2.1 Restoran - dewey.petra.ac.id · komersial yang ruang lingkup kegiatanya menyediakan pelayanan...
Transcript of 2.1 Restoran - dewey.petra.ac.id · komersial yang ruang lingkup kegiatanya menyediakan pelayanan...
7Universitas Kristen Petra
2. LANDASAN TEORI
2.1 Restoran
2.1.1 Pengertian Restoran
Suarthana (2006) mendefinisikan restoran merupakan tempat usaha yang
komersial yang ruang lingkup kegiatanya menyediakan pelayanan makanan dan
minuman untuk umum di tempat usahanya. Sedangkan, Ninemeier dan Hays
(2009) mengemukakan bahwa restoran adalah suatu operasi layanan makanan
yang mendatangkan keuntungan yang mana basis utamanya termasuk di dalamnya
adalah penjualan makanan atau minuman kepada individu-individu dan tamu-
tamu dalam kelompok kecil.
2.1.2 Jenis Restoran
Menurut Marsum (2005) mengklasifikasikan restoran atau rumah makan
menjadi beberapa tipe, antara lain:
1. A’la CarteRestaurantadalah restoran yang mendapatkan izin penuh untuk
menjual makanan lengkap dengan banyak variasi dimana tamu bebas memilih
sendiri makanan yang mereka inginkan. Tiap-tiap makanan di dalam restoran
ini memiliki harga masing-masing.
2. Table D‘hoteRestaurantadalah suatu restoran yang khusus menjual menu
table d’hote, yaitu suatu susunan menu yang lengkap (dari hidangan pembuka
sampai penutup) dan tertentu, dengan harga yang telah ditentukan pula.
3. Coffee Shopatau Brasserei adalah suatu restoran yang pada umumnya
berhubungan dengan hotel, suatu tempat dimana tamu biasanya berhubungan
makan siang dan makan malam secara cepat dengan harga yang cukupan atau
paket. Pada umumnya sistem pelayanannya adalah denganAmerican service
dimana yang diutamakan adalah kecepatannya.Ready on plate service, artinya
makanan sudah diatur dan disiapkan di atas piring. Kadang-kadang
penyajiannya dilakukan dengan carabuffet atau prasmanan, dimana makanan
sudah disusun rapih di meja panjang sehingga tamu dapat mengambil
makanannya sendiri sesuai dengan keinginannya.
8Universitas Kristen Petra
4. CafetariaatauCafeadalah suatu restoran kecil yang mengutamakan penjualan
cake(kue-kue),sandwich(roti isi), kopi dan teh. Pilihan makanannya terbatas
dan tidak menjual minuman beralkohol.
5. Canteenadalah restoran yang berhubungan dengan kantor, pabrik, dan sekolah,
tempat dimana para pekerja atau pelajar biasa mendapatkan makan siang atau
coffee break, yaitu acara minum kopi disertai makanan kecil atau selingan jam
kerja, jam belajar ataupun dalam acara rapat-rapat dan seminar.
6. Continental Restaurantadalah suatu restoran yang menitik beratkan hidangan
continentalpilihan dengan pelayanan megah. Suasananya santai, susunannya
agak rumit, disediakan bagi tamuyang ingin makan secara santai.
7. Carvery adalah suatu restoran yang berhubungan dengan hotel dimana para
tamu dapat mengisi sendiri hidangan panggang sebanyak yang mereka
inginkan dengan harga hidangan yang sudah ditetapkan.
8. Dining Roomterdapat dihotel kecil, motel atau inn merupakan tempat yang
tidak lebih ekonomis dari pada tempat makan biasa.Dining room pada
dasarnya disediakan untuk para tamu yang tinggal di hotel itu, namun yang
terbuka bagi para tamu dari luar.
9. Discothequeialah suatu restoran yang pada prinsipnya berarti tempat dansa
sambil menikmati alunan musik. Kadang-kadang juga menampilkanlive band.
Bar adalah salah satu fasilitas utama untuk sebuahdiscotheque. Hidangan
yang tersedia umumnya berupa makanan ringan.
10.Fish and Chip Shopialah suatu restoran yang banyak terdapat di Inggris,
dimana kita dapat membeli macam-macam kripik (chips) dan ikan goreng,
biasanya berupa ikan Cod, dibungkus dalam kertas dan dibawa pergi. Jadi
makanannya tidak dinikmati di tempat itu.
