22-23 SEPTEMBER 2018 - raedcartoon.com fileLukas Luwarso Borobudur Cartoonists Forum 2 1. 2 Boroudur...
Transcript of 22-23 SEPTEMBER 2018 - raedcartoon.com fileLukas Luwarso Borobudur Cartoonists Forum 2 1. 2 Boroudur...
PENGANTAR
Borobudur adalah salah satu puncak pencapaian kebudayaan Indonesia, patut digemakan menjadi nama dan tempat bagi penyelenggaraan kegiatan seni kreatif. Setelah sukses menggelar Borobudur
Cartoonists Forum 1, pada Agustus 2017, komunitas kartunis dan pegiat media kembali menyelenggarakan Borobudur Cartoonist Forum 2 (BCF2), 22-23 September 2018.
Ajang temu kartunis dan para pegiat media kali ini bertema Abad Visual, untuk merefleksikan perkembangan teknologi digital yang serba-visual. Bagaimana teknologi mutakhir ini digunakan dan berguna bagi masyarakat. Sedikitnya 200 kartunis dan peminat seni visual dari berbagai kawasan di Indonesia berkumpul untuk berdiskusi dan beraksi dalam forum selama dua hari ini.
BCF2 menggelar beragam kegiatan, mencakup: seminar, diskusi, lokakarya, pameran, dan lomba. Pameran kartun internasional, bertema “Abad Visual,” menghadirkan karya kartunis dari berbagai penjuru dunia. Seminar, diskusi, dan lokakarya menghadirkan pembicara dan narasumber yang kompeten di bidangnya. Selain sebagai forum pertemuan komunitas kartunis dan pegiat media, BCF2 juga diikuti perwakilan pemerintah, sektor swasta, budayawan, pelajar, mahasiswa, jurnalis, dan akademisi.
BCF2 merupakan kegiatan seni dan atraksi untuk menambah daya tarik kawasan Borobudur sebagai destinasi wisata. Untuk membangun interaksi antara komunitas kartunis, pegiat media, dengan wisatawan dan masyarakat di kawasan Borobudur. Menggugah minat pemerintah, sektor swasta, dan masyarakat untuk mengapresiasi kartun sebagai seni yang mencerdaskan, selain sebagai sarana kampanye program atau sosialisasi.
Dalam inspirasi keindahan dan kemegahan Borobudur, kami sampaikan terima kasih kepada berbagai pihak yang mendukung terlaksananya BCF2. Kepada Gubernur Jawa Tengah, Bapak Ganjar Pranowo, yang bersedia membuka acara ini; kepada Kementerian Pariwisata, kepada pembicara utama Bapak Erros Djarot, para narasumber, dan juga pada kartunis dan pegiat media yang berkarya dan menjadi peserta. BCF2 dapat terselenggara berkat kelibataj berbagai perkumpulan kartunis, bantuan sponsor dari PT Pelabuhan Indonesia (Pelindo) III, Bank BRI, Djarum Foundation, Sinar Mas Land, Camera House, dan galeri Bumayasasta.
Lukas Luwarso
1Borobudur Cartoonists Forum 2
Susunan Acara Borobudur Cartoonists Forum 2:
Sabtu, 22 September 2018:
08.00 - 09.00. Registrasi Peserta
09.00 - 10.00. Pembukaan: - Sambutan Panitia - Sambutan Gubernur Jawa Tengah, Ganjar Pranowo - Pembukaan secara resmi ditandai dengan
Gubernur membuat coretan kartun di kanvas. - Gubernur, tamu undangan, dan peserta melihat
Pameran Kartun Internasional BCF2 Abad Visual - Rehat Kopi
10.00 - 13.00. Seminar “Kartun dan Strategi Kebudayaan” - Keynote speaker : Erros Djarot - Penanggap : Heri Dono - Moderator : Lukas Luwarso
13.00 - 14.00. Makan siang
14.00 - 17.00. Diskusi “Kartun dan Industri Animasi: Pembicara : Agung Wijanarko (Amikom) dan Susilo Dwi Murwanto (Funymation Studio) Moderator : Nurhidayat
19.00 - 21.00 Makan malam dan hiburan Host: Yehana SR dan Darminto
Minggu, 23 September 2018:
09.00 - 13.00 Lokakarya dan Workshop: - Seni Animasi Kartun (Sri Mulyono) - Kartun sebagai Pameran Seni Rupa (Kuss Indarto) - Kartun dan Industri Penerbitan (Mice) - Pilpres, Kartun, dan Budaya Humor (Prie GS) Fasilitator: Daries Soetomo dan Itok Isdianto
13.00 - 14.00 Makan Siang
14.00 - 17.00 Lomba Kartun on the spot, terbuka bagi semua peserta - Lokasi Lomba: Rumah Kamera, Borobudur - Tema: Pilpres, Borobudur, Menuju Indonesia
Makmur - Tiga karya terbaik mendapat penghargaan. Fasilitator: Darminto dan Yehana SR
17.00 - 17.30. Penyerahan penghargaan lomba dan penutupan BCF2
3Borobudur Cartoonists Forum 2
Borobudur, Strategi Budaya, dan Abad Visual
Kita hidup di Abad Visual, tidak bisa lepas dari teknologi komunikasi yang serba-visual, seperti smart-phone, televisi, tablet, serta alat elektronik lainnya. Informasi yang kita dapat, kegiatan, selera, pilihan, termasuk
mood emosi kita dipengaruhi oleh informasi dan visual yang datang melalui gadget yang selalu menyertai kita.
