lakip_pemprov_2013 kalbar.pdf
-
Upload
bambang-rustandi -
Category
Documents
-
view
216 -
download
0
Transcript of lakip_pemprov_2013 kalbar.pdf
7/23/2019 lakip_pemprov_2013 kalbar.pdf
http://slidepdf.com/reader/full/lakippemprov2013-kalbarpdf 1/71
Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah (LAKIP)
Pemerintah Provinsi Kalimantan Barat
Tahun 2013
i
KATA PENGANTAR
Dengan mengucapkan puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Kuasa yang telah
melimpahkan berkah dan rahmat-Nya kepada kita semua, sehingga Laporan
Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah (LAKIP) Pemerintah Provinsi Kalimantan
Barat Tahun 2013 sebagai pertanggungjawaban pelaksanaan tahun terakhir RPJMD
(Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah) Provinsi Kalimantan Barat Tahun
2008-2013 serta sesuai dengan dokumen APBD Provinsi Kalimantan Barat Tahun
Anggaran 2013.
Dalam LAKIP ini kami berusaha melaporkan apa yang direncanakan sesuai dokumen
perencanaan (RKPD 2013) dan sejauhmana strategi yang dilaksanakan dapat mendukung
pencapaian tujuan dan sasaran dalam rangka mewujudkan visi dan misi Pemerintah
Provinsi Kalimantan Barat, sekaligus sebagai wujud komitmen Kepala Daerah dan segenap
instansi serta aparatur di lingkungan Pemerintah Provinsi Kalimantan Barat dalam
melaksanakan akuntabilitas, sesuai dengan tugas dan tanggung jawab serta kewenangan
yang dimiliki.
LAKIP yang disusun ini memiliki dua fungsi utama. Pertama, laporan akuntabilitas
kinerja merupakan sarana bagi Pemerintah Provinsi Kalimantan Barat untuk
menyampaikan pertanggungjawaban kinerja kepada seluruh stakeholders (Presiden, DPRD
dan masyarakat). Kedua, laporan akuntabilitas kinerja merupakan sarana evaluasi atas
pencapaian kinerja Pemerintah Provinsi Kalimantan Barat sebagai upaya untuk
memperbaiki kinerja di masa yang akan datang.
Sebagai informasi bahwa pada tahun 2013 dan awal tahun 2014 Pemerintah Provinsi
Kalimantan Barat telah menerima beberapa penghargaan antara lain :
1. Penghargaan LAKIP dari Menteri PAN dan RB dengan Kategori Penilaian “B” yang
diserahkan Wakil Presiden RI dan diterima Wakil Gubernur Kalbar pada tanggal
2 Desember 2013 di Jakarta.
7/23/2019 lakip_pemprov_2013 kalbar.pdf
http://slidepdf.com/reader/full/lakippemprov2013-kalbarpdf 2/71
Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah (LAKIP)
Pemerintah Provinsi Kalimantan Barat
Tahun 2013
ii
2. Penghargaan WTP (Wajar Tanpa Pengecualian) Tahun 2013 oleh Wapres di Gedung
Dharmapala Kementerian Keuangan RI;
3. Penghargaan Anugrah Parahita Ekapraya (APE) tingkat Pratama dari Kementerian
Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak (PP dan PA).
4. Penghargaan Regional Champions “Nominasi Provinsi Terbaik Bidang Investasi”
Tahun 2013.
5. Penghargaan Best Practise dalam penerapan PATEN Tahun 2013.
6. Dekranas Award Tahun 2013 oleh Dekranas RI.
Akhirnya semoga informasi kinerja di dalam LAKIP ini, dapat memberikan masukan
berharga dan bermanfaat yang secara internal diharapkan sebagai umpan balik untuk
melakukan perbaikan manajemen dan peningkatan akuntabilitas kinerja guna
mewujudkan kepemerintahan daerah yang baik (good local governance) di lingkungan
Pemerintah Provinsi Kalimantan Barat.
Semoga Tuhan Yang Maha Kuasa selalu mengiringi segala upaya kita dalam
mengabdi bagi kepentingan masyarakat, bangsa dan negara.
GUBERNUR KALIMANTAN BARAT,
Drs. CORNELIS, MH
7/23/2019 lakip_pemprov_2013 kalbar.pdf
http://slidepdf.com/reader/full/lakippemprov2013-kalbarpdf 3/71
Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah (LAKIP)
Pemerintah Provinsi Kalimantan Barat
Tahun 2013
iii
Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah Provinsi Kalimantan Barat
Tahun 2013 menyajikan berbagai keberhasilan capaian sasaran strategis Pemerrintah Provinsi
Kalimantan Barat dan beberapa hal yang perlu perbaikan. Berbagai capaian sasaran strategis
tersebut tercermin dalam pencapaian Indikator Kinerja Utama (IKU) maupun analisis kinerja
berdasarkan tujuan dan sasaran. Untuk itu, seluruh program kerja yang telah ditetapkan
dalam Rencana Kerja Pemerintah Daerah dan Penetapan Kinerja Tahun 2013 yang selaras
dengan Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD) Tahun 2008-2013 akan
dilaksanakan secara konsisten dan berkesinambungan.
Berdasarkan RKPD dan Penetapan Kinerja Tahun 2013, Pemerintah Provinsi
Kalimantan Barat melaksanakan pembangunan yang mengacu pada 8 (delapan) sasaran.
Capaian kinerja selama tahun 2013 menunjukkan bahwa Pemerintah Provinsi Kalimantan
Barat telah berhasil memenuhi 8 sasaran strategis. Sasaran strategis Pemerintah Provinsi
Kalimantan Barat tahun 2013 dapat disajikan sebagai berikut:
1. Sasaran 1, “Meningkatnya Sumberdaya Manusia Yang Beriman, Cerdas dan Berbudaya”.
2. Sasaran 2, “Meningkatnya Derajat Kesejahteraan Masyarakat Dengan Pendapatan
Perkapita di Atas Rata-Rata Kebutuhan Hidup Minimum”.
3. Sasaran 3, “Meningkatnya Kemampuan dan Keterampilan Masyarakat Dalam Mengelola
Lapangan Pekerjaan Serta Meningkatnya Produktivitas Usaha Yang Efisien dan Efektif”.
4. Sasaran 4, “Meningkatnya Kemampuan Aparatur Dalam Memberikan Pelayanan Publik”.
5. Sasaran 5, “Meningkatnya Pembangunan Wilayah Pedalaman, Perbatasan, Pesisir, dan
Kepulauan, Termasuk Meningkatnya Pembangunan Kawasan Pedesaan dan Perkotaan”.
6. Sasaran 6, “Terciptanya Kehidupan Masyarakat Yang Rukun, Aman dan Damai”.
7. Sasaran 7, “Meningkatnya Kemampuan Pembiayaan Pembangunan Dengan Mendorong
Masuknya Investor Dalam dan Luar Negeri”.
8. Sasaran 8, “Meningkatnya Kemandirian Masyarakat Dalam Mewujudkan Kalbar Sehat”.
Capaian kinerja dari 8 (delapan) sasaran strategis tersebut merupakan upaya riil dariPemerintah Provinsi Kalimantan Barat dalam rangka meningkatkan Indeks Pembangunan
Manusia (IPM), mengurangi angka kemiskinan dan pengangguran, pengurangan
kesenjangan antar wilayah dan meningkatkan tata kelola pemerintahan yang baik melalui
peningkatan kualitas sumberdaya aparatur dan manajemen pemerintahan, peningkatan
pelayanan publik dan restrukturisasi organisasi dan perangkat daerah.
7/23/2019 lakip_pemprov_2013 kalbar.pdf
http://slidepdf.com/reader/full/lakippemprov2013-kalbarpdf 4/71
Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah (LAKIP)
Pemerintah Provinsi Kalimantan Barat
Tahun 2013
iv
Untuk meningkatkan derajat kesejahteraan masyarakat dilakukan dengan
peningkatan produktivitas dan pengembangan di bidang pertanian tanaman pangan,
perkebunan, peternakan, kelautan dan perikanan. Hal ini dilakukan dalam upayameningkatkan ketahanan pangan di Provinsi Kalimantan Barat.. Di sisi lain, juga dilakukan
peningkatan produktivitas dan pengembangan di bidang sumberdaya kehutanan,
sumberdaya energi dan pertambangan serta perindustrian dan perdagangan. Secara
keseluruhan upaya tersebut diarahkan untuk mengurangi angka kemiskinan dan penyediaan
lapangan pekerjaan serta pengembangan wilayah strategis.
Capaian sasaran strategis untuk meningkatkan derajat kesejahteraan masyarakat
pada tahun 2013 secara signifikan mengalami peningkatan. Hal ini tercermin dari
peningkatan jumlah produktivitas pertanian, perkebunan, peternakan, perikanan, kehutanan,
sumberdaya energi dan pertambangan. Sementara itu, nilai neraca perdagangan (ekspor-
impor) Kalbar juga cukup menggembirakan. Tercapainya target indikator kinerja eksporsebesar hampir 100% dan terjadinya penurunan nilai impor di tahun 2013 jika dibandingkan
dengan tahun 2012.
Realisasi capaian persentase penduduk miskin di Kalimantan Barat pada tahun 2013
sebesar 8,74% jauh melampaui target yakni sebesar 7,69%. Hal ini merupakan hasil positif
dari berbagai program penanggulangan kemiskinan yang dilaksanakan di Provinsi
Kalimantan Barat. Program kemiskinan yang dilaksanakan, selain memperluas lapangan kerja,
memberikan bantuan modal melalui kredit mikro, juga terkait dengan pelaksanaan program
penanggulangan kemiskinan nasional di tingkat daerah dan desa, seperti antara lain program
bantuan langsung tunai dan beras miskin (raskin), pembangunan desa tertinggal,pengembangan usaha agribisnis pedesaan (PAUP) dan program nasional pemberdayaan
masyarakat (PNPM) mandiri.
Selanjutnya, untuk capaian kinerja peningkatan kecerdasan sumberdaya manusia
dan derajat kesehatan masyarakat, capaian Indeks Pembangunan Manusia Provinsi
Kalimantan Barat sebesar 70,31 meningkat dari tahun 2012 yakni sebesar 70,22. Peningkatan
Indeks Pembangunan Manusia di Kalimantan Barat tersebut secara kumulatif mengalami
kenaikan yang cukup baik secara nasional. Kondisi ini tentunya tidak terlepas dari upaya
peningkatan program pendidikan dan kesehatan. Hal ini tercermin dari capaian kinerja
pendidikan yang tergambar dari APK (Angka Partisipasi Kasar) jenjang pendidikan SD/MI
semakin meningkat dan mencapai 116,15%. Begitu pula APK SMP/MTs menjadi 92,15%. APKuntuk jenjang pendidikan SD/MI yang melebihi angka 100% mengindikasikan anak usia
sekolah pada jenjang Sekolah Dasar berada pada batasan usia yang lebih baik. Demikian
halnya dengan APM (Angka Partisipasi Murni), capaian APM Kalbar tahun 2013 telah
melampaui target yang ditetapkan. Kinerja pembangunan di bidang pendidikan yang
semakin membaik ini terlihat dari capaian APM yang telah mencapai 99,04% untuk jenjang
pendidikan SD/MI dan sebesar 69,15% untuk jenjang pendidikan SMP/MTs.
7/23/2019 lakip_pemprov_2013 kalbar.pdf
http://slidepdf.com/reader/full/lakippemprov2013-kalbarpdf 5/71
Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah (LAKIP)
Pemerintah Provinsi Kalimantan Barat
Tahun 2013
v
Upaya yang terus akan dilakukan di bidang pendidikan ini antara lain adalah melalui
penambahan jumlah guru yang layak mengajar dan bersertifikasi disertai dengan
pemerataan penyebarannya ke seluruh kecamatan dan desa. Di samping meningkatkan aksespendidikan kepada penduduk miskin dan pengembangan sekolah di daerah pedalaman dan
tertinggal.
Di bidang kesehatan, Angka Harapan Hidup (AHH) Provinsi Kalimantan Barat
mengalami peningkatan dari tahun ke tahun. Pada tahun 2013 Angka Harapan Hidup
Kalimantan Barat sebesar 66,92 tahun meningkat dari tahun 2012 yakni sebesar 66,75 tahun.
Hal ini tentunya merupakan hasil positif dari program pembangunan di bidang kesehatan.
Namun untuk kasus gizi buruk di Kalimantan Barat sampai saat ini masih merupakan masalah
yang sangat perlu diperhatikan dibandingkan dengan masalah-masalah lainnya. Berdasarkan
laporan gizi buruk Provinsi Kalimantan Barat tahun 2013 sebesar 239 kasus, meninggal
sebanyak 7 kasus. Meningkat dari tahun 2012 sebanyak 215 kasus dengan jumlah kematianyang sama. Tahun 2013, jumlah kasus gizi buruk di Provinsi Kalimantan Barat cenderung
meningkat sebesar 21 kasus dibanding tahun sebelumnya.
Di samping itu, data tahun 2013 menunjukkan bahwa data Posyandu di Provinsi
Kalimantan Barat sebesar 32% masih di bawah target yang diharapkan yakni sebesar 47%.
Posyandu merupakan wadah yang diharapkan menjadi ujung tombak kesehatan masyarakat
yang dapat menyentuh lapisan masyarakat terbawah. Oleh sebab itu perlu adanya dukungan
dari semua pihak terkait dan masyarakat untuk bersama-sama memanfaatkan dan
mengaktifkan kembali Posyandu.
Dalam rangka meningkatkan capaian kinerja di bidang pembangunan kesehatan iniakan ditempuh berbagai upaya antara lain menyusun suatu strategi pelayanan kesehatan
yang bermutu, murah dan terjangkau oleh seluruh lapisan masyarakat dengan
mempertimbangkan berbagai aspek seperti geografis, ekonomi dan sosial budaya
masyarakat. Melakukan sosialisasi secara terus menerus untuk meningkatkan kesadaran dan
pengetahuan masyarakat tentang kesehatan dan bahaya dari kebiasaan buruk yang
berdampak timbulnya gangguan terhadap kesehatan. Dan yang lebih utama lagi adalah
peningkatan koordinasi dengan instansi terkait dalam memberikan penyuluhan dan
pemahaman yang mendalam kepada masyarakat untuk pentingnya hidup sehat dan berobat
sedini mungkin.
Terhadap sasaran strategis yang masih dijumpai adanya kelemahan-kelemahansebagaimana dipaparkan di atas, telah dirumuskan beberapa langkah penting sebagai
strategi pemecahan masalah yang akan dijadikan dasar memperbaiki kebijakan dan program
yang dapat memacu pembangunan di Provinsi Kalimantan Barat, yaitu dalam jangka pendek,
untuk meningkatkan implementasi sistem akuntabilitas kinerja instansi pemerintah (SAKIP)
guna mendorong terciptanya good and clean governance, melalui berbagai upaya:
7/23/2019 lakip_pemprov_2013 kalbar.pdf
http://slidepdf.com/reader/full/lakippemprov2013-kalbarpdf 6/71
Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah (LAKIP)
Pemerintah Provinsi Kalimantan Barat
Tahun 2013
vi
Melakukan penajaman kembali strategi kebijakan pembangunan yang harus
terjabarkan dalam program kerja dinas/instansi daerah agar lebih fokus dan realistis
dalam mencapai sasaran-sasaran kebijakan pembangunan khususnya dalampeningkatan Indeks Pembangunan Manusia dan peningkatan derajat kesejahteraan
masyarakat Kalimantan Barat.
Konsisten melakukan perbaikan infrastruktur dasar seperti jalan, jembatan
dan pelabuhan dalam rangka mendukung peningkatan produktivitas di berbagai
sektor pembangunan termasuk upaya peningkatan ekspor-impor dan investasi di
Provinsi Kalimantan Barat.
Secara terus menerus melakukan peningkatan sumber-sumber pendapatan
daerah untuk peningkatan pembiayaan pembangunan, sekaligus meningkatkan
akuntabilitas keuangan dan kinerja Pemerintah Provinsi Kalimantan Barat melalui
peningkatan kulaitas SDM aparatur, manajemen pemerintahan, sistem AKIP dan
peningkatan pelayanan publik kepada masyarakat.
Melakukan percepatan langkah dan akselerasi dalam pencapaian target
kinerja prioritas sesuai dengan dokumen RPJMD Provinsi Kalimantan Barat Tahun
2013-2018 sekaligus pembahasan secara intensif dengan SKPD dalam penetapan
target dan pencapaian target kinerja sesuai sasaran strategis dan indikator kinerja
utama.
7/23/2019 lakip_pemprov_2013 kalbar.pdf
http://slidepdf.com/reader/full/lakippemprov2013-kalbarpdf 7/71
Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah (LAKIP)
Pemerintah Provinsi Kalimantan Barat
Tahun 2013
vii
Halaman
KATA PENGANTAR . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . … i
RINGKASAN EKSEKUTIF . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . .. ii
DAFTAR ISI . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . .. . . . . . . . . . …. Vii
BAB I : PENDAHULUAN . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . .. 1
A. GAMBARAN UMUM PROVINSI KALIMANTAN BARAT
B. MAKSUD DAN TUJUAN LAKIP 2013 . . . . . . . . . . . . . ..
1
5
BAB II : PERENCANAAN DAN PERJANJIAN KINERJA . . . . . . . . . 8
A. RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA MENENGAH
DAERAH (RPJMD) PROVINSI KALIMANTAN BARAT
TAHUN 2008 – 2013 DAN TAHUN 2013-2018
B. PENETAPAN KINERJA TAHUN 2013 PEMERINTAH
PROVINSI KALIMANTAN BARAT……….………........
8
12
BAB III : AKUNTABILITAS KINERJA . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . .. 16
A. CAPAIAN INDIKATOR KINERJA UTAMA . . . . . . . .. . . . .
B. EVALUASI DAN ANALISIS PENCAPAIAN INDIKATOR
KINERJA UTAMA ……...........................………….
C. AKUNTABILITAS KEUANGAN …………….…………
16
19
59
BAB IV : PENUTUP . . . . . . . . . . . . . . . …………….…………………..
A. KESIMPULAN . . . . . . . . . . . . . . . …………….………………
B. SARAN . . . . . . . . . . . . . . . …………….…………………..
60
60
60
LAMPIRAN PENGUKURAN KINERJA A
7/23/2019 lakip_pemprov_2013 kalbar.pdf
http://slidepdf.com/reader/full/lakippemprov2013-kalbarpdf 8/71
Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah (LAKIP)
Pemerintah Provinsi Kalimantan Barat
Tahun 2013
1
AA.. GGAAMMBBAAR R AANN UUMMUUMM PPR R OOVVIINNSSII K K AALLIIMMAANNTTAANN BBAAR R AATT
1. Kondisi Geografis,Topografis dan Iklim
Provinsi Kalimantan Barat memiliki luas wilayah mencapai 146.807,00 km2 (14,68
juta Ha) atau sekitar 7,53% dari luas Indonesia atau 1,13 kali luas Pulau Jawa.
Kalbar termasuk Provinsi terbesar keempat setelah pertama Irian Jaya (421.891
km2), kedua Kaltim (202.440 km2) dan ketiga Kalteng (152.600 km2).
Wilayah ini membentang lurus dari Utara ke Selatan sepanjang lebih dari 600 Km
dan sekitar 850 km dari Timur ke Barat. Di bagian Barat berbatasan dengan Selat
Karimata dengan lebar 400 km dan kedalaman perairan laut natuna sampai
dengan 200 m, sedangkan di bagian timur berbatasan dengan Provinsi Kalimantan
Timur dan Provinsi Kalimantan Tengah. Bagian Utara berbatasan langsung dengan
Sarawak (Malaysia Timur) dan Provinsi Kalimantan Timur, sedangkan bagian
selatan berbatasan dengan Laut Jawa dan Provinsi Kalimantan Tengah.
Kalimantan Barat termasuk salah satu yang dijuluki Provinsi “Seribu Sungai”.
Beberapa sungai besar sampai dengan saat ini masih digunakan sebagai sarana
transportasi terutama ke daerah pedalaman. Sungai besar utama adalah Sungai
Kapuas yang merupakan sungai terpanjang di Indonesia (1.086 km), Sungai Melawi
(471 km), Sungai Sambas (233 km), Sungai Sekayam (221 km), dan Sungai Pawan
(197 km).
Iklim di Provinsi Kalimantan Barat terdiri dari 2 musim, yaitu musim kemarau dan
musim penghujan, dengan curah hujan tahunan di atas 3.000 milimeter dan
hampir merata diseluruh wilayah. Secara umum suhu udara cukup normal dengan
variasi rata-rata sekitar 25 C sampai dengan 28C.
7/23/2019 lakip_pemprov_2013 kalbar.pdf
http://slidepdf.com/reader/full/lakippemprov2013-kalbarpdf 9/71
Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah (LAKIP)
Pemerintah Provinsi Kalimantan Barat
Tahun 2013
2
Kalimantan Barat secara astronomis berada pada posisi 205’ LU serta 305’ LS
serta diantara 10830’ - 11410’ BT, dengan demikian garis khatulistiwa (garis
lintang 0) melintasi provinsi ini dan menjadikan Kota Pontianak sebagai satu-
satunya kota di Indonesia yang di atasnya tepat dilalui oleh garis tersebut.
Provinsi Kalimantan Barat masih relatif terisolir terhadap provinsi lainnya yang ada
di Kalimantan (Kalteng, Kaltim, dan Kalsel) baik ditinjau dari aspek transportasi,
ekonomi, dan komunikasi, bahkan dalam hal pembagian waktu. Namun
memperhatikan letak batas-batas tersebut di atas terlihat bahwa wilayah
Kalimantan Barat mempunyai karakteristik geografis yang relatif terbuka dan
memiliki akses yang lebih luas terhadap wilayah-wilayah potensial selain tiga
provinsi lainnya di Kalimantan, yaitu ke wilayah Jawa dan Sumatera, wilayah
kepulauan lainnya di Laut Natuna, dan ke luar negeri yaitu Serawak. Bahkan
sebagai salah satu wilayah Indonesia yang berbatasan langsung dengan Negara
tetangga, Kalimantan Barat merupakan satu-satunya provinsi yang secara resmi
memiliki akses jalan darat untuk masuk dan keluar ke/dari negara tetangga
tersebut (Serawak/Malaysia Timur) sepanjang 874 km.
2. Susunan Organisasi Perangkat Daerah
Dengan ditetapkannya Peraturan Pemerintah (PP) Nomor 41 Tahun 2007 tentang
Organisasi Perangkat Daerah sebagai pengganti PP No. 8 Tahun 2003, maka
Pemerintah Provinsi Kalimantan Barat menyesuaikan SOPD-nya dengan
menetapkan Peraturan Daerah Nomor 8 Tahun 2012 tentang Perubahan Kedua
Atas Peraturan Daerah Nomor 10 Tahun 2008 tentang Susunan Organisasi
Perangkat Daerah Provinsi Kalimantan Barat.
Adapun Susunan Organisasi Perangkat Daerah di lingkungan Pemerintah Provinsi
Kalimantan Barat berdasarkan Perda Nomor 8 Tahun 2012 tersebut adalah
sebagai berikut :
7/23/2019 lakip_pemprov_2013 kalbar.pdf
http://slidepdf.com/reader/full/lakippemprov2013-kalbarpdf 10/71
Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah (LAKIP)
Pemerintah Provinsi Kalimantan Barat
Tahun 2013
3
SEKRETARIAT :
1. Sekretariat Daerah Provinsi Kalimantan Barat
Dibawah Sekretaris Daerah terdapat 3 (tiga) orang asisten, yaitu:
a. Asisten Administrasi Pemerintahan (Asisten I) membawahi 3 (tiga) Biro
yaitu Biro Pemerintahan, Biro Kependudukan dan Catatan Sipil dan Biro
Hukum;
b. Asisten Administrasi Perekonomian dan Kesejahteraan Sosial (Asisten II)
membawahi 2 (dua) Biro yaitu Biro Perekonomian dan Pembangunan
dan Biro Kesejahteraan Sosial; dan
c. Asisten Administrasi dan Umum (Asisten III) membawahi 3 (tiga) Biro
yaitu Biro Organisasi, Biro Umum dan Biro Humas dan Protokol.
2. Sekretariat DPRD Provinsi Kalimantan Barat
D INAS D AERAH P ROVINSI :
1. Dinas Pendidikan dan Kebudayaan
2. Dinas Pemuda dan Olahraga
3. Dinas Kesehatan
4. Dinas Sosial
5. Dinas Tenaga Kerja dan Transmigrasi
6. Dinas Perhubungan, Komunikasi dan Informatika
7. Dinas Pariwisata dan Ekonomi Kreatif
8. Dinas Pekerjaan Umum
9. Dinas Perindustrian dan Perdagangan10. Dinas Pertanian Tanaman Pangan dan Hortikultura
11. Dinas Peternakan dan Kesehatan Hewan
12. Dinas Perkebunan
13. Dinas Kehutanan
14. Dinas Kelautan dan Perikanan
7/23/2019 lakip_pemprov_2013 kalbar.pdf
http://slidepdf.com/reader/full/lakippemprov2013-kalbarpdf 11/71
Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah (LAKIP)
Pemerintah Provinsi Kalimantan Barat
Tahun 2013
4
15. Dinas Pertambangan dan Energi
16. Dinas Pendapatan Daerah
17. Dinas Koperasi, Usaha Mikro, Kecil dan Menengah.
Selain itu, sesuai dengan kebutuhan melalui analisis beban kerja, dengan Peraturan
Gubernur Provinsi Kalimantan Barat telah dibentuk 59 Unit Pelaksana Teknis yang
berada di bawah dinas terkait.
LEMBAGA T EKN IS D AERAH :
1. Badan Perencanaan Pembangunan Daerah
2. Badan Kesatuan Bangsa dan Politik
3. Badan Lingkungan Hidup Daerah
4. Badan Penanaman Modal dan Pelayanan Terpadu Satu Pintu
5. Badan Perpustakan, Kearsipan dan Dokumentasi
6. Badan Pemberdayaan Perempuan, Perlindungan Anak dan KB
7. Badan Pendidikan dan Pelatihan
8. Badan Pembangunan Perbatasan dan Daerah Tertinggal
9. Badan Ketahanan Pangan dan Penyuluhan
10. Badan Pengelolaan Keuangan dan Asset Daerah
11. Badan Pemberdayaan Masyarakat dan Pemerintahan Desa
12. Inspektorat Provinsi
13. Badan Kepegawaian Daerah
14. Kantor Perwakilan Daerah Provinsi
15. Kantor Penelitian dan Pengembangan
16. Rumah Sakit Umum Daerah Dr. Soedarso
17. Rumah Sakit Jiwa Provinsi
18. Rumah Sakit Khusus Provinsi
Sesuai dengan kebutuhan melalui analisis beban kerja, dengan Peraturan Gubernur
Provinsi Kalimantan Barat telah dibentuk 6 Unit Pelaksana Teknis yang berada di
bawah LTD terkait.
