2.1.1 Mata Uang Kripto 2.1 Kajian Teoritis TINJAUAN...

18
14 2. BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Kajian Teoritis 2.1.1 Mata Uang Kripto Mata uang kripto atau yang dikenal dengan cryptocurrency berasal dari kata crypto (kode rahasia) dan currency (mata uang). Berdasarkan kosakatanya, mata uang kripto disebut sebagai mata uang yang bersifat rahasia. Mata uang kripto merupakan mata uang yang menggunakan teknik kriptografi yaitu diperoleh dengan cara memecahkan soal-soal matematika. Mata uang kripto termasuk ke dalam jenis mata uang digital karena tidak memiliki fisik yang dapat dipegang. Mata uang kripto pertama kali diciptakan pada tahun 1990 oleh David Chaum, University of California, dengan membuat perusahaan bernama DigiCash. DigiCash merupakan perusahan alat pembayaran berbasis kriptografi yang dapat menjamin keamanan data pemiliknya dan menjadi pelopor dari perusahaan-perusahaan berbasis kriptografi yang saat ini semakin bertambah (Conway, 2014). Teknologi yang digunakan dalam mata uang kripto adalah teknologi Blockchain dengan konsep decentralized authority transaction. Nilai mata uang kripto ditentukan oleh jumlah permintaan serta penawaran pasar dan proses penciptaan pada setiap jenis mata uang kripto. Mata uang fiat yang menjadi mata uang resmi suatu negara tetap akan digunakan dalam transaksi jual beli sejumlah mata uang kripto. Dalam penelitian yang dilakukan oleh Krause, terdapat beberapa

Transcript of 2.1.1 Mata Uang Kripto 2.1 Kajian Teoritis TINJAUAN...

Page 1: 2.1.1 Mata Uang Kripto 2.1 Kajian Teoritis TINJAUAN ...media.unpad.ac.id/thesis/120210/2015/120210150081_2_9952.pdfberupa soal-soal matematika dalam kriptologi yang telah dibuat oleh

14

2. BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Kajian Teoritis

2.1.1 Mata Uang Kripto

Mata uang kripto atau yang dikenal dengan cryptocurrency berasal dari kata

crypto (kode rahasia) dan currency (mata uang). Berdasarkan kosakatanya, mata

uang kripto disebut sebagai mata uang yang bersifat rahasia. Mata uang kripto

merupakan mata uang yang menggunakan teknik kriptografi yaitu diperoleh dengan

cara memecahkan soal-soal matematika. Mata uang kripto termasuk ke dalam jenis

mata uang digital karena tidak memiliki fisik yang dapat dipegang. Mata uang kripto

pertama kali diciptakan pada tahun 1990 oleh David Chaum, University of

California, dengan membuat perusahaan bernama DigiCash. DigiCash merupakan

perusahan alat pembayaran berbasis kriptografi yang dapat menjamin keamanan

data pemiliknya dan menjadi pelopor dari perusahaan-perusahaan berbasis

kriptografi yang saat ini semakin bertambah (Conway, 2014).

Teknologi yang digunakan dalam mata uang kripto adalah teknologi

Blockchain dengan konsep decentralized authority transaction. Nilai mata uang

kripto ditentukan oleh jumlah permintaan serta penawaran pasar dan proses

penciptaan pada setiap jenis mata uang kripto. Mata uang fiat yang menjadi mata

uang resmi suatu negara tetap akan digunakan dalam transaksi jual beli sejumlah

mata uang kripto. Dalam penelitian yang dilakukan oleh Krause, terdapat beberapa

Page 2: 2.1.1 Mata Uang Kripto 2.1 Kajian Teoritis TINJAUAN ...media.unpad.ac.id/thesis/120210/2015/120210150081_2_9952.pdfberupa soal-soal matematika dalam kriptologi yang telah dibuat oleh

15

kelebihan serta kekurangan mata uang kripto dalam sistem keuangan. Kelebihan dari

mata uang kripto di antaranya yaitu:

1. sifatnya terdesentralisasi sehingga memberikan kemudahan bertransaksi.