Bagi sebagian manusia yang gemar ber-media sosial, info-visual bukan cuma diterima, namun juga dikirimkan. Setiap gerak kita rekam kemudian kita bagikan, dari bangun pagi, sarapan, hingga malam. Gambar, meme, foto, atau video kini menjadi medium baru percakapan. Manusia secara alamiah adalah mahluk visual. Kerja otak manusia lebih dari 30% didedikasikan untuk memproses hal-hal visual, sekitar 8% untuk indera sentuhan, dan hanya 3% untuk pendengaran.
Beragam platform dan aplikasi media sosial memanjakan kita dalam memproduksi atau mengkonsumsi pesan atau seni visual. Situs seperti Instagram, Pinterest atau SnapChat semakin menempatkan gambar, foto, atau video sebagai bahasa universal. Manusia tidak peduli di manapun keberadaannya, apapun kebangsaan dan bahasanya dengan mudah bisa menikmati keindahan visual atau kedalaman pesan.
Ada hampir 4 milyar smart-phone berkamera di bumi yang berpopulasi 7 milyar. Membuat, mengambil, dan berbagi visual kini menjadi semacam ritual rutin, khususnya di kalangan generasi milenial. Begitu mudah, murah, dan meriah dengan teknologi digital. Gambar dan visual kini menjadi bagian penting dari hidup keseharian. Informasi dan komunikasi menjadi hambar jika hanya dengan lisan atau teks, tanpa visual. Visual kini makin menjadi esensial, bukan cuma optional.
Tentu saja, karena visual adalah bahasa universal. Orang dari bangsa yang berbeda boleh tidak paham bahasa lisan, tulisan, atau teks cetak, namun visual sebagai bahasa gambar pasti jauh lebih mudah dipahami. Dalam konteks ini adagium lama “A picture Is worth a thousand words,” satu gambar bermakna seribu kata-kata, menunjukkan relevansi kebenarannya.
Gambar dan visual seringkali lebih mampu mengekspresikan informasi atau mengkomunikasikan pemikiran yang kerap sulit disampaikan dalam ujaran verbal atau melalui tulisan. Lukisan Picasso Guernica, film Steven Spielberg Schindler’s List, selembar foto, ilustrasi atau coretan kartun anti-perang, jauh lebih bertenaga dalam memaknai kepedihan perang, misalnya, ketimbang beratus-ratus lembar laporan atau paparan melalui tulisan.
SEMINAR
4 Borobudur Cartoonists Forum 2
Visual jauh lebih optimal sebagai sarana untuk mengurai ide, menyampaikan gagasan, dan mengkomunikasikan pemikiran. Visual lebih mengajak orang untuk berpikir, membuka interpretasi, dan memantik tafsir. Tidak ada pesan tunggal dalam bahasa gambar, juga tidak ada hegemoni makna dalam pesan visual.
Itu sebabnya, sebagaimana karakter seni rupa dan seni visual lainnya, seni kartun menjadi istimewa dalam hal mampu menyampaikan pesan yang memperkaya makna, tafsir, dan interpretasi. Intinya, mengajak manusia berpikir lebih kontemplatif. Pesan melalui gambar kartun menuntut penerima pesan untuk tidak bersikap verbal, apalagi banal.
Di satu sisi, sebagai seni visual, kartun mampu menyajikan fakta sosial-ekonomi-politik-dan budaya yang sepertinya rumit menjadi lebih simpel. Kartun mampu menyorot tragedi menjadi komedi, memotret kondisi muram dengan jenaka. Di balik kejenakaannya, kartun juga mengajak kita untuk berpikir dan merenung. Memacu manusia agar berpikir reflektif, kontemplatif, dan juga kreatiif dalam melihat dan mengatasi persoalan.
Di sisi lain, pesan visual kartun bisa sebagai antitesis, bagi sejumlah sisi negatif era digital, seperti gaya hidup serba-instan, minat baca rendah, diskonektivitas sosial, dan lainnya. Dengan kejenakaan dan keindahan, kartun menginspirasi dan mengajak masyarakat untuk komit terhadap nilai-nilai sosial, politik, dan budaya.
Dalam konteks itu, kartun berperan penting dalam paradigma perumusan strategi kebudayaan untuk membangun manusia yang lebih beradab dan berbudaya. Strategi kebudayaan adalah cara manusia mengekspresikan diri dan upaya manusia merangkai relasi dengan dunia yang cepat berubah.