7/23/2019 lakip_pemprov_2013 kalbar.pdf
http://slidepdf.com/reader/full/lakippemprov2013-kalbarpdf 12/71
Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah (LAKIP)
Pemerintah Provinsi Kalimantan Barat
Tahun 2013
5
LEMBAGA LAIN :
1. Sekretariat Dewan Pengurus KORPRI Provinsi
2. Sekretariat Komisi Penyiaran Indonesia Daerah
3. Badan Penanggulangan Bencana Daerah
Lembaga lain tersebut diatas merupakan bagian dari perangkat daerah
S ATUAN P OLISI P AMONG P RAJA
3. Dukungan SDM
Struktur organisasi perangkat daerah Pemprov Kalbar didukung oleh sumber daya
manusia dengan jumlah per 31 Desember 2013 sebanyak 5.827 orang.
4. Kabupaten dan Kota
Dengan luas 1,13 kali luas pulau Jawa, Provinsi Kalimantan Barat sekarang terbagi
menjadi 14 Pemerintahan Kabupaten/Kota, yaitu : Kabupaten Sambas dengan luas
6.394,70 km2 (4,36%), Kabupaten Bengkayang luas 5.397,30 km2 (3,68%),
Kabupaten Landak luas 9.909,10 km2 (6,75%), Kabupaten Pontianak luas 1.276,90
km2 (0,87%), Kabupaten Kubu Raya luas 6.985,20 km2 (4,75%), Kabupaten Sanggau
luas 12.857,70 km2 (8,76%), Kabupaten Ketapang luas 31.240,74 km2 (21,28%),
Kabupaten Kayong Utara luas 4.568,26 km2 (3,11%), Kabupaten Sintang luas
21.635,00 km2 (14,74%), Kabupaten Kapuas Hulu luas 29.842,00 km2 (20,33%),
Kabupaten Sekadau luas 5.444,30 km2 (3,71%), Kabupaten Melawi luas 10.644,00
km2 (7,25%), Kota Pontianak luas 107,80 km2 (0,07%), dan Kota Singkawang luas
504,00 km2 (0,34%).
7/23/2019 lakip_pemprov_2013 kalbar.pdf
http://slidepdf.com/reader/full/lakippemprov2013-kalbarpdf 13/71
Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah (LAKIP)
Pemerintah Provinsi Kalimantan Barat
Tahun 2013
6
Adapun SDM Kab/Kota se Kalbar adalah sebagai berikut :
NO KAB/KOTA JUMLAH PNS/CPNS
1. KAB. SANGGAU 6.2972. KAB. SAMBAS 7.715
3. KAB. BENGKAYANG 4.393
4. KOTA PONTIANAK 6.955
5. KAB. KAPUAS HULU 5.572
6. KAB. KUBU RAYA 5.788
7. KAB. SEKADAU 3.148
8. KAB. SINTANG 6.166
9. KAB. KETAPANG 6.670
10. KAB. MELAWI 3.714
11.KAB. PONTIANAK 4.837
12. KAB. LANDAK 5.044
13. KOTA SINGKAWANG 4.520
14. KAB. KAYONG UTARA 2.212
JUMLAH 73.031
BB.. MMAAK K SSUUDD DDAANN TTUUJJUUAANN LLAAK K IIPP 22001133
Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah (LAKIP) ini disusun berdasarkan
Instruksi Presiden Nomor 7 Tahun 1999 tentang Akuntabilitas Kinerja InstansiPemerintah dan mengacu pada Peraturan Menteri Negara Pendayagunaan Aparatur
Negara dan Reformasi Birokrasi Nomor 29 Tahun 2010 tentang Pedoman Penyusunan
Penetapan Kinerja dan Pelaporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah serta telah
ditindaklanjuti dengan ditetapkannya Peraturan Gubernur Nomor 48 Tahun 2011
tentang Pedoman Penyusunan Penetapan Kinerja dan Pelaporan Akuntabilitas Kinerja
Instansi Pemerintah di Lingkungan Provinsi Kalimantan Barat.
Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah (LAKIP) yang kami susun ini memilikidua fungsi utama. Pertama, laporan akuntabilitas kinerja merupakan sarana bagi
Pemerintah Provinsi Kalimantan Barat untuk menyampaikan pertanggungjawaban
kinerja kepada seluruh stakeholders (Presiden, DPRD dan masyarakat). Kedua, laporan
akuntabilitas kinerja merupakan sarana evaluasi atas pencapaian kinerja Pemerintah
Provinsi Kalimantan Barat sebagai upaya untuk memperbaiki kinerja di masa yang akan
7/23/2019 lakip_pemprov_2013 kalbar.pdf
http://slidepdf.com/reader/full/lakippemprov2013-kalbarpdf 14/71
Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah (LAKIP)
Pemerintah Provinsi Kalimantan Barat
Tahun 2013
7
datang datang. Dua fungsi utama LAKIP tersebut merupakan cerminan dari maksud dan
tujuan penyusunan dan penyampaian LAKIP oleh setiap instansi pemerintah.
Maksud dan Tujuan Penyusunan LAKIP 2013
Dengan demikian, maksud dan tujuan penyusunan dan penyampaian LAKIP Pemerintah
Provinsi Kalimantan Barat Tahun 2013 mencakup hal-hal berikut ini:
Aspek Akuntabilitas Kinerja bagi keperluan eksternal organisasi, menjadikan
LAKIP 2013 sebagai sarana pertanggung jawaban Pemerintah Provinsi Kalimantan
Barat atas capaian kinerja yang berhasil diperoleh selama tahun 2013. Esensi
capaian kinerja yang dilaporkan merujuk pada sampai sejauh mana visi, misi dan
tujuan/sasaran strategis telah dicapai selama tahun 2013.
Aspek Manajemen Kinerja bagi keperluan internal organisasi, LAKIP 2013
sebagai sarana evaluasi pencapaian kinerja manajemen oleh Pemerintah Provinsi
Kalimantan Barat bagi upaya perbaikan kinerja di masa datang. Apabila terdapat
persoalan kinerja yang ditemukan, maka akan segera ditindaklanjuti dan dikaji
serta dirumuskan strategi pemecahan masalah agar capaian kinerja dapat
ditingkatkan secara berkelanjutan.
AkuntabilitasKiner a
ManajemenKiner a
LAKIP
7/23/2019 lakip_pemprov_2013 kalbar.pdf
http://slidepdf.com/reader/full/lakippemprov2013-kalbarpdf 15/71
Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah (LAKIP)
Pemerintah Provinsi Kalimantan Barat
Tahun 2013
8
A. Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD) Provinsi Kalimantan
Barat Tahun 2008-2013
Beranjak dari potensi dan kondisi wilayah baik dari aspek geografi, demografi, sosial-
ekonomi, dan lingkungan serta isu aktual yang berkembang seperti perubahan
paradigma dalam sistem penyelenggaraan pemerintahan dan pembangunan di Daerah,
maka untuk menyatukan komitmen para pihak pemangku kepentingan dan seluruh
masyarakat perlu ditentukan arah,kebijakan dan strategi pembangunan jangka
menengah daerah. Arah kebijakan dan strategi pembangunan dimaksud mengacu
kepada Rencana Pembangunan Jangka Panjang Daerah (RPJPD) Kalimantan Barat
Tahun 2008-2028 dan amanat konstitusional Pembukaan Undang-Undang Dasar 1945.
Pada tahun 2014, Pemerintah Provinsi Kalimantan Barat memasuki tahun pertama
periode kedua masa kepemimpinan Gubernur dan Wakil Gubernur terpilih periode
2008 – 2013 yang terpilih kembali untuk memimpin Kalimantan Barat periode 2013 –
2018.
Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD) Provinsi Kalimantan Barat
Tahun 2013 – 2018 juga telah ditetapkan berdasarkan Peraturan Daerah Nomor 5
Tahun 2013. Namun demikian, meskipun RPJMD Provinsi Kalimantan Barat Tahun 2013– 2018 telah ditetapkan pada pertengahan tahun 2013 yang lalu, sebagai tolok ukur
pertanggungjawaban kinerja Kepala Daerah tahun 2013, Pemerintah Provinsi
Kalimantan Barat masih menggunakan dokumen RPJMD tahun 2008-2013, RKPD 2013
dan APBD Tahun 2013 sebagai dokumen perencanaan.
RPJMD Provinsi Kalimantan Barat Tahun 2013-2018 merupakan pelaksanaan periode
lima tahunan kedua dari RPJPD Provinsi Kalimantan Barat Tahun 2008-2028 dalam
rangka mewujudkan visi jangka panjang “Kalimantan Barat Bersatu dan Maju”.
Penyusunan RPJMD Provinsi Kalimantan Barat diawali dengan penyusunan draft
Rancangan Awal yang dilakukan oleh Satuan Kerja Perangkat Daerah yang memiliki
tugas pokok dan fungsi (tupoksi) di bidang perencanaan pembangunan daerah denganmelibatkan para ahli baik dari lembaga pemerintah tingkat pusat, akademis, praktisi,
maupun pejabat pemerintah daerah sesuai dengan bidang keahlian dan tupoksi
masing-masing.
Dengan telah dilantiknya Drs. Cornelis, MH dan Drs.Christiandy Sanjaya, SE, MM
sebagai Gubernur dan Wakil Gubernur Kalimantan Barat periode 2013 - 2018 pada
tanggal 14 Januari 2013, maka draft Rancangan Awal RPJMD tersebut diselaraskan
7/23/2019 lakip_pemprov_2013 kalbar.pdf
http://slidepdf.com/reader/full/lakippemprov2013-kalbarpdf 16/71
Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah (LAKIP)
Pemerintah Provinsi Kalimantan Barat
Tahun 2013
9
dengan visi dan misi Kepala Daerah terpilih sehingga menghasilkan suatu Rancangan
Awal RPJMD yang menjadi acuan dalam penyusunan Rencana Strategis SKPD.
Penyusunan RPJMD Provinsi Kalimantan Barat melibatkan partisipasi stakeholder
pembangunan secara luas melalui forum Musyawarah Perencanaan Pembangunan
(Musrembang) Pembangunan RPJMD Provinsi Kalimantan Barat Tahun 2013-2018.Masukan atau saran yang disampaikan didalam Musrembang tersebut menjadi bahan
penyempurna Rancangan RPJMD menjadi dokumen RPJMD yang difinitif untuk
selanjutnya ditetapkan sesuai ketentuan yang berlaku.
Penyusunan RPJMD Provinsi Kalimantan Barat Tahun 2013-2018 memperhatikan
Rencana Pembangunan Jangka Menengah Nasional Tahun 2010-2014 agar terwujud
sinergi antara kebijakan, strategi, program dan kegiatan didalam RPJMD ini. Selain
itu,penyusunan RPJMD ini juga memperhatikan Rencana Tata Ruang Wilayah Provinsi
Kalimantan Barat yang memberikan acuan mengenai pola dan struktur ruang terkait
dengan rencana pelaksanaan program-program pembangunan.
RPJMD dijabarkan kedalam Rencana Strategis (Renstra) SKPD yang berfungsi sebagai
dokumen perencana teknis operasional untuk memberikan arah kebijakan
pembangunan yang disertai indeksi program dan kegiatan untuk setiap bidang/fungsi
pemerintah dalam jangka waktu 5 tahun.
Selanjutnya masing-masing komponen RPJMD Pemerintah Provinsi Kalimantan Barat
Tahun 2008-2013 adalah sebagai berikut :
1. VISI PEMBANGUNAN DAERAH
Visi Pemerintah Provinsi Kalimantan Barat adalah sebagai berikut:
“MEWUJUDKAN MASYARAKAT KALIMANTAN BARAT YANG BERIMAN, SEHAT,
CERDAS, AMAN, BERBUDAYA DAN SEJAHTERA”
Motto Pembangunan
Motto pembangunan Pemerintah Daerah Kalimantan Barat adalah PERSATUAN DAN
DEMOKRASI UNTUK KESEJAHTERAAN RAKYAT KALIMANTAN BARAT. Persatuan adalah
keyakinan bahwa rakyat Kalbar terdiri dari elemen-elemen masyarakat yang bhineka atau
beranekaragam, yang sudah bersatu sebagai elemen dan disatukan dalam satu ikatan yang
sama dan tunggal, yakni Negara Kesatuan Republik Indonesia. Adapun Demokrasi
merupakan gagasan atau pandangan hidup yang mengutamakan persamaan hak dan
kewajiban serta perlakuan yang sama bagi semua warga negara. Persatuan rakyat Kalimantan
Barat dalam bingkai Negara kesatuan Republik Indonesia merupakan hal yang absolut,
namun persatuan tersebut diimplementasikan secara sehat, dinamis, dan konstruktif atas
dasar persamaan hak dan kewajiban semua rakyat. Jadi, motto ini bermakna bahwa dengan
7/23/2019 lakip_pemprov_2013 kalbar.pdf
http://slidepdf.com/reader/full/lakippemprov2013-kalbarpdf 17/71
Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah (LAKIP)
Pemerintah Provinsi Kalimantan Barat
Tahun 2013
10
semangat persatuan yang dilandasi oleh sistem demokrasi yang sehat, dinamis dan
konstruktif akan dicapai kesejahteraan bagi rakyat Kalimantan Barat. Pada akhirnya, daerah
dan rakyat yang sejahtera juga akan membawa persatuan dan kesejahteraan bagi Negara
dan Bangsa Indonesia secara keseluruhan.
2. MISI PEMBANGUNAN DAERAH
Guna mewujudkan dan merealisasikan Visi Pembangunan Daerah Provinsi Kalimantan
Barat, berikut perubahan visi antara RPJMD 2008-2013 dan RPJMD 2013-2018
2008-2013 2013-2018
1) Melaksanakan peningkatan sistem
pelayanan dasar dalam bidang sosial,kesehatan, pendidikan, agama,
keamanan, dan ketertiban melalui
sistem kelembagaan manajemen yang
efisien dan transparan.
2) Meningkatkan kualitas dan kuantitas
sumberdaya manusia melalui
peningkatan kualitas tenaga
kependidikan dan penyediaan
prasarana dan sarana pendidikan serta
pemerataan pendidikan.
3) Meningkatkan kemampuan kapasitas
dan akuntabilitas aparatur pemerintah
daerah guna meningkatkan pelayanan
publik, serta menempatkan aparatur
yang profesional dan berakhlak sesuai
dengan kapasitas dan kemampuan
yang dimiliki serta sesuai dengan
peraturan jenjang karir kepegawaian
yang berlaku.
4) Menegakkan supremasi hukum,
meningkatkan keadilan sosial, danperlindungan hak asasi manusia guna
mendukung terciptanya kehidupan
masyarakat yang rukun, aman, dan
damai.
1) Melaksanakan peningkatan sistem
pelayanan dasar dalam bidang sosial,kesehatan, pendidikan, agama,
keamanan, dan ketertiban melalui
sistem kelembagaan manajemen yang
efisien dan transparan.
2) Meningkatkan kualitas dan kuantitas
sumberdaya manusia melalui
peningkatan kualitas tenaga
kependidikan dan penyediaan
prasarana dan sarana pendidikan serta
pemerataan pendidikan.
3) Meningkatkan kemampuan kapasitas
dan akuntabilitas aparatur pemerintah
daerah guna meningkatkan pelayanan
publik, serta menempatkan aparatur
yang profesional dan berakhlak sesuai
dengan kapasitas dan kemampuan
yang dimiliki serta sesuai dengan
peraturan jenjang karir kepegawaian
yang berlaku
4) Menegakkan supremasi hukum,
meningkatkan keadilan sosial, danperlindungan hak asasi manusia guna
mendukung terciptanya kehidupan
masyarakat yang rukun, aman, dan
damai.
7/23/2019 lakip_pemprov_2013 kalbar.pdf
http://slidepdf.com/reader/full/lakippemprov2013-kalbarpdf 18/71
Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah (LAKIP)
Pemerintah Provinsi Kalimantan Barat
Tahun 2013
11
5) Melaksanakan peningkatan
pembangunan infrastruktur dasar
guna memperlancar mobilitas
penduduk dan arus barang sertamempercepat pembangunan dan
pengembangan pariwisata di Wilayah
Pedalaman, Perbatasan, Pesisir dan
Kepulauan sebagai sumber potensi
ekonomi.
6) Melaksanakan pengendalian dan
pemanfaatan tata ruang dan tata guna
wilayah sesuai dengan peruntukan
dan regulasi, guna menghindari
kesenjangan wilayah dan terwujudnya
pembangunan yang berkelanjutan.
7) Melaksanakan pemerataan dan
keseimbangan pembangunan secara
berkelanjutan untuk mengurangi
kesenjangan antar wilayah dengan
tetap memperhatikan aspek ekologi
dalam pemanfaatan sumberdaya alam.
8) Menggali dan mengembangkan nilai-
nilai dan keragaman budaya serta
memanfaatkan keindahan alam untuk
kepentingan kepariwisataan.9) Mengembangkan sumberdaya lokal
bagi pengembangan ekonomi
masyarakat melalui sistem
pengelolaan yang profesional, efektif,
dan efisien serta akuntabel, dengan
didukung sistem dan sarana investasi
yang baik melalui penyediaan data
potensi investasi guna menarik dan
mendorong masuknya investasi.
10) Mengembangkan jaringan kerjasama
antara pemerintah daerah dengan
pihak swasta baik dalam tataran lokal,
regional, nasional, maupun
internasional melalui penyediaan
sarana dan prasarana infrastruktur
serta SDM yang memadai.
5) Melaksanakan peningkatan
pembangunan infrastruktur dasar
guna memperlancar mobilitas
penduduk dan arus barang sertamempercepat pembangunan dan
pengembangan pariwisata di Wilayah
Pedalaman, Perbatasan, Pesisir dan
Kepulauan sebagai sumber potensi
ekonomi.
6) Melaksanakan pengendalian dan
pemanfaatan tata ruang dan tata guna
wilayah sesuai dengan peruntukan dan
regulasi, guna menghindari
kesenjangan wilayah dan terwujudnya
pembangunan yang berkelanjutan.
7) Melaksanakan pemerataan dan
keseimbangan pembangunan secara
berkelanjutan untuk mengurangi
kesenjangan antar wilayah dengan
tetap memperhatikan aspek ekologi
dalam pemanfaatan sumberdaya alam.
8) Mengembangkan sumberdaya lokal
bagi pengembangan ekonomi
masyarakat melalui sistem pengelolaan
yang profesional, efektif, dan efisien
serta akuntabel, dengan didukung
sistem dan sarana investasi yang baik
melalui penyediaan data potensi
investasi guna menarik dan
mendorong masuknya investasi.
9) Mengembangkan jaringan kerjasama
antara pemerintah daerah denganpihak swasta baik dalam tataran lokal,
regional, nasional, maupun
internasional melalui penyediaan
sarana dan prasarana infrastruktur
serta SDM yang memadai.
7/23/2019 lakip_pemprov_2013 kalbar.pdf
http://slidepdf.com/reader/full/lakippemprov2013-kalbarpdf 19/71
Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah (LAKIP)
Pemerintah Provinsi Kalimantan Barat
Tahun 2013
12
11) Memperluas lapangan kerja dan usaha
dengan berbasis ekonomi kerakyatan,
melalui pemberdayaan potensi dan
kekuatan ekonomi lokal terutamapengusaha kecil, menengah, dan
koperasi, dengan membuka akses ke
sumber modal, teknologi dan pasar
untuk meningkatkan daya saing, serta
menggali, mengembangkan dan
melestarikan nilai-nilai budaya,
kekayaan budaya daerah dan
tradisional guna mempertahankan
ketahanan budaya sekaligus
mewujudkan pariwisata berbasis
budaya dan kerakyatan.
10) Memperluas lapangan kerja dan usaha
dengan berbasis ekonomi kerakyatan,
melalui pemberdayaan potensi dan
kekuatan ekonomi lokal terutamapengusaha kecil, menengah, dan
koperasi, dengan membuka akses ke
sumber modal, teknologi dan pasar
untuk meningkatkan daya saing, serta
menggali, mengembangkan dan
melestarikan nilai-nilai budaya,
kekayaan budaya daerah dan
tradisional guna mempertahankan
ketahanan budaya sekaligus
mewujudkan pariwisata berbasis
budaya dan kerakyatan.
B. Penetapan Kinerja Tahun 2013 Pemerintah Provinsi Kalimantan Barat
Dalam rangka mencapai sasaran-sasaran yang telah ditetapkan untuk tahun 2013, telah
ditetapkan Program dan Kegiatan yang akan dilaksanakan dalam periode 01 Januari
2013 sampai dengan 31 Desember 2013. Adapun sasaran dan indikator sasaran beserta
targetnya yang dilaksanakan pada tahun 2013 yang telah disesuaikan Prioritas RPJMN
adalah sebagai berikut :
NOPRIORITAS
RPJMN
PRIORITAS
RPJMD
SASARAN
STRATEGISINDIKATOR KINERJA UTAMA TARGET
1. Pendidikan Meningkatkan
Kecerdasan
SDM
Meningkatnya
sumberdaya
manusia yang
beriman, cerdas
dan berbudaya
1. Indeks Pembangunan Manusia (IPM) 77
2. Angka Partisipasi Kasar (APK)
a. SD/MI 118.02%
b. SMP/SMPT/MTs 92.50%
c. SMA/MA/SMK 57.40%
3. Angka Partisipasi Murni (APM)
a. SD/MI 99.30%
b. SMP/SMPT/MTs 72%
c. SMA/MA/SMK 55%
4. Angka Melek Huruf 92.50%
5. Angka rata-rata lama sekolah 7,10 tahun
6. Persentase Guru yang memenuhi kualifikasiS1/D-IV
a. SD/MI 36.00%
b. SMP/SMPT/MTs 60.00%
c. SMA/MA/SMK 90.00%
7. Jumlah sekolah yang mengembangkan
kurikulum pendidikan budaya/ KTSP
a. SD/MI 55.5%
b. SMP/SMPT/MTs 50.00%
c. SMA/MA/SMK 86.50%
7/23/2019 lakip_pemprov_2013 kalbar.pdf
http://slidepdf.com/reader/full/lakippemprov2013-kalbarpdf 20/71
Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah (LAKIP)
Pemerintah Provinsi Kalimantan Barat
Tahun 2013
13
NOPRIORITAS
RPJMN
PRIORITAS
RPJMD
SASARAN
STRATEGISINDIKATOR KINERJA UTAMA TARGET
2 . a. Penanggulangan
Kemiskinan
b. Ketahanan
Panganc. Energi
d. LingkunganHidup dan
Penanggulangan
Bencana
Meningkatkan
derajat
kesejahteraan
masyarakat
1.Meningkatnya
derajat
kesejahteraan
masyarakatdengan
pendapatan perkapita di atas
rata-rata
kebutuhan
hidup minimum
1. Jumlah produktivitas pertanian TPH
a. Tanaman Pangan
1) Padi 31.59 ku/ha
2) Jagung 37.75 ku/ha
3) Kedelai 13.75 ku/ha
4) Kacang Tanah 12.73 ku/ha
5) Kacang Hijau 7.96 ku/ha
6) Ubi Kayu 161.50 ku/ha
7) Ubi Jalar 85.00 ku/ha
2. Luas panen pertanian
a. Tanaman Pangan
1) Padi 465.409 Ha
2) Jagung 43.709 Ha
3) Kedelai 1.455 Ha
4) Kacang Tanah 1.100 Ha
5) Kacang Hijau 785 Ha
6) Ubi Kayu 11.000 Ha
7) Ubi Jalar 2.000 Ha
3. Jumlah produksi pertanian
a. Tanaman Pangan1) Padi 1.470.000 Ton
2) Jagung 165.000 Ton
3) Kedelai 2.000 Ton
4) Kacang Tanah 1.400 Ton
5) Kacang Hijau 625 Ton
6) Ubi Kayu 177.650 Ton
7) Ubi Jalar 17.000 Ton
b. Tanaman Holtikultura
1) Buah-buahan 403,648 ton
2) Sayur-sayuran 76,840 ton
3) tanaman Obat (biofarmaka) 7,797,536 kg
4) tanaman hias 1.068.295 tangkai
4. Jumlah produksi komoditas unggulan
perkebunan
a. Produksi Kebun Karet 255.415 ton
b. Produksi Kebun Kelapa Sawit 998.193 ton
c. Produksi Kebun Kelapa 77.138 tond. Produksi Kebun Lada 4.782 ton
e. Produksi Kebun Kakao 2.785 ton
5. Luas produksi komoditas unggulan perkebunan
a. Kebun Karet 318.917 ha
b. Kebun Kelapa Sawit 456.075 ha
c. Kebun Kelapa 75.407 ha
d. Kebun Lada 5.831 ha
e. Kebun Kakao 5.101 ha
6. Jumlah produksi rata-rata komoditas unggulan
perkebunan
a. Produksi Kebun Karet 801 kg/ha
b. Produksi Kebun Kelapa Sawit 2.189 kg/ha
c. Produksi Kebun Kelapa 1.023 kg/ha
d. Produksi Kebun Lada 820 kg/ha
e. Produksi Kebun Kakao 546 kg/ha
7. Jumlah hasil produk peternakan
a. Daging 60.804 ton
b. Telur 52.607 ton
c. Susu 430 ton
8. Angka penyakit hewan menular strategis
a. Bakteri 161 kasus
b. Virus 9.597 kasus
c. Parasit 64.032 kasus
9. Luas rehabilitasi hutan dan lahan (RHL) 20.062 Ha
10. Jumlah penerimaan negara bukan pajak sektor
kehutanan
- PSDH Rp. 232.584.331.685
7/23/2019 lakip_pemprov_2013 kalbar.pdf
http://slidepdf.com/reader/full/lakippemprov2013-kalbarpdf 21/71
Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah (LAKIP)
Pemerintah Provinsi Kalimantan Barat
Tahun 2013
14
NOPRIORITAS
RPJMN
PRIORITAS
RPJMD
SASARAN
STRATEGISINDIKATOR KINERJA UTAMA TARGET
- DR Rp. 192.441.109.082
11. Ratio elektrifikasi 68 %
12. Volume produksi tambang 6,5 juta ton
13. Volume produksi perikanan
a. Perikanan Tangkap 89.710 ton
b. Perikanan Budidaya 32.443 ton
14. Luas areal budidaya 20.673.65 ha
15. Volume ekspor perikanan 3.361.000 kg
16. Jumlah armada penangkapan ikan 19.635 unit
17. Persentase industri sesuai perijinan 3,50%
18. Jumlah IKM Unggulan 1 unit
19. Jumlah ekspor (Devisa) 1.583.86 US$
20. Persentase Pertumbuhan nilai ekspor impor 12%
21.Inflasi 5,47%
22 . Nilai perdagangan antar pulau/daerah Rp. 12 .479.029 .336
3. 2. Meningkatnya
kemampuan dan
keterampilan
masyarakat dalam
mengelola
lapangan
pekerjaan serta
meningkatnya
produktivitas
usaha yang efisien
dan efektif
1. Tingkat pengangguran terbuka 3,45 %
2.Persentase Penduduk Miskin 7,69%
3. Angka partisipasi angkatan kerja 69.75%
4. Jumlah penempatan transmigrasi 583 KK/5 kabupaten5. Nilai/ omzet koperasi per tahun Rp. 2,579 T
4 . Reformasi Birokrasi
dan Tata Kelola
Meningkatkan
Kapasitas
Sumber Daya
Aparatur,
Manajemen
Pemerintahan,
dan Pelayanan
Publik
Meningkatnya
kemampuan
aparatur dalam
memberikan
pelayanan publik
Persentase temuan di Provinsi dan Kab/kota yang
telah di Tindak Lanjuti
80%
5. Infrastruktur MeningkatkanPembangunan
Infrastruktur
Dasar
Meningkatnyapembangunan
wilayah
pedalaman,
perbatasan, pesisir
dan kepulauan,
termasuk
meningkatnya
pembangunan
kawasan pedesaan
dan perkotaan
1. Panjang jalan yang dibangun 45.33 km2. Persentase panjang jalan nasional dalam
kondisi baik
92.80%
3. Ratio jaringan rawa 0.18%
4. Ratio jaringan irigasi 13.00%
5. Persentase panjang jalan provinsi dalam kondisi
baik
80 %
6. Prosentase Provinsi, Kab.dan Kota yang RPJMD,
Renstra dan Program Tahunannya sesuai
dengan RTWP dan RTWK /RTW Kota.