Dalam sistem perbankan saat ini, transaksi yang dilakukan menggunakan

kartu kredit umumnya membutuhkan waktu 3 hari kerja untuk

menyelesaikan transaksi. Sedangkan dalam sistem mata uang kripto yaitu

teknologi Blockchain, hanya membutuhkan waktu maksimal 10 menit,

2. biaya transaksi yang lebih rendah. Dalam sistem mata uang kripto, prosedur

penyelesaian transaksi lebih sedikit daripada sistem perbankan. Oleh karena

itu, biaya yang dibutuhkan akan lebih rendah,

3. sebagai pengganti bagi masyarakat yang tidak memiliki rekening bank. Mata

uang kripto dapat menjadi sarana bagi sebuah negara berkembang untuk

mewujudkan keuangan inklusif dan solusi terhadap permasalahan

masyarakat yang tidak memiliki rekening bank karena alasan tanda pengenal

serta jaminan,

4. beberapa jenis mata uang kripto terbatas, misalnya Bitcoin yang hanya

diciptakan sebanyak 21 juta. Fluktuasi harga mata uang kripto yang

berdasarkan permintaan dan penawaran menjadikan kondisi itu sebagai

kelebihan. Penawaran yang terbatas dan permintaan yang cenderung

meningkat membuat harga mata uang kripto tinggi. Daya tarik ini dapat

menjadi keuntungan bagi pengguna mata uang kripto.

Page 3: 2.1.1 Mata Uang Kripto 2.1 Kajian Teoritis TINJAUAN ...media.unpad.ac.id/thesis/120210/2015/120210150081_2_9952.pdfberupa soal-soal matematika dalam kriptologi yang telah dibuat oleh

16

Sedangkan kekurangan mata uang kripto di antaranya adalah:

1. tidak adanya otoritas pusat yang bertanggung jawab atas keamanan pada

pengguna mata uang kripto. Dompet mata uang kripto sangat rentan

terhadap peretasan. Pencegahan yang dapat dilakukan oleh pengguna adalah

mencadangkan dompet menjadi offline dan menyimpannya ke dalam

perangkat keras lokal,

2. volatilitas mata uang kripto sangat buruk. Perubahan harga dalam mata uang

kripto disebabkan oleh permintaan dan penawaran pada pasar. Perubahan

harga yang dapat terjadi dalam hitungan detik membuat harga mata uang

kripto sulit untuk diprediksi,

3. mata uang kripto mampu menghilangkan peran pemerintah. Pemerintah

menjadi pihak utama yang memiliki kuasa pada seluruh sektor termasuk

sektor moneter dan keuangan. Dengan sistem Blockchain, mata uang kripto

mampu menjangkau seluruh lapisan masyarakat. Hal ini membuat

masyarakat lebih independen dari pemerintah. Saat terjadi krisis ekonomi

yang disebabkan oleh mata uang kripto, pemerintah tidak dapat

menggunakan kebijakan moneter dan fiskalnya lagi karena fungsi mata

uang fiat akan berkurang (Krause, 2016).

Pelaku dalam mata uang kripto terbagi menjadi penambang dan/atau

pengguna. Penambang atau miner merupakan pihak yang akan menjawab teka-teki

berupa soal-soal matematika dalam kriptologi yang telah dibuat oleh pencipta mata

uang kripto. Sedangkan pengguna merupakan pihak yang menggunakan mata uang

Page 4: 2.1.1 Mata Uang Kripto 2.1 Kajian Teoritis TINJAUAN ...media.unpad.ac.id/thesis/120210/2015/120210150081_2_9952.pdfberupa soal-soal matematika dalam kriptologi yang telah dibuat oleh

17

kripto untuk suatu tujuan. Menurut Wijaya, tujuan seseorang dalam menggunakan

mata uang kripto adalah sebagai alat pembayaran dan investasi (Wijaya, 2016).

2.1.1.1 Menambang

Menambang adalah upaya memecahkan sebuah angka dengan perhitungan

matematika yang dilakukan di dalam blok dan sistem Blockchain. Pihak yang

melakukan kegiatan menambang biasa disebut sebagai Penambang. Penambang

yang berhasil akan menambah pasokan mata uang kripto dalam pasar dan

mendapatkan sejumlah mata uang kripto sebagai imbalannya. Semakin banyak

mata uang kripto yang ditambang, akan semakin tinggi pula tingkat kesulitannya.

Dalam zalpc.info, sebuah situs tempat berbagi informasi dan konsultasi mengenai

komputer, teknologi informasi, dan komunikasi, dijelaskan bahwa kegiatan

menambang mata uang kripto dapat dilihat melalui dua hal yaitu berdasarkan lokasi

dan teknis pelaksanaannya (Rizaldy, 2016). Menurut lokasinya, kegiatan

menambang mata uang kripto terbagi dalam beberapa lokasi:

a. Solo Mining

Solo Mining merupakan kegiatan menambang yang dilakukan seorang diri.

Kelebihan dari penambangan solo yaitu seluruh mata uang kripto yang didapat

sepenuhnya akan menjadi milik penambang solo tersebut. Kekurangan dari

penambangan solo yaitu peluang suksesnya kegiatan menambang semakin kecil

seiring tingginya tingkat kesulitan. Penambangan jenis ini sangat efektif dilakukan

untuk jenis mata uang kripto yang baru karena belum banyak penambang yang

bergabung (‘Analysis of the Cryptocurrency Marketplace’, 2009).