Strategi kebudayaan bukan sekadar menyusun kebijakan atau membuat perencanaan, namun upaya untuk menang dalam persaingan global. Indonesia memiliki kekayaan budaya yang beragam, juga warisan kejayaan peradaban, salah satunya adalah Candi Borobudur. Bagaimana memenangkan kawasan Borobudur menjadi destinasi wisata dan pusat pembelajaran kelas dunia, mempromosikannya melalui seni kartun, misalnya, adalah salah satu isu strategis yang menarik untuk didiskusikan.
Borobudur memiliki 1.460 panil relief yang mengisahkan cerita. Relief yang terpahat di candi Borobudur, bukan kebetulan, jika bernuansa kartunal. Panil-panil relief itu mengingatkan kita pada kotak-kotak cerita bergambar atau komik tiga dimensi, dan profil manusia dan hewan yang terpahat juga mengingatkan pada coretan karakter kartun.
Lebih dari itu, kisah yang diceritakan dalam pahatan relief Borobudur memiliki makna yang sangat dalam dalam menyangkut evolusi spiritualitas manusia. Borobudur adalah salah satu simbol keluhuran kebudayaan Indonesia yang sudah selayaknya selalu menjadi inspirasi untuk manusia Indonesia yang lebih kreatif, inovatif, dan berbudaya.
Erros Djarot, Budayawan
5Borobudur Cartoonists Forum 2
Gawe untuk bikin pameran kartun ini bahkan di awal keberangkatan Borobudur Cartoonists Forum 2 (BCF2) belum teragendakan panitia. Entah karena takdir, atau desakan keadaan, akhirnya jadi juga.
Jumlah peserta pameran sedikitnya 22-23 Negara peserta dengan jumlah kartunis sedikitnya 90 orang dan jumlah kartun yang masuk 250 lebih.
Menikmati kartun, khususnya gag cartoon, juga memerlukan wawasan penikmatnya yang memadai agar nyambung dengan gagasan kartunis yang tertuang dalam karya. Kartun, meski hanya satu kotak (ada yang beberapa kotak), dapat berkomunikasi secara tuntas dan paripurna. Dapat bercerita layaknya sebuah fragmen. Bisa membuat penikmatnya tertawa, tersenyum, terpengarah, jengkel atau bahkan merenung bak seorang filsuf.
Kartun bagus, pasti ada isinya. Isi itu yang membuat penonton tersenyum, ketawa, kesal atau bahkan berpikir. Dari mana isi itu datang? Isi itu diperoleh kartunis dari sejumlah pencarian. Segunung perenungan. Dari membaca: buku, koran, majalah, medsos, kitab penting, kitab omong kosong, bahkan hingga kitab apa saja. Dari
membaca dan melihat keadaan sekitar, lingkungan rumah, lingkungan kerja, pusat belanja, bahkan semua yang ada di jagad raya ini dapat mempengaruhi atau menginspirasi lahirnya gagasan seorang kartunis.
Penonton yang pinter, dari sekilas melihat tampilan sebuah kartun, langsung tahu berapa persen keahlian menggambar kartunisnya, berapa persen kedalaman ilmunya, dan berapa persen kompetensi ngedannya. Orang suka salah menilai, yang dianggap lucu itu sehari-harinya pasti sering tampil slengekan dan bikin gerrr bagi lingkungan, atau teman-temannya. Untuk profesi lain: makelar, penghubung, mungkin benar. Tapi untuk kartunis, apalagi pelawak, lucu tidak begitu maknanya. Kartunis lucu adalah kartunis yang memiliki kompetensi berpikir secara beda. Dengan begitu ia selalu bisa melahirkan ide-ide baru dan menarik perhatian.
Membuat kartun bagus tidak sembarang orang bisa. Begitu juga menikmati kartun bagus, tidak sembarang orang bisa. Semua terkait dengan nalar dan kecerdasan. Terkait dengan kekayaan wawasan dan pengetahuan. Jadi kalau seni lukis bermainnya di wilayah estetika, maka seni kartun lebih banyak di wilayah logika.
Anomalistik, Estetik, Nakal dan EleganPAMERAN KARTUN INTERNASIONAL BCF2
6 Borobudur Cartoonists Forum 2
Peserta Lintas NegaraGawe ini sebenarnya hanya sekelas eksibisi, bukan kontes atau lomba. Namun di luar dugaan, minat peserta, baik dari dalam maupun dari luar negeri sangat besar. Banyak kartun kelas lomba dengan gagasan unik dan menarik diikutsertakan kartunisnya dalam ajang eksibisi kali ini. Seperti disebut di atas, setidaknya ada 22-23 negara yang ikut ambil bagian dalam event lintas negara kali ini.
Seperti dijanjikan dalam pengumuman, Tim Rahasia akan memilih tiga kartun terbaik (versi tim tersebut) untuk diberi alakadar penghargaan. Semua sudah terlaksana dan dapat dilihat dalam daftar peserta eksibisi di halaman terkait.
