21Jan12_174644_Yunilda

3
Jurnal Sains Materi Indonesia Indonesian Journal of Materials Science Edisi Khusus Desember 2008, hal : 48 - 50 ISSN : 1411-1098 48 PENDAHULUAN Pembuatan koloid 188 Renium-Sn dilakukan, untuk digunakan sebagai senyawa terapi. Emisi beta yang dipancarkannya serta bentuknya yang berupa koloid, memungkinkan senyawa ini dapat digunakan sebagai radiokoloid sinovektomi. Radiokoloid sinovektomi yang pertama dibuat adalah koloid 198 Au, dan senyawa ini telah diselidiki terus selama beberapa tahun [1]. Kelemahan koloid 198 Au adalah adanya emisi gamma sebesar 411 keV, merupakan radiasi yang tidak diinginkan dan partikel yang berukuran kecil sebagian besar keluar dari jaringan sendi tulang masuk ke saluran jaringan getah bening [2]. Rheumatoid arthritis atau radang sendi merupakan suatu penyakit yang dapat terjadi pada semua kelompok ras dan etnik di dunia. Penyakit Rheumatoid arthritis adalah penyakit otoimun akibat reaksi antigen antibodi, merupakan suatu reaksi otoimun yang mempengaruhi sendi-sendi tubuh seperti sendi pada tangan, kaki, leher, panggul, pergelangan kaki dan organ internal lainnya. Senyawa radioaktif yang digunakan untuk radiosinovektomi harus mempunyai kriteria sebagai berikut: waktu paruh singkat, cukup intensif memancarkan sinar beta, sedikit memancarkan sinar gamma, dan membentuk partikel yang stabil dan hanya menghancurkan membran sinovial. Sejak tahun 1971 radiokoloid yang ditandai dengan Y-90, P-32, Re-186, Dy-165 dan Ho-166 telah digunakan untuk radiosinovektomi. Karakteristik penting dalam menentukan radionuklida yang sesuai untuk radiosinovektomi berhubungan dengan karakteristik fisik serta sifat dan distribusinya pada target organ. Akreditasi LIPI Nomor : 536/D/2007 Tanggal 26 Juni 2007 PEMBUATAN KOLOID 188 RENIUM-Sn SEBAGAI SENYAWA TERAPI RADIOSINOVEKTOMI Yunilda Pusat Radioisotop dan Radiofarmaka (PRR) - BATAN Kawasan Puspiptek, Serpong 15314, Tangerang e-mail : [email protected] ABSTRAK PEMBUATAN KOLOID 188 RENIUM-Sn SEBAGAI SENYAWATERAPI RADIOSINOVEKTOMI. Radiokoloid 188 Renium-Sn merupakan senyawa terapi radiosinovektomi, dimana emisi beta yang dipancarkannya dapat digunakan untuk terapi. Pembuatan koloid ini dilakukan dengan mereaksikan 188 Re-perenate dengan SnCl 2 .2H 2 O. Kondisi pembuatan koloid ini divariasikan berdasarkan jumlah SnCl 2 .2H 2 O, suhu inkubasi yang tinggi dan waktu inkubasinya. Kondisi yang optimum ditunjukkan oleh nilai prosentase efisiensi penandaannya. Nilai prosentase efisiensi penandaan ditetapkan dengan menggunakan metode kromatografi lapisan tipis, yaitu ITLC-SG sebagai fasa diam dan larutan NaCl 0,9 % sebagai fasa gerak. Hasil penelitian menunjukkan bahwa pembuatan koloid 188 Renium-Sn menggunakan 5 mg/mL SnCl 2 .2H 2 O, 1 mCi 188 Re-perenate (~37 MBq), waktu inkubasi selama 60 menit dan suhu inkubasi 100 o C, menghasilkan efisiensi pelabelan > 95 %. Kata kunci : 188 Renium-Sn, Koloid, Radiosinovektomi ABSTRACT PREPARATION OF 188 RHENIUM-Sn COLLOID AS RADIOSINOVECTOMY AGENT. Radiocolloid 188 Rhenium-Sn is a radiosinovectomy agent, where the irradiated beta emission can be used for the therapy. Preparation of colloid was done by reacting 188 Re-perenate and SnCl 2 .2H 2 O. The condition of colloid production was varied base-on SnCl 2 .2H 2 O addition, labeling incubation temperature and incubation time. The optimum condition was indicated by high percentage value of labelling efficiency. The value was determined by using a thin layer chromatography method in which used ITLC-SG as solid phase and NaCl 0,9 % solution as mobile phase. The research result showed that the preparation of colloid 188 Rhenium-Sn use SnCl 2 .2H 2 O, 1 mCi 188 Re-perenate (~37 MBq), 60 minutes incubation time, and 100 0 C incubation temperature, give labeling efficiency > 95 %. Key words : 188 Rhenium-Sn, Colloid, Radiosynovektomy