Page 5: 2.1.1 Mata Uang Kripto 2.1 Kajian Teoritis TINJAUAN ...media.unpad.ac.id/thesis/120210/2015/120210150081_2_9952.pdfberupa soal-soal matematika dalam kriptologi yang telah dibuat oleh

18

b. Pool Mining

Pool Mining meupakan kegiatan menambang yang dilakukan secara

berkelompok. Semua penambang akan menyatukan kekuatan perangkatnya untuk

menambang mata uang kripto. Kemudian, seluruh mata uang kripto yang didapat

akan dibagikan sesuai dengan besaran kontribusi setiap penambangnya (Rizaldy,

2016). Kegiatan menambang jenis ini lebih efektif digunakan untuk menambang

jenis mata uang kripto yang memiliki tingkat kesulitan dan daya saing yang tinggi.

c. Cloud Mining

Cloud Mining merupakan kegiatan menambang dengan hashing power yang

disewa dari suatu perusahaan dalam jangka waktu tertentu. Dengan Cloud Mining,

biaya yang dibutuhkan penambang akan lebih murah karena tidak perlu membeli

peralatan sendiri dan biaya listrik ditanggung oleh seluruh penyewa hashing power

dari perusahaan tersebut. Namun, tidak semua jenis mata uang kripto dapat

ditambang dengan cara Cloud Mining. Oleh karena itu, harga mata uang kripto yang

ditambang menggunakan jenis penambangan ini akan tinggi.

Sedangkan menurut teknis pelaksanaannya, kegiatan menambang mata

uang kripto tebagi menjadi tiga jenis yaitu:

1. CPU Mining

CPU Mining merupakan kegiatan menambang yang menggunakan daya

dari prosesor sebuah komputer. CPU Mining tidak cocok digunakan untuk jenis

mata uang kripto dengan tingkat kesulitan yang tinggi karena kemampuannya tidak

sebesar teknik menambang yang lain.

Page 6: 2.1.1 Mata Uang Kripto 2.1 Kajian Teoritis TINJAUAN ...media.unpad.ac.id/thesis/120210/2015/120210150081_2_9952.pdfberupa soal-soal matematika dalam kriptologi yang telah dibuat oleh

19

2. GPU Mining

GPU Mining merupakan kegiatan menambang yang menggunakan Graphic

Processing Unit atau lebih dikenal dengan kartu VGA. Kecepatan pada GPU

Mining lebih besar daripada CPU Mining sehingga menjadi jenis penambangan

yang paling banyak digunakan. Hal ini dikarenakan GPU Mining memiliki

kemampuan mengolah grafis yang lebih besar.

3. ASIC Mining

Application Specific Interface Computer (ASIC) Mining merupakan

kegiatan menambang dengan menggunakan perangkat komputer khusus untuk

memecahkan alogaritma tertentu (Rizaldy, 2016). ASIC Mining menjadi teknik

penambangan mata uang kripto tercepat daripada CPU dan GPU Mining. Akan

tetapi berdasarkan penelitian yang dilakukan Heid, saat ini ASIC Mining baru

diciptakan hanya untuk Bitcoin . Tidak ada jenis mata uang kripto lain yang dapat

ditambang menggunakan teknik ASIC Mining. Hal ini dikarenakan baru Bitcoin

saja yang mampu bertahan dengan ASIC Mining (‘Analysis of the Cryptocurrency

Marketplace’, 2009).

Mekanisme harga mata uang kripto yang ditentukan oleh besaran

permintaan dan penawaran menjadikan nilai mata uang kripto semakin tinggi

seiring bertambahnya jumlah pasokan. Di Indonesia juga terdapat penambang mata

uang kripto. Tidak diketahui jumlah pastinya, namun beberapa komunitas bagi

penambang mata uang kripto di Indonesia sudah terbentuk.

Page 7: 2.1.1 Mata Uang Kripto 2.1 Kajian Teoritis TINJAUAN ...media.unpad.ac.id/thesis/120210/2015/120210150081_2_9952.pdfberupa soal-soal matematika dalam kriptologi yang telah dibuat oleh

20

2.1.1.2 Investasi

Menurut Mankiw, investasi terdiri dari barang yang dibeli untuk digunakan

di masa depan (Baxter et al., 2008). Sharpe, Alexander and Bailey (2005)

mengungkapkan definisi lain dari investasi yaitu pengorbanan atas aset yang

dimiliki saat ini untuk mendapatkan jumlah aset yang lebih besar di masa depan.