Dari Mana Datangnya Lucu?Lucu itu banyak muncul dari peristiwa-peristiwa anomalistik. Peristiwa-peristiwa yang terjadi di atas kertas adalah hasil kreasi para kartunis sebagai ekspresi gagasannya. Sekadar contoh adegan: sebuah perahu dengan sembilan penumpang, delapan penumpang pegang toa dan memberi perintah, hanya satu orang yang menggerakkan dayung. Itu kritik sosial yang dikaitkan dengan mentalitas suatu bangsa.
Dalam kartun lelucon (gag cartoon), ternyata peluang untuk menentukan tema, topik atau pilihan-pilihan persoalan begitu luas terbentang. Peminat gaya surealisme (Igor Smirnov, Rusia), akan menekuni gaya tersebut hingga ke anatomi bahkan pori-pori persoalan
setuntas-tuntasnya. Peminat gaya satire (Makhmudjon Eshonkulov, Uzbekistan), misalnya, juga terlihat konsisten pada pilihannya tersebut. Ia mungkin akan tampak “sinis” sepanjang masa; tetapi tanpa konsistensi dan pendalaman, mana mungkin orang akan mengenal predikat khas yang melekat padanya?
Cara bidik yang estetik juga diperlihatkan dengan cantik oleh Silvano Mello, Brazil dan Hou Xiaoqiang, China lewat aksen mereka masing-masing. Terutama dalam merespon pancingan persoalan sekitar wacana Abad Visual. Mello memperlihatkan adegan orang purba yang hidup di goa-goa bersama anaknya tampak sedang melukis binatang: rusa, kuda, gajah sementara si anak justru sedang asyik melukis sinyal-sinyal dan simbol zaman now. Sangat menggelitik. Begitu juga Hou Xiaoqiang, menampilkan adegan orang terbaring di dalam peti mati dengan tutup peti layaknya gawai raksasa dalam keadaan aktif. Edan memang!
Di lain persoalan, karena semua data sudah dapat didigitalkan, praktis dan mudah, maka perpustakaan jadul sudah tidak diperlukan lagi. Buku-buku bisa dibakar untuk penghangat ruangan. Boedy Hp, Indonesia, menyentakkan kita semua dengan gagasannya yang tak terduga itu.
Selamat menikmati pamerannya. Semoga anda semua menderita kebahagiaan.
Darminto M Sudarmo, Kurator Pameran.
7Borobudur Cartoonists Forum 2
Aan Adi Jaya, INDONESIA Afrizal, INDONESIA Agoes Jumianto, INDONESIA
27Borobudur Cartoonists Forum 2
Joen YUNUS, INDONESIA Khoiril Mawahib, INDONESIAImam Yunni, INDONESIA
34 Borobudur Cartoonists Forum 2
M Hadi Santoso, INDONESIA Made Arya Dedok, INDONESIADen Dede, INDONESIA
35Borobudur Cartoonists Forum 2
Valery Momot, UKRAINA Makhmud Eshonqulov, UZBEKISTAN
Karena keterbatasan halaman, tidak semua karya peserta dapat ditampilkan di katalog ini. Untuk karya selengkapnya silahkan kunjungi: amarusaparama.com
58 Borobudur Cartoonists Forum 2
Peserta Pameran Internasional BCF2*ALGERIA Kamel Berrani AZERBAIJAN Seyran Caferli Soltan Soltanli BAHRAIN Ali Khalil BRASIL Cival Einstein Silvano Mello, Minas Gerais CHINA Ba Bilig Bingling Black ChengXuan Li Cai Weidong Guo Jizong Hou Xiaoqiang Jiaruijun Jin Xiao Xing Lan Bo Li Bu Yi Li Hai Feng Li Xiaoyan Li Zhong Liu xihua Liu Zi Bo Lv Guo-hong QiJingYan Sen Hong Li Tao Li Wang Qi Wang Yinxiang
Yan Nian Li Yang Duoyi (Silence) Yang Lijie Yang Xia Yang Xiaobo Zang Pengfei FILIPINA Bern Fabro INDIA Tvg Menon INDONESIA A.Munir Aan Adi Jaya Abdul Aziz Afrizal Agoes Jumianto Agus Eko Santosa Agus Sularno Boedy HP Budi Santosa BudEks Danny Yustiniadi Darsono Fitriyadi GM Sudarta Gunawan Rahardjo Hang Ws Hernanto Santosa I Wayan Nuriarta Indahsari Ireng Wawan Irfan Arifin Jadud Soemarno Joen YUNUSJitet Kustana Khoiril Mawahib M Hadi Santoso M Nazarudin Made Arya Dedok Partono