70%
7. Persentase Prov/Kab/Kota yang RPJM dan
program tahunannya mengikuti RTRWN dan
RTR Kawasan Strategis Nasional
70%
8. Panjang jembatan yang dibangun 303m
9. Ruas jalan nasional yang dipelihara 1.30km
10. Ruas jalan provinsi yang dipelihara 188.57km
6. a. DaerahTertinggal,
Terdepan, Terluardan Pasca Konflik
b.Kebudayaan,
kreatifitas dan
inovasi teknologi
MeningkatkanPemerataan
Pembangunan,Keadilan,
Keamanan,
Kedamaian,
serta
Ketahanan
Budaya
Terciptanyakehidupan
masyarakat yangrukun, aman, dan
damai
1. Persentase penurunan pelanggaran ketertibanumum
90%
2. Jumlah fakir miskin yang diberdayakan 2325 kk
3. Jumlah komunitas adat terpencil (KAT) yang
diberdayakan
20 kk
4. Jumlah penyandang masalah kesejahteraan
sosial (PMKS) yang diberdayakan
400 kk
5. Jumla h kunj ungan Wisatawan mancanegara 32.000 orang
6. Jumlah wisatawan Nusantara 1.600.000 orang
7. J umlah pengeluaran wisatawan per tahun Rp. 32 Trilyun
8. Jumlah pentas seni dan budaya daerah 12 kali
7/23/2019 lakip_pemprov_2013 kalbar.pdf
http://slidepdf.com/reader/full/lakippemprov2013-kalbarpdf 22/71
Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah (LAKIP)
Pemerintah Provinsi Kalimantan Barat
Tahun 2013
15
NOPRIORITAS
RPJMN
PRIORITAS
RPJMD
SASARAN
STRATEGISINDIKATOR KINERJA UTAMA TARGET
7. Iklim Investasi dan
Iklim usaha
Meningkatkan
Kemampuan
Pembiayaan
Pembangunan
Meningkatnya
kemampuan
pembiayaan
pembangunandengan
mendorongmasuknya investor
dalam dan luar
negeri
1. PDRB
a. Harga Berlaku Rp. 73,61 T
b. Harga Konstan 2000 Rp. 32,69 T
c. Per Kapita Rp. 18,50 Jt
2. Jumlah PAD Rp.
1.376.087.889.228
3. Kebutuhan investasi 7,28 %
a. Investasi Pemerintah 141 Proyek
b. Investasi Swasta 88 Proyek
4.Pertumbuhan ekonomi
5. Jumlah PMDN yang berinvestasi 73,6 tahun
6. Jumlah PMA yang berinvestasi 90 %
5 per mil
8. Kesehatan Meningkatkan
Derajat
Kesehatan
Masyarakat
Meningkatnya
kemandirian
masyarakat dalam
mewujudkan
Kalbar sehat
1. Angka harapan hidup 29 kasus
2. Prosentase Angka kesembuhan penderita TB
Paru BTA+
<10 per 100.000
pnddk
3. Angka penemuan kasus malaria per 1.000
penduduk
47 %
4. Angka “Acute Flaccid Paralysis” (AFP) pada anak
usia <15th per 100.000 anak
45 %
5. Angka kesakitan demam berdarah dengue
(DBD) per 100.000 penduduk
<10 per 100.000
pnddk
6. Persentase posyandu aktif 47%
7. Persentase rumah sakit yg menyelenggarakan
4 pelayanan kesehatan spesialis dasar
45%
Target dari setiap indikator pencapaian sasaran tersebut diatas diharapkan dapat dicapai
melalui pelaksanaan program dan kegiatan yang dilaksanakan pada tahun 2013
sebagaimana terdapat dalam APBD tahun 2013 dan penetapan kinerja (PK) tahun 2013
yang merupakan komitmen kinerja antara Gubernur dengan Kepala SKPD secara
berjenjang.
7/23/2019 lakip_pemprov_2013 kalbar.pdf
http://slidepdf.com/reader/full/lakippemprov2013-kalbarpdf 23/71
Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah (LAKIP)
Pemerintah Provinsi Kalimantan Barat
Tahun 2013
16
A. CAPAIAN INDIKATOR KINERJA UTAMA
Sebagai penjabaran lebih lanjut dari RPJMD Tahun 2008-2013, Pemerintah
Provinsi Kalimantan Barat telah menyusun Rencana Kerja Pemerintah Daerah (RKPD)
Tahun 2013 sebagai dasar Rencana Anggaran Pendapatan Belanja Daerah (RAPBD)
Tahun 2013 yang telah disahkan oleh DPRD menjadi APBD. APBD ini pada hakekatnya
merupakan kegiatan yang harus dilaksanakan dalam satu tahun pelaksanaan anggaran.
Berdasarkan hasil pengukuran, tingkat pencapaian kinerja sasaran PemerintahProvinsi Kalimantan Barat tahun 2012 dan 2013 berdasarkan 8 (delapan) sasaran dapat
disajikan berikut ini.
Tabel
Perbandingan Target dan Realisasi
Indikator Kinerja Utama Tahun 2012 dan Tahun 2013
NOSASARAN
STRATEGISINDIKATOR KINERJA UTAMA
2012 2013
TARGET REALISASI TARGET REALISASI
1. Meningkatnya
sumberdayamanusia yang
beriman, cerdas
dan berbudaya
1. Indeks Pembangunan Manusia
(IPM)
76,50 70,22 77 70,31
2. Angka Partisipasi Kasar (APK)
a. SD/MI 117,45% 117,52% 118.02% 116.15%
b. SMP/SMPT/MTs 70,25% 90,17% 92.50% 92.15%
c. SMA/MA/SMK 63,50% 63,18% 57.40% 66.36%
3. Angka Partisipasi Murni (APM)
a. SD/MI 98,50% 98,91% 99.30% 99.04%
b. SMP/SMPT/MTs 59,81% 68,64% 72% 69.15%
c. SMA/MA/SMK 49% 51,16% 55% 52.67%
4. Angka Melek Huruf 97,40% 96,24% 92.50% 93.59%
5. Angka rata-rata lama sekolah 6,94 tahun 6,91 tahun 7,10 tahun 7,14 tahun
6. Persentase Guru yang
memenuhi kualifikasi S1/D-IV
a. SD/MI 20% 29,18% 36.00% 31.34%
b. SMP/SMPT/MTs 58,00% 71,00% 60.00% 72.49%
c. SMA/MA/SMK 80,55% 80,99% 90.00% 83.35%
7. Jumlah sekolah yang
mengembangkan kurikulum
pendidikan budaya/ KTSP
a. SD/MI 47,50% 100% 55.5% 60.00%
b. SMP/SMPT/MTs 96,85% 100% 50.00% 25.00%
c. SMA/MA/SMK 79,50% 100% 86.50% 60.00%
2. Meningkatnya
derajat
kesejahteraan
masyarakat
dengan
pendapatan per
kapita di atas
rata-rata
kebutuhan hidup
minimum
1. Jumlah produktivitas pertanian
TPH
a. Tanaman Pangan
1) Padi 32,00 ku/ha 30,58 ku/ha 31.59 ku/ha 31.62 ku/ha
2) Jagung 40,00 ku/ha 35,56 ku/ha 37.75 ku/ha 38,06 ku/ha
3) Kedelai 13,75 ku/ha 13,07 ku/ha 13.75 ku/ha 14,04 ku/ha
4) Kacang Tanah 12,00 ku/ha 11,53 ku/ha 12.73 ku/ha 11,82 ku/ha
5) Kacang Hijau 7,50 ku/ha 7,49 ku/ha 7.96 ku/ha 7,52 ku/ha
6) Ubi Kayu 155,00 ku/ha 155,15 ku/ha 161.50 ku/ha 160,21 ku/ha
7) Ubi Jalar 81,48 ku/ha 79,77 ku/ha 85.00 ku/ha 81,92 ku/ha
7/23/2019 lakip_pemprov_2013 kalbar.pdf
http://slidepdf.com/reader/full/lakippemprov2013-kalbarpdf 24/71
Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah (LAKIP)
Pemerintah Provinsi Kalimantan Barat
Tahun 2013
17
NOSASARAN
STRATEGISINDIKATOR KINERJA UTAMA
2012 2013
TARGET REALISASI TARGET REALISASI
2. Luas panen pertanian
a. Tanaman Pangan
1) Padi 461.902 Ha 451,280 Ha 465.409 Ha 478,943 Ha2) Jagung 50.000 Ha 45,062 Ha 43.709 Ha 42,466 Ha
3) Kedelai 2.698 Ha 1,150 Ha 1.455 Ha 1,286 Ha
4) Kacang Tanah 2.429 Ha 1,323 Ha 1.100 Ha 1,062 Ha
5) Kacang Hijau 2.265 Ha 1,196 Ha 785 Ha 767 Ha
6) Ubi Kayu 16.129 Ha 10,965 Ha 11.000 Ha 10,642 Ha
7) Ubi Jalar 2.086 Ha 1,797 Ha 2.000 Ha 1,890 Ha
3. Jumlah produksi pertanian
a. Tanaman Pangan
1) Padi 1.458.291 ton 1.380.143 Ton 1.470.000 Ton 1,514,654 Ton
2) Jagung 200.000 ton 160.226 Ton 165.000 Ton 161,632 Ton
3) Kedelai 3.750 ton 1.503 Ton 2.000 Ton 1,806 Ton
4) Kacang Tanah 2.899 ton 1.526 Ton 1.400 Ton 1,255 Ton
5) Kacang Hijau 1.697 ton 896 Ton 625 Ton 577 Ton
6) Ubi Kayu 250.000 ton 170.124 Ton 177.650 Ton 170,495 Ton
7) Ubi Jalar 17.000 ton 14.335 Ton 17.000 Ton 15,482 Ton
b. Tanaman Holtikultura
1) Buah-buahan 413.658 ton 520.987 Ton 403,648 ton 664,929 Ton
2) Sayur-sayuran 58.181 ton 64.216 Ton 76,840 ton 82,845 Ton
3) tanaman Obat(biofarmaka)
7.380.206 kg 7.186.276 Kg 7,797,536 kg 12,129,954 Kg
4) tanaman hias 2.443.099 tangkai 724.055 tangkai 1.068.295 tangkai 1,337,007 tangkai
4. Jumlah produksi komoditas
unggulan perkebunan
a. Produksi Kebun Karet 236.421 ton 251.252 Ton 255.415 ton 260.379 Ton
b. Produksi Kebun Kelapa Sawit 993.530 ton 973.534 Ton 998.193 ton 1.008.377 Ton
c. Produksi Kebun Kelapa 70.916 ton 76.709 Ton 77.138 ton 78.148 Ton
d. Produksi Kebun Lada 6.395 ton 4.203 Ton 4.782 ton 3.346 ton
e. Produksi Kebun Kakao 2.631 ton 2.602 Ton 2.785 ton 2.835 Ton
5. Luas produksi komoditas
unggulan perkebunan
a. Kebun Karet 310.578 ha 308.631 Ha 318.917 ha 308.534 Ha
b. Kebun Kelapa Sawit 416.229 ha 424.560 Ha 456.075 ha 587.793 Ha
c. Kebun Kelapa 76.530 ha 74.693 Ha 75.407 ha 74.730 Ha
d. Kebun Lada 6.699 ha 5.362 Ha 5.831 ha 4.436 Ha
e. Kebun Kakao 4.606 ha 4.513 Ha 5.101 ha 5.087 Ha
6. Jumlah produksi rata-rata
komoditas unggulan perkebunan
a. Produksi Kebun Karet 761 kg/ha 814 kg/ha 801 kg/ha 844 kg/ha
b. Produksi Kebun Kelapa Sawit 2.387 kg/ha 2.293 kg/ha 2.189 kg/ha 1.714 kg/ha
c. Produksi Kebun Kelapa 927 kg/ha 1.027 kg/ha 1.023 kg/ha 1.060 kg/ha
d. Produksi Kebun Lada 954 kg/ha 784 kg/ha 820 kg/ha 754 kg/ha
e. Produksi Kebun Kakao 571 kg/ha 577 kg/ha 546 kg/ha 557 kg/ha
7. Jumlah hasil produk peternakan
a. Daging 57.146 ton 73.771 Ton 60.804 ton 85.049 Ton
b. Telur 46.712 ton 30.205 Ton 52.607 ton 30.924 Ton
c. Susu 359 ton 181 Ton 430 ton 36 Ton
8. Angka penyakit hewan menular
strategis
a. Bakteri 192 Kasus 424 kasus 161 kasus 81 kasus
b. Virus 10.019 Kasus 12.227 kasus 9.597 kasus 46.470 kasus
c. Parasit 72.859 Kasus 26.232 kasus 64.032 kasus 10.880 kasus
9. Luas rehabilitasi hutan dan
lahan (RHL)
1752 ha 387,4 ha 20.062 Ha 20.995.48 Ha
10. Jumlah penerimaan negara
bukan pajak sektor kehutanan
- PSDH Rp 27.629.196.260 Rp. 25.292.433.856 Rp. 232.584.331.685 Rp. 26.219.679.142.61
- DR $ 7.473.461,00 $7.669.352,59 Rp. 192.441.109.082 Rp.129.274.786.946.29
11. Ratio elektrifikasi 62,12 68 % 69.25%12. Volume produksi tambang 4 juta Ton 14,5 juta ton 6,5 juta ton 33.054.026,50 ton
13. Volume produksi perikanan
a. Perikanan Tangkap 88.220,00 Ton 97.494,40 Ton 89.710 ton 124.269.60 ton
b. Perikanan Budidaya 21.102,00 Ton 32.042,47 Ton 32.443 ton 44.743.32Ton
14. Luas areal budidaya 17.149,78 Ha 64.202,45 Ha 20.673.65 ha 4.652.547 ha
15. Volume ekspor perikanan 1.980.000,00 kg 1.583.964,05 kg 3.361.000 kg 4.461.470 kg
16. Jumlah armada penangkapan
ikan
18.750 unit 20.296 unit 19.635 unit 19.668 unit
17. Persentase industri sesuai
perijinan
3,50% 3,48% 3,50% 1.40%
18. Jumlah industri kecil dan
menengah (IKM) unggulan
2 unit 2 unit 1 unit 2 unit
19. Jumlah ekspor (Devisa) 753,87 juta US$ 1.867,80 juta US$ 1.583.86 US$ 1.350.69 US$
7/23/2019 lakip_pemprov_2013 kalbar.pdf
http://slidepdf.com/reader/full/lakippemprov2013-kalbarpdf 25/71
Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah (LAKIP)
Pemerintah Provinsi Kalimantan Barat
Tahun 2013
18
NOSASARAN
STRATEGISINDIKATOR KINERJA UTAMA
2012 2013
TARGET REALISASI TARGET REALISASI
20. Persentase Pertumbuhan nilai
ekspor impor
12% 102,57% 12% 11.52%
21.Inflasi 4,22 % 4,91 % 5,47% 9.48%22. Nilai perdagangan antar
pulau/daerah
Rp. 11.353.968,578 Rp. 13.934.415,982 Rp. 12 .479.029.336 Rp. 12.524 .122.535
3. Meningkatnya
kemampuan dan
keterampilan
masyarakat dalam
mengelola
lapangan
pekerjaan serta
meningkatnya
produktivitas
usaha yang efisien
dan efektif
1. Tingkat pengangguran terbuka 6, 91% 3,88% 3,45 % 3,48%
2. Persentase Penduduk Miskin 11,08% 8,6% 7,69% 8,74%
3. Angka partisipasi angkatan kerja 2.233.195 orang 2.146.572 orang 69.75% 77,64%
4. Jumlah penempatan
transmigrasi
6 kabupaten 6 kabupaten 583 KK/5 kabupaten 613/6 kabupaten
5. Nilai/ omzet koperasi per tahun Rp. 0,071 T Rp. 0,071 T Rp. 2,579 T Rp. 2,579 T
4. Meningkatnya
kemampuan
aparatur dalam
memberikan
pelayanan publik
1.Persentase temuan di Provinsi
dan Kab/kota yang telah di T indak
Lanjuti
85 % 51,67% 80% 74.02%
5. Meningkatnya
pembangunan
wilayah
pedalaman,
perbatasan,
pesisir dan
kepulauan,
termasuk
meningkatnya
pembangunan
kawasan
pedesaan dan
perkotaan
1. Panjang jalan yang dibangun 48,44 km 23,07 km 45.33 km 64.01 km
2. Persentase panjang jalan
nasional dalam kondisi baik
90 % 89,95% 92.80% 92.64%
3. Ratio jaringan rawa 1 % 0,58 % 0.18% 15.59%
4. Ratio jaringan irigasi 1,25 % 0,67 % 13.00% 7.21%
5. Persentase panjang alan
provinsi dalam kondisi baik
75,00 % 75,85 % 80 % 79.32%
6. Prosentase Provinsi, Kab.dan
Kota yang RPJMD, Renstra dan
Program Tahunannya sesuai
dengan RTWP dan RTWK /RTW
Kota.
50 % 46,5 % 70% 80%
7. Persentase Prov/Kab/Kota yang
RPJM dan program tahunannya
mengikuti RTRWN dan RTR
Kawasan Strategis Nasional
50 % 47,70 % 70% 70%
8. Panjang jembatan yang
dibangun
0 m 56,30 m 303m 229m
9. Ruas jalan nasional yangdipelihara
241,08 km 218,32 km 1.30km 241.20km
10. Ruas jalan provinsi yang
dipelihara
1.287,2 km 1.310, 15 km 188.57km 1.293.10km
6. Terciptanya
kehidupan
masyarakat yang
rukun, aman, dan
damai
1. Persentase penurunan
pelanggaran ketertiban umum
100% 94 % 90% 85%
2. Jumlah fakir miskin yang
diberdayakan
2.573kk 2573 kk 2325 kk 2395 kk
3. Jumlah komunitas adat terpencil
(KAT) yang diberdayakan
140 kk 140 kk 20 kk 20 kk
4.Jumlah penyandang masalah
kesejahteraan sosial (PMKS) yang
diberdayakan
360 kk 360 kk 400 kk 400 kk
5. Jumlah kunjungan Wisatawan
mancanegara
30.000 org 2.327 org 32.000 orang 27.030 orang
6. Jumlah wisatawan Nusantara 1.500.000 org 1.480.139 org 1.600.000 orang - orang
7. Jumlah pengeluaran wisatawan
per tahun
Rp 35 trilyun Rp. 30 Trilyun Rp. 32 Trilyun Rp. 317.602.500.000
8. Jumlah pentas seni dan budaya
daerah
10 kali 7 kali 12 kali 22 kali
7. Meningkatnya
kemampuan
pembiayaan
pembangunan
dengan
mendorong
masuknya
investor dalam
dan luar negeri
1. PDRB
a. Harga Berlaku Rp 63,55 T Rp 66,78 T Rp. 73,61 T -
b. Harga Konstan 2000 Rp 33,67 T Rp 32,10 T Rp. 32,69 T -
c. Per Kapita Rp 13,87 Jt Rp 15,10 Jt Rp. 18,50 Jt Rp. 18,30 Jt
2. Jumlah PAD Rp.
958.878.183.816,07
Rp.
1.079.604.558.452,91
Rp. 1.376.087.889.228 Rp. 1.340.784.568.677
3.Pertumbuhan ekonomi 6,89 % 5,90 % 7,28 % 6,08 %
4. Jumlah PMDN yang berinvestasi Rp 5,15 trilyun Rp. 10,005 T 141 Proyek 144 Proyek
5. Jumlah PMA yang berinvestasi 572,62 Jt US$ 1.390.30 Jt US$ 88 Proyek 91 Proyek
7/23/2019 lakip_pemprov_2013 kalbar.pdf
http://slidepdf.com/reader/full/lakippemprov2013-kalbarpdf 26/71
Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah (LAKIP)
Pemerintah Provinsi Kalimantan Barat
Tahun 2013
19
NOSASARAN
STRATEGISINDIKATOR KINERJA UTAMA
2012 2013
TARGET REALISASI TARGET REALISASI
8. Meningkatnya
kemandirian
masyarakat dalammewujudkan
Kalbar sehat
1. Angka harapan hidup 72,3 tahun 66,75 tahun 73,6 tahun 66,92 tahun
2. Prosentase Angka kesembuhan
penderita TB Paru BTA+
87 % 51,43% 90 % 91.8%
3. Angka penemuan kasus malaria
per 1.000 penduduk
20 per mil 31,8 per mil 5 per mil 3.10 per mil
4. Angka “Acute Flaccid Paralysis”
(AFP) pada anak usia <15th per
100.000 anak
28 Kasus 30 kasus 29 kasus 39 kasus
5. Angka kesakitan demam
berdarah dengue (DBD) per
100.000 penduduk
30 per 100.000
pddk
16 per 100 .000 pnddk <10 per 100.000
pnddk
17.20 per 100.000
pnddk
6. Persentase posyandu aktif 40% 34,7% 47 % 32%
7. Persentase rumah sakit yg
menyelenggarakan 4
pelayanan kesehatan spesialis
dasar
40% 20% 45 % 55%
B. EVALUASI DAN ANALISIS PENCAPAIAN INDIKATOR KINERJA UTAMA
Berikut ini perolehan capaian IKU Tahun 2013 beserta penjelasan, evaluasi dan analisisnya :
Tabel Sasaran Strategis 1
Sasaran ini ditujukan untuk mencapai misi ”M ENINGKATKAN KUALITAS DAN KUANTITAS
SUMBERDAYA MANUSIA MELALUI PEN INGKATAN KUALITAS TENAGA KEPENDID IKAN DAN PENYEDIAAN
PRASARAN A DAN SARANA PENDID IKAN SERTA PEMERATAAN PENDID IKAN ”.
NOPRIORITAS
RPJMN
PRIORITAS
RPJMD
SASARAN
STRATEGISINDIKATOR KINERJA UTAMA TARGET REALISASI %
1. Pendidikan Meningkatkan
Kecerdasan SDM
Meningkatnya
sumberdayamanusia yang
beriman, cerdas
dan berbudaya
1. Indeks Pembangunan Manusia (IPM) 77 70,31 91,31
2. Angka Partisipasi Kasar (APK)a. SD/MI 118.02% 116.15% 98.42
b. SMP/SMPT/MTs 92.50% 92.15% 99.62
c. SMA/MA/SMK 57.40% 66.36% 115.61
3. Angka Partisipasi Murni (APM)
a. SD/MI 99.30% 99.04% 99.74
b. SMP/SMPT/MTs 72% 69.15% 96.04
c. SMA/MA/SMK 55% 52.67% 95.76
4. Angka Melek Huruf 92.50% 93.59% 101.18
5. Angka rata-rata lama sekolah 7,10 tahun 7,14 tahun 100,56
6. Persentase Guru yang memenuhi kualifikasi S1/D-IV
a. SD/MI 36.00% 31.34% 87.06
b. SMP/SMPT/MTs 60.00% 72.49% 120.82
c. SMA/MA/SMK 90.00% 83.35% 92.61
7. Jumlah sekolah yang mengembangkan kurikulum
pendidikan budaya/ KTSP
a. SD/MI 55.5% 60.00% 108.11
b. SMP/SMPT/MTs 50.00% 25.00% 50.00
c. SMA/MA/SMK 86.50% 60.00% 69.36
Pencapaian sasaran 1 : Meningkatnya sumberdaya manusia yang beriman, cerdas dan
berbudaya, dengan capaian target dan realisasi sebagai berikut :
APM SD merupakan perbandingan antara jumlah siswa SD dan setara umur 7-12
tahun dan jumlah penduduk usia 7-12 tahun. APM SMP merupakan perbandingan antara
jumlah siswa SMP dan setara umur 13-15 tahun dan jumlah penduduk usia 13-15 tahun.
7/23/2019 lakip_pemprov_2013 kalbar.pdf
http://slidepdf.com/reader/full/lakippemprov2013-kalbarpdf 27/71
Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah (LAKIP)
Pemerintah Provinsi Kalimantan Barat
Tahun 2013
20
APM SMA merupakan perbandingan antara jumlah siswa SMA dan setara umur 15-17 tahun
dan jumlah penduduk usia 15-17 tahun.
Berdasarkan RPJMD Kalbar tahun 2008-2013, target APM SD/MI sebesar 99,30%, dan
SMP/MTs sebesar 72 %, sedangkan target nasional APM SD/MI sebesar 99,15%, danSMP/MTs sebesar 60,58%. Dengan demikian capaian APM tahun 2013 telah melampaui
target yang ditetapkan. Kinerja pembangunan bidang pendidikan yang semakin membaik ini
terlihat dari capaian APM yang telah mencapai 99,04 % untuk jenjang pendidikan SD/MI dan
sebesar 69,15 % untuk jenjang pendidikan SMP/MTs.