Sedangkan menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI), investasi yaitu

penanaman modal dalam suatu perusahaan atau proyek untuk tujuan memperoleh

keuntungan (Kamus Besar Bahasa Indonesia, 2018). Secara umum, investasi

merupakan kegiatan membeli atau mengorbankan aset yang dimiliki saat ini untuk

memperoleh keuntungan di masa depan. Investasi menjadi bentuk pengorbanan

serta komitmen karena adanya pengeluaran yang digunakan untuk berinvestasi.

Selain perusahaan, investasi juga dapat dilakukan oleh individual termasuk

pelajar atau mahasiswa. Tujuan utama dari berinvestasi adalah mendapatkan

keuntungan dan kehidupan yang lebih baik di masa depan dari aset-aset yang

dimiliki saat ini. Menurut Setiawan, secara umum investasi dibedakan menjadi dua

jenis yaitu investasi sektor riil dan investasi sektor non riil (sektor keuangan)

(Setiawan, 2015). Investasi pada sektor riil merupakan jenis investasi yang terlihat

secara fisik misalnya pembelian aset produktif, pendirian bangunan, pertambangan,

dan perkebunan. Sedangkan investasi sektor non riil atau keuangan merupakan

jenis investasi yang tidak memiliki fisik serta dilakukan dalam pasar uang atau

pasar modal misalnya saham, reksadana, obligasi, dan mata uang kripto.

Teori Portofolio Modern diciptakan oleh Harry Markowitz melalui

penelitiannya pada tahun 1952 dalam Journal of Finance dengan judul “Portfolio

Page 8: 2.1.1 Mata Uang Kripto 2.1 Kajian Teoritis TINJAUAN ...media.unpad.ac.id/thesis/120210/2015/120210150081_2_9952.pdfberupa soal-soal matematika dalam kriptologi yang telah dibuat oleh

21

Selection” dan menjadi salah satu teori paling penting dalam dunia keuangan dan

investasi. Teori Portofolio Modern adalah pengambilan keputusan investasi dengan

menjadikan ekspektasi imbal hasil dan risiko sebagai kontributor utamanya (Chen,

2019). Keputusan investor dalam berinvestasi akan dipengaruhi oleh dua hal utama

yaitu ekspektasi imbal hasil dan risiko dari setiap portofolio yang ada.

2.1.1.3 Alat Pembayaran

Selain alat investasi, tujuan lain dari penggunaan mata uang kripto adalah

sebagai alat pembayaran. Pembayaran menggunakan mata uang kripto hampir

mirip dengan pembayaran secara digital lainnya. Untuk menyelesaikan suatu

transaksi, pengguna hanya perlu meminta alamat mata uang kripto toko tersebut.

Kemudian pengguna memasukkan jumlah pembayaran dan transaksi akan

diselesaikan dalam hitungan menit. Dalam buku Wijaya, disebutkan bahwa terdapat

beberapa kelebihan dan kekurangan bagi pihak penjual maupun pembeli. Pihak

penjual akan diuntungkan karena pembeli tidak bisa membatalkan transaksinya

secara pihak. Sedangkan bagi pihak pembeli, hal ini menjadi kekurangan karena

dibutuhkan pihak ketiga apabila penjual tidak menyetujui pembatalan transaksi.

Kelebihan lain dari pembayaran menggunakan mata uang kripto adalah

tingkat konfirmasi yang tinggi apabila transaksi berjumlah besar. Konfirmasi

dilakukan sebagai bentuk penegasan atas kebenaran transaksi tersebut. Dalam mata

uang kripto, tingginya konfirmasi ditentukan oleh besaran biaya per bytes yang

diberikan pengguna dalam satu kali transaksi. Konfirmasi ini harus dilakukan kedua

Page 9: 2.1.1 Mata Uang Kripto 2.1 Kajian Teoritis TINJAUAN ...media.unpad.ac.id/thesis/120210/2015/120210150081_2_9952.pdfberupa soal-soal matematika dalam kriptologi yang telah dibuat oleh

22

pihak, dan setidaknya terdapat 6 kali untuk memastikan transaksi tersebut benar

(Wijaya, 2016).

2.1.2 Teknologi Blockchain

Teknologi dibalik setiap transaksi yang terjadi dalam pasar mata uang kripto

adalah teknologi Blockchain. Menurut Nguyen, Blockchain merupakan sistem

pencatatan digital yang mencatat semua transaksi jual beli berdasarkan pada aturan

matematika untuk mencegah terjadinya gangguan ilegal (Nguyen, 2016). Dengan

teknologi Blockchain, setiap transaksi dalam pasar mata uang kripto memiliki sifat

anonymously. Identitas pengguna yang melakukan transaksi tidak akan terlihat,

namun semua orang dapat melihat rincian transaksi jual beli yang dilakukannya.