Poejiyanto Pramono R Pramoedjo Priyanto Sunarto Sardi Af Soeprie Ketjil Suhendratno Sukma Ramadhan Suyono Kokkang Totok Haryanto Totok Setiabudi Tyud Tahyuddin Wahyu Siswanto Zaenal Cartoonist IRAK Qasim Qapalan KUBA Roberto Castillo Rodríguez (Voland) MACEDONIA Keti Radevska MALAYSIA Gayour Marli Rossem MAROKO Hicham boudra (hibo) MESIR (EGYPT) Dina Abdelgawad Shosha Omar Saddek Mostafa Wesam Khalil MONTENEGRO Vjekoslov Bojat
PERANCIS Belom Jean-Loc Bernard Bouton
ROMANIA Victor-Eugen MIHAI (VEM) RUSIA Alexei Kivokurtcev Igor Smirnov Irina Galchina Marina Bondarenko Misha Chernyshev Natasha Gornovaya Nikolai Chernyshev Semerenko Vladimir Sergey V. Sokolov Vladimir Khakhanov Vladimir Vasiliev Zhenya Chernyshev SERBIA Mileta Miloradovic SYRIA NawarKhalil Raed Khalil TURKI Askin Ayrancioglu Mehmet Saim Bilge Oguz Gurel UKRAINA Alexander Dubovsky Kazanevsky Vladimir Konstantin Kazanchev Slava Kazanevskyi Valery Momot Viktor Holub UZBEKISTAN Makhmud Eshonqulov
59Borobudur Cartoonists Forum 2
Peserta BCF2*
A. Arief Sulistiyono, Semarang
A.Munir, Jelekong, Bandung
Abdul Arief, Semarang
Abdul Aziz, Kaliwungu
Abdullah Ibnu Thalhah, Semarang
Abram Ilmawan, Yogyakarta
Afdlol Hidayat, Semarang
Agoes Jumianto, Yogyakarta
Agung Wirawan, Magelang
Agus Eko Santosa, Semarang
Aksan Rithmahadi, Yogyakarta
Alex Pra, Yogyakarta
Ali Hanafi, Kaliwungu
Ali Mahmudin, Jakarta
Amat Juhri, Semarang
Anto Pelukis, Semarang
Asbahar, Semarang
Ashady, Yogyakarta
Awang Arifin, Semarang
Basori, Semarang
Boedy HP, Semarang
Borisku Denizar, Tangerang
Bowo, Semarang
Budi Santosa, Yogyakarta
Budiono, Surabaya
Cik Dewasih, Tangerang
Cipto P, Semarang
Danarso, Semarang
Danny Kratun, Semarang
Daries Sutomo, Jakarta
Darlin, Semarang
Darma Lungit, Semarang
Darminto M Sudarmo, Semarang
Darsono, Semarang
Dendede, Makasar
Dermila Akhirani Bastian
Dhany Valiandra, Yogyakarta
Dhar Cedhar, Jakarta
Dhimas Johan, Solo
Dito Sugito,Jakarta
Djoko Susilo, Kaliwungu
Dwi Koendoro, Tangerang
Dwijo Wijono, Solo
Dynz Zainudin Romero, Jakarta
Erie, Kudus
Faisal Ua, Makassar
Feri Widiyanto, Solo
Ferry Way, Sidoarjo
Fitriyadi, Kaliwungu
Gesi Goran, Jakarta
Gun R, Yogyakarta
Hang WS, Yogyakarta
Hari Hardono, Tangerang
Harry Tjahjono, Jakarta
Hartono, Semarang
Hendratno, Kaliwungu
Heri Dono, Yogyakarta
Hernanto, Yogyakarta
Hertanto Soebijoto, Jakarta
Heru Garsita, Semarang
Hisyam, Semarang
I Made Arya Dedok, Magelang
I wayan Nuriarta, Bali
Ian Goen, Semarang
Ign Item De, Semarang
Ima Dwi Astuti, Semarang
Imam Yunni, Jakarta
Indahsari, Probolinggo, Jatim
Indra Kusumah, Banten
Irfan, Makassar
Is Ariyanto, Solo
Itok Isdianto, Jakarta
60 Borobudur Cartoonists Forum 2
Jajak Pakarso, Solo
Jango Pramartha, Bali
Jitet Koestana, Semarang
Jkprio, Ambarawa
Joen Yunus, Malang/Yogyakarta
Joko Poster, Semarang
Joko Wied semarang
Jos KR, Yogyakarta
Kuss Indarto, Yogyakarta
Leak Kustiya, Surabaya
Lucky, Salatiga
Lukas Luwarso, Jakarta
M Nasir Kokkang, Tangerang
M Syaifuddin (Ifoed) , Tangerang
M. Hadi S, Jakarta
M.Najib, Tangerang
Mc. Dory, Semarang
Mice, Jakarta
Non-O S Purwono, Jakarta
Nunk Bola, Jakarta
Nur Hidayat, Jakarta
Partono, Semarang
Poejiyanto, Magelang
Pramono R Pramoedjo, Salatiga
Qomar, Jakarta
Quitanova Rizqino, Jakarta
Ramli Badrudin, Jakarta
Roikan, Surabaya.