description

jurnal praktikum kimia dasar 2 acara koloid dan senyawa karbon

Transcript of 21Jan12_174644_Yunilda

  • Jurnal Sains Materi IndonesiaIndonesian Journal of Materials Science

    Edisi Khusus Desember 2008, hal : 48 - 50ISSN : 1411-1098

    48

    PENDAHULUANPembuatan koloid 188Renium-Sn dilakukan, untuk

    digunakan sebagai senyawa terapi. Emisi beta yangdipancarkannya serta bentuknya yang berupa koloid,memungkinkan senyawa ini dapat digunakan sebagairadiokoloid sinovektomi.

    Radiokoloid sinovektomi yang pertamadibuat adalah koloid 198Au, dan senyawa ini telahdiselidiki terus selama beberapa tahun [1]. Kelemahankoloid 198Au adalah adanya emisi gamma sebesar411 keV, merupakan radiasi yang tidak diinginkan danpartikel yang berukuran kecil sebagian besar keluar darijaringan sendi tulang masuk ke saluran jaringan getahbening [2].

    Rheumatoid arthritis atau radang sendimerupakan suatu penyakit yang dapat terjadi padasemua kelompok ras dan etnik di dunia. PenyakitRheumatoid arthritis adalah penyakit otoimun akibat

    reaksi antigen antibodi, merupakan suatu reaksi otoimunyang mempengaruhi sendi-sendi tubuh seperti sendipada tangan, kaki, leher, panggul, pergelangan kaki danorgan internal lainnya.

    Senyawa radioaktif yang digunakan untukradiosinovektomi harus mempunyai kriteria sebagaiberikut: waktu paruh singkat, cukup intensifmemancarkan sinar beta, sedikit memancarkansinar gamma, dan membentuk partikel yang stabildan hanya menghancurkan membran sinovial.Sejak tahun 1971 radiokoloid yang ditandai denganY-90, P-32, Re-186, Dy-165 dan Ho-166 telahdigunakan untuk radiosinovektomi. Karakteristikpenting dalam menentukan radionuklida yang sesuaiuntuk radiosinovektomi berhubungan dengankarakteristik fisik serta sifat dan distribusinya padatarget organ.

    Akreditasi LIPI Nomor : 536/D/2007Tanggal 26 Juni 2007

    PEMBUATAN KOLOID 188RENIUM-Sn SEBAGAISENYAWA TERAPI RADIOSINOVEKTOMI

    YunildaPusat Radioisotop dan Radiofarmaka (PRR) - BATAN

    Kawasan Puspiptek, Serpong 15314, Tangerange-mail : [email protected]

    ABSTRAKPEMBUATAN KOLOID 188RENIUM-Sn SEBAGAI SENYAWATERAPI RADIOSINOVEKTOMI.

    Radiokoloid 188Renium-Sn merupakan senyawa terapi radiosinovektomi, dimana emisi beta yang dipancarkannyadapat digunakan untuk terapi. Pembuatan koloid ini dilakukan dengan mereaksikan 188Re-perenate denganSnCl2.2H2O. Kondisi pembuatan koloid ini divariasikan berdasarkan jumlah SnCl2.2H2O, suhu inkubasi yangtinggi dan waktu inkubasinya. Kondisi yang optimum ditunjukkan oleh nilai prosentase efisiensi penandaannya.Nilai prosentase efisiensi penandaan ditetapkan dengan menggunakan metode kromatografi lapisan tipis, yaituITLC-SG sebagai fasa diam dan larutan NaCl 0,9 % sebagai fasa gerak. Hasil penelitian menunjukkan bahwapembuatan koloid 188Renium-Sn menggunakan 5 mg/mL SnCl2.2H2O, 1 mCi

    188Re-perenate (~37 MBq), waktuinkubasi selama 60 menit dan suhu inkubasi 100 oC, menghasilkan efisiensi pelabelan > 95 %.

    Kata kunci : 188Renium-Sn, Koloid, Radiosinovektomi

    ABSTRACTPREPARATION OF 188RHENIUM-Sn COLLOID AS RADIOSINOVECTOMY AGENT.

    Radiocolloid 188Rhenium-Sn is a radiosinovectomy agent, where the irradiated beta emission can be used for thetherapy. Preparation of colloid was done by reacting 188Re-perenate and SnCl2.2H2O. The condition of colloidproduction was varied base-on SnCl2.2H2O addition, labeling incubation temperature and incubation time. Theoptimum condition was indicated by high percentage value of labelling efficiency. The value was determined byusing a thin layer chromatography method in which used ITLC-SG as solid phase and NaCl 0,9 % solution asmobile phase. The research result showed that the preparation of colloid 188Rhenium-Sn use SnCl2.2H2O,1 mCi 188Re-perenate (~37 MBq), 60 minutes incubation time, and 1000C incubation temperature, give labelingefficiency > 95 %.