11.Grill Room adalah suatu restoran yang menyedikan bermacam-macam daging
panggang. Pada umumnya antara restoran dengan dapur dibatasi dcngan sekat
dinding kaca sehingga para tamu dapat memilih sendiri potongan daging yang
dikehendaki dan melihat sendiri bagaimana memasaknya.Grill room kadang-
kadang disebut juga sebagaisteak house.
9Universitas Kristen Petra
12. Inn Tavern ialah suatu restoran dengan harga cukupan yang dikelola oleh
perorangan di tepi kota. Suasananya dibuat dekat dan ramah, dengan tamu-
tamu. Sedangkan hidangannya lezat-lezat.
13.Night Club/Super Clubadalah suatu restoran yang pada umumnya mulai
dibuka menjelang larut malam, menyediakan makan malam bagi tamu-tamu
yang ingin santai. Dekorasinya mewah, pelayanannya megah. Band
merupakan kelengkapan yang diperlukan. Para tamu dituntut berpakaian resmi
dan rapi sehingga manaikkan gengsi.
14.Pizzeriaadalah suatu restoran yang kusus menjual pizza. Kadang-kadang juga
adaspaghettiatau makanan khas Italia lainnya.
15.Pan Cake House/Creperieadalah restoran yang khusus menjualpan cakedan
crepesyang diisi dengan berbagai macam manisan di dalamnya.
16.Pub pada mulanya merupakan tempat hiburan umum yang mendapat izin
menjual minuman bir serta minuman beralkohol lainnya. Para tamu
mendapatkan minumannya daricounter (meja panjang yang membatasi dua
ruangan). Pengunjung dapat menikmati suasana dengan duduk bersantai atau
berdiri. Hidangan yang tersedia berupa makanan ringan seperti roti isi dan pie.
Sekarang kita bisa mendapatkan banyak hidangan pengganti di pub.
17.Snack Bar/Cafe/Milk Baradalah semacam restoran cukupan yang sifatnya
tidak resmi dengan pelayanan cepat dimana para tamu mengumpulkan
makanan mereka di atas baki yang diambil dari atas counter dan kemudian
membawanya ke meja makan. Para tamu bebas memilih makanan yang
disukainya. Makanan yang disediakan biasanya adalahhamburger, sausages
dansandwhich.
18.Speciality Restaurantadalah restoran yang suasana dan dekorasi seluruhnya
disesuaikan dengan tipe khas makanan yang disajikan atau temanya. Restoran
semacam ini menyediakan masakan Cina, Jepang, Italia dan sebagainya.
Pelayanannya sedikit banyak berdasarkan tatacara negara tempat asal
makanan spesial itu.
19.Terrace Restaurantadalah suatu restoran yang terletak di luar bangunan,
namun pada umumnya masih berhubungan dengan hotel maupun restoran
10Universitas Kristen Petra
induk. Di negara-negara barat pada umumnya restoran tersebut hanya buka
pada waktu musim panas saja.
20.Gourmet Restaurantialah suatu restoran yang menyelenggarakan pelayanan
makan dan minum untuk orang-orang yang berpengalaman luas dalam bidang
rasa makanan dan minuman. Keistimewaan restoran iniialah makanan dan
minumannya yang lezat-lezat, pelayanannya megah danharganya cukup mahal.
21.Family Type Restaurantialah suatu restoran sederhana yang menghidangkan
makanan dan minuman dengan harga tidak mahal, terutama disediakan untuk
tamu-tamu keluarga maupun rombongan.
22.Main Dining Roomialah suatu restoran atau ruang makan utama yang pada
umumnya terdapat di hotel-hotel besar. Dimana penyaji makanannya secara
resmi, pelan tapi masih terikat oleh suatu peraturan yang ketat. Pelayanannya
biasa menggunakan ala Perancis atau Rusia. Tamu-tamu yang hadir pun pada
umumnya berpakaian resmi atau formal.
Dari pengertian di atas dapat disimpulkan bahwa restoran ataupuncafe
merupakan salah satu bisnis usaha yang menyediakan makanan dan minuman.
Perbedaannya yaitu bahwa restoran biasanya menawarkan menu yang lebih
banyak dan sifatnya lebih formal, sedangkancafe menawarkan jenis menu yang
terbatas dan sifatnya tidak resmi dengan kapasitas ruangan lebih kecil. Dari jenis
restoran yang dijabarkan di atasDomicile Kitchen and Loungetermasuk tipeA’la
Carte Restaurantyang memilki variasi makanan dengan harga yang sudah di
sediakan.