Rudi Hartanto, Semarang
Sally Mice
Sardi Af, Semarang
Setyanta Kartuningrat, Batang-
Pekalongan
Silviana Endang TM, Semarang
Sri Astuti, Semarang
Sri Mulyono Moel, Semarang
Sudarmawan (Ireng), Ambarawa
Sugriwan, Jakarta
Sukriyadi, Semarang
Sunaryo, Cepu
Supradaka, Jakarta
Supriatin, Bojonegoro
Suratno, Semarang
Takari Tack Vinci, Semarang
To Bogel, Semarang
Tohar Tokasapu, Semarang
Toni Malakian, Jakarta
Toni Masdiono, Bandung
Tosso, Kaliwungu
Totok Haryanto, Kaliwungu
Totok Setiabudi, Salatiga
Tri Agus Susanto Siswowiharjo,
Yogyakarta
Wahyu, Surabaya
Wawan Bastian, Jakarta
Wibowo Sanjaya, Semarang
Wied. N Denpasar, Bali
Yehana SR, Borobudur
Yere Agusto, Surabaya/Bali
Yono, Kaliwungu
Yuli Isnanto, Yogyakarta
Zaenal, Kaliwungu
* Peserta yang tercatat mendaftarkan diri sampai 10 September 2018.
61Borobudur Cartoonists Forum 2
Perkumpulan Amarusa Parama (Ampara) dibentuk pada 8 Oktober 2017 oleh sejumlah kartunis dan pegiat media sebagai rekomendasi dari acara
Borobudur Cartoonists Forum (BCF), 26-27 Agustus 2017. Ampara menjadi lembaga resmi, penyelenggara acara BCF yang akan diadakan setiap tahun di kawasan wisata Borobudur.
Selain itu, Ampara juga menjadi impresario untuk mewujudkan berbagai inisiatif yang inovatif untuk mendinamisasi seni kartun di Indonesia dalam menghadapi era baru media digital. Pesatnya perkembangan teknologi komunikasi melahirkan media multi-platform, memunculkan tantangan baru bagi seni kartun, yang sebelumnya cenderung menggunakan media cetak sebagai medium ekspresi.
Ampara memiliki visi untuk mengembangkan kartun Indonesia sebagai karya seni yang semakin populer, berkualitas, dan berkelanjutan (sustainable). Upaya ini dilakukan dengan membangun interaksi para pemangku kepentingan (stakeholders): yaitu pemerintah, sektor swasta, dan masyarakat untuk mendukung peningkatan kualitas seni kartun dan kompetensi kartunis. Diharapkan seni kartun dapat berkontribusi secara konkret bagi ndonesia yang lebih kreatif, komunikatif, dan sejahtera.
Kartun adalah salah satu, kalau bukan satu-satunya, cabang seni yang mampu menggabungkan kepekaan, kepahaman, keindahan, kompleksitas kehidupan dengan kesederhanaan dan kejenakaan. Seni kartun begitu dekat dengan masyarakat, karena selain mengekspresikan dinamika kemanusiaan, juga mudah diakses.
Ampara bermaksud menggalang kerja sama dan membangun jaringan dengan berbagai pihak untuk menyelenggarakan kegiatan forum-forum pertemuan, pameran, pemberian penghargaan, lokakarya, pelatihan, penerbitan buku, mendirikan galeri yang terkait dengan seni kartun.
Salah satu misi Ampara adalah menjadikan seni kartun Indonesia go-internasional dan menjadi seni kreatif yang dapat dibanggakan.
Pendiri Amarusa Parama adalah figur-figur yang memiliki rekam jejak panjang sebagai kartunis, wartawan, kurator seni, dan pengajar dari berbagai kawasan di Indonesia. Mereka adalah: Pramono R. Pramoedjo, Yehana SR, Darminto M. Sudarmo, Totok Roesmanto, Sudi Purwono (Non-O), Itok Isdianto, Tri Agus Siswowihardjo, Jango Pramartha, Nur Hidayat, Kuss Indarto, Jan Praba, Toni Masdiono, Dhany Valiandra, dan Lukas Luwarso.
Sekilas Tentang Amarusa Parama
62 Borobudur Cartoonists Forum 2
Tim Kerja BCF2Lukas Luwarso, praktisi media dan komunikasi lebih dari 25 tahun. Pernah berkarier
sebagai wartawan di harian Bisnis Indonesia dan majalah Forum Keadilan. Sejumlah posisi
kunci di organisasi media pernah dipegang, antara lain: Ketua Umum Aliansi Jurnalis
Independen (AJI); Direktur Eksekutif Dewan Pers, Direktur Eksekutif Southeast Asian Press
Alliance (SEAPA), dan Senior Communication Specialis di Kedutaan Amerika, Jakarta.
Menulis sejumlah buku, menjadi konsultan media dan komunikasi di sejumlah lembaga
(Pertamina, CIDA, UNESCO, dll). Ikut mendirikan Komisi Untuk Orang Hilang dan Korban
Tindak Kekerasan (KontraS); pendiri dan pengurus Yayasan Tifa (lembaga donor), dan
pengurus Lembaga Pers Dr. Soetomo (LPDS). Saat ini aktif di Pokja Dewan Pers, mengajar
di LPDS, mengelola media online SH.net, dan kolumnis tetap di watyutink.com. Penerima
beasiswa Fulbright, program Humphrey Fellowship, untuk studi jurnalisme di University of
Maryland, Amerika Serikat, pada 2005-2006.