Dengan kelebihan dan kekurangan yang dimilikinya, teknologi Blockchain

memiliki potensi besar untuk memberikan perubahan besar pada sektor keuangan

di suatu negara. Kelebihan pada teknologi Blockchain yaitu:

1. biaya rendah dan bersifat transparan memberikan potensi yang besar

terhadap Blockchain untuk membawa perubahan pada sektor keuangan,

2. Blockchain memiliki kecepatan yang mampu menyesuaikan dengan kondisi

sektor keuangan yang dinamis. Dengan kecepatan yang dimiliki teknologi

Blockchain, transaksi dapat diselesaikan dalam hitungan menit bahkan

detik,

3. sifatnya yang transparan membuat Blockchain mampu mencegah tindakan

kejahatan yang dapat terjadi pada sektor keuangan seperti pencucian uang.

Sedangkan kekurangan pada teknologi Blockchain yaitu:

Page 10: 2.1.1 Mata Uang Kripto 2.1 Kajian Teoritis TINJAUAN ...media.unpad.ac.id/thesis/120210/2015/120210150081_2_9952.pdfberupa soal-soal matematika dalam kriptologi yang telah dibuat oleh

23

1. kurangnya hukum yang mengatur mata uang kripto membuat penerapan

teknologi Blockchain masih terbatas,

2. tingginya modal awal menjadi halangan bagi pihak yang memiliki sedikit

anggaran karena perangkat keras yang dibutuhkan dalam teknologi

Blockchain mahal (Panicker, Patil and Kulkarni, 2016),

3. tidak ada yang bisa menjamin keamanan dalam teknologi Blockchain.

Blockchain juga rentan terhadap serangan hacker,

4. dibutuhkan energi yang tinggi dalam menerapkan teknologi Blockchain,

5. sifat terdesentralisasinya menyebabkan Blockchain membutuhkan ruang

penyimpanan yang besar (Gatteschi, Lamberti and Demartini, 2017).

Saat ini teknologi Blockchain sedang menjadi perhatian berbagai kalangan

khususnya pemerintah di berbagai negara karena potensi besar yang dimilikinya

dalam sektor keuangan.

2.1.3 Teori Perilaku Terencana (Theory of Planned Behavior)

Teori Perilaku Terencana atau Theory of Planned Behavior diciptakan pada

tahun 1985 oleh Icek Ajzen dalam artikelnya yang berjudul “From Intention To

Action: A Theory of Planned Behavior” (Sriatun and Indarto, 2017). Pada awalnya,

Teori Perilaku Terencana digunakan untuk menilai perilaku konsumen. Namun,

saat ini banyak digunakan dalam berbagai bidang yang berhubungan dengan

perilaku manusia. Menurut Ajzen, Teori Perilaku Terencana tepat untuk

menjelaskan perilaku manusia yang sudah memiliki perencanaan (Ajzen, 1991).

Teori ini adalah pengembangan dari teori Ajzen sebelumnya yang bernama Teori

Page 11: 2.1.1 Mata Uang Kripto 2.1 Kajian Teoritis TINJAUAN ...media.unpad.ac.id/thesis/120210/2015/120210150081_2_9952.pdfberupa soal-soal matematika dalam kriptologi yang telah dibuat oleh

24

Tindakan Beralasan atau Theory of Reasoned Action (TRA). Teori tersebut

menjelaskan bahwa terdapat dua hal yang mendasari perilaku seseorang yaitu sikap

terhadap perilaku dan norma subjektif (Sriatun and Indarto, 2017). Teori Perilaku

Beralasan mendapat beberapa kritik. Kritik utamanya menyebutkan bahwa teori ini

hanya dapat digunakan apabila perilaku yang dilakukan tidak memiliki hambatan

(Sihombing, 2004). Teori Perilaku Terencana merupakan bentuk perbaikan atas

kritik-kritik terhadap Teori Perilaku Beralasan. Dalam Teori Perilaku Terencana,

Ajzen menambahkan satu hal baru yang mendasari perilaku seseorang yaitu kontrol

perilaku yang dirasakan (Ajzen, 1991). Seseorang yang mendapat respon dan

dukungan positif dari orang-orang di sekitarnya serta ekspektasi kemudahan

terhadap investasi mata uang kripto membuat niat orang tersebut dalam berinvestasi

menggunakan mata uang kripto semakin besar.

