Pada tahap pertama, pisang

digoreng setengah matang. Sedangkan pada tahap kedua, pisang digoreng hingga

matang. Bahkan, untuk mendapatkan hasil yang lebih garing, pisang tersebut

digoreng hingga tiga kali.

Menu yang enak disantap pada pagi atau sore hari dengan ditemani segelas kopi

atau teh ini akan lebih nikmat lagi apabila ditambahkan srikaya, selai, coklat,

margarin, dan kacang pada pisang gorengnya.

Selain itu, pisang goreng Pontianak juga bisa dijadikan oleh-oleh untuk keluarga atau

kolega. Sebab, pisang goreng Pontianak tahan sampai seharian tanpa mengurangi

citarasa serta tetap garing dan renyah. Bahkan, pisang yang digoreng separoh

matang dapat bertahan tiga hingga empat hari. Setibanya di tempat tujuan, baru

digoreng sampai matang.

b. Sotong Pangkong

Sotong Pangkong bisa dijadikan sebagai

lauk maupun kudapan di kala bersantai.

Makanan ini berbahan dasar cumi yang

sudah dikeringkan. Penduduk di beberapa

daerah menyebutnya tjuhi, sedangkan

masyarakat Pontianak menyebutnya

Sotong. Cara pembuatan Sotong Pangkong

ini sangatlah sederhana.

Sotong kering dipanggang di atas bara atau

di atas api yang nyalanya kecil, hal ini bertujuan supaya sotong tidak cepat hangus.

Pada saat proses pemanggangan akan timbul aroma yang sangat menggoda bagi

siapa saja yang ada di sekitarnya. Setelah matang, Sotong kemudian dipukul-pukul

menggunakan palu di atas kayu sampai rata dan serat dagingnya keluar. Hal ini

dilakukan supaya tekstur Sotong yang liat dan kenyal menjadi lembut. Jika Anda

berminat untuk me-mangkong sendiri Sotong Anda, penjual dengan senang hati

akan menyerahkan palunya kepada Anda.

Sotong Pangkong menjadi semakin lezat bila dinikmati dengan kuah kacang atau

kuah pedas manis. Jika Anda beruntung, akan ada penjual yang menyajikannya

dengan acar mentimun. Hidangan laut ini terasa sedikit asin dan gurih. Tapi, ketika

dilumuri kuah kacang atau kuah pedas, menjadi sedikit asam dan pedas sehingga

ketika dimakan akan terasa pedas dan nikmat.

Cara memakannya pun terbilang unik. Sotong Pangkong dicelup ke dalam kuah,

kemudian diisap-isap sampai hilang rasa sambalnya, Sotong dicelup lagi, diisap lagi.

Biasanya itu akan dilakukan berulang-ulang. Setelah itu barulah Sotong dimakan.

Oleh karena itu, menikmati sepotong Sotong Pangkong bisa menghabiskan waktu

yang lama. Jadi, bagi Anda yang mengaku pecinta hidangan laut, jangan lewatkan

kesempatan untuk menikmati sepotong Sotong Pangkong sembari berbuka puasa di

Kota Pontianak.

Page 31: 22. PROVINSI KALIMANTAN BARAT - ujp.ucoz.comujp.ucoz.com/Modul/Kepariwisataan/22-KALBAR.pdf · yang berwilayah dari Sabang sampai Merauke, ... Kabupaten dan 2 pemerintahan kota. Berikut

696 Kepariwisataan Kalimantan Barat

5. Wisata Minat Khusus

a. Taman AlunAlun kapuas

Mengunjungi Kota Pontianak tentu belum

lengkap bila belum datang ke Taman

Alun-alun Kapuas. Meskipun mal, kafe,

dan berbagai pusat hiburan lainnya

menjamur di Kota Pontianak, tingkat

kunjungan wisatawan ke Taman Alun-

alun Kapuas tidak menurun. Bahkan,

setelah direnovasi secara besar-besaran

pada tahun 1999, tingkat kunjungan

wisatawan ke taman yang berada di dekat kantor walikota ini kian menunjukkan

peningkatan yang cukup signifikan dari waktu ke waktu.