2.2 Store Atmosphere
2.2.1 Pengertian Store Atmosphere
Mowen (2014) menjelaskan bahwastore atmosphereberhubungan dengan
para manajer melalui rancangan desain bangunan, ruang interior, tata ruang,
lorong-lorong, tekstur karpet dan dinding, bau, warna, bentuk dan suara yang
dapat mempengaruhi persepsi pelanggan.Store Atmospheremerupakan salah satu
elemen penting dari retailing mix yang mampu mempengaruhi proses
kenyamanan pelanggan, karena jika pelanggan merasa nyaman maka tidak hanya
memberi respon terhadap barang dan jasa yang ditawarkan oleh pengecer, tetapi
11Universitas Kristen Petra
juga memberikan respon terhadap lingkungan pembelian yang diciptakan oleh
pengecer, seperti yang dikemukakan oleh Levy dan Weitz (2001) yaitu dari
definisi dapat diartikan bahwastore atmosphereadalah mendesain suatu
lingkungan melalui komunikasi visual, pencahayaan, warna, musik dan
penciuman untuk merangsang presepsi dan emosi dari pelanggan yang pada
akhirnya dapat mempengaruhi perilaku pembelanjaan. Berman dan Evan (2012)
bahwa, “Store Atmosphereadalah desain lingkungan melalui komunikasi visual,
pecahayaan, warna, musik, dan aroma untuk merancang respon emosional dan
persepsi pelanggan sehingga dapat mempengaruhi pelanggan dalam membeli
barang.”
Dari pengertian di atas, dapat disimpulkan bahwaStore Atmosphereadalah
suatu karakteristik fisik yang penting bagi setiap bisnis, hal ini berperan sebagai
penciptan suasana yang nyaman untuk pelanggan dan membuat pelanggan ingin
kembali lagi ke restoran serta secara tidak langsung merangsang pelanggan untuk
melakukan pembelian.
2.2.2 Komponen Dalam Store Atmosphere
Menurut Levy dan Weitz (2001),store atmospherememiliki beberapa
komponen, antara lain:
1. Lighting
Menurut IESNA (2000), cahaya adalah pancaran energi dari sebuah
partikel yang dapat merangsang retina manusia dan menimbulkan sensasi
visual. Adaya menambah jumlah jendela dan membiarkan lebih banyak sinar
matahari yang masuk dapat meningkatkan keadaan suasana hati pelanggan.
Sumber cahaya terdiri dari 2 yaitu, cahaya alami dimana cahaya yang di
dapat melalui sinar matahari dari luar ruangan dan cahaya buatan dimana
untuk mendapatkan cahaya digunakan bantuan dari dalam seperti lampu.
Pencahayaan memberikan kesan ruang dan bentuk. Di dalam sebuah restoran
pencahayaan jangan terlalu terang, namun juga jangan terlalu gelap. Penataan
pencahayaan yang baik akan memberi kesan ruang yang baik pula. Untuk
memperoleh sistem pencahayaan yang baik perlu diperhatikan mengenai
kuantitas cahaya sesuai dengan kebutuhan manusia.
12Universitas Kristen Petra
Menurut Lawson (2002), pencahayaan di restoran sebaiknya memiliki ciri-
ciri sebagai berikut:
a. Pencahayaan yang terlalu terang atau terlalu gelap akan berakibat mata
sakit.
b. Pencahayaan seragam menyebabkan atmosfer terasa membosankan.
c. Cahaya yang terlalu tajam menyebabkan makanan tidak membuat
berselera.
d. Pencahayaan yang baik menggabungkandirect lightning, indirect
lightning,dandown lightning.
e. Tingkat aktivitas yang tinggi seperti kasir harus memiliki pencahayaan
yang tinggi.
2. Music Background
Mempengaruhi lama tidaknya pelanggan berada dalam suatu restoran
karena musik bisa membuat kenyamanan suasana pelanggan saat menikmati
makanan di bawah kesadarannya. Selain itu adanya layanan musik akan
memberikan suasana yang lebih santai pada pelanggan, khususnya pelanggan
yang ingin menikmati suasana yang santai dengan menghilangkan kejenuhan,
kebosanan, maupun stress sambal menikmati makanan. Musik yang terlalu
keras dapat mengganggu kenyamanan pelanggan disaat berbicara sehingga
volume yang diberikan harus benar-benar sesuai dengan standart pendengaran
tidak terlalu keras maupun tidak terlalu kecil (Mowen, 2014).