    Key words : 188Rhenium-Sn, Colloid, Radiosynovektomy

  • Pembuatan Koloid 188Renium-Sn, Sebagai Senyawa Terapi Radiosinovektomi (Yunilda)

    49

    Pembawa radionuklida untuk terapi harusmemenuhi dua persyaratan yaitu harus efektifmenempatkan radionuklida pada lingkungan selulardan harus mencapai sel target in-vivo dalamjumlah optimal. Selain syarat tersebut di atas,kualitas fisik lainnya yang penting dari radiofarmasiintra-selular adalah harus mempunyai ukuran partikelyang cukup dan tetap stabil untuk tinggal dalam ruangpersendian selama waktu paruh radionuklida. Ukuranpartikel sebaiknya sekitar 100 nm untuk menjamindistribusi dan pembersihan ke dalam saluran getahbening. Disamping itu mungkin juga dibutuhkan partikelyang berukuran lebih besar untuk mencegah terjadinyakebocoran dari ruang sendi antara lain ferric hydroxidemacroagregates (FHMA) dan chitosan.

    Penyuntikan sediaan radiosinovektomidilakukan dengan cara intra artikular atau penyuntikanlangsung ke sendi tulang. Setelah disuntikkan sediaantersebut akan melepaskan radiasi pengion (sinar-)yang akan menghancurkan atau menguraikan zat-zatorganik yang ada dalam cairan sendi, dan hasilpenguraian tersebut dibuang ke ginjal. Injeksi radioisotoptidak mempengaruhi kapsul persendian, dan tidakada larangan untuk gerakan persendian. Setelahinjeksi dilakukan, persendian dibebat selama satu sampaidua hari, sehingga satu hari setelah penyuntikan pasiendapat segera kembali bekerja atau melakukanaktivitasnya [3].

    Penelitin ini bertujuan untuk mencarikondisi optimum pelabelan 188Renium dengan SnCl22H2O,dengan memvariasikan jumlah (mg) SnCl22H2O yangdigunakan, waktu dan suhu inkubasi.

    METODE PERCOBAAN

    Bahan dan PeralatanSnCl2.2H2O (Merck), dilarutkan dengan larutan

    0,1 N HCl yang telah dijenuhkan dengan gas nitrogen .188W/188Re Generator berasal dari PRR BATAN. Selainitu digunakan larutan NaCl 0,9 % dan ITLC-SG, pencacahemisi gamma (Nukleus), bahan dan alat penunjanglainnya.

    Pembuatan Koloid 188Renium-Sn

    SnCl2.2H2O dalam larutan 0,1 N HCl, dibuatdengan berbagai konsentrasi 1-20 mg/mL. Ke dalam0,5 ml larutan ini kemudian ditambahkan 1mCi188Re-perenate (~ 37 MBq). Kemudian campuran inidiinkubasi pada suhu kamar dan suhu 100 oC. Waktuinkubasi divariasikan 30 menit, 60 menit, 90 menit dan120 menit.

    Metode KromatografiEfisiensi penandaan dianalisis dengan metode

    Kromatografi Lapisan Tipis (KLT). Sebagai fasa

    diam digunakan ITLC-SG, dan fasa gerak digunakanNaCl 0,9 %, dan hasil pemisahan masing-masing spesidiukur dengan gamma assay. Efisiensi penandaandihitung dengan cara, besar cacahan di posisi 0 padalapisan tipis ITLC-SG dibagi dengan total besar cacahanpada posisi 0-10 pada lapisan yang sama, dikali 100 %.

    HASIL DAN PEMBAHASANGambar 1 memperlihatkan hubungan antara

    waktu inkubasi reaksi SnCl2 dengan188Re-perenate

    terhadap efisiensi penandaan. Pembentukan partikelantara kedua senyawa ini selain berikatan secara fisika,kedua senyawa lebih dulu bereaksi secara kimia, dimanaSn2+ akan mereduksi 188Re-perenate yang bermuatan +7menjadi bermuatan +2, +3 dan +5, dimana spesi-spesi inikemudian bergabung secara fisika membentuk partikel.

    Efisiensi penandaan meningkat denganmeningkatnya waktu reaksi, dan mencapai optimumsetelah reaksi berlangsung 90 menit, yang memberikanefisiensi penandaan sebesar 98 %.