YH Setyo Raharjo, alias Yehana Sr, adalah pendiri Semarang Cartoons Club (SECAC);
pengisi rubrik karikatur dan kartun editorial di harian Bahari, Kartika, dan Wawasan,
Semarang. Ia dikenal sebagai organisator penggagas dan penyelenggara berbagai acara dan
pameran kartun nasional, antara lain: “Temu Kartunis Nasional” pertama di Semarang (1985);
lomba kartun internasional pertama di Asia Tenggara “Candalaga Mancanegara International
Cartoon Festival” (1987-1988); pada periode 1983-2017 puluhan lomba kartun berbagai
tema ia selenggarakan, dari lomba kartun “Sumpah Pemuda” se-Jawa Tengah, lomba kartun
“Jamu Tradisional” di Jakarta, hingga Astra International Cartoon Contest 2017 dan “Temu
Kartunis Nasional” dan pameran kartun internasional di Borobudur. Ia juga memproduksi
(dan sutradara) sejumlah program TV, seperti Jaya Suprana Show, Toshiba Top-10 Video
Weekly, film iklan dan sinetron.
63Borobudur Cartoonists Forum 2
Darminto M. Sudarmo, dikenal dengan inisial Odios, adalah pengamat humor (lawak,
kartun, dan humor lainnya), pendiri Kelompok Kartunis Kaliwungu (1981). Ketua
Penyelenggara kontes kartun internasional Candalaga Mancanegara International Cartoon
Festival dan salah satu komisioner dan juri Astra Motor International Cartoon Contest 2017.
Mantan Pemimpin Redaksi Majalah HumOr ini aktif menulis artikel di Kompas, Kontan,
Suara Merdeka, Jawa Pos dan produktif menulis puluhan buku humor/komik antara lain:
Jiddu Krishnamurti Revolusi; Indonesia Dijarah; Lelucon Sehari-hari; Lelucon Antar Bangsa
Volume 1 & 2 (1999); Lelucon Intim; Guyon Demokrasi; Guyon SexGar (2003); Anatomi
Lelucon di Indonesia (2004); How to Be A Good Comedian (2006); Kecerdasan Humor
(2013); Republik Badut (2014), Lelucon is Power (2015). Pernah menjadi produser eksekutif
untuk empat seri film dokumenter soal Pondok Pesantren yang ditayangkan di RCTI, dan
sebagai program director untuk paket acara komedi.
Itok Isdianto, lulusan Seni Grafis, Institut Seni Indonesia, Yogyakarta, ini pernah menjadi
kartunis lepas di harian Minggu Pagi, Yogyakarta (1985-1987). Pernah bekerja di bagian
desain grafis Gramedia Pustaka Utama, dan kartunis lepas di majalah Intisari, ilustrator lepas
di majalah Bobo, MC Comic Gramedia (Donald Bebek dan Princess) pada periode 1998-
1994. Sebagai desainer Grafis untuk stationery eksport produk Disney, Barbie di Asia Pulp
and Paper Jakarta. Mengikuti pameran buku di Frankfurt, dan workshop singkat di Disney
Paris. Periode 2001-2012, mengepalai bagian produksi di Pustaka Lebah, mengerjakan
beberapa produk Ensiklopedi CSR untuk Pertamina, Exxon Mobil, Bank Mandiri, Bank BNI,
Bank Indonesia, PT Pupuk Kaltim, PT Petrochina, Unilever, Merchandise Anak Danamon,
ITM, Pupuk Kaltim, Perhutani, BATAN, Buku KPK, BKN, PU, dan Majalah Komunitas Mc
Donalds untuk anak.
64 Borobudur Cartoonists Forum 2
Daries Sutomo, Graphic Designer, Sarjana Ilmu Komunikasi FISIP UniversitasDiponegoro
Semarang. Mengawali kariernya dari majalah kampus dan koran di lingkungan
Universitas Diponegoro. Serta aktif membuat kartu nlepas untuk berbagai media, seperti
SuaraMerdeka, Wawasan, Intisari, Mutiara, dll.Tahun 1988 bekerja di majalah berbahasa
Inggris Hello, sebagai art editor – graphic designer & ilustrator.Tahun 1992 menjadi
Design Coordinator di PT. Matahari Putra Prima, tbk. Pernah mendalami dunia animasi
dan mengerjakan motion graphic dan visual fx pada sejumlah film seri televisi dan iklan
komersial (1997-2001). Tahun 2001 sampai sekarang bergabung denganTarra Group,
sebuah perusaahan di bidang entertainment sebagai Creative Manager – COU Pre
Production. Menjadi pemimpin redaksi majalah Inova (2006-2010). Sempat men-direct
beberapa music video clip dan ad commercials. Pernah mengajar DKV dan Design Grafis di
FISIP Undip jurusan Ilmu Komunikasi (2011-2012).