3. Temperature
Meliputi suhu ruangan yang nyaman bagi pelanggan. Suhu tidak terlalu
panas atau terlalu dingin. Menurut Suptandar (2004) suhu yang cukup dingin
akan membuat pelanggan merasa kedinginan sehingga dapat merasang
pelanggan untuk membeli minuman yang hangat sedangkan untuk suhu ruang
yang terlalu panas akan meransang pelanggan untuk melakukan pembelian
terhadap jenis minuman yang dingin. Suhu ruang yang terlalu dingin dan yang
terlalu panas akan membuat pelanggan tidak akan betah untuk lebih lama
berada di restoran. Ada 2 sistem untuk mengatur kesejukan udara, yaitu sistem
alami (udara di luar ruangan) dan mekanis (Air Conditioner).
13Universitas Kristen Petra
4. Aroma
Meliputi aroma yang dapat menjaditrademark dari restoran tersebut.
Aroma juga menimbulkan reaksi dari makanan yang akan mempengaruhi
indera pencium yang dapat menimbulkan hasrat bagi para pelanggan untuk
melakukan pembelian dan membuat kembali lagi. Sebaliknya aroma yang
kurang sedap akan mengganggu pelanggan dan membuat menjadi tidak betah
berada di ruangan bahkan tidak akan kembali lagi. Mowen (2014) melakukan
studi kasus dan mendapatkan para pelanggan lebih sering kembali ke restoran-
restoran yang diberi aroma wangi dan menganggap sajian yang dijual di
restoran tersebut mempunyai kualitas lebih baik daripada sajian yang di jualdi
restoran yang tidak menggunakan aroma wangi. Intensitas dan sifat aroma
wangi yang rupanya berpengaruh selama tidak melanggar atau berlebihan.
5. Tata Ruang/Sitting Layout
Menurut Mowen (2014) berguna untuk memudahkan pergerakan
pelanggan serta untuk mendukung suasana atmosfer yang diinginkan. Secara
potensial, keadaan yang berdesakan akan menambah kecemasan atau tidak
nyaman pelanggan saat menyatap makanan, menurunkan kepuasan makan,
dan secara negatif dapat mempengaruhi citra restoran. Keadaan tempat duduk
yang nyaman dapat membuat pelanggan akan lebih lama lagi untuk berada di
dalam restoran bahkan akan membuat suatu pemikiran untuk datang kembali.
Pengaturan tempat duduk secara dramatis dapat mempengaruhi pola
komusikasi antar pelanggan. Jarak 1 meja dengan meja lain tidak saling
berdekatan sehingga pelanggan tidak terganggu dengan kebisingan pelanggan
lain.
6. Building Design
Bangunan restoran juga menjadi salah satu alasan pertama untuk para
pelanggan akan berkunjung dan memutuskan tindakan pembelian atau tidak.
Sehingga dengan bangunan tampak luar dari restoran yang unik dan sesuai
akan menarik pelanggan untuk mencoba (Mowen, 2014). Menurut Levi and
Weitz (2001)outstore atmosphere(building design)adalah penataan ruangan-
ruangan luar restoran meliputi desain papan nama luar ruangan, penempatan
pintu masuk, bentuk bangunan dilihat dari luar, dan sistem pencahayaan luar
14Universitas Kristen Petra
ruangan. Desain memiliki peran yang sangat penting untuk menimbulkan
kesan nyaman, baik untuk penyewa atau pengunjung dalam beraktivitas
(Mowen, 2015). Selain itu,building design juga memiliki pengaruh yang
sangat kuat dalam membentuk citra toko tersebut maka dalam hal ini bagian
luar toko harus direncanakan dengan sangat baik (Berman dan Evan, 2010).