    Dari Tabel 1 terlihat semakin tinggi suhu inkubasi,semakin tinggi efisiensi pelabelan yang dihasilkan, halini disebabkan gerakan partikel pada suhu yang tinggiakan semakin cepat, sehingga peluang Sn2+ untukberinteraksi dengan 188Re yang telah mengalami reduksi

    Gambar 1. Kurva efisiensi penandaan pada beberapawaktu inkubasi pada suhu kamar dengan jumlahSnCl2 2,5 mg/mL

    90

    91

    92

    93

    94

    95

    96

    97

    98

    99

    100

    30 60 90 120

    Efis

    iens

    iPel

    abel

    an(%

    )

    waktu Inkubasi (menit)

    Tabel 1. Perbandingan efisiensi penandaan padainkubasi suhu kamar dengan suhu 100 oC

    Efisiensi Pelabelan (%)Jumlah SnCl2(mg/ml) Suhu Kamar Suhu 100 oC

    1,0 91.39 93.75

    2,5 95.09 98.00

    5,0 95.98 98.96

    10,0 96.59 99.33

    20,0 96.85 99.62

  • Jurnal Sains Materi IndonesiaIndonesian Journal of Materials Science

    Edisi Khusus Desember 2008, hal : 48 - 50ISSN : 1411-1098

    50

    semakin besar, sehingga pembentukan partikel semakinbanyak yang ditunjukkan oleh semakin tingginyaefisiensi penandaan.

    Dari Gambar 2 terlihat efisiensi penandaanmeningkat dengan meningkatnya jumlah SnCl2 yangdigunakan, dan mencapai optimum pada jumlahSnCl2 20 mg/mL, yang memberi efisiensi penandaansebesar 98 %.

    Dari Tabel 1 dan Gambar 2 terlihat bahwaperbandingan antara suhu kamar dengan suhu 100 oC,dimana efisiensi penandaan pada 100 oC lebih tinggi daripada suhu kamar. Dan semakin meningkatnya jumlah Snmaka efisiensi penandaan semakin besar yangmemberikan efisiensi penandaan sebesar 98 %.

    KESIMPULAN DAN SARAN188Renium-Sn dapat dibuat dengan mereaksikan

    antara 188Re dengan SnCl2.2H2O.Untuk memperolehefisiensi penandaan yang tinggi dari pembuaankoloid 188Renium-Sn, dibutuhkan jumlah SnCl2.2H2O1 mg/mL hingga 20 mg/mL dalam larutan 0,1 N HCl,waktu inkubasi 60 menit dan inkubasi paling baikdilakukan pada suhu 100 oC, sehingga dihasilkanefisiensi penandaan > 95%.

    Penelitian ini merupakan penelitian tahap awaluntuk melakukan penelitian berikutnya. Dari kesimpulanini diperoleh informasi bahwa masih perlu dilakukanpenelitian lanjutan, yaitu terhadap ukuran partikel danstabilitas koloid, sehingga bisa dilakukan penelitianberikunya yaitu pengujian terhadap hewan percobaan.Untuk mendapakan ukuran partikel yang dibutuhkan,dari lieratur diketahui bahwa suhu inkubasimempengaruhi pembentukan ukuran partikel.

    Ukuran partikel yang diperoleh dengan inkubasipada suhu 100 oC lebih besar dari pada yang diperolehdengan inkubasi pada suhu kamar. Demikian jugaterhadap stabilitas koloid, diperkirakan bahwa stabilitaskoloid dipengaruhi oleh suhu inkubasi, dimana partikelyang diperoleh pada inkubasi suhu 100 oC lebih stabildibandingkan dengan partikel yang diperoleh denganinkubasi pada suhu kamar, dengan asumsi bahwa spesi-spesi dari partikel yang diperoleh dengan inkubasi padasuhu 100 oC lebih sukar pecah dibandingkan denganspesi-spesi partikel yang diperoleh dengan inkubasisuhu kamar.

    UCAPAN TERIMAKASIHTerimakasih saya ucapkan kepada Kepala

    Kelompok Sintesa dan Penandaan yang telahmemberikan saran, bimbingan dan fasilitas dalampelaksanaan penelitian ini. Terimakasih juga sayaucapkan kepada kepada Bapak Profesor Swasono R.Tamat, PhD yang telah memberikan bimbingan dalampenulisan makalah ini.

    DAFTAR ACUAN[1]. JAE MINJENG,YONG JIN LEE,YOUNG JU KIM,

    et. al, J Applied Radiation and Isotop, 52 (2000)851-855

    [2]. DOMOKOS MATHE, PRADIP R CHAUDHARI,et. al, Nuclear Medicine Review, 5 (2) (2002)99-104

    [3]. DARLINA dan SRI WAHYUNI, Buletin ALARA, 5(2) (2004)129-134

    Gambar 2. Kurva efisiensi penandaan pada berbagai jumlahSnCl2.2H2O

    Jumlah SnCl mg/mL

    Efis

    iens

    iPen

    anda

    an(%

    )