Nur Hidayat, sarjana jurusan Ilmu Komunikasi FISIP Universitas Diponegoro Semarang dan
Master di Binus Busines School Jakarta ini bekerja sebagai Manajer Pemberitaan/Produksi
di TV Tempo dan Tempo Channel. Sebelumnya menjadi wartawan di harian Wawasan
Semarang, harian Kartika Semarang, majalah HumOr Jakarta, majalah Matra Jakarta, Koran
Tempo Jakarta, dan majalah Tempo. Mendirikan Terminal Kartun Ungaran (Terkatung) pada
1984 dan pernah aktif mengirim kartun di berbagai media seperti Suara Merdeka, Krida,
Intisari, Warnasari, dan Ananda. Pernah menjadi penulis naskah komedi Ngelaba dan Asep
Show (TPI) serta banyak paket komedi lainnya. Selain bekerja di Tempo, kini masih menulis
skenario FTV maupun sitkom, serta mengajar di beberapa perguruan tinggi di Jakarta.
65Borobudur Cartoonists Forum 2
Pramono R.Pramoedjo, berlatar pendidikan Akademi Seni Rupa Indonesia (ASRI)
Yogyakarta, Pramono dikenal sebagai kartunis papan atas Indonesia. Pernah
menjabat sebagai Kepala Bagian Desain Adegan Sejarah dalam Diorama Monumen
Nasional dan Monumen Pancasila Sakti Lobang Buaya, Jakarta; Wakil Pemimpin
Umum sekaligus karikaturis/kartunis harian Sinar Harapan. Sejumlah penghargaan
bidang karikatur dari dalam dan luar negeri pernah diraih. Menjadi pembicara pada
sejumlah seminar, termasuk Workshop Editorial Cartooning the Asia Foundation,
di Kuala Lumpur, Malaysia. Ia juga tercatat sebagai pemegang Rekor MURI 2010
untuk kategori karikaturis. Salah satu pendiri Museum Kartun Indonesia, Bali, dan
Persatuan Kartunis Indonesia (Pakarti), saat ini Pramono tinggal di Salatiga, dan
mengelola KayoE Gallery.
Tri Agus Siswowihardjo, lebih dikenal dengan akronim “Tass”, adalah dosen di
Program Studi Ilmu Komunikasi Sekolah Tinggi Pembangunan Masyarakat Desa
(STPMD) APMD Yogyakarta. Sebelumnya, pernah bekerja di majalah Infobank dan
Editor. Juga pernah bergumul di sejumlah Lembaga Swadaya Masyarakat (LSM)
seperti Pijar Indonesia dan Solidamor (solidaritas Indonesia untuk Timor Leste).
Di forum internasional pernah bekerja di SEAPA Jakarta, perwakilan ALTSEAN on
Burma di Jakarta, dan konsultan media untuk UNDP di Dili Timor Leste. Terlibat
dalam kegiatan Pekan Humor Indonesia (PHI) di Taman Ismail Marzuki dan Taman
Impian Jaya Ancol Jakarta, bekerjasama dengan Lembaga Humor Indonesia (LHI).
Menulis sejumlah buku humor seperti Mati Ketawa Cara Timor Leste(2002), GAM,
Gerr Aceh Merdeka (2003), Humor Pemilu 2004 (2004), Senyum dikulum Tsunami
(2006), Merapi Tak Pernah Ingkar Monarki(2012), Obama Bicara (2011), Ayo Menulis
di Media (2013).
66 Borobudur Cartoonists Forum 2
69Borobudur Cartoonists Forum 2
Borobudur Cartoonists Forum 2
Selamat dan Sukses atas Penyelenggaraan
71Borobudur Cartoonists Forum 2
Jln. Badrawati 8 BorobudurMajaksingi - Magelang
CameraDestinasi Wisata Unik Foto 3D
house
borobudur cartoonist forum 2borobudur cartoonist forum 2atas penyelenggaraan:Selamat & Sukses
Kartun secara esensial adalah seni narasi yang mampu menyajikan fakta sosialekonomipolitik yang rumit secara
simpel, memotret kondisi muram menjadi jenaka.
Kartun mengajak kita berpikir reflektif dan lebih kreatif dalam melihat persoalan. Pesan visual melalui kartun bisa menjadi
solusi bagi sejumlah sisi negatif era digital seperti gaya hidup serba-instan, minat baca rendah, diskonektivitas sosial.
Dengan kejenakaan dan keindahan, kartun menginspirasi masyarakat untuk komit terhadap nilai-nilai sosial, politik,
dan budaya. Strategi kebudayaan bukan sekadar menyusun kebijakan atau membuat perencanaan, melainkan upaya untuk
menang dalam persaingan global.
Amarusa ParamaGaleri Barepan,
Desa Wanurejo Rt01-RW05, Borobudur, Magelang, Jawa Tengah, Indonesia.Telp: +628562897155
Website: http://amarusaparama.com Email: [email protected]
Media sosial: facebook, instagram, linkedin