Dalam Teori Perilaku Terencana, kepercayaan menjadi dasar utama yang

mempengaruhi seseorang dalam bertindak. Kepercayaan ini dilihat dari tiga

dimensi penting yaitu sikap terhadap perilaku, norma subjektif, dan kontrol perilaku

yang dirasakan. Sikap terhadap perilaku merupakan respon positif maupun negative

yang diberikan seseorang atas perilaku yang akan dilakukan. Kepercayaan dalam

dimensi yang pertama ini meliputi kekuatan atas kepercayaan (beliefs strength) dan

evaluasi terhadap hasil yang akan didapat (evaluation outcome) (Ajzen, 1991).

Dalam lingkup penelitian ini, ketika pengguna mata uang kripto percaya bahwa

respon yang diterimanya positif, maka pengguna mata uang kripto cenderung akan

menggunakan mata uang kripto. Respon positif tersebut di antaranya mata uang

kripto merupakan sesuatu yang baik karena tidak melanggar peraturan dan

Page 12: 2.1.1 Mata Uang Kripto 2.1 Kajian Teoritis TINJAUAN ...media.unpad.ac.id/thesis/120210/2015/120210150081_2_9952.pdfberupa soal-soal matematika dalam kriptologi yang telah dibuat oleh

25

memberikan manfaat, keuntungan materiel, serta kesenangan bagi penggunanya.

Selain itu, respon positif terlihat dari sikap bijaksana yang dilakukan pengguna

mata uang kripto karena melakukan penilaian terlebih dahulu terhadap pengalaman

dan pengetahuan yang dimilikinya.

Norma subjektif merupakan tekanan sosial yang akan diterima seseorang

ketika melakukan sebuah tindakan. Tekanan sosial itu berasal dari orang-orang di

sekitar seperti keluarga, pasangan, teman, dan rekan kerja. Menurut Fishbein dan

Ajzen dalam penelitian Seni dan Ratnadi (2017), kekuatan sosial dapat berbentuk

penghargaan atau hukuman, perasaan senang, dan besarnya anggapan

berpengalaman yang diterima seseorang merupakan bagian dari norma subjektif

(Seni and Ratnadi, 2017). Norma subjektif dapat diartikan pula sebagai persepsi

seseorang terhadap dampak yang akan timbul dari tindakan yang dilakukannya.

Ekspektasi terhadap tekanan sosial dalam Teori Perilaku Terencana menjadi dasar

kedua bagi seseorang dalam bertindak. Dalam norma subjektif, terdapat istilah lain

dari kepercayaan yaitu kepercayaan normatif atau normative belief. Kepercayaan

normatif merupakan kepercayaan mengenai bentuk kesepahaman dan tidak

kesepahaman seseorang atau kelompok yang dapat mempengaruhi seseorang dalam

bertindak (Ajzen, 2005). Kesepahaman dan dukungan positif dari orang-orang di

sekitar membuat peluang yang besar bagi seseorang untuk melakukan sebuah

tindakan.

Kontrol perilaku yang dirasakan merupakan minat seseorang dalam

bertindak. Menurut Sakdiyah, Mahsudi, dan Mawardi, minat merupakan

ketertarikan seseorang terhadap suatu hal, tanpa adanya paksaan (Sakdiyah,

Page 13: 2.1.1 Mata Uang Kripto 2.1 Kajian Teoritis TINJAUAN ...media.unpad.ac.id/thesis/120210/2015/120210150081_2_9952.pdfberupa soal-soal matematika dalam kriptologi yang telah dibuat oleh

26

Mahsuni and Mawardi, 2018). Seseorang yang memiliki minat terhadap suatu hal

akan memperhatikan hal itu secara konsisten. Dimensi ini juga dapat diartikan

sebagai ukuran pemahaman dan kepercayaan seseorang terhadap tingkat kesulitan

yang akan dihadapinya ketika melakukan sebuah tindakan (Seni and Ratnadi,

2017). Ukuran pemahaman dan kepercayaan berasal dari pengalaman masa lalu

yang dimiliki oleh orang lain maupun diri sendiri. Ekspektasi bahwa sebuah

tindakan memiliki kesulitan yang tinggi dapat membuat minat seseorang terhadap

tindakan itu akan kecil.