Angka Partisipasi Kasar (APK) Pendidikan diartikan sebagai perbandingan antara
jumlah murid pada jenjang pendidikan tertentu (SD,SLTP,SLTA dan sebagainya) dengan
penduduk kelompok usia sekolah yang sesuai dan dinyatakan dalam persentase. Hasil
perhitungan APK ini digunakan untuk mengetahui banyaknya anak yang bersekolah di suatu
jenjang pendidikan tertentu pada wilayah tertentu. Semakin tinggi APK berarti semakin
banyak anak usia sekolah yang bersekolah di suatu jenjang pendidikan pada suatu wilayah.
Pada tahun 2013 APK jenjang pendidikan SD/MI semakin meningkat dan mencapaisebesar 116,15 %, begitu pula APK SMP/MTs menjadi 92,15 %. APK untuk jenjang pendidikan
SD/MI yang melebihi angka 100 persen mengindikasikan bahwa program wajib belajar 7
tahun telah tuntas tetapi belum mencapai wajib belajar 9 tahun. Hal ini tidak terlepas dari
kebijakan pemerintah melalui program BOS.
Hambatan dan kendala dalam pencapaian kinerja sasaran ini adalah sebagai berikut:
1. Permasalahan bidang pendidikan bukan hanya berkaitan dengan jumlah guru dan ruang
kelas, namun masalah yang lebih penting adalah tidak meratanya persebaran guru dan
gedung sekolah antar daerah. Peningkatan jumlah siswa untuk tiap jenjang pendidikan
tidak diikuti dengan penambahan ruang kelas, bahkan cenderung terjadi penurunan
ruang kelas.
2. Masih ada daerah yang belum memiliki gedung sekolah sehingga siswa harus bersekolah
ke daerah lain. Hal ini mengindikasikan adanya penumpukan guru khususnya di wilayah
perkotaan, sehingga menyebabkan penyebaran guru menjadi tidak merata. Akibatnya
pada daerah terpencil/pedalaman dan perbatasan terjadi kekurangan guru.
3. Sebagian para orangtua belum memiliki kesadaran yang baik untuk menyekolahkan
anaknya meskipun sudah kategori usia sekolah. Kondisi di wilayah perbatasan Kalimantan
Barat-Sarawak (Malaysia) tidak jauh berbeda, anak usia sekolah kurang berminat sekolah
karena dirasakan “lebih enak” melakukan aktivitas ekonomi yang dapat segera
memperoleh uang dari pada duduk di bangku sekolah. Di sisi lain, para guru yang
mengajar di perdesaan dan daerah terpencil/ tertinggal jumlahnya sangat terbatas.
Upaya Pemecahan dalam mengantisipasi hambatan dan kendala yang dihadapi dalam
pencapaian kinerja sasaran ini adalah sebagai berikut:
1. Menambah jumlah guru yang layak mengajar dan bersertifikasi disertai dengan
pemerataan persebarannya ke seluruh daerah kecamatan dan desa.
7/23/2019 lakip_pemprov_2013 kalbar.pdf
http://slidepdf.com/reader/full/lakippemprov2013-kalbarpdf 28/71
Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah (LAKIP)
Pemerintah Provinsi Kalimantan Barat
Tahun 2013
21
2. Meningkatkan akses pendidikan kepada penduduk miskin hingga ke jenjang Perguruan
Tinggi.
3. Pengembangan sekolah di kawasan pedalaman dan perbatasan serta diprioritaskan untuk
melengkapi keperluan peralatan dan peningkatan prasarana pendidikan.
4. Lebih mengoptimalkan perbaikan dan penambahan USB, RKB dll, dalam mencapai APKdan APM yang semakin Meningkat.
Tabel Sasaran Strategis 2
Sasaran ini ditujukan untuk mencapai Misi ”M ENGEMBANGKAN SUMBERDAYA LOKAL BAGI
PENGEMBANGAN EKONOMI MASYARAKAT MELALUI SISTEM PENGELOLAAN YANG PROFESIONAL, EFEKTIF
DAN EFISIEN SERTA AKUNTABEL DENGAN DIDUKUNG SISTEM D AN SARAN A IN VESTASI YANG BAI K
MELALUI PENYEDIAAN DATA POTENSI INVESTASI GUNA MENARIK DAN MENDORONG MASUKN YA
INVE STASI”.
NOPRIORITAS
RPJMN
PRIORITAS
RPJMD
SASARAN
STRATEGISINDIKATOR KINERJA UTAMA TARGET REALISASI %
2. a.
Penanggulangan
Kemiskinan
b. Ketahanan
Pangan
c. Energi
d. Lingkungan
Hidup dan
Penanggulangan
Bencana
Meningkatkan
derajat
kesejahteraan
masyarakat
1.Meningkatnya
derajat
kesejahteraan
masyarakat
dengan
pendapatan per
kapita di atas
rata-rata
kebutuhan
hidup minimum
1. Jumlah produktivitas pertanian TPH
a. Tanaman Pangan
1) Padi 31.59 ku/ha 31.62 ku/ha 100.09
2) Jagung 37.75 ku/ha 38,06 ku/ha 100.82
3) Kedelai 13.75 ku/ha 14,04 ku/ha 102.11
4) Kacang Tanah 12.73 ku/ha 11,82 ku/ha 92.85
5) Kacang Hijau 7.96 ku/ha 7,52 ku/ha 94.47
6) Ubi Kayu 161.50 ku/ha 160,21 ku/ha 99.20
7) Ubi Jalar 85.00 ku/ha 81,92 ku/ha 96.38
2. Luas panen pertanian
a. Tanaman Pangan
1) Padi 465.409 Ha 478,943 Ha 102.91
2) Jagung 43.709 Ha 42,466 Ha 97.16
3) Kedelai 1.455 Ha 1,286 Ha 88.384) Kacang Tanah 1.100 Ha 1,062 Ha 96.54
5) Kacang Hijau 785 Ha 767 Ha 97.71
6) Ubi Kayu 11.000 Ha 10,642 Ha 96.74
7) Ubi Jalar 2.000 Ha 1,890 Ha 94.50
3. Jumlah produksi pertanian
a. Tanaman Pangan
1) Padi 1.470.000 Ton 1,514,654 Ton 103.03
2) Jagung 165.000 Ton 161,632 Ton 97.96
3) Kedelai 2.000 Ton 1,806 Ton 90.3
4) Kacang Tanah 1.400 Ton 1,255 Ton 89.64
5) Kacang Hijau 625 Ton 577 Ton 92.32
6) Ubi Kayu 177.650 Ton 170,495 Ton 95.97
7) Ubi Jalar 17.000 Ton 15,482 Ton 91.07
b. Tanaman Holtikultura
1) Buah-buahan 403,648 ton 664,929 Ton 164,73
2) Sayur-sayuran 76,840 ton 82,845 Ton 107,81
3) Tanaman Obat (biofarmaka) 7,797,536 kg 12,129,954 Kg 155,56
4) Tanaman hias 1.068.295 tangkai 1,337,007 tangkai 125.15
4. Jumlah produksi komoditasunggulan perkebunan
a. Produksi Kebun Karet 255.415 ton 260.379 Ton 101.94
b. Produksi Kebun Kelapa Sawit 998.193 ton 1.008.377 Ton 101
c. Produksi Kebun Kelapa 77.138 ton 78.148 Ton 101.31
d. Produksi Kebun Lada 4.782 ton 3.346 ton 69.97
e. Produksi Kebun Kakao 2.785 ton 2.835 Ton 101.80
5. Luas produksi komoditas unggulan
perkebunan
a. Kebun Karet 318.917 ha 308.534 Ha 96.74
b. Kebun Kelapa Sawit 456.075 ha 587.793 Ha 128.88
c. Kebun Kelapa 75.407 ha 74.730 Ha 99.10
d. Kebun Lada 5.831 ha 4.436 Ha 76.07
e. Kebun Kakao 5.101 ha 5.087 Ha 99.73
7/23/2019 lakip_pemprov_2013 kalbar.pdf
http://slidepdf.com/reader/full/lakippemprov2013-kalbarpdf 29/71
Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah (LAKIP)
Pemerintah Provinsi Kalimantan Barat
Tahun 2013
22
NOPRIORITAS
RPJMN
PRIORITAS
RPJMD
SASARAN
STRATEGISINDIKATOR KINERJA UTAMA TARGET REALISASI %
6. Jumlah produksi rata-rata
komoditas unggulan perkebunan
a. Produksi Kebun Karet 801 kg/ha 844 kg/ha 105.37
b. Produksi Kebun Kelapa Sawit 2.189 kg/ha 1.714 kg/ha 78.30
c. Produksi Kebun Kelapa 1.023 kg/ha 1.060 kg/ha 103.61
d. Produksi Kebun Lada 820 kg/ha 754 kg/ha 91.95
e. Produksi Kebun Kakao 546 kg/ha 557 kg/ha 102.01
7. Jumlah hasil produk peternakan
a. Daging 60.804 ton 85.049 Ton 139.87
b. Telur 52.607 ton 30.924 Ton 58.78
c. Susu 430 ton 36 Ton 8.37
8. Angka penyakit hewan menular
strategis
a. Bakteri 161 kasus 81 kasus 50.31
b. Virus 9.597 kasus 46.470 kasus 484.21
c. Parasit 64.032 kasus 10.880 kasus 16.99
9. Luas rehabilitasi hutan dan lahan
(RHL)
20.062 Ha 20.995.48 Ha 104.65
10. Jumlah penerimaan negara bukan
pajak sektor kehutanan
- PSDH Rp. 232.584.331.685 Rp. 26.219.679.142.61 11.27
- DR Rp. 192.441.109.082 Rp.129.274.786.946.29 67.17
11. Ratio elektrifikasi 68 % 69.25% 101.84
12. Volume produksi tambang 6,5 juta ton 33.054.026,50 ton 508.82
13. Volume produksi perikanan
a. Perikanan Tangkap 89.710 ton 124.269.60 ton 138.52
b. Perikanan Budidaya 32.443 ton 44.743.32Ton 137.91
14. Luas areal budidaya 20.673.65 ha 4.652.547 ha 22.50
15. Volume ekspor perikanan 3.361.000 kg 4.461.470 kg 132.74
16. Jumlah armada penangkapan ikan 19.635 unit 19.668 unit 100.17
17. Persentase industri sesuai perijinan 3,50% 1.40% 40.00
18. Jumlah industri kecil dan
menengah (IKM) unggulan
1 unit 2 unit 200.00
19. Jumlah ekspor (Devisa) 1.583.86 US$ 1.350.69 US$ 85.28
20. Persentase Pertumbuhan nilai
ekspor impor
12% 11.52% 96%
21.Inflasi 5,47% 9.48% 173.31
22. Nilai perdagangan antar
pulau/daerah
Rp. 1 2.479.029.336 Rp . 12.52 4.122.535 100 .36
Berdasarkan RPJMN 2010 – 2014, maka program prioritas yang dapat di sejajarkan
dengan program prioritas meningkatkan derajat kesejahteraan masyarakat yaitu Prioritas 4
(Penanggulangan kemiskinan); Prioritas 5 (Ketahanan Pangan); Prioritas 8 (Energi); serta
Prioritas 9 (Lingkungan Hidup dan Pengelolaan Bencana).
Pencapaian sasaran 2 : Meningkatnya derajat kesejahteraan masyarakat dengan
pendapatan per kapita di atas rata-rata kebutuhan hidup minimum, dengan capaian target
dan realisasi sebagai berikut :
a. Capaian Produktivitas Pertanian
- Tingkat capaian produktivitas padi dengan target 31.59 Ku/Ha, berdasarkan Angka
Ramalan (ARAM) II tahun 2013 terealisasi sebesar 31.62 Ku/Ha atau 100.09%. Jikadibandingkan dengan Angka Tetap (ATAP) tahun 2012 sebesar 30.39 Ku/Ha
produktivitas padi tahun 2013 meningkat 4.05%.
- Tingkat capaian produktivitas jagung dengan target 37.75 Ku/Ha, berdasarkan
Angka Ramalan (ARAM) II tahun 2013 terealisasi sebesar 38.06 Ku/Ha atau
100.82%. Jika dibandingkan dengan Angka Tetap (ATAP) tahun 2012 sebesar 38.11
Ku/Ha produktivitas jagung tahun 2013 menurun 0.13%.
7/23/2019 lakip_pemprov_2013 kalbar.pdf
http://slidepdf.com/reader/full/lakippemprov2013-kalbarpdf 30/71
Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah (LAKIP)
Pemerintah Provinsi Kalimantan Barat
Tahun 2013
23
- Secara keseluruhan produktivitas tanaman pangan berdasarkan Angka Ramalan
(ARAM) II tahun 2013 dari tujuh komoditi mengalami kenaikan sebesar 1.89%.
Kenaikan ini disumbang paling besar dari komoditi ubi kayu.
b. Capaian Luas Panen
- Tingkat capaian luas panen padi dengan target 465.409 Ha, berdasarkan Angka
Ramalan (ARAM) II tahun 2013 terealisasi sebesar 478.943 Ha atau 102.91%. Jika
dibandingkan dengan Angka Tetap (ATAP) tahun 2012 sebesar 427.798 Ha luas
panen padi tahun 2013 meningkat 11.96%.
- Tingkat capaian luas panen jagung dengan target 43.709 Ha, berdasarkan Angka
Ramalan (ARAM) II tahun 2013 terealisasi sebesar 42.466 Ha atau 97.16%. Jika
dibandingkan dengan Angka Tetap (ATAP) tahun 2012 sebesar 44.642 Ha luas
panen jagung tahun 2013 menurun 4.87%.- Jika dilihat dari tabel diketahui kenaikan luas tanaman terjadi pada komoditi
strategis yaitu padi sehingga diharapkan rangking Kalimantan Barat dapat
dipertahankan dalam rangka pencapaian produksi beras nasional.
7/23/2019 lakip_pemprov_2013 kalbar.pdf
http://slidepdf.com/reader/full/lakippemprov2013-kalbarpdf 31/71
Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah (LAKIP)
Pemerintah Provinsi Kalimantan Barat
Tahun 2013
24
c. Capaian Produksi Pertanian
- Tingkat capaian produksi padi dengan target 1.470.000 Ton GKG, berdasarkan
Angka Ramalan (ARAM) II tahun 2013 terealisasi sebesar 1.514.654 ton GKG atau
103.04%. Jika dibandingkan dengan Angka Tetap (ATAP) tahun 2012 sebesar1.300.000 ton GKG, produksi padi tahun 2013 meningkat 16.50%.
- Tingkat capaian produksi jagung dengan target 165.000 ton pipilan kering,
berdasarkan Angka Ramalan (ARAM) II tahun 2013 terealisasi sebesar 161.632 ton
pipilan kering, atau 97.96%. Jika dibandingkan dengan Angka Tetap (ATAP) tahun
2012 sebesar 170.124 ton pipilan kering, produksi jagung tahun 2013 menurun
4.99%.
d. Capaian Produksi Tanaman Hortikultura
7/23/2019 lakip_pemprov_2013 kalbar.pdf
http://slidepdf.com/reader/full/lakippemprov2013-kalbarpdf 32/71
Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah (LAKIP)
Pemerintah Provinsi Kalimantan Barat
Tahun 2013
25
Tingkat capaian produksi buah-buahan dengan target 403.648 ton, berdasarkan
Rekap Statistik Pertanian Hortikultura (Estimasi) tahun 2013 terealisasi sebesar
664.929 ton atau 164.73%. Jika dibandingkan dengan Angka Tetap (ATAP) tahun 2012
sebesar 431.053 ton, produksi buah-buahan tahun 2013 meningkat 54.26%.
Tingkat capaian produksi sayur-sayuran dengan target 76.840 ton, berdasarkan Rekap
Statistik Pertanian Hortikultura (Estimasi) tahun 2013 terealisasi sebesar 82.845 ton
atau terealisasi melebihi dari target sebesar 107.81%. Jika dibandingkan dengan
Angka Tetap (ATAP) tahun 2012 sebesar 62.301 ton, produksi sayur-sayuran tahun
2013 meningkat 32.98%.
Tingkat capaian produksi Tanaman Hias dengan target 1.068.295 tangkai,
berdasarkan Rekap Statistik Pertanian Hortikultura (Estimasi) tahun 2013 terealisasi
sebesar 1.337.007 tangkai atau 125.15%. Jika dibandingkan dengan Angka Tetap
(ATAP) tahun 2012 sebesar 1.453.203 tangkai, produksi Tanaman Hias tahun 2013
menurun hingga 8%.
Tingkat capaian produksi Tanaman Biofarmaka dengan target 7.797.536 Kg,
berdasarkan Rekap Statistik Pertanian Hortikultura (Estimasi) tahun 2013 terealisasi
sebesar 12.129.954 Kg atau 155.56%. Jika dibandingkan dengan Angka Tetap (ATAP)
tahun 2012 sebesar 12.744.399 Kg, produksi Tanaman Biofarmaka tahun 2013
menurun 4,82%.
Untuk tanaman hortikultura capaian sasarannya di tahun 2013 lebih baik
dibandingkan dengan tahun 2012, dimana produksi tanaman buah-buahan dan sayur-
sayuran meningkat dibanding tahun sebelumnya tetapi untuk tanaman biofarmaka atau
tanaman obat-obatan dan tanaman hias lebih rendah dibanding tahun sebelumnya.
Sedangkan bila dibandingkan antara target tahun 2013 dengan realisasi tahun 2013
semua komoditi tanaman hortikultura sudah dapat mencapai target yang telah
ditetapkan.
7/23/2019 lakip_pemprov_2013 kalbar.pdf
http://slidepdf.com/reader/full/lakippemprov2013-kalbarpdf 33/71
Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah (LAKIP)
Pemerintah Provinsi Kalimantan Barat
Tahun 2013
26
e. Jumlah Produksi Komoditas unggulan perkebunan
Ada 5 (lima) komoditas unggulan, yaitu karet, kelapa sawit, kelapa, lada dan kakao, hasil
pencapaiannya pada tahun 2013 sebesar 95,19 %. Jumlah produksi komoditas
perkebunan belum mencapai target yang ditetapkan adalah pada produksi lada.Persentase nilai capaian jumlah produksi komoditas yang lain melampaui target yang
ditetapkan.
Capaian IKU “Jumlah Produksi Komoditas Unggulan
Perkebunan Tahun 2013
-
200,000
400,000
600,000
800,000
1,000,000
1,200,000
Karet Klp
Sawit
Kelapa Lada Kakao
Target (ton) 255,415 998,193 77,138 4,782 2,785
Realisasi (ton) 260,379 1,008,327 78,148 3,346 2,835
Nilai capaian IKU Jumlah Produksi Komoditas unggulan perkebunan tahun 2013
lebih rendah bila dibandingkan dengan nilai capaian tahun sebelumnya.
Perkembangan Capaian IKU “Jumlah Produksi Komoditas Unggulan
Perkebunan” Tahun 2009, 2010, 2011, 2012 dan Tahun 2013
0
20
40
60
80
100
120
Nilai Capaian (%) 87.2 82.76 77.89 103.16 95.19
Tahun 2009 Tahun 2010 Tahun 2011 Tahun 2012 Tahun 2013
Penurunan jumlah produksi ini dipengaruhi oleh : (1) Pengembangan komoditas lada
relatif kecil karena terbatasnya swadaya masyarakat; (2) Berkurangnya produktivitas
tanaman karena umur tanaman bertambah; dan (3) Adanya serangan OPT yang belum
mampu dikendalikan oleh petani.
7/23/2019 lakip_pemprov_2013 kalbar.pdf
http://slidepdf.com/reader/full/lakippemprov2013-kalbarpdf 34/71
Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah (LAKIP)
Pemerintah Provinsi Kalimantan Barat
Tahun 2013
27
f. Luas Areal Produksi Komoditas unggulan perkebunan
IKU Luas Areal Produksi Komoditas unggulan perkebunan diarahkan pada 5 (lima)
komoditas unggulan, yaitu karet, kelapa sawit, kelapa, lada dan kakao. Nilai capaian
indikator kinerja utama diperoleh 100,10 %. Luas areal produksi yang melampaui targetyang ditetapkan adalah kebun kelapa sawit, yang dipengaruhi oleh bertambahnya
tanaman menghasilkan (TM) pada perkebunan besar. Persentase nilai capaian tertinggi
pada jumlah produksi kebun kelapa sawit, sedangkan yang terendah pada jumlah
produksi kebun lada.
Capaian IKU “Luas Areal Produksi Komoditas Unggulan
Perkebunan Tahun 2013
-
100,000
200,000
300,000
400,000
500,000
600,000
Karet Klp
Sawit
Kelapa Lada Kakao
Target (Ha) 318,917 456,075 75,407 5,831 5,101
Realisasi (Ha) 308,534 587,793 74,730 4,436 5,087
Nilai capaian indikator kinerja utama ini cenderung mengalami peningkatan
dibandingkan nilai capaian empat tahun sebelumnya (tahun 2009, 2010, 2011, 2012 dan2013).
Perkembangan Capaian IKU “Luas Areal Produksi Komoditas
Unggulan Perkebunan” Tahun 2009, 2010, 2011, 2012 dan 2013
88
9092
94
96
98
100
102
Nilai Capaian (%) 94.67 92.56 96.1 96.55 100.1
Tahun 2009 Tahun 2010 Tahun 2011 Tahun 2012 Tahun 2013
7/23/2019 lakip_pemprov_2013 kalbar.pdf
http://slidepdf.com/reader/full/lakippemprov2013-kalbarpdf 35/71
Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah (LAKIP)
Pemerintah Provinsi Kalimantan Barat
Tahun 2013
28
g. Jumlah Produksi Rata-rata Komoditas unggulan perkebunan
Nilai capaian indikator kinerja utama yang diperoleh sebesar 96,25 %. Jumlah Produksi
Rata-rata yang melebihi target adalah pada kebun karet, kebun kelapa dan kebun kakao.
Peningkatan ini dipengaruhi oleh : a) meningkatnya pemahaman petani memeliharakebunnya; dan b) meningkatnya penggunaan bahan tanaman unggul oleh sebagian
petani. Persentase nilai capaian tertinggi pada jumlah produksi rata-rata kebun kelapa,
sedangkan yang terendah pada jumlah produksi rata-rata kebun kelapa sawit.
Capaian IKU “Jumlah Produksi Rata-rata
Komoditas Unggulan Perkebunan Tahun 2013
Nilai capaian indikator kinerja utama (IKU) Produksi Rata-rata Komoditas
unggulan perkebunan tersebut, lebih rendah dibandingkan nilai capaian tahun 2012,
tetapi lebih tinggi dibandingkan dengan nilai capaian tahun 2009, 2010 dan 2011.
Perkembangan Capaian IKU “Jumlah Produksi Rata-rata Komoditas Unggulan
Perkebunan” Tahun 2009, 2010, 2011, 2012 dan 2013
85
90
95
100
105
Nilai Capaian (%) 91,49 92,15 93,08 102,35 96,25
Tahun 2009 Tahun 2010 Tahun 2011 Tahun 2012 Tahun 2013
-
500
1.000
1.500
2.000
2.500
Karet Klp Sawit Kelapa Lada Kakao
Target 801 2.189 1.023 820 546
Realisasi 844 1.715 1.046 754 557
7/23/2019 lakip_pemprov_2013 kalbar.pdf
http://slidepdf.com/reader/full/lakippemprov2013-kalbarpdf 36/71
Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah (LAKIP)
Pemerintah Provinsi Kalimantan Barat
Tahun 2013
29
Rendahnya jumlah produksi rata-rata kebun kelapa sawit disebabkan pertanaman belum
mencapai produktivitas optimum karena kebanyakan relatif baru mulai berproduksi, pada sisi
lain tanaman kelapa sawit yang dikembangkan melalui pola Perkebunan Inti Rakyat (PIR)
produktivitasnya sudah mulai menurun karena umur tanaman kebanyakan diatas 20 tahun.
Sedangkan pada tanaman lada rendahnya produktivitas kebanyakan disebabkan oleh
serangan Organisme Pengganggu Tumbuhan/OPT serta belum baiknya penanganan panen
dan pengolahan.
h. Hasil produk kelautan dan perikanan
Perkembangan Luas Areal, Produksi dan Tenaga Kerja di Bidang Perikanan Budidaya
Tahun 2012 –2013 dapat dilihat pada Tabel di bawah ini.
Indikator Kinerja UtamaCapaian 2012 Capaian 2013 Peningkatan (+/-)
Realisasi % Realisasi % Jumlah %
Volume Produksi Budidaya(Ton)
40.309,30 154,33 44.743,32 137,91 4.434,02 11,00
- Produksi Budidaya
Perikanan Laut
90,75 1,54 100,73 3,91 9,98 11,00
- Produksi Budidaya
Perikanan Air Payau
23.699,45 1.349,63 26.306,39 388,86 2.606,94 11,00
- Produksi Budidaya
Perikanan Air Tawar
16.519,10 89,39 18.336,20 79,38 1.817,10 11,00
Luas Areal Budidaya (Ha) 1.143.771,94 6.074,59 4.652.547,00 22.504,72 3.508.775,06 306,77
- Areal Budidaya Perikanan
Air Payau
7.038,54 44,87 18.839,00 109,42 11.800,46 167,65
- Areal Budidaya Perikanan
Air Tawar
1.136.733,40 36.168,87 4.633.708,00 134.040,74 3.496.974,60 307,63
Jumlah Produksi Benih (Ekor) 1.090.100.000 264,96 1.050.000.000 217,01 (40.100.000) (3,68)
- Benih Budidaya
Perikanan Laut
0 0,00 0 0,00 0 0,00
- Benih Budidaya
Perikanan Air Payau
700.000.000 223,32 1.000.000.000 277,41 300.000.000 42,86
- Benih Budidaya
Perikanan Air Tawar
390.100.000 418,77 50.000.000 42,94 (340.100.000) (87,18)
Jika dibandingkan dengan tahun 2012 maka capaian IKU pada tahun 2013 sebagaimana
dimaksud di atas dapat disimpulkan sebagai berikut :
- Meningkatnya volume produksi budidaya yaitu sebesar 11,00% atau sebanyak
4.434,02 ton dari 40.309,30 ton (2012) menjadi 44.743,32 ton (2013).
-Peningkatan yang cukup signifikan atas Luas areal budidaya (dalam Ha) sebesar306,77%.
- Produksi benih (dalam ekor) mengalami penurunan sebesar (3,68%) atau sebanyak
40.100.000 ekor.
7/23/2019 lakip_pemprov_2013 kalbar.pdf
http://slidepdf.com/reader/full/lakippemprov2013-kalbarpdf 37/71
Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah (LAKIP)
Pemerintah Provinsi Kalimantan Barat
Tahun 2013
30
Perkembangan Armada Penangkapan dan Produksi di Bidang Perikanan Tangkap
Tahun 2012 –2013 dapat dilihat pada Tabel di bawah ini.