2.3 Customer Satisfaction
Customer satisfactiondapat diartikan sebagai respon evaluasi dari persepsi,
seperti dinyatakan oleh Tjiptono (2001) bahwacustomer satisfactionmerupakan
evaluasi purnabeli dimana alternative dipilih sekurang-kurangnya memberi hasil
yang sama atau melampaui harapan pelanggan, sedangkan ketidakpuasan
pelanggan timbul ketika hasil (outcome)yang tidak sesuai dengan harapan. Selain
itu, customer satisfactionmerupakan suatu perasaan senang atau kecewa
pelanggan yang muncul setelah membandingkan antara persepsinya terhadap
kinerja atau hasil dari suatu produk dan harapan-harapanya. Disini tingkat
customer satisfactionmenjadi fungsi dari perbedaan antara kinerja yang dirasakan
dengan harapan. Jika kinerja dibawah harapan maka pelanggan akan merasa
kecewa dan bila kinerja sesuai bahkan melebihi harapan maka pelanggan akan
puas dan sangat puas. Harapan pelanggan bisa dibentuk dari pengalaman masa
lampau, komentar dari orang disekitar lingkungannya bergaul serta janji dan
informasi dari pemasar dan saingannya.
Adapun pengertian lain menurut Kotler dan Keller (2009) kepuasan pelanggan
adalah perasaan pelanggan yang puas atau kecewa yang dihasilkan dari
membandingkan kinerja yang dipersepsikan produk (atau hasil) dengan ekspektasi
pelanggan. Jika kinerja gagal memenuhi ekspektasi, maka pelanggan tidak akan
puas. Hal sebaliknya akan terjadi, jika kinerja sesuai dengan ekspektasi, maka
pelanggan akan puas.
Ada 3 metode yang bisa dipakai untuk mengukur tinggi tidaknya kepuasan
pelanggan terhadap suatu perusahaan menurut Kotler dan Keller (2009), yaitu:
1. Periodic surveys(survei berkala)
Survei berkala mampu melacak kepuasan pelanggan secara langsung dan
juga mengajukan pertanyaan tambahan untuk mengukur niat pembelian kembali
15Universitas Kristen Petra
dan kemungkinan atau kesediaan responden untuk merekomendasikan suatu
perusahaan dan merek kepada orang lain.
2. Customer loss rate(tingkat kehilangan pelanggan)
Pengukuran tingkat kehilangan pelanggan dapat dilakukan dengan
mengamati secara langsung kepada pelanggan yang merupakan pelanggan tetap.
Pencegahan yang dapat dilakukan kepada pelanggan yang tidak datang lagi ke
perusahaan kita adalah dengan menghubungi pelanggan tersebut.
3. Mystery shoppers(pelanggan misterius)
Pelanggan misterius merupakan seseorang yang berperan sebagai pembeli
potensial dan melaporkan titik kuat dan titik lemah yang dialaminya dalam
berbelanja produk di perusahaan tersebut ataupun saat berbelanja di perusahaan
kompetitor.
“Satisfaction is a person’s feelings of pleasure or disappointment that
result from comparing a product’s perceived performance (or outcome) to their
expectations”, yang berarti perasaaan pelanggan yang puas atau kecewa yang
dihasilkan dari membandingkan kinerja yang dipersepsikan produk (atau hasil)
dengan ekspetasi pelanggan. Jika kinerja gagal memenuhi ekspektasi , maka
pelanggan tidak akan puas. Hal sebaliknya akan terjadi, jika kinerja melebihi
ekspektasi, maka pelanggan akan puas. Sedangkan jika kinerja melebihi ekspetasi,
maka pelanggan akan sangat puas atau senang. Pelanggan yang puas cenderung
akan lebih setia dengan produk yang ditawarkan, adanya kenyamanan pelanggan
terhadap tempat dan fasilitas yang disediakan, kesediaan pelanggan untuk
menceritakan ke pelanggan lain tentang suasana (atmosfer) dan produk yang
memuaskannya, harapan pelanggan melebihi yang diinginkan.
2.4 Hubungan Antar Konsep
Penulis mencoba memberikan gambaran hubunganstore atmosphere
terhadapcustomer satisfaction. Levy and Weitz (2001) mengemukakan bahwa
“customer purchasing behavior is also influenced by the store atmosphere”yang
artinya perilaku pembelian pelanggan juga dipengaruhi oleh suasana lingkungan.