2.2 Kajian Empiris

2.2.1 Al Shehhi, Oudah, dan Aung (2014)

Penelitian dengan metode dan pembahasan yang serupa mengenai hal-hal

yang mendorong penggunaan dan investasi mata uang kripto oleh masyarakat

pernah dilakukan oleh Al Shehhi, dkk. Penelitian tersebut berjudul “Investigating

Factors Behind Choosing a Cryptocurrency” dan dilakukan untuk menjawab

pertanyaan mengenai hal-hal yang dapat mempengaruhi penambang/pengguna

dalam memilih jenis mata uang kripto. Metode yang digunakan dalam penelitian Al

Shehhi, dkk adalah metode kualitatif deskriptif dengan survei online sebagai teknik

pengumpulan informannya. Terdapat 134 informan di kawasan Timur-Tengah telah

mengisi survei online yang disebarkan oleh Al Shehhi, dkk. Hasil dari penelitian

menunjukkan bahwa popularitas dan nilai koin menjadi daya tarik utamanya. Daya

tarik lainnya yang mempengaruhi penambang/pengguna dalam memilih jenis mata

uang kripto adalah kemudahan penambangan, adanya komunitas, anonimitas,

Page 14: 2.1.1 Mata Uang Kripto 2.1 Kajian Teoritis TINJAUAN ...media.unpad.ac.id/thesis/120210/2015/120210150081_2_9952.pdfberupa soal-soal matematika dalam kriptologi yang telah dibuat oleh

27

privasi, potensi, dan teknologi dalam jenis mata uang kripto tersebut (Shehhi,

Oudah and Aung, 2014a).

2.2.2 Pascual-Ezama, Scandroglio, dan de Liaño (2014)

Penelitian dengan judul “Can we predict individual investors’ behavior in

stock markets? A psychological approach” dilakukan menggunakan metode

kuantitatif dengan model Structural Equation Modelling (SEM). Kuesioner online

menjadi teknik yang digunakan dalam pengumpulan data dengan responden

sebanyak 127 investor yang berasal dari Spanish stock exchange. Penelitian ini

membahas pengaruh Theory of Planned Behavior dalam memprediksi niat dan

perilaku investor pasar saham. Didapatkan hasil bahwa teori tersebut 63% dapat

memprediksi niat yang mana 2 dari 3 varians dapat dijelaskan oleh teori, dan 48%

dapat memprediksi perilaku investor yang mana 1 dari 2 varians dapat dijelaskan

oleh teori tersebut (Pascual-Ezama, Scandroglio and de Lian&tild;o, 2014).

2.2.3 Phan dan Zhou (2014)

Penelitian ini berjudul “Vietnamese Individual Investors’ Behavior in the Stock

Market: An Exploratory Study” dilakukan untuk mengeksplorasi faktor-faktor yang

dapat mempengaruhi perilaku investor pada pasar saham Vietnam. Metode yang

digunakan dalam penelitian ini adalah pendekatan kualitatif melalui wawancara

mendalam terhadap 20 investor pada pasar saham Vietnam. Hasil penelitian

menunjukkan bahwa terdapat 4 faktor psikologis yaitu terlalu percaya diri,

optimisme berlebihan, psikologi risiko, dan perilaku kawanan yang mempengaruhi

perilaku berinvestasi (Phan and Zhou, 2014a).

Page 15: 2.1.1 Mata Uang Kripto 2.1 Kajian Teoritis TINJAUAN ...media.unpad.ac.id/thesis/120210/2015/120210150081_2_9952.pdfberupa soal-soal matematika dalam kriptologi yang telah dibuat oleh

28

2.2.4 Phan dan Zhou (2014)

Penelitian ini berjudul “Factors Influencing Individual Investor Behavior:

An Empirical Study of the Vietnamese Stock Market” dan dilakukan untuk

mengeksplorasi faktor-faktor yang mempengaruhi niat dan perilaku investor di

pasar saham Vietnam dengan menggunakan Theory of Planned. Metode yang

digunakan dalam penelitian adalah kuantitatif dengan model Structural Equation

Modelling (SEM). Survei nasional digunakan untuk mengumpulkan data penelitian

dan diperoleh 570 investor yang berasal dari kota Ha Noi, Da Nang dan Ho Chi

Minh telah mengisi survei tersebut, namun sebelumnya dilakukan wawancara

mendalam untuk memastikan model yang digunakan sudah tepat. Hasil penelitian

menunjukkan bahwa seluruh dimensi pada teori tersebut (sikap, norma subjektif,

dan kontrol perilaku yang dirasakan) berpengaruh signifikan terhadap niat

berinvestasi. Selain itu, penelitian ini juga menggunakan 4 faktor psikologis lainnya

yaitu terlalu percaya diri, optimisme berlebihan, psikologis risiko, dan perilaku

kelompok yang menjadi hasil dari penelitian Khoa Cuong Phan dan Jian Zhou

sebelumnya. Semua faktor psikologis tersebut berpengaruh signifikan terhadap niat

berinvestasi. Penelitian ini juga menemukan bahwa jenis kelamin dapat

memoderasi hubungan antara faktor psikologis dan dimensi dalam Theory of

Planned Behavior terhadap perilaku berinvestasi (Phan and Zhou, 2014b).

2.2.5 Mahastanti dan Hariady (2014)

Penelitian dengan judul “Determining the factors which affect the stock

investment decisions of potential female investors in Indonesia” ini dilakukan untuk

Page 16: 2.1.1 Mata Uang Kripto 2.1 Kajian Teoritis TINJAUAN ...media.unpad.ac.id/thesis/120210/2015/120210150081_2_9952.pdfberupa soal-soal matematika dalam kriptologi yang telah dibuat oleh

29

menemukan faktor-faktor yang dapat mempengaruhi perilaku investasi pada

perempuan di Indonesia. Metode yang digunakan adalah kuantitatif regresi

berganda dengan kuesioner model cross sectional menjadi alat untuk pengumpulan

datanya. Teori acuan yang digunakan adalah Theory of Planned Behavior dengan

hasil menunjukkan bahwa niat membeli produk keuangan dipengaruhi oleh kontrol

perilaku yang dirasakan dan preferensi risiko, sedangkan sikap dan norma subjektif

tidak mempengaruhinya (Mahastanti and Hariady, 2014).

2.2.6 Sondaril dan Sudarsono (2015)

Penelitian berjudul “Using Theory of Planned Behavior in Predicting

Intention to Invest : Case of Indonesia” dilakukan dengan tujuan untuk menguji

kemampuan Theory of Planned Behavior dalam memprediksi niat berinvestasi.

Metode dalam penelitian ini adalah kuantitatif dengan model Partial Least Square

(PLS). Kuesioner online disebar untuk mendapatkan data yang dibutuhkan dan

terdapat 359 responden yang menjadi sampel penelitian ini. Hasil penelitian

menunjukkan bahwa sikap dan norma subjektif berpengaruh signifikan terhadap

niat berinvestasi, sedangkan kontrol perilaku yang dirasakan tidak berpengaruh

signifikan terhadap niat berinvestasi (Sudarsono, 2014).

2.3 Kerangka Pemikiran

Berdasarkan kajian teoritis dan empiris di atas, kerangka penelitian ini dapat

diilustrasikan dalam Bagan 2.1. Pada bagan tersebut terlihat bahwa daya tarik mata

uang kripto yang terdiri dari kemudahan bertransaksi, profitabilitas, bersifat

anonim, keamanan sistem, biaya yang lebih rendah, dan daya tarik lainya dapat

Page 17: 2.1.1 Mata Uang Kripto 2.1 Kajian Teoritis TINJAUAN ...media.unpad.ac.id/thesis/120210/2015/120210150081_2_9952.pdfberupa soal-soal matematika dalam kriptologi yang telah dibuat oleh

30

dilihat menggunakan Teori Perilaku Terencana yang terbagi menjadi beberapa

dimensi yaitu sikap terhadap perilaku, norma subjektif, dan persepsi kontrol

perilaku.

Daya tarik mata uang kripto tersebut akan menentukan pemanfaatan mata

uang kripto oleh pengguna yang tebagi menjadi kegiatan menambang,

perdagangan, dan alat pembayaran. Kegiatan yang dilakukan seluruh pengguna

mata uang kripto menimbulkan pro dan kontra di Indonesia. Pro dan kontra tersebut

menjadi penyebab dari jumlah anggota pengguna mata uang kripto yang terus

meningkat dan total kapitalisasi mata uang kripto yang tetap besar. Hal ini membuat

manfaat yang didapat dari mata uang kripto seperti pelindung dari inflasi, transaksi

menjadi lebih cepat, sistem keuangan menjadi lebih efisien, dan manfaat lainnya

semakin dirasakan oleh banyak orang.

Page 18: 2.1.1 Mata Uang Kripto 2.1 Kajian Teoritis TINJAUAN ...media.unpad.ac.id/thesis/120210/2015/120210150081_2_9952.pdfberupa soal-soal matematika dalam kriptologi yang telah dibuat oleh

31

Bagan 2.1 Kerangka Pemikiran

Manfaat dari mata uang kripto

Daya tarik dari mata uang kripto

Teori Perilaku Terencana

Sikap terhadap perilaku Norma subjektif Persepsi kontrol perilaku

Pro terhadap mata uang kripto Kontra terhadap mata uang kripto

Total kapitalisasi tetap besar Jumlah anggota terus meningkat

Profitabilitas

Kemudahan

bertransakasi

Biaya transaksi yang murah, bahkan tidak ada Daya tarik lainnya

Sifat anonim pada

kegiatan transaksinya

Teknologi

Blockchain

Menambang Trading Alat Pembayaran

Solusi dari hiperinflasi Transaksi menjadi lebih cepat

Sistem keuangan menjadi lebih efisien Manfaat yang lainnya