Indikator Kinerja UtamaCapaian 2012 Capain 2013 Peningkatan (+/-)
Realisasi % Realisasi Realisasi % Jumlah Armada Penangkapan Ikan
(Unit)
18.994 98,63 19.668 100,17 674 3,55
- Perairan Laut 13.771 137,19 14.341 152,55 570 4,14
- Perairan Umum 5.223 56,65 5.327 52,05 104 1,99
Volume Produksi Perik. Tangkap (Ton) 112.751,40 127 ,06 124.269 ,60 138,52 11.518,20 10,22
- Perairan Laut 101.990,90 134,90 112.749,70 147,51 10.758,80 10,55
- Perairan Umum 10.760,50 81,93 11.519,90 86,77 759,40 7,06
Jika dibandingkan dengan tahun 2012 maka capaian IKU pada tahun 2013 sebagaimana
dimaksud di atas dapat disimpulkan sebagai berikut :
- Adanya peningkatan jumlah armada penangkapan ikan secara keseluruhan sekitar
3,55 % atau bertambah sebanyak 674 unit.
-Meningkatnya volume produksi perikanan tangkap sekitar 10,22% atau bertambah
sebanyak 11.518,20 ton.
Perkembangan Ekspor Perikanan dari Tahun 2012 –2013 dapat dilihat pada Tabel di
bawah ini.
Indikator Kinerja UtamaCapaian 2012 Capain 2013 Peningkatan (+/-)
Realisasi % Realisasi Realisasi %
Volume Ekspor Perikanan (Ton) 2.655,40 102,72 4.461,47 132,74 1.806,07 68,01
- Ekspor Perikanan 2.655,40 102,72 4.461,47 132,74 1.806,07 68,01
Nilai Ekspor Perikanan (Ribu USS) 15.730,73 44,46 26.429,98 57,45 10.699,25 68,01
- Ekspor Perikanan 15.730,73 44,46 26.429,98 57,45 10.699,25 68,01
Jika dibandingkan dengan tahun 2012 maka capaian IKU pada tahun 2013 sebagaimana
dimaksud di atas dapat disimpulkan sebagai berikut :
- Volume ekspor perikanan mengalami peningkatan sekitar 68,01% atau bertambah
sebanyak 1.806,07 ton.
- Nilai ekspor perikanan juga mengalami peningkatan yang sama sekitar 68,01% atau
bertambah sebesar 10.699,25 Ribu US$.
i. Laju Inflasi
Laju inflasi Kalimantan Barat pada tahun 2013 tumbuh sebesar 9,45 % jauh diatastarget sebesar 5,47 %. Penilaian inflasi didasarkan pada data dua kota di Kalbar yaitu
Pontianak dan Singkawang. Kelompok perumahan, air, Listrik, gas, dan bahan bakar
memberi kontribusi terbesar dengan laju inflasi mencapai 12,21% pada tahun 2013, disusul
oleh sektor bahan makanan dengan laju inflasi sebesar 9,82%.
Sebagai negara kepulauan, peranan perdagangan antar pulau akan semakin krusial,
terutama dalam menghadapi AEC 2015. Khusus nya Kalimantan Barat, yang realisasi PAP nya
sebesar Rp. 12.524.122.515 hanya sedikit di atas target yang ditetapkan yaitu sebesar Rp.
7/23/2019 lakip_pemprov_2013 kalbar.pdf
http://slidepdf.com/reader/full/lakippemprov2013-kalbarpdf 38/71
Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah (LAKIP)
Pemerintah Provinsi Kalimantan Barat
Tahun 2013
31
12.479.029.336 sangat jauh jika dibandingkan dengan Jawa Timur yang mencapai 30 triliun
rupiah menjadi tantangan yang lumayan berat.
Nilai ekspor Kalimantan Barat pada tahun 2013 sebesar USD 1.350,69 juta atau naik
sebesar 3,83 % dibandingkan pada tahun 2012 yang berjumlah USD 1.300,86 juta. Daritarget yang ditetapkan sebesar USD 1.583,86 juta atau pertumbuhan sebesar 12 %,
persentase capaian target indikator kinerja sebesar 31,92 %.
Sementara itu, terhadap Indikator kinerja Provinsi “Nilai Neraca Perdagangan
(ekspor-impor) Kalbar”, dari target kinerja sebesar USD 852,88 juta atau sekitar 12 %
terhadap nilai tahun 2012, pencapaian di tahun 2013 sebesar USD 852,57 juta atau sebesar
11,96 %. Sehingga dengan demikian persentase pencapaian target indikator kinerja sebesar
hampir 100 %. Ekspor Kalimantan Barat pada tahun 2013 didominasi oleh tiga golongan
barang seperti terlihat pada tabel di bawah.
Tabel golongan barang penyumbang ekspor terbesar Kalbar 2013
no Gol Barang (HS) Ekspor 2012
USD Juta
Ekspor 2013
USD Juta
pertumbuhan
(%)
komposisi
ekspor 2013
1 Bijih, kerak dan Abu 377,03 537,69 42,61 41,73
2 Karet dan barang dari 667,77 568,38 -14,88 39,49
3 Kayu, barang dari kayu 199,57 178,29 13,23 13,58
Berdasarkan tabel di atas, terlihat bahwa ketiga golongan barang tersebut sangat
mendominasi dengan menyumbang sebesar 97,69 % dari total nilai ekspor Kalbar tahun
2013. Menariknya, terjadi peningkatan nilai ekspor yang cukup signifikan pada golongan
barang Bijih, kerak dan Abu logam yaitu sebesar 42,61 %.Sementara itu, nilai impor Kalimantan Barat tahun 2013 berjumlah USD 498,12 juta. Angka
tersebut cukup menggembirakan mengingat pada tahun 2012, nilai impor Kalbar mencapai
USD 539,36 juta. Sehingga dengan demikian pada tahun 2013 terjadi penurunan nilai impor
terhadap nilai tahun 2012 sebesar 7,65 %. Golongan barang penyumbang impor terbesar
bagi Kalbar adalah seperti terlihat dalam tabel berikut.
Tabel golongan barang penyumbang impor terbesar Kalbar 2013
no Gol Barang (HS) Impor 2012
USD Juta
Impor 2013
USD Juta
pertumbuhan
(%)
komposisi
Impor 2013
1 Bahan bakar mineral 191,49 273,94 43,06 41,90
2 Bangunan terapung 81,50 56,56 -30,60 21,92
3 Mesin-mesin/pesawat
mekanik
159,64 76,15 -52,30 15,53
7/23/2019 lakip_pemprov_2013 kalbar.pdf
http://slidepdf.com/reader/full/lakippemprov2013-kalbarpdf 39/71
Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah (LAKIP)
Pemerintah Provinsi Kalimantan Barat
Tahun 2013
32
Hambatan pencapaian sasaran ”Meningkatnya Derajat Kesejahteraan Masyarakat
Dengan Pendapatan Perkapit a Dia tas Rata-Rata Kebutuh an Hid up Min imum” adal ah
sebaga i beriku t :
1) Pemanfaatan potensi lahan sawah masih belum optimal. Dari potensi lahan sawah di
Kalbar seluas 546.594 Ha yang sudah dimanfaatkan untuk pertanaman padi baru seluas310.102 Ha (56,47%), dan masih terdapat seluas 236.492 Ha yang belum dimanfaatkan.
2) Masih kurangnya dukungan infrastruktur seperti JITUT, JIDES, JUT, Saluran Drainase,
Bendungan Air, Tanggul Instrusi Air Asin dan Pintu Air sehingga kurang memberi
kontribusi dalam upaya peningkatan produksi tanaman pangan.
3) Sebagian pelaku usaha perkebunan rakyat belum mampu meningkatkan dan
mempertahankan jumlah dan mutu produksi kebunnya, disebabkan kebanyakan kebun
tidak terawat, pemberian agroinput terbatas, sehingga pertumbuhan tanaman tidak
optimal; Adanya serangan Organisme Pengganggu Tumbuhan (OPT) belum mampu
dikendalikan oleh kebanyakan petani;
4) Sebagian petani belum terampil dan disiplin dalam budidaya tanaman perkebunan, disisi
lain kemampuan penyediaan sarana produksi (benih, pupuk, pestisida) untukekstensifikasi, rehabilitasi maupun peremajaan tanaman kurang, sehingga pencapaian
umur produktif menjadi lebih lama dan masa produktif menjadi lebih pendek;
5) Keterbatasan infrastruktur (jalan, listrik, air bersih, kios saprodi) di sentra produksi
perkebunan menghambat pengembangan produktivitas kebun.
6) Kalimantan Barat mengalami puncak inflasi pada awal triwulan III tahun 2013. Hal itu
dipicu oleh kenaikan harga BBM bersubsidi yang telah diberlakukan penuh pada akhir
triwulan II. Puncak inflasi juga dipengaruhi oleh even keagamaan seperti puasa, lebaran,
sembayang kubur serta pilkada. Selain itu tingginya inflasi juga dipengaruhi oleh kurang
menunjangnya sistem jaringan infrastruktur di Kalimantan Barat terutama jalan raya yang
berakibat pada kondisi harga-harga distribusi (pengangkutan) yang berefek pada harga-
harga barang atau produk (terkendalanya sistem distribusi logistik Kalbar). Hal lain yangtidak kalah penting adalah Kurang maksimalnya pengawasan secara menyeluruh, barang
pokok dan strategis dikarenakan keterbatasan data jalur distribusi/logistik, seperti :
Jumlah Distributor, Keagenan dan Sarana Gudang. Dan kurang lancarnya informasi stock
dan harga bahan pokok dan barang strategis di daerahnya masing-masing secara
kontinyu
7) Belum tersedianya kawasan industri yang dapat mengakselerasi perkembangan sektor
industri Kalimantan Barat dan terjadinya krisis energi listrik di Kalimantan Barat.
8) Kinerja Ekspor Kalbar masih sangat didominasi oleh produk-produk industri hulu karet,
perkayuan (yang bahan bakunya semakin terbatas) dan hasil tambang utamanya bauksit
dengan nilai tambah produk relatif masih rendah. Walaupun pada tahun 2013 terjadi
kenaikan pertumbuhan ekspor, namun masih jauh dari target yang ditetapkan. Kenaikanekspor bijih, kerak dan abu logam sebesar 42,61 % belum dapat membawa kepada
pencapaian target. Hal tersebut dipengaruhi oleh masih terus turunnya nilai ekspor
karet dan barang dari karet.
7/23/2019 lakip_pemprov_2013 kalbar.pdf
http://slidepdf.com/reader/full/lakippemprov2013-kalbarpdf 40/71
Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah (LAKIP)
Pemerintah Provinsi Kalimantan Barat
Tahun 2013
33
Upaya untuk mengatasi hambatan :
1. Mengoptimalkan potensi lahan sawah untuk pertanaman padi melalui kegiatan cetak
sawah serta optimalisasi lahan baik dari sumber dan APBN maupun APBD.
2. Kerjasama lintas sektoral antar instansi terkait untuk meningkatkan pembangunan danrehabilitasi sarana dan prasarana terutama jaringan pengairan makro seperti saluran,
pintu air maupun bendungan.
3. Membangun UPH baru di sentra produksi perkebunan yang potensial, dan konsolidasi
UPH yang belum operasional serta Membenahi kelengkapan bahan dan peralatan
panen di sentra-sentra perkebunan;
4. Memfasilitasi kebutuhan sarana produksi bagi pelaku usaha perkebunan khususnya
petani melalui bantuan/subsidi benih atau pupuk secara terbatas, serta Membantu
mengatasi bencana yang mengganggu kebun petani, berupa kebanjiran, kekeringan,
maupun serangan hama penyakit yang eksplosif;
5. Mengoptimalkan kinerja pencapaian sasaran program aksi pengembangan komoditi
perkebunan unggulan sehingga memberikan kontribusi yang nyata dalam memacu
peningkatan luas areal, produksi dan produktifitas usaha perkebunan.
6. Pengendalian Inflasi Kalimantan Barat tentunya tidak dapat diatasi oleh Dinas Perindag
sendiri. Di Kalimantan Barat sendiri sudah dibentuk Tim Pengendali Inflasi daerah yang
berkoordinasi dengan asosiasi pedagang, KADIN, Bank Indonesia, Bulog, Pelindo,
produsen bahan pokok, Kepolisian, serta pertamina. Kedepannya penguatan koordinasi
tersebut perlu diperkuat. Selain itu, pembenahan sistem logistik daerah Kalbar perlu
terus digiatkan, dan perlu dimulai dengan melakukan Pemetaan Jalur Distribusi Bahan
Pokok dan barang strategis dan meningkatkan peran serta Kabupaten/Kota dalam
kegiatan Monitoring Stock dan Perkembangan Harga Bahan Pokok dan Barang Strategis.
Dan perlu dikembangkan sistim deteksi dini (EWS) untuk mengantisipasi gejolak stok
dan harga komoditi-komoditi tersebut. Sebagai tambahan, pengembangan sistem resi
gudang Kalbar diharapkan dapat serta menghambat laju inflasi.
7. Peningkatan koordinasi antar stakeholder Kelautan dan Perikanan dalam rangka
peningkatan sinergisitas kebijakan/ Program Pengelolaan Sumberdaya Kelautan dan
Perikanan baik UPT Pusat, Daerah maupun Pemda Kabupaten/ Kota.
8. Untuk mengantisipasi penurunan nilai ekspor Kalbar akibat pemberlakuan UU Minerba,
perlu upaya koordinasi dan konsultasi intensif Pemda Kalbar dengan Kementerian
Terkait, untuk pelaksanaan UU minerba dan Permen ESDM terkaitdi Kalbar,dengan
pertimbangan industri CGA (Chemical Grade alumina yang mempunyai industri turunan
obat, kosmetik dan pasta gigi) Tayan (ANTAM) dan Industri SGA (Smelter Grade alumina
dengan industri turunan alumunium) Ketapang baru mulai beroperasi penuh pada
tahun 2017. Dalam rangka mengantisipasi gejolak investasi dan tenaga kerja yang
bersentuhan langsung dengan keberadaan industri pertambangan tersebut saat ini danbelum adanya pengganti nilai ekspor komoditi bauksit yang mencapai 25-27 % nilai
ekspor Kalbar 3 (tiga) tahun terakhir.
7/23/2019 lakip_pemprov_2013 kalbar.pdf
http://slidepdf.com/reader/full/lakippemprov2013-kalbarpdf 41/71
Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah (LAKIP)
Pemerintah Provinsi Kalimantan Barat
Tahun 2013
34
Tabel Sasaran Strategis 3
Sasaran ini ditujukan untuk mencapai misi ”M EMPERLUAS LAPANGAN KERJA DAN USAHA DENGAN
BERBASIS EKONNOM I KERAKYATAN , MELALUI PEMBERDAYAAN POTENSI DAN KEKUATAN EKONOM I
LOKAL TERUTAMA PENGUSAHA KECIL MENENGAH , DAN KOPERASI DENGAN MEMBUKA AKSES KE
SUMBER MODAL, TEKNOLOGI DAN PASAR UNTUK MEN INGKATKAN DAYA SAING , SERTA MENGGALI ,
MENGEMBANGKAN DAN MELESTARIKAN NILAI - N ILAI BUDAYA , KEKAYAAN BUDAYA DAERAH DAN
TRAD ISINASIONAL GUNA MEMPERTAHAN KAN KETAHAN AN BUDAYA SEKALIGUS MEWUJUDKAN
PARAW ISATA BERBASIS BUDAYA DAN KERAKYATAN ” .
NOPRIORITAS
RPJMN
PRIORITAS
RPJMD
SASARAN
STRATEGISINDIKATOR KINERJA UTAMA TARGET REALISASI %
3. a.
Penanggulangan
Kemiskinan
b. Ketahanan
Pangan
c. Energi
d. Lingkungan
Hidup dan
Penanggulangan
Bencana
Meningkatkan
derajat
kesejahteraan
masyarakat
2. Meningkatnya
kemampuan dan
keterampilan
masyarakat
dalam mengelola
lapangan
pekerjaan serta
meningkatnya
produktivitas
usaha yang
efisien dan efektif
1. Tingkat pengangguran terbuka 3,45 % 3,48% 100,86
2. Persentase Penduduk Miskin 7,69% 8,74% 113,65
3. Angka partisipasi angkatan kerja 69.75% 77,64% 111.31
4 . Jum lah pene mpat an tr an smig rasi 583 KK /5k abu paten 613/6 ka bupate n 105 / 120
5. Nilai/ omzet koperasi per tahun Rp. 2,579 T Rp. 2,579 T 100
Pencapaian sasaran 3 : Meningkatnya kemampuan dan keterampilan masyarakat dalam
mengelola lapangan pekerjaan serta meningkatnya produktivitas usaha yang efisien dan
efektif sebagai berikut :
Gambaran Umum Ketenagakerjaan Tahun 2012 dan Tahun 2013
No Uraian 2012 2013
1
2
3
4
Angkatan Kerja
- Bekerja
- Pengangguran
Bukan Angkatan Kerja
Tingkat Partisipasi
Angkatan Kerja
Tingkat Pengangguran Terbuka
2.182.524
2.106.572
75.952
858.476
71,77 %
3,48 %
2.140.166
2.053.823
86.343
927.965
69.75 %
4,03 %
Dari tabel diatas dapat dilihat bahwa angka pengangguran pada tahun 2013
mengalami kenaikan hal ini disebabkan karena adanya lonjakan lulusan SMTA yang
7/23/2019 lakip_pemprov_2013 kalbar.pdf
http://slidepdf.com/reader/full/lakippemprov2013-kalbarpdf 42/71
Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah (LAKIP)
Pemerintah Provinsi Kalimantan Barat
Tahun 2013
35
tidak melanjutkan ke perguruan tinggi, lulusan perguruan tinggi yang belum
mendapatkan pekerjaan, belum sesuainya job yang ada dengan permintaan, selain
itu faktor makro juga mempengaruhi kenaikan angka pengangguran yaitu kenaikan
BBM pertengahan Tahun 2013.
Penanganan Kasus Perselisihan Hubungan Industrial yang dapat terselesaikan
di 14 Kabupaten/Kota Tahun 2013
No. Kabupaten / KotaKasus yang dicatatkan /
terdaftar
Kasus diselesaikan dengan
Perjanjian Bersama
1. Kota Pontianak 39 Kasus 10 Kasus
2. Kabupaten Kubu Raya 28 Kasus 23 Kasus
3. Kabupaten Pontianak 11 Kasus 10 Kasus
4. Kabupaten Sambas 9 Kasus 2 Kasus
5. Kota Singkawang 13 Kasus 13 Kasus6. Kabupaten Bengkayang 2 Kasus 1 Kasus
7. Kabupaten Landak 4 Kasus 3 Kasus
8. Kabupaten Sanggau 6 Kasus 4 Kasus
9. Kabupaten Sekadau 19 Kasus 19 Kasus
10. Kabupaten Sintang 15 Kasus 15 Kasus
11. Kabupaten Kapuas Hulu 2 Kasus 1 Kasus
12. Kabupaten Kayong Utara 32 Kasus 28 Kasus
13. Kabupaten Ketapang 72 Kasus 65 Kasus
14. Kabupaten Melawi - -
J u m l a h 252 Kasus 194 Kasus
Perbandingan Besaran Upah Minimum Bagi Pekerja yang ada pada
Kabupaten/Kota dan Provinsi Kalimantan Barat Tahun 2012 dan Tahun 2013
No. Kabupaten/Kota/Prov. UMP/UMK 2012 UMP/UMK 2013
1. Kota Pontianak 995.000,- 1.165.000,-
2. Kabupaten Kubu Raya 945.000,- 1.166.000,-
3. Kabupaten Pontianak 910.000,- 1.143.000,-
4. Kabupaten Sambas 945.000,- 1.122.500,-
5. Kota Singkawang 925.000,- 1.135.000,-
6. Kabupaten Bengkayang 975.000,- 1.255.000,-
7. Kabupaten Landak 940.000,- 1.125.000,-8. Kabupaten sanggau 925.000,- 1.118.000,-
9. Kabupaten Sekadau 910.000,- 1.180.000,-
10. Kabupaten Sintang 950.000,- 1.126.000,-
11. Kabupaten Kapuas Hulu 986.500,- 1.260.000,-
12. Kabupaten Kayong Utara - -
13. Kabupaten Ketapang 1.050.000,- 1.500.000,-
14. Kabupaten Melawi - 1.180.000,-
15. Provinsi 900.000,- 1.060.000,-
7/23/2019 lakip_pemprov_2013 kalbar.pdf
http://slidepdf.com/reader/full/lakippemprov2013-kalbarpdf 43/71
Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah (LAKIP)
Pemerintah Provinsi Kalimantan Barat
Tahun 2013
36
Dari tabel diatas bahwa pada tahun 2013 UMP maupun UMK Provinsi/
Kabupaten/kota mengalami kenaikan dari tahun 2012 hal ini dalam upaya untuk
menyesuaikan kenaikan harga kebutuhan pokok masyarakat dan dalam upaya untuk
meningkatkan kesejahteraan pekerja.
Penempatan Transmigrasi Daerah Asal dan Setempat
di 6 Kabupaten / 7 Lokasi Penempatan Tahun 2013
NO. Daerah Asal Kabupaten Tujuan Realisasi
1. a. Jawa Barat
b. Jawa Tengah
c. Daerah Istimewa Yogyakarta
d. Banten
Kayong Utara 200 KK
2. a. Jawa Tengahb. Jawa Barat
c. Daerah Khusus Ibu Kota
Kapuas Hulu 105 KK
3. a. Banten
b. Jawa Barat
c. Jawa Tengah
d. Jawa Timur
Kubu Raya 100 KK
4. a. Jawa Barat
b. Banten
c. Jawa Tengah
Ketapang 50 KK
5. Trans Penduduk Setempat Sambas 25 KK
6. Trans Penduduk Setempat Sanggau 133 KK
J u m l a h 613 KK
Dari tabel diatas dapat dilihat bahwa dari 6 Kabupaten, 7 lokasi penempatan
transmigran baik penduduk asal maupun setempat terealisasi sebanyak 613 KK, dilihat dari
target penempatan 2013 melebihi dari target yang ditentukan yaitu 583 KK walaupun
penempatannya lebih rendah dari tahun 2012 hal ini dalam rangka untuk membenahi segala
permasalahan menyangkut transmigrasi yang ada seperti legalitas lahan yang belum clear
and clean.
Realisasi capaian persentase penduduk miskin yang jauh melampaui target
merupakan hasil positif dari berbagai program penangggulangan kemiskinan yang
dilaksanakan di Provinsi Kalbar. Program kemiskinan yang dijalankan, selain memperluas
lapangan kerja, pemberian bantuan modal melalui kredit mikro, juga menjalankan programpenanggulangan kemiskinan nasional ditingkat daerah (desa), seperti program bantuan
langsung tunai dan beras miskin (Raskin), pembangunan desa tertinggal, pengembangan
usaha agribisnis pedesaan (PAUP), dan program nasional pemberdayaan masyarakat (PNPM)
mandiri. Perusahaan-perusahaan swasta dan BUMN turut andil dalam mengurangi penduduk
miskin melalui corporatesocial responsibility (CSR). Peran serta masyarakat tampak dari
pertumbuhan kredit UNION (CU) yang tersebar di tiap-tiap kecamatan.
7/23/2019 lakip_pemprov_2013 kalbar.pdf
http://slidepdf.com/reader/full/lakippemprov2013-kalbarpdf 44/71
Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah (LAKIP)
Pemerintah Provinsi Kalimantan Barat
Tahun 2013
37
Perkembangan Jumlah Koperasi
No Uraian SatuanKondisi Koperasi Perkembangan
Tahun 2012 Tahun 2013 %
1. Jumlah Koperasi Unit 4.461 4.537 1,70
- Aktif Unit 2.617 2.765 5.66
- Tidak Aktif Unit 1.844 1.905 3.31
2 Jml Kop yang RAT Unit 688 736 6,98
Dari data tabel diatas, dapat dilihat bahwa perkembangan jumlah koperasi pada tahun 2013
mengalami peningkatan sebesar 1.70 % jika dibandingkan dengan kondisi tahun 2012. Pada
tahun 2012 jumlah koperasi sebanyak 4.461 unit, dan pada tahun 2013 meningkat menjadi
sebanyak 4.537 unit. Jika dilihat dari kondisi koperasi yang aktif maupun yang tidak aktif,maka perkembangan jumlah koperasi aktif mengalami peningkatan, yaitu pada tahun 2012
koperasi aktif 2.617 unit, sedangkan pada tahun 2013 menjadi 2.765 unit koperasi.
Sedangkan koperasi yang tidak aktif mengalami penurunan, yaitu pada tahun 2012 koperasi
tidak aktif 1.844 unit, sedangkan pada tahun 2013 menjadi 1.905 unit koperasi. Jumlah
Koperasi yang melaksanakan RAT pada tahun 2012 sebanyak 688 unit, sedangkan pada
tahun 2013 mengalami peningkatan sebanyak 736 ( 698 % ).
Perkembangan Jumlah Anggota dan Tenaga Kerja Koperasi
No Uraian SatuanKondisi Koperasi Perkembangan
Tahun 2012 Tahun 2013 %1. Jumlah Anggota Orang 1.225.082 1.252.962 2,28
2. Jumlah Tenaga Kerja Orang 12.740 12.917 1,39
Seiring dengan bertambahnya jumlah koperasi juga berdampak pada bertambahnya jumlah
anggota koperasi maupun terhadap tenaga kerja koperasi. Dari data pada tabel di atas
terlihat bahwa jumlah anggota koperasi yang pada tahun 2012 sebanyak 1.225.082 orang,
maka pada tahun 2013 telah mencapai 1.252.962 orang, atau meningkat sebanyak 27.880
orang ( 2.28 %). Sedangkan jumlah tenaga kerja koperasi, dimana pada tahun 2012 sebanyak
12.740 orang, dan pada tahun 2013 menjadi 12.917 orang (1,39 %).
Hambatan dan kendala dalam pencapaian kinerja sasaran ini adalah sebagai berikut:
1. Masih enggannya Perusahan Pengguna Tenaga Kerja melaporkan Lowongan yang
tersedia pada Dinas yang membidangi ketenagakerjaan, sehingga banyak lowongan
yang tidak terisi akibat kurangnya informasi pasar kerja.
2. Masih ada pekerja yang tidak melaporkan kondisi kesehatannya pada perusahaan, masih
terdapat pihak pengusaha yang enggan membayarkan upah kepada pihak pekerja
berdasar UMP yang telah ditetapkan.