Lokasinya yang strategis dan berada di pusat Kota Pontianak menjadikan taman ini

sebagai salah satu tempat rekreasi favorit bagi masyarakat kota untuk melepas

penat sehabis bekerja seharian atau sekadar untuk mencari inspirasi.

b. Rumah Melayu Kalimangan Barat

Pada tanggal 17 Mei 2003, tiang pertama

Rumah Melayu Kalimantan Barat

(Kalbar) ditancapkan. Dalam

sambutannya, Gubernur Kalimantan

Barat, Usman Ja‘far, menyampaikan

petuah dan segunung harapan. Dua

tahun kemudian, 9 November 2005,

rumah idaman orang Melayu dan simbol

kejayaan tamaddun Melayu di bumi

Borneo itu diresmikan oleh Wakil

Presiden RI, Jusuf Kalla.

Ada kebanggaan yang terpatri dan setumpuk harapan sejak rumah Melayu ini

diresmikan. Mulai gagasan menjadikannya sebagai "Center of the Malay Culture"

atau pusat kebudayaan Melayu di daerah Kalimantan Barat, hingga harapan mampu

menjadi objek wisata andalan, baik di tingkat nasional maupun internasional.

Memang, harapan di atas tidak terlampau berlebihan, setidaknya jika kita melihat

kemegahan bangunan hasil rekagrafis Ir. Ari Januarif ini. Jika rumah ini dianggap

sebagai representasi rumah Melayu, mungkin kita tak bisa memikirkan rumah

Melayu mana yang semegah dan semewah ini. Bahkan jauh lebih besar dan megah

dibanding dengan istana-istana kerajaan Melayu di Kalbar, seperti Istana Kadriah di

Pontianak, Istana Amantubillah di Mempawah, maupun Istana Al Watzikubillah di

Sambas.

Sejak diresmikan, Rumah Melayu Kalimantan Barat ini telah dikunjungi banyak

wisatawan, baik dari dalam negeri maupun mancanegara. Selain itu, setiap event

penting terkait dengan cita-cita mengabadikan kejayaan tamaddun Melayu juga

Page 32: 22. PROVINSI KALIMANTAN BARAT - ujp.ucoz.comujp.ucoz.com/Modul/Kepariwisataan/22-KALBAR.pdf · yang berwilayah dari Sabang sampai Merauke, ... Kabupaten dan 2 pemerintahan kota. Berikut

697 Kepariwisataan Kalimantan Barat

diselenggarakan di rumah ini, misalnya sebagai tempat musyawarah Majlis Adat

Budaya Melayu (MABM), pameran-pameran kebudayaan Melayu, dan lain-lain.

c. Rumah Adat Melayu Ketapang

Rumah Adat Melayu Ketapang

dibangun dengan bahan baku

dari kayu belian (ulin). Kayu-

kayu ini didatangkan dari HPH

“Alas Kusuma”. Selain tiang

penyangga rumah dan tangga,

seluruh lantai serta dindingnya

dibuat dengan menggunakan

kayu belian.

Rumah Adat Melayu Ketapang

ini disangga dengan fondasi

yang terbuat dari kayu belian. Fondasi dasar dibuat dengan kayu ulin sebanyak 180

batang dengan ukuran 20 x 20 cm dan tinggi 1 meter. Fondasi tersebut kemudian

ditimbun dengan pasir yang dipompa dari sungai Pawan. Hal ini diperlukan karena

lokasi tempat Rumah Adat Melayu Ketapang dibangun ini dulunya adalah rawa-rawa

sehingga diperlukan proses pemadatan tanah.

Fondasi kedua juga terbuat dari kayu belian dengan ukuran yang sama dengan tinggi

2 m. Fondasi kedua ditutup dengan papan kayu belian, kemudian baru dibangun

tiang-tiang untuk menyangga dinding dan atap bangunan.