Dengan adanya suasana yang menarik dan unik akan memancing keinginan
berkunjung dari seorang pelanggan untuk melakukan pembelian. Situasi yang
16Universitas Kristen Petra
dimaksud adalah keadaan lokasi atau kondisi ruangan (atmosfer) dimana
pelanggan dapat menikmati suasana yang nyaman saat mengkonsumsi suatu
produk. Pembahasan faktor situasi disini menekankan pada atmosfer yang
disediakan oleh perusahaan dalam menarik minat pelanggan untuk datang. “Store
Atmosphere is a critical element in service. It can be the customer’s reason in
choosing to do business with an establishment”(Kotler, 2012). Kalimat tersebut
memiliki arti bahwastore atmospheremerupakan elemen layanan yang kritis.
Dari hasil penelitian terdahulu, dapat diketahui bahwa terdapat hubungan
atau pengaruh variabel restaurant atmosphere (X1) terhadap kepuasan konsumen
(Y) di Dream Cars Resto and Café Surabaya. Besar pengaruh dapat dilihat dari
nilai Adjusted R Square sebesar 3,099 didukung pula dengan tingkat signifikansi
sebesar 0,002 < 0,05 atau 5% (Netty and Saino, 2015).Store atmospheredapat
menjadi salah satu alasan pelanggan melakukan transaksi kepada suatu restoran.
Setiap pelanggan sangat dipengaruhi oleh hasil suatu produk serta bentuk-bentuk
layanan lainnya yang tidak nyata. Mulai dari pelanggan masuk dalam restoran,
mengkonsumsi makanan dan minuman, sampai dengan pelanggan pulang, para
pelanggan akan memperhatikan semua yang ada. Sehingga hal tersebut perlu
diperhatikan untuk memberikan suatu layanan yang berkualitas dan untuk
menemukan manakah yang membutuhkan peningkatan lebih lanjut (Mowen,
2014).
Variabel pencahyaan sangat mengacu pada seberapa nyaman mata
pelanggan dapat melihat buku menu. Cahaya yang terlau terang maupun terlalu
redup cenderung membuat mata menjadi sakit. Variabel aroma membantu
pencitraan terhadap suasana yang rileks dan membuat hasrat ingin membeli suatu
produk. Sedangkan variabelmusic backgroundlebih mengarah terhadap suasana
santai dan menghilankan kejenuhan dengan volumemusicyang tidak terlalu keras
maupun tidak terlalu kecil. Variabel temperatur mengarah kepada pelanggan dapat
bertahan lama di suatu tempat. Dengan suhu ruangan yang panas maupun ruangan
yang dingin membuat pelanggan tidak nyaman dan tidak ingin berkunjung
kembali. Variabel tata ruang/sitting layout akan membuat pelanggan dapat
bergerak dengan leluasa di dalam ruangan. Dengan adanya jarak yang cukup antar
meja dengan meja lain dapat membuat pelanggan berkomunikasi dengan baik.
17Universitas Kristen Petra
Variabelbuilding designyang luas dan cukup menarik dapat membuat pelanggan
berani mencoba. Desain yang unik akan menarik perhatian pelanggan.
2.5 Kerangka Berpikir
Penelitian mengenai pengaruhstore atmosphereterhadap customer
satisfaction di Domicile Kitchen and LoungeSurabaya dapat diilustrasikan
sebagai berikut:
Gambar 2.1 Kerangka berpikir
2.6 Hipotesis Penelitian
H1: Lighting (X1) diduga berpengaruh positif signifikan terhadapCustomer
Satisfaction (Y).
18Universitas Kristen Petra
H2: Music background (X2) diduga berpengaruh positif signifikan terhadap
Customer Satisfaction (Y).
H3: Aroma (X3) diduga berpengaruh positif signifikan terhadapCustomer
Satisfaction (Y).
H4: Temperature (X4) diduga berpengaruh positif signifikan terhadapCustomer
Satisfaction (Y).
H5: Sitting Layout (X5) diduga berpengaruh positif signifikan terhadapCustomer
Satisfaction (Y).
H6: Building Design (X6) diduga berpengaruh positif signifikan terhadap
Customer Satisfaction (Y)
H7: Store Layout/Sitting Layoutdiduga berpengaruh positif signifikan dominan
terhadapCustomer Satisfaction (Y).
Berdasarkan hasil penelitian Muhammad Faud dalam jurnal berjudul “Store
Atmospheredan Perilaku Pembelian Konsumen di Toko Buku Gramedia
Malang”, hasil penelitian menunjukkan bahwastore layout memiliki
dampak paling dominan dalam variabelstore atmosphere.