7/23/2019 lakip_pemprov_2013 kalbar.pdf
http://slidepdf.com/reader/full/lakippemprov2013-kalbarpdf 45/71
Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah (LAKIP)
Pemerintah Provinsi Kalimantan Barat
Tahun 2013
38
3. Penempatan warga transmigrasi tidak tepat pada jadwal keberangkatan ke lokasi trans
dikarenakan faktor alam, sehingga bantuan pangan non beras dan angkutan beras tidak
terealisir sepenuhnya.
4. Terbatasnya sumber daya yang tersedia baik itu dari segi finansial, SDM, maupun
fasilitas dan infrastruktur terutama dalam kegiatan Rapat Koordinasi Teknis, PublikasiKegiatan Koperasi dan Usaha Kecil-Menengah, Kerjasama, Promosi, dan Investasi serta
Penyusunan Database Koperasi dan UKM.
5. Kurangnya dukungan dan pemahaman akan pentingnya fungsi koordinasi dalam
mensinkronisasikan kegiatan pembinaan koperasi dan UKM, kerjasama, promosi, dan
investasi dari Dinas/ Instansi terkait baik itu dari lingkungan Pemerintah Kabupaten/
Kota maupun Provinsi.
Upaya Pemecahan dalam mengantisipasi hambatan dan kendala yang dihadapi :
1. Melaksanakan pendataan lowongan keperusahaan yang ada di Kalimantan Barat serta
menghimbau kepada perusahaan agar melaporkan data lowongan kepada Dinas yang
membidangi Ketenagakerjaan.
2. Mengadakan kegiatan sosialisasi kepada perusahaan,pekerja dan masyarakat mengenai
masalah ketenagakerjaan. Pihak perusahaan / pengusaha yang memberikan upah tidak
berdasarkan besaran upah minimum provinsi (UMP) dan upah minimum kabupaten/kota
(UMK) yang telah ditetapkan, disarankan agar mengajukan penangguhan pembayaran
sesuai UMP/UMK yang telah ditetapkan.
3. Mengadakan sosialisasi penempatan TKI dan mengadakan Pembinaan terhadap PJTKI.
4. Upaya sinkronisasi program dan kegiatan baik antara instansi di Provinsi dan antara
provinsi dengan kota/kabupaten dan melakukan sosialisasi tentang arti penting
koordinasi dan sinkronisasi program pembinaan koperasi dan UKM.
5. Perlu dilakukan koordinasi / komitmen pihak pemangku kegiatan Kabupaten bersama
lintas sektor terkait di daerah dan pusat.
Tabel Sasaran Strategis 4
Sasaran ini di tujukan untuk mencapai misi ”M EN INGKATKAN K EMAMPUAN K APASITAS
AKUNTABILITAS APARATUR P EMERIN TAH D AERAH GUNA M ENINGKATKAN P ELAYANAN
P UBLIK ,SERTA M ENEMPATKAN APARATUR YANG P ROFESIONAL DAN B ERAKHLAK SESUA I D ENGAN
K APASITAS DAN K EMAMPUAN YANG DIM ILIKI SERTA SESUAI DENGAN P ERATURAN J ENJANG KARIR
K EPEGAW AIAN YANG BERLAKU ”.
NO
PRIORITAS
RPJMN
PRIORITAS
RPJMD
SASARAN
STRATEGIS INDIKATOR KINERJA UTAMA TARGET REALISASI %
4. Reformasi
Birokrasi dan Tata
Kelola
Meningkatkan
Kapasitas
Sumber Daya
Aparatur,
Manajemen
Pemerintahan,
dan Pelayanan
Publik
Meningkatnya
kemampuan
aparatur dalam
memberikan
pelayanan publik
1. Persentase temuan di Provinsi dan
Kab/kota yang telah di Tindak Lanjuti
80% 74.02% 92.53
7/23/2019 lakip_pemprov_2013 kalbar.pdf
http://slidepdf.com/reader/full/lakippemprov2013-kalbarpdf 46/71
Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah (LAKIP)
Pemerintah Provinsi Kalimantan Barat
Tahun 2013
39
Pencapaian sasaran 4 : Meningkatnya kemampuan aparatur dalam memberikan pelayanan
publik sebagai berikut :
Pada Tahun 2013, Pelaksanaan Tindak Lanjut Hasil pemeriksaan dibagi menjadi tindak
lanjut hasil pemeriksaan Inspektorat Provinsi, TLHP Itjen Kemendagri, dan TL BPK-RI. Daripemantauan TL yang dilakukan baik secara jemput bola ke daerah maupun melalui Gelar
Pengawasan Daerah, Kabupaten/Kota banyak telah merespon positif walaupun masih banyak
juga yang kurang aktif yaitu dengan segera melakukan tindak lanjut hasil pemeriksaan Itprov
dengan tingkat penyelesaian telah mencapai kurang lebih sebanyak 74,02% dari target
indikator kerja utama yang ditentukan di Rencana Strategis yaitu sebesar 80% atau telah
mencapai 92,53%.
Untuk TL BPK-RI dan TL Itjen Kemendagri, Inspektorat Provinsi telah mengupayakan
melalui Fasilitasi TL-BPK-RI dan TL Itjen Kemendagri. Dari hasil fasilitasi BPK-RI ini, telah ada
upaya tindak lanjut oleh SKPD terkait sebesar kurang lebih 67,28% dari target indikator kerja
utama yang ditentukan di Rencana Strategis yaitu sebesar 55% atau telah melampaui target
122,33 %, sisanya adalah temuan aset dan kerugian daerah yang memerlukan proses yang
panjang dalam rangka penyelesaiannya.
Begitu juga dengan hasil TL Itjen Kemendagri yang mencapai 65,68% dimana
mengalami penurunan dari tahun sebelumnya yang mencapai 76,83%. Namun tingkat
persentase tersebut termasuk tinggi dari target indikator kerja utama yang ditentukan di
Rencana Strategis yaitu sebesar 82,1 % dari 80% yang ditargetkan.
Persentase Penyelesaian TLHP Inspektorat Provinsi yang mencapai 92,53 % dari
target yang ditentukan, jika dibandingkan dengan tahun 2012 mengalami kenaikan cukup
signifikan karena tahun lalu pencapaiannya hanya sebesar 74,12%. Kenaikan ini tidak lepas
dari usaha seluruh unsur Pemerintah Daerah Provinsi Kalbar yang proaktif dalam melakukan
tindak lanjut hasil temuan demi mendorong terciptanya opini WTP dari BPK – RI. Walaupunmasih ada SKPD tertentu yang sedikit lambat dalam menindaklanjuti temuan dari Inspektorat
Prov. Kalbar. Selain itu juga dikarenakan belum adanya sanksi yang memberi efek jera
terhadap SKPD yang bersangkutan sehingga penyelesaian TLHP masih sangat lambat.
Tujuan dari indikator ini adalah untuk mengetahui perkembangan hasil dari Tindak
Lanjut Inspektorat Provinsi Kalbar terhadap SKPD di lingkungan Pemprov. Kalbar. Oleh
karena itu, dengan selesai ditindaklanjutinya hasil temuan tersebut diharapkan dapat
mendorong konsistennya opini WTP terhadap Pemerintah Provinsi Kalimantan Barat yang
telah diperoleh pada tahun 2013 yang lalu.
Hambatan dan kendala dalam pencapaian kinerja sasaran ini adalah sebagai berikut:
1. Kurang responnya SKPD untuk menindaklanjuti hasil pemeriksaan, pejabat yang mutasi,
pejabat yang meninggal dunia hingga pejabat yang telah memasuki usia pensiun.
Terutama untuk temuan-temuan yang pending tahun sebelumnya.
2. Masih kurangnya tenaga auditor yang ahli di bidang keuangan, konstruksi, hukum dan
lainnya, sehingga hasil pemeriksaan dilapangan masih belum optimal.
7/23/2019 lakip_pemprov_2013 kalbar.pdf
http://slidepdf.com/reader/full/lakippemprov2013-kalbarpdf 47/71
Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah (LAKIP)
Pemerintah Provinsi Kalimantan Barat
Tahun 2013
40
3. Masih ada beberapa obrik yang telah disepakati batal diperiksa karena telah diperiksa
oleh Inspektorat Kabupaten ataupun telah diambil alih oleh BPK – RI atau Irjen
Kementerian Dalam Negeri, hal ini tentunya akan berdampak pada capaian target
pemeriksaan reguler yaitu berkurangnya jumlah obrik dalam PKPT Tahun 2013.
Upaya Pemecahan dalam mengantisipasi hambatan dan kendala yang dihadapi :
1. Pemprov Kalbar segera mengeluarkan payung hukum yang tegas mengatur tentang Tata
cara Penyelesaian Tindak Lanjut Hasil Pemeriksaan, sehingga diperlukan penerapan sanksi
sesuai dengan peraturan yang berlaku.
2. Harus ada upaya dari tim tindak lanjut Inspektorat Provinsi Kalbar ke masing – masing
SKPD karena kurang responnya SKPD dalam melakukan tindak lanjut hasil temuan
pengawasan.
3. Fasilitasi pertemuan antara SKPD dengan Tim TL BPK-RI dan Tim TPKD, karena banyak
permasalahan yang belum dimengerti oleh SKPD untuk menindaklanjuti dan dapat segera
disampaikan untuk memperoleh kejelasan.
4. Diberikan tambahan pegawai yang kompeten dibidang teknis, untuk mengoptimalkan
hasil pengawasan Inspektorat Provinsi Kalbar, disamping itu perlu adanya koordinasi dan
komitmen terhadap Inspektorat Kabupaten agar menjunjung tinggi hasil kesepakatan
yang telah disepakati dalam rapat pembahasan PKPT yang disepakati dalam Nota
Kesepakatan Bersama PKPT Inspektorat Provinsi Kalbar.
7/23/2019 lakip_pemprov_2013 kalbar.pdf
http://slidepdf.com/reader/full/lakippemprov2013-kalbarpdf 48/71
Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah (LAKIP)
Pemerintah Provinsi Kalimantan Barat
Tahun 2013
41
Tabel Sasaran Strategis 5
Sasaran ini ditujukan untuk mencapai misi ”M ELAKSANAKAN PEN INGKATAN PEMBANGUNAN
INFRASTRUKTUR DASAR GUNA MEMPERLAN CAR MOBILITAS PENDUDUK DAN ARUS BARANG SERTA
MEMPERCEPAT P EMBANGUNAN DAN P ENGEMBAN GAN P ARIWISATA DI W ILAYAH P EDALAMAN ,P ERBATASAN , P ESISIR DAN K EPULAUAN SEBAGAI SUMBER P OTENSI E KONOMI ” DAN MISI
”M ELAKSAN AKAN PENGENDALIAN DAN PEMAN FAATAN TATA RUANG DAN TATA GUNA W ILAYAH
SESUAI DENGAN PERUN TUKAN DAN REGULASI , GUNA MENGH INDA RI KESEN JANGAN W ILAYAH DAN
TERWUJUDN YA PEMBAN GUNAN YANG BERKELANJUTAN ” .
NOPRIORITAS
RPJMN
PRIORITAS
RPJMD
SASARAN
STRATEGISINDIKATOR KINERJA UTAMA TARGET REALISASI %
5. Infrastruktur Meningkatkan
Pembangunan
Infrastruktur
Dasar
Meningkatnya
pembangunan
wilayah
pedalaman,
perbatasan,
pesisir dan
kepulauan,
termasukmeningkatnya
pembangunan
kawasan
pedesaan dan
perkotaan
1. Panjang jalan yang dibangun 45.33 km 64.01 km 141.21
2. Persentase panjang jalan nasional
dalam kondisi baik
92.80% 92.64% 99,83
3. Ratio jaringan rawa 0.18% 15.59% 866
4. Ratio jaringan irigasi 13.00% 7.21% 55.46
5. Persentase panjang jalan provinsi
dalam kondisi baik
80 % 79.32% 99,15
6. Prosentase Provinsi, Kab.dan Kotayang RPJMD, Renstra dan Program
Tahunannya sesuai dengan RTWP
dan RTWK /RTW Kota.
70% 80% 114,28
7. Persentase Prov/Kab/Kota yang
RPJM dan program tahunannya
mengikuti RTRWN dan RTR Kawasan
Strategis Nasional
70% 70% 100
8. Panjang jembatan yang dibangun 303m 229m 75.58
9. Ruas jalan nasional yang dipelihara 1.30km 241.20km 18.553.85
10. Ruas jalan provinsi yang dipelihara 188.57km 1.293.10km 685.74
Pencapaian sasaran 5 : Meningkatnya pembangunan wilayah pedalaman, perbatasan, pesisir
dan kepulauan, termasuk meningkatnya pembangunan kawasan pedesaan dan perkotaan
sebagai berikut :
Pada Tahun 2013 capaian indicator diatas dicapai melaui pelaksanaan program
pembangunan jalan dan pemeliharaan, panjang jalan yang dibangun sepanjang 64.01 Km
dan panjang jembatan sepanjang 229 m. Dari kegiatan tersebut tercapai kondisi jalan
mantap pada tahun 2013 sebesar 79.31% apabila dibandingkan dengan capain kondisi jalan
mantap sebesar 78.11% (Tahun 2012) terjadi kenaikan sebesar 1.2%.
Program pembangunan yang dilaksanakan yang tersebar di lima wilayah terjadi peningkatan
kondisi jalan dalam kondisi mantap (kondisi baik + sedang) sebesar 6.25% dari Tahun 2010
sampai dengan Tahun 2012. Dengan capaian kondisi mantap pada Tahun 2010 sebesar
72.06% (Baik 42.76% dan sedang 29.3%) pada Tahun 2012 sebesar 78.11% (Baik 48.60% dan
sedang 29.51%). Pada Tahun 2013 kondisi jalan mantap sebesar 79.31% (Baik 40.43% dan
sedang 38.88%).
Secara umum gambaran capaian indikator sasaran sebagaimana diuraikan diatas dapat
dilihat dari kondisi jalan dari Tahun 2008 sampai dengan Tahun 2013 pada grafik dibawah ini
:
7/23/2019 lakip_pemprov_2013 kalbar.pdf
http://slidepdf.com/reader/full/lakippemprov2013-kalbarpdf 49/71
Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah (LAKIP)
Pemerintah Provinsi Kalimantan Barat
Tahun 2013
42
Kondisi Daerah Irigasi Kewenangan Provinsi Kalimantan Barat dengan kondisi
baik mengalami kenaikan sebesar 1.05%, dengan capaian kondisi baik pada tahun 2012
sebesar 40,00 % sedangkan pada tahun 2013 sebesar 41.05 %. Kondisi daerah rawa
Kewenangan Provinsi Kalimantan Barat dengan kondisi baik mengalami penurunan
sebesar 2.71% dengan capaian pada tahun 2012 sebesar 71,43 % sedangkan pada
tahun 2013 sebesar 68.72 %. Terjadinya penurunan kondisi baik karena berkurangnya
jumlah dan luasan daerah irigasi dan rawa yang menjadi kewenangan pemerintah
provinsi Kalimantan Barat beralih menjadi kewenangan pemerintah pusat dan
pemerintah kabupatenkota berdasarkan Peraturan Pemerintah No. 73 Tahun 2013
tentang Rawa.
Target rasio jaringan irigasi tahun 2013 adalah 13 %, terealisasi 13 %. Pada tahun
ini untuk lahan budidaya seluas 4.020 Ha dinas PU telah berhasil merehabilitasi saluran
irigasi sepanjang 522,6 KM.
Target rasio jaringan rawa tahun 2013 adalah 0,18 %, terealisasi 1,09 %. Pada
tahun ini untuk lahan budidaya seluas 27.536 Ha dinas Pu telah berhasil merehabilitasi
saluran irigasi sepanjang 300 KM. Terjadinya peningkatan rasio rawa disebabkan
meningkatnya dana DAK tahun 2013 untuk kegiatan rehabilitasi pemeliharaan jaringan
daerah rawa sehingga panjang saluran meningkat menjadi 300 KM
Luas cakupan layanan irigasi dan rawa kewenangan Pemprov. yang dijaga /
dipelihara 95.089 Ha terealisasi 60.861Ha karena berkurangnya jumlah dan luasan
jaringan DI dan DR yang menjadi kewenangan Pemerintah Provinsi beralih menjadi
kewenangan pemerintah pusat dan kabupaten/kota.
Secara umum gambaran capaian indikator sasaran sebagaimana diuraikan diatas dapat
dilihat dari kondisi jaringan irigasi dan rawa dari Tahun 2008 sampai dengan Tahun
2013 pada grafik dibawah ini :
7/23/2019 lakip_pemprov_2013 kalbar.pdf
http://slidepdf.com/reader/full/lakippemprov2013-kalbarpdf 50/71
Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah (LAKIP)
Pemerintah Provinsi Kalimantan Barat
Tahun 2013
43
Kondisi jaringan irigasi dengan kondisi baik 40% pada Tahun 2012 dan pada Tahun
2013 mengalami kenaikan 41.05%. Kondisi jaringan irigasi baik mengalami kenaikan
dari tahun ke tahun.
Peningkatan kondisi jaringan rawa dengan kondisi baik pada tahun 2012 sebesar
71.43% dan pada Tahun 2013 sebesar 68.72. Kondisi ini mengalami penurunan sebesar 2.98%
dikarenakan ada perubahan kewenangan daerah rawa semula menjadi kewenangan
pemerintah provinsi menjadi kewenangan pemerintah pusat.
7/23/2019 lakip_pemprov_2013 kalbar.pdf
http://slidepdf.com/reader/full/lakippemprov2013-kalbarpdf 51/71
Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah (LAKIP)
Pemerintah Provinsi Kalimantan Barat
Tahun 2013
44
Penyelesaian Perda RTRW Kawasan Tahun 2013 dalam 4 (empat) kegiatan
penyusunan RTRW Kawasan dan mendorong Kabupaten untuk menyelesaikan RTRW
Kabupaten melalui kegiatan pendampingan dalam penyusunan RTRW dan konsultasi publik
minimal 2 kali. Sampai pada akhir Tahun 2013 sebagian besar progres penyusunan revisi
RTRW Kabupaten/Kota berada pada tahap pembahasan Raperda RTRW bersama DPRD yaitusebanyak 5 kabupaten/kota (35,7 %). Selain itu, untuk RTRW Kota Singkawang dan Pontianak
sudah di-PERDA-kan.
Provinsi / Kab / Kota yang RPJM dan program tahunannya mengikuti RTRWN dan
RTR Kawasan Strategis Nasional tercapai sebesar 70 %. Pencapaian indicator ini dapat
terlaksana dikarenakan dalam penyusunan RPJMD sudah mengacu kepada Rencana RTRWP
dan RTR Kawasan Strategis Nasional.
Hambatan dan kendala dalam pencapaian kinerja sasaran ini adalah sebagai berikut:
1. Sebagian besar ruas-ruas jalan provinsi sudah melampaui umur rencana dan
penanganannya terbatas pada pemeliharaan sementara anggaran terbatas sehingga
penanganan tidak sesuai dengan kebutuhan teknis dilapangan.2. Semakin meningkatnya abrasi pantai sehingga panjang pantai kritis akan semakin
bertambah sementara kemampuan untuk merehabilitasi dan pembangunan penahan
abrasi tidak seimbang dengan kerusakan alam.
3. Belum ditetapkannya perubahan peruntukan/fungsi kawasan hutan di Provinsi
Kalimantan Barat melalui Surat Keputusan Menteri Kehutanan sehingga penyusunan
revisi RTRWP dan RTRW Kabupaten/Kota belum bisa ditetapkan dengan peraturan
daerah.
4. Masih terbatasnya alokasi dana untuk menangani peningkatan maupun pemeliharaan
jalan secara berkala sesuai manajemen pengelolaan penanganan jalan, sehingga pola
dan tingkat kerusakan jalan semakin bervariatif, dan komulatif yang akibatnya
penanganan perbaikan memerlukan dana semakin besar.
Upaya Pemecahan dalam mengantisipasi hambatan dan kendala yang dihadapi dalam
pencapaian kinerja sasaran ini adalah sebagai berikut:
1. Sebagian besar ruas-ruas jalan provinsi sudah saatnya ditangani dengan program
peningkatan, baik karena umur pelayanan sudah melampaui umur rencana 10 tahun juga
karena masih banyak ruas-ruas jalan yang berlum beraspal.
2. Meningkatkan dan memelihara saluran irigasi yang dapat mengairi lahan budidaya
pertanian yang mempunyai potensi yang besar.
3. Berdasarkan hasil Rapat Koordinasi Penataan Ruang yang dipimpin oleh Sekretaris
Daerah Provinsi Kalimantan Barat selaku Ketua Badan Koordinasi Penataan Ruang Daerah
Provinsi Kalimantan Barat pada 9 Desember 2013 mengarahkan agar penyelesaian revisiRTRW Provinsi Kalimantan Barat mengacu Pasal 30 dan Pasal 31 Peraturan Pemerintah
Nomor 15 Tahun 2010 tentang Penyelenggaraan Penataan Ruang dan Instruksi Presiden
Nomor 8 Tahun 2013 tentang Penyelesaian Penyusunan RTRW Provinsi dan
Kabupaten/Kota sehingga tidak harus menunggu selesainya substansi kehutanan. Hal ini
dilakukan dengan pertimbangan keterlambatan penyelesaian RTRW berimplikasi pada
terhambatnya investasi di daerah dan terbukanya potensi konflik dalam pemanfaatan
ruang.
7/23/2019 lakip_pemprov_2013 kalbar.pdf
http://slidepdf.com/reader/full/lakippemprov2013-kalbarpdf 52/71
Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah (LAKIP)
Pemerintah Provinsi Kalimantan Barat
Tahun 2013
45
Tabel Sasaran Strategis 6
Sasaran ini ditujukan untuk mencapai misi ”M EN EGAKKAN S UPREMASI H UKUM , M ENINGKATKAN
K EADILAN S OSIAL, D AN P ERLINDUNGAN H AK ASASI M ANUSIA G UN A M ENDUKUNG T ERCIPTANYA
K EHIDUPAN M ASYARAKAT Y ANG R UKUN , AMAN D AN D AMAI ; M ELAKSAN AKAN P EMERATAAN D AN
K ESEIMBANGAN P EMBANGUNAN S ECARA B ERKELAN JUTAN U NTUK M ENGURANGI K ESENJANGAN
ANTAR W ILAYAH D ENGAN T ETAP M EMPERHATIKAN ASPEK E KOLOGI D ALAM P EMAN FAATAN
S UMBER D AYA ALAM ; M ENGGALI D AN M ENGEMBAN GKAN N ILAI -N ILAI D AN K ERAGAMAN B UDAYA
S ERTA M EMANFAATKAN K EINDAHAN ALAM U NTUK K EPENTINGAN K EPARIWISATAAN .
NOPRIORITAS
RPJMN
PRIORITAS
RPJMD
SASARAN
STRATEGISINDIKATOR KINERJA UTAMA TARGET REALISASI %
6. a. Daerah
Tertinggal,
Terdepan, Terluar
dan Pasca Konflik
b.Kebudayaan,kreatifitas dan
inovasi teknologi
Meningkatkan
Pemerataan
Pembangunan,
Keadilan,
Keamanan,Kedamaian, serta
Ketahanan
Budaya
Terciptanya
kehidupan
masyarakat yang
rukun, aman, dan
damai
1. Persentase penurunan pelanggaran
ketertiban umum
90% 85% 94,44%
2. Jumlah fakir miskin yang
diberdayakan
2325 kk 2395 kk 103,01
3. Jumlah komunitas adat terpencil(KAT) yang diberdayakan
20 kk 20 kk 100
4. Jumlah penyandang masalah
kesejahteraan sosial (PMKS) yang
diberdayakan
400 kk 400 kk 100
5. Jumlah kunjungan Wisatawan
mancanegara
32.000 orang 27.030 orang 84.47
6. Jumlah wisatawan Nusantara 1.600.000 orang - orang -
7. Jumlah pengeluaran wisatawan per
tahun
Rp. 32 Trilyun Rp. 317.602.500.000 0,99
8. Jumlah pentas seni dan budaya
daerah
12 kali 22 kali 183,33
Pencapaian sasaran 6 : Terciptanya kehidupan masyarakat yang rukun, aman, dan damai
sebagai berikut :
Keterkaitan program prioritas meningkatkan pemerataan pembangunan, keadilan,
aman dan damai serta ketahanan budaya dengan RPJMN yaitu pada program prioritas ke 10
dan 11 yaitu program prioritas daerah tertinggal, terdepan, terluar dan pasca-konflik dan
program prioritas kebudayaan, kreatifitas dan inovasi teknologi.
Arah kebijakan program prioritas (10) daerah tertinggal, terdepan, terluar dan pasca-
konflik untuk mengutamakan dan penjaminan pertumbuhan di daerah tertinggal, terdepan,
terluar serta keberlangsungan kehidupan damai di wilayah pasca konflik. Sedangkan arah
kebijakan program prioritas (11) kebudayaan, kreativitas dan inovasi teknologi di arahkan
pada pengembangan dan perlindungan kebhinekaan budaya, karya seni, dan ilmu serta
apresiasinya, untuk memperkaya khazanah artistik dan intelektual bagi tumbuhmapannya jatidiri dan kemampuan adaptif kompotitif bangsa yang disertai pengembangan inovasi, ilmu
pengetahuan dan teknologi yang dilandasi oleh keunggulan indonesia sebagai negara
maritime dan kepulauan.
Program prioritas ini dalam RPJMD diarahkan pada penegakan hukum, ketentraman
dan ketertiban umum; pemeliharaan kantrantibmas dan pencegahan tindak kriminal,
7/23/2019 lakip_pemprov_2013 kalbar.pdf
http://slidepdf.com/reader/full/lakippemprov2013-kalbarpdf 53/71
Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah (LAKIP)
Pemerintah Provinsi Kalimantan Barat
Tahun 2013
46
peningkatan ketahan budaya, pembangunan dan pendidikan politik masyarakat; peningkatan
kemampuan kelembagaan legislatif; serta penataan PERDA.
Pencanangan Tahun Kunjungan Wisata pada tahun 2010 yang lalu belum begitu
banyak memberi dampak terhadap pembangunan kebudayaan & pariwisata di KalimantanBarat, terutama pembangunan sarana prasarana Destinasi Pariwisata. Hal iniTerbukti belum
adanya kualitas standart destinasi unggulan yang ditunjang dengan sarana prasarana
lengkap lainnya, selain Kota Singkawang.
Jumlah kunjungan wisatawan baik wisatawan nusantara (wisnus) dan wisatawan
mancanegara yang berkunjung atau berwisata ke Kalimantan Barat terus mengalami
peningkatan periode 2012 – 2013, secara tidak langsung berimbas pada kenaikan pada PAD
Kalimantan Barat. Meski tidak terlalu besar, kenaikan tersebut dapat dijadikan sebagai tolok
ukur untuk kemajuan Kebudayaan dan Pariwisata Kalimantan Barat ke arah yang lebih baik.
Hal ini bisa menjadi bahan evaluasi apabila kepariwisataan di Kalimantan Barat benar – benar
di proyeksikan sebagai asset pendapatan daerah untuk meningkatkan perekonomianmasyarakat Kalbar.
Hambatan dan kendala dalam pencapaian kinerja sasaran ini adalah sebagai berikut:
1. Masih rendahnya mutu program bidang keamanan dan ketertiban umum.
2. Masih banyak daerah di Provinsi Kalimantan Barat yang sulit/belum terjangkau untuk
pelayanan prima bidang hukum.
3. Pemahaman keluarga PMKS (Penyandang Masalah Kesejahteraan Sosial) dalam
pemanfaatan bantuan (stimulan) yang kurang maksimal. Hal ini disebabkan tingkat
pendidikan yang kurang serta bimbingan yang diberikan.
4. Daya tampung Shelter bagi pekerja migran bermasalah dan orang terlantar yangmasih kurang mencukupi sehingga tidak dapat menampung jumlah pekerja migran /
orang terlantar yang akan dikembalikan kedaerah asal.
5. Belum optimalnya kegiatan promosi pariwisata baik promosi ke luar daerah maupun
dalam penyediaan bahan-bahan promosi.
6. Belum terbentuk kelembagaan yang menangani kepemudaan dan keolahragaan
disetiap kab/kota, sehingga menyulitkan dalam hal koordinasi pelaksanaan tugas
7. Masih lemahnya penanganan isu-isu strategis seperti trafficking, KDRT karena
menyangkut lintas sektor pemerintah, LSM dan lintas negara.
Upaya Pemecahan dalam mengantisipasi hambatan dan kendala yang dihadapi sasaran
ini adalah sebagai berikut:
1. Lebih meningkatkan mutu penyusunan program bidang keamanan dan ketertiban
umum dengan mengacu pada ketentuan.
2. Meningkatkan koordinasi ke Kabupaten/Kota dalam menangani kasus–kasus
pelanggaran Hukum dan HAM.
7/23/2019 lakip_pemprov_2013 kalbar.pdf
http://slidepdf.com/reader/full/lakippemprov2013-kalbarpdf 54/71
Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah (LAKIP)
Pemerintah Provinsi Kalimantan Barat
Tahun 2013
47
3. Memberikan bimbingan bagi keluarga untuk peningkatan pemahaman dalam
pemanfaatkan stimulan serta peningkatan kerjasama dari tingkat
Provinsi,Kabupaten,dalam memacu pelaksanaan program.
4. Melakukan koordinasi dengan pemda provinsi agar diupayakan membangun shelter
yang memadai (rekomendasi dari DPRD) adalah pembangunan RPTC (RumahPerlindungan Trauma Center).
5. Mengupayakan agar Dinas/Badan Provinsi menginformasikan data, baik itu terkait
kegiatan ataupun jumlah dana yang tersedia secara transparan.
6. Meningkatkan promosi kebudayaan dan pariwisata melalui promosi kedalam dan luar
daerah/luar negeri, media massa dan elektronik dan asosiasi pariwisata serta
perusahaan-perusahaan penerbangan.
7. Mengoptimalisasikan lembaga/instansi yang telah terbentuk dan diikuti oleh sosialiasi
perlunya dibentuk lembaga/instansi yang menangani masalah kepemudaan dan
keolahragaan.
8. Meningkatkan koordinasi antar dinas/Instansi terkait dalam lingkup Provinsi
Kalimantan barat dan dengan Kabupaten/Kota maupun Pemerintah Pusat dalampenanganan kasus terhadap perempuan dan anak.
7/23/2019 lakip_pemprov_2013 kalbar.pdf
http://slidepdf.com/reader/full/lakippemprov2013-kalbarpdf 55/71
Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah (LAKIP)
Pemerintah Provinsi Kalimantan Barat
Tahun 2013
48
Tabel sasaran Strategis 7
Sasaran ini ditujukan untuk mencapai misi “M ENGEMBAN GKAN J ARINGAN K ERJASAMA ANTARA
P EMERIN TAH D AERAH DENGAN P IHAK S WASTA B AIK DALAM T ATARAN LOKAL, R EGIONAL,
N ASIONAL MAUPUN I NTERNASIONAL MELALUI P ENYEDIAAN S ARANA DAN P RASARANA
I NFRASTRUKTUR SERTA SDM YANG M EMADAI ” .
NO PRIORITAS
RPJMN
PRIORITAS
RPJMD
SASARAN
STRATEGIS 7
INDIKATOR KINERJA UTAMA TARGET REALISASI %
7. Iklim Investasi
dan Iklim usaha
Meningkatkan
Kemampuan
Pembiayaan
Pembangunan
Meningkatnya
kemampuan
pembiayaan
pembangunan
dengan
mendorong
masuknya
investor dalam
dan luar negeri
1. PDRB
a. Harga Berlaku Rp. 73,61 T - -
b. Harga Konstan 2000 Rp. 32,69 T - -
c. Per Kapita Rp. 18,50 Jt Rp. 18,30 Jt 98,92
2. Jumlah PAD Rp. 1.376.087.889.228 Rp. 1.340.784.568.677 97.43
3.Pertumbuhan ekonomi 7,28 % 6,08 % 83,52
4. Jumlah PMDN yang
berinvestasi
141 Proyek 144 Proyek 102,13
5. Jumlah PMA yang
berinvestasi
88 Proyek 91 Proyek 103,41
Pencapaian sasaran 7 : Meningkatnya kemampuan pembiayaan pembangunan dengan
mendorong masuknya investor dalam dan luar negeri sebagai berikut :
Realisasi Investasi merupakan indikator kunci capaian kinerja penanaman modal.
Mengingat bahwa realisasi investasi menunjukkan realibilitas/kondisi yang sebenarnya terjadi
dilapangan. Realisasi Investasi didasarkan pada Laporan Kegiatan Penanaman Modal (LKPM)
yang disampaikan dan menjadi kewajiban semua investor yang telah memperoleh izin prinsip
penanaman modal (Pendaftaran Penanaman Modal, Izin Prinsip dan Izin Usaha) dari
Pemerintah. LKPM itu sendiri merupakan sumber informasi atas tahapan kegiatan nyata yang
dilakukan oleh perusahaan/investor dalam merealisasikan rencana investasinya baik dalam
bentuk administratif (berbagai jenis perizinan) maupun dalam bentuk fisik (pengadaan lahan,
gedung, mesin dan peralatan) sampai perusahaan tersebut siap melakukan produksi
komersial.
Kumulatif Rencana Nilai Investasi secara umum terus meningkat, dimana capaian
kinerja penanaman modal diukur berdasarkan kumulatif realisasi PMDN dimana sampai
tahun 2013 naik sebesar 2,75 %, dimana pada tahun 2012 rencana investasi sebesar Rp
63.733.290540.000,- meningkat menjadi sebesar 65.483.314.630.000,- pada tahun 2013.
Demikian halnya dengan realisasi investasi PMDN, tercatat pada tahun 2013 meningkat
sebesar 31,03 %, yaitu dari realisasi investasi sebesar Rp. 13.177.576.050.000,- pada tahun
2012 meningkat menjadi sebesar Rp 17.266.076.950.000 yang merealisasikan investasinya
ditahun 2013.
Perkembangan rencana dan realisasi proyek investasi PMDN setiap tahunnya terus
menunjukan peningkatan. Kumulatif rencana proyek investasi PMDN tahun 2013 naik
sebesar 1,89 %, dimana pada tahun 2012 rencana proyek sebanyak 212 proyek meningkat
menjadi sebanyak 216 proyek pada tahun 2013. Demikian halnya dengan realisasi proyek
PMDN, tercatat pada tahun 2013 meningkat sebesar 3,60 %, yaitu dari 139 proyek yang
realisasi pada tahun 2012 meningkat menjadi 144 proyek yang merealisasikan investasinya
ditahun 2013.
7/23/2019 lakip_pemprov_2013 kalbar.pdf
http://slidepdf.com/reader/full/lakippemprov2013-kalbarpdf 56/71
Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah (LAKIP)
Pemerintah Provinsi Kalimantan Barat
Tahun 2013
49
Rencana dan realisasi kumulatif perkembangan investasi PMDN di Kalimantan Barat
tahun 2008 s/d 2013 dapat di lihat pada tabel dan grafik sebagai berikut:
TABEL RENCANA DAN REALISASI KUMULATIF PERKEMBANGAN PMDN
DI PROVINSI KALIMANTAN BARATTAHUN 2008 – 2013
NO TAHUN
PMDN
RENCANA REALISASI PERSENTASE %
JUMLAH
PROYEK
INVESTASI
(Rp. Juta)
JLH
PRY
INVESTASI
(Rp.Juta)
JLH
PRY
INVESTASI
1 2008 168 43.613.640,96 118 5.201.254,75 70,24 11,93
2 2009 181 50.094.936,00 129 6.339.179,61 71,27 12,64
3 2010 189 53.247.668,00 137 8.381.741,96 72,49 15,75
4 2011 201 57.233.586,71 138 10.004.669,43 68,66 17,48
5 2012 212 63.733.290,54 139 13.177.576,05 65,57 20,68
6 2013 216 65.483.314,63 144 17.266.076,95 66,67 26,37
7/23/2019 lakip_pemprov_2013 kalbar.pdf
http://slidepdf.com/reader/full/lakippemprov2013-kalbarpdf 57/71
Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah (LAKIP)
Pemerintah Provinsi Kalimantan Barat
Tahun 2013
50
Capaian kinerja penanaman modal diukur berdasarkan kumulatif realisasi PMA
tahun 2012, nilai rencana investasi PMA sebesar US $.5.681.305,93 dan di tahun 2013 menjadi
sebesar US $. 5.980.338,25 atau meningkat sebesar 5,26 %. Selanjutnya kumulatif nilai
realisasi investasi PMA secara umum juga menunjukkan peningkatan dimana pada pada
tahun 2013 telah meningkat sebesar 30,50 % atau senilai US $ 2.067.252,81 pada tahun 2012
dan meningkat pada tahun 2013 senilai US $.2.697.816,72.
Perkembangan rencana dan realisasi proyek PMA setiap tahunnya juga terus
menunjukan peningkatan. Kumulatif rencana proyek PMA pada tahun 2013 naik sebesar
2,16 % dimana pada tahun 2012 rencana proyek sebanyak 232 proyek meningkat menjadi
sebanyak 237 proyek pada tahun 2013. Demikian halnya dengan realisasi proyek PMA,
tercatat pada tahun 2013 meningkat sebesar 7,06 %, yaitu dari 85 proyek yang realisasi
pada tahun 2012, meningkat menjadi 91 proyek yang terealisir pada tahun 2013.
Rencana dan realisasi kumulatif perkembangan investasi PMA di Kalimantan Barat
tahun 2008 s/d 2013 dapat di lihat pada tabel dan grafik sebagai berikut :
TABEL RENCANA DAN REALISASI KUMULATIF PERKEMBANGAN PMA DI KALIMANTAN
BARAT TAHUN 2008 s/d 2013
NO TAHUN
PMA
RENCANA REALISASI PERSENTASE
JLH
PRY
INVESTASI
(US$ RIBU)
JL
H
PR
Y
INVESTASI
(US$ RIBU)
JLH
PRY
INVE
STASI
1 2008 154 2.492.407,12 53 786.297,15 34,42 31,55
2 2009 173 2.778.897,07 58 944.177,87 33,53 33,98
3 2010 198 3.882.133,67 66 1.122.749,15 33,33 28.92
4 2011 216 4.135.482,60 77 1.390.304,22 35,65 33,62
5 2012 232 5.681.305,93 85 2.067.252,81 36, 84 36,39
6 2013 237 5.980.338,25 91 2.697.816,72 38,39 45,11
7/23/2019 lakip_pemprov_2013 kalbar.pdf
http://slidepdf.com/reader/full/lakippemprov2013-kalbarpdf 58/71
Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah (LAKIP)
Pemerintah Provinsi Kalimantan Barat
Tahun 2013
51
Berdasarkan sektor usaha, dari 144 proyek-proyek PMDN yang direalisasikan Sektor
Primer dengan Bidang Usaha Perkebunan menduduki peringkat terbanyak yakni 61 proyekdengan nilai realisasi mencapai 13,05 Trilyun rupiah yang direalisasikan. Sementara dari 91
proyek–proyek PMA yang direalisasikan Sektor Primer dengan Bidang Usaha Perkebunan
juga menduduki peringkat terbanyak yakni 53 proyek dengan nilai realisasi mencapai 1,94
milyar US dollar yang direalisasikan. Data tersebut menunjukkan Sektor Primer dengan
bidang usaha perkebunan masih mendominasi bidang usaha yang paling diminati di Provinsi
Kalimantan Barat. Peningkatan secara signifikan di sektor Sekunder diperlukan percepatan
infrastruktur (Jalan, Listrik, Pelabuhan) yang memadai.
7/23/2019 lakip_pemprov_2013 kalbar.pdf
http://slidepdf.com/reader/full/lakippemprov2013-kalbarpdf 59/71
Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah (LAKIP)
Pemerintah Provinsi Kalimantan Barat
Tahun 2013
52
Hambatan dan kendala dalam pencapaian kinerja sasaran ini adalah sebagai berikut:
1. Kabupaten/ Kota belum seluruhnya memiliki data dan informasi Penanaman Modal di
wilayahnya yang dapat dipromosikan dan dikerjasamakan sehingga menyulitkan dalam
memberikan informasi kepada calon investor.2. Data yang diterima dari kabupaten/kota dan instansi terkait masih perlu dimutakhirkan
secara berkala.
Upaya Pemecahan dalam mengantisipasi hambatan dan kendala yang dihadapi dalam
pencapaian kinerja sasaran ini adalah sebagai berikut:
1. Menghimbau serta mendorong Kabupaten/Kota untuk menganggarkan dana untuk
penyusunan data dan informasi penanaman modal di wilayahnya dapat dipromosikan
dan dikerjasamakan kepada calon investor.
2. Meningkatkan koordinasi dan sinkronisasi antara Provinsi dan Kabupaten/Kota dalam
perencanaan investasi makro dan kerjasama dunia usaha yang berorientasi pada
unggulan daerah serta mengintegrasikan program antar sektor dan antarInstansi/Institusi.
Tabel Sasaran Strategis 8
Sasaran ini ditujukan untuk mencapai misi “M ELAKSANAKAN P EN INGKATAN S ISTEM P ELAYANAN
D ASAR DALAM B IDANG S OSIAL, K ESEHA TAN , P END IDIKAN , AGAMA, K EAMAN AN DAN K ETERTIBAN
M ELALUI S ISTEM K ELEMBAGAAN M ANAJEMEN YANG E FISIEN DAN T RAN SPARAN ”
NO PRIORITAS
RPJMN
PRIORITAS
RPJMD
SASARAN
STRATEGIS 8
INDIKATOR KINERJA UTAMA TARGET REALISASI %
8. Kesehatan Meningkatkan
Derajat Kesehatan
Masyarakat
Meningkatnya
kemandirian
masyarakat dalam
mewujudkan
Kalbar sehat
1. Angka harapan hidup 73,6 tahun 66,92 tahun 90,92
2. Prosentase Angka kesembuhan
penderita TB Paru BTA+
90 % 91.8% 102
3. Angka penemuan kasus malaria
per 1.000 penduduk
5 per mil 3.10 per mil 62
4. Angka “Acute Flaccid Paralysis”
(AFP) pada anak usia <15th per
100.000 anak
29 kasus 39 kasus 134.48
5. Angka kesakitan demam
berdarah dengue (DBD) per
100.000 penduduk
<10 per 100.000
pnddk
1,20 per 100.000
pnddk
12
6. Persentase posyandu aktif 47 % 32% 68.09
7. Persentase rumah sakit yg
menyelenggarakan 4
pelayanan kesehatan spesialis
dasar
45 % 55% 122,22
Pencapaian sasaran 8 : Meningkatnya kemandirian masyarakat dalam mewujudkan Kalbar
sehat sebagai berikut :
Gizi buruk di Kalimantan Barat sampai saat ini masih merupakan masalah gizi
yang sangat perlu diperhatikan dibandingkan dengan masalah-masalah gizi yang lainnya.
Berdasarkan laporan gizi buruk provinsi Kalimantan Barat tahun 2013 sebesar 239 kasus,
meninggal sebanyak 7 kasus. Meningkat dari tahun 2012 sebanyak 215 kasus dengan
7/23/2019 lakip_pemprov_2013 kalbar.pdf
http://slidepdf.com/reader/full/lakippemprov2013-kalbarpdf 60/71
Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah (LAKIP)
Pemerintah Provinsi Kalimantan Barat
Tahun 2013
53
jumlah kematian yg sama. Tahun 2013, jumlah kasus gizi buruk di Provinsi Kalimantan
Barat cenderung meningkat sebesar 21 kasus dari tahun 2012.
Di dalam Rencana Jangka Menengah Nasional (RPJMN) menetapkan sasaran
program Perbaikan Gizi Masyarakat diantaranya adalah ditanganinya kasus gizi buruk
yang ditangani sesuai standar tatalaksana gizi buruk. Dari jumlah kasus yang berhasil di
temukan oleh petugas sebanyak 100% kasus sudah ditangani sesuai standar operasional
tersebut. Namun masih ada ditemukan kasus yang meninggal sebanyak 7 orang, hal
tersebut dikarenakan kasus gizi buruk dengan penyakit penyerta (komplikasi) yang berat
antara lain balita dengan HIV/AIDS, TBC /Pneumonia Berat dan kelainan/cacat bawaan.
Data tahun 2013, menujukan bahwa Data Posyandu di Provinsi Kalimantan Barat
sebesar 32% masih di bawah target yang di harapkan sebesar 47%. Posyandu
merupakan lembaga yang dikonsepkan menjadi ujung tombak kesehatan masyarakat
diharapkan dapat menyentuh lapisan masyarakat terbawah. Oleh sebab itu perlu adanya
dukungan dari semua pihak terkait dan masyarakat untuk bersama-sama memanfaatkan
dan mengaktifkan kembali posyandu.
Adapun permasalahan yang ditemui di tingkat Posyandu antara lain:
1. Kader yang belum terlatih masih banyak dan Dropout kader juga sangat tinggidikarenakan masalah ekonomi.
2. Balita dengan umur diatas 1 tahun (setelah selesai masa imunisasinya) mereka jarang yang
berkunjung ke Posyandu.
3. Kesadaran untuk mengembangkan dana sehat maupun usaha produktif masih sangat
kurang.
7/23/2019 lakip_pemprov_2013 kalbar.pdf
http://slidepdf.com/reader/full/lakippemprov2013-kalbarpdf 61/71
Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah (LAKIP)
Pemerintah Provinsi Kalimantan Barat
Tahun 2013
54
Untuk Capaian AFP rate (Acute Flaccid Paralysis ) pada anak dibawah 15 tahun
per 100.000 penduduk adalah 37 Kasus dengan target rencana pencapaian 29 kasus lebih
tinggi dibandingkan dengan tahun 2012 yang menemukan 28 kasus dengan target 30
kasus. Surveilans AFP adalah pengamatan yang dilakukan terhadap semua kasus lumpuh
layuh akut pada anak usia <15 tahun yang merupakan kelompok rentan terhadap
penyakit polio, dengan indikatornya adalah AFP rate per 100.000 penduduk < 15 tahun
dengan target capaian adalah 2. AFP rate tingkat Provinsi Kalimantan Barat dalam lima
tahun terakhir hanya pada tahun 2010 yang tidak mencapai target yaitu sebesar 1,9.
Untuk pencapaian tahun 2012 merupakan capaian tertinggi selama lima tahun dari 2008
s/d 2012 sebesar 2,8 dengan jumlah kasus AFP yang ditemukan sebanyak 37 kasus.
Kabupaten dengan capaian tertinggi tahun 2012 adalah Kota Singkawang dengan
capaian AFP rate sebesar 8 sedangkan yang belum menemukan kasus AFP tahun 2012
ada 2 Kabupaten yaitu Kapuas Hulu dan Kayong Utara.
Tujuan dari Surveilans AFP adalah :
1. Mengidentifikasi daerah resiko tinggi, untuk mendapatkan informasi tentang adanya
transmisi Virus Polio Liar (VPL), Vaccine Derived Polio Virus (VDPV) dan daerah
dengan kinerja surveilans AFP tidak memenuhi indikator.
2. Memantau kemajuan program eradikasi polio.
3. Mendeteksi setiap kasus polio paralitik yang mungkin terjadi.
Pencapaian indikator sasaran ”AFP rate per 100.000 penduduk < 15 tahun” dilaksanakan
antara lain melalui kegiatan berikut ini:
1. Menemukan semua kasus AFP yang ada di wilayah kerja Puskesmas.
2. Melacak semua kasus AFP yang ditemukan dengan segera agar spesimen terjaga
adekuatnya.
3. Mengumpulkan dua spesimen untuk semua kasus AFP yang ditemukan.
4. Memeriksa spesimen kontak terhadap Hot Case untuk mengetahui adanya sirkulasi
VPL.
Angka kesakitan Demam Berdarah Dengue (DBD) pada tahun 2013 adalah 17,20 per
100.000 penduduk dari yang ditargetkan <10 per 100.000 penduduk.
Situasi DBD tahun 2013 ini tercatat 775 kasus ( IR=17,20 / 100.000 penduduk)
dengan kematian 13 (CFR=1,68) walau terjadi penurunan kasus namun kita harus tetap
meningkatkan kewaspadaan terhadap kemungkinan terjadinya peningkatan kasus yangdiperediksi tahun 2014.
Pada tahun 2013 angka penemuan kasus malaria per 1.000 penduduk sebanyak
3,10 per 1.000 penduduk, sedangkan target rencana pencapaian 5 per 1.000 penduduk.
Dilihat dari target indikator yang ditetapkan di Provinsi Kalimantan Barat penemuan
kasus menderita malaria, tetapi secara pencapaian kinerjanya mengalami peningkatan
dibandingkan dengan tahun 2012 yaitu sebesar 50%.
7/23/2019 lakip_pemprov_2013 kalbar.pdf
http://slidepdf.com/reader/full/lakippemprov2013-kalbarpdf 62/71
Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah (LAKIP)
Pemerintah Provinsi Kalimantan Barat
Tahun 2013
55
Angka kesakita malaria di Kalimantan Barat yang dilaporkan terus meningkat
secara signifikan dalam tiga tahun terakhir, jumlah kasus malaria secara kumulatif pada
tahun 2008 (67.540), tahun 2009 (104.029) dan tahun 2010 (142.812), pada tahun 2011
(146.929) serta tahun 2012 (90.421).
CAPAIAN ANNUAL PARASITE INSIDEN (API) TAHUN 2013
Untuk menentukan peta stratifikasi daerah malaria, maka digunakan indikator
API (Annual Parasite Incidence) sebagai dasar menentukan suatu wilayah dengan besaranincidence yaitu malaria. Berdasarkan jumlah API (Annual Parasite Incidence) Kalimantan
Barat termasuk daerah dengan kategori Moderatte Case Incidence yaitu terletak 1 - <
5%. Pada tahun 2013 stratifikasi endemisitas malaria di Kalimantan Barat sudah
berdasarkan indikator API karena sebagian besar kasus malaria di Kalimantan barat
sudah melakukan penegakan diagnose berdasar laboratorium. Dari stratifikasi
endemisitas dengan menggunakan indikator API ini, pada tahun 2012 terdapat 3
Kabupaten masuk dalam kategori MCI (Moderate Case Incidence) yaitu Kabupaten
Bengkayang, Kabupaten Sintang dan Kab. Kapuas Hulu. Selebihnya Kabupaten/Kota
masuk dalam kategori LCI (Low Case Incidence). Untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada
gambar berikut ini :
7/23/2019 lakip_pemprov_2013 kalbar.pdf
http://slidepdf.com/reader/full/lakippemprov2013-kalbarpdf 63/71
Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah (LAKIP)
Pemerintah Provinsi Kalimantan Barat
Tahun 2013
56
Annual Parasite Incident (API) tahun 2013 sebesar 1,01 per 1.000 penduduk dari target
1,5 per 1.000 penduduk, hal ini berarti bahwa pada masyarakat Kalimantan Barat terjadi
penurunan resiko penularan malaria sebesar 0,29 per 1.000 penduduk sementara
idealnya 1%. Dengan demikian Provinsi Kalimantan Barat berada pada Low Case Insiden
karena API < 1.
Di tingkat global, Stop TB Partnership sebagai bentuk kemitraan global,
mendukung negara-negara untuk meningkatkan upaya pemberantasan TB,
mempercepat penurunan angka kematian dan kesakitan akibat TB serta penyebaran TB
di seluruh dunia. Stop TB Partnership telah mengembangkan rencana global
pengendalian TB Tahun 2011-2015 dan menetapkan target dalam pencapaian Tujuan
Pembangunan Milenium untuk TB.
Berdasarkan angka prevalensi kejadian tuberkulosis di propinsi Kalimantan Barat
yaitu 210 per 100.000 penduduk, maka estimasi penderita tuberkulosis yang harus
ditemukan tahun 2013 adalah 9.760 orang dengan target cakupan penemuan BTA (+) 70
% yaitu 6.832 kasus, hal ini berdasarkan populasi penduduk Kalimantan Barat 4,647,407penduduk.
Dengan adanya Undang-Undang Rumah Sakit Nomor 44 tahun 2009 tentang
Rumah Sakit dan Peraturan Menteri Kesehatan Nomo 147 tentang perizinan Rumah
Sakit, Peraturan Menteri Nomor 340 tentang klasifikasi Rumah Sakit, maka setiap Rumah
Sakit harus mempunyai izin Operasional dan harus ditentukan klasifikasinya, hal ini
adalah syarat wajib untuk sebuah Rumah Sakit.
Untuk tahun 2012 target Rumah Sakit yang sudah mempunyai izin operasional
dari 34 Rumah Sakit adalah 60%, tetapi realisasinya baru tercapai 73,53%. Untuk tahun
2013 ditargetkan 75% dan realisasinya dari yang ditargetkan baru mencapai 65%. Artinya
terjadi penurunan dari target yang ditetapkan, hal ini terjadi dimana target indikatornya
tahun 2013 meningkat, sementara jumlah rumah sakit tidak berubah yang
mempergunakan perizinan kesehatan selama tahun 2013.
Kondisi ini disebakan oleh masih ada Rumah Sakit yang persyaratan belum
terpenuhi, terutama masalah administrasi dan manajemen, sumber daya manusianya,
pelayanannya, sarana-prasarananya dan alat kesehatan. Melalui program dan kegiatan
yang ada seksi pelayanan kesehatan rujukan telah berusaha melakukan pembinaan,
pengawasan dan pembimbingan supaya setiap Rumah Sakit bisa mempunyai izin
operasional.
7/23/2019 lakip_pemprov_2013 kalbar.pdf
http://slidepdf.com/reader/full/lakippemprov2013-kalbarpdf 64/71
Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah (LAKIP)
Pemerintah Provinsi Kalimantan Barat
Tahun 2013
57
Rumah Sakit di Provinsi Kalbar yang Sudah Mendapatkan izin operasional tahun
2013
NO NAMA RUMAH SAKIT KLS
IZIN
OPERASIONAL
PENETAPAN
KELAS KET
I. PROVINSI & KOTA PTK ADA BELUM ADA BELUM
1 RSU.dr.Soedarso B Ada Ada Pendidikan
2 RSU St. Antonius B Ada Ada
3 RSU Yarsi D Ada Ada
4 RS Pro Medika D Ada Ada
5 RSB. Jeumpa C Ada Ada
6 RSIA ABK C Ada Ada
7 RS. Bayangkara D Ada Ada
8 RSB Nabasa - Ada Belum
9 RS Khusus Prov - Belum Belum
10 RSU Kota Pontianak - Ada Belum
II. KAB KUBU RAYA
11 Rumkit.TK.III C Ada
12 Rumkit Lanud Supadio - Belum Belum
13 RSIA Anugerah - Ada Belum
III. KAB PONTIANAK
14 RSUD Dr. Rubini C Ada Ada
IV. KOTA SINGKAWANG
15 RSUD Dr.A.Azis C Ada Ada
16 RS. Kusta - Belum Ada
17 RS.Jiwa Prov B Ada Ada
18 RS.St. Vincetius D Ada Ada
19 RS.Harapan Brsma - Ada Ada
20 Rumkit TK.IV D Ada Ada
V. KAB. SAMBAS
21 RSUD Pemangkat D Belum Belum
22 RSUD Sambas D Belum Belum
23 RSU Elisabeth D Ada
VI. KAB. BENGKAYANG
24 RSUD Bengkayang D Belum Belum
25 RSU Bethesda Serukam D Ada Ada
VII KAB LANDAK
26 RSUD LANDAK D Belum Belum
VIII KAB SANGGAU
27 RSUD Sanggau C Ada Belum
28 RSU Parindu D Ada Belum
IX. KAB SEKADAU
29 RSUD Sekadau D Belum Belum
X. KAB SINTANG
7/23/2019 lakip_pemprov_2013 kalbar.pdf
http://slidepdf.com/reader/full/lakippemprov2013-kalbarpdf 65/71
Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah (LAKIP)
Pemerintah Provinsi Kalimantan Barat
Tahun 2013
58
NO NAMA RUMAH SAKIT KLSIZIN
OPERASIONAL
PENETAPAN
KELASKET
30 RSUD Ade M. Djoen C Ada Ada
XI KAB MELAWI
31 RSUD Melawi D Belum BelumXII KAB KAPUAS HULU
32 RSUD Dr.A.DiPonegoro D Ada Belum
XIII KAB. KETAPANG
33 RSUD dr. Agoesdjam C Ada Ada
34 RSU Fatimah C Ada Ada
JUMLAH 26 9 19 14
Tahun 2012 target Rumah Sakit terakreditasi adalah 40,77%, realisasinya baru
mencapai 47,06%, artinya realisanya target tahun 2012 sudah tercapai 100%. Sedangkan
tahun 2013 target capaian rumah sakit terakreditasi 75% dan realisanya capaiannya 60%.
Jika dibandingkan dengan tahun sebelumnya terjadi penurunan, akan tetapi dilihat dari
target tahun 2013 penurunan realisasi ini diikuti pula dengan kenaikan target di tahun
2013 sebesar 75%. Untuk tahun 2014 semua Rumah Sakit harus menerapkan system
akreditasi model terbaru versi 12.
Ditargetkan tahun 2012 Rumah Sakit yang menyelenggarakan 4 Pelayanan
Keshatan Rujukan Spesialis Dasar adalah sebesar 40,77%, tetapi realisasinya baru
mencapai 32,40%. Sedangkan tahun 2013 ditargetkan 50% dan mencapai 55%, artinya
tahun 2013 Rumah Sakit yang menyelenggarakan 4 Pelayanan Kesehatan Rujukan
Spesialis Dasar sudah mencapai target sesuai yang ditetapkan. Walaupun realisasinya
sudah mencapai dari target yang ditetapkan namun secara keseluruhan rumah sakitmasaih ada yang belum mampu untuk menyediakan 4 pelayanan 4 pelayanan spesialis
dasar. Hambatannya adalah tenaga spesialis masih banyak yang tidak mau ditugaskan di
RSUD dengan berbagai alasan antara lain : sarana prasarana tidak lengkap, insentif yang
tidak sesuai dan lain sebagainya.
Hambatan dan kendala dalam pencapaian kinerja sasaran ini adalah sebagai berikut:
1. Kurangnya koordinasi antara Pengelola surveilans Kabupaten dengan pengelola
surveilans RS sehingga sering terjadi keterlambatan laporan kasus.
2. Masih kurangnya pemahaman tentang kriteria kasus lumpuh layuh yang harus
diambil sampel spesimennya di Rumah Sakit atau di Puskesmas.3. Surveilans aktif masih belum bisa berjalan secara maksimal sehingga sering ada
kasus yang terlambat ditemukan.
7/23/2019 lakip_pemprov_2013 kalbar.pdf
http://slidepdf.com/reader/full/lakippemprov2013-kalbarpdf 66/71
Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah (LAKIP)
Pemerintah Provinsi Kalimantan Barat
Tahun 2013
59
Upaya Pemecahan dalam mengantisipasi hambatan dan kendala yang dihadapi dalam
pencapaian kinerja sasaran ini adalah sebagai berikut:
1. Menyusun suatu strategi pelayanan kesehatan yang bermutu, murah dan terjangkau
oleh seluruh lapisan masyarakat dengan mempertimbangkan berbagai aspek sepertigeografis, ekonomi serta sosial budaya.
2. Dengan adanya perubahan pola penyakit menjadi suatu tantangan untuk sedini
mungkin melakukan suatu tindakan pencegahan/preventif dengan deteksi dini faktor
resiko agar prevalensi penyakit tidak menular (PTM) tidak semakin mehingkat, sehinnga
menurunkan angka kesakitan, kematian dan kecacatan akibat PTM di Kalimantan Barat.
3. Meningkatkan kesadaran dan pengetahuan masyarakat mengenai bahaya dari
kebiasaan buruk yang berdampak timbulnya gangguan terhadap kesehatan melalui KIE,
dan sosialisasi.
4. Untuk mencegah peningkatan KLB perlu dilakukan SKD – KLB dengan menggunakan
PWS KLB di puskesmas dengan melibatkan berbagai pihak baik lintas program, lintas
sektor, tokoh masyarakat, LSM, Organisasi masyarakat dan profesi serta peran
masyarakat itu sendiri.
5. Diperlukan koordinasi dengan instansi terkait lainnya dalam hal kemudahan proses
pengadaan obat dan perbekalan kesehatan serta penyediaan makanan dan minuman
pasien.
6. Berkoordinasi dengan instansi terkait untuk memberikan penyuluhan dan pemahaman
yang mendalam kepada masyarakat untuk pentingnya hidup sehat dan berobat sedini
mungkin.
Untuk mendukung pelaksanaan program dan kegiatan dalam rangka pembangunan
Provinsi Kalimantan Barat, Pemerintah Provinsi Kalimantan Barat telah menetapkan anggaran
pendapatan dan belanja dalam APBD Tahun 2012 sebesar Rp 3.469.973.034.774,13 dan
terealisasi sebesar Rp 3.286.006.792.820,82.
Untuk tahun anggaran 2012 yang lalu, Pemerintah Provinsi Kalimantan Barat telah
mencapai target yang sangat baik yaitu Opini BPK berupa Wajar Tanpa Pengecualian
(WTP). Untuk Laporan Keuangan Tahun Anggaran 2013 ini, masih menunggu keputusan dari
BPK yang biasanya baru terbit pada bulan Juni atau Juli 2014 dengan target yang sama yaituWajar Tanpa Pengecualian (WTP).
7/23/2019 lakip_pemprov_2013 kalbar.pdf
http://slidepdf.com/reader/full/lakippemprov2013-kalbarpdf 67/71
Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah (LAKIP)
Pemerintah Provinsi Kalimantan Barat
Tahun 2013
60
A. KESIMPULAN
LAKIP Pemerintah Provinsi Kalimantan Barat tahun 2013 merupakan laporan
akhir RPJMD Kalimantan Barat 2008-2013 yang disusun sebagai dokumen rencana
strategis Gubernur dan Wakil Gubernur Kalimantan Barat terpilih sebelumnya. Dokumen
RPJMD 2013-2018 selanjutnya akan menjadi payung hukum dalam mekanisme dan
proses penyusunan rencana untuk lima tahun ke depan yang dituangkan dalam RencanaTahunan Daerah atau Rencana Kerja Pembangunan Daerah (RKPD). RPJMD Kalimantan
Barat menggunakan RPJM Nasional sebagai pedoman utama. Arahan RPJM nasional
yang berkaitan dengan prioritas dan sasaran pembangunan nasional diadaptasikan
dalam skala lokal, dijabarkan dalam RPJMD Kalimantan Barat. Dapat disimpulkan bahwa
selama tahun 2013 dari sasaran yang telah ditetapkan dalam rencana kinerja sebagian
besar dapat terpenuhi.
Dengan demikian, pembangunan Provinsi Kalimantan Barat yang mengacu
pada Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD) Provinsi Kalimantan
Barat Tahun 2008-2013 telah dapat diwujudkan. Hal ini sekaligus menunjukkan adanya
komitmen Pemerintah Provinsi Kalimantan Barat untuk mewujudkan Visi dan Misi-nya.
B. SARAN
Secara ringkas seluruh capaian kinerja sasaran tersebut di atas, telah
memberikan pelajaran yang sangat berharga bagi Pemerintah Provinsi Kalimantan Barat
untuk meningkatkan kinerja di masa-masa mendatang. Oleh karenanya, kami telah
merumuskan beberapa langkah penting sebagai upaya pemecahan masalah yang akan
dijadikan dasar memperbaiki kebijakan dan program yang dapat memacu pembangunan
di Provinsi Kalimantan Barat, yaitu dalam jangka pendek, untuk meningkatkan
implementasi sistem akuntabilitas kinerja instansi pemerintah (SAKIP) guna mendorongterciptanya good and clean governance, melalui:
1. Melakukan penajaman kembali strategi kebijakan pembangunan yang harus
terjabarkan dalam program kerja dinas/instansi daerah agar lebih fokus dan realistis
dalam mencapai sasaran-sasaran kebijakan pembangunan khususnya dalam
peningkatan Indeks Pembangunan Manusia dan peningkatan derajat kesejahteraan
masyarakat.
7/23/2019 lakip_pemprov_2013 kalbar.pdf
http://slidepdf.com/reader/full/lakippemprov2013-kalbarpdf 68/71
Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah (LAKIP)
Pemerintah Provinsi Kalimantan Barat
Tahun 2013
61
2. Konsisten melakukan perbaikan infrastruktur dasar seperti jalan, jembatan dan
pelabuhan dalam rangka mendukung peningkatan produktivitas di berbagai sektor
pembangunan termasuk upaya peningkatan ekspor-impor dan investasi di ProvinsiKalimantan Barat.
3. Secara terus-menerus melakukan peningkatan sumber-sumber pendapatan daerah
untuk meningkatkan pembiayaan pembangunan, sekaligus meningkatkan
akuntabilitas keuangan dan kinerja Pemerintah Provinsi Kalimantan Barat melalui
peningkatan kualitas SDM aparatur, manajemen pemerintahan, sistem AKIP dan
peningkatan pelayanan publik kepada masyarakat.
4. Melakukan percepatan langkah dan akselerasi dalam pencapaian target kinerja
prioritas sesuai dengan dokumen RPJMD Provinsi Kalimantan Barat Tahun 2013-2018
sekaligus pembahasan secara intensif dengan SKPD dalam penetapan target dan
pencapaian target kinerja sesuai sasaran strategis dan indikator kinerja utama.
5. Memperbaiki mekanisme pengumpulan data kinerja sehingga pencapaian kinerja
dapat didukung dengan data yang lebih akurat. Untuk itu beragam informasi dan
indikator pembangunan daerah yang tersedia di beberapa instansi akan lebih
diberdayagunakan
GUBERNUR KALIMANTAN BARAT
Drs. CORNELIS, MH
7/23/2019 lakip_pemprov_2013 kalbar.pdf
http://slidepdf.com/reader/full/lakippemprov2013-kalbarpdf 69/71
Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah (LAKIP)
Pemerintah Provinsi Kalimantan Barat
Tahun 2013
a
LAMPIRAN : FORMULIR PENGUKURAN KINERJA
PROVINSI : KALIMANTAN BARATTAHUN ANGGARAN : 2013
NOPRIORITAS
RPJMN
PRIORITAS
RPJMD
SASARAN
STRATEGISINDIKATOR KINERJA UTAMA TARGET REALISASI %
1. Pendidikan Meningkatkan
Kecerdasan SDM
Meningkatnya
sumberdaya
manusia yang
beriman, cerdas
dan berbudaya
1. Indeks Pembangunan Manusia (IPM) 77 70,31 91,31
2. Angka Partisipasi Kasar (APK)
a. SD/MI 118.02% 116.15% 98.42
b. SMP/SMPT/MTs 92.50% 92.15% 99.62
c. SMA/MA/SMK 57.40% 66.36% 115.61
3. Angka Partisipasi Murni (APM)
a. SD/MI 99.30% 99.04% 99.74
b. SMP/SMPT/MTs 72% 69.15% 96.04
c. SMA/MA/SMK 55% 52.67% 95.76
4. Angka Melek Huruf 92.50% 93.59% 101.18
5. Angka rata-rata lama sekolah 7,10 t ahun 7,14 tahun 100,56
6. Persentase Guru yang memenuhikualifikasi S1/D-IV
a. SD/MI 36.00% 31.34% 87.06
b. SMP/SMPT/MTs 60.00% 72.49% 120.82
c. SMA/MA/SMK 90.00% 83.35% 92.61
7. Jumlah sekolah yang
mengembangkan kurikulum
pendidikan budaya/ KTSP
a. SD/MI 55.5% 60.00% 108.11
b. SMP/SMPT/MTs 50.00% 25.00% 50.00
c. SMA/MA/SMK 86.50% 60.00% 69.36
2. a.
Penanggulangan
Kemiskinan
b. Ketahanan
Pangan
c. Energi
d. Lingkungan
Hidup danPenanggulangan
Bencana
Meningkatkan
derajat
kesejahteraan
masyarakat
1.Meningkatnya
derajat
kesejahteraan
masyarakat
dengan
pendapatan per
kapita di atas
rata-ratakebutuhan
hidup minimum
1. Jumlah produktivitas pertanian TPH
a. Tanaman Pangan
1) Padi 31.59 ku/ha 31.62 ku/ha 100.09
2) Jagung 37.75 ku/ha 38,06 ku/ha 100.82
3) Kedelai 13.75 ku/ha 14,04 ku/ha 102.11
4) Kacang Tanah 12.73 ku/ha 11,82 ku/ha 92.85
5) Kacang Hijau 7.96 ku/ha 7,52 ku/ha 94.476) Ubi Kayu 161.50 ku/ha 160,21 ku/ha 99.20
7) Ubi Jalar 85.00 ku/ha 81,92 ku/ha 96.38
2. Luas panen pertanian
a. Tanaman Pangan
1) Padi 465.409 Ha 478,943 Ha 102.91
2) Jagung 43.709 Ha 42,466 Ha 97.16
3) Kedelai 1.455 Ha 1,286 Ha 88.38
4) Kacang Tanah 1.100 Ha 1,062 Ha 96.54
5) Kacang Hijau 785 Ha 767 Ha 97.71
6) Ubi Kayu 11.000 Ha 10,642 Ha 96.74
7) Ubi Jalar 2.000 Ha 1,890 Ha 94.50
3. Jumlah produksi pertanian
a. Tanaman Pangan
1) Padi 1.470.000 Ton 1,514,654 Ton 103.03
2) Jagung 165.000 Ton 161,632 Ton 97.96
3) Kedelai 2.000 Ton 1,806 Ton 90.3
4) Kacang Tanah 1.400 Ton 1,255 Ton 89.64
5) Kacang Hijau 625 Ton 577 Ton 92.32
6) Ubi Kayu 177.650 Ton 170,495 Ton 95.97
7) Ubi Jalar 17.000 Ton 15,482 Ton 91.07
b. Tanaman Holtikultura
1) Buah-buahan 403,648 ton 664,929 Ton 164,73
2) Sayur-sayuran 76,840 ton 82,845 Ton 107,81
3) Tanaman Obat (biofarmaka) 7,797,536 kg 12,129,954 Kg 155,56
4) Tanaman hias 1.068.295 tangkai 1,337,007 tangkai 125.15
4. Jumlah produksi komoditas
unggulan perkebunan
a. Produksi Kebun Karet 255.415 ton 260.379 Ton 101.94
b. Produksi Kebun Kelapa Sawit 998.193 ton 1.008.377 Ton 101
c. Produksi Kebun Kelapa 77.138 ton 78.148 Ton 101.31
d. Produksi Kebun Lada 4.782 ton 3.346 ton 69.97
e. Produksi Kebun Kakao 2.785 ton 2.835 Ton 101.80
7/23/2019 lakip_pemprov_2013 kalbar.pdf
http://slidepdf.com/reader/full/lakippemprov2013-kalbarpdf 70/71
Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah (LAKIP)
Pemerintah Provinsi Kalimantan Barat
Tahun 2013
b
NOPRIORITAS
RPJMN
PRIORITAS
RPJMD
SASARAN
STRATEGISINDIKATOR KINERJA UTAMA TARGET REALISASI %
5. Luas produksi komoditas unggulan
perkebunan
a. Kebun Karet 318.917 ha 308.534 Ha 96.74
b. Kebun Kelapa Sawit 456.075 ha 587.793 Ha 128.88c. Kebun Kelapa 75.407 ha 74.730 Ha 99.10
d. Kebun Lada 5.831 ha 4.436 Ha 76.07
e. Kebun Kakao 5.101 ha 5.087 Ha 99.73
6. Jumlah produksi rata-rata
komoditas unggulan perkebunan
a. Produksi Kebun Karet 801 kg/ha 844 kg/ha 105.37
b. Produksi Kebun Kelapa Sawit 2.189 kg/ha 1.714 kg/ha 78.30
c. Produksi Kebun Kelapa 1.023 kg/ha 1.060 kg/ha 103.61
d. Produksi Kebun Lada 820 kg/ha 754 kg/ha 91.95
e. Produksi Kebun Kakao 546 kg/ha 557 kg/ha 102.01
7. Jumlah hasil produk peternakan
a. Daging 60.804 ton 85.049 Ton 139.87
b. Telur 52.607 ton 30.924 Ton 58.78
c. Susu 430 ton 36 Ton 8.37
8. Angka penyakit hewan menular
strategis
a. Bakteri 161 kasus 81 kasus 50.31
b. Virus 9.597 kasus 46.470 kasus 484.21
c. Parasit 64.032 kasus 10.880 kasus 16.999. Luas rehabilitasi hutan dan lahan
(RHL)
20.062 Ha 20.995.48 Ha 104.65
10. Jumlah penerimaan negara bukan
pajak sektor kehutanan
- PSDH Rp. 232.584.331.685 Rp. 26.219.679.142.61 11.27
- DR Rp. 192.441.109.082 Rp.129.274.786.946.29 67.17
11. Ratio elektrifikasi 68 % 69.25% 101.84
12. Volume produksi tambang 6,5 juta ton 33.054.026,50 ton 508.82
13. Volume produksi perikanan
a. Perikanan Tangkap 89.710 ton 124.269.60 ton 138.52
b. Perikanan Budidaya 32.443 ton 44.743.32Ton 137.91
14. Luas areal budidaya 20.673.65 ha 4.652.547 ha 22.50
15. Volume ekspor perikanan 3.361.000 kg 4.461.470 kg 132.74
16. Jumlah armada penangkapan ikan 19.635 unit 19.668 unit 100.17
17. Persentase industri sesuai perijinan 3,50% 1.40% 40.00
18. Jumlah industri kecil dan
menengah (IKM) unggulan
1 unit 2 unit 200.00
19. Jumlah ekspor (Devisa) 1.583.86 US$ 1.350.69 US$ 85.28
20. Persentase Pertumbuhan nilaiekspor impor 12% 11.52% 96%
21.Inflasi 5,47% 9.48% 173.31
22. Nilai perdagangan antar
pulau/daerah
Rp. 12.479.029.336 R p. 12.524.12 2.5 35 1 00.36
3. 2. Meningkatnya
kemampuan dan
keterampilan
masyarakat
dalam mengelola
lapangan
pekerjaan serta
meningkatnya
produktivitas
usaha yang
efisien dan efektif
1. Tingkat pengangguran terbuka 3,45 % 3,48% 100,86
2. Persentase Penduduk Miskin 7,69% 8,74% 113,65
3. Angka partisipasi angkatan kerja 69.75% 77,64% 111.31
4. Jum lah pene mpat an tr an smigrasi 583 KK/5 kabu paten 6 13/6 kabu pat en 1 05 / 120
5. Nilai/ omzet koperasi per tahun Rp. 2,579 T Rp. 2,579 T 100
4. Reformasi
Birokrasi dan Tata
Kelola
Meningkatkan
Kapasitas
Sumber Daya
Aparatur,
Manajemen
Pemerintahan,
dan Pelayanan
Publik
Meningkatnya
kemampuan
aparatur dalam
memberikan
pelayanan publik
1. Persentase temuan di Provinsi dan
Kab/kota yang telah di Tindak Lanjuti
80% 74.02% 92.53
7/23/2019 lakip_pemprov_2013 kalbar.pdf
http://slidepdf.com/reader/full/lakippemprov2013-kalbarpdf 71/71
Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah (LAKIP)
Pemerintah Provinsi Kalimantan Barat
Tahun 2013
NOPRIORITAS
RPJMN
PRIORITAS
RPJMD
SASARAN
STRATEGISINDIKATOR KINERJA UTAMA TARGET REALISASI %
5. Infrastruktur Meningkatkan
Pembangunan
InfrastrukturDasar
Meningkatnya
pembangunan
wilayahpedalaman,
perbatasan,
pesisir dan
kepulauan,
termasuk
meningkatnya
pembangunan
kawasan
pedesaan dan
perkotaan
1. Panjang jalan yang dibangun 45.33 km 64.01 km 141.21
2. Persentase panjang jalan nasional
dalam kondisi baik
92.80% 92.64% 99,83
3. Ratio jaringan rawa 0.18% 15.59% 866
4. Ratio jaringan irigasi 13.00% 7.21% 55.46
5. Persentase panjang jalan provinsi
dalam kondisi baik
80 % 79.32% 99,15
6. Prosentase Provinsi, Kab.dan Kota
yang RPJMD, Renstra dan Program
Tahunannya sesuai dengan RTWP
dan RTWK /RTW Kota.
70% 80% 114,28
7. Persentase Prov/Kab/Kota y ang
RPJM dan program tahunannya
mengikuti RTRWN dan RTR Kawasan
Strategis Nasional
70% 70% 100
8. Panjang jembatan yang dibangun 303m 229m 75.58
9. Ruas jalan nasional yang dipelihara 1.30km 241.20km 18.553.85
10. Ruas jalan provinsi yang dipelihara 188.57km 1.293.10km 685.74
6. a. Daerah
Tertinggal,
Terdepan, Terluar
dan Pasca Konflikb.Kebudayaan,
kreatifitas dan
inovasi teknologi
Meningkatkan
Pemerataan
Pembangunan,
Keadilan,Keamanan,
Kedamaian, serta
Ketahanan
Budaya
Terciptanya
kehidupan
masyarakat yang
rukun, aman, dandamai
1. Persentase penurunan pelanggaran
ketertiban umum
90% 85% 94,44%
2. Jumlah fakir miskin yang
diberdayakan
2325 kk 2395 kk 103,01
3. Jumlah komunitas adat terpencil
(KAT) yang diberdayakan
20 kk 20 kk 100
4. Jumlah penyandang masalah
kesejahteraan sosial (PMKS) yang
diberdayakan
400 kk 400 kk 100
5. Jumlah kunjungan Wisatawan
mancanegara
32.000 orang 27.030 orang 84.47
6. Jumlah wisatawan Nusantara 1.600.000 orang - orang -
7. Jumlah pengeluaran wisatawan per
tahun
Rp. 32 Trilyun Rp. 317.602 .500.000 0,99
8. Jumlah pentas seni dan budaya
daerah
12 kali 22 kali 183,33
7. Ikl im Inv est asi dan
Iklim usaha
Meningkatkan
Kemampuan
Pembiayaan
Pembangunan
Meningkatnya
kemampuan
pembiayaan
pembangunan
dengan
mendorong
masuknya
investor dalam
dan luar negeri
1. PDRB
a. Harga Berlaku Rp. 73,61 T - -
b. Harga Konstan 2000 Rp. 32,69 T - -
c. Per Kapita Rp. 18,50 Jt Rp. 18,30 Jt 98,92
2. Jumlah PAD Rp.
1.376.087.889.228
Rp. 1 .340.784.568.677 97.43
3. Pertumbuhan ekonomi 7,28 % 6,08 % 83,52
4. Jumlah PMDN yang berinvestasi 141 Proyek 144 Proyek 102,13
5. Jumlah PMA yang berinvestasi 88 Proyek 91 Proyek 103,41
8. Kesehatan Meningkatkan
Derajat
Kesehatan
Masyarakat
Meningkatnya
kemandirian
masyarakat
dalam
mewujudkan
Kalbar sehat
1. Angka harapan hidup 73,6 tahun 66,92 tahun 90,92
2. Prosentase Angka kesembuhan
penderita TB Paru BTA+
90 % 91.8% 102
3. Angka penemuan kasus malaria per
1.000 penduduk
5 per mil 3.10 per mil 62
4. Angka “Acute Flaccid Paralysis” (AFP)
pada anak usia <15th per 100.000
anak
29 kasus 39 kasus 134.48
5. Angka kesakitan demam berdarah
dengue (DBD) per 100.000
penduduk
<10 per 100.000
pnddk
1,20 per 100.000
pnddk
12
6. Persentase posyandu aktif 47 % 32% 68.09
7. Persentase rumah sakit yg
menyelenggarakan 4 pelayanan
kesehatan spesialis dasar
45 % 55